DESAIN INTERIOR MUSEUM KOTA MAKASSAR DENGAN PERPADUAN NUANSA KOLONIAL DAN ETNIK TORAJA
AGRIE PRATAMA HARWINANTO3407100141
DOSEN PEMBIMBINGANGGRA AYU RUCITRA, ST, MMT
DOSEN KOORDINATORANGGRI INDRAPRASTI, S.SN, M.DS
PROGRAM STUDI DESAIN INTERIORJURUSAN DESAIN PRODUK INDUSTRI
FTSP – ITS
MAKASSAR
EKONOMI SEJARAHPARIWISATA BUDAYA
Makassar adalah salah satu kota pusat pembangunan yang sedang dilakukan pemerintah Indonesia untuk memajukan daerah di luar
pulau Jawa.
Bangunan kolonial yang merupakan pertanda
sejarah kolonial di kota Makassar mulai
berkurang.
Pemerintah setempat mencanangkan program Visit Makassar 2011 untuk menjual
potensi budaya setempat kepada wisatawan
Masyarakat modern mulai melupakan nilai nilai budaya
serta peninggalannya.
MUSEUM KOTA MAKASSAR
Diperlukan Wadah untuk menampung
warisan budaya
Revitalisasi dan perbaikan bangunan bangunan Kolonial
yang berada di Makassar
Museum bergaya Kolonial
Pembangunan di sektor pariwisata dengan harapan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk
datang ke makassar
Redesain Interior Museum Kota Makassar Dengan Perpaduan Nuansa Kolonial dan Etnik Toraja
BACKGROUND
DESAIN INTERIOR MUSEUM KOTA MAKASSAR DENGAN PERPADUAN NUANSA KOLONIAL DAN ETNIK TORAJA
DEFINISI JUDUL
Desain Interior : kegiatan perencanaan secara sistemmaupun fasilitas melalui media ruang sebagai bagian dariproses perilaku manusia dalam kesehariannya denganlingkungan dimana ia berada dengan mempertimbangkanfaktor fungsi dan estetika
Museum Kota Makassar : Museum yang menyimpanpeninggalan-peninggalan sejarah Kota Makassar untukdipublikasikan kepada khalayak umum.
Perpaduan : (1) perihal (keadaan) berpadu; (2)persesuaian. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Nuansa : Suasana, keadaan suatu lingkungan. (KamusBesar Bahasa Indonesia)
Kolonial : Berhubungan dengan penjajahan. Dalam hal inikolonial dapat diartikan sebagai peninggalan penjajahanBelanda
Etnik : Budaya, Suku, hasil pemikiran leluhur yangditerapkan turun temurun dalam suatu daerah/wilayah.
Toraja : suatu kebudayaan di Tana Toraja, suatu kabupatendi wilayah utara provinsi Sulawesi Selatan.
Kesimpulan:Perencanaan ruang dalam MuseumKota Makassar dengan memadukannuansa kolonial dan etnik torajaagar tercapainya kenyamanpengunjung yang berada didalamnya tanpa melupakan faktorfungsi dan estetika.
• Interior Museum Kota Makassar tidak menarik dan tidak terencana denganbaik.Hal ini dapat dilihat dari :1. Warna yang terlihat kusam2. Pengolahan elemen – elemen interior yang buruk3. Jumlah barang yang didisplay melebihi kapasitas ruang, sehingga tidak
nyaman bagi pengunjung• Kurangnya minat masyarakat untuk berkunjung ke museum. Kesimpulan ini
diperoleh dari observasi pengunjung yang tercatat pada semester I 2010,yaitu sebanyak 1.586 orang atau hanya sekitar 8 orang per hari.
• Kurangnya objek pariwisata budaya yang menampilkan peninggalan leluhurdi Makassar.
• Kurang terkonsepnya sirkulasi & sequence,Sirkulasi dan sequence dapat terlihat dari denah museum yang masihmengadopsi fungsi bangunan sebagai kantor.
• Display sistem yang burukHal ini dapat terlihat dari :1.Penataan display yang tidak sesuai dengan ukuran koleksi2.Display case tidak senada dengan tema kolonial pada eksisting bangunan3.Penataan display terkesan hanya sekedar ‘memajang’, tanpa diikuti oleh
standar treatment khusus koleksi museum.
MASALAH
PERMASALAHAN
• Perencanaan Interior hanya sebatas elemen interior, tidak pada strukturbangunan.
• Karena merupakan bangunan cagar budaya, maka treatment pada elemen Interioryang merusak eksisting akan diminamalisir
BATASAN MASALAH
• Memberikan sarana wisata dan edukasi baru bagimasyarakat Kota Makassar.
• Menghadirkan perpaduan unsur-unsur Kolonial danToraja pada interior yang memperkuat kesanmuseum.
• Mengangkat image museum yang dipandang sebagaitempat yang membosankan menjadi amusement andeducation center yang menarik bagi masyarakatsetempat.
TUJUAN
• Memperoleh kaitan serta benang merah dariperpaduan dua gaya yang berbeda, yaituKolonial dan Toraja.
• Penataan sirkulasi dan sequence yang tertatadengan baik akan meningkatkan kemampuanpengunjung dalam menyerap informasi yangdisajikan.
• Terangkatnya image museum.
MANFAAT
TUJUAN DAN MANFAAT
KAJIAN PUSTAKA MUSEUM
Museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untukumum serta bertugas untuk menghimpun, merawat meneliti, serta menyajikan atau memamerkan benda pembuktian alam, manusiadan kebudayaan untuk kepentingan studi dan rekreasi.
DEFINISI
SIRKULASI
LINEAR
RADIAL
SPIRAL
GRID
JARINGAN
yaitu jalan yang lurus dapat menjadi unsurpengorganisir utama deretan ruang.
yaitu konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurusyang berkembang dari sebuah pusat bersama.
yaitu Suatu jalan tunggal menerus yang berasal dantitik pusat, mengelilingi pusatnya dengan jarak yangberubah
yaitu Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalansejajar yang saling berpotongan pada jarak yangsama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasanruang segi empat.
yaitu Konfigurasi yang terdiri dari jalan-jalan yangmenghubungkan titik-titik tertentu dalam ruang.
STUDI PUSTAKA
In Show
Benda yang di pamerkan termasuk kategoribanda besar yang mempunyai dimensi minimalsetara dengan tinggi dimensi manusia, dalambenda seni atau kreatifitas biasanya di aplikasikanpada seni rupa, seni patung, pahat dan kreatifitasyang lainnya.
Benda yang di pamerkan termasuk kategoribenda kecil maka di perlukan wadah atau kotakyang tembus pandang(kaca bening-acrilic), yangjuga memperkuat kesan tema dari benda yang didisplay.
Benda yang akan di display mempunyai dimensiyang cukup besar, sehingga diperlukan panggungatau ketinggian lantai sebagai pembatas.
In Show Case
STUDI PENATAAN DISPLAY
Free Standing On The Floor, on
plinth or support
Benda karya seni lukis yang kebanyakan di tempelpada dinding maupun dinding partisi ataupunpada pembatas ruang yang bersifat nonpermanen (bisa digeser atau flexible).
Bentuk tiga dimensi untuk menggambarkansebuah model. Biasanya digunakan untukmenggambarkan suatu suasana yang ingin dituju.Diorama dapat ditampilkan dalam bentuk terskalaatau tidak terskalaz
On Walls or Panels
Diorama
STUDI PENATAAN DISPLAY
ARSITEKTUR KOLONIAL
• Denah Simetris dengan satulantai atas dan ditutup denganatap perisai
• Terbuka, pilar di serambi depandan belakang, di dalam terdapatserambi tengah yang menuju keruang tidur dan kamar–kamarlainnya.
• Pilarnya menjulang ke atas(bergaya Yunani).
• Barisan kolom gaya Doric yangmenjulang tinggi di depandengan ”mahkota”
Warna yang mendukung dalampenerapan interior bernuansakolonial adalah warna putih, putihgading, beige, krem muda dan warnayang mengandung unsur terang ataucerah
CIRI KHASARSITEKTUR KOLONIAL
WARNA
TINJAUAN ETNIK TORAJA
Hitam, sebagai lambang kematianyang menggunakan bahan pewarnadari abu.
Merah sebagai lambang darah yangmenggunakan bahan pewarna daritanah
Kuning yang bermakna kesenangandengan bahan pewarna dari tanah
Putih sebagai symbol kesuciandengan bahan pewarna dari batukapur
Bangunan Toraja banyakmenggunakan ragam hias yangmelukiskan simbol-simbol dariBenda langit, flora, dan fauna.
Ukiran dari alam ialah pa'barreallo yang berbentuk matahari.Hiasan ini rnelambangkan hidupmanusia yang bersumber dariTuhan Pencipta sekalian alam.
Ragam flora yang banyak dipakaiberbentuk daun sirih disebutpa'daun bolo. Ukiran iniditempatkan di di dinding depansebagai penghormatan kepadadeata-deata.
MOTIF WARNA
JARAK PENGAMAT TERHADAP OBJEK
Dari gambar di samping, dapat disimpulkanbahwa pandangan yang nyaman ke arah objekadalah pandangan di dalam daerah visual 30derajat k arah atas, 30 derajat ke arah bawah, 30derajat ke kanan, 30 derajat ke kiri. Hal tersebutdikarenakan di daerah tersebut mata dapatmengenali warna dan membedakan warnadengan baik.J. Panero, Dimensi Manusia dan Ruang Interior, 2003
Untuk memenuhi kenyamanan sirkulasidalam museum dapat dilihat padaergonomi disamping untuk lebar tubuhmanusia 60cm, untuk jarak minimal antara2 orang 4cm bagi orang bertubuh kecil.Sedangkan untuk orang bertubuh besardengan lebar tubuh 80cm dan jarakminimal antara dua orang 11 cm
SIRKULASI KENYAMANAN DALAM BERJALAN
STUDI ANTROPHOMETRI
semakin besar benda yang dipajang maka jarakpengelihatan maksimal dan minimal akan semakin jauhsehingga memakan tempat. Untuk memenuhi kenyamanandalam melihat display vertikal dapat dilihat pada ergonomi disamping.Untuk kenyamanan jarak pandang max (150-200cm), jarakpandang minimal (75-100cm) dan ketinggian peletakan karya90cm dari lantai, ergonomi ini diaplikasikan dengan asumsitinggi min. 250 cm dan tinggi max 300cm.
Letak objek didalam display harus leluasa dilihat, sehingga harus diusahakan objekterletak pada titik 0 derajat, sesuai sudut pandang normal. Namun, jika tidak haruslebih,maka tinggi maksimal kurang dari 50 derajat dari batasan visual atas sudutpandang vertikal dan kurang dari 35 derajat dari batas bawah.
Untuk keamanan letak display sebaiknya tidak terlalu dekat dengan pengunjung.Antara display dan pengamat diberi jarak optimal yaitu 45,7 – 55,9 cm untuk objekberukuran kecil dan untuk objek berukuran sedang hingga besar diberi jarak optimalsebesar 71,7-73,7 cm
DISPLAY 3 DIMENSI
DISPLAY 2 DIMENSI
STUDI ANTROPHOMETRI
STUDI EKSISTING
MUSEUM KOTA MAKASSAR
Pengunjung MuseumUmur :•Anak-anak (6-12 tahun) 50%•Remaja (13-21 tahun) 30%•Dewasa 20%
Pekerjaan :•Pelajar & mahasiswa 70%•Wisatawan 25%•Lainnya 5%
LokasiJalan Balaikota No.11,
Kelurahan : Ujung PandangKecamatan : Ujung Pandang
Kota : MakassarProvinsi : Sulawesi Selatan
Jam OperasionalSelasa - Kamis 08.00 – 14.00Jumat 08.00 – 11.00Sabtu & Minggu 09.00 – 14.00Senin & Hari raya tutupLuas Bangunan
1100m²Yang terbagi atas 2 lantai
dan 1 lantai mezzanin
Sejarah singkatMuseum Kota Makassar merupakanbangunan kolonial yang termasuk dalamsalah satu bangunan cagar budaya di kotaMakassar.Bangunan ini didirikan pada tahun 1915.Pada saat itu, bangunan ini difungsikansebagai kantor walikota. Dan pada tahun2000 dialih fungsikan sebagai museumoleh dinas pariwisata setempat
ANALISA SITE
Dari Peta pengembangan kawasan kota Makassardisamping, museum ini berada di kawasan pusat kota danpemerintahan (ditandai dengan polkadot merah).Dengan lokasi yang strategis, museum ini cukupberpotensi untukmenarik wisatawan-wisatawan, asingmaupun domestik.
Dari pencitraan satelit disamping, dapatdilihat bahwa Museum Kota Makassarjantung kota Makassar.Di sekitar Museum Kota Makassarterdapat bangunan bangunan cagarbudaya, seperti Fort Rotterdam, GedungKesenian Makassar, dan BalaikotaMakassar.Museum ini memiliki batasan wilayahsebagai berikut :•Utara : Asrama polisi•Timur : Asrama polisi•Selatan : Kantor Bosowa•Barat : Gedung Telkom
No Nama Ruangan Daftar Koleksi
1 Ruang Makassar jaman perang Display On walls:Peta makassar jaman dahuluFoto makassar jaman perang (5 biji)Display in case:Bola meriam (25 biji)Keramik kuno (5 biji)Meriam Kuno (2 biji)Naskah Perjanjian Bungaya (4 frame)Display in panels:Peta kerajaan gowa-tallo (4 frame)Foto benteng rotterdam (2 frame)Lukisan / sketsa makassar (4 frame)
2 Ruang Gementee Display in case:Patung ratu WilheminaMedalion Belanda (3 keping)Koleksi mata uang VOCKoleksi mata uang kerajaan gowa-talloKoleksi mata uang NetherlandKoleksi mata uang IndonesiaPerangko Netherland IndieDisplay in panel:Foto-foto makassar jaman gementeeDisplay in wall:Narasi Sejarah Makassar jaman Gemeente
DAFTAR KOLEKSI MUSEUM
No Nama Ruangan Daftar Koleksi
3 Ruang Sejarah TVRI Display in show:Video recorder(2 buah)Display in case:Pita film kunoPeralatan recordingDisplay in wall:Foto TVRI dari masa ke masaNarasi sejarah TVRI
4 Ruang Sejarah PDAM Display in show:Mesin pemompa airBrankas pertama PDAMDisplay in case:Peralatan PDAMDisplay in panel:Foto sejarah PDAMDisplay in wall:Narasi sejarah PDAM
5 Ruang Sejarah Display in case:Keramik kuno (vas bunga, hiasan meja, alat masak dll)Koleksi etnografi dari tanah liat (peralatan dapur dll)Koleksi kuninganDiorama Makassar Tempo DuluDisplay in wallNarasi Sejarah MakassarLukisan dan potret Makassar
DAFTAR KOLEKSI MUSEUM
No Nama Ruangan Daftar Koleksi
6 Ruang Tokoh Pemerintahan Display in wall:Foto Walikota MakassarDisplay in case:Mesin ketik kuno walikotaBuku-buku pemerintahan
7 Main Hall Display in show:Grand PianoDisplay in wall:Lukisan Sultah HasanuddinLukisan Pangeran Diponegoro
DAFTAR KOLEKSI MUSEUM
KELEBIHAN:• Eksisting dinding yag berupa 2 shaft
batu bata terbukti tahan terhadappenuaan bahan, selain itu jugacocok sebagai elemen akustik yangmenyegel suara
• Garden Treatment di area belakangmuseum meberi kesan natural.
KEKURANGAN• Layout kurang nyaman untuk
digunakan sebagai museum. • WC yang terletak di ruang
gementee susah diakses.• Pola Sirkulasi kurang baik untuk
digunakan galeri atau museum.• Lantai kurang terawat• Lighting yang sangat buruk
ANALISA LAYOUT
ANALISA INTERIOR
Warna dinding dan lantai terasa agakkusam, sehingga memberikan kesandingin dan kurang ‘welcome’ terhadappengunjung.
Lampu gantung yangkurang menyatu denganelemen lainnya
Ceiling dengan balokgantung ekspose,memberi kesan kolonialyang tajam pada lobby.
Pintu dengan dimensi yangbesar dan bentukan khaskolonial mempertajamkesan kolonial pada loby
Armatur lampu tidakmenarik dan tidakterdesain
LOBBY / MAIN HALL
Display case tidak menarik
Ruangan terlalu gelap, memberikan atmosfir yangmenakutkan bagi pengunjung
Bukaan cahaya memberi kesan natural, tetapicahaya UV yang masuk dapat merusak koleksimuseum yang sensitif terhadap cahaya.
Penataan layout membuat sirkulasi tidak ergonomis, terkesan terlalu sempit
Material lantai sangat kusam, tidak menarik.
Meja display dan display case tidak menarik dan terkesanhanya diletakkan begitu saja tanpa treatment terentu
Armatur lampu tidak menarik
Display terlihat menutupi pintu masuk
ANALISA INTERIOR
AREA EKSEBISI
NO NAMA RUANGAN FUNGSI KEBUTUHAN FURNITURE
1 Hall Sarana informasi bagi pengunjungTempat registrasi bagi pengunjung
Meja lobbyKursi lobbyDisplay informasi interaktif
2 Area Eksebisi Permanen Area pamer untuk koleksi yang sesuaidengan konsep alur cerita
Display in caseDisplay in showDisplay in WallDisplay informasi interaktif
3 Area Transisi Sirkulasi pengunjungRest area
Bangku
4 Area Eksebisi Temporer Area pamer temporer untuk koleksimuseumArea pamer untuk kegiatan – kegiatandari pihak luar museum
Display in caseDisplay in showDisplay in WallDisplay informasi interaktif
5 Toko Suvenir Pembelian pernak – pernik museum Display caseKabinetMeja kasirKursi kasir
NO NAMA RUANGAN FUNGSIKEBUTUHAN FURNITURE
LUASAN
6 Tolet Pengunjung Sarana untuk kebutuhanurinal pengunjung
Kloset dudukWashtafelCerminJet shower
7 Kafe Area berinteraksi bagipengunjungSarana kuliner bagipengunjung
Kursi kafeMeja kafeKursi barMeja bar
8 Area servis kafe Sarana penyediaan kebutuhanpengunjung kafe
kabinet
9 Kantor pengelola Penyimpanan arsip museumArea interaksi antar pengelolamuseum
Meja kerjaKursi kerjaStorage arsip
10 Pantry Sarana servis bagi pengelola KabinetKompordispenser
11 Toilet pengelola Sarana kebutuhan ekskresibagi pengelola museum
Kloset dudukWashtafelJet showerCermin