9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Pola Kepemimpinan
1. Pengertian Pola Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sebagian dari manajemen, beberapa pendapat
para ahli mengenai pola kepemimpinan. Pola Kepemimpinan berasal dari
dua kata yaitu “pola” dan “kepemimpinan”. Kata pola didalam kamus
besar bahasa Indonesia adalah model, contoh, ragam, dan acuan. Pola
menurut istilah merupakan acuan yang dapat dijadikan contoh untuk
menilai sebuah sistem tertentu. Kepemimpinan dalam bahasa inggris
disebut leader dari kata-kata to lead dan kegiatannya disebut
kepemimpinan atau leadership. Leadership dalam kata kerja to lead
tersebut terkandung dalam beberapa makna yang saling berhubungan erat
yaitu, bergerak lebih cepat, berjalan ke depan, mengambil langkah
pertama, berbuat paling dulu, mempelopori, mengarahkan pikiran atau
pendapat orang lain, membimbing, menuntun menggerakkan orang lain
lebih awal, berjalan lebih depan, mengambil langkah pertama, berbuat
paling dulu, menggerakkan orang lain melalui pengaruhnya.
Kepemimpinan menurut Danim dan Suparno (2008: 41) merupakan
energi mempengaruhi dan beri arah yang terkandung di dalam diri pribadi
pemimpin. Kepemimpinan menurut Yukl (2005: 3) merupakan proses
yang disengaja dari seseorang untuk menekankan pengaruhnya yang kuat
9
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
10
terhadap orang lain untuk membimbing, membuat struktur, memfasilitasi
aktivitas dan hubungan di dalam kelompok atau organisasi. Definisi
kepemimpinan dari para ahli dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
merupakan usaha pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam
kelompok atau organisasi dengan setiap keputusan yang dimilikinya.
Sehingga pola kepemimpinan dapat diartikan sebagai cara atau contoh
usaha pemimpin dalam mempengaruhi bawahannya dengan keputusan
yang dimilikinya untuk organisasi yang dipimpinnya.
2. Indikator Kepemimpinan
Tiga hal yang tidak dapat dipisahkan dari persyaratan
kepemimpinan, yaitu: a) kekuasaan, b) kewibawaan, dan c) kemampuan.
Menurut Kartono (2002:31) Indikator kepemimpinan yaitu:
1. Kekuasaan ialah kekuatan, otoritas dan legalitas yang
memberikan wewenang kepada pemimpin guna mempengaruhi
dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
2. Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga
orang mampu “mbawani” atau mengatur orang lain, sehingga
orang tersebut patuh pada pemimpin dan bersedia melakukan
perbuatan-perbuatan tertentu.
3. Kemampuan ialah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan
kecakapan/ketrampilan teknis maupun sosial, yang dianggap
melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Seorang pemimpin sudah pasti memiliki kekuasaan sebagai kekuatan
dirinya untuk mengatur dan mengarahkan bawahannya dalam melakukan
sesuatu hal. Keputusan biasanya dilakukan oleh pemimpin untuk
menjalankan kepemimpinan, yang juga perlu bawahan untuk membantu
melaksanakan tugas dari pemimpin. Untuk itu sudah jelas bila kewibawaan
harus ada dalam diri seorang pemimpin tersebut, karena itu menjadikan
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
11
keunggulan tersendiri dari bawahannya. Hal terakhir untuk dapat menjadi
pemimpin adalah kemampuan, kemampuan untuk memimpin dan
mengarahkan juga kemampuan untuk mengambil keputusan. Peranan
pimpinan dalam menggerakkan organisasi sangat menentukan
keberhasilahan pencapaian tujuan organisasi yang dipimpinnya.
Danim dan Suparno (2008: 15) menyebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mengelola
organisasi. Pertama, akseptasi atau penerimaan dari kelompoknya. Kedua,
kapabilitas atau kemampuan pribadinya. Ketiga, kemampuan mendorong
dan mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu guna mencapai tujuan
bersama. Keempat, kemampuan dan penguasaan pengetahuan di bidang
manajemen sekolah. Sebuah pendidikan diperlukan seorang pemimpin
untuk mengarahkan pencapaian tujuan pendidikan.
Kepemimpinan dibidang pendidikan juga memiliki pengertian
bahwa pemimpin harus memiliki keterampilan dalam mempengaruhi,
mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan orang lain
yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan
pendidikan dan pengajaran secara efektif dan efisien untuk mencapai
tujuan pendidikan. Pemimpin di dalam sekolah adalah Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah diharapkan mampu berperan sesuai dengan tugas,
wewenang, dan tanggung jawabnya. Kepala Sekolah tidak hanya
mengelola sekolah, melainkan menggerakkan semua potensi yang
berhubungan langsung atau tidak langsung bagi kepentingan proses
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
12
pembelajaran siswa. Tujuan pendidikan tidak lain adalah mutu pendidikan
yang membaik.
3. Gaya Kepemimpinan
Pemimpin dalam memimpin sebuah organisasi, seringkali
menggunakan cara atau polanya sendiri yang membuat seorang pemimpin
lain dari bawahannya. Pola yang khas tersebut sering dinamakan sebagai
gaya kepemimpinan. Setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinannya
masing-masing, yang satu sama lain berbeda. Namun untuk memahami
gaya kepemimpinan, hal itu dapat dikaji melalui tiga pendekatan utama.
Mulyasa (2004: 108-116) menjelaskan tiga pendekatan utama tersebut,
yaitu pendekatan sifat, pendekatan perilaku, dan pendekatan situasional.
a. Pendekatan Sifat
Pendekatan sifat mencoba menerangkan sifat-sifat yang membuat
seseorang berhasil. Pendekatan ini bertolak dari asumsi bahwa individu
merupakan pusat kepemimpinan dipandang sebagai sesuatu yang
mengandung lebih banyak unsur individu, terutama pada sifat-sifat
individu. Penganut pendekatan ini berusaha mengidentifikasikan sifat-
sifat kepribadian yang dimiliki oleh pemimpin yang berhasil dan yang
tidak berhasil.
L. Gibson dan H. Donelly dan M. Ivancevich (1997: 11) yang
menyatakan dalam sabuah penelitian bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukan dididik. Karena tidak semua orang memiliki sifat-sifat ini,
hanyalah mereka yang memilikinya yang bisa dipertimbangkan untuk
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
13
menempati kedudukan kepemimpinan. Untuk itu seorang pemimpin
selalu memiliki sifat-sifat bawaan yang membedakannya dari yang
bukan pemimpin. Safaria (2004: 30) menyebutkan empat sifat pokok
yang harus ada pada pribadi seorang pemimpin yaitu antusiasme,
integritas, keberanian, dan kemanusiaan.
Pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, memang tidak
cukup hanya memiliki pendekatan sifat saja. Karena hal itu belum
memenuhi keseluruhan dari jiwa seorang yang dikatakan sebagai
pemimpin. Ada juga yang dinamakan pendekatan perilaku, pendekatan
yang dimiliki pemimpin setelah memiliki pendekatan sifat.
b. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku memberi pengaruh bagi keefektifan gaya
kepemimpinan yang dijalankan oleh pemimpin. L. Gibson dan H.
Donelly dan M. Ivancevich (1997: 17) menyebutkan lima gaya
kepemimpinan khusus diantaranya; (1) Impoverished Management
yaitu pemimpin hanya memberikan upaya minimum untuk
menyelesaikan pekerjaan; (2) Task Management yaitu pemimpin
memusatkan perhatian pada penyelesaian tugas tetapi menunjukan
sedikit perhatian kepada pengembangan dan moral bawahan; (3)
Country Club Management yaitu pemimpin memfokuskan untuk
menjadi orang yang memberi dukungan dan pertimbangan terhadap
pegawai; (4) Middle of the road Managemet yaitu penyelesaian
pekerjaan yang cukup dan moral yang memuaskan adalah sasaran gaya
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
14
ini; (5) Team Management yaitu pemimpin memberikan sarana
produksi dan moral dengan mengkoordinasikan dan memadukan
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Pendekatan perilaku yang
terkandung dalam diri seorang pemimpin yaitu pembuatan inisiatif
(initiating structure) dan perhatian (consideration).
Pembuatan inisiatif menggambarkan bagaimana seseorang
pemimpin memberi batasan dan struktur terhadap peranannya dan peran
bawahannya untuk mencapai tujuan. Adapun perhatian menggambarkan
derajat dan corak hubungan seseorang pemimpin dengan bawahannya
yang ditandai saling percaya, menghargai, dan menghormati dengan
bawahannya. Dengan menyatukan kedua hal tersebut yaitu pembuatan
inisiatif dan perhatian dapat memberi keseimbangan pola perilaku
pemimpin dengan jiwa kepemimpinannya.
c. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional hampir sama dengan pendekatan perilaku,
keduanya menyoroti perilaku kepemimpinan dalam situasi tertentu.
Dalam hal ini kepemimpinan lebih merupakan fungsi situasi daripada
sebagai kualitas pribadi, dan merupakan suatu kualitas yang timbul
karena interaksi orang-orang dalam situasi tertentu. Menurut pandangan
perilaku, dengan mengkaji kepemimpinan dari beberapa variabel yang
mempengaruhi perilaku akan memudahkan menentukan gaya
kepemimpinan yang paling cocok. R. George dan W. Leslie (2016: 200)
mengemukakan faktor utama untuk menentukan gaya kepemimpinan
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
15
adalah situasinya. Pemimpin harus mampu menyesuaikan diri dengan
situasi. Pendekatan ini memfokuskan pada berbagai gaya
kepemimpinan yang paling efektif diterapkan dalam situasi tertentu.
B. Hakekat Kepemimpinan Kepala Sekolah
1. Tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah
Kepala Sekolah yang telah memenuhi syarat baik berdasarkan
pengetahuan hingga kemampuannya, tentu harus siap untuk dibebani
beberapa tugas dan tanggung jawab untuk mengelola pendidikan dengan
baik. Danim dan Suparno (2009: 28) menyebutkan beberapa tugas dan
tanggung jawab Kepala Sekolah dalam mengelola pendidikan meliputi
aspek:
1. Mengelola seluruh sumberdaya manusia, fasilitas dan dana;
2. Membuat keputusan;
3. Menjadi teladan baik bagi guru, staf, dan siswa;
4. Menyelenggarakan tugas-tugas administrasi;
5. Melakukan inovasi;
6. Melaksanakan tugas sebagai supervisor atau penyedia;
7. Melaksanakan tugas sebagai pencipta kondisi yang kondusif untuk
belajar, dan
8. Melaksanakan tugas selaku pembimbing guru, staf administrasi,
dan siswa.
Kepala Sekolah tidak bisa memilih aspek tertentu untuk dikerjakan,
karena masing-masing aspek mendukung masing-masing aspek lainnya.
Tugas yang berat bagi Kepala Sekolah, karena tidak hanya melaksanakan
program-program sekolah tetapi segala perilaku, kepribadian dan
ucapannya menjadi perhatian bagi seluruh warga masyarakat sekolah
sehingga mengharuskan segala yang keluar dari dalam dirinya harus tetap
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
16
baik dan bermartabat. Kemajuan pendidikan dapat terwujud manakala
Kepala Sekolah dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan
optimal.
2. Peran Kepala Sekolah
Kepala Sekolah yang berhasil tidak cukup hanya dengan melakukan
tugas dan tanggung jawabnya karena itu sebuah keharusan, akan tetapi
sebagai kelebihannya dari bawahannya ialah mampu menjalankan
perannya sebagai pemimpin dan guru bagi seluruh pengajarnya. Adapun
peran tersebut mampu meningkatkan mutu sekolah, menurut Mulyasa
(2011: 98-120) bahwa Kepala Sekolah harus mampu melaksanakan
perannya sebagai educator, manager, administrator; dan supervisor,
leader, innovator dan motivator.
a. Kepala Sekolah sebagai Educator (Pendidikan)
Kepala Sekolah sebagai educator haruslah memiliki strategi yang
tepat untuk dapat meningkatkan keprofesionalisme tenaga kependidikan
di sekolahnya. Pendidik adalah orang yang mendidik. Mendidik sendiri
diartikan sebagai pemberian latihan (ajaran, pimpinan) mengenai akhlak
dan kecerdasan pikiran sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan
bersama yaitu pencapaian kualitas hidup yang lebih baik.
Berdasarkan definisi tersebut dapat memberikan induksi bahwa
proses pendidikan selain dilaksanakan secara khusus melalui sekolah,
dapat pula diselenggarakan di luar sekolah yaitu pendidikan melalui
keluarga dan masyarakat. Kepala Sekolah dalam hal tersebut berusaha
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
17
menanamkan, memajukan, dan meningkatkan setidaknya empat macam
nilai yaitu pembinaan mental, moral, fisik, dan artistik. Melalui
kegiatan belajar mengajar secara akademik dan ekstrakurikuler untuk
non akademik yang diadakan sekolah demi ketercapaian pembinaan
mental tersebut.
b. Kepala Sekolah sebagai Manager
Kepala Sekolah dalam melakukan peran dan fungsinya sebagai
manajer harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerja sama atau kooperatif, memberi
kesempatan kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya, dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Kepala Sekolah dalam mengatasi masalah-masalah manajemen di
sekolah, maka secara otomatis telah menduduki posisi sebagai manajer.
Pidarta (2011: 2) menjelaskan cara manajer dalam menyelesaikan
masalah-masalah melalui empat fungsi dan tiga ketrampilan manajer.
Keempat fungsi manajer itu adalah perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengendalian. Ketiga ketrampilan itu adalah
ketrampilan konsep, ketrampilan hubungan, dan ketrampilan teknik.
Kepala Sekolah yang mampu menerapkan fungsi dan ketrampilan
manajer dengan optimal maka hasil output akan optimal. Secara umum
kinerja Kepala Sekolah dalam kompetensi manajerial ini juga termasuk
didalamnya adalah kemampuan dalam sistem administrasi.
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
18
c. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala Sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang
sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang
bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program
sekolah. Pidarta (2011: 3) menyebutkan macam-macam administrasi
diantaranya; 1) pendidikan dan pengajaran; 2) kesiswaan; 3)
kepegawaian; 4) keuangan; 5) hubungan dengan masyarakat; 6)
prasarana dan sarana.
Kepala Sekolah sebagai administrator harus memiliki kemampuan
mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola
administrasi personalia, mengelola administrasi kearsipan dan
mengelola administrasi keuangan. Untuk itu Kepala Sekolah harus
mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas
operasional. Penjabaran dari segala kemampuan yang harus dimiliki
seorang Kepala Sekolah dikatakan oleh Mulyasa (2011: 107-108)
adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan mengelola kurikulum
Penyusunan administrasi pembelajaran; bimbingan konseling;
kegiatan praktikum; dan kegiatan belajar peserta didik di
perpustakaan.
b. Kemampuan mengelola administrasi peserta didik
Penyusunan administrasi peserta didik; kegiatan ekstrakurikuler;
dan hubungan sekolah dengan orangtua peserta didik.
c. Kemampuan mengelola administrasi personalia
Pengembangan administrasi tenaga guru; tenaga kependidikan
non guru.
d. Kemampuan mengelola administrasi sarana prasarana
Mengembangkan administrasi mebel; alat musik kantor; alat
laboratorium; alat bengkel dan workshop.
e. Kemampuan mengelola administrasi kearsipan
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
19
Pengembangan administrasi surat masuk, surat keluar, surat
keputusan, dan surat edaran.
f. Kemampuan mengelola administrasi keuangan
Pengembangan administrasi keuangan rutin; keuangan yang
bersumber dari masyarakat dan orangtua peserta didik;
keuangan yang besumber dari pemerintah, bantuan operasional
(DBO), bantuan keuangan seperti hibah.
Dalam melakukan tugas-tugas di atas, Kepala Sekolah sebagai
administrator, khususnya dalam meningkatkan kinerja dan produktifitas
sekolah dapat dianalisis berdasarkan beberapa pendekatan, baik
pendekatan sifat, pendekatan perilaku, maupun pendekatan situasional.
Kepala Sekolah hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan
tenaga kependidikan, agar mereka dapat mengemukakan berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga kependidikan.
d. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Sekolah yang baik akan selalu memiliki Kepala Sekolah yang
baik, artinya kemampuan profesional Kepala Sekolah dan kemauannya
untuk bekerja keras, dalam memberdayakan potensi sumberdaya
sekolah, menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Oleh karena itu,
guna mewujudkan sekolah yang bermutu maka Kepala Sekolah
berperan sebagai supervisor. A. Piet (2008: 19) berpendapat bahwa
supervisi tidak lain dari adalah usaha memberi layanan kepada guru-
guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha
memperbaiki pengajaran.
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
20
Supervise sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh Kepala Sekolah
yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi
pendidikan modern diperlukan supervisor khusus yang lebih
independent dan dapat meningkatkan obyektivitas dalam pembinaan
dan pelaksanaan tugasnya jika supervisor dilaksanakan oleh Kepala
Sekolah, maka ia harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan
pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
e. Kepala Sekolah sebagai Leader
Kepala Sekolah sebagai leader harus mampu memberikan
petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
tugas. Wahjosumijo (2005: 110) mengemukakan bahwa Kepala
Sekolah sebagai leader memiliki karakter khusus yang mencakup
kepribadian, keahlian dasar, pengalaman, dan pengetahuan profesional,
serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kemampuan Kepala
Sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan
terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan
mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.
f. Kepala Sekolah sebagai Innovator
Kepala Sekolah perlu melakukan banyak inovasi terutama bagi
sekolah yang dipimpinnya. Inovasi dilakukan dalam rangka mengikuti
setiap perubahan zaman dan perubahan sosial di masyarakat. Krause W
dan S. L. Schutte (2015: 164) dalam artikelnya yang berjudul “A
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
21
Perspective On Open innovation in Small and Medium Sized
Enterprises in south Africa, and Design Requirement For An Open
Innovation Approach” mengatakan Innovation is understood to be the
process of creating new value in the form of product, process, service,
and business models.
Evert, dkk (2013: 91) dalam artikelnya berjudul “Students
Perceptions of Communications and Course Motivation Provided by
Faculty. Natural Sciences Education” mengatakan Innovation is
essential to the future of our society, and because there is a need to
prepare college student to succes in business organizations. Inovasi
sebagai hal penting untuk kehidupan dimasa depan, dan sebuah inovasi
lahir karena adanya ide-ide baru yang terus berkembang sehingga hal
tersebut dibutuhkan untuk mempersiapkan masa depan peserta didik
agar terus meraih kesuksesan. Kepala Sekolah dalam hal ini perlu teliti
dalam melihat perubahan tersebut dan segera membuat strategi untuk
sekolahnya agar dapat bertahan mengikuti perkembangan zaman.
g. Kepala Sekolah sebagai Motivator
R. George Terry (2016: 130) motivasi dapat diartikan sebagai
mengusahakan supaya seseorang dapat menyelesaikan pekerjaan
dengan semangat karena ia ingin melaksanakannya. Kepala Sekolah
sebagai manajer di sekolah harus terus menciptakan semangat kerja
bawahan selain juga semangat kerja untuk diri sendiri. Motivasi yang
tinggi akan memunculkan kesadaran, lalu kesadaran akan menghasilkan
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
22
tanggung jawab. Motivasi disini berarti seseorang dengan senang hati
tanpa beban dalam melakukan pekerjaan. Kepala Sekolah harus pandai
memberikan motivasi kerja kepada bawahan dalam berbagai cara
diantaranya menurut R. George Terry (2016: 131) manajer perlu
bersikap: (1) ramah dan penuh pertimbangan; (2) menghindari konflik-
konflik kepegawaian; (3) menciptakan kondisi kerja yang nyaman.
3. Keterampilan Kepala Sekolah
Kepala Sekolah sangatlah berperan penting untuk meningkatkan
mutu sekolah. Kepala Sekolah memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan mutu sekolah di sekolah yang dipimpin, untuk itu Kepala
Sekolah harus mengetahui tipe dan pola kepemimpinan dengan baik.
Kepala Sekolah harus mengetahui, bagaimanakah cara menjadi pemimpin
yang baik. Indrafachrudi, dkk (1984: 29) menyebutkan tiga tipe
kepemimpinan yang sangat berkaitan dengan watak pribadi seorang
pemimpin, diantaranya sebagai berikut:
a. Kepemimpinan Otokratis
Danim (2010: 10) menyatakan bahwa pemimpin otoriter
memberikan ekspektasi yang jelas, kapan harus dilakukan, dan
bagaimana hal itu harus dilakukan. Pemimpin tipe ini mempunyai
pandangan bahwa tanggung jawabnya sebagai pemimpin sangatlah
besar. Maju mundurnya sekolah yang dipimpinnya sangat bergantung
kepada Kepala Sekolahnya. Oleh karena itu, dengan kerja keras yang
tinggi maka pemimpin juga menghendaki hal tersebut juga dilakukan
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
23
oleh bawahannya. Kepemimpinan otoriter yang terbaik, apabila
diterapkan pada situasi terdesak yang membutuhkan keputusan cepat
dan pada kondisi saat pemimpin dianggap paling berpengetahuan dari
anggota kelompok.
b. Kepemimpinan “Laissez-Faire”
Danim (2010: 10) menyamakan tipe kepemimpinan Laissez-Faire
ini dengan tipe kepemimpinan delegatif yaitu membolehkan adil
sesukanya tetapi cenderung ke arah yang adil. Pemimpin yang bersifat
“Laissez-Faire” menghendaki agar bawahannya diberikan banyak
kebebasan. Pemimpin tersebut berpendapat, “biarlah guru-guru bekerja
sesuka hatinya, berinisiatif dan menurut kebijaksanaan sendiri. Berikan
kepercayaan kepada mereka, hargailah usaha-usaha mereka masing-
masing. Jangan menghalang-halangi mereka dalam pekerjaan, mereka
tidak usah diawasi dalam melaksanakan tugas, segala sesuatu pasti akan
beres.”
Tipe ini menunjukkan bahwa pemimpin bukan pengendali
bawahan yang selalu mengatur perilaku bawahan, karena bawahan
memiliki cara nya sendiri dalam melakukan sesuatu. Pemimpin disini
bersifat luwes tidak mengikat bawahan dengan kekuasaan sehingga
bawahan tidak merasa ditekan dan dipaksa. Alhasil pekerjaan akan
lebih menyenangkan dan bawahan akan lebih menyukai pemimpinnya.
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
24
c. Kepemimpinan Demokratis
Indrafachrudi, dkk (1984: 36) tipe kepemimpinan ini dalam
“pengambilan keputusan-keputusan disesuaikan dengan anggota
kelompoknya, dimana pemimpin bersama-sama dengan anggota
kelompok memutuskan keputusan-keputusan penting melalui
kesepakatan bersama”. Semua guru di sekolah bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama, semua keputusan diambil melalui
musyawarah dan mufakat serta harus ditaati. Pemimpin menghormati
dan menghargai pendapat tiap-tiap guru, pemimpin memberi
kesempatan kepada guru-guru untuk mengembangkan inisiatif dan daya
kreatifnya. Dari berbagai tipe kepemimpinan diatas dapat kita ketahui
bahwa seorang pemimpin yang baik seharusnya memiliki tipe
kepemimpinan yang demokratis. Karena tujuan pendidikan tidak akan
tercapai tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Serta seorang pemimpin
harus mempunyai kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki untuk
menjadi seorang pemimpin yang baik.
4. Indikator Kompetensi Kepala Sekolah
Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi soisal dan kompetensi profesional. Kompetensi
guru maupun Kepala Sekolah sebagaimana tercantum dalam penjelasan
peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan, yaitu :
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
25
1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan
atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta
didik; (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan
pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan
dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian
yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e)
berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi tauladan bagi peserta
didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i)
mengembangkan diri secara berkelanjutan.
3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakatuntuk: (a) berkomunikasi lisan dan tertulis;
(b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara
fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik; dan (d)
bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional yaitu merupakan kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a)
konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang
menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada
dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata
pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam
kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetensi secara profesional
dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya
nasional.
Seorang guru maupun Kepala Sekolah harus mempunyai
kompetensi-kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Dengan menguasai keempat kompetensi ini seorang Kepala Sekolah
mampu melaksanakan tanggung jawabnya dan profesinya sebagai seorang
guru. Seorang pemimpin tidak akan berhasil dalam memimpin sekolah
tanpa adanya kerjasama dengan rekannya. Kepemimpinan Kepala Sekolah
akan berjalan dengan baik apabila manajemen sekolahnya baik pula, untuk
mendukung terwujudnya manajemen sekolah yang bermutu harus adanya
dukungan dari guru dan komite sekolah.
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
26
Keberhasilan mutu sekolah berasal dari kepemimpinan Kepala
Sekolah dalam mengelola sekolah dengan baik. Untuk mengelola sekolah
dalam menuju suatu keberhasilan, dibutuhkan kerja sama dengan warga
sekolah untuk mendukung tugas dari kepemimpinan Kepala Sekolah.
5. Pengelolaan Sekolah
a. Pengertian Pengelolaan
Kata “Pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang
berarti pengaturan atau pengurusan. R. George dan W. Leslie (2016: 1)
mengartikan, manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang
kearah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata.
Pengelolaan atau manajemen merupakan suatu proses, sedangkan
manajer adalah orang yang melakukan proses atau yang mengatur
proses tersebut sehingga tercapai sebuah tujuan. Dalam proses
manajemen terlibat fungsi-fungsi manajemen yang ditampilkan oleh
seorang manajer/ pemimpin, yaitu: perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan.
Fattah (2011: 1) manajemen sebagai proses merencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi
dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif.
Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah serangkaian segala
kegiatan yang mengarah kepada usaha kerja sama antara dua orang atau
lebih untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan tersedianya
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
27
manajemen sekolah yang baik, sekolah tersebut akan mewujudkan visi-
misi dari sekolah, dengan terwujudnya visi-misi maka sekolah tersebut
menjadi sekolah yang bermutu.
b. Fungsi Pengelolaan
Berdasarkan fungsi manajemen (pengelolaan) secara garis besar
dapat disampaikan bahwa tahap-tahap dalam melakukan manajemen
meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
Sagala (2009: 56-64) ada beberapa fungsi manajemen (pengelolaan)
antara lain sebagai berikut:
1) Perencanaan (Planning)
R. george dan W. Leslie (2016: 43) mengatakan bahwa
perencanaan adalah proses memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan
dikejar selama suatu jangka waktu yang akan datang dari apa yang
dilakukan agar tujuan-tujuan itu dapat tercapai. Perencanaan berarti
sesuatu yang belum terjadi, tetapi jalannya sesuatu itu sudah
ditentukan namun tidak semuanya tepat seperti yang direncanakan.
Perencanaan yang matang tentu akan memberikan hasil yang
mengarah ke tujuan yang dikehendaki walaupun kemungkinan yang
sebaliknya juga dapat terjadi. Tetapi setidaknya hasil yang dicapai
akan lebih jelas dan tergambar melalui sebuah perencanaan, melalui
perencanaan juga kegagalan dapat sedini mungkin diantisispasi.
Dengan demikian, keberhasilan suatu pengelolaan didasari pada
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
28
perencanaannya. Perencanaan dilakukan terus menerus oleh
pemimpin setiap kali timbul sesuatu yang baru.
2) Pengorganisasian (Organizing)
R. George dan W. Leslie (2016: 9) pengorganisasian adalah
“mengelompokkan dan menentukan berbagai kegiatan penting dan
memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan itu.”
Dalam sebuah organisasi dituntut kerjasama yang baik yang saling
menguntungkan oleh orang-orang di dalamnya. Organisasi bisa
dilakukan minimal dua orang, masing-masing memiliki peran dan
kekuasaan dari yang terkuasa sampai anggota. Sebagai yang terkuasa
dalam organisasi tetap memerlukan kerja sama anggotanya sehingga
pemimpin harus pandai memotivasi dan terus membuat bawahan itu
menyukainya baik pribadi, sosial dan kinerjanya.
3) Penggerakan
Penggerakan sama dengan pengarahan, R. George (2016: 138)
mengarahkan adalah suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-
usaha anggota dari suatu kelompok sehingga melalui tugas-tugas,
mereka dapat terpenuhi tujuan pribadi dan kelompoknya.
Kepemimpinan Kepala Sekolah jelas mempunyai peran dalam
mengarahkan atau menggerakkan personal sekolah dalam
melaksanakan kerjanya. Kepala Sekolah memberikan tugas-tugas
kepada guru, karyawan, penjaga, siswa dan seluruh masyarakat
sekolah lainnya. Tugas masing-masing tentu berbeda namun perlu
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
29
dilakukan bersama-sama supaya mutu sekolah yang diharapkan
dapat tercapai.
4) Pengkoordinasian
Sagala (2009: 128) pengkoordinasian berarti, “ menjaga agar
tugas-tugas yang telah dibagi tidak dikerjakan menurut kehendak
yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga tujuan dapat
tercapai.” Pengkoordinasian dilakukan oleh Kepala Sekolah, tanpa
pengkoordinasian yang benar maka tiap komponen seperti guru,
tenaga kependidikan dan karyawan pendidikan lainnya akan berjalan
sendiri-sendiri tanpa arah yang jelas.
5) Pengawasan (Controlling)
NS, Sutarno (2006: 128) menjelaskan pengawasan merupakan
“kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang atau sudah
dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-
rencana yang sudah ditetapkan sebelumnya.” Pengawasan atau
kontrol merupakan kegiatan terakhir dari fungsi pengelolaan
(manajemen).
Perencanaan merupakan proses awal dari suatu kegiatan
pengelolaan yang keberadaannya sangat diperlukan dalam
memberikan arah atau patokan dalam suatu kegiatan. Kemudian
pengorganisasianyang berkaitan dengan penyatuan seluruh sumber
daya yang ada untuk bersinergi dalam mempersiapkan pelaksanaan
kegiatan. Selanjutnya yaitu penggerakkan, pengkoordinasian dan
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
30
tahap terakhir adalah pengawasan yang meliputi kegiatan monitoring
dan evaluasi. Apabila fungsi pengelolaan dapat terlaksana dengan
baik, maka sekolah tersebut akan mudah untuk mencapai tujuan dari
pendidikan atau sekolah. Tercapainya tujuan sekolah akan
mewujudkan pula sekolah yang bermutu.
c. Meningkatkan mutu
1) Pengertian Mutu
Sallis (2012: 56) menjelaskan “mutu adalah sesuatu yang
memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan”.
Pelanggan disini adalah sasaran pendidikan yaitu pemerintah, Kepala
Sekolah, pendidik, peserta didik, dan masyarakat. TQM (Total
Quality Management) adalah yang bertugas melakukan standarisasi
mutu yang tentunya membutuhkan alat, alat tersebut ialah
brainstorming. Dalam pendidikan pengertian ini mempunyai maksud
seseorang lulusan memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu
tersebut meliputi input, proses belajar mengajar dan hasil belajar
mengajar.
Mulyasana (2012: 120) berpendapat bahwa pendidikan
bermutu adalah pendidikan yan mampu melakukan proses
pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengam cara
membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidak jujuran, dan
dari buruknya akhlak dan keimanan. Jadi pendidikan bermutu yaitu
yang dapat mencapai ke tujuan pendidikan yang kembali kepada
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
31
fitrahnya sebagai seorang hamba dan makhluk sosial yang
berkualitas.
Mutu adalah suatu kondisi konsumen yang merasa puas karena
yan mereka ininkan telah tercapai sepenuhnya. Adapun dalam proses
pendidikan, sekolah yang bermutu yaitu yang terdiri dari berbagai
input, antara lain: bahan ajar (kognitif, afektif atau psikomotor),
metodologi (bervariasi sesuai kemampuan guru), sarana sekolah,
dukungan administrasi, sarana prasarana pendukung belajar menajar,
dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif.
Sekolah yang bermutu akan tercipta bilamana manajemen sekolah
berjalan dengan baik.
2) Mutu Sekolah
Suatu sekolah yang berorientasi pada “mutu” dituntut untuk
selalu bergerak dinamis penuh upaya inovasi, dan mengkondisikan
diri sebagai lembaga atau organisasi pembelajar yang selalu bergerak
dinamis penuh upaya inovasi, dan mengkondisikan diri sebagai
lembaga atau organisasi pembelajar yan selalu memperhatikan
tuntutan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Untuk itu
sekolah dituntut untuk selalu berusaha menyempurnakan desain atau
standar proses. Mulyasana (2011: 120) berpendapat bahwa
pendidikan bermutu lahir dari sistem perencanaan yang baik (good
planning system) denan materi dan sistem tata kelola yang baik
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
32
(good governance system) dan disampaikan oleh guru yang baik
(good teachers).
Sekolah yang bermutu sebagai produk dari pendidikan yang
bermutu, oleh karena itu sekolah bermutu juga lahir dari
perencanaan yang baik, tata kelola yang baik yang dilakukan oleh
Kepala Sekolah yang berkompeten dan didukung pula oleh pendidik
yang profesional yang mampu mencetak lulusan yang berprestasi
dan mampu bersaing di luar.
d. Penelitian Relevan
1) Penelitian yang dilakukan oleh Rasdi Ekosiswoyo (2007: 76-82)
tentang “Kepemimpinan Kepala Sekolah Yang Efektif Kunci
Pencapaian Kualitas Pendidikan” bahwa faktor kepemimpinan
sangat diperlukan dalam mendukung proses peningkatan kualitas
pendidikan. Menjelaskan pula gaya kepemimpinan yang tepat dalam
mengelola sekolah saat ini adalah bukan gaya paksaan tetapi
menggunakan pendekatan komitmen yang didasari kebersamaan.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Sri Purwanti (2013: 210-224) tentang
“Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Disiplin Kerja Guru dan Pegawai di SMA Bakti Sejahtera
Kecamatan Konbeng Kabupaten Kutai Timur.” Penelitian tersebut
menunjukan hasil bahwa peran Kepala Sekolah sebagai pemimpin
untuk meningkatkan kinerja guru yaitu dengan kepemimpinan yang
demokratis, sifatnya yang baik selalu memperhatikan kebutuhan
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017
33
bawahan serta menjalankan peran diantaranya Kepala Sekolah
sebagai educator, Kepala Sekolah sebagai manajer, Kepala Sekolah
sebagai administrator, Kepala Sekolah sebagai supervisor, Kepala
Sekolah sebagai inovator dan Kepala Sekolah sebagai motivator.
Kedua penelitian tersebut saling berhubungan dalam penelitian ini,
penelitian Rasdi Ekosiswoyo (2007: 76-82) yang berkaitan dengan
model kepemimpinan yang efektif sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan yaitu dengan gaya kepemimpinan bukan paksaan melainkan
melalui pendekatan komitmen. Penelitian tersebut memberikan
gambaran yang berkaitan dengan pola kepemimpinan Kepala Sekolah
dalam meningkatkan mutu sekolah, perbedaannya nanti ada pada
permasalahan dimana setiap sekolah tentunya memiliki permasalahan
yang berbeda dan lingkungan menjadi salah satu yang turut
mempengaruhi perbedaan tersebut. Sehingga akan menemui pola atau
model kepemimpinan yang berbeda dari penelitian Rasdi Ekosiswoyo
(2007: 76-82). Kemudian diperkuat oleh penelitian dari Sri Purwanti
(2013: 210-224) pada penelitian ini akan memberi gambaran mengenai
peran Kepala Sekolah untuk menggerakkan bawahannya agar memiliki
disiplin kerja. Kedua penelitian tersebut saling berhubungan untuk
mengetahui dan mengenali lebih dalam terkait dengan pola dan upaya
yang dilakukan kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
mutu sekolah.
Pola Kepemimpinan Kepala…, Nur Indah Pratiwi, FKIP, UMP, 2017