-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Pemberian ASI Ekslusif Pada Bayi
2.1.1. Pengertian ASI eksklusif
Menurut ( Kristiyansari, 2009) ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI
saja selama 6 bulan, tampa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, dan air putih,serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
bubur susu, biskuit, bubur nasi. Setelah 6 bulan baru mulai diberikan makanan
pendamping ASI (MP-ASI). ASI dapat diberikan sampai anak berusia 2 tahun
atau lebih. Pemberian ASI eksklusif tidak selalu harus langsung dari payudara.
Ternyata, ASI yang ditampung dari payudara ibu dan ditunda pemberiannya
kepada bayi melalui metode penyimpanan yang benar relatif masih sama
kualitasnya dengan ASI yang langsung dari payudara ibunya, (Sulistyawati, 2009)
Pengenalan makanan tambahan dimulai saat usia 6 bulan bukan 4 bulan, hal
ini dikarenakan jumlah komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi
berumur 6 bulan. Baru saat 6 bulan system pencernaan bayi mulai teratur.
Jaringan pada usus bayi seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga sehingga
memungkinkan kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan
dapat menimbulkan alergi. Pada umur 6 bulan pori-pori dalam usus bayi ini akan
tertutup. Dengan demikian, usus bayi setelah 6 bulan mampu menolak faktor
alergi ataupun kuman yang masuk. Namun pada kenyataannya, 60 % bayi belum
berumur 4 bulan sudah mendapat tambahan susu sapi, ( Kristiyansari, 2009)
-
Komposisi ASI sampai 6 bulan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping
Pemberian ASI dapat membantu bayi memulai kehidupannya dengan baik.
Kolostrum, susu jolong, atau susu pertama mengandung antibodi yang kuat untuk
mencegah infeksi dan membuat bayi menjadi kuat. Penting sekali bagi bayi untuk
segera minum ASI dalam jam pertama sesudah lahir, kemudian setidaknya setiap
2-3 jam.ASI mengandung campuran dari berbagai bahan makanan yang tepat bagi
bayi. ASI mudah dicerna bayi. ASI saja, tanpa tambahan makanan lain merupakan
cara terbaik untuk memberi makan bayi dalam waktu 4-6 bulan pertama. Sesudah
6 bulan, beberapa makanan lain harus ditambahkan pada bayi. Sedangkan
pemberian ASI bagi ibu dapat memulihkan diri dari proses persalinan. Pemberian
ASI selama beberapa hari pertama membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan
memperlambat perdarahan karena hisapan pada puting susu merangsang
dikeluarkan oksitosin alami yang akasn membantu kontraksi rahim
( Sulistyawati, 2009 ).
ASI memiliki berbagai manfaat untuk bayi. Diantaranya merupakan nutrisi
paling sempurna karena komposisi zat-zat gizinyang lengkap danseimbang,
mengandung zat kekebalan yang membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya,
menghin dari bahaya diare dan infeksi saluran nafas, ASI steril dan tersedia setiap
saat, sehingga sangat praktis dan ekonomi, mempererat ikatan emosional antara
anak dengan ibu, sehingga sangat positif dampaknya bagi perkembangan
psikologisnya. Penelitian juga membuktikan, bayi-bayi yang memperoleh ASI
umumnya terhindar dari risiko obesitas. Sedangkan manfaat ASI bagi ibu adalah
memberi kepuasan batin, ketenangan, serta kebahagiaan emosional, mempercepat
-
kontraksi rahim, sehingga dalam waktu singkat rahim kembali pada ukuran
normal. ini menyebabkan menurunnya risiko perdarahan rahim dimasa nifas,
sertan memperkecil risiko kanker payudara, ( Infodatin Indonesia, 2014 ).
Kolostrum adalah ASI yang diberikan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna
kekuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI teratur, bentuknya sedikit kasar
karena mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel. Khasiat kolostrum adalah
sebagai pembersih selaput usus BBL ( Bayi Baru Lahir ) sehingga saluran
pencernaan siap untuk menerima makanan. Mengandung kadar protein yang
tinggi terutama gama globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh
terhadap infeksi. Kolostrum juga mengandung zat antibodi sehingga mampu
melindungi tubuh bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai
dengan 6 bulan. Lain halnya dengan susu formula yang tidak mengandung zat anti
infeksi sebagaimana yang terkandung dalam ASI. Perlu diwaspadai, susu buatan
bisa merupakan media bakteri patogen enterik dan produksi enterotoksin yang
merugikan, ( Kristiyansari 2009 )
Ada 12 masalah menyusui yaitu; kurang atau salah informasi,puting susu
terbenam, puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak, mastitis,
sindrom ASI kurang, ibu hamil, bayi bingung puting, bayi premature dan BBLR
(Berat Badan Lahir Rendah), ibu sakit, dan ibu bekerja. ( Adiningsih 2010)
Kurang atau salah informasi yang mana bayi pada minggu pertama
defekasinya encer dan sering, sehingga dikatakan menderita diare. Padahal sifat
defekasi bayi yang mendapat kolostrum memang demikian karena kolostrum
bersifat sebagai laksan. Bayi yang lahir teratur dan sehat mempunyai persediaan
-
kalori dan cairan yang dapat mempertahankanya tanpa minum selama beberapa
hari oleh karena itu apabila ASI belum keluarpada hari pertama, bayi tidak perlu
diberi minuman. Pemberian minuman sebelum ASI keluar akan membuat bayi
kenyang dan malas menyusu. Puting susu nyeri terjadi pada masa awal menyusi.
Nyeri akan berkurang setelah ASI keluar. Puting susu lecet dapat terjadi karena
posisi menyusui yang salah, tapidapat juga disebabkan oleh thrush (candidates)
atau dermatitis. Payudara bengkak yang bisa dikarenakan posisi mulut dan puting
yang salah, produksi ASI berlebihan, terlambat menyusui, pengeluaran ASI yang
jarang, atau waktu menyusui yang terbatas. Mastitis atau abses payudara terjadi
akibat sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini bisa disebabkan
kurangnya ASI dihisap atau dikeluarkan atau pengisapan yang tidak efektif. Dapat
juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau karena tekanan
BH.Sindromm ASI kurang. Tanda ASI kurang biasanya berat badan bayi
meningkat kurang dari rata-rata 500 gram per bulan, BB ( Berat Badan ) lahir
dalam waktu 2 minggu belum kembali, dan ngompol rata-rata kurang dari 6 kali
dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau dan berwarna kuning. Ibu hamil. Dalam hal
ini tidak ada bahaya bagi ibu dan janinnya. Bila ibu meneruskan menyusui
bayinya, ibu harus makan lebih banyak lagi. Bayi bingung putting, adalah suatu
keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-
ganti dengan menyusui pada ibu. Bayi prematur dan BBLR. Pada kondisi ini
refleks menghisap bayi masih lemah. Oleh karenanya bayi harus sering dan lebih
cepat dilatih menyusui, (Kristiyansari, 2009).
Menurut penjelasan atas PP RI No.33 tahun 2012, kondisi medis ibuyang
tidak dapat memberikan ASI Eksklusif karena harus mendapat pengobatan
-
antara lain yang pertama adalah ibu yang infeksi Human Immunodeficiency Virus.
Dalam kondisi tersebut, pengganti pemberian ASI harus memenuhi kriteria, yaitu
dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan, dan aman (acceptable, feasible,
affordable, sustainable, andsafe). Kondisi tersebut bisa berubah jika secara
teknologi ASI Eksklusif dariibu terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
dinyatakan aman bagi bayi dandemi kepentingan bayi. Kondisi tersebut juga dapat
diberlakukan bagi penyakit menular lainnya. Yang kedua ibu yang menderita
penyakit parah yang menghalangi seorang ibu merawat bayi, misalnya sepsis yang
menyebabkan demam tinggi hingga tidak sadarkan diri dan infeksi Virus Herpes
Simplex tipe 1 (HSV-1) di payudara; kontak langsung antara luka pada payudara
ibu dan mulut bayi sebaiknya dihindari sampai semua selesai aktif telah diterapi
hingga tuntas.
Berdasarkan penelitian para dokter, taknik memiliki pengaruh terhadap
kesehatan bayi. Dr. Faruq Masahil dalam tulisan beliau menyebutkan bahwa
teknik dengan ukuran apapun merupakan mukjizat Nabidalam bidang kedokteran
selama empat belas abad agar umat manusia mengenal tujuan dan hikmah
baiknya. Para dokter telah membuktikan bahwa semua bayi, terutama yang baru
dilahirkan dan masih menyusui, memiliki risiko terancam kematian apabila
mengalami penurunan kadar gula dalam darah ( karena kelaparan ), masa transisi
dari menerima asupan makanan secara langsung dari ibu melalui plasenta menjadi
harus meminta dulu untukmendapat ASI). Kejadian ini dapat dicegah dengan
tahnik, karena tahnik pada dasarnya memberi zat gula yang sangat dibutuhkan
pada bayi yang baru lahir ( Proverawati, 2009).
-
Maryunani ( 2015) ASI Eksklusif memang memiliki pengertian hanya ASI
sampai 6 bulan, air putih bahkan madu pun tidak diperkenankan. Mengenai
tahnik, sama dengan obat- obatan. Ia diizinkan karena proses tahnik memiliki
banyak manfaat sesungguhnnya yang dimaksud dengan pemberian ASI Eksklusif
adalah bayi hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpan tambahan makanan
padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dannasi tim, kecuali vitamin,
mineral, dan obat.
Perlu diketahui bahwa tahnik berbeda dengan makanan, jadi
walaupunsudah masuk makanan selain ASI yaitu kurma pada tahnik, maka
statusnyabukan seperti makanan biasa yang sudah tidak terhitung lagi ASI
Eksklusif. Ibu Hajar AlS -Asqalani rahimahullah berkata “Yang dimaksud
dengan makanan adalah yang selain susu yang ia menetek darinya, selain kurma
yang ditahnik dengannya, dan selain madu yang ia disuapi untuk pengobatan
danyang selainnya. Yang dimaksud adalah bahwa tidak dihasilkan kekenyangan
baginya selain dari susu ASIsaja (Bahraen, 2012).
2.1.2. Pemberian ASI Eksklusif Oleh Ibu Bekerja
Menjadi wanita karier dengan berbagai profesi yang sibuk dengan
pekerjaan, bukan menjadi alasan tidak bisa menyusui anaknya, termasuk juga
wanita yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan. Menurut undang-undang nomor
6 tahun 1963 yang termasuk dalam tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi,
apoteker, asisten apoteker, bidan, perawat, fisioterapis, penilik kesehatan,
nutrisionis dan lain-lain.
-
Saat ini wanita yang mempunyai anak, terlebih balita, semakin
sedikitwaktunya bisa bertemu sang buah hati, namun banyak wanita memutuskan
untuk tetap menyusui. Masalahnya, pemberian ASI Eksklusif merupakan satu-
satunya makanan yang terbaik untuk bayi selama 6 bulan, namun perusahaan atau
kantor tempat ibu bekerja hanya memberikan kebijakan cuti hanya selama 3
bulan, bahkanada yang kurang. Seiring dengan kemajaun di bidang kesehatan,
para orangtua kini dapat mengetahui perkiraan kelahiran anaknya. Perkiraan
kelahiran tersebut dapat menjadi pedoman bagi ibu yang bekerja untuk
mengambil cuti menjelang kelahiran agar mempunyai waktu yang lebih banyak
sesudah kelahiran (Yuliarti, 2010).
Pada dasarnya, ada 3 aspek penting bagi ibu menyusui yang ingintetap
bekerja, yaitu faktor fisik, psikologis dan sosiologis. Secara fisik, jika ditinjau
secara medis, ibu harus memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan. Oleh karena
itu, kondisi ibu harus benar-benar sehat. Ada terkecualian untuk kondisi-kondisi
tertentu yang memang tidak memungkinkan ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif. Dari aspek psikologis ada berbagai alasan yang digunakan oleh para
ibu untuk menolak pemberian ASI Eksklusif, misalnya takut kariernya terganggu
dan kuatir badannya tidak bagus lagi.Pada kenyataannya, hal tersebut tidaklah
benar.Jika ditinjau dari sisi psikologis, ASI justru menciptakan hubungan
keterikatan emosional antara ibu dan anak.Sedangkan dari aspek sosiologis agar
pemberian ASI Eksklusif dapat berjalan dengan lancar, harus ada upaya khusus
dan tidak boleh malas. Ibu harus menyisihkan waktunya untuk memeras ASI atau
menyusui anaknya. Dirumah, perlu adanya dukungan dari suami, orang tua,
saudara, dan anak yang lebih besar. Suami turut berperan dalam mendukung atau
-
membantu pekerjaan istri di rumah, misalnya ketika pagi hari istrinya harus
menyusui, suami dapat memandikan anak pertama mereka. Selama ibu menyusui,
suami harus mengambil alih tugas-tugas domestik lainnya (Yuliarti, 2010).
Dukungan sosial dari atasan di tempat kerja, rekan kerja, dan kondisi
pekerjaan juga sangat penting. Bagi ibu yang menyusui, biasanya perusahaan akan
memberikan toleransi. Seseorang pimpinan perusahaan hendaknya dapat
memahami jika stafnya yang ingin meminta izin untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada anaknya. Jika sakit saja kantor masih memberikan toleransi, apalagi dalam
soal pemberian ASI. Pihak perusahaan hendaknya memberikan toleransi berupa
pemberian izin selama 1-2 jam agar stafnya dapat pulang sekedar menyusui
bayinya atau memerah ASI jika memang persediaan telah habis. Jika diperlukan,
perusahaan dapat membangun tempat penitipan bayi yang sekaligus menjadi
tempat bagi ibu untuk menyusui anaknya (Yuliarti,2010).
Menyusui sambil bekerja sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan dan
sifatnya fleksibel sekali. Begitu pula dengan rekan kerja, Saat ini pemberian ASI
makin dimudahkan dengan adanya teknologi penyimpanan dan pemerasan ASI,
serta adanya pengetahuan tentang ASI yang semakin baik (Yuliarti, 2010).
2.1.3. Tantangan Pemberian ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja.
Mobilitas kerja yang terlalu tinggi bisa menyulitkan kegiatan menyusui.
Tidak memungkinkan bagi ibu bekerja untuk mengambil banyak jam lembur
untuk urusan pekerjaan atau banyak bekerja di luar kantor yang lingkungannya
bisa membahayakan produksi ASI. Tips yang bisa digunakan adalah dengan
mencari tahu apakah lingkungan pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan ibu
ataupun produksi ASI misalnya, pekerjaan mengharuskan kita untuk bersentuhan
-
dengan zat kimia, polusi udara, atau tertular penyakit dari pasien.Jika hal tersebut
terjadi anda dapat mengajukan mutasi untuk sementara. Jika Ibu tetap diharuskan
bekerja, ekstra waspadadan lakukan tindakan preventif seperti lebih sering
mencuci tangan, mengenakan masker, minum air kemasan (jika kantor di kawasan
industri yang airnya kemungkinan tercemar) dan menjaga stamina tubuh (
Wageindicator Foundation, 2014 ).
Apabila Ibu bekerja sebagai jurnalis, koordinator tur atau
purchasingmanager, dinas keluar kota atau keluar negeri sudah merupakan suatu
keharusan.Tips untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan mendelegasikan
tugas dinas kepada junior atau sistem, membawa anak beserta pengasuhnya dalam
perjalanan dinas, dan pilihan terakhir dengan tetap berangkat namun pastikan
persediaan ASI cukup selama Ibu tidak ada dan selama dinas tetap memerah ASI.
Masih banyak kantor yang tidak menyediakan ruang menyusui yangtidak
memadai bagi ibu menyusui. Yang ada hanya toilet yang tidak higienisdan ruang
sholat yang sempit. Cara mengatasinya adalah dengan menjadikan mobil pribadi
sebagai ruang menyusui.Tutup jendela, sisakan sedikit ruangagar udara bisa
keluar (lebih baik apabila disertai dengan tirai/horden mobil), nyalakan AC,
pasang musik dan perahlah ASI setelah mencuci tangan terlebih dahulu. Alternatif
lain yaitu dengan menggunakan ruang rapat yang kosong atau anda bisa
meminjam rumah atau apartemen teman yang bisa ditempuh dengan jalan kaki
dari kantor. (Yuliarti, 2010).
Pulang pergi kerja menghabiskan waktu 4 jam atau 1-2 kali waktu perah.
Payudara bisa bengkak di jalan, ASI perah yang disimpan bisa rusak. Cara
mengatasinya dengan mencari lokasi memerah di perjalanan (seperti ruang
-
menyusui di mal), jadikan mobil sebagai ruang menyusui. Agar ASIyang diperah
tetap baik, beli cooler box yang memuat minimal 5 bungkus ASI ( Wageindicator
Foundation, 2014 )
Pemerintah Republik Indonesia mendukung sepenuhnya tentan gprogram
ASI Eksklusif. Dukungan program ASI Eksklusif tersebut menyebutkan bahwa
pengurus tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum harus mendukung
program ASI Eksklusif melalui penyediaan fasilitas khusus untuk menyusui dan
atau memerah ASI, pemberian kesempatan kepada ibu yang bekerja untuk
memberikan ASI Eksklusif kepada bayi atau memerah ASI selama waktu kerja
ditempat kerja, pembuatan peraturan internal yang mendukung keberhasilan
program pemberian ASI Eksklusif dan penyediaan tenaga terlatih pemberian ASI.
Selain dukungan tersebut, penyelenggara tempat sarana umum berupa fasilitas
pelayanan kesehatan harus membuat kebijakan yang berpedoman pada sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui (Mennkes N0 28/MenPP/XII/ 2008).
2.1.4. Fasilitas Pendukung Program ASI Eksklusif
Fasilitas adalah alat atau sarana untuk melancarkan pengerjaan atau
pelaksanaan tugas atau kegiatan (kamus saku Bahasa Indonesia, 2008 ).
Kementerian kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menkes No.48/Men/ XII/
2008, dan PER 27/MEN/XII/2008 dan 1177/ MENKES/PB/XII/ 2008 tentang tata
cara penyediaan fasilitas khusus menyusui dan atau memerahASI. Fasilitas yang
harus disediakan oleh tempat kerja dan penyelenggara tempat sarana umum
adalah ruang ASI, fasilitas di dalam ruang ASI dan penanggung jawab ruang ASI
yang dapat merangkap sebagai konselor menyusui.
2.1.5. Ruang ASI
-
Adalah ruangan yang dilengkapi dengan prasarana menyusui dan memerah
ASI yang digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI, menyimpan ASI perah,
dan atau konseling menyusui ASI ( Kemenkes RI, 2013 ).
1. Ruang ASI atau ruang laktasi minimal berukuran 3x4 m2 dan atau disesuaikan
dengan jumlah pekerja perempuan yang sedang menyusui.
2. Terdapat pintu yang dapat dikunci, yang mudah dibuka atau ditutup. Lantai
ruangan dapat berupa keramik, semen atau karpet.
3. Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup.
4. Bebas potensi bahaya di tempat kerja termasuk bebas polusi.
5. Lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan.
6. Penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan.
7. Kelembaban berkisar antara 30-50%, maksimum 60%.
8. Tersedia wastafel dengan air mengalir untuk mencuci tangan dan mencuci
peralatan.
2.1.6. Peralatan Ruang ASI
1. Lemari pendingin ( refrigerator ) untuk menyimpan ASI adalah alat untuk
mengurangi atau untuk mempertahankan suhuruang di bawah suhu sekitarnya
( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).
2. Gel pendingin (ice pack)
3. Kantong adalah tempat membawa sesuatu ( belanjaan dansebagainya ) yang
terbuat dari kain, plastik, dan sebagainya
( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).
4. Es adalah air beku atau air membatu.
-
Ice pack/kantong es adalah tempat membawa es yang terbuat darikain, plastik,
dan sebagainya.
5. Tas untuk membawa ASI perahan ( cooler bag )
Tas adalah kemasan atau wadah berbentuk persegi dansebagainya, biasanya
bertali, dipakai untuk menaruh, menyimpan atau membawa sesuatu (Kamus
Bahasa Indonesia, 2008).
Tas ASI perahan adalah kemasan atau wadah berbentuk persegidan sebagainya,
dipakai untuk menaruh, menyimpan, atau membawa ASI perahan.
6. Pompa ASI
Pompa adalah alat atau mesin untuk memindahkan atau menaikkan cairan atau
gas dengan cara mengisap dan memancarkannya (Kamus Bahasa Indonesia,
2008). Pompa ASI adalah alat atau mesin untuk memindahkan ASI dengan
cara menghisap.
7. Botol ASI
Botol ASI adalah wadah untuk ASI, yang berleher sempit dan biasanya dibuat
dari kaca atau plastik.
8. Sterilizer botol ASI.
Sterilisasi adalah perlakuan untuk menjadikan suatu bahan ataubenda
bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau dengan
zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya (Kamus
Bahasa Indonesia, 2008).
Sterilizer adalah alat yang digunakan untuk menjadikan suatu bahan atau
benda bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau
dengan zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya.
-
Sterilizer botol ASI adalah alat yang digunakan untuk menjadikan botol ASI
bebas dari mikroorganisme dengan cara pemanasan, penyinaran, atau dengan
zat kimia untuk mematikan mikroorganisme hidup maupun sporanya.
2.1.7. Peralatan Pendukung
1. Meja tulis, kursi dengan sandaran untuk ibu memerah ASI.
2. Kita konseling menyusui yang terdiri dari model payudara, boneka, cangkir
minum ASI, spuit 5cc, spuit 10 cc, dan spuit 20 cc
3. Media KIA tentang ASI dan inisiasi menyusui dini yang terdiri dari poster,
foto, leaflet, booklet, dan buku konseling menyusui.
4. Lemari penyimpan alat.
5. Dispenser dingin dan panas, alat cuci botol, tempat sampah dan penutup
6. Penyejuk ruangan ( AC/Kipas angin ).
7. Nursing apron/kain pembatas/ pakai krey untuk memerah ASI, ,waslap untuk
kompres payudara, tisu/lap tangan dan bantal untuk menopang saat menyusui.
Bila peralatan pendukung tidak atau belum dapat disediakan,sekurang
kurangnya yang harus disediakan adalah:
a. Meja
Adalah perkakas (perabot) rumah yang mempunyai bidang datar sebagai
daun mejanya dan berkaki sebagai penyangganya ( bermacam-macam
bentuk dan gunanya) ( Kamus Bahasa Indonesia, 2008 ).
2. Wastafel
Adalah tempat membersihkan diri (cuci muka, cuci tangan,
gosokgigi, bercukur), letaknya menempel pada dinding (diluar atau
didalam kamar mandi), dilengkapi dengan keran air, cermin, danrak
-
untuk menaruh sabun, pasta gigi, atau alat-alat kecantikan ( Kamus
Bahasa Indonesia, 2002 ).
3. Sabun cuci tangan
4. Adalah bahan yang dapat berbuih, digunakan untuk mencucitangan,
biasanya berupa campuran alkali, garam, dan natrium( Kamus Bahasa
Indonesia, 2008 )
2.1.8 Penanggung jawab Ruangan ASI
Penanggung jawab ruang ASI dapat merangkap sebagai konselor menyusui.
Dalam memberikan konseling menyusui, tenaga terlatih pemberian ASI juga
menyampaikan manfaat pemberian ASI Eksklusif antara lain berupa peningkatan
kesehatan ibu dan anak, peningkatan produk aktivitas kerja, peningkatan rasa
percaya diri ibu, keuntungan ekonomis dan higienis dan penundaan kehamilan.
2.2. Bayi
2.2.1.Pengertian
Bayi adalah anak yang muda usianya, dan tidak ditetapkan batasan
usianya. Bayi baru lahir atau neonatus mulai bayi lahir sampai satu bulan
periodeini adalah bulan pertama kehidupan.Dimana bayi mengalami
pertumbuhandan perubahan yang menakjubkan ( Halminton, 2009 ).
2.2.2. Fisiologi Bayi
Sebelum lahir, bayi hidup dalam lingkungan yang terlindung dengan suhu
terkontrol dan kedap suara. Terapung dalam suatu genangan cairan hangat,dan
memperoleh pasokan untuk semua kebutuhan fisiknya. Oksigen, glukosa, vitamin,
dan mineral diberikan lewat talipusat ibunya, sedangkan karbon dioksida serta
produk sisa lainnya dibuang ke dalam darah ibunya ( Mirriam, 2009 ). Pada saat
-
lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total kemandirian fisiologis.
Perubahan ini dikenal sebagai periode transisi, yang dimulai ketika bayi keluar
dari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa minggu untuk sistem organ
tertentu.Transisi ekstra uteri bayi baru lahir yang paling dramastis dan cepat
terjadi pada area sistem pernafasan, sistem sirkulasi, kemampuan termoregulasi,
dan kemampuan memperoleh sumber glukosa (Helen, 2011). Di luar rahim bayi
harus mengerjakan beberapa fungsi baru, termasuk mengendalikan suhu tubuhnya
sendiri, mempertahankan diri terhadap infeksi dan mengeluarkan bahan-bahan
sisa yang jumlahnya makin meningkat. Antibodi dari ibu akan melindunginya
untuk beberapa minggu, tetapi sendiri harus segera menghasilkan antibodi itu.
Bayi juga harus beradaptasi terhadap masukan data inderawi yang meningkat
melalui telinga, mata, hidung, lidah, dan kulitnya menyimpan dan menata semua
informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang duniadan secara bertahap
membentuk kepribadiannya ( Mirriam, 2009 ).
2.3. Hubungan Antara Pekerjan Ibu Dengan Pemberian ASI Ekslusif
Pada Bayi
Kolostrum yang terdapat dalam ASI mempunyai khasiat bagi bayi karena
mengandung zat antibody yang berfungsi melindungi bayi terhadap serangan
berbagai penyakit infeksi dalam jangka waktu 6 bulan. Apabila bayi selama 6
bulan tidak mendapatkan ASI secara Eksklusif maka kemungkinan besar
berakibat akan kondisi kesehatan bayi. Hal ini terjadi diakibatkan karena salah
satu penyebabnya adalah ibu bekerja. (Prasetyono, 2009) mengatakan bahwa
konsep tentang ASI ekslusif sekarang ini terasa sulit untuk dilaksanakan oleh ibu-
ibu bekerja. Kesibukan akibat bekerja diluar rumah merupakan penghambat utama
seorang ibu untuk menyusui anaknya lebih baik. Untuk mengatasi hal ini adalah
-
dengan beberapa cara sederhana seperti sebelum ibu berangkat bekerja terlebih
dahulu menyusui bayinya sampai bayi tersebut kenyang. ASI diusahakan agar
diperah terlebih dahulu untuk di tempat yang aman dan hygienis dalam jumlah
cukup agar kebutuhan bayi akan ASI tercukupi selama ibu bekerja. Hal ini sejalan
dengan pendapat Rizki (2013) ibu bekerja masih dapat memberikan ASI ekslusif
dengan cara memerah ASI sebelum berangkat ketempat kerja. Namun hal ini tidak
berjalan mulus dikarenakan faktor ibu terkendala dengan kondisi payudara yang
lecet akibat perah yang dilakukan setiap saat hendak bekerja. Alasan ini pulalah
yang menyebabkan bayi tidak mendaptkan ASI secara Eksklusif. Apabila puting
susu ibu lecet, terjadi pembengkakan payudara, dan mengakibatkan mastitis
akibat dan kesalahan inilah yang menjadi alasan dalam menyusui ibu akan
menghentikan pemberian ASI ( Rizki, 2013. )
Hal lain juga yang menjadi penghambat tidak terpenuhinya pemberian ASI
Eksklusif adalah karena beban kerja ibu sehingga terjadi kelelahan fisik yang
berdampak pada produksi ASI berkurang. Jumlah ibu yang ASI nya masih cukup
sampai bayi umur 6 bulan lebih sedikit jika di bandingkan dengan ibu yang tidak
bekerja, kondisi ini diduga akibat beban fisik ibu karena pekerjaan sehingga tidak
dapat mempertahankan produksi ASI yang mengakibatkan ibu memberikan MP-
ASI ( Mulyaningsih, 2010 )
Negara menyatakan bahwa ibu yang bekerja diluar rumah dapat terus
memberikan ASI kepada anaknya dengan memerah dan menyusui selama jam
kerja. Undang-undang No. 13/2013 tentang Ketenaga kerjaan: “Pekerja atau
buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan
-
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu
kerja” ( Kristiyansari, 2009 )
Menurut penelitian Juliastuti 2011, pemberian ASI secara eksklusif akan
semakin tinggi jika ibu tidak bekerja. Hal tersebut karena ibu yang tidak bekerja
hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga dan banyak
menghabiskan waktunya dirumah tanpa terikat pekerjaan diluar rumah sehingga
dapat memberikan ASI secara optimal tanpa dibatasi oleh waktu dan kesibukan.
Sama halnya dengan penelitian Evareny, et al (2010) yang menyatakan bahwa
resiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif pada ibu yang kembali bekerja
adalah 14 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja dan
penelitian Setegn ( 2012 ) yang menyatakan bahwa ibu yang tidak bekerja lima
kali lebih mungkin memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan ibu yang
bekerja serta hasil penelitian Indrawati ( 2012 ) juga menunjukkan adanya
hubungan status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif pada bayi saat
usia 0-6 bulan. Dari 28 ibu bekerja hanya 4 ( 14,3% ) yang memberikan ASI
eksklusif pada bayinya sedangkan pada 12 ibu yang tidak bekerja, 9 (75%)
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
2.4 Kecukupan ASI
Setelah melahirkan seorang ibu memerlukan ketrampilan khusus untuk
merawat bayinya, memberikan ASI dengan secara benar baik pelekatan
(attachment) maupun posisinya. Pada umumnya ibu akan trampil dan menyusui
menjadi mantap setelah beberapa hari sampai minggu. Produksi ASI akan
meningkat segera setelah lahir sampai usia 4 sampai 6 minggu dan setelah itu
produksinya akan menetap. Produksi ASI pada hari pertama dan kedua sangat
-
sedikit tetapi akan meningkat menjadi ± 500 mL pada hari ke-5, 600 sampai 690
mL pada minggu kedua, dan kurang lebih 750 mL pada bulan ke-3 sampai ke-5.
Produksi ASI ini akan menyesuaikan kebutuhan bayi (on demand). Jika saat itu
bayi mendapat tambahan makanan dari luar (misalnya susu formula), maka
kebutuhan bayi akan ASI berkurang dan berakibat produksi ASI akan turun. ASI
sebanyak 750-1000 mL/ hari menghasilkan energi 500-700 kkal/hari, yaitu setara
dengan energi yang diperlukan bayi dengan berat badan 5-6 kg.
Kecukupan ASI Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi
kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan, apabila bayi mulai
menghisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi
normal ASI diproduksi sebanyak 10- 100 cc pada hari- hari pertama. Produksi
ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai hari ke 14. Bayi yang sehat akan
mengkonsumsi sebanyak 700- 800 cc ASI perhari, namun kadang- kadang ada
yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc / bahkan hampir 1 liter / hari dan tetap
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama (Depkes RI, 2001:16). ASI dalam
jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi
bayi selama enam bulan pertama. Sesudah umur enam bulan, bayi memerlukan
makanan pelengkap karena kebutuhan gizi bayi 21 meningkat dan tidak
seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya
secepatnya diberikan ASI yang diproduksi pada 1-5 hari pertama dinamakan
kolostrum, yaitu cairan kental yang berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum
sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibodi, protein
dan mineral serta vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan
setiap saat (Sunoto 2017).
-
Produksi ASI akan menyesuaikan kebutuhan bayi, oleh karenanya sangat
dianjurkan untuk menyusui secara on-demand, artinya sesuai dengan keinginan
bayi. Suatu penelitian di Rusia dengan memberikan 4 perlakuan berbeda pada
bayi baru lahir. Kelompok I bayi dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 25-120
menit setelah lahir dan skin-to-skin contact, bayi tidak memakai baju, dan setelah
itu dilakukan rawat gabung, bayi dan ibu dalam 1 kamar sehingga bayi menyusui
on-demand. Kelompok II dilakukan IMD 25-120 menit setelah melahirkan tetapi
bayi sudah dibungkus selimut sesuai kebiasaan tradisional di usia, selanjutnya
dilakukan rawat gabung. Kelompok III tidak dilakukan IMD dan tidak dilakukan
rawat gabung. Kelompok IV tidak dilakukan IMD tetapi dilakukan rawat gabung.
Tampak bahwa rerata volume ASI terbanyak adalah pada kelompok IMD skin-to-
skin contact dan dilakukan rawat gabung sehingga bayi dapat menyusu on-
demand. Rerata volume ASI adalah 300 ml/hari pada multipara (ibu yang
melahirkan kedua kali atau lebih) dan 250 ml untuk primipara (ibu yang
melahirkan pertama kali). Sedangkan kelompok III yang tidak dilakukan IMD dan
rawat gabung mempunyai volume yang paling sedikit.
Penelitian lain pada 71 bayi usia 1-6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif
dan demand dengan dilakukan penimbangan berat badan setiap kali menyusu
mendapatkan hasil sebagai berikut:
1. Bayi menyusui 10 - 12 kali dalam sehari
2. Rata-rata produksi ASI adalah 800 mL/ hari
3. Produksi ASI setiap kali menyusui adalah 90-120 mL/ kali, yang dihasilkan 2
payudara
-
4. Pada umumnya bayi akan menyusu pada payudara pertama sebanyak 75 mL
dan dilanjutkan 50 mL pada payudara kedua
5. Rata-rata frekuensi menyusui malam hari (jam 22 sampai 4 pagi) adalah 1-3
kali.
2.4.1 Tanda-tanda Kecukupan ASI pada Bayi
Untuk mencegah malnutrisi seorang ibu harus mengetahui tanda kecukupan
ASI, terutama pada bulan pertama. Setelah bulan pertama tanda kecukupan ASI
lebih tergambar melalui perubahan berat badan bayi. Tanda bahwa bayi mendapat
cukup ASI adalah :
1. Bayi ASI tiap 2-3 Jam
2. Kotoran berwarna Kuning
3. Bayi buang air kecil 6-8 kali sehari
4. Payudara terasa lebih lembek
5. Bayi bertambah berat badan
6. Bayi tidak rewel dan sangat ceria
7. Produksi ASI akan berlimpah pada hari ke-2 sampai ke-4 setelah melahirkan,
nampak dengan payudara bertambah besar, berat, lebih hangat dan seringkali
ASI menetes dengan spontan.
8. Bayi menyusu 8-12 kali sehari, dengan pelekatan yang benar pada setiap
payudara dan menghisap secara teratur selama minimal 10 menit pada setiap
payudara.
9. Bayi akan tampak puas setelah menyusu dan seringkali tertidur pada saat
menyusu, terutama pada payudara yang kedua
-
10. Frekuensi buang air besar (BAB) > 4 kali sehari dengan volume paling tidak 1
sendok makan, tidak hanya berupa noda membekas pada popok bayi, pada
bayi usia 4 hari sampai 4 minggu. Sering ditemukan bayi yang BAB setiap
kali menyusu, dan hal ini merupakan hal yang normal
11. Feses berwarna kekuningan dengan butiran-butiran berwarna putih susu
diantaranya (seedy milk), setelah bayi berumur 4 sampai 5 hari. Apabila
setelah bayi berumur 5 hari, fesesnya masih berupa mekoneum (berwarna
hitam seperti ter), atau transisi antara hijau kecoklatan, mungkin ini
merupakan salah satu tanda bayi kurang mendapat ASI.
12. Puting payudara akan terasa sedikit sakit pada hari-hari pertama menyusui.
Apabila sakit ini bertambah dan menetap setelah 5-7 hari, lebih-lebih apabila
disertai dengan lecet, hal ini merupakan tanda bahwa bayi tidak melekat
dengan baik saat menyusu. Apabila tidak segera ditangani dengan
membetulkan posisi dan pelekatan bayi maka hal ini akan menurunkan
produksi ASI
13. Berat badan bayi tidak turun lebih dari 10% dibanding berat lahir
2.4.2 Tanda-Tanda Bayi Tidak Cukup ASI.
Tantangan dalam menyusui hal buruk salah satunya adalah bayi kekurangan
ASI. Masalah ini bisa terjadi jika produk asi berkurang ataupun Bayi belum
menyusui dengan sempurna karena itu sangat untuk memahami dan mengetahui
tanda bayi kurang ASI
1. Berat Menurun
2. Jarang buang air kecil
3. Sering menyusui tetap menangis
-
4. Bayi Tidak bisa tidur
5. Warna urine gelap.
2.4.3 Pertumbuhan Bayi yang mendapat ASI
Bayi yang mendapat ASI eksklusif akan kembali ke berat lahir paling tidak
pada usia 2 minggu, dan tumbuh sesuai atau bahkan di atas grafik sampai usia 3
bulan Penurunan berat badan bayi selama 2 minggu pertama kehidupan tidak
boleh melebihi 10%. Bayi yang lahir dengan berat rendah lebih lambat kembali ke
berat lahir dibandingkan bayi dengan berat lahir normal, yang dapat lebih jelas
diikuti dengan kurva Dancis.
Apabila memakai grafik pada KMS yang biasa dipakai, bayi yang mendapat
ASI eksklusif akan tumbuh lebih lambat sebelum usia 4 sampai 6 bulan. Bayi
yang mendapat susu formula akan tumbuh lebih cepat setelah 6 bulan, dan
seringkali hal ini dihubungkan dengan risiko obesitas di kemudian hari.
Berdasarkan Survei Kesehatan dan Nutrisi Nasional III di Amerika Serikat
didapatkan bahwa bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 4 bulan (saat itu
batasan ASI eksklusif adalah 4 bulan), pada usia 8-11 bulan, mempunyai rerata
berat badan, panjang badan dan lingkar lengan atas lebih rendah dibanding yang
mendapatkan susu formula.
2.5 Konsep Pekerjaan
2.5.1 Pengertian Pekerjaan
Menurut BPS (2016) Bekerja adalah suatu kegiatan ekonomi yang
dilkukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan atau pendapatan dan
dilakukan seminggu yang lalu. Selain itu juga ada yang disebut dengan status
pekerjaan, yaitu kedudukan yang dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan
-
suatu kegiatan atau suatu unit usaha. (Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Masyarakat Provinsi DIY, 2011).
Menurut Imaniah ( 2013), ibu bekerja adalah seorang ibu yang melakukan
aktifitas bukan di rumah dalam rangka mendapatkan tambahan nafkah serta agar
dapat mengaplikasikan ilmu yang dimiliki dan dapat membangun hubungan sosial
di lingkungan bekerjanya.
Terkait dengan faktor dukungan tempat bekerja dalam menunjang praktik
pemberian ASI ekslusif, sebenarnya pemerintah telah membuat peraturan yang
berguna agar ibu tetap merasa aman dan terlindungi dalam memberikan ASI
eksklusif kepada anaknya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif Pasal 30 ayat 1 dan 2 yang mengatur
bahwa tempat kerja dan sarana umum harus mendukung program ASI ekslusif
dan menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan atau memerah ASI, jika
tidak makan akan dikenakan sanksi. Tidak hanya itu saja pasal 34 juga mengatur
bahwa pengurus kerja wajib memberikan kesempatan pada ibu bekerja untuk
memberikan ASI eksklusif atau memerah ASI selama waktu kerja ditempat kerja ,
dan jika tidak maka akan dikenakan sanksi ( AIMI, 2013).
2.5.2 Jenis Pekerjaan
1. PNS
PNS adalah mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diserahi tugas jabatan negeri atau tugas negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
-
Berdasarkan Penjelasan PP no 53 tahun 2010 pasal 3 angka 11 Yang
dimaksud dengan kewajiban untuk “masuk kerja dan menaati ketentuan jam
kerja” adalah setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai
ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas.
Apabila berhalangan hadir wajib memberitahukan kepada pejabat yang
berwenang. Keterlambatan masuk kerja dan/atau pulang cepat dihitung secara
kumulatif dan dikonversi 7 ½ (tujuh setengah) jam sama dengan 1 (satu) hari tidak
masuk kerja.
Berdasarkan Permen Dagri no 59 tahun 2008 Pasal 3. Ketentuan Hari dan
Jam Kerja di Lingkungan Departemen Dalam Negeri sebagai berikut:
a. Hari Senin sampai dengan hari Kamis Pukul 07. 30-16.00 WIB.
b. Hari Jum’at Pukul 07.30 – 16.30 WIB.
Ibu yang bekerja sebagai PNS mempunyai kesempatan pulang sebentar
untuk menyusui bayinya atau bisa juga membawa bayinya dan menyusui di ruang
pojok laktasi yang sudah disediakan di tempat kerja sedangkan untuk ibu yang
bekerja sebagai swasta hampir tidak ada kesempatan pulang kerumah sebentar
untuk menyusui bayinya atau jarang sekali membawa bayinya ke kantor dan tidak
semua kantor menyediakan ruang pojok laktasi, hal ini karena ibu yang bekerja
sebagai swasta biasanya akan bekerja tanpa berhenti dari jam 7 pagi sampai jam
15 atau jam 16 dan hanya istirahat pada siang hari yg lamanya maksimal adalah 1
jam.
Sudah ditetapkan dalam PPRI No 33 tahun 2012 Pasal 30, 31 dan 32 yang
menyebutkan tempat kerja ( perusahaan, perkantoran milik pemerintah,
pemerintah daerah dan swasta ) dan tempat sarana umum ( hotel, terminal,
http://www.sjdih.depkeu.go.id/fullText/2010/53TAHUN2010PPPenjel.htmhttp://www.depdagri.go.id/media/documents/2008/12/05/Permen_No.59-2008.rtf
-
bandara dll ) harus menyediakan fasilitas khusus untuk menyusui dan/atau
memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan perusahaan.
2. Pekerjaan Swasta
Mereka yang berkerja di luar rumah dengan waktu bekerja lebih lama yaitu
lebih dari 7 jam dan tidak bisa pulang ke rumah selama waktu istirahat kerja
sehingga bisa mempengaruhi kuantitas ibu menyusui bayinya secara langsung.
Pasal 77 ayat 1, UU No. 13/2003 mewajibkan setiap pengusaha untuk
melaksanakan ketentuan jam kerja. Ketentuan jam kerja ini telah diatur dalam 2
sistem seperti yang telas disebutkan diatas yaitu:
1. 7 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 6 hari
kerja dalam 1 minggu.
2. 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5 hari
kerja dalam 1 minggu.
Jam kerja adalah waktu untuk melakukan pekerjaan, dapat di laksanakan
siang hari / malam hari jam kerja bagi pekerja di sektor swasta.