Download - Bitemark Fixed
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
1/36
MAKALAH RADIOLOGI
ANALISISBITEMARK
Disusun oleh:
Dosen Pembimbing:
drg. Isti Rahau Surani
!AK"L#AS K$DOK#$RAN GIGI
"NI%$RSI#AS GAD&AH MADA
'OG'AKAR#A
()*(
Nur Aida !itri )+,+--*
Patriia /inn )+,+--(
Namira Pami0atsih )+,+---
Arinta Rahmania )+,+--1
Maria #riananingsih)+,+--2
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
2/36
I.Pendahuluan
Forensik biasanya selalu dikaitkan dengan tindak pidana (tindak melawan
hukum). Dalam buku-buku ilmu forensik pada umumnya ilmu forensik diartikan
sebagai penerapan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan tertentu untuk kepentingan
penegakan hukum dan keadilan. Dalam penyidikan suatu kasus kejahatan, observasi
terhadap bukti fisik dan interpretasi dari hasil analisis (pengujian) barang bukti
merupakan alat utama dalam penyidikan tersebut (Purwandianto, !!!)
"lmu forensik men#akup beragam bidang, beberapa diantaranya termasuk
analisis sidik jari, senjata api, analisir rambut, analisis bekas gigitan atau bite marks.
Diantara semua, bite mark merupakan pengujian yang kontroversial dan bersifat
subyektif dan langka empiris. $eskipun demikian pengadilan menerima analisis bite
marks sebagai tanda bukti (%ampurna, !!&)
'dontologi forensik, bidang ilmu ini berkembang berdasarkan pada
kenyataannya bahwa gigi, perbaikan gigi (dental restoration), dental protesa
(penggantian gigi yang rusak), struktur rongga rahang atas sinus ma*illaris+, rahang,
struktur tulang palatal (langit-langit keras di atas lidah), pola dari tulang trabekula,
pola penumpukan krak gigi, tengkuk, keriput pada bibir, bentuk anatomi dari
keseluruhan mulut dan penampilan morfologi muka adalah stabil atau konstan pada
setiap individu. arakteristik tersebut dapat dijadikan sebagai a#uan dalam
penelusuran identitas seseorang (mayat tak dikenal). %ehingga bukit peta gigi dari
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
3/36
korban, tanda bekas gigitan, atau sidik bibir dapat dijadikan sebagai bukti dalam
penyidikan tindak kejahatan (%aferstein, &&/)
0ejasbekas gigitan pada kulit adalah suatu pola dari #edera pada kulit yang
dihasilkan oleh gigi. eperluan dalam pemeriksaan jejas gigitan ini pada
bidang forensik biasanya terjadi pada suatu kejaha tan misa lkan pada kasus
pembunuhan, kekerasan seksual, penyiksaan anak, kekerasan dalam rumah tangga,
dan penganiayaan. 0ejas gigitan juga bisa diakibatkan binatang terutama anjing dan
ku#ing. Dalam penyidikan suatu kasus kejahatan, observasi terhadap bukti fisik dan
interpretasi dari hasil analisis (pengujian) barang bukti merupakan alat utama dalam
penyidikan tersebut( 1essig dan 2eber, !!3).
Dokter gigi forensik seringkali terlibat dalam identifikasi korban yang telah
meninggal. Perbandingan #iri-#iri khusus yang terdapat pada gigi asli maupun gigi
palsu serta restorasi-restorasi gigi memungkinkan korban yang telah membusuk,
terbakar, atau termutilasi dapat diindentifikasi sebagai individu spesifik. "dentifikasi
korban yang telah meninggal merupakan tugas yang paling sering dilakukan dokter
gigi forensik namun bidang ilmu kedokteran gigi forensik yang paling menantang
adalah analisis bite mark manusia atau hewan yang ditemukan pada kulit atau objek-
objek pada tempat kejadian perkara. Perbandingan #iri-#iri unik yang ditemukan
dengan #iri-#iri pada gigi tersangka dapat mengungkapkan hubungan penting antara
tersangka dan korban (4rogdon, &&5).
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
4/36
II. #IN&A"AN P"S#AKA
4ite mark merupakan luka berpola pada kulit atau permukaan lainnya yang
disebabkan oleh permukaan gigitan dari gigi manusia atau hewan dengan kekuatan
yang minimum. 4erdasarkan manual 64F', bite mark diartikan sebagai perubahan
fisik pada suatu medium yang disebabkan oleh adanya kontak gigi dan pola yang
tertinggal pada objek atau jaringan dari struktur gigi manusia atau hewan (7ai dan
aur, !). 4ite mark merupakan keunikan pada masing-masing orang bahkan pada
identifikasi pada manusia yang kembar karena karakteristik bite mark dapat
dipengaruhi oleh tipe, jumlah, kekhususan gigi, dinamika oklusi, fungsi otot
pergerakan gigi individual dan disfungsi 8$0 dari pelakunya ($aloth dan
9anapathy, !).
4ite mark manusia umumnya ditemukan pada kulit korbannya, dan dapat
ditemukan pada hampir seluruh bagian tubuh manusia. 9igitan khas manusia
umumnya tergambar sebagai luka berbentuk elips atau sirkuler yang men#atat
karakteristik spesifik gigi-geligi. 4entuk tersebut dapat berupa dua lengkung seperti
huruf : yang dasarnya dipisahkan oleh daerah terbuka. Diameter luka umumnya
berkisar !-;/ mm (7ai dan aur, !).
8eknik klasik analisis bite mark dilakukan berdasarkan interpretasi bukti
fotografi, yaitu gigitan dibandingkan dengan model gigi dari tersangka. %elain itu,
metode lain yang banyak digunakan adalah dengan menjiplak gigi-geligi kemudian
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
5/36
dibandingkan dengan foto luka. Pengakuan akan adanya potensi ketidakakuratan
memun#ulkan sejumlah teknik alternatif, diantaranya adalah dengan analisis
komputer (2illems, !!!).
A. M$#OD$ TRACING BITEMARK
6nalisis bukti membutuhkan pembandingan antara tanda yang tidak dikenal
pada kulit atau objek dengan eksemplar gigi-geligi tersangka.
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
6/36
9ambar .Hand-traceddari dental study
2. Hand-traced dari eta0an wax
>etakan gips rahang atas dan rahang bawah ditekankan ke wax untuk
mendapatkan #etakan dangkal dari permukaan gigitan enam gigi anterior rahang atas
dan rahang bawah. %elembar lapisan tipis transparan diletakkan di atas wax.
Perimeter dari masing-masing #ekungan yang disebabkan oleh gigi dilakukan hand-
traced menggunakan pulpen dengan ujung yang ke#il. 8anda sisi kanan dituliskan.
=asil overlaydari teknik ini diasumsikan sebagai ukuran yang nyata karena langsung
diambil dari gips #etakan gigi-geligi (gambar ) (%weet dan 4owers, &&5).
9ambar .Hand-traced dari #etakan wax
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
7/36
3. Hand-traced dari gambar 3erogra4i0
$asing-masing gips #etakan rahang atas dan rahang bawah diletakkan di atas
plat ka#a mesin fotokopi yang telah dikaliberasi untuk menghasilkan gambar !!?.
%kala 64F' @o. diletakkan sebagai penanda sisi kiri. 9ambar *erografik
dihasilkan pada kertas putih. %kala 64F' @o. pada gambar dibandingkan dengan
skala aktual untuk memastikan hasil yang sama. 9ambar *erografik diletakkan
menghadap kebawah pada meja iluminasi. Permukaan gigitan dari enam gigi anterior
rahang atas dan rahang bawah digambarkan dengan hand-tracing pada gambar
transiluminasi menggunakan pulpen dengan ujung ke#il. %kala 64F' @o.
diletakkan sebagai penanda sisi kiri. Permukaan kertas yang memuat jejak gambar
gigi (kebalikan dari gambar *erografik) diletakkan menghadap kebawah di atas plat
ka#a mesin fotokopi dan gambar yang seukuran didapatkan pada lembar tipis
transparan (gambar A) (%weet dan 4owers, &&5).
9ambar A.Hand-traced dari gambar *erografik
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
8/36
. Metode eta0an waxradio5a0
>etakan gips rahang atas dan rahang bawah ditekankan ke baseplate wax
untuk mendapatkan #etakan dangkal dari permukaan gigitan enam gigi anterior. 3!!
mg serbuk logam di#ampur dengan A! isopropil alkohol. %ejumlah ke#il #ampuran
tersebut se#ara berurutan dimasukkan ke #etakan gigi individual manggunakan /!
sikat rambut berbulu emas. >ampuran tersebut dibatasi pada #atakan waxyang dibuat
pada permukaan insisal gigi-gigi yang diinginkan. omponen alkohol
memungkinkan evaporasi sampai dengan / menit. 7esidu serbuk logam
menggambarkan ukuran masing-masing gigi, bentuk dan posisi anatomis. Film
radiografi ukuran ; diletakkan di bawah wax. 9ambaran radiografi terbentuk pada
film melalui waxmenggunakan parameter paparan B!kCp, / m6, !,! s, dengan
jarak fokus ;/ #m. 9ambaran radiografi dipindai ke 6dobe Photoshop. $enggunakan
Inverse command, gambar dibalik untuk menghasilkan background yang jelasdengan
penanda hitam dari permukaan gigitan gigi-geligi (gambar ;) (%weet dan 4owers,
&&5).
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
9/36
9ambar ;. $etode #etakan waxradiopak
6. KLASI!IKASI POLA GIGI#AN
Pola gigitan mempunyai derajat perlukaan sesuai dengan kerasnya gigitan,
pada pola gigitan manusia terdapat 3 kelas yaitu
. elas " pola gigitan terdapat jarak dari gigi insisive dan kaninus.
. elas "" pola gigitan kelas "" seperti pola gigitan kelas " tetapi terlihat pola
gigitan #usp bukalis dan palatalis maupun #usp bukalis dan #usp
lingualis tetapi derajat pola gigitannya masih sedikit.
A.elas """ pola gigitan kelas """ derajat luka lebih parah dari kelas "" yaitu
permukaan gigit insisive telah menyatu akan tetapi dalamnya luka
gigitan mempunyai derajat lebih parah dari pola gigitan kelas "".
;.elas "C pola gigitan kelas "C terdapat luka pada kulit dan otot di bawah kulit
yang sedikit terlepas atau rupture sehingga terlihat pola gigitan
irreguler.
/.elas C pola gigitan kelas C terlihat luka yang menyatu pola gigitan insisive,
kaninus dan premolar baik pada rahang atas maupun bawah.
3.elas C" pola gigitan kelas C" memperlihatkan luka dari seluruh gigitan dari
rahang atas, rahang bawah, dan jaringan kulit serta jaringan otot
terlepas sesuai dengan kekerasan oklusi dan pembukaan mulut
(Paradipta, !).
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
10/36
7. &$NIS8&$NIS POLA GIGI#AN PADA MAN"SIA
Pola gigitan pada jaringan manusia sangatlah berbeda tergantung organ tubuh
mana yang terkena, apabial pola gigitan pelaku seksual mempunyai lokasi tertentu,
pada penyiksaan anak mempunyai pola gigitan pada bagian tubuh tertentu pula akan
tetapi pada gigitan yang dikenal sebagai #hild abuse maka pola gigitannya hampir
semua bagian tubuh. 0enis pola gigitan pada manusia ada ; ma#am yaitu pola gigitan
heteroseksual, pola gigitan pada penyiksaan anak (#hild abuse), pola gigitan hewan,
pola gigitan homoseksual lesbian, luka pada tubuh korban yang menyerupai lluka
pola gigitan
. Pola gigitan heteroseksual
Pola gigitan pada pelaku-pelaku hubungan intim antar lawan jenis dengan
perkataan lain hubungan seksual antara pria dan wanita terdapat penyimpangan
yang sifatnya sedikit melakukan penyiksaan yang menyebabkan lawan jenis
sedikit kesakitan atau menimbulkan rasa sakit.
. Pola gigitan dengan aksi lidah dan bibir pola gigitan ini terjadi pada waktu
pelaksanaan birahi antara pria Dan wanita.
. Pola gigitan pada organ genital pola gigitan ini bila terjadi pada pria biasanya
dilakukan gigitan oleh orang yang dekat dengannya misalnya istrinya atau
teman selingkuhnyanya yang mengalami #emburu buta.
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
11/36
A. Pola gigitan pada sekitar organ genital pola gigitan ini terjadi akibat
pelampiasan dari pasangannya atau istrinya akibat #emburu buta yang
dilakukan pada waktu suaminya tertidur pulas setelah melakukan hubungan
seksual.
;. Pola gigitan pada organ genital pola gigitan ini modus operandinya yaitu
pelampiasan emosional dari lawan jenis atau istri karena #emburu buta.
4iasanya hal itu terjadi pada waktu korban tertidur lelap stelah melakukan
hubungan intim.
/. Pola gigitan pada mammae pola gigitan ini terjadi pada waktu pelaksanaan
senggama atau berhubungan intim dengan lawan jenis. Pola gigitan ini baik
disekitar papilla mammae dan lateral dari mammae. 'leh karena mammae
merupakan suatu organ tubuh setengah bulatan maka luka pola gigitan yang
dominan adalah gigitan kaninus. %edangkan pola gigitan gigi seri terlihat
sedikit atau hanya memar saja.
. Pola gigitan pada penyiksaan anak (#hild abuse)
Pola gigitan ini dapat terjadi pada seluruh lokasi atau di sekeliling tubuh
anak-anak atau balita yang dilakukan oleh ibunya sendiri. =al ini disebabkan
oleh suatu aplikasi dari pelampiasan gangguan psikis dari ibunya oleh karena
kenakalan anaknya atau kerewelan anaknya ataupun kebandelan dari anaknya.
Pola gigitan ini terjadi akibat faktor-faktor iri dan dengki dari teman
ibunya, atau ibu anak tetangganya oleh karena anak tersebut lebih pandai, lebih
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
12/36
lin#ah, lebih komunikatif dari anaknya sendiri maka ia melakukan pelampiasan
dengan menggunakan gigitannya dari anak tersebut. =al ini terjadi dengan
ren#ana oleh karena ditunggu pada waktu korban tersebut melewati pinggir atau
depan rumahnya dan kemudian setelah melakukan gigitan itu, ibu tersebut
melarikan diri. 1okasi pola gigitan pada bagian tubuh tertentu yaitu daerah
punggung, bahu atas, leher.
A. Pola gigitan hewan
Pola gigitan hewan umumnya terjadi sebagai akibat dari penyerangan
hewan peliharaan kepada korban yang tidak disukai oleh hewan tersebut.
ejadian tersebut dapat terjadi tanpa instruksi dari pemeliharanya atau dengan
instruksi dari pemeliharanya. 4eberapa hewan yang menyerang korban karena
instruksi dari pemeliharanya biasanya berjenis herder atau Doberman yang
memang se#ara khusus dipelihara pawang anjing di jajaran kepolisian untuk
menangkap pelaku atau tersangka. Pola gigitan hewan juga disebabkan sebagai
mekanisme pertahanan diri maupun sebagai pola penyerangan terhadap
mangsanya. $a#am-ma#am pola gigitan hewan antara lain
a. Pola gigitan anjing biasanya terjadi pada serangan atau atas perintah
pawangnya atau induk semangnya. $isalnya dijajaran kepolisian untuk
mengejar tersangka atau pelaku dan selalu pola gigitan terjadi pada muka
sama seperti hewan buas lainnya antara lain harimau, singa, ku#ing, serigala.
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
13/36
b. Pola gigitan hewan pesisir pantai pola gigitan ini terjadi apabila korban
meninggal di tepi pantai atau korban meninggal dibuang di pesisir pantai
sehingga dalam beberapa hari atau beberapa minggu korban tersebut
digerogoti oleh hewan-hewan laut antara lain kerang, tiram.
#. Pola gigitan hewan peliharaan pola gigitan ini terjadi karena hewan peliharaan
tersebut tidak diberi makan dalam beberapa waktu yang agak lama sehingga ia
sangat lapar sehingga pemeliharanya dijadikan santapan bagi hewan tersebut.
;. Pola gigitan homoseksual lesbian
Pola gigitan ini terjadi sesama jenis pada waktu pelampiasan birahinya.
4iasanya pola gigitan ini di sekitar organ genital yaitu paha, leher dan lain-lain.
/. 1uka pada tubuh korban yang menyerupai lluka pola gigitan.
1uka-luka ini terjadi pada mereka yang menderita depresi berat sehingga
ia se#ara nekat melakukan bunuh diri. Eang sebelumnya ia mengkonsumsi
al#ohol dalam jumlah overdosis.
(Paradipta, !)
D. KLASI!IKASI POLA GIGI#AN MAN"SIA
. elas " polanya menyebar. 8idak ada tanda-tanda gigi individu diidentifikasi.
$ungkin ada tanda salah satu atau kedua lengkung rahang. $ungkin ada sedikit
atau tidak ada nilai pembuktian untuk pen#o#okan pada tersangka. 4ahkan,
mungkin gigitan kelas " tidak dapat diidentifikasi sebagai pola gigitan manusia,
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
14/36
hanya luka berbentuk bulat. 4agaimanapun, yang mungkin menjadi nilai besar
dalam hal ini yaitu seperti saliva, D@6, bentuk lengkung, dan sebagainya.
. elas "" luka gigitan ini memiliki karakteristik kedua kelas dan karakteristik
individual. 1engkung rahang atas (maksila) dan rahang bawah (mandibula) dapat
diidentifikasi. 9igi yang spesifik mungkin diidentifikasi. 9igitan kelas ""
mungkin lebih digunakan untuk eksklusi daripada inklusi pada tersangka.
A. elas """ gigitan ini akan memperlihatkan morfologi gigi yang sangat baik paling
sedikit pada satu rahang. 4entuk gigi spesifik dan posisinya pada lengkung geligi
dapat diidentifikasi. Pola gigitan kelas ini dapat menghasilkan profil geligi dari si
penggigit dan akan digunakan baik pada inklusi maupun eksklusi. Dimensi ketiga
lekukan-lekukan ini mungkin tampak dan dapat membantu memperkirakan waktu
gigitan diberikan dalam hubungannya dengan waktu kematian.
;. elas "C gigitan ini akan menjadi eksisi atau insisi pada jaringan. Darah tampak
pada permukaan dan D@6 mungkin terkontaminasi. 9igitan kelas ini sulit jika
tidak memungkinkan untuk mendapatkan profil gigi yang menyebabkannya.
4agaimanapun, gigitan kelas "C akan hampir selalu menghasilkan luka permanen
atau #a#at hilangnya jari atau telinga. 6tau bekas luka permanen.
(Paradipta, !)
"rutan Pemeri0saan 6itemar0
. "dentifikasi
. Dokumentasi
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
15/36
A. Pengumpulan barang bukti dan penyimpanan barangbukti
;. Penyidikan dental dari bukti yang masih diragukan
/. Penyidikan dental dari bukti yang sudah diketahui
3. Perbandingan fisik antara nomor ; dan / yang dapatberhubungan atau pun
tidak
B. Pengenalan D@6dari usapan saliva pada jejas gigitan
5. omunikasi atau penyampaian hasil investigasi
Identi4i0asi 6itemar0
. 1angkah dasar dalam menganalisa bekas gigitan adalah menentukan gigi
mana yang membuat bekasgigitan yang spesifik.
. 1angkah selanjutnya dalam menganalisa bekas gigitanadalah menentukan
bekas mana yang dibuat oleh gigiatas atau oleh gigi bawah.
Kara0teristi0 0elas gigi
. 9igi depan lebih terlihat pada bekas gigitan
. 7ahangataslebihlebardarirahangbawah.
A. %ebuah bekas gigitan menunjukkan gigi atas depan dangigi bawah depan,
seingga menunjukkan bekas gigipada kulit.
Kara0teristi0 0elas be0as gigitan
.
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
16/36
;. 9igi taring bawah akan membuat bekas berbentuk bulatatau ovoid
/. >elah yang terlihat jelas antara bekas gigitanmenandakan ; kemungkinan
a) emungkinan tidak punya gigi
b) 9igi terlalu pendek atau ada kerusakan gigisebelumnya
#) 6da sebuah objek yang menghalangi gigi saat berkontak dengan kulit
d) =ipotesa yang mengatakan tentang pergerakan jaringan
3. 6rea diantara gigitan gigi yang menunjukkantanda signifikan seperti memar
yang samar sesuai dengan bagian gigi yang tidakbersentuhan dengan kulit
sesuai denganbeberapa gambaran giginya saat itu.Perbedaangaris bentuk
jaringan akan lebih jelas terlihatpada photograph bekas gigitan.
(%udibyo, !)
!. ANALISIS 6I#$MARK
Perlu dilakukan analisis bite marks tersebut untuk identifikasi dan
memudahkan dalam mengenali siapa pelakunya, oleh karena itu analisis yang akurat
sangatlah penting untuk menghindari terjadinya kesalahan tuduhan terhadap pelaku
kekerasan yang meninggalkan jejak bite marks (Dinata, !!).
Calidasi tentang software digital dental print didapatkan dengan
melakukaneksperimen pada kulit babi, kemudian difoto dengan pedoman 64F'
untuk pengumpulan bukti. tahap selanjutnya dilakukan s#an dalam AD dan D
dandibandingkan dengan overlays menggunakan software Dental Print dan 6dobe
PhotoshopDigital fotografi dari bite marks eksperimental dibandingkan oleh dua
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
17/36
pemeriksa yang berbeda untuk menganalisa efek kedepannya dengan dua metode
tersebut. 7e#eiver karakteristik operasi (7'>) untuk analisis, sensitivitas, spesifisitas,
dan &/? per#ayainterval untuk penghitungan setiap titik potong. Pemeriksa ahli
menggunakan DentalPrintmemperoleh hasil terbaik, dengan luas di bawah kurva
7'> !,B3 (%< / !,!/B >" at &/? !,3/-!,5B3). @ilai spesifisitas yang #ukup tinggi
ditemukan untuk Dental Print 'lehkarena itu, hasil yang disajikan disini
menunjukkan bahwa Dental Print adalah alat, yang berguna akurat untuk tujuan
forensik, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut pada proses perbandingan untuk
meningkatkan validitas analisis bite marks (Dinata, !!).
Departemen edokteran Forensik dan ilmu gigi Forensik :niversitas
9ranada%panyol menggambarkan prosesnya. %e#ara singkat, prosedurnya sebagai
berikut #etakan gigi dis#an dengan s#anner kontak-jenis AD (AD Pi#Ga %#anner)
$odel P"H-A,7oland D9 >orp, %hiGuoka, 0epang). 9ambar AD tersebut
dikonversikan ke dalamsoftware Dental Print dan dilakukan pemrosesan.
Perbandingan overlays gambar AD dari dental #ast diperoleh dalam tiga langkah.
Pertama, gigi yang terlibat dalam gigitan diidentifikasi. 1angkah kedua, kontak plane
diperoleh dari tiga poin tertinggi yang terdeteksi di daerah yang ditetapkan dalam
gambar AD dari dental #ast. 6khirnya, gigitan yang tajam dapat diperoleh dengan
Dental Print dan kemudian dapat di#etak pada film asetat transparan atau dikonversi
menjadi bmp file. Perbandingan overlay juga dihasilkan dengan 6dobePhotoshop
(Dinata, !!).
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
18/36
:ntuk analisis statistiknya, menggunakan 7e#eiver karakteristik operasi
(7'>)analisis untuk menentukan akurasi dari metode ini. urva 7'>
menggabungkan konsepsensitivitas dan spesifisitas ke dalam ukuran tunggal akurasi,
didefinisikan sebagai area di bawah kurva 7'>. arena itu dianggap men#erminkan
kemampuan pemeriksa untuk mengenali dengan benar gigi yang membuat bekas
gigitan. %ensitivitas, juga disebut fraksi positif benar (8PF), didefinisikan sebagai
proportion identifikasi gigi-gigi yang membuat tanda gigitan. Dalam analisis 7'>,
terdapat fraksi positif palsu (FPF), yaitu, jumlah yang salah diidentifikasi dan
merupakan komplemen dari spesifisitas (Dinata, !!).
7'> digunakan analisis untuk grafik hubungan timbal balik antara
sensitivitas dan spesifisitas dihitung dari semua ambang batas yang mungkin =asil
dari perbandingan oleh pemeriksa ahli yang menggunakan DentalPrint untuk
menghasilkan perbandingan area di bawah kurva 7'> Daerah di bawah kurva
menyediakan parameter yangobyektif akurasi diagnostik dari uji yang jauh lebih
unggul untuk membandingkan kombinasi tunggal sensitivitas dan spesifisitas. Dalam
analisis tanda gigitan, dua bahan eksperimen yang berbeda dapat digunakan untuk
mempelajari efektivitas kasus forensik nyata atau simulasi kasus. Perangkat lunak
menghasilkan overlay perbandingan danmenghindari bias yang melekat dalam
subjektivitas pengamat, sebagaimana seluruh prosedur untuk overlay menghasilkan
se#ara otomatis (Dinata, !!).
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
19/36
1. DIS#ORSI
Distorsi pada bekas gigitan merupakan kendala yang kerap ditemui ahli
forensik saat ada di lapangan. Distorsi pada bekas gigitan dapat disebabkan oleh
berbagai ma#am faktor, diantaranya adalah
. %ifat elastisitas kulit korban
. Dinamika pada gigitan
A. =asil fotografi yang kurang baik
(7awson dkk., &53)
Distorsi atau perubahan tersebut dapat terjadi antara lain karena sifat
elastisitas alami kulit, ketidak-seimbangan dari permukaan gigitan, adanya proses
pembengkakan dan adanya proses penyembuhan pada kulit yang digigit. Distorsi
yang terjadi pada hasil fotografi dan perubahan yang terjadi pada bekas gigitan
seiring berjalannya waktu dapat mengurangi keakuratan dari hasil analisis (1essig
dkk., !!3).
Distorsi juga terbagi menjadi , yaitu distorsi primer dan distorsi sekunder.
Distorsi primer adalah distorsi yang disebabkan karena dinamika gigitan. Distorsi
sekunder terbagi menjadi A kategori (1essig dkk., !!3).
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
20/36
. Distorsi waktu
$erupakan distorsi yang terjadi akibat waktu pengambilan #etakan gigitan
yang selang beberapa lamaterlampau lama sejak dari gigitan itu terjadi. $enurut
National Research Councils !valuation o" #orensic $dontology, bekas gigitan pada
kulit dapat berubah seiring berjalannya waktu.
8abel di bawah ini merupakan hasil penelitian 7othwell dkk., !! mengenai
besar distorsi yang terjadi pada bekas gigitan saat dibandingkan pada hari pertama
terjadinya gigitan dan hari ke A5 pas#a terjadinya gigitan. 0aringan bekas gigitan
tersebut diawetkan dengan larutan formalin !? setelah diikat dengan #in#in akrilik
dengan perekat cyanoakrilat dan jahitan, pengukuran dilakukan terhadap #etakan
bekas gigitan 3 gigi anterior maksila dan lengkung maksilarisnya. Pengukuran
dilakukan pada hari ke ! dan hari ke A5.
8abel . Pengukuran lebar mesiodistal gigi dan panjang lengkung maksilaris pada bekas gigitan pada
hari ke !
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
21/36
8abel . 7ata-rata perubahandistorsi yang terjadi pada bekas gigitan pada hari ke A5
. Distorsi fotografi
Distorsi fotografi dapat disebabkan karena metode yang salah atau
pengambilan foto dilakukan dengan prosedur atau posisi yang kurang tepat%
&merican &cademy o" #orensic 'ciences and the &merican (oard o" #orensic
$dontology )&(#$* menetapkan beberapa pedoman dalam teknik pengambilan
gambar analisis bekas gigitan gigi anterior untuk memperke#il terjadinya distorsi.
9ambar yang diambil fotonya adalah tra#ing dari lengkung gigi suspek pelaku dan
tra#ing lengkung gigi pada bekas gigitan yang ditumpuk dan difoto dengan
pengambilan sudut tertentu, dimaksudkan untuk melihat berapakah sudut yang paling
baik dalam pengambilan foto yang memun#ulkan distorsi paling sedikit (7owson
dkk., &53).
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
22/36
Dari penelitian tersebut, disimpulkan bahwa pengambilan foto dengan
angulasi sudut &!I (sudut tegak lurus dengan permukaan gigitan) merupakan sudut
yang paling optimal dalam menghasilkan analisis bekas gigitan dengan distorsi paling
sedikit, serta paling tepat merepresentasikan kesesuaian tra#ing bekas gigitan dengan
tra#ing #etakan gigi dari tersangka (7owson dkk., &53)
A. Distorsi postur
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
23/36
III. P$NA#ALAKSANAAN PRAK#IK"MBITE MARK
*. Alat dan 6ahan
a. %atu buah apel hijau untuk kelompok
b. $odel gigi 76 dan 74 milik masing-masing anggota kelompok
#. %patula, rubber bowl, alginate, dangips stone
d. 2adah untuk men#etak apel
e. Plastik transparan dan spidol marker
f. Plat ka#a
g% 'liding caliper
(. Metode AnalisisB"te Mar#
%tudi analisis bite mark ini dilakukan dengan tahap-tahap kerja sebagai
berikut
a. $odel gigi rahang atas (76) dan rahang bawah (74) masing-masing anggota
dikumpulkan terlebih dulu pada pembimbing.
b. %alah satu anggota kelompok melakukan gigitan (gigitan dangkal dan gigitan
dalam) pada apel hijau yang telah disediakan.
#. =asil gigitan di#etak dengan alginat dengan perluasan tepi area gigitan #m.
>etakan kemudian diisi dengangips stone.
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
24/36
d. "dentifikasi pola gigitan dan #iri spesifik gigi-gigi yang terlihat pada #etakan
bite mark.
e. Dilakukan penapakan )tracing* pada #etakan bite mark menggunakan plastik
transparan dan kemudian dihitung lebar mesiodistal gigi yang teridentifikasi
pada bite mark.
f. $embandingkan #iri spesifik yang telah diidentifikasi pada #etakan bite mark
dengan model gigi 76 dan 74 milik masing-masing anggota kelompok.
g. $enentukan satu anggota kelompok sebagai pelaku gigitan sesuai dengan hasil
perbandingan yang telah dilakukan.
h. Dilakukan perhitungan lebar mesiodistal dari model gigi orang yang dianggap
sebagai pelaku gigitan.
i. $embandingkan hasil pengukuran lebar mesiodistal gigi dari hasil penapakan
bite markdan dari model gigi, kemudian distorsi yang diperoleh di#atat dalam
tabel.
I%. ANALISIS
%etelah dilakukan pen#etakan bite markdari gigitan dangkal, gigitan dalam,
dan penapakan (tracing) dilakukan analisis sebagai berikut
. 9igitan dangkal
4ekas gigitan pola #ukup jelas.
:ntuk rahang atas, gigi yang ter#etak adalah ; #etakan gigi yaitu gigi
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
25/36
:ntuk rahang bawah, gigi yang ter#etak adalah / #etakan gigi yaitu gigi AA
A A ; ;.
. 9igitan dalam
4ekas gigitan memiliki pola yang #ukup jelas tetapi tidak teratur.
4ekas gigitan 76 dan 74 memiliki pola yang #ukup jelas sehingga dapat
untuk mengidentifikasi gigi yang satu dengan yang lain.
9igitan rahang atas, gigi yang ter#etak adalah A #etakan gigi sempurna yaitu
gigi ,,
9igitan rahang bawah, gigi yang ter#etak adalah A #etakan gigi sempurna
yaitu gigi A,A,;.
$alposisi 9igi Pada 9igitan Dangkal
$alposisi 9igi Pada 9igitan Dala m
7ahang 6tas 7ahang 4awah
Palatoversi
Palatoversi
A 1abioversi
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
26/36
$odel-model rahang masing-masing anggota dilakukan analisis sebagai berikut
. $odel ( 8ita)
>etakan model ini pada rahang atas tidak memiliki kesamaan karena
lengkungnya lebih lebar dan tidak terdapat malposisi gigi individual. >etakan
pada rahang bawah juga tidak memiliki kesamaan karena lengkungnya lebih
lebar dan karena malposisi gigi pada model ini terletak pada gigi A yang
mengalami mesiolinguotorsiversi, gigi ; yang mengalami
distolabiotorsiversi, dan gigi ; yang mengalami linguoversi sehingga 8ita
dieliminasi dari daftar tersangka.
. $odel ( 7ini 6gustina)
>etakan model ini pada rahang atas tidak memiliki kesamaan karena
lengkung giginya lebih sempit dan terdapat malposisi gigi dan yang
mengalami labioversi, gigi dan A yang mengalami distolabiotorsiversi,serta gigi A yang mengalami mesiolabiotorsiversi. 7ahang bawah juga tidak
memiliki kesamaan karena lengkung giginya lebih sempit dan terdapat
malposisi gigi A dan ; yang mengalami linguoversi, serta gigi AA dan ;A
7ahang 6tas 7ahang 4awah
1abioversi
Palatoversi
A labioversi
8erdapat spa#ing antara gigi ;
dan A
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
27/36
yang mengalami mesiolabiotorsiversi sehingga 7ini dieliminasi dari daftar
tersangka.
A. $odel A ( %udirman)
>etakan model pada rahang atas tidak memiliki kesamaan karena
lengkung giginya lebih lebar dan terdapat malposisi gigi terletak pada gigi
yang mengalami mesiolabiotorsiversi. 7ahang bawah juga tidak memiliki
kesamaan karena terdapat malposisi gigi A mesiolinguotorsiversi dan gigi A
labioversi sehingga %udirman dieliminasi dari daftar tersangka.
;. $odel ; (%eno)>etakan model pada rahang atas tidak memiliki kesamaan yakni
lengkung giginya lebih lebar daripada lengkung gigi pada yang ter#etak pada
apel. 7ahang bawah juga tidak memiliki kesamaan karena lengkung gigi lebih
lebar dan terdapat malposisi gigi A, ;, AA, dan ;A yang mengalami
mesiolabiotorsiversi sehingga %eno dieliminasi dari daftar tersangka.
/. $odel / (2inna)
4erdasarkan perbandingan antara bite mark dengan model gigi
terdapat kesamaan. =al ini terlihat dari #etakan model rahang atas terdapat
adanya malposisi gigi dan yang mengalami palatoversi, serta gigi
dan yang mengalami labioversi. >etakan rahang bawah juga hampir sama
dengan bite markkarena terlihat adanya malposisi gigi individual pada gigi A
dan ; yang mengalami labioversi, dan terdapat #elah ke#ilspa#ing antara
gigi A dan ;. 'leh karena itu, 2inna dianggap paling sesuai dengan bite
mark.
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
28/36
Dari hasil tracing juga menunjukkan kesamaan pola lengkung dan malposisi gigi
individual.
a. pola gigitan dangkal
b. pola gigitan dalam
#. model #etakan gigi tersangka
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
29/36
8abel . =asil pengukuran lebar mesiodistal gigi di model rahang dengan gigitan
dalam dan dangkal.
$lemen
gigi
Lebar mesiodistal gigi 9mm
Model
rahang
Gigitan
dalam
dis0re5ansi Gigitan
dang0al
Dis0re5ansi
5,A 5,3! J!,5 5,;! J!,!5
3,5 - - 3,! J!,!
5,A 5,3! J!,& 5,A! -!,!
3,!5 3,5! J!,B 3,! J!,
A /,A! /,A! - 3,;! J,!
A /,3! /,;! -!,! /,! -!,;!
AA 3,3! - - 3,!! -!,3!
; /,;! /,;! - /,A! -!,!
; /,A! 3,!! J!,B! /,! -!,!
* !,;A5 * !,5
Perbedaan yang terjadi dikarenakan adanya pergerakan saat menggigit,
distorsi dari bekas gigitan dan adanya sobekan pada benda yang digigit. Posisi tubuh
saat melakukan gigitan mungkin juga dapat mempengaruhi bitemark. Faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi identifikasi bitemark yang akurat adalah perubahan
bitemark seiring berjalannya waktu, lokasi, tingkat kerusakan pada jaringan lunak,
kesamaan susunan gigi individu, hasil #etakan dan ukuran gigi. 6dapun pada kasus
ini terjadi distorsi, sebagai berikut
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
30/36
a. 6da beberapa bekas gigitan yang berukuran lebih besar daripada ukuran gigi
pada model, hal tersebut kemungkinan disebabkan pergeseran saat menggigit.
b. Distorsi pada gigitan dalam se#ara garis besar lebih besar dibandingkan
gigitan dangkal, mungkin karena kekuatan gigitan dalam lebih besar sehingga
merusak batas mesiodistal gigi, selain itu distorsi dapat juga disebabkan
karena tekanan dari sudut maksila dan mandibula dapat mengubah rupa
bitemark.
#. 6da beberapa bekas gigitan yang memiliki distorsi sangat besar kemungkinan
disebabkan malposisi gigi tersebut atau malposisi gigi tetangganya yang torsi
ke lingual atau palatal atau palatoversi
d. 8erdapat kemungkinan terjadi kesalahan dalam menentukan lebar mesiodistal
gigi pada pola gigitan karena batas titik-titik mesial dan distal yang kurang
jelas.
e. 9igitan dangkal terlihat lebih jelas dibandingkan gigitan dalam, hal itu terjadi
kemungkinan karena tidak adanya gerakan tambahan yang menyebabkan
sulitnya menentukan batas masing-masing gigi, seperti yang terjadi pada
gigitan dalam.
f. 8erjadinya distorsi ini juga bisa disebabkan karena adanya spa#ing sehingga
terjadi kesulitan dalam penentuan batas mesial dan distal masing-masing gigi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi identifikasi bitemark yang akurat
adalah perubahan bitemark pada badan manusia seiring berjalannya waktu, lokasi
bitemark, kerusakan pada jaringan lunak dan kesamaan susunan gigi individu.
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
31/36
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi identifikasi bitemark adalah gambar
fotografi kurang baik, hasil #etakan dan ukuran gigi.
%. K$SIMP"LAN
=asil analisis bitemark menunjukkan bahwa
. Pelaku gigitan buah apel tersebut adalah 2inna. =al tersebut disebabkan terdapat
kesamaan lengkung gigi, malposisi gigi individual pada model rahang dan pada
pola gigitan apel.
. 7ata-rata distorsi yang terjadi pada gigitan dangkal yaitu !,5 mm dan !,;A5
mm untuk gigitan dalam.
A. Distorsi gigi yang terjadi disebabkan oleh adanya kesalahan dalam menentukan
lebar mesiodistal gigi pada bitemark karena batas titik-titik mesial dan distalnya
kurang jelas, dan prosedur pen#etakan yang kurang baik.
DA!#AR P"S#AKA
4rogdon, 4. 9., &&5,#orensic Radiology, >7> Press, @ew Eork.
Dinata, 6D. !!. Dental Print Dan 6dobe Photoshopsoftware :ntuk $emudahkan
"dentifikasibite $ark. httpwww.s#ribd.#omdo#3!//3!4ite-$ark-%ebagai-4ukti-
uat
$aloth, %., 9anapathy, %., !, #omparison between five #ommonly used two-
dimensional methods of human bite mark overlay produ#tion from the dentalstudy #asts,Indian +ournal o" Dental 'earch (A), h.;&A
Paradipta, 6. !. 4itemark. httpparadipta.blogspot.#om!!bitemark.html
http://www.scribd.com/doc/60552260/Bite-Mark-Sebagai-Bukti-Kuathttp://www.scribd.com/doc/60552260/Bite-Mark-Sebagai-Bukti-Kuathttp://paradipta.blogspot.com/2011/02/bitemark.htmlhttp://www.scribd.com/doc/60552260/Bite-Mark-Sebagai-Bukti-Kuathttp://www.scribd.com/doc/60552260/Bite-Mark-Sebagai-Bukti-Kuathttp://paradipta.blogspot.com/2011/02/bitemark.html -
8/13/2019 Bitemark Fixed
32/36
Purwandianto, 6. !!!, eman"aatan aboratorium #orensik .ntuk /epentinganNon-itigasi, dalam 8im "46 riminalistik, 1aporan egiatan 4uku "",
Proyek Pengembangan ewirahusaan $elalui "tegratif 4ahan 6jar
riminalistik, 1embaga Pengabdian epada $asyarakat :niversitas
"ndonesia, 0akarta
7,1essig, 2enGel C, dan 2eber $. !!3.(it e mark ana lysi s in "o rens ic
routine casework%"nstitute of 1egal $edi#ine of the :niversity of 1eipGig,0ohannisallee 5,D-!;!A 1eipGig 9ermany
7ai, 4., aur, 0., !,!vidence-(ased #orensic Dentistry, %pringer @ew Eork.
7othwell, 47., 8hien, 6C., !!, 6nalysis of Distortion in Preserved 4ite $ark
%kin, 0 Forensi# %#i !!;3(A)/BAK/B3.
7awson dkk., &53., 6nalysis of Photographi# Distortion in 4ite $ark 6 report ofthe 4ite $ark 9uidelines >ommite, 0ournals of Forensi# %#ien#e (0F%>6),
A; (3-35)
%ampurna, 4udi. !!&./edokter an #orensik Imu dan ro"esi % :niversitas
"ndonesia 0akarta.
%aferstein 7., &&/, >riminalisti#s, an "ntrodu#tion to Forensi# %#ien#e, /th o., liffs, @ew 0ersey
%weet, D., 4owers, $., &&5, 6##ura#y of 4ite $ark 'verlays 6 >omparison of
Five >ommon $ethods to Produ#e
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
33/36
Lam5iran
Perbandingan antara Lebar Mesio8Distal Gigi Pada Model denganB"te Mar#
. 7ini 6gustina
$lemen
gigi
Lebar mesiodistal gigi 9mm
Model
rahang
Gigitan
dalam
dis0re5ansi Gigitan
dang0al
Dis0re5ansi
5,5 5,3! J!,; 5,;! J!,
B,B! - - 3,! -,/!
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
34/36
5,;! 5,3! J!,! 5,A! -!,!
B,5 3,5! -!,A5 3,! -!,&5
A /,55 /,A! -!,/5 3,;! J!,/
A 3,/! /,;! -,! /,! -,A!
AA 3,35 - - 3,!! -!,35
; /,5 /,;! -!,;! /,A! -!,/
; 3,/! 3,!! -!,/! /,! -,A!
* !,/ * !,B5&
. %udirman
$lemen
gigi
Lebar mesiodistal gigi 9mm
Model
rahang
Gigitan
dalam
dis0re5ansi Gigitan
dang0al
Dis0re5ansi
5,B! 5,3! -!,! 5,;! -!,A!
B,3! - - 3,! -,;!
&,!! 5,3! -!,;! 5,A! -!,B!
B,5! 3,5! -,!! 3,! -,3!
A ;,/! /,A! J!,5! 3,;! J,&!
A /,B! /,;! -!,A! /,! -!,/!
AA B,!! - - 3,!! -,!!
; ;,&! /,;! J!,/! /,A! J!,;!
; 3,! 3,!! J!,! /,! -!,&!
* !,;/B * !,&3B
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
35/36
A. %eno
$lemen
gigi
Lebar mesiodistal gigi 9mm
Model
rahang
Gigitan
dalam
dis0re5ansi Gigitan
dang0al
Dis0re5ansi
5,A! 5,3! J!,A! 5,;! J!,!
3,3! - - 3,! -!,;!
5,/! 5,3! J!,! 5,A! -!,!
3,&! 3,5! -!,! 3,! -!,B!
A /,A! /,A! - 3,;! J,!
A /,! /,;! J!,A! /,! J!,!
AA 3,;! - - 3,!! -!,;!
; ;,&! /,;! J!,/! /,A! J!,;!
; 3,A! 3,!! -!,A! /,! -,!
* !,/ * !,/!
;. 8ita
$lemen
gigi
Lebar mesiodistal gigi 9mm
Model
rahang
Gigitan
dalam
dis0re5ansi Gigitan
dang0al
Dis0re5ansi
B,5! 5,3! J!,5! 5,;! J!,3!
3,5! - - 3,! -!,3!
B,3! 5,3! J,!! 5,A! J!,B!
-
8/13/2019 Bitemark Fixed
36/36
3,5! 3,5! - 3,! -!,3!
A /,!! /,A! J!,A! 3,;! J,;!
A /,A! /,;! J!,! /,! -!,!
AA 3,;! - - 3,!! -!,;!
; /,A! /,;! J!,! /,A! !
; /,/! 3,!! J!,/! /,! -!,A!
* !,;3B * !,/