43
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan inti permasalahan yang akan diteliti dan
menjadi isu sentral pembahasan. Objek penelitian juga meliputi hal-hal apa saja
yang akan disimpulkan dari hasil studi (Masatu : 2012).
Adapun objek penelitian pada tesis ini meliputi empat variabel yaitu :
Tingkat Worklife Balance (X1), Penilaian Kinerja(X2), Motivasi Kerja (Y1) dan
Organizational Citizenhip Behavior (Y2). Variabel-variabel tersebut diduga
memiliki unsur keterkaitan yang akan dideskripsikan melalui metode penelitian
dan pengolahan data.
Rincian unsur-unsur yang meliputi Work Life Balance diantaranya aspek
mengenai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Penilaian
Kinerja melingkupi penilaian terhadap indikator-indikator kinerja, apakah
dilakukan penilaian oleh perusahaan. Variabel Motivasi meliputi motivasi dari
luar dan dari dalam diri karyawan, dan Variabel Organizational Citizenhip
Behavior meliputi lima dimensi yaitu : (1) Alttruism, (2) Concientiousness, (3)
Courtesy, (4) Sportmanship, (5) Civic Virtue.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kabupaten Subang, Kecamatan
Purwadadi. Perusahaan yang dijadikan tempat penelitian yaitu PT. Buma Apparel
Industry dengan produk utama perusahaan pakaian jadi.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang
dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta
dan kesimpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan
mengendalikan keadaan. Kesimpulan didapat setelah melalui serangkaian metode
ilmiah. Metode penelitian juga bisa dilaksanakan dengan desain penelitian
kualitatif, kuantitatif, ataupun keduanya (Harwell : 2011)
44
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode
analisis jalur (path analysis). Metode ini akan menentukan apakah ada pengaruh
variabel–variabel yang telah diungkapkan di atas. Analisis jalur merupakan
pengembangan dari regresi ganda yang memungkinkan kajian hubungan variabel
yang lebih kompleks (Streiner : 2005). Metode ini bisa menguji variabel terikat,
misalnya menguji variabel A yang dipengaruhi oleh variabel B, yang akan
berdampak pada variabel C.
Variabel terikat pada penelitian ini yaitu Organizational Citizenship
Behavior, sedangkan variabel bebasnya yaitu Work Life Balance dan Penilaian
Kinerja. Adapun motivasi dikategorikan sebagai variabel intervening.
1. Definisi Operasional Variabel Dan Indikatornya
Definisi Operasional Variabel merupakan informasi bagaimana peneliti
mengukur suatu variabel, informasi ini akan berguna bagi peneliti lainnya.
Operasionalisasi variabel akan menentukan prosedur pengukuran, apakah
menggunakan prosedur yang sama atau diperlukan prosedur yang baru.
a). Indikator Work Life Balance
Work Life Balance adalah keadaan seimbang antara kehidupan kerja dan
kehidupan pribadi seorang karyawan, dan meminimalisir konflik diantara
keduanya. Indikator diperlukan, agar memudahkan penelitti untuk melakukan
observasi sehingga diperoleh data yang valid.
Berdasarkan perkembangan teori Work Life Balance yang telah diuraikan
pada Bab II maka peneliti mengambil pendapat yang lebih mewakili teori
secara keseluruhan yaitu pendapat Parker. Menurut Louise P Parkes and Peter
H Langford (2008), terdapat lima dimensi dan indikator WLB pada konteks
Keseimbangan pekerjaan-kehidupan yang diuraikan sebagai berikut :
45
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Dimensi dan Indikator Work-Life Balance
No DIMENSI INDIKATOR
1 Keseimbangan antara bekerja
dan kehidupan pribadi (X11)
Bisa membagi waktu kerja
dan kluarga
2
Bisa bertemu dan bertanggung
jawab terhadap keluarga dan
bertanggung jawab terhadap
pekerjaan (X12)
Masuk jam kerja sesuai jam
kantor dan pulang sesuai
jam kerja
3 Memiliki kehidupan sosial
diluar pekerjaan (X13)
Bergabung dengan serikat
buruh atau berwiraswasta
4
Mampu terlibat dalam bekerja
tetapi masih bisameluangkan
waktu untuk kegemaran atau
hobi (X14)
Menjadi anggota komunitas
tertentu, otomotif dll
5
Jumlah Jam Kerja (X15) Jumlah jam kerja per
minggu, atau perbulan
dipilih secara fleksibel
Sumber: Louise P Parkes and Peter H Langford (2008)
Dimensi dan indikator Work Life Balance diatas menunjukkan seseorng
bekerja dengan penuh tanggungjawab tetapi tetap menjaga hubungan baik dengan
keluarga maupun rekan kerjanya melalui berbagai aktivitgas diluar jam kerja.
Dengan demikian lima dimensi berserta indikator di atas bisa dinyatakan cukup
mewakili teori Work Life Balance.
46
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b). Indikator Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja yang dimaksudkan pada penelitian ini yaitu aspek-aspek
kinerja yang menjadi penilaian atasan. Indikator Penilaian kinerja mengacu pada
pendapat Hasibuan (2012), yang bisa dirincikan sebagai berikut :
(1) Penilaian terhadap Kesetiaan (X21)
(2) Penilaian terhadap Kualitas dan kuantitas kerja (X22)
(3) Penilaian terhadap Kejujuran (X23)
(4) Penilaian terhadap Kedisiplinan (X24)
(5) Penilaian terhadap Kreativitas (X25)
(6) Penilaian terhadap Kerjasama (X26)
(7) Penilaian terhadap Kepemimpinan (X27)
(8) Penilaian terhadap Kepribadian (X28)
(9) Penilaian terhadap Prakarsa (X29)
(10) Penilaian terhadap Kecakapan (X210)
(11) Penilaian terhadap Tanggungjawab (X211)
c). Indikator Motivasi Kerja
Motivasi kerja merupakan penyebab dan penggerak seseorang bekerja.
Mengacu pada pendapat Riduwan (2002:66) bahwa Motivasi kerja dapat diukur
melalui indikator-indikator yang diuraikan di bawah ini :
(1) Upah atau gaji yang layak (Y1)
(2) Pemberian insentif (Y2)
(3) Mempertahankan harga diri (Y3)
47
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(4) Memenuhi kebutuhan rohani (Y4)
(5) Penempatan pegawai yang sesuai (Y5)
(6) Menimbulkan rasa aman di masa depan (Y6)
d). Indikator Organizational Citizenship Behavior (OCB)
Indikator Organizational Citizenship Behavior diturunkan dari dimensi
OCB yang dikemukakan oleh Organ (1994) yang terdiri dari lima dimensi, dan
dikembangkan oleh Ziaulhaq (2012) sebagai berikut :
Tabel 3.2
Dimensi dan Indikator Organizational Citizenship Behavior
Dimensi Indikator
Altruism
Secara sengaja, tulus, dan spontan menolong
orang yang terlihat membutuhkan bantuan.
(Y1)
Selalu siap memberi bantuan pada orang-
orang yang ada di sekelilingnya. (Y2)
Conscientiousness
Menunjukkan perilaku yang melebihi dari
prasyarat minimum yang ada (Y3)
Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
prosedur yang ada. (Y4)
Courtesy
Berusaha untuk menghargai orang lain(Y5)
Berusaha untuk tidak membuat masalah
dengan orang lain(Y6)
Sportsmanship
Dapat dengan mudah beradaptasi dengan
lingkungan kerja (Y7)
Tidak mudah untuk mengeluh dan tidak
membesar-besarkan masalah di luar
proporsinya. (Y8)
48
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selalu menunjukkan semangat dan
antusiasme dalam bekerja (Y9)
Civic Virtue
Mempunyai rasa memiliki pada perusahaan di
mana dia bekerja (Y10)
Menginginkan adanya kemajuan bagi
perusahaan (Y11)
2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari Data Primer
dan data sekunder. Data primer merupakan data utama yang menjadi acuan
untuk mendapatkan kesimpulan yang dikumpulkan secara sistematis. Bentuk
datanya bisa berupa hasil analisis angket, wawancara, dan pengamatan.
Sedangkan data sekunder merupakan data pendukung yang menguatkan
a. Data primer meliputi tanggapan responden (karyawan PT. Buma Apparel
Industr.) yang berkaitan dengan Work Life Balance, Motivasi dan
Penilaian Kinerja dan Organizational Citizenhip Behavior.
b. Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal dari
bagian personalia (HRD), Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Subang,
Departemen Perindustrian, Serkat pekerja dan instansi terkait lainnya.
Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara : (a).
Kuesioner (angket) dan (b). Interview, melalui suatu instrumen penelitian.
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen atau alat untuk mengukur variabel-
variabel penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya berupa angket. Untuk
memperinci menjadi instrumen yang lengkap maka disusun kisi-kisi instrumen
penelitian seperti tercantum pada tabel 3.3 di bawah ini:
Tabel 3.3
49
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kisi – Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Tingkat
Pengukuran Skala
Item
pertanyaan
Work Life
Balance –
WLB (X1)
Adalah
kepuasan dan
kemampuan
pegawai
menjalankan
peran dengan
baik dikeluarga
maupun di
tempat kerja
(Clark,
2000:751)
Keseimbangan
antara bekerja dan
kehidupan pribadi
Bisa membagi
waktu kerja dan
keluarga (X1)
Tingkat WLB
terhadap
pembagian
waktu
Ordinal 1,2
Bertemu dan
bertanggungjawab
terhadap keluarga
dan pekerjaan
Masuk kerja
sesuai jam kantor
dan pulang
sampai ahir jam
kantor (X2)
Tingkat kesesuain
masuk dan akhir
jam kerja
Ordinal 3,4
Memiliki
kehidupan sosial
diluar pekerjaan
Bergabung
dengan serikat
buruh atau
berwiraswasta
(X3)
Tingkat
kehidupan sosial
diluar pekerjaan
Ordinal 5,6
Terlibat dalam
bekerja, tapi masih
bisa mengikuti
hobi
Menjadi anggota
komunitas
tertentu, olahraga,
otomotif dll (X4)
Tingkat
keterlibatan
dalam pekerjaan
dan hobi
Ordinal 7,8
Keseimbangan jam
kerja
Jumlah jam kerja
dipilih fleksibel
(per minggu
/bulan) (X5)
Tingkat
keseimbangan
jam kerja
Ordinal 9,10
Penilaian
Kinerja (X2)
adalah evaluasi
terhadap kinerja
karyawan saat
ini dan atau di
masa lalu relatif
terhadap standar
prestasinya
(Dessler :2011)
Penilaian Individu Penilaian
terhadap
Kesetiaan (X1)
Tingkat penilaian
kesetiaan
Ordinal 1
Penilaian
terhadap kualitas
dan kuantitas
kerja (X2)
Tingkat
penilaian
terhadap kualitas
dan kuantitas
kerja
Ordinal 2
Penilaian
terhadap
kejujuran (X3)
Tingkat penilaian
kejujuran
Ordinal 3
Penilaian
terhadap
kedisiplinan (X4)
Tingkat penilaian
kedisiplinan
Ordinal 4
Penilaian
terhadap
kreativitas (X5)
Tingkat penilaian
kreativitas
Ordinal 5
Penilaian
terhadap
kerjasama (X6)
Tingkat penilaian
kerjasama
Ordinal 6
50
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penilaian
terhadap
kepemimpinan
(X7)
Tingkat penilaian
kepemimpinan13
Ordinal 7
Penilaian
terhadap
kepribadian (X8)
Tingkat penilaian
kerpribadian
Ordinal 8
Penilaian
terhadap
prakarsa
(X9)
Tingkat penilaian
prakarsa
Ordinal 9
Penilaian
terhadap
kecakapan (X10)
Tingkat penilaian
kecakapan
Ordinal 10
Penilaian
terhadap
Tangungjawab
(X11)
Tingkat penilaian
tanggungjawab
Ordinal 11
Motivasi (X3)
merupakan
suatu keahlian
dalam
mengarahkan
seorang pegawai
dan sebuah
organisasi agar
dapat bekerja
supaya berhasil,
hingga para
pegawai dan
tujuan dari
organisasi
tersebut tercapai
(Flippo:2005)
Individu Mendapatkan gaji
yang layak (X1)
Tingkat
pendapatan gaji
Ordinal 1,2
Mendapatkan
insentif (X2)
Tingkat
pendapatan
insentif
Ordinal 3,4
Mempertahankan
harga diri dengan
bekerja (X3)
Tingkat
mempertahankan
harga diri
Ordinal 5,6
Bekerja
memenuhi
kebutuhan rohani
(X4)
Tingkat
pemenuhan
kebutuhan rohani
Ordinal 7,8
Menempati posisi
yang sesuai (X5)
Tingkat
penempatan
posisi
Ordinal 9,10
Merasa aman
dimasa depan
(X6)
Tingkat
pencapaan rasa
aman masa
depan
Ordinal 11,12
Organizational
Citizenship
Behavior (Y)
kontribusi
individu dalam
melebihi
tuntutan peran di
Altruism Tulus menolong
orang yang
terlihat
membutuhkan
bantuan (Y1)
Tingkat ketulusan
menolong
Ordinal 1
Siap memberi
bantuan pada
orang
disekeliling (Y2)
Tingkat membatu
orang sekeliling
Ordinal 2
51
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tempat kerja
Aldag dan
Resckhe (1997)
Conscientiousness Menunjukan
prilaku melebihi
prasarat minimum
(Y3)
Tingkat prilaku
melebihi
minimum
Ordinal 3
Melaksanakan
pekerjaan sesuai
prosedur (Y4)
Tingkat
pelaksanaan
pekerjaan sesuai
prosedur
Ordinal 4
Courtesy Berusaha untuk
menghargai orang
lain (Y5)
Tingkat
menghargai
orang lain
Ordinal 5
Berusaha untuk
tidak membuat
masalah dengan
orang lain (Y6)
Tingkat
keramahan
dengan orang lain
Ordinal 6
Sportmanship Mudah
beradaptasi
dengan
lingkungan kerja
(Y7)
Tingkat adaptasi
dengan
lingkungan kerja
Ordinal 7
Tidak membesar-
besarkan masalah
diluar
proporsinya (Y8)
Tingkat meredam
permasalahan
Ordinal 8
Selalu
menunjukan
semangat dan
antusias kerja
(Y9)
Tingkat semangat
dna antusias kerja
Ordinal 9
Civic Virtue Mempunyai rasa
memiliki pada
perusahaan (Y9)
Tingkat rasa
memiliki pada
perusahaan
Ordinal 10
Menginginkan
kemajuan
perusahaan (Y9)
Tingkat
keinginan
memajukan
perusahaan
Ordinal 11
Setelah disusun kisi-kisi instrumen, maka dapat dibuat pertanyaan
atau pernyataan dalam bentuk kuesioner. Nomor pertanyaan dapat dilihat
pada kolom item perntanyaan.
52
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data primer bentuk
kuesioner memiliki skala tertentu. Skala yang digunakan dalam penelitin ini
yaitu jenis skala angket yang dikembangkan oleh Likert (1932:14). Skala ini
berinterval 1-5 dengan pilihan jawaban sebagai berikut :
( 1 ) Sangat Tidak Setuju (STS)
( 2 ) Tidak Setuju (TS)
( 3 ) Netral (N)
( 4 ) Setuju (S)
( 5 ) Sangat Setuju (SS)
Pemberian skor untuk masing-masing jawaban dalam kuesioner adalah
sebagai berikut :
(1). Pilihan pertama, memiliki nilai skor 1 (satu)
(2). Pilihan kedua, memiliki nilai skor 2 (dua)
(3). Pilihan ketiga, memiliki nilai skor 3 (tiga)
(4). Pilihan keempat, memiliki nilai skor 4 (empat)
(5). Pilihan kelima, memiliki nilai skor 5 (lima)
3. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dan memenuhi syarat-syarat tertentu dan berkaitan dengan masalah penelitian.
(Riduwan, 2014:55 ). Populasi dalam penelitian yaitu karyawan PT. Buma
Apparel Industry yang berjumlah 3.256 orang. Untuk menentukan jumlah
sampel dapat ditentukan secara purposif yaitu dengan mengadakan kesepakatan
dengan manajer personalia (HRD) diperusahaan mengenai jumlah karyawan
yang bisa dijadikan responden. Berdasarkan kesepakatan didapatkan jumlah
responden sebanyak 100 orang.
53
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel pada penelitian ini
yaitu metode acak sederhana (Simple Random Sampling) (Becker & Doyle, 2016),
yaitu pengambilan sampel yang setiap unitnya mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih (Sumarsono , 2004:50).
Metode Simple Random Sampling memiliki kemiripan dengan teknik
pengambilan sampel dengan cara Survey yaitu dengan mengambil beberapa
sampel yang mewakili karyawan perusahaan PT. Buma Apparel Industri
melalui pengisian serangkaian kuesioner. Penelitian survey merupakan
penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang
dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut
(Kerlinger : 2010). Dengan demikinan, akan didapat kesimpulan atau
generalisasi konsep yang diteliti.
Tabel 3.4
Rincian Jumlah Populasi dan Sampel
FACTORY Jumlah Karyawan Sampel yang diambil
F1 1612 55
F2 1502 55
F3 142 20
Total 3256 130
Sumber : Personalia PT. Buma
Jumlah sampel sebanyak 130 orang karyawan dari total 3.256, sebanyak
30 responden merupakan sampel uji coba validitas dan reliabilitas instrumen.
Sedangkan 100 responden lainnya menjawab kuesioner yang sudah valid.
4. Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Instrumen penelitian perlu diuji untuk menunjukkan tingkat keandalan dan
kesahihan suatu alat ukur. Pengujian tersebut melaui proses uji Validitas dan uji
Reliabilitas .
54
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a) Uji Validitas
Instrumen penelitian yang berupa angket perlu diuji validitasnya dengan
maksud untuk mengetahui tepat tidaknya angket yang disebarkan kepada
responden.
Penghitungan Validitas instrumen diawali dengan mencari nilai korelasi
antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan skor total melalui
rumus Pearson product moment sebagai berikut :
𝑟 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑛 .(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋).(∑ 𝑌)
√{𝑛.∑ 𝑥2−( ∑ 𝑋)2} .{𝑛 ∑ 𝑌2−(∑ 𝑌)2}
(Riduwan:2014)
Keterangan :
1). r hitung = koefisien korelasi
2). X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
3). Y = Skor total
4). Xi = Jumlah skor dalam distribusi X
5). Yi = Jumlah skor dalam distribusi Y
6). n = Jumlah Responden
Kemudian dilanjutkan dengan Uji-t dengan rumus :
𝑡 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =𝑟√𝑛 − 2
√1 − 𝑟2
Keterangan :
1). t hitung = Nilai t hitung
55
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2). r = Koefisien
3). n = Jumlah responden
Hasil perhitungan (t hitung) dibandingkan dengan r tabel dengan = 0,05.
Penentuan valid atau tidaknya item pertanyaan dengan kriteria sebagai berikut :
Jika t hitung > t tabel, berarti instrumen valid
Jika t hitung < t tabel, berarti tidak valid.
Adapun t tabel acuan yang digunakan peneliti pada tesis ini terlihat di
bawah ini :
Tabel 3.5
Tabel Kriteria Validitas Instrumen
Nilai r Interpretasi
0,800-1,000 Sangat tinggi
0,600 – 0,799 Tinggi
0,400-0,599 Cukup Tinggi
0,200-0,399 Rendah
0,000-0,199 Sangat rendah
(Tidak Valid)
(Riduwan:2014)
5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Setelah angket diujicobakan kepada responden sebanyak 30 orang
(n=30) kemudian dilakukan koding angket untuk mempercepat proses
pengolahan data maka digunakan Program Aplikasi (Software) Statistik SPSS
Versi 22. Berikut rincian untuk masing-masing variabel :
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel X1 (Work Life Balance)
Item
No r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,276 0,310 Tidak Valid
2 0,304 0,310 Valid
3 0,439 0,310 Valid
56
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 0,546 0,310 Valid
5 0,545 0,310 Valid
6 0,379 0,310 Valid
7 0,691 0,310 Valid
8 0,435 0,310 Valid
9 0,798 0,310 Valid
10 0,484 0,310 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer 2016
Berdasarkan tabel hasil uji validitas indikator di atas, dapat disimpulkan
bahwa dari 10 item pertanyaan terdapat 1 item yang tidak valid, artinya item
pertanyaan tersebut tidak layak digunakan dalam pengumpulan data, sehingga
item tersebut di drop atau dihilangkan. Item yang tidak valid yaitu pertanyaan
nomor 1 dengan indikator bisa membagi waktu kerja dan keluarga. Tabel hasil
uji validitas secara lengkap terdapat pada lampiran penelitian.
Hasil uji validitas instrumen selanjutnya yaitu variabel Penilaian Kinerja
(X2). Berdasarkan output hasil pengolahan data dengan SPSS 22 diperoleh nilai
validitas variabel Peniaian Kinerja sebagai berikut :
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel X2 (Penilaian Kinerja)
Item
No r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,454 0,310 Valid
2 0,989 0,310 Valid
3 0,132 0,310 Tidak Valid
57
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 0,735 0,310 Valid
5 0,445 0,310 Valid
6 0,836 0,310 Valid
7 0,533 0,310 Tidak
8 0,836 0,310 Valid
9 0,611 0,310 Tidak
10 0,408 0,310 Valid
11 0,067 0,310 Tidak Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer 2016
Berdasarkan tabel hasil uji validitas indikator pada tabel 3.7 di atas, dapat
disimpulkan bahwa dari 11 item pertanyaan terdapat 2 item yang tidak valid,
artinya item pertanyaan tersebut tidak layak digunakan dalam pengumpulan data,
sehingga item tersebut di bisa dihilangkan atau diganti. Item yang tidak valid
yaitu pertanyaan nomor 3 dengan indikator penilaian terhadap kejujuran dan
petanyaan nomor 11 dengan indikator penilaian terhadap tanggungjawab.
Hasil uji validitas instrumen selanjutnya yaitu variabel Motivasi Kerja
(X3). Berdasarkan output hasil pengolahan data dengan SPSS 22 diperoleh nilai
validitas variabel Motivasi Kerja sebagai berikut :
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel X3 (Motivasi Kerja)
Item
No r hitung r tabel Kesimpulan
1 0,517 0,310 Valid
58
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2 0,631 0,310 Valid
3 0,399 0,310 Valid
4 0,380 0,310 Valid
5 0,330 0,310 Valid
6 0,264 0,310 Tidak Valid
7 0,465 0,310 Valid
8 0,314 0,310 Valid
9 0,446 0,310 Valid
10 0,527 0,310 Valid
11 0,239 0,310 Tidak Valid
12 0,468 0,310 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer 2016
Berdasarkan tabel hasil uji validitas indikator pada tabel 3.8 di atas, dapat
disimpulkan bahwa dari 12 item pertanyaan terdapat 2 item yang tidak valid,
artinya item pertanyaan tersebut tidak layak digunakan dalam pengumpulan data,
sehingga item tersebut di bisa dihilangkan atau diganti. Item yang tidak valid
yaitu pertanyaan nomor 6 dengan indikator mempertahankan harga diri dan
petanyaan nomor 11 dengan indikator menimbulkan rasa aman di masa depan.
Hasil uji validitas instrumen yang ke-empat yaitu variabel Motivasi Kerja
(Y). Berdasarkan output hasil pengolahan data dengan SPSS 22 diperoleh nilai
validitas variabel Motivasi Kerja sebagai berikut :
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Y (Organizational Citizenship Behavior)
Item
No r hitung r tabel Kesimpulan
59
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 0,399 0,310 Valid
2 0,343 0,310 Valid
3 0,293 0,310 Tidak Valid
4 0,419 0,310 Valid
5 0,251 0,310 Tidak Valid
6 0,355 0,310 Valid
7 0,335 0,310 Valid
8 0,216 0,310 Tidak Valid
9 0,347 0,310 Valid
10 0,333 0,310 Valid
11 0,468 0,310 Valid
Sumber : Pengolahan Data Primer 2016
Berdasarkan tabel hasil uji validitas indikator pada tabel 3.9 di atas, dapat
disimpulkan bahwa dari 11 item pertanyaan terdapat 3 item yang tidak valid,
artinya item pertanyaan tersebut tidak layak digunakan dalam pengumpulan data,
sehingga item tersebut di bisa dihilangkan atau diganti. Item yang tidak valid
yaitu pertanyaan nomor 3 dengan indikator menunjukan perilaku yang melebihi
dari prasyarat dan petanyaan nomor 5 dengan indikator berusaha untuk
menghargai orang lain dan penyataan nomor 8 dengan indikator tidak mudah
mengeluh.
3.9.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu instrumen adalah ukuran seberapa besar alat ukur
terserbut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
walaupun instrumen tersebut sudah dikategorikan valid.
Metode yang digunakna Untuk mencari reliabilitas instrumen pada
penelitian ini yaitu dengan rumus alpha α, karena instrumen dalam penelitian ini
berbentuk angket atau daftar pertanyaan yang skornya merupakan rentangan
60
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
antara 1-5 dan uji validitas menggunakan item total, dimana untuk
mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket
atau soal bentuk uraian maka menggunakan rumus alpha α:
Reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya,
maksudnya jika pengukuran dilakukan terhadap kelompok yang sama maka
akan diperoleh hasil yang relatif sama . Pada penelitian ini, uji reliabilitas
dilakukan dengan menggunakan Formula Alpha Cronbach dan dengan
menggunakan program SPSS 20.0 for windows 8.
Rumus :
Keterangan :
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item pertanyaan
Sj = varians responden untuk item i
Sx = jumlah varians skor total
Indikator pengukuran reliabilitas yang membagi tingkat reliabilitasnya
ditentukan dengan kriteria sebagai berikut (Jika N=30):
Jika alpha atau r hitung:
Nilai α Interpretasi
0,8-1,0 Reliabilitas baik
0,364 – 0,7 Reliabilitas diterima
<0,363 Reliabilitas kurang
baik
Nilai acuan Cronbach alpha mengacu pada banyaknya responden (N)
yang mengisi angket uji coba. Berikut tabel acuan nilai alpha yang digunakan
peneliti untuk menentukan kriteria reliabilitas :
Tabel 3.10
Tabel Nilai Rhitung
N Taraf N Taraf
α =
Sx
Si
k
k1
1
61
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Signifikansi Signifikansi
5 % 1 % 5 % 1 %
5 1,000 16 0,506 0,665
6 0,886 1,000 18 0,475 0,626
7 0,786 0,929 20 0,450 0,591
8 0,738 0,881 22 0,428 0,562
9 0, 683 0,833 24 0,409 0,537
10 0,648 0,794 26 0,392 0,515
12 0,591 0,777 28 0,377 0,496
14 0,544 0,715 30 0,364 0,478
(Riduwan : 368, 2014)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 22 for
Windows didapatkan hasil uji untuk masing-masing variabel sebagai berikut :
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas
NO Variabel Nilai
Cronbach’s Alpha Keterangan
1 Work Life Balance 0,480 Reliabel
2 Penilaian Kinerja 0,380 Reliabel
3 Motivasi 0,621 Reliabel
4 Organizational
Citizenship Behavior 0,581 Reliabel
Hasil perhitungan uji validitas tersebut menyatakan bahwa variabel X1
(Work Life Balance), X2 (Penilaian Kinerja), X3 (Motivasi Kerja), dan Y
(Organizational Citizenship Behavior) dapat dinyatakan reliabel karena memiliki
nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,364
4. Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis data Deskriptif
Analisis data penelitian terlebih dahulu dilakukan dengan analisis data
deskriptif untuk menjaawab rumusan masalah deskriptif menggunakan parameter
:
62
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Rata-rata (mean)
Mean atau rata-rata merupakan hasil bagi dari sejumlah skor dengan
banyaknya responden dengan rumus :
�̅� =∑ 𝑥
𝑛
Keterangan :
�̅� = Rata-rata (mean)
∑ 𝑥 = Jumlah Skor
n = Jumlah responden
b. Varians (Variance) dan simpangan baku (Deviation Standard )
Simpangan baku (Standar Deviasi) adalah nilai statistik yang
digunakan untuk menentukan bagaimana sebaran data dalam sampel, dan
seberapa dekat titik data individu ke mean (rata-rata) sampel. (Novi, 2015).
Langkah-langkah dalam perhitungan simpangan baku adalah :
1). Hitung skor rata-rata
2). Hitung perbedaan masing-masing skor dengan rata-rata skor
3). Selisih masing-masing skor dengan rata-rata dikuadratkan dan
dijumlahkan
4). Hasil penjumlahannya dibagi dengan n-1, hasil perhitungan di sini
disebut dengan varians
5). Akar kuadrat dari varians merupakan standar deviasi
Untuk menentukan besarnya simpangan baku dapat menggunakan
rumus :
𝑠𝑑2 =∑(𝑥−�̅�)2
𝑛−1 (Irianto, 2010:42)
Simpangan baku merupakan akar kuadrat dari varians, maka untuk
selanjutnya simpangan baku dapat dihitung dengan rumus :
63
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
𝑠𝑑 = √𝑠𝑑2 (Irianto, 2010:42)
Penafsiran hasil perhitungan standar deviasi selanjutnya diberikan
makna sebagai berikut :
“semakin kecil simpangan baku/standar deviasi, berarti semakin
terkumpul distribusi skornya, demikian pula sebaliknya. Dengan
demikian, semakin kecil simpangan baku, maka semakin baik prediksi
rata-rata populasinya. Dengan kata lain sekumpulan skor dapat
mengambarkan keseluruhan skor populasi”
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa standar
deviasi atau simpangan baku yang baik adalah yang nilainya semakin keci,
dalam hal ini mendekati nol, karena dapat menggambarkan keseluruhan
populasi, atau data dapat dinyatakan menyebar.
c. Frekuensi
Data yang telah diperoleh selanjutnya dibuat kelompok –kelompok
sesuai dengan kategori pilihan jawaban dalam item pernyataan. Hal ini
sejalan dengan dengan pendapat Irianto (2010:7) “ distribusi frekuensi
adalah suatu jumlah bilangan yang menyatakan banyaknya data pada suatu
kelompok tertentu “. Data dikumpulkan dalam satu kelompok agar data
tersebut lebih sederhana, sehingga tidak menyukarkan peneliti dalam analisis
data.
Penilaian masing-masing indikator pada setiap variabel berdasarkan
skor terendah dan skor tertinggi, yang dihitung dengan cara :
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
5
Selanjutnya dibuatlah skala penafsiran untuk mementukan kategori
rendah, sedang, atau tinggi dengan menghitung :
64
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat Tinggi/Sangat Efektif/Sangat Jelas=skor tertinggi-rentang.
Sangat Rendah /Sangat tidak efektif/Sangat tidak jelas =skor
terendah+rentang
Kategori Tinggi / Efektif/Jelas, Sedang/Cukup Efektif/Cukup Jelas,
dan Rendah/Efektif/Tidak Jelas yang berada diantara sangat rendah dan
sangat tingi.
Berikut tabulasinya :
STE/SR/STJ TE/TJ CE/SDG/CJ E/T/J SE/ST/SJ
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Persyaratan
1). Uji Normalitas
Uji normalitas berfungsi menguji apakah data penelitian yang
dilakukan memiliki distribusi normal atau tidak. Menurut Sugiyono
(2014:172) “Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap
variabel yang akan dianalisis harus terdistribusi normal”.
Uji normalitas termasuk saha satu bagian dari uji persyaratan analisis
data atau uji asumsi klasik sebelum melakukan analisis data. Data penelitian
harus di uji kenormalan distribusinya.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yaitu: jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
Sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut tidak
berdistribusi normal.
65
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni:
a) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi
normal.
b) Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan yang
linear antar variabel. Uji multikolinieritas bertujuan untuki menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas atau dikenal
dengan istilah tidak terjadi multikolinearitas.
Dasar pengambilan keputusan pada uji multikolinearitas dapat dilakukan
dengan cara:
a) Melihat nilai tolerance
(1) Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka terjadi multikolinieritas
terhadap daya yang di uji.
(2) Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas
terhadap data yang di uji.
b) Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)
(1) Jika nilai VIF lebih kecil dari 5, maka tidak terjadi multikolinearitas
terhadap dta yang diuji.
(2) Jika nilai VIF lebih besar dari 5, maka terjadi multikolinearits terhadap
daya yang diuji.
66
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3) Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan
keputusan uji statistik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji
homogenitas adalah:
a) Jika nilai signifikan < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau
lebih kelompok data adalah tidak sama.
b) Jika nilai signifikan > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau
lebih kelompok data adalah sama.
b. Uji Hipotesis (Path Analysis)
Setelah melakukan pengumpulan data, tahap berikutnya adalah
menganalisis data tersebut. Variabel-variabel peneltian diuji keterkatiannya
dengan menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis), yaitu teknik
interpretasi data dengan metode regresi berganda (multiple model).
Model hubungan kausal pada analisis jalur dijabarkan dalam bentuk
persamaan regresi. Dikarenakan model persamaan regresi multipel model
analisis jalur variabel yang dianalisis meliputi pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung, maka variabel yang terdapat dalam model dibedakan
menjadi variabel eksogen dan variabel endogen (Kusnendi, 2008)
Metode Path Analisis bisa dilakukan dengan Software pengolahan data
(Amos Graphic 5), dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menentukan diagram jalur dan persamaan struktural.
Berdasarkan variabel–variabel yang diteliti, maka diagram analisis jalur
secara lengkap dapat digambarkan sebagai berikut :
67
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 1
Diagram Jalur Pengaruh Work Life Balance (X1) dan Penilaian Kinerja (X2)
terhadap Motivasi (X3) dan Organizational Citizendship Behavior (Y)
Keterangan :
WLB : Work Life Balance (Variabel X1)
PA : Penilaian Kinerja (Variabel X2)
MO : Motivasi (Variabel Y1)
OCB : Organizational Citizendship Behavior
Model analisis jalur di atas menjelaskan adanya hubungan antara
variabel eksogen dan variabel endogen. Variabel eksogen yaitu X1 (Work
Life Balance) dan X2 (Penilaian Kinerja). Sedangkan variabel endogen
yaitu X3 (Motivasi) dan Y2 (Organizational Citizendship Behavior).
68
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Variabel endogen dan eksogen (X1,X2,X3,Y2) digambarkan dalam
bentuk kotak atau persegi panjang, sedangkan error (1, 2 ) atau variabel
lain diluar sistem digambarkan dalam bentuk lingkaran.
Persamaan diagram jalur di atas dapat disusun dengan merinci diagram
diatas menjadi dua sub struktur, berikut rinciannya :
Sub struktur 1 : Model X3 Hipoteesis 1 dan 2
Gambar. 3.2
Substruktur 1
Persamaan sub struktur 1 :
X3 = f (X1,X2)
X3 = a + b1X1+b2X2
Sub struktur 2 : Model Y Hipotesis 3,4,dan 5
69
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Persamaan sub struktur 2 :
Y = f (X1,X2,X3)
Y = a + b1X1+b2X2+ b2X2
2. Menghitung matriks korelasi antar variabel eksogen dan endogen (R),
3. Menghitung matriks korelasi antar variabel eksogenus (R),
4. Menghitung matriks invers R1-1
,
5. Menghitung semua koefisien jalur dengan rumus :
𝑌𝑋𝑖 = ∑ 𝐶𝑅𝑗 𝑟𝑌𝑋𝑗
𝑘
𝑗=1
; 1,2,3 … … … 𝑘
Keterangan :
𝑌𝑋𝑖 : merupakan koefisien jalur dari variabel Xi terhadap Y
𝐶𝑅𝑗 : unsur atau elemen pada baris ke-i dan komom ke –j
dari matriks invers korelasi
𝑟𝑌𝑋𝑗 : Korelasi antar variabel Y dengan variabel Xi
6. Menghitung koefisien determinasi (R2Xu) dengan rumus :
7. Menghitung nilai koefisien jalur residu UX ,
Koefisien residu 𝜀𝑦 adalah besarnya pengaruh variabel lain diluar
model yang tidak ikut diamati , rumus koefisien residu dihitung menurut
rumus :
70
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
𝜀𝑦 = √1 − 𝑅2
8. Pengujian signifikansi koefisien jalur secara keseluruhan,
9. Pengujian masing-masing koefisien jalur, dan
10. Perhitungan besarnya pengaruh secara proporsional dari variabel
eksogenus (X1 dan X2) kepada variabel endogenus (X3 dan Y)
11. Penarikan kesimpulan dengan menganalisa beberapa aspek sebagai berikut
:
a).Besarnya kontribusi variabel X1 dan X2 yang secara langsung
mempengaruhi variabel X3
b). Besarnya kontribusi variabel X1, X2 dan X3 yang secara langsung
mempengaruhi variabel Y.
Selanjutnya untuk memaknai besar kecilnya kontribusi antar variabel
dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 3.12
Interpretasi Tingkat Hubungan
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup Kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Sunarto (2012:81)
c. Hipotesis Statistik
71
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Ho : 𝜌𝑥1𝑥3 = 𝜌𝑥2𝑥3 = 0, tidak terdapat pengaruh positif secara simultan dari
Workk Life Balance dan Penilaian Kinerja terhadap Motivasi Kerja
H1 : 𝜌𝑥1𝑥3 = 𝜌𝑥1𝑥3 ≠ 0, terdapat pengaruh positif secara simultan dari Work
life Balance dan Penilaian Kinerja terhadap Motivasi Kerja
2. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Work Life Balance karyawan
terhadap tingkat motivasi kerja.
H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Work Life Balance karyawan
terhadap tingkat motivasi kerja.
3. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Penilaian Kinerja karyawan
terhadap tingkat motivasi kerja.
H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Penilaian Kinerja karyawan
terhadap tingkat motivasi kerja.
4. Ho : 𝜌𝑥1𝑦 = 𝜌𝑥2𝑦 = 𝜌𝑥3𝑦 = 0 tidak terdapat pengaruh positif secara simultan
dari Work Life Balance, Penilaian Kinerja dan Motivasi terhadap
Organizational Citizenship Behavior
H1 : 𝜌𝑥1𝑦 = 𝜌𝑥2𝑦 = 𝜌𝑥3𝑦 ≠ 0 terdapat pengaruh positif secara simultan dari
Work Life Balance, Penilaian Kinerja dan Motivasi terhadap Organizational
Citizenship Behavior
5. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Work Life Balance terhadap
Organizational Citizenship Behavior.
H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Work Life Balance terhadap
Organizational Citizenship Behavior.
6. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Penilaian Kinerja terhadap
Organizational Citizenship Behavior
H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Penilaian Kinerja terhadap
Organizational Citizenship Behavior
7. Ho : 𝜌 = 0, tidak terdapat pengaruh positif dari Motivasi Kerja terhadap
Organizational Citizenship Behavior
72
Acep Durahman, 2016
ANALISIS TINGKAT WORK-LIFE-BALANCE DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIORKARYAWAN PT. BUMA APPAREL INDUSTRY DI SUBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 : 𝜌 > 0, terdapat pengaruh positif dari Motivasi Kerja terhadap
Organizational Citizenship Behavior