1
Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Pelaporan tentu berkaitan dengan pertumbuhan dari suatu perusahaan, hasil
dari pemeriksaan auditor dengan segala temuannya disampaikan dan disusun
kedalam bentuk laporan auditor. Laporan auditor berisi opini auditor mengenai
kewajaran pernyataan atau asersi manajemen yang dituangkan dalam laporan
keuangan dengan standar akuntansi keuangan (SAK), hal tersebut dipergunakan
oleh pihak-pihak pemakai sebagai dasar dalam melihat pertumbuhan dari suatu
perusahaan dan mengambil keputusan. Opini audit dapat berupa opini wajar tanpa
pengecualian (clean opinion), opini wajar dengan pengecualian, dan opini tidak
wajar. Disamping ketiga opini tersebut, auditor juga dapat menolak memberikan
pendapat (no opinion). Auditor eksternal harus mengidentifikasi setiap tahap
kegagalan bisnis yang telah dicapai perusahaan dalam memberikan opini audit
atas laporan keuangan perusahaan yang kemampuan mempertahankan
kelangsungan hidupnya diragukan, Purba (2009).
Menurut Boritz (1991) dalam Purba (2009) rekomendasi pemberian opini
audit berdasarkan tingkat keraguan, yaitu keraguan besar (antara 50% hingga
70%) dalam laporan keuangan menjelaskan bahwa perlu adanya pengungkapan
akan keraguan, penyebab adanya keraguan, rencana manajemen, dan potensi
penyesuaian, sehingga opini audit yang akan dikeluarkan oleh auditor dalam
laporan auditnya menambahkan paragraf penjelasan. Walaupun pengungkapan
pada laporan keuangan telah memadai, tetapi dalam opini audit tidak perlu
dilakukan modifikasi atas laporan audit, sepanjang dilakukan pengungkapan yang
memadai. Tingkat keraguan yang sangat besar (70% hingga 95%) dalam laporan
keuangan perlu adanya pengungkapan informasi mengenai adanya keraguan,
akrual atas kerugian yang dapat diprediksi jika dapat diestimasi dan jika tidak
dapat diestimasi perlu mengungkapkan informasi terkait dengan adanya potensi
penyesuaian. Kondisi ini dalam opini audit perlu paragraf penjelasan pada laporan
audit, walaupun pengungkapan pada laporan keuangan telah memadai.
2
Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara
keseluruhan, menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka
waktu yang pantas. Dalam pelaksanaan prosedur tersebut, auditor dapat
mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang, jika
dipertimbangkan secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian besar
tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa
tersebut tidak akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya
kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan
kondisi atau peristiwa yang lain. Kondisi atau peristiwa tersebut adalah trend
negatif, petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, masalah intern,
dan masalah luar yang telah terjadi, (SPAP 2011).
Faktor-faktor yang mendorong auditor dalam mengeluarkan opini tersebut
perlu untuk diketahui, karena berkaitan dengan pembaca atau orang-orang yang
berkepentingan dalam laporan keuangan yang sudah diaudit sehingga tidak
menyesatkan. Purba (2009) menjelaskan bahwa masing-masing pengguna laporan
keuangan tersebut memiliki kepentingan yang berbeda-beda, seperti investor atau
analisis, karyawan atau serikat karyawan, bankir atau kreditur, dan pemerintah
atau fiskus. Dengan demikian, Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan adalah suatu opini yang dikeluarkan auditor
karena auditor merasa penting atau wajib memberikan informasi tambahan.
Beberapa kondisi yang menyebabkan Auditor mengeluarkan opini wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Kondisi atau peristiwa tersebut adalah trend negatif, petunjuk lain tentang
kemungkinan kesulitan keuangan, masalah intern, dan masalah luar biasa yang
telah terjadi, IAPI (2011). Berdasarkan standar tersebut penelitian ini akan
dikembangkan dengan penelitian-penelitian going concern yang sudah dilakukan.
Beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa faktor yang
3
mendorong auditor dalam mengeluarkan opini going concern akan memiliki
kaitan terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan.
Penelitian tentang opini going concern sangat umum dan sudah banyak
dilakukan, seperti penelitian Susanto (2009) menjelaskan bahwa dalam
menetukan opini audit atas suatu perusahaan auditor juga harus memperhatikan
likuiditas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendek dengan aset-aset likuid yang dimiliki perusahaan, profitabilitas
menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu,
serta solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka panjang. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah kondisi keuangan perusahaan, current ratio, quick ratio, cash flow from
operation,return on asset, debt to equity, long term debt to total asset, debt to
total asset, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, debt default, opinion
shopping untuk opini audit going concern.
Berbeda halnya dengan penelitian yang dilakukan Santosa dan Wedari (2007)
menggunakan variabel kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit
tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan untuk mengukur
kecenderungan penerimaan opini audit going concern. Dari kelima variabel
tersebut dua diantaranya memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan
penerimaan opini audit going concern yaitu kondisi keuangan perusahaan,dan
ukuran perusahaan. Variabel yang memiliki pengaruh positif hanya satu yaitu
opini audit tahun sebelumnya, sedangkan kualitas audit dan pertumbuhan
perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan opini audit
going concern.
Penelitian yang dilakukan Junaidi dan Hartono (2010) menggunakan audit
client tenure, reputasi auditor, disclosure, dan ukuran perusahaan sebagai variabel
pengukur, tiga diantaranya memiliki pengaruh positif dan hanya salah satu yang
4
tidak memiliki pengaruh terhadap opini going concern yang diberikan oleh
auditor yaitu ukuran perusahaan.
Namun demikian penelitian yang pengamatan objek penelitian perusahaan
sektor manufaktur dan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
atau modifikasi perkataan masih sangat minim. Karena itulah penulis ingin
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan (studi
kasus pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2012).
Perusahaan manufaktur dipilih sebagai objek penelitian karena perusahaan
manufaktur lebih kompleks dibandingkan dengan jenis perusahaan yang lain dan
memiliki subsektor yang lebih banyak dibandingkan perusahaan lain yang
terdaftar di BEI.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah
penelitian ini adalah “Apakah kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun
sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan
solvabilitas berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan?”. Peneltian
ini dilakukan untuk menguji, membuktikan, dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan pada perusahaan sektor manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2011 sampai 2012.
Manfaat penelitian bagi akademisi, diharapkan dapat memberikan
informasi lebih mendalam dari faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam
memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf pejelasan atau
modifikasi perkataan, bagi investor dan calon investor, diharapkan penelitian ini
dapat memberikan informasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi dan bagi perusahaan diharapkan penelitian ini dapat dijadikan evaluasi
untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan sehingga kinerja dan kondisi
5
perusahaan akan mendapat pernyataan wajar dari auditor tanpa harus ada
tambahan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Landasan Teori Dan Pengembangan Hipotesis
Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi
perkataan.
Menurut Arens (2008), opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan merupakan salah satu opini yang
dikeluarkkan oleh auditor karena auditor merasa penting atau wajib memberikan
informasi tambahan walaupun kriteria audit sudah lengkap dengan hasil yang
memuaskan dan laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Ada lima
penyebab dari penambahan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan pada
laporan wajar tanpa pengecualian, yaitu tidak adanya aplikasi yang konsisten dari
prinsip-prinsip yang berlaku umum (GAAP), keraguan yang substansial mengenai
going concern, auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
dirumuskan, penekanan terhadap suatu hal atau masalah, dan laporan yang
menyebabkan auditor lain.
Teori Agensi (Agency theory)
Jensen dan Meckling (1976) dalam Noverio (2011) menjelaskan bahwa
adanya suatu kontrak antara satu atau lebih orang (pemilik) yang memerintah agen
(manajemen). Pemilik memberikan wewenang kepada manajemen untuk
menjalankan kegiatan operasional perusahaan, sehingga manajemen memiliki
informasi yang lebih mengenai perusahaan. Pemilik maupun manajemen
mempunyai rasionalisasi ekonomi dan semata-mata mementingkan kepentingan
sendiri, hal ini sering disebut sebagai Asymetri information, Noverio (2011).
Seharusnya manajemen mengungkapkan semua informasi yang berkaitan dengan
perusahaan kepada masyarakat dengan jelas dan lengkap. Namun dalam
praktiknya hal tersebut tidak dilakukan, karena manajemen takut informasi
tersebut akan memberikan dampak yang kurang baik terhadap perusahaan. pihak
6
ketiga (auditor) memiliki tugas untuk mengungkapkan informasi tersebut, dalam
hal ini auditor harus bertindak independen apabila ada informasi yang harus
ditambahkan, atau perlu adanya penjelasan yang lebih khusus mengenai keadaan
perusahaan maka auditor akan memberikan opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011), menguji reputasi auditor,
ukuran perusahaan, rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, dan rasio
nilai pasar dalam memberikan pengaruh terhadap opini going concern oleh
auditor. Penelitian ini memberikan bukti bahwa reputasi auditor, rasio
profitabilitas, rasio leverage, dan rasio nilai pasar tidak memiliki pengaruh
terhadap pemberian opini going concern, sedangkan ukuran perusahaan dan rasio
likuditas memiliki pengaruh terhadap pemberian opini going concern.
Adapun penelitian lain yang telah dilakukan oleh Widodo (2011)
menggunakan variabel yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Sari
(2011). Widodo (2011) menguji reputasi auditor, auditor client tenure, disclosure,
ukuran perusahaan, dan opini audit sebelumnya dalam pemberian opini going
concern oleh auditor. penelitian ini menghasilkan bukti bahwa reputasi auditor,
disclosure, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap pemberian
opini going concern oleh auditor, sedangkan auditor client tenure dan opini audit
tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini going concern oleh
auditor.
Warnida (2011) menggunakan variabel rasio likuiditas, rasio solvabilitas,
price earning ratio dan ukuran perusahaan untuk melihat pengaruhnya terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern.
Likuditas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit
going concern, sedangkan solvabilitas dan price earning ratio tidak berpengaruh
terhadap penerimaan opini audit going concern. Setyarno (2006) melakukan
penelitian terhadap kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun
7
sebelumnya, dan pertumbuhan perusahaan untuk mengetahui pengaruh opini audit
going concern. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kondisi keuangan
perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh positif
sedangkan rasio pertumbuhan perusahaan dan kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap opini audit going concern.
Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis
Pengembangan Hipotesis
Auditor memiliki tanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan
audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan
bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau
kecurangan, (SA seksi 110), setelah prosedur audit selesai dilakukan oleh auditor,
maka auditor akan memberikan pendapat. Pendapat yang diberikan akan berkaitan
dengan kinerja dan kondisi dari perusahaan, dan apabila ditemukan kondisi atau
peristiwa pada laporan keuangan yang auditor merasa perlu untuk dijelaskan,
Auditor akan menambahkan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan pada
opini audit yang akan dikeluarkannya. Pentingnya pendapat audit yang wajar
dengan atau tanpa kalimat penjelas akan memberikan pengaruh yang positif bagi
semua pihak yang berkepentingan, Ningsih (2011).
Hubungan kondisi keuangan perusahaan terhadap pemberian opini wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
Baik atau buruknya suatu perusahaan dapat dilihat melalui kondisi
keuangan dari perusahaan itu sendiri. Haron et al., (2009) dalam penelitiannya
mengenai faktor yang mempengaruhi auditor dalam opini going concern
menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap penilaian
auditor dalam menerbitkan opini going concern. Semakin baik kondisi keuangan
perusahaan maka semakin kecil kemungkinan bagi auditor untuk memberikan
opini audit going concern, karena auditor hanya akan memberikan opini ini jika
perusahaan dikatakan bangkrut atau sulit melanjutkan kelangsungan hidup
8
usahanya, Santosa dan Wedari (2007). Sama halnya dengan Setyarno et al.,
(2006) dan Susanto (2009) Menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan
berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Menurut
Santosa dan Wedari (2007) dalam hasil penelitiannya menemukan bahwa auditor
yang semula memberikan opini going concern mengubah opini yang diberikan
ditahun berikutnya menjadi tidak memberikan opini going concern, sebaliknya
saat kondisi keuangan dari perusahaan menurun, maka auditor yang semula tidak
memberikan opini going concern, ditahun berikutnya memberikan opini going
concern. Dengan kata lain kondisi keuangan perusahaan berpengaruh positif
terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
moodifikasi perkataan yang diberikan oleh auditor.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H1 : Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh positif terhadap pemberian opini
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Hubungan opini audit tahun sebelumnya terhadap pemberian opini wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini audit yang sudah diterima
oleh auditee pada tahun sebelumnya. Mutchler dalam Widodo (2011) menyatakan
bahwa apabila tahun sebelumnya perusahaan mendapat opini audit going concern,
maka tahun berikutnya kemungkinan auditor memberi opini audit going concern
akan lebih besar. Hal ini dilakukan dengan menguji pengaruh ketersediaan
informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern, menggunakan
discriminant analysis yang memasukan tipe opini audit tahun sebelumnya yang
mempunyai akurasi prediksi paling tinggi, yaitu 89,9%,. Berdasarkan penelitian
diatas maka, opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau moodifikasi perkataan
yang diberikan oleh auditor.
9
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis penelitian yang diajukan
dalam penelitian ini adalah :
H2 : Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap pemberian opini
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
Hubungan ukuran perusahaan terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
Ukuran perusahaan adalah salah satu tolak ukur yang dianggap dapat
melihat perkembangan dari perusahaan itu sendiri. Warnida (2011) mengatakan
ukuran perusahaan merupakan besar atau luasnya suatu perusahaan dan
merupakan suatu indikator yang dapat menunjukkan kondisi atau karakteristik
suatu perusahaan sehingga dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern. Perusahaan
kecil lebih sering mendapatkan opini audit going concern dari auditor dari pada
perusahaan yang lebih besar, Mutchler (1985). Santosa dan Wedari (2007) dalam
penelitiannya juga menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Hubungan audit client tenure terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
Menurut Inggrid (2012) audit client tenure adalah jangka waktu perikatan
kantor akuntan publik dimana lamanya jumlah tahun Kantor Akuntan Publik
(KAP) melakukan perikatan dengan auditee yang sama untuk melakukan audit
terhadap laporan keuangan perusahaan. Secara singkat audit client tenure
merupakan lamanya hubungan atau ikatan antara auditor dengan kliennya yang
10
sama. Junaidi dan Hartono (2010) mengatakan bahwa ketika auditor mempunyai
jangka waktu hubungan yang lama dengan kliennya, hal ini akan mendorong
pemahaman yang lebih atas kondisi keuangan klien dan oleh karena itu akan
cenderung mendeteksi masalah going concern. Dalam penelitian Junaidi dan
Hartono (2010) tersebut menyatakan bahwa audit client tenure berpengaruh pada
opini going concern, Semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka
semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini going concern.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H4 : Audit client tenure berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Hubungan likuiditas terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
Likuiditas perusahaan adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek. Susanto (2009) menyatakan bahwa
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek bisa diukur
dengan menggunakan current ratio. Sama halnya dengan Noverio (2011) yang
mengatakan bahwa tingkat likuiditas perusahaan bisa diukur melalui current ratio,
Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana aktiva lancar dengan hutang
lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar, sehingga semakin tinggi
kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya maka semakin
besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar. Likuiditas perusahaan
dapat menjadi salah satu indikator untuk menilai kelangsungan hidup perusahaan
berdasarkan kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
11
H5 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Hubungan profitabilitas terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
Rasio profitabilitas adalah kemampuan dari suatu perusahaan untuk
memaksimalkan aktiva yang dimiliki guna memperoleh laba. Noverio (2011)
dalam penelitiannya menjelaskan bahwa rasio profitabilitas diukur dengan return
on assets (ROA), menurutnya rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik
terhadap profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen
dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. Susanto (2009)
berpendapat bahwa ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh atau menghasilkan laba. Rasio profitabilitas umumnya
digunakan karena masyarakat berpandangan bahwa tingkat keberhasilan
operasional dan efektivitas perusahaan didasarkan pada tingkat profitabilitas yang
dicapai perusahaan, Noverio (2011).
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H6 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Hubungan solvabilitas terhadap pemberian opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan
Solvabilitas merupakan kemampuan dari suatu perusahaan untuk
membayar semua hutang, baik itu hutang jangka pendek maupun hutang jangka
panjang. Noverio (2011) menjelaskan bahwa rasio solvabilitas merupakan rasio
yang mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
keuangannya, rasio solvabilitas yang tinggi dapat berdampak buruk bagi keuangan
perusahaan yang menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan buruk dan
12
dapat menimbulkan ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Rasio solvabilitas dapat diukur dengan menggunakan debt to total assets, hal ini
sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Susanto (2009) dan Noverio
(2011). Debt to total assets menggambarkan sejauh mana hutang dapat ditutupi
oleh aktiva, supaya perusahaan aman jumlah hutang harus lebih kecil dari aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan, Susanto (2009).
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini adalah :
H7 : Solvabilitas berpengaruh positif terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Gambar 1. Model Penelitian
Metode Penelitian
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor Manufaktur yang
listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2012 yang terdapat dalam
Indonesia Stock Exchange (IDX) Bursa Efek Indonesia 2011-2012. Sampel dipilih
berdasarkan pendekatan purposive sampling, kriteria yang digunakan dalam
pengambilan sampel :
13
Perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2011
sampai 2012 yang menerbitkan laporan keuangan audit per 31 Desember
(dalam mata uang Rupiah).
Memiliki data-data untuk perhitungan rasio keuangan (Likuiditas,
Profitabilitas, dan Solvabilitas).
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari Indonesia Stock Exchange (IDX) Bursa Efek Indonesia 2011- 2012.
Tabel 1. Pengukuran Variabel
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional
Variabel
Pengukuran
1. Kondisi
Keuangan
Perusahaan
Tingkat kesehatan
yang dimiliki oleh
suatu perusahaan
Model kebangkrutan dengan
menggunakan lima rasio yaitu
likuiditas, Profitabilitas, leverage,
rasio uji pasar dan aktivitas. (The
Altman model ,1968) Z = 1,2 z1 +
1,4 z2 + 3,3 z3 + 0,6 z4 + 0,999 z5
Z1= Working capital
Total aset
Z2= Laba ditahan
Total aset
Z3= Laba sebelum bunga dan pajak
Total aset
Z4= Market capitalization
Book value of debt
14
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional
Variabel
Pengukuran
Z5= Penjualan
Total aktiva
2. Opini Audit
Tahun
Sebelumnya
Opini audit yang
sudah diterima oleh
auditee pada tahun
sebelumnya
Variabel dummy akan digunakan
untuk meninjau hal tersebut, opini
wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi
perkataan diberi kode 1, sedangkan
non opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan diberi kode 0
(nol).
3. Ukuran
Perusahaan
Salah satu tolak
ukur yang dianggap
dapat melihat
perkembangan dari
perusahaan
Ukuran perusahaan diukur dengan :
natural log dari total aktiva
(Widodo, 2011)
4. Audit
Client
Tenure
Lamanya hubungan
atau ikatan antara
auditor dengan
kliennya yang sama
Peraturan Menteri Keuangan
No.17/PMK.01/2008 tentang jasa
Akuntan Publik paling lama untuk
6 (enam) tahun buku berturut-turut
dan oleh seorang Akuntan Publik
paling lama untuk 3 (tiga) tahun
buku berturut-turut
15
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional
Variabel
Pengukuran
5. Likuiditas Kemampuan dari
suatu perusahaan
untuk memenuhi
kewajiban jangka
pendek
Current ratio (%)
= Aktiva lancar
Hutang lancar
6. Profitabilitas Kemampuan dari
suatu perusahaan
untuk
memaksimalkan
aktiva yang
dimiliki guna
memperoleh laba
ROA (%)
= Net profit
Total aktiva
7. Solvabilitas
Kemampuan dari
suatu perusahaan
untuk membayar
semua hutang, baik
itu hutang jangka
pendek maupun
hutang jangka
panjang
Debt to total assets (%)
= Total Hutang
Total Aktiva
8. Opini
Wajar
Tanpa
Pengecualia
n dengan
paragraf
penjelasan
atau
modifikasi
perkataan
Salah satu opini
yang dikeluarkan
oleh auditor.
Variabel dummy akan digunakan
untuk meninjau hal tersebut, opini
wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi
perkataan diberi kode 1, sedangkan
non opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan diberi kode 0
16
Teknik Analisis Data
Untuk menguji hipotesis, menggunakan variabel-variabel yang
dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + β1 KKP + β2 OAS + β3 UP + β4 ACT + β5 LS + β6 PS + β7 SS + e
Keterangan:
Y : Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan.
α : Konstanta
KKP : KONDISI KEUANGAN PERUSAHAAN
OAS : OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA
UP : UKURAN PERUSAHAAN
ACT : AUDIT CLIENT TENURE
LS : LIKUIDITAS
PS : PROFITABILITAS
SS : SOLVABILITAS
β1-β4 : Koefisien Regresi
e : Tingkat Kesalahan
Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis akan menggunakan analisis regresi logistik karena
variabel dependen akan diukur dengan menggunakan variabel dummy, untuk
mengetahui tujuh variabel independen yaitu kondisi keuangan perusahaan, opini
audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas,
17
profitabilitas, dan solvabilitas. Langkah-langkah pengujian pengujian seperti
analisis data akan dilakukan dengan menilai kelayakan model regresi,
menganalisis koefisien determinasi (Nagelkerke R Square), kemudian
menganalisis daya klasifikasi model prediksi untuk masing-masing kelompok dan
yang terakhir menguji koefisien regresi.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pengambilan Sampel Penelitian
Tabel 2. Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan sektor manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2012
272
2 Yang tidak menerbitkan laporan
keuangan audit per 31 desember (tidak
dalam mata uang Rupiah).
(104)
3 Yang tidak memiliki data-data yang
lengkap untuk perhitungan rasio
keuangan (likuiditas, profitabilitas,
dan solvabilitas).
(68)
Jumlah sampel 100
Sampel yang dijadikan obyek penelitian berjumlah 100 perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2012.
Sebanyak 104 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan audit per 31
desember (tidak dalam mata uang Rupiah). Dan sebanyak 68 perusahaan sektor
manufaktur yang tidak memiliki data-data yang lengkap untuk perhitungan rasio
keuangan (likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas).
18
Deskripsi Sampel Penelitian
Tabel 3.
Statistik Deskriptif
Variabel Minimum Maximum Mean
Kondisi Keuangan Perusahaan -5,96 3,01 0,4601
Opini Audit Tahun Sebelumnya 0 1 -
Ukuran Perusahaan 23,19 32,36 28,0822
Audit Client Tenure 0 1 -
Likuiditas 0,22 11,74 2,5029
Profitabilitas -75,58 41,62 4,2571
Solvabilitas 0,00 308,07 24,6685
Opini Wajar 0 1 -
Sumber : Olahan Data Penulis, (2014)
Berdasarkan tabel perhitungan menunjukkan secara keseluruhan faktor-
faktor yang mempengaruhi auditor dalam memberikan opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan memiliki nilai
yang bagus. Faktor kondisi keuangan perusahaan memiliki keterkaitan dengan
rata-rata 46,01%, meskipun begitu masih terdapat perusahaan yang memiliki
kondisi keuangan yang rendah yaitu sebesar -5.96%. faktor opini audit tahun
sebelumnya diukur dengan menggunakan variabel dummy, sehingga tidak
memiliki nilai rata-rata. Nilai 0 (nol) akan diberikan apabila perusahaan tidak
memiliki opini audit tahun sebelumnya sedangkan nilai 1 (satu) akan diberikan
apabila perusahaan memiliki opini audit pada tahun sebelumnya.
Untuk faktor ukuran perusahaan terlihat nilai rata-ratanya memiliki nilai
paling tinggi yaitu 28,08%, hal ini menunjukkan perusahaan yang ukuran besar
maupun kecil akan memiliki dampak yang sama terhadap pemberian opini. Nilai
rata-rata terendah untuk ukuran perusahaan sebesar 23,19%, nilai ini masih
menjadi rata-rata nilai terendah yang paling besar dari faktor yang lain. Dari data
19
terlihat faktor audit client tenure, diukur dengan menggunakan variabel dummy
dengan kata lain tidak memiliki nilai rata-rata. Nilai 0 (nol) akan diberikan apabila
perusahaan tidak memiliki audit client tenure sedangkan nilai 1 (satu) akan
diberikan apabila perusahaan memiliki audit client tenure.
Kemampuan faktor likuiditas dalam mempengaruhi auditor memberikan
opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi
perkataan belum cukup baik dengan nilai rata-rata sebesar 2,50%, nilai tersebut
masih tergolong nilai yang kecil untuk memiliki pengaruh terhadap pemberian
opini tersebut oleh auditor. Disamping itu nilai rata-rata terendahnya pun masih
tergolong rendah yaitu 0,22%, hal ini menjelaskan bahwa faktor likuiditas belum
tentu menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam
memberikan opini tersebut. Faktor profitabilitas memiliki nilai rata-rata sebesar
4,25% menjelaskan bahwa sebagian besar perusahaan memiliki profitabilitas yang
cukup baik, meskipun begitu terdapat perusahaan yang memiliki profitabilitas
yang rendah yaitu sebesar -75,58%. Untuk faktor solvabilitas memiliki nilai rata-
rata yang cukup tinggi 24,66%, namun demikian nilai rata-rata terendahnya juga
sangat kecil yaitu 0,00%. Hal ini menjelaskan bahwa faktor solvabilitas belum
tentu menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi auditor dalam
memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan. Faktor opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan sebagai variabel dependen, diukur dengan
menggunakan variabel dummy, sehingga tidak memiliki nilai rata-rata. Nilai 0
(nol) akan diberikan apabila perusahaan tidak mendapat opini wajar tanpa
20
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan sedangkan
nilai 1 (satu) akan diberikan apabila perusahaan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Pengujian Hipotesis
Tabel 4.
Hasil Uji Regression (Uji F)
ANOV Ab
2,597 7 ,371 3,934 ,026a
16,434 89 ,185
19,031 96
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), SOLV ABILITA S, KONDISI KEUA NGAN PERUSAHAA N,
AUDIT CLIEN TUNNER, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA , UKURAN
PERUSAHA AN, LIKUIDITA S, PROFITA BILITA S
a.
Dependent Variable: OPINI WAJARb.
Sumber: Olahan SPSS
Berdasarkan hasil uji regresi, diperoleh nilai F hitung sebesar 3,934
dengan tingkat tingkat signifikansi 0,026 dan karena nilai probalilitas 0,026 lebih
kecil dari 0,05 maka model regresi bisa digunakan untuk memprediksi kondisi
keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit
client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas berpengaruh terhadap
auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan. Selain itu dilihat dari hasil analisis
diketahui Adjusted R Square sebesar 0,552. Hal tersebut mampu menjelaskan
perubahan variabel kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya,
ukuran perusahaan, audit client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas
terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan
21
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan sebesar 55,20 %, sedangkan sisanya
sebesar 44,80 % dijelaskan oleh variabel lain.
Untuk menguji hipotesis yaitu mengetahui pengaruh kondisi keuangan
perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran perusahaan, audit client tenure,
likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap auditor dalam memberikan
opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi
perkataan, diketahui hasilnya sebagai berikut. Hasil Uji Individual (Uji t) dapat
dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.
Hasil Uji Individual (Uji t)
Model Beta t hitung Sig Keterangan
Constant 4,586
Kondisi keuangan perusahaan 0,254 2,977 0,012 Diterima
Opini audit tahun sebelumnya 0,362 2,646 0,015 Diterima
Ukuran perusahaan 0,323 1,094 0,277 Ditolak
Audit client tenure 0,301 2,859 0,031 Diterima
Likuiditas 0,370 1,278 0,138 Ditolak
Profitabilitas 0,240 2,850 0,024 Diterima
Solvabilitas 0,359 1,276 0,205 Ditolak
Adjusted R Square 0,552
F hitung 3,934
Sig F 0,026
N 100
Sumber: Olahan Data Penulis (2014)
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk kondisi keuangan
perusahaan memberikan nilai t hitung = 2,977 dengan sig 0,012 < 0,05. Hal ini
menyatakan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap auditor
dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan
22
atau modifikasi perkataan. Opini audit tahun sebelumnya memberikan nilai t
hitung = 2,646 dengan sig 0,015 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa opini audit
tahun sebelumnya berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Ukuran perusahaan memberikan nilai t hitung = 1,094 dengan sig 0,277 >
0,05. Hal ini menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan.
Audit client tenure memberikan nilai t hitung = 2,859 dengan sig 0,031 <
0,05. Hal ini menyatakan bahwa Audit client tenure perusahaan berpengaruh
terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Likuiditas perusahaan memberikan nilai t hitung = 1,278 dengan sig 0,138
> 0,05. Hal ini menyatakan bahwa likuiditas perusahaan tidak berpengaruh
terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Profitasbilitas perusahaan memberikan nilai t hitung = 2,850 dengan sig
0,024 < 0,05. Hal ini menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh
terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Solvabilitas perusahaan memberikan nilai t hitung = 1,276 dengan sig
0,205 > 0,05. Hal ini menyatakan bahwa Solvabilitas perusahaan tidak
23
berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian
dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh bahwa ukuran perusahaan,
likuiditas dan solvabilitas tidak berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan
opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi
perkataan. Hasil penelitian menemukan kondisi keuangan perusahaan, opini audit
tahun sebelumnya, audit client tenure, dan profitabilitas berpengaruh terhadap
pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan
Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap auditor dalam
memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan, Saat auditor melihat bahwa kondisi keuangan dari suatu
perusahaan itu buruk, maka auditor tidak akan mengeluarkan opini wajar tanpa
pengecualian namun demikian jika auditor melihat rencana manajemen
perusahaan kedepannya dapat memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Maka
auditor dapat mempertimbangkan perusahaan tersebut untuk diberikan opini
wajar tanpa pengecualian tetapi dengan menambahkan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan. Hal ini sejalan dengan penelitian Setyarno et al., (2006) dan
Susanto (2009), serta Santosa dan Wedari (2007) yang menyatakan bahwa kondisi
keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit
going concern, pada penelitian going concern jika kondisi keuangan dari
24
perusahaan menurun, maka auditor yang semula tidak memberikan opini going
concern, ditahun berikutnya memberikan opini going concern. Sama halnya
dengan penelitian going concern tersebut, jika kondisi keuangan dari perusahaan
menurun, maka auditor yang semula tidak memberikan opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, ditahun
berikutnya memberikan opini opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan.
Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap pemberian opini
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Ketika auditor pada tahun sebelumnya sudah memberikan opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan untuk suatu
perusahaan maka kemungkinan besar ditahun selanjutnya auditor masih
memberikan opini tersebut karena auditor merasa masih perlu menjelaskan
keadaan dari perusahaan tersebut sebagai catatan untuk pengguna laporan
keuangan. Hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian going concern yang
sudah dilakukan Widodo (2011) mengungkapkan bahwa bahwa opini audit tahun
sebelumnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern. Hal ini berarti penelitian going concern yang sudah dilakukan tidak
sejalan dengan penelitian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan.
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini wajar
tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Perusahaan yang ukuran besar maupun perusahaan yang ukuran kecil akan
25
memiliki dampak yang sama terhadap pemberian opini oleh auditor. Hasil
penelitian ini tidak memberikan kontribusi terhadap penelitian Santosa dan
Wedari (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
penerimaan opini audit going concern. Penelitian ini menemukan bahwa semakin
besar ukuran atau luasnya suatu perusahaan dan merupakan suatu indikator belum
tentu dapat menunjukkan kondisi atau karakteristik suatu perusahaan yang akan
meningkatkan pemberian opini wajar tanpa pengecualian.
Audit client tenure berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Ketika
auditor mempunyai jangka waktu hubungan yang lama dengan kliennya, akan
mendorong pemahaman yang lebih atas kondisi perusahaan klien tersebut. Hal ini
sejalan dengan penelitian going concern Junaidi dan Hartono (2010) yang
menyatakan bahwa audit client tenure berpengaruh pada opini going concern,
Semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan
perusahaan untuk mendapatkan opini going concern. Dalam penelitian ini
menemukan bahwa saat auditor mempunyai jangka waktu hubungan yang lama
dengan kliennya, hal tersebut akan mendorong pemahaman yang lebih atas
kondisi perusahaan klien, oleh karena itu akan cenderung mendeteksi masalah dan
saat auditor melihat bahwa kondisi perusahaan itu masih tergolong baik, maka
auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan.
Profitabilitas berpengaruh terhadap pemberian opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan. Hasil
26
penelitian ini memberikan kontribusi terhadap penelitian going concern yang
sudah dilakukan oleh Susanto (2009) dalam penelitiannya menemukan bahwa
return on asset yang rendah membuat auditor cenderung memberikan opini audit
going concern. Return on asset digunakan sebagai pengukur profitabilitas, hal ini
berarti saat profitabilitas suatu perusahaan tinggi maka semakin kecil
kemungkinan auditor memberikan opini audit going concern, dan semakin besar
kemungkinan auditor memberikan opini wajar tanpa pengecualian. Hal ini sejalan
dengan penelitian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan. Saat profitabilitas perusahaan tinggi maka auditor akan
mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian. Akan tetapi saat perusahaan susah
dalam memperoleh profitabilitas yang tinggi tetapi masih dalam kategori yang
baik, maka auditor akan mengeluarkan opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Likuiditas dan Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap pemberian opini
wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Hal ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat likuiditas dan solvabilitas belum
tentu dapat mempengaruhi opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan. Hasil penelitan ini tidak sejalan dengan Sari
(2011) yang menemukan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap pemberian
opini going concern akan tetapi penelitian ini memberikan kontribusi terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Warnida (2011) menemukan bahwa solvabilitas
tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
27
Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan
Ukuran perusahaan, Likuiditas, dan Solvabilitas tidak berpengaruh
terhadap auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, karena opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan berbeda dengan opini going concern.
Auditor berasumsi jika perusahaan kecil cenderung mendapatkan opini going
concern, sehingga hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang membahas
opini wajar tanpa pengecualiaan dengan paragraf penjelasan atau modifikasi
perkataan. Likuiditas dan solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajibannya. Saat perusahaan tidak mampu melunasi kewajibannya
maka hal tersebut akan berdampak buruk bagi keuangan perusahaan dan
menimbulkan ketidakpastian terhadap kelangsungan hidup perusahaan sehingga
opini yang akan dikeluarkan auditor adalah opini going concern bukan opini
wajar tanpa pengecualiaan dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan.
Hasil penelitian menemukan bahwa kondisi keuangan perusahaan, opini audit
tahun sebelumnya, audit client tenure, dan profitabilitas berpengaruh terhadap
pemberian opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan.
Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi Teoritis
Secara umum hasil penelitian opini wajar tanpa pengecualian dengan
paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan menunjukkan ukuran perusahaan
28
dan likuditas, bertolak belakang serta tidak memiliki kontribusi dengan penelitian
going concern walaupun ada beberapa faktor yang sejalan dengan penelitian
going concern. Hal ini disebabkan penelitian sebelumnya melihat pengaruhnya
terhadap opini going concern sedangkan penelitian ini melihat pengaruhnya
terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan atau
modifikasi perkataan. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap auditor
dalam memberikan terhadap opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan yang berarti berbeda dengan penelitian
Santosa dan Wedari (2007) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Likuiditas tidak
berpengaruh terhadap auditor dalam memberikan terhadap opini wajar tanpa
pengecualian dengan paragraf penjelasan atau modifikasi perkataan, hal ini
bertolak belakang dengan penelitian Sari (2011) yang menemukan bahwa rasio
likuiditas berpengaruh terhadap pemberian opini going concern.
Implikasi Terapan
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi
perusahaan untuk menjadi evaluasi dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan
sehingga kinerja dan kondisi perusahaan akan mendapat pernyataan wajar tanpa
pengecualian. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi kepada
investor dan calon investor sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan
investasi.
29
Keterbatasan Penelitian dan Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mempengaruhi hasil
penelitian yang dicapai. Keterbatasan tersebut seperti koefisien determinasi
(Adjusted R Square) hanya sebesar 0,552 artinya bahwa sumbangan efektif
variabel kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, ukuran
perusahaan, audit client tenure, likuiditas, profitabilitas, dan solvabilitas terhadap
auditor dalam memberikan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf
penjelasan atau modifikasi perkataan sebesar 55,20 %. Sisanya sebesar 44,80 %
adalah faktor-faktor lain yang kemungkinan berpengaruh terhadap tingkat opini
wajar tanpa pengecualian.
Saran untuk penelitian akan datang, diharapkan bagi peneliti selanjutnya
dapat mengembangkan penelitian serupa dengan menambahkan variabel lain,
tahun penelitian serta obyek penelitian tidak terbatas hanya pada perusahaan
sektor manufaktur, karena masih banyak faktor pendukung lain yang belum
diteliti.
30
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Elder R.J, dan Beasley M.S. (2008). "Auditing and Jasa Assurence" .
Erlangga, 12, 61-62.
Haron Hasnah, Bambang Hartadi, Mahfooz Ansari, dan Ishak Ismail. (2009).
"Factors Influencing Auditors Going Concern Opinion". Asian Academy
of Management Journal, 14, 1-19.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI). (2011). "Standar Profesional Akuntan
Publik". Salemba Empat, Jakarta.
Inggrid, I. (2012). "Faktor Yang Mempengaruhi Opini Auditor Going Concern Di
Perusahaan Manufaktur Pada Tahun 2009-2011". Universitas Bina
Nusantara, Jakarta.
Junaidi dan Jogiyanto Hartono. (2010). "Faktor Non Keuangan pada Opini Going
Concern". Simposium Nasional Akuntansi XIII 2010, Purwokerto.
Mutchler, J.F. (1985). "A Multivariate Analysis Of The Auditor's Going Concern
Opinion Decision". Journal Of Accounting Research, Vol. 23 No. 2
Autumn 1985, U.S.A.
Ningsih, Dewi Puspita. (2011). "Analisis Opini Wajar Tanpa Pengecualian
Dengan Bahasa Penjelasan Dan Pengaruh Opini Terhadap
Pergerakan Harga Saham Perusahaan LQ 45". Skripsi. Universitas
Andalas, Padang.
Noverio, Rezkhy. (2011). "Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia".
Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
31
Purba, Marisi.P. (2009). "Asumsi Going Concern Suatu Tinjauan Terhadap
Dampak Krisis Keuangan Atas Opini Audit Dan Laporan Keuangan".
Graha Ilmu, 1,16-18, 61-64.
Santosa, A.F dan Linda Kusumaning Wedari. (2007). "Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kecendrungan Penerimaan Opini Audit Going
Concern". JAAI, 11, 2.
Sari, Mardhiyyah Ria. (2011). "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Auditor Dalam Memberikan Opini Going Concern (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2003-2009)". Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal (2006). "Pengaruh Kualitas Audit,
Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern".
Simposium Nasional Akuntansi IX 2006, Padang.
Susanto, Yulius Kurnia. (2009). "Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor
Manufaktur". JBA, 11, 3.
Warnida. (2011). "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang
listing Di BEI)". Jurnal Akuntansi Manajemen, 6, 1.
Widodo, Dian M.S. (2011). "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Auditor dalam
Memberikan Opini Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2009)". Skripsi.
Universitas Diponegoro, Semarang.
32
DAFTAR TABEL
Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Perusahaan sektor manufaktur yang
terdaftar di BEI tahun 2011-2012
272
2 Yang tidak menerbitkan laporan
keuangan audit per 31 desember (tidak
dalam mata uang Rupiah).
(104)
3 Yang tidak memiliki data-data yang
lengkap untuk perhitungan rasio
keuangan (likuiditas, profitabilitas,
dan solvabilitas).
(68)
Jumlah sampel 100
Sumber : Olahan Data Penulis (2014)
Statistik Deskriptif
De scr iptive Statis tics
100 -5,96 3,01 ,4601 ,77478
100 0 1 ,73 ,448
100 23,19 32,36 28,0822 1,65292
100 0 1 ,72 ,453
100 ,22 11,74 2,5029 1,99831
100 -75,58 41,62 4,2571 11,71630
100 ,00 308,07 24,6685 38,73797
100 0 1 ,74 ,442
100
KONDISI KEUA NGAN
PERUSAHA AN
OPINI AUDIT TAHUN
SEBELUMNYA
UKURAN PERUSA HAA N
AUDIT CLIEN TUNNER
LIKUIDITA S
PROFITA BILITA S
SOLV ABILITAS
OPINI WA JA R
Valid N (listw ise)
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Sumber : Olahan SPSS (2014)
33
Hasil Uji Regression (Uji F)
Var iable s Entere d/Re move db
SOLVABILI
TAS,
KONDISI
KEUANGA
N
PERUSAH
AA N,
AUDIT
CLIEN
TUNNER,
OPINI
AUDIT
TAHUN
SEBELUM
NYA,
UKURAN
PERUSAH
AA N,
LIKUIDITA
S,
PROFITABI
LITASa
, Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent V ariable: OPINI WA JA Rb.
Mode l Summ ary
,369a
,536 ,552 ,430
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Predic tors: (Constant), SOLV ABILITA S, KONDISI
KEUANGAN PERUSA HAA N, AUDIT CLIEN TUNNER,
OPINI AUDIT TA HUN SEBELUMNYA , UKURA N
PERUSAHA AN, LIKUIDITAS, PROFITA BILITA S
a.
Sumber : Olahan SPSS (2014)
34
ANOV Ab
2,597 7 ,371 3,934 ,026a
16,434 89 ,185
19,031 96
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), SOLV ABILITA S, KONDISI KEUA NGAN PERUSAHAA N,
AUDIT CLIEN TUNNER, OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA , UKURAN
PERUSAHA AN, LIKUIDITA S, PROFITA BILITA S
a.
Dependent Variable: OPINI WAJARb.
Sumber : Olahan SPSS (2014)
Hasil Uji Individual (Uji t)
Coefficientsa
4,586 ,857 3,850 ,018
,254 ,128 ,245 2,977 ,012
,362 ,298 ,376 2,646 ,015
,323 ,295 ,320 1,094 ,277
,301 ,242 ,363 2,859 ,031
,370 ,357 ,372 1,278 ,138
,240 ,227 ,363 2,850 ,024
,359 ,248 ,372 1,276 ,205
(Constant)
KONDISI KEUA NGAN
PERUSAHA AN
OPINI AUDIT TAHUN
SEBELUMNYA
UKURAN PERUSA HAA N
AUDIT CLIEN TUNNER
LIKUIDITA S
PROFITA BILITAS
SOLV ABILITAS
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coeff icients
Beta
Standardized
Coeff icients
t Sig.
Dependent Variable: OPINI WAJARa.
Sumber : Olahan SPSS (2014)
35
Model Beta t hitung Sig Keterangan
Constant 4,586
Kondisi keuangan perusahaan 0,254 2,977 0,012 Diterima
Opini audit tahun sebelumnya 0,362 2,646 0,015 Diterima
Ukuran perusahaan 0,323 1,094 0,277 Ditolak
Audit cliet tenure 0,301 2,859 0,031 Diterima
Likuiditas 0,370 1,278 0,138 Ditolak
Profitabilitas 0,240 2,850 0,024 Diterima
Solvabilitas 0,359 1,276 0,205 Ditolak
Adjusted R Square 0,552
F hitung 3,934
Sig F 0,026
N 100
Sumber: Olahan Data Penulis (2014)
36
Lampiran 1
Daftar Perusahaan BEI Sektor Manufaktur yang Dijadikan
Sampel Tahun 2011
NO Kode Nama Emiten
Food and Beverages
1. ADES PT. Akasha Wira International Tbk
2. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk
3. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
4. MYOR PT. Mayora Indah Tbk
5. SKLT PT. Sekar Laut Tbk
6. STTP PT. Siantar Top Tbk
7. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
8. ULTJ PT. Ultra Jaya Milk Tbk
Tobacco Manufaturers
9. GGRM PT. Gudang Garam Tbk
10. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
Textile, Garment Products
11. MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk
12. ARGO PT. Argo Pantes Tbk
13. ERTX PT. Eratex Djaja Tbk
14. MYRX PT. Hanson International Tbk
15. HDTX PT. Panasia Indosyntec Tbk
16. RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
17. SSTM PT. Sunson Textile Manufacture Tbk
Wood Products
18. TIRT PT. Tirta Mahakam Resources Tbk
Pulp and Paper Products
19. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk
Chemical and Allied Products
20. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk
21. EKAD PT. Ekadharma International Tbk
22. SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
Plastics and Glass Products
23. AKKU PT. Aneka Kemasindo Utama Tbk
24. APLI PT. Asiaplast Industries Tbk
37
25. IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
26. SIAP PT. Sekawan Inti Pratama Tbk
27. YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk
Cement
28. SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk
29. INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
30. SMGR PT. Semen Gresik Tbk
Metal and Allied Products
31. ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk
Houseware Products
32. KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk
33. KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
34. LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk
Cables
35. JECC PT. Jembo Cable Company Tbk
Automotive and Allied Products
36. ASII PT. Astra International Tbk
37. AUTO PT. Astra Otoparts Tbk
38. GJTL PT. Gajah Tunggal Tbk
39. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
Pharmaceuticals
40. DVLA PT. Daria-Varia Laboratoria Tbk
41. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
42. KAEF PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
43. MERK PT. Merck Tbk
44. SQBI PT. Taisho Pharmaceutical IndonesiaTbk
45. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk
Cosmetics and Household Goods
46. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
47. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk
Animal Feed
48. CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
49. JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
50. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk
Ceramics, Glass, and Porcelain
51. ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk
52. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk
53. TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk
38
Footwear
54. BIMA PT. Primarindo Asia InfrastructureTbk
55. BATA PT. Sepatu BataTbk
39
Lampiran 2
Daftar Perusahaan BEI Sektor Manufaktur yang Dijadikan
Sampel Tahun 2012
No Kode Nama Emiten
Food and Beverages
1. ADES PT. Akasha Wira International Tbk
2. CEKA PT. Cahaya Kalbar Tbk
3. DLTA PT. Delta Djakarta Tbk
4. INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
5. MYOR PT. Mayora Indah Tbk
6. SKLT PT. Sekar Laut Tbk
7. STTP PT. Siantar Top Tbk
8. AISA PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tobacco Manufaturers
9. GGRM PT. Gudang Garam Tbk
10. HMSP PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk
Textile, Garment Products
11. MYTX PT. Apac Citra Centertex Tbk
12. ARGO PT. Argo Pantes Tbk
13. ERTX PT. Eratex Djaja Tbk
14. RICY PT. Ricky Putra Globalindo Tbk
Pulp and Paper Products
15. FASW PT. Fajar Surya Wisesa Tbk
Chemical and Allied Products
16. BUDI PT. Budi Acid Jaya Tbk
17. EKAD PT. Ekadharma International Tbk
18. SOBI PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk
Plastics and Glass Products
19. IGAR PT. Champion Pasific Indonesia Tbk
20. YPAS PT. Yanaprima Hastapersada Tbk
Cement
21. SMCB PT. Holcim Indonesia Tbk
22. INTP PT. Indocement Tunggal Prakasa Tbk
23. SMGR PT. Semen Gresik Tbk
Ceramics, Glass, and Porcelain
24. ARNA PT. Arwana Citra Mulia Tbk
25. AMFG PT. Asahimas Flat Glass Tbk
40
26. TOTO PT. Surya Toto Indonesia Tbk
Metal and Allied Products
27. ALMI PT. Alumindo Light Metal Industry Tbk
28. JPRS PT. Jaya Pari Steel Tbk
Houseware Products
29. KICI PT. Kedaung Indah Can Tbk
30. KDSI PT. Kedawung Setia Industrial Tbk
31. LMPI PT. Langgeng Makmur Industri Tbk
Cables
32. JECC PT. Jembo Cable Company Tbk
33. VOKS PT. Voksel Electric Tbk
Automotive and Allied Products
34. SMSM PT. Selamat Sempurna Tbk
Pharmaceuticals
35. DVLA PT. Daria-Varia Laboratoria Tbk
36. KLBF PT. Kalbe Farma Tbk
37. MERK PT. Merck Tbk
38. SQBI PT. Taisho Pharmaceutical IndonesiaTbk
39. TSPC PT. Tempo Scan Pacific Tbk
Cosmetics and Household Goods
40. TCID PT. Mandom Indonesia Tbk
41. MRAT PT. Mustika Ratu Tbk
Animal Feed
42. CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
43. JPFA PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
44. MAIN PT. Malindo Feedmill Tbk
Footwear
45. BATA PT. Sepatu Bata Tbk
41
Lampiran 3. Data Mentah Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2012
No TAHUN NAMA PERUSAHAANKONDISI KEUANGAN
PERUSAHAAN
OPINI AUDIT TAHUN
SEBELUMNYA
UKURAN
PERUSAHAAN
AUDIT CLIEN
TUNNERLIKUIDITAS PROFITABILITAS SOLVABILITAS OPINI WAJAR
1 2011 holcim indonesia > SMCB 0,52 1 30,02 1 1,47 9,71 31,26 1
2 2011 indocement tunggal prakarsa > INTP 0,92 1 30,53 1 6,99 19,84 13,32 1
3 2011 semen gresik > SMGR 0,96 1 30,61 1 2,65 20,12 25,67 1
4 2011 arwana citra mulia > ARNA 0,62 1 27,45 0 1,02 11,54 41,89 1
5 2011 asahimas flat glass > AMFG 0,57 0 28,62 1 4,42 12,52 20,27 1
6 2011 surya toto indonesia > TOTO 0,95 1 27,92 1 1,88 16,28 43,22 0
7 2011 alumindo light metal industri > ALMI 0,55 1 28,21 1 1,21 1,81 71,16 1
8 2011 budi acid jaya > BUDI 0,42 1 28,38 1 1,25 2,97 61,8 1
9 2011 ekadharma international > EKAD 0,61 1 26,19 1 1,9 11,01 37,86 1
10 2011 sorini agro asia corporindo > SOBI 0,62 1 28,14 1 1,15 -3,41 0,47 1
11 2011 aneka kemasindo utama > AKKU 0,33 1 23,19 0 0,34 -75,58 49,57 1
12 2011 asiaplast industries > APLI 0,34 0 26,53 1 1,4 6,58 33,59 1
13 2011 kageo igar jaya (PT CHAMPION PACIFIC INDONESIA) > IGAR 0,81 1 26,6 1 5,77 15,56 18,28 0
14 2011 sekawan intipratama > SIAP 0,43 1 25,82 1 2,08 2 37,27 1
15 2011 yanaprima hastapersada > YPAS 0,82 1 26,13 1 1,48 7,44 33,73 1
16 2011 charoen pokphand indonesia > CPIN 1,41 1 29,81 1 3,33 26,7 30,05 1
17 2011 japfa comfeed indonesia > JPFA 0,76 1 29,74 1 1,59 8,12 54,21 1
18 2011 malindo feedmill > MAIN 1,04 1 27,91 1 1,4 15,44 68,23 1
19 2011 tirta mahakam resources > TIRT 0,28 1 27,26 1 1,45 0,6 80,1 1
20 2011 fajar surya wisesa > FASW 0,93 1 29,23 1 1,32 2,68 63,5 1
21 2011 astra international > ASII 0,82 1 32,36 1 1,36 0,14 0,51 1
22 2011 astra otoparts > AUTO 0,69 1 29,35 1 1,35 0,16 0,32 1
23 2011 gajah tunggal > GJTL 0,58 1 30,08 1 1,75 5,92 61,65 1
24 2011 selamat sempurna > SMSM 0,93 1 27,76 1 2,72 19,29 41,01 1
25 2011 apac citra centertex > MYTX 0,71 1 28,25 1 0,46 -6,52 96,55 1
42
26 2011 argo pantes > ARGO 0.31 1 27.99 , 1.03 -0.07 0.93 1
27 2011 eratex djaja > ERTX 0.32 , 25.47 1 0.99 0.49 1.57 1
28 2011 hanson international > MYRX -5.96 1 27.48 1 0.22 11.82 103.84 ,
29 2011 pan asia indosyntex > HDTX 0.28 1 27.64 1 0.99 1.71 44.23 1
30 2011 ricky putra globalindo > RICY 0.33 1 27.19 0 1.78 1.9 45.45 1
31 2011 sunson textile manufacture > SSTM 0.2 0 27.46 1 1.83 -2.86 64.54 1
32 2011 primarindo asia infrastructure > BIMA -0.5 1 25.24 1 0.52 2.66 308.07 0
33 2011 sepatu bata > BATA 0.68 1 26.97 1 2.13 10.96 31.39 1
34 2011 jembo cable company > JECC 0.55 1 27.16 0 1.11 4.74 79.67 1
35 2011 akasha wira international > ADES 0.9 0 26.48 0 1.71 8.18 60.21 1
36 2011 cahaya kalbar > CEKA 0.56 0 27.44 1 1.69 11.7 50.8 0
37 2011 indofood sukses makmur > INDF 0.45 1 31.61 1 1.91 9.13 41.01 0
38 2011 mayora indah > MYOR 0.97 1 29.52 1 2.22 7.33 63.26 1
39 2011 sekar laut > SKLT 0.51 1 26.09 0 1.7 2.79 42.63 1
40 2011 siantar top > STTP 0.59 0 27.56 1 1.03 4.57 47.57 1
41 2011 tiga pilar sejahtera food > AISA 0.29 1 28.91 0 1.89 4.18 48.95 0
42 2011 ultra jaya milk > ULTJ 0.55 0 28.41 1 1.52 4.65 35.64 1
43 2011 gudang garam > GGRM 1.01 1 31.3 0 2.24 12.68 37.19 0
44 2011 HM sampoerna > HMSP 3.01 0 30.6 0 1.75 41.62 47.35 1
45 2011 darya-varia laboratoria > DVLA 0.69 0 27.56 0 4.83 13.03 21.59 0
46 2011 kalbe farma > KLBF 1.19 0 29.74 0 3.65 18.41 21.25 0
47 2011 kimia farma > KAEF 0.84 0 28.22 1 2.75 9.57 30.19 0
48 2011 merck > MERK 1.53 1 27.09 1 7.52 39.56 15.44 0
49 2011 taisho pharmaceutical indonesia > SQBI 0.68 1 26.49 0 5.69 33.19 16.38 1
50 2011 tempo scan pacific > TSPC 1 0 29.08 1 3.08 13.8 28.34 1
43
51 2011 mandom indonesia > TCID 0,72 1 27,75 0 11,74 12,38 9,77 0
52 2011 mustika ratu > MRAT 0,48 0 26,77 1 6,27 6,6 15,16 1
53 2011 kedaung indah can > KICI 0,36 1 25,19 1 7,26 0,41 26,45 0
54 2011 kedawung setia indutrial > KDSI 0,53 1 27,1 0 1,36 4,02 52,49 1
55 2011 langgeng makmur industri > LMPI 0,21 0 27,25 1 1,48 0,79 40,64 1
56 2012 holcim indonesia > SMCB 0,06 1 30,13 0 1,4 0,11 0,31 0
57 2012 indocement tunggal prakarsa > INTP 0,64 0 30,76 0 6,03 0,21 0,15 1
58 2012 semen gresik > SMGR 0,15 0 30,91 0 1,71 0,19 0,32 0
59 2012 arwana citra mulia > ARNA 0,06 0 27,57 0 1,17 0,17 0,35 0
60 2012 asahimas flat glass > AMFG 0,47 0 28,77 0 3,89 0,11 0,21 0
61 2012 surya toto indonesia > TOTO 0,41 0 28,05 1 2,15 0,15 0,41 0
62 2012 alumindo light metal industri > ALMI 0,17 1 28,26 1 1,29 0,01 0,69 0
63 2012 jaya pari steel > JPRS 0,68 1 26,71 1 6,7 0,02 0,13 1
64 2012 budi acid jaya > BUDI 0,06 1 28,46 1 1,13 0 0,63 1
65 2012 ekadharma international > EKAD 0,46 1 26,34 1 2,41 0,13 0,3 1
66 2012 sorini agro asia corporindo > SOBI 0,28 1 27,93 0 1,66 0,1 0,39 1
67 2012 kageo igar jaya (PT CHAMPION PACIFIC INDONESIA) > IGAR 0,78 0 26,47 0 4,36 0,14 0,23 1
68 2012 yanaprima hastapersada > YPAS 0,15 0 26,58 1 1,34 0,05 0,53 0
69 2012 charoen pokphand indonesia > CPIN 0,49 1 30,14 1 3,31 0,22 0,34 0
70 2012 japfa comfeed indonesia > JPFA 0,32 1 30,03 1 1,82 0,1 0,57 1
71 2012 malindo feedmill > MAIN 0,03 1 28,22 1 1,05 0,17 0,62 1
72 2012 fajar surya wisesa > FASW -0,26 1 29,35 1 0,58 0 0,68 1
73 2012 selamat sempurna > SMSM 0,36 1 28 1 1,94 0,19 0,43 1
74 2012 apac citra centertex > MYTX -0,28 1 28,22 1 0,5 -0,07 1,03 1
75 2012 argo pantes > ARGO -0,07 1 28,22 1 0,79 -0,07 0,88 1
44
76 2012 eratex djaja > ERTX 0,02 1 26,79 1 1,04 0,01 0,8 1
77 2012 ricky putra globalindo > RICY 0,48 1 27,46 1 2,25 0,02 0,56 1
78 2012 sepatu bata 0,4 1 27,08 1 2,12 0,12 0,33 1
79 2012 jembo cable company > JECC 0,14 1 27,29 1 1,16 0,04 0,8 1
80 2012 voksel electric> VOKS 0,25 1 28,16 1 1,33 0,09 0,64 1
81 2012 akasha wira international > ADES 0,29 1 26,69 1 1,94 0,21 0,46 1
82 2012 cahaya kalbar > CEKA 0,02 1 27,66 1 1,03 0,06 0,55 1
83 2012 delta djakarta > DLTA 0,82 1 27,34 0 5,26 0,29 0,2 1
84 2012 indofood sukses makmur > INDF 0,27 0 31,71 1 2 0,08 0,42 1
85 2012 mayora indah > MYOR 0,49 1 29,75 0 2,76 0,09 0,63 0
86 2012 sekar laut > SKLT 0,18 0 26,24 1 1,41 0,03 0,48 1
87 2012 siantar top > STTP 0 1 27,85 1 1 0,06 0,54 0
88 2012 tiga pilar sejahtera food > AISA 0,1 1 28,98 1 1,27 0,07 0,47 1
89 2012 gudang garam > GGRM 0,47 1 31,36 1 2,17 0,1 0,36 1
90 2012 HM sampoerna > HMSP 0,42 1 30,9 0 1,78 0,38 0,49 1
91 2012 darya-varia laboratoria > DVLA 0,71 0 27,7 1 4,31 0,14 0,22 1
92 2012 kalbe farma > KLBF 0,58 1 29,87 1 3,41 0,19 0,22 0
93 2012 merck > MERK 0,73 1 27,07 1 3,87 0,19 0 1
94 2012 taisho pharmaceutical indonesia > SQBI 0,74 1 26,71 1 4,85 0,34 0,18 1
95 2012 tempo scan pacific > TSPC 0,59 1 29,16 0 3,09 0,14 0,28 1
96 2012 mandom indonesia > TCID 0,64 0 27,86 0 7,73 0,12 0,13 1
97 2012 mustika ratu > MRAT 0,78 0 26,84 1 6,02 0,07 0,15 0
98 2012 kedaung indah can > KICI 0,62 1 25,28 1 4,8 0,02 0,3 0
99 2012 kedawung setia indutrial > KDSI 0,29 1 27,07 0 1,59 0,06 0,45 1
100 2012 langgeng makmur industri > LMPI 0,12 0 27,43 0 1,24 0 0,5 1