Download - desain gtl
III. FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONSTRUKSI GTL
A. Anatomi dan fisiologis yang berhubungan dengan konstruksi GTL
Landmark anatomi rahang edentulous
Landmark lengkung rahang atas Landmark lengkung rahang bawah
Landmark anatomi dan GTL
Basis gigi tiruan rahang atas
1. Frenulum labial2. Flange / sayap labial3. Papila insisivus4. Residual ridge anterior5. Rugae6. Frenulum bukal7. Palatina mediana8. Sayap bukal9. Residual ridge posterior10. Tuberositas11. Posterior palatal seal12. Notch Hamular
Basis gigi tiruan rahang bawah
1. Frenulum labial2. Flange / sayap labial3. Residual ridge anterior4. Sub. Lingual crescent5. Frenulum lingual6. Frenulum bukal7. Residual ridge posterior8. Sayap bukal9. Sayap lingual10. Sulkus alveololingual11. Shelf bukal12. Sayap distolingual13. Notch maseter14. Retromolar pad
B. Prinsip pembuatan cetakanImpression ( Cetakan )Definisi : adalah record dalam bentuk negatif dari jaringan mulut yang akan dipakai sebagai basal seat / pendukung GTL.
Impression ----------------------------- dibuat model (negatif) (replika positif)
Macam impression1. Preliminary impression (pencetakan pendahuluan)
diperoleh cetakan anatomis model studi/diagnosis /anatomis
2. Final impression (pencetakan akhir)diperoleh cetakan fisiologis model kerja
1. Preliminary ImpressionTujuan : membuat model studi
Meliputi :1. Semua area pendukung GTL.2. Anatomi jaringan mulut berbatasan dengan area
pendukung GTL3. Bentuk asli dan perluasan fisiologis jaringan mulut.
Digunakan sendok cetak konveksiJenis sendok cetak : dentulous, edentulous
berlubang, tidak berlubang
Pemilihan : Lebar sendok lebih diutamakan dp panjang sendok.Jarak sendok cetak dengan gigi + 5 mm.Tipe berdasarkan bentuk dan ukuran ridge.Ukuran sesuaikan dengan lebar lengkung.
Bahan cetak : irreversible hydrocolloid (alginat)Tehnik : mukostatik
Cetakan rahang atas meliputi :1.Residual ridge 5.Fovea palatini2.Seluruh vertibulum bukal 6.Vibrating line3.Attachment frenulum 7. Tuberositas4.Palatum 8. Notch harmular
Cetakan rahang bawah meliputi :1.Residual ridge 5.Attachment frenulum2.Retromolare pad 6.Ruang retro mylohyoid3.Area shelf bukal 7.Ruang sublingual4.Linea obliqua eksterna 8.Vestibulum bukal & labial
Cara mencetak = GTSBatas tepi cetakan tumpul pensil tinta stone gips : hasil cetakan akan tergambar landmark
Treatment pencetakan alginat Keluarkan dari mulut, cuci, rendam K2SO4 4% sebagai
akselerator stone gips Adonan stone gips + K2SO4 kuaskan ke cetakan 10
menit mengeras Tuang adonan stone gips + K2SO4 5 menit mengeras
Tujuan :Cetakan alginat terisi lebih baik sebelum berubah dimensi
Prinsip :Mencegah ekspansi, distorsi, perubahan dimensi
Desain GTL, dengan pensil
1. Batas desain GTL
Frenulum labii superior ke kanan / ke kiri fornik vestibulumlabial, frenulum bukalis superior, fornik vestibulum bukal,ke posterior HN, ah line (PPS), fovea palatini
Frenulum labii inferior ke kanan / ke kiri, fornik vestibulumlabial, frenulum bukalis inferior, fornik vestibulum bukal,ke posterior : 2/3 retromolar pad, ke lingual pada sulkus lingual, frenulum lingualis.
2. Buat garis tengah
RA : tentukan 3 titik pada palatum
- frenulum labii superior
- pertemuan rugae kanan kiri
- tengah fovea palatini
RB : tentukan 2 titik : frenulum labii inferior
frenulum lingualis
3. Pedoman menggambar garis puncak ridge processus alveolaris
a. RA :
1) Titik caninus atas
2) Hamular notch
b. RB :
1) Titik caninus bawah
2) Retromolar pad
Pembuatan sendok cetak individual
Pada model diagnostik
Hal yang diperhatikan :1. Out line sendok cetak2. Relief dan block out3. Bahan sendok cetak dan pegangannya4. Cara pembuatan sendok cetak5. Mencoba sendok cetak6. Pembentukan tepi (border molding)7. Membuat lobang
1. Outline sendok cetak
Perluasan sendok digambarkan pada model diagnostik 2 – 3 mm lebih pendek dari tepi vertibulum kepuncak residual ridge.
Jarak sendok terhadap objek 2 mm ( untuk ketebalan bahan cetak )
NH. Notch Hamular, IP papila insisivus; BF frenulum bukal, LF frenulum labial, RP rehomolar pad.
2. Relief dan block out Relief : untuk menghindari tekanan, distorsiBlockout : untuk menghindari daerah undercutReliefRA : RB :- Papilla incisivus - Residual ridge - Torus dan sutura midline bergerak- Di atas / sekitar residual ridge yang bergerak
BlockoutRA : RB- Area rugae - Area retromylohyoid- Semua undercut disekitar dan posterior - Anterior undercut buccal
dari eminansia canina dan lingual Dilakukan pada model diagnostik digambari wax agar jika dicetak daerah tersebut lebih tebal bebas dari tekanan dan tidak menimbulkan undercut
Daerah relief dan blockout.
IP papila insisivusR rugaeMS sutura linea medianaT torusFP fovea palatini
RP retromolar padABO anterior block out
3. Bahan sendok cetak • shellac base plate• resin akrilik (autopolimerisasi / SC ) • Resin VLC ( visible light curing )
Pegangan SendokBahan :• shellac base plate • resin akrilik• modeling coumpound
Prinsip : tidak terlalu panjang/besar RA arah ke bawah , RB arah ke atas
4. Cara pembuatan sendok cetak
a. shellac base plate - dipanaskan diatas api lampu spiritus- letakkan, tekan-tekan pada model studi - potong sesuai outline sendok cetak dengan gunting (lunak) atau bur (mengeras)- beri pegangan
b. resin akrilik (autopolimerisasi / SC )- wax spacer : selapis malam lunakkan
- tekan pada model studi, potong sedikit lebih
pendek dari outline
- buat 4 lubang pada malam (P, M) untuk vertikal
stop, olesi CMS
- letakkan adonan akrilik merata tebal 2 mm
diatas malam, lubang ke tepi sesuai outline
5. Mencoba sendok cetakPeriksa : Ketepatan posisi sendokTepi sendok 2 mm lebih pendek dari fornikRA : posterior pada hamular nocth kanan kiri melewati ah lineRB : posterior menutup retro molar pad sayap lingual anterior sayap disto lingual Sendok cetak resin akrilik dicoba dengan wax spacer
6. Border molding (pembentukan tepi)Tujuan : diperoleh penutupan tepi/peripheral seal secara fisiologis Bahan modeling compound, green stick coumpound
Pembentukan tepi sendok rahang atas
(1) Evaluasi perluasan sendok(2) Cek pegangan sendok : bibir / gerakan tidak mengganggu.(3) Pembentukan tepi pendahuluan :
Tambahkan modeling compound bertahap pd tepi sendok
(a).Bagian 1 & 2 :vestibulum buccal kanan & kiri.(b).Bagian 3 : tuberositas , batas posterior (c).Bagian 4 : vestibulum labial
(4) Modeling compound pd permukaan dalam sendok dihilangkan
(5) Modeling compound pada permukaan luar dikurangi
(6) Bila perlu koreksi dg pembentukan tepi ke 2Pembentukan tepi selesai : relief daerah frenulum
Pembentukan tepi sendok rahang bawah
(1).Evaluasi perluasan sendok(2).Cek pegangan sendok(3).Pembentukan tepi pendahuluan :
(a).Bagian 1 & 2 : sayap buccal(b).Bagian 3 : sayap labial (c).Bagian 4 : sayap lingual(d).Bagian 5 &6 : area mylohyoid(e).Bagian 7 &8 : retromolar pads & ruang retromylohyoid
(4).Ekses dibuang (5).Koreksi bila perlu(6).Treatment khusus pd retromolar pads & frenulum(7).Sendok dicek terhadap pergerakan
7. Membuat lubang sendok
RA diatas : – fibrous movable ridge / tuberositas– papilla incisivus– torus dan sutura linea mediana
RB diatas :– puncak ridge dengan jarak 10 – 12 mm
Ukuran lubang– round bur no 6 : Elastomer, ZOE pasta (light body type)– round bur no 4 : ZOE pasta encer
PRELIMINARY IMPRESSION
MODEL DIAGNOSTIK / STUDI- BLOCK OUT- RELIEF
SENDOK CETAK INDIVIDUAL- PEMBENTUKAN TEPI
FINAL IMPRESSION
MODEL KERJA
2.Final Impression/secundary impression (pencetakan akhir)
Tujuan : mendapatkan batas antara mukosa bergerak dan tak bergerak.
Final Impression akan mempengaruhi : – Retensi dan stabilisasi
– Dukungan GTL,
– Estetik ( pada bibir )
– Kesehatan jaringan.
Obyek : basal seat.
Alat : sendok cetak individual.
Bahan cetak1.Plaster of Paris ( keuntungan : flow sangat tinggi )2.Zink oksid eugenol3.Elastomer4.Alginate (irreversible hydrocolloid)5.Tissue conditioner / Soft liner,
– Sifatnya kenyal – Dipakai sebagai relining melapisi fitting surface
pada kasus : GTL longgar ( sebagai refitting )procesus alveolaris yang runcingfungsinya sebagai stress breaker.
Metode Cetak 1. Mulut terbuka = mukostatik = pressure less impression
Teknik mencetak dengan mulut terbuka
Menggunakan tekanan minimal / tanpa tekanan
Tak perlu gerakan otot
Operator aktif trimming
Mukosa dalam keadaan statis / istirahat Kerugian distribusi beban oklusal tidak merata
Kebaikan permukaan cetakan rapat dengan mukosa ketika ada / tidak ada beban retensi optimal
Jarak sendok cetak terhadap objek tebal
Bahan cetak : flow tinggi ( encer )
plaster of paris, ZnOE, Alginat, Elastomer
Pada : alveolar datar
jaringan lunak movable / flabby
2. Mulut Tertutup = Muko dinamik = Muko displasif = Pressure Impression
Dicetak dengan tekanan fungsionalOtot dalam keadaan berfungsi : batas mukosa bergerak dan tidak bergerak jelasPasie aktif menggerakkan lidah, bibir, pipi, rahang bawah
Operator membantu trimmingJarak sendok – objek tipisBahan cetak flow rendah / agak kentalPada kasus alveolar tinggi
Kerugian : – Tekanan tidak sesuai dengan kompresibilitas resorpsi cepat– Jaringan kompresibilitas / bentuk semula retensinya berkurang
GT lepasKebaikan :
– Distribusi beban oklusal merata
Pemilihan metode cetak berdasarkan : 1. Diagnose basal seat
2. Border tissue
Hal dipertimbangkan sebelum mencetak model kerja
1. Jaringan pendukung GTL sehat
2. Cetakan mencakup area pendukung GTL
3. Diterangkan pada pasien : prosedur mencetak tahapan kritis dalam pembuatan GTL
4. Cek sendok cetak individual
5. Cetakan yang baik tebal bahan +/- 2 mm
6. Bekerja dengan jam
7. Ludah dikontrol harus kering
Cara mencetak RBBahan cetak diaduk sendok cetakPasien dianjurkan membuang ludahSendok masukkan ke mulutPosisi operator samping kanan depanBila sayap post-or divergen kelateral pada area retromylohyoid tekan post-or dulu.Bila tidak ada undercut post-or tekan arah vertikalLakukan trimming , instruksikan pasien menggerakan otot bibir, pipi (untuk sayap buccal dan labial), lidah.Pasien jangan ditinggalCetakan dilepas Kembalikan ke RB cek retensi , gerakan fungsional
RABahan cetak aduk sendok cetakVestibulum dan palatum dikeringkanMasukkan mulutPosisi operator samping kanan belakangBila tidak ada undercut ant-or : tekan post-or duluBila ada undercut ant-or tekan anteriorSendok ditekan ekses keluarLakukan trimming ,pasien diinstrusikan menggerakan
otot bibir, pipi (U), RB ke ka-ki & mengucapkan ahPosisi dipertahankan sampai setPasien jangan ditinggalSendok dilepas : vest post-or ditarik ke bawahCetakan dikembalikan ke rahang atas cek retensi
C. RELASI RAHANG DAN PENETAPAN RELASI VERTIKAL
RELASI RAHANG
Mandibula dan kranium dihubungkan :
1. Sendi temporomandibula (TMJ) melalui :ligamen : temporomandibularis, kapsula, sphenomandibularis,
stylomandibularis fungsi membatasi gerak mandibula
otot : - masseter, temporales,pterygoideus int-us fungsi mengangkat RB (menutup)
- pterygoideus lateralis ( RB dataran pterygoid ) fungsi membuka, gerak protusif, gerak lateral
2. Permukaan oklusal gigi oklusi gigi harus harmonis dengan relasi rahang
Klasifikasi relasi rahanga.Relasi orientasi menentukan acuan kranium
b.Relasi vertikal menentukan besar jarak tersedia bagi GTL
c.Relasi horisontal menentukan hubungan antero post-or,
mediolateral RB terhadap RA
Ditentukan relasi mandibula terhadap maksila dalam 3 dimensi
a. Relasi orientasi
Berdasarkan orientasi mandibula kranium
Mandibula pada posisi paling posterior.
condylus terletak pada fossa glenoidea, mandibula dapat berputar dalam dataran sagital melalui poros/sumbu imaginer melintang melalui condylus.
Lokasi poros ditentukan dengan :1.Face bow / busur wajah
a.Kinematik lebih tepatb.Rata-rata penunjuk condylus ditempatkan kira-kira pada condylus
canthus luar tragus13 mm didepan meatus acusticus
externus (lubang telinga luar)
2.Teknik rata-rata tanpa face bow
b. Relasi vertikal = dimensi vertikalAdalah hubungan yang ditetapkan oleh besarnya jarak antara mandibula dan maksila
- dimensi vertikal oklusi- dimensi vertikal rest posisi- selain a dan b
Relasi vertikal :Dari oklusi membuka mulut maksimal.Antara mulai membuka sd terlebar ada relasi rest posisi. Dari fase oklusi ke rest posisi gerak condylus rotasi murni. Setelah itu disertai gerak condylus ke depan.
Dimensi vertikal oklusiDitetapkan : waktu gigi asli berkontak
tinggi vertikal waktu 2 GTL berkontak
Pada orang tidak bergigi DVO ini harus ditetapkan supaya gigi tiruan dapat berfungsi dengan baik
Dimensi vertikal rest posisiMandibula pada posisi istirahat fisiologisTonus otot pembuka penutup rahang minimum, kontraksi hanya untuk mempertahankan sikap mandibula pada posisi tetap terhadap maksila.Rest posisi : keadaan dimana otot pembuka dan penutup mulut dalam keadaan seimbang atau konstan.
Dalam pembuatan GTL :
Sebagai penunjuk terhadap hilangnya relasi vertikal oklusi (DVO) dimungkinkan karena perbedaan DVRP dan DVO = jarak inter oklusal = free way space = 2-4 mm jarak / celah antara gigi atas dan gigi bawah ketika mandibula dalam keadaan rest posisi.
DVRP-DVO=fws, DVO=DVRP-fws
c. Relasi horisontal
Relasi antara RA dan RB terhadap kranimum pada bidang horisontal1). Relasi sentris : tidak ada pergeseran
2). Relasi eksentris : disertai sedikit pergeseran
a.Relasi protrusif : kearah ant-or RS
b.Relasi lateral : kearah lateral RS
Relasi sentris : Relasi paling posterior mandibula terhadap maksila
pada suatu relasi vertikal yang ditetapkan Tidak ada gerakan mandibula ke lateral, ke medial,
depan, belakang. Merupakan relasi tulang maksila dengan tulang
mandibula. Termasuk dalam relasi horisontal Dianggap konstan dan merupakan relasi acuan
untuk setiap pasien selama TMJ sehat. Pada pembuatan GTL, relasi sentris dipakai sebagai
petunjuk untuk mengatur oklusi gigi. Jadi oklusi gigi geligi diselaraskan dengan relasi sentrik.
Penjelasan hubungan rahang pada :a.Sentrik oklusi (Fenn dkk., 1980) Adalah hubungan maksila mandibula dimana mandibula terletak pada
posisi paling distal dalam fossa glenoidea dan gigi antagonis berkontak secara maksimal.
Maksila bersatu dan hanya bergerak bersama tulang tengkorak. Mandibula dihubungkan dengan tulang tengkorak. Sendi Temporo Mandibula memungkinkan gerakan : membuka, menutup, protrusif, retrusif, lateral, dan kombinasi. Penutupan mandibula dicegah oleh adanya oklusi gigi.
Setiap kali sesudah gerakan fungsional mandibula melakukan gerakan retruded/mundur, agar tonjol gigi berhubungan maksimal.
Dalam hal ini mandibula kembali ke posisi semula setiap kali sesudah
proses mengunyah yaitu ke posisi dimana puncak/tonjol gigi berlawanan berkontak dan kepala condyl ditempatkan sejauh mungkin dalam fossa glenoidea. Hubungan maksila-mandibula demikian disebut sentrik oklusi
Hubungan rahang pada sentrik oklusi
b. Posisi istirahat /rest posisi Mandibula tidak berfungsi, otot relaks otot
serta ligamen mempertahankan mandibula pada posisi tetap terhadap maksila.
Kaput condyl terletak pada posisi paling retruded dalam fossa glenoidea dimana gerak lateral bebas dilakukan, dan permukaan oklusal gigi terpisah 2-4 mm
a. free way space
c. Hubungan fungsional mandibula maksila : Waktu condyl mandibula didorong ke depan oleh kontraksi otot
pterigoideus lateral, condyl didorong bergerak ke bawah karena bentuk eminensia artikulare sehingga condyl meluncur ke depan dan ke bawah.
Waktu permukaan oklusal gigi melakukan kontak eksentrik waktu berfungsi tonjol-tonjol dan sudut insisal gigi bawah meluncur ke atas melalui inklinasi tonjol gigi rahang atas.
Jadi gerakan fungsional mandibula ditentukan oleh : Jalan/lereng condyl di bagian posterior dan sudut insisal gigi di bagian anterior
Keadaan tidak bergigi.
Semua patokan hilang, mandibula menutup. Ridge RA dan RB bertemu.
Setiap akhir gerakan fungsional tidak perlu menarik mandibula ke posisi retruded sebab tidak ada tonjol gigi untuk berkontak maksimal. Meski demikian
Hubungan relaks tetap ada karena tergantung otot bukan pada gigi.
Hubungan yang akan dicatat pada pembuatan GTL ini tergantung pada artikulator yang akan digunakan.
Artikulator plane line/okludator hanya dapat menentukan sentrik oklusi dan hanya ada gerakan engsel.
Artikulator anatomik dapat menentukan lereng condyl dan hubungannya dengan mandibula serta dapat meniru gerakan fungsional mandibula.
A. Hubungan RA dan RB merupakan hubungan vertikal dan horisontal ditentukan dengan kontak maksimal gigi asli dan kepala condyl terletak pada posisi paling post-or dalam fossa
glenoidea
HUBUNGAN MANDIBULA MAKSILA
B. Pada gigi sudah dicabut semua, RB tidak mempunyai hubungan tetap terhadap RA dan tidak stabil dalam hubungan vertikal dan horisontal.
C. Record block (galangan gigit) sudah ditentukan dapat dipergunakan untuk menentukan hubungan RA dan RB dalam hubungan vertikal dan horisontal, sesuai dengan keadaan bila gigi masih ada dan kepala condyl terletak pada posisi paling posterior dalam fossa glenoidea.
D. Pembuatan protesa harus sesuai dengan hubungan rahang yang ditetapkan oleh galangan gigit.
Penetapan relasi vertikal (dimensi vertikal)
Penetapan relasi maksila mandibula vertikal tahap sulit pembuatan GTL = penetapan dimensi vertikal oklusi ditetapkan
Rest posisi mandibula:
Mrt studi pertumbuhan & perkembangan rest posisi konstan sepanjang hidup
Penting menentukan relasi vertikal (DV) . Pencatatan relasi sentris merupakan prosedur tepat dan seksama, diharapkan relasi vertikal yang benar menentukan keberhasilan GTL
Relasi vertikal (DV) diperlukan kompromi estetis & fungsi
Dimensi vertikal oklusi = DVRP – fws DVRP = Dimensi Vertikal Rest Posisi
fws= free way space = 2-4 mm
Cara menentukan dimensi vertikal1. Mekanis :
a. Pre extraction record- foto profil pasien.mulut tertutup - rest posisi
- oklusi dipotong, tinggal dasar: pola profil
- Studi model catat: overbite, bentuk dan posisi gigi, besar gigi.
b. GTL yang telah dipakaic. Pengukuran rest posisi dan oklusi
Diukur jarak PM = HD dalam keadaan rest posisi (DVRP)
Diukur dari rata2 individuKenyataan (Indonesia) HD lebih kecil dari PM Diukur jarak HD dikurangi fws (2-4 mm) DVODVO = DVRP-fws
Diperbesar sesuai ukuran sesungguhnya
d. kesejajaran ridge- kesejajaran alveolar RA & RB ditambah pembukaan
50
memberi petunjuk DV- ada, hilangnya gigi bersamaan karena derajad atropi
sama- sulit didapat
e. Rongten posisi condyl 2. Fisiologis :
Menggunakan aktivitas mulut sehari-hari a. Fisiologis rest posisi: harus dilatih
- Tonus pembuka dan penutup mulut seimbang.Keadaan ini dapat dicari dan dianggap konstan
seumur hidup- Fws harus ada 2-4 mm
untuk mendapatkan rest posisi, pasien pada keadaan tegak lurus kedepan (tengadah/tunduk berbeda
karena pengaruh otot dan gravitasi
- Cara: bite rim dimasukkan dalam mulut, pasien
disuruh menelan (sentrik oklusi), kemudian mandibula diistirahatkan atau dlm keadaan rest posisi, dilihat fws
di daerah premolar.> 4 mm DVO rendah< 4 mm DVO tinggi
b. Fenomena / ambang penelanan- Menelan terjadi kontak ringan gigi-gigi RA & RB
didapatkan DVO- Pasien dilatih untuk aktif melakukan gerak menelan.
Beri rangsang makanan (permen) saliva keluar
lakukan gerak menelan.- Cara: letakkan wax lunak berbentuk konus pada base
plate, kontakkan dengan record blok RA pasien disuruh menelan secara berulang DVO
c. PhonetikAncar-ancar DV kata-kata huruf, CH, J, M, SPrinsip: bila mengucapkan huruf tersebut gigi ant-orRA & RB saling mendekat tetapi belum kontak
dilihat pada premolar space atau celahcelah > DVO terlalu rendah
< DVO terlalu tinggi KlikEstetis: kombinasi mekanis dan fisiologis. Dipengaruhi relasi vertikal maksila mandibula.Normal: tonus kulit dan muka sama Posisi ant-post-or gigiRelasi vertikal Diusahakan:Posisi ant-post-or gigi/bite rim Kontur base plateRelasi vertikal (DV)
Berpengaruh pada perbaikankontur bibir atau tonus kulit
Mendukung bibirwajar
D. Pencatatan relasi sentris
1. Metode statis
Relasi rahang ditentukan pada relasi sentris, pada posisi ini record block di fiksasi.
Metode ini lebih menguntungkan: perpindahan basis plat minimal
Misal pencatatan inter oklusal dengan wax, plaster of paris
2. Metode fungsional
Relasi rahang ditentukan dengan melibatkan aktivitas fungsional.
Pada waktu mandibula gerak ke lateral, menelan, pengunyahan
Keburukan menyebabkan pergeseran basis ke lateral dan anteropost-or
Pencatatan akurat: kombinasi 1 dan 2
Relasi sentris dapat diperoleh:
dengan membantu pasien mengundurkan RB cara:
1. Pasien merelakskan otot-otot. Rahang dan dagu digerakkan dengan tangan operator ke atas dan ke bawah.
2. Pasien berulang kali latihan memajukan dan memundurkan mandibula.
3. Pasien disuruh merabakan lidahnya pada batas posterior GTL RA.
4. Pasien melakukan gerak menelan berulang-ulang
5. Pasien mengatupkan bite rim berulang kali
6. Pasien menarik kepalanya kebelakang berulang kali
7. Operator meraba otot-otot temporalis dan masseter untuk melemaskannya.
Pencatatan relasi sentris
Bila posisi retruded /posterior/mundur dicapai
Buat garis vertikal pada record block RA & RB pada midline, C kanan dan kiri untuk mengecek posisi RB.
Pasien diinstruksikan buka tutup mulut:
Bila 3 garis berhimpit posisi retruded RB benar
tidak posisi retruded RB salah (protruded)
Fiksasi relasi sentris
Buat double V groove pada bite rim RA regio P & M, divaselin
Bite rim RB regio P ke posterior
dipotong ,kemudian tambah 2 lapis malam di permukaan oklusal,
dilunakkan/dipanaskan gigit: garis tetap berhimpit.
dikeluarkan bersama dari mulut transfer di artikulator