4
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas mengenai teori yang mendukung dalam
pembuatan proyek akhir. Materi yang akan dibahas adalah knedaraan medan
berat, diagram kelistrikan mobil LJ 80, accu, saklar cut off pada kendaraan medan
berat, relay, sekering, dan komponen akhir.
2.1. Accu
Accu adalah suatu elemen yang merupakan sumber arus listrik yang
searah dengan cara mengubah energi kimia menjadi energi listrik. Terdapat
dua kutub pada accu yaitu kutub positif dan kutub negatif. Kutub positif
terbuat dari tembaga (Cu) dan kutub negatif terbuat dari seng (Zn). Accu
berisi cairan asam sulfat sebagai elektrolitnya. Accu memiliki beberapa
elemen. Gambar 2.1 merupakan contoh fisik dari sebuah accu.
Accu memiliki kapasitas pemakain yang beragam. Biasanya
dinyatakan dalam satuan Ah (Ampere hour). Satuan ini merupakan
spesfikasi yang dikeluarkan oleh pabrikan accu. contoh penulisan untuk
spesifikasi accu adalah 12V, 100Ah. 12V yaitu tegangan accu, 100Ah yaitu
kapasitasi accu dan 20 Hours adalah waktu pengetesan yang di keluarkan
oleh pabrikan aki. waktu tersebut berarti accu diberi beban 5 Ampere
selama 20 jam sampai accu benar-benar habis. jika beban yang dipakai lebih
besar, waktu yang dibutuhkan agar accu benar-benar habis tidak akan 20
jam lagi tetapi akan menjadi lebih singkat.
Cara perhitungan waktu pakai accu akan di jelaskan oleh Peukeurt's
law dengan persamaan sebagai berikut.
� = �(�
��)� .................................................. [1]
H adalah waktu pakai accu dari pabrikan (jam)
C adalah kapasitas acc (Ampere-hours)
5
I adalah Arus pemakaian
k adalah konstanta peukeurt's, 1.2
t adalah waktu pakai accu terhadap beban pemakaian (jam).
Jika sebuah batre memiliki spesifikasi 100Ah dengan beban
pemakaian 5 Ampere maka didapat perhitungan sebagai berikut.
� = 20 (100
5 � 20)�.�
= 20 jam
Dengan beban pemakain 5 ampere didapat waktu 20 jam sebagai
waktu pakai kapasitas accu. jika accu tersebut digunakan pada beban 10
ampere maka akan didapat perhitungan sebagai berikut.
� = 20 (100
10 � 20)�.�
= 8,7 jam
Hal ini membuktikan bahwa semakin besar beban pemakaian maka
waktu pemakaian accu akan menjadi lebih singkat.
Gambar 2.1 Accu
6
2.2 Transducer
Transducer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah satu
besaran ke besaran lain. Transducer listrik adalah alat yang digunakan untuk
mengubah besaran fisik ke listrik. Transducer-transducer yang akan
digunakan pada proyek akhir ini adalah transducer-transducer bawaan
mobil Suzuki LJ 80. Transducer yang akan digunakan adalah transducer
suhu, level tangki bahan bakar (fuel gauge), dan transducer tekanan oli
mesin.
Transducer suhu
Transducer suhu pada mobil digunakan untuk mengukur suhu
mesin mobil. Transducer suhu ini dirangkai mulai dari sumber
melewati koil penunjuk suhu pada panel kemudian masuk ke
transducer suhu pada mesin. Transducer suhu menempel pada mesin
sekaligus terhubung pada ground. pada Gambar 2.2 adalah rangkain
transducer suhu pada Suzuki LJ 80.
Gambar 2.2 Rangkaian transducer suhu
Transducer suhu pada suzuki LJ 80 merupakan NTC (Negative
Temperature coefficient). NTC memiliki karakteristik ketika koefisein
temperatur semakin panas maka resistansi NTC akan semakin kecil
dan ketika koefisein temparatur semakin dingin maka nilai
resistansinya akan semakin besar.
berdasarkan karakteristik NTC, cara kerja transducer suhu pada
Suzuki LJ 80 adalah ketika suhu mesin mobil dingin atau mesin mati,
7
resistansi NTC akan besar dan arus yang mengalir akan kecil sehingga
koil berada pada area dingin (cool). ketika suhu mesin mobil panas
maka resistansi NTC akan mengecil dan arus yang mengalir melewati
koil akan besar sehingga koil akan bergerak menuju area panas (hot).
Gambar 2.3 Transducer Suhu
Gambar 2.3 merupakan bentuk fisik dari transducer suhu mobil.
Transducer suhu memiliki drat pada badannya sebagai dudukan ketika
dipasang pada mesin mobil. drat ini akan menempel pada mesin mobil
dan sekaligus menjadi terminal ground transducer ini.
Fuel gauge
Pada Gambar 2.5 adalah bentuk fisik dari transducer level
tangki bahan bakar (fuel gauge) yang berfungsi sebagai instrument
penunjukan kosong atau penuhnya bahan bakar. Pada tampilan ditulis
E untuk empty dan F untuk full. Pada mobil Suzuki LJ 80 digunakan
fuel gauge sebagai transducer level bahan bakar. Fuel gauge terdiri
dari pelampung yang terhubung resistor variabel. fuel gauge pada
Suzuki LJ 80 memiliki spesifikasi ketika volume bensin penuh
(pelampu diatas) memiliki nilai resistansi 0 Ohm dan ketika volume
bensin kosong (pelampung dibawah) memiliki nilai resistansi 110
ohm. Gambar rangkaian transducer level bensin dapat dilihat pada
Gambar 2.4.
Cara kerja penunjukan volume bensin yaitu ketika bensin
kosong nilai resistansi fuel gauge akan besar sehingga arus yang
8
melewati koil akan kecil. pada meter penunjukan posisi jarum akan
berada pada posisi E. pada saat bensin dalam kondisi penuh resistansi
fuel gauge akan bernilai nol sehingga arus yang mengalir pada koil
akan menggerakan jarum sampai menunjuk pada posisi F.
Gambar 2.4 Rangkaian transducer level bensin
Gambar 2.5 Fuel gauge
Transducer tekanan oli mesin
Transducer tekanan oli pada mobil berupa saklar yang bekerja
terhadap tekanan. Transducer ini berfungsi untuk mengetahui tekanan
oli pada mobil. keluaran dari transducer ini akan ditampilkan berupa
lampu indikator sebagai penunjuk ada atau tidaknya tekanan pada oli
pada mesin mobil.
Pada Gambar 2.6 dapat dilihat konstruksi dari transducer
tekanan oli. terdapat pegas yang menekan difragma dan terhubung
9
pada terminal yang terhubung ke lampu indikator transducer tekanan
oli, difragma sebagai kontak saklar, dan metal base sebagai terminal
ground sekaligus temapat masuknya oli pada transducer ini.
Gambar 2.6 Transducer tekanan oli
Keluaran transducer oli terhubung ke lampu indikator pada
panel. pegas berfungsi sebagai penekan difragma sehingga transducer
ini bersifat normally closed. maka ketika mesin mati atau tidak ada
tekanan maka lampu indikator akan menyala. ketika mesin dihidupkan
maka oli akan masuk melalui lubang kecil pada metal base. seiring
dengan naiknya tekanan oli maka oli yang masuk akan menekan
difragma sehingga membuat kontak terbuka dan lampu indikator akan
mati.
2.3 Pengkondisi sinyal
Pengkondisi sinyal merupakan suatu rangkaian yang mengubah
besaran keluaran dari transduser menjadi besaran listrik yang cocok untuk
perekaman,pemrosesan dan pemrogaman.
Pengkondisi sinyal mempunyai variasi ke kompleksan mulai dari
rangkaian resistor sederhana atau rangkaian maching impedansi hingga
yang terdiri dari mulai tingkat penguat, detektor, demodulator dan filter.
10
IstiIah lain dari pengkondisi sinyal adalah pemodifikasi sinyal atau
pemroses sinyal. Sinyal output dapat berbentuk analog atau besaran digital
2.3.1 Pembagi Tegangan
Dalam dunia elektronika, sebuah pembagi tegangan adalah
rangkaian linear sederhana yang menghasilkan keluaran yang
besarannya merupakan hasil pembagian dari nilai masukannya,
dengan kata lain pembagi tegangan menghasilkan besaran output yang
merupakan pelemahan dari input berdasarkan perbandingan nilai
tahanan.
Contoh sederhana dari sebuah pembagi tegangan adalah 2 buah
resistor yang di rangkai secara seri atau sebuah potensio meter.
Rangkaian ini biasanya dibuat untuk mengeluarkan tegangan
referensi.Gambar 2.7 menunjukan sebuah rangkaian pembagi
tegangan.
Gambar 2.7 Rangkaian pembagi tegangan
Dengan menggunakan hokum ohm , nilai keluaran dari pembagi
tegangan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut.
���� =��
��������� ................................................................[2]
Dimana ���� = Tegangan keluaran
��� = Tegangan masukan
�� = Impedansi 1
�� = Impedansi 2
11
2.4 Saklar
Saklar atau switch adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai
penghubung dan pemutus arus listrik. Dalam rangkaian elektronika dan
rangkaian listrik saklar berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan
arus listrik yang mengalir dari sumber menuju beban (output) atau dari
sebuah sistem ke sistem lainnya. Pada Tabel 2.1 terdapat jenis-jenis saklar,
simbol-simbol saklar, dan contoh fisik dari saklar.
Tabel 2.1 Jenis, Simbol, dan Contoh Bentuk Saklar
JENIS SAKLAR SIMBOL SAKLAR CONTOH FISIK
SPST
Saklar On-Off 2 terminal
Saklar Push-On
Kedua terminal akan
terhubung selama ditekan
Saklar Push-Off
Kedua terminal akan
terputus selama ditekan
Saklar SPDT
Terminal sentral (COM)
akan terhubung ke salah
satu terminal dan akan
terputus ke terminal
lainnya dalam satu
kondisi.
Saklar DPST
Dalam kondisi On (“1”)
dua terminal sentral akan
terhubung ke terminal
pasangannya dan akan
terputus ktika kondisi Off
(“0”)
12
Saklar DPDT
Dua terminal sentral akan
terhubung ke salah satu
terminal pasangannya dan
terputus ke terminal
pasangannya yang lain
dalam satu kondisi.
Saklar Cut Off pada Kendaraan Medan Berat
Saklar cut off adalah jenis saklar yang berfungsi sebagai
pemutus hubungan arus listrik. Saklar cut off ini memiliki rating
arus yang tinggi karena dipasang secara seri dari accu menuju
seluruh sistem kelistrikan. Pada gambar 2.4 saklar cut off
tersebut memiliki rating arus hingga 250 A. hal ini disebabkan
karena saklar cut off dilewati oleh beban keseluruhan sistem
kelistrikan mobil. Konstruksi saklar cut off memiliki tuas untuk
pemutusannya. Untuk memutus arus, tuas saklar cut off harus
diputar berlawanan arah jarum jam. Desain saklar cut off
dirancang khusus untuk memutus arus listrik dengan sengaja
terlihat seperti pada Gambar 2.8.
Gambar 2.8 Saklar cut off
13
Saklar rem
Saklar rem adalah jenis saklar yang berfungsi untuk
mengontrol kondisi ON maupun OFF-nya lampu rem. Saklar
rem ini berada di belakang pedal rem. Saklar rem akan bekerja
ketika pedal rem diinjak. Jenis saklar rem ini adalah saklar push
button maka ketika rem diinjak mengakibatkan kondisi saklar
itu terhubung dan lampu rem akan menyala. contoh fisik dari
saklar rem dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.9 Saklar rem
Saklar rem tangan
Pada Gambar 2.10 saklar rem tangan adalah saklar yang
berfungsi untuk mengontrol kondisi ON maupun OFF-nya
lampu indikator rem tangan yang terletak pada panel. Saklar ini
berada di belakang tuas rem tangan. Ketika tuas rem tangan
diangkat, pada mobil akan terjadi pengereman dan pada saat itu
pula lampu indikator rem tangan akan menyala.
Gambar 2.10 Saklar rem tangan
14
Saklar gigi mundur
Saklar gigi mundur adalah saklar yang berfungsi
mengontrol kondisi ON maupun OFF-nya lampu mundur.
Saklar ini berada di transmission gear box sehingga apabila
transmisi diubah ke gigi mundur maka saklar ini akan aktif dan
menyalakan lampu mundur. Contoh fisik dari saklar gigi
mundur dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 2.11 Saklar gigi mundur
2.5 Relay
Relay adalah saklar elektromagnetik yang berfungsi sebagai saklar
atau komponen antarmuka untuk rangkaian daya besar dengan rangkaian
pengontrol yang memiliki daya kecil. Konstruksi relay dibuat dengan koil
dan saklar. Relay memiliki koil, saklar normally open (NO) dan normally
closed (NC). Relay aktif jika koil dialari arus sehingga koil akan memiliki
medan magnet dan menarik kontak saklar. Ketika koil dialiri arus, saklar
akan menutup dan keadaan ini disebut NO. Sedangkan NC adalah ketika
koil dialiri arus dan saklar akan terbuka.
Relay memiliki banyak jenis dengan spesifikasi yang berbeda. Salah
satu jenis relay adalah relay untuk keperluan otomotif terlihat pada Gambar
2.12. Relay ini biasanya memiliki spesifikasi tegangan koil 12V DC karena
disesuaikan dengan tegangan accu. Relay untuk spesifikasi otomotif harus
memiliki ketahanan yang tinggi karena relay ini harus kuat terhadap getaran
dan guncangan.
15
Gambar 2.12 Relay otomotif
Gambar 2.13 memperlihatkan beberapa bentuk kontak dari sebuah
relay:
Gambar 2.13 Jenis konstruksi relay
2.6 Sekering
Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dari
arus berlebih dengan cara memutus hubungan listrik sehingga arus berlebih
tidak akan merusak devais. Cara kerja sekering yaitu ketika arus yang
melewati sekering lebih dari beban kerjanya maka sekering akan putus
sehingga devais menjadi aman karena arus berlebih tidak masuk.
Ada dua macam tipe sekring yang sering digunakan yaitu sekring tipe
blade dan sekring catridge (tabung). Gambar 2.14 merupakan salah satu
jenis sekering yaitu jenis blade. Sekering jenis ini dirancang untuk
spesifikasi otomotif karena desainnya yang dapat menancap kuat pada
soket. Dengan desain seperti itu, sekering ini kuat menahan getaran dan
guncangan pada kendaraan sehingga tidak terlepas dari soketnya. Warna
sekring tipe blade digunakan untuk membedakan kapasitas arus, sedangkan
sekring tipe catridge kapasitas arus hanya ditulis pada salah satu ujung
tabung.
16
Gambar 2.14 Sekering tipe blade
Untuk sekering jenis blade terdapat cetakan angka pada bagian
atasnya yang menandakan berapa besar arus yang dapat melewati sekering.
Pada Tabel 2.2 terdapat kode warna sekering tipe blade, rating arus dan
ukuran fisik.
Tabel 2.2 Pengkodean sekering
Color Ampere Low Min Reg Maxi
Dark Blue 0.5 - - - -
Black 1 - - X -
Gray 2 X X X -
Violet 3 - X X -
Pink 4 - X X -
Tan 5 X X X -
Brown 7.5 X X X -
Red 10 X X X -
Blue 15 X X X -
Yellow 20 X X X X
Clear 25 X X X Gray
Green 30 X X X X
Blue green 35 - - X Brown
Orange 40 - - X X
Red 50 - - - X
Blue 60 - - - X
Amber/tan 70 - - - X
Clear 80 - - - X
Violet 100 - - - X
17
Purple 120 - - - X
Untuk mengetahui nilai sekering yang dipakai pada alat maka harus
diketahui arus pemakaian dari alat tersebut. Untuk menghitung besar arus
dapat diketahui dengan persamaan dibawah ini.
I = P/V.............................................................................................[3]
Tetapi untuk menghitung kapasitas sekering diperlukan faktor aman 2
kali dari rumus diatas, berikut contoh perhitungan pada lampu penerangan
dengan spesifikasi 12V /55W. didapat perhitungan dengan menggunakan
faktor aman sebagai berikut.
55/12 x 2 = 9,17 A.
1. Karena lampu kepala berjumlah 2 maka 2 x 9,17 A = 18,34 A.
2. Karena kapasitas sekering dipasaran 18,34 A tidak ada, maka kapasitas
sekering yang digunakan adalah 20 A.
2.7 Lampu
Lampu pijar
Lampu pijar adalah sumber penerangan buatan yang
dihasilkan oleh filamen yang di aliri arus listrik kemudian
memanas dan menghasilkan cahaya. Lampu pijar
menghasilkan cahaya kuning keoranyean.
Gambar 2.15 Lampu pijar
Seperti pada Gambar 2.15, Lampu ini memiliki
konstruksi tabung kaca dan terdapat filamen di dalamnya.
Tabung kaca diisi oleh gas yang mencegah terjadinya oksidasi
18
pada filamen. Lampu pijar memiliki efisiensi rendah.
Memerlukan daya yang besar tapi menghasilkan intensitas
cahaya yang rendah.
Lampu Halogen
Sama halnya seperti lampu pijar, konstruksi lampu
halogen adalah tabung kaca dengan filamen didalamnya. hanya
saja lampu halogen diiisi dengan gas halogen yang dapat
beroperasi pada suhu yang lebih tinggi sehingga menghasilkan
intensitas cahaya yang lebih tinggi daripada lampu pijar.
cahaya yang dihasilkan lampu halogen berwarna kuning
keoranyean. Membutuhkan daya besar tetapi memiliki efisiensi
tinggi dibanding lampu pijar. Bentuk fisik lampu halogen
dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Lampu halogen
2.8 Motor DC
Motor DC adalah sebuah mesin yang berfungsi mengubah
tegangan listrik arus searah menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik,
enaga gerak tersebut berupa putaran dari rotor. Gambar 2.17 merupakan
contoh fisik motor DC.
19
Gambar 2.17 Motor DC
Motor DC terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian stator (bagian yang
diam) dan bagian rotor (bagian yang berputar). Bagian Stator terdiri dari :
• Pelindung Mesin
Pelindung mesin memiliki fungsi sebagai tempat jalannya fluksi
magnet dan sebagai tempat pegangan bagian lain.
• Kutub Magnet
Kutub magnet pada bagian stator berfungsi sebagai pendistribusi
fluksifluksi magnet ke bagian rotor.
• Belitan Kutub Magnet
Belitan kutub magnet berfungsi sebagai pembangkit fluksi magnet
yang membentuk kutub-kutub magnet.
• Terminal
Terminal sebagai sarana atau tempat penyambungan kabel atau
penghantar.
• Bearing
Bearing sebagai bantalan luncur rotor atau sebagai alat
mempertahankan posisi rotor.
• Sikat
Sikat sebagai sarana pendistribusian besaran arus listrik dari bagian
stator ke bagian rotor atau dari bagian rotor ke bagian stator.
20
Sedangkan bagian rotor, terdiri dari :
• Inti Rotor
Inti rotor berfungsi sebagai tempat jalannya fluksi magnet dan sebagai
pemegang belitan rotor.
• Lilitan Rotor atau Belitan Jangkar
Lilitan rotor atau belitan jangkar berfungsi sebagai tempat jalannya
arus listrik.
• Komutator
Komutator berfungsi sebagai alat pengubah arus AC pada belitan
motor menjadi arus DC.
• Poros Rotor
Poros rotor merupakan bagian rotor yang berfungsi sebagai tempat
penjaga posisi rotor.
• Lamel
Lamel merupakan bagian dari komutator yang berfungsi sebagai untuk
menghubungkan belitan rotor ke sikat.
Gambar 2.18 Arah putaran pada kumparan
Prinsip dasar Motor DC didasarkan pada suatu gejala bahwa jika suatu
penghantar yang berarus dilewatkan pada magnet maka akan menghasilkan
suatu gaya gerak. Arah gerak dari penghantar tersebut ditentukan dengan
kaidah tangan kiri. Besar gaya gerak yang dihasilkan dapat dihitung melalui
persamaan :
F = BIl (N) ......................................................................................[4]
21
Dimana :
B = Kepadatan flux magnet (Weber)
I = Arus listrik yang mengalir (Ampere)
l = Panjang penghantar (Cm)
Gambar 2.18 memperlihatkan arah putaran motor DC. Arah putaran
pada kumparan berarus terletak dalam medan magnet. Apabila penghantar
terletak disekeliling rotor motor DC, maka akan timbul suatu gerak putar
pada penghantar tadi. Karena gerak putar tersebut terjadi akibat adanya
pengaruh medan magnet di sekitar rotor tadi. Apabila beban yang bekerja
pada motor tidak berubah-ubah, maka timbul suatu daya (W), Torsi (Nm)
dan kecepatan sudut ω (rad/s) dan dapat dituliskan kedalam persamaan :
P = VxI (Watt) .................................................................................[5]
T = �
� (Nm) ......................................................................................[6]
ω = .���
�� ...........................................................................................[7]
Pengaturan kecepatan pada motor DC sangat penting karena
karakteristik pada putarannya yang dapat menguntungkan dibandingkan
dengan jenis motor lain. Berikut adalah berbagai metode pengaturan
kecepatan pada motor DC :
1. Pengaturan kecepatan dengan mengatur medan shunt.
Metode ini dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan variable yang
dipasang secara seri terhadap kumparan medannya.
2. Pengaturan kecepatan dengan mengatur tahanan jangkar.
Metode ini dilakukan dengan cara menyisipkan tahanan secara seri
terhadap tahanan jangkar motor, karena hubungan seri menjadikan
rugi panas besar.
3. Pengaturan kecepatan dengan mengatur tegangan masukannya.
Metode ini dilakukan dengan cara mengatur tahanan medannya, cara
ini memiliki batas yang lebar.
22
2.9 Winch
Winch adalah motor DC dengan tenaga yang sangat besar dan dapat
menarik beban sampai skala ton. Winch menggunakan sumber tegangan dari
accu mobil. Karena kemampuannya menarik beban hingga skala ton, arus
yang dibutuhkan juga sangat besar. Oleh karena itu pemakaian terbatas dan
hanya digunakan pada saat darurat. Contoh fisik winch terlihat pada Gambar
2.18.
Gambar 2.19 Winch
2.10 Klakson
Klakson adalah suatu alat penghasil suara pada kendaraan yang
berfungsi sebagai pemberi peringatan bahwa ada kendaraan tersebut.
Klakson berfungsi juga sebagai pemberi peringatan pada kendaraan atau
manusia agar lebih waspada. Biasanya klakson digunakan pada kereta,
mobil dan kapal untuk mengkomunikasikan sesuatu, klakson memberi tahu
pendengarnya bahwa ada kendaraan yang datang,mengingatkan akan
kemungkinan bahaya yang terjadi,ingin mendahului,atau menyatakan
perasaan emosional.
Dapat dilihat pada Gambar 2.20 merupakan contoh fisik klakson.
suara khas dari klakson ketika ditekan berasal dari sebuah elektromagnet
yang digunakan untuk menggerakan baja spiral. Jika elektromagnet tersebut
diberi arus, spiral tersebut bergerak ke arah magnet. Ketika spiral berpindah
di titik maksimum ke arah magnet, sambungan dilepaskan yang
menyebabkan arus berhenti untuk beberapa saat dan menyebabkan baja
spiral tersebut mengendur. Setelah itu, elektromagnet kembali begerak ke
23
arah besi. Siklus ini terjadi berulangkali dan menyebabkan baja spiral
berosilasi kembali yang menghasilkan suara klakson tersebut.
Gambar 2.20 Klakson
2.11 Bipolar Junction Transistor (BJT)
BJT adalah komponen semikonduktor yang terbagi menjadi dua jenis
yaitu NPN dan PNP. Jenis NPN dan PNP sama-sama memiliki konstruksi
tiga lapis. Konstruksi NPN memiliki dua lapis n- dan satu lapis p-
sedangkan konstruksi PNP meiliki dua lapis p- dan satu lapis n-. BJT
memiliki tiga terminal yaitu base, collector dan emitter. Konstruksi BJT
dapat dilihat pada Gambar 2.20.
Gambar 2.21 Konstruksi BJT
Prinsip kerja transistor sama seperti saklar. Dimana colector dan
emiter dipasang seri pada rangkaian dan base sebagai tombol untuk
mengaktifkannya. Ketika tombol ditekan maka arus akan mengalir. BJT
akan aktif ketika base diberi arus. Pada NPN ketika base mendapat arus
maka arus dari colector akan mengalir menuju emitter. Dengan prinsip kerja
24
BJT seperti ini, BJT dapat berfungsi sebagai saklar elektronik. Transistor
juga dapat berfungsi sebagai antarmuka rangkaian berdaya lemah sebagai
pengontrol rangkaian berdaya besar.
Ketika transistor digunakan sebagai saklar, maka ada dua hal yang
harus diperhatikan yaitu cut off dan saturasi. Daerah cut off didefinisikan
sebagai daerah di mana arus collector bernilai nol. Sebagai tambahan, dalam
daerah cut off, hubungan collector-base dan base-emitter dari transistor,
keduanya berada pada kondisi bias reverse. kondisi ini sama dengan kondisi
transistor tidak aktif. Daerah saturasi didefinisikan sebagai daerah dari
karakteristik dengan nilai Vcb sama dengan nol. Sedangkan dalam daerah
saturasi, hubungan collector-base dan base-emitter, keduanya berada pada
kondisi bias forward. hal ini membuat transistor menjadi aktif dan arus
dapat mengalir dari collector ke emitter.
Salah satu contoh transistor sebagai antarmuka rangkaian daya lemah
untuk mengontrol rangkaian daya besar yaitu sebagai driver relay.
Transistor difungsikan sebagai saklar elektronik untuk mengaktifkan koil.
Keluaran logic satu dari mikrokontroller akan menjadi input transistor yaitu
pada kaki base dan sebagai kontrol ON-OFF transistor. Gambar dibawah ini
adalah rangkaian transistor sebagai driver relay.
Gambar 2.22 Driver relay