Download - Bimbel UKDI SmartMed - Anestesi 1
ANESTESI 1
dr. Nastiti Hemas Mayangsari
dr. Kent Andreas Khurniawan
dr. Rahmadian Fathir
dr. Gustiawaty Army
1. A. SYOK HIPOVOLEMIK
KEY WORDS
• Pria 36 tahun KLL
• Gelisah kesakitan
• N : 80 x / menit, RR : 34 x / menit, TD 80/50 mmHg,
• T : afebris dan akral hangat
• Fraktur terbuka pada tungkai bawah kaki kanan dan lengan atas kiri
SYOK
Keadaan tidak adekuatnya aliran darah yang mengarah pada ketidakcukupan penghantaran oksigen ke jaringan-jaringan tubuh (perfusi jaringan tidak adekuat) sehingga terjadi kegagalan sirkulasi, kegagalan sistem kardiovaskuler yang menyebabkan gangguan perfusi jaringan atau perfusi jaringan menurun dan hipoxia.
SYOK
Syok dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Syok hipovolemik
disebabkan oleh :
• Kehilangan darah/syok hemoragik misalnya karena trauma, perdarahan gastrointestinal
• Kehilangan plasma : luka bakar
• Kehilangan cairan dan elektrolit misalnya karena muntah, diare, keringat yang berlebih
SYOK 2. Syok kardiogenik
Kegagalan pompa jantung (pump failure) karena penurunan daya kerja jantung yang berat, misalnya pada:
• Penyakit jantung iskemik, seperti infark
• Obat-obat yang mendepresi jantung
• Gangguan irama jantung
3. Syok Obstruktif
Adanya hambatan terhadap aliran darah yang menuju ke jantung (venous return), terjadi akibat :
• Tamponade jantung
• Pneumotoraks, Emboli paru
SYOK
4. Syok Distributif
Maldistribusi aliran darah oleh karena vasodilatasi perifer sehingga volume darah yang bersirkulasi secara efektif tidak memadai untuk perfusi jaringan.
Syok ini terjadi pada:
• Syok septik
• Syok neurogenik misalnya karena Cedera medula spinalis atau batang otak
• Syok anafilaktik, akibat adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan histamine.
2. C. EPINEFRIN 3. D. SYOK ANAFILAKTIK
KEY WORDS
• Wanita 21 tahun
• Sesak napas dan bengkak di seluruh tubuh setelah makan obt penghilang sakit kepala
• Penurunan kesadaran
• Frekuensi napas 35 x/menit cepat dan dangkal
• Nadi filiformis
• Tekanan darah tidak terukur
• Akral dingin
• Capillary refill test lebih dari 2 detik
SYOK ANAFILAKTIK
- Reaksi anafilaksis
- Keadaan gawat darurat
- Reaksi antigen – antibodi yang diperantai IgE
AG TERIKAT IGE PADA MAST SEL ATAU BASOFIL
- Histamin
- Prostaglandin
- Leukotrien
- Adenosin
- Serotonin
Degranulasi
-Vasodilatasi - Permeabilitas - Bronchokontriksi
GAMBARAN KLINIS
• Ditandai : Perubahan mendadak pada - Permeabilitas vaskuler - Hipereaktiv bronchus • Komplek gejala pada : - Sistem saluran napas - Sistem kardiovaskuler - Sistem saluran cerna - Mata - Kulit
Sendiri-sendiri / gabungan
SISTEM REAKSI GEJALA TANDA
Saluran napas Rinitis Bendungan nasal & gatal Edema mukosa
Sembab laring Dispne Stridor laring
Sembab pita suara
Bronkospasme Batuk Batuk
Mengi (Wheezing) Mengi
Sensasi opresi Ronkhi
Retrosternal Gawat napas
Takipne
Sistem Kardiovaskular Hipotensi Sinkop Hipotensi
Takikardia
Aritmia Perubahan EKG :
ST nonspesifik
Perubahan gelombang T,
Ritme nodal,
Fibrilasi atrial, tak ada nadi
Henti jantung (cardiac arrest)
Perubahan EKG :
Asistol ventrikular
Fibrilasi ventrikular
SISTEM REAKSI GEJALA TANDA
Kulit Urtikaria Pruritus Lesi Urtikaria tipis
Hives
Angioedema Nonpruritik Edema sering asimetris
Pembengkakan ekstremitas, perioral, periorbital
Sistem gastro intestinal Nausea, muntah, nyeri perut, diare
Mata Konjungtivitish Gatal okular, lakrimasi Inflamasi konjungtival
PENATALAKSANAAN
• Ingat :
* Waktu untuk diagnosis sangat pendek
* Tujuan utama :
- Ventilasi adekuat
- Sirkulasi adekuat
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan segera
a. Hentikan prosedur
b. Penderita tidur terlentang,
kaki naik 30 derajat
- Penderita sadar / tidak sadar
PENATALAKSANAAN
Sadar
- jaga ABC - Berikan adrenalin 0,3-0,5 mg SC/IM/IV Anak = 0,01 mg/kgBB - Boleh diulang 5-10 menit - Aminofilin 5 mg/kgBB + 20 menit Lanjutkan 0,4 – 0,9 mg/kgBB/jam - O2 100% - Kristaloid / koloid sesuai kebutuhan - Intubasi bila perlu
PENATALAKSANAAN
Tidak sadar
- Airway
Tripple airway manuever
- Breathing
Bila henti napas
a. Napas buatan 2 x
PENATALAKSANAAN
2. Tindakan supportif a. Keseimbangan cairan dan elektrolit
b. O2 100%
c. Kortikosteroid
d. Antihistamin
e. Nebulizer
f. Observasi minimal 4 jam
g. Bila perlu MAST
Obat – obat yang bermanfaat dalam terapi
anafilaksis
Obat Kerja farmakolog pada anafilaksis
Kerja selular Dosis (dewasa) Indikasi
Adrenalin alfaagonis
Vasokonstriksi di kulit, mukosa dan splankhnikus
Meninggikan cAMP
0,3 ml 1:1000 IM Terapi segera dan awal pada semua bentuk anafilaksis
Betagonis Dilatasi bronkus dan kontriksi arteriole otot
Isoproterenol betaagonis HCL
Dilatasi bronkus & stimulasi jantung inotropik
Meninggikan cAMP
1,0 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air lewat tetesan IV +
Dapat dipakai pada hipotensi normovolemik (perlu pantauan jantung
Noradrenalin alfaagonis
Dilatasi bronkus & stimulasi jantung inotropik
Menurunkan cAMP
4,0 ml lar 0,2% dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air lewat tetesan IV
Hipotensi berat
Metaraminol alfaagonis bitartrat
Meninggikan ta-hanan vaskular periferi
100 mg da-lam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air le-wat tetesan IV +
Hipotensi
Efedrin alfaagonis sulfat
Sama dengan adrenalin 25 mg per oral tiap 6 jam
Reaksi yang ber-kepanjangan yang memerlukan pemakaian kontinyu betaagonis
Betaagonis
Aminofilin Dilatasi bronkus Meninggikan cAMP
250 mg IV selama 10 menit
Bronkospasme yang tak dapat diatasi dengan adrenalin
Difenhidramin HCl
Inhibitor kompetitif histamin pada sel sasaran
50 mg tiap 6 jam IV atau IM
Semua bentuk anafilaksis kecuali bron-kospasme yg menetap
Hidrokortison Tidak diketahui 100 mg tiap 6 jam IV Bronkospasme yang menetap Hipotensi lama
Reaksi Terapi segera Terapi supportif
Ringan Berat
Konjungtivitis Rinitis Urtikaria Pruritus Eritema
Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 SC, IM Difenhidramin HCl 50 mg per oral
Difenhidramin HCl tiap 6 jam
Sembab laring Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV
Difenhidramin HCl 50 mg tiap 6 jam Efedrin sulfat 25 mg tiap 6 jam
Oksigen Pantau gas darah Trakeostomi Difenhidramin HCl, 50 mg tiap 6 jam Efedrin Sulfat 25 mg tiap 6 jam Hidrokortison
Bronkospase Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV
Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Aminofilin 250 mg IV selama 10 menit
Oksigen Pantau gas darah Aminofilin 500 mg IV tiap 6 jam Cairan IV Hidrokortison Awasi terhadap gagal napas
Hipotensi Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV
Metaraminol bitartrat 100 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air
Oksigen Metaraminol bitartrat atau noradrenalin IV Pantau EKG Pantau volume darah Cairan IV Isoproterenol HCL dalam hipotensi normovolemik dengan curah jantung rendah
4. A. HEAD TILT CHIN LIFT
KEY WORDS
• Laki-laki 25 tahun KLL
• Kesadaran menurun
• RR 38 x/menit
• Tekanan darah 80/60 mmHg
• Nadi 135 x/menit filiformis
• Akral teraba dingin
• Terdengar suara stridor
AIRWAY & VENTILATION
Membuka jalan napas (airway) paten dengan cara head tilt chin lift atau jaw thrust akan meningkatkan dan memperbaiki oksigenasi dan ventilasi.
Manuver – manuver airway hanya dapat dilakukan oleh
penolong atau tenaga medik yang berpengalaman dan telah dilatih walaupun dikerjakan seorang diri.
Untuk penolong dari kalangan masyarakat umum yang
tidak berpengalaman dan tidak terlatih, hanya bisa melakukan kompresi jantung luar sementara untuk jalan napas dilakukan oleh yang berpengalaman.
Pemberian ventilasi diberikan secara teratur 1 kali setiap 6
atau 8 detik ( kira-kira 8-10 napas/menit).
HEAD TILT CHIN LIFT
JAW THRUST
5. B. 30 : 2 6. C. 5 CM
KEY WORDS
• Laki-laki 59 tahun
• Nyeri dada kiri 1 jam SMRS
• Penurunan kesadaran
• Henti napas
• Nadi karotis tidak teraba
• Tekanan darah tidak terukur
• Gambaran EKG asistol
• Dilakukan RJPO
CIRCULATION
• Bila jantung berhenti berdenyut maka masase jantung luar.
• RJP adalah pernafasan buatan + masase jantung luar.
KAPAN RJP DIHENTIKAN
30 menit tidak ada respon
Ada orang yang lebih kompeten
Telah berhasil RJP nafas (+) dan sirkulasi (+) untuk RJP (prognosa buruk)
Stadium terminal
Ada wasiat atau permintaan keluarga
Lingkungan yang tidak memungkinkan untuk RJP jika membahayakan penolong
Penolong kelelahan
7. C. DERAJAT III
KEY WORDS
• Laki-laki 15 tahun KLL
• Kesadaran menurun
• RR 38 x/menit
• Tekanan darah 80/60 mmHg
• Nadi 135 x/menit filiformis
• Akral dingin
• Perdarahan terus menerus di paha kiri
SYOK
Syok dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Syok hipovolemik
disebabkan oleh :
• Kehilangan darah/syok hemoragik misalnya karena trauma, perdarahan gastrointestinal
• Kehilangan plasma : luka bakar
• Kehilangan cairan dan elektrolit misalnya karena muntah, diare, keringat yang berlebih
SYOK
2. Syok kardiogenik
3. Syok Obstruktif
4. Syok Distributif
Syok ini terjadi pada:
• Syok septik
• Syok neurogenik misalnya karena Cedera medula spinalis atau batang otak
• Syok anafilaktik, akibat adanya reaksi antigen antibodi yang mengeluarkan histamine.
SYOK HEMORAGIK
• Kehilangan akut volume peredaran darah yang menyebabkan perfusi jaringan menurun dan inadekuatnya hantaran oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel.
• Gejala syok bervariasi, tergantung pada usia, kondisi premorbid, besarnya volume cairan yang hilang, dan lamanya perdarahan berlangsung.
• Your Description Goes Here
SYOK HEMORAGIK
• Terapi awal pada perdarahan akut harus melibatkan tatalaksana menjaga paten jalan napas, mengusahakan ventilasi dan oksigenasi adekuat, mengendalikan perdarahan eksternal (jika ada), dan melindungi medula spinalis (jika berpotensi cedera).
• Cairan resusitasi intravena menurut kemampuannya untuk meningkatkan aliran darah dibagi menjadi dua jenis, yaitu kristaloid dan koloid.
• Cairan kristaloid merupakan pilihan pertama yang digunakan untuk resusitasi.
SYOK HEMORAGIK
Kristaloid
• Cairan kristaloid adalah larutan elektrolit dengan molekul kecil.
Contoh :
• Saline isotonis
• Ringer Laktat
• Dextrose
• Asering
• Ringer Asetat (RA)
SYOK HEMORAGIK
Koloid
• Partikel dengan berat molekul besar dengan tekanan onkotik plasma serupa dengan protein plasma.
• Lebih efektif 3 kali daripada cairan kristaloid untuk meningkatkan volume plasma.
Contoh :
• Albumin
• HES (Hydroxyetyl Starches)
• Voluven (6% HES 130/0,4)
• Tetraspan
• Dextran
• Gelatin, Gelofusine, Gelafusal
8. A. MEMBEBASKAN JALAN NAPAS 9. C. JAW THRUST
KEY WORDS
• Laki-laki 35 tahun kll
• Cedera kepala
• Kesadaran yang menurun
• Memar pada daerah leher
AIRWAY & VENTILATION
Membuka jalan napas (airway) paten dengan cara head tilt chin lift atau jaw thrust akan meningkatkan dan memperbaiki oksigenasi dan ventilasi.
Manuver – manuver airway hanya dapat dilakukan oleh
penolong atau tenaga medik yang berpengalaman dan telah dilatih walaupun dikerjakan seorang diri.
Untuk penolong dari kalangan masyarakat umum yang
tidak berpengalaman dan tidak terlatih, hanya bisa melakukan kompresi jantung luar sementara untuk jalan napas dilakukan oleh yang berpengalaman.
Pemberian ventilasi diberikan secara teratur 1 kali setiap 6
atau 8 detik ( kira-kira 8-10 napas/menit).
HEAD TILT CHIN LIFT
JAW THRUST
10. B. SYOK ANAFILAKTIK 11. B. ADRENALIN
KEY WORDS
• Pria 52 tahun post op laparotomi
• Pucat, Hb rendah
• Diberikan transfusi whole blood
• Muncul reaksi gatal-gatal, kemerahan dan muncul bengkak-bengkak pada kulit
• Tensi menurun, nadi teraba lemah
SYOK ANAFILAKTIK
- Reaksi anafilaksis
- Keadaan gawat darurat
- Reaksi antigen – antibodi yang diperantai IgE
AG TERIKAT IGE PADA MAST SEL ATAU BASOFIL
- Histamin
- Prostaglandin
- Leukotrien
- Adenosin
- Serotonin
Degranulasi
-Vasodilatasi - Permeabilitas - Bronchokontriksi
SISTEM REAKSI GEJALA TANDA
Saluran napas Rinitis Bendungan nasal & gatal Edema mukosa
Sembab laring Dispne Stridor laring
Sembab pita suara
Bronkospasme Batuk Batuk
Mengi (Wheezing) Mengi
Sensasi opresi Ronkhi
Retrosternal Gawat napas
Takipne
Sistem Kardiovaskular Hipotensi Sinkop Hipotensi
Takikardia
Aritmia Perubahan EKG :
ST nonspesifik
Perubahan gelombang T,
Ritme nodal,
Fibrilasi atrial, tak ada nadi
Henti jantung (cardiac arrest)
Perubahan EKG :
Asistol ventrikular
Fibrilasi ventrikular
SISTEM REAKSI GEJALA TANDA
Kulit Urtikaria Pruritus Lesi Urtikaria tipis
Hives
Angioedema Nonpruritik Edema sering asimetris
Pembengkakan ekstremitas, perioral, periorbital
Sistem gastro intestinal Nausea, muntah, nyeri perut, diare
Mata Konjungtivitish Gatal okular, lakrimasi Inflamasi konjungtival
PENATALAKSANAAN
• Ingat :
* Waktu untuk diagnosis sangat pendek
* Tujuan utama :
- Ventilasi adekuat
- Sirkulasi adekuat
PENATALAKSANAAN
1. Tindakan segera
a. Hentikan prosedur
b. Penderita tidur terlentang,
kaki naik 30 derajat
- Penderita sadar / tidak sadar
PENATALAKSANAAN
Sadar
- jaga ABC - Berikan adrenalin 0,3-0,5 mg SC/IM/IV Anak = 0,01 mg/kgBB - Boleh diulang 5-10 menit - Aminofilin 5 mg/kgBB + 20 menit Lanjutkan 0,4 – 0,9 mg/kgBB/jam - O2 100% - Kristaloid / koloid sesuai kebutuhan - Intubasi bila perlu
PENATALAKSANAAN
Tidak sadar
- Airway
Tripple airway manuever
- Breathing
Bila henti napas
a. Napas buatan 2 x
PENATALAKSANAAN
2. Tindakan supportif a. Keseimbangan cairan dan elektrolit
b. O2 100%
c. Kortikosteroid
d. Antihistamin
e. Nebulizer
f. Observasi minimal 4 jam
g. Bila perlu MAST
Obat – obat yang bermanfaat dalam terapi
anafilaksis
Obat Kerja farmakolog pada anafilaksis
Kerja selular Dosis (dewasa) Indikasi
Adrenalin alfaagonis
Vasokonstriksi di kulit, mukosa dan splankhnikus
Meninggikan cAMP
0,3 ml 1:1000 IM Terapi segera dan awal pada semua bentuk anafilaksis
Betagonis Dilatasi bronkus dan kontriksi arteriole otot
Isoproterenol betaagonis HCL
Dilatasi bronkus & stimulasi jantung inotropik
Meninggikan cAMP
1,0 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air lewat tetesan IV +
Dapat dipakai pada hipotensi normovolemik (perlu pantauan jantung
Noradrenalin alfaagonis
Dilatasi bronkus & stimulasi jantung inotropik
Menurunkan cAMP
4,0 ml lar 0,2% dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air lewat tetesan IV
Hipotensi berat
Metaraminol alfaagonis bitartrat
Meninggikan ta-hanan vaskular periferi
100 mg da-lam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air le-wat tetesan IV +
Hipotensi
Efedrin alfaagonis sulfat
Sama dengan adrenalin 25 mg per oral tiap 6 jam
Reaksi yang ber-kepanjangan yang memerlukan pemakaian kontinyu betaagonis
Betaagonis
Aminofilin Dilatasi bronkus Meninggikan cAMP
250 mg IV selama 10 menit
Bronkospasme yang tak dapat diatasi dengan adrenalin
Difenhidramin HCl
Inhibitor kompetitif histamin pada sel sasaran
50 mg tiap 6 jam IV atau IM
Semua bentuk anafilaksis kecuali bron-kospasme yg menetap
Hidrokortison Tidak diketahui 100 mg tiap 6 jam IV Bronkospasme yang menetap Hipotensi lama
Reaksi Terapi segera Terapi supportif
Ringan Berat
Konjungtivitis Rinitis Urtikaria Pruritus Eritema
Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 SC, IM Difenhidramin HCl 50 mg per oral
Difenhidramin HCl tiap 6 jam
Sembab laring Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV
Difenhidramin HCl 50 mg tiap 6 jam Efedrin sulfat 25 mg tiap 6 jam
Oksigen Pantau gas darah Trakeostomi Difenhidramin HCl, 50 mg tiap 6 jam Efedrin Sulfat 25 mg tiap 6 jam Hidrokortison
Bronkospase Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV
Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Aminofilin 250 mg IV selama 10 menit
Oksigen Pantau gas darah Aminofilin 500 mg IV tiap 6 jam Cairan IV Hidrokortison Awasi terhadap gagal napas
Hipotensi Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV
Metaraminol bitartrat 100 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air
Oksigen Metaraminol bitartrat atau noradrenalin IV Pantau EKG Pantau volume darah Cairan IV Isoproterenol HCL dalam hipotensi normovolemik dengan curah jantung rendah
12. A. ATROPIN
KEY WORDS
• Wanita 22 tahun
• Minum racun serangga
• Muntah-muntah, sesak, dan gemetaran
KERACUNAN ORGANOFOSFAT
KERACUNAN
Prinsip tatalaksana :
• Mencegah/menghentikan penyerapan racun
Encerkan racun dalam lambung dan menghalangi penyerapan dengan air biasa, susu atau telur mentah.
Bilas lambung, efektif bila dalam 4 jam setelah racun ditelan.
• Mengeluarkan racun yang telah diserap
Diuresis Furosemide 40 mg IV
KERACUNAN
Prinsip tatalaksana :
• Pengobatan simptomatik
Tergantung gejala pada penderita
• Antidotum
Organofosfat : Atropin sulfat 2 mg s.c/i.m tiap 15 menit sampai atropinisasi. Bila gejala kembali dapat diulang.
SULFAS ATROPIN
• Sulfas atropin berfungsi sebagai antikolinergik (antagonis kolinergik asetilkolin), antimuskarinik dan parasimpatolitik yang dapat digunakan untuk terapi bradikardi dan meningkatkan pacemaker atrial di AV node sehingga konduksi lebih baik.
• Dapat juga berfungsi sebagai antidotum keracunan organofosfat
Terima Kasih
Sukses UKDI