PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN
REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Bernadeta Cahya Ambar Murniwati
NIM: 131134233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED
LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN
REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Bernadeta Cahya Ambar Murniwati
NIM: 131134233
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
HALAMAN PENGESAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, sumber berkat dan kekuatanku.
2. Kedua orang tuaku Vincentius Parman dan Anastasia Sri Endang
Setyowati yang senantiasa memberikan kasih sayang dan ketulusan.
3. Sahabat-sahabatku yang selalu menjadi penyemangat dan penghiburku.
4. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Our greatest glory is not in never falling, but in rising everytime we fall”
(Confucius)
“He has made everything beautiful in its time”
(Ecclesiastes 3:11)
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu,
perbuatlah demikian juga kepada mereka”
(Matius 7:12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
daftar kutipan dan daftar referensi sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 12 Januari 2017
Penulis,
Bernadeta Cahya Ambar Murniwati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bernadeta Cahya Ambar Murniwati
Nomor Mahasiswa : 131134233
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI PADA
MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS KALASAN
YOGYAKARTA”, beserta perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 12 Januari 2016
Yang menyatakan,
Bernadeta Cahya Ambar Murniwati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN REGULASI DIRI
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V
SD KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA
Bernadeta Cahya Ambar Murniwati
Universitas Sanata Dharma
2017
Kata kunci: model Problem Based Learning, kemampuan eksplanasi, kemampuan
regulasi diri, mata pelajaran IPA.
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap rendahnya
kemampuan IPA siswa Indonesia pada penelitian PISA tahun 2015 yang masih di
bawah rata-rata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan eksplanasi dan
regulasi diri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental tipe non-
equivalent control group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta sebanyak 61 siswa. Sampel penelitian
terdiri dari 31 siswa kelas V A sebagai kelompok eksperimen dan 30 siswa kelas
V B sebagai kelompok kontrol. Treatment yang diterapkan di kelompok
eksperimen adalah model Problem Based Learning. Ada lima langkah dalam
model Problem Based Learning yaitu mengorientasikan siswa pada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, penyelidikan mandiri dan kelompok,
mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) model Problem Based Learning
berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi. Rerata skor kelompok eksperimen
(M = 0,88 dan SE = 0,14) lebih tinggi dari kelompok kontrol (M = 0,29 dan SE =
0,10). Perbedaan tersebut signifikan dengan t(59) = -3,37, p = 0,001 (p < 0,05).
Effect size terhadap kemampuan eksplanasi adalah r = 0,42 atau 18% yang setara
dengan “efek menengah”. 2) model Problem Based Learning berpengaruh
terhadap kemampuan regulasi diri. Rerata skor kelompok eksperimen (M = 0,59
dan SE = 0,11) lebih tinggi dari kelompok kontrol (M = 0,07 dan SE = 0,11).
Perbedaan tersebut signifikan dengan t(59) = -3,24, p = 0,002 (p < 0,05). Effect
size terhadap kemampuan regulasi diri adalah r = 0,39 atau 15% yang setara
dengan “efek menengah”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECTS OF THE IMPLEMENTATION OF PROBLEM-BASED
LEARNING MODEL ON THE ABILITY TO EXPLAIN AND SELF
REGULATE IN SCIENCE SUBJECT FOR THE FIFTH GRADE STUDENTS
IN KANISIUS KALASAN ELEMENTARY SCHOOL YOGYAKARTA
Bernadeta Cahya Ambar Murniwati
Sanata Dharma University
2017
Keywords: Problem-Based Learning model, the ability to explain, ability to self
regulatie, natural science subject.
The background of this study was concern about the low of students science
ability at Indonesian country according to PISA 2015 research were still below
average. The aims of the study was to find out the effect of the implementation of
Problem-Based Learning model on the ability to explanation and self regulation
in science subject for the fifth grade students in Kanisius Kalasan Elementary
School, Yogyakarta in odd semester 2016/2017.
This study used quasi experimental research with nonequivalent control
group design. The population of this study were 61 of the 5th grade students in
Kanisius Kalasan Elementary School. The samples were 31 students of class VA
as the experimental group and 30 students of class VB as the control group. The
treatment for the experimental group was Problem-Based Learning model. There
are 5 steps in the Problem-Based Learning model including problem orientation,
organizing class, organize student to learn, independent inquiry and groups, to
develop and present the result of the work, as well as analyze and evaluate
problem-solving.
The result of this study showed that 1) Problem-Based Learning model
affects on the ability to explanation. The average experimental group (M = 0,88
and SE = 0,14) is higher than control group (M = 0,29 and SE = 0,10). It has
significant difference in t(59) = -3,37, p = 0,001 (p < 0,05). The effect size of
Problem-Based Learning model on the ability to explanation was r = 0,42 or 18%
categorized into“medium effect”. 2) Problem-Based Learning model affects on
the ability to self regulation. The average experimental group (M = 0,59 dan SE =
0,11) is higher than control group (M = 0,07 and SE = 0,11). It has significant
difference in t(59) = -3,24, p = 0,002 (p < 0,05). The effect size of Problem-Based
Learning model on the ability to self regulation was 0,39 (15%) categorized into
“medium effect”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.
Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM
BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN EKSPLANASI DAN
REGULASI DIRI PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD
KANISIUS KALASAN YOGYAKARTA”, disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. selaku Dosen Pembimbing
I yang telah membimbing dan mendukung dengan sabar dan bijaksana.
5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang
membimbing kami dengan penuh kesabaran.
6. Drs. Y.B. Adimassana, M.A. selaku Dosen Penguji III yang telah
memberikan masukkan dan saran.
7. Patricia Agustin Ria Dewi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kalasan
Yogyakarta yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
8. Martinus Sopyan Supriyadi, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu
pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
9. Siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran
2016/2017 yang telah bersedia terlibat dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
10. Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu proses perijinan penelitian skripsi.
11. Kedua orang tuaku, Vincetius Parman dan Anastasia Sri Endang Setyowati
yang dengan sabar selalu menyertai perjuanganku berupa doa, kasih sayang,
perhatian, nasihat, dan materi.
12. Sahabatku penelitian kolaboratif payung Widi, Wati, Desy, Sita, Mita, Tita,
Tami, Cicil, Listy, Vero yang telah memberikan bantuan selama melakukan
penelitian dan menyelesaikan skripsi.
13. Sahabat-sahabatku dari SMA Pita, Marsel, dan Floren yang selalu
mendukung dan memberikan semangat.
14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah
banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan
kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti
terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi dunia pendidikan dan para pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
PERSEMBAHAN ................................................................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................... vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .... vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Permasalahan ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
1.4.1 Bagi Sekolah ........................................................................................... 6
1.4.2 Bagi Guru ............................................................................................... 6
1.4.3 Bagi Siswa .............................................................................................. 6
1.4.4 Bagi Peneliti ........................................................................................... 6
1.5 Definisi Operasional ...................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 8
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................... 8
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ..................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ...................................................................... 8
2.1.1.2 Model pembelajaran .............................................................................. 11
2.1.1.3 Problem Based Learning ....................................................................... 12
2.1.1.4 Kemampuan Berpikir Kritis .................................................................. 15
2.1.1.5 Kemampuan Eksplanasi ........................................................................ 17
2.1.1.6 Kemampuan Regulasi Diri .................................................................... 18
2.1.1.7 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam........................................................... 19
2.1.1.8 Materi Ajar Kelas V .............................................................................. 20
2.1.2 Penelitian yang Relevan ........................................................................... 22
2.1.2.1 Penelitian tentang Problem Based Learning ......................................... 22
2.1.2.2 Penelitian tentang kemampuan berpikir kritis ....................................... 22
2.1.2.3 Literature Map...................................................................................... 24
2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 25
2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 27
3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................... 27
3.2. Setting Penelitian ........................................................................................ 29
3.2.1. Lokasi Penelitian ..................................................................................... 29
3.2.2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 30
3.3 Populasi dan Sampel.................................................................................... 30
3.3.1 Populasi .................................................................................................... 30
3.3.2 Sampel ...................................................................................................... 31
3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 33
3.6 Instrumen Penelitian .................................................................................... 35
3.7 Teknik Pengujian Instrumen........................................................................ 36
3.7.1 Uji Validitas.............................................................................................. 36
3.7.1.1 Validitas Isi ............................................................................................ 37
3.7.1.2 Validitas Muka ...................................................................................... 37
3.7.1.3 Validitas Konstruk ................................................................................. 38
3.7.1 Pengujian Reliabilitas ........................................................................... 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................... 41
3.7.2 Analisis Pengaruh Perlakuan ................................................................ 41
3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data ............................................................. 41
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ........................................................ 42
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan .............................................................. 44
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................... 45
3.8.2.1 Perhitungan Presentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I......... 45
3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I .................... 46
3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ................................... 47
3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ............................................................ 48
3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan ..................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 52
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 52
4.1.1 Implementasi Penelitian ........................................................................... 52
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ............................................ 52
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran .................................................. 53
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol........................ 54
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen ................. 55
4.1.2 Deskripsi Sebaran Data ............................................................................ 58
1. Kelompok Kontrol ..................................................................................... 59
2. Kelompok Eksperimen ............................................................................... 61
4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian I.......................................................................... 63
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data .............................................................. 64
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................... 65
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................... 67
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................... 69
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................ 70
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ................. 70
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ..................... 71
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......................................... 73
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................................... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II ............................................................... 76
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data .............................................................. 77
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ......................................................... 78
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .................................................... 80
4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................... 82
4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut ............................................................................ 83
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ................. 83
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ..................... 85
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I .......................................... 86
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................................... 87
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 89
4.2.1 Ancaman Validitas Internal Penelitian ..................................................... 89
4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Eksplanasi ...................... 92
4.2.3 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Regulasi Diri .................. 95
4.2.4 Dampak Pengaruh Perlakuan ................................................................. 97
4.2.5 Pembahasan Lebih Lanjut .................................................................... 101
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 103
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 103
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 104
5.3 Saran ......................................................................................................... 104
DAFTAR REFERENSI ..................................................................................... 105
LAMPIRAN ........................................................................................................ 109
CURRICULUM VITAE ...................................................................................... 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Bentuk paruh burung ............................................................................. 20
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ..................................................................... 30
Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian ............................................................. 35
Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen........................................................ 36
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................... 39
Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Aspek Eksplanasi dan Regulasi diri ........... 39
Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas .............................................................. 40
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................ 40
Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 44
Tabel 3.9 Pedoman Koefisien Korelasi ................................................................. 47
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara dengan Guru .................................................... 50
Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum
Perlakuan ............................................................................................................... 50
Tabel 3.12 Pedoman Wawancara dengan Siswa ................................................... 51
Tabel 4.1 Tabulasi Data Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Eksplanasi .. 59
Tabel 4.2 Tabulasi Data Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Regulasi Diri
............................................................................................................................... 60
Tabel 4.3 Tabulasi Data Kelompok Eksperimen terhadap Kemampuan Eksplanasi
............................................................................................................................... 61
Tabel 4.4 Tabulasi Data Kelompok Eksperimen terhadap Kemampuan Regulasi
Diri ........................................................................................................................ 62
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Eksplanasi ........... 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .............................................. 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Eksplanasi ............... 66
Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .............................................. 68
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi ... 68
Tabel 4.10 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan dari pretest ke posttest I
terhadap Kemampuan Eksplanasi ......................................................................... 69
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I Kemampuan Eksplanasi ........................................................................ 70
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Kemampuan Eksplanasi ........................................................................................ 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan
Eksplanasi ............................................................................................................. 73
Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi ....... 75
Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi ....... 76
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Regulasi Diri ...... 77
Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................ 79
Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Regulasi Diri......... 79
Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians ............................................ 81
Tabel 4.20 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Regulasi Diri......... 81
Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Regulasi Diri ................. 82
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I Kemampuan Regulasi Diri .................................................................... 83
Tabel 4.23 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Kemampuan Regulasi Diri .................................................................................... 85
Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan
Regulasi Diri ......................................................................................................... 86
Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi Diri ... 88
Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi diri .... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literatur mindmap ............................................................................. 24
Gambar 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 28
Gambar 3.2 Hubungan Variabel Penelitian .......................................................... 32
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal ............................................. 44
Gambar 3.4 Rumus Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal ...................... 45
Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I .................. 45
Gambar 3.6 Rumus Gain Score.............................................................................46
Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh .......................................... 49
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan
Eksplanasi ............................................................................................................. 69
Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Eksplanasi ..................................... 71
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Eksplanasi .. 75
Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Regulasi
Diri ........................................................................................................................ 82
Gambar 4.4 Grafik Gain Score Pada Kemampuan Regulasi Diri ........................ 84
Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Regulasi Diri
............................................................................................................................... 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ............................................................................. 110
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal ...................................................................... 111
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen.......................................................... 112
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol ................................................................. 114
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen ......... 116
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol ................ 126
Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa .....................................................................133
Lampiran 2.6 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ............................................140
Lampiran 3.1 Soal Uraian........................................................................................... 135
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ..................................................................................... 149
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian .................................................................................. 154
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement ................................................ 158
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ..................................................... 161
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ................................................. 163
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Eksplanasi Kelompok Kontrol dan
Eksperimen................................................................................................................... 164
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Regulasi Diri Kelompok Kontrol dan
Eksperimen................................................................................................................... 165
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ....................................................... 166
Lampiran 4.4. Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal ............................... 167
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................... 169
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan .............................. 171
Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I . 172
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I.... 175
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I ........ 179
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan ............................................................. 181
4.10.1 Kemampuan Eksplanasi ................................................................................. 181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara Siswa ........................................................... 183
Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru ............................................................. 189
Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ..................................................... 190
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian ..................................... 192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab I dalam penelitian ini berisi tentang latar belakang penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
Latar belakang penelitian berisi tentang alasan peneliti melakukan penelitian.
Rumusan masalah berisi pertanyaan mengenai masalah yang akan diteliti. Tujuan
penelitian berisi jawaban dari rumusan masalah penelitian. Manfaat penelitian
berisi tentang manfaat dari penelitian ini bagi sekolah, guru, peneliti, dan siswa.
Definisi operasional berisi tentang pengertian kata-kata kunci dalam penelitian.
Bagian-bagian tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
1.1 Latar Belakang Permasalahan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan
kita. Melalui pendidikan kita dapat mengenal, mempelajari, memahami suatu
situasi dan informasi maupun permasalahan di sekitar kita. Satori (2007: 115)
menjelaskan bahwa pendidikan merupakan situasi ketika guru dan siswa
berkomunikasi, di mana guru menanamkan nilai luhur dalam masyarakat kepada
siswa. Salah satu tujuan pendidikan yaitu untuk mengembangkan potensi dari
peserta didik. Potensi-potensi dari peserta didik sangat beragam, misalnya ada
anak yang berpotensi di bidang musik, di bidang seni tari, di bidang olahraga, di
bidang bahasa ataupun di bidang berhitung. Hal ini dikarenakan setiap individu
memiliki potensi yang berbeda, maka dari itu pendidikan menjadi sarana yang
sangat penting untuk menggali dan mengasah potensi yang dimiliki peserta didik.
Melihat pentingnya pendidikan, maka dari itu pendidikan harus diusahakan secara
optimal dan semaksimal mungkin. Pendidikan dapat diperoleh dari mana saja,
seperti dari sekolah, dari lingkungan sekitar, dari media sosial dan dari
pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain. Pendidikan secara formal
dari sejak dini didapat dari sekolah.
Programme for International Student Assessment (PISA) melakukan
penelitian terhadap siswa-siswa usia 15 tahun. Survei PISA 2015 fokus pada IPA,
membaca, matematika, dan pemecahan masalah kolaboratif (OECD, 2016: 6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Ilmu pendidikan di Indonesia telah mengalami transformasi yang luar biasa untuk
menciptakan landasan bagi kemakmuran dan pembangunan yang berkelanjutan.
Hasil PISA 2015 menunjukkan bahwa Indonesia dibidang ilmu pengetahuan naik
21 poin apabila dibandingkan dengan hasil PISA 2012 yaitu dari 382 menjadi 403
(OECD, 2016). Meskipun demikian, hasil PISA 2015 menunjukkan Indonesia
masih berada di bawah rata-rata dengan ranking 62 dari 70 (OECD, 2016). Hal
tersebut dapat menjadi salah satu alasan untuk terus meningkatkan kualitas dan
kuantitas pendidikan.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan
memperhatikan proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran sebaiknya dapat
berperan untuk memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri,
sehingga guru perlu melaksanakan pembelajaran dengan aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (Djamarah & Zain, 2010: 323). Pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan berbagai macam metode dan model pembelajaran. Pemilihan metode dan
model pembelajaran yang baik adalah salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Gunawan (2003: 177-178) memaparkan bahwa keterampilan berpikir kritis
merupakan kemampuan berpikir pada level yang kompleks yang menggunakan
proses analisis dan evaluasi. Tujuan kemampuan berpikir kritis adalah
memaksimalkan kemampuan berpikir siswa untuk mencapai pemahaman yang
mendalam. Kemampuan berpikir kritis sangat baik digunakan dalam memecahkan
masalah dan pengambilan keputusan, sehingga peserta didik terutama kelas V
Sekolah Dasar diusahakan memiliki keterampilan berpikir kritis. Semakin
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan semakin banyak
pula informasi yang dapat diterima oleh peserta didik. Keterampilan berpikir kritis
berperan dalam pengambilan keputusan dan pemilihan informasi yang tepat,
akibat dari banyaknya informasi yang peserta didik terima.
Facione (2015) mengidentifikasi enam indikator keterampilan berpikir kritis,
yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
Kemampuan eksplanasi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu menjelaskan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
penalaran, membenarkan prosedur yang digunakan, dan memaparkan argumen-
argumen yang digunakan. Kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk
menunjukkan indikator kemampuan berpikir kritis eksplanasi antara lain
menjustifikasi penalaran dan mempresentasikan penalaran. Kemampuan regulasi
diri dapat dibagi menjadi dua yaitu refleksi diri dan koreksi diri. Kata kerja
operasional yang dapat digunakan untuk menunjukkan indikator kemampuan
berpikir kritis regulasi diri yaitu menganalisis dan mengevaluasi.
Penelitian terdahulu telah meneliti tentang pengaruh penerapan Problem
Based Learning (PBL) dan Group Investigation (GI) terhadap kemampuan
berpikir kritis mahasiswa biologi STKIP (Asyari, Muhdhar, dkk., 2015). Hasil
penelitian menemukan bahwa penerapan PBL dan GI mendorong siswa untuk
berpikir kritis melalui perencanaan, berdebat, menyatakan pertanyaan dan
masalah, dan menganalisis dan memberikan solusi terhadap masalah lingkungan
sekitarnya. Penelitian lain mengungkapkan bahwa PBL dapat meningkatkanaspek
lain seperti perkembangan metakognitif dan perkembangan kepemimpinan.
Downing, Ning, dan Shin (2011) meneliti tentang pengaruh Problem Based
Learning terhadap pengalaman dan perkembangan metakognitif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model PBL dapat lebih meningkatkan
pengalaman dan perkembangan metakognitif dibandingkan dengan menggunakan
metode tradisional. Yeo (2006) meneliti tentang apakah PBL dapat berjalan
seiring dengan perkembangan kepemimpinan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa PBL berkontribusi terhadap kebermaknaan proses pembelajaran
kepemimpinan, selain itu PBL juga diperlukan untuk lebih memfasilitasi peserta
setelah sesi latihan. Schechter (2010) meneliti tentang penggunaan PBL dan
Success Based Learning (SBL) sebagai kerangka instruksional terhadap
pendidikan kepemimpinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBL dan SBL
dapat lebih mengembangkan kapasitas calon pemimpin.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan terhadap
proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di suatu Sekolah Dasar,
beberapa guru yang mengampu pembelajaran IPA masih menggunakan metode
ceramah. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
metode maupun model pembelajaran lain. Guru menggunakan metode maupun
model lain sesekali dalam satu bab bahkan sering tidak pernah menggunakan
metode lain selain ceramah selama proses pembelajaran dalam satu bab. Metode
ceramah kurang efektif apabila diterapkan di sekolah karena metode tersebut
kurang merangsang kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa tidak mendapatkan
kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya dalam memecahkan suatu
masalah. Hal tersebut dapat membuat siswa menjadi pasif saat pembelajaran dan
pembelajaran tersebut dapat dikatakan tidak berpusat pada siswa.
Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan dapat diterapkan
disekolah dasar adalah pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka
sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun
pengetahuan baru (Hosnan, 2014: 298). Terdapat lima langkah dalam penerapan
model Problem Based Learning yaitu mengorientasikan siswa pada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, penyelidikan mandiri dan kelompok,
mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah. Problem Based Learning memiliki
beberapa kelebihan antara lain berorientasi pada pengembangan belajar mandiri,
menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti, memecahkan
masalah, dan penguasaan pengetahuan, dan mendorong siswa untuk berpikir
tingkat tinggi. Problem Based Learning menghadapkan siswa pada suatu masalah
langsung sehingga siswa dituntut untuk menggunakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi antara lain eksplanasi dan regulasi diri dalam memecahkan suatu
masalah.
Penelitian ini dibatasi pada pengaruh penerapan model Problem Based
Learning terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Materi yang digunakan untuk penelitian ini
mengenai cara makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan. Penelitian
ini diujicobakan pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
gasal tahun ajaran 2016/2017. Kelas yang diuji coba dalam penelitian ini adalah
kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Peneliti
memilih SD Kanisius Kalasan sebagai tempat melaksanakan penelitian karena
peneliti ingin mengetahui kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa pada
kelas yang menggunakan metode konvensional dan model Problem Based
Learning.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap
kemampuan eksplanasi pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017?
1.2.2 Apakah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap
kemampuan regulasi diri pada mata pejalaran IPA materi penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap
kemampuan eksplanasi pada mata pejalaran IPA materi penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
1.3.2 Mengetahui pengaruh penerapan Problem Based Learning terhadap
kemampuan regulasi diri pada mata pejalaran IPA materi penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Sekolah
Sekolah dapat mengetahui pengaruh model Problem Based Learning
terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas V Sekolah Dasar
saat belajar mengajar.
1.4.2 Bagi Guru
Guru dapat menerapkan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan
model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi dan
regulasi diri siswa kelas V Sekolah Dasar saat kegiatan belajar mengajar.
1.4.3 Bagi Siswa
Kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas V Sekolah Dasar
dapat meningkat ketika kegiatan belajar mengajarnya menggunakan model
Problem Based Learning.
1.4.4 Bagi Peneliti
Peneliti dapat menggunakan hasil penelitian sebagai batu loncatan agar
dapat menggunakan model Problem Based Learning sebagai salah satu cara
meningkatkan kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa kelas V Sekolah
Dasar saat kegiatan belajar mengajar.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran, di mana proses
pembelajaran diawali dengan menghadapkan siswa dengan suatu masalah
nyata atau masalah yang disimulasikan dengan lima tahap yaitu,
mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk
belajar, penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.5.2 Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir tingkat
tinggi dan pada level yang kompleks yang terdiri dari enam keterampilan
yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
1.5.3 Kemampuan eksplanasi adalah kemampuan untuk menjelaskan hasil dari
suatu pemikiran, yang dibagi menjadi tiga yaitu menjelaskan hasil
penalaran, membenarkan prosedur yang digunakan, dan memaparkan
argumen-argumen yang digunakan.
1.5.4 Kemampuan regulasi diri adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri
yang dibagi menjadi dua yaitu koreksi diri dan refleksi diri melalui kegiatan
analisis dan evaluasi.
1.5.5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang membahas
fenomena-fenomena alam yang terjadi di sekitar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II berisi tentang kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka
berpikir, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka berisi teori-teori yang
mendukung dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian yang relevan berisi
penelitian sebelumnya yang pernah ada yang berkaitan dengan penelitian ini.
Kerangka berpikir berisikan rumusan atau landasan berpikir dari umum ke
khusus. Hipotesis berisi dugaan sementara tentang jawaban suatu rumusan
masalah. Bagian-bagian tersebut dijelaskan sebagai berikut.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini adalah, teori
perkembangan anak, kemampuan berpikir kritis, kemampuan eksplanasi,
kemampuan regulasi diri, Pembelajaran Berbasis Masalah dan hakikat Ilmu
Pengetahuan Alam. Teori-teori tersebut yang mendukung dalam penelitian ini.
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Perkembangan anak penting dipahami agar anak dapat mengembangkan
potensi yang ada dalam diri anak semaksimal mungkin. Ada beberapa alasan
mengapa perkembangan anak penting untuk dipahami (Yusuf, 2010: 12):
a. Masa anak-anak merupakan periode perkembangan yang cepat dan terjadi
perubahan dalam banyak aspek perkembangan.
b. Pengalaman masa kecil mempunyai pengaruh yang kuat pada masa
perkembangan berikutnya.
c. Membantu anak mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang
dihadapi.
d. Melalui pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak, dapat diantisipasi tentang bagaimana upaya untuk
memfasilitasi perkembangan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Teori perkembangan kognitif Piaget (dalam Mutiah, 2010: 48-73) adalah
ide perkembangan anak melalui beberapa tahap, yaitu tahap sensorimotor (0 – 2
tahun), pada tahap ini pengetahuan anak didasarkan pada interaksi yang baik
dengan benda/objek yang ada disekitarnya maupun orang-orang yang ada
disekitarnya (Mutiah, 2010: 53). Interaksi yang baik yang dimaksudkan dalam
tahap ini seperti melihat, merasakan/meraba, mendengar dan lain sebagainya.
Pada tahap kedua, yaitu tahap praoperasional ( 2 – 7 tahun), pada tahap ini anak
mulai dapat menggunakan simbol-simbol sebagai tanda untuk menunjukkan suatu
objek yang mereka lihat (Mutiah, 2010: 62). Pada tahap kedua ini anak akan
menggunakan gambar atau simbol lain untuk mewakili suatu objek yang tidak
terlipat oleh anak pada saat itu atau objek tersebut berada ditempat yang saat itu
tidak terlihat oleh anak.
Tahap ketiga dalam teori perkembangan kognitif Piaget adalah tahap
operasional konkret (7 – 11 tahun), pada tahap ini anak sudah dapat menggolong-
golongkan sesuatu, namun belum bisa memecahkan masalah yang abstrak. Anak
telah mampu menggabungkan hubungan secara logis untuk memahami
kesimpulan tertentu (Mutiah, 2010: 67-68). Misalnya, ada 3 batang lidi (A, B, dan
C) panjang lidi A paling panjang, dan C paling pendek. Anak akan dapat
memahami bahwa lidi A lebih panjang dari lidi B dan lidi C, lidi B lebih panjang
dari lidi C. Tahap keempat dalam perkembangan kognitif Piaget adalah tahap
operasional formal (11 – 15 tahun), pada tahap ini anak mampu berpikir logis dan
mampu mengambil kesimpulan dari sesuatu yang dia amati (Mutiah, 2010: 68-
72). Anak mulai mengerti pemikiran-pemikiran abstrak dan dapat memikirkan
hipotesis dan analisis dalam suatu masalah yang dihadapi. Pada tahap ini anak
dapat memikirkan banyak kemungkinan dalam suatu analisis dan persoalan yang
dihadapi. Anak mampu menghubungkan simbol-simbol sehingga anak mampu
berpikir dan memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain.
Seperti pendapat Piaget, Vygotsky juga memiliki pendapat yang sama
bahwa anak aktif dalam menyusun kemampuan mereka (Mutiah, 2010: 73).
Vygotsky menyampaikan sebuah konsep tentang Zone of Proximal Development
(ZPD), konsep tersebut merupakan istilah untuk serangkaian tugas yang terlalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sulit untuk dikuasai anak sendirian, namun dapat dikuasai anak dengan bantuan
orang dewasa atau teman yang lebih mampu (Mutiah, 2010:77). Terdapat batasan-
batasan dari ZPD, ada batasan bawah dan batasan atas. Batasan bawah dalam
konsep ini adalah tingkat masalah yang dapat diselesaikan anak seorang diri.
Sedangkan batasan atasnya adalah tingkat tanggung jawab atau tugas tambahan
yang dapat diterima anak dengan bantuan dari orang dewasa atau teman yang
mampu.
Dalam ZPD terdapat istilah scaffolding, scaffolding adalah sebuah teknik
untuk mengubah level dukungan (Mutiah, 2010: 78). Selama kegiatan
pembelajaran seorang guru atau orang yang lebih mampu menyesuaikan
bimbingannya dengan level kinerja siswa yang dia capai. Ketika tugas yang dia
pelajari adalah tugas baru, maka teknik yang digunakan orang yang lebih ahli
untuk membantu siswa adalah teknik instruksi langsung. Sedangkan ketika
kemampuan siswa meningkat, maka semakin sedikit bimbingan yang diberikan.
Konsep ZPD menjadi pendorong terjadinya kemajuan perkembangan dan
pembelajaran (Salkind, 2009: 375).
Kriteria penahapan perkembangan dalam hubungannya dengan
pendidikan, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan dapat
digambarkan menjadi beberapa fase perkembangan (Yusuf, 2010: 23). Pertama
adalah masa usia pra sekolah (usia 0 – 6 tahun), masa usia Sekolah Dasar (usia 6 –
12 tahun), masa usia sekolah menengah (usia 12 – 18 tahun), dan masa usia
mahasiswa (usia 18 – 25 tahun). Masa usia Sekolah Dasar atau sering disebut
dengan masa intelektual, anak lebih mudah dididik daripada masa sebelum dan
sesudahnya. Biasanya pada usia 6-7 tahun anak telah matang untuk masuk sekolah
dasar. Menurut Yusuf (2010: 24-25) pada usia sekolah dasar kira-kira 6-12 tahun
anak-anak memiliki sifat sebagai berikut :
a. Terdapat hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
b. Mentaati peraturan-peraturan permainan tradisional.
c. Kecenderungan memuji diri sendiri.
d. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, soal tersebut dianggap tidak
penting.
f. Selalu menghendaki nilai yang baik, tanpa memikirkan apakah prestasinya atau
kemampuannya memang pantas diberi nilai baik.
Peneliti menggunakan anak kelas V SD sebagai sampel penelitian ini.
Berdasarkan teori-teori tentang perkembangan anak yang telah disebutkan, anak
usia kelas V SD termasuk dalam teori perkembangan kognitif Piaget pada tahap
operasional formal dan dalam fase perkembangan termasuk dalam usia Sekolah
Dasar. Pada perkembangan tersebut anak memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Mereka juga mulai mengerti tentang peraturan-peraturan dan berusaha untuk
mentaati peraturan tersebut. Mampu mengambil kesimpulan dari sesuatu yang
diamati dan dapat memecahkan masalah tanpa bantuan orang lain. Hal tersebut
sesuai dengan kemampuan yang diteliti. Vygotsky juga berpendapat bahwa usia
anak-anak adalah usia dimana mereka aktif dalam menyusun pengetahuan
mereka.
2.1.1.2 Model pembelajaran
Rusman (2013: 132) menyatakan bahwa model-model pembelajaran
biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip dan teori pengetahuan, antara lain
prinsip pembelajaran, teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori-teori
lain yang mendukung. Joyce & Weil (dalam Rusman, 2013: 133) menyatakan
bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum, merancang bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran dikelas atau lainnya. Guru dapat memilih model pembelajaran yang
sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya (Rusman, 2013: 133).
Berikut ini dasar pemilihan model pembelajaran yaitu (Rusman, 2013: 133):
1. Tujuan yang hendak dicapai, yang harus dipertimbangkan seperti
kompetensi akademik, kepribadian, sosial, dll.
2. Bahan atau materi pembelajaran, yang harus dipertimbangkan seperti
fakta, konsep, hukum, teori, sumber-sumber yang relevan, dll.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. Peserta didik, yang harus dipertimbangkan seperti tingkat kematangan,
gaya belajar, minat, bakat, dan kondisi peserta didik.
4. Nonteknis, yang harus dipertimbangkan seperti keefektifan model
pembelajaran, kesanggupan model pembelajaran untuk mencapai tujuan,
dan apakah model pembelajaran yang digunakan adalah satu-satunya
model yang dapat digunakan.
Rusman (2013: 136) memaparkan ciri-ciri model pembelajaran sebagai berikut:
1. Model pembelajaran dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok
secara demokratis.
2. Mempunyai misi dan tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar.
4. Terdapat pedoman praktis yang berisi bagian-bagian model, yaitu: urutan
langkah-langkah pembelajaran (syntax), adanya prinsip-prinsip reaksi,
sistem sosial, dan sistem pendukung.
5. Penerapan model pembelajaran memiliki dampak sebagai akibat.
6. Persiapan mengajar dibuat sesuai dengan pedoman model pembelajaran.
Peneliti menggunakan model pembelajaran sebagai pedoman untuk
merancang kegiatan pembelajaran. Berdasarkan pertimbangan yang telah
dipaparkan oleh Rusman tersebut.
2.1.1.3 Problem Based Learning
Model Problem Based Learning adalah suatu model pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka
sebagai konteks bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta sekaligus membangun
pengetahuan baru (Hosnan, 2014: 295). Abidin (2014: 160) menjelaskan bahwa
model Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menyediakan
pengalaman autentik yang mendorong siswa untuk belajar aktif, mengkontruksi
pengetahuan, dan mengintegrasikan konteks belajar di sekolah dan belajar di
kehidupan nyata secara alamiah. Model Problem Based Learning menawarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
kebebasan siswa dalam proses pembelajaran (Rusmono, 2012: 74). Berdasarkan
ketiga pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa model Problem Based
Learning ini adalah model pembelajaran yang menggunakan pengalaman nyata
yang mendorong dan membebaskan peserta didik untuk belajar aktif,
mengkontruksi pengetahuan, dan mengintegrasikan konteks belajar di sekolah dan
belajar di kehidupan nyata secara alamiah, mengembangkan keterampilan
menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta membangun pengetahuan baru.
Hosnan (2014: 299) menyatakan tujuan utama model Problem Based
Learning adalah pengembangan kemampuan berpikir kritis, kemampuan
pemecahan masalah dan kemampuan peserta didik dalam membangun
pengetahuan sendiri. Selain itu juga untuk mengembangkan kemandirian belajar
dan keterampilan sosial peserta didik. Kemampuan dan keterampilan-
keterampilan tersebut dapat terbentuk ketika peserta didik melakukan kegiatan-
kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning seperti
mengidentifikasi informasi, strategi dan sumber belajar yang relevan untuk
menyelesaikan masalah.
Ciri khas Problem Based Learning adalah kegiatan pembelajarannya
berbasis pada suatu masalah. Abidin (2014: 161) berpendapat bahwa Problem
Based Learning memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Masalah menjadi titik awal pembelajaran.
b. Masalah yang digunakan bersifat kontekstual dan autentik. Selain itu juga
masalah harus jelas, mudah dipahami, luas dan bermanfaat.
c. Masalah harus mampu mendorong munculnya kemampuan siswa berpendapat
secara multiperspektif.
d. Masalah yang digunakan dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan serta kompetensi siswa.
e. Berorientasi pada pengembangan belajar mandiri.
f. Memanfaatkan berbagai sumber belajar.
g. Kagiatan pembelajaran menekankan aktivitas kolaboratif, komunikatif, dan
kooperatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
h. Menekankan pentingnya pemerolehan keterampilan meneliti, memecahkan
masalah, dan penguasaan pengetahuan.
i. Mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi : analisis, sintesis dan evaluatif.
j. Diakhiri dengan evaluasi, kajian pengalaman belajar, dan kajian proses
pembelajaran.
Langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan model Problem Based
Learning adalah sebagai berikut (Hosnan, 2014: 302):
Tahap I : mengorientasikan peserta didik pada masalah. Tahap ini guru
menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada peserta didik untuk terlibat
dalam aktivitas pemecahan masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.
Tahap II: mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Tahap ini guru membantu
peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap sebelumnya.
Tahap III: membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pada tahap
ini guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
Tahap IV: mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Pada tahap ini guru
membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan merencanakan atau menyiapkan
karya yang sesuai sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk laporan, video,
atau model.
Tahap V: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap
ini guru membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses pemecahan masalah yang dilakukan.
Begitu pula terdapat 5 tahap Problem Based Learning berdasarkan pendapat
yang dituliskan oleh Rusmono (2012: 81):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tahap I: mengorganisasi siswa pada masalah. Pada tahap ini guru
minginformasikan tujuan pembelajaran, mendeskripsikan kebutuhan logistik, dan
memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah.
Tahap II: mengorganisasikan siswa untuk belajar. Pada tahap ini guru membantu
siswa menetukan dan mengatur tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
Tahap III: membantu penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini guru
mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, mencari penjelasan dan solusi.
Tahap IV: mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta pameran.
Pada tahap ini guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil
karya yang sesuai seperti laporan, rekaman video, dan model, serta membantu
mereka berbagi karya yang mereka hasilkan.
Tahap V: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada tahap
ini guru membantu siswa melakukan refleksi atas penyelidikan dan proses-proses
yang mereka gunakan.
Penelitian ini menggunakan lima langkah Problem Based Learning yaitu
mengorientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasi peserta didik untuk
belajar, penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan
mempresentasikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah. Langkah-langkah model Problem Based Learning yang
dilakukan secara sistematis dapat berpotensi mengembangkan kemampuan
berpikir kritis peserta didik. Peserta didik dapat memecahkan suatu masalah
tertentu dan dapat menguasai pengetahuan yang sesuai dengan kompetensi dasar
tertentu (Hosnan, 2014: 302).
2.1.1.4 Kemampuan Berpikir Kritis
Pengertian berpikir (Tawil & Liliasari, 2013: 1) merupakan suatu proses
kognitif dan aktivitas mental untuk memperoleh pengetahuan. Proses berpikir
memiliki keterkaitan dengan pola perilaku dimana keduanya memerlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
keterlibatan aktif pemikir melalui hubungan kompleks yang berkembang melalui
kegiatan berpikir. Kegiatan ini dapat diekspresikan oleh si pemikir dengan
berbagai macam cara. Proses berpikir dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis,
yaitu berpikir dasar dan berpikir kompleks. Proses berpikir dasar adalah proses
berpikir rasional yang berisi sejumlah langkah yang sederhana menuju langkah
yang lebih kompleks. Sedangkan berpikir kompleks adalah proses berpikir tingkat
tinggi yang terdiri dari berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan (Costa dalam Tawil & Liliasari, 2013: 4).
Teori tersebut hampir sama dengan teori yang dikemukakan oleh Johnson,
berpikir kritis adalah sebuah proses yang jelas dan terarah sebagai bentuk dalam
kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,
menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah (Johnson, 2007: 185).
Berdasarkan teori mengenai kemampuan berpikir kritis tersebut peneliti
menyimpulkan bahwa berpikir kritis adalah kemampuan untuk memecahkan
masalah, mengambil keputusan, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian
ilmiah dengan menggunakan proses kognitif dan aktivitas mental.
Tujuan dari berpikir kritis adalah memaksimalkan kemampuan berpikir
siswa untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Berikut ini kelebihan dari
berpikir kritis (Johnson, 2007: 201-205):
1. Memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis.
2. Memungkinkan siswa untuk dapat menghadapi berjuta tantangan dengan cara
yang terorganisasi.
3. Memungkinkan siswa untuk dapat merumuskan pertanyaan yang inovatif.
4. Memungkinkan siswa untuk merancang solusi berdasarkan hasil
pemikirannya sendiri.
Melihat tujuan dan kelebihan berpikir kritis di atas, menunjukkan betapa
pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam kehidupan kita. Maka dari itu,
kemampuan berpikir kritis perlu ditingkatkan, terlebih dalam dunia pendidikan.
Siswa dapat mencapai pemahaman yang mendalam dengan kemampuan berpikir
kritis dan keuntungan-keuntungan lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.1.1.5 Kemampuan Eksplanasi
Kemampuan eksplanasi merupakan kemampuan seseorang untuk
menyatakan masalah, menjelaskan dan memberikan suatu alasan dari hasil
pemikiran sendiri maupun orang lain tentang suatu konsep, metode, kriteria, dan
konteks yang digunakan dalam menarik kesimpulan (Facione, 2015). Berikut ini
kata-kata operasional kemampuan menjelaskan antara lain menjustifikasi
penalaran dan mempresentasikan penalaran.
Kemampuan eksplanasi atau kemampuan menjelaskan dapat dibagi
menjadi 3 bagian yaitu menjelaskan hasil penalaran, membenarkan prosedur yang
digunakan, dan memaparkan argumen-argumen yang digunakan (Facione, 2015).
Menjelaskan hasil penalaran contohnya menyampaikan penerapan suatu gagasan
di masa yang akan datang, menjelaskan temuan-temuan dari hasil penelitian, dan
merumuskan pernyataan atau deskripsi yang tepat dari hasil analisis, evaluasi, dan
kesimpulan.membenarkan prosedur yang digunakan contohnya menguraikan
langkah-langkah yang teliti dalam menyelesaikan suatu permasalahan,
menjelaskan standar yang digunakan untuk menilai sumber informasi, dan
memaparkan strategi yang digunakan untuk mengambil keputusan secara rasional.
Memaparkan argumen-argumen yang digunakan contohnya menuliskan alasan-
alasan mengapa mengambil posisi atau kebijakan tertentu, memaparkan argumen-
argumen yang pro maupun kontra terhadap pemikiran sendiri, dan memberikan
alasan-alasan mengapa menerima klaim tertentu.
Berdasarkan penjelasan mengenai kemampuan menjelaskan, kemampuan
menjelaskan sangat dibutuhkan bagi siswa SD untuk mempermudah dalam
menyampaikan hasil penalaran siswa dan dengan melakukan penelitian ini
diharapkan bahwa model Problem Based Learning dapat meningkatkan
kemampuan menjelaskan. Indikator kemampuan eksplanasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh bentuk anggota tubuh unggas
dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan, menjelaskan pentingnya adaptasi
bagi makhluk hidup, dan menjelaskan kesesuaian bentuk tubuh unggas untuk
mencari makan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.1.1.6 Kemampuan Regulasi Diri
Regulasi diri (Facione, 2015) merupakan kesadaran dalam diri seseorang,
menggunakan unsur-unsur dalam kegiatan dan hasil pembelajaran dan
menggunakan keterampilan analisis dan evaluasi terhadap penilaian inferensial
diri seseorang, untuk menanya, mengkonfirmasi, mevalidasi maupun mengkoreksi
hasil penalaran seseorang. Berikut ini kata-kata operasional kemampuan regulasi
diri antara lain analisis dan evaluasi.
Kemampuan regulasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu : refleksi diri dan
koreksi diri. Pertama refleksi diri contohnya menguji pandangan sendiri terhadap
masalah-masalah yang kontroversial untuk mengetahui apakah posisi yang
diduduki mengandung bias pribadi atau interest pribadi, menilai apakah ada
kekeliruan dalam cara berpikir sendiri. Selain itu juga merefleksikan cara
berpikirnya sendiri, memverifikasi hasil, aplikasi, dan pelaksanaan kegiatan
berpikir dan juga siswa membuat penilaian diri secara objektif terhadap gagasan
sendiri.
Kedua koreksi diri contohnya adalah memastikan apakah koreksi-koreksi
tersebut dapat mengubah posisi yang dipegang sebelumnya, berani mengoreksi
kelemahan-kelemahan metodologi atau tanda-tanda yang digunakan dan
merencanakan prosedur yang masuk akal untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan.
Berdasarkan penjelasan tersebut kemampuan regulasi diri sangat
dibutuhkan bagi siswa SD untuk melihat sejauh mana siswa tersebut berpartisipasi
dalam pembelajaran, melakukan penilaian secara objektif terhadap gagasan
sendiri dan sejauh mana pemahaman siswa tersebut terhadap materi dan nilai-nilai
pembelajaran. Penelitian ini mengharapkan bahwa model Problem Based
Learning dapat meningkatkan kemampuan regulasi diri. Indikator kemampuan
regulasi diri yang digunakan dalam penelitian ini adalah menilai benar tidaknya
suatu tindakan dengan pandangan sendiri pada kasus adaptasi unggas, membuat
penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri pada kasus adaptasi unggas,
dan membuat penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2.1.1.7 Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan alam merupakan pengetahuan tentang alam semesta dengan
segala isinya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan alam. Ilmu yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa
yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2011: 3). Winaputra (dalam Samatowa, 2011:
3) menjelaskan bahwa IPA bukan hanya merupakan kumpulan pengetahuan
tentang benda atau makhluk hidup, tetapi memerlukan kerja, cara berpikir, dan
cara memecahkan masalah. Sains (IPA) merupakan pengetahuan yang
mempelajari, menjelaskan, serta menginvestigasi fenomena alam dengan segala
aspeknya yang bersifat empiris (Putra, 2013: 51). Bedasarkan teori-teori tersebut
dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu pengetahuan tentang fenomena-
fenomena alam semesta dan segala isinya dan juga memerlukan kerja, cara
berpikir dan cara memecahkan masalah.
IPA merupakan pengetahuan dasar dalam bidang teknologi, maka dari itu
IPA sangat perlu diajarkan di sekolah. Berikut ini alasan-alasan yang mendukung
perlunya IPA diajarkan di sekolah, antara lain (Samatowa, 2011: 6):
1. IPA merupakan dasar dari teknologi, tidak akan ada pembangunan tanpa dasar
yang cukup luas mengenai berbagai gejala alam.
2. IPA merupakan suatu mata pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir
kritis.
3. Mata pelajaran tidak hanya bersifat hafalan karena dapat diajarkan dengan
melakukan percobaan-percobaan.
4. Mempunyai potensi untuk membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Berikut ini merupakan pengaplikasian teori perkembangan kognitif dalam
pendidikan IPA, antara lain (Samatowa, 2011: 6-7):
1. Konsep IPA dapat berkembang dengan baik apabila pengenalan generalisasi-
generalisasi abstrak didahului dengan pengalaman langsung.
2. Proses belajar yang mendorong pekembangan konsep IPA berikut:
a. Eksplorasi, anak mengalami atau mengindra objek secara langsung.
b. Generalisasi, menarik kesimpulan dari informasi (pengalaman) yang
tampak bertentangan dengan informasi yang telah dimiliki anak.
c. Deduksi, mengaplikasikan konsep baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pembelajaran IPA perlu dan tepat apabila diterapkan di sekolah, terlebih
Sekolah Dasar. Karena anak pada usia tersebut secara terus menerus
mengumpulkan dan mencari informasi baru.
2.1.1.8 Materi Ajar Kelas V
Kompetensi IPA kelas V yang digunakan dalam penelitian ini adalah
standar kompetensi 3 tentang “Mengidentifikasi cara makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan lingkungan”. Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu
3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk
mempertahankan hidup. Sulistyanto (2008: 45) menjelaskan salah satu ciri
makhluk hidup adalah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya atau
biasa disebut dengan adaptasi. Adaptasi pada hewan bertujuan untuk
mempertahankan hidup hewan. Setiap jenis makhluk hidup memiliki cara yang
berbeda terhadap lingkungannya.
Bentuk penyesuaian diri hewan sangat beraneka ragam. Pada burung
terdapat beberapa perbedaan bentuk paruh dan bentuk kaki yang sesuai dengan
makanan dan lingkungannya. Berikut ini tabel mengenai ciri dan bentuk paruh
burung dan jenis makanannya.
Sumber : Sulistiyanto (2008 : 47)
Tabel 2.1 Bentuk paruh burung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selain burung, serangga juga memiliki cara tersendiri untuk memperoleh
makanannya. Salah satu bentuk penyesuaian diri serangga adalah bentuk mulut
yang bebeda-beda sesuai dengan jenis makanannya. Bedasarkan jenis makanan
yang dimakan, jenis mulut serangga dibedakan menjadi empat, yaitu mulut
pengisap, mulut penusuk, mulut penjilat, dan mulut penyerap (Sulistyanto, 2008:
47-48).
1) Mulut pengisap
Mulut pengisap pada serangga bentuknya seperti belalai yang dapat
digulung dan dijulurkan. Contoh serangga yang memiliki mulut pengisap adalah
kupu-kupu. Kupu-kupu menggunakan mulut pengisap untuk mengisap madu dari
bunga.
2) Mulut penusuk dan penghisap
Mulut penusuk dan penghisap pada serangga memiliki ciri bentuk yang
tajam dan panjang. Contoh serangga yang memiliki mulut penusuk dan penghisap
adalah nyamuk. Nyamuk menggunakan mulutnya untuk menusuk kulit manusia
kemudian menghisap darah. Jadi, selain mulutnya berfungsi sebagai penusuk juga
berfungsi sebagai pengisap.
3) Mulut penjilat
Mulut penjilat pada serangga memiliki ciri terdapatnya lidah yang panjang
dan berguna untuk menjilat makanan berupa nektar dari bunga, contoh serangga
yang memiliki mulut penjilat adalah lebah.
4) Mulut penyerap
Mulut penyerap pada serangga memiliki ciri terdapatnya alat penyerap
yang mirip spons (gabus). Alat ini digunakan untuk menyerap makanan terutama
yang berbentuk cair. Contoh serangga yang memiliki mulut penyerap adalah lalat.
Beberapa hewan menyesuaikan diri dengan cara mengubah tingkah laku
(Sulistyanto, 2008: 51-53). Hewan mengubah tingkah laku mereka untuk
mendapatkan makanan dan melindungi diri dari serangan musuh. Salah satu
hewan yang mengubah tingkah laku untuk melindungi diri adalah cecak. Cecak
melindungi diri dari serangan musuh dengan cara memutuskan ekornya. Bagian
ekor cecak yang putus dapat bergerak-gerak selama beberapa menit sehingga
dapat mengalihkan perhatian musuhnya dan saat itulah cecak bisa pergi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.1.2 Penelitian yang Relevan
2.1.2.1 Penelitian tentang Problem Based Learning
Downing, Ning, dan Shin (2011) meneliti tentang pengaruh Problem
Based Learning terhadap pengalaman dan perkembangan metakognitif, yang
bertujuan untuk mengetahui efektivitas Problem Based Learning dalam
pendidikan tinggi berdasarkan sampel besar mahasiswa tahun pertama dari dua
program di Universitas Hong Kong. Salah satu program menggunakan PBL dan
yang lain menggunakan metode tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
analisis pengalaman belajar siswa diukur pada akhir program mengungkapkan
bahwa kelompok PBL melaporkan skor signifikan lebih tinggi secara keseluruhan
kepuasan kursus dan keterampilan generik perkembangan mereka.
Yeo (2006) meneliti tentang apakah Problem Based Learning dapat
berjalan seiring dengan perkembangan kepemimpinan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa melalui analisis isi, tiga faktor penting telah diidentifikasi
sebagai kontribusi terhadap kebermaknaan proses pembelajaran kepemimpinan:
definisi masalah; komunikasi terbuka; dan pemanfaatan sumber daya. Selain itu
PBL juga diperlukan untuk lebih dalam memfasilitasi peserta bahkan setelah sesi
latihan.
Schechter (2010) meneliti tentang bagaimana mengatur kognitif
penggunaan Problem Based Learning dan Success Based Learning sebagai
kerangka instruksional terhadap pendidikan kepemimpinan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa fokus pada Problem Based Learning dan Success Based
Learning dalam pendidikan kepemimpinan dapat lebih mengembangkan kapasitas
kepemimpinan calon kepala sekolah yang diperlukan untuk memimpin sekolah di
lingkungan yang dinamis.
2.1.2.2 Penelitian tentang kemampuan berpikir kritis
Beckmann dan Weber (2015) meneliti tentang keadaan kognitif pada
penilaian pembelajaran kolaboratif virtual dan mengembangkan berpikir kritis
dalam forum diskusi online. Hasil penelitian menunjukkan bahawa dihitung dari
rasio berpikir kritis untuk menganalisis menggunakan diskusi kolaboratif virtual
menunjukkan pengetahuan dari luar kuat. Tetapi pada saat yang sama, ada juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
yang masih lemah, seperti pengulangan. Berdasarkan hasil tersebut, selanjutnya
didapat perubahan hasil yaitu meningkatkan berpikir kritis siswa.
Joseph, Stone, Grantham, Harmancioglu, dan Ibrahim (2007) meneliti
tentang sebuah studi eksplorasi pada nilai layanan pembelajaran proyek dan
dampaknya terhadap keterlibatan pelayanan masyarakat dan berpikir kritis. Hasil
meningkatkan pengetahuan seseorang tentang manfaat dari layanan proyek
pembelajaran karena begitu banyak penekanan yang berakibat pada peningkatan
berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah siswa sarjana bisnis.
Asyari, Muhdhar, Susilo, dan Ibrohim (2015) meneliti tentang
meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui penggabungan dari Problem
Based Learning and Group Investigation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelaksanaan PBL dan GI mendorong siswa untuk berpikir kritis melalui
perencanaan, berdebat, menyatakan pertanyaan dan masalah, dan menganalisis
dan memberikan solusi terhadap masalah lingkungan sekitarnya.
Penelitian-penelitian relevan tersebut menggunakan berbagai macam
populasi. Populasi-populasi penelitian adalah siswa SD, siswa SMP, siswa SMA
dan mahasiswa. Beberapa penelitian menggunakan model Problem Based
Learning sebagai variabel independen penelitian. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa model Problem Based Learning berpengaruh terhadap variabel dependen.
Meskipun demikian, belum banyak penelitian yang menggunakan variabel
dependen berupa kemampuan eksplanasi dan regulasi diri. Oleh karena itu,
peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan model
Problem Based Learning terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri siswa
kelas V di SD Kanisius Kalasan Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2.1.2.3 Literature Map
Gambar 2.1 Literatur mindmap
Penelitian tentang PBM Penelitian tentang Berpikir Kritis
Beckmann & Weber (2015)
Virtual Collaborative Learning – Berpikir kritis
Downing, Ning, & Shin (2011)
PBL – Metaconitive development
Roland K. Yeo (2006)
PBL – Leadership development
Joseph, Stone, dkk (2007)
Exploratory study – Berpikir kritis
Chen Schechter (2010)
PBL – Leadership education
Asyari, Muhdhar, dkk (2015)
PBL & Investigation – Berpikir kritis
Yang perlu diteliti:
Penerapan model PBL terhadap kemampuan
eksplanasi dan regulasi diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
2.2 Kerangka Berpikir
Metode pembelajaran PBM akan diterapkan pada pembelajaran IPA kelas
V pada kompetensi dasar 3.1 Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan
lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup. Metode PBM merupakan
sebuah metode pembelajaran yang mudah diterapkan untuk mencari informasi
sebanyak-banyaknya untuk diolah otak dan menjadi sebuah pengetahuan. Hal ini
dimaksudkan bahwa siswa dalam belajar dapat menggunakan suatu cara
memecahkan suatu permasalahan. Metode PBM juga menjadikan peserta didik
menjadi lebih kritis terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi,
menemukan jalan alternatif pemecahan masalah, menyumbangkan ide-ide baru
yang dilandasi dengan alasan-alasan yang logis sehingga diharapkan tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Berpikir kritis merupakan suatu cara berpikir seseorang secara sadar mau
melihat situasi, memberikan penilaian, berdasarkan alasan-alasan dan fokus pada
masalah yang dihadapi. Berpikir kritis kategori kognitif dibedakan menjadi enam
keterampilan yaitu: interpretasi, analis, evaluasi, inferensi, eksplanasi dan regulasi
diri. Begitu pula dalam penelitian ini peneliti lebih menekankan pada
keterampilan eksplanasi dan regulasi diri. Eksplanasi merupakan kemampuan
seseorang dalam menyatakan masalah, menjelaskan dan memberikan alasan-
alasan dari hasil penalaran sendiri ataupun orang lain tentang suatu bukti, konsep,
metode, kriteria, dan konteks yang digunakan dalam menarik kesimpulan.
Regulasi diri merupakan kemampuan seseorang untuk merefleksikan
penalarannya dalam menarik kesimpulan dengan menganalisis dan mengevaluasi
penilaiannya sendiri dengan mempertanyakan, mengonfirmasi, memvalidasi atau
mengoreksi penalarannya sendiri atau hasil pemikiran orang lain.
Melalui PBL siswa lebih mudah mengembangkan pengetahuannya baik
dalam memecahkan suatu permasalahan atau menemukan suatu bukti atau alasan.
Hal tersebut membantu siswa untuk berpikir kritis terutama dalam keterampilan
eksplanasi dan regulasi diri karena ketika siswa diminta membuat suatu
kesimpulan maka dia bertanggungjawab untuk memberikan alasan atau bukti
yang mendukung gagasannya dan siswa mampu merefleksikan hasil pemikirannya
sendiri. Jika metode PBL diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V, penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
metode PBL akan berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kategori
eksplanasi dan regulasi diri.
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap
kemampuan eksplanasi pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
2.3.2 Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap
kemampuan regulasi diri pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri
hewan dengan lingkungannya kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Pembahasan metode penelitian ini yaitu mengenai jenis penelitian, setting
penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen
penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi
Experimental tipe Nonequivalent Control Group Design. Sugiyono (2015: 114)
menjelaskan bahwa Quasi Experimental Design merupakan desain penelitian
yang mempunyai kelompok kontrol, namun tidak berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Tipe
Nonequivalent Control Group Design hampir sama dengan pretest-posttest
control group design, hanya saja desain pada tipe Nonequivalent Control Group
Design ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara
random. Penelitian ini disebut Quasi Experimental tipe Nonequivalent Control
Group Design karena kelompok eksperimental dan kelompok kontrol tidak dipilih
secara random atau acak. Tipe Nonequivalent Control Group Design dilakukan
dengan cara memberi pretest sebanyak satu kali untuk mengetahui kemampuan
awal siswa tiap kelompok (Sudijono, 2011: 69).
Pretest dilakukan sebelum materi penelitian diberikan kepada tiap kelompok.
Setelah itu, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Kelompok kontrol tidak
diberi perlakuan, dengan kata lain dengan pembelajaran biasa menggunakan
metode ceramah. Setelah perlakuan kedua kelompok diberi posttest yang
bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
yang telah diajarkan guru (Sudijono, 2011: 70). Terdapat tiga langkah untuk
menghitung pengaruh perlakuan, yaitu (1) skor posttest kelompok eksperimen
dikurangi skor pretest kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, (2) skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
posttest kelompok kontrol dikurangi skor pretest kelompok kontrol menghasilkan
skor 2, (3) skor 1 dikurangi skor 2 (Cohen, 2007: 276-277). Pengaruh perlakuan
dihitung menggunakan rumus (O2-O1) – (O4-O3) (Cohen, 2007: 277). Jika
hasilnya negatif, maka pengaruh perlakuan juga negatif (Cohen, 2007: 277). Jika
hasilnya tidak sama dengan atau lebih besar dari nol, maka ada pengaruh
perlakuan.
Gambar desain penelitian sebagai berikut.
(Sumber: Cohen, 2007: 283)
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan: = hasil observasi pretest kelompok eksperimen
= hasil observasi posttest kelompok eksperimen
= hasil observasi pretest kelompok kontrol
= hasil observasi posttest kelompok kontrol
x = perlakuan atau treatment dengan penerapan model
pembelajaran berbasis masalah
Garis putus-putus pada gambar memisahkan baris pararel dalam diagram
nonequivalent control grup design menunjukkan bahwa kelompok eksperimental
dan kelompok kontrol tidak disamakan (Cohen, 2007: 283). Pada penelitian ini
pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimental dilakukan
menggunakan proses undian dan kelas yang digunakan mengambil kelas klasikal
yang sudah ada.
O1 X O2
- - - - - - - - - - - - - -
O3 O4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
3.2. Setting Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Kanisius Kalasan yang terletak di Kringinan,
Tirtomartani, Kalasan, Sleman. SD Kanisius Kalasan merupakan SD swasta yang
cukup terkenal. SD Kanisius Kalasan memiliki kelas paralel A dan B, sehingga
tepat digunakan untuk penelitian eksperimen. Jumlah keseluruhan kelas ada 12
ruang. Jumlah siswa di setiap kelasnya sekitar 24 sampai 33 siswa, sehingga
seluruh siswa berjumlah kurang lebih 345-an siswa. Fasilitas sekolah ini sangat
memadai dan mendukung pembelajaran diantaranya adalah halaman sekolah yang
cukup luas, mempunyai laboratorium komputer, perpustakaan, UKS (Unit
Kesehatan Sekolah), koperasi, toilet dan kantin.
Setiap kelas di SD Kanisius Kalasan memiliki beberapa fasilitas meja dan
kursi untuk siswa, meja dan kursi untuk guru, papan tulis, almari, kipas angin,
papan absensi, dan jadwal pelajaran. Ruang kelas memiliki pintu yang cukup
lebar sehingga siswa tidak berebut untuk keluar masuk kelas. Setiap kelasnya juga
memiliki beberapa jendela untuk sikulasi udara, hal ini menyebabkan pergantian
udara dapat berganti dengan baik.
Tempat tinggal siswa di SD Kanisius Kalasan sangat beragam. Ada siswa
yang tinggal di dekat area persawahan ada pula siswa yang tinggal di daerah
perkotaan. Siswa sebagian besar siswa yang tinggal di daerah setempat yaitu
daerah Tirtomartani, Kalasan. Namun ada pula yang jarak rumahnya lumayan
jauh dari sekolah, antara lain Klaten, Janti, Sagan, dll.
Peneliti memilih SD Kanisius Kalasan sebagai objek penelitian karena siswa
di SD tersebut berasal dari daerah yang berbeda-beda, ada yang berasal dari desa
seperti Kemudo, Nangsri, dan Kringinan, ada pula yang berasal dari kota seperti
Babarsari, Sagan dan Maguwo. Berdasarkan asal siswa yang berbeda-beda
tersebut tentu saja menimbulkan pengalaman belajar dan kemampuan berpikir
kritis yang berbeda-beda pula. Selain itu juga, SD Kanisius Kalasan memiliki
kelas paralel yang dapat digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Bedasarkan hasil wawancara dengan guru, kelas di SD Kalasan juga ditentukan
secara acak, sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelas.
Sehingga peneliti memilih SD Kanisius Kalasan yang letaknya sangat strategis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dan mudah ditemukan yaitu dipinggir jalan Jogja-Solo, siswanya berasal dari
daerah yang berbeda-beda, kelasnya paralel dan ditentukan secara acak.
3.2.2. Waktu Penelitian
Waktu pengambilan data dalam penelitian ini akan dilakukan selama tiga
minggu. Lama waktu pengambilan data pretest dan posttest dalam rentang waktu
2 minggu. Pemberian treatment dilakukan selama 2x40 menit sebanyak 3 kali
pertemuan. Berikut ini adalah jadwal pengambilan data yang dilakukan pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data
Kelompok Kontrol V-B Kelompok Eksperimen V-A
Hari/Tanggal Pert Materi Hari/Tanggal Pert Materi
Senin, 24
Oktober 2016
1 Pretest Senin, 24
Oktober 2016
1 Pretest
Kamis, 27
Oktober 2016
2 Penyesuaian diri
hewan secara
umum dan cara
adaptasi unggas
Kamis, 27
Oktober 2016
2 Penyesuaian diri
hewan secara
umum dan cara
adaptasi unggas
Senin, 31
Oktober 2016
3 Cara adaptasi
serangga
Senin, 31
Oktober 2016
3 Cara adaptasi
serangga
Kamis, 3
November 2016
4 Cara adaptasi
cecak
Kamis, 3
November 2016
4 Cara adaptasi cecak
Senin, 7
November 2016
5 Posttest I Senin, 7
November 2016
5 Posttest I
Jumat, 11
November 2016
6 Posttest II Jumat, 11
November 2016
6 Posttest II
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Sugiyono (2015: 117) memaparkan bahwa populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Begitu pula Sukmadinata (2008: 250) yang memaparkan
pendapatnya tentang populasi yaitu kelompok besar dan wilayah yang menjadi
lingkup penelitian. Sedangkan Darmawan (2013: 137) menjelaskan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
populasi merupakan sumber data dalam penelitian yang memiliki jumlah banyak
dan luas. Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, peneliti mengambil kesimpulan
bahwa populasi merupakan wilayah yang terdiri atas objek atau subjek kualitas,
jumlah banyak, luas dan karakteristik yang menjadi lingkup penelitian. Populasi
yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SD Kanisius
Kalasan. Jumlah seluruh siswa kelas V di SD Kanisius Kalasan adalah 61 siswa.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi tersebut. Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas V A di SD Kanisius Kalasan sebagai kelas
eksperimental dan seluruh siswa kelas V B di SD Kanisius Kalasan sebagai kelas
kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain non probability
sampling tipe convenience sampling. Tipe convenience sampling yaitu pemilihan
sampel dengan menggunakan kelas yang tersedia dikarenakan keterbatasan
administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18-19).
Penelitian ini dilakukan bersama dengan guru mitra sebagai pelaksana
proses pembelajaran. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi kesenjangan atau
perbedaan kemampuan guru dalam mengajar masing-masing kelompok. Selain
itu, guru mitra juga lebih mengenal karakteristik siswa yang digunakan sebagai
penelitian sehingga akan lebih mudah dalam menerapkan penelitian. Selama
pembelajaran peneliti berperan sebagai observer yang mengamati jalannya
pembelajaran yang terjadi di kelas. Peneliti melakukan dokumentasi dan
pengamatan selama berlangsungnya proses pembelajaran baik di kelas eksperimen
maupun di kelas kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3.4 Variabel Penelitian
Sugiyono (2015: 60) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
agar dapat memperoleh informasi tentang hal yang ingin diteliti, kemudian ditarik
kesimpulannya. Penelitian ini, menggunakan dua variabel yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Sugiyono (2015: 61) menjelaskan bahwa
variabel independen atau yang sering disebut sebagai variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Pada penelitian ini variabel independennya
yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah.
Sugiyono (2015: 61) menjelaskan bahwa variabel dependen atau yang
biasa disebut dengan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel independen. Pada penelitian ini
kemampuan eksplanasi dan kemampuan regulasi diri menjadi variabel dependen.
Berikut ini merupakan bagan hubungan antara variabel independen-dependen.
Variabel independen Variabel
dependen
Gambar 3.2 Hubungan Variabel Penelitian
Variabel independen akan mempengaruhi timbulnya perubahan pada variabel
dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
berbasis masalah, sedangkan variabel dependen penelitian ini adalah kemampuan
eksplanasi dan kemampuan regulasi diri. Variabel dependen adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel independen.
Model Pembelajaran Berbasis
Masalah
Kemampuan Eksplanasi
Kemampuan Regulasi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Siregar (2014: 17-18) pengumpulan data adalah suatu proses pengumpulan
data primer dan sekunder, dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan
langkah yang penting, karena data yang dikumpulkan akan digunakan untuk
pemecahan masalah yang sedang diteliti atau untuk menguji hipotesis yang telah
dirumuskan. Sugiyono (2015:193) memaparkan kualitas pengumpulan data dan
kualitas instrumen penelitian mempengaruhi kualitas data hasil penelitian.
Sugiyono (2015) menambahkan bahwa teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, katena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data. Berdasarkan kedua pendapat ahli, peneliti
menyimpulkan bahwa pengumpulan data merupakan langkah penting dalam
sebuah penelitian dimana langkah tersebut dapat mempengaruhi data hasil
penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan tes. Arikunto (2010: 266) menyatakan bahwa teknik tes adalah
teknik yang digunakan untuk mengukur ada tidaknya serta tingginya kemampuan
dasar dan pencapaian subjek yang diteliti. Selain itu, Sudijono (2011: 67)
menjelaskan bahwa tes merupakan cara untuk mengukur tingkat pencapaian siswa
setelah menempuh proses belajar dalam jangka waktu tertentu yang berbentuk
pertanyaan-pertanyaan atau perintah, sehingga dapat dihasilkan data yang
melambangkan tingkah laku atau prestasi siswa. Ahli lain mengatakan tes
merupakan serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok (Daryanto, 2007: 35). Berdasarkan ketiga pendapat ahli tersebut,
peneliti menyimpulkan bahwa teknik tes merupakan cara untuk mengukur
pengetahuan, intelegensi, kemampuan dasar dan pencapaian siswa dengan
pertanyaan-pertanyaan atau perintah-perintah.
Tes yang diberikan adalah berupa pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk essai
yang dapat menunjukkan secara langsung hasil belajar siswa. Masidjo (1995: 46)
menjelaskan bahwa tes essai adalah tes yang memberi kesempatan kepada siswa
untuk memberikan jawaban secara bebas sesuai dengan kemampuan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relatif kecil dan tuntutan jawaban yang
benar, relevan, lengkap, terstruktur, dan jelas. Sedangkan Zaenul dan Nasution
(dalam Widoyoko, 2014:115) menjelaskan bahwa tes essai adalah butir soal yang
mengandung pertanyaan atau perintah yang jawaban atau pengerjaannya harus
dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes. Berdasarkan kedua
pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa tes essai merupakan tes yang
berisi butir soal yang memberi kesempatan kepada peserta tes untuk memberikan
jawaban secara bebas sesuai dengan hasil pemikiran peserta tes. Soal yang
diberikan kepada siswa sebanyak 4 soal untuk menguji kemampuan eksplanasi
dan kemampuan regulasi diri. Pretest diberikan pada kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen saat awal penelitian. Soal pretest digunakan untuk
mengetahui pengetahuan kemampuan awal siswa pada kedua kelas sebelum
adanya pembelajaran. Pada pertemuan terakhir kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen diberikan soal posttest untuk membandingkan hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Posttest diberikan di
akhir penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
Selain menggunakan pengumpulan data dengan tes tertulis, peneliti juga perlu
mengumpulkan data dengan teknik non tes untuk melengkapi data hasil
penelitian. Masidjo (1995: 58) menjelaskan bahwa teknik non tes digunakan
untuk mengukur sesuatu yang bersifat konkret seperti perubahan tingkah laku
yang lebih berhubungan dengan apa yang dapat diamati dengan indera-indera.
Peneliti menggunakan teknik non tes berupa observasi selama kegiatan
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol, selain itu itu juga peneliti
melakukan wawancara dengan guru mitra serta beberapa siswa terkait dengan
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama eksperimen serta dokumentasi
berupa foto-foto selama pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian
No. Kelompok Variabel Pengukuran
data
Instrumen
1 Kontrol (V-B) Eksplanasi Pretest Soal essai
(nomor 5, 6, dan 7)
Eksperimen (V-A) Posttest Soal essai
(nomor 5, 6, dan 7)
2 Kontrol (V-B) Regulasi Diri Pretest Soal essai (nomor 8a,
8b, dan 8c)
Eksperimen (V-A) Posttest Soal essai (nomor 8a,
8b, dan 8c)
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data-data yang akan
digunakan oleh peneliti. Siregar (2014: 46) menjelaskan instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh, mengolah, dan
menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan
dengan pola ukur yang sama. Sugiyono (2015: 148) menjelaskan bahwa
instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur
variabel penelitian yang diamati. Berdasarkan kedua pendapat ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur untuk
meperoleh, mengolah dan menginterpretasikan variabel penelitian. Penelitian ini
memerlukan dua macam data, yaitu skor pretest dan skor posttest. Instrumen
yang digunakan yaitu tes tertulis yang telah disusun bersama dua rekan lainnya
dan digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa lembar
soal pretest dan posttest. Lembar tes ini terdapat beberapa item soal yang akan
diujikan pada siswa sebagai pretest dan posttest untuk melihat perbedaan hasil
belajar siswa dengan dilakukan dan tidaknya pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah. Instrumen berisi 13 soal essay, 3 butir soal
eksplanasi dan 1 butir soal regulasi diri. Berikut ini matriks pengembangan
instrumen soal variabel eksplanasi dan regulasi diri:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen
No Variabel Indikator Nomor Soal
1. Eksplanasi : Menjelaskan pengaruh bentuk anggota tubuh
unggas dengan penyesuaian diri terhadap
lingkungan.
5
Menjelaskan pentingnya adaptasi bagi makhluk
hidup. 6
Menjelaskan kesesuaian penggunaan bentuk
anggota tubuh unggas untuk mencari makan. 7
2. Regulasi Diri : Menilai benar tidaknya suatu tindakan dengan
pandangannya sendiri pada kasus adaptasi
unggas.
8a
Membuat penilaian diri yang objektif terhadap
gagasan sendiri pada kasus adaptasi unggas. 8b
Membuat penilaian diri yang objektif terhadap
gagasan sendiri 8c
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Pengujian instrumen dilakukan sebelum instrumen digunakan dalam
penelitian. Pengujian instrumen dilakukan untuk menghindari pertanyaan-
pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden. Pertanyaan-pertanyaan yang
kurang dimengerti responden dapat disebabkan karena pertanyaan yang kurang
jelas atau memiliki makna ganda. Teknik pengujian instrumen berupa uji validitas
dan uji reliabilitas. Berikut ini pembahasan mengenai uji validitas dan reliabilitas.
3.7.1 Uji Validitas
Siregar (2014: 46) mendeskripsikan validitas adalah menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Widoyoko (2014:
172) menjelaskan bahwa validitas berkaitan dengan “ketepatan” dengan alat ukur.
Masidjo (1995: 242) menyatakan bahwa validitas suatu tes adalah taraf suatu tes
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Berdasarkan ketiga pendapat ahli
tersebut instrumen yang valid mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas internal instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity
(validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi) (Sugiyono, 2015: 174).
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, validitas
muka dan validitas konstruk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.7.1.1 Validitas Isi
Siregar (2014: 46) menjelaskan bahwa validitas isi berkaitan dengan
kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Kenneth
Hopkin (dalam Siregar, 2014: 46) memaparkan bahwa penentuan validitas isi
terutama berkaitan dengan proses analisis logis, dengan dasar ini dia berpendapat
bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa yang kurang menggunakan
analisis logis yang sistematis. Widoyoko (2014: 173) menjelaskan sebuah tes
dapat dikatakan mempunyai validitas isi apabila dapat mengukur kompetensi yang
dikembangkan beserta indikator dan materi pembelajarannya. Cohen (2007: 162)
mengungkapkan bahwa validitas isi dapat dicapai dengan penilaian dari para ahli
atau expert judgemen. Validitas isi tes dalam penelitian ini dinilai oleh 3 expert
judgement atau dinilai oleh 3 ahli, yaitu dua dosen mata kuliah IPA dan satu guru
IPA kelas V dimana ketiga ahli tersebut memiliki latar belakang pendidikan IPA
(lihat lampiran 3.4). Berdasarkan penilaian dari ketiga ahli, ahli pertama
menyarankan ada beberapa perbaikan pada beberapa soal, ahli kedua dan ketiga
menyampaikan bahwa instrumen sudah bagus dan dapat digunakan untuk
penelitian dengan sedikit saran. Saran-saran yang diberikan oleh ahli pertama
adalah untuk soal nomor 8 variabel regulasi diri, dosen menyarankan agar
menambahkan keterangan soal seperti kedalaman kolam dalam cerita atau dengan
mengganti kunci jawaban dengan mengukur kedalaman kolam terlebih dahulu.
Validator kedua memberi saran untuk lebih memperhatikan penggunaan kata yang
tepat. Validator ketiga menyatakan bahwa instrumen sudah sangat baik, sehingga
tidak ada saran perbaikan dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Total
skor instrumen penilaian dari ketiga validator menunjukkan skor 19,16, dan 18.
Berdasarkan ketiga skor tersebut diperoleh rerata skor 2,94 yang menunjukkan
bahwa instrumen layak diimplementasikan dan butuh perbaikan.
3.7.1.2 Validitas Muka
Siregar (2014: 46) menjelaskan bahwa validitas muka merupakan validitas
yang menunjukkan alat pengukur atau instrumen penelitian dari segi rupa nampak
mengukur apa yang ingin diukur. Validitas muka mengacu pada bentuk dan
penampilan instrumen. Widoyoko (2014: 174) menjelaskan bahwa uji validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
tampang atau muka diperoleh melalui pemeriksaan terhadap butir-butir tes untuk
membuat kesimpulan bahwa tes tersebut mengukur aspek yang relevan. Hal-hal
yang perlu dilihat dalam validitas permukaan berupa bentuk dan susunan kalimat.
Penelitian ini dinilai oleh expert judgement atau dinilai oleh para ahli. Validitas
permukaan dapat dicek oleh guru kelas maupun dengan melakukan pengujian
kepada siswa. Validitas muka pada penelitian ini diperoleh dengan cara
mengujicobakan soal pada 5 orang siswa kelas V SD Kanisius Sengkan tahun
ajaran 2016/2017. Pengerjaan soal dilaksanakan pada hari Selasa, 6 September
2016 dengan waktu 2 x 30 menit. Kelima siswa dipilih berdasarkan rekomendasi
guru dan sesuai dengan kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Siswa diminta
untuk mengerjakan soal dan memberi kritik dan saran pada soal-soal yang telah
dikerjakan. Berdasarkan hasil uji muka yang telah dilakukan terdapat beberapa
kata yang belum dimengerti siswa seperti “unggas”, “alternatif”, “adaptasi”, dan
“identifikasikan”. Pada instrumen nomor 6 kata adaptasi tidak diganti karena
dimateri selalu dibahas mengenai adaptasi, solusi dari uji muka tersebut adalah
dengan cara sebelum mulai mengerjakan diberitahu mengenai arti adaptasi.
3.7.1.3 Validitas Konstruk
Siregar (2014: 47) menjelaskan bahwa konstruk adalah kerangka dari
suatu konsep, validitas konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan
kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang
diukurnya. Cara menguji validitas konstruk yaitu setelah membuat kuesioner
(instrumen penelitian) langkah selanjutnya adalah menguji apakah kuesioner yang
dibuat tersebut valid atau tidak. Validitas konstruk digunakan untuk melihat relasi
antar soal dengan keseluruhan soal. Validitas konstruk dilakukan melalui uji
empiris. Peneliti mengujikan soal tes kepada siswa kelas V SD Kanisius Sengkan
untuk memperoleh validitas konstruk. SD Kanisius Sengkan beralamat Jl.
Kaliurang KM. 7, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih
SD Kanisius Sengkan dikarenakan beberapa alasan antara lain (1) memiliki
akreditasi sekolah A seperti SD Kanisius Kalasan, (2) memiliki kelas pararel, dan
(3) asal siswa dari daerah-daerah yang beragam dan kurang lebih sama dengan SD
Kanisius Kalasan. Pengerjaan soal dilaksanakan pada hari Kamis, 15 September
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
2016 dengan waktu 2 x 30 menit. Field (2009: 42) menjelaskan bahwa jumlah
responden sebanyak 33 siswa. Uji empiris dilakukan minimal kepada 30
responden agar mendapatkan distribusi data normal.
Soal yang telah diujikan dihitung menggunakan rumus kolerasi Pearson.
Uji validitas konstruk pada penelitian ini dilakukan menggunakan program
komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows untuk mempermudah perhitungan.
Sugiyono (2015: 178-179) menjelaskan bila koefisien korelasi tiap faktor positif
dan besarnya lebih dari 0,3 maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat.
Jumlah responden pada uji empiris ini adalah 33 sehingga mempunyai koefisien
korelasi 0,344. Bila harga korelasi dibawah 0,344, maka instrumen tidak valid.
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95% dengan tingkat kesalahan 5%.
Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05, maka suatu item
dikatakan valid, sedangkan jika Sig.(2-tailed) > 0,05 maka item tersebut dikatakan
tidak valid (Field, 2009: 177-178). Berikut ini hasil uji validitas instrumen dan
hasil dari validitas dari variabel eksplanasi dan regulasi diri (lihat lampiran 3.5):
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen
No Variabel r tabel r hitung Sig (2-
tailed)
Keterangan
1 Interpretasi
0,344
0,401* 0,021 Valid
2 Analisis 0,535** 0,001 Valid
3 Evaluasi 0,601** 0,000 Valid
4 Inferensi 0,730** 0,000 Valid
5 Eksplanasi 0,788** 0,000 Valid
6 Regulasi Diri 0,592** 0,000 Valid
Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Aspek Eksplanasi dan Regulasi diri
Variabel Aspek r tabel r hitung Sig
(2-tailed)
Keterangan
Eksplanasi Memaparkan argumen
0,344
0,699** 0,000 Valid
Menjelaskan hasil
penalaran
0,788** 0,000 Valid
Memaparkan argumen 0,741** 0,000 Valid
Regulasi
Diri
Refleksi diri 0,495** 0,003 Valid
Refleksi diri 0,612** 0,000 Valid
Koreksi diri 0,584** 0,000 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Tabel 3.4 menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) < 0,05 pada semua
variabel, maka semua aspek tersebut dinyatakan valid. Berdasarkan tabel validitas
instrumen pretest-posttest diperoleh rtabel > rhitung maka instrumen dapat dikatakan
valid. Begitu pula tabel 3.5 pada indikator variabel eksplanasi dan regulasi diri
harga Sig.(2-tailed) < 0,05, maka semua indikator dapat dikatakan valid.
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif dengan enam kemampuan berpikir
kritis Facione yang diujikan secara bersama. Enam kemampuan tersebut adalah
interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri. Meskipun
demikian, peneliti hanya fokus pada variabel eksplanasi dan regulasi diri.
3.7.1 Pengujian Reliabilitas
Siregar (2014: 55) menjelaskan Reliabilitas adalah untuk mengetahui
sejauh mana hasil pengukuan tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang
sama juga. Uji reliabilitas alat ukur dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Pengujian reliabilitas instrumen data dianalisis dengan menggunakan
analisis Alpha Cronbach. Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menjelaskan bahwa
suatu konstruk dinyatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60. Hasil
perhitungan reliabilitas dihitung dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for
Windows. Masidjo (1995: 209) memaparkan tabel kriteria koefisien reliabilitas
untuk memberi arti terhadap koefisien reliabilitas yang diperoleh.
Tabel 3.6 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
negatif – 0,20 Sangat rendah
(Sumber: Masidjo, 1995: 209)
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Alpha Cronbach Kualifikasi
Uji reliabilitas instrumen 0,675 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Berdasarkan tabel di atas harga Alpha Cronbach adalah 0,675, maka dapat
dikatakan bahwa instrumen pretest-posttest reliabel karena nilai Alpha Cronbach
> 0,60 dan termasuk dalam kualifikasi cukup. Nilai Alpha Cronbach
menunjukkan kualifikasi cukup, sehingga instrumen soal tersebut dapat dikatakan
reliabel atau konsisten dan layak diterapkan dalam penelitian ini.
3.8 Teknik Analisis Data
Berdasarkan pemaparan dari Priyatno (2012: 1) analisis data merupakan
kegiatan menghitung data agar dapat disajikan secara sistematis dan dapat
dilakukan interpretasi. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif pada
umumnya menggunakan teknik-teknik statistik. Sugiyono (2015: 207)
mengatakan bahwa statistik dibedakan menjadi dua macam, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial. Statistik yang digunakan peneliti adalah
statistik inferensial atau yang sering disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
dan hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan program komputer
IBM SPSS 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Teknik analisis data
dilakukan dengan langkah-langkah berikut:
3.7.2 Analisis Pengaruh Perlakuan
3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas digunakan untuk menentukan suatu data terdistribusi
normal atau tidak (Priyatno, 2012: 85). Uji normalitas ini penting untuk
menentukan jenis statistik yang digunakan untuk analisis data lebih lanjut. Uji
normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan
teknik Kolmogorov-Smirnov test (Priyatno, 2012). Jumlah sampel yang kurang
dari 50 dapat menggunakan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk agar
menghasilkan keputusan yang lebih akurat (Oktaviani & Notobroto, 2014).
Hnull = tidak ada deviasi dari normalitas data.
Hi = ada deviasi dari normalitas data.
Untuk penelitian ini kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 Hi ditolak, tidak ada deviasi dari normalitas.
Maka distribusi data normal.
b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak, ada deviasi dari normalitas.
Maka distribusi data tidak normal.
Uji selanjutnya yaitu menggunakan parametrik contohnya independent
samples t-test digunakan apabila data diperoleh dari dua kelompok yang berbeda
berdistribusi normal. Tetapi jika tidak normal maka analisis data menggunakan
non parametrik contohnya Mann-whitney U-test dan Wilcoxon.
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan
awal dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol apakah sama atau tidak.
Uji perbedaan kemampuan awal dilihat dari hasil pretest kedua kelompok apabila
data berdistribusi normal maka hasil pretest kedua kelompok dibandingkan
menggunakan independent samples t-test. Langkah ini diambil untuk memastikan
bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang setara.
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. H0: p = q
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Hi: p ≠ q
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut (Priyatno, 2012: 23).
a. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut
mempunyai kemampuan awal yang tidak sama.
b. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tersebut
mempunyai kemampuan awal yang sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan eksplanasi
dan regulasi diri, dengan cara melihat perbedaan selisih skor posttest I kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Uji signifikansi pengaruh perlakuan diperoleh
dengan cara mengurangkan rerata selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok
eksperimen dengan rerata selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok kontrol
(Cohen, 2007: 276-277).
Data rerata selisih skor yang diuji berasal dari dua kelompok yang
berbeda, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang
digunakan jika data berasal dari dua kelompok yang berbeda adalah statistik
parametrik Independent samples t-test, apabila distribusi data normal (Field, 2009:
326). Namun apabila distribusi data tidak normal dapat menggunakan statistik non
parametrik Mann Whitney U-test (Field, 2009: 345). Sebelum melakukan analisis
dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan cara melihat
harga Sig Levene’s test. Apabila harga Sig.Levene’s test < 0,05 maka tidak
terdapat homogenitas varian dari kedua data dan sebaliknya jika Sig.Levene’s test
> 0,05 maka terdapat homogenitas varian dari kedua data yang dibandingkan
(Field, 2009:150). Apabila variansnya homogen maka data uji statistik
Independent samples t-test yang digunakan adalah data pada baris pertama.
Namun apabila variansnya tidak homogen maka data uji statistik Independent
samples t-test yang digunakan adalah data pada baris kedua (Field, 2009: 340).
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Analisis data
menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I -
pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor
posttest I -pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut
(Priyatna, 2012: 23):
a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, maka
tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I -pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan model
pembelajaran berbasis masalah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.
b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, maka ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I -pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Artinya penerapan model
pembelajaran berbasis masalah berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan
eksplanasi dan regulasi diri. Uji besar pengaruh model pembelajaran berbasis
masalah dapat diketahui dengan mencari effect size. Effect size merupakan suatu
ukuran objektif dan terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang
dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Berikut ini kriteria untuk menentukan besar
pengaruh perlakuan (Field, 2009: 57).
Tabel 3.8 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan
r (effect size) Kategori Persentase
0,10 Kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan.
0,30 Menengah Setara dengan 9% pengaruh perlakuan
0,50 Besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan.
Persentase pengaruh perlakuan diperoleh dengan menghitung koefisien
determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi
Pearson) kemudian dikalikan 100%. Jika distribusi data normal, uji besar
pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus (Field, 2009: 332).
Gambar 3.3 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Keterangan:
r = besar pengaruh (effect size) perlakuan dengan menggunakan koefisien
korelasi Pearson
t = harga uji t
df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)
Jika distribusi data tidak normal, uji besar pengaruh dihitung dengan
menggunakan rumus effect size sebagai berikut (Field, 2009: 550):
Gambar 3.4 Rumus Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan:
r = besar pengaruh (effect size)
Z = harga konversi dari standar deviasi (diperoleh dari perhitungan non
parametrik program SPSS)
N = jumlah total responden (dalam hal ini 2 x jumlah siswa)
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut
3.8.2.1 Perhitungan Presentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui persentase besar
pengaruh penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan
eksplanasi dan regulasi diri. Analisis perhitungan dilakukan dengan mengambil
data rerata skor pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data
menggunakan Kolmogorov-Smirnov test. Besar persentase peningkatan rerata
pretest ke posttest I dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Gunawan,
2006: 575).
4
5
Gambar 3.5 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Berikut ini cara perhitungan manual untuk mengetahui presentase selisih
skor pretest-posttest I (gain score):
Gambar 3.5 Rumus Gain Score
Frekuensi gain score yang diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi
selisih pretest-posttest I kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Grafik
poligon pada gain score menunjukkan perbandingan rerata kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250-251).
3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field (2009:
325) memaparkan bahwa apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang
sama dan distribusi data normal, maka digunakan uji statistik Paired samples t-
test. Apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi
data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon (Field, 2009:
345).
Analisis statistik dengan menggunakan program komputer IBM SPSS
Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data
menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulannya adalah sebagai berikut
(Priyatno, 2012: 31):
a. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok
ain score
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, tidak terdapat
peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi
dan regulasi diri.
b. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain, terdapat peningkatan
skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi dan regulasi diri.
3.8.2.3 Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah siswa yang memperoleh
skor tinggi pada saat pretest mendapat skor tinggi pula pada saat posttest dan
sebaliknya. Selain itu, untuk memastikan sejauh mana validitas penelitian yang
terkait subjek dapat terkontrol. Priyatno (2012: 39) menjelaskan Analisis korelasi
Pearson adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui keeratan hubungan
secara linier antara dua variabel, terdapat hubungan positif/negatif, dan terdapat
hubungan yang signifikan atau tidak. Apabila hubungan positif berarti semakin
tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi
terdapat digeneralisasi pada populasi. Uji korelasi antara skor pretest dan posttest
I menggunakan rumus bivariate correlations yang bertujuan untuk mengetahui
korelasi antara dua variabel. Jika data terdistribusi normal maka uji korelasi
menggunakan rumus Pearson’s correlation coefficient (Field, 2009: 177). Apabila
distribusi data tidak normal maka rumus yang digunakan Spearman’s correlation
coefficient (Field, 2009: 179). Berikut ini merupakan tabel pedoman untuk
memberikan interpretasi koefisien korelasi (Sugiyono, 2015: 275):
Tabel 3.7 Pedoman Koefisien Korelasi
Rentang Nilai Korelasi Keputusan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Hipotesis statistiknya
adalah sebagai berikut.
Hi : Ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut
(Priyatno, 2012: 45):
a. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
ada korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
b. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
korelasi yang positif dan signifikan antara skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah
beberapa waktu. Pada uji ini perlu dilaksanakan Posttest II. Posttest II dapat
dilakukan minimal tiga hari setelah posttest I. Field (2009: 325) menjelaskan
bahwa jika data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi
data normal maka uji statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test. Uji
statistik menggunakan Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field,
2009: 345).
Data hasil posttest II dibandingkan dengan data posttest I menggunakan
program IBM SPSS statistics versi 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan
95%. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan posttest II
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan (Priyatno, 2012: 31)
adalah sebagai berikut:
1. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya
tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak ada
penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke
posttest II.
2. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya
ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada
penurunan atau peningkatan skor yang signifikan dari skor posttest I ke
posttest II.
Persentase peningkatan rerata skor posttest I ke posttest II dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
Gambar 3.7 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh
3.8.3 Persepsi terhadap Perlakuan
Persepsi terhadap perlakuan bertujuan untuk menyingkap persepsi terhadap
proses pembelajaran yang berlangsung dari subjek-subjek yang terlibat dalam
penelitian. Peneliti melakukan persepsi terhadap perlakuan dengan dua teknik
pengumpulan data yaitu teknik test dan nontest. Teknik tes merupakan teknik
utama dalam penelitian ini, sedangkan teknik nontes menggunakan elemen
penelitian kualitatif sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif
(Krathwohl, 2004: 546). Teknik test berupa hasil pretest dan posttest sedangkan
teknik nontest berupa teknik triangulasi. Triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiyono, 2014: 330). Teknik
triangulasi pada penelitian ini berupa observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2015: 203) memaparkan bahwa, observasi
merupakan suatu proses kompleks yang tersusun dari berbagai proses biologis
psikologis. Sugiyono (2015: 329) menjelaskan bahwa dokumen merupakan
catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan, gambar, maupun
karya-karya. Sugiyono (2015: 194) menjelaskan bahwa wawancara digunakan
sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam. Wawancara
ditujukan kepada guru mitra dan tiga siswa yang mengikuti implementasi
pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning. Berikut ini
instrumen wawancara untuk guru dan siswa.
Tabel 3.10 Pedoman Wawancara dengan Guru
No Pertanyaan
1 Metode apa yang selama ini bapak gunakan ketika mengajar mata pelajaran IPA di kelas
V?
2 Mengapa bapak memilih menggunakan metode tersebut?
3 Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan model Problem Based Learning dalam
penelitian kami?
4 Apakah sebelumnya bapak sudah menggunakan model Problem Based Learning dalam
mengajar mata pelajaran IPA?
5 Menurut bapak jika menggunakan model Problem Based Learning dalam mengajar mata
pelajaran IPA, apakah pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif atau malah sebaliknya?
6 Bagaimana perbedaan antara kelas eksperimen (V A) yang menggunakan model Problem
Based Learning dengan kelas kontrol (V B) yang tidak menggunakan model Problem
Based Learning?
Tabel 3.11 Pedoman Wawancara Siswa Kelompok Eksperimen Sebelum Perlakuan
No Pertanyaan
1 Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
2 Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?
3 Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode ceramah?
Mengapa?
4 Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan metode lain (selain
ceramah)?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.12 Pedoman Wawancara dengan Siswa
No Pertanyaan
1 Bagaimana perasaanmu saat belajar IPA menggunakan model Problem Based Learning?
2 Apakah sebelumnya sudah pernah belajar dengan menggunakan model Problem Based
Learning?
3 Apakah model Problem Based Learning membantumu dalam memahami materi?
Mengapa?
4 Kamu lebih mudah memahami materi pelajaran ketika Pak Martinus menggunakan model
Problem Based Learning atau ketika tidak menggunakan model Problem Based Learning?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV membahas hasil penelitian dan analisis data. Hasil penelitian berisi
implementasi penelitian berupa deskripsi populasi dan deskripsi implementasi
pembelajaran. Hasil analisis data berisi uji hipotesis penelitian I dan II berupa
analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada pembahasan diuraikan
mengenai pengaruh perlakuan beserta dampaknya.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Implementasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Penentuan kelompok dilakukan dengan cara menggunakan
undian bersama dengan guru mitra. Teknik pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan non probability sampling tipe convenience sampling. Tipe
convenience sampling yaitu pemilihan sampel dengan menggunakan kelas yang
tersedia dikarenakan keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best &
Kahn, 2006: 18-19). Hasil pengundian menunjukkan bahwa kelas V A sebagai
kelompok eksperimen dan kelas V B sebagai kelompok kontrol. Berikut ini
deskripsi populasi dan sampel penelitian dan pembelajaran pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Kalasan.
Populasi terdiri dari dua kelas yaitu kelas V A dan kelas V B. Hasil wawancara
dengan guru dan kepala sekolah menunjukkan bahwa penentuan kelas tidak
berdasarkan prestasi atau secara acak sehingga kedua kelas memiliki prestasi yang
setara. Pembagian kelas dilakukan secara acak baik dari segi prestasi dan latar
belakang keluarga. Sampel pertama penelitian adalah kelas V A sebagai kelas
eksperimen. Jumlah siswa di kelas V A adalah 31 siswa yang terdiri dari 18 siswa
laki-laki dan 13 siswa perempuan. Data siswa menunjukan bahwa kelas V A ini
berasal dari daerah yang berbeda-beda. Daerah asal siswa tersebut antara lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Prambanan, Tirtomartani, Berbah, dan Kalasan. Berdasarkan daftar hadir siswa
semua siswa dapat hadir dan mengikuti implementasi pembelajaran menggunakan
PBL.
Sampel kedua penelitian adalah kelas V B sebagai kelompok kontrol.
Jumlah siswa kelas V B adalah 30 siswa, yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan
11 siswa perempuan. Data siswa menunjukan bahwa kelas V B ini berasal dari
daerah yang berbeda-beda yang hampir sama dengan kelas V A. Daerah asal
siswa tersebut antara lain Prambanan, Tirtomartani, Berbah, dan Kalasan.
Berdasarkan daftar hadir siswa kelas V B, 3 siswa tidak dapat hadir mengikuti
pretest namun mereka dapat hadir dan mengikuti implementasi pembelajaran
menggunakan PBL. Pengumpulan data untuk siswa yang tidak dapat hadir ketika
pretest, nilai siswa yang tidak dapat hadir diganti dengan nilai rata-rata kelas. Hal
tersebut untuk mengatasi ancaman validitas penelitian yaitu mortalitas, karena
jumlah partisipan yang tidak mengikuti ujian dapat berpengaruh terhadap validitas
penelitian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282). Nilai siswa yang tidak dapat
hadir ketika pretest maupun posttest diganti dengan nilai rata-rata pretest maupun
posttest, karena dengan digantinya nilai siswa yang tidak dapat mengikuti tes
dengan nilai rata-rata maka tidak akan mempengaruhi rata-rata hasil pretest
maupun posttest itu sendiri.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan memberikan pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Soal pretest digunakan untuk
mengetahui pengetahuan kemampuan awal siswa pada kedua kelas sebelum
adanya pembelajaran. Pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dilaksanakan pada Senin, 24 Oktober 2016. Soal pretest berjumlah 13 soal uraian
dan dikerjakan siswa dengan waktu 2 x 35 menit. Siswa diberi pengarahan tentang
langkah-langkah mengerjakan soal dan diberi kesempatan untuk bertanya kepada
guru tentang soal yang kurang dipahami. Guru mendampingi siswa selama pretest
hingga posttest. Selama pelaksanaan pembelajaran guru mendampingi dan
memberikan materi belajar kepada siswa baik kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen didampingi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dan diajar oleh seorang guru yang sama. Peneliti selama implementasi berperan
sebagai pengamat, peneliti sama sekali tidak mengambil peran dalam kegiatan
pembelajaran. Peneliti menyiapkan alat dan bahan sebelum pelaksanaan
pembelajaran dan mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. Berikut ini
implementasi pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol
Kegiatan pembelajaran kelompok kontrol adalah dengan menggunakan
metode konvensional yaitu metode ceramah. Pelaksanaan pembelajaran
berdasarkan pedoman kurikulum 2006 (KTSP). Pembelajaran dilaksanakan
selama tiga kali pertemuan dengan tiga sub materi yang berbeda oleh guru mitra.
Waktu yang dibutuhkan untuk setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran (2 x 40
menit). Materi pokok yang dipelajari adalah penyesuaian diri hewan. Sub materi
yang dipelajari pada tiga kali pertemuan adalah cara adaptasi unggas, cara
adaptasi serangga, dan cara adaptasi cecak.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis, 27 Oktober 2016. Sub materi
yang dipelajari pada pertemuan pertama ini adalah adaptasi unggas. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru mitra. Guru dan siswa
melakukan tanya jawab mengenai penyesuaian diri hewan. Kegiatan inti
dilaksanakan dengan guru memberikan penjelasan kepada siswa kemudian siswa
membaca dan mencatat materi terkait dengan adaptasi unggas. Setelah itu, siswa
mengerjakan LKS yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan pembahasan LKS yang telah dikerjakan siswa dan
menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
Pertemuan kedua dilaksanakan pada Senin, 31 Oktober 2016. Sub materi
yang dipelajari pada pertemuan kedua ini adalah cara adaptasi serangga. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru mitra. Guru dan siswa
melakukan tanya jawab mengenai penyesuaian diri hewan yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
mengenai adaptasi serangga terutama bagian mulut serangga. Pada kegiatan inti
guru meminta siswa untuk membaca dan mencatat materi yang dituliskan guru di
papan tulis. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai adaptasi serangga yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
telah dibaca dan dicatat siswa. Siswa mengerjakan soal LKS yang berkaitan
dengan adaptasi serangga. Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa
membahas LKS yang telah dikerjakan siswa dan menyimpulkan hasil belajar hari
itu.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Kamis, 3 November 2016. Sub materi
yang dipelajari pada pertemuan tiga ini adalah cara adaptasi cecak. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru mitra. Guru dan siswa
melakukan tanya jawab terkait dengan cara penyesuaian diri hewan. Pada kegiatan
inti siswa mencatat materi dengan cara guru mendikte siswa mengenai cara
adaptasi cecak. Guru menjelaskan kepada siswa mengenai adaptasi cecak dicatat
siswa. Siswa mengerjakan soal LKS yang berkaitan dengan cara adaptasi cecak.
Pada kegiatan penutup guru bersama dengan siswa membahas LKS yang telah
dikerjakan siswa dan menyimpulkan hasil belajar hari itu.
Setelah kegiatan pembelajaran mengenai penyesuaian diri hewan, cara
adaptasi unggas, cara adaptasi serangga, dan cara adaptasi cecak, kegiatan
penelitian selanjutnya adalah posttest. Posttest I dilaksanakan pada Senin, 7
November 2016. Tujuan dilakukannya posttest I adalah untuk mengetahui
pemahaman siswa mengenai materi yang telah diberikan dengan metode ceramah.
Soal posttest yang diberikan untuk siswa sama seperti soal pretest. Setelah
posttest I kemudian selang tiga hari dilakukan posttest II yaitu pada Jumat, 11
November 2016. Posttest II ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan menggunakan
metode ceramah.
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Kegiatan pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan pedoman pada kurikulum 2006 (KTSP). Kegiatan
pembelajaran dilaksanakan selama tiga kali pertemuan dengan tiga sub materi
yang berbeda oleh guru mitra. Waktu yang dibutuhkan untuk satu kali pertemuan
yaitu dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi pokok yang dipelajari adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
penyesuaian diri hewan. Sub materi yang dipelajari pada tiga kali pertemuan
adalah cara adaptasi unggas, cara adaptasi serangga, dan cara adaptasi cecak.
Kegiatan pembelajaran dengan model Problem Based Learning dilakukan
oleh guru mitra dengan cara siswa diberi kegiatan dan mencari informasi dari
sumber yang telah disediakan. Pelaksanaan pembelajaran seperti pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan kurikulum 2006 yang meliputi pendahuluan, inti, dan
penutup. Di dalam pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti dilakukan dengan
tahapan model Problem Based Learning. Pembelajaran dengan menggunakan
model Problem Based Learning dilakukan dengan lima tahap, yaitu (1)
mengorientasikan peserta didik pada masalah, (2) mengorganisasi peserta didik
untuk belajar, (3) membimbing penyidikan individual maupun kelompok, (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan
mengevaluasi pemecahan masalah.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada Kamis, 27 Oktober 2016. Sub materi
yang dipelajari pada pertemuan pertama ini adalah adaptasi unggas. Kegiatan
diawali dengan salam, tanya jawab mengenai penyesuaian diri hewan (apersepsi),
motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi). Kegiatan inti berisi
tahap-tahapan model Problem Based Learning yang pertama penyajian masalah
(orientasi masalah), pengelompokkan siswa dan penyampaian langkah-langkah
dan aturan kegiatan (pengorganisasian siswa), pencarian informasi oleh siswa dan
guru sebagai fasilitator, pengembangan dan penyajian siwa terkait hasil
pembelajaran, dan menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah
(konfirmasi). Pada tahap orientasi masalah, siswa dipancing dengan guru
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai cara adaptasi unggas. Pada tahap
pengorganisasian siswa, guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang setiap
kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Selain itu siswa juga diberikan penjelasan
mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya dan langkah-langkah kegiatan. Pada
tahap pencarian informasi setiap kelompok diberikan artikel mengenai cara
adaptasi unggas yang telah disediakan. Selain itu, setiap kelompok secara
bergantian melihat video tentang cara adaptasi unggas, berdiskusi dan mencatat
informasi serta hasil diskusi. Pada tahap selanjutnya analisis dan evaluasi,
perwakilan siswa menyampaikan hasil diskusi. Kegiatan penutup dilaksanakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
dengan menyimpulkan kegiatan pembelajaran, evaluasi dan pembahasan, tindak
lanjut, serta salam penutup.
Senin, 31 Oktober 2016. Sub materi yang dipelajari pada pertemuan kedua ini
adalah cara adaptasi serangga. Kegiatan diawali dengan salam, tanya jawab
mengenai penyesuaian diri hewan (apersepsi), motivasi, dan penyampaian tujuan
pembelajaran (orientasi). Kegiatan inti berisi tahap-tahapan model Problem Based
Learning yang pertama penyajian masalah (orientasi masalah), pengelompokkan
siswa dan penyampaian langkah-langkah dan aturan kegiatan (pengorganisasian
siswa), pencarian informasi oleh siswa dan guru sebagai fasilitator,
pengembangan dan penyajian siwa terkait hasil pembelajaran, dan menganalisis
dan mengevaluasi pemecahan masalah (konfirmasi). Pada tahap orientasi masalah,
siswa dipancing dengan guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai cara
adaptasi serangga. Pada tahap pengorganisasian siswa, guru membagi siswa
kedalam 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Selain itu siswa
juga diberikan penjelasan mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya dan
langkah-langkah kegiatan. Pada tahap pencarian informasi setiap kelompok
diberikan artikel mengenai cara adaptasi serangga yang telah disediakan. Selain
itu, setiap kelompok mengamati mulut belalang dan serangga lain, berdiskusi dan
mencatat informasi serta hasil diskusi. Pada tahap selanjutnya analisis dan
evaluasi, perwakilan siswa menyampaikan hasil diskusi. Kegiatan penutup
dilaksanakan dengan menyimpulkan kegiatan pembelajaran, evaluasi dan
pembahasan, tindak lanjut, serta salam penutup.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Kamis, 3 November 2016. Sub materi
yang dipelajari pada pertemuan tiga ini adalah cara adaptasi cecak. Kegiatan
diawali dengan salam, tanya jawab mengenai penyesuaian diri hewan (apersepsi),
motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran (orientasi). Kegiatan inti berisi
tahap-tahapan model Problem Based Learning yang pertama penyajian masalah
(orientasi masalah), pengelompokkan siswa dan penyampaian langkah-langkah
dan aturan kegiatan (pengorganisasian siswa), pencarian informasi oleh siswa dan
guru sebagai fasilitator, pengembangan dan penyajian siwa terkait hasil
pembelajaran, dan menganalisis dan mengevaluasi pemecahan masalah
(konfirmasi). Pada tahap orientasi masalah, siswa dipancing dengan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai cecak. Pada tahap pengorganisasian
siswa, guru membagi siswa kedalam 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri
dari 5-6 siswa. Selain itu siswa juga diberikan penjelasan mengenai kegiatan
pembelajaran selanjutnya dan langkah-langkah kegiatan. Pada tahap pencarian
informasi setiap kelompok diberikan artikel mengenai cara adaptasi cecak yang
telah disediakan. Selain itu, setiap kelompok melakukan percobaan dengan
mengganggu cecak agar cecak merasa terancam dan melakukan pertahanan diri
dengan memutuskan ekor, berdiskusi dan mencatat informasi serta hasil diskusi.
Pada tahap selanjutnya analisis dan evaluasi, perwakilan siswa menyampaikan
hasil diskusi. Kegiatan penutup dilaksanakan dengan menyimpulkan kegiatan
pembelajaran, evaluasi dan pembahasan, tindak lanjut, serta salam penutup.
Setelah kegiatan pembelajaran mengenai penyesuaian diri hewan, cara
adaptasi unggas, cara adaptasi serangga, dan cara adaptasi cecak, kegiatan
penelitian selanjutnya adalah posttest. Posttest I dilaksanakan pada Senin, 7
November 2016. Tujuan dilakukannya posttest I adalah untuk mengetahui
pemahaman siswa mengenai materi yang telah diberikan dengan model Problem
Based Learning. Soal posttest yang diberikan untuk siswa sama seperti soal
pretest. Setelah posttest I kemudian selang tiga hari dilakukan posttest II yaitu
pada Jumat, 11 November 2016. Posttest II ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa dalam menerima materi pembelajaran dengan
menggunakan model Problem Based Learning.
4.1.2 Deskripsi Sebaran Data
Sebaran data digunakan untuk melihat banyaknya siswa yang memperoleh
nilai pretest dan posttest, dari rentang nilai 1 sampai 4. Selain itu, untuk
memperjelas apakah ada perbedaan antara hasil skor pretest dan posttest. Terdapat
enam indikator untuk kemampuan eksplanasi dan kemampuan regulasi diri.
Sebaran data dibagi menjadi dua yaitu sebaran data kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Berikut ini sebaran data kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1. Kelompok Kontrol
Kelompok kontrol digunakan untuk mengontrol variabel-variabel luar
yang mempengaruhi eksperimen, namun tidak berfungsi sepenuhnya. Jumlah
siswa kelompok kontrol adalah 30 siswa. Berdasarkan daftar hadir siswa kelas
kontrol, 3 siswa tidak dapat hadir mengikuti pretest namun mereka dapat hadir
dan mengikuti implementasi pembelajaran menggunakan Problem Based
Learning. Pengumpulan data untuk siswa yang tidak dapat hadir ketika pretest,
nilai siswa yang tidak dapat hadir diganti dengan nilai rata-rata kelas. Berikut ini
tabulasi data kelompok kontrol.
Tabel 4.1 Tabulasi Data Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Eksplanasi
No Indikator
Pretest Posttest I
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1
Menjelaskan pengaruh
bentuk anggota tubuh
unggas dengan
penyesuaian diri
terhadap lingkungan.
4 14 8 4 30 3 10 12 5 30
2
Menjelaskan
pentingnya adaptasi
bagi makhluk hidup. 11 13 6 0 30 10 6 11 3 30
3
Menjelaskan kesesuaian
penggunaan bentuk
anggota tubuh unggas
untuk mencari makan.
2 18 10 0 30 1 17 6 6 30
Jumlah 17 45 24 4 90 14 33 29 14 90
Hasil pengerjaan soal pretest dan posttest I kelompok kontrol pada
kemampuan Eksplanasi menunjukkan perubahan hasil. Perubahan hasil terjadi
pada setiap indikator, indikator pertama yaitu menjelaskan pengaruh bentuk
anggota tubuh unggas dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan terdapat
perubahan pada setiap skor. Skor 1 dan 2 mengalami penurunan dan skor 3 dan 4
mengalami peningkatan. Begitu pula pada indikator kedua yaitu menjelaskan
pentingnya adaptasi bagi makhluk hidup. Pada indikator ketiga yaitu menjelaskan
kesesuaian penggunaan bentuk anggota tubuh unggas mencari makan terjadi
penurunan pada skor 1, 2, dan 3 serta terjadi peningkatan pada skor 4. Hasil
keseluruhan pretest menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 1
pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol adalah 17. Jumlah
siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
kelompok kontrol adalah 45. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada ketiga
indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol adalah 24. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol
adalah 4. Sedangkan hasil posttest menunjukkan bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 1 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol
adalah 14. Jumlah siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan
eksplanasi kelompok kontrol adalah 33. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada
ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok kontrol adalah 29. Jumlah
siswa yang mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi
kelompok kontrol adalah 14.
Tabel 4.2 Tabulasi Data Kelompok Kontrol terhadap Kemampuan Regulasi Diri
No Indikator
Pretest Posttest I
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1
Menilai benar tidaknya
suatu tindakan dengan
pandangannya sendiri
pada kasus adaptasi
unggas.
3 14 4 9 30 5 11 2 12 30
2
Membuat penilaian diri
yang objektif terhadap
gagasan sendiri pada
kasus adaptasi unggas.
1 18 8 3 30 2 17 7 4 30
3
Membuat penilaian diri
yang objektif terhadap
gagasan sendiri 3 18 7 2 30 2 14 9 5 30
Jumlah 7 50 19 14 90 9 42 18 21 90
Hasil pengerjaan soal pretest dan posttest I kelompok kontrol pada
kemampuan regulasi diri menunjukkan perubahan hasil. Perubahan hasil terjadi
pada setiap indikator, indikator pertama yaitu menilai benar tidaknya suatu
tindakan dengan pandangannya sendiri pada kasus adaptasi unggas terdapat
perubahan pada setiap skor. Skor 2 dan 3 mengalami penurunan dan skor 1 dan 4
mengalami peningkatan. Begitu pula pada indikator kedua yaitu membuat
penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri pada kasus adaptasi unggas.
Pada indikator ketiga yaitu membuat penilaian diri yang objektif terhadap gagasan
sendiri terjadi penurunan pada skor 1 dan 2 serta terjadi peningkatan pada skor 3
dan 4. Hasil keseluruhan pretest menunjukkan bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 1 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kontrol adalah 7. Jumlah siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga indikator
kemampuan regulasi diri kelompok kontrol adalah 50. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 3 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok
kontrol adalah 19. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 pada ketiga indikator
kemampuan regulasi diri kelompok kontrol adalah 14. Sedangkan hasil posttest
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 1 pada ketiga indikator
kemampuan regulasi diri kelompok kontrol adalah 9. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok
kontrol adalah 42. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada ketiga indikator
kemampuan regulasi diri kelompok kontrol adalah 18. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok
kontrol adalah 21.
2. Kelompok Eksperimen
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi treatment yaitu
pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning. Jumlah siswa pada
kelompok eksperimen sebanyak 31 siswa. Soal dan indikator untuk kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen sama. Berikut ini tabulasi data kelompok
eksperimen.
Tabel 4.3 Tabulasi Data Kelompok Eksperimen terhadap Kemampuan Eksplanasi
No Indikator
Pretest Posttest I
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1
Menjelaskan pengaruh
bentuk anggota tubuh
unggas dengan
penyesuaian diri
terhadap lingkungan.
6 13 8 4 31 2 4 11 14 31
2
Menjelaskan pentingnya
adaptasi bagi makhluk
hidup. 17 12 1 1 31 5 10 14 2 31
3
Menjelaskan kesesuaian
penggunaan bentuk
anggota tubuh unggas
untuk mencari makan.
7 14 7 3 31 0 7 14 10 31
Jumlah 30 39 16 8 93 7 21 39 26 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Hasil pengerjaan soal pretest dan posttest I kelompok eksperimen pada
kemampuan Eksplanasi menunjukkan perubahan hasil. Perubahan hasil terjadi
pada setiap indikator, indikator pertama yaitu menjelaskan pengaruh bentuk
anggota tubuh unggas dengan penyesuaian diri terhadap lingkungan terdapat
perubahan pada setiap skor. Skor 1 dan 2 mengalami penurunan dan skor 3 dan 4
mengalami peningkatan. Begitu pula pada indikator kedua yaitu menjelaskan
pentingnya adaptasi bagi makhluk hidup dan pada indikator ketiga yaitu
menjelaskan kesesuaian penggunaan bentuk anggota tubuh unggas mencari
makan. Hasil keseluruhan pretest menunjukkan bahwa jumlah siswa yang
mendapat nilai 1 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok
eksperimen adalah 30. Jumlah siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga indikator
kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen adalah 39. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 3 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok
eksperimen adalah 16. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 pada ketiga indikator
kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen adalah 8. Sedangkan hasil posttest
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 1 pada ketiga indikator
kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen adalah 7. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok
eksperimen adalah 21. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada ketiga indikator
kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen adalah 39. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan eksplanasi kelompok
eksperimen adalah 26.
Tabel 4.4 Tabulasi Data Kelompok Eksperimen terhadap Kemampuan Regulasi Diri
No Indikator
Pretest Posttest I
1 2 3 4 Total 1 2 3 4 Total
1
Menilai benar tidaknya
suatu tindakan dengan
pandangannya sendiri
pada kasus adaptasi
unggas.
9 9 3 10 31 1 7 5 18 31
2
Membuat penilaian diri
yang objektif terhadap
gagasan sendiri pada
kasus adaptasi unggas.
1 19 8 3 31 0 20 8 3 31
3
Membuat penilaian diri
yang objektif terhadap
gagasan sendiri 8 16 5 2 31 0 8 17 6 31
Jumlah 18 44 16 15 93 1 35 30 27 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Hasil pengerjaan soal pretest dan posttest I kelompok eksperimen pada
kemampuan regulasi diri menunjukkan perubahan hasil. Perubahan hasil terjadi
pada setiap indikator, indikator pertama yaitu menilai benar tidaknya suatu
tindakan dengan pandangannya sendiri pada kasus adaptasi unggas terdapat
perubahan pada setiap skor. Skor 1 dan 2 mengalami penurunan dan skor 1 dan 4
mengalami peningkatan. Begitu pula pada indikator ketiga yaitu membuat
penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri. Sedangkan pada indikator
kedua yaitu membuat penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri pada
kasus adaptasi unggas terjadi penurunan pada skor 1 dan peningkatan pada skor 2
serta tidak ada perubahan pada skor 3 dan 4. Hasil keseluruhan pretest
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 1 pada ketiga indikator
kemampuan regulasi diri kelompok eksperimen adalah 18. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 2 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok
eksperimen adalah 44. Jumlah siswa yang mendapat nilai 3 pada ketiga indikator
kemampuan regulasi diri kelompok eksperimen adalah 16. Jumlah siswa yang
mendapat nilai 4 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok
eksperimen adalah 15. Sedangkan hasil posttest menunjukkan bahwa jumlah
siswa yang mendapat nilai 1 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri
kelompok eksperimen adalah 1. Jumlah siswa yang mendapat nilai 2 pada ketiga
indikator kemampuan regulasi diri kelompok eksperimen adalah 35. Jumlah siswa
yang mendapat nilai 3 pada ketiga indikator kemampuan regulasi diri kelompok
eksperimen adalah 30. Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 pada ketiga indikator
kemampuan regulasi diri kelompok eksperimen adalah 27.
4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian I
Hipotesis penelitian I adalah penerapan model Problem Based Learning
berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi pada mata pelajaran IPA dengan
materi penyesuaian diri hewan kelas V SD Kanisius Kalasan tahun ajaran
2016/2017. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan
eksplanasi, sedangkan variabel independen adalah penerapan model Problem
Based Learning. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen
terdiri dari 3 soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan
program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan
yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95%. Tahapan analisis data yang
dilakukan adalah 1) uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak normal, sehingga dapat diketahui analisis
selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. 2) Uji
perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setara atau tidak. 3) Uji signifikansi
pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan.
Analisis lebih lanjut menggunakan analisis statistik sebagai berikut: 1)
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 2) Uji signifikansi
peningkatan rerata pretest ke posttest. 3) Uji korelasi rerata pretest ke posttest. 4)
Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk menentukan suatu data
terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012: 85). Uji normalitas ini penting
untuk menentukan jenis statistik yang digunakan untuk analisis data lebih lanjut.
Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan
teknik Kolmogorov-Smirnov test (Priyatno, 2012). Untuk penelitian ini kriteria
yang digunakan, jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal.
Sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Uji selanjutnya yaitu menggunakan parametrik contohnya independent
samples t-test digunakan apabila data diperoleh dari dua kelompok yang berbeda
berdistribusi normal. Tetapi jika tidak normal maka analisis data menggunakan
non parametrik contohnya Mann-Whitney U-test dan Wilcoxon. Hasil uji
normalitas kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut (lihat lampiran 4.3.1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Eksplanasi
Kelompok Aspek
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Sig.
(2-tailed) Keterangan
Sig.
(2-tailed) Keterangan
Kontrol
Pretest eksplanasi 0,017 Tidak
normal
0,111 Normal
Posttest I eksplanasi 0,135 Normal 0,055 Normal
Posttest II eksplanasi 0,011 Tidak
normal
0,069 Normal
Selisih rerata skor
pretest-posttest I
eksplanasi
0,041 Tidak
normal
0,127 Normal
Eksperimen
Pretest eksplanasi 0,135 Normal 0,245 Normal
Posttest I eksplanasi 0,005 Tidak
normal
0,065 Normal
Posttest II eksplanasi 0,048 Tidak
normal
0,075 Normal
Selisih rerata skor
pretest-posttest I
eksplanasi
0,009 Tidak
normal
0,240 Normal
Data tabel 4.5 menunjukkan harga Sig.(2-tailed) > 0,05 untuk dua aspek
berdasarkan analisis data menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Namun jumlah
sampel yang digunakan kurang dari 50 sehingga analisis tersebut diperjelas
menggunakan Shapiro-Wilk. Data tabel 4.5 menunjukkan harga Sig.(2-tailed) >
0,05 untuk semua aspek berdasarkan analisis data menggunakan Shapiro-Wilk
sehingga semua aspek memiliki distribusi data normal. Aspek yang dimaksud
adalah pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil tersebut maka
analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik yang
digunakan adalah Independent samples t-test digunakan untuk analisis data dari
kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Selain itu, statistik parametrik yang
digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan Paired
samples t-test.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk melihat kemampuan awal
siswa kemampuan eksplanasi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
berbeda atau tidak. Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama, meskipun
pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Uji ini menggunakan statistik
parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan dari
dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Data yang digunakan untuk
menguji perbedaan kemampuan awal penelitian ini adalah rerata skor pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Sebelum melakukan uji perbedaan kemampuan awal dengan
menggunakan rerata skor pretest, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa
homogenitas varians menggunakan Independent samples t-test dengan melihat
harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas
varians dari kedua data yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah
data pada baris kedua output SPSS. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat
homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan, sehingga data yang
digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 150). Hasil
uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut (lihat
Lampiran 4.4.1).
Tabel 4.6 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F Sig. Keputusan
Levene’s Test for Equality of Variances 1,29 0,260 Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =
1,29 dan harga Sig. = 0,260, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
homogenitas varians data. Uji statistik Independent samples t-test selanjutnya
yang digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS. Tabel berikut ini
menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (lihat lampiran 4.4.1).
Tabel 4.7 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Eksplanasi
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Independent samples t-test 0,271 Tidak ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Rerata skor pretest kelompok kontrol (M = 2,19, SE = 0,09) lebih tinggi
dari kelompok eksperimen (M= 2,02, SE = 0,11). Perbedaan tersebut tidak
signifikan dengan t(59) = 1,11, p = 0,271 (p > 0,05); maka Hnull diterima dan Hi
ditolak. Hal tersebut berarti tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap rerata
skor pretest kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan rerata pretest yaitu kedua
kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan eksplanasi.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan model PBL terhadap kemampuan eksplanasi. Pengaruh perlakuan
dapat diketahui dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Digunakan rumus (O2 –O1) – (O4 –
O3) untuk mengetahui pengaruh perlakuan, yaitu dengan mengurangkan selisih
skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest I
– pretest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Apabila hasil perhitungan
lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan menunjukkan selisih
skor rerata posttest I – pretest kelompok eksperimen pada kemampuan eksplanasi
adalah 0,88. Sedangkan hasil perhitungan selisih skor rerata posttest I – pretest
kelompok kontrol pada kemampuan eksplanasi adalah 0,29. Besar pengaruh
perlakuan yang diperoleh adalah 0,59 (diperoleh dari selisih 0,88 dan 0,29), maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model Problem Based
Learning terhadap kemampuan eksplanasi. Setelah mengetahui besar pengaruh
penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan eksplanasi
dilakukan analisis statistik selanjutnya untuk mengetahui pengaruhnya signifikan
atau tidak.
Analisis selanjutya menggunakan statistik parametrik dengan Independent
samples t-test karena data berasal dari dua kelompok yang berbeda. Selain itu juga
telah diketahui bahwa selisih rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sebelum melakukan uji
signifikansi pengaruh perlakuan dengan menggunakan selisih rerata skor pretest
dan posttest I, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menggunakan Independent samples t-test dengan melihat harga Sig. Levene’s test.
Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data
yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah data pada baris kedua
output SPSS. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians dari kedua
data yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah data pada baris
pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Hasil uji asumsi homogenitas varians
dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut (lihat Lampiran 4.5.1).
Tabel 4.8 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F Sig. Keputusan
Levene’s Test for Equality of Variances 4,57 0,037 Tidak homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =
4,57 dan harga Sig. = 0,037, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
homogenitas varians data. Uji statistik Independent samples t-test selanjutnya
yang digunakan adalah data pada baris kedua output SPSS. Tabel berikut ini
menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.5.1).
Tabel 4.9 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Independent samples t-test 0,001 Ada perbedaan
Rerata skor selisih kelompok eksperimen (M = 0,88, SE = 0,14) lebih
tinggi dari kelompok kontrol (M= 0,29, SE = 0,10). Perbedaan tersebut signifikan
dari kedua data tersebut t(59) = -3,37, p = 0,001(p < 0,05); maka Hnull ditolak dan
Hi diterima. Hal tersebut berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata
selisih skor pretest dan posttest I kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh
perlakuan adalah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan eksplanasi. Hasil perbandingan rerata selisih skor
pretest dan posttest I kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dapat dilihat dalam diagram berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Eksplanasi
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan
eksplanasi. Uji besar pengaruh model Problem Based Learning dapat diketahui
dengan mencari effect size. Effect size merupakan suatu ukuran objektif dan
terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009: 56-
57). Terdapat kriteria dan rumus uji pengaruh yang telah disebutkan di Bab III
pada halaman 42.
Persentase pengaruh perlakuan diperoleh dengan menghitung koefisien
determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi
Pearson) kemudian dikalikan 100%. Berikut ini hasil perhitungan effect size
terhadap kemampuan eksplanasi (lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.10 Hasil Uji Besar Pengaruh Peningkatan dari pretest ke posttest I terhadap
Kemampuan Eksplanasi
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Variabel t t2 df r (effect size) R
2 % Efek
Eksplanasi -3,37 11,34 53,09 0,42 0,18 18 menengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Berdasarkan tabel 4.10 besar pengaruh penerapan model Problem Based
Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi adalah r =
0,42 atau 18%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya
efek besar pengaruhnya termasuk dalam kategori menengah.
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui persentase besar
pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan
eksplanasi. Analisis perhitungan dilakukan dengan mengambil data rerata skor
pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data menggunakan
Kolmogorov-Smirnov test. Besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest
I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan rerata
pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata
skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel berikut ini (lihat Lampiran 4.7.1).
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest
I Kemampuan Eksplanasi
No Kelompok Rerata
Peningkatan (%) Pretest Posttest I
1 Kontrol 2,19 2,48 13
2 Eksperimen 2,02 2,90 44
Data pada tabel 4.11 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar
2,19 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,02. Sedangkan rerata
posttest I kelompok kontrol sebesar 2,48 dan rerata posttest I kelompok
eksperimen sebesar 2,90. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest
ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 13%, sedangkan hasil perhitungan
persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen
sebesar 44%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor
pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
terhadap kemampuan eksplanasi.
Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 44%, sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kelompok kontrol sebesar 13%. Hal ini diperjelas melalui gambar 4.2
menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest – posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut grafik yang
menunjukkan frekuensi selisih pretest-postest I (gain score) pada kedua
kelompok.
Gambar 4.2 Grafik Gain Score Kemampuan Eksplanasi
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok
kontrol adalah –1,00, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen
adalah -0,67. Gain score tertinggi kelompok kontrol sebesar 1,48, sedangkan gain
score tertinggi kelompok eksperimen adalah 2,67. Hal ini menunjukkan bahwa
selisih pretest–posttest I yang dominan pada kelompok eksperimen nilainya lebih
besar daripada selisih pretest–posttest I pada kelompok kontrol.
Frekuensi siswa yang mendapat nilai selisih rerata pretest–posttest I ≥
1,24 pada kelompok kontrol ada 1 siswa, sedangkan pada kelompok eksperimen
ada 11 siswa. Hal ini menunjukkan penggunaan model PBL memberikan dampak
yang lebih besar daripada menggunakan metode ceramah.
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Uji besar efek peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00
Frek
uen
si Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field (2009:
325) memaparkan bahwa apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang
sama dan distribusi data normal, maka digunakan uji statistik Paired samples t-
test. Apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi
data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon (Field, 2009:
345). Uji ini menggunakan uji statistik Paired samples t-test karena data
berdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang sama. Tingkat kepercayaan
yang digunakan adalah 95% dengan kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull
adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan
rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel berikut (lengkapnya lihat
Lampiran 4.8.1).
Tabel 4.12 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan
Eksplanasi
No. Kelompok t t2
df r R2
% Efek
1 Kontrol 2,94 8,64 29 0,48 0,23 23 Kecil
2 Eksperimen 6,13 37,58 30 0,75 0,57 57 Besar
Rerata skor kelompok eksperimen (M = 0,88 dan SE = 0,14) lebih tinggi
dari kelompok kontrol (M = 0,29 dan SE = 0,10). Harga Sig.(2-tailed) rerata skor
pretest ke posttest I pada kelompok kontrol untuk kemampuan eksplanasi adalah
0,006 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima, dapat dikatakan ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol
terhadap kemampuan eksplanasi. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil
tersebut adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan eksplanasi. Sedangkan
harga Sig.(2-tailed rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen
untuk kemampuan eksplanasi adalah 0,000 (p < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi
diterima, dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke
posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil tersebut adalah terdapat peningkatan
skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen
terhadap kemampuan eksplanasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Persentase besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning
pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh
penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan
model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
eksplanasi adalah 0,75 atau 57% yang setara dengan efek besar, sedangkan besar
pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan eksplanasi adalah 0,48 atau 23% yang setara dengan efek kecil.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara skor
pretest dan posttest dan untuk memastikan semakin tinggi skor pretest juga
semakin tinggi skor posttest et vice versa. Uji korelasi ini untuk melihat apakah
ancaman validitas internal penelitian dapat teratasi dengan baik. Priyatno (2012:
39) menjelaskan Analisis korelasi Pearson adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui keeratan hubungan secara linier antara dua variabel, terdapat
hubungan positif/negatif, dan terdapat hubungan yang signifikan atau tidak.
Apabila hubungan positif berarti semakin tinggi pretest semakin tinggi pula
posttest I, signifikan berarti hasil skor korelasi terdapat digeneralisasi pada
populasi. Uji korelasi antara skor pretest dan posttest I menggunakan rumus
bivariate correlations yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara dua
variabel. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dengan kriteria yang
digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05. Tabel
berikut ini merupakan hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan eksplanasi (lihat
Lampiran 4.9.1).
Tabel 4.13 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Eksplanasi
No Kelompok Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Kontrol 0,47 0,009 Positif dan signifikan
2 Eksperimen 0,20 0,279 Positif dan tidak signifikan
Berdasarkan tabel 4.13 hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
harga Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,009. Hasil tersebut
menunjukkan Sig.(2-tailed) < 0,05, berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Maka,
ada korelasi hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata
posttest I pada kemampuan eksplanasi kelompok kontrol. Hasil Pearson
correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,47. Harga Pearson correlation
menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata skor siswa di pretest tinggi maka
hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, et vice versa.
Hasil uji korelasi kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig.(2-
tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,279. Hasil tersebut menunjukkan
Sig.(2-tailed) > 0,05, berarti H i ditolak dan Hnull diterima. Maka, tidak ada
korelasi yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata posttest I pada
kemampuan eksplanasi kelompok eksperimen, sehingga hasil uji kelompok
eksperimen pada kemampuan eksplanasi tidak dapat digeneralisasikan ke dalam
populasi. Hasil Pearson correlation kelompok eksperimen menunjukkan 0,20.
Harga Pearson correlation menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata skor
siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, et vice
versa.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan
yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.
Pada uji ini dibutuhkan data nilai Posttest II. Posttest II dapat dilakukan minimal
tiga hari setelah posttest I. Field (2009: 325) menjelaskan bahwa jika data yang
diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi data normal maka uji
statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test. Uji statistik menggunakan
Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Uji
statistik yang digunakan untuk uji retensi pada penelitian ini adalah Paired
samples t-test. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dengan kriteria
yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field: 2009, 53).
Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.14 (lihat Lampiran 4.10.1.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.14 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi
No
Kelompok
Rerata Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed) Keterangan Posttest
I
Posttest
II
1 Kontrol 2,48 2,50 0,81 0,837 Tidak ada perbedaan
2 Eksperimen 2,90 2,73 -5 0,127 Tidak ada perbedaan
Data pada tabel 4.15 menunjukkan rerata posttest I kelompok kontrol
sebesar 2,48 dan rerata posttest I kelompok eksperimen sebesar 2,90. Sedangkan
rerata posttest II kelompok kontrol sebesar 2,50 dan rerata posttest II kelompok
eksperimen sebesar 2,73. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata posttest
I ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 0,81%, sedangkan hasil
perhitungan persentase peningkatan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok
eksperimen sebesar -5%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi
peningkatan rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol dan
penurunan rerata skor posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen
terhadap kemampuan eksplanasi dan tidak ada perubahan yang signifikan.
Meskipun hasil rerata posttest II kelompok kontrol mengalami peningkatan dan
kelompok eksperimen mengalami penurunan, rerata nilai posttest II kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan rerata nilai posttest II kelompok kontrol.
Perbandingan antara pretest, posttest I, dan posttest II dapat diperjelas
menggunakan grafik pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Eksplanasi
2,19 2,48 2,50
2,02
2,90 2,73
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
Pretest Posttest 1 Posttest 2
Me
an
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 4.15 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Eksplanasi
No
Kelompok
Rerata Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed) Keterangan
Pretest Posttest
II
1 Kontrol 2,19 2,50 14 0,008 Ada perbedaan
2 Eksperimen 2,02 2,73 35 0,000 Ada perbedaan
Data pada tabel 4.15 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar
2,19 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,02. Sedangkan rerata
posttest II kelompok kontrol sebesar 2,50 dan rerata posttest II kelompok
eksperimen sebesar 2,73. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest
ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 14%, sedangkan hasil perhitungan
persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen
sebesar 35%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor
pretest ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
terhadap kemampuan eksplanasi.
Berdasarkan tabel 4.15 model Problem Based Learning dan metode
ceramah dari pretest ke posttest II mengalami kenaikan yang signifikan. Maka,
dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dan metode ceramah
sama-sama efektif untuk pembelajaran.
4.1.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penerapan model Problem Based Learning
berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri pada mata pelajaran IPA dengan
materi penyesuaian diri hewan kelas V SD Kanisius Kalasan tahun ajaran
2016/2017. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah kemampuan
regulasi diri, sedangkan variabel independen adalah penerapan model Problem
Based Learning. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen
terdiri dari 1 soal dengan 3 indikator.
Hasil analisis statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan
program statistik yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Tingkat kepercayaan
yang digunakan dalam hipotesis tersebut adalah 95%. Tahapan analisis data yang
dilakukan adalah 1) uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data
berdistribusi normal atau tidak normal, sehingga dapat diketahui analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. 2) Uji
perbedaan kemampuan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setara atau tidak. 3) Uji signifikansi
pengaruh perlakuan. 4) Uji besar pengaruh perlakuan.
Analisis lebih lanjut lebih lanjut menggunakan analisis statistik sebagai
berikut: 1) Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest. 2) Uji
signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest. 3) Uji korelasi rerata pretest ke
posttest. 4) Uji retensi pengaruh perlakuan.
4.1.4.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data bertujuan untuk menentukan suatu data
terdistribusi normal atau tidak (Priyatno, 2012: 85). Uji normalitas ini penting
untuk menentukan jenis statistik yang digunakan untuk analisis data lebih lanjut.
Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu menggunakan
teknik Kolmogorov-Smirnov test (Priyatno, 2012). Untuk penelitian ini kriteria
yang digunakan, jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal.
Sedangkan jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Uji selanjutnya yaitu menggunakan parametrik contohnya independent
samples t-test digunakan apabila data diperoleh dari dua kelompok yang berbeda
berdistribusi normal. Tetapi jika tidak normal maka analisis data menggunakan
non parametrik contohnya Mann-Whitney U-test dan Wilcoxon. Hasil uji
normalitas kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut (lihat Lampiran 4.3.2).
Tabel 4.16 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Regulasi Diri
Kelompok Aspek
Kolmogorov smirnov Shapiro Wilk
Sig. (2-
tailed) Keterangan
Sig. (2-
tailed) Keterangan
Kontrol
Pretest Regulasi Diri 0,028
Tidak
nornal 0,113 Normal
Posttest I Regulasi Diri 0,045
Tidak
nornal 0,247 Normal
Posttest II Regulasi
Diri 0,015
Tidak
nornal 0,061 Normal
Selisih rerata skor
pretest-posttest I 0,64 Normal 0,114 Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Regulasi Diri
Eksperimen
Pretest Regulasi Diri 0,161 Normal 0,070 Normal
Posttest I Regulasi Diri 0,008
Tidak
nornal 0,110 Normal
Posttest II Regulasi
Diri 0,200 Normal 0,075 Normal
Selisih rerata skor
pretest-posttest I
Regulasi Diri
0,006 Tidak
nornal 0,129 Normal
Data tabel 4.16 menunjukkan harga Sig.(2-tailed) > 0,05 untuk tiga aspek
berdasarkan analisis data menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Namun jumlah
sampel yang digunakan kurang dari 50 sehingga analisis tersebut diperjelas
menggunakan Shapiro-Wilk. Data tabel 4.16 menunjukkan harga Sig.(2-tailed) >
0,05 untuk semua aspek berdasarkan analisis data menggunakan Shapiro-Wilk
sehingga semua aspek memiliki distribusi data normal. Aspek yang dimaksud
adalah pretest, posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil tersebut maka
analisis selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Statistik parametrik yang
digunakan adalah Independent samples t-test digunakan untuk analisis data dari
kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Selain itu, statistik parametrik yang
digunakan untuk analisis data dari kelompok yang sama menggunakan Paired
samples t-test.
4.1.4.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji perbedaan kemampuan awal bertujuan untuk melihat kemampuan awal
siswa kemampuan regulasi diri kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
berbeda atau tidak. Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama, meskipun
pengambilan sampel tidak dilakukan secara acak. Uji ini menggunakan statistik
parametrik Independent samples t-test karena data terdistribusi normal dan dari
dua kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326). Data yang digunakan untuk
menguji perbedaan kemampuan awal penelitian ini adalah rerata skor pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Sebelum melakukan uji perbedaan kemampuan awal dengan
menggunakan rerata skor pretest, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa
homogenitas varians menggunakan Independent samples t-test dengan melihat
harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas
varians dari kedua data yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah
data pada baris kedua output SPSS. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat
homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan, sehingga data yang
digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 150). Hasil
uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut (lihat
Lampiran 4.4.2).
Tabel 4.17 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F Sig. Keputusan
Levene’s Test for Equality of Variances 2,381 0,128 Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =
2,38 dan harga Sig. = 0,128, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
homogenitas varians data. Uji statistik Independent samples t-test selanjutnya
yang digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS. Tabel 4.18 berikut
ini menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.2).
Tabel 4.18 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Regulasi Diri
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Independent samples t-test 0,192 Tidak ada perbedaan
Rerata skor pretest kelompok kontrol lebih tinggi (M = 2,49, SE = 0,09)
dari pada kelompok eksperimen (M= 2,30, SE = 0,11). Tidak ada perbedaan yang
signifikan dari kedua data tersebut dengan t(59) = 1,32, p = 0,192 (p > 0,05);
maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal tersebut berarti tidak ada perbedaan yang
signifikan terhadap rerata skor pretest kemampuan regulasi diri pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji perbedaan rerata
pretest yaitu kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama untuk
kemampuan regulasi diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
4.1.4.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan model PBL terhadap kemampuan regulasi diri. Pengaruh perlakuan
dapat diketahui dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan posttest I
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Digunakan rumus (O2 –O1) – (O4 –
O3) untuk mengetahui pengaruh perlakuan, yaitu dengan mengurangkan rerata
selisih skor posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan rerata selisih
skor posttest I – pretest pada kelompok kontrol (Cohen, 2007: 277). Apabila hasil
perhitungan lebih besar dari 0, maka ada pengaruh. Hasil perhitungan
menunjukkan selisih skor rerata posttest I – pretest kelompok eksperimen pada
kemampuan regulasi diri adalah 0,59. Sedangkan hasil perhitungan selisih skor
rerata posttest I – pretest kelompok kontrol pada kemampuan eksplanasi adalah
0,07. Besar pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah 0,52 (diperoleh dari selisih
0,59 dan 0,07), maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan model
Problem Based Learning terhadap kemampuan regulasi diri. Setelah mengetahui
besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan
regulasi diri dilakukan analisis statistik selanjutnya untuk mengetahui
pengaruhnya signifikan atau tidak.
Analisis selanjutya menggunakan statistik parametrik dengan Independent
samples t-test karena data berasal dari dua kelompok yang berbeda. Selain itu juga
telah diketahui bahwa selisih rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sebelum melakukan uji
signifikansi pengaruh perlakuan dengan menggunakan selisih rerata skor pretest
dan posttest I, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas varians
menggunakan Independent samples t-test dengan melihat harga Sig. Levene’s test.
Jika harga Sig. < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data
yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah data pada baris kedua
output SPSS. Jika harga Sig. > 0,05 maka terdapat homogenitas varians dari kedua
data yang dibandingkan, sehingga data yang digunakan adalah data pada baris
pertama output SPSS (Field, 2009: 340). Hasil uji asumsi homogenitas varians
dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut (lihat Lampiran 4.5.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 4.19 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F Sig. Keputusan
Levene’s Test for Equality of Variances 0,091 0,763 Homogen
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =
0,091 dan harga Sig. = 0,763, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
homogenitas varians data. Uji statistik Independent samples t-test selanjutnya
yang digunakan adalah data pada baris pertama output SPSS. Tabel 4.20 berikut
ini menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan dari kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.5.2).
Tabel 4.20 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Regulasi Diri
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keterangan
Independent samples t-test 0,002 Tidak ada perbedaan
Rerata skor selisih kelompok eksperimen (M = 0,59, SE = 0,11) lebih
tinggi dari pada kelompok kontrol (M= 0,07, SE = 0,11). Perbedaan tersebut
signifikan dengan t(59) = - 3,24, p = 0,002 (p < 0,05); maka Hnull ditolak dan Hi
diterima. Hal tersebut berarti ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih
skor pretest dan posttest I kemampuan regulasi diri pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Kesimpulan dari hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan
adalah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan regulasi diri. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest
dan posttest I kemampuan regulasi diri pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat dilihat dalam diagram berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.4 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Regulasi Diri
4.1.4.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan
eksplanasi. Uji besar pengaruh model Problem Based Learning dapat diketahui
dengan mencari effect size. Effect size merupakan suatu ukuran objektif dan
terstandarisasi untuk mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009: 56-
57). Terdapat kriteria dan rumus uji pengaruh yang telah disebutkan di Bab III
pada halaman 42.
Persentase pengaruh perlakuan diperoleh dengan menghitung koefisien
determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi
Pearson) kemudian dikalikan 100%. Berikut ini hasil perhitungan effect size
terhadap kemampuan eksplanasi (lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.21 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Regulasi Diri
Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Variabel t t2 df r (effect size) R
2 % Efek
Regulasi Diri -3,24 10,50 59 0,39 0,15 15 Menengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Berdasarkan tabel 4.21 tersebut besar pengaruh penerapan model Problem
Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan regulasi diri
adalah r = 0,39 atau 15%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan
besarnya efek, maka hasil perhitungan r setara dengan efek menengah.
4.1.4.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan untuk mengetahui persentase besar
pengaruh penerapan model Problem Based Learning terhadap kemampuan
regulasi diri. Analisis perhitungan dilakukan dengan mengambil data rerata skor
pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data menggunakan
Kolmogorov-Smirnov test. Besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest
I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-posttest I dengan rerata
pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata
skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut ini (lengkapnya lihat
Lampiran 4.7.1).
Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest
I Kemampuan Regulasi Diri
No Kelompok Rerata
Peningkatan (%) Pretest Posttest I
1 Kontrol 2,49 2,57 3
2 Eksperimen 2,30 2,89 26
Data pada tabel 4.22 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar
2,49 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,30. Sedangkan rerata
posttest I kelompok kontrol sebesar 2,57 dan rerata posttest I kelompok
eksperimen sebesar 2,89. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest
ke posttest I pada kelompok kontrol sebesar 3%, sedangkan hasil perhitungan
persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen
sebesar 26%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor
pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok ekserimen
terhadap kemampuan regulasi diri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol yaitu 26%, sedangkan
kelompok kontrol sebesar 3%. Hal ini diperjelas melalui gambar 4.5
menggunakan grafik poligon untuk melihat perbedaan selisih pretest – posttest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut grafik yang
menunjukkan frekuensi selisih pretest-postest I (gain score) pada kedua
kelompok.
Gambar 4.4 Grafik Gain Score Pada Kemampuan Regulasi Diri
Gambar 4.5 menunjukkan bahwa gain score terendah pada kelompok
kontrol adalah –1,34, sedangkan gain score terendah pada kelompok eksperimen
adalah -0,67. Gain score tertinggi kelompok kontrol sebesar 0,34, sedangkan
gain score tertinggi kelompok eksperimen adalah 1,66. Hal ini menunjukkan
bahwa selisih pretest–posttest I yang dominan pada kelompok eksperimen lebih
besar daripada selisih pretest–posttest I pada kelompok kontrol.
Frekuensi siswa yang mendapat nilai selisih rerata ≥ 1,17 pada kelompok
kontrol tidak ada siswa yang mendapat nilai selisih rerata ≥ 1,17, sedangkan pada
kelompok eksperimen ada 6 siswa. Hal ini menunjukkan penggunaan model PBL
memberikan dampak yang lebih besar daripada menggunakan metode ceramah.
0
1
2
3
4
5
6
7
-2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00
Frek
uen
si
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Uji Besar Efek Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Field (2009:
325) memaparkan bahwa apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang
sama dan distribusi data normal, maka digunakan uji statistik Paired samples t-
test. Apabila data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi
data tidak normal maka uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon (Field, 2009:
345). Uji ini menggunakan uji statistik Paired samples t-test karena data
berdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang sama. Tingkat kepercayaan
yang digunakan adalah 95% dengan kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull
adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji peningkatan
rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut (lengkapnya
lihat Lampiran 4.8.2).
Tabel 4.23 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Kemampuan Regulasi Diri
No. Kelompok t t2
df r R2
% Efek
1 Kontrol 0,62 0,38 29 0,1 0,01 1 Kecil
2 Eksperimen 5,43 29,48 30 0,7 0,49 49 Menengah
Rerata skor kelompok eksperimen (M = 0,59; SE = 0,11) lebih tinggi dari
rerata skor kelompok kontrol (M = 0,07; SE= 0,12). Harga Sig.(2-tailed) rerata
skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol untuk kemampuan regulasi diri
adalah 0,54 (p > 0,05), maka Hi ditolak dan Hnull diterima, dapat dikatakan tidak
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol terhadap kemampuan regulasi diri. Kesimpulan yang dapat ditarik dari
hasil tersebut adalah tidak ada peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest
ke posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan regulasi diri.
Sedangkan harga Sig.(2-tailed rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok
eksperimen untuk kemampuan regulasi diri adalah 0,00 (p < 0,05), maka Hnull
ditolak dan Hi diterima, dapat dikatakan ada perbedaan yang signifikan antara
skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
regulasi diri. Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil tersebut adalah terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I pada kelompok
eksperimen terhadap kemampuan regulasi diri.
Persentase besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning
pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh
penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan
model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
regulasi diri adalah 0,70 atau 49% yang setara dengan efek menengah, sedangkan
besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan regulasi diri adalah 0,10 atau 1% yang setara dengan efek kecil.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi yang terjadi antara skor
pretest dan posttest dan untuk memastikan semakin tinggi skor pretest juga
semakin tinggi skor posttest et vice versa. Priyatno (2012: 39) menjelaskan
analisis korelasi Pearson adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
keeratan hubungan secara linier antara dua variabel, terdapat hubungan
positif/negatif, dan terdapat hubungan yang signifikan atau tidak. Apabila
hubungan positif berarti semakin tinggi pretest semakin tinggi pula posttest I,
signifikan berarti hasil skor korelasi terdapat digeneralisasi pada populasi. Uji
korelasi antara skor pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate
correlations yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara dua variabel.
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dengan kriteria yang digunakan
untuk menolak Hnull adalah jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05. Tabel 4.24 berikut ini
merupakan hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan regulasi diri (lihat
Lampiran 4.9.2).
Tabel 4.24 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Regulasi
Diri
No Kelompok Pearson Correlation Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Kontrol 0,42 0,02 Positif dan signifikan
2 Eksperimen 0,43 0,01 Positif dan signifikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berdasarkan tabel 4.24 hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa,
harga Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,02. Hasil tersebut
menunjukkan Sig.(2-tailed) < 0,05, berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Maka,
ada korelasi hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata
posttest I pada kemampuan regulasi diri kelompok kontrol. Hasil Pearson
correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,42. Harga Pearson correlation
menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata skor siswa di pretest tinggi maka
hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, et vice versa.
Hasil uji korelasi kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig.(2-
tailed) pada kelompok eksperimen adalah 0,01. Hasil tersebut menunjukkan
Sig.(2-tailed) > 0,05, berarti H i ditolak dan Hnull diterima. Maka, tidak ada
korelasi hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan hasil rerata
posttest I pada kemampuan eksplanasi kelompok kontrol, sehingga hasil uji
kelompok eksperimen pada kemampuan eksplanasi tidak dapat digeneralisasikan
ke dalam populasi. Hasil Pearson correlation kelompok eksperimen menunjukkan
0,43. Harga Pearson correlation menunjukkan nilai positif artinya apabila rerata
skor siswa di pretest tinggi maka hasil rerata skor siswa di posttest I tinggi, et vice
versa.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan
yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.
Pada uji ini dibutuhkan data nilai Posttest II. Posttest II dapat dilakukan minimal
tiga hari setelah posttest I. Field (2009: 325) menjelaskan bahwa jika data yang
diuji berasal dari dua kelompok yang sama dan distribusi data normal maka uji
statistik yang digunakan adalah Paired samples t-test. Uji statistik menggunakan
Wilcoxon jika data terdistribusi dengan tidak normal (Field, 2009: 345). Uji
statistik yang digunakan untuk uji retensi pada penelitian ini adalah Paired
samples t-test. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%, dengan kriteria
yang digunakan untuk menolak Hnull adalah Sig.(2-tailed) < 0,05 (Field: 2009, 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.25 (lihat Lampiran 4.10.2.2).
Tabel 4.25 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi Diri
No
Kelompok
Rerata Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed) Keterangan Posttest
I
Posttest
II
1 Kontrol 2,56 2,72 6 0,115 Tidak ada perbedaan
2 Eksperimen 2,89 2,57 -11 0,001 Ada perbedaan
Data pada tabel 4.25 menunjukkan rerata posttest I kelompok kontrol
sebesar 2,56 dan rerata posttest I kelompok eksperimen sebesar 2,89. Sedangkan
rerata posttest II kelompok kontrol sebesar 2,72 dan rerata posttest II kelompok
eksperimen sebesar 2,57. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata posttest
I ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 6%, sedangkan hasil perhitungan
persentase peningkatan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen
sebesar -11%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan yang
tidak signifikan pada rerata skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol dan
penurunan yang signifikan pada rerata skor posttest I ke posttest II kelompok
eksperimen terhadap kemampuan regulasi diri. Perbandingan antara pretest,
posttest I, dan posttest II dapat diperjelas menggunakan grafik pada gambar 4.6
berikut.
Gambar 4.6 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Regulasi Diri
2,49
2,57
2,72
2,30
2,89
2,56
0,00
0,50
1,00
1,50
2,00
2,50
3,00
3,50
Pretest Posttest 1 Posttest 2
Mea
n
Kontrol
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tabel 4.26 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Regulasi diri
No
Kelompok
Rerata Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed) Keterangan
Pretest Posttest
II
1 Kontrol 2,49 2,72 9% 0,045 Ada perbedaan
2 Eksperimen 2,30 2,56 11% 0,033 Ada perbedaan
Data pada tabel 4.26 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar
2,49 dan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 2,30. Sedangkan rerata
posttest II kelompok kontrol sebesar 2,72 dan rerata posttest II kelompok
eksperimen sebesar 2,56. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest
ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 9%, sedangkan hasil perhitungan
persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen
sebesar 11%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor
pretest ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
terhadap kemampuan regulasi diri.
Berdasarkan tabel 4.26 model Problem Based Learning dan metode
ceramah dari pretest ke posttest II mengalami kenaikan yang signifikan. Maka,
dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Learning dan metode ceramah
sama-sama efektif untuk pembelajaran.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Ancaman Validitas Internal Penelitian
Perubahan yang terjadi pada variabel dependen bisa jadi tidak hanya
disebabkan oleh variabel independen saja tetapi juga dapat disebabkan oleh
variabel-variabel lain di luar penelitian. Berikut ini ancaman-ancaman yang dapat
mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen:
1. Sejarah (history)
Setiap kejadian terhadap kelompok yang sedang diteliti pada waktu treatment
dapat mempengaruhi hasil posttest pada variabel dependen (Johnson &
Christensen, 2008: 260, Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 155). Jika penelitian
dilakukan dalam jangka waktu lama (beberapa bulan/tahun) bisa terdapat
pengaruh sejarah terhadap salah satu kelompok, misalnya kursus, ekstrakurikuler,
workshop, acara TV, dll dengan perlakuan yang sama digunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
treatment. Cara mengatasi ancaman ini adalah melakukan penelitian dalam jangka
waktu pendek.
2. Difusi perlakuan atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination)
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diam-diam saling
berkomunikasi dan sama-sama mempelajari treatment yang diberikan pada
kelompok eksperimen, hal tersebut dapat menjadi ancaman validitas internal
penelitian. Cara mengatasi ancaman ini adalah kedua kelompok benar-benar
dipisahkan dan diberi pemahaman untuk tidak mempelajari treatment yang
diberikan pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130).
3. Perilaku kompensatoris
Ancaman perilaku kompensatoris ini adalah adanya pemikiran bahwa
treatment yang diberikan dikelompok eksperimen sangat berharga dan diketahui
oleh kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment. Karena merasa
diperlakukan berbeda, kelompok kontrol bisa jadi 1) ingin menandingi kelompok
eksperimen dengan belajar sangat keras atau 2) mengalami demoralisasi sehingga
marah dan tidak kooperatif (Neuman, 2013: 330). Cara mengatasi ancaman ini
adalah kelompok kontrol diberi pengertian bahwa akan mendapat perlakuan yang
sama setelah penelitian.
4. Maturasi
Ancaman ini terjadi karena perubahan biologis maupun psikologis misalnya
kebosanan, kelelahan, rasa lapar, rasa haus, dll yang dapat terjadi sepanjang waktu
penelitian dan bisa berpengaruh terhadap hasil posttest pada variabel dependen
(Johnson & Christensen, 2008: 261). Cara mengatasi ancaman ini adalah
menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam waktu yang
sama, sehingga kondisi partisipan hampir sama atau tidak jauh berbeda.
5. Regresi statistik
Adanya kecenderungan bahwa partisipan dengan hasil skor pretest sangat
tinggi (paling tinggi dalam skala pengukuran) akan memperoleh skor posttest
yang lebih rendah dan sebaliknya. Karena adanya kecenderungan nilai sangat
tinggi dan sangat rendah tersebut mendekati mean. Apabila perubahan yang
terjadi pada posttest selalu diklaim sebagai hasil penelitian, kesimpulan dapat
diragukan persis karena efek regresi statistik. Hasil penelitian bisa diragukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
karena hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki korelasi yang sempurna
(Johnson & Christensen, 2008: 263). Cara mengatasi ancaman ini adalah
kecermatan melihat partisipan dengan skor pretest sangat tinggi atau sangat
rendah dan membandingkannya dengan hasil posttest. Penggunaan kelompok
kontrol juga akan mengurangi ancaman ini karena partisipan kedua kelompok
kurang lebih sama.
6. Mortalitas (mortality)
Ancaman ini berhubungan dengan jumlah partisipan pada waktu pretest dan
posttest yang berbeda akibat adanya partisipan yang tidak ikut pretest maupun
posttest. Cara mengatasi ancaman ini adalah (1) dengan menggunakan kelas
kontrol yang jumlahnya kurang lebih sama dengan jumlah kelas eksperimen. (2)
Apabila ada partisipan yang tidak bisa mengikuti tes, dan yang tidak dapat
mengikuti tes tersebut jumlahnya sedikit, maka hasil tes dapat diganti dengan
hasil rata-rata nilai kelas. Karena hal tersebut tidak akan mempengaruhi rata-rata
kelas.
7. Pengujian (testing)
Ancaman pada jenis ini adalah pretest yang dapat mempengaruhi hasil
posttest, hasil posttest dapat lebih tinggi tanpa adanya treatment. Karena dengan
mengerjakan pretest kelompok yang diteliti telah memiliki pengalaman awal,
sudah tahu apa yang ditargetkan, dan menjadi familiar dengan materi tes. Jika
penelitian hanya dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen saja, ancaman
terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 262).
Cara mengatasi ancaman validitas internal penelitian ini adalah dengan
penggunaan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest.
8. Instrumentasi (instrumentation)
Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang
digunakan untuk mengukur variabel penelitian dapat menjadi ancaman terhadap
validitas internal penelitian (Johnson Christensen, 2008: 262). Fraenkel, Wallen,
& Hyun (2012: 283) membagi ancaman instrumentasi ini ke dalam tiga kategori,
yaitu: (1) Instrumen yang digunakan mengalami kerusakan atau perubahan,
dimana kondisi instrumen pada pretest telah berbeda dengan kondisi instrumen
pada saat posttest. Cara mengatasi anacaman ini adalah dengan memperhatikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
instrumen dengan seksama, dan memastikan bahwa kondisi instrumen pada saat
pretest dan posttest sama. (2) Perbedaan karakteristik instrumen antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Cara mengatasi ancaman ini adalah
karakteristik alat pengumpul data pada kedua kelompok sama untuk pretest dan
posttest. (3) Alat pengumpul data bisa menjadi bias terutama bila menggunakan
teknik observasi. Observer bisa memiliki sudut pandang yang berbeda, selain itu
kondisi biologis dan psikologis observer dapat mempengaruhi. Cara mengatasi
ancaman ini adalah dengan melakukan training pada observer.
9. Lokasi (location)
Perbedaan lokasi yang digunakan pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dapat menjadi ancaman validitas internal penelitian. Perbedaan seperti
ukuran ruang, kenyamanan, kebisingan, fasilitas, dll., dapat mempengaruhi hasil
pretest maupun posttest. Cara mengatasi ancaman validitas internal penelitian ini
adalah rungan yang digunakan kurang lebih memiliki kondisi yang sama.
10. Karakteristik subjek (subject characteristics)
Karakteristik subjek seperti kemampuan awal dan jumlah kelompok gender
yang berbeda akan mempengaruhi hasil posttest. Cara mengatasi validitas
ancaman penelitian ini dengan (1) pemilihan sampel kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dilakukan secara acak dan dengan mengecek kemampuan
awal siswa. (2) pemilihan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan
penyetaraan jumlah laki-laki dan perempuan.
11. Implementasi (implementation)
Ancaman validitas internal penelitian ini adalah perbedaan guru yang
mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, karena guru yang
berbeda akan memiliki cara mengajar yang berbeda pula. Cara mengatasi
ancaman ini adalah dengan guru yang mengimplementasikan pembelajaran
dikelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama.
4.2.2 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Eksplanasi
Hipotesis I penelitian ini adalah penerapan model Problem Based
Learning berpengaruh terhadap kemampuan eksplanasi mata pelajaran IPA materi
penyesuaian diri hewan pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan semester gasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan model
Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
eksplanasi. Berdasarkan deskripsi sebaran data yang telah dijelaskan pada awal
bab IV hasil pretest ke posttest kemampuan eksplanasi tiap indikator mengalami
perubahan baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Pada indikator
pertama yaitu menjelaskan pengaruh bentuk anggota tubuh unggas dengan
penyesuaian diri terhadap lingkungan, kelompok eksperimen mengalami
peningkatan lebih banyak terlihat dari jumlah siswa yang mendapat skor 3 yaitu
dari 8 menjadi 11 dan skor 4 yaitu dari 4 menjadi 14 sedangkan kelompok kontrol
yang mendapat skor 3 yaitu dari 8 menjadi 12 dan yang mendapat skor 4 yaitu
dari 4 menjadi 5. Begitu pula pada indikator kedua yaitu menjelaskan pentingnya
adaptasi bagi makhluk hidup. Jumlah siswa yang mendapat skor 3 yaitu dari 1
menjadi 14 dan skor 4 yaitu dari 1 menjadi 2 sedangkan kelompok kontrol yang
mendapat skor 3 yaitu dari 6 menjadi 11 dan yang mendapat skor 4 yaitu dari 0
menjadi 3. Pada indikator ketiga yaitu menjelaskan kesesuaian penggunaan
bentuk anggota tubuh unggas mencari makan kelompok eksperimen juga
mengalami peningkatan lebih banyak terlihat dari jumlah siswa yang mendapat
skor 3 dari 7 menjadi 14 dan skor 4 dari 3 menjadi 10 sedangkan kelompok
kontrol jumlah siswa yang mendapat skor 3 dari 10 menjadi 6 dan yang mendapat
skor 4 dari 0 menjadi 6.
Uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-
tailed) sebesar 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sig.(2-tailed) < 0,05,
maka Hnull ditolak dan Hi diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara
rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen. Kesimpulan
yang dapat ditarik adalah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh
secara signifikan terhadap kemampuan eksplanasi.
Besar pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap
kemampuan eksplanasi adalah “menengah” yang ditunjukkan dengan harga r =
0,42 atau 18% pada uji besar pengaruh perlakuan. Pengaruh yang diberikan model
Problem Based Learning terhadap kemampuan eksplanasi adalah 18%, sedangkan
82% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain diluar penelitian (Kasmadi &
Sunariah, 2013: 151). Variabel-variabel lain diluar penelitian dapat berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
terhadap hasil penelitian dan dapat menjadi ancaman validitas penelitian (Johnson
& Christensen, 2008: 258). Ancaman-ancaman tersebut berupa sejarah, difusi
treatment atau kontaminasi, perilaku kompensatoris, maturasi, regresi statistik,
mortalitas, pengujian, instrumentasi, lokasi, karakteristik subjek, dan
implementasi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282-284).
Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan
eksplanasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada
gambar 4.1. Pada gambar tersebut menunjukkan diagram perbandingan rerata
selisih skor pretest ke posttest I kemampuan eksplanasi pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I
terhadap kemampuan eksplanasi pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap
kemampuan eksplanasi pada kelompok eksperimen yaitu 44%, sedangkan
kelompok kontrol sebesar 13%.
Persentase besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning
pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh
penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan
model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
eksplanasi adalah 0,75 atau 57% yang setara dengan efek besar, sedangkan besar
pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan eksplanasi adalah 0,48 atau 23% yang setara dengan efek kecil.
Kelompok eksperimen memiliki korelasi antara rerata pretest dan posttest
I menunjukkan nilai positif dan tidak signifikan. Hasil uji korelasi kelompok
eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) pada kelompok eksperimen
adalah 0,279. Hasil Pearson correlation kelompok eksperimen menunjukkan
0,20. Sedangkan kelompok kontrol memiliki korelasi antara rerata pretest dan
posttest I menunjukkan nilai positif dan signifikan. Hasil uji korelasi antara rerata
skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa, harga Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,009.
Hasil Pearson correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,47.
Pengaruh model Problem Based Learning tidak sekuat pada posttest I,
karena terjadi penurunan skor rerata pretest II terhadap kemampuan eksplanasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Terjadinya penurunan ini dapat dikarenakan karena beberapa ancaman validitas
internal penelitian yang tidak dapat diatasi/dikontrol oleh peneliti seperti maturasi
yaitu kebosanan, rasa lapar, kelelahan, rasa haus yang dialami siswa dan lokasi
yaitu kondisi kelas, sirkulasi udara kelas eksperimen kurang baik dikarenakan
posisi jendela yang tertutup tangga. Meskipun demikian, penurunan tersebut tidak
terjadi secara signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) sebesar
0,127 atau (sig.(2-tailed) > 0,05). Sedangkan kelompok kontrol mengalami
peningkatan yang tidak signifikan. Hal ini ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed)
sebesar 0,837 atau (sig.(2-tailed) > 0,05). Hasil perhitungan persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest II pada kelompok kontrol sebesar 14%,
sedangkan hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I
pada kelompok eksperimen sebesar 35%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah
terjadi peningkatan skor pretest ke posttest II pada kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen terhadap kemampuan eksplanasi.
4.2.3 Pengaruh Model PBL terhadap Kemampuan Regulasi Diri
Hipotesis II penelitian ini adalah penerapan model Problem Based
Learning berpengaruh terhadap kemampuan regulasi diri mata pelajaran IPA
materi penyesuaian diri hewan pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan semester
gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan bahwa penerapan
model Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan eksplanasi. Berdasarkan deskripsi sebaran data yang telah dijelaskan
pada awal bab IV hasil pretest ke posttest kemampuan regulasi diri tiap indikator
mengalami perubahan baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Pada indikator pertama yaitu menilai benar tidaknya suatu tindakan dengan
pandangannya sendiri pada kasus adaptasi unggas kelompok eksperimen
mengalami peningkatan skor lebih banyak dibandingkan dengan kelompok
kontrol terbukti dari jumlah siswa yang mendapat skor 3 dari 3 menjadi 5 dan skor
4 dari 10 menjadi 18 sedangkan kelompok kontrol yang mendapat skor 3 dari 4
menjadi 2 dan yang mendapat skor 4 dari 9 menjadi 12. Pada indikator kedua
yaitu membuat penilaian diri yang objektif terhadap gagasan sendiri pada kasus
adaptasi unggas kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
perubahan yang signifikan. Pada indikator ketiga yaitu membuat penilaian diri
yang objektif terhadap gagasan sendiri kelompok eksperimen mengalami
peningkatan lebih banyak terbukti dari jumlah siswa yang mendapat skor 3 dari 5
menjadi 17 dan skor 4 dari 2 menjadi 6 sedangkan kelompok kontrol yang
mendapat skor 3 dari 7 menjadi 9 dan skor 4 dari 2 menjadi 5.
Uji signifikansi pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-
tailed) sebesar 0,002. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sig.(2-tailed) < 0,05,
maka Hnull ditolak dan Hi diterima, berarti ada perbedaan yang signifikan antara
rerata selisih skor pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen. Kesimpulan
yang dapat ditarik adalah penerapan model Problem Based Learning berpengaruh
secara signifikan terhadap kemampuan regulasi diri.
Besar pengaruh penggunaan model Problem Based Learning terhadap
kemampuan regulasi diri adalah “menengah” yang ditunjukkan dengan harga r =
0,39 atau 15% pada uji besar pengaruh perlakuan. Pengaruh yang diberikan model
Problem Based Learning terhadap kemampuan regulasi diri adalah 15%,
sedangkan 85% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain diluar penelitian
(Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel-variabel lain diluar penelitian dapat
berpengaruh terhadap hasil penelitian dan dapat menjadi ancaman validitas
penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 258). Ancaman-ancaman tersebut
berupa sejarah, difusi treatment atau kontaminasi, perilaku kompensatoris,
maturasi, regresi statistik, mortalitas, pengujian, instrumentasi, lokasi,
karakteristik subjek, dan implementasi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282-
284).
Perbandingan rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan regulasi
diri pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada gambar
4.4. Pada gambar tersebut menunjukkan diagram perbandingan rerata selisih skor
pretest ke posttest I kemampuan regulasi diri pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap
kemampuan regulasi diri pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
kelompok kontrol. Persentase peningkatan skor pretest ke posttest I terhadap
kemampuan regulasi diri pada kelompok eksperimen yaitu 26%, sedangkan
kelompok kontrol sebesar 3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Persentase besar pengaruh penerapan model Problem Based Learning
pada kelompok eksperimen lebih besar daripada persentase besar pengaruh
penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol. Besar pengaruh penerapan
model Problem Based Learning pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan
regulasi diri adalah 0,70 atau 49% yang setara dengan efek menengah, sedangkan
besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap
kemampuan regulasi diri adalah 0,10 atau 1% yang setara dengan efek kecil.
Kelompok eksperimen memiliki korelasi antara rerata pretest dan posttest
I menunjukkan nilai positif dan signifikan. Hasil uji korelasi kelompok
eksperimen menunjukkan bahwa harga Sig.(2-tailed) pada kelompok eksperimen
adalah 0,01. Hasil Pearson correlation kelompok eksperimen menunjukkan 0,43.
Begitu pula kelompok kontrol memiliki korelasi antara rerata pretest dan posttest
I menunjukkan nilai positif dan signifikan. Hasil uji korelasi antara rerata skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa, harga Sig.(2-tailed) pada kelompok kontrol adalah 0,02.
Hasil Pearson correlation kelompok kontrol menunjukkan 0,42.
Pengaruh model Problem Based Learning tidak sekuat pada posttest I,
karena terjadi penurunan sebesar 11%.skor rerata pretest II terhadap kemampuan
regulasi diri. Hasil perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest
II pada kelompok kontrol sebesar 9%, sedangkan hasil perhitungan persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen sebesar 11%.
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi peningkatan skor pretest ke posttest
II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terhadap kemampuan
regulasi diri.
4.2.4 Dampak Pengaruh Perlakuan
Analisis dampak pengaruh perlakuan bertujuan untuk membuka
pandangan terhadap proses pembelajaran yang berlangsung dari subjek-subjek
yang terlibat dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti
untuk melakukan analisis dampak perlakuan adalah teknik tes dan nontes. Teknik
tes merupakan teknik utama, sedangkan teknik nontes menggunakan elemen
penelitian kualitatif sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
(Krathwohl, 2004: 546). Peneliti menggunakan teknik nontes dengan metode
triangulasi yaitu dengan melakukan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Observasi dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di kelas yang
dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Wawancara dilakukan dengan
guru dan siswa kelas eksperimen setelah kegiatan pembelajaran menggunakan
model Problem Based Learning. Dokumentasi berupa foto-foto selama
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada bagian ini dipaparkan
hasil analisis dampak pengaruh perlakuan berdasarkan hasil observasi dan
wawancara.
Peneliti melakukan observasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung di
kelas kontrol dan di kelas eksperimen selama tiga kali pertemuan. Observasi
pertama dilaksanakan hari Kamis, 27 Oktober 2016. Siswa sangat senang dan
antusias ketika mengetahui bahwa mereka akan bekerja dalam kelompok. Mereka
terlihat senang ketika membaca artikel dan melihat video bersama dengan
kelompok. Mereka mencatat informasi yang mereka dapat dari video bersama
kelompok dan mendiskusikan hasil informasi yang mereka dapat bersama dengan
kelompok.
Observasi kedua dilaksanakan pada hari Senin, 31 Oktober 2016. Siswa
sangat senang dan antusias ketika guru masuk sambil membawa serangga.
Bersama dengan kelompok siswa mencari informasi yang berkaitan dengan
adaptasi serangga. Guru memberikan sebuah gambaran mengenai mulut serangga
di depan kelas. Siswa memperhatikan beberapa tipe mulut serangga secara
langsung bahkan ada beberapa siswa yang memegang serangga dan mengamati
beberapa serangga tersebut. Namun, ada beberapa siswa juga yang takut untuk
memegang serangga, dengan bimbingan guru dan teman kelompok siswa dapat
mengamati bentuk mulut serangga. Siswa mengumpulkan informasi dan
mendiskusikan hasil informasi yang mereka dapat bersama dengan kelompok.
Observasi ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 3 November 2016. Anak-
anak sangat senang dan antusias mengamati cecak. Ada pula anak yang berani
bercerita mengenai pengalamannya dengan seekor cecak. Namun, tidak sedikit
pula anak yang takut dengan cecak dan memilih untuk mengamati cecak dari jauh.
Mereka melakukan percobaan dengan mengganggu cecak agar cecak merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
terancam dan memutuskan ekornya. Dari percobaan tersebut hanya satu kelompok
yang berhasil membuat cecak merasa terancam dan memutuskan ekornya. Pada
saat itu anak juga mengamati ekor cecak yang mulai tumbuh kembali. Selain
melakukan percobaan siswa juga mengisi lembar kegiatan yang telah dilakukan
dan mencari informasi dari berbagai sumber seperti artikel dan buku paket IPA.
Peneliti melakukan wawancara terhadap guru mitra setelah dilakukannya
perlakuan pada Kamis, 1 Desember 2016. Guru mengungkapkan bahwa beliau
lebih sering menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan metode-metode
lainnya. Berikut pernyataan guru, “Kebanyakan kalau aku ceramah, diskusi itu
cuma untuk akhir pas terakhir saya menerangkan. Contohnya satu bab, saya
ceramah dulu bla bla bla berapa pertemuan tiga kali, terakhir saya diskusi” (W G
B3-5). Guru lebih sering menggunakan metode ceramah dikarenakan jumlah
siswa dalam satu kelas yang terlalu banyak, sehingga akan susah untuk
mengkondisikan siswa apabila menggunakan metode lain. Selain itu karena
apabila menggunakan strategi-srategi belajar yang membuat siswa aktif waktu
yang diperlukan lumayan banyak dan bisa jadi akan kekurangan waktu. Maka dari
itu guru mitra lebih sering menggunakan metode ceramah. Berikut ini pemaparan
beliau mengenai alasan menggunakan metode ceramah, “Karena yang pertama,
anaknya banyak. Kalau kemampuan waktunya untuk menggunakan strategi-
strategi seperti itu tidak cukup.” (W G B7-8).
Guru mitra mengungkapkan bahwa penerapan model Problem Based
Learning dalam penelitian ini bagus. Namun guru mitra juga memberi catatan dan
masukkan. Guru mitra memaparkan bahwa untuk masalah materi kelas V terlalu
banyak, sehingga apabila setiap sub bab dibahas untuk setiap pertemuan waktunya
tidak akan cukup. Berikut ini pemaparan guru mitra pada penerapan model
Problem Based Learning pada penelitian ini, “Kalau saya bagus, tapi anu mbak,
untuk masalah materi, kelas V kan materinya banyak, kalau per sub satu
pertemuan seperti serangga dan lain-lain itu menurut RPP saklek gak jadi. Itu
sebagai catatan kalau mengajar saklek RPP waktunya tidak cukup.” (W G B11-
14). Guru mitra mengatakan bahwa beliau pernah menggunakan model Problem
Based Learning pada awal-awal mengajar. Berikut ini penuturan beliau mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
pengalamannya menggunakan model Problem Based Learning, “Sudah, awal-
awal sudah.” (W G B17).
Guru mitra mengungkapkan bahwa pembelajaran menggunakan model
Problem Based Learning dalam mengajar mata pelajaran IPA lebih efektif
dibandingkan dengan metode ceramah. Berikut ini pemaparan beliau mengenai
penerapan model Problem Based Learning dalam mengajar mata pelajaran IPA,
“Lebih efektif, terutama untuk pembelajaran IPA yang materinya agak banyak,
menggunakan Based Learning bagus.” (W G B21-22). Selain itu guru mitra juga
mengungkapkan bahwa siswa lebih senang belajar dengan menggunakan model
Problem Based Learning. Berikut ini penuturan beliau mengenai perbedaan kelas
eksperimen dan kelas kontrol, “Anaknya lebih enjoy dengan menggunakan media.
Kalau metode ceramah itu biasanya salah satu bisa, tetapi bagian belakang itu
jarang mendengarkan.” (W G B26-28).
Wawancara juga dilakukan terhadap tiga siswa pada kelompok
eksperimen. Ketiga siswa tersebut memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-
beda berdasarkan hasil pretest dan posttest yang telah dilakukan. Wawancara
dengan siswa yang memiliki kemampuan berbeda yaitu tinggi, sedang, dan rendah
dilakukan secara terpisah. Hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa merasa
senang belajar menggunakan model Problem Based Learning. Ketiga siswa
menyatakan bahwa mereka senang, berikut ini penuturan ketiga siswa tersebut,
“senang” (W2 SA B3), begitu pula dengan penuturan siswa kedua “senang” (W2
SB B3), dan siswa ketiga “Senang. Seru” (W2 SC B3).
Hasil wawancara dengan siswa juga menunjukkan bahwa penerapan
model Problem Based Learning membuat siswa lebih mudah memahami materi
dibandingkan dengan metode ceramah. Berikut ini pemaparan hasil wawancara
ketiga siswa tersebut, “Lebih mudah memahami materi pelajaran dengan
pembelajaran seperti kemarin” (W2 SA B13), siswa kedua menyatakan “Lebih
senang dengan pembelajaran seperti kemarin, lebih mudah dipahami” (W2 SB
B14), dan siswa ketiga menyatakan “Lebih mudah memahami materi pelajaran
dengan pembelajaran seperti kemarin” (W2 SC B14-15).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
4.2.5 Pembahasan Lebih Lanjut
Penelitian ini menunjukkan dua hasil, yaitu penerapan model Problem
Based Learning berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan eksplanasi
dan penerapan model Problem Based Learning berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan regulasi diri.
Asyari, Muhdhar, Susilo, dan Ibrohim (2015) meneliti tentang
meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui penggabungan dari Problem
Based Learning dan Group Investigation. Tujuan penelitian adalah untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa Biologi STKIP pada kursus
lingkungan melalui penerapan Problem Based Learning dan Group Investigation.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Problem Based Learning dan
Group Investigation mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis melalui
perencanaan, berdebat, menyatakan pertanyaan dan masalah, dan menganalisis
dan memberikan solusi terhadap masalah lingkungan sekitarnya. Penerapan
Problem Based Learning dan Group Investigation dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa STKIP. Begitu pula hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017
terutama kemampuan eksplanasi dan kemampuan regulasi diri.
Programme for International Student Assessment (PISA) melakukan
penelitian terhadap siswa-siswa usia 15 tahun. Survei PISA 2015 fokus pada ilmu
pengetahuan, membaca, matematika, dan pemecahan masalah kolaboratif (OECD,
2016: 6). Ilmu pendidikan di indonesia telah mengalami transformasi yang luar
biasa untuk menciptakan landasan bagi kemakmuran dan pembangunan yang
berkelanjutan. Hasil PISA 2015 menunjukkan bahwa Indonesia dibidang ilmu
pengetahuan naik 21 poin. Hal ini membuat Indonesia termasuk dalam posisi ke-
5 dari 72 tercepat yang mengalami peningkatan di bidang ilmu pengetahuan
(OECD, 2016: 1). Meskipun demikian, hasil menunjukkan Indonesia masih
berada di bawah rata-rata. Hal tersebut dapat menjadi salah satu alasan untuk terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan. Salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memperhatikan proses
pembelajaran di Sekolah. Pembelajaran sebaiknya dapat berperan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
memfasilitasi siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri, sehingga guru
perlu melaksanakan pembelajaran dengan aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (Djamarah & Zain, 2010: 323). Pembelajaran dapat dilaksanakan
dengan berbagai macam metode dan model pembelajaran. Pemilihan metode dan
model pembelajaran yang baik adalah salah satu upaya untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Facione (2015) mengidentifikasi enam indikator keterampilan berpikir
kritis, yaitu interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi, eksplanasi, dan regulasi diri.
Penelitian ini khusus untuk meneliti kemampuan eksplanasi dan regulasi diri pada
mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri hewan siswa kelas V SD Kanisius
Kalasan Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
Problem Based Learning memberikan efek menengah terhadap kemampuan
eksplanasi dengan nilai harga r = 0,42 atau 18% pada uji besar pengaruh
perlakuan. Penerapan model Problem Based Learning memberikan efek
menengah terhadap kemampuan regulasi diri dengan harga r = 0,39 atau 15%
pada uji besar pengaruh perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, model
Problem Based Learning dapat diujicobakan ke sekolah-sekolah yang lain sebagai
model pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan eksplanasi dan
regulasi diri siswa kelas V pada mata pelajaran IPA. Model Problem Based
Learning dapat diuji cobakan pada mata pelajaran lain, kemampuan atau aspek
lain, dan tingkat kelas yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
BAB V
PENUTUP
Bab V membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Kesimpulan berisi hasil penelitian dan menjawab hipotesis penelitian.
Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian
dilaksanakan. Saran berisi masukkan dari peneliti untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap
kemampuan eksplanasi pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri
hewan siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta semester gasal
tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian
mengafirmasi hipotesis penelitian. Rerata skor kelompok eksperimen (M =
0,88 dan SE = 0,14) lebih tinggi dari kelompok kontrol (M = 0,29 dan SE =
0,10). Perbedaan tersebut signifikan dengan t(59) = -3,37, p = 0,001 (p <
0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan
eksplanasi adalah r = 0,42 atau 18% yang setara dengan efek menengah.
5.1.2 Penerapan model Problem Based Learning berpengaruh terhadap
kemampuan regulasi diri pada mata pelajaran IPA materi penyesuaian diri
hewan siswa kelas V SD Kanisius Kalasan Yogyakarta semester gasal
tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis terhadap data penelitian
mengafirmasi hipotesis penelitian. Rerata skor kelompok eksperimen (M =
0,59 dan SE = 0,11) lebih tinggi dari kelompok kontrol (M = 0,07 dan SE =
0,11). Perbedaan tersebut signifikan dengan t(59) = -3,24, p = 0,002 (p <
0,05). Besar pengaruh perlakuan (effect size) terhadap kemampuan
regulasi diri adalah r = 0,39 atau 15% yang setara dengan efek menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Kurangnya koordinasi dengan guru mitra mengenai materi penyesuaian diri
hewan dan langkah-langkah pembelajaran secara detail sesuai dengan
model Problem Based Learning.
5.2.2 Hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan ke semua sekolah, karena
penelitian hanya terbatas pada siswa kelas V SD Kanisius Kalasan
Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017.
5.3 Saran
5.3.1 Perlu dilakukan koordinasi rutin dengan guru mitra untuk pelaksanaan
langkah-langkah pembelajaran model Problem Based Learning dan
pemberian materi mengenai penyesuaian diri hewan.
5.3.2 Penelitian ini dapat diujicobakan ke Sekolah Dasar lainnya dengan
penelitian yang mirip dengan SD Kanisius Kalasan Yogyakarta tahun
ajaran 2016/2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
DAFTAR REFERENSI
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013.
Bandung: PT Refika Aditama.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik (edisi revisi
2010). Jakarta: Rineka Cipta.
Asyari, M. & Muhdhar, M. H. I. A., dkk. (2015). Improving critical thinking skills
through the integration of problem based learning and investigation.
Diakses dari http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/IJLLS-
10-2014-0042
Beckmann, J. & Weber, P. (2015). Cognitive presence in virtual collaborative
learning assessing and improving critical thinking in online discussion
forums. Diakses dari
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/ITSE-12-2015-0034
Best, J. W., & Kahn, J. V. (2006). Research in education (tenth edition). Boston:
Pearson Education Inc.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education.
New York: Routledge.
Darmawan, D. (2013). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Daryanto. (2007). Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, S. B., & Zain, A. (2010). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Downing, K., Ning, F., & Shin, K. (2011). Impact of problem-based learning on
student experience and metacognitive development. Diakses dari
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/17504971111121928
Facione, P. A. (2015). Critical thinking: What it is and why it counts. San
Francisco: Insight Assessment. Diakses dari
www.insightassessment.com/pdf_files/what&why2006.pdf
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate
research in education (8th ed.). New York: McGraw Hill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.
Gunawan, A. W. (2003). Genius learning strategy petunjuk praktis untuk
menerapkan accelarated learning. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hosnan. (2014). Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad
21. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.
Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research: Quantitative,
qualitative, and mixed approaches (3rd. Ed.). California: Sage
Publications.
Johnson, E., B. (2010). Contextual teaching and learning: Menjadikan kegiatan
belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakna. Bandung: Kaifa.
Joseph, M. & Stone, G. W., dkk. (2007). An exploratory study on the value of
service learning projects and their impact on community service
involvement and critical thinking. Diakses dari
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/09684880710773192
Kasmadi, & Sunariah, N. S. (2013). Panduan modern penelitian kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.
Krathwohl, D.R. (2004). Methods of educational and social science research, an
integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.
Masidjo. (1995). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta : Prenada Media
Group.
Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan
kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.
Oktaviani, M. A. & Notobroto, H.B. (2014). Perbandingan tingkat konsistensi
normalitas distribusi metode Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, Shapiro-
Wilk, dan Skewness-Kurtosis. Diakses dari
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-
biometrikd8bc041810full.pdf.
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Putra, S. R. (2013). Desain belajar mengajar kreatif berbasis sains. Jogjakarta:
DIVA Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
OECD. (2014). PISA 2012: PISA results in focus. Diakses dari
www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-results-overview.pdf
OECD. (2016). Country note: Results from PISA 2015. Diakses dari
www.oecd.org/pisa/PISA-2015-Indonesia.pdf
OECD. (2016). PISA 2015: PISA results in focus. Diakses dari
www.oecd.org/pisa/pisa-2015-results-in-fokus.pdf
Rusman. (2013). Model-model pembelajaran: Mengembangkan profesionalisme
guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Rusmono. (2012). Strategi pembelajaran dengan Problem Based Learning itu
perlu: untuk meningkatkan profesionalitas guru. Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia.
Salkind, N. J. (2009). Teori-teori perkembangan manusia: sejarah kemunculan,
konsepsi dasar, analisis komparatif, dan aplikasi. Yogyakarta: Nusa
Media.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Indeks.
Satori, D. (2007). Profesi keguruan. Jakarta: UT.
Schechter, C. (2010). Switching cognitive gears Problem-Based Learning and
success-based learning as instructional frameworks in leadership
education. Diakses dari
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/09578231111116707
Siregar, S. (2013). Metode penelitian kuantitatif: Dilengkapi dengan
perbandingan perhitungan manual & SPSS. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Penerbit
ALFABETA.
Sukmadinata, N. S. (2008). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Sulistyanto, H & Wiyono, E. (2008). Ilmu pengetahuan alam untuk SD/MI kelas
5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Tawil & Liliasari. (2013). Berpikir kompleks dan implementasinya dalam
pembelajaran IPA. Makassar: Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Widoyoko, E.P. (2014). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
Yeo, R. K. (2006). Problem-Based Learning: a viable approach in leadership
development? Diakses dari
http://www.emeraldinsight.com/doi/pdfplus/10.1108/02621710710819357
Yusuf, S. (2011). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 2.5 Lembar Kerja Siswa
Pertemuan I
1. Lengkapilah tabel berikut!
No. Bentuk Paruh Jenis Burung Jenis Makanan Fungsi paruh
1.
............................ ............................ ............................
2.
............................ ............................ ............................
3.
............................ ............................ ............................
4.
............................ ............................ ............................
5.
............................ ............................ ............................
2. Apakah semua unggas memiliki jenis paruh yang sama? Jelaskan!
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Apa yang terjadi apabila semua unggas memiliki bentuk paruh yang sama?
Misalnya paruh burung pemakan biji digunakan untuk memakan daging.
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
4. Jelaskan manfaat adaptasi unggas terhadap kelangsungan hidup berdasarkan
bentuk tubuhnya!
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Pertemuan II
A. Isilah tabel di bawah ini!
Nama Serangga Jenis Mulut Ciri-ciri Mulut Manfaat
B. Isilah titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Berdasarkan bentuk mulutnya, lebah termasuk serangga yang memiliki jenis
mulut .....
2. Bagaimana ciri-ciri serangga yang memiliki jenis mulut penusuk dan
penghisap ....
3. Tipe mulut untuk menggigit dan mengunyah ....
4. Tipe mulut untuk menusuk dan mengisap...
5. Tipe mulut untuk menghisap....
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Setiap serangga memilki tipe mulut serangga berbeda-beda. Mengapa
demikian?
Jawab:
2. Apakah bisa jenis mulut seperti belalang digunakan untuk menghisap nektar?
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
3. Perhatikan gambar di bawah ini
Tuliskan tipe mulut yang dimiliki serangga pada gambar di atas!
Jawab:
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Pertemuan III
1. Pernahkah kamu melihat cecak yang tidak memiliki ekor?
Coba perhatikan gambar dibawah ini, menurutmu mengapa ekor cecak
tersebut putus?
Jawab:
2. Lakukan percobaan berikut!
a. Perhatikan cecak yang terdapat dalam toples.
b. Ambil cecak, dan pegang pada bagian ekornya.
c. Perlakukan cecak sedemikian rupa, namun dengan catatan jangan
memutuskan ekornya dengan menggunakan benda tajam.
d. Kalian boleh menggunakan penggaris, dengan cara menekan ekor cecak
dengan penggaris.
Dari percobaan tersebut, apa yang terjadi pada cecak? apakah cecak
memutuskan ekornya?
Jawab:
3. Dari percobaan di nomor dua, menurutmu apa alasan cecak memutuskan
ekornya?
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
4. Apa tujuan cecak memutuskan ekornya?
Jawab:
5. Menurutmu apakah ekor cicak dapat kembali tumbuh? Jelaskan!
Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
Lampiran 2.6 Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa
Pertemuan I
1. Lengkapilah tabel berikut!
No. Bentuk Paruh Jenis Burung Jenis Makanan Fungsi paruh
1.
Pipit Biji-bijian Memecah biji-bijian
2.
Elang Ular, ayam, kelinci Mengoyak makanan
berupa daging
3.
Ayam Biji-bijian dan cacing Mencari makan di tanah
4.
Pelatuk Serangga
Memahat kayu pohon
dan menangkap serangga
di dalamnya.
5.
Itik Ikan dan cacing Menyaring makanan dari
air dan lumpur
2. Tidak. Unggas memiliki jenis makanan yang berbeda-beda, sehingga bentuk
paruhnya pun berbeda menyesuaikan dengan jenis makanannya agar paruh
tersebut dapat berfungsi dengan baik.
3. Apabila semua unggas memiliki bentuk paruh yang sama, maka beberapa
hewan akan kesulitan bahkan tidak bisa makan. Bentuk paruh unggas telah
disesuaikan dengan jenis makanannya, jenis makanan unggas yang berbeda
mengakibatkan paruh unggas berbeda-beda pula. Misalnya paruh burung
pemakan biji digunakan untuk memakan daging, paruh tersebut tidak akan
bisa digunakan dengan baik. Paruh burung pemakan biji berguna untuk
memecahkan biji-bijian bukan untuk mencabik daging.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
4. Bentuk tubuh unggas membantu unggas dalam mencari makan sesuai dengan
jenis makanannya dan tempat hidupnya. Sehingga unggas dapat bertahan
hidup dihabitatnya.
Pertemuan II
A. Isilah tabel di bawah ini!
Nama
Serangga
Jenis Mulut Ciri-ciri Mulut Manfaat
Belalang,
Jangkrik,
Kecoa
Mulut penggigit Mempunyai rahang atas dan
rahang bawah yang kuat
untuk menggigit dan
menghancurkan. Makanan
kemudian dikunyah lalu
ditelan.
Menggigit mangsa
Kupu-kupu Mulut penghisap Mempunyai alat penghisap
seperti belalai yang panjang
dan dapat digulung
Menghisap madu
pada bunga
Nyamuk, Kutu Mulut penusuk
dan penghisap
Mempunyai rahang yang
runcing dan panjang
Menusuk dan
menghisap makanan
Lebah madu,
lalat
Mulut penusuk
dan penjilat
Memiliki bibir untuk menjilat menusuk dan
menghisap makanan
B. Isilah titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!
1. Penusuk dan penjilat
2. Mempunyai rahang yang runcing dan panjang
3. Balalang
4. Nyamuk
5. Kupu-kupu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
C. Jawablah pertanyyan di bawah ini!
1. Setiap serangga memiliki tipe mulut yang berbeda karena itu merupakan
cara adaptasi serangga yang menyesuaikan diri dengan makanan demi
kelangsungan hidupnya.
2. Tidak bisa, karena belalang memiliki tipe mulut dengan rahang atas dan
rahang bawah yang kuat untuk menggigit. Sedangkan untuk menghisap
nektar diperlukan alat penghisap yang panjang seperti belalai yang panjang
dan dapat digulung.
3. Tipe mulut serangga
a. Tipe serangga pengunyah
b. Tipe serangga penghisap dan penjilat
c. Tipe serangga pengisap
d. Tipe serangga pengisap-penusuk
e. Tipe serangga pengisap-penusuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Pertemuan III
1. Ya, saya pernah melihat cecak yang tidak memiliki ekor. Dari gambar
tersebut menurut saya cecak memutuskan ekornya dengan sengaja untuk
menghindari ancaman musuh.
2. Dari percobaan tersebut cecak yang saya pegang berusaha melepaskan diri.
Cecak sepertinya merasa terancam karena saya memegang ekornya. Saat
saya memegang ekor cecak tersebut tiba-tiba ekor cecak tersebut putus
dengan sendirinya.
3. Menurut saya cecak memutuskan ekornya karena merasa terancam saat
saya memegang ekornya sehingga cecak ingin melepaskan diri dengan
memutuskan ekornya agar cecak dapat lari dari tangkapan saya.
4. Cecak memutuskan ekornya supaya cecak bisa melepaskan diri dari
ancaman musuh.
5. Ya, ekor cicak dapat tumbuh kembali. Akan tetapi membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk tumbuh kembali.cicak memiliki kemampuan untuk
meregenerasi bagian tubuh yang terputus terutama pada ekor. Apabila luka
pada ekor yang terputus sudah mulai membaik, maka proses regenerasi
akan segera dimulai sehingga ekor cicak dapat kembali tumbuh meskipun
ekornya tidak sama seperti semula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 3.1 Soal Uraian
Nama :
Nomor:
Kelas :
Berikut adalah kasus yang akan digunakan untuk panduan soal!
Bu Mita memiliki 20 ekor ayam dan 20 ekor itik. Setiap harinya Bu Mita memberi
makan untuk ternaknya. Setelah diberi makan ayam dan itik dilepas. Semua itik
Bu Mita pergi ke sawah yang becek dan berlumpur, sedangkan ayam ke halaman
sambil mengais-ngais tanah. Ayam tidak pergi ke tempat yang becek dan
berlumpur karena bentuk kaki ayam tidak mendukung untuk dapat berjalan dan
mencari makan di tempat yang becek dan berlumpur.
1. Sebut dan jelaskan cara adaptasi yang dilakukan ayam dan itik berdasarkan
bacaan di atas!
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
2. Sebutkan minimal 5 contoh hewan lain yang memiliki ciri-ciri anggota tubuh
yang sama dengan contoh di bawah ini! Berikan tanda (√) pada kolom yang
sesuai!
a. Bentuk paruh unggas
No. Nama Hewan Paruh pemakan biji Paruh pencari makan
ditempat becek
1. Ayam √
2. Itik √
3.
4.
5.
6.
7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
b. Bentuk kaki unggas
No. Nama Hewan Kaki Pejalan Kaki Perenang
1. Ayam √
2. Itik √
3.
4.
5.
6.
7.
3. a. Apa perbedaan paruh ayam dan itik? Jelaskan!
Jawab: ...................................................................................................................
b.Apa perbedaan kaki ayam dan itik? Jelaskan!
Jawab:
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
4. Ayam dan itik memiliki cara adaptasi yang berbeda.
a. Identifikasikanlah cara adaptasi yang dilakukan oleh ayam!
Jawab: ...................................................................................................................
b. Identifikasikanlah cara adaptasi yang dilakukan oleh itik!
Jawab: ...................................................................................................................
...............................................................................................................................
5. Mengapa kaki dan paruh ayam tidak cocok apabila digunakan untuk mencari
makan di tempat yang berair atau berlumpur? Berikan 2 alasannya!
Jawab: ...................................................................................................................
...............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
6. Jelaskan 2 alasan mengapa makhluk hidup harus beradaptasi dengan
lingkungan!
Jawab:....................................................................................................................
..............................................................................................................................
7. Apakah kamu setuju apabila ayam mencari makanan di tempat berair seperti
itik? Jelaskan minimal 2 alasan!
Jawab:....................................................................................................................
...............................................................................................................................
8. Ketika kamu dan temanmu melihat anak ayam yang tercebur ke dalam bekas
kolam yang berisi air sedalam setengah meter.
a. Apa yang akan kamu lakukan untuk menyelamatkan anak ayam? Sebutkan
minimal 2 cara!
Jawab:...............................................................................................................
..........................................................................................................................
b. Apabila temanmu mengajakmu pergi meninggalkan ayam yang sedang
tercebur dikolam, apa yang akan kamu lakukan? Diandaikan kamu masih
punya banyak waktu. Apakah:
1) Tetap menyelamatkan anak ayam yang tercebur di kolam.
2) Mengikuti temanmu pergi.
Alasan : ............................................................................................................
..........................................................................................................................
c. Apakah tindakan yang kamu lakukan sudah tepat? Berikan minimal 2
alasannya!
Jawab: ..............................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
9. Sabtu pagi Nina jalan-jalan ke taman bunga bersama ayahnya. Disana banyak
sekali bunga yang sedang mekar. Nina melihat ada kupu-kupu cantik hinggap
di salah satu bunga. Nina meminta ayahnya menangkap kupu-kupu itu untuk
dibawa pulang. Setiba di rumah, Nina meletakan kupu-kupu itu di dalam
wadah besar (seperti sangkar burung yang berisi satu tumbuhan yang tidak
berbunga). Lima hari kemudian Nina mendapati kupu-kupu sudah mati.
Berdasarkan kasus di atas jawablah pertanyaan di bawah!
a. Jelaskan 2 penyebab kupu-kupu tersebut mati terkait makanannya!
Jawab: .............................................................................................................
b. Berdasarkan pengalaman Nina, sebut dan jelaskan 2 alternatif yang bisa
dilakukan agar bisa memelihara kupu-kupu?
Jawab: .............................................................................................................
10. Berikut adalah tipe mulut-mulut serangga
1) tipe mulut penghisap
2) tipe mulut penggigit
3) tipe mulut penusuk-penghisap
Dari tipe mulut di atas:
Manakah tipe mulut yang cocok untuk memakan darah?
Alasan:................................................................................................................
11. Suatu hari ketika hendak makan siang, Andre melihat cecak yang sedang
memakan nasi di meja makan. Andre mencoba untuk menangkap cecak
menggunakan tangannya. Cecak itu tidak berhasil tertangkap, namun Andre
mendapat ekor cecak yang bergerak-gerak terlepas dari tubuh cecak. Cecak
itu lolos dan pergi merayap ke tembok rumah.
Lingkari jawaban yang tepat!
Manakah kalimat-kalimat berikut ini yang benar/salah?
Berikan alasan untuk setiap jawaban yang kamu pilih!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
a. Cicak memutuskan ekor untuk mengelabuhi musuhnya ketika terancam.
(Benar/ Salah)
Alasan: ...........................................................................................................
b. Cicak selalu memutuskan ekornya ketika dalam keadaan terancam. (Benar/
Salah)
Alasan: ...........................................................................................................
c. Dalam keadaan yang tidak terlalu terancam, cicak akan menghindar tanpa
harus memutuskan ekornya. (Benar/ Salah)
Alasan: ...........................................................................................................
12. Di bawah ini manakah cara cicak menyelamatkan diri ketika sangat terancam
musuh?
a. Melarikan diri
b. Memutuskan ekor
c. Melawan musuh
Manakah cara yang paling efektif yang dilakukan cicak untuk
menyelamatkan diri?
Alasan: ..............................................................................................................
13. Apa keuntungan dan kerugian cecak memutuskan ekornya? Jelaskan!
Jawab: ..............................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban
1. Dari bacaan tersebut, cara adaptasi yang dilakukan ayam adalah ayam pergi
mencari makanan ke tempat yang kering yaitu halaman rumah dengan
mengais-ngais tanah. Sedangkan itik mencari makanan ke tempat yang becek
dan berlumpur. Kaki ayam dan itik berbeda, kaki ayam tidak memiliki selaput
berbeda dengan kaki itik yang memiliki selaput sehingga itik dapat berenang
di air.
2. Bentuk tubuh unggas
a. Bentuk paruh unggas
No. Nama Hewan Paruh pemakan biji Paruh pencari makan
ditempat becek
1. Ayam √
2. Itik √
3. Angsa √
4. Merpati √
5. Entok √
6. Burung pipit √
7. Burung gereja √
b. Bentuk kaki unggas
No. Nama Hewan Kaki Pejalan Kaki Perenang
1. Ayam √
2. Itik √
3. Entok √
4. Burung unta √
5. Burung Pelikan √
6. Burung Kasuari √
7. Angsa √
3. a. Bentuk paruh ayam pendek, tebal, runcing dan kuat. Bentuk paruh ini
sesuai untuk memakan jenis biji-bijian. Sedangkan paruh bebek berbentuk
seperti sudu dan pangkal bergerigi. Bentuk paruh seperti ini sesuai untuk
mencari makanan di tempat becek, berlumpur, atau di air.
c. Ayam memiliki kaki yang tersusun dari tiga jari menghadap ke depan dan
satu jari bagian belakang yang berukuran lebih pendek. Sedangkan itik
memiliki kaki yang tersusun dari tiga jari menghadap ke depan dan
memiliki selaput disela-sela jarinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
4. a. Cara adaptasi yang dilakukan oleh ayam;
- Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi pada ayam berupa bentuk paruh dan kaki. Paruh
ayam berbentuk runcing, pendek dan tebal yang cocok untuk memakan
biji-bijian. Kaki ayam cocok untuk berjalan.
- Adaptasi perilaku
Ayam mencari makan di tempat yang kering dengan mengais-ngais
tanah.
d. Cara adaptasi yang dilakukan oleh itik;
- Adaptasi morfologi
Adaptasi morfologi pada itik berupa bentuk paruh dan kaki. Paruh itik
berbentuk sudu dan bergerigi, sedangkan kakinya berselaput sehingga
membantunya untuk berenang.
- Adaptasi perilaku
Itik mencari makan dengan berenang dan menyaring makanan dari air
dengan paruhnya.
5. Kaki dan paruh ayam tidak cocok apabila digunakan untuk mencari makan
ditempat berair atau berlumpur karena kaki ayam tidak memiliki selaput
seperti itik yang dapat membantu berenang sehingga ayam dapat tenggelam
apabila berada di air dan terperosok di dalam lumpur. Sedangkan paruh ayam
juga tidak cocok untuk mencari makan di tempat yang berair atau berlumpur,
bentuk paruh ayam tidak seperti bentuk paruh itik yang lebar dan bergerigi
serta dapat menyaring makanan di dalam air. Bentuk paruh ayam lebih cocok
digunakan untuk mencari makan di tanah.
6. Makhluk hidup harus beradaptasi dengan lingkungan karena makhluk hidup
harus bertahan pada habitat yang ditempati karena makhluk hidup tidak dapat
mengubah keadaan lingkungan seperti layaknya manusia, misalnya pada
tempat yang dingin manusia dapat membuat penghangat ruangan. Selain itu
makhluk hidup perlu mempertahankan diri dari serangan musuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
7. Tidak setuju, karena ayam dan itik memiliki paruh yang berbeda, selain itu
ayam dan itik juga memiliki bentuk kaki yang berbeda. Maka dari itu, ayam
tidak dapat mencari makan ditempat berair seperti itik.
8. Ketika kamu dan temanmu melihat anak ayam yang tercebur ke dalam kolam.
Kemudian temanmu meminta kamu untuk menolong anak ayam keluar dari
kolam tersebut.
a. Menolong anak ayam keluar dari kolam dengan cara:
- Menggunakan galah untuk menggiring anak ayam keluar dari kolam.
- Turun ke kolam untuk mengambil anak ayam keluar dari kolam.
b. Apabila teman saya menyuruh saya meninggalkan anak ayam yang
tercebur di kolam sedangkan saya masih mempunyai banyak waktu, maka
saya akan:
1) Tetap menyelamatkan anak ayam yang tercebur di kolam. Karena apa
bila tidak diselamatkan anak ayam tersebut akan mati tenggelam.
c. Ya, tindakan yang saya lakukan sudah tepat karena anak ayam tidak bisa
berenang maka anak ayam tersebut harus diselamatkan. Selain itu apabila
anak ayam dibiarkan, anak ayam tersebut dapat mati tenggelam.
9. Berdasarkan bacaan tersebut maka:
a. Penyebab kupu-kupu tersebut mati terkait makanannya adalah:
Kupu-kupu tersebut mati karena di dalam wadah tidak terdapat bunga
untuk dihisap madunya.
Kupu-kupu tersebut tidak bisa makan daun karena memiliki tipe mulut
penghisap.
Tipe mulut yang bisa digunakan untuk memakan daun adalah tipe mulut
penggigit.
b. Alternatif yang bisa dilakukan agar bisa memelihara kupu-kupu adalah
Mengingat tipe mulut yang dimiliki kupu-kupu adalah tipe mulut penghisap
maka kita dapat memelihara kupu-kupu dengan memberi makan berupa
larutan gula dengan menggunakan spons yang sudah direndam dalam
larutan gula.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Memelihara kupu di taman bunga dalam ruangan sehingga kupu-kupu bisa
makan madu dari bunga tanpa harus membiarkan kupu-kupu tersebut lepas.
10. Tipe mulut yang cocok untuk memakan darah adalah 3) tipe mulut penusuk-
penghisap.
Alasan: Karena nyamuk mempunyai rahang yang runcing dan panjang.
Nyamuk memakai mulutnya untuk mengisap makanan berupa darah manusia
dan hewan. Mulutnya yang berbentuk tabung panjang dan tajam (runcing)
digunakan untuk menusuk kulit manusia dan hewan yang menjadi
sasarannya, dimana makanan tersebut adalah makanan utama dari nyamuk.
Darah akan mudah dihisapnya karena terdapat sedikit lobang akibat
gigitannya.
11. a. Benar.
Alasan: karena cicak memutuskan ekor untuk mengelabuhi musuhnya ketika
dalam keadaan terdesak.
b. Salah
Alasan: karena cicak hanya akan memutuskan ekornya ketika dalam keadaan
terdesak.
c. Benar.
Alasan: karena cicak masih bisa melarikan diri tanpa harus memutuskan
ekornya
12. Cara yang paling efektif yang dilakukan cicak untuk menyelamatkan diri
adalah B. Memutuskan ekor.
Alasan: Karena dengan memutuskan ekor musuh akan terkelabuhi melihat ekor
cicak yang bergerak-gerak dan cicak akan mudah terbebas dari musuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
13. Keuntungan dan kerugian cecak memutuskan ekornya:
- Keuntungan memutuskan ekor adalah cecak akan lebih mudah lepas dari
kejaran musuh karena ekor yang putus mengelabuhi musuh.
- Kerugian memutuskan ekor adalah cecak akan menunggu ekor tumbuh
waktu yang lama. Apabila ketika cecak masih dalam keadaan buntung
bertemu dengan musuh cecak tidak bisa lagi mengelabuhi musuh dengan
memutuskan ekornya, yang bisa dilakukan hanya berlari menghindari
musuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian
No Kemampuan Unsur yang
Terkandung Kriteria Penilaian Skor
No.
Soal
1
Interpretasi Menjelaskan
makna
Jika menyebutkan 2 jawaban dengan
benar dengan penjelasan yang tepat.
4 1
Jika menyebutkan 2 jawaban dengan
benar dengan penjelasan yang kurang
tepat.
3
Jika menyebutkan 1 jawaban yang
benar dengan penjelasan yang tepat.
2
Jika menyebutkan 1 jawaban yang
benar dengan penjelasan yang kurang
tepat.
1
Membuat
kategori
Jika menyebutkan minimal 4 nama
hewan dengan tepat dan 4 penjelasan
dengan tepat.
4 2a
Jika menyebutkan minimal 3 nama
hewan dengan tepat dan 3 penjelasan
dengan tepat.
3
Jika menyebutkan minimal 2 nama
hewan dengan tepat dan 2 penjelasan
dengan tepat.
2
Jika menyebutkan minimal 1 nama
hewan dengan tepat dan 1 penjelasan
dengan tepat.
1
Membuat
kategori
Jika menyebutkan minimal 4 nama
hewan dengan tepat dan 4 penjelasan
dengan tepat.
4 2b
Jika menyebutkan minimal 3 nama
hewan dengan tepat dan 3 penjelasan
dengan tepat.
3
Jika menyebutkan minimal 2 nama
hewan dengan tepat dan 2 penjelasan
dengan tepat.
2
Jika menyebutkan minimal 1 nama
hewan dengan tepat dan 1 penjelasan
dengan tepat.
1
2 Analisis Menguji
gagasan-gagasan
Jika menyebutkan 2 perbedaan
dengan 2 penjelasan yang tepat.
4 3a
Jika menyebutkan 2 perbedaan
dengan 2 penjelasan yang kurang
tepat.
3
Jika menyebutkan 1 perbedaan
dengan 1 penjelasan yang tepat.
2
Jika menyebutkan 1 perbedaan
dengan 1 penjelasan yang kurang
tepat.
1
Menguji
gagasan-gagasan
Jika menyebutkan 2 perbedaan
dengan 2 penjelasan yang tepat.
4 3b
Jika menyebutkan 2 perbedaan
dengan 2 penjelasan yang kurang
tepat.
3
Jika menyebutkan 1 perbedaan
dengan 1 penjelasan yang tepat.
2
Jika menyebutkan 1 perbedaan
dengan 1 penjelasan yang kurang
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
tepat.
Menguji
gagasan-gagasan
Jika menyebutkan 2 istilah dengan
tepat dengan 2 penjelasan yang tepat.
4 4a
Jika menyebutkan 2 istilah dengan
tepat dengan 2 penjelasan yang
kurang tepat.
3
Jika menyebutkan 1 istilah dengan
tepat dengan 1 penjelasan yang tepat.
2
Jika menyebutkan 1 istilah dengan
tepat dengan 1 penjelasan yang
kurang tepat.
1
Menguji
gagasan-gagasan
Jika menyebutkan 2 istilah dengan
tepat dengan 2 penjelasan yang tepat.
4 4b
Jika menyebutkan 2 istilah dengan
tepat dengan 2 penjelasan yang
kurang tepat.
3
Jika menyebutkan 1 istilah dengan
tepat dengan 1 penjelasan yang tepat.
2
Jika menyebutkan 1 istilah dengan
tepat dengan 1 penjelasan yang
kurang tepat.
1
3 Evaluasi
Menilai sah
tidaknya
argumen-
argumen
Jika memilih jawaban benar dengan
alasan yang tepat
4 10
Jika memilih jawaban benar dengan
alasan yang kurang tepat
3
Jika memilih jawaban benar dengan
alasan yang tidak tepat
2
Jika memilih jawaban salah dengan
alasan yang tidak tepat
1
Menilai benar
tidaknya suatu
argumen
Jika memilih 3 pernyataan benar dan
2 alasan yang tepat
4 11
Jika memilih 2 pernyataan benar dan
1 alasan yang tepat
3
Jika memilih 3 pernyataan benar
dengan alasan yang salah atau
memilih 1 pernyataan benar dan 1
alasan yang tepat
2
Jika memilih 2 pernyataan benar
dengan alasan yang salah
1
Menilai sah
tidaknya klaim-
klaim
Jika memilih jawaban benar dengan
alasan yang tepat
4 12
Jika memilih jawaban benar dengan
alasan yang kurang tepat
3
Jika memilih jawaban benar dengan
alasan yang tidak tepat
2
Jika memilih jawaban salah dengan
alasan yang tidak tepat
1
4 Inferensi Menarik
kesimpulan
Jika memberikan 2 penjelasan
dengan benar
4 9a
Jika memberikan 1 penjelasan dan 1
penjelasan yang kurang tepat
3
Jika memberikan 1 penjelasan
dengan benar
2
Jika memberikan penjelasan yang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
salah
Menerka
alternatif-
alternatif
Jika memberikan 2 penjelasan
dengan benar
4 9b
Jika memberikan 1 penjelasan dan 1
penjelasan yang kurang
3
Jika memberikan 1 penjelasan
dengan benar
2
Jika memberikan penjelasan yang
salah
1
Menerka
alternatif-
alternatif
Jika menuliskan keuntungan dan
kerugian dengan benar
4 13
Jika menuliskan keuntungan dan
kerugian dengan salah satu jawaban
benar
3
Jika menuliskan keuntungan atau
kerugian dengan benar
2
Jika tidak menuliskan keuntungan
dan kerugian dengan benar
1
5
Eksplanasi Menjelaskan
hasil penalaran.
Jika menyebutkan 2 pokok dengan
tepat dengan 2 penjelasan yang tepat. 4
6
Jika menyebutkan 2 pokok dengan
tepat dengan 2 penjelasan yang
kurang tepat.
3
Jika menyebutkan 1 pokok dengan
tepat dengan 1 penjelasan yang tepat. 2
Jika menyebutkan 1 pokok dengan
tepat dengan 1 penjelasan yang
kurang tepat.
1
Memaparkan
argumen-
argumen yang
digunakan
Jika menjawab dengan tepat dengan
2 penjelasan yang tepat. 4
7
Jika menjawab dengan tepat dengan
1 penjelasan yang tepat. 3
Jika menjawab dengan tepat dengan
2 penjelasan yang kurang tepat. 2
Jika menjawab dengan tepat dengan
1 penjelasan yang kurang tepat. 1
Memaparkan
argumen-
argumen yang
digunakan
Jika menjawab dengan tepat dengan
2 alasan yang tepat. 4 5
Jika menjawab dengan tepat dengan
2 alasan yang kurang tepat. 3
Jika menjawab dengan tepat dengan
1 alasan yang tepat. 2
Jika menjawab dengan tepat dengan
1 alasan yang kurang tepat. 1
6 Regulasi
diri
Refleksi diri Jika memilih jawaban yang lebih
diharapkan dengan alasan yang tepat. 4
8b
Jika memilih jawaban yang lebih
diharapkan dengan alasan yang
kurang tepat.
3
Jika memilih jawaban yang kurang
diharapkan dengan alasan yang tepat. 2
Jika memilih jawaban yang kurang
diharapkan dengan alasan yang 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
kurang tepat.
Refleksi diri Jika menjawab dengan tepat dengan
2 alasan yang tepat. 4 8a
Jika menjawab dengan tepat dengan
2 alasan yang kurang tepat. 3
Jika menjawab dengan tepat dengan
1 alasan yang tepat. 2
Jika menjawab dengan tepat dengan
1 alasan yang kurang tepat. 1
Koreksi diri Jika menjawab dengan tepat dengan
2 alasan yang tepat. 4 8c
Jika menjawab dengan tepat dengan
2 alasan yang kurang tepat. 3
Jika menjawab dengan tepat dengan
1 alasan yang tepat. 2
Jika menjawab dengan tepat dengan
1 alasan yang kurang tepat. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement
No.
Soal
Validator Komentar (Saran Perbaikan)
1 2 3 Rerata
1 4 4 3 3,67 Validator 1
Soal pada variabel interpretasi sudah sangat baik.
Validator 2
Soal pada variabel interpretasi sudah sangat baik.
Validator 3
Soal pada variabel interpretasi baik.
2 4 3 3 3,33 Validator 1
Soal pada variabel interprestasi sudah sangat baik.
Validator 2
Soal pada variabel interpretasi baik.
Validator 3
Soal pada variabel interpretasi baik.
3a 3 4 3 3,33
Validator 1
Ditambah pertanyaan awal “bagaimana”
Validator 2 :
Soal pada 158ariable analisis sudah sangat baik.
Validator 3 :
Soal pada 158ariable analisis sudah baik.
3b 3 4 3 3,33 Validator 1
Ditambah pertanyaan awal “bagaimana”
Validator 2 :
Soal pada 158ariable analisis sudah sangat baik.
Validator 3 :
Soal pada 158ariable analisis sudah baik.
4a 3 3 3 3 Validator 1 :
Soal pada variabel analisis sudah baik.
Validator 2 :
Soal pada variabel analisis sudah baik.
Validator 3 :
Soal pada variabel analisis sudah baik.
4b 3 3 3 3 Validator 1 :
Soal pada variabel analisis sudah baik.
Validator 2 :
Soal pada variabel analisis sudah baik.
Validator 3 :
Soal pada variabel analisis sudah baik.
5 4 3 3 4,33 Validator 1
Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.
Validator 2
Soal pada variabel eksplanasi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel eksplanasi sudah baik.
6 4 4 3 3,67 Validator 1
Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.
Validator 2
Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.
Validator 3
Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.
7 4 3 3 3,33 Validator 1
Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.
Validator 2
Soal pada variabel eksplanasi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel eksplanasi sudah sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
8a 1 3 3 2,33 Validator 1
Saya tidak setuju dengan kunci jawaban dari problem
ini. Alangkah lebih baik kalau mengukur lebih
dahulu dalamnya kolam atau ditambah keterangan
pada soal ceritanya.
Validator 2
Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.
8b 2 3 3 2,67 Validator 1
Tergantung terceburnya dimana, kalau di sumur atau
sungai yang deras, atau kolam yang dalam. Kok tiba-
tiba muncul kata kolam.
Validator 2
Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.
8c 1 3 3 2,33 Validator 1
Soal pada variabel regulasi diri sangat tidak baik.
Validator 2
Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel regulasi diri sudah baik.
9a 2 3 3 2,67 Validator 1
Perlu mengecek umur kupu-kupu berapa lama kupu-
kupu bertahan tanpa makanan.
Validator 2
Soal pada variabel inferensi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel inferensi sudah baik.
9b 3 3 3 3 Validator 1
Soal pada variabel inferensi sudah baik.
Validator 2
Soal pada variabel inferensi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel inferensi sudah baik.
10 3 3 3 3 Validator 1
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
Validator 2
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
11a 4 3 3 3,33 Validator 1
Soal pada variabel evaluasi sudah sangat baik.
Validator 2
Cicak
Perhatikan penulisan: harus menggunakan istilah
(nama) yang baku!
Validator 3
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
11b 2 3 3 2,67 Validator 1
Soal harusnya dalam bentuk pernyataan.
Validator 2
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Keterangan :
4 : Sangat baik
3 : Baik
2 : Tidak baik
1 : Sangat tidak baik
Kategori Kelayakan Rerata
Sangat layak 4
Layak perlu perbaikan 2,1 – 3,9
Tidak layak 1 - 2
11c 3 3 3 3 Validator 1
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
Validator 2
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
12 4 3 3 3,33 Validator 1
Soal pada variabel evaluasi sudah sangat baik.
Validator 2
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel evaluasi sudah baik.
13 4 3 3 3,33 Validator 1
Soal pada variabel inferensi sudah sangat baik.
Validator 2
Soal pada variabel inferensi sudah baik.
Validator 3
Soal pada variabel inferensi sudah baik.
Total
skor
61 64 60
Rerata 3,05 3,2 3 Validator 1
Instrumen penelitian layak diimplementasikan akan tetapi perlu
perbaikan
Validator 2
Instrumen penelitian layak diimplementasikan akan tetapi perlu
perbaikan
Validator 3
Instrumen penelitian layak diimplementasikan akan tetapi perlu
perbaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas
3.5.1 Hasil Uji Validitas Setiap Variabel
Total
Total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 33
Interpretasi Pearson Correlation .401*
Sig. (2-tailed) .021
N 33
Analisis Pearson Correlation .535**
Sig. (2-tailed) .001
N 33
Evaluasi Pearson Correlation .601**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
Inferensi Pearson Correlation .730**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
Eksplanasi Pearson Correlation .788**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
Regulasi Diri Pearson Correlation .592**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
3.5.2 Hasil Uji Validitas Setiap Aspek
3.5.2.1 Validitas Aspek Eksplanasi
Total
Total
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 33
Menjelaskan
hasil penalaran
Pearson Correlation .853**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
Memaparkan
argumen
Pearson Correlation .873**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
Memaparkan
argumen
Pearson Correlation .866**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
3.5.2.2 Validitas Aspek Regulasi Diri
Total
Total
Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 33
Refleksi diri
Pearson Correlation .704**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
Refleksi diri
Pearson Correlation .666**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
Koreksi diri
Pearson Correlation .776**
Sig. (2-tailed) .000
N 33
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 33 100.0
Excludeda 0 .0
Total 33 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.675 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Kemampuan Eksplanasi Kelompok Kontrol dan
Eksperimen
No.
Resp
Pre Kon
Ekp
Post1
Kon
Ekp
Post2
Kon
Ekp
Pre Eks
Ekp
Post1
Eks Ekp
Post2
Eks Ekp
SelPre-
Post1
Kon Ekp
SelPre-
Post1
Eks Ekp
1 2,67 2,67 2,67 1,67 3,33 3,33 ,00 1,66
2 1,33 2,00 1,67 1,00 2,67 2,33 ,67 1,67
3 1,67 2,33 2,33 2,67 3,00 3,33 ,66 ,33
4 2,00 3,00 2,00 2,00 3,67 3,00 1,00 1,67
5 2,19 2,67 2,67 2,33 2,67 3,33 ,48 ,34
6 2,00 2,33 2,33 3,67 3,00 2,33 ,33 -,67
7 2,67 2,33 2,67 1,67 3,00 2,67 -,34 1,33
8 3,00 3,00 3,33 3,00 3,00 3,00 ,00 ,00
9 2,67 3,00 3,33 1,67 3,33 2,33 ,33 1,66
10 1,67 1,67 1,67 2,33 2,67 2,00 ,00 ,34
11 2,00 2,00 2,33 2,00 3,00 3,67 ,00 1,00
12 3,00 2,67 3,00 1,67 3,33 3,33 -,33 1,66
13 2,67 1,67 2,67 1,00 1,67 1,67 -1,00 ,67
14 2,33 3,00 2,67 1,67 2,67 2,67 ,67 1,00
15 1,67 2,00 2,00 1,67 2,67 3,33 ,33 1,00
16 2,00 3,00 2,67 1,67 3,00 2,67 1,00 1,33
17 2,00 3,00 2,00 1,33 2,33 2,33 1,00 1,00
18 3,33 3,67 3,00 2,00 2,00 2,67 ,34 ,00
19 3,00 2,00 1,67 2,00 3,00 2,33 -1,00 1,00
20 2,00 2,67 3,33 1,00 3,00 1,67 ,67 2,00
21 1,33 1,67 2,67 2,67 2,00 2,33 ,34 -,67
22 2,33 2,33 2,33 1,33 4,00 3,67 ,00 2,67
23 2,33 2,33 1,67 2,33 2,00 2,00 ,00 -,33
24 1,67 1,67 3,00 2,33 3,67 2,33 ,00 1,34
25 2,00 2,67 3,00 1,33 1,33 2,73 ,67 ,00
26 2,00 2,00 2,00 2,00 3,00 2,33 ,00 1,00
27 1,67 2,00 1,33 2,00 3,67 3,00 ,33 1,67
28 2,19 2,67 3,33 2,67 3,67 3,33 ,48 1,00
29 2,00 2,67 2,67 3,00 3,00 2,67 ,67 ,00
30 2,19 3,67 3,00 2,67 3,67 3,33 1,48 1,00
31 2,33 3,00 3,00 ,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Kemampuan Regulasi Diri Kelompok Kontrol
dan Eksperimen
No.
Resp
Pre Kon
Reg
Post1
Kon
Reg
Post2
Kon
Reg
Pre Eks
Reg
Post1
Eks Reg
Post2
Eks Reg
SelPre-
Post1
Kon Reg
SelPre-
Post1
Eks Reg
1 2,67 3,67 3,67 1,33 2,00 2,33 1,00 ,67
2 2,33 2,33 2,67 2,00 3,00 3,00 ,00 1,00
3 2,00 2,67 2,67 1,33 2,67 1,67 ,67 1,34
4 2,67 2,67 2,67 2,00 1,67 1,67 ,00 -,33
5 2,49 2,67 2,33 1,67 3,33 3,67 ,18 1,66
6 2,00 2,67 3,00 2,33 3,67 3,00 ,67 1,34
7 3,00 3,33 3,00 1,67 2,67 3,00 ,33 1,00
8 3,33 2,67 3,00 2,00 2,67 2,67 -,66 ,67
9 2,67 2,00 2,67 3,00 3,33 3,67 -,67 ,33
10 1,67 2,00 2,33 2,33 3,00 2,67 ,33 ,67
11 3,00 2,00 2,00 1,67 2,67 2,67 -1,00 1,00
12 3,33 2,67 2,67 3,00 3,00 3,00 -,66 ,00
13 1,33 1,67 2,00 2,67 2,00 2,33 ,34 -,67
14 2,67 2,67 2,33 3,00 4,00 2,67 ,00 1,00
15 2,67 1,33 3,00 2,00 3,33 3,00 -1,34 1,33
16 2,00 2,33 2,67 1,67 3,00 1,67 ,33 1,33
17 2,67 2,33 2,00 2,00 3,00 1,67 -,34 1,00
18 3,00 2,67 2,67 2,67 3,33 3,00 -,33 ,66
19 3,00 3,33 3,33 3,00 2,67 2,33 ,33 -,33
20 3,00 3,00 2,67 1,33 2,67 1,67 ,00 1,34
21 1,67 1,67 2,00 3,33 3,00 2,33 ,00 -,33
22 2,67 2,00 2,67 2,33 3,00 2,67 -,67 ,67
23 3,00 3,33 2,67 1,67 2,33 2,00 ,33 ,66
24 2,00 3,00 3,33 2,67 2,67 2,67 1,00 ,00
25 2,33 3,33 3,00 2,33 3,00 2,56 1,00 ,67
26 2,00 1,00 2,33 2,33 3,00 2,33 -1,00 ,67
27 2,67 3,67 3,33 2,67 3,00 2,33 1,00 ,33
28 2,49 2,67 2,33 3,33 3,33 3,33 ,18 ,00
29 2,00 2,33 3,33 1,67 2,33 2,00 ,33 ,66
30 2,49 3,33 3,33 3,00 3,33 2,67 ,84 ,33
31 3,33 3,00 3,00 -,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data
4.3.1 Kemampuan Eksplanasi
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PreEksKon ,177 30 ,017 ,943 30 ,111
PreEksEkp ,141 30 ,135 ,956 30 ,245
Post1EksKon ,141 30 ,135 ,932 30 ,055
Post1EksEkp ,195 30 ,005 ,935 30 ,065
Post2EksKon ,183 30 ,011 ,936 30 ,069
Post2EksEkp ,160 30 ,048 ,937 30 ,075
SelEksKon ,163 30 ,041 ,945 30 ,127
SelEksEkp ,188 30 ,009 ,956 30 ,240
a. Lilliefors Significance Correction
4.3.2 Kemampuan Regulasi Diri
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PreRegKon ,169 30 ,028 ,944 30 ,113
PreRegEkp ,137 30 ,161 ,936 30 ,070
Post1RegKon ,161 30 ,045 ,956 30 ,247
Post1RegEkp ,188 30 ,008 ,943 30 ,110
Post2RegKon ,179 30 ,015 ,934 30 ,061
Post2RegEkp ,123 30 ,200* ,937 30 ,075
SelRegKon ,155 30 ,064 ,944 30 ,114
SelRegEkp ,192 30 ,006 ,946 30 ,129
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 4.4. Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal
4.4.1 Kemampuan Eksplanasi
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PreEksKonEkp Pretest Eksplanasi
Kontrol 30 2,1860 ,50528 ,09225
Pretest Eksplanasi
Eksperimen 31 2,0219 ,63831 ,11464
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pre
Eks
Kon
Ekp
Equal
variances
assumed
1,29
2 ,260
1,11
1 59 ,271 ,16406 ,14771
-
,13151 ,45964
Equal
variances
not
assumed
1,11
5
56,7
95 ,270 ,16406 ,14715
-
,13062 ,45875
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
4.4.2 Kemampuan Regulasi Diri
Group Statistics
Kelompok N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
PreKonEksReg Pretest Regulasi Diri
Kontrol 30 2,4940 ,50558 ,09231
Pretest Regulasi Diri
Eksperimen 31 2,3010 ,62820 ,11283
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pre
Kon
Eks
Reg
Equal
variances
assumed
2,3
81 ,128 1,319 59 ,192 ,19303 ,14630
-
,09970
,4857
7
Equal
variances not
assumed
1,324 57,12
5 ,191 ,19303 ,14577
-
,09886
,4849
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
4.5.1 Kemampuan Eksplanasi
Group Statistics
Kelompok N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
SelKonEkpEks Selisih Eksplanasi
Kontrol 30 ,2927 ,54624 ,09973
Selisih Eksplanasi
Eksperimen 31 ,8819 ,80059 ,14379
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Sel
Kon
Ekp
Eks
Equal
variances
assumed
4,566 ,037 -
3,347 59 ,001 -,58927 ,17606
-
,94156
-
,23698
Equal
variances not
assumed
-
3,367
53,0
95 ,001 -,58927 ,17499
-
,94024
-
,23830
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
4.5.2 Kemampuan Regulasi Diri
Group Statistics
Kelompok N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
SelKonEksReg Selisih Regulasi Diri
Kontrol 30 ,0730 ,64505 ,11777
Selisih Regulasi Diri
Eksperimen 31 ,5916 ,60667 ,10896
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Uppe
r
Sel
Kon
Eks
Reg
Equal
variances
assumed
,091 ,763 -
3,236 59 ,002 -,51861 ,16028
-
,83933
-
,1978
9
Equal
variances not
assumed
-
3,232
58,47
7 ,002 -,51861 ,16044
-
,83972
-
,1975
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan
Effect size kemampuan eksplanasi adalah
sebagai berikut:
√
√
√
√
√
Persentase pengaruh penggunaan metode
inkuiri untuk kemampuan eksplanasi:
R2 = r
2
= (0,42)
2
= 0,18
Persentase = R2
=
= 18 %
Effect size kemampuan regulasi diri adalah
sebagai berikut:
√
√
√
√
√
Persentase pengaruh penggunaan metode
inkuiri untuk kemampuan regulasi diri:
R2 = r
2
= (0,39)
2
= 0,15
Persentase = R2
=
= 15 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
I
4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Eksplanasi
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase
%
%
%
%
= 13 %
Persentase
%
%
%
%
= 44 %
Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Regulasi diri
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase
%
%
%
%
= 3 %
Persentase
%
%
%
%
= 26 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
4.7.2 Perhitungan Persentase Gain Score
4.7.2.1 Tabulasi Gain Score Kemampuan Eksplanasi
4.7.2.2 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 1,24 Kemampuan Eksplanasi
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain score ≥ 1,24 adalah 1 siswa.
Persentase
%
%
%
= 3 %
Frekuensi gain score ≥ 1,24 adalah 11 siswa.
Persentase
%
%
%
= 35,48 %
Kelompok Kontrol
Gain Score f
1,48 1
1,00 3
0,67 5
0,66 1
0,48 2
0,34 2
0,33 4
0,00 8
-0,33 1
-0,34 1
-1,00 2
Kelompok Eksperimen
Gain Score f
2,67 1
2,00 1
1,67 3
1,66 3
1,34 1
1,33 2
1,00 8
0,67 2
0,34 2
0,33 1
0,00 4
-0,33 1
-0,67 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
4.7.2.3 Tabulasi Gain Score Kemampuan Regulasi Diri
4.7.2.4 Perhitungan Persentase Gain Score ≥ 1,17 Kemampuan Regulasi Diri
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Frekuensi gain score ≥ 1,17 adalah 0 siswa.
Persentase
%
%
%
= 0 %
Frekuensi gain score ≥ 1,17 adalah 6 siswa.
Persentase
%
%
%
= 19,35 %
Kelompok Kontrol
Gain Score f
1,00 4
0,84 1
0,67 2
0,34 1
0,33 6
0,18 2
0,00 5
-0,33 1
-0,34 1
-0,66 2
-0,67 2
-1,00 2
-1,34 1
Kelompok Eksperimen
Gain Score f
1,66 1
1,34 3
1,33 2
1,00 5
0,67 6
0,66 3
0,33 3
0,00 3
-0,33 4
-0,67 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
4.8.1 Kemampuan Eksplanasi
4.8.1.1 Hasil SPSS Uji Signfikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Post1EksKon 2,4787 30 ,55169 ,10072
PreEksKon 2,1860 30 ,50528 ,09225
Pair 2 Post1EksEkp 2,9039 31 ,62812 ,11281
PreEksEkp 2,0219 31 ,63831 ,11464
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post1EksKon & PreEksKon 30 ,469 ,009
Pair 2 Post1EksEkp & PreEksEkp 31 ,201 ,279
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Post1EksKo
n -
PreEksKon
,29267 ,54624 ,09973 ,08870 ,49664 2,935 29 ,006
Pair
2
Post1EksEk
p -
PreEksEkp
,88194 ,80059 ,14379 ,58828 1,1755
9 6,133 30 ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
4.8.1.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Eksplanasi Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
√
√
√
√
√
Persentase = R2
= r2
= (0,48) 2
= 0,23
= 23
√
√
√
√
√
Persentase = R2
= r2
= (0,75) 2
= 0,57
= 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
4.8.2 Kemampuan Regulasi Diri
4.8.2.1 Hasil SPSS Uji Signfikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Post1RegKon 2,5670 30 ,66747 ,12186
PreRegKon 2,4940 30 ,50558 ,09231
Pair 2 Post1RegEkp 2,8926 31 ,48900 ,08783
PreRegEkp 2,3010 31 ,62820 ,11283
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post1RegKon & PreRegKon 30 ,422 ,020
Pair 2 Post1RegEkp & PreRegEkp 31 ,432 ,015
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Post1RegKon
- PreRegKon ,07300 ,64505 ,11777 -,16786 ,31386 ,620 29 ,540
Pair 2 Post1RegEkp
- PreRegEkp ,59161 ,60667 ,10896 ,36908 ,81414
5,43
0 30 ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
4.8.2.2 Perhitungan Manual Besar Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Regulasi Diri Kelompok Kontrol dan Eksperimen
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
√
√
√
√
√
1
Persentase = R2
= r2
= (0,10) 2
= 0,01
= 1
√
√
√
√
√
70
Persentase = R2
= r2
= (0,70) 2
= 0,49
= 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 4.9 Hasil SPSS Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
4.9.1 Kemampuan Eksplanasi
4.9.1.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol
Correlations
PreEksKon Post1EksKon
PreEksKon Pearson Correlation 1 ,469**
Sig. (2-tailed) ,009
N 30 30
Post1EksKon Pearson Correlation ,469**
1
Sig. (2-tailed) ,009
N 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.9.1.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen
Correlations
PreEksEkp Post1EksEkp
PreEksEkp Pearson Correlation 1 ,201
Sig. (2-tailed) ,279
N 31 31
Post1EksEkp Pearson Correlation ,201 1
Sig. (2-tailed) ,279
N 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
4.9.2 Kemampuan Regulasi Diri
4.9.2.1 Uji Korelasi Kelompok Kontrol
Correlations
PreRegKon Post1RegKon
PreRegKon Pearson Correlation 1 ,422*
Sig. (2-tailed) ,020
N 30 30
Post1RegKon Pearson Correlation ,422* 1
Sig. (2-tailed) ,020
N 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
4.9.2.2 Uji Korelasi Kelompok Eksperimen
Correlations
PreRegEkp Post1RegEkp
PreRegEkp Pearson Correlation 1 ,432*
Sig. (2-tailed) ,015
N 31 31
Post1RegEkp Pearson Correlation ,432* 1
Sig. (2-tailed) ,015
N 31 31
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Perlakuan
4.10.1 Kemampuan Eksplanasi
4.10.1.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Post2EksKon 2,5003 30 ,57166 ,10437
Post1EksKon 2,4787 30 ,55169 ,10072
Pair 2 Post2EksEkp 2,7326 31 ,55346 ,09940
Post1EksEkp 2,9039 31 ,62812 ,11281
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Post2EksKon &
Post1EksKon 30 ,481 ,007
Pair 2 Post2EksEkp &
Post1EksEkp 31 ,477 ,007
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Post2EksKon
-
Post1EksKon
,02167 ,57247 ,10452 -,19210 ,23543 ,207 29 ,837
Pair
2
Post2EksEkp
-
Post1EksEkp
-
,17129 ,60766 ,10914 -,39418 ,05160
-
1,569 30 ,127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
4.10.1.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest I ke Posttest II
Persentase Peningkatan Rerata Pretest I ke Posttest II Kemampuan Eksplanasi
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase
%
%
%
%
= -1 %
Persentase
%
%
%
%
= -6 %
4.10.2 Kemampuan Regulasi Diri
4.10.2.1 Hasil SPSS Uji Retensi Perlakuan
4.10.2.2 Perhitungan Persentase Peningkatan Skor Pretest I ke Posttest II
Persentase Peningkatan Rerata Pretest I ke Posttest II Kemampuan Eksplanasi
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Persentase
%
%
%
%
= 6 %
Persentase
%
%
%
%
= -11 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 4.11 Transkrip Wawancara Siswa
4.11.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal: Senin, 24 Oktober 2016
Bari
s
Wawancara I Keterangan
1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
2 S
A
: Ya, senang Senang
belajar IPA
(W1 SA B2)
3 P : Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?
4 S
A
: Biasanya mencatat, guru menjelaskan Metode
ceramah
sering
digunakan
(W1 SA B4)
5 P : Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA
dengan metode ceramah? Mengapa?
7 S
A
: Ya, senang. Senang
metode
ceramah
8 P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA
dengan metode lain (selain ceramah)?
10 S
A
: Em, pernah waktu kelas IV. Pernah dengan percobaan. Pernah
melakukan
dengan
percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
4.11.2 Wawancara II Siswa A Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal: Kamis, 1 Desember 2016
Baris Wawancara ke-2 Keterangan
1 P : Bagaimana perasaanmu saat belajar IPA menggunakan model
Problem Based Learning?
3 S
A
: Senang PBL
menyenangk
an (W2 SA
B3)
4 P : Apakah sebelumnya sudah pernah belajar dengan
menggunakan model Problem Based Learning?
6 S
A
: Belum Belum
pernah
belajar
menggunaka
n PBL
7 P : Apakah model Problem Based Learning membantumu dalam
memahami materi? Mengapa?
9 S
A
: Membantu, lebih mudah dipahami PBL
mempermud
ah
(W2 SA B9)
10 P : Kamu lebih mudah memahami materi pelajaran ketika Pak
Martinus menggunakan model Problem Based Learning atau
ketika tidak menggunakan model Problem Based Learning?
13 S
A
: Lebih mudah memahami materi pelajaran dengan
pembelajaran seperti kemarin
PBL
mempermud
ah
(W2 SA
B13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
4.11.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal: Senin, 24 Oktober 2016
Baris Wawancara I Keterangan
1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
2 S
A
: Senang, karena membantu mengetahui tentang tumbuhan dan hewan. Senang belajar
IPA (W1 SB
B2)
3 P : Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?
4 S
A
: Dengan menjelaskan dan mencatat. Metode
ceramah
sering
digunakan
(W1 SB B4)
5 P : Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan
metode ceramah? Mengapa?
7 S
A
: Ya, biasanya seperti itu. Senang
metode
ceramah
8 P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan
metode lain (selain ceramah)?
10 S
A
: Em, pernah tapi jarang . Dulu pernah sekali dengan melakukan
percobaan.
Pernah
melakukan
dengan
percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
4.11.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal: Kamis, 1 Desember 2016
Baris Wawancara ke-2 Keterangan
1 P : Bagaimana perasaanmu saat belajar IPA menggunakan model
Problem Based Learning?
3 S
A
: Senang PBL
menyenangkan
(W2 SB B3)
4 P : Apakah sebelumnya sudah pernah belajar dengan
menggunakan model Problem Based Learning?
6 S
A
: Belum pernah. Belum pernah
belajar
menggunakan
PBL
7 P : Apakah model Problem Based Learning membantumu dalam
memahami materi? Mengapa?
9 S
A
: Nggak tau. Lebih mudah dipahami. PBL
mempermudah
(W2 SB B9)
10 P : Kamu lebih mudah memahami materi pelajaran ketika Pak
Martinus menggunakan model Problem Based Learning atau
ketika tidak menggunakan model Problem Based Learning?
14 S
A
: Lebih senang dengan pembelajaran seperti kemarin, lebih
mudah dipahami
PBL
menyenangkan
(W2 SB B14)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
4.11.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan
Hari/Tanggal: Senin, 24 Oktober 2016
Bari
s
Wawancara I Keterangan
1 P : Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
2 S
A
: Senang, bisa belajar adaptasi hewan. Senang
belajar IPA
(W1 SC B2)
3 P : Biasanya, bagaimana cara gurumu mengajar IPA?
4 S
A
: Biasanya menerangkan dan mencatat. Metode
ceramah
sering
digunakan
(W1 SC B4)
5 P : Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA
dengan metode ceramah? Mengapa?
7 S
A
: Senang, bisa belajar. Senang
metode
ceramah
8 P : Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA
dengan metode lain (selain ceramah)?
10 S
A
: Dulu pernah, tapi jarang. Pernah belajar
dengan
metode selain
ceramah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
4.11.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan
Hari/Tanggal: Kamis, 1 Desember 2016
Baris Wawancara ke-2 Keterangan
1 P : Bagaimana perasaanmu saat belajar IPA menggunakan model
Problem Based Learning?
3 S
A
: Senang. Seru. PBL
menyenangkan
(W2 SC B3)
4 P : Apakah sebelumnya sudah pernah belajar dengan
menggunakan model Problem Based Learning?
6 S
A
: Jarang Jarang
menggunakan
PBL
7 P : Apakah model Problem Based Learning membantumu dalam
memahami materi? Mengapa?
9 S
A
: Membantu, karena dengan pembelajaran itu bisa menambah
pengetahuan dengan tahu langsung hewannya.
PBL
mempermudah
(W2 SC B9-10)
11 P : Kamu lebih mudah memahami materi pelajaran ketika Pak
Martinus menggunakan model Problem Based Learning atau
ketika tidak menggunakan model Problem Based Learning?
14 S
A
: Lebih mudah memahami materi pelajaran dengan
pembelajaran seperti kemarin
PBL
mempermudah
(W2 SC B14-15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 4.12 Transkrip Wawancara Guru
Hari/Tanggal: Kamis, 1 Desember 2016
Baris Wawancara ke-1 Keterangan
1 P : Metode apa yang selama ini bapak gunakan ketika mengajar mata
pelajaran IPA di kelas V?
3 G : Kebanyakan kalau aku ceramah, diskusi itu cuma untuk akhir pas
terakhir saya menerangkan. Contohnya satu bab, saya ceramah dulu
bla bla bla berapa pertemuan tiga kali, terakhir saya diskusi.
Sering
menggunakan
metode ceramah
(W G B3-5)
6 P : Mengapa bapak memilih menggunakan metode tersebut?
7 G : Karena yang pertama, anaknya banyak. Kalau kemampuan
waktunya untuk menggunakan strategi-strategi seperti itu tidak
cukup.
Siswa terlalu
banyak dan
waktu kurang
(W G B7-8)
9 P : Bagaimana tanggapan bapak mengenai penerapan model Problem
Based Learning dalam penelitian kami?
11 G : Kalau saya bagus, tapi anu mbak, untuk masalah materi, kelas V
kan materinya banyak, kalau per sub satu pertemuan seperti
serangga dan lain-lain itu menurut RPP saklek gak jadi. Itu sebagai
catatan kalau mengajar saklek RPP waktunya tidak cukup.
PBL bagus (W
G B11-14)
15 P : Apakah sebelumnya bapak sudah menggunakan model Problem
Based Learning dalam mengajar mata pelajaran IPA?
17 G : Sudah, awal-awal sudah. Sudah pernah
menggunakan
PBL (W G B17)
18 P : Menurut bapak jika menggunakan model Problem Based Learning
dalam mengajar mata pelajaran IPA, apakah pembelajaran di kelas
menjadi lebih efektif atau malah sebaliknya?
21 G : Lebih efektif, terutama untuk pembelajaran IPA yang materinya
agak banyak, menggunakan Based Learning bagus.
PBL lebih
efektif (W G
B21-22)
23 P : Bagaimana perbedaan antara kelas eksperimen (V A) yang
menggunakan model Problem Based Learning dengan kelas
kontrol (V B) yang tidak menggunakan model Problem Based
Learning?
26 G : Anaknya lebih enjoy dengan menggunakan media. Kalau metode
ceramah itu biasanya salah satu bisa, tetapi bagian belakang itu
jarang mendengarkan.
Siswa lebih
enjoy
menggunakan
PBL (W G B26-
28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran
5.1.1 Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
5.1.2 Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
CURRICULUM VITAE
Bernadeta Cahya Ambar Murniwati merupakan anak
kedua dari pasangan Vincetius Parman dan Anastasia Sri
Endang Setyowati. Lahir di Klaten pada tanggal 19 Juli
1995. Pendidikan dimulai dari TK Pertiwi III Kemudo,
pada tahun 2000-2001 kemudian pendidikan dilanjutkan
di Sekolah Dasar Negeri I Kemudo pada tahun 2001-
2007. Peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama Negeri 1 Prambanan pada tahun
2007 sampai tahun 2010. Peneliti kemudian menempuh
pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri I
Jogonalan pada tahun 2010 dan lulus pada tahun 2013.
Peneliti melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Universitas Sanata Dharma pada tahun 2013. Selama menempuh
pendidikan di Universitas Sanata Dharma banyak kegiatan kemahasiswaan yang
telah diikuti. Kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya sebagai berikut:
No Nama Kegiatan Tahun Peran
1 Creative or Die-Create Your Creativity with Kapal
Api
2014 Peserta
2 English Club Program 2013-2015 Peserta
3 Inisiasi FKIP Sanata Dharma (INFISA) 2013 Peserta
4 Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I 2014 Peserta
5 Comunity Service Learning 2015 Peserta
6 Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD) 2014 Peserta
7 Inisiasi Mahasiswa Baru PGSD (Insipro PGSD) 2013 2013 Peserta
8 Kepanitiaan Visualisasi Kisah Sengsara Yesus Kristus 2013 Anggota
Seksi
9 Week-end Moral 2013 Peserta
10 Having participated in the Seminar “Reinventing
Childhood Education”
2013 Peserta
11 Seminar Love Datting and Sex 2013 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI