Download - (BPM) Blok 12
1
BPM
BUKU PANDUAN MAHASISWA
OROMAKSILOFASIAL 2
SEMESTER VI
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
BLOK 3.6.12
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2
BUKU PANDUAN MAHASISWA
BLOK 3.6.12
OROMAKSILOFASIAL 2 SEMESTER VI
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
Penyusun :
Kartika Andari Wulan, drg, SpPros
Fatima, drg, spPros
Diwya Nugrahini Hapsari, drg, spPros
Miftakhul Cahyati, drg, spPM
Esther Lodra, drg, spBM
Purbo Seputro, drg
Delvi Fitriani, drg, M.Kes
Editor :
Dental Education Unit
Edisi Cetakan : Ed.6, April 2016 FKG UB
3
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Panduan Mahasiswa atau Modul Blok 3.6.12 ini telah disusun berdasarkan
kurikulum dan standar prosedur yang telah ditetapkan serta dinyatakan sah untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran bagi mahasiswa Program Studi Pendidikan
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang, April 2015
KPS Kedokteran Gigi, Ketua DEU,
TTD TTD
Dr. M. Chair Effendi, drg., SU., Sp.KGA Dr. Nur Permatasari, drg, MS
NIP 195306181979121005 NIP 196010051991032001
Dekan
Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Brawijaya
TTD
R. Setyohadi, drg., MS
NIP 195802121985031003
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-Nya Buku Panduan Mahasiswa (BPM) Blok 12, edisi 2015/2016 dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini merupakan pedoman pembelajaran blok 3.6.12 semester 6 tahun ajaran 2015/2016. Adapun strategi pembelajaran yang diterapkan pada blok 3.6.12 adalah student centered-learning atau pembelajaran aktif dengan menggunakan metode problem based-learning dan problem solving yang kurikulumnya mengacu kepada Standar Kompetensi Pendidikan Dokter Gigi ditetapkan oleh Konsil kedokteran Indonesia. Buku Panduan Mahasiswa (BPM) Blok 3.6.12 ini memuat integrasi beberapa mata ajar yang tergabung dalam blok ini, antara lain mata ajar Prostodonsia, Ilmu Penyakit Mulut, Bedah Mulut, Psikiatri, Neurologi dan Radiologi Kedokteran Gigi. Kompetensi utama yang diharapkan untuk tercapai adalah pemahaman mengenai kelainan/penyakit oromaksilofasial dan manifestasinya dalam rongga mulut pada pasien non/kompromis medik berikut tata laksana rehabilitasi oromaksilofasial dan kondisi kejiwaan yang membutuhkan penanganan secara profesional. Semoga buku panduan ini bermanfaat bagi mahasiswa serta seluruh komponen terkait dalam proses kegiatan belajar mengajar di Program Studi Ppendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Malang, April 2016 Penanggung Jawab Blok 3.6.12
Kartika Andari Wulan, drg, Sp.Pros
5
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Penyusun Modul Blok (Tim Blok dan Narasumber)
Bab 1. Deskripsi dan Sasaran Pembelajaran Blok
Bab 2. Topic Tree
Bab 3. Kegiatan dan Metode Pembelajaran Blok
Bab 4. Modul dan Topik Pembelajaran Blok
6
DAFTAR PENYUSUN MODUL BLOK
KOORDINATOR BLOK : drg. Kartika Andari W, Sp.Pros WAKIL : drg. Fatima, spPros
NARASUMBER : drg. Diwya Nugrahini Hapsari, Sp.Pros : drg. Esther, Sp.BM (BEDAH MULUT)
: drg. Miftakhul Cahyati, Sp.PM (IPM)
: drg. Purbo Seputro (RKG) : drg. Delvi Fitriani, M.Kes (IMKG)
SKENARIO PENANGGUNG JAWAB NARASUMBER
1 drg. Kartika Andari W, Sp.Pros drg. Kartika Andari Wulan, Sp.Pros drg. Miftakhul Cahyati, Sp.PM drg. Purbo Seputro
2 drg. Kartika Andari W, Sp.Pros drg. Kartika Andari Wulan, Sp.Pros drg. Esther Lodra, Sp.BM drg. Delvi Fitriani, MKes
3 drg. Fatima, Sp.Pros drg. Fatima, Sp.Pros drg. Miftakhul Cahyati, Sp.PM
4 drg. Diwya Nugrahini H, Sp.Pros drg. Diwya Nugrahini H, Sp.Pros drg. Esther Lodra, Sp.BM drg. Purbo Seputro
5 drg. Kartika Andari W, Sp.Pros
drg. Diwya Nugrahini H Sp.Pros drg. Miftakhul Cahyati, Sp.PM
6 drg. Fatima, Sp.Pros
drg. Kartika Andari W, Sp.Pros drg. Diwya Nugrahini H, Sp.Pros
drg. Fatima, Sp.Pros drg. Miftakhul Cahyati, Sp.PM
7 drg. Diwya Nugrahini H, Sp.Pros
drg. Kartika Andari W, Sp.Pros drg. Diwya Nugrahini H, Sp.Pros drg. Fatima, Sp.Pros drg. Esther Lodra, Sp.BM
7
BAB 1
DESKRIPSI DAN SASARAN PEMBELAJARAN BLOK
1.1 DESKRIPSI BLOK
Blok 3.6.12 Oromaksilofasial 2 merupakan integrasi antara ilmu Prostodonsia, Bedah Mulut, Ilmu Penyakit Mulut, Radiologi Kedokteran Gigi, Ilmu Material Kedokteran Gigi dan Neurologi-Psikiatri. Pada blok ini akan dipelajari mengenai rehabilitasi oromaksilofasial dengan menggunakan gigi tiruan lepasan pada pasien non-kompromis medik maupun pasien kompromis medik yang disertai
kelainan/penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut; mempelajari penatalaksanaan klinis dan laboratoris tindakan rehabilitasi oromaksilofasial pada pasien non- kompromis medik / kompromis medik secara holistik dan komprehensif berikut interpretasi pemeriksaan penunjang; serta analisis kondisi psikologis, sosio-ekonomi dan perilaku pasien yang memerlukan perawatan khusus secara profesional.
Aspek-aspek tersebut di atas dipelajari melalui berbagai skenario kasus yang
dapat memicu kedalaman pembelajaran dan kemampuan pemecahan masalah. Skenario kasus tersebut juga diselaraskan dengan kegiatan skill’s lab dan perkuliahan yang bersifat pengayaan untuk menambah dan memperkuat wawasan mahasiswa.
1.2 SASARAN PEMBELAJARAN BLOK A. Sasaran Belajar Terminal Pada akhir kegiatan pembelajaran blok diharapkan mahasiswa: 1. Mampu menjelaskan dan melakukan tata laksana rehabilitasi oromaksilofasial
menggunakan gigi tiruan lepasan berikut penanggulangan masalah-masalah pasca pemasangan gigi tiruan lepasan pada pasien kompromis medik secara holistik dan komprehensif.
2. Mampu menjelaskan dan melakukan tata laksana bedah preprostetik dan kelainan TMJ secara holistik dan komprehensif.
3. Mampu menjelaskan dan melakukan tata laksana kelainan/penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut pasien kompromis medik secara holistik dan komprehensif.
4. Mampu mengidentifikasi kondisi psikologis-sosial-ekonomi dan menganalisis perilaku pasien yang memerlukan perawatan khusus secara profesional.
8
BAB 2 TOPIC TREE
OROMAKSILOFASIAL 2
REHABILITASI
OROMAKSILOFASIAL
GIGI TIRUAN
LENGKAP
GIGI TIRUAN
SEBAGIAN LEPASAN
PROBLEMA
PASCA INSERSI
GIGI TIRUAN
SEBAGIAN
LEPASAN
MANIFESTASI ORAL PENY.MULUT PADA PASIEN
KOMPROMIS MEDIK
BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
BEDAH
PREPROSTETIK
KELAINAN NEUROLOGIS
OROMAKSILOFASIAL
KELAINAN NEUROLOGIS
SISTEMIK
DEFISIENSI VITAMIN
DEFISIENSI IMUN (HIV)
KELAINAN TMJ
TRAUMA
NON
TRAUMA
SEDERHANA
SEDERHANA
KOMPLEKS
KOMPLEKS
KONDISI PSIKO-SOSIAL PASIEN GERIATRI
DAN KOMPROMIS MEDIS
PROBLEMA
PASCA INSERSI
GIGI TIRUAN
LENGKAP
9
BAB 3
KEGIATAN DAN METODE PEMBELAJARAN BLOK
Kegiatan dan metode pembelajaran pada blok 3.6.12 meliputi :
1. Problem-Based Learning (PBL)
Merupakan kegiatan pembelajaran berdasarkan masalah/skenario kasus yang diberikan melalui tutorial/diskusi kelompok terdiri dari 8-12 mahasiswa/kelompok dengan berpedoman pada Seven Jumps. Masalah/skenario kasus yang digunakan merupakan deskripsi suatu fenomena atau peristiwa yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam terkait suatu proses, mekanisme atau prinsip. Diskusi kelompok dilakukan 2 (dua) kali tatap muka dalam setiap minggunya untuk per skenario kasus dengan dipandu oleh fasilitator yang berperan untuk mengarahkan jalannya diskusi tetapi tidak menjadi narasumber (content expert). Pada prinsipnya, diskusi kelompok PBL berfokus pada proses identifikasi masalah dan penjelasan fenomena atau peristiwa yang terjadi di dalam skenario kasus PBL untuk mengasah kemampuan berpikir kritis, pembelajaran mandiri, kerjasama dalam tim dan menstimulasi ketrampilan memecahkan masalah mahasiswa. Mahasiswa secara mandiri menyusun kebutuhan belajarnya karena proses belajar merupakan kegiatan aktif untuk memahami dan menyusun pengetahuan yang dibutuhkan, bukan semata-mata kegiatan pasif menghafal pengetahuan. Sehingga diharapkan, mahasiswa akanmemiliki pemahaman yang mendalam terkait topik yang didiskusikan dan mampu mengaplikasikan pengetahuannya tersebut dalam situasi klinis sehari-hari.
2. Case-Based Learning (CBL) – Problem Solving Merupakan metode pembelajaran yang menggunakan prinsip problem-based learning tetapi lebih ditekankan pada aplikasi hasil pembelajaran yang didapat oleh mahasiswa ke dalam situasi klinik untuk mendapatkan pemecahan masalah. Metode ini digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa belajar dan mengingat ilmu pengetahuan akan lebih mudah dilakukan apabila mahasiswa dapat mengkaitkan dan mengaplikasikannya pada kasus-kasus pasien yang akan ditemuinya di situasi klinik. Diskusi kelompok menggunakan skenario kasus klinik yang didiskusikan saat
tutorial/diskusi kelompok (8-12 mahasiswa/kelompok) dalam 1 (satu) kali tatap muka dengan dipandu oleh fasilitator. Berbeda dengan PBL, skenario kasus klinik diberikan beberapa hari sebelum diskusi kelompok (advanced preparation) agar mahasiswa dapat mempersiapkan bekal ilmu pengetahuan yang menunjang proses kreatif untuk mencari pemecahan masalah. Skenario kasus klinik yang digunakan terintegrasi dengan pembelajaran dalam blok sehingga saat melakukan case-based learning, mahasiswa dapat memanfaatkan prior knowledge yang dimilikinya secara
10
optimal. Apabila saat diskusi, mahasiswa menemui kesulitan dalam mencari pemecahan masalah maka fasilitator dapat memberikan stimulasi atau informasi tambahan yang dapat membantu mahasiswa untuk mencari pemecahan masalahnya. Sehingga di akhir diskusi, tercapai suatu kesepakatan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
3. Self-Directed Learning (Belajar Mandiri) Menurut Knowles (1975), self-directed learning (SDL) merupakan proses dimana seseorang berinisiatif sendiri dengan atau tanpa bantuan dari orang lain untuk menentukan kebutuhan belajarnya, memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber belajarnya (bertanya pada narasumber atau membaca sumber pustakanya), memilih dan mengimplementasikan strategi belajar yang sesuai untuk dirinya dan mengevaluasi hasil belajarnya secara mandiri. Keterampilan ini dibutuhkan oleh mahasiswa untuk menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat (life long learner) yang akan menunjang pengembangan diri mahasiswa sebagai seorang tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional. Pada kegiatan blok ini, hasil belajar mandiri didokumentasikan dalam bentuk log book (individu) dan makalah laporan kelompok.
4. Lecture-Based Learning (LBL)
Pada blok ini terbagi menjadi :
a. Kuliah Penguatan
Merupakan kegiatan perkuliahan konvensional yang bertujuan untuk
memperkaya wawasan mahasiswa dan mengklarifikasi seluruh materi terkait
topik yang telah didiskusikan oleh mahasiswa ketika tutorial PBL dan CBL
sehingga mahasiswa memiliki kesamaan persepsi isi material terkait topik
pembelajaran. Kuliah pengayaan dilakukan setelah tutorial PBL dan CBL oleh
narasumber blok yang mengampu topik tersebut di setiap minggu.
b. Kuliah Pakar dan Mini Lecture
Merupakan kegiatan perkuliahan konvensional yang sifatnya nice to know untuk
menambah wawasan terkait topik tertentu selain dari materi pembelajaran blok
yang telah diberikan. Kuliah pakar dan mini lecture diberikan sesuai kebutuhan
blok oleh narasumber tamu atau blok.
5. Clinical Skill’s Training (Skill’s Lab)
Merupakan kegiatan yang dilakukan pada clinical skill’s laboratorium untuk melatih
mahasiswa untuk menguasai keterampilan klinik yang nantinya dibutuhkan dalam
melakukan perawatan pada pasien. Topik kegiatan ini menyesuaikan topik
pembelajaran blok tiap minggunya sehingga diharapkan setelah mahasiswa
11
memahami teori yang mendukung, mahasiswa dapat mensimulasikan dan
mengaplikasikan teori tersebut pada kegiatan skill’s lab.
BAB 4
MODUL DAN TOPIK PEMBELAJARAN BLOK
4.1 MODUL 1 : REHABILITASI OROMAKSILOFASIAL DAN MANAJEMEN
PERILAKU PADA PASIEN KOMPROMIS MEDIK
TOPIK 1. REHABILITASI GIGI TIRUAN LENGKAP DAN KELAINAN
NEUROLOGIS-OROMAKSILOFASIAL DISERTAI MANAJEMEN PERILAKU
PASIEN
Pada akhir pembelajaran dalam topik ini
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Metode
Kuliah PBL SL
1. Memahami dan menjelaskan terminologi gigi tiruan
lengkap berikut tujuan dan macam-macamnya.
V
2. Memahami dan menjelaskan prinsip gigi tiruan lepasan V V
3. Memahami dan menjelaskan klasifikasi kehilangan gigi
total
V
4. Memahami dan melakukan pengisian rekam medik di
bidang prostodonsia
V
5. Memahami dan menyusun anamnesis secara ringkas
dan sistematis untuk membantu penegakan diagnosis
dan rencana perawatan prostodonsia
V
6. Menganalisa informasi pasien terkait kesehatan umum
(riwayat penyakit, alergi, penyakit sistemik,
penggunaan obat-obatan) yang bermanifestasi oral
dan mempengaruhi prognosis keberhasilan perawatan
gigi tiruan lengkap
V V
7. Menganalisa informasi pasien terkait kesehatan gigi
dan mulutnya (riwayat pencabutan atau perawatan
lainnya, pengalaman pasien dengan gigi tiruan)
V V
8. Menganalisa hasil pemeriksaan ekstra oral dan intra
oral pasien
V V
9. Mengidentifikasi dan menganalisa anatomical landmark V V V
12
dan fisiologis ekstra oral dan intra oral (pada rahang
tidak bergigi) pasien
10. Menjelaskan interpretasi radiografik ekstra oral pada
kondisi rahang tidak bergigi
V V
11. Mengidentifikasi dan menjelaskan sikap dan perilaku
pasien geriatri dan kompromis medik
V V
12. Menjelaskan pengertian dan macam-macam
penyakit/kelainan neurologis-oromaksilofasial
(trigeminal neuralgia, bell’s palsy, atypical facial pain,
post herpetic neuralgia)
V V
13. Menjelaskan etiologi dan patogenesis penyakit/kelainan
neurologis oromaksilofasial (trigeminal neuralgia, bell’s
palsy, atypical facial pain, post herpetic neuralgia)
V V
14. Menjelaskan gambaran klinis penyakit/kelainan
neurologis oromaksilofasial (trigeminal neuralgia, bell’s
palsy, atypical facial pain, post herpetic neuralgia)
V V
15. Menjelaskan interpretasi pemeriksaan penunjang
(neuro imaging: MRI, CT Scan) untuk
penyakit/kelainan neurologis oromaksilofasial
(trigeminal neuralgia, bell’s palsy, atypical facial pain,
post herpetic neuralgia)
V V
16. Menjelaskan dan melakukan tata laksana klinis
penyakit/kelainan neurologis oromaksilofasial
(trigeminal neuralgia, bell’s palsy, atypical facial pain,
post herpetic neuralgia)
V V
REFERENSI PUSTAKA
1. FJ Harty, R Ogston. Kamus Kedokteran Gigi. 1995. Terjemahan EGC. 2. Academy of Prosthodontics. The Glossary of Prosthodontics terms. Vol 93 No 1.
2005. The Journal of Prosthetic Dentistry. 3. AO Rahn, CM Heartwell. Textbook of Complete Dentures. 5th ed, 1993. Lea &
Febiger Pub, London. 4. Zarb GA, Bolender CL, Carlsson GE. Boucher’s Prosthodontic Treatment for
Edentulous patients. 11th ed, 1997. 5. Watt DM; MacGregor AR. Designing Complete Denture. WB Saunders. 6. MacEntee MI. Complete Dentures: A Clinical Pathway. 1999. Quintessences 7. Neill DJ; Nairn RI. Complete Denture Prosthetics. 3rd ed. 1990. Butterworth-
Heinemann 8. JA Hobkirk. A Colour Atlas of Complete Dentures. Wolfe.
13
9. Grant AA; Heath JR; McCord JF. Complete Prosthodontics: Problems, Diagnosis and Management. 1994. Wolfe
10. Basker RM; Davenport JC. Prosthetic treatment of the edentulous patient. 4th ed. 2002. Blackwell.
11. Little JW; Falace DA; Miller CS; Rhodus NL. Dental Management of the medically compromised patient. 7th ed, 2008. Mosby Elsevier.
12. Pedersen PH; Harald L. Textbook of Geriatric Dentistry. 2nd ed. 1996. Munksgaard. 13. Lamster IB. Improving Oral Health for the elderly: an Interdiscplinary Approach.
2008. Springer 14. WE McDevitt. Anatomi Fungsional dari Sistem Pengunyahan (Functional Anatomy of
the Masticatory System). 1992. Terjemahan EGC. 15. DM Watt, AR MacGregor. Membuat Desain Gigi Tiruan Lengkap (Designing
Complete Dentures). 1992. Terjemahan Hipokrates. 16. Ny. Itjiningsih WH, drg. Gigi Tiruan Lepas Lengkap. 1996. EGC 17. GreenbergM; Glick M (2008). Burket’s Oral Medicine Diagnosis & Treatment. 11th
ed. Hamilton:BC Decker Inc 18. Neville BW; Damn DD; Allen CM; Bouquot JE (2009). Oral & Maxillofacial
pathology.3rd ed. WB Saunders. 19. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK (2008). Oral Pathology Clinical Pathologic
Correlation. 5th ed. WB Saunders 20. Scully C.Oral and Maxillofacial Medicine The Basis of Diagnosis and Treatment.
2004. Edinburgh: Wright
21. Field A, Longman L, Tyldesley WR. Tyldesley’s Oral Medicine. 5th ed. 2003. New York: Oxford University Press
22.Pharoah MJ, White SC. Oral Radiology: Principles and Interpretation. St.Louis, Missouri. Mosby Inc, 2004.
23.Whaites E. Essentials of Dental Radiography and Radiology. 3rd ed. Churchill Livingstone, 2003. 24. Olaf E, Langland, Roher, P Langlais. John W. Preece. Principles of Dental Imaging.
2nd ed. Lippicont Williams & Willkins, 2002.
14
TOPIK 2. PENATALAKSANAAN GIGI TIRUAN LENGKAP (GTL) DAN BEDAH PREPROSTETIK
Pada akhir pembelajaran dalam topik ini
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Metode
Kuliah PBL SL
1. Memahami dan menjelaskan komponen gigi tiruan
lengkap berikut kegunaannya
V V V
2. Memahami dan melakukan tahapan kerja klinis
pembuatan gigi tiruan lengkap
V V V
3. Memahami dan menjelaskan tujuan mouth preparation
sebelum pembuatan gigi tiruan lengkap
V V
4. Memahami dan melakukan tahapan kerja laboratoris
pembuatan gigi tiruan lengkap
V V V
5. Memahami dan menjelaskan macam-macam material
yang digunakan untuk gigi tiruan lengkap
V V V
6. Memahami dan menjelaskan konsep oklusi statik dan
dinamik gigi tiruan lengkap
V V
7. Memahami dan menjelaskan macam-macam tindakan
bedah preprostetik
V V
8. Memahami dan melakukan tindakan alveolektomi untuk
persiapan rongga mulut
V V V
REFERENSI PUSTAKA
1. FJ Harty, R Ogston. Kamus Kedokteran Gigi. 1995. Terjemahan EGC. 2. Academy of Prosthodontics. The Glossary of Prosthodontics terms. Vol 93 No 1.
2005. The Journal of Prosthetic Dentistry. 3. AO Rahn, CM Heartwell. Textbook of Complete Dentures. 5th ed, 1993. Lea &
Febiger Pub, London. 4. Zarb GA, Bolender CL, Carlsson GE. Boucher’s Prosthodontic Treatment for
Edentulous patients. 11th ed, 1997.
5. Watt DM; MacGregor AR. Designing Complete Denture. WB Saunders. 6. MacEntee MI. Complete Dentures: A Clinical Pathway. 1999. Quintessences 7. Neill DJ; Nairn RI. Complete Denture Prosthetics. 3rd ed. 1990. Butterworth-
Heinemann 8. JA Hobkirk. A Colour Atlas of Complete Dentures. Wolfe.
15
9. Muraoka H. A Colour Atlas of Complete Denture Fabrication: A Clinical Techniques Using Interim Dentures. 1989. Quintessence.
10. Morrow RM; Rudd KD; Eissmann HF. Dental Laboratory Procedures:Complete Dentures. Vol 1. 1980.
11. JP Okeson. Management of Temporomandibular Disorders & Occlusion. 2nd ed, 1989. MOSBY.
12. PE Dawson. Evaluation, Diagnosis & Treatment of Occlusal Problems. 1974. MOSBY. 13. Ramfjord, Ash. Occlusion. 3rd ed, 1983. SAUNDERS. 14. RE Jordan et al. Kraus’s Dental Anatomy & Occlusion. 2nd ed, 1992. MOSBY. 15. AP Howat; Capp NJ; Barret NVJ. A Colour Atlas of Occlusion & Malocclusion. 1991.
WOLFE. 16. Starshak TJ. Preprosthetic Oral Surgery. 1971. Mosby 17. Kruger, 1984, Oral and Maxillofacial Surgery, 6th ed, C.V Mosby Company, St. Lois,
Toronto. 18. Archer, W.H. 1975. Oral and Maxillofacial Surgery. Vol. I & II. 5th ed.
Philadelphia & London : W.B. Saunders Co. 19. Birn, H. & Winter, J.E. 1975. Manual of Minor Oral Surgery. Philadelphia, London &
Toronto. W.B. Saunders Co. 20. Dimitroulis G. 1997. A Synopsis of Minor Surgery. 1st ed. Oxford. Reed Educational
and Professional Publising Ltd 21. Gans, B.J. (1972) : Atlas of Oral Surgery. 1st ed., St. Louis, The CV. Mosby Co. 22. HJ Wilson et al. Dental Technology and Materials for Student. 8th ed, 1987.
Blackwell Scient.Pub. 23. Powers JM; Sakaguchi RL. Craig’s Restorative Dental Materials. 12th ed. 2006.
Mosby
16
TOPIK : GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN (GTSL) DAN GANGGUAN/KELAINAN SENDI RAHANG (TMJ) NON TRAUMA
Pada akhir pembelajaran dalam topik ini
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Metode
Kuliah PBL SL
1. Memahami dan menjelaskan klasifikasi kehilangan gigi
permanen
V V V
2. Memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra
indikasi perawatan gigi tiruan sebagian lepasan
V V
3. Memahami dan menjelaskan komponen gigi tiruan
sebagian lepasan
V V V
4. Memahami dan menentukan gigi penyangga yang
paling tepat untuk desain gigi tiruan sebagian lepasan
V V V
5. Memahami dan menjelaskan prinsip biomekanika gigi
tiruan sebagian lepasan
V V V
6. Memahami dan menjelaskan persiapan rongga mulut
(meliputi survey pendahuluan, diagnostik mouth
preparation dan clinical mouth preparation)
V V V
7. Memahami dan melakukan tahapan kerja klinis
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan
V V V
8. Memahami dan menjelaskan tujuan mouth preparation
sebelum pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan
V V
9. Memahami dan melakukan tahapan kerja laboratoris
pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan
V V V
10. Memahami dan menjelaskan macam-macam,
etiopatogenesis, gambaran klinis kelainan TMJ non
trauma
V V
11. Memahami dan melakukan tatalaksana klinis
penanganan kelainan TMj non trauma
V V V
REFERENSI PUSTAKA
1. FJ Harty, R Ogston. Kamus Kedokteran Gigi. 1995. Terjemahan EGC. 2. Academy of Prosthodontics. The Glossary of Prosthodontics terms. Vol 93 No 1.
2005. The Journal of Prosthetic Dentistry. 3. Grant, Johnson. Removable Denture Proshodontics. 2nd ed, 1992. Churchill
Livingstone.
17
4. AJ Krol et al. Removable Partial Denture Design, Outline Syllabus. 5th ed, 1999. Indent Pub, USA.
5. Stratton, Wiebelt. An Atlas of Removable Partial Denture Design. 1988. Quint Pub. 6. Davenport et al. A Colour Atlas of Removable Partial Denture.1989. WOLFE. 7. Carr et al. McCracken’s Removable Partial Prosthodontics. 11th ed, 2005. Elsevier
Mosby. 8. OsborneJ; Lammie GA. Partial Dentures. 4th ed, 1974. Blackwell Scientific Pub. 9. Lechner SK; MacGregor AR. Removable Prosthodontics : a case-oriented manual of
treatment planning. 1994.Mosby 10. Stewart KL; Rudd KD; WA Kuebker. Clinical Removable Partial Prosthodontics. 2nd
ed. 1992. Ishiyaku Euro America. 11. DM Watt, AR MacGregor. Penentuan Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. 1993.
Terjemahan Hipokrates. 12. HA Gunadi dkk. Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I & II. 1995.
Hipokrates. 13. DJ Neill, JD Walter. Buku Pintar Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Ed 2,1993.
Terjemahan EGC. 14. Pharoah MJ, White SC. Oral Radiology: Principles and Interpretation. St.Louis,
Missouri. Mosby inc, 2004. 15. Whaites E. Essentials of Dental Radiography and Radiology. 3rd ed. Churchill
Livingstone, 2003
18
TOPIK : GIGI TIRUAN LEPASAN KOMPLEKS DAN DEFISIENSI NUTRISI
Pada akhir pembelajaran dalam topik ini
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Metode
Kuliah PBL SL
1. Memahami dan menjelaskan macam-macam gigi tiruan
lepasan kompleks
V V
2. Memahami dan menjelaskan indikasi dan kontra
indikasi perawatan gigi tiruan lepasan kompleks
V V
3. Memahami dan melakukan prosedur klinis untuk gigi
tiruan lepasan kompleks
V V
4. Memahami dan menentukan pertimbangan gigi
penyangga yang paling tepat untuk desain gigi tiruan
lepasan kompleks
V V
5. Memahami dan menjelaskan macam-macam defisiensi
nutrisi
V V
6. Memahami dan menjelaskan gambaran klinis defisiensi
nutrisi
V V
7. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan klinis
defisiensi nutrisi
V V
REFERENSI PUSTAKA
1. FJ Harty, R Ogston. Kamus Kedokteran Gigi. 1995. Terjemahan EGC. 2. Academy of Prosthodontics. The Glossary of Prosthodontics terms. Vol 93 No 1.
2005. The Journal of Prosthetic Dentistry. 3. Geering AH; Kundert M; Kelsey CC. Complete Denture and Overdenture Prosthetics.
1993. Thieme. 4. Brewer AA; Marrow RM. Overdentures. 2nd ed. 1980. Mosby 5. Basker RM; Harrison A; Ralph JP; Watson CJ. Overdentures in General Dental
Practice. 3rd ed. 1993. 6. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK (2008). Oral Pathology Clinical Pathologic
Correlation. 5th ed. WB Saunders 7. GreenbergM; Glick M (2008). Burket’s Oral Medicine Diagnosis & Treatment. 11th
ed. Hamilton:BC Decker Inc 8. Neville BW; Damn DD; Allen CM; Bouquot JE (2009). Oral & Maxillofacial
pathology.3rd ed. WB Saunders.
19
TOPIK : PROBLEMA PASCA INSERSI GT LEPASAN DAN PENYAKIT/KELAINAN NEUROLOGIS-SISTEMIK
Pada akhir pembelajaran dalam topik ini
mahasiswa diharapkan mampu untuk :
Metode
Kuliah PBL SL
1. Memahami dan menjelaskan macam-macam problema
pasca insersi gigi tiruan lepasan
V V V
2. Memahami dan melakukan prosedur klinis untuk gigi
tindakan reparasi, relining dan rebasing gigi tiruan
lepasan
V V V
3. Memahami dan menjelaskan macam-macam kelainan
neurologis sistemik dan manifestasi oralnya
V V
4. Memahami dan menjelaskan gambaran klinis penyakit
epilepsi dan parkinson
V V
5. Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan klinis
kelainan epilepsi dan parkinson ditinjau dari kedokteran
gigi
V V
REFERENSI PUSTAKA
1. FJ Harty, R Ogston. Kamus Kedokteran Gigi. 1995. Terjemahan EGC.
2. Academy of Prosthodontics. The Glossary of Prosthodontics terms. Vol 93 No 1. 2005. The Journal of Prosthetic Dentistry.
3. AO Rahn, CM Heartwell. Textbook of Complete Dentures. 5th ed, 1993. Lea & Febiger Pub, London.
4. Zarb GA, Bolender CL, Carlsson GE. Boucher’s Prosthodontic Treatment for Edentulous patients. 11th ed, 1997.
5. Watt DM; MacGregor AR. Designing Complete Denture. WB Saunders. 6. MacEntee MI. Complete Dentures: A Clinical Pathway. 1999. Quintessences 7. Neill DJ; Nairn RI. Complete Denture Prosthetics. 3rd ed. 1990. Butterworth-
Heinemann 8. JA Hobkirk. A Colour Atlas of Complete Dentures. Wolfe. 9. Grant AA; Heath JR; McCord JF. Complete Prosthodontics: Problems, Diagnosis and
Management. 1994. Wolfe 10. Muraoka H. A Colour Atlas of Complete Denture Fabrication: A Clinical Techniques
Using Interim Dentures. 1989. Quintessence. 11. Morrow RM; Rudd KD; Eissmann HF. Dental Laboratory Procedures:Complete
Dentures. Vol 1. 1980. 12. GreenbergM; Glick M (2008). Burket’s Oral Medicine Diagnosis & Treatment. 11th
ed. Hamilton:BC Decker Inc
20
13. Neville BW; Damn DD; Allen CM; Bouquot JE (2009). Oral & Maxillofacial pathology.3rd ed. WB
Saunders. 14. Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK (2008). Oral Pathology Clinical Pathologic
Correlation. 5th ed. WB Saunders 15. Scully C.Oral and Maxillofacial Medicine The Basis of Diagnosis and Treatment.
2004. Edinburgh: Wright 16. Field A, Longman L, Tyldesley WR. Tyldesley’s Oral Medicine. 5th ed. 2003. New
York: Oxford University Press