44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field
reseach). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode pra
eksperimen.40
Dimana penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.41
Metode pra-eksperimen merupakan salah satu desain eksperimen. Dinamakan
pra-eksperimen karena mengikuti langkah-langkah dasar eksperimen, tetapi
gagal memasukan kelompok kontrol. 42
Menurut Suharsimi Arikunto, metode
pra-eksperimen adalah sebagai berikut:
Pre-experimental design sering disebut dengan istilah “quasi
experiment” atau eksperimen pura-pura, karena eksperimen jenis ini
belum memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat
dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu.43
40
Bentuk pre-experimental design ada beberapa macam yaitu : One-Shot Case Study,
One-Group Pretest-Posttest Design, dan Intact-Group Comparison.
41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung
: Alfabeta, 2013), h. 14.
42
Emzir, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers,
2014), h. 94
43
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), cet. Ke-15, h. 123
45
Dengan demikian, pra-eksperimen merupakan salah satu desain dari
metode eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian pendidikan,
namun pelaksanaannya hanya pada satu kelompok saja, tanpa ada kelompok
pembanding atau kelas kontrol.
B. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group
Pretest-Posttest Design. Penelitian ini dilaksanakan pada satu kelompok atau
satu kelas, dan terhadap kelas itu diberikan tes awal terlebih dahulu , sebelum
diberikannya perlakuan, kemudian kelompok itu diberi perlakuan dengan
model pembelajaran discovery dengan media gambar, pasca perlakuan akan
diberikan tes akhir agar dapat membandingkan dengan keadaan sebelum
diberi perlakuan. Alasan mengapa penulis menggunakan One Group Pretest-
Posttest Design karena penulis mengalami hambatan dan keterbatasan baik
dalam penentuan sampel dimana hanya ada satu kelompok belajar dan
keterbatasan waktu yang penulis miliki.
Adapun langkah-langkah penelitian ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
Skema 3.1 Langkah-Langkah Penelitian
Pretest
Pemberian perlakuan terhadap
kelompok eksperimen dengan
penggunaan model
pembelajaran discovery dengan
media gambar
Posttest
46
1. Pertama, pemberian pretest
Pada tahapan ini kelompok eksperimen diberi pretest, dengan menjawab
soal-soal yang diberikan guna mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum dilakukan perlakuan.
2. Tahapan kedua, pemberian perlakuan (Treatment)
Setelah kelompok tersebut diberikan tes awal, selanjutnya diadakan
treatment kepada kelompok tersebut.
Treatment pada kelompok eksprimen dilakukan sebanyak 4 kali
pertemuan. Penulis disini sekaligus bertindak sebagai guru.
3. Tahapan ketiga, pemberian posttest
Tahapan ini meruapakan tahapan terakhir dalam penelitian ini yaitu
dengan pemberian tes akhir kepada kelompok yang sudah diberi
treatment. Tes yang diberikan kepada kelompok tersebut bentuknya sama
dengan soal pretest. Hasil dari posttest ini digunakan untuk mengetahui
apakah perlakuan yang diberikan akan berakibat kepada kelompok
tersebut.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang mempunyai satu karakteristik
yang sama.44
Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa MI Hayatul Isla-
44
Purwanto, Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2010), h. 83.
47
miyah 1 Sungai Luang Kec. Babirik Kab. Hulu Sungai Utara. Berjumlah
112 orang
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti45
. Peneliti mengambil
teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling bertujuan untuk
menyederhankn proses pengumpulandata dan pengolahan data. Teknik
ini dilakukan dengan cara pengambilan subjek bukan didasarkan atas
strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan
tertentu.46
Adapun sampel pada penelitian ini diambil dari populasi siswa
kelas IV MI Hayatul Islamiyah 1 Sungai Luang Kec. Babirik Kab. Hulu
Sungai Utara sebanyak 22 orang.
Tabel 3.1. Jumlah Siswa IV MI Hayatul Islamiyah 1
No Jenis kelamin Jumlah Siswa
1 Perempuan 16 orang
2 Laki-laki 6 orang
Jumlah keseluruhan 22 orang
D. Lokasi Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yakni
penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk
menggali dan meneliti data yang berkaitan model pembelajaran discovery
dengan media gambar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV MI Hayatul
45
Amos Noelaka, Metode Penelitian dan Statistik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Offset, 2014), h. 90.
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta- Rineka Cipta, 2010), h. 183.
48
Islamiyah 1 Sungai Luang Kec. Babirik Kab. Hulu Sungai Utara. Secara
objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
E. Data dan Sumber Data
1. Data
a. Data Pokok
1) Data tentang proses dan hasil belajar tanpa melalui
penggunaan model pembelajaran discovery dengan media
gambar pada mata pelajaran IPA kelas IV MI Hayatul
Islamiyah 1 Sungai Luang Kec. Babirik Kab. Hulu Sungai
Utara.
2) Data tentang proses dan hasil belajar melalui penggunaan
model pembelajaran discovery dengan media gambar pada
mata pelajaran IPA kelas IV MI Hayatul Islamiyah 1 Sungai
Luang Kec. Babirik Kab. Hulu Sungai Utara.
3) Data tentang pengaruh yang terdapat pada proses dan hasil
belajar melalui penggunaan model pembelajaran discovery
dengan media gambar pada mata pelajaran IPA kelas IV MI
Hayatul Islamiyah 1 Sungai Luang Kec. Babirik Kab. Hulu
Sungai Utara.
49
b. Data Penunjang
Adapun data penunjang dalam penelitian ini data tentang
gambaran umum lokasi penelitian yang terdiri dari :
1) Sejarah singkat berdirinya MI Hayatul Islamiyah 1 Sungai
Luang Kec. Babirik Kab. Hulu Sungai Utara.
2) Keadaan siswa dan guru
3) Keadaan sarana dan prasarana
2. Sumber Data
a. Informan, yaitu beberapa orang yang memberikan informasi
tentang data yang digali, seperti guru dan bagian TU.
b. Responden, yaitu siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah 1 Sungai
Luang Kec. Babirik Kab. Hulu Sungai Utara.
c. Dokumen sekolah, yaitu catatan atau arsip-arsip yang berhubungan
dengan penelitian ini.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Maksud dari tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan
serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
50
individu atau kelompok.47
tes ini digunakan sebagai alat ukur untuk
mengetahui tingkat pengaruh model pembelajaran discovery dengan
media gambar pada mata pelajaran IPA dalam penelitian ini.
a. Pre-test
Pre-test ini digunakan untuk mengetahui data hasil belajar awal
siswa kelas IV MI Hayatul Islamiyah 1, dimana bentuk dari pre-
test ini berupa soal.
b. Post-test
Post-test dilakukan setelah penulis melaksanakan penelitian
menggunakan model pembelajaran discovery pada mata pelajaran
IPA dengan menggunakan media gambar.
2. Dokumentasi
Teknik ini digunakan sebagai penunjang teknik-teknik yang
lain. Data yang digali berupa arsip atau dokumen tertulis tentang
gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebelum
menggunakan model pembelajaran discovery dan media gambar oleh
peneliti. Adapun dokumentasi pasa penelian ini berupa RPP, nilai
pretest dan posttest siswa serta rekaphasil observasi penilaian afektif
dan psikomotorik siswa.
47
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), cet ke-13, h. 150
51
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan
untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya jawab
sepihak.48
Wawancara ini digunakan untuk menggali data-data yang
diperlukan dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada
informan guna melengkapi dan memperkuat data yang diperoleh
peneliti.
4. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi didalam buku Metodologi Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D karangan Sugiyono mengatakan
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di
antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Teknik ini digunakan agar peneliti dapat melihat secara langsung
mengenai kemampuan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA,
keadaan lokasi penelitian dan untuk melengkapi data-data pokok serta
data penunjang yang diperlukan. Adapun jenis observasi yang
digunakan adalah observasi partisipan dimana dalam hal ini peneliti
terlibat langsung dengan objek-objek yang akan di observasi.49
48
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), h. 44
49
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Departemen
Agama RI, 2009), h. 147.
52
Adapun observasi awal yang dilakukan penulis pada
penelitian ini yaitu melihat keadaan sekolah, melihat situasi proses
pembelajaran konvensial oleh guru, langkah selanjutnya yang penulis
lakukan ialah memberikan pretest kepada siswa dengan tujuan untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang
diujikan, dimana hasil dari pretest tersebut akan terlihat pada hasil
belajar siswa sebelum diberi perlakuan model pembelajaran discovery
menggunakan media gambar terhadap siswa kelas IV MI Hayatul
Islamiyah.
Agar lebih jelas mengenai data, sumber data dan teknik
pengumpulan data, dapat dilihat pada matriks berikut :
Tabel 3.2. Data, Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
No. Data Sumber Data TPD
1.
Data Pokok
a. Data tentang proses dan
hasil belajar tanpa melalui
penggunaan model
pembelajaran discovery
menggunakan media
gambar pada mata
pelajaran IPA kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah
Hayatul Islamiyah 1
Sungai Luang Kecamatan
Babirik Kabupaten Hulu
Sungai Utara
b. Data tentang proses dan
hasil belajar melalui
penggunaan model
pembelajaran discovery
menggunakan media
gambar pada mata
pelajaran IPA kelas IV
siswa
Siswa
Tes
dan Observasi
Tes dan
Observasi
53
2.
Madrasah Ibtidaiyah
Hayatul Islamiyah 1
Sungai Luang Kec.
Babirik Kecamatan
Babirik Kabupaten Hulu
Sungai Utara
c. Data tentang pengaruh
terhadap proses dan hasil
belajar melalui
penggunaan model
pembelajaran discovery
menggunakan media
gambar pada mata
pelajaran IPA kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah
Hayatul Islamiyah 1
Sungai Luang Kecamatan
Babirik Kabupaten Hulu
Sungai Utara
Data Penunjang
a. Profil kelembagaan, sejarah
singkat, visi, dan misi serta
fasilitas di Madrasah
Ibtidaiyah Hayatul
Islamiyah 1 Sungai Luang
Kec. Babirik Kab. Hulu
Sungai Utara.
b. Data tentang kepala
sekolah, dewan guru, staf
tata usaha, fasilitas dan
siswa.
Siswa
Kepala
sekolah dan
staf tata
usaha
(administrasi)
Tes dan
Observasi
Observasi
Dokumentasi
Wawancara
Dokumentasi
wawancara
G. Pengembangan Instrumen Test
Sebelum instrumen tes diberikan, baik pretest maupun posttest,
peneliti terlebih dahulu melaksanakan uji coba tes untuk mengetahui
validitas, reabilitas dan indeks kesukaran tes. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui apakah tes yang digunakan sudah efektif untuk mengukur
keberhasilan hasil belajar siswa atau tidak.
54
Tahap pengujian tes ini dilaksanakan di sekolah yang berbeda
dari tempat penelitian, dengan memperhatikan kesamaan taraf dan tingkat
yang setara baik dari kesamaan kurikulum, banyak jam pelajaran IPA yang
diberikan, keadaan sarana dan prasarana sekolah yang menunjang
pendidikan. Uji validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran tes
dilaksanakan di MIN Kebun Bunga, pemilihan tempat ini didasarkan pada
jauhnya jarak antara MI Hayatul Islamiyah 1 Sungai Luang dengan MIN
Kebun Bunga Banjarmasin sehingga dapat menghindari terjadinya
kebocoran soal.
Terdapat dua persyaratan minimal yang harus dimiliki oleh
instrumen penelitian, yaitu validitas dan reliabilitas. Sebuah instrumen bisa
dikatakan baik jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat
menangkap data variabel yang diteliti secara tepat.
a. Validitas
Istilah validitas adalah ukuran yang menunjukkan suatu tes
tepat mengukur apa yang hendak diukur dengan kata lain tes yang
digunakan adalah sahih. Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas
jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran
antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik untuk mengetahui
kesejajaran adalah dengan melakukan perhitungan melalui SPSS,
langkah-langkah penganalisisan item soal melalui SPSS adalah
sebagai berikut:
55
1) Klik Start > All Programs > IBM SPSS Statistics > IBM SPSS
Statistic 22.
2) Kotak dialog SPSS akan terbuka dan pada halaman SPSS terdapat
dua sheet, yaitu Data View (untuk memasukkan data) dan Variable
View (untuk mendefinisikan data). Langkah pertama adalah
mendefinisikan variabel. Klik Variabel View, lalu lakukan
pengisian sebagai berikut:
(a) Kolom ‘Name’ = Soal1 (nama variabel tidak boleh diberi
spasi).
(b) Kolom ‘Type’ = Numeric (tipe/jenis data yang bersifat angka).
(c) Kolom ‘Width’ = 8 (lebar kolom).
(d) Kolom ‘Decimal’ = 0 (banyaknya angka di belakang koma).
(e) Kolom ‘Label’ = Kosongkan (label variabel).
(f) Kolom ‘Value’ = None (nilai data).
(g) Kolom ‘Missing’ = None (data yang dihilangkan).
(h) Kolom ‘columns’ = 8 (lebar kolom).
(i) Kolom ‘align’ = Right (rerata teks).
(j) Kolom ‘Measure’ = Scale (ukuran data).
(k) Kolom ‘Role” = Input.
3) Langkah selanjutnya menginput data di sheet Data View. Klik Data
View, lalu isikan data soal 1 sampai soal 50 pada variabel yang
sesuai.
56
4) Untuk melakukan analisis data, klik menu Analyze > Scale >
Reliability Analysis.
5) Pada kotak dialog Reliability Analysis, langkah selanjutnya yang
dijalankan adalah:
(a) Klik variabel soal 1 > klik tombol Ctrl A > klik gambar tanda
petunjuk ( ), maka variabel soal 1 sampai dengan soal 50
akan masuk ke kotak Variables.
(b) Klik tombol Statistics, maka kotak dialog Reliability Analysis:
Stastistics akan terbuka. Kemudian, beri tanda centang pada
Scale if item delected. Lalu klik tombol Continue. Tampilan
kembali ke kotak dialog sebelumnya dan klik tombol OK,
maka akan diperoleh hasil output uji validitas item soal IPS.
Interpretasi data output SPSS uji validitas item soal dengan
analisis Reliability dapat dilihat pada output ‘Item-Total Statistics’
pada kolom ‘Corrected Item-Total Correlation’. Untuk menentukan
suatu item soal layak digunakan atau tidak, maka batas nilai minimal
korelasi 0,30 bisa digunakan. 50
b. Reliabilitas
Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut menunjukkan
ketetapan hasil tes atau perubahan yang tidak berarti apabila tes
tersebut diuji cobakan berkali-kali. Dalam hal ini, tes yang reliabel
50
Dwi Priyatno, Cara Kilat Belajar Statistika dengan data SPSS 20, (Yogyakarta: Andi
Offset, 2012), hal. 178-182
57
berarti tes yang dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data. Untuk pengujian bahwa tes yang digunakan reliabel,
maka peneliti menggunakan aplikasi SPSS dengan langkah-langkah
analisis sebagai berikut:
1) Gunakan input data pada uji validitas di atas.
2) Sebelum masuk pada tahap analisis data, pastikan semua item
soal yang valid dimasukkan, jangan memasukkan item soal yang
tidak valid. Kemudian untuk analisis data, klik Analyze > Scale
> Reliability Analysis.
3) Setelah melakukan langkah di atas, kotak dialog Reliability
Analysis akan terbuka, kemudian Klik variabel soal 1 > klik
tombol Ctrl A > klik gambar tanda petunjuk ( ), maka variabel
soal yang valid akan masuk ke kotak Variables.
4) Pada model, pastikan alpha sudah terpilih, lalu klik tombol OK.
Maka hasil output uji reliabilitas untuk soal tersebut akan
didapat.
Interpretasi data output SPSS uji reliabilitas soal dengan
analisis Reliability dapat dilihat pada output ‘Item-Total Statistics’
pada kolom ‘Corrected Item-Total Correlation’. Untuk menentukan
suatu tes reliabel, maka batas nilai minimal korelasi 0,60 dapat
diterima.51
51
Dwi Priyatno, Cara Kilat Belajar Statistika dengan data SPSS 20, h. 184-187
58
c. Indeks Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk
mempertinggi usaha untuk memecahkannya, sedangkan soal yang
terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak
mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya. Rumus untuk mengetahui indeks kesukaran adalah
sebagai berikut:
I =
Keterangan:
I = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab benar
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria yang digunakan:
P 0,00 – 0,30 = Soal terlalu sukar
P 0,31 – 0,70 = Soal sedang
P 0,71 – 1,00 = Soal mudah52
H. Pemberian Skor
1. Skor hasil belajar
Hasil belajar domain kognitif siswa diukur melalui tes berupa
20 soal objektif (pilihan ganda), tes ini diberikan sebanyak dua kali.
52
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001), h. 12
59
Untuk tes awal (pre-test) digunakan untuk mengukur kemampuan awal.
Sedangkan untuk tes akhir (post-test) digunakan untuk mengetahui
perbandingan rata-rata nilai kedua sampel. Untuk mengetahui nilai
kognitif, afektif dan psikomotorik siswa dapat dihitung dengan kreteria
skor maksimum ideal 100 untuk kognitif, 20 untuk afektif dan 20 untuk
psikomotorik:
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan belajar siswa diukur dengan
menggunakan standar yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA, siswa dikatakan
berhasil dalam belajar jika memperoleh nilai > 65,00 dengan indikator
minimal yang harus dicapai siswa adalah ≥ 65,00. Adapun kriteria
tingkat keberhasilan siswa adalah:
95,00 - 100,00 = Istimewa
80,00 - < 95,00 = Sangat Baik
65,00 - < 80,00 = Baik
55,00 - < 65,00 = Cukup
40,00 - < 55,00 = Kurang
0,00 - < 40,00 = Sangat kurang53
I. Desain Pengukuran
Berdasarkan pada judul penelitian tentang pengaruh penggunaan
model pembelajaran discovery menggunakan media gambar terhadap hasil
53
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Selatan, Pedoman Penyelenggaraan
Ujian Sekolah dan Ujian Akhir Nasional Bagi Sekolah/Madrasah Tahun 2003/2004 Provinsi
Kalimantan Selatan, (Banjarmasin: Pemerintah Provinsi Kalsel Dinas Pendidikan, 2004).
60
belajar IPA, maka untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa
tersebut diadakanlah pengukuran. Pengukuran yang dilakukan peneliti
berupa tes dengan soal objektif (pilihan ganda) untuk mengukur kognitif
siswa dan observasi untuk mengukur afektif dan psikomotorik siswa.
Pengukuran berupa tes terlebih dahulu diuji validitas, reliabilitas dan
tingkat kesukarannya, hal ini sangat perlu dilakukan untuk mengetahui
apakah tes tersebut layak dan patut digunakan dalam pengkuran. Adapun
desain pengukuran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya desain pengukuran yang dilakukan peneliti
dapat dilihat dari skema di bawah ini.
Skema 3.2 Hasil Belajar
J. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini memiliki
tahapan sebagai berikut :
Hasil Belajar
Tes
(Kognitif)
Observasi
(Psikomotorik dan afektif)
Ada pengaruh atau tidak ada pengaruh penggunaan model
pembelajaran discovery menggunakan media gambar terhadap hasil
belajar
61
a. Editing
Melakukan pemeriksaan kejelasan dan ketepatan data yang
diperoleh dari jawaban skala agar tidak terjadi kesalahan,
kecacatan, dan keraguan serta memastikan data tersebut lengkap
dan dapat digunakan.
b. Coding
Hasil jawaban responden yang telah diteliti diklasifikasikan
menurut macamnya, dengan cara memberikan kode di setiap data.
c. Skoring
Data yang telah diklasifikasikan diberi skor pada setiap jawaban.
Item pada skala memiliki alternatif jawaban dengan memberikan
skor sevagai berikut: sangat setuju (SB) diberi skor 4, setuju (B),
diberi skor 3, tidak setuju (TB) diberi skor 2, dan sangat tidak
satuju (STB) diberi skor 1.
d. Tabulating
Memasukan dan menyusun skor jawaban responden ke dalam
tabel dengan perhitungan prosentase menggunakan rumus sebagai
berikut :
P =
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban responden)
N = Jumlah responden
62
2. Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara
kuantitatif. Data yang diperoleh pada penelitian ini kemudian diolah
dengan menggunakan teknik analisis statistik, analisis statistik
digunakan untuk menganalisis data berupa angka-angka. Analisis data
hasil penelitian, dimaksud untuk mengetahui hipotesis yang sudah
dirumuskan peneliti yaitu ada tidaknya pengaruh model pembelajaran
discovery menggunakan media gambar pada mata pelajaran IPA kelas
IVdi MI Hayatul Islamiyah 1 Sungai Luang Kec. Babirik Kab. Hulu
Sungai Utara. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan
analisis uji statistik paired-test (uji-t).
Uji perbandingan yaitu uji t paired digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua
sampel yang dimaksud adalah sampel yang sama namun mempunyai
dua data
Sebelum mengadakan uji tersebut peneliti terlebih dahulu
melakukan perhitungan statistika yang meliputi rata-rata, standar
deviasi, uji normalitas dan uji homogenitas sebagai berikut:
1. Rata-Rata (Mean)
Mean digunakan dalam hal melakukan perbandingan dua
kelompok nilai atau lebih. Mean menunjukkan tiap bilangan yang
dapat dipakai sebagai wakil dari rentetan nilai. Teknik analisis
mean digunakan peneliti untuk mengetahui nilai rata-rata, yang
63
selanjutnya digunakan untuk menentukan hasil uji normalitas dan
homogenitas. Untuk menghitung rata-rata peneliti menggunakan
aplikasi SPSS 22 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pada SPSS data Variable View, isi kolom Name dan Label
secara berurutan Kelas, Posttest, Afektif dan Psikomotorik.
b. Kemudian isilah kolom Value untuk baris Kelas dengan
ketentuan 1 = NonDiscovery dan 2 = Discovery.
NonDiscovery adalah nilai hasil sebelum diberi perlakuan dan
Discovery adalah nilai hasil sesudah diberi perlakuan.
c. Pada data Veiw, isi angka 1/2 pada kolom Kelas yang sesuai
dengan jumlah frekuensi masing-masing kelas dan masukkan
nilai masing-masing kelas yang telah didapatkan pada kolom
Posstest, Afektif dan Psikomotorik.
d. Setelah semua nilai dimasukkan, klik menu Transform,
kemudian pilih Compute Variable. Kotak dialog Compute
Variable akan terbuka.
e. Pada kolom Target Variable di masukkan nama Rata-Rata
(nama tersebut disesuaikan dengan keinginan).
f. Cari fungsi untuk mencari rata-rata pada kotak Function
Group, lalu klik All. Maka pada kotak dialog Functions And
Special Variables akan terbuka berbagai pilihan, lalu cari dan
pilihlah Mean dan pindahkan ke kotak Numeric Expression.
64
g. Masukkan variabel Posttest, Afektif dan Psikomotorik dalam
Numeric Expression, setelah itu klik OK maka hasilnya akan
diperoleh.54
2. Standar Deviasi (SD)
Standar deviasi (simpangan baku) adalah suatu nilai yang
menunjukkan tingkat/derajat variasi kelompok data atau ukuran
standar penyimpangan dari mean-nya.55
Standar deviasi
digunakan peneliti untuk mengetahui tinggi rendahnya perbedaan
antara data satu dengan lainnya yang diperoleh dari nilai rata-
rata/meannya. Penghitungan ini dilakukan menggunakan aplikasi
SPSS 22 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. SD dihitung berdasarkan ukuran standar penyimpangan nilai
rata-rata, oleh karena itulah data input-an mean diolah
kembali dengan mengklik Anaylze > Compare Means.
b. Kotak dialog Means akan terbuka, pindahkan RataRata ke
dalam kotak Dependent list posttest dan pindahkan Kelas ke
dalam kotak Independent list.
c. Pada Options aktifkan Std. deviation > Continue.
d. Klik OK, maka hasil perhitungan SD akan didapatkan.
54
Ari Prabawati, Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17, (Semarang:
Wahana Komputer, 2010), h. 52
55
Riduan, Dasar-Dasar Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 146
65
3. Uji Normalitas
Dalam melakukan analisis data dengan penggunaan
teknik analisis statistik, seorang peneliti terlebih dahulu harus
memeriksa normal tidaknya data sampel yang diteliti. Oleh
karena itu, peneliti menggunakan uji normalitas untuk mengetahui
apakah data sampel berdistribusi normal atau tidak. Apabila data
berdistribusi normal, maka dapat digunakan uji statistik jenis
parametik, yaitu Paired-Samples T Test (uji T untuk dua sampel
yang berpasangan). Sedangkan apabila data tidak berdistribusi
normal, maka dapat digunakan uji statistik jenis nonparametik,
yaitu Mann-Whitney (Uji U).
Teknik penghitungan yang digunakan dalam uji
normalitas adalah teknik Kolmogorov-Simmov menggunakan
aplikasi SPSS dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai
berikut:
a. Penghitungan uji normalitas menggunakan data hasil input-an
mean.
b. Pada SPSS data Variable View isi kolom Name dan Label
secara berurutan Kelas dan Rata. Kemudian isilah nilai yang
telah didapatkan pada data View.
c. Isi kolom Value untuk baris Kelas dengan ketentuan 1 =
sebelum dan 2 = sesudah, dengan men-copy data sebelumnya.
66
1 untuk rata-rata kelas sebelum diberi perlakuan dan 2 untuk
rata-rata sesudah diberi perlakuan.
d. Masukkan nilai pada data View, untuk kolom Kelas
masukkan nilai 1/2 yang sesuai dengan jumlah frekuensi
sampel sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Sedangkan
untuk kolom Rata masukkan nilai yang sesuai dengan
perolehan nilai RataRata sebelum diberi perlakuan dan
sesudah diberi perlakuan.
e. Setelah semua nilai dimasukkan, buka menu Analyze dan
pilih submenu Descriptive Statistics, pilih Explorer.
f. Kemudian kotak dialog Explorer akan muncul, masukkan
variabel Rata ke Dependent List. Pada pilihan, klik Plots dan
kotak dialog Explorer Plots akan muncul.
g. Pada pilihan Bloxplots, aktifkan pilihan None. Kemudian
aktifkan Normally Plots with Test dan klik Continue.
h. Setelah itu, akan kembali ke kotak dialog Explorer Plots,
kemudian klik OK dan hasil uji normalitas akan didapatkan.
i. Variabel Rata dikatakan berdistribusi normal apabila nilai
signifikasi > 0,05.56
56
Ari Prabawati, Mengolah Data Statistik Hasil Penelitian dengan SPSS 17, h. 54
67
4. Uji Homogenitas
Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya peneliti
mengadakan uji homogenitas dengan maksud untuk
memperlihatkan bahwa dua kelompok data sampel memiliki
variansi yang sama. Kedua uji tersebut (uji normalitas dan
homogenitas) dilakukan peneliti untuk memenuhi persyaratan
dalam melakukan analisis data guna mendapatkan hasil
interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan dilihat dari sudut
pandang statistika.
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan
aplikasi SPSS 22 dengan langkah-langkah pengerjaan sebagai
berikut:
a. Gunakan data hasil input-an uji normalitas > Analyze >
Compre means > One-Way ANOVA.
b. Kotak dialog One-Way ANOVA akan terbuka, pindahkan
variabel Rata ke dalam kotak Dependent list dan variabel
kelas ke dalam kotak Factor.
c. Pada pilihan klik Post Hoc, kotak dialog Post Hoc akan
terbuka dan kemudian aktifkan pilihan Bonferroni dan Tukey,
lalu klik Continue.
d. Pada pilihan Option, aktifkan Descriptive dan Homogeneity
of Variance Test, lalu klik Continue.
68
e. Setelah itu, maka akan kembali ke kotak dialog One-Way
ANOVA dan klik OK.
f. Data Output uji homogenitas akan keluar bersamaan dengan
uji One-Way ANOVA, akan tetapi yang diambil dalam hal ini
adalah Output uji homogenitas saja.
g. Suatu data dapat dikatakan homogen apabila memiliki nilai
signifikasi > 0,05.
5. Uji T (Paired Sample t test)
Uji T merupakan teknik yang digunakan untuk
menentukan signifikasi perbandingan (membandingkan nilai rata-
rata suatu kelompok dengan rata-rata kelompok lain). Uji T dapat
dilakukan jika data berdistribusi normal dan homogen, jenis uji T
yang digunakan adalah Paired-Samples T Test (uji T dua sampel
yang berpasangan), jenis uji T digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas. Dua sampel yang
dimaksud adalah sampel yang sama namun mempunyai dua data
adalah sebagai berikut:
Tentukan hipotesis penelitian:
H0 = Tidak terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
discovery dengan media gambar terhadap hasil belajar
pada mata pelajaran IPA.
69
H1 = Terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran
discovery dengan media gambar terhadap hasil belajar
pada mata pelajaran IPA.
Aapun langkah-langkah dalam menggunakan uji T pada SPSS 22
sebagai berikut:
a. Buka lembar kerja baru klik File-New-Data > view, pada
variable pertama isi dengan sebelum dan pada variable kedua isi
dengan sesudah.
b. Pada data view isi kolom sebelum dengan nilai rata-rata sebelum
diberi perlakuan dan isi pada kolom sesudah dengan nilai rata-
rata sesudah diberi perlakuan.
c. Klik Analiyze > Compare Means > Paired Sample T Test.
d. Masukan sebelum dan sesudah pada kotak Paired Variables.
e. Klik OK.57
K. Prosedur Penelitian
Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini ditempuh
tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap Pendahuluan
a. Melakukan penjajakan awal kelokasi penelitian
57
V Wirawatna Sujarweni, SPSS untuk Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press), h.
100-103.
70
b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing untuk pembuatan desain
proposal.
c. Mohon persetujuan judul
2. Tahap Persiapan
a. Melaksanakan seminar proposal skripsi
b. Merevisi proposal berdasarkan hasil seminar dan petunjuk dosen
pembimbing
c. Membuat angket dan pedoman observasi
d. Memohon surat pengantar riset kepada fakultas.
3. Tahap pelaksanaan
a. Menyampaikan surat riset penelitian kepada pihak terkait
b. Menghubungi dan melaksanakan test terhadap responden dan
informan
c. Mengumpulkan data dengan menggunakan teknik-teknik yang
sudah ditetapkan
d. Mengolah, menyusun dan menganalisis data-data yang sudah
terkumpul
4. Tahap penyusunan
a. Menyusun hasil penelitian dengan sistematika yang telah
diterapkan
71
b. Berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi tentang laporan
yang telah disusun serta diadakan koreksi dan perbaikan hingga
disetujui.
c. Memperbanyak laporan penelitian dan selanjutnya siap untuk
menyampaikan dan mempertahankan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari Banjarmasin