Download - Backdoor Listing
UNIVERSITAS INDONESIA
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pasar modal sebagai lembaga pada tingkat mikro, kiranya tidak dapat melepaskan
diri dari pengaruh lingkaran internasional dan makro ini, sedangkan pada tingkat
mikronya sendiri terdapat pula hal-hal yang dapat mempengaruhi kegiatan dari
pasar modal itu sendiri.1 “Apa sebenarnya peranan pasar modal itu? Peranannya
adalah bagaimana pertumbuhan pasar modal bisa memberikan dampak bagi
pertumbuhan pasar riil. Itu baru bisa dikatakan pasar modal mengerakkan
perekonomian Indonesia.2 Pengamat ekonomi Iman Sugema menegaskan,
Indonesia perlu bergegas menarik dana yang terus menumpuk di pasar modal ke
sektor riil.3 Pakar ekonomi asal jepang Kenichi Ohmae bahkan menyebut
Indonesia akan menjadi magnet investasi baru didunia pada pertengahan abad ke-
21. Magnet investasi di emerging country yang di kenal sebagai BRIC yakni
Brasil, Rusia, Indian dan China sudah over heated.4 Presiden Direktur PT Negara
Stanley Asian Indonesia (Morgan Stanley). Inghie Kwik menyatakan pada 2009
pembiayaan melalui pasar modal akan lebih banyak daripada perbankan. Meski
begitu, perusahaan yang ingin melakukan penawaran umum saham perdana
(Initial Public Offering/IPO) dinilai masih sulit untuk mendapatkan pendanaan.5
Menurut Direktur PT. Schroders Investment Indonesia Michael Tjoajadi
berinvestasi dipasar modal itu bisa membuat kaya, karena masyarakat yang
1 Barli Halim, “Pasar Modal di Indonesia: Kendala dan Prospeknya,” Uang & Efek, No. XXXIX (September – Oktober 1987): 32. 2 NN, “Harus Gerakan Ekonomi Rakyat,” Kompas (Rabu, 30 Mei 2007) : 1. 3 NN, “Insentif IPO tidak surut,” Kompas (4 Januari 2008): 17. 4 Andryanto Suwismo dan Nurdian akhmad, “60 investor asing akan tanam modal (RI masih surga investasi),” Investor Daily, (Rabu, 28 Mei 2008): 1. 5 NN, “Pendanaan Pasar Modal semakin ketat,” Media Indonesia, (Rabu, 28 Januari 2009): 13.
UNIVERSITAS INDONESIA
2
mengeluarkan dananya untuk membeli saham berarti membeli perusahaan.6 Ketua
Umum Perbanas Sigit Pramono mengatakan kalangan banker mengkhawatirkan
pasar modal sebagai tempat alternative pelaku usaha dan korporasi mencari dana,
dapat menyaingi pendapatan bank dari kredit.7 Salah satu alternatif yang kiranya
dapat dilakukan perusahaan dalam rangka menggalang dana adalah dengan
menjual sebagian dari kepemilikkan perusahaan tersebut kepada pihak lain yang
tertarik untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut, pendanaan semacam
ini disebut equity financing.8
Untuk membiayai kegiatan operasional dan ekspansi suatu perusahaan
mempunyai beberapa alternatif sumber pendanaan yaitu menggunakan kredit
perbankan dalam negeri, pinjaman luar negeri atau melalui dana hasil go public
perusahaan di bursa.9 Berbagai macam porsi dalam pendanaan perusahaan yang
berasal dari hutang jangka pendek, jangka panjang dan ekuitas disebut dengan
struktur modal perusahaan. Perusahaan dapat mengeluarkan saham atau dengan
berhutang dalam jumlah saham atau dengan berhutang dalam jumlah besar
ataupun kecil.10 Alasan go-public yang terkenal pada dasawarsa 80’ an adalah
memasyarakatkan saham Badan Usaha Milik Negara di Inggris dan negara-negara
lain. Tujuan ini dikenal dengan istilah privatization atau privatisasi.11 Selain
mengeluarkan saham pendanaan perusahaan dapat dilakukan melalui, Back door
listing yang dilakukan dengan cara memborong (seketika atau bertahap) sebagian
besar saham perusahaan yang sudah masuk bursa atau listing di pasar modal
6 Suli H. Murwani, “Menjadi Kaya dari Pasar Modal,” Bisnis Indonesia, (10 Juni 2007): 9. 7 Fahmi Achmad dan Hery Trianto, “ Kredit Perbankan makin Tersaingi Pasar Modal,” NN (Selasa, 10 Juli 2007): 1. 8 Arovati Wardani, “Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan dalam Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia,” ( Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2004), hal. 4. 9 Sumarsono Surono & Akhabani, “Prospek Pasar Modal Sebagai Sumber Pembiayaan Perusahaan” Manajemen dan Usahawan Indonesia (XXII (3) Maret 1993): 14-18. 10 Ari Wardhani, “Pengujian Empiris Teori Peeking order padaStruktur Modal Perusahaan di Indonesia,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2002), hal.1. 11 Agus Juliar, “Pasar Modal Sebagai Alternatif Sumber Pembiayaan bagi Perusahaan,” (Tesis Magister, Universitas Indonesia, Depok, 1990), hal.15.
UNIVERSITAS INDONESIA
3
tampaknya sangat efektif dalam upaya menghimpun dana.12 Implikasi dari
integrasi keuangan ini adalah: 1) Bagi pencari dana tersedia sumber dana yang
tidak terbatas jumlahnya; 2) Bagi investor tersedia berbagai cara dan alternative
dan modal ditentukan secara arbitrage, berdasarkan perbedaan return dan risiko.
Keadaan ini membawa dampak yang sangat besar terhadap keadaan
perekonomian suatu negara secara umum dan perkembangan pasar modal
domestik pada umumnya.13 Keberhasilan perusahaan untuk mengakses berbagai
alternatif sumber dana akan menjamin ketersediaan dana untuk membiayai
kegiatan operasional.14
Di dalam “How the stock Market Works” disebutkan sebagai berikut: “ there are two major subdivisions to the stock market: the primary market and the secondary market. The primary market involves only new issues, while the secondary market handles “used” items.15
Artinya: Ada 2 bidang subdivisi di dalam pasar modal: pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer hanya berhubungan dengan penerbitan yang terbaru sedangkan pasar sekunder mengurusi produk yang bekas.
Di samping modal yang dibutuhkan akan tersedia dan pengelolaan yang lebih
personal juga sesuatu yang berhubungan dengan jalannya perusahaan akan dapat
dikontrol dengan lebih kuat.16 Proyeksi pertumbuhan usaha menunjukkan bahwa
perusahaan perlu menambah modal jangka panjang (saham atau obligasi).
12 NN, “Plus Minus Back Door Listing,” Jurnal Pasar Modal Indonesia No.7/VIII, (Juli 1997): 80. 13 Ade Fatma Lubis, Pasar Modal (Sebuah Pendekatan Pasar Modal Terintegrasi), ( Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), hal. 7. 14 Radian Permana, “Analisis Struktur Modal pada Perusahaan Non-Financial yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama tahun 2000-2002,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2005), hal.1. 15 John M. Dalton, ed., How the Stock Market Works, (New York: New York Institute Of Finance, 1993), hal.1. 16 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, “ Pengantar Pasar Modal,” (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 48.
UNIVERSITAS INDONESIA
4
Sehubungan dengan tingkat likuiditas pasar modal domestik yang bersifat dana
dari pasar yang terbatas.17
Efisiensi Pasar Modal didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana harga saham
diperdagangkan mencerminkan keseluruhan informasi yang relevan.18 Pasar
Modal mengalokasikan secara efisien arus dana jangka panjang dari unit ekonomi
yang mempunyai surplus tabungan kepada unit ekonomi yang mempunyai defisit
tabungan.19
Sebagaimana diketahui bahwa perekonomian Indonesia adalah berlandaskan
kepada azas kekeluargaan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 33 undang-undang
dasar 1945. Azas ini mengandung makna perekonomian nasional harus diarahkan
untuk mencapai kemakmuran masyarakat yang berkeadilan sosial,20 bukan berarti
seluruh kegiatan ekonomi diselenggarakan oleh negara. Swasta tidak dihapuskan
meskipun investasi sebagian besar berasal dari negara. Hanya, jumlah dan arah
investasi tidak diserahkan sepenuhnya kepada swasta karena hal itu merupakan
tanggung jawab negara.21 Namun dalam kondisi darurat, intervensi justru
diperlukan untuk menjaga dan menyelamatkan pasar modal domestik. Apalagi,
pasar saham BEI masih disetir investor asing. Jadi dalam kondisi tertentu,
intervensi memang diperlukan.22 Dalam hal yang lebih teknis, otoritas pasar
modal kita juga perlu membangun bursa yang lebih kuat dan mandiri.
17 Said A. Bawazer, “Go International Menuju Pasar Modal Terpadu.” Manajemen & Usahawan Indonesia, (No. 6 Th XXII Juni 1993): 34. 18 Kris Nugraha Sulistyo, “Analisis Pengaruhj Corporate Action Pada Efisiensi Pasar Modal di Bursa Efek Jakarta,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2003), hal.11. 19 Ria Sjahroni dan Harry Purnomo, “Pasar Modal: Alternatif Sumber Dana Perusahaan,” ( Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok,1990), hal. 8. 20 Marzuki Usman, et.al., ABC Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Lembaga Keuangan Pengembangan Perbankan Indonesia kerja sama dengan ikatan sarjana ekonomi Indonesia), hal.2 21 Fauzan, 64 tahun ekonomi UUD 1945, http://www.mpr.go.id/index.php?m=opini&s=detail&id_opini=9490&PHPSESSID=rxkuctedbuem, 11 Januari 2009. 22 Eva Fitriani dan Abdul Aziz, “Pemerintah Jangan Intervensi Pasar Modal”, Investor Daily ( 21 Juli 2009): 2.
UNIVERSITAS INDONESIA
5
Ketergantungan terhadap investasi asing di sektor keuangan (saham, obligasi dan
berbagai turunannya) harus mulai dikurangi dengan cara meningkatkan basis
investor lokal.23
Iwan Pontjowinoto ketika diwawancarai oleh Kompas memaparkan permasalahan
yang terjadi selama ini di Pasar Modal Indonesia sebagai berikut: Secara umum ada tiga hal yang menjadi akar masalah di pasar modal Indonesia. Pertama, yang juga menjadi pemicu, adalah kebutuhan likuiditas dari investor asing karena kondisi keuangan di negara mereka masing-masing. Dengan demikian, mereka siap mengobral efek yang dimilikinya untuk dicairkan menjadi valuta asing yang sangat diperlukan di luar Indonesia. Kedua, tidak ada atau kurangnya informasi yang dapat dipercayai dan diandalkan oleh investor domestik agar tidak panik dan ikut-ikutan investor asing untuk jual obral. Ketiga, adanya pihak-pihak yang selama ini mengambil keuntungan baik dari kelemahan peraturan maupun penegakan peraturan di bursa.24
Phillip Kotler dalam kunjungannya ke Indonesia mengungkapkan, Indonesia
mampu bertahan lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain.25 Hal ini
juga diamini oleh Kepala Ekonom BNI Tony Prasetiantono akhir pekan lalu di
Jakarta beliau mengatakan sebagai berikut: “fundamental perekonomian secara
makro masih cukup baik. Hal itu terlihat dari sejumlah indikator, seperti
pertumbuhan ekonomi, inflasi, fluktuasi kurs, cadangan devisa, dan neraca
perdagangan.”26 Sebuah pasar, baik barang maupun jasa tak akan mampu menjadi
wahana pendorong kegiatan ekonomi masyarakat jika kondisinya lesu alias tak
ada tarik-menarik antara permintaan dan penawaran.27 Pasar Modal merupakan
salah satu instrument kebijaksanaan moneter. Hal ini merupakan salah satu
saluran aliran dana dari masyarakat ke sektor investasi dan pengeluaran
pemerintah. Kegiatan pasar modal diharapkan dapat menghimpun dana yang besar
23 Reinhard Nainggolan, “ Menegakkan Kedaulatan Pasar Modal,” Kompas (9 Desember 2008): 7. 24 Iwan Pontjowinoto, Solusi untuk krisis serupa di Pasar Modal, “ Kompas, (Jumat, 10 Oktober 2008): 20. 25 Rini Widuri Ragilia, “ Pasar Modal Indonesia,” Media Indonesia, ( 20 Mei 2009): 17. 26 NN, “Fondasi Ekonomi Kuat,” Kompas, ( Senin, 13 Oktober 2009): 1. 27 NN, “Delisting dan Upaya Menyehatkan Pasar Modal,” Jurnal Pasar Modal Indonesia, (No.6 /VIII (Juni 1997): 26.
UNIVERSITAS INDONESIA
6
dari masyarakat yang akan mempengaruhi besarnya uang primer yang beredar di
masyarakat.28 Padahal perkembangan industri pasar modal tidak hanya bermanfaat
bagi perkembangan perusahaan, tetapi juga bagi perorangan maupun lembaga
yang mempunyai surplus dana dan menginginkan untuk melakukan investasi
dengan membeli saham-saham dari perusahaan yang sudah berkembang daripada
terjun sendiri sebagai pengusaha dengan modal yang sangat terbatas.29
Dewasa ini Bapepam-LK giat melakukan upaya untuk memajukan pasar modal di
Indonesia, “langkah-langkah yang diambil antara lain adalah membentuk OTC
market (Over the Counter Market) dan mengintrodusir peranan market maker
dalam sistem operasionalnya.”30 OTC atau Over the Counter Trading adalah
perdagangan saham-saham yang dilakukan di Counter Broker Efek-Efek.
Biasanya ini dilakukan untuk pembelian/penjualan saham yang jumlahnya kurang
dari 1000 unit, suatu jumlah unit minimum yang dapat diperjualbelikan di Bursa
(round lot). Pembelian/penjualan kurang dari 1000 unit tersebut (odd lot)
lazimnya dilakukan oleh investor-investor perorangan yang lemah modal dan
ingin membeli saham dari bermacam-macam perusahaan dalam rangka
memperkecil resiko.31
Kepastian hukum, terutama pada tingkatan pelaksanaan, merupakan aspek yang
paling penting.32 Adanya kepastian hukum akan mewujudkan pasar yang teratur
dan efisien. Apalagi kompetitifnya bursa efek bukan hanya ditentukan oleh nilai
transaksi atau besarnya kapitalisasi pasar. Kepercayaan dan kredibilitas pasar
uang tercermin dari bagaimana sistem hukum pasar modal yang berpihak.
28 Sustarina Sinta Marisi Nalborhu, “Perilaku Pasar Modal Indonesia,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 1990), hal. 8. 29 Ira Yuhita S. Atmaja, “Peningkatan Perlindungan bagi Investor sebgaai Upaya Pengembangan Pasar Modal,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Jakarta, 1993), hal. 5. 30 Suryo Putro, “Yang Kecil Yang Perkasa,” Uang dan Efek, No. XXXVII, (Juni-Juli,1987): 38. 31 NN, “Menyongsong OTC di Indonesia,” Uang dan Efek, No. XXXVIII, (Agustus 1987): 6. 32 Nugroho Pratomo, “Liberalisasi UU No. 25 tahun 2007 Penetrasi Modal, buat siapa ?,” Media Indonesia, ( Senin, 1 Oktober 2007): 8.
UNIVERSITAS INDONESIA
7
Keberadaan sistem hukum diharapkan bisa memberikan suatu perlindungan
hukum bagi setiap investasi yang dilakukan oleh investor.33
Menurut I Putu Gede Ary Suta di dalam Jurnal Pasar Modal Indonesia disebutkan
bahwa, ada 3 agenda aksi yang harus dilakukan di dalam pasar modal indonesia,
yaitu: a) Azas Pertama adalah komitmen terhadap pasar terbuka. Sesuai azas pasar terbuka, jumlah perusahaan efek atau perorangan yang dapat memperoleh izin, tidak dibatasi peraturan perundang-undangan yang berlaku. b) Azas kedua yang mendasari Agenda Aksi kita adalah proses pelembagaan perubahan. Sebagian besar peraturan Bapepam disusun dalam bentuk singkat dan dirancang untuk memungkinkan perubahan sesuai perkembangan. c) Azas ketiga adalah ketaatan terhadap hukum sebagai kekuasaan tertinggi (observance of the rule of law). Bagi investor amat penting adanya kepastian hukum mengenai hak dan kewajibannya di pasar modal.34
Proses pelembagaan itu tercermin pada meluasnya perdagangan, meningkatnya
profesionalisme pelaku di pasar dan berkembangnya bursa sebagai indikator
ekonomi bersama-sama indikator-indikator lain seperti pertumbuhan ekonomi,
inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar valuta asing.35 Disamping itu ada juga
pengamat atau komentator yang melihat pertanda bahwa ekonomi dibeberapa
negara di Asia Timur akan mengalami collapse terutama dibidang financial,
berhubung kondisi keuangan yang sangat tidak stabil.36
Menurut Yozua Makes disela-sela penganugerahan gelar guru besar di
Universitas Pelita Harapan ketika di wawancarai oleh Investor Daily, menyatakan
sebagai berikut : Ada empat hal pokok yang harus dilakukan untuk mengantisipasi dampak buruk krisis financial global terkait penegakkan hukum. Yaitu aspek institusi, aspek regulasi, aspek pelaksanaan atau penegakkan hukum dan SDM. Keempat aspek ini harus dilaksanakan sesuai proporsinya guna menciptakan keteraturan dalam industri pasar modal. Aspek institusi berkaitan keteraturan seluruh institusi yang terlibat
33 Robert JS Nayoan, “Belajar dari Suspensi Pasar,” Investor Daily, ( selasa 14 Oktober ). 34 I Putu Gede Ary Suta, “Pasar Modal Indonesia: Agenda Aksi,” Jurnal Pasar Modal Indonesia No.8/VIII (Agustus 1997): 55. 35 Sjahrir, Tinjauan Pasar Modal, ( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1995), hal. 42. 36 Suhadi Mangkusuwondo, “Prospek Ekonomi Indonesia,” Jurnal Pasar Modal Indonesia No. 6/ VIII (Juni 1997): 76.
UNIVERSITAS INDONESIA
8
dalam industri ini, seperti Bapepam-LK, SRO, Perusahaan Efek, Emiten, Biro Administrasi, Perusahaan Pemeringkat, Konsultan Hukum, dan Akuntan Publik, sedangkan aspek regulasi menyangkut aturan-aturan, yang harus dinamis dan tidak laku. Terpenting, agar semuanya berjalan dengan baik adalah penerapan law enforcement secara konsisten. Penerapan law enforcement dibutuhkan usnur pembinaan, pengawasan, dan penegakkan hukum. Memang pembuktian hukum di pasar modal sangat sulit, tetapi otoritas perlu memberikan informasi perkembangan penanganan kasus-kasus kepada publik dengan baik. Aspek yang terakhir adalah pengembangan SDM, khususnya sarjana hukum yang bergerak di bidang pasar modal. Mereka harus lebih disbanding lainnya. Mereka harus memahami produk-produk pasar modal.37
Peraturan di Indonesia lebih mengacu kepada sistem Inggris yang mewajibkan
dilakukannya tender offer kepada seluruh pemilik saham yang tercatat dan
diperdagangkan. Peraturan kita tidak memungkinkan adanya partial tender offer,
yakni pembelian hanya sebagian dari seluruh saham yang dicatatkan.38 Menurut
Ketua BapepamLK A. Fuad Rahmani mengatakan sebagai berikut, “Peraturan
Bapepam-LK tentang penawaran tender mengakibatkan terlalu banyak pihak yang
melakukan proses tender offer. Selama ini banyak pihak yang melakukan tender
offer dengan tujuan go private. Revisi peraturan ini juga ditujukan agar likuiditas
saham-saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia tetap terjaga,”39
Menurut Sri Mulyani, dinamika pasar modal tidak perlu dintervensi karena akan
menciptakan kondisi yang tidak mencerminkan permintaan dan penawaran riil
dari sebuah saham.40 Ekonom Institute for Development of Economics and
Finance, Aviliani menegaskan kebijakan pemerintah terhadap satu perusahaan di
bursa saham tak mengganggu emiten lain. Menurut dia, campur tangan
pemerintah terhadap pasar bisa dilakukan sepanjang masih wajar. 41 Suatu pasar
modal dapat dikatakan liquid apabila dapat menjual dan membeli surat-surat
37 Yozua Makes, “Pembuktian Kasus Pasar Modal Sangat Sulit,” Investor Daily, (17-18 Januari 2009): 3. 38 Chandra Pasaribu, “ Aturan Bapepam dan Kepentingan Pasar Modal,” Kompas, (Senin, 21 Juli 2008): 21. 39 NN, Aturan “Tender Offer” Diperketat Bapepam, Kompas, (Sabtu 21 Juni 2008): 19. 40 NN, Perdagangan, Lesu, Pemerintah tidak akan berikan insentif,” Kompas, ( Senin, 21 Juli 2008):17. 41 Sefri et. al., “ Langkah Pemerintah Intervensi Bursa di Kecam,” Koran Tempo, (Senin, 10 November 2008): A28.
UNIVERSITAS INDONESIA
9
berharga dengan cepat dengan biaya transaksi yang rendah. Kecepatan transaksi
dapat dilihat dari kecepatan perubahan & fluktuasi harga surat berharga,
khususnya saham, yang diperdagangkan di pasar modal.42 Dengan demikian
harapan memiliki pasar yang berintegrasi benar-benar dapat dicapai sehingga
tercipta iklim investasi yang kondusif. Investor lalu datang beramai-ramai
menanam modal untuk meraih untung, bukan masuk dalam sarang petarungan
keberuntungan yang spekulatif.43
Pemerintah mengecualikan perusahaan yang mencatatkan (listing) sahamnya di
Bursa Efek Indonesia masuk dalam daftar negatif investasi (DNI) melalui
Peraturan Presiden (Perpres) Aturan itu hanya berlaku bagi investasi asing
langsung (Foreign Direct Investment/FDI). Pemisahan aturan tersebut
dimaksudkan untuk menciptakan kepastian hukum bagi pebisnis”44 Konsepsi
untuk memberikan dan menjaga kepercayaan pemodal atas pasar modal sangat
bergantung dengan keberadaan hukum dan penegakkannya yang secara tegas
dapat memberikan perlindungan dan kepastian kepada investasi yang telah
mereka tanamkan tanpa membatasi dinamika dan aktivitas yang penuh dengan
segala bentuk risiko dan keuntungan.45 Pasar Modal harus memberi sumbangan
pertumbuhan bagi pasar riil, menggerakkan perekonomian. Walaupun harganya
sudah tinggi banyak perusahaan yang tetap berminat IPO (Intial Public Offering)
dan hasilnya digunakan untuk ekspansi.46
42 Silvester Mario Pranoto, “ Analisis Indeks Harga Saham Gabungan Pada Bursa Efek Jakarta Untuk Menguji Efisiensi Pasar Modal Indonesia,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2003), hal. 2. 43 Andi Suruji, Adaro, “Hot Issue” dan ketegasan Bapepam,” Kompas, (Sabtu, 21 juni 2008): 21. 44 Raja Hendrik Napitupulu dan Thomas E Harefa, Ciptakan Kepastian Hukum Pasar Modal Bebas DNI,” Investor Daily, (Selasa, 14 Juli 2009): 1. 45 Wardian, “Analisa Penegakan Hukum terhadap tidak Pidana Pasar Modal ditinjau dari Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal,’ (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2006), hal. 4. 46 Pudji Lestari dan Rahayuningsih, “Pemerintah Pacu Peran Pasar Modal,” Bisnis Indonesia, (Rabu, 30 Mei 2007): 1.
UNIVERSITAS INDONESIA
10
Bursa Efek Indonesia akhirnya menerbitkan produk terbarunya yaitu ETF, sebagai
salah satu produk andalan di bursa efek. ETF didefinisikan sebagai suatu efek
reksadana (RD) berbentuk kontrak investasi kolektif dan unit penyertaan (UP)
diperdagangkan di bursa efek. Tujuan investasi ETF adalah memberikan kinerja
imbal hasil yang merefleksikan kelipatan kinerja imbal hasil dari suatu indeks
tertentu yang menjadi acuan ETF.47 Literatur keuangan menunjukkan bahwa
pedagang di pasar modal dapat menanamkan modalnya dalam berbagai usaha
yang risikonya tidak sistematis dengan mempertahankan portofolio sahamnya
(Fama, 1975).48 Teori Portofolio membantah bahwa investor akan menyukai
untuk menanam modal dalam portofolio yang beraneka ragam untuk memperkecil
risiko portofolio tersebut.49 Dalam melakukan investasi portofolio banyak hal
yang harus diperhitungkan termasuk risiko, dibawah ini beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam melakukan investasi di portofolio saham; Pertama, sama seperti reksadana saham lainnya, investasi dalam ETF LQ – 45 menghadapi risiko pasar yaitu fluktuasi harga saham karena faktor ekonomi makro seperti suku bunga dan nilai tukar, dan faktor stabilitas politik. Kedua, jika MI reksadana saham konvensional melakukan stock picking (selection) untuk portofolionya, MI ETF LQ -45 tidak melakukan strategi aktif itu tetapi strategi pasif. Di satu sisi, strategi pasif menghemat biaya traksaksi jual-beli saham untuk portofolio. Ketiga, investor dalam ETF tidak selalu dapat menjual saham ETF-nya pada harga yang diinginkan. Investor ETF harus siap menghadapi risiko likuiditas ini dan kerugian akibat selisih harga bid-ask.50
Pada bidang Pasar Modal masalah perlindungan investor telah dicanangkan dalam
master plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009 dengan dibentuknya Investor
Protection Fund dalam menanggulangi kerugian pemodal yang mungkin timbul.51
47 Ernawan Salimsyah, “ETF dan Pasar Modal,” Kompas, (Senin, 10 Maret 2008): 21. 48 Wydia, “Penggunaan Rasio Keuangan sebagai Ukuran Rasio Akuntansi dan Risiko Pasar Dalam Penentuan Bid-Ask spredd di Bursa Efek Jakarta, Warta Bapepam-LK Th. I/04 (April 2007): 9. 49 Wing Istia Herlambang, “Pengaruh Kepemlikan Saham pada Strukur Modal Perusahaan (Suatu Studi Empiris Pada Pasar Modal Indonesia),” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2004), hal. 2. 50 Budi Freensidy, “ETF, mainan baru pasar modal,” Bisnis Indonesia, (6 Januari 2008): 8. 51 Ali Ridwan, “Perlukah Pengembangan Mekanisme Pengaduan,” Warta Bapepam-LK Th I/03, (Februari 2007): 9.
UNIVERSITAS INDONESIA
11
Bapepam-LK berencana untuk menjajaki kemungkinan melakukan perlindungan
terhadap para investor dalam reksa dana (Investor Protection Fund/ IPF), guna
melindungi dana nasabah dari kerugian akibat penggelapan yang seringkali terjadi
di pasar modal.52
The Investors Protection Fund may provide compensation against a genuine and bonafide claim made by any client, who has either not received the securities bought from a trading member for which the payment has been made by such client to the trading member there against or has not received the payment for the securities sold and delivered to the trading member or has not received any amount or securities which is/are legitimately due to such client from the trading member, who is either declared a defaulter or expelled by the Exchange or where the trading member, through whom such client has dealt, is unable to get the securities rectified or replaced for the reason that the introducing trading member at the Exchange is either declared a defaulter or expelled by the Exchange, under the relevant Rules, Bye-laws and Regulations of the Exchange.53 Artinya: IPF menyediakan kompensasi terhadap klaim yang original dan bonafit yang dibuat oleh klien, yang juga tidak menerima efek yang telah dibeli dari broker dimana pembayaran atas efek tersebut telah dilakukan atau tidak menerima pembayaran atas penjualan saham yang telah diserahkan atau tidak menerima sejumlah atau efek yang secara hukum dimiliki oleh klien yang telah dinyatakan wanprestasi atau keluar oleh bursa atau broker yang telah melakukan kesepakatan mengemukakan alasan tidak dapat memperbaiki atau mengubah dengan alasan broker juga dinyatakan telah melakukan wanprestasi atau keluar oleh bursa berdasarkan peraturan yang relevan, oleh hukum dan peraturan bursa.
Pasar modal sebagai sarana investasi dalam bentuk efek sangat berperan dalam
memobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional. Pasar modal
merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi
bagi masyarakat.54 Keberhasilan perusahaan untuk mengakses berbagai alternatif
sumber dana akan menjamin ketersediaan untuk membiayai kegiatan operasional
dan investasi perusahaan di masa yang akan datang.55 Dalam kondisi normal,
52 Yulianto, Bapepam-LK akan Mengimplementasikan Investor Protection Fund (IPF), http://mybusinessblogging.com/stock-market/2009/08/27/bapepam-lk-akanmengimplementasikan-investor-protection-fund-ipf/, 11 januari 2009. 53 NN, www.sebi.gov.in/bylaws/ch16.pdf, 11 Januari 2009. 54 Farida Edhi Kusumaningtias, “Analisis P/E Ratio sebagai Alternatif Dalam Pengambilan Keputusan Investasi di Pasar Modal,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2009), hal. 1. 55 Taufik Ariyanto, “Struktur Pemegang Saham dan Pengaruhnya terhadap Struktur Modal Perusahaan,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2000), hal. 1.
UNIVERSITAS INDONESIA
12
lembaga keuangan dan pasar modal Internasional menjadi sumber utama
pembiayaan belanja modal di APBN, yang sebagian besar dialokasikan untuk
infrastruktur. Untuk menarik dana dari pasar modal asing itu, pemerintah
menerbitkan obligasi negara atau meminjam dari perbankan asing.56 Dalam
mengembangkan usahanya ini perusahaan membutuhkan modal yang besar,
tergantung pada aktivitas usahanya. Umumnya perusahaan yang tidak go public
mencari dana melalui pasar uang atau meminjam dari Bank.57 Bagi banyak orang
tampak ada sebuah diskoneksi antara optimisme yang melanda pasar finansial dan
kesulitan yang masih dirasakan industri dan pasar tenaga kerja. Masih banyak
pemutusan hubungan kerja, pengurangan gaji, serta penutupan pabrik.58 Padahal
tidak kalah pentingnya adalah membangkitkan kembali investor dalam negeri.
Investor dalam negeri, terutama tingkat menengah ke bawah, sangat potensial
untuk dikembangkan. Mereka selama krisis ekonomi justru menjadi tulang
punggung ekonomi nasional.59 Investor emerging market adalah investor yang
paling mudah dihinggapi semua perilaku diatas. Perilaku inilah yang
sesungguhnya menjadi akselerator penyebaran krisis keuangan yang semula
terjadi di AS menjalar menjadi krisis global.60
Pengawasan atas pelaku pasar modal merupakan suatu hal yang sangat penting
dan utama dalam industri Pasar Modal. Pengawasan tersebut diperlukan untuk
memastikan bahwa para pelaku pasar melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengawasan
tersebut juga diperlukan sebagai salah satu bentuk perlindungan kepada investor 56 Orin Basuki dan Hamzirwan, “ Infrastruktur kembali ke Kekuatan Modal Sendiri,” Kompas, (Rabu, 11 Februari 2009): 21. 57 Daniel Pangaribuan, “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan ( Studi Kasus Pada Perusahaan “XX” Produsen Kertas),” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 1992), hal. 2. 58 NN, “Pasar Modal Membaik, Pengangguran Banyak,” Kompas, (Sabtu, 1 Agustus 2009): 11. 59 Yohanes S. Widada, “Revisi UU Pasar Modal dorong Investor Putar Haluan,” Kompas, ( 4 April 2008): 18. 60 Reinhard Nainggolan, Studi Perilaku Investor dan Pergerakan Harga Saham,” Kompas, (selasa, 25 November 2008): 34.
UNIVERSITAS INDONESIA
13
agar investor merasa aman dan percaya untuk menginvestasikan dananya melalui
pasar modal.61 Belanja modal pemerintah merupakan salah satu sumber investasi
yang turut membentuk pertumbuhan ekonomi. Karena itu, besar kecilnya belanja
modal pemerintah akan turut menentukan seberapa besar tingkat pertumbuhan
ekonomi yang dapat dicapai.62 Institusi perbankan tidak lagi dapat terlalu
diandalkan karena selama ini hanya menyentuh sebagian kecil UKM di Indonesia.
“untuk mengembangkan usaha, sudah saatnya UKM masuk ke pasar modal,”63 hal
ini dikemukakan oleh Sandiaga S. Uno ketika diwawancarai oleh Kompas.
Ada tiga faktor yang menentukan bursa finansial akan bullish/bearish, yaitu
likuiditas, sentiment, dan fundamental. Dalam jangka pendek, faktor likuiditas dan
sentiment sangat mendominasi pasar.64 Untuk mengubah arah pasar yang terbiasa
berorientasi ekspor, pemerintah tak sekadar menggelontorkan uang. Pemerintah
dalam hal ini BapepamLK, terus bergelut menciptakan peraturan dari sisi
governance dan akuntabilitas.65 Meskipun kontribusinya terhadap PDB belum
terlalu besar, perkembangannya selama dua tahun ini menimbulkan keyakinan
bahwa peran dan kontribusi pasar modal terhadap perekonomian harus terus
meningkat.66 Hal menarik lain yang terjadi belakangan ini makin banyaknya
perusahaan yang mengalihkan sumber pendanaan mereka dari pinjaman bank ke
dana dari bursa dengan menerbitkan saham atau obligasi.67 Dalam beberapa tahun
terakhir, cukup banyak investasi yang mengalir ke tanah air. Namun dalam
praktiknya yang terealiasasi jauh dari melimpah. Sebab, investasi yang masuk 61 Chairul Adi, “Risk-Based Supervisor Manajer Investasi,” Warta Bapepam-LK Th. I/08 (Agustus 2008): 9. 62 Sunarsip, “Konstruksi Belanja Modal dan Infrastruktur Pemerintah,” Investor Daily, ( Rabu, 3 September 2008): 4. 63 NN, “UKM harus ke Pasar Modal,” Kompas, (Selasa, 11 Maret 2008): 18. 64 Siswa Rizali, “Konsolidasi dalam tren bullish,” Bisnis Indonesia, (Kamis, 2 Agustus 2007): B10. 65 Gunanto ES, “Pasar Domestik jadi Tumpuan Ekonomi 2009,” Koran Tempo, (Senin, 22 Desember 2008): A4. 66 NN, “Kapitalisasi Capai Rp 1400 Trilliun,” Media Indonesia. (Rabu, 30 Mei 2007): 12. 67 NN, “Pasar Modal yang Matang,” Bisnis Indonesia, ( Senin, 16 Juli 2007): 7.
UNIVERSITAS INDONESIA
14
lebih banyak berupa portofolio pasar modal dan pasar uang.68 Ketergantungan
pada utang bisa juga dikurangi secara drastis dengan cara perang terhadap
korupsi, penegakkan hukum tanpa tebang pilih, peningkatan efisiensi anggaran,
dan penghentian pembelian mobil dan rumah pejabat serta pembangunan kantor-
kantor. Penghematan dan efisiensi dapat dilakukan jika didahului dengan
reformasi birokrasi yang agresif.69 Pasar modal Indonesia dapat diharapkan
menjadi katalisator dan memberi kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi sektor
riil. Namun, pasar modal tidak dapat berdiri sendiri sebagai pasar yang eksklusif
dalam suatu sistem perekonomian. Pasar modal membutuhkan lingkungan yang
mendukung karena merupakan bagian yang terintegrasi dari seluruh pasar dalam
perekonomian.70 Untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut, ada tiga jalur
yang akan ditempuh, yakni perekonomian harus tetap dipertahankan dalam
kondisi yang baik, bersama-sama sektor swasta mengembangkan program-
program yang bersifat public private partnership, serta melakukan berbagai
program terarah yang langsung memerangi kemiskinan.71 Para Pelaku bursa telah
merasakan bahwa krisis moneter yang kemudian diikuti oleh krisis ekonomi telah
memberikan dampak yang kurang menguntungkan terhadap upaya-upaya yang
telah dilaksanakan dalam rangka pengembangan pasar modal di Indonesia.72 Pasar
Modal adalah salah satu lembaga perekonomian yang mengakumulasi modal
masyarakat untuk disalurkan ke dalam berbagai usaha yang dimiliki para emiten.
Pada tingkat pasar perdana pengusaha dapat memanfaatkan pasar modal untuk
memperoleh dana bagi usahanya.73 Pasar modal dikatakan efisien alokasi jika
68 Mohammad Eri Irawan, UUPM, alat akselerasi menyejahterakan rakyat, Bisnis Indonesia, (Kamis, 5 April 2007): 7. 69 Rizal Ramli, “Membangun tanpa Utang,” Investor Daily, (Selasa, 23 Juni 2009): 4. 70 Lin Che Wei dan Pramayanti Meitisari, “ Interelasi Pasar Modal dan Sektor Riil,” Kompas, (Senin, 25 Juni 2007): 21. 71 NN, “Pasar Modal Harus Sejalan Sektor Riil,” Kompas, ( Rabu, 3 Januari 2007): 21. 72 Irus Wandi, “Analisa Hukum Peran Biro Administrasi Efek (BAE) sebagai Lembaga Penunjang Pasar Modal dalam Sistem Perdagangan Efek Tanpa Warkat di Pasar Modal Indonesia, ( Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2002), hal. 1. 73 Ali Murgono, “Peranan Pasar Modal dalam Meningkatkan Penerimaan dengan Pajak Penghasilan Final atas Transaksi Penjualan Saham di Bursaj Efek Jakarta,” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Jakarta, 1999), hal. 1.
UNIVERSITAS INDONESIA
15
sumber daya (dana) yang diinvestasikan bisa dialokasikan pada pihak-pihak yang
membutuhkan dengan menggunakan penawaran tertinggi atas sumber daya-
sumber daya yang ada. Di lain pihak, suatu pasar dikatakan efisien operasi jika
biaya transaksi operasional dalam pasar ditentukan secara kompetitif.74
Privatisasi dan pertumbuhan yang cepat di kawasan Asia dan India bersamaan
dengan perubahan secara struktur industri keuangan di Amerika Latin
menciptakan pasar modal yang kuat dilingkup emerging economies. Pasar lokal
ini terlihat meningkat pesat dan mengambil peran sebagai pembentuk modal yang
mau tidak mau menjadi perhatian dan pembicaraan serius di Wall Street.75 Status
kebijaksanaan makro ekonomi yang tepat tidaklah cukup untuk menjaga
keseimbangan ekonomi kecuali didukung oleh kondisi mikroekonomi yang
baik.”76 Bank sentral seharusnya dapat memainkan lebih banyak peranan dalam
pengawasan bank, dalam hal bank sentral adalah the lender of the last resort,
sebuah institusi yang independent secara politis. Memungkinkan koordinasi antar
kebijakan moneter dan pengaturan dan pengawasan bank serta mampu
mendayagunakan pemerintah untuk mengantisipasi risiko sistematis dan bereaksi
secara cepat dan efisien.77
I.2 Pokok Permasalahan 1. Apakah yang dimaksud dengan penawaran umum? 2. Bagaimana proses penawaran umum yang dilakukan PT Trada Maritime ?
74 Asep Sobirin Suryadimaja, “Perilaku dan Reaksi Harga Saham saat Pengumuman Pendaftaran Saham di Pasar Modal Tes Efisiensi Pasar Modal (Studi Empiris di BEJ Periode Januari 2001- Februari 2004)” (Tesis Magister Universitas Indonesia, Depok, 2004), hal.5. 75 Herry Siswanto, “Dari Wall Street ke Pudong Road,” Warta Bapepam-LK Th. I/01, (Januari 2007): 8. 76 Chandra Kusuma, “Kebijaksanaan Moneter, Pengawasan Bank dan Negara Berkembang,” Warta Bapepam-LK Th. I/03, (Maret 2007): 4. 77 Basri Pohan, “Daya Saing US Capital Market,” ibid. : 6.
UNIVERSITAS INDONESIA
16
I.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini akan membahas teori penawaran umum atau lebih dikenal dengan
istilah IPO (Initial Public Offering) dan bagaimana penawaran umum tersebut
dilaksanakan terutama oleh PT Trada Maritime, Tbk. Penelitian ini memiliki
tujuan sebagai berikut:
1. Menjelaskan konsep penawaran umum.
2. Menjelaskan proses penawaran umum PT. Trada Maritime, Tbk.
I.4 Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan pengertian istilah-istilah yang digunakan di dalam
skripsi ini, maka penulis menggunakan definisi operasional sebagai berikut:
Afiliasi adalah:
a) Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;
b) Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur atau komisaris dan pihak
tersebut;
c) Hubungan antara 2 (dua) perusahaan di mana terdapat satu atau lebih
anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;
d) Hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak
langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;
e) Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung
maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau
f) Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
UNIVERSITAS INDONESIA
17
Anggota Bursa Efek adalah Perantara Pedagang Efek yang telah memperoleh izin
usaha dari Bapepam dan mempunyai hak untuk mempergunakan system dan atau
sarana Bursa Efek sesuai dengan peraturan Bursa Efek.
Biro Administrasi Efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikkan efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan Efek.
Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan system dan
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain
dengan tujuan memperdagankan efek di antara mereka.
Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivative dari efek.
Emiten adalah pihak yang melakukan penawaran umum.
Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan
mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek
pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain
yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut.
Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain yang
berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima dividen, bunga, dan
hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening
yang menjadi nasabahnya.
Lembaga Kliring dan Penjaminan adalah pihak yang menyelenggarakan jasa
kliring dan penjamin penyelesaian transaksi bursa
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian adalah pihak yang menyelenggarakan
kegiatan custodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan Pihak lain.
UNIVERSITAS INDONESIA
18
Manajer Investasi adalah pihak yang kegiatannya usahanya mengelola Portofolio
Efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk
sekelompok nasabah, kecuali perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Menteri adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Penasihat Investasi adalah pihak yang memberi nasihat kepada pihak lain
mengenai penjualan atau pembeliaan efek dengan memperoleh imbalan jasa.
Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh emiten
untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam
undang-undang ini dari peraturan pelaksanaannya.
Penitipan kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh
lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh custodian.
Penjamin Emisi Efek adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk
melakukan penwaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa
kewajiban untuk membeli sisa efek yang tidak terjual.
Perantara Pedagang Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha jual beli
efek untuk kepentingan sendiri atau pihak lain.
UNIVERSITAS INDONESIA
19
Pernyataan Pendaftaran adalah dokumen yang wajib disampaikan kepada Badan
Pengawas Pasar Modal oleh Emiten dalam rangka Penawaran umum atau
Perusahaan Publik.
Perseroan adalah perseroan terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1
Ketentuan Umum Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tentang perseroan
terbatas.
Perusahaan Efek adalah pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin
Emisi Efek , Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.
Perusahaan Publik adalah Perseroan yang sahamnya telah dimiliki sekurang-
kurangnya oleh 300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disektor
sekurang-kurangnya Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah) atau suatu jumlah
pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah.
Pihak adalah orang perseorangan, perusahaan usaha bersama, asosiasi, atau
kelompok yang terorganisasi.
Portofolio Efek adalah kumpulan Efek yang dimiliki oleh Pihak.
Prinsip Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten,
Perusahaan Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-Undang ini untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi
Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap
keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dan Efek tersebut.
Prospektus adalah setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum
dengan tujuan agar pihak lain membeli efek.
UNIVERSITAS INDONESIA
20
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam Portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.
Transaksi Bursa adalah kontrak yang dibuat oleh Anggota Bursa Efek sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan oleh Bursa Efek mengenai jual beli Efek,
pinjam meminjam Efek, atau kontrak lain mengenai Efek atau harga Efek.
Unit Penyertaan adalah satuan ukuran yang menunjukkan bagian kepentingan
setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif.
Wali Amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang
bersifat utang.
I.5 Metode Penelitian Pada dasarnya, kualitas suatu tesis dan disertasi tak tergantung pada data yang
dipakai, akan tetapi sangat ditentukan oleh sistematika penulisannya, kajian
pustaka yang relevan dengan dukungan pendapat ilmiah (expert’s judgement) dari
penulisnya.78 Pada penelitian hukum normatif yang sepenuhnya mempergunakan
data sekunder, maka penyusunan kerangka teoritis yang bersifat tentatif dapat
ditinggalkan. Akan tetapi, penyusunan kerangka konsepsionil mutlak
diperlukan.79 Ilmu pengetahuan membawa langkah-langkah intuisi keluar dari
pikiran sehingga diketahui umum, dan karenanya langkah-langkah itu dapat
dimiliki orang lain sebagai bagian dari proses pengumpulan pengetahuan (Hoover,
1976: 10).80
78 I Gusti Ngurah Agung, “Manajemen Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi (Kiat-kiat untuk mempersingkat waktu penulisan karya ilmiah yang bermutu), Ed. 1st , (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal.13. 79 Soerjono Soekanto, “Pengantar Penelitian Hukum,” Cet. ke-3., (Jakarta: UI Press), 1986. 80 Bruce A. Chadwick, Howrad M. Bahr dan Stan L. Albrecht, “Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial, (diterjemahkan oleh, Sulistia, et.al., (New Jersey: Universitas Brigham Young, 1996), hal. 12.
UNIVERSITAS INDONESIA
21
Berkaitan dengan pendapat ilmiah, Turkey, (1962: dalam Gifi; 1990, hlm.23)
menyatakan tiga sumber pendukung sebagai berikut:81 1) Judgement based upon the experience of the particular field of subject matter
from which the data come. 2) Judgement based upon a broad experience with how particular techniques of
data analysis have worked out in a variety application. 3) Judgement based upon abstract rules about the properties of particular
techniques. Wherer obtained by mathematical proofs of empirical sampling Artinya:
1) Penilaian berdasarkan pengalaman dari subjek permasalahan penelitian yang berasal dari data yang didapat.
2) Penilaian berdasarkan pengalaman yang luas bagaimana teknik yang tepat dalam analisis data telah bekerja dalam aplikasi bentuk yang bervariasi.
3) Penilaian berdasarkan aturan yang abstrak mengenai instrument atas teknik yang tepat. Dimana didapat melalui pembuktian matematis dari sample yang empiris.
Dalam pada itu, suatu penelitian sosial bisa jadi tidak sampai pada tujuan/taraf
eksplanasi; sekedar untuk melukiskan atau menggambarkan (deskripsi) sejumlah
variable yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti, tanpa
mempersoalkan hubungan antara variable (jalin menjalinya antarvariabel).82
Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap
fenomena sosial tertentu, misalnya perceraian, pengangguran, keadaan gizi,
preferensi terhadap politik tertentu dan lain-lain. Peneliti mengembangkan konsep
dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa.83 Setiap
pendekatan memiliki asumsi dasar yang berbeda. Asumsi dasar yang ada di dalam
pendekatan kuantitatif bertolak belakang dengan asumsi dasar yang
dikembangkan di dalam pendekatan kualitatif.84
Penelitian Kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara matematik, ia lebih
kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang datanya diambil berdasarkan
81 I Gusti Ngurah Agung, Op.Cit. 82 Sanapiah Fausal, “Format-Format Penelitian Sosial, (dasar-dasar dan aplikasi), Ed.1st, 8 (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), hal.18. 83 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, “ Metode Penelitian Survei,” Edisi revisi, (Jakarta: LP3ES, 1989), hal.4. 84 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, “Metode Penelitian Kuantitatif: teori dan aplikasi,” ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), hal.24-25.
UNIVERSITAS INDONESIA
22
sample. Walaupun demikian, riset kualitatif bisa menyediakan informasi penting
yang kemudian bisa dijelajahi lebih lanjut melalui riset kuantitatif.85
Masalah etik ilmu pengetahuan bukan suatu masalah yang hanya berarti bagi kita
di Indonesia ini. Bahkan justru di negara-negara industri dimana pertumbuhan
ilmu pengetahuan dan teknologi diperkirakan akan mendorong masyarakatnya
memasuki tingkat post-industrial, etik ilmu pengetahuan dewasa ini dipertanyakan
dengan sengit.86
Pengertian yang lain tentang penelitian deskriptif dikemukakan oleh Vredenbergt
yang menyatakan, bahwa dalam tipe penelitian ini diusahakan untuk memberikan
sesuatu uraian yang deskriptif mengenai suatu kolektivitas dengan syarat bahwa
representatives harus terjamin.87 Oleh karena itu seorang peneliti, diharapkan
menguasai kosakata umum serta seperangkat perisitilahan bidang ilmu yang
ditekuninya. Ia pun diharuskan mengetahui tata perlambangan, akronim dan
singkatan, beserta satuan ukuran yang lazim dipakai oleh bidang spesialisasinya.88
Setelah masalah yang dihadapi di konfirmasi aktualitas dan relevansinya dari
kepustakaan, kemudian dirumuskan pula tema sentral masalahnya, maka kita
kembali menelusuri kepustakaan untuk mengungkapkan hal yang esensial untuk
argumentasi dukungan dasar teoritis dalam rangka pendekatan pemecahan
masalah yang dihadapi.89
85 Husein Umar, “Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis,” Ed. Baru 7th, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), hal. 36-37. 86 Danny Zacharias, “Kepantasan Ilmiah Etis adalah Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial,” Metode Penelitian Pedesaan (Koreksi dan Pembenaran), Cet. ke-1., (Jakarta-Salatiga: CV Rajawali dan LPIS UKSW, 1984), hal.4. 87 Soejono dan Abdurahman, “Metode Penelitian (Suatu Pemikiran dan Penerapan), Cet.ke-2, (Jakarta: PT Rineka Cipta dan PT Dina Adi Aksara, 2005). hal. 23. 88 Mien A.Rifai, “Pegangan Gaya Perubahan, Penyuntingan dan Penerbitan Karya Ilmiah Indonesia,” Cet. ke-5, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), hal. 28. 89 Hidi Atmadilaga, “Panduan Skripsi, Tesis, Disertasi,” Cet: Sept 1997, (Bandung: CV Pionir Jaya, 1997), hal.17.
UNIVERSITAS INDONESIA
23
Dengan tepat Maxwell (1996) memberikan saran sebagai berikut, yaitu: “Tidak
memperlakukan literatur sebagai penguasa untuk dihormati, melainkan sebagai
sumber gagasan yang bermanfaat namun mungkin keliru tentang suatu persoalan
dan anda seyogianya berupaya melihat alternatif-alternatif lain untuk
merumuskan persoalan itu.”90
Penelitian kualitatif didefinisikan sebagai sebuah proses penyelidikan untuk
memahami masalah sosial atau masalah manusia, berdasarkan kata-kata,
melaporkan pandangan informan secara terperinci dan disusun dalam sebuah latar
alamiah.91 Di dalam penelitian yang kualitatif ada tiga hal yang mungkin akan
menjadi masalah, yaitu: Yang pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas/memperdalam masalah yang telah disiapkan. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup disempurnakan. Yang ketiga “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus “ganti” masalah. Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.92
Berdasarkan atas penjabaran seluruh data di dalam subbab mengenai metode
penelitian, saya akan menggunakan Metode Penelitian Yuridis Normatif dengan
tipe penelitian deskriptif dengan mendeskripsikan semua data yang didapat tanpa
merumuskan hipotesa sehingga data sekunder yang didapat tidak terdapat analisa
terhadap perumusan hipotesa sebuah penelitian ilmiah hukum. Hal ini sesuai
dengan pendapat yang dikeluarkan oleh Bogdon dan Taylor (1975: 5); Mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang
90 A. Chaedar Alwasilah, “Pokoknya Kualitatif (dasar-dasar merancang dan melakukan penelitian kualitatif),” Cet. ke-3., (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 2006), hal. 113. 91 John W. Geswell, “Desain Penelitian, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Research Design, Quantitative dan Qualitative Approaches), diterjemahkan oleh: Anggota III dan IV KUK UI kerjasama dengan Nur Khabilah, Cet. ke-2, (Jakarta: KUK Press, 2003), hal.1. 92 Sugiyono, “Memahami Penelitian Kualitatif,” Cet. ke-3. (Bandung: Alfabeta, April 2007), hal. 30.
UNIVERSITAS INDONESIA
24
dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).93
Jenis data yang akan digunakan adalah adalah data sekunder karena bentuk
penelitian yang digunakan adalah Yuridis Normatif yang menggunakan studi
kepustakaan sebagai cara mencari data sekunder tersebut. Pada Bab IV penelitian
ini saya akan memberikan hasil wawancara dengan para pihak yang terlibat di
dalam proses penawaran umum yang dilakukan oleh PT Trada Maritim, Tbk.
I.6 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Bab Pertama, berisi pendahuluan menjelaskan peran pasar modal serta isu-isu yang berkembang di dalam pasar modal, dan beberapa opini dari beberapa pakar di bidang pasar modal. Bab Kedua, menjelaskan pengertian penawaran umum baik menurut Undang-Undang Pasar Modal hingga berbagai definisi serta pendapat hukum yang diberikan oleh para pakar dibidang pasar modal. Bab Ketiga, menjelaskan proses penawaran umum serta permsalahannya yang dilakukan oleh PT Trada Maritime, Tbk sebagai tinjauan kasus di dalam penelitian ini. Bab Keempat, merupakan pemaparan hasil wawancara kepada para pihak yang terlibat di dalam penawaran umum yang dilakukan oleh PT Trada Maritime, Tbk. Bab Kelima, berisi kesimpulan saran, kritik atas penawaran umum yang dilakukan oleh PT Trada Maritime, Tbk. dan beberapa lampiran penting.
93 Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif,” Cet. ke-20, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Februari 2006), hal. 4.
UNIVERSITAS INDONESIA
25