Download - Direct Foreign Investment
Direct Foreign Investment: Studi Kasus pada PT LG Electronics
LG Electronics, Inc. didirikan pada tahun 1985 sebagai pelopor di pasar elektronik di
Korea. Perusahaan ini menghasilkan produk-produk elektronik serta produk informasi dan
komunikasi. Dengan lebih dari 66.000 karyawan (31.614 di Korea / 35.000 diluar Korea)
yang ada di 76 cabang di 39 negara di dunia, LG Electronics terdiri dari 4 bisnis utama
perusahaan termasuk Mobile Communications, Digital Appliance, Digital Display,
dan Digital Media. LG Electronics memiliki 46 institusi teknologi dan pusat penelitian di
seluruh dunia.
PT LG Electronics Indonesia berdiri di Indonesia pada tahun 1990. PT LG Electronics
Indonesia merupakan salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun
1947. Perusahaan yang bergerak di bidang elektronik ini pada awalnya merupakan
kesepakatan antara Goldstar Korea dengan Astra Indonesia untuk membentuk perusahaan
elektronik di Indonesia yang bernama PT. Goldstar Astra Indonesia. Pada tahun 1996, PT.
Goldstar Astra mengalami perubahan nama menjadi PT LG Astra Electronics, dan merek
yang digunakan berubah menjadi LG, yang merupakan singkatan dari Lucky Goldstar.
DIRECT FOREIGN INVESTMENT PT. LG ELECTRONICS
A. MOTIF
1. Motif Terkait Pendapatan
a. Menarik Sumber Permintaan Baru
Persaingan yang ketat dan pangsa pasar di negara asal yang mungkin telah mendekati puncak
menyebabkan perusahaan dapat mempertimbangkan pasar asing yang masih memiliki potensi
permintaan. Indonesia dinilai PT LG Electronics memiliki pasar yang cukup menjanjikan
karena di Indonesia pasar di beberapa barang belum terbentuk dan menawarkan peluang
untuk dapat ditembus oleh MNC. Misalnya, didirikannya PT LG Electronics Indonesia, dapat
mengakibatkan adanya permintaan baru atas barang yang belum terbentuk di Indonesia
sebelumnya. Contohnya, PT LG Electronics Indonesia meluncurkan AC Hybrid, varian audio
terbaru (video docking speaker), dan televisi tiga dimensi LG 84 inch Ultra High Definition
3D yang ketiga produk tersebut masih belum banyak terbentuk sehingga menawarkan
peluang untuk dapat ditembus PT LG Electronics Indonesia.
b. Memasuki Pasar yang Menguntungkan
Jika perusahaan lain dapat memperoleh laba yang besar dari pasar lain, maka MNC mungkin
memutuskan untuk melakukan penjualan pada pasar tersebut. MNC biasanya akan
mengurangi harga saat ini yang relatif tinggi. Dapat diambil contoh dengan berkembangnya
permintaan akan smartphone di Indonesia, LG Electronics menawarkan
produksmartphone Android yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia,
yaitu LG Optimus Me (LG P350) dengan harga sekitar Rp 1,5 juta.
c. Memanfaatkan Keuntungan Monopolistik
Jika suatu perusahaan menguasai teknologi dan telah berhasil memanfaatkan keunggulan ini
di pasar lokal, maka perusahaan mungkin akan berupaya untuk juga memanfaatkan
keunggulan ini secara internasional. Kita ketahui bahwa LG Electronics sudah cukup berhasil
mengembangkan teknologinya di Korea, sehingga perusahaan ini dapat memanfaatkan
teknologi yang sudah teruji tersebut di negara lain.
d. Reaksi terhadap Batasan Perdagangan
Misalnya PT LG Electronics mendirikan anak perusahaan di Indonesia sebagai antisipasi jika
suatu hari ekspor mereka ke Indonesia terkena batasan perdagangan yang lebih ketat.
2. Motif Terkait Biaya
a. Memanfaatkan Skala Ekonomi secara Penuh
Tujuan LG Electonics menjual produknya di pasar baru Indonesia mungkin ingin
meningkatkan laba dan kekayaan pemegang saham melalui skala ekonomi, sehingga biaya
rata-rata per unit lebih rendah dengan meningkatkan produksi. Memperoleh keuntungan dari
skala ekonomi bisa dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan mesian secara penuh.
b. Menggunakan Faktor Produksi Asing
MNC sering kali berupaya untuk melakukan produksi di lokasi di mana tanah dan biaya
tenaga kerja cukup murah. Kita ketahui bahwa biaya hidup dan UMR di Indonesia tidak
terlalu tinggi, maka PT LG Electronics memutuskan untuk mendirikan anak perusahaannya di
Indonesia.
c. Penggunaan Teknologi Asing
Perusahaan yang banyak mendirikan pabrik di luar negeri akan menguntungkan perusahaan
untuk mengetahui teknologi apa yang sedang digunakan di negara tersebut. Teknologi ini
kemudian digunakan untuk memperbaiki proses produksinya sendiri dan meningkatkan
efisiensi produk di seluruh pabrik anak perusahaan di dunia.
d. Reaksi terhadap Perubahan Kurs
Jika perusahaan memperkirakan bahwa mata uang asing dinilai terlalu rendah, perusahaan
mungkin mempertimbangkan untuk melakukan investasi asing langsung di negara tersebut,
karena investasi awalnya tidak mahal. PT LG Electronics mendirikan anak perusahaan di
Indonesia mungkin salah satu alasannya adalah karena kurs Indonesia lebih rendah daripada
kurs Dollar Amerika dan Won Korea Selatan.
B. RISIKO NEGARA
1. Risiko Politik
a. Sikap Konsumen di Negara Setempat
Misalnya kecenderungan warga untuk membeli barang produksi lokal saja. Meskipun
eksportir memutuskan untuk mendirikan anak perusahaan di negara asing, filosofi warga
tersebut dapat menghalangi keberhasilan MNC. Jika konsumen sangat setia terhadap produk
lokal, maka strategi kerja sama dengan perusahaan lokal mungkin lebih menguntungkan
dibandingkan ekspor.
b. Tindakan Pemerintah Setempat
Misalnya pemerintah setempat dapat mengenakan standar pengendalian polusi yang
mempengaruhi biaya dan pajak perusahaan tambahan yang mempengaruhi laba setelah pajak,
seperti juga pajak kekayaan dan pembatasan pengiriman dana.
c. Korupsi
Korupsi dapat meningkatkan biaya melakukan usaha atau mengurangi pendapatan. Berbagai
bentuk korupsi dapat terjadi antarperusahaan atau antara perusahaan dengan pemerintah.
Sudah kita ketahui bahwa indeks korupsi di Indonesia sudah mencapai level yang tinggi,
sehingga risiko korupsi ini menjadi sangat mungkin terjadi jika perusahaan asing ingin
mendirikan anak perusahaannya di Indonesia.
2. Faktor Risiko Ekonomi
a. Suku Bunga
Suku bunga yang tinggi cenderung memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi
permintaan produk MNC. Sebaliknya, suku bunga yang rendah sering kali dapat
menstimulasi perekonomian dan meningkatkan permintaan atas produk MNC.
b. Kurs
Kurs dapat memengaruhi permintaan ekspor suatu negara, yang selanjutnya akan
memengaruhi produksi dan tingkat pendapatan negara tersebut. Mata uang yang kuat dapat
mengurangi permintaan atas ekspor dari negara tersebut, meningkatkan volume impor produk
oleh negara tersebut, dan karenanya mengurangi produksi dan pendapatan nasional negara
tersebut. Mata uang yang lemah dapat menyebabkan arus keluar spekulatif dan mengurangi
jumlah dana yang tersedia untuk membiayai pertumbuhan usaha. Seperti yang kita tahu,
bahwa mata uang Rupiah cukup lemah terhadap Dollar Amerika dan Won Korea.
c. Inflasi
Inflasi dapat memengaruhi daya beli konsumen dan juga permintaan mereka atas produk
MNC. Inflasi juga memiliki dampak tidak langsung pada kondisi keuangan suatu negara
melalui pengaruhnya terhadap suku bunga dan kurs mata uang negara tersebut. Inflasi tinggi
juga dapat mengarah pada penurunan pertumbuhan ekonomi. Hal ini terjadi di Indonesia,
dimana tingkat inflasi di Indonesia cukup tinggi sehingga harga barang dan jasa cenderung
mengalami kenaikan dan membuat nilai Rupiah terus melemah.
C. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
1. Menghitung NPV Berdasarkan Rata-rata Tertimbang Biaya Modal (WACC)
WACC merupakan bobot biaya yang dikenakan pada tiap komponen modal, yang berfungsi
untuk menentukan tingkat pengembalian proyek yang diinginkan perusahaan. Pertama, LG
Electronics harus menghitung perkiraan WACC untuk pembiayaan proyek di Indonesia
terlebih dahulu. Apabila proyek di Indonesia tersebut dibiayai dengan mata uang asing
(seperti Won atau USD), maka LG Electronics harus memperhatikan eksposur terhadap
perubahan kurs yang mungkin terjadi. Kedua, LG Electronics dapat berusaha untuk
memperkirakan bagaimana perkiraan perubahan kurs dapat mempengaruhi arus kasnya saat
melakukan analisis penganggaran modal. Selanjutnya, LG Electronics dapat
mempertimbangkan risiko dalam estimasi arus kas. beberapa kemungkinan nilai variable
masukan (seperti permintaan, harga, biaya tenaga kerja, dll) dapat digabungkan dalam
perkiraan NPV berdasarkan berbagai skenario dan kemungkinan menghitung distribusi
probabilitas NPV. Jika WACC digunakan sebagai tingkat pengembalian yang diinginkan,
dapat dibuat distribusi probabilitas NPV untuk menentukan probabilitas proyek yang akan
menghasilkan pengembalian dan membandingkannya dengan WACC. Bila distribusi
probabilitas mencakup beberapa NPV yang negative, ini merupakan perkiraan bahwa proyek
dapat merugikan. Metode ini bermanfaat untuk memperhitungkan risiko karena metode ini
secara eksplisit menggabungkan berbagai kemungkinan scenario dalam estimasi NPV dank
arena itu dapat mengukur probabilitas proyek akan merugi atau tidak.
2. Menyesuaikan WACC dengan Risiko
Jika proyek asing LG Electronics diperkirakan memiliki risiko yang lebih tinggi
dibandingkan risiko MNC saat itu, maka dapat ditambahkan premi atas WACC untuk
memperoleh tingkat pengembalian proyek yang diinginkan. Lalu, proses penganggaran
modal akan menggunakan tingkat pengembalian yang diinginkan ini sebagai tingkat
diskonto. Jika proyek asing memiliki risiko rendah, LG Electronics akan menggunakan
tingkat pengembalian proyek yang lebih kecil dibandingkan WACC-nya. Manfaat metode ini
terbatas karena premi risiko ditentukan secara arbitrer dan memiliki kemungkinan salah.
Premi risiko bergantung pada manajer LG Electronics yang melakukan analisis. Oleh karena
itu, keputusan untuk menerima atau menolak proyek asing, yang dibuat berdasarkan estimasi
NPV proyek, akan tergantung dari keputusan arbitrer manajer mengenai premi risko yang
akan digunakan dalam menentukan tingkat pengembalian yang diinginkan.
3. Menghitung NPV dari Investasi Ekuitas
Kedua metode di atas mengabaikan pelunasan utang karena biaya utang telah tercakup dalam
tingkat pengembalian yang diinginkan. Apabila perusahaan induk LG Electronics membiayai
sebagian proyek asing di Indonesia, maka kedua metode tersebut kurang efektif, karena tidak
mengukur bagaimana pelunasan mata uang asing akan mempengaruhi arus kas. Beberapa
pelunasan MNC di negara asing dapat mengurangi eksposur atas risiko kurs, yang
memengaruhi arus kas yang nantinya diterima induk perusahaan. Untuk secara eksplisit
memperhitungkan dampak kurs, LG Electronics dapat menilai proyek dengan mengukur
NPV atas investasi ekuitas proyek. Seluruh pelunasan utang akan dipertimbangkan jika
menggunakan metode ini, sehingga analis secara penuh memperhitungkan dampak perubahan
kurs. Lalu, NPV dari seluruh arus kas yang diterima oleh induk perusahaan dapat
dibandingkan dengan investasi awal anak perusahaan dalam proyek. LG Electronics dapat
menggunakan analisis yang sama untuk berbagai alternative pembiayaan untuk menentukan
proyek yang menghasilkan NPV yang paling menguntungkan.
a. Hubungan antara NPV dengan Struktur Modal
NPV proyek asing tergantung dari struktur modal proyek karena dua hal. Pertama, struktur
modal dapat memengaruhi biaya modal. Kedua, struktur modal memengaruhi jumlah arus kas
yang didistribusi ke kreditur di negara setempat sebelum dikenakan pajak dan pengiriman
kembali dana kepada induk perusahaan.
b. Kompensasi Pembiayaan pada Negara Berkembang
Beberapa negara berkembang umumnya memiliki beban bunga utang yang tinggi, tetapi mata
uang lokalnya cenderung melemah terhadap dolar. Oleh karena itu, LG Electronics harus
mentoleransi pembiayaan utang lokal dengan biaya tinggi atau meminjam dalam Won tetapi
terkena risiko kurs yang tinggi. Kompensasi ini dapat dinilai dengan baik dengan
mengestimasi NPV dari investasi ekuitas LG Electronics berdasarkan tiap alternative
pembiayaan.
c. Membandingkan Komposisi Utang Alternatif
Pada contoh ini, penekanannya adalah apakah utang harus berasal dari Rupiah atau Won.
Analisis ini juga dapat mempertimbangkan struktur jatuh tempo utang yang berbeda dan
dapat mempertimbangkan pinjaman dengan suku bunga mengambang yang disesuaikan
dengan suku bunga pasar dengan membuat satu atau lebih scenario mengenai bagaimana
suku bunga pasar akan berubah di masa depan. Intinya adalah bahwa seluruh pembiayaan
bunga dan pokok pinjaman harus diperhitungkan bersama dengan arus kas lainnya. Lalu NPV
arus kas dapat dibandingkan dengan investasi awal untuk menentukan apakah investasi
ekuitas tersebut menguntungkan.
d. Membandingkan Struktur Modal Alternatif
Keputusan struktur modal tidak hanya mempertimbangkan komposisi utang tetapi juga
proporsi ekuitas terhadap utang yang harus digunakan. Contoh proporsi ekuitas terhadap
utang yaitu sbb:
· 50% ekuitas dan 50% utang.
· 60% ekuitas dan 40% utang.
· 70% ekuitas dan 30% utang.
Harus dilakukan analisis untuk menentukan apakah penggunaan ekuitas yang lebih banyak
akan menghasilkan NPV lebih tinggi atau tidak dari investasi ekuitas tersebut.