PSIKOLOGI PERKEMBANGAN KOGNITIF
CHAPTER 3 REVIEW
MEMBERIKAN PERHATIAN(PAYING ATTENTION)
KELOMPOK 2:
AMELIA HERLINA, S.Pd (1302554)
NENG SHOLIHAT, S.Pd (1303188)
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. KUSDWIRATRI SETIONO, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
SEKOLAH PASCASARJANAUNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
BAB 3
MEMBERIKAN PERHATIAN
(PAYING ATTENTION)
Pengenalan
Tiga Jenis Proses Perhatian
Perhatian Terbagi
Perhatian Terpilih
Pendalaman: Gerakan Mata saccadic
Penjelasan tentang Perhatian
Penelitian Neurosains tentang Perhatian
Teori-teori Perhatian
Kesadaran
Kesadaran Tentang Proses Mental Tingkat Tinggi kita
Penekanan Pikiran
Perbedaan Individu: Penekanan Pikiran dan Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD)
Blindsight
1
PENDAHULUAN
Jika Anda pernah mencoba untuk belajar sementara seseorang berbicara
keras ke dalam ponsel, Anda tahu bahwa perhatian dapat terbatasi. Penelitian
menegaskan bahwa kinerja yang dilakukan biasanya tidak maksimal pada tugas
perhatian-terbagi, di mana Anda harus melakukan dua atau lebih tugas secara
bersamaan. Penelitian juga menunjukkan bahwa kita mengalami kesulitan pada
tiga jenis tugas perhatian-terpilih: (1) Jika Anda memberikan perhatian ke suatu
percakapan, Anda biasanya sedikit menghiraukan tentang pembicaraan lain yang
terjadi pada waktu bersamaan; (2) Pada tugas Stroop, tinta sebuah warna - seperti
biru - yang digunakan untuk mencetak nama warna yang berbeda - seperti merah
– orang mengalami kesulitan dalam menyebutkan warna tinta tersebut; (3) Orang
mengalami kesulitan mencari rangsangan visual secara cepat ketika tugas tersebut
sulit . Kategori ketiga adalah gerakan mata saccadic, yang mengatur perhatian
visual kita selama tugas-tugas seperti membaca.
Bab ini juga membahas neurosains dan penjelasan teoritis tentang
perhatian. Berdasarkan penelitian neurosains, salah satu jenis jaringan perhatian
bertanggung jawab untuk pencarian visual. Jaringan perhatian yang berbeda
bertanggung jawab untuk menangani pesan yang bertentangan dan untuk
memperoleh keterampilan akademik. Penjelasan teoritis awal tentang perhatian
mengusulkan bahwa otak menyerupai sebuah hambatan (leher botol) dalam
caranya membatasi perhatian kita. Penjelasan teoritis saat ini mengusulkan bahwa
kita dapat mencatat beberapa keunggulan visual secara otomatis melalui
perhatian-terdistribusi, namun tugas-tugas yang lebih menantang memerlukan
perhatian-terfokus dan serangkaian pengolahan.
Salah satu isu terkait dengan kesadaran yaitu bahwa terkadang orang tidak
menyadari alur proses kognitif mereka beroperasi. Selain itu, mereka mungkin
mengalami kesulitan menghilangkan beberapa pemikiran dari kesadaran, dan
kesulitan ini diperkuat pada orang dengan gangguan obsesif-kompulsif. Akhirnya,
dalam kondisi langka yang disebut "blindsight," orang dengan kerusakan korteks
visual dapat mendeteksi objek, meskipun mereka percaya bahwa mereka tidak
dapat melihatnya.
2
PENGENALAN
Luangkan beberapa menit untuk memperhatikan proses perhatian Anda.
Pertama, lihat sekeliling Anda dan cobalah untuk memasukkan obyek visual
sebanyak mungkin. Jika Anda membaca buku ini dalam sebuah ruangan,
misalnya, cobalah untuk memperhatikan semua benda yang mengelilingi Anda.
Pastikan untuk melihat bentuk, ukuran, lokasi, dan warnaJika ruangan Anda khas,
Anda akan memiliki sensasi bahwa perhatian visual Anda terlalu banyak bekerja,
jauh melampaui batas-batasnya, bahkan setelah satu menit.
Sekarang lanjutkan latihan yang sama, tetapi coba juga perhatikan setiap
suara di lingkungan Anda, seperti dengungan komputer Anda, suara jam berdetik,
dan mobil dari kejauhan. Selanjutnya, coba pertahankan semua rangsangan visual
dan auditori, tetapi perhatikan juga indera kulit Anda. Dapatkah Anda merasakan
tekanan yang diciptakan arloji pada pergelangan tangan Anda, dan dapatkah Anda
merasa sedikit gatal atau nyeri halus? Jika Anda entah bagaimana dapat mengatur
untuk memberikan perhatian serentak terhadap penglihatan, pendengaran, dan
indera kulit Anda, coba perluas perhatian Anda untuk memasukkan bau dan rasa.
Anda akan mudah menemukan bahwa Anda tidak dapat mengikuti semuanya
sekaligus (Cowan, 2005). Menariknya, meskipun demikian, kita jarang
memberikan banyak pemikiran untuk perhatian kita. Sebaliknya, perhatian hanya
"terjadi", dan ia tampak alami bagi kita layaknya bernafas (LaBerge, 1995).
Perhatian adalah konsentrasi aktivitas mental yang memungkinkan Anda
untuk memasukkan bagian terbatas dari arus besar informasi yang tersedia dari
dunia indera dan memori Anda (Fernandez-Duque & Johnson, 2002; Styles, 2006;
Ward, 2004). Sementara itu, obyek tak-terperhatikan hilang, dan tidak diproses
secara rinci. Perhatian selalu menjadi topik penting dalam psikologi kognitif, dari
awal revolusi kognitif dan terus berlanjut sampai sekarang (Cowan, 2005; Logan,
2004; Posner & Rothbart, 2007b).
Sesuai dengan Tema 4, banyak konsep dalam bab ini berkaitan dengan
konsep-konsep dalam bab sebelumnya pada pengenalan persepsi. Seperti yang
akan Anda lihat, tugas perhatian menggunakan kedua-dua pengolahan top-down
dan bottom-up (Chun & Marois, 2002). Secara khusus, terkadang kita
3
memusatkan aktivitas mental kita karena stimulus yang menarik di lingkungan
telah merebut perhatian kita (pengolahan bottom-up). Sebagai contoh, sebuah
objek dalam penglihatan periferal Anda mungkin tiba-tiba bergerak. Di lain
waktu, kita memusatkan aktivitas mental kita karena kita ingin memperhatikan
beberapa rangsangan tertentu (pengolahan top-down). Sebagai contoh, Anda
mungkin sedang mencari wajah seorang teman istimewa di sebuah kafetaria yang
ramai.
Bab 2 juga membahas beberapa fenomena visual yang menggambarkan
bagaimana persepsi bentuk dan perhatian bekerja secara kooperatif. Anggaplah,
misalnya, hubungan gambar-latar yang ambigu (lihat Gambar 2.2 pada halaman
36). Ketika Anda memperhatikan bentuk putih di tengah, Anda melihat sebuah
vas bunga; ketika Anda mengalihkan perhatian Anda pada dua bentuk biru di
luarnya, Anda melihat dua wajah. Konsep relevan lainnya dari Bab 2 termasuk
kebutaan perubahan (bila Anda gagal melihat perubahan dalam suatu objek) dan
kebutaan inatensional (ketika Anda gagal melihat bahwa suatu obyek baru telah
memasuki lokasi peristiwa).
Perhatian juga memiliki implikasi pada banyak bab dalam bagian yang
tersisa dari buku ini. Sebagai contoh, perhatian memegang peran utama dalam
mengatur berapa banyak obyek yang dapat kita proses dalam memori kerja (Bab
4). Perhatian juga terkait dengan memori jangka panjang kita (Bab 5), konsep
(Bab 8; Logan, 2002), dan membaca (Bab 9; Henderson & Ferreira, 2004a). Lebih
lanjut, seperti Bab 11 menjelaskan, ketika kita mencoba untuk memecahkan
masalah, kita perlu memperhatikan informasi yang relevan, sembari mengabaikan
rincian sepele (Anderson et al., 2005). Juga, Bab 12 menjelaskan bagaimana kita
membuat keputusan yang salah ketika kita memberi terlalu banyak perhatian
terhadap informasi yang relatif tidak penting.
Kita akan mulai pembahasan kita dengan mempertimbangkan tiga tugas
kognitif yang saling terkait: perhatian terbagi, perhatian terpilih, dan gerakan mata
saccadic. Bagian kedua kita akan menelaah kedua-dua penjelasan biologis dan
teoritis tentang perhatian. Topik terakhir kita, kesadaran, berfokus pada kesadaran
kita tentang dunia eksternal, sebisa proses-proses kognitif kita.
4
TIGA JENIS PROSES PERHATIAN
Sebelum Anda selesai membaca bab ini, Anda akan cenderung untuk
melakukan tiga macam proses perhatian. Misalnya, mungkin Anda sejenak
mencoba menggunakan perhatian terbagi, berkonsentrasi pada percakapan
terdekat, juga kata-kata dalam buku kognisi Anda. Anda akan mudah
menemukan, meskipun, Anda tidak dapat secara akurat mengikuti kedua kategori
rangsangan. Sebagai hasilnya, Anda akan mencoba menggunakan perhatian
terpilih, memfokuskan hanya pada satu kategori rangsangan; mari kita bersikap
optimis dan menganggap bahwa perhatian terpilih Anda diarahkan terhadap buku
Anda. Perhatian terpilih tidak akan memungkinkan Anda untuk menerima banyak
informasi tentang percakapan tak-terperhatikan. Akhirnya, saat Anda membaca
buku Anda, Anda akan membuat gerakan saccadic; mata Anda akan bergerak
secara sistematis ke kanan untuk mengambil informasi baru dalam jumlah yang
wajar.
Perhatian Terbagi
Dalam tugas perhatian-terbagi, Anda mencoba untuk memperhatikan
dua atau lebih pesan secara bersamaan, menanggapi seperlunya. Dalam
kebanyakan kasus, keakurasian Anda menurun, terutama jika tugas-tugas tersebut
merupakan tantangan (Ward, 2004).
Di laboratorium, para peneliti biasanya mempelajari perhatian terbagi
dengan menginstruksikan peserta untuk melakukan dua tugas pada waktu yang
sama. Banyak peneliti mempelajari tentang kinerja mengemudi (Fisher &
Pollatsek, 2007; Strayer & Drews, 2007). Sebagai contoh, Levy dkk. (2006)
meminta pengemudi yang cukup berpengalaman untuk melakukan tugas simulasi-
mengemudi. Secara khusus, setiap orang duduk di "kursi pengemudi" dan
menyetir, menyusul mobil di depan ("mobil yang memimpin"), yang ditampilkan
pada layar besar. Tugas pertama mengharuskan peserta untuk cepat menekan
pedal rem ketika mobil yang memimpin tiba-tiba mengerem. Tugas kedua
mengharuskan peserta untuk membuat pilihan sederhana. Sebagai contoh, sebuah
5
nada disajikan sekali atau dua kali, dan peserta menanggapi baik "satu" atau
"dua."
Hasil menunjukkan bahwa pengemudi menggunakan rem mereka jauh
lebih cepat jika tugas pilihan terjadi hanya sepersekian detik sebelum mobil
mengerem memimpin, bukan pada waktu yang sama. Jika Anda adalah
pengemudi yang berpengalaman, mungkin Anda pikir Anda dapat menggunakan
rem mobil Anda secara otomatis, tak peduli apa pun yang Anda lakukan pada
waktu yang sama. Sayangnya, Levy dan rekan-rekannya akan tidak setuju.
Penelitian pada perhatian terbagi ini juga memiliki implikasi penting bagi
orang-orang yang menggunakan ponsel saat mengemudi. Banyak negara bagian
AS dan provinsi Kanada telah meluluskan hukum yang melarang penggunaan
ponsel genggam selama mengemudi. Namun, beberapa orang tetap melanjutkan
percakapan yang mengalihkan perhatian tersebut dengan menggunakan hands-
free ponsel. Penelitian menunjukkan bahwa orang membuat banyak kesalahan
mengemudi ketika mereka berbicara ataupun mendengarkan, dibandingkan
dengan mengemudi tanpa percakapan (Kubose et al, 2006;. Strayer & Drews,
2007).
David Strayer dan rekan-rekannya (2003) menggunakan tugas simulasi
mengemudi untuk menentukan apakah hands-free ponsel mengganggu
mengemudi. Dari waktu ke waktu, mobil yang memimpin akan mengerem secara
tak terduga, dan para peneliti mengukur waktu yang dibutuhkan untuk menekan
rem. Para peserta dalam kelompok kontrol hanya mengemudikan mobil simulasi.
Sebaliknya, peserta dalam kelompok eksperimen bercakap-cakap pada hands-free
ponsel dengan asisten lab.
Ketika lampu lalu lintas menyala, orang-orang dalam kelompok ponsel
mengambil waktu sedikit lebih lama untuk memakai rem dibandingkan dengan
kelompok kontrol. Selama kondisi lalu lintas padat, bagaimanapun, orang-orang
dalam kelompok ponsel mengambil waktu lebih lama secara signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Dengan pengujian lebih lanjut, Strayer dan rekan-rekannya menemukan
bahwa peserta yang menggunakan ponsel menunjukkan suatu bentuk kebutaan
inatensional (lihat halaman 49-50 dari Bab 2). Sebagai contoh, perhatian mereka
6
telah terkurangi untuk informasi yang muncul di tengah lapangan visual mereka.
Bahkan jika Anda menggunakan hands-free ponsel, perhatian Anda mungkin
mengembara jauh dari situasi berbahaya yang sebenarnya di depan Anda!
Pada beberapa kasus, orang dapat melakukan tugas-tugas perhatian terbagi
lebih kompeten jika mereka memiliki waktu untuk berlatih tentang tugas ini.
Sebagai contoh, Wikman dan rekan-rekannya (1998) membandingkan pengemudi
berpengalaman dengan pengemudi pemula (tak berpengalaman). Para peneliti
menginstruksikan semua peserta untuk mengemudi seperti biasanya, sambil
melakukan beberapa rutinitas, tugas-tugas sekunder: mengubah sebuah kaset,
panggilan ponsel, dan menyetel radio.
Para pemula dalam penelitian ini tidak efektif membagi perhatian mereka.
Secara khusus, mereka sering berpaling dari jalan raya selama lebih dari 3 detik.
Lebih mengkhawatirkan lagi, mobil mereka sering berayun ke samping saat
mereka berpaling. Para pengemudi yang berpengalaman berhasil menyelesaikan
setiap tugas dengan cepat dan efisien, melirik menjauh dari jalan selama kurang
dari 3 detik untuk setiap tugas. Namun, tak bisakah Anda bayangkan kondisi jalan
yang dapat membuat kecelakaan dalam waktu kurang dari 3 detik?
Perhatian Terpilih
Perhatian terpilih terkait erat dengan perhatian terbagi. Dalam tugas
perhatian-terbagi, orang mencoba memberi perhatian yang sama pada dua atau
lebih sumber informasi. Pada tugas perhatian-terpilih, orang diinstruksikan
untuk menanggapi jenis informasi tertentu yang dipilih, sambil mengabaikan
informasi yang lain (Fuster, 2003; Milliken et al., 1998). Penelitian perhatian-
terpilih ini seringkali menunjukkan bahwa orang sedikit menghiraukan tugas-
tugas yang tidak relevan (McAdams & Drake, 2002). Mungkin Anda sudah
memperhatikan bahwa biasanya Anda hanya dapat mengikuti satu percakapan
secara teliti di sebuah pesta yang berisik; sebaliknya, Anda secara khusus tidak
dapat memproses isi dari percakapan lain.
Pada waktu itu, mungkin Anda menginginkan perhatian yang tidak begitu
terpilih. Bukankah akan menarik untuk memperhatikan rincian dari semua
percakapan lain di sekitar Anda? Di sisi lain, pikirkan betapa akan
7
membingungkan ini. Mungkin ketika Anda di tengah pembicaraan dengan
seorang teman tentang prospek pekerjaan baru, dan kemudian mungkin saja Anda
tiba-tiba mulai berbicara tentang bisbol – topik percakapan tetangga.
Selanjutnya, bayangkan kekacauan yang akan Anda alami jika Anda
secara bersamaan memperhatikan semua informasi yang diterima indera Anda.
Seperti yang kita bahas sebelumnya, Anda akan melihat ratusan pemandangan,
suara, bau, rasa, dan sensasi sentuhan. Anda tidak bisa memfokuskan aktivitas-
mental yang cukup untuk selayaknya menanggapi hanya beberapa sensasi ini.
Untungnya, kemudian, perhatian terpilih menyederhanakan hidup kita.
Sebagaimana Tema 2 menunjukkan, perangkat kognitif kita terkesan dirancang
dengan baik. Fitur seperti perhatian terpilih – yang mungkin awalnya
menampakkan kelemahan – mungkin menjadi benar-benar bermanfaat.
Mari kita mempertimbangkan tiga kategori dasar dari perhatian terpilih:
(1) tugas pendengaran yang disebut dichotic listening, (2) tugas visual yang
disebut efek Stroop, dan (3) pencarian visual.
Dichotic Listening. Apakah Anda pernah memegang telepon ke salah satu
telinga, sementara telinga yang lain Anda menerima pesan dari radio terdekat?
Jika demikian, Anda telah menciptakan situasi yang dikenal sebagai dichotic
listening (diucapkan "die-kot-ick"). Di laboratorium, dichotic listening diteliti
dengan meminta orang untuk mengenakan earphone; suatu pesan disampaikan ke
telinga kiri dan sebuah pesan yang berbeda disampaikan ke telinga kanan. Secara
khusus, para peserta penelitian diminta untuk membuat bayangan pesan pada satu
telinga; yaitu, mereka mendengarkan pesan itu dan mengulanginya setelah
pembicara. Jika pendengar membuat kesalahan dalam pengulangan, maka peneliti
tahu bahwa pendengar tidak memberi perhatian terpilih terhadap pesan tersebut
(Styles, 2005).
Dalam penelitian klasik, orang sangat sedikit menghiraukan tentang yang
tak-terperhatikan, pesan kedua (Cherry, 1953). Misalnya, orang bahkan tidak
menyadari bahwa pesan kedua kadang-kadang beralih dari kata Inggris ke kata
Jerman. Orang-orang menyadari, bagaimanapun, ketika suara dari pesan yang tak-
terperhatikan berubah dari laki-laki menjadi perempuan.
8
Kapan orang menyadari maksud dari pesan yang tak-terperhatikan dalam
situasi dichotic listening? Umumnya, kita hanya dapat memproses satu pesan pada
suatu waktu (Cowan, 2005). Namun, orang cenderung untuk memproses pesan
yang tak-terperhatikan ketika (1) kedua pesan disajikan perlahan, (2) tugas ini
tidak menantang, dan (3) maksud dari pesan yang tak-terperhatikan berkaitan
(misalnya, Cowan & Wood, 1997; Duncan, 1999; Harris & Pashler, 2004).
Sebagai contoh, mereka dapat memproses pesan yang tak-terperhatikan jika
berfokus pada sesuatu yang akan mereka melakukan di masa depan (Marsh et al.,
2007).
Selain itu, ketika orang melakukan tugas dichotic listening, terkadang
mereka melihat ketika nama mereka disisipkan dalam pesan yang tak-
terperhatikan (Clump, 2006; Moray, 1959; Wood & Cowan, 1995). Apakah Anda
pernah menghadiri sebuah pertemuan sosial, ketika Anda dikelilingi oleh banyak
percakapan secara bersamaan? Bahkan jika Anda memberi perhatian ke satu
percakapan, mungkin Anda melihat jika nama Anda disebut dalam percakapan
terdekat; fenomena ini terkadang disebut efek pesta koktail. Wood dan Cowan
(1995), misalnya, menemukan bahwa 35% dari peserta melaporkan bahwa mereka
telah mendengar nama mereka dalam pesan yang harusnya mereka diabaikan.
Tetapi, mengapa para peserta mengabaikan nama mereka sendiri sekitar dua-
pertiga dari waktu? Satu penjelasan yang mungkin mengapa orang tidak
melaporkan ketika sering mendengar nama mereka adalah bahwa penelitian Wood
dan Cowan dilakukan di laboratorium, sehingga mungkin penelitian ini tidak
memiliki validitas ekologi yang tinggi (Baker, 1999). Kebanyakan pertemuan
sosial lebih jauh kurang terstruktur, dan dengan mudah perhatian kita dapat
mengembara ke percakapan menarik lainnya.
Lebih lanjut, kapasitas memori kerja seseorang dapat membantu
menjelaskan mengapa beberapa orang mendengar nama mereka, tetapi yang lain
tidak. Seperti yang akan kita lihat di Bab 4, memori kerja adalah laporan singkat,
memori instan untuk materi yang sedang kita proses. Conway dkk. (2001)
menemukan bahwa siswa yang memiliki kapasitas memori-kerja yang tinggi
melihat nama mereka hanya 20% dari waktu. Sebaliknya, siswa dengan kapasitas
memori-kerja yang rendah melihat nama mereka 65% dari waktu dalam tugas
9
dichotic-listening. Rupanya, orang-orang dengan kapasitas yang relatif rendah
mengalami kesulitan menghalangi informasi yang tidak relevan tentang nama
mereka (Cowan, 2005). Dengan kata lain, mereka mudah terganggu dari tugas
yang harusnya mereka selesaikan.
Singkatnya, ketika perhatian pendengaran orang dibagi, mereka dapat
melihat beberapa karakteristik dari pesan yang tak-terperhatikan – seperti gender
pembicara dan apakah nama mereka sendiri disebutkan.. Di sisi lain, dalam
kondisi yang lebih menantang, mungkin mereka tidak menyadari apakah pesan
yang tak-terperhatikan dalam bahasa Inggris atau dalam bahasa asing.
Efek Stroop. Sejauh ini, kita telah menelaah perhatian terpilih pada tugas-
tugas pendengaran. Dalam tugas ini, orang diinstruksikan untuk membuat
bayangan pesan yang disajikan pada satu telinga dan mengabaikan pesan yang
disajikan ke telinga yang lain. Para peneliti juga melakukan penelitian yang luas
tentang perhatian visual terpilih (Cox et al., 2006).
10
Demonstrasi 3.1 Efek Stroop
Untuk demonstrasi ini, Anda akan membutuhkan sebuah jam tangan dengan jarum detik. Beralih ke Gambar Warna 3 pada sampul belakang. Pertama, ukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menamai warna di Bagian A. Tugas Anda adalah untuk mengatakan dengan lantang nama-nama warna tinta, mengabaikan arti dari kata-kata. Ukur jumlah waktu yang dibutuhkan melalui daftar ini sebanyak lima kali. (Jaga penghitungan jumlah pengulangan.) Catat waktunya.
Sekarang Anda akan mencoba tugas kedua penamaan-warna. Ukur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyebutkan warna dalam persegi panjang tempelan di Bagian B. Ukur jumlah waktu yang dibutuhkan melalui daftar ini sebanyak lima kali. (Sekali lagi, jaga penghitungan jumlah pengulangan.) Catat waktunya.
Apakah efek Stroop bekerja pada Anda? Apakah waktu respon Anda serupa dengan yang diperoleh dalam penelitian asli Stroop itu?
Cobalah Demonstrasi 3.1, yang menggambarkan efek Stroop yang
terkenal. Setelah membaca petunjuk ini, beralih ke Gambar Warna 3, pada sampul
belakang. Perhatikan kata di sudut kiri atas Bagian A. Di sini, kata MERAH
dicetak dengan tinta kuning. Mungkin Anda akan menemukan bahwa jauh lebih
sulit untuk menamai warna tinta (KUNING) daripada menamai warna tinta di
salah satu persegi panjang kuning di Bagian B.
Efek Stroop ini dinamai James R. Stroop (1935), yang menciptakan tugas
terkenal ini. Menurut efek Stroop, orang membutuhkan waktu yang lama untuk
menamai warna tinta ketika warna digunakan dalam pencetakan kata yang tidak
kongruen; sebaliknya, mereka dapat dengan cepat menamai warna tinta yang sama
ketika muncul sebagai warna tempelan yang padat.
Dalam sebuah penelitian yang khas tentang efek Stroop, orang mungkin
membutuhkan sekitar 100 detik untuk menamai warna tinta dari 100 kata yang
tidak kongruen dengan kata warna tertentu (misalnya, tinta biru digunakan dalam
pencetakan kata KUNING). Sebaliknya, mereka hanya membutuhkan sekitar 60
detik untuk menamai warna tinta dari 100 tempelan berwarna (C NI. MacLeod,
2005). Perhatikan mengapa efek Stroop menunjukkan perhatian terpilih: Orang
butuh waktu lama untuk menamai warna ketika mereka terganggu oleh fitur lain
dari stimulus, yaitu, makna dari kata-kata itu sendiri (Styles, 2006).
Semenjak penelitian asli, ratusan studi tambahan telah meneliti variasi
efek Stroop. Sebagai contoh, Elliot dan Cowan (2001) menunjukkan bahwa
latihan dapat meningkatkan perhatian terpilih seseorang, yang diukur dengan
tugas Stroop. Lebih lanjut, psikolog klinis telah menciptakan teknik terkait yang
disebut tugas Stroop emosional (C. MacLeod, 2005; MacLeod & MacLeod,
2005; CM MacLeod, 2005). Pada tugas Stroop emosional, orang diinstruksikan
untuk menamai warna tinta kata-kata yang berhubungan dengan kemungkinan
gangguan psikologis.
Misalnya, seseorang yang tampaknya memiliki gangguan fobia, yang
merupakan ketakutan berlebihan dari suatu objek tertentu. Seseorang yang takut
dengan laba-laba akan diinstruksikan untuk menamai warna tinta kata-kata cetak
yang seperti ‘berbulu’ dan ‘merayap’. Orang dengan fobia tersebut secara
signifikan lebih lambat pada kata-kata yang berhubungan dengan kecemasan ini
11
dibandingkan kata-kata yang terkontrol. Sebaliknya, orang tanpa fobia
menunjukkan tidak ada perbedaan antara dua jenis kata tersebut (Williams et al.,
1996). Hasil ini menunjukkan bahwa orang yang memiliki gangguan fobia sangat
jeli pada kata-kata yang berhubungan dengan fobia mereka, dan mereka
menunjukkan perhatian bias pada maksud dari stimuli ini. Akibatnya, mereka
memberi perhatian yang relatif sedikit pada warna tinta kata-kata.
Penelitian lain menunjukkan bahwa orang yang mengalami depresi
membutuhkan waktu lama untuk melaporkan warna kata yang terkait dengan
kesedihan dan keputusasaan. Selain itu, orang dengan gangguan makan
membutuhkan waktu lama untuk melaporkan warna tinta kata-kata yang
berhubungan dengan makanan atau berat badan (C. MacLeod, 2005). Lebih lanjut,
uji Stroop dapat digunakan untuk menilai kecanduan terhadap alkohol dan rokok
(Cox et al., 2006).
Para peneliti telah meneliti berbagai penjelasan tentang efek Stroop.
Beberapa berpendapat bahwa hal itu dapat dijelaskan dengan pendekatan
pemrosesan terdistribusi paralel (PDP) (misalnya, Cohen et al., 1998; C.M.
MacLeod, 2005). Berdasarkan penjelasan ini, tugas Stroop mengaktifkan dua jalur
pada waktu yang sama. Satu jalur diaktifkan oleh tugas penamaan warna tinta, dan
jalur lainnya diaktifkan oleh tugas membaca kata. Gangguan terjadi ketika dua
jalur yang bersaing aktif pada waktu yang sama. Akibatnya, kinerja tugas
menderita.
Selain itu, orang dewasa memiliki lebih banyak latihan dalam membaca
kata-kata daripada penamaan warna (TL Brown et al., 2002; Cox et al., 2006;
Luck & Vecera, 2002). Proses yang lebih otomatis (membaca kata) mengganggu
proses yang kurang otomatis (penamaan warna tinta). Akibatnya, kita secara
otomatis – dan tanpa sadar – membaca kata-kata yang dicetak dalam Bagian A
dari Gambar Warna 3. Tepatnya, sangat sulit untuk mencegah diri dari membaca
kata-kata – bahkan jika kita mau! Sebagai contoh, sekarang, berhenti membaca
paragraf ini! Apakah Anda sukses?
Mari kita tinjau apa yang telah kita bahas sejauh ini dalam bagian ini
tentang perhatian terpilih. Berdasarkan penelitian tentang dichotic listening,
biasanya orang mengalami kesulitan mengambil banyak informasi tentang pesan
12
auditori yang diinstruksikan pada mereka untuk diabaikan. Penelitian tentang efek
Stroop menunjukkan bahwa orang mengalami kesulitan menamai warna stimulus
ketika kata-kata dari stimulus digunakan untuk mengeja nama warna yang
berbeda. Karena kita membaca kata-kata cukup otomatis, sulit untuk
memperhatikan bagian yang kurang otomatis dari pesan pada tugas Stroop. Mari
kita sekarang pertimbangkan pencarian visual, jenis ketiga dari tugas perhatian-
terpilih.
Pencarian Visual. Mungkin Anda pernah melakukan beberapa pencarian
visual dalam satu jam terakhir, mungkin sebuah notebook, sweater, atau sebuah
pena berwarna kuning. Dalam beberapa kasus, hidup kita mungkin tergantung
pada pencarian visual yang akurat. Sebagai contoh, petugas keamanan bandara
menggeledah bagasi wisatawan untuk kemungkinan adanya senjata, dan ahli
radiologi menyelidiki mamogram untuk mendeteksi tumor yang dapat
mengindikasikan kanker payudara (Wolfe et al., 2005).
Para peneliti telah mengidentifikasi jumlah mengesankan dari variabel
yang mempengaruhi pencarian visual. Sebagai contoh, Jeremy Wolfe dan rekan-
rekannya (2005) menemukan bahwa orang jauh lebih akurat dalam
mengidentifikasi target jika ianya sering muncul. Jika target muncul – di latar
belakang visual yang kompleks – pada 50% dari percobaan, peserta tidak
mengenai target 7% dari waktu tersebut. Ketika target yang sama muncul dalam
latar belakang kompleks yang sama pada hanya 1% dari pencobaan, peserta tidak
mengenai target 30% dari waktu tersebut.
Mari kita selidiki dua variabel stimulus lebih terinci: (1) apakah kita
sedang mencari fitur tunggal yang terisolasi atau seperangkat fitur gabungan; dan
(2) apakah kita sedang mencari target dengan fitur tertentu yang ada atau target
dengan fitur yang tidak ada. Seperti yang akan Anda lihat, dua peneliti – Anne
Treisman dan Jeremy 'Wolfe – telah sangat aktif dalam mempelajari pencarian
visual. Sebelum Anda membaca lebih lanjut, bagaimanapun, cobalah Demonstrasi
3.2.
13
1. Efek isolated-feature/combined-feature. Demonstrasi 3.2 didasarkan
pada penelitian klasik oleh Treisman dan Gelade (1980). Berdasarkan penelitian
mereka, jika target berbeda dari item yang tidak relevan di layar sehubungan
dengan fitur sederhana seperti warna, pengamat dengan cepat bisa mendeteksi
target. Nyatanya, mereka dapat mendeteksi target ini sama cepatnya ketika itu
disajikan dalam suatu deretan dari 24 item dengan ketika itu disajikan dalam suatu
deretan dari hanya 3 item (Geng & Behrmann, 2003; Styles, 2006; Treisman,
1993; Treisman & Gelade, 1980). Jika Anda mencoba Bagian A dari Demonstrasi
3.2, mungkin Anda menemukan bahwa X biru tampak "mencolok", apakah
tampilan berisi 2 atau 23 item yang tidak relevan.
Sebaliknya, Bagian B dari Demonstrasi 3.2 mengharuskan Anda untuk
mencari target yang merupakan perpaduan (atau hubungan) dari dua sifat. Ketika
Anda mencari X biru di antara X merah, O merah, dan O biru, Anda mungkin
menemukan bahwa Anda harus memperhatikan satu obyek pada suatu waktu,
dengan menggunakan rangkaian pengolahan. Anda terganggu oleh rangsangan
yang menyerupai target karena mereka juga berwarna biru atau berbentuk X
(Serences et al., 2005). Tugas kedua ini lebih rumit, dan waktu yang dibutuhkan
untuk menemukan target meningkat secara dramatis sebagaimana meningkatnya
jumlah pengalih (Wolfe, 2000, 2001). Akibatnya, Gambar B2 butuh memakan
14
Demonstrasi 3.2 Efek lsolated-Feature/Combined-Feature
Setelah membaca paragraph ini, beralih ke Gambar Warna 4 pada sampul belakang. Pertama, lihat dua bentuk yang ditandai Bagian A. Dalam setiap kasus, carilah X berwarna biru. Perhatikan apakah Anda memerlukan jumlah waktu yang kira-kira sama pada dua tugas ini. Setelah mencoba Bagian A, kembali ke halaman ini dan baca instruksi tambahan.
Instruksi tambahan: Untuk bagian kedua dari demonstrasi ini, kembali ke Bagian B pada sampul belakang. Carilah X biru di masing-masing dua bentuk dalam Bagian B. Perhatikan apakah Anda memerlukan jumlah waktu yang sama pada dua tugas ini atau apakah salah satunya memerlukan waktu sedikit lebih lama.
waktu pencarian lebih lama dibanding yang dibutuhkan oleh Gambar B1.
Sekarang coba Demonstrasi 3.3 sebelum Anda membaca lebih lanjut.
2. Efek feature-present/feature-absent. Tema 3 buku ini menyatakan
bahwa proses kognitif kita menangani informasi positif lebih baik daripada
informasi negatif. Kembali ke Demonstrasi 1.3 pada halaman 24 untuk
mengingatkan diri Anda tentang tema ini. Penelitian Treisman dan Souther (1985)
menyediakan dukungan tambahan untuk tema tersebut, seperti yang dapat Anda
lihat dari Demonstrasi 3.3.
Perhatikan dalam Bagian A dari demonstrasi ini bahwa lingkaran dengan
sebuah garis tampaknya "mencolok" dari tampilan. Pencarian ini sangat cepat
ketika kita mencari fitur tertentu yang ada. Treisman dan Souther (1985)
menemukan bahwa orang melakukan pencarian cepat untuk fitur yang ada (seperti
lingkaran dengan garis dalam Bagian A), apakah tampilan mengandung nol obyek
yang tidak relevan atau banyak obyek yang tidak relevan. Ketika orang sedang
mencari fitur yang ada, target obyek dalam tampilan biasanya menangkap
perhatian mereka secara otomatis (Franconeri et al., 2005; Wolfe, 2000, 2001).
Nyatanya, efek "mencolok" ini otomatis, dan peneliti menekankan bahwa mencari
lokasi target secara ketat adalah proses bottom-up (Boot et al., 2005).
15
Demonstrasi 3.3Mencari Fitur yang Ada atau Tidak Ada
Pada Bagian A, carilah lingkaran dengan sebuah garis. Kemudian, pada Bagian B, carilah sebuah lingkaran tanpa garis.
A B
Sebaliknya, perhatikan apa yang terjadi ketika Anda sedang mencari fitur
yang tidak ada (seperti lingkaran tanpa garis dalam Bagian B). Treisman dan
Souther (1985) menemukan bahwa waktu pencarian meningkat secara dramatis
karena jumlah obyek yang tidak relevan meningkat. Orang-orang yang mencari
fitur yang tidak ada harus menggunakan perhatian terfokus, menekankan baik
proses bottom-up maupun proses top-down. Tugas ini secara substansial lebih
menantang, sebagaimana Wolfe (1998, 2000, 2001) juga menemukan dalam
penelitiannya yang luas tentang efek feature-present/feature-absent.
Contoh lain dari efek feature-present/feature-absent ditemukan oleh
Royden dan rekan-rekannya (2001). Berdasarkan penelitian mereka, orang dengan
cepat dapat menemukan satu target yang bergerak ketika ia muncul dalam
kelompok pengalih yang tidak bergerak. Sebaliknya, mereka membutuhkan waktu
lebih lama untuk menemukan satu target yang tidak bergerak ketika ianya muncul
dalam kelompok pengalih yang bergerak. Dengan kata lain, lebih mudah untuk
menemukan obyek yang ada-pergerakan daripada obyek tidak ada-pergerakan.
Sebagaimana yang telah kita lihat dalam pembahasan tentang pencarian
visual, kita lebih cepat mencari fitur yang terisolasi, berlawanan dengan gabungan
dua fitur. Selanjutnya, kita lebih cepat mencari fitur yang ada (berlawanan dengan
fitur yang tidak ada.
Gerakan Mata Saccadic
Dalam bagian pertama dari Bab 3, kita mulai dengan meninjau perhatian terbagi,
di mana kita memperhatikan dua atau lebih pesan secara bersamaan. Kemudian
kita membahas tiga jenis perhatian terpilih: (a) dichotic listening, (b) efek Stroop,
dan (c) pencarian visual. Sekarang mari kita tinjau jenis ketiga dari tugas
perhatian yang Anda lakukan sekarang. Anda sedang menggerakkan maju mata
Anda sehingga Anda dapat membaca kata-kata berikutnya pada halaman ini.
Gerakan mata kita menyediakan informasi penting tentang cara pikiran
kita bekerja ketika kita melakukan sejumlah tugas kognitif sehari-hari (Engbert et
16
PENDALAMAN
al., 2005; Radach et al., 2004b; Yang & McConkie, 2004). Sebagai contoh, para
peneliti telah mempelajari bagaimana mata kita bergerak saat kita melihat sebuah
adegan (misalnya, Findlay & Gilchrist, 2001; Henderson & Ferreira, 2004b; Irwin
& Zelinsky, 2002) dan ketika kita mengemudi (Fisher & Pollatsek, 2007; Recarte
& Nunes, 2000). Para peneliti juga menemukan bahwa mata kita bergerak saat
kita berbicara (Griffin, 2004; Meyer, 2004). Namun, bagian pendalaman ini
memfokuskan pada gerakan mata selama membaca.
Kita telah meninjau salah satu proses perseptual yang merupakan pusat
membaca. Dalam Bab 2, pada pengenalan obyek (hlm. 39-41), kita meninjau
bagaimana orang mengenali huruf alfabet. Pada bagian itu, kita juga membahas
bagaimana konteks memfasilitasi pengenalan dari kedua-dua huruf dan kata.
Gerakan mata adalah proses perseptual kedua yang merupakan pusat
membaca. Untuk sesaat, perhatikan cara mata Anda bergerak saat Anda membaca
paragraf ini. Mata Anda benar-benar membuat serangkaian lompatan kecil saat
bergerak melintasi halaman. Gerakan mata yang sangat cepat dari satu titik ke
titik berikutnya ini dikenal sebagai saccadic (diucapkan "suh-cod-dik") gerakan
mata. Tujuan dari gerakan mata saccadic adalah untuk membawa pusat retina ke
posisi sekitar kata-kata yang ingin Anda baca. Suatu bagian yang sangat kecil di
tengah retina, yang dikenal dengan fovea, memiliki ketajaman yang lebih baik
dibanding bagian retina lainnya. Oleh karena itu, gerakan saccadic sangat penting
untuk memindahkan mata sehingga kata-kata baru dapat terdaftar pada fovea
(Irwin, 2003, 2004; Starr & Inhoff, 2004). Gerakan mata saccadic adalah contoh
lain dari Tema 1 (proses kognitif aktif); kita mencari informasi baru secara aktif,
termasuk materi yang akan kita baca (Findlay & Gilchrist, 2001; Radach &
Kennedy, 2004).
Ketika Anda membaca, tiap saccade menggerakkan mata Anda maju
sekitar 7 sampai 9 huruf. Para peneliti telah memperkirakan bahwa orang
membuat antara 150.000 dan 200.000 gerakan saccadic setiap hari (Irwin, 2003;
Rayner & Johnson, 2005). Kita tidak memproses banyak informasi visual ketika
mata bergerak (Irwin, 2003; Radach & Kennedy, 2004). Akan tetapi, fiksasi
terjadi selama periode antara gerakan-gerakan saccadic ini. Selama tiap fiksasi,
sistem visual Anda mengalami jeda selama sekitar 50 sampai 500 mili detik untuk
17
memperoleh informasi yang berguna dalam membaca (Rayner et al., 2006; Wright
& Ward, 2008). Kebetulan, mungkin Anda berpikir bahwa Anda memiliki
pandangan lancar yang berkelanjutan dari materi yang Anda olah, meskipun mata
Anda sebenarnya bergantian antara melompat dan mengalami jeda (Rayner &
Liversedge, 2004; Reichle & Laurent, 2006).
Rentang persepsi merujuk pada jumlah huruf dan spasi yang kita indera
selama suatu fiksasi (Rayner, 1998; Rayner & Liversedge, 2004). peneliti telah
menemukan perbedaan individu yang besar dalam ukuran rentang persepsi (Irwin,
2004). Ketika Anda membaca bahasa Inggris, rentang persepsi ini biasanya
mencakup huruf-huruf yang terletak sekitar 4 posisi di sebelah kiri huruf yang
sedang Anda lihat, dan huruf-huruf sekitar 15 posisi di sebelah kanan pusat kata.
Perhatikan bahwa rentang persepsi pasti terlihat berat sebelah. Setelah semuanya,
ketika kita membaca bahasa Inggris, kita mencari isyarat bacaan dalam teks yang
terletak di sebelah kanan, dan isyarat ini menyediakan beberapa informasi umum
(Findlay & Gilchrist, 2001; Findlay & Walker, 1999; Starr & Inhoff, 2004).
Misalnya, materi di ujung sebelah kanan dari rentang persepsi berguna untuk
menemukan spasi putih di antara kata-kata, yang menyediakan informasi tentang
panjang kata. Namun, biasanya kita tidak bisa benar-benar mengidentifikasi kata
yang terletak lebih dari 8 spasi di sebelah kanan titik fiksasi (Rayner, 1998).
Penelitian lain telah membuktikan bahwa gerakan mata saccadic
menunjukkan beberapa pola yang dapat diprediksi. Misalnya, ketika mata
melompat ke depan dalam gerakan saccadic, ianya jarang bergerak ke ruang
kosong di antara kalimat atau di antara kata-kata. Mata biasanya melompat
melewati kata-kata pendek, kata-kata yang sering muncul dalam sebuah bahasa,
dan kata-kata yang sangat diprediksi dalam sebuah kalimat (Drieghe et al., 2004;
Kliegl et al., 2004; White & Liversedge, 2004). Sebaliknya, ukuran gerakan
saccadic kecil jika kata berikutnya dalam sebuah kalimat adalah salah pengejaan
atau jika kata itu tidak lazim (Pynte et al., 2004; Rayner et al., 2004; White &
Liversedge, 2004). Semua strategi ini masuk akal, karena gerakan saccadic yang
besar tidak akan bijaksana jika materi yang membingungkan atau menantang.
Pembaca yang baik berbeda dari pembaca yang buruk sehubungan dengan
gerakan mata saccadic mereka. Gambar 3.1 menunjukkan bagaimana dua
18
pembaca itu mungkin berbeda. Pembaca yang baik membuat lompatan lebih besar
dan juga kecil kemungkinan untuk membuat regresi, dengan bergerak mundur ke
materi sebelumnya dalam kalimat tersebut. Orang sering membuat regresi ketika
mereka menyadari bahwa mereka belum mengerti frase yang mereka baca (White
& Liversedge, 2004).
Selanjutnya, pembaca yang baik berhenti untuk waktu yang lebih pendek
sebelum membuat gerakan saccadic berikutnya. (Gambar 3.1 tidak menunjukkan
jeda ini.) Seorang pembaca yang baik mungkin mengalami jeda selama 1/5 detik
setiap kali, sedangkan pembaca yang jelek mungkin mengalami jeda selama 1/2
detik (Liversedge & Findlay, 2000; Rayner, 1998). Dengan demikian, pembaca
yang baik dan jelek berbeda sehubungan dengan ukuran gerakan saccadic, jumlah
regresi, dan durasi jeda fiksasi.
GAMBAR 3.1
Pola Gerakan Mata dan Fiksasi untuk Pembaca yang Baik (bilangan atas) dan
Pembaca yang Jelek (bilangan bawah).
Jangan pernah ragu bahwa sekelompok kecil warga negara berkomitmen yang
bijaksana dapat mengubah dunia.
Gerakan saccadic kita juga sensitif terhadap aspek tematik dari materi
yang kita baca (Deubel et al., 2000; Liversedge & Findlay, 2000). Kita akan
membahas aspek-aspek yang tidak sederhana dari membaca dengan lebih rinci
dalam Bab 9. Bagaimanapun, jika kita membaca paragraf dengan akhir yang
mengejutkan, kita membuat sejumlah besar gerakan regresi seperti ketika kita
membaca bagian yang membingungkan (Underwood & Batt, 1996). Singkatnya,
penelitian menunjukkan bahwa berbagai faktor kognitif memiliki pengaruh
penting pada pola dan kecepatan gerakan mata saccadic kita (McDonald &
Shillcock, 2003; Reichle et al., 1998). Gerakan mata saccadic jelas membantu kita
menjadi pembaca fleksibel yang lebih aktif (Findlay & Gilchrist, 2001).
19
Bagian Ringkasan: Tiga Jenis Proses Perhatian
1. Perhatian adalah konsentrasi aktivitas mental, dan ianya memungkinkan
proses kognitif kita untuk memasukkan bagian terbatas dari lingkungan
kita dan ingatan kita.
2. Jenis pertama dari proses perhatian yang dibahas dalam bab ini adalah
perhatian terbagi. Penelitian tentang perhatian terbagi menunjukkan bahwa
kinerja sering menderita ketika orang harus mengikuti beberapa
rangsangan secara bersamaan. Sebagai contoh, kita tidak dapat berbicara
di hands-free ponsel dan mengemudi dengan hati-hati pada waktu yang
sama. Namun, dengan praktik yang luas, kinerja orang pada beberapa
tugas perhatian-terbagi dapat ditingkatkan.
3. Jenis kedua proses perhatian adalah perhatian terpilih, dan bab ini
meninjau tiga contoh yang berbeda dari perhatian terpilih.
a. Contoh pertama dari perhatian terpilih adalah teknik mendengarkan
dichotic, yang menunjukkan bahwa biasanya kita sedikit
menghiraukan tentang pesan yang tidak relevan. Kadang-kadang,
bagaimanapun, kita dapat mendeteksi jenis kelamin pembicara, nama
kita sendiri, atau beberapa aspek bermakna dari pesan yang tidak
relevan.
b. Contoh kedua dari tugas perhatian-terpilih adalah efek Stroop. Sebuah
varian yang disebut "tugas Stroop emosional" menunjukkan bahwa
orang dengan gangguan tertentu mengalami kesulitan mengidentifikasi
warna tinta kata-kata yang relevan dengan gangguan mereka,
misalnya, orang dengan gangguan makan mengambil waktu lebih lama
daripada orang lain untuk melaporkan warna tinta kata-kata yang
berhubungan dengan makanan.
c. Contoh ketiga dari temuan perhatian-terpilih adalah pencarian visual.
Sebagai contoh, kita dapat menemukan target lebih cepat jika ia sering
muncul, jika ia berbeda dari obyek yang tidak relevan hanya pada satu
dimensi (misalnya, warna), dan jika fitur tertentu dari stimulus
(misalnya, garis) ada dibanding tidak ada.
20
4. Jenis terakhir dari proses perhatian adalah gerakan mata saccadic, yang
dibuat sistem penglihatan kita selama membaca. Pola gerakan-saccadic
tergantung pada faktor-faktor seperti prediktabilitas dari teks, perbedaan
individu dalam keterampilan membaca, dan arti yang lebih umum dari teks
tersebut.
PENJELASAN TENTANG PERHATIAN
Sejauh ini, bab ini telah menelaah tiga proses perhatian yang membantu
kita mengatur seberapa banyak informasi yang kita ambil dari lingkungan visual
dan auditori kita. Secara khusus, kita mengalami kesulitan memperhatikan dua
atau lebih pesan pada satu waktu (perhatian terbagi). Selain itu, ketika kita
memperhatikan satu pesan, kita mengalami kesulitan melihat informasi tentang
pesan yang tidak relevan (perhatian terpilih). Selanjutnya, gerakan mata saccadic
kita mengatur cara mata kita bergerak untuk memperoleh informasi. Para peneliti
telah mencoba untuk menjabarkan komponen-komponen perhatian dengan
melakukan studi neurosains dan dengan meriptakan teori-teori untuk menjelaskan
karakteristik perhatian.
Penelitian Neurosains tentang Perhatian
Selama dekade terakhir, para peneliti telah mengembangkan berbagai
teknik canggih untuk meneliti dasar biologis dari perilaku, kita memperkenalkan
banyak pendekatan ini dalam Bab 1. Penelitian yang menggunakan teknik ini
telah mengidentifikasi jaringan area seluruh otak yang melaksanakan berbagai
tugas-tugas perhatian (Farah, 2000a; Posner & Rothbart, 2007b).
Beberapa bagian otak bertanggung jawab terhadap perhatian, termasuk
beberapa struktur yang berada di bawah permukaan korteks serebral (Just et al.,
2001; Posner & Rothbart, 2007b). Sebagai contoh, beberapa struktur otak di
bawah korteks Anda sendiri sekarang mengkoordinasikan tindakan mereka
sehingga mata Anda dapat melompat ke depan dalam gerakan saccadic sampai
Anda mencapai akhir kalimat ini (Schall, 2004). Dalam diskusi ini,
21
bagaimanapun, kita akan fokus pada struktur dalam korteks serebral, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 3.2. Luangkan waktu sejenak untuk membandingkan
Gambar 3.2 dengan Gambar 2.1 (hlm 35), yang menunjukkan bagian korteks yang
paling relevan dalam pengenalan obyek.
GAMBAR 3.2
Sebuah Gambaran Skema Korteks Serebral, Dilihat dari Sisi Kiri, Menampilkan
Empat Lobus Otak dan Daerah yang Paling Penting pada Tugas Perhatian.
Michael Posner dan Mary Rothbart (2007a, 2007b) mengusulkan bahwa
tiga sistem dalam korteks mengelola aspek yang berbeda dari perhatian: (1)
jaringan perhatian berorientasi, (2) jaringan perhatian eksekutif, dan (3) jaringan
perhatian pengingat. Sistem ketiga, jaringan perhatian pengingat, bertanggung
jawab untuk membuat Anda sensitif dan waspada terhadap stimulus baru, ia juga
membantu membuat Anda waspada dan siaga untuk jangka waktu yang lama
(Posner & Rothbart, 2007a, 2007b). Karena bab ini belum meneliti komponen
pengingat dari perhatian, kita akan berfokus pada dua sistem lain, jaringan
perhatian berorientasi dan jaringan perhatian eksekutif.
Jaringan Perhatian Berorientasi. Bayangkan bahwa Anda sedang
mencari lensa kontak yang hilang di sekitar area wastafel kamar mandi. Ketika
22
Anda memilih informasi dari input sensorik, jaringan perhatian berorientasi Anda
diaktifkan. Jaringan perhatian berorientasi bertanggung jawab untuk jenis
perhatian yang memerlukan untuk pencarian visual, di mana Anda harus
mengedarkan perhatian Anda di sekitar berbagai lokasi ruangan (Chun & Wolfe,
2001; Luck & Vecera, 2002; Posner & Rothbart, 2007b). Menurut Posner dan
Rothbart (2007a), jaringan berorientasi berkembang selama tahun pertama
kehidupan. Gambar 3.2 menunjukkan bahwa dua komponen penting dari jaringan
perhatian berorientasi terletak di lobus parietal dari korteks.
Bagaimana peneliti mengidentifikasi korteks parietalis sebagai bagian otak
yang digunakan dalam tugas-tugas perhatian yang terkait dengan pencarian
visual? Beberapa dekade lalu, satu-satunya petunjuk untuk organisasi otak ini
disediakan oleh orang dengan lesi otak (Posner, 2004). Lesi otak merujuk pada
kerusakan otak tertentu yang disebabkan oleh stroke, kecelakaan, atau trauma
lainnya. Orang yang memiliki kerusakan otak pada bagian parietal dari belahan
kanan otak mengalami kesulitan melihat stimulus visual yang muncul di sisi kiri
bidang visual mereka. Sebaliknya, orang dengan kerusakan di bagian parietal kiri
mengalami kesulitan melihat stimulus visual pada sisi kanan (Luck & Vecera,
2002; Posner & DiGirolamo, 2000a; Styles, 2005).
Lesi menghasilkan kekurangan yang tidak biasa. Misalnya, seorang wanita
dengan lesi di daerah parietal kiri mungkin mengalami kesulitan melihat makanan
di sisi kanan piringnya. Dia mungkin hanya makan makanan di sisi kiri piringnya,
dan ia bahkan mungkin mengeluh bahwa dia tidak menerima cukup makanan
(Farah, 2000a; Humphreys & Riddoch, 2001). Herannya, bagaimanapun, ia
mungkin tampak tidak menyadari kekurangannya.
Bagian A dari Gambar 3.3 menunjukkan bentuk sederhana – sebuah jam –
yang ditampilkan pada seorang pria dengan lesi di lobus parietal kanan. Dia
diminta untuk menyalin sketsa ini, dan Bagian B menunjukkan bentuk yang ia
gambar. Perhatikan bahwa bagian kiri gambar hampir sepenuhnya hilang. Gambar
menunjukkan bahwa orang ini mengalami pengabaian sepihak, yang
didefinisikan sebagai kekurangan spasial untuk satu setengah dari bidang visual.
Banyak penelitian terbaru tentang jaringan perhatian berorientasi yang
menggunakan positron emission tomography (PET scan), di mana para peneliti
23
mengukur aliran darah di otak dengan menyuntikkan bahan kimia radioaktif pada
peserta sebelum dia melakukan tugas kognitif. Sebagaimana yang dibahas dalam
Bab 1, bahan kimia ini berjalan melalui darah ke bagian otak yang aktif selama
tugas kognitif. Sebuah kamera khusus membuat gambar dari akumulasi bahan
kimia. Berdasarkan penelitian PET-scan, korteks parietal menunjukkan aliran
darah meningkat ketika orang melakukan pencarian visual dan memperhatikan
lokasi spasial (misalnya, Palmer, 1999; Posner & Rothbart, 2007b).
GAMBAR 3.3
Bentuk Asli (A) Disajikan pada Seorang Pria dengan Lesi di Lobus Parietal
Kanan, dan Bentuk yang Ia Gambar (B).
A B
Jaringan Perhatian Eksekutif. Tugas Stroop yang Anda coba di
Demonstrasi 3.1 terutama bergantung pada jaringan perhatian eksekutif Anda.
Jaringan perhatian eksekutif menangani jenis perhatian yang kita gunakan ketika
tugas fitur bertentangan (Posner & Rothbart, 2007a, 2007b). Pada tugas Stroop,
misalnya, Anda perlu untuk menghambat respons otomatis Anda dari membaca
kata, untuk menamai warna tinta (Fan et al., 2002). Jaringan perhatian eksekutif
bertanggung jawab untuk menghambat respons otomatis Anda terhadap
rangsangan (Stuss et al., 2002). Seperti yang dapat Anda lihat pada Gambar 3.2,
bagian prefrontal dari korteks adalah wilayah otak Anda di mana jaringan
perhatian eksekutif sangat aktif.
24
Jaringan perhatian eksekutif juga bekerja ketika orang diminta untuk
mendengarkan daftar kata benda dan mengungkapkan kegunaan dari setiap kata,
seperti mendengarkan kata ‘jarum’ dan menanggapi "menjahit" (Posner &
DiGirolamo, 2000a). Selanjutnya, jaringan perhatian eksekutif aktif untuk kontrol
top-down dari perhatian (Farah, 2000a). Jaringan perhatian eksekutif mulai
berkembang pada usia kira-kira 2 tahun, lebih lambat dari jaringan perhatian
berorientasi (Posner & Rothbart, 2007a).
Posner dan Rothbart (2007b) berpendapat bahwa jaringan perhatian
eksekutif sangat penting ketika Anda memperoleh keterampilan akademis di
sekolah, misalnya, ketika Anda belajar membaca. Perhatian eksekutif juga
membantu Anda mempelajari ide-ide baru (Posner & Rothbart, 2007a). Sebagai
contoh, ketika Anda membaca bagian ini, jaringan perhatian eksekutif Anda telah
secara aktif menyerap informasi baru dan – idealnya – membandingkan jaringan
ini dengan jaringan perhatian berorientasi. Proses membaca dan memahami buku
teks tingkat-perguruan tinggi adalah sebuah tantangan. Tidak mengherankan,
lokasi jaringan perhatian eksekutif tumpang tindih dengan wilayah otak Anda
yang berhubungan dengan kecerdasan umum (Duncan et al., 2000; Posner &
Rothbart, 2007b).
Singkatnya, PET scan dan teknik neurosains lainnya telah
mengidentifikasi satu wilayah otak yang aktif ketika kita sedang mencari obyek
(jaringan perhatian berorientasi). Teknik ini juga menunjukkan bahwa bagian otak
yang berbeda aktif ketika kita harus menghambat respon otomatis dan
menghasilkan respon yang kurang jelas (jaringan perhatian eksekutif), jaringan
kedua ini juga aktif dalam pembelajaran akademik.
Teori Perhatian
Pertama-tama, mari kita meringkas pendekatan tentang perhatian yang
diusulkan beberapa dekade lalu, ketika psikologi kognitif dalam masa
pertumbuhannya. Kemudian kita akan membahas teori fitur-integrasi Anne
Treisman, yang mungkin merupakan penjelasan kontemporer paling berpengaruh
tentang perhatian (Styles, 2005).
25
Teori Awal Perhatian. Pendekatan pertama perhatian menekankan bahwa
orang sangat terbatas dalam jumlah informasi yang dapat mereka proses pada
waktu tertentu. Sebuah kiasan yang umum dalam teori ini adalah konsep
hambatan (leher botol). Kiasan ini sangat menarik karena sesuai dengan
introspeksi kita tentang perhatian. Leher botol yang sempit membatasi aliran
masuk atau keluar dari botol.
Teori hambatan (Teori Bottleneck) mengusulkan jalan sempit yang
serupa dalam pengolahan informasi manusia. Dengan kata lain, hambatan ini
membatasi kuantitas informasi yang dapat kita perhatikan. Jadi, ketika satu pesan
saat ini mengalir melalui leher botol, pesan lainnya harus ditinggalkan. Peneliti
mengusulkan banyak variasi dari teori hambatan (misalnya, Broadbent, 1958;
Treisman, 1964). Lebih lanjut, beberapa aspek dari teori awal ini masih terus
bertahan dalam penelitian kontemporer. Sebagai contoh, Lachter dan rekan-
rekannya (2004) menmbenarkan pengamatan Broadbent (1958) bahwa orang tidak
dapat mengidentifikasi stimulus visual kecuali mereka benar-benar memberi
perhatian padanya.
Bagaimanapun, mungkin Anda mengingat pembahasan teori pengenalan
obyek (Bab 2) bahwa peneliti menolak teori template karena ianya tidak cukup
fleksibel. Demikian pula, para peneliti menolak teori hambatan karena teori
tersebut meremehkan fleksibilitas perhatian manusia (Luck & Vecera, 2002;
Pashler & Johnston, 1998; Tsang, 2007).
Seperti yang ditunjukkan Bab 1, tidak ada perumpamaan yang didasarkan
pada mesin sederhana atau struktur sederhana dapat berhasil menjelaskan
kecanggihan proses kognitif manusia. Sebuah hambatan adalah terlalu jauh
sederhana (Schneider & Shiffrin, 1977; Shiffrin & Schneider, 1977).. Sebagai
contoh, penelitian neurosains saat ini menunjukkan bahwa informasi tidak hanya
hilang di satu fase dari proses perhatian, seperti yang diusulkan teori hambatan.
Sebaliknya, informasi hilang di keseluruhan banyak fase perhatian, dari awal
hingga akhir pemrosesan (Kanwisher et al., 2001; Posner & DiGirolamo, 2000a).
Sebagaimana yang disimpulkan Luck dan Vecera (2002),
26
Istilah perhatian berlaku untuk banyak proses terpisah, masing-masing
yang bekerja dalam subsistem kognitif yang berbeda dan dengan cara yang
mencerminkan ... struktur dan pengolahan yang menuntut subsistem
kognitif (hlm. 261).
Teori Fitur-Integrasi. Anne Treisman telah mengembangkan sebuah teori
yang rumit tentang perhatian dan pengolahan perceptual.Teori aslinya, diusulkan
pada tahun 1980, dengan elegan sederhana (Treisman & Gelade, 1980). Seperti
yang mungkin Anda bayangkan, versi saat ini lebih kompleks. Mari kita tinjau (1)
elemen dasar dari teori fitur-integrasi, (2) penelitian tentang teori, dan (3) status
teori saat ini.
1. Elemen dasar: Menurut teori fitur-integrasi Treisman, terkadang kita
melihat sebuah adegan menggunakan perhatian terdistribusi, * (*Dalam beberapa
penelitiannya, Treisman menggunakan ungkapan "perhatian terbagi,"
dibandingkan "perhatian terdistribusi". Namun, saya akan menggunakan
"perhatian terdistribusi" dalam buku ini, untuk menghindarkan kebingungan
tentang konsep ini dengan penelitian pada perhatian terbagi yang dibahas pada
halaman 68-69) dengan semua bagian dari adegan diproses pada waktu yang
sama; pada kesempatan lain, kita menggunakan perhatian terfokus, dengan
masing-masing obyek dalam adegan diproses sekaligus pada waktu yang sama.
Selanjutnya, bentuk perhatian terdistribusi dan perhatian terfokus berkelanjutan,
sehingga Anda sering menggunakan jenis perhatian yang merupakan sesuatu di
antara dua ujung tersebut.
Mari kita telaah kedua jenis pengolahan secara lebih detail sebelum
meninjau komponen lain dari teori Treisman itu (Treisman & Gelade, 1980;
Treisman, 1993). Salah satu jenis pengolahan menggunakan perhatian
terdistribusi. Perhatian terdistribusi memungkinkan Anda untuk mencatat fitur
secara otomatis; Anda menggunakan pengolahan paralel di lapangan, mencatat
semua fitur secara bersamaan. Perhatian terdistribusi adalah jenis pengolahan
yang relatif tingkat-rendah. Tepatnya, jenis pengolahan ini begitu mudah sehingga
bahkan Anda tidak menyadari bahwa Anda menggunakannya.
27
Jenis pengolahan kedua dalam teori Triesman disebut perhatian terfokus.
Perhatian terfokus memerlukan serangkaian pengolahan, dan Anda
mengidentifikasi satu objek pada suatu waktu. Jenis pengolahan yang lebih sulit
ini diperlukan saat obyek lebih kompleks. Perhatian terfokus mengidentifikasi
sembarang fitur yang merupakan milik bersama – misalnya, sembaeang bentuk
yang sejalan dengan sembarang warna.
2. Penelitian tentang teori ini: Treisman dan Gelade (1980) meneliti
perhatian terdistribusi dan perhatian terfokus dengan mempelajari dua situasi
stimulus yang berbeda. Satu situasi menggunakan fitur terisolasi (dan karena itu
digunakan perhatian terdistribusi). Sebaliknya, situasi lain menggunakan
kombinasi fitur (dan karena itu digunakan perhatian terfokus).
Pertama-tama mari kita tinjau rincian penelitian pada perhatian
terdistribusi. Menurut Treisman dan Gelade, jika Anda memproses fitur terisolasi
dalam perhatian terdistribusi, maka Anda harus dapat menemukan target dengan
cepat di antara obyek tetangganya yang tidak relevan. Target harusnya tampak
"mencolok" dari tampilan secara otomatis, tidak peduli berapa banyak obyek di
dalam tampilan.
Untuk menguji hipotesis mereka tentang perhatian terdistribusi, Treisman
dan Gelade melakukan serangkaian studi. Anda sudah mencoba Demonstrasi 3.2
(hlm. 73), yang menggambarkan bagian dari studi mereka. Ingat hasil demonstrasi
tersebut: Jika target berbeda dari semua obyek yang tidak relevan dalam tampilan
sehubungan dengan salah satu fitur sederhana seperti warna, Anda bisa dengan
cepat mendeteksi target ini. Nyatanya, Anda hanya bisa mendeteksi itu secepat
ketika ia muncul dalam suatu susunan dari 23 obyek dibanding ketika ia muncul
dalam susunan dari hanya 3 obyek (Treisman, 1986; Treisman & Gelade, 1980).
Perhatian terdistribusi dapat dicapai dengan mode paralel dan relatif secara
otomatis; target itu tampak bermunculan dalam Demonstrasi 3.2A.
Sebaliknya, tinjau rincian penelitian tentang perhatian terfokus.
Demonstrasi 3.2B mengharuskan Anda mencari target sebuah objek – yaitu,
konjungsi (atau kombinasi) dari property. Ketika Anda mencari X biru yang
terkubur di antara X merah, 0 merah, dan 0 biru, Anda perlu menggunakan
28
perhatian terfokus. Dengan kata lain, Anda dipaksa untuk memusatkan perhatian
Anda pada satu obyek pada suatu waktu, menggunakan serangkaian pengolahan.
Anda mencari pada tingkat objek, bukan pada tingkat fitur. Tugas ini lebih
kompleks. Treisman dan Gelade (1980) serta peneliti saat ini telah menemukan
bahwa orang membutuhkan lebih banyak waktu untuk menemukan target ketika
ada sejumlah besar pengalih (Parasuraman & Greenwood, 2007).
Sebelumnya dalam bab ini, kita membahas komponen penting lainnya dari
teori fitur-integrasi, sehubungan dengan Demonstrasi 3.3. Seperti yang Anda
pelajari, efek feature-present/feature-absent memberitahu kita bahwa orang jauh
lebih cepat mencari untuk fitur yang ada – seperti dalam Bagian A – dibandingkan
mencari fitur yang tidak ada – seperti dalam Bagian B (Treisman & Souther,
1985).
Sejauh ini, kita telah meninjau efek isolated-feature/combined-feature dan
efek feature-present/feature-absent. Efek ketiga terkait teori fitur-integrasi disebut
ilusi penghubung. Secara khusus, ketika kita kewalahan dengan terlalu banyak
tugas visual yang bersamaan, kita dapat membentuk ilusi penghubung (Treisman
& Schmidt, 1982; Treisman & Souther, 1986). Sebuah ilusi penghubung adalah
kombinasi fitur yang tidak tepat, mungkin menggabungkan bentuk satu objek
dengan warna objek terdekatnya. Banyak studi oleh peneliti lain telah
menunjukkan, misalnya, bahwa N biru dan T hijau dapat menghasilkan ilusi
penghubung dimana peninjau sebenarnya mengindera T biru (misalnya, Ashby et
al., 1996; Hazeltine et al., 1997).
Penelitian tentang ilusi penghubung ini membenarkan kesimpulan yang
ditunjukkan dalam penelitian persepsi lain. Bertentangan dengan intuisi akal sehat
kita, sistem penglihatan sebenarnya memproses fitur obyek secara bebas. Sebagai
contoh, ketika Anda melihat apel merah, sistem visual Anda benar-benar
menganalisis warna merah secara terpisah dari bentuk bulatnya (Goldstein, 2007;
Hazeltine et al., 1997). Dengan kata lain, sistem visual manusia terkadang
memiliki masalah yang mengikat karena sistem visual Anda tidak mewakili fitur
penting dari sebuah objek sebagai suatu kesatuan yang utuh (Wheeler &
Treisman, 2002; Wolfe & Cave, 1999).
29
Ketika Anda menggunakan perhatian terfokus untuk melihat apel, Anda
secara akurat akan melihat bentuk yang terintegrasi – benda bulat berwarna
merah. Perhatian memungkinkan proses pengikatan bekerja. Ibaratnya, perhatian
terfokus tampak bertindak seperti bentuk lem, sehingga warna dan bentuk obyek
dapat melekat bersama-sama.
Sebaliknya, anggaplah bahwa peneliti menyajikan dua gambar
sembarangan, misalnya, N biru dan T hijau. Anggap juga bahwa perhatian Anda
kelebihan beban atau terganggu, sehingga Anda harus menggunakan perhatian
terdistribusi. Dalam situasi ini, warna biru dari satu gambar dapat bergabung
dengan bentuk T dari gambar lainnya. Akibatnya, Anda mungkin merasakan ilusi
penghubung dari sebuah T biru.
Penelitian lain menunjukkan bahwa sistem visual kita dapat membuat ilusi
penghubung dari materi verbal (Treisman, 1990; Wolfe, 2000). Sebagai contoh,
seorang pengamat yang perhatiannya terganggu mungkin disajikan dengan dua
kata ‘omong kosong’, dax dan kay. Pengamat ini mungkin melaporkan melihat
kata berbahasa-Inggris day. Ketika kata-kata ‘omong kosong’ tidak mendapat
perhatian terfokus, kita membentuk ilusi penghubung yang sesuai dengan harapan
kita. Seperti kita tekankan dalam Bab 2, pengolahan top-down membantu kita
menyaring kombinasi yang tidak tepat (Treisman, 1990).
3. Status teori saat ini: Elemen dasar dari teori fitur-integrasi telah
diusulkan lebih dari dua puluh lima tahun yang lalu. Sejak saat itu, para peneliti
telah melakukan puluhan studi tambahan, dan teori lugas yang asli telah
dimodifikasi. Sebagai contoh, para peneliti telah menemukan bahwa orang dapat
sangat cepat mencari target bersama (seperti X biru), jika mereka telah melakukan
latihan yang luas (Coren et al., 2004; Treisman et al., 1992).
Sebagaimana akan kita lihat sepanjang buku ini, peneliti sering
mengusulkan sebuah teori yang awalnya menggambarkan suatu perbedaan yang
jelas antara dua atau lebih proses psikologis. Dengan penelitian yang luas,
bagaimanapun, teori sering menyimpulkan bahwa kenyataan jauh lebih kompleks.
Dibanding dua kategori yang jelas, kita menemukan bahwa – dalam beberapa
30
kondisi – perhatian terdistribusi adakalanya dapat menyerupai perhatian terfokus
(Bundesen & Habekost, 2005).
Para peneliti sedang menelaah bagaimana beberapa komponen dari teori
fitur-integrasi dapat dijelaskan pada tingkat selular (Bundesen et al., 2005). Teori
ini mungkin akan diubah setelah penelitian neuropsikologi dan kognitif tambahan
telah dilakukan. Namun, teori fitur-integrasi masih menyediakan kerangka kerja
penting untuk memahami perhatian visual (Muller & Krummenacher, 2006;
Palmer, 1999; Quinlan, 2003b).
Bagian Ringkasan: Penjelasan tentang Perhatian
1. Penelitian neurosains tentang perhatian telah menggunakan PET scan
untuk menentukan bahwa jaringan perhatian posterior – terletak di korteks
parietal – aktif selama pencarian visual. Selain itu, ketika seseorang
memiliki lesi di korteks parietal, mereka tidak dapat melihat obyek visual
di bidang visual yang berlawanan.
2. Penelitian neurosains juga telah menggunakan PET scan untuk
menentukan bahwa jaringan perhatian anterior – terletak di lobus frontal –
aktif selama tugas Stroop dan tugas lainnya yang berfokus pada makna
kata.
3. Teori awal perhatian menekankan "hambatan" yang membatasi perhatian
pada bagian pengolahan tertentu, tetapi perspektif ini terlalu sederhana.
4. Treisman mengajukan teori fitur-integrasi yang berisi dua komponen: (a)
perhatian terdistribusi, yang dapat digunakan untuk mencatat fitur tunggal
secara otomatis, dan (b) perhatian terfokus, yang digunakan untuk mencari
fitur gabungan dan fitur yang hilang. Ilusi penghubung mungkin muncul
ketika perhatian kelebihan beban. Dengan beberapa perubahan, teori fitur-
integrasi menjabarkan untuk berbagai aspek penting dari perhatian visual.
31
KESADARAN
Topik terakhir dalam bab ini adalah kesadaran merupakan subjek yang
kontroversial. Salah satu alasan untuk kontroversi adalah berbagai definisi yang
berbeda untuk istilah (Coward & Sun, 2004; Dehaene et al, 2006;. Zeman, 2004).
Saya lebih suka definisi yang luas: Kesadaran berarti kesadaran bahwa orang
miliki tentang dunia luar dan tentang persepsi mereka, gambar, pikiran, kenangan,
dan perasaan (Chalmers, 2007; Davies, 1999; Zeman, 2004). Isi kesadaran
karenanya dapat mencakup persepsi Anda tentang dunia di sekitar Anda, citra
visual Anda, komentar-komentar Anda membuat diam-diam kepada diri sendiri,
memori peristiwa dalam hidup Anda, keyakinan Anda tentang dunia, rencana
Anda untuk kegiatan hari ini, dan Anda sikap terhadap orang lain (Baars, 1997;
Coward & Sun, 2004). Seperti yang ditulis oleh David Barash (2006),
Jadi, kesadaran bukan hanya sebuah kisah terungkap bahwa kita
mengatakan kepada diri sendiri, dari saat ke saat, tentang apa yang kita
lakukan, merasa, dan berpikir. Hal ini juga termasuk upaya kita untuk
menafsirkan apa yang orang lain lakukan, perasaan, dan pemikiran, serta
bagaimana orang-orang lain cenderung untuk melihat diri sendiri (Hal.
B10)
Kesadaran berkaitan erat dengan perhatian, tetapi proses tidak identik
(Lavie, 2007). Kita sering tidak sadar melakukan hal dengan otomatis, bentuk dari
distribusi perhatian. Sebagai contoh, ketika Anda mengemudi, Anda mungkin
secara otomatis meletakkan kaki di rem dalam menanggapi lampu merah. Namun,
Anda mungkin tidak sama sekali sadar bahwa Anda melakukan tindakan motorik.
Secara umum, kesadaran dikaitkan dengan jenis terkontrol, perhatian terfokus
yang tidak dilakukan secara otomatis (Cohen & Schooler, 1997; Dehaene &
Naccache, 2001).
Seperti yang ada pada Bab 1, para behavioris menganggap topik-topik
seperti kesadaran tidak sesuai untuk studi ilmiah. Namun, kesadaran kembali
populer saat psikolog mulai mengadopsi pendekatan kognitif (Dehaene &
32
Naccache, 2001;. Jacoby et al, 1997) Sejak 1990-an, kesadaran telah menjadi
topik populer untuk berbagai buku (misalnya, Baars & Newman, 2002; Baruss,
2003; Dehaene, 2001; Edelman, 2005; Hassin et al, 2005;. Velmans & Schneider,
2007; Wegner, 2002; Zeman, 2004).
Dalam beberapa tahun terakhir, psikolog kognitif sangat tertarik pada
tiga masalah yang saling terkait yang bersangkutan dengan kesadaran: (1)
kemampuan kita untuk membawa pikiran ke dalam kesadaran, (2)
ketidakmampuan kita untuk membiarkan pikiran melarikan diri dari kesadaran,
dan (3) buta-penglihatan, yang mengungkapkan bahwa orang dapat melakukan
cukup akurat pada tugas kognitif, bahkan ketika mereka tidak sadar akurasi
mereka. Sebelum Anda membaca lebih lanjut, cobalah Demonstrasi 3.4.
Demonstrasi 3.4
Pemikiran Supresi
Demonstrasi ini mengharuskan Anda untuk istirahat dari membaca dan
hanya bersantai selama 5 menit. Ambil selembar kertas dan pena atau pensil untuk
mencatat pikiran Anda saat Anda hanya membiarkan pikiran mengembara.
Pikiran Anda dapat mencakup psikologi kognitif, tetapi mereka tidak perlu. Hanya
menuliskan catatan singkat tentang setiap topik Anda berpikir tentang pikiran
Anda mengembara. Instruksi terakhir:
Selama latihan ini, jangan berpikir tentang beruang putih!
Kesadaran Tentang Proses Mental Tinggi
Sejauh mana kita memiliki akses ke proses mental yang lebih tinggi?
Misalnya, menjawab pertanyaan berikut: "Apa nama gadis ibu Anda?" Sekarang
jawab pertanyaan kedua: "Bagaimana Anda tiba di jawaban untuk pertanyaan
pertama?" Jika Anda seperti kebanyakan orang, jawaban untuk pertanyaan
pertama muncul dalam kesadaran dengan cepat, tapi Anda mungkin tidak dapat
33
menjelaskan proses berpikir Anda. Sebaliknya, nama terlihat seperti tiba-tiba
muncul ke dalam memori Anda.
Dalam sebuah artikel klasik, Richard Nisbett dan Timotius Wilson (1977)
berpendapat bahwa kita sering memiliki sedikit akses langsung pada proses
berpikir. Seperti yang mereka kemukakan, Anda mungkin tidak sepenuhnya sadar
akan produk dari proses berpikir (seperti nama gadis ibu Anda). Namun, Anda
biasanya tidak sadar akan proses yang menciptakan produk-produk (seperti
mekanisme memori yang menghasilkan nama gadisnya). Demikian pula, orang
mungkin memecahkan masalah dengan benar, namun ketika diminta untuk
menjelaskan bagaimana mereka mencapai solusi, mereka mungkin menjawab, "Itu
ada begitu saja" (Maier, 1931; Nisbett & Wilson, 1977). Kita akan membahas
topik ini lebih lanjut dalam Bab 11 pada pemecahan masalah.
Psikolog percaya bahwa laporan lisan kita merupakan refleksi agak akurat
dari proses kognitif (Ericsson, 2003c;. Johanson et al, 2006; Nelson, 1996;
Wilson, 1997). Seperti yang akan kita lihat di Bab 6, kita memiliki akses yang
relatif lengkap untuk beberapa proses berpikir (misalnya, penilaian tentang
seberapa baik Anda akan tampil pada tugas memori sederhana). Namun, kita
hanya memiliki akses terbatas pada proses berpikir lainnya, seperti: (1) apakah
perhatian Anda melayang ketika Anda mendengarkan ceramah, (2) seberapa baik
Anda memahami informasi dalam esai, dan (3) kesadaran Anda tentang langkah-
demi-langkah prosedur dalam aktivitas motorik yang telah menjadi otomatis
(Diana & Reder, 2004; Levin, 2004a).
Kita perlu mengangkat topik kesadaran tentang proses berpikir ini, karena
psikolog kognitif tidak harus bergantung pada introspeksi orang (Johanson et al,
2006;. Nisbett & Wilson, 1977; Wegner, 2002). Misalnya, ketika beberapa orang
berbicara kepada saya sekaligus, saya merasa benar-benar mengalami "hambatan
perhatian." Namun, seperti yang kita lihat sebelumnya dalam bagian ini, manusia
sebenarnya memiliki pola perhatian cukup fleksibel. Sepanjang buku ini, kita akan
melihat bahwa temuan penelitian kadang-kadang tidak sesuai dengan introspeksi
akal sehat kita. Perbedaan ini menekankan bahwa penelitian yang obyektif mutlak
penting dalam psikologi kognitif.
34
Pemikiran Supresi
Saya punya teman yang memutuskan untuk berhenti merokok, jadi dia
mencoba untuk menyingkirkan setiap ide yang berhubungan dengan rokok. Begitu
ia memikirkan apa pun yang terkait dengan merokok, ia segera berusaha untuk
mendorong pikiran itu dari kesadarannya. Ironisnya, strategi ini menjadi
bumerang dan ia dihantui oleh berbagai ide yang berkaitan dengan rokok. Pada
dasarnya, ia tidak bisa menghilangkan pikiran-pikiran. Seberapa sukses anda
melakukan Demonstrasi 3,4? Apakah Anda memiliki kesulitan melaksanakan
instruksi?
Studi asli untuk studi beruang putih adalah sastra, bukan ilmiah. Rupanya,
ketika Tolstoy novelis Rusia masih muda, kakaknya menyiksanya dengan
menginstruksikan dia untuk berdiri di sudut dan tidak berpikir tentang beruang
putih (Wegner, 1996;. Wegner et al, 1987). Demikian pula, jika Anda pernah
mencoba untuk menghindari berpikir tentang makanan ketika pada diet, Anda
tahu bahwa itu sulit untuk mengejar pikiran-pikiran yang tidak diinginkan keluar
dari kesadaran.
Wegner (1997b, 2002) menggunakan efek ungkapan ironis kontrol mental
untuk menggambarkan bagaimana upaya kita dapat menjadi bumerang ketika kita
mencoba untuk mengontrol isi dari kesadaran kita. Misalkan Anda mencoba untuk
menghalau suatu pikiran tertentu. Ironisnya, pikiran itu sangat mungkin untuk
terus kembali ke dalam kesadaran.
Wegner dan coauthors (1987) memutuskan untuk menguji studi "beruang
putih". Mereka menginstruksikan satu kelompok siswa untuk tidak berpikir
tentang beruang putih selama periode 5 menit, dan kemudian mereka diizinkan
untuk berpikir tentang beruang putih selama periode 5 menit kedua. Para peserta
dalam kelompok ini sangat mungkin untuk berpikir tentang beruang putih selama
periode kedua, bahkan lebih daripada siswa dalam kelompok kontrol yang
diperintahkan untuk berpikir bebas tentang beruang putih - tanpa menekankan
pemikiran pada sesi sebelumnya. Dengan kata lain, penekanan pikiran tertentu
dapat menghasilkan efek rebound.
Banyak penelitian telah memberikan efek rebound karena penekanan
pikiran (misalnya, Purdon, 2005; Tolin et al, 2002;. Wegner, 2002). Selanjutnya,
35
efek rebound tidak terbatas pada penekanan pikiran tentang beruang putih dan ide-
ide yang relatif sepele lainnya. Sebagai contoh, ketika orang diperintahkan untuk
tidak menyadari stimulus yang menyakitkan, mereka cenderung menjadi lebih
sadar akan rasa sakit. Efek ironis yang sama - yang terjadi ketika kita mencoba
untuk menekan pikiran kita - telah didokumentasikan ketika orang mencoba untuk
berkonsentrasi, menghindari gerakan, atau jatuh tertidur (Harvey, 2005; "Wegner,
1994).
Perbedaan Individu: Penekanan Pikiran dan Obsesif-Compulsive Disorder
Topik penekanan pemikiran ini sangat relevan dengan psikolog klinis
(Clark, 2005; Wegner, 1997a). Sebagai contoh, anggaplah bahwa klien memiliki
depresi berat, dan terapis meminta orang ini untuk berhenti berpikir tentang topik
menyedihkan. Ironisnya, saran ini dapat menghasilkan jumlah yang lebih besar
dari pikiran-pikiran depresi (Wenzlaff, 2005). Penindasan pikiran juga relevan
untuk individu yang mengalami gangguan stres pasca trauma, gangguan
kecemasan umum, dan psikosis (Falsetti et al, 2005;. NIorrison, 2005; Wells,
2005).
Penekanan pikir khususnya sangat sulit untuk orang dengan gangguan
obsesif-kompulsif (Purdon, 2005;. Purdon et al, 2005). Ketika orang mengalami
obsesi, mereka memiliki pikiran yang terus-menerus atau gambar yang
mengganggu atau tidak tepat, dan obsesi ini membuat mereka merasa sangat
cemas. Ketika orang mengalami paksaan, mereka melakukan kegiatan berulang-
ulang yang dirancang untuk mengurangi kecemasan itu. Oleh karena itu, orang-
orang dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) memiliki obsesi melakukan hal
berulang, tak terkendali, dan menghabiskan waktu (American Psychiatric
Association, 2000; Clark Sc O'Connor, 2005).
Mari kita pertimbangkan sebuah studi oleh David Tolin dan rekan-
rekannya (2002), yang mempelajari tiga kelompok individu. Dua kelompok terdiri
dari individu yang mencari pengobatan rawat jalan untuk gangguan psikologis.
Orang-orang di satu kelompok memiliki skor tinggi pada ukuran obsesif-
kompulsif. Orang-orang di kelompok kedua didiagnosis gangguan kecemasan
lain, namun tidak satupun dari mereka memiliki OCD. Kelompok ketiga terdiri
36
dari orang-orang di yang tidak didiagnosis menderita gangguan psikologis.
Kelompok kedua dan ketiga sebagai kelompok kontrol.
Para peserta pada ketiga kelompok diuji satu per satu, pada tugas yang
sama, sebuah varian dari Wegner studi "beruang putih". Selama periode 5-menit
pertama, orang-orang diperintahkan untuk mengatakan dengan lantang apa pun
yang datang ke pikiran, termasuk - jika mereka ingin - ". Beruang putih". Dalam
periode 5 menit kedua, mereka diperintahkan untuk mencoba untuk tidak
memikirkan beruang putih. Periode 5-menit ketiga seperti periode pertama,
mereka bisa memikirkan apa pun yang mereka inginkan. Sepanjang tiga periode,
mereka diperintahkan untuk menekan space bar ketika mereka berpikir tentang
beruang putih.
Hasil yang paling menarik adalah berapa kali bahwa orang-orang dalam
setiap kelompok menekan space bar selama periode kedua, ketika mereka telah
diperintahkan untuk tidak berpikir tentang beruang putih. Orang-orang dengan
OCD menekan bar rata-rata 20 kali, dalam kata lain, mereka tidak bisa mendorong
beruang putih keluar dari kesadaran. Sebaliknya, orang-orang di kedua kelompok
kontrol menekan bar rata-rata hanya 6 kali. Namun, tidak satupun dari kelompok
menunjukkan "efek ironis dari kontrol mental" yang telah dijelaskan Wegner -
efek rebound di mana orang akan menekan bar signifikan lebih sering pada
periode ketiga dibandingkan pada periode pertama. Namun, kita perlu
menekankan bahwa orang-orang dengan OCD menekan selama periode kedua,
orang dengan gangguan ini mengalami kesulitan menghambat obsesi mereka
dengan mencoba untuk mengabaikan.
Blindsight
Topik pertama dalam diskusi ini diilustrasikan pada kesadaran bahwa kita
sering mengalami kesulitan membawa beberapa informasi tentang proses kognitif
kita ke dalam kesadaran. Kita sering mengalami kesulitan menghilangkan
beberapa informasi dari kesadaran.
Penelitian pada kondisi visual yang disebut blindsight mengungkapkan
poin ketiga tentang kesadaran: Dalam beberapa kasus, orang dapat melakukan
tugas kognitif yang cukup akurat, tanpa kesadaran bahwa kinerja mereka akurat
37
(Rasmussen, 2006; Weiskrantz, 2007). Blindsight mengacu pada jenis vusualisasi
tanpa kesadaran. Secara lebih rinci, blindsight adalah suatu kondisi di mana
seorang individu dengan korteks visual yang rusak (misalnya, dari stroke)
mengaku tidak dapat melihat obyek. Namun demikian, ia secara akurat dapat
melaporkan beberapa karakteristik dari objek yang, seperti lokasi (Farah, 2001;
Weiskrantz, 2007; Zeman, 2004).
Individu dengan blindsight percaya bahwa mereka benar-benar buta dalam
sebagian atau seluruh bidang visual mereka. Dengan kata lain, mereka sadar
bahwa, "aku tidak bisa melihat." Dalam sebuah penelitian yang khas, para peneliti
menyajikan stimulus di wilayah dari bidang visual yang sebelumnya telah
diwakili oleh korteks rusak. Sebagai contoh, sebuah titik cahaya mungkin
melintas di lokasi 10 derajat ke kanan dari pusat. Orang blindsight kemudian
diminta untuk menunjuk ke cahaya Biasanya, orang-orang melaporkan bahwa
mereka bahkan tidak melihat cahaya, sehingga mereka hanya bisa membuat
tebakan tentang lokasi. Anehnya, peneliti telah menemukan bahwa kinerja peserta
secara signifikan lebih baik daripada kesempatan - dan seringkali hampir
sempurna (Weiskrantz, 1997, 2007). Orang dengan blindsight dapat melaporkan
atribut visual seperti warna, bentuk, dan gerakan (Zeman, 2004).
Penelitian tambahan telah menghilangkan beberapa penjelasan yang jelas.
Individu-individu memiliki kerusakan lengkap untuk korteks visual primer (Farah,
2001; Weiskrantz, 2007). Berikut adalah penjelasan yang paling mungkin saat
ini. Sebagian besar informasi yang terdaftar pada retina perjalanan ke korteks
visual. Namun, sebagian dari informasi dari retina perjalanan ke lokasi lain pada
korteks serebral, di luar korteks visual (Weiskrantz, 2007; Zeman, 2004).
Seseorang dengan blindsight dapat mengidentifikasi beberapa karakteristik dari
stimulus visual - bahkan dengan korteks visual primer yang rusak - berdasarkan
informasi yang didaftarkan di lokasi tersebut kortikal lainnya.
Penelitian tentang blindsight sangat relevan dengan topik kesadaran.
Secara khusus, ini menunjukkan bahwa informasi visual harus melewati korteks
visual primer dalam rangka untuk didaftarkan dalam kesadaran. Namun, jika
informasi yang mengambil jalan memutar dan bypasses korteks visual primer,
adalah mungkin individu tidak akan sadar akan pengalaman visual (Baars et al,
38
1998;. Farah, 2001; Zeman, 2004). Dalam Bab 5, kita akan mempertimbangkan
fenomena terkait dalam diskusi tentang memori implisit; orang sering bisa
mengingat beberapa informasi, bahkan ketika mereka tidak menyadari memori ini.
Singkatnya, diskusi ini telah menunjukkan bahwa kesadaran adalah topik
yang menantang. Kesadaran kita bukanlah cermin sempurna dari proses kognitif
kita, yaitu, kita sering tidak dapat menjelaskan bagaimana proses ini beroperasi.
Hal ini juga bukan papan tulis, kita tidak dapat begitu saja menghapus pikiran
yang tidak diinginkan dari kesadaran kita. Kesadaran bahkan bukan seorang
reporter yang akurat, sebagai penelitian menunjukkan blindsight. Seperti Wegner
(2002) menyimpulkan, kita biasanya berasumsi bahwa "Bagaimana terlihat adalah
begitulah mereka" (hal. 243).
Bagian Ringkasan: Kesadaran
Kesadaran saat ini menjadi topik yang populer. Penelitian menunjukkan
bahwa orang kadang-kadang tidak menyadari proses mental tingkat tinggi.
Misalnya, mereka dapat memecahkan masalah tapi tidak sadar bagaimana mereka
benar-benar mencapai solusi.
Penelitian pada penekanan berpikir menggambarkan sulitnya
menghilangkan beberapa pemikiran dari kesadaran; ironisnya, jika Anda mencoba
untuk menghindari berpikir tentang masalah, Anda sebenarnya dapat berpikir
tentang hal ini lebih sering. Orang dengan gangguan obsesif-kompulsif memiliki
kesulitan menekan pikiran.
Individu dengan blindsight dapat mengidentifikasi karakteristik dari
sebuah objek, bahkan ketika korteks visual mereka rusak dan mereka tidak
memiliki kesadaran atas obyek itu.
TINJAUAN PERTANYAAN BAB
39
5. Bayangkan bahwa Anda sedang mencari halaman sebelumnya dari bab ini
mengenai istilah "mendengarkan dichotic." Otak bagian mana yang aktif
selama tugas ini? Sekarang anggaplah bahwa Anda sedang mencoba untuk
mempelajari arti dari frase mendengarkan dichotic. Bagian otak mana yang
diaktifkan selama tugas ini? Jelaskan bagaimana penelitian telah menjelaskan
dasar biologis dari perhatian.
Jawab:
Saat kita sedang mencari halaman sebelumnya mengenai
“mendengarkan dichotic”, bagian otak yang aktif bekerja adalah the orienting
attention network atau jaringan perhatian berorientasi yang terletak pada
korteks parietal. Jaringan perhatian berorientasi bertanggung jawab untuk
jenis perhatian yang berhubungan dengan pencarian secara visual.
Sedangkan saat kita mencoba mempelajari arti dari mendengarkan dichotic
bagian otak yang aktif bekerja adalah the executive attention network atau
jaringan perhatian eksekutif yang terletak tumpang tindih dengan wilayah
otak Anda yang berhubungan dengan kecerdasan umum pada frontal korteks.
Jaringan perhatian eksekutif aktif pada proses memperoleh keterampilan
akademis di sekolah, misalnya ketika mempelajari ide-ide baru. Saat kita
membaca mengenai mendengarkan dichotic jaringan perhatian eksekutif telah
secara aktif menyerap informasi baru.
Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan berbagai macam penelitian neurosains
yang sudah dilakukan. Penelitian neurosains menggunakan alat yang bernama
Positron Emition Tomography (PET scan).
40
Contoh gambar alat PET scan
Data pada komputer yang terhubung dengan PET scan
Alat PET scan terhubung dengan komputer yang berfungsi untuk membaca
data yang diperoleh. Misalnya saat kita berpikir tentang makna kata maka
pada layar komputer akan menunjukkan gambar otak bagian depan yang
bersinar yang menandakan otak bagian depanlah yang aktif pada proses yang
berhubungan dengan mempelajari hal baru. Begitu juga saat kita melihat kata,
maka layar komputer akan menunjukkan gambar otak bagian belakang yang
bersinar yang menandakan bahwa otak bagian belakanglah yang bekerja saat
kita melihat kata atau yang berhubungan dengan pencarian secara visual.
41
APLIKASI DALAM PEMBELAJARAN
Gerakan mata saccadic pada saat membaca
Pembaca yang baik
Pada saat membaca, pembaca yang baik akan dengan cepat melakukan gerakan
mata saccadic dari satu kata ke kata-kata selanjutnya. Pembaca yang baik dapat
melihat kata-kata selanjutnya berkisar 15 kata dan tanpa ada kesulitan.
Pembaca yang buruk
Sedangkan pada pembaca yang buruk, pada saat membaca mereka terkadang
kembali mengulang membaca kata yang sebelumnya karena ada beberapa kata
yang tidak mereka mengerti atau sukar untuk dibaca.
Gerakan mata saccadic aktif saat kita melakukan kegiatan membaca. Dalam
penerapan teknik membaca cepat gerakan mata saccadic akan melompat dari satu
kata ke kata yang lain sesuai denganjenis teknik membaca cepat yang sedang
diterapkan dalam membaca.
42
PERTANYAAN DISKUSI
1. Mengapa penderita lesi otak sebelah kiri tidak menyadari benda yang ada di
sebelah kanan mereka?
Jawab:
Perkembangan otak berhubungan dengan aktivitas tubuh. Jadi bagian otak sebelah
kanan mengatur aktivitas bagian tubuh sebelah kiri, begitupun sebaliknya bagian
otak kiri mengatur tubuh bagian kanan. Sehingga, jika perkembangan otak sebelah
kiri terganggu bagian tubuh kanan juga terganggu. Dalam hal ini, penderita lesi
otak sebelah kiri akan mengalami kesulitan menyadari benda yang ada disebelah
kanannya.
2. Gerakan mata saccadic, pada pembaca yang baik bisa melihat kata-kata
selanjutnya kurang lebih sebanyak 15 kata dan yang sudah dibaca sebanyak 4
kata. Bagaimana dengan cara membaca dari atas ke bawah, apakah juga sama?
Jawab:
Baik membaca dari kiri ke kanan atau membaca dari kanan ke kiri seperti saat
membaca Al-quran, dan juga membaca dari atas ke bawah seperti membaca huruf
kanji Jepang pada umumnya gerakan mata saccadic dapat melihat kata yang
sudah dibaca kurang lebih sebanyak 4 kata dan dapat melihat kata yang akan
dibaca kurang lebih sebanyak 15 kata. Hal itu karena kita memiliki daya ingin
tahu yang kuat mengenai apa yang akan dibaca selanjutnya.
3. Bagaimana solusi untuk penderita lesi otak pada kasus penderita lesi otak kiri
yang tidak menyadari makanan yang ada di piring sebelah kanannya?
Jawab:
Kita bisa membantunya dengan mengubah posisi piring, sehingga makanan yang
belum dimakan di sebelah kanan bisa terlihat oleh penderita lesi otak sebelah kiri
atau bisa juga dengan menyuapinya. Hal lain yang bisa dilakukan adalah
mengatakan pada si penderita mengenai kelemahan mereka dalam menyadari hal
pada bagian kanan.
43
4. Ketika seseorang memperhatikan kita, kemudian kita merasakan lalu
memandang orang tersebut. apakah itu termasuk cocktail party effect?
Jawab:
Bukan. Cocktail party effect terjadi karena ada sesuatu yang ia dengar dan hal itu
berhubungan dengan dirinya. Misalnya namanya disebut-sebut dalam sebuah
percakapan atau ada percakapan yang menarik hatinya meskipun ia tidak terlibat
dalam percakapan itu.
Pada saat ada orang yang memperhatikan kita dan kita menyadarinya lalu
memandang orang tersebut, ini bukan termasuk ke dalam cocktail party effect,
tapi lebih pada telepati.
5. Proses pengolahan apa yang terjadi pada orang yang mengalami fobia ketika
dihadapkan pada emotional stroop task? Top-down atau bottom-up?
Bagaimana solusinya?
Jawab:
Pada orang yang mempunyai fobia dan dihadapkan pada emotional stroop task
maka proses yang akan terjadi adalah top-down processing.
Solusinya, sebaiknya penderita fobia berkonsultasi dengan psikiater tentang
bagaimana mengatasi fobia yang mereka miliki.
6. Mengapa pembaca yg melakukan regresi disebut poor reader bukan good
reader? Padahal ia melakukan regresi untuk meningkatkan kualitasnya?
Jawab:
Pembaca yang melakukan regresi disebut poor reader karena mereka mengulang
kembali membaca kata sebelumnya yang tidak mereka mengerti atau yang sulit
dibaca. Poor reader bukan berarti menjadi pembaca yang buruk selamanya. Poor
reader bisa berlatih dan belajar untuk menjadi good reader. Regresi dalam
membaca merupakan salah satu cara belajar untuk meningkat kualitas
membacanya di kemudian hari.
44
7. Cara belajar dengan mendengarkan musik termasuk divided-attention atau
apa?
Jawab:
Cara belajar dengan mendengarkan musik merupakan salah satu cara belajar yang
dianggap efektif bagi beberapa orang. Cara belajar seperti ini termasuk ke dalam
divided-attention, karena pada dasarnya kita bisa memfokuskan perhatian pada
satu hal saja. Jika kita belajar sambil mendengarkan musik maka perhatian kita
akan terbagi, bisa menjadi lebih fokus pada pelajaran atau lebih fokus pada musik
yang di dengar.
45
DAFTAR PUSTAKA
Matlin, M.W. (2009). Cognitive Psycology (7th edition). New York: John Wiley
& Sons, Inc.
46