22/10/2014 Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam | felixsiauw
http://felixsiauw.com/home/dracula-untold-upaya-stigmatisasi-negatif-islam/ 1/6
Dracula Untold; Upaya StigmatisasiNegatif IslamPosted by felixsiauw on Oct 15, 2014
Terus terang sampai saat saya menulis artikel ini, saya sama sekali belum
pernah menyaksikan film yang “Dracula: Untold” yang dirilis industri film
terbesar dunia Hollywood itu. Yang jelas sebelum saya menyaksikan
sebenarnya saya pun sudah mendapat kabar bahwa film tersebut akan
ditayangkan pada bulan Oktober ini.
Bagi saya, Dracula punya tempat tersendiri dalam benak. Bukan karena
saya fans Dracula, tapi lebih kepada secara historis, banyak sekali tokoh-
tokoh yang terdistorsi, dan akhirnya berujung pada penggambaran tidak sebenarnya, termasuk Dracula yang
sebenarnya punya kelindan sejarah dengan sejarah Islam.
Sebagai seorang Muslim yang menggemari sejarah, khususnya sejarah Khilafah Utsmani, lebih khusus lagi
rentang waktu masa kebangkitan dan kejayaan Utsmani (1453 – 1571), nama Dracula semakin penting bagi
saya, karena berkaitan erat dalam rentang waktu yang saya dalami sejarahnya. Dracula berkaitan dengan
tokoh sentral yang membawa Utsmani ke masa kegemilangannya yaitu Sultan Mehmed II Al-Fatih, juga
berkaitan dengan serentetan peristiwa yang terjadi di masa pemerintahannya.
22/10/2014 Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam | felixsiauw
http://felixsiauw.com/home/dracula-untold-upaya-stigmatisasi-negatif-islam/ 2/6
Bila ada yang paling bertanggung jawab atas distorsi Dracula maka Bram Stoker adalah orangnya, dari novel
yang dibesutnya, Dracula diingat oleh orang tidak ada ubahnya seperti setan, kastil mengerikan, vampire, dan
tokoh-tokoh mengerikan lainnya. Walaupun Bram Stoker tidak salah secara total, Dracula memang sadis dan
mengerikan aslinya, bahkan kesadisannya melewati kesadisan yang pernah ada dalam sejarah manusia,
namun tetap Dracula versi Bram Stoker bukanlah Dracula yang sebenarnya.
Karenanya tatkala menyaksikan trailer “Dracula: Untold”, setengah diri saya merasa bergembira, sontak saya
berkata kepada Sayf Muhammad Isa, rekan penulis saya di buku Novel Serial “The Chronicles Of Ghazi”
“Sa, akhirnya ada film yang menggambarkan sosok Dracula yang benar sebagaimana sejarah! Walaupun tau
sendiri lah, Hollywod akhirnya mencampurkannya dengan takhayul untuk kepentingan komersial, pake bisa
berubah jadi kelelawar segala, kayak betmen aja..”.
Saya tidak berharap banyak pada Hollywood, dan saya sudah menebak bahwa film ini akan penuh dengan
twist sejarah sebagaimana film Hollywood yang sudah-sudah, secara mereka memang bukan lembaga
penelitian sejarah, namun pembuat hiburan. Dan Hiburan sebagaimana yang kita ketahui, jarang yang
memperhatikan efek edukasi dan kebenaran sejarah.
Karenanya menjadi sebuah tanggung jawab bagi saya seorang penggemar sejarah Islam, untuk mengkritisi
film ini, dan menyajikan fakta-fakta yang sebenarnya, agar kaum Muslim memiliki opsi tentang sejarah
Dracula yang sebenarnya, dan bahkan mengetahui sejarah yang sebenarnya.
Sedikit Jalan Cerita “Dracula: Untold”
Mengambil setting pada abad ke-15 lebih tepatnya sekitar tahun 1461, dikisahkan Vlad III (Dracula) yang
sedang berkuasa di Transylvania kedatangan utusan dari Kesultanan Turki Utsmani yang dipimpin oleh
Hamza Bey untuk menyerahkan 1.000 laki-laki untuk dijadikan pasukan khusus bagi Sultan Mehmed II.
Mengetahui bahwa 1.000 anak laki-laki yang diminta akan dilatih menjadi pasukan khusus Turki
sebagaimana dirinya, Vlad tidak ingin anak muda Transylvania dilatih seperti dirinya, yang menjadi mesin
pembunuh sempurna tanpa kode etik dan moral. Dia menolak permintaan itu, dan dari sinilah masalahnya
dimulai.
Singkat cerita, karena kekurangan jumlah pasukan dan infrastruktur, Vlad menjual jiwanya pada Master
Vampire yang memberinya kekuatan malam, kekuatan terlarang yang dengannya dia bisa melakukan apapun
yang dia inginkan, termasuk menghancurkan pasukan Turki hanya dengan kekuatannya saja.
Dus, pertempuran antara Vlad dan Mehmed tidak bisa dielakkan, demi melindungi putranya dan juga
keluarganya, serta seluruh Transylvania dan juga Eropa yang berada dalam bahaya invasi Mehmed yang
bengis, Vlad harus menjual jiwanya, dia harus menjadi jahat untuk punya kekuatan dan menang. Dan
begitulah akhirnya, Vlad berhasil mengalahkan Mehmed dan membunuhnya dengan cara menghisap
darahnya, cerita pun berakhir. Dan Vlad telah mati, dan Dracula pun lahir.
Dan tanpa sadar, sekali lagi Hollywood menyesatkan dunia, menjadikan Islam dan Muslim sebagai antagonis,
dan kekejaman Vlad seolah dihumanisasi, dianggap wajar demi melindungi keluarganya, dan
mempertahankan dunia Barat, Kristen sebagai protagonis.
22/10/2014 Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam | felixsiauw
http://felixsiauw.com/home/dracula-untold-upaya-stigmatisasi-negatif-islam/ 3/6
Dan sekali lagi, dengan mengorbankan fakta-fakta sejarah yang sebenarnya.
Sejarah Sebenarnya Tentang Vlad III Dracul (Dracula)
Pada faktanya, Vlad III tidak pernah menguasai Transylvania, namun wilayah yang diwariskan kepadanya
adalah wilayah Wallachia, Rumania. Dia adalah anak dari Vlad II yang menyerah pada kekuasaan Kesultanan
Turki Utsmani pada masa Murad II, ayah Mehmed II. Mehmed II dan Dracula memang berseteru, namun
Mehmed tidak pernah mati di tangan Dracula, yang terjadi justru sebaliknya, Dracula yang kalah dalam
perseteruannya dengan Mehmed II.
Ilustrasi Vlad III Dracul yang sesungguhnya berbandingDracula yang ada di Hollywood
“Dracul-ae” itu sebutan bahasa Rumania untuk bangsawan Ordo Naga (Rumania; Draco = Naga), dan
akhiran “-ae” bermakna “putranya dari”. Adapun “Ordo Naga” ini sendiri adalah salah satu kelompok ksatria
yang disiapkan oleh Sigismund sang Raja Suci Romawi sebagai ksatria khusus dalam perang salib
Nama Dracula sendiri merujuk pada Vlad III “Tepes”, anak dari Vlad II voivode (gubernur) Wallachia,
Rumania. Pada masa Vlad II ayahnya, Wallachia dikuasai oleh Kesultanan Utsmani, dan sebagai jaminan
kesetiaan, Vlad III (Dracula) kemudian dikirimkan untuk disekolahkan di Kesultanan Utsmani
Dracula/Vlad III lalu dididik di kesatuan Yeniseri, tempat pasukan khusus militer Kesultanan Turki bersama
adiknya Radu Cel Frumos. Disitulah mereka belajar di kesatuan militer terbaik pada masanya. Usia Dracula
waktu itu masih belia, 13 tahun saja, hanya selisih satu tahun lebih tua dari Mehmed II putra Murad II
Sultan Turki pada saat itu.
Namun walau masih belia, Dracula sudah disumpah dalam Ordo Naga yang dibentuk untuk memerangi kaum
Muslim, dan itulah yang jadi niatnya. Karenanya dia sangat membenci Mehmed dan Islam, walau adiknya
Radu Cel Frumos menjadi Muslim dan panglima Yeniseri kepercayaan Mehmed pada gilirannya saat
memangku jabatan Sultan Turki.
Saat ayahnya Vlad III Dracul, yaitu Vlad II dibunuh dan dikudeta pada 1447 oleh John Hunyad dari Hungaria,
Kesultanan Utsmani lalu membantu membebaskan Wallachia dari cengkeraman John Hunyad. Selepas itu
Sultan Murad II, ayah Mehmed II, lalu meminta pada Vlad III untuk menggantikan ayahnya memimpin di
22/10/2014 Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam | felixsiauw
http://felixsiauw.com/home/dracula-untold-upaya-stigmatisasi-negatif-islam/ 4/6
Wallachia.
Diluar dugaan Sultan Murad II, inilah kesempatan yang ditunggu-tunggu Vlad III Dracul, yang sedari awal
pun membenci ayahnya karena mau tunduk pada kaum Muslim. Berbekal bahasa Arab, Turki dan
pengetahuan militer di Yeniseri, Dracula menyamar menjadi bagian dari kaum Muslim di setiap benteng-
benteng kaum Muslim dan menghabisi benteng-benteng Islam di Rumania dari dalam.
Pasca 1453 Sultan Mehmed II yang bergelar Al-Fatih karena berhasil menaklukkan Konstantinopel,
mengutus beberapa utusannya untuk memastikan semua hal baik-baik saja di Wallachia pada tahun 1459.
Tanpa ampun Vlad III Dracul membunuh utusan-utusan dari Kesultanan Turki yang datang untuk menagih
jizyah (pajak bagi orang kafir) yang seharusnya dibayarkan setiap tahun. Mencari masalah, Vlad III
membunuh para utusan ini dengan memaku surban mereka ke kepalanya. Dengan dalih bahwa utusan itu
bertindak kurang ajar, tidak menghormatinya dengan tidak mau melepas surbannya, dan hanya ingin
membuka surbannya dihadapan Allah.
Mendengar hal ini Sultan Mehmed II lalu menanggapi masalah Wallachia secara khusus. Pada 1461 Sultan
Mehmed II memerintahkan panglimanya Hamzah Bey membawa 1.000 pasukan untuk menangkap Dracula
dan mengembalikan kestabilan di wilayah Wallachia, dan nasib 1.000 pasukan ini berakhir tragis.
Dracula menggunakan kemampuan infiltrasinya dengan apa yang dia pelajari di Yeniseri, dia benar-benar
memahami taktik dan strategi berperang ummat Muslim, lalu dengan gerakan-gerakan yang efektif, Dracula
kemudian mengalahkan dan membantai 1.000 pasukan Muslim itu. Dracula menyula (menusuk dengan kayu
dari anus hingga tembus ke kerongkongan) 1.000 pasukan ini, hingga jadi hutan mayat manusia. Hamza
Bey, komandan pasukan ini, ditempatkan ditengah hutan mayat dan ditaruh di kayu paling tinggi sebagai
simbol.
Sejak itu Vlad III Dracul mendapat gelar “Tepes” atau “The Impaler” – “Sang Penyula”, kekejamannya
dikenal dan diakui dunia
Mendapati hal ini, Sultan Mehmed II lalu menugaskan Radu Cel Frumos, adik dari Vlad III Dracula untuk
memimpin 90.000 pasukan guna menghentikan Dracula. Perlu serigala untuk hentikan serigala, Mehmed
paham bahwa Radu orang yang tepat karena dataran Rumania hanya bisa dipahami orang aslinya
Radu Cel Frumos (Radu TheHandsome), adik dari Vlad
III Dracul
22/10/2014 Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam | felixsiauw
http://felixsiauw.com/home/dracula-untold-upaya-stigmatisasi-negatif-islam/ 5/6
Berbeda dengan kakaknya Vlad III Dracula, adiknya Radu Cel Frumos (The Handsome) ini memeluk Islam dan
menjadi Muslim serta pemimpin pasukan khusus Yeniseri. Radu memimpin 90.000 menerobos hutan dan
tanah berbukit Rumania untuk menyerang kakaknya Dracula yang bertahan di benteng ‘Poenari’ miliknya
Catatea Poenari, Benteng Vlad III Dracula
Pertempuran ini sangat tidak mudah, mengingat Cetatea Poenari (Benteng Poenari), sangat terjal tanahnya
dan sulit ditembus. Akhirnya serangan Radu pada 1462 puncaknya di Benteng Poenari terjadi malam hari
yang dikenal “Atacul de Noapte” – “The Night Attack”
Radu Cel Frumos menggantikan Dracula jadi pemimpin Wallachia setelah mengalahkannya. Dracula yang
kalah dalam peperangan menyelamatkan diri dan lari meminta perlindungan pada John Hunyad Raja
Hungaria. Dracula menghabiskan sisa hidupnya dibawah kekuasaan pembunuh ayahnya, John Hunyad yang
juga rival Sultan Mehmed lainnya, sebelum akhirnya Dracula meninggal pada 1478 ditebas pedang pasukan
Utsmani juga.
Namun warisan Dracula tetap kekal bagi dunia, kekejaman tiada banding yang dia contohkan, dan
kebiadaban tanpa batas. Sampai saat ini Rumania mengakuinya sebagai pahlawan negara dalam perang salib,
dan patung-patungnya bertebaran di Rumania. Bagi kaum Muslim, Dracula adalah simbol kekejaman musuh
kemanusiaan, penusuk manusia, dan penghisap darah. Namun saat ini konsep Dracula, Vampir, dibuat dan
dibungkus dengan bagus hingga memikat ummat Muslim dan melupakan wajah aslinya
Hollywood memang pintar berpropaganda dengan memelintir sejarah, dan menjadikan Kesultanan Turki yang
Muslim seolah beringas, barbar kejam dan tak berprikemanusiaan. Padahal dalam kenyataan justru
sebaliknya, pasukan Muslim adalah pasukan yang penuh kebaikan, kekesatriaan dan mempertunjukkan nilai-
nila dasar seperti keberanian, kejujuran, kasih-sayang dan pengampun.
Karena itulah, saya dan Sayf Muhammad Isa, membesut kisah sebetulnya dari para pejuang Islam dari Turki
Utsmani ini, yang bangga menyebut dirinya pejuang Allah, Ghazi. Dimana Dracula juga menjadi bagian
penting daripada penceritaan ini. Dan secara sejarah, isi novel ini juga mampu dipertanggungjawabkan,
22/10/2014 Dracula Untold; Upaya Stigmatisasi Negatif Islam | felixsiauw
http://felixsiauw.com/home/dracula-untold-upaya-stigmatisasi-negatif-islam/ 6/6
karenanya kami menyebutnya Novel Sejarah, menghibur secara benar, menanamkan karakter mulia pada
anak tanpa menipu.
Bagi yang tidak puas dengan film “Dracula: Untold” silakan cek karya yang kami besut dalam Trilogi “The
Chronicles of Ghazi”yang diterbitkan oleh AlFatihPress, kisah Kesultanan Turki Utsmani termasuk Dracula
yang sebenarnya berdasar sejarah. Akan ada 3 buku yang akan ditulis tentang kisah para Ghazi ini, dan baru
dua buku yang sudah diap dinikmati di pasaran. Buku pertama bertema “The Rise of The Ottomans” dan
buku kedua bertema “The Clash of Cross and Crescent”, buku ketiga nanti bertema “The Conquest”.
Kami mengisahkan Sultan Mehmed yang sudah dinubuwwahkan oleh Rasulullah sebagai “pemimpin terbaik”
yang menaklukkan Konstantinopel. Kami mengisahkannya sehingga karakter ksatria dapat mendarah daging
pada kaum Muslim. These are the real untold.
@felixsiauw
Penulis
Buku “The Chronicles Of GHAZI” dan buku-buku saya lainnya sudah bisa didapatkan di toko-toko buku di
seluruh Indonesia
atau bisa juga lewat pemesanan online ke www.alfatihbookstore.com atau di FB pages
/alfatihbookstore dan akun twitter @alfatihcenter