RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT
NASIONALTAHUN 2019 ndash 2024
DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUSDIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANJAKARTA 2019
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
Disusun oleh Subdit Kurikulum Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Alamat Komplek Kemdikbud Gedung B Lantai 2 Jl RS Fatmawati Cipete Jakarta Selatan Telp (021) 976000000 laman pklkkemdikbudgoid email kurikulumpklkkemdikbudgoid
Tahun Anggaran 2019
Direktur Dra Poppy Dewi Puspitawati MM
Kasubdit Dra Siti Masitoh MM
Kasi Pembelajaran Dra Tita Srihayati MPhilMSE
Kasi Penilaian Dr Ngadirin MEd
PPK Dr Baharudin SPd MPd
BPP Ariadita Widiambodo MKom
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 ii
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
KATA PENGANTAR
Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan sejak Indonesia merdeka sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan diperjelas pada pasal 31 baik sebelum maupun sesudah amandemen Negara Indonesia menjamin bahwa setiap warga negara berhak dan wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya tanpa diskriminasi Penyelenggaraan pendidikan secara umum dapat diakses oleh semua warga negara Indonesia Namun demikian masih terdapat warga negara Indonesia yang belum dapat memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan secara layak khususnya mereka yang masuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus Dalam sistem pendidikan Indonesia diatur bahwa bagi warga negara yang mempunyai kelainan fisik emosional mental intelektual danatau sosial termasuk warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan khusus
Pada prinsipnya setiap anak usia sekolah berhak dan wajib mengikuti pendidikan yang bermutu Namun demikian anak berkebutuhan khusus memiliki beberapa kendala dalam mengikuti pendidikan antara lain sifat disabilitasnya dan yang tak kalah pentingnya adalah penerima masyarakat terhadap kondisinya Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dapat dilakukan dalam dua cara yaitu bergabung dengan anak-anak pada umumnya di sekolah reguler yang disebut dengan pendidikan inklusif atau mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan khusus atau sekolah luar biasa Pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi pemberian akses pendidikan kepada semua anak berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan bersama-sama anak yang lain Inklusi merupakan suatu sistem yang menempatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan termasuk kepala sekolah guru pengurus yayasan tenaga kependidikan siswa orang tua masyarakat dan pembina pendidikan secara bersama-sama mengembangkan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal
Dalam Peta Jalan Program Pendidikan Inklusif Tahun 2017-2021 sebagai bentuk implementasi dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas penyelenggaraan pendidikan inklusif dilaksanakan dalam 3 tahap Tahap Sosialisasi (2017-2018) dengan target penyamaan persepsi dan sosialisasi Tahap Rintisan (2019) dengan target perubahan sikap satuan pendidikan dan masyarakat Tahap Penguatan (2020) dengan target perluasan dan peningkatan mutu layanan dan Tahap Implementasi (2021) dengan target implementasi di tingkat kabupaten kota dan nasional Namun demikian saat ini baru dimiliki sebanyak 29317 sekolah penyelenggara inklusif di seluruh Indonesia mulai dari SD SMP SMA dan SMK (Dapodik per 31 Januari 2019) Artinya baru sekitar 11 dari jumlah sekolah di Indonesia yang sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif sementara dalam peta
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 iii
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
jalan ditargetkan bahwa pada tahun 2021 semua sekolah menyelenggarakan pendidikan inklusif Kondisi ini menjadi dasar pertimbangan dilakukannya review terhadap Peta Jalan Pendidikan Inklusif untuk disesuaikan dengan kondisi dengan durasi tahun dimulai dari tahun 2019 sd 2024
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Indonesia Tahun 2019-2024 merupakan hasil review rencana induk sebelumnya serta penyesuaian dengan hasil evaluasi penyelenggaraan pendidikan inklusif yang telah dicapai Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan rencana induk ini diucapkan terima kasih semoga rencana induk ini dapat menjadi bagian penting dalam pemberian layanan pendidikan yang bermutu terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus
Jakarta 1 Maret 2019
Direktur Pembinaan Pendidikan Khususdan Layanan Khusus
Dra Poppy Dewi Puspitawati MMNIP 196305211988032001
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 iv
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
A Latar Belakang1
B Tujuan4
C Permasalahan5
D Hasil yang diharapkan5
BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF6
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif6
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif10
BAB III METODOLOGI15
A Pendekatan15
B Metode15
C Tahapan Kegiatan16
BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-202422
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL22
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL24
C URAIAN RENCANA INDUK28
BAB V PENUTUP49
DAFTAR PUSTAKA50
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 v
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan cara pandang tentang pendidikan yang
terbuka dan menghargai hak asasi manusia Hal ini menyebabkan meningkatnya
pengharagaan dan pengakuan terhadap keberagaman atau perbedaan Pandangan
tentang penyeragaman dan penyamarataan menjadi tidak relevan lagi Perbedaan
tidak lagi dipandang sebagai penyimpangan melainkan dilihat sebagai sumber
pengayaan (Sunanto 2009) Sebagai realisasi dari pandangan seperti itu dalam
bidang pendidikan muncul gagasan bahwa pendidikan itu hak semua orang atau
pendidikan itu untuk semua (UNESCO 2006) Untuk merealisasikan ide bahwa
pendidikan itu untuk semua maka cara yang paling efektif adalah dengan
mengembangkan ideologi dan konsep pendidikan inklusif (Booth 2002)
Pendidikan inklusif sebagai sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dan belajar bagi semua anak yang difokuskan secara spesifik kepada
mereka yang rawan dan rapuh terpinggirkan dan terabaikan (termasuk anak-anak
berkebutuhan khusus) Prinsip pendidikan inklusif diadopsi dari Konferensi
Salamanca tahun 1994 tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus (UNESCO 2006)
dan diulang kembali pada Forum Pendidikan Dunia di Dakar 2000
Pendidikan inklusif mempunyai arti bahwa sekolah harus mengakomodasi
semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik intelektual sosial emosi bahasa
atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak disabilitas anak-anak berbakat
(children with gifted and Talented) pekerja anak dan anak jalanan anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas anak-anak yang
tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca
Statement 1994)
Persoalan pokok dalam pendidikan inklusif adalah hak asasi manusia (HAM)
dalam pendidikan yang dinyatakan dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi
Manusia (Universal Declaratation of Human Right 1948) Hal yang lebih khusus
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 1
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak didiskriminasikan yang dinyatakan
dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Right of the Child UN 1989)
Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa semua anak
mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak diskriminatif
dalam hal kecacatan kelompok etnik agama bahasa jenis kelamin kemampuan
dan sebagainya
Sementara itu terdapat alasan-alasan penting seperti alasan ekonomi sosial
politik dan budaya untuk mencari kebijakan dan pendekatan pendidikan yang
bersifat inklusif Ini berarti bahwa pendidikan harus memimbulkan perkembangan
personal membangun hubungan diantara individu kelompok dan bangsa
Dokumen Salamanca Statement and framework for Action (2006) menjelaskan
bahwa sekolah regular yang beroientasi inklusif adalah cara yang paling efektif
untuk mengatasi diskriminasi menciptakan masyarakat yang ramah membangun
masyarakat inklusif dan mencapai cita-cita pendidikan untuk semua
Pengaruh perkembangan politik terhadap keberagaman budaya dan
meluasnya pemahaman tentang demokrasi telah menguatkan peran pendidikan
dalam sosialisasi politik dan memfasilitasi keaktifan warga negara dalam
berdemokrasi Pendidikan di samping harus merespon keberagaman talenta
individual pendidikan juga harus menghadapi rentang latar belakang budaya yang
luas dari kelompok yang akan membentuk masyarakat Pendidikan harus memikul
tugas berat untuk mengarahkan keberagaman menjadi sebuah konstribusi
konstruktif terhadap pemahaman bersama antara individu dengan kelompok
Sebuah kebijakan pendidikan harus mampu mempertemukan pluralisme dan
memungkinkan setiap orang menemukan tempatnya di dalam masyarakat Komisi
International tentang Pendidikan untuk abad 21 mengingatkan kebijakan
pendidikan harus secara memadai bersifat diversifikasi dan harus dirancang agar
tidak menjadi penyebab terjadinya eksklusi sosial dan sekolah-sekolah harus
mendorong keinginan individu untuk hidup secara bersama (UNESCO 2006)
Dari penjelasan itu terkandung makna adanya pengakuan tehadap konsep
pendidikan dasar yang luas yang meliputi pemberian akses yang sangat luas dan
mempromosikan kesamaan memfokuskan kepada belajar memperluas cara dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 2
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
lingkup pendidikan meningkatkan peran lingkungan untuk kepentingan belajar dan
memperkuat kemitraan (UNESCO 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua Pendidikan inklusif
bertujuan untuk membangun konsep yang koheren dan kerangka kebijakan yang
kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan untuk semua dan apa yang terkandung dalam pendidikan
sehingga kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon dan dipenuhi di
dalam jalur utama pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal
Pendidikan Inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan modifikasi
dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat meng-
akomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari sistem pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendektan yang melihat
bagaimana mengubah sistem pendidikan agar dapat merespon keberagaman
peserta didikTujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya memungkinkan
merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan
dan pengayaan dalam lingkungan belajar keberagaman bukan sebagai masalah
Pendidikan inklusif saat ini menjadi agenda internasional untuk memperluas
kesempatan dan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus Sejalan dengan itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pembudayaan pendidikan
inklusif ke seluruh provinsi dan kabupatenkota Untuk mewujudkan harapan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 3
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
Disusun oleh Subdit Kurikulum Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Alamat Komplek Kemdikbud Gedung B Lantai 2 Jl RS Fatmawati Cipete Jakarta Selatan Telp (021) 976000000 laman pklkkemdikbudgoid email kurikulumpklkkemdikbudgoid
Tahun Anggaran 2019
Direktur Dra Poppy Dewi Puspitawati MM
Kasubdit Dra Siti Masitoh MM
Kasi Pembelajaran Dra Tita Srihayati MPhilMSE
Kasi Penilaian Dr Ngadirin MEd
PPK Dr Baharudin SPd MPd
BPP Ariadita Widiambodo MKom
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 ii
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
KATA PENGANTAR
Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan sejak Indonesia merdeka sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan diperjelas pada pasal 31 baik sebelum maupun sesudah amandemen Negara Indonesia menjamin bahwa setiap warga negara berhak dan wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya tanpa diskriminasi Penyelenggaraan pendidikan secara umum dapat diakses oleh semua warga negara Indonesia Namun demikian masih terdapat warga negara Indonesia yang belum dapat memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan secara layak khususnya mereka yang masuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus Dalam sistem pendidikan Indonesia diatur bahwa bagi warga negara yang mempunyai kelainan fisik emosional mental intelektual danatau sosial termasuk warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan khusus
Pada prinsipnya setiap anak usia sekolah berhak dan wajib mengikuti pendidikan yang bermutu Namun demikian anak berkebutuhan khusus memiliki beberapa kendala dalam mengikuti pendidikan antara lain sifat disabilitasnya dan yang tak kalah pentingnya adalah penerima masyarakat terhadap kondisinya Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dapat dilakukan dalam dua cara yaitu bergabung dengan anak-anak pada umumnya di sekolah reguler yang disebut dengan pendidikan inklusif atau mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan khusus atau sekolah luar biasa Pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi pemberian akses pendidikan kepada semua anak berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan bersama-sama anak yang lain Inklusi merupakan suatu sistem yang menempatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan termasuk kepala sekolah guru pengurus yayasan tenaga kependidikan siswa orang tua masyarakat dan pembina pendidikan secara bersama-sama mengembangkan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal
Dalam Peta Jalan Program Pendidikan Inklusif Tahun 2017-2021 sebagai bentuk implementasi dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas penyelenggaraan pendidikan inklusif dilaksanakan dalam 3 tahap Tahap Sosialisasi (2017-2018) dengan target penyamaan persepsi dan sosialisasi Tahap Rintisan (2019) dengan target perubahan sikap satuan pendidikan dan masyarakat Tahap Penguatan (2020) dengan target perluasan dan peningkatan mutu layanan dan Tahap Implementasi (2021) dengan target implementasi di tingkat kabupaten kota dan nasional Namun demikian saat ini baru dimiliki sebanyak 29317 sekolah penyelenggara inklusif di seluruh Indonesia mulai dari SD SMP SMA dan SMK (Dapodik per 31 Januari 2019) Artinya baru sekitar 11 dari jumlah sekolah di Indonesia yang sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif sementara dalam peta
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 iii
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
jalan ditargetkan bahwa pada tahun 2021 semua sekolah menyelenggarakan pendidikan inklusif Kondisi ini menjadi dasar pertimbangan dilakukannya review terhadap Peta Jalan Pendidikan Inklusif untuk disesuaikan dengan kondisi dengan durasi tahun dimulai dari tahun 2019 sd 2024
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Indonesia Tahun 2019-2024 merupakan hasil review rencana induk sebelumnya serta penyesuaian dengan hasil evaluasi penyelenggaraan pendidikan inklusif yang telah dicapai Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan rencana induk ini diucapkan terima kasih semoga rencana induk ini dapat menjadi bagian penting dalam pemberian layanan pendidikan yang bermutu terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus
Jakarta 1 Maret 2019
Direktur Pembinaan Pendidikan Khususdan Layanan Khusus
Dra Poppy Dewi Puspitawati MMNIP 196305211988032001
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 iv
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
A Latar Belakang1
B Tujuan4
C Permasalahan5
D Hasil yang diharapkan5
BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF6
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif6
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif10
BAB III METODOLOGI15
A Pendekatan15
B Metode15
C Tahapan Kegiatan16
BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-202422
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL22
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL24
C URAIAN RENCANA INDUK28
BAB V PENUTUP49
DAFTAR PUSTAKA50
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 v
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan cara pandang tentang pendidikan yang
terbuka dan menghargai hak asasi manusia Hal ini menyebabkan meningkatnya
pengharagaan dan pengakuan terhadap keberagaman atau perbedaan Pandangan
tentang penyeragaman dan penyamarataan menjadi tidak relevan lagi Perbedaan
tidak lagi dipandang sebagai penyimpangan melainkan dilihat sebagai sumber
pengayaan (Sunanto 2009) Sebagai realisasi dari pandangan seperti itu dalam
bidang pendidikan muncul gagasan bahwa pendidikan itu hak semua orang atau
pendidikan itu untuk semua (UNESCO 2006) Untuk merealisasikan ide bahwa
pendidikan itu untuk semua maka cara yang paling efektif adalah dengan
mengembangkan ideologi dan konsep pendidikan inklusif (Booth 2002)
Pendidikan inklusif sebagai sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dan belajar bagi semua anak yang difokuskan secara spesifik kepada
mereka yang rawan dan rapuh terpinggirkan dan terabaikan (termasuk anak-anak
berkebutuhan khusus) Prinsip pendidikan inklusif diadopsi dari Konferensi
Salamanca tahun 1994 tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus (UNESCO 2006)
dan diulang kembali pada Forum Pendidikan Dunia di Dakar 2000
Pendidikan inklusif mempunyai arti bahwa sekolah harus mengakomodasi
semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik intelektual sosial emosi bahasa
atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak disabilitas anak-anak berbakat
(children with gifted and Talented) pekerja anak dan anak jalanan anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas anak-anak yang
tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca
Statement 1994)
Persoalan pokok dalam pendidikan inklusif adalah hak asasi manusia (HAM)
dalam pendidikan yang dinyatakan dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi
Manusia (Universal Declaratation of Human Right 1948) Hal yang lebih khusus
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 1
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak didiskriminasikan yang dinyatakan
dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Right of the Child UN 1989)
Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa semua anak
mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak diskriminatif
dalam hal kecacatan kelompok etnik agama bahasa jenis kelamin kemampuan
dan sebagainya
Sementara itu terdapat alasan-alasan penting seperti alasan ekonomi sosial
politik dan budaya untuk mencari kebijakan dan pendekatan pendidikan yang
bersifat inklusif Ini berarti bahwa pendidikan harus memimbulkan perkembangan
personal membangun hubungan diantara individu kelompok dan bangsa
Dokumen Salamanca Statement and framework for Action (2006) menjelaskan
bahwa sekolah regular yang beroientasi inklusif adalah cara yang paling efektif
untuk mengatasi diskriminasi menciptakan masyarakat yang ramah membangun
masyarakat inklusif dan mencapai cita-cita pendidikan untuk semua
Pengaruh perkembangan politik terhadap keberagaman budaya dan
meluasnya pemahaman tentang demokrasi telah menguatkan peran pendidikan
dalam sosialisasi politik dan memfasilitasi keaktifan warga negara dalam
berdemokrasi Pendidikan di samping harus merespon keberagaman talenta
individual pendidikan juga harus menghadapi rentang latar belakang budaya yang
luas dari kelompok yang akan membentuk masyarakat Pendidikan harus memikul
tugas berat untuk mengarahkan keberagaman menjadi sebuah konstribusi
konstruktif terhadap pemahaman bersama antara individu dengan kelompok
Sebuah kebijakan pendidikan harus mampu mempertemukan pluralisme dan
memungkinkan setiap orang menemukan tempatnya di dalam masyarakat Komisi
International tentang Pendidikan untuk abad 21 mengingatkan kebijakan
pendidikan harus secara memadai bersifat diversifikasi dan harus dirancang agar
tidak menjadi penyebab terjadinya eksklusi sosial dan sekolah-sekolah harus
mendorong keinginan individu untuk hidup secara bersama (UNESCO 2006)
Dari penjelasan itu terkandung makna adanya pengakuan tehadap konsep
pendidikan dasar yang luas yang meliputi pemberian akses yang sangat luas dan
mempromosikan kesamaan memfokuskan kepada belajar memperluas cara dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 2
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
lingkup pendidikan meningkatkan peran lingkungan untuk kepentingan belajar dan
memperkuat kemitraan (UNESCO 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua Pendidikan inklusif
bertujuan untuk membangun konsep yang koheren dan kerangka kebijakan yang
kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan untuk semua dan apa yang terkandung dalam pendidikan
sehingga kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon dan dipenuhi di
dalam jalur utama pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal
Pendidikan Inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan modifikasi
dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat meng-
akomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari sistem pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendektan yang melihat
bagaimana mengubah sistem pendidikan agar dapat merespon keberagaman
peserta didikTujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya memungkinkan
merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan
dan pengayaan dalam lingkungan belajar keberagaman bukan sebagai masalah
Pendidikan inklusif saat ini menjadi agenda internasional untuk memperluas
kesempatan dan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus Sejalan dengan itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pembudayaan pendidikan
inklusif ke seluruh provinsi dan kabupatenkota Untuk mewujudkan harapan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 3
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
KATA PENGANTAR
Pendidikan merupakan salah satu prioritas pembangunan sejak Indonesia merdeka sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan diperjelas pada pasal 31 baik sebelum maupun sesudah amandemen Negara Indonesia menjamin bahwa setiap warga negara berhak dan wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya tanpa diskriminasi Penyelenggaraan pendidikan secara umum dapat diakses oleh semua warga negara Indonesia Namun demikian masih terdapat warga negara Indonesia yang belum dapat memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan secara layak khususnya mereka yang masuk dalam kategori anak berkebutuhan khusus Dalam sistem pendidikan Indonesia diatur bahwa bagi warga negara yang mempunyai kelainan fisik emosional mental intelektual danatau sosial termasuk warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan khusus
Pada prinsipnya setiap anak usia sekolah berhak dan wajib mengikuti pendidikan yang bermutu Namun demikian anak berkebutuhan khusus memiliki beberapa kendala dalam mengikuti pendidikan antara lain sifat disabilitasnya dan yang tak kalah pentingnya adalah penerima masyarakat terhadap kondisinya Pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus dapat dilakukan dalam dua cara yaitu bergabung dengan anak-anak pada umumnya di sekolah reguler yang disebut dengan pendidikan inklusif atau mengikuti pendidikan pada satuan pendidikan khusus atau sekolah luar biasa Pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi pemberian akses pendidikan kepada semua anak berkebutuhan khusus untuk mengikuti pendidikan bersama-sama anak yang lain Inklusi merupakan suatu sistem yang menempatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan termasuk kepala sekolah guru pengurus yayasan tenaga kependidikan siswa orang tua masyarakat dan pembina pendidikan secara bersama-sama mengembangkan lingkungan pendidikan yang kondusif bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan khusus untuk dapat mengembangkan potensinya secara optimal
Dalam Peta Jalan Program Pendidikan Inklusif Tahun 2017-2021 sebagai bentuk implementasi dari Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas penyelenggaraan pendidikan inklusif dilaksanakan dalam 3 tahap Tahap Sosialisasi (2017-2018) dengan target penyamaan persepsi dan sosialisasi Tahap Rintisan (2019) dengan target perubahan sikap satuan pendidikan dan masyarakat Tahap Penguatan (2020) dengan target perluasan dan peningkatan mutu layanan dan Tahap Implementasi (2021) dengan target implementasi di tingkat kabupaten kota dan nasional Namun demikian saat ini baru dimiliki sebanyak 29317 sekolah penyelenggara inklusif di seluruh Indonesia mulai dari SD SMP SMA dan SMK (Dapodik per 31 Januari 2019) Artinya baru sekitar 11 dari jumlah sekolah di Indonesia yang sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif sementara dalam peta
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 iii
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
jalan ditargetkan bahwa pada tahun 2021 semua sekolah menyelenggarakan pendidikan inklusif Kondisi ini menjadi dasar pertimbangan dilakukannya review terhadap Peta Jalan Pendidikan Inklusif untuk disesuaikan dengan kondisi dengan durasi tahun dimulai dari tahun 2019 sd 2024
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Indonesia Tahun 2019-2024 merupakan hasil review rencana induk sebelumnya serta penyesuaian dengan hasil evaluasi penyelenggaraan pendidikan inklusif yang telah dicapai Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan rencana induk ini diucapkan terima kasih semoga rencana induk ini dapat menjadi bagian penting dalam pemberian layanan pendidikan yang bermutu terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus
Jakarta 1 Maret 2019
Direktur Pembinaan Pendidikan Khususdan Layanan Khusus
Dra Poppy Dewi Puspitawati MMNIP 196305211988032001
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 iv
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
A Latar Belakang1
B Tujuan4
C Permasalahan5
D Hasil yang diharapkan5
BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF6
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif6
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif10
BAB III METODOLOGI15
A Pendekatan15
B Metode15
C Tahapan Kegiatan16
BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-202422
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL22
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL24
C URAIAN RENCANA INDUK28
BAB V PENUTUP49
DAFTAR PUSTAKA50
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 v
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan cara pandang tentang pendidikan yang
terbuka dan menghargai hak asasi manusia Hal ini menyebabkan meningkatnya
pengharagaan dan pengakuan terhadap keberagaman atau perbedaan Pandangan
tentang penyeragaman dan penyamarataan menjadi tidak relevan lagi Perbedaan
tidak lagi dipandang sebagai penyimpangan melainkan dilihat sebagai sumber
pengayaan (Sunanto 2009) Sebagai realisasi dari pandangan seperti itu dalam
bidang pendidikan muncul gagasan bahwa pendidikan itu hak semua orang atau
pendidikan itu untuk semua (UNESCO 2006) Untuk merealisasikan ide bahwa
pendidikan itu untuk semua maka cara yang paling efektif adalah dengan
mengembangkan ideologi dan konsep pendidikan inklusif (Booth 2002)
Pendidikan inklusif sebagai sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dan belajar bagi semua anak yang difokuskan secara spesifik kepada
mereka yang rawan dan rapuh terpinggirkan dan terabaikan (termasuk anak-anak
berkebutuhan khusus) Prinsip pendidikan inklusif diadopsi dari Konferensi
Salamanca tahun 1994 tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus (UNESCO 2006)
dan diulang kembali pada Forum Pendidikan Dunia di Dakar 2000
Pendidikan inklusif mempunyai arti bahwa sekolah harus mengakomodasi
semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik intelektual sosial emosi bahasa
atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak disabilitas anak-anak berbakat
(children with gifted and Talented) pekerja anak dan anak jalanan anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas anak-anak yang
tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca
Statement 1994)
Persoalan pokok dalam pendidikan inklusif adalah hak asasi manusia (HAM)
dalam pendidikan yang dinyatakan dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi
Manusia (Universal Declaratation of Human Right 1948) Hal yang lebih khusus
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 1
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak didiskriminasikan yang dinyatakan
dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Right of the Child UN 1989)
Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa semua anak
mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak diskriminatif
dalam hal kecacatan kelompok etnik agama bahasa jenis kelamin kemampuan
dan sebagainya
Sementara itu terdapat alasan-alasan penting seperti alasan ekonomi sosial
politik dan budaya untuk mencari kebijakan dan pendekatan pendidikan yang
bersifat inklusif Ini berarti bahwa pendidikan harus memimbulkan perkembangan
personal membangun hubungan diantara individu kelompok dan bangsa
Dokumen Salamanca Statement and framework for Action (2006) menjelaskan
bahwa sekolah regular yang beroientasi inklusif adalah cara yang paling efektif
untuk mengatasi diskriminasi menciptakan masyarakat yang ramah membangun
masyarakat inklusif dan mencapai cita-cita pendidikan untuk semua
Pengaruh perkembangan politik terhadap keberagaman budaya dan
meluasnya pemahaman tentang demokrasi telah menguatkan peran pendidikan
dalam sosialisasi politik dan memfasilitasi keaktifan warga negara dalam
berdemokrasi Pendidikan di samping harus merespon keberagaman talenta
individual pendidikan juga harus menghadapi rentang latar belakang budaya yang
luas dari kelompok yang akan membentuk masyarakat Pendidikan harus memikul
tugas berat untuk mengarahkan keberagaman menjadi sebuah konstribusi
konstruktif terhadap pemahaman bersama antara individu dengan kelompok
Sebuah kebijakan pendidikan harus mampu mempertemukan pluralisme dan
memungkinkan setiap orang menemukan tempatnya di dalam masyarakat Komisi
International tentang Pendidikan untuk abad 21 mengingatkan kebijakan
pendidikan harus secara memadai bersifat diversifikasi dan harus dirancang agar
tidak menjadi penyebab terjadinya eksklusi sosial dan sekolah-sekolah harus
mendorong keinginan individu untuk hidup secara bersama (UNESCO 2006)
Dari penjelasan itu terkandung makna adanya pengakuan tehadap konsep
pendidikan dasar yang luas yang meliputi pemberian akses yang sangat luas dan
mempromosikan kesamaan memfokuskan kepada belajar memperluas cara dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 2
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
lingkup pendidikan meningkatkan peran lingkungan untuk kepentingan belajar dan
memperkuat kemitraan (UNESCO 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua Pendidikan inklusif
bertujuan untuk membangun konsep yang koheren dan kerangka kebijakan yang
kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan untuk semua dan apa yang terkandung dalam pendidikan
sehingga kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon dan dipenuhi di
dalam jalur utama pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal
Pendidikan Inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan modifikasi
dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat meng-
akomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari sistem pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendektan yang melihat
bagaimana mengubah sistem pendidikan agar dapat merespon keberagaman
peserta didikTujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya memungkinkan
merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan
dan pengayaan dalam lingkungan belajar keberagaman bukan sebagai masalah
Pendidikan inklusif saat ini menjadi agenda internasional untuk memperluas
kesempatan dan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus Sejalan dengan itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pembudayaan pendidikan
inklusif ke seluruh provinsi dan kabupatenkota Untuk mewujudkan harapan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 3
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
jalan ditargetkan bahwa pada tahun 2021 semua sekolah menyelenggarakan pendidikan inklusif Kondisi ini menjadi dasar pertimbangan dilakukannya review terhadap Peta Jalan Pendidikan Inklusif untuk disesuaikan dengan kondisi dengan durasi tahun dimulai dari tahun 2019 sd 2024
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Indonesia Tahun 2019-2024 merupakan hasil review rencana induk sebelumnya serta penyesuaian dengan hasil evaluasi penyelenggaraan pendidikan inklusif yang telah dicapai Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan rencana induk ini diucapkan terima kasih semoga rencana induk ini dapat menjadi bagian penting dalam pemberian layanan pendidikan yang bermutu terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus
Jakarta 1 Maret 2019
Direktur Pembinaan Pendidikan Khususdan Layanan Khusus
Dra Poppy Dewi Puspitawati MMNIP 196305211988032001
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 iv
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
A Latar Belakang1
B Tujuan4
C Permasalahan5
D Hasil yang diharapkan5
BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF6
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif6
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif10
BAB III METODOLOGI15
A Pendekatan15
B Metode15
C Tahapan Kegiatan16
BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-202422
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL22
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL24
C URAIAN RENCANA INDUK28
BAB V PENUTUP49
DAFTAR PUSTAKA50
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 v
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan cara pandang tentang pendidikan yang
terbuka dan menghargai hak asasi manusia Hal ini menyebabkan meningkatnya
pengharagaan dan pengakuan terhadap keberagaman atau perbedaan Pandangan
tentang penyeragaman dan penyamarataan menjadi tidak relevan lagi Perbedaan
tidak lagi dipandang sebagai penyimpangan melainkan dilihat sebagai sumber
pengayaan (Sunanto 2009) Sebagai realisasi dari pandangan seperti itu dalam
bidang pendidikan muncul gagasan bahwa pendidikan itu hak semua orang atau
pendidikan itu untuk semua (UNESCO 2006) Untuk merealisasikan ide bahwa
pendidikan itu untuk semua maka cara yang paling efektif adalah dengan
mengembangkan ideologi dan konsep pendidikan inklusif (Booth 2002)
Pendidikan inklusif sebagai sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dan belajar bagi semua anak yang difokuskan secara spesifik kepada
mereka yang rawan dan rapuh terpinggirkan dan terabaikan (termasuk anak-anak
berkebutuhan khusus) Prinsip pendidikan inklusif diadopsi dari Konferensi
Salamanca tahun 1994 tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus (UNESCO 2006)
dan diulang kembali pada Forum Pendidikan Dunia di Dakar 2000
Pendidikan inklusif mempunyai arti bahwa sekolah harus mengakomodasi
semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik intelektual sosial emosi bahasa
atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak disabilitas anak-anak berbakat
(children with gifted and Talented) pekerja anak dan anak jalanan anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas anak-anak yang
tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca
Statement 1994)
Persoalan pokok dalam pendidikan inklusif adalah hak asasi manusia (HAM)
dalam pendidikan yang dinyatakan dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi
Manusia (Universal Declaratation of Human Right 1948) Hal yang lebih khusus
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 1
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak didiskriminasikan yang dinyatakan
dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Right of the Child UN 1989)
Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa semua anak
mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak diskriminatif
dalam hal kecacatan kelompok etnik agama bahasa jenis kelamin kemampuan
dan sebagainya
Sementara itu terdapat alasan-alasan penting seperti alasan ekonomi sosial
politik dan budaya untuk mencari kebijakan dan pendekatan pendidikan yang
bersifat inklusif Ini berarti bahwa pendidikan harus memimbulkan perkembangan
personal membangun hubungan diantara individu kelompok dan bangsa
Dokumen Salamanca Statement and framework for Action (2006) menjelaskan
bahwa sekolah regular yang beroientasi inklusif adalah cara yang paling efektif
untuk mengatasi diskriminasi menciptakan masyarakat yang ramah membangun
masyarakat inklusif dan mencapai cita-cita pendidikan untuk semua
Pengaruh perkembangan politik terhadap keberagaman budaya dan
meluasnya pemahaman tentang demokrasi telah menguatkan peran pendidikan
dalam sosialisasi politik dan memfasilitasi keaktifan warga negara dalam
berdemokrasi Pendidikan di samping harus merespon keberagaman talenta
individual pendidikan juga harus menghadapi rentang latar belakang budaya yang
luas dari kelompok yang akan membentuk masyarakat Pendidikan harus memikul
tugas berat untuk mengarahkan keberagaman menjadi sebuah konstribusi
konstruktif terhadap pemahaman bersama antara individu dengan kelompok
Sebuah kebijakan pendidikan harus mampu mempertemukan pluralisme dan
memungkinkan setiap orang menemukan tempatnya di dalam masyarakat Komisi
International tentang Pendidikan untuk abad 21 mengingatkan kebijakan
pendidikan harus secara memadai bersifat diversifikasi dan harus dirancang agar
tidak menjadi penyebab terjadinya eksklusi sosial dan sekolah-sekolah harus
mendorong keinginan individu untuk hidup secara bersama (UNESCO 2006)
Dari penjelasan itu terkandung makna adanya pengakuan tehadap konsep
pendidikan dasar yang luas yang meliputi pemberian akses yang sangat luas dan
mempromosikan kesamaan memfokuskan kepada belajar memperluas cara dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 2
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
lingkup pendidikan meningkatkan peran lingkungan untuk kepentingan belajar dan
memperkuat kemitraan (UNESCO 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua Pendidikan inklusif
bertujuan untuk membangun konsep yang koheren dan kerangka kebijakan yang
kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan untuk semua dan apa yang terkandung dalam pendidikan
sehingga kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon dan dipenuhi di
dalam jalur utama pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal
Pendidikan Inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan modifikasi
dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat meng-
akomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari sistem pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendektan yang melihat
bagaimana mengubah sistem pendidikan agar dapat merespon keberagaman
peserta didikTujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya memungkinkan
merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan
dan pengayaan dalam lingkungan belajar keberagaman bukan sebagai masalah
Pendidikan inklusif saat ini menjadi agenda internasional untuk memperluas
kesempatan dan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus Sejalan dengan itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pembudayaan pendidikan
inklusif ke seluruh provinsi dan kabupatenkota Untuk mewujudkan harapan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 3
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN1
A Latar Belakang1
B Tujuan4
C Permasalahan5
D Hasil yang diharapkan5
BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF6
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif6
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif10
BAB III METODOLOGI15
A Pendekatan15
B Metode15
C Tahapan Kegiatan16
BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-202422
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL22
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL24
C URAIAN RENCANA INDUK28
BAB V PENUTUP49
DAFTAR PUSTAKA50
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 v
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan cara pandang tentang pendidikan yang
terbuka dan menghargai hak asasi manusia Hal ini menyebabkan meningkatnya
pengharagaan dan pengakuan terhadap keberagaman atau perbedaan Pandangan
tentang penyeragaman dan penyamarataan menjadi tidak relevan lagi Perbedaan
tidak lagi dipandang sebagai penyimpangan melainkan dilihat sebagai sumber
pengayaan (Sunanto 2009) Sebagai realisasi dari pandangan seperti itu dalam
bidang pendidikan muncul gagasan bahwa pendidikan itu hak semua orang atau
pendidikan itu untuk semua (UNESCO 2006) Untuk merealisasikan ide bahwa
pendidikan itu untuk semua maka cara yang paling efektif adalah dengan
mengembangkan ideologi dan konsep pendidikan inklusif (Booth 2002)
Pendidikan inklusif sebagai sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dan belajar bagi semua anak yang difokuskan secara spesifik kepada
mereka yang rawan dan rapuh terpinggirkan dan terabaikan (termasuk anak-anak
berkebutuhan khusus) Prinsip pendidikan inklusif diadopsi dari Konferensi
Salamanca tahun 1994 tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus (UNESCO 2006)
dan diulang kembali pada Forum Pendidikan Dunia di Dakar 2000
Pendidikan inklusif mempunyai arti bahwa sekolah harus mengakomodasi
semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik intelektual sosial emosi bahasa
atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak disabilitas anak-anak berbakat
(children with gifted and Talented) pekerja anak dan anak jalanan anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas anak-anak yang
tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca
Statement 1994)
Persoalan pokok dalam pendidikan inklusif adalah hak asasi manusia (HAM)
dalam pendidikan yang dinyatakan dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi
Manusia (Universal Declaratation of Human Right 1948) Hal yang lebih khusus
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 1
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak didiskriminasikan yang dinyatakan
dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Right of the Child UN 1989)
Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa semua anak
mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak diskriminatif
dalam hal kecacatan kelompok etnik agama bahasa jenis kelamin kemampuan
dan sebagainya
Sementara itu terdapat alasan-alasan penting seperti alasan ekonomi sosial
politik dan budaya untuk mencari kebijakan dan pendekatan pendidikan yang
bersifat inklusif Ini berarti bahwa pendidikan harus memimbulkan perkembangan
personal membangun hubungan diantara individu kelompok dan bangsa
Dokumen Salamanca Statement and framework for Action (2006) menjelaskan
bahwa sekolah regular yang beroientasi inklusif adalah cara yang paling efektif
untuk mengatasi diskriminasi menciptakan masyarakat yang ramah membangun
masyarakat inklusif dan mencapai cita-cita pendidikan untuk semua
Pengaruh perkembangan politik terhadap keberagaman budaya dan
meluasnya pemahaman tentang demokrasi telah menguatkan peran pendidikan
dalam sosialisasi politik dan memfasilitasi keaktifan warga negara dalam
berdemokrasi Pendidikan di samping harus merespon keberagaman talenta
individual pendidikan juga harus menghadapi rentang latar belakang budaya yang
luas dari kelompok yang akan membentuk masyarakat Pendidikan harus memikul
tugas berat untuk mengarahkan keberagaman menjadi sebuah konstribusi
konstruktif terhadap pemahaman bersama antara individu dengan kelompok
Sebuah kebijakan pendidikan harus mampu mempertemukan pluralisme dan
memungkinkan setiap orang menemukan tempatnya di dalam masyarakat Komisi
International tentang Pendidikan untuk abad 21 mengingatkan kebijakan
pendidikan harus secara memadai bersifat diversifikasi dan harus dirancang agar
tidak menjadi penyebab terjadinya eksklusi sosial dan sekolah-sekolah harus
mendorong keinginan individu untuk hidup secara bersama (UNESCO 2006)
Dari penjelasan itu terkandung makna adanya pengakuan tehadap konsep
pendidikan dasar yang luas yang meliputi pemberian akses yang sangat luas dan
mempromosikan kesamaan memfokuskan kepada belajar memperluas cara dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 2
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
lingkup pendidikan meningkatkan peran lingkungan untuk kepentingan belajar dan
memperkuat kemitraan (UNESCO 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua Pendidikan inklusif
bertujuan untuk membangun konsep yang koheren dan kerangka kebijakan yang
kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan untuk semua dan apa yang terkandung dalam pendidikan
sehingga kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon dan dipenuhi di
dalam jalur utama pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal
Pendidikan Inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan modifikasi
dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat meng-
akomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari sistem pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendektan yang melihat
bagaimana mengubah sistem pendidikan agar dapat merespon keberagaman
peserta didikTujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya memungkinkan
merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan
dan pengayaan dalam lingkungan belajar keberagaman bukan sebagai masalah
Pendidikan inklusif saat ini menjadi agenda internasional untuk memperluas
kesempatan dan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus Sejalan dengan itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pembudayaan pendidikan
inklusif ke seluruh provinsi dan kabupatenkota Untuk mewujudkan harapan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 3
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Pendidikan inklusif merupakan cara pandang tentang pendidikan yang
terbuka dan menghargai hak asasi manusia Hal ini menyebabkan meningkatnya
pengharagaan dan pengakuan terhadap keberagaman atau perbedaan Pandangan
tentang penyeragaman dan penyamarataan menjadi tidak relevan lagi Perbedaan
tidak lagi dipandang sebagai penyimpangan melainkan dilihat sebagai sumber
pengayaan (Sunanto 2009) Sebagai realisasi dari pandangan seperti itu dalam
bidang pendidikan muncul gagasan bahwa pendidikan itu hak semua orang atau
pendidikan itu untuk semua (UNESCO 2006) Untuk merealisasikan ide bahwa
pendidikan itu untuk semua maka cara yang paling efektif adalah dengan
mengembangkan ideologi dan konsep pendidikan inklusif (Booth 2002)
Pendidikan inklusif sebagai sebuah pendekatan untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan dan belajar bagi semua anak yang difokuskan secara spesifik kepada
mereka yang rawan dan rapuh terpinggirkan dan terabaikan (termasuk anak-anak
berkebutuhan khusus) Prinsip pendidikan inklusif diadopsi dari Konferensi
Salamanca tahun 1994 tentang Pendidikan Kebutuhan Khusus (UNESCO 2006)
dan diulang kembali pada Forum Pendidikan Dunia di Dakar 2000
Pendidikan inklusif mempunyai arti bahwa sekolah harus mengakomodasi
semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik intelektual sosial emosi bahasa
atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak disabilitas anak-anak berbakat
(children with gifted and Talented) pekerja anak dan anak jalanan anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas anak-anak yang
tidak beruntung dan terpinggirkan dari kelompok masyarakat (Salamanca
Statement 1994)
Persoalan pokok dalam pendidikan inklusif adalah hak asasi manusia (HAM)
dalam pendidikan yang dinyatakan dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi
Manusia (Universal Declaratation of Human Right 1948) Hal yang lebih khusus
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 1
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak didiskriminasikan yang dinyatakan
dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Right of the Child UN 1989)
Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa semua anak
mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak diskriminatif
dalam hal kecacatan kelompok etnik agama bahasa jenis kelamin kemampuan
dan sebagainya
Sementara itu terdapat alasan-alasan penting seperti alasan ekonomi sosial
politik dan budaya untuk mencari kebijakan dan pendekatan pendidikan yang
bersifat inklusif Ini berarti bahwa pendidikan harus memimbulkan perkembangan
personal membangun hubungan diantara individu kelompok dan bangsa
Dokumen Salamanca Statement and framework for Action (2006) menjelaskan
bahwa sekolah regular yang beroientasi inklusif adalah cara yang paling efektif
untuk mengatasi diskriminasi menciptakan masyarakat yang ramah membangun
masyarakat inklusif dan mencapai cita-cita pendidikan untuk semua
Pengaruh perkembangan politik terhadap keberagaman budaya dan
meluasnya pemahaman tentang demokrasi telah menguatkan peran pendidikan
dalam sosialisasi politik dan memfasilitasi keaktifan warga negara dalam
berdemokrasi Pendidikan di samping harus merespon keberagaman talenta
individual pendidikan juga harus menghadapi rentang latar belakang budaya yang
luas dari kelompok yang akan membentuk masyarakat Pendidikan harus memikul
tugas berat untuk mengarahkan keberagaman menjadi sebuah konstribusi
konstruktif terhadap pemahaman bersama antara individu dengan kelompok
Sebuah kebijakan pendidikan harus mampu mempertemukan pluralisme dan
memungkinkan setiap orang menemukan tempatnya di dalam masyarakat Komisi
International tentang Pendidikan untuk abad 21 mengingatkan kebijakan
pendidikan harus secara memadai bersifat diversifikasi dan harus dirancang agar
tidak menjadi penyebab terjadinya eksklusi sosial dan sekolah-sekolah harus
mendorong keinginan individu untuk hidup secara bersama (UNESCO 2006)
Dari penjelasan itu terkandung makna adanya pengakuan tehadap konsep
pendidikan dasar yang luas yang meliputi pemberian akses yang sangat luas dan
mempromosikan kesamaan memfokuskan kepada belajar memperluas cara dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 2
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
lingkup pendidikan meningkatkan peran lingkungan untuk kepentingan belajar dan
memperkuat kemitraan (UNESCO 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua Pendidikan inklusif
bertujuan untuk membangun konsep yang koheren dan kerangka kebijakan yang
kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan untuk semua dan apa yang terkandung dalam pendidikan
sehingga kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon dan dipenuhi di
dalam jalur utama pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal
Pendidikan Inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan modifikasi
dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat meng-
akomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari sistem pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendektan yang melihat
bagaimana mengubah sistem pendidikan agar dapat merespon keberagaman
peserta didikTujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya memungkinkan
merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan
dan pengayaan dalam lingkungan belajar keberagaman bukan sebagai masalah
Pendidikan inklusif saat ini menjadi agenda internasional untuk memperluas
kesempatan dan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus Sejalan dengan itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pembudayaan pendidikan
inklusif ke seluruh provinsi dan kabupatenkota Untuk mewujudkan harapan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 3
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dan sangat penting adalah hak anak untuk tidak didiskriminasikan yang dinyatakan
dalam Konvensi Hak-Hak Anak (Convention on the Right of the Child UN 1989)
Sebagai konsekuensi logis dari hak-hak anak ini adalah bahwa semua anak
mempunyai hak untuk menerima pendidikan yang ramah yang tidak diskriminatif
dalam hal kecacatan kelompok etnik agama bahasa jenis kelamin kemampuan
dan sebagainya
Sementara itu terdapat alasan-alasan penting seperti alasan ekonomi sosial
politik dan budaya untuk mencari kebijakan dan pendekatan pendidikan yang
bersifat inklusif Ini berarti bahwa pendidikan harus memimbulkan perkembangan
personal membangun hubungan diantara individu kelompok dan bangsa
Dokumen Salamanca Statement and framework for Action (2006) menjelaskan
bahwa sekolah regular yang beroientasi inklusif adalah cara yang paling efektif
untuk mengatasi diskriminasi menciptakan masyarakat yang ramah membangun
masyarakat inklusif dan mencapai cita-cita pendidikan untuk semua
Pengaruh perkembangan politik terhadap keberagaman budaya dan
meluasnya pemahaman tentang demokrasi telah menguatkan peran pendidikan
dalam sosialisasi politik dan memfasilitasi keaktifan warga negara dalam
berdemokrasi Pendidikan di samping harus merespon keberagaman talenta
individual pendidikan juga harus menghadapi rentang latar belakang budaya yang
luas dari kelompok yang akan membentuk masyarakat Pendidikan harus memikul
tugas berat untuk mengarahkan keberagaman menjadi sebuah konstribusi
konstruktif terhadap pemahaman bersama antara individu dengan kelompok
Sebuah kebijakan pendidikan harus mampu mempertemukan pluralisme dan
memungkinkan setiap orang menemukan tempatnya di dalam masyarakat Komisi
International tentang Pendidikan untuk abad 21 mengingatkan kebijakan
pendidikan harus secara memadai bersifat diversifikasi dan harus dirancang agar
tidak menjadi penyebab terjadinya eksklusi sosial dan sekolah-sekolah harus
mendorong keinginan individu untuk hidup secara bersama (UNESCO 2006)
Dari penjelasan itu terkandung makna adanya pengakuan tehadap konsep
pendidikan dasar yang luas yang meliputi pemberian akses yang sangat luas dan
mempromosikan kesamaan memfokuskan kepada belajar memperluas cara dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 2
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
lingkup pendidikan meningkatkan peran lingkungan untuk kepentingan belajar dan
memperkuat kemitraan (UNESCO 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua Pendidikan inklusif
bertujuan untuk membangun konsep yang koheren dan kerangka kebijakan yang
kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan untuk semua dan apa yang terkandung dalam pendidikan
sehingga kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon dan dipenuhi di
dalam jalur utama pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal
Pendidikan Inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan modifikasi
dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat meng-
akomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari sistem pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendektan yang melihat
bagaimana mengubah sistem pendidikan agar dapat merespon keberagaman
peserta didikTujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya memungkinkan
merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan
dan pengayaan dalam lingkungan belajar keberagaman bukan sebagai masalah
Pendidikan inklusif saat ini menjadi agenda internasional untuk memperluas
kesempatan dan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus Sejalan dengan itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pembudayaan pendidikan
inklusif ke seluruh provinsi dan kabupatenkota Untuk mewujudkan harapan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 3
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
lingkup pendidikan meningkatkan peran lingkungan untuk kepentingan belajar dan
memperkuat kemitraan (UNESCO 2006)
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan inklusif
adalah strategi untuk mencapai tujuan pendidikan untuk semua Pendidikan inklusif
bertujuan untuk membangun konsep yang koheren dan kerangka kebijakan yang
kontekstual dengan kondisi lingkungan sehingga tersedia akses dan kesamaan
dalam pendidikan untuk semua dan apa yang terkandung dalam pendidikan
sehingga kebutuhan pendidikan yang beragam dapat direspon dan dipenuhi di
dalam jalur utama pendidikan baik pada jalur pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal
Pendidikan Inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan modifikasi
dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat meng-
akomodasi kebutuhan semua anak seseuai dengan kelompok usianya Pendidikan
inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari sistem pendidikan
biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal maupun
pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendektan yang melihat
bagaimana mengubah sistem pendidikan agar dapat merespon keberagaman
peserta didikTujuannya adalah agar guru dan siswa keduanya memungkinkan
merasa nyaman dalam keberagaman dan melihat keragaman sebagai tantangan
dan pengayaan dalam lingkungan belajar keberagaman bukan sebagai masalah
Pendidikan inklusif saat ini menjadi agenda internasional untuk memperluas
kesempatan dan akses pendidikan bagi semua anak termasuk anak berkebutuhan
khusus Sejalan dengan itu Direktorat Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan
Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mencanangkan pembudayaan pendidikan
inklusif ke seluruh provinsi dan kabupatenkota Untuk mewujudkan harapan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 3
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
tersebut diperlukan rencana pengembangan pendidikan inklusif yang jelas
sistematis komprehensif dan relevan dengan kebutuhan nasional Perumusan
grand design ini diawali dengan studi pendahuluan berbasis laporan hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh USAID DFAT UNESCO dan BANK DUNIA bekerjasama
dengan Kemendikbud
Berdasarkan Hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada tahun 2018
tercatat sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif yang sudah terjangkau melalui
program yang dikembangkan selama ini terdapat 1600 sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif yang tersebar di berbagai jenjang dan jenis pendidikan (SD
SPM SMA DAN SMK) di seluruh Indonesia Jumlah ini masih jauh dari harapan
Temuan lain terkait dengan pemahaman dan penerimaan masyarakat tentang
pendidikan inklusif masih keliru atau belum dipahami dengan baik dan diskriminatif
Masalah lain terkait dengan singkronisasi data antar lembaga terkait penyandang
disabilitas masih berbeda-beda sehingga sulit untuk dijadikan rujukan Hasil temuan
lain terkait dengan peran dan fungsi GPK banyak sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif masih belum memahami dengan baik Demikian pula halnya
dengan aksesibilitas baik secara fisik maupun non fisik masih belum aksesibel
dalam memberikan kenyamanan dan ramah bagi semua anak Selain itu
keberlanjutan pembinaan dari sekolah penyelenggara pendidikan inklusif kepada
sekolah-sekolah rintisan belum berjalan sebagaimana mestinya
B Tujuan
Tujuan penyusunan grand design ini untuk memberikan pedoman
penyelenggaraan implementasi pendidikan inklusif secara nasional yang dapat
dijadikan sebagai panduan bagi pemerintah provinsi danatau pemerintah
kabupatenkota dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif pada tingkat satuan
pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 4
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C Permasalahan
Beberapa permasalahan mendasar yang perlu dijawab terkait dengan
rencana induk pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dalam kurun waktu lima yaitu
mulai tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
1 Bagaimana gambaran singkat perkembangan implementasi pendidikan inklusif
di Tingkat Nasional
2 Bagaimana tantangan dan peluang pengembangan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3 Bagaimana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
dapat didekumentasikan secara baik sistimatis dan sistemik dalam kurun lima
tahun (2019-2024)
D Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif di Tingkat Nasional adalah terdokumentasikannya grand
designrencana induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional secara
komprehensif sistimatis dan sistemik dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 5
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB II
KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
1 Tantangan yang Dihadapi Pendidikan DasarTerdapat dua tantangan besar yang sedang dihadapi oleh dunia pendidikan
saat ini yaitu (1) pertambahan jumlah anak yang tereklusikan (terbaikan) dari
partisipasi pendidikan yang semakin banyak Diperkirakan ada sekitar 113 juta
anak usia sekolah dasar di seluruh dunia termasuk anak disabilitas tidak
memperoleh kesempatan pendidikan dasar (International Consultative Forum on
Education for All 2000) 90 dari mereka hidup di negara berkembang termasuk
di Indonesia Di samping itu anak-anak yang sudah masuk sekolah dasar pun
dihadapkan pada masalah drop out sebelum dapat menyelesaikan pendidikan
(UNESCO 2000) (2) Secara spesifik sekolah masih belum memberi keuntungan
kepada semua anak Artinya kebutuhan belajar anak secara individual belum
dapat dipenuhi Sekolah lebih menekankan pada pencapaian akademik dari
pada mengembangkan anak sebagai individu dalam mencapai perkembangan
optimal
Untuk mengatasi dua tantangan itu maka secara international terjadi
pergeseran paradigma pendidikan dari pendidikan yang bersifat konvensional
(ekslusif) ke pendidikan yang menjangkau semua anak yang bersifat inklusif anti
diskriminatif dan menghargai keberagaman Sehubungan dengan itu tulisan ini
dirumuskan untuk menjelaskan paradigma pendidikan inklusif
2 Paradigma Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif dipandang sebagai sebuah proses dalam merespon
kebutuhan yang beragam dari semua anak melalui peningkatan partisipasi dalam
belajar budaya dan masyarakat dan mengurangi eklusivitas di dalam dan dari
pendidikan (Booth 2002) Pendidikan inklusif mencakup perubahan dan
modifikasi dalam isi pendekatan-pendekatan struktur dan strategi yang dapat
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 6
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mengakomodasi kebutuhan semua anak sesuai dengan kelompok usianya
Pendidikan inklusif dalam pelaksanaannya merupakan tanggung jawab dari
sistem pendidikan biasa untuk mendidik semua anak (UNESCO 2006)
Pendidikan inklusif sangat peduli dalam memberikan respon tepat terhadap
spektrum kebutuhan belajar yang luas baik dalam seting pendidikan formal
maupun pendidikan non-formal Pendidikan inklusif adalah sebuah pendekatan
yang melihat bagaimana mengubah dan mengadaptasikan sistem pendidikan
agar dapat merespon keberagaman peserta didik Tujuannya adalah agar guru
dan siswa keduanya memungkinkan merasa nyaman dalam keberagaman dan
melihat keragaman sebagai hal yang normal sekaligus tantangan dan pengayaan
dalam lingkungan belajar Keberagaman bukan sebagai masalah
Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konsep pendidikan
inklusif diperlukan definisi yang jelas disepakati dan diterima oleh banyak pihak
secara internasional Jika pendidikan inklusif didefinisikan secara sempit atau
hanya didasarkan pada pandangan bahwa anak sebagai masalah maka
pendidikan inklusif akan menjadi tidak cocok Pendidikan inklusif memandang
bahwa lingkungan sebagai masalah Semua anak memungkinkan dapat belajar
dengan optimal jika dilakukan perubahanpenyesuaian lingkungan terhadap
kebutuhan dan hambatan belajar anak Definisi tentang pendidikan inklusif akan
terus berubah secara bertahap sebagai refleksi dari apa yang terjadi dalam
praktiknya dalam kenyataan dan bahkan harus terus berubah jika pendidikan
inklusif ingin tetap memiliki respon yang bernilai nyata dalam menghadapi
tantangan pendidikan dan hak asasi manusia
Meskipun definisi tentang pendidikan inklusif itu bersifat progresif dan terus
berubah tetapi diperlukan kejelasan konsep yang terkandung didalamnya
karena banyak orang menganggap bahwa pendidikan inklusif sebagai versi lain
dari pendidikan khususpendidikan luar biasa (PLB) Konsep yang mendasari
pendidian inklusif sangat berbeda dengan konsep yang mendasari pendidikan
khusus Inklusi atau pendidikan inklusif bukan istilah lain dari pendidikan khusus
Konsep pendidikan inklusif mempunyai banyak kesamaan dengan konsep yang
mendasari pendidikan untuk semua dan konsep tentang perbaikan sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 7
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Definisi pendidikan inklusif yang diterima oleh banyak pihak adalah definisi
yang diangkat dari seminar tentang pendidikan inklusif (Seminar on Inclusive
Education Agra India 1998) yang diselenggarakan di Agra India dan disetujui
oleh 55 peserta dari 23 negara Dari hasil seminar itu pendidikan inklusif
didefinisikan sebagai berikut
1) Lebih luas dari pada pendidikan formal tetapi mencakup rumah masyarakat
non-formal dan sistem informal
2) Menghargai bahwa semua anak dapat belajar
3) Memungkinkan struktur sistem dan metodologi memenuhi kebutuhan-
kebutuhan semua anak
4) Mengakui dan menghargai bahwa setiap anak memiliki perbedaan dalam
usia jenis kelamin etnik bahasa disabilitas status sosial ekonomi potensi
dan kemampuan
5) Merupakan proses dinamis yang secara evolusi terus berkembang sejalan
dengan konteks budaya
6) Merupakan strategi untuk memajukan dan mewujudkan masyarakat inklusif
Definisi yang dikutip di atas menggambarkan sebuah model pendidikan
inklusif yang mendasarkan konsep-konsep tentang anak sistem pendidikan
keragaman dan anti diskriminasi proses memajukan inklusi dan konsep tentang
sumber daya Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut
a Konsep tentang Anak
1) Hak semua anak untuk memperoleh pendidikan di dalam masyarakatnya
sendiri
2) Semua anak dapat belajar dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam
belajar
3) Semua anak membutuhkan dukungan dalam belajar
4) Pembelajaran berpusat dan menguntungkan semua anak
5) Keberagaman diterima dan dihargai
b Konsep tentang Sistem Pendidikan dan Sekolah
1) Pendidikan lebih luas dari pada pendidikan formal di sekolah
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 8
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Fleksibel dan sistem pendidikan bersifat responsif
3) Lingkunngan pendidikan ramah terhadap anak
4) Sistem mengakomodasi setiap anak yang beragam dan bukan anak yang
menyesuaian dengan sistem
5) Kolaboratif antar mitra dan bukan kompetitif
c Konsep Tentang Keberagaman dan Diskriminasi
1) Menghilangkan diskriminasi dan pengucilan
2) Memandang keberagaman sebagai sumber daya bukan sebagai masalah
3) Pendidikan inklusif menyiapkan siswa menjadi toleran dan menghargai
perbedaan
d Konsep tentang Sumberdaya
1) Memanfaatkan sumber daya lokal yang tersedia
2) Mendistribusikan sumber daya yang tersedia
3) Memandang manusia (antara lain anak orang tua guru kelompok orang
yang termarginalkan dsb) sebagai sumberdaya kunci
Secara eksplisit pendidikan inklusif dapat didefinisikan bahwa sekolah
seharusnya mengakomodasi semua anak tanpa mempedulikan keadaan fisik
intelektual sosial-emosi bahasa atau kondisi-kondisi lain termasuk anak-anak
disabilitas anak-anak berbakat anak-anak jalanan anak-anak di daerah
terpencil anak-anak dari kelompok etnik dan bahasa minoritas yang tidak
beruntung dan terpinggirkan dari masyarakat (Pernyataan Salamanca 1994)
Pendidikan inklusif sebenarnya pendidikan yang menghendaki perubahan dan
modifikasi isi kurikulum pendekatan struktur dan strategi pembelajaran yang
disesuaikan dengan hambatan belajar dan kebutuhan anak Sejalan dengan itu
pendidikan inklusif ditopang oleh elemen-elemen sebagai berikut 1) merangkul
semua anak 2) pelaksanaan pembelajaran berpusat pada anak bukan pada
kurikulum 3) menghargai dan menerima perbedaan serta keberagaman 4)
lingkungan sekolah mudah dijangkau 5) guru bekerja dalam tim 6) orang tua
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 9
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
terlibat dalam pembelajaran di sekolah 7) kurikulum metode pembelajaran dan
penilaian disesuaikan pada kebutuhan anak
B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan
Inklusif
Munculnya gagasan tentang pendidikan inklusif dilatarbelakangi oleh dua
faktor utama yaitu adanya gerakan yang disebut schools improvement dan didorong
oleh pemikiran yang berkembang dalam bidang special needs education Kedua
faktor tersebut dalam realitasnya terjadi melalui (1) Lobi-lobi yang dilakukan oleh
para aktivis seperti organisasi penyandang cacat kelompok-kelopok orang tua dan
kelompok-kelompok yang mendorong anak perempuan untuk memperoleh akses ke
pendidikan (2) Adanya pandangan yang menganggap bahwa program sekolah
khusus dan sekolah terpadu tidak berhasil (3) Adanya desakan yang sangat kuat
terhadap sekolah agar peduli terhadap kenyataan bahwa ada sekian banyak anak
yang terpinggirkan dan tidak mendapatkan akses ke pendidikan seperti pengungsi
orang yang terinfeksi HIVAIDS anak-anak dari keluarga miskin dan situasi konflik
(4) Adanya keberhasilan program-program yang dilaksanakan oleh masyarakat
dalam pemberantasan buta huruf dan keberhasilan program rehabilitasi bersumber
daya masyarakat (Community Based Rehabilitation) dalam membantu
mengembangkan para penyandang cacat (5) Banyaknya contoh-contoh
keberhasilan dalam praktik inklusif dalam rentang budaya dan konteks sosial
tertentu
1 Peningkatan Mutu Sekolah
a Gerakan Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Berkembang
Salah satu aspek dari gerakan peningkatan mutu sekolah atau
perbaikan mutu sekolah adalah mempromosikan pendidikan dasar untuk
semua yaitu memberi kesempatan kepada semua anak untuk belajar
pendidikan dasar di sekolah (meningkatkan akses) Akan tetapi jika hanya
sekedar memberi kesempatan kepada anak untuk mendapatkan pendidikan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 10
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
di sekolah adalah tindakan yang membuang-buang waktu tenaga dan
sumber daya saja kecuali apa yang terjadi di sekolah bermanfaat relevan
dangan masyarakat efektif dan cocok dengan kebutuhan anak Dengan kata
lain pendidikan harus berkualitas
Jika pendidikan tidak bermakna bagi anak dan masyarakat (berkualitas)
maka kemudian anak bisa jadi bakal keluar dari sekolah orang tua dan
masyarakat tidak memprioritaskan pendidikan untuk anak-anak mereka
Sangat banyak sekolah di Negara berkembang yang berkualitas rendah Oleh
karena itu yang dimaksud peningkatan mutu sekolah adalah upaya untuk
memperbaiki mutu sekolah untuk semua anak Masalah-masalah yang
mempengaruhi sekolah berkaitan erat dengan kemiskinan dan diskriminasi
yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama antara lain meliputi utang
pemerintah pengaruh penjajahan pengaruh penyesuaian kebijakan
struktural dan konflik horizontal di dalam masyarakat
Kenyataan seperti itu mendorong munculnya inisiatif sebagai respon
untuk mencari jalan ke luar dari masalah-masalah seperti itu Salah satu
gerakan perbaikan mutu sekolah dilakukan oleh organisasi non pemerintah di
Inggris yang disebut Save the Children dengan meluncurkan program yang
diberi nama Responsive School Systems yang memiliki ciri-ciri sebagai
berikut (1) Bersifat inklusif yang merespon terhadap kebutuhan semua anak
di masyarakat (2) Mengupayakan adanya sumber-sumber daya yang cocok
dengan keperluan dan memadai (3) Mengembangkan pendidikan berkualitas
yang ditandai adanya relevansi antara pendidikan dengan kehidupan
masyarakat dan memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan
setiap anak
b Peningkatan Mutu Sekolah di Negara Maju
Di negara-negara maju di belahan utara sekolah juga berubah dan
berkembang serta sering mengalami konflik dalam mengahdapi tekanan-
tekanan yang dapat menimbulkan pengucilan (eklusi) pada siswa-siswanya
Beban kurikulum yang berlebihan guru yang tertekan dan siswa yang buruk
prestasi belajaranya Selain itu ada peningkatan tantangan berkenaan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 11
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dengan keberagaman kebutuhan siswa yang luas siswa yang berasal dari
bahasa yang berbeda dan etnik minoritas dan anak-anak pengungsi setra
termasuk anak-anak penyandang cacat yang bervariasi
Meskipun sekolah-sekolah di negara maju sering mengeluhkan juga
tentang kekurangan sumber daya tetapi tidak dapat dibandingkan dengan
kondisi-kondisi yang terjadi di negara berkembang yang berarti kekurangan
sumberdaya berkaitan dengan makanan air bersih perlindungan dan
peralatan Tetapi baik di negara maju maupun di negara berkembang
sesunguhnya memiliki masalah bersama berkenaan dengan inklusi dan
eksklusi
2 Implikasi dari Peningkatan Mutu Sekolah terhadap Pendidikan Inklusif
Penjelasan di atas tentang masalah-masalah pendidikan terutama
pendidikan dasar yang dihadapi baik oleh negara-negara berkembang maupun
negara-negara maju bahwa pendidikan inklusif bukan sekedar memasukan
anak penyandang cacat ke dalam sistem yang kaku seperti yang ada sekarang
dan bukan persoalan mengadaptasikan anak ke dalam sistem akan tetapi
persoalan mengadaptasikan sistem yang ada kepada semua anak Dalam
perspektif pendidkan inklusif yang dipandang sebagai masalah adalah sistem
(kurikulum guru lingkungan) bukan anak Oleh karena itu sistem yang harus
disesuaikan dengan keragaman anak yaitu perhatian guru harus berpusat pada
anak kurikulum harus menjadi fleksibel masyarakat dan orang tua harus
terlibat
3 Relevansi Pendidikan Inkluisif dengan Perluasan Akses dan Peningkatan Mutu Pendidikan
a Perluasan Akses
Seperti telah dijelaskan bahwa pendidikan inkluisif mengakomodasi
semua anak dan menghilangkan diskriminasi Jika paham ini dipegang teguh
maka sekolah menerima semua anak sekolah tidak memilih siswa anak
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 12
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
akan masuk ke sekolah yang paling dekat dengan rumah mereka maka dari
itu tidak akan ada lagi anak yang tidak terakomodasi dalam pendidikan
Pendididikan inklusif akan dapat dilakukan jika terdapat dua hal pertama jika
guru kepala sekolah orang tua pemegang kebijakan pendidikan memiliki
sikap positif terhadap perbedaan dan keberagaman peserta didik
keberagaman dihargai dan diterima Kedua jika guru kepala sekolah orang
tua dan pemegang kebijakan pendidikan meyakini bahwa pendidikan itu
proses mengembangkan diri individu bukan semata-mata mengajarkan
pengetahuan akademik Jika ada peserta didik di sekolah yang secara
akademik tidak memungkinkan untuk dikembangkan maka proses pendidikan
dilakukan untuk mengembangkan aspek lain yang dibutuhkan oleh peserta
didik yang bersangkutan Jika dua hal itu terjadi (sikap positif dan cara
pandang dalam pendidikan) maka apapun keadaan peserta didik dapat
belajar bersama di sekolah
b Peningkatan Mutu
Mutu pendidikan mutlak harus didasari atas proses karena itu tidak
akan ada pendidikan yang bermutu tanpa proses yang bermutu Pendidikan
inklusif sangat memperhatikan mutu proses Sekolah yang mengakomodasi
semua pesert didik meletakkan fleksibilitas dan kebutuhan peserta didik
sebagai sesuatu yang utama Pendidikan yang bersifat inklusif menempatkan
peserta didik untuk saling mendukung satu dengan lainnya untuk maju
bersama menurut kekuatan dan kemampuan masing-masing (kooperatif)
bukan kompetitif Pandangan ini melihat bahwa perbedaan merupakan
kekuatan untuk belajar Jadi mutu itu dapat dilihat apabila peserta didik
berkembang optimal sesuai dengan kapasitas masing-masing Dengan kata
lain tidak ada penyeragaman
Dalam tradisi pendidikan kita kualitas pendidikan sering dipandang
semata-mata sebagai hasil pencapaian prestasi akademik dengan melihat
angka hasil ujian Pandangan seperti ini membuat makna pendidikan
menjadi sangat sempit sementara pendangan pendidikan inklusif memaknai
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 13
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
mutu pendidikan lebih luas dan mendasar yaitu berkenaan dengan semua
aspek perkembangan peserta didik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 14
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB III
METODOLOGI
A Pendekatan
Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan yaitu terumuskanya Rencana
Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
maka digunakan pendekatan manajemen strategi Manajemen strategi adalah
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
implementasi rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran (Jen ZA Hans
2007) Manajemen strategi juga dapat diartikan sebagai seluruh keputusan
kondisional yang menetapkan tindakan yang akan dan harus dijalankan guna
menghadapi masa depan sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Dalam
kaitan dengan perumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif di
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 berarti dengan mempertimbangkan lingkungan
strategi saat ini dan masa depan bagaimana Tingkat Nasional harus menetapkan
visi misi tujuan yang ingin dicapai oleh Pemerintah secara Nasional ke depan
dalam pendidikan inklusif serta rencana strategis dan program pelaksanaannya
guna menjamin tercapainya tujuan tersebut
B Metode
Selaras dengan permasalahan dan tujuan akhir yang diharapkan dalam
kegiatan ini yaitu rumusan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional (2019-2024) yang sistematis komprehensif dan realistis sebagai
rujukan bagi Dinas Pendidikan dan Dinas lain yang terkait maka pelaksanaan
kegiatan ini akan dilakukan melalui metode
1 Survey
2 Diskusi Kelompok Terpumpun ndash FGD
3 Workshop
4 Seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 15
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5 Finalisasi
Dipilihnya metode-metode di atas mengingat kegiatan ini memerlukan data
yang variatif dan kompleks sehingga tidak mungkin menggunakan satu metode
saja Banyaknya metode yang digunakan juga akan menjadikan data lebih
komprehensif dan valid
C Tahapan Kegiatan
Secara garis besar tahapan kegiatan perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 ini terdiri dari
tiga tahapan utama yaitu tahap pendahuluan tahap pelaksanaan dan tahap akhir
Masing-masing tahapan dapat dijelaskan sebagai berikut
1 Tahap Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan ini meliputi
a Membentuk tim pengembang untuk membuat rencana kegiatan dan
menyusun kerangka acuan rencana kerja induk pengembangan pendidikan
inklusif Tingkat Nasional dalam 5 tahun mendatang secara sistimatis dan
sistemik serta target capain yang diharapkan dari tahun ke tahun secara
jelas dan berkesinambungan
b Mengkaji secara konseptual tentang pendidikan inklusif terutama terkait
dengan paradigma pendidikan inklusif dan relevansinya dengan peningkatan
kualitas dunia pendidikan saat ini Hasil kajian ini selanjutnya akan dijadikan
sebagai landasan konseptual dalam perumusan Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2017-2021 Kegiatan
ini dianggap penting agar rumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif yang dibuat sejalan dengan filosofi dan teori yang
mendasarinya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 16
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan perumusan Rencana Induk Pengembangan
Pendidikan Inklusif di Tingkat Nasional 2019-2024 dapat dijelaskan dalam table
sebagai berikut
Tabel 1 TAHAP PELAKSANAAN
NO KEGIATAN TUJUAN
1 Survey
Memperoleh informasi tentang potensi hambatan tantangan dan kebutuhan dalam implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional saat ini untuk selanjutnya digunakan sebagai landasan factual dalam penyusunan rencana induk
2 Diskusi Kelompok Terarah - FGD
Menghimpun masukan yang lebih luas komprehensif dan mendalam tentang potensi hambatan dan kebutuhan dalam pengembang an pendidikan inklusif di Tingkat Nasional dari pihak-pihak terkait seperti dari kalangan praktisi akademisi birokrasi pemerhati maupun pihak-pihak lain yang terkait (missal orang tua ABK) untuk mengerucutkan hasil survey
3 Workshop Penyusunan Draf
Terumuskannya draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
4 Validasi Draf
Menguji kelayakan Draf Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif yang sudah dirumuskan dari kalangan pakar sekaligus menghimpun masukan guna penyem purnaannya Validasi ini akan dilakukan melalui kegiatan seminar dan lokakarya
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 17
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
5Finalisasi
Dihasilkannya rumusan akhir Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024
Secara oprasional proses dari kelima kegiatan yang dimaksud dapat dijelaskan
sebagai berikut
a Survey
Survey atau survey lapangan adalah kegiatan mengumpulkan data atau
informasi tentang implementasi pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
Dengan maksud untuk memperoleh gambaran tentang bagaimana kondisi
factual penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif yang selama ini
berjalan Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh data atau informasi
tentang potensi hambatan tantangan serta kebutuhan yang dihadapi para
penyelenggara pendidikan inklusif selama ini untuk selanjutnya dijadikan
dasar pertimbangan atau landasan factual dalam merumuskan rencana induk
pengembangan layanan pendidikan inklusif selama 5 tahun ke depan di
Wilayah Tingkat Nasional pada periode tahun anggaran 2019-2024
Survey dilakukan kepada sekolah-sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional melalui teknik purposive sampling dengan
mempertimbangkan dimensi-dimensi
1) Status sekolah (negeri dan swasta)
2) Riwayat penyelenggaraan (ditunjuk dan atas inisiatif sendiri)
3) Keberhasilan sekolah dalam mengembangkan pendidikan inklusi di
sekolahnya
4) SDM pendukung pendidikan inklusif (keberadaan GPK)
5) Banyaknya peserta didik ABK
6) Lokasi sekolah
7) Komitmen sekolah dalam penyelenggaran pendidikan inklusif di
sekolahnya
8) Pengalaman dalam menyelenggarakan pendidikan inklusif (lamanya)
Selanjutnya kegiatan survey ini difokuskan kepada permasalahan
sebagai berikut
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 18
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
1) Potensi yaitu aspek-aspek potensial sekolah baik yang sifatnya internal
maupun internal baik yang sifatnya material maupun non material (seperti
aspek kebijakan dukungan lingkungan dsb) dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif di sekolah
2) Hambatan yaitu faktor-faktor penghambat atau kendala yang dihadapi
sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif baik yang sifatnya
internal maupun eksternal
3) Kebutuhan yaitu aspek-aspek yang secara signifikan diperlukan untuk
menjamin keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Survey dilakukan melalui angket dan wawancara Data hasil survey
selanjutnya akan dianalisis lebih lanjut melalui Analisis SWOT untuk
mengevaluasi kondidi-kondisi kekuatan (strengths) kelemahan
(weaknesses) peluang (opportunities) dan ancaman (threats) Tingkat
Nasional dalam rangka perumusan rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 Dengan demikian
diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang profil Tingkat Nasional dalam
Penyelenggaraan pendidikan inklusif saat ini
b Diskusi Kelompok Terpumpun (Focus Group Discussion ndash FGD)
Diskusi kelompok terpumpun (FGD) dilakuakn dengan tujuan untuk
mendapat masukan atau informasi yang lebih komprehensif tajam rinci dan
akurat tentang permasalahan-permasalahan spesifik yang terkait dengan
hasil survey yang telah dilakukan tentang pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional Kegiatan ini akan melibatkan berbagai pihak yang terkait sebagai
narasumber yaitu
1) Praktisi Kepala sekolah GPK Guru BK Guru Mapel sekolah
inklusi yang terpilih
2) Birokrat Dinas Pendidikan pengawas Provinsikabkota mulai dari
Pengawas TK-SMP terpilih
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 19
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3) Akademisi Dosen Dept PKh FIP dan Prodi PKh SPS pengampu mata
kuliah Pendidikan Inklusif dan pakar-pakar di bidang
Pendidikan Inklusif
4) Pemerhati` Ormas LSM dan komunitas peduli Pendidkan Inklusif yang
terpilih
5) Pihak lain yang terkait seperti Orang tua ABK
Sesuai dengan kegiatannya kegiatan ini akan diikuti oleh jumlah
anggota yang terbatas karena itu beberapa peserta dari masing-masing
kelompok di atas akan diplih secara selektif
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terjadinya pemahaman
bersama terkait dengan rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
Tingkat Nasional dalam 5 tahun ke depan dengan melihat kondisi factual
lapangan dan kebutuhan untuk dikembangkan kemudian
c Workshop Penyusunan Rancangan
Kegiatan ini berisi penyusunan rancangan rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional untuk 5 tahun
mendatang yaitu tahun 2019-2024 Penyusunan rancangan mengacu kepada
hasil-hasil kegiatan sebelumnya yaitu hasil survey maupun FGD
Rancangan RIP induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat Nasional
tahun 2019-2024 secara garis besar akan memuat tentang Visi Misi
Tujuan strategi dan program
d Seminar dan Lokakarya
Tujuan utama kegiatan seminar dan lokakarya ini adalah dalam rangka
validasi Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pendidikan Inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019 ndash 2024 yang telah dirumuskan Karena sifatnya validasi
maka
1) Kepada nara sumber dikirimkan racangan RIP pendidikan inklusif yang
sudah dibuat agar dapat reviu sebagai bahan pengembangan atau
dijadikan bahan pembanding dari permasalahan yang akan disampaikan
nara sumber
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 20
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
2) Setelah selesai seminar peserta diminta untuk bekerja dalam kelompok
untuk membahas mengevaluasi dan memberi masukan perbaikan
terhadap rancangan yang sudah dibuat
Peserta kegiatan yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah dari
kalangan birokrat (Kepala-Kepala DinasSKPD Tingkat Nasional) praktisi
pendidikan (kepala sekolah dan GPK di lingkungan Tingkat Nasional)
akademisi kalangan LSM peduli pendidikan inklusif orang tua ABK dsb
Melalui uji validasi inilah diharapkan akan mendapat masukan sehingga
tersusunnya sebuah dekumen tentang rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif kurun waktu 2019-2024
e Finalisasi
Finalisasi berarti kegiatan penyelesaian akhir Kegiatan ini dilakukan
dengan melakukan revisi perbaikan atau penyempurnaan rancangan yang
sudah dibuat sesuai dengan hasil validasi yang telah dilakukan dalam tahap
sebelumnya yaitu seminar
3 Tahap Akhir
Kegiatan utama pada tahap ini yaitu
a Pelaporan kegiatan Hal ini dilakukan sebagai bentuk pertanggungjawaban
terhadap keseluruhan kegiatan yang telah dilaksanakan
b Penggandaan dan penyampaian laporan kepada Bappeda Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 21
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB IV
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
Bagi Provinsi Jawa Barat menjadi inisiator pendidikan berbasis hak asasi
semua anak bukan hal yang mengherankan Sejak tahun 1901 Jawa Barat
Khususnya Tingkat Nasional merupakan pioneer dalam memberikan hak dasar
bagi anak termasuk anak dengan disabilitas karena pada tahun itu sekolah
pertama penyandang tuna netra didirikan di Jl Pajajaran Bandung dengan nama
Blinden institute atau dikenal oleh masyarakat sebagai rumah buta Semenjak itu
banyak orang tua kemudian mengirimkan anak-anak mereka yang menderita
kebutan baik total ataupun sebagian menyekolahkan ke Blinden Institute yang
sekarang lebih dikenal dengan SLBN-A Padjadjaran Bandung
Pada tahun 1978 ketika pendidikan integrasi diperkenalkan di Indonesia
oleh Depdikbud bekerjasama dengan Hellen Keller International kembali Jawa
Barat khususnya Tingkat Nasional dipilih sebagi lokasi uji coba pelaksanaan
Sekolah Integrasi bagi peserta didik Tunanetra di sekolah-sekolah umum Sejak
tahun 1999 Pendidikan inklusif mulai diperkenalkan di Indonesia melalui proyek
peningkatan mutu pendidikan bagi anak tunanetra yang merupakan program kerja
sama antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Depdikbud dan
Pemerintah Kerajaan Norwegia yang diwakili oleh Braillo Norway dan Universitas
Oslo Norwegia
Pendidikan inklusif merupakan pendidikan yang membangun solidaritas
pengahargaan kebergaman dan pemenuhan hak dasar tanpa diskriminasi
Pendidikan inklusif juga merupakan perwujudan dari Rights Based Education yang
mengedepankan semangat saling menghargai dan saling menghormati yang
merupakan embrio dasar untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa yang
lebih utuh Sehingga hal ini diharapkan dapat mengokohkan kehidupan berbangsa
dan bernegara di Negara Kesatuan Repulik Indonesia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 22
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lahirnya orientasi program pendidikan inklusif sarat dengan muatan
kemanusiaan dan penegakan hak asasi manusia Inti dari pendidikan inklusif yaitu
sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan dan falsafahnya
adalah menghargai perbedaan Dalam implementasi pendidikan inklusif Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan pihak terkait seperti
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa (PSLB) Ditjen Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah Depdiknas (sekarang Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen
Pendidikan dasar dan Direktorat Pembinaan PKLK Ditjen Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) Dinas Pendidikan Jawa Barat
UNESCO Braillo NorwayIDP Norway UNICEF Jabar-Banten World Bank UPI
Bandung YPWG ICRAIS YKII Bogor AUSAID Save The Children dan
sebagainya Masih banyak kendala yang dihadapi oleh Sekolah yang
menyelengarakan Pendidikan Inklusif Misalnya belumkurang tersedianya tenaga
pendidik yang kompeten media pembelajaran adaptif dan Guru Pembimbing
Khusus (GPK) yang belum tersedia di semua sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dan GPK yang sudah ada belum melaksanakan fungsinya secara optimal
Dalam rangka mendukung semangat tersebut Pemerintah Provinsi Jawa
Barat melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berkomitmen untuk
mengimplementasikan pendidikan berbasis hak ini Hal ini telah dibuktikan bahwa
sejak tahun 2003 Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat telah berinisiatif untuk
melakukan serangkaian program implementasi pendidikan inklusif di semua
KabupatenKota dimulai dari 3 sekolah uji coba (SDN Tunas Harapan SDN
Gegerkalong dan SD BPI Bandung yang kemudian diganti oleh SDN Putraco) di
Tingkat Nasional yang merupakan buah kerjasama antara Pokja Pendidikan
Inklusif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan UNESCO Braillo Norway
dan Kemendikbud Jakarta
Kembali Tingkat Nasional merupakan pioneer pelaksanaan inovasi
pendidikan berbabasis hak ini Walaupun masih terdapat kendala di sisi lain
terdapat fakta yang cukup membanggakan yaitu adanya sekolah umum secara
natural melaksanakan pendidikan secara inklusif dan adanya sekolah umum yang
sungguh-sungguh mengimplementasikan pendidikan inklusif di Tingkat Nasional
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 23
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
seperti diuraikan pada bagian sebelumnya Tingkat Nasional merupakan salah satu
Kota yang proaktif mendukung implementasi pendidikan inklusif dengan
menganggarkan dana alokasi khusus pendidikan inklusif melalui APBD Saat ini
Tingkat Nasional telah memiliki sejumlah sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif dari mulai SD SMP SMA dan SMK Sampai saat ini tercatat sekitar
kurang lebih 1600 sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang dapat dijadikan
sebagi modal dasar untuk mengembangkan dan memperluas kebijakan untuk
menerapkannya ke seluruh sekolah di indonesia
B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF
DI TINGKAT NASIONAL
Dalam mengimplementasikan pendidika inklusif di Indonesia khususnya di
Tingkat Nasional dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah Secara garis
besar tantangan itu biasa diketegorikan ke dalam tiga kelompok besar yaitu
tantangan yang besifat budaya kebijakan dan tantangan dalam praktik pendidikan
inklusfi
1 Tantangan yang Bersifat Budaya
Akar budaya bangsa Indonesia sejatinya adalah budaya inklusif Hal ini bisa
dibuktikan bahwa Negara Republik Indonesia didirikan di atas landasan falsafah
Bhineka Tunggal Ika yang sangat mehargai perbdaan dan keberagama Oleh
karena itu]paara pendiri Negara ini sangat menyadarai bahwa masyarakat
Indonesia sangat heterogen sehingga perbedaan-perbdaan itu harus dikelola
secara bijaksana Sejauh ini secara makro sikap inklusifitas masyarakat Indonsia
berkembang dengan baik seperti penghargaan terhadap perbedaan agama
perbedaan bahasa dan budaya daerah serta perbedaan adat istiadat berjalan
harmonis Akan tetapi implementasi pendidikan inklusif pada aspek budaya
masih pada tataran mikro masih mengahdapi tantangan yang cukup berat
Tantangan yang bersifat budaya pada tataran mikro belum tumbuh sikap
menerima dan menghargai perbedaan Padalah sesungguhnya paham
pendidikan inklusif menghendaki adanya penghargaan pada martabat manusia
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 24
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
secara universal Sikap belum bisa menerima dan menghargai perbedaan
tercermin dalam perilaku guru kepala sekolah para orang tua dan para
pengambil kebijakan seperti masih adanya diskriminasi terhadap individu yang
berbeda dari orang kebanyakan seperti karena disabilitas budayaagama atau
karena alasan ekonomi Oleh karena itu individu yang berbeda tersebut masih
mengalami kesulitan untuk diterma di lingkungan masyarakat khususnya di
lingkungan pendidikansekolah
2 Tantangan yang Bersifat Kebijakan
Kebijakan pemerintah Indonesia tentang pendidikan inklusif sudah sangat
memadai Hal ini bisa dilihat dari perundang-undangan dan peraturan yang
sudah dibuat oleh pemerintah misalnya 1) di dalam undang-undang system
pendidikan nasional secara eksplisit disebutkan bahwa siswa yang memiliki
kebutuhan khusus dalam pendidikan dapat megikuti pendidikan secara inklusif
pada semua jalur jenis dan jenjang pendidikan atau dapat mengkuti pendidikan
pada jalur pedidikan khusus 2) undang-undang perlindunga anak yang
menjamin perlindungan terhadap hak-hak semua anak 3) undang undang
disabilitas yang baru saja diluncurkan menjamin hak dan perlindingan individu
disablitas termasuk menjamin hak pendidikan Akan tetapi yang masih menjadi
tantangan besar adalah belum ada konsistensi yang jelas antara undang-
undangperatauran yang sudah dibuat dengan implementasinya Dengan kata
lain masih ada kesenjengan yang lebar antara undang-undangperaturan dengan
pelasanaannya Apa yang tertulis dalam undang-undang belum bisa
dilaksanakan secara penuh
Dilihat dari kebijakjan anggaran dan dana yang sediakan oleh pemerintah
dalam hal ini Kementian Pendidikan dan Kebudyaan sudah cukup besar Hal ini
bisa dilihat dari banyaknya program dan kegiatan yang dilakukan misalnya
worshop pelatihan bimbingan teknis untuk mengimplementasikan pendidikan
inklusif sudah sangat banyak dilakukan Akan tetapi kelihatannya ada
ketidaksesuaian antrar rencana kebijakan dengan kebutuhan nyata dilapangan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 25
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Dengan kata lain banyak kebijakan yang diambil tidak sesuai dengan kebutuhan
nyata dalam pengembangan pendidikan inklusif di lapangan
3 Tantangan yang Bersifat Praktik
Dalam prakteknya pendidikan inklusf secara nasional sudah mulai
diimplementasikan dibeberapa sekolah yang tersebar hampir di seluruh provinsi
di indonesia akan tetapi dalam pelasanaannya masih banyak kekeliruan Hal ini
disebabkan karena para praktisi maupun pemangku kebijakan di daerah masih
belum memahami pendidikan inklsif secara utuh dan baik Kekeliruan-kekeliruan
itu misalnya
a Pendidikan inklusif dipahamai sebagai menerima anak disabilitas di sekolah
umum jika di sekolah itu tidak ada lagi anak disabilitas maka sekolah
tersebut tidak inklusif lagi
b Anak yang memiliki kebutuhan khusus dan belajar di sekolah umum proses
belajarnya tidak dilakukan penyesuaian atau tidak dilakukan akomodasi
Anak dipaksa untuk menyesuaikan dengan system yang ada bukan system
yang diadaptasikan terhadap kebutuhan belajar anak
c Guru Kepala Sekolah dan Pengwas belum terbiasa dengan cara kerja yang
fleksibel dan kreatif mereka sudah terbiasa bekerja dengan salalu
menggunakan petunjuk teknis Oleh karena itu ada kesulitan bagi guru dan
kepala sekolah untuk melakukan langkah langkah penyesuaian yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan belajar anak secara individual kratif
dan fleksibel
d Guru dan Kepala Sekolah belum terbiasa menghadapi siswa yang beragam
guru lebih terampil dalam mengahadapi siswa yang homogen Ketika seorang
guru menghadapi 30 murid maka seolah-olah sedang mengadapai seorang
murid saja Padahal esensi dari pendidikan inklusif adalah upaya memenuhi
kebutuhan belajar siswa yang beragam
e Peran dan fungsi GPK belum berjalan sebagaimana mestinya fakta yang
terjadi dimana keberadaan GPK di sekolah-sekolah penyelenggara
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 26
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif lebih diperankan sebagai guru untuk menangani anak
berkebutuhan khusus yang ada di sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
dan bukan sebagai tenaga akan membangun kompetensi guru di sekolah
tersebut berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
f Belum responsifnya masyarakat (orang tua) dalam mensikapi
penyelenggaraan pendidikan inklusif dan masalah keberagaman
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 27
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
C URAIAN RENCANA INDUK
1 VISI MISI DAN TUJUAN
a Visi
Mewujudkan budaya kebijakan dan praktik pendidikan inklusif di Tingkat
Nasional
b Misi1) Mengembangkan budaya di Tingkat Nasional yang inklusif tidak
diskriminatif menerima dan menghargai keberagaman
2) Mengembangkan kebijakan yang melandasi pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
3) Mengembangkan dan memperluas praktik pelaksanaan pendidikan
inklusif di Tingkat Nasional
c Tujuan
1) Tujuan Umum
Membangun pemahaman dan kesadaran tentang pendidikan inklusif
pada aspek budaya kebijakan dan praktik yang direfleksikan dalam
kegiatan pendidikan di sekolah
2) Tujuan Khusus
a) Mengubah sikap orang tua guru atau warga sekolah dan pemangku
kepentingan pendidikan lainnya dalam menerima pendidikan inklusif
dan anak dengan disabilitas (tidak terjadi penolakan) sebagai bagian
dari keberagaman
b) Merumusan regulasi dan sistem penganggaran yang mendorong
terlaksananya pendidikan inklusif melalui jalur pendidikan formal
non formal dan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 28
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Mengembangkan sekolah penyelengara pendidikan inlusif dan
memberi dukunganketerlibatan dari steakholdeer yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif
d) Mendorong dan memberi penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan
menengah (smasmk)
e) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2 DASAR PEMIKIRAN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL
a Pendidikan inklusif sebagai agenda masyarakat internasional dalam
mencapai pendidikan untuk semua hal ini diyakini oleh berbagai kalangan
sebagaimana diungkapkan oleh Mel Ainscow (2006) pada Symposium
Internasional di Bukittinggi menegaskan bahwa ldquoPendidikan inklusif
merupakan cara yang efektif untuk menuntaskan Pendidikan Untuk
Semuardquo Dalam beberapa konferensi internasional lain seperti Pertemuan
Salamanka tahun 2004 yang menghasil Kerangka Aksi dalam Pendidikan
Kebutuhan Khusus yang menekankan cara terbaik untuk mencapai
Pendidikan Untuk Semua bukan pendidikan bagi sebagian dari semua
adalah pendidikan inklusif
b Pendidikan inklusif sebagai filosofi bukan sebagai model pendekatan atau
strategi hal ini berarti bahwa pendidikan inklusif merupakan sebuah
perubahan cara berfikir dalam mengimplementasikan pendidikan yang
sebelumnya berfikir sangat segregatif labelling dan terpisah menjadi
pendidikan yang lebih bersatu dan mengahrgai keberagaman serta
mengutamakan kolaboratif ketimbang kompetitif sebagai bagian yang tidak
terpisahkan
c Pelaksanaan pendidikan inklusif tidak harus seragam dan merupakan
proses dan diyakini bahwa perbedaan dalam kontek budaya kebiasaan di
suatu daerah dan sekolah akan mempengaruhi proses implementasi
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 29
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan inklusif Hal ini dapat diartikan bahwa budaya dan kebiasan
inklusif merupakan perwujudan sikap menghargai perbedaan sehingga
berimplikasi bahwa tidak ada satupun model yang dapat didedikasikan
untuk semua sekolah namun falsafah dan konsepnya tetap sama yaitu
mengahrgai perbedaan dan keberagaman serta lebih menekankan pada
aspek kolaboratif ketimbang kompetitif Dan pendidikan inklusif adalah
sebuah proses untuk meraih mutu pendidikan yang lebih baik dan akan
mengalami perubahan pada setiap milestone yang dilewatinya
d Pelaksanaan pendidikan inklusif memiliki tiga aspek budaya kebijakan dan
praktik hal ini dapat diartikan bahwa keberhasilan implementasi pendidikan
inklusif akan dipengaruhi oleh 3 faktor utamanya yaitu Bagaimana budaya
saling menghargai dan menerima keberagaman merupakan landasan dan
fondasi utama selanjutnya bagaimana pendidikan dapat dipraktikkan
dengan mengeliminasi berbagai tindak diskriminasi dan pengabaian dalam
pendidikan bahkan dalam pembelajaran namun demikian pengembangan
kebijakan (policy) memberikan dukungan dan memayungi pelaksanaannya
misalnya dirumuskannya regulasi yang kuat dan anggaran yang memadai
untuk pelaksanaannya sehingga pada akhirnya praktik pendidikan yang
lebih inklusif dapat diterapkan dengan baik
e Tingkat Nasional memiliki potensi dalam ke tiga aspek di atas untuk
melaksanakan pendidikan inklusif secara kultural Tingkat Nasional
dipengaruhi oleh budaya sunda yang lebih menekankan pada filosofi
Sunda ldquoSilih Asah Silih Asih dan Silih Asuhrdquo atau Saling membelajarkan
saling menyayangi dan saling membantu hal itu senyampang dengan
filosofi dasar pendidikan ilkusif yang lebih menekankan pada
keberagaman Pada sisi Kebijakan yang berpihak kepada semua anak
untuk memperoleh hak dasarnya dalam pendidikan Pemerintah Tingkat
Nasional telah merumuskan Peraturan Walikota Nomor 610 tahun 2016
tentang PPDB dan peraturan lainnya sangat menekankan bahwa stiap
anak wajib dilayani pendidikannya di sekolah-sekolah di mana ia
berdomisili dan pemberian kuota affirmasi sebesar 10 untuk kelompok
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 30
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
berkebutuhan khusus secara umum ditambah 3 untuk anak dengan
disabilitas menjadi bagian dari pengaturan regulasi tersebut Dari sisi
praktik secara Nasional samape pada tahun 2018 telah memiliki 1600
sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar dari mulai SD
SMP dan SMASMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 31
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
3 KOMPONEN PENGEMBANGAN RENCANA INDUK PENDDIDIKAN INKLUSIF
Pengembangan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 disusun berdasar atas tujuh komponen
yang masing-masing komponen merupakan bagian yang saling terkait dan
tidak terpisahkan Komponen tersebut yaitu tema tujuan makro lingkup
program strategi pencapaian output dan outcome evaluasi dan monitoring
dan sasaran
a Tema
Tema adalah ide gagasan persoalan atau kepedulian utama yang
akan dijadikan fokus kerja atau pengembangan sesuatu
Adapun tema dalam Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inlusif
Tingkat Nasional pada tahun 2017-2021 yaitu
Tabel 1 RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF
TAHUN TEMA
2019
1 Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan
2 Perubahan sikap terhadap pendidikan inklusif pada orang tua guru dan pemangku kepentingan dll
3 Perubahan sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
2 Penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
4 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 32
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
dikembangkan dari satuan pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Aktualisasi praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di tingkat nasional
202220232024
b Tujuan
Tujuan adalah tujuan yang ingin dicapai dalam arti luas yang mencakup
berbagai dimensi sesuai tema yang dikembangkan
Tabel 2 TUJUAN
TAHUN TUJUAN
2019
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
3 Mengubah sikap satuan pendidikan dalam menerima peserta didik berkebutuhan khusus (tidak terjadi penolakan)
2020
1 Mendorong perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Mendorong penguatan dan perluasan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
3 Membangun persepsi masyarakat bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah)
4 Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Mendorong pengembangan penyelenggaraan pendidikan inklusif dengan menggunakan praktik-praktik terbaik yang dikembangkan dari satuan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 33
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
pendidikan pengimbas pada kabupatenkota dan provinsi
2 Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
c Lingkup Program
Lingkup program Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif
Tingkat Nasional Tahun 2019-2024 yaitu
Tabel 3 LINGKUP PROGRAM
TAHUN LINGKUP PROGRAM
2019
1 Perluasan dan penguatan satuan pendidikan penyelengara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan
3 Pengembangan kapasitas SDM (gurukepsekolah orang tuapemangku kepentingan )
4 Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih inklusif
5 Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan dalam menerima pendikan inklusif
2020
1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar
3 Pengembangan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan menengah
4 Pengubahan persepsi bahwa perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
5 Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
2021 1 Perluasan dan penambahan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Penguatan satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 34
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN LINGKUP PROGRAM
3 Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional
d Strategi Pencapaian
Strategi pencapaian pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional Tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut
Tabel 4 SRATEGI PENGEMBANGAN
TAHUN STRATEGI PENCAPAIAN
2019
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif
2 Perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan inklusif meningkat sehingga tidak terjadi penolakan terhadap peserta didik berkebutuhan khusus
3 Semakin kuat kapasitas satuan pendidikan dalam menyelanggarakan pendidikan inklusif yang sudah berjalan
2020
1 Meningkatnya jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
2 Kapasitas satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif meningkat
3 Partisipasi orang tua dan masyarakat dalam implementasi pendidikan inklusif meningkat
4 Pemahaman tentang pendidikan inklusif pada seluruh pemangku kepentingan pendidikan inklusif meningkat
2021
1 Semua satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah sudah melaksanakan prinsip-prinsip pendidikan inklusif secara benar
2 Praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif secara nasional terlaksana secara baik
Table 7 EVALUASI DAN MONITORING
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 35
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
TAHUN EVALUASI DAN MONITORING
2019Menilai tingkat pemahaman dan cara memberikan pemahaman yang berdampak pada peningkatan partisipasi pendidikan inklusif
2020
Efektifitas perluasan implementasi pendidikan inklusif dan jumlah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif (jumlah dan kapasitas satuan pendidikan partisipasi stakeholder dan peningkatan pemahaman tentang pendidikan inklusif)
2021
Melihat pemahaman penerapan penyebaran jumlah satuan pendidikan dan tingkat kesadaranpartisifasi stakeholder pendidikan terhadap kebijakan (regulasi dan program) penyelenggaraan pendidikan inklusif
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 36
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Tabel 8 SASARAN
SASARANGuru kepala sekolah pengawas sekolah pemerintah pemerintah provinsi danatau kabupatenkota masyarakat dan Orang tua peserta didik secara nasional
Pemetaan Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusi
No Tema Tujuan Lingkup Program TargetoutcomeTahun Pelaksanaan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Bertambahnya sekolah penyelenggara pendidikan inklusif rintisan dan sekolah Imbas
11 Perintisan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
12 Pembinaan dan pengembangan sekolah rintisan dan sekolah imbas
2 Peningkatan pemahaman sikap akomodatif dan partisipasi orang tua guru dan pemuka masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
21 sosialisasi pendidikan inklusi kepada orangtua guru dan pemuka masyarakat
22 Pemberdyaan komite sekolah dalam mendukung penyelenggaran pendidikan inklusif
3 Meningkatkan aksesibitas fisik dan non fisik dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
31 pengadaan dan peningkatan aksesibilitas bangunan dan lingkungan sekolah
32 Peningkatan layanan aksesibilitas sosial
4 Meningkatkan kompetensi guru pembimbing Khusus
Pelaksanaan bimbingan teknis pendidikan inklusif bagi GPK
5 Meningkatkan mutu penyelenggaran pendidikan inklusif sekolah rintisan dan sekolah imbas
51 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah rintisan menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 37
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome Tahun Pelaksanaan
52 Penyelenggaraan pendidikan inklusi pada sekolah imbas menggunakan praktek baik (Best Practice) dari sekolah inti
6 Meningkatkan peran lembaga mitra dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Penyelenggraan program kemitraan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif dengan LPK dunia usaha dan dunia industri serta lembaga lain yang relevan
7 Meningkatkan peran provinsikabupatenkota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Pembinaan dan penguatan peran provinsikabupatenKota dalam pengembangan pendidikan inklusif
Meningkatnya jumlah dan peran Pokja Inklusi lintas sektor
8 Meningkatkan pemahaman dan implementasi budaya inklusi di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
81 Penyediaan media komunikasi informasi edukasi
Terwujudnya Implementasi praktik budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyarakat
82 Peningkatan peran komite sekolah dan pokja inklusif dalam mewujudkan budaya inklusif di lingkungan keluarga sekolah dan masyrakat melalui sosialisasi dan pendampingan
9 Terwujudnya Penguatan dan sinkronisasi Regulasi
Pengkajian dan perumusan regulasi pendidikan inklusif
Terwujudnya sinkronisasi dan penguatan regulasi pendidikan inklusif
10 Diperoleh data Anak Berkebutuhan Khusus secara nasional baik yang sudah dan belum mendapatkan layanan pendidikan
Melakukan penjaringan anak berkebutuhan khusus secara nasional baik yang dilakukan Kementerian pendidikan dan kebudayaan maupun kerjasama dengan BPS dinas pendidikan provinsi kabupatenkota
Diperolehnya data anak berkebutuhan khusus yang sudah dan belum mendapat layanan pendidikan
11 Terpenuhinya kebutuhan Guru
Analisis kebutuhan GPK dan tenaga
Diperolehnya data kebutuhan GPK dan
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 38
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
No Tema Tujuan Lingkup Program Targetoutcome
Tahun Pelaksanaan
pembimbing Khusus dan tenaga kependidikan di sekolah inklusif
kependidikan di sekolah inklusif melalui kerjasama dengan lembaga terkait
tenaga kependidikan di sekolah inklusif
12 Meningkatkan fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam mendukung pelaksanaan pendidikan inklusif
Optimalisasi fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
Meningkatnya fungsi dan peran SLB sebagai pusat sumber dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
13 Meningkatkan peran pemerintah daerah ProvinsiKabKota sesuai dengan UU No 23 tahun 2014 Tentang pemerintahan daerah
131 Terbitnya surat edaran tentang peningkatan peran pemerintah daerah dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif
132 Pemberian Banper pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif
133 Pendampingan GPK dan guru SLB di setiap provinsi kabkota
4 URAIAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF SETIAP TAHUN
Rencana induk ini dibagi dalam tiga tahapTahap I (2017 ndash 2018) mencakup
Konsolidasi dan Implementasi Pendidikan Inklusif Rencana Tahap II (2019 ndash
2021) Pemantapan Strategi dan Implementasi Pendidikan Inklusif dan Tahap
III (2022 ndash 2024) Peningkatan Mutu dan Budaya Inklusi
a Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2019
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 39
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019
dirumuskan dalam lima komponen yaitu Tema Tujuan Makro Lingkup
Program Strategi Pencapaian Output dan Outcome Evaluasi dan
Monitoring dan Sasaran
1) Tema
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 merupakan
tahun yang ke-3 dari keseluruhan rencana lima tahun Sebagai lanjutan
dari tahun ke-1 dan ke-2 tema yang ditetapkan harus memiliki kaitan dan
berkesinambungan dengan tema sebelumnya Di samping itu tema tahun
ke-3 ini juga mengacu pada tercapainya tema tahun terakhir (goal)
Berdasarkan hal tersebut tema-tema yang dikembangkan pada tahun
2019 adalah
a) Penambahan perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan
inklusif dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
b) Perubahan sikap dalam menerima pendikan inklusif orang tua guru
dan pemangku penentingan dll
c) Perubahan sikap sekolah dalam menerima anak disabilitas (tidak
terjadi penolakan)
2) Tujuan makro
Tujuan makro merupakan tujuan esensial dari rencana induk
pengembangan pendidikan inklusif setiap tahun Tujuan makro untuk
tahun 2019 meliputi
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mengubah sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif dll
c) Mengubah sikap sekolah dalam menerima anak dengan disabilitas
(tidak terjadi penolakan)
3) Lingkup Program
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 40
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Lingkup program merupakan area yang tercakup dalam satuan
program tertentu Adapun area yang tercakup dalam program tahun
2019 meliputi
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah dirintis sebelumnya pada
satuan pendidikan dasar
c) Pengembangan kapasitas SDM (guru kep sekolah orang tua
pemangku kepentingan )
d) Perumusan kebijakan dalam penerimaan siswa baru yang lebih
inklusif
e) Pengembangan sikap orang tua guru dan pemangku kepentingan
dalam menerima pendikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Strategi capaian adalah aktivitas atau kegiatan yang dirancang untuk
mencapai tujuan suatu program Untuk mencapai tujuan dari rencana
induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2019 ditetapkan
strategi pencapaian yang meliputi
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rintisan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar
c) Membangun kapasitas SDM (guru kep sekolah pengawas orang
tua pemangku kepentingan) melalui pendampingan studi lanjut
pelatihan dll
d) Mempromosikan kompetensi dan prestasi siswa disabiltas dengan
siswa lain kepada masyarakat melalui berbagai kegiatan
5) Output dan Outcome
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 41
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
Output dan outcome merupakan hasil yang diharapkan dapat dicapai
oleh rencana induk pengembangan pendidikan inklusif Adapun output
dan outcome rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun
2019 adalah
a) Jumlah sekolah rujukan pada jenjang SD dan SMP meningkat
b) Semakin kuat kapasitas sekolah dalam menyelanggarakan
pendidikan inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD dan SMP
c) Terjadinya perubahan sikap SDM (guru kepala sekolah
pengawas orang tua pemangku kepentingan) terhadap pendidikan
inklusif dan tidak terjadi penolakan terhadap anak disabilitas
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring merupakan aktivitas untuk melihat sejauh
mana rencana induk pengembangan pendidikan inklusif dapat dicapai
Capain pada evaluasi dan monitoring rencana induk pengembangan
pendidikan inklusif tahun 2018 difokuskan pada peningkatan
pemahaman dan cara memberikan pemahaman
7) Sasaran
Sasaran rencana induk pengembangan pendidikan inklusi pada tahun
2019 adalah SD dan SMP rujukan dan rintisan
b Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2020
Rencana induk pengembangan pendidikan inklusif tahun 2020
dirumuskan dalam lima komponen masing-masing komponen yang
dimaksud adalah sebagai berikut
1) Tema
Rancangan pengembangan induk pendidikan inklusif yang
dikembangkan pada tahun 2020 dirumuskan dalam beberapa tema
sebagai berikut
a) Penambahan dan penguatan penyelenggaran pendidikan inklusif
dengan model pengimbasan pada satuan pendidikan dasar
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 42
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
b) Perintisan dan penguatan penyelenggaraan pendidikan inklusif
pada jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK)
c) Terjadinya perubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan
sebuah pengayaan dan bukan sebuah masalah
d) Terjadinya peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari
keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan
inklusif
2) Tujuan makroTerkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka
ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020
sebagai berikut
a) Mendorong perluasan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar di Tingkat
Nasional
b) Mendorong perintisan penyelenggaraan pendidikan inklusif pada
jenjang pendidikan menengah (SMASMK) di Tingkat Nasional
c) Membangun pandangan kepada masyarakat secara luas bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah
d) Membangun kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Untuk mencapai tujuan makro sebagaimana yang telah dirumuskan
maka disusun program dengan lingkup sebagai berikut
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang Sekolah
Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang
Seolah Daasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 43
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perintisan sekolah rujukan pada jenjang pendidikan menengah
(SMASMK)
d) Pengubahan pandangan bahwa perbedaan merupakan sebuah
pengayaan dan bukan sebuah masalah
e) Peningkatan kualitas layanan pendidikan dilihat dari keterlibatan
orang tua dan masyarakat dalam layanan pendidikan inklusif
4) Strategi Pencapaian
Untuk merealisasikan program sebagaimana yang telah dirumuskan
beradasarkan pada tujuan yang menjadi target capean di tahun 2020
akan di tempuh dengan beberapa cara sebagai berikut
a) Pendampingan 1 Perluasan sekolah rujukan baru pada sekolah
jenjang pendidikan dasar dan menengah (SMUSMK) dilakukan
melalui proses pendampingan yang dilakukan oleh sekolah-sekolah
yang telah menjadi memiliki pengelaman dalam penyelenggaraan
pendidikan inklusif Cara ini ditempuh agar penetapan jumlah dan
keterlaksanaannya dapat dikawal dengan baik dan data-datanya
terdekumentasikan dengan baik
b) Pendampingan 2 Pendampingan ke dua dilakukan pada sekolah-
sekolah yang telah melaksanakan (menjadi sekolah rujukan) untuk
memberi penguatan dalam praktik-praktik pendidikan secara
terbimbing dan komprehensip oleh para akhli pendidikan
c) Pembekalan Pembekalan yang dimaksud adalah memberikan
informasi kepada para tokoh masyarakat budayawan dan tokoh
agama tentang pendidikan inklusif dan pandangan bahwa
perbedaan merupakan sebuah pengayaan dan bukan sebuah
masalah Kompanye pendidikan melalui para tokoh ini dipandang
penting dan efektif di dalam memberikan pemahaman kepada
masyarakat secara luas
d) Pendampingan 3 pendampingan ke tiga lebih ditujukan kepada
orang tua dan masyarakat di lingkungan sekolah terdekat tentang
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 44
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
peningkatan kualitas layanan pendidikan inklusif Cara ini dapat
dlakukan pihak sekolah dengan memanfaatkan organisasi-
organisasi di tingkat kelurahan organisasi seperti PKK Posyandu
dll
5) Output dan Outcome
a) Output output yang diharapkan terjadinya peningkatan secara
kuantitatif sekolah-sekolah rujukan baik pada jenjang Sekolah
Dasar (SDSMP) maupun menengah (SMUSMK) yang
b) Outcome outcome yang diharapkan terjadinya penguatan
kapasitas sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang tersebar
secara luas baik secara horizontal maupun vertical di Tingkat
Nasional
6) Evaluasi dan Monitoring
Evaluasi dan monitoring dilakukan pada setiap tahun untuk melihat
perkembangan dan keterlaksanaan implementasi pendidikan inklusif
secara komprehensip di samping jumlah sekolah imbas yang dicapai
Pelaksanaan monitoring dilakukan secara terjadwal untuk melihat
progress keterlaksanaan permasalahan dan upaya-upaya yang
dilakukan sebagai bahan kajian dalam memberi tindakan lebih lanjut
7) Sasaran
Sasaran yang dimaksud adalah sekolah-sekolah penyelenggaran
pendidikan inklusif dan sekolah-sekolah yang akan dijadikan sebagai
sekolah rintisan baik pada jenjang pendidikan dasar (SDSMP)
maupun menengah (SMUSMK) di Wilayah Tingkat Nasional
c Rancangan Rencana Induk Pengembangan tahun 2021
1) Tema
Rancangan rencara induk pengembangan pendidikan inklusif Tingkat
Nasional untuk tahun 2021 dibuat dalam dua tema yaitu
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 45
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
a) Penyelenggaran pendidikan inklusif dengan menggunakan model
yang dikembangkan di Tingkat Nasional
b) Aktualisasi praktikkebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional
Tema tersebut diambil karena pada tahun 2021 adalah tahun
terakhir dari rencana induk pengembangan pendidikan inklusif
maka pada tahun tersebut Tingkat Nasional diharapkan sudah
memiliki model yang kokoh dan model terebut dapat
diaktualisasikan dalam secara operasional
2) Tujuan makro
Tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah Tingkat Nasional dalam
implementasi pendidikan inklusif pada tahun 2021 sebagai tahun
terakhir adalah sebagai berikut
a) Mendorong perintisan dan penguatan sekolah penyelenggara
pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
b) Mendorong perintisan dan penguatan pelaksanaan pendidikan
inklusif pada jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
c) Mewujudkan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif baik
pada jalur pendidikan formal non formal dan pendidikan informal di
Tingkat Nasional
3) Lingkup Program
Ruang lingkup program yang dikembangkan pada tahun 2021 meliputi
tiga hal yaitu
a) Perluasan dan penambahan sekolah rujukan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
b) Penguatan sekolah inklusif yang sudah berjalan pada jenjang SD
SMP SMA dan SMK
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 46
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
c) Perwujudan praktik kebijakan dan budaya pendidikan inklusif di
Tingkat Nasional pada semua jalur dan jenjang pendidikan
(pendidikan formal non-formal dan pendidikan informal)
4) Strategi Pencapaian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan strategi yang digunakan
pada tahun 2021 dilakukan sebagai berikut
a) Pendampingan untuk menambah jumlah sekolah rujukan
penyelenggara pendidikan inklusif pada satuan pendidikan dasar
dan jenjang pendidikan menengah (SMASMK)
b) Pendampingan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang
sudah dirintis sebelumnya pada satuan pendidikan dasar dan
satuan pendidikan menengah
5) Output dan Outcome
Tahun 2021 sebagai tahun terakhir dari Rencana Induk
Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional maka output dan
outcome yang ingin dicapai adalah sebagai berikut
a) Semua Sekolah pada jenjang SD SMP dan SMASMK di Tingkat
Nasional sudah menyelenggarakan pendidikan inklusif
b) Semakin menguat kapasitas sekolah dalam menyelenggarakan
pendidikan inklusif diukur dari indeks inklusi yang meliputi tiga
aspek utama yaitu aspek budaya inklusif kebijakan inklusif praktik
inkusif
6) Evaluasi dan Monitoring
Pada akhir tahun 2021 dilakukan evaluasi secara komprehesif dan
sistematis untuk melihat a) pemahaman dan sikap guru kepala
sekolah pengawas tentang pendidikan inklusif b) penerapan
pendidikan inklusif pada tingakt sekolah dan penyebaran jumlah
sekolah sekolah yang beorientasi inklus c) tingkat kesadaran dan GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 47
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
partisipasi orang tua masyarakatpemangku kepentingan serta unsur-
unsur pendukung terhadap penyelenggaraan pendidikan inklusif
Harus bisa dipastikan bahwa pada akhit atahun 2021 Tingkat Nasional
sudah menacapai apa disebut dengan kota inklusif
7) Sasaran
Yang menjadi target sasaran program pengembangan pendidikan
inklusif tahun 2021 adalah semua jalur dan semua jenjang pendidikan
formal (SD SMP dan SMASMK rujukan dan rintisan) pendidikan non-
formal dan pendidikan informal
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 48
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
BAB V
PENUTUP
Rencana Induk Pengembangan Pendidikan Inklusif Tingkat Nasional disingkat (RIP)
merupakan rencana strategis pemerintah Tingkat Nasional untuk mewujudkan harapan
bahwa Tingkat Nasional ingin menjadi kota Inklusif Sebagai sebuah rencana yang baik
tentu saja proses penyusunannya dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai
berikut a) melakukan survey lapangan b) diskusi kelompok terarah c) lokakarya dan
diakhiri dengan seminar sebagai bentuk validasi terhadap isi rencana yang telah
dikembangkan Secara substansi dari RIP ini merujuk kepada kaidah-kaidah pendidikan
inklusif secara internasional
RIP ini berfungsi sebagai panduan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan pendidikan inklusif selama lima tahun yaitu dari tahun 2017-
2021 Tujuan utama yang ingin dicapai adalah mewujudkan praktik kebijakan dan
budaya pendidikan inklusif di Tingkat Nasional sehingga Tingkat Nasional menjadi
pelopor dalam implementasi pendidikan iklusif di Indonesia Keberhasilan dalam
implemenatsi sebuah rencana program akan sangat tergantung kepada kesungguhan
dalam melaksanakannya bagaimanapun baiknya sebuah rencana akan menjadi tidak
berguna jika tidak dilaksanakan dengan sungguh-sunggguh Oleh karena itu
kesungguhan dalam melasanakannya menjadi sangat penting
Sebagai sebuah rencana tentu saja mengandung kelemahan dan kekurangan
oleh karena itu dalam proses implementasinya RIP ini terbuka untuk diperbaiki dan
dikoreksi sehingga kelemahan dan kekurangannya dapat diatasi dengan baik
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 49
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL 2019-2024 NAT GRAND DESIGN
DAFTAR PUSTAKA
Booth T amp Ainscow M 2002 Indeks for Inclusion Developing Learning and Particapation in Schools London Centre for studies on Inclusive Education
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
Jen ZA Hans2006 Managemen Strategi dan Perubahan Lembang Sespen Polri (makalah tidak diterbitkan)
Sunanto J 2009 Profil Implementasi Pendidikan Inklusif di Sekolah Dasar di Tingkat Nasional Laporan Penelitian Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
UNESCO (2003) Overcoming Exclusion through Inclusive Approaches in Education A
Challenge and a Vision (conceptual paper)
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
UNESCO dan PLAN Indonesia 2006 Deklarasi Dunia tentang Pernyataan Salamanca Pendidikan untuk Semua Jomtien tahun 1990 Kompendium Perjanjian Hukum dan Peraturan Menjamin Semua Anak Memperoleh Kesamaan Hak untuk Kualitas Pendidikan dalam Cara Inklusif Jakarta UNESCO Office
Deklarasi universal tentang Hak Asasi Manusia 1948 UNESCO 2006
GRAND DESIGNRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF NASIONAL 2019-2024 50
- BAB I PENDAHULUAN
-
- A Latar Belakang
- B Tujuan
- C Permasalahan
- D Hasil yang diharapkan
-
- BAB II KONSEP DASAR PENDIDIKAN INKLUSIF
-
- A Analisis Konseptual Tentang Pendidikan Inklusif
- B Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Munculnya Konsep Pendidikan Inklusif
-
- BAB III METODOLOGI
-
- A Pendekatan
- B Metode
- C Tahapan Kegiatan
-
- BAB IV RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INKLUSIF TINGKAT NASIONAL TAHUN 2019-2024
-
- A GAMBARAN SINGKAT PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- B TANTANGAN DAN PELUANG DALAM IMPEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF DI TINGKAT NASIONAL
- C URAIAN RENCANA INDUK
-
- BAB V PENUTUP
- DAFTAR PUSTAKA
-