1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Internet merupakan salahsatu teknologi informasi yang menjadi sebuah
kebutuhan pada saat ini. Dengan media internet informasi atau berita maupun
kebutuhan lainnya dapat tersaji dengan cepat. Kegiatan ekonomi, sosial budaya,
gaya hidup dan hiburan, spiritual, politik, dan lain-lain juga dapat dilakukan
melalui internet dengan mudah. Mobilitas masyarakat yang tinggi mengharuskan
informasi tersaji dengan cepat, sehingga media internet merupakan alat utama
untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Banyak layanan yang diberikan oleh search
engine (mesin pencari) internet, misalnya situs jejaring sosial, surat elektronik
(email), blog, dan lain-lain. Dengan adanya situs-situs tersebut kita dapat berbagi
informasi dengan pengguna internet lainnya dengan mudah.
Munculnya jejaring social seperti Facebook, twitter, blog, koprol,YM (Yahoo
Masenger), dan berbagai jejaring social lain, semakin memudahkan seseorang
dalam beraktifitas sehari-hari. Bukan hanya itu, keberadaan berbagai sosial media
tersebut dapat memberikan pengalaman, pengetahuan dengan cepat serta member
tambahan informasi yang lalu ataupun yang akan datang. Sesuai dengan namanya,
jejaring sosial merupakan alat atau media yang berupa teknologi yang pada
umumnya diperuntukkan untuk berinteraksi. Salah satunya melalui blog.
2
Blog merupakan bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang
dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini
seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi
yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini
biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan
tujuan dari isi pengguna blog tersebut (http://id.wikipedia.org/wiki/Blog). Isi blog
diperoleh dari posting yang dilakukan oleh blogger. Posting yang dilakukan
memiliki frekuensi yang berbeda-beda sesuai dengan eksistensi dan keinginan dari
masing-masing blogger. Untuk memudahkan kegiatan blogging, blogger lebih
dianjurkan untuk melakukan blog walking atau jalan-jalan dari blog satu ke blog
lain yang biasa disebut juga dengan BW. Hal ini dilakukan agar blog seseorang
dapat dilihat oleh blogger lain atau sering dilihat oleh pengakses internet yang
bukan dari kalangan blogger. Di dunia blogger, juga terdapat bebagai macam
kontes untuk memaksimalkan blog yang dimiliki, salah satunya kontes SEO,
Review dan lain-lain. SEO merupakan teknik untuk mengoptimalkan website
dengan memperbaiki aspek internal dan eksternal dalam rangka untuk
meningkatkan lalu lintas dari situs pencari seperti google. Sedangkan Review
merupakan meliput melalui tulisan tentang apa yang akan dirangkum kembali
sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
Perkembangan teknologi media, yang cepat dengan kemampuan
konvergensinya atas media-media yang sudah ada sebelumnya, secara perlahan
3
tapi pasti berdampak pada praktik jurnalisme. Salah satunya Citizen Journalism
atau Jurnalisme Warga. Jurnalisme warga (citizen journalism) sebagai sebuah
genre baru dalam kajian jurnalistik lahir berkat adanya teknologi internet yang
kemudian menghadirkan weblog (biasa disingkat blog), yaitu satu jenis web yang
berisi tulisan, catatan, video, audio, komentar, atau informasi tentang topik tertentu
seperti politik, berita daerah, hobi, kisah keseharian, dan beberapa data diri
pemilik blog. Penggunaan blog yang awalnya sekadar untuk memenuhi kepuasan
diri akhirnya berkembang menjadi aktivitas rutin untuk saling bertukar informasi
di kalangan blogger (http://www.depkominfo.go.id/)
Menyadari besarnya potensi blog untuk menjalin komunikasi secara lebih
luas, maka motivasi para blogger akhirnya mengalami perubahan dari orientasi
pemuasan diri kemudian berkembang ke arah fungsi sosial yang lebih luas dengan
cara saling melakukan tukar menukar informasi. Aktivitas ini kemudian menjadi
awal berkembangnya jurnalisme warga yang memiliki karakter berbeda dengan
jenis jurnalisme online yang telah lahir sebelumnya. Perubahan fungsi itu terjadi
karena keberadaan blog didukung oleh infrastruktur yang memungkinkan adanya
interkoneksi antar blog dalam cakupan global.
Saat ini orang dapat memperoleh berita tidak hanya bersumber dari jurnalis
profesional tapi juga bisa bersumber dari masyarakat umum, dan kegiatan
memberikan informasi atau berita yang dilakukan oleh masyarakat umum disebut
jurnalisme warga atau citizen journalism. Oleh karena itu setiap orang
berkesempatan untuk memuat atau memberikan berita kepada orang lain. Media
4
dalam membuat berita tersebut dapat melalui situs jejaring sosial yang tersedia
seperti blog, facebook, twitter, yahoo koprol, dan lain-lain.
Istilah citizen journalism atau jurnlisme warga belakangan semakin
mengemuka. Lahirnya Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE) menjadi stimulasi dan dibarengi dengan jaminan kebebasan pers dalam
menyajikan berita, masyarakat umum dapat turut menyampaikan kejadian yang
memiliki nilai berita. Jurnalisme warga mengacu pada peran aktif masyarakat
dalam proses untuk mengumpulkan, melaporkan, menganalisis, dan juga
menyajikan berita (Andy F.Noya dalam Suwandi, 2010:9).
Jurnalisme warga sendiri merupakan dampak perkembangan teknologi yang
pesat dan mempermudah seseorang menyampaikan informasi salah satunya
melalui media blog yang dimiliki komunitasnya atau dirinya sendiri. Beberapa
orang beranggapan informasi yang disampaikan jurnalisme warga, misalnya
melalui blog terkadang lebih cepat dibandingkan dengan yang disampaikan
jurnalis profesional melalui media. Namun, segi kecepatan waktu tayang belum
tentu menjamin informasi yang disajikannya lebih lengkap dan akurat, karena itu
untuk soal kelengkapan dan keakuratan informasi tetap dimiliki mainstream media
(media utama) . Hal itu terjadi karena para jurnalis warga tidak dibekali
kompetensi layaknya jurnalis profesional, karena jurnalisme warga memungkinkan
siapapun untuk berperan sebagai jurnalis.
Saat ini banyak masyarakat dari berbagai kalangan yang memiliki akun blog
dengan tema yang beragam. Tulisan yang dimuat oleh blogger ada yang berisi
5
tentang berita di sekitar lingkungan blogger, informasi lapangan pekerjaan, atau
berisi cerita pribadi blogger, dan lain sebagainya. Kegiatan yang dilakukan oleh
blogger tersebut tanpa mereka sadari merupakan kegiatan yang disebut sebagai
jurnalisme warga.
Keberadaan jurnalisme warga juga membutuhkan peraturan terkait kode etik
pemberitaan, misalnya melakukan cek-ricek antara fakta dan data, tidak plagiat,
menghindari sumber yang bersifat anonim. Peraturan terkait kode etik jurnalisme
warga dapat mengacu pada kode etik jurnalistik yang dipakai banyak media, dan
kesepakatan terhadap kode etik jurnalisme warga cukup dilakukan di kalangan
blogger. Sehingga Respon jurnalisme warga perlu diperhatikan agar diperoleh
berita yang akurat dan bertanggung jawab.
Latar belakang yang berbeda-beda dari blogger juga mempengaruhi isi dari
blog tersebut. Latar belakang tersebut dapat dilihat dari tingkat pendidikan,
hubungan sosial (berapa follower blognya), eksistensi blogger (dilihat frekuensi
posting dan blog walking yang dilakukan), pengalaman blogging (berapa lama
orang menggunakan blog). Asumsinya bahwa perbedaan latar belakang blogger
berpengaruh terhadap Respon jurnalisme warga.
Blog Rastafara Islands merupakan blog pribadi aktif yang saat ini berusia 3
tahun. Blog ini memiliki follower sebanyak 270 dengan latar belakang yang
berbeda-beda. Isi dari blog ini sendiri bermacam-macam dari berita politik,
olahraga, gaya hidup, dan cerita pribadi. Blog ini adalah blog yang dimiliki oleh
peneliti.
6
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian yang
berjudul ”Respon Blogger tentang Jurnalisme Warga Berdasarkan Latar
Belakang Blogger” (Studi pada Follower Blog Rastafara Islands)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah latar belakang follower blog Rastafara Island ?
2. Bagaimanakah Respon blogger tentang jurnalisme warga follower blog
Rastafara Island berdasarkan latar belakang blogger ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah tersebut di atas maka tujuan dari
penelitian adalah untuk mengetahui :
1. Latar belakang follower blog Rastafara Island
2. Respon jurnalisme warga follower blog Rastafara Island
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Akademis
Dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi konsentrasi jurnalistik
dan dapat dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya tentang
penerapan konsep jurnalisme warga.
2. Secara praktis
Dapat menjadi pembelajaran bagi blogger ataupun seseorang dalam memahami
jurnalisme warga.
7
E. Tinjauan Pustaka
E.1. Weblog/Blog sebagai bentuk New Media (media baru)
Dunia blog pada mulanya bukan merupakan termasuk lingkup jurnalisme.
Namun jika Jurnalisme warga dipahami sebagai kegiatan pemberitaan yang
dilakukan oleh warga tanpa harus menjadi seorang wartawan, maka blog dapat
dikatakan sebagai salah satu ranah jurnalistik. Hal ini tidak lepas dari peran internet
sebagai media baru (News Media). Melalui blognya, seorang blogger bisa
mempublikasikan informasi-informasi tentang apapun, tanpa adanya kontrol
maupun editor dari pihak lain. Oleh sebab itu blog disebut sebagai suatu bentuk
media jurnalisme baru karena independensinya dalam mempublikasikan informasi.
Blog merupakan singkatan dari web log adalah bentuk aplikasi web yang
menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman
web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru
dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya
demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna
internet sesuai dengan topik dan tujuan dari pengguna blog tersebut (http:
id.wikipedia.org/wiki/blog)
Adapun fungsi dari blog adalah sebagai berikut :
1. Sebagai suatu media massa
Blog dapat memberikan informasi kepada khalayak yang mengakses blog
tersebut. Informasi tersebut dapat berupa berita, hiburan, maupun berbagai
tulisan lainnya.
8
2. Sebagai media aktualisasi diri
Salah satu kebutuhan manusia adalah to be recognized, untuk diakui
kehadirannya, untuk diperhatikan, untuk menunjukkan siapa dirinya, apa yang
dipikirkannya, apa yang menjadi perhatianya, apa yang menarik untuknya, apa
yang disenanginya, apa yang dibencinya, apa pemikirannya dan apa yang
diinginkannya. Blog mampu memfasilitasi hal tersebut, dalam skala jangkauan
yang mendunia. Melalui blog (dan dukungan berbagai web app di world wide
web) seseorang kini dapat mengaktualisasikan dirinya dalam berbagai media (text,
image, graphic, video, audio, slide presentasi, dll) yang bisa diakses oleh semua
orang di penjuru dunia yang terhubung ke jaringan internet.
Dalam new media theory, McQuail juga menunjukkan 6 perbedaan antara
media lama dan media baru yaitu, (1) media lama konsepnya satu obyek berbicara
pada banyak orang, sementara media baru bersifat decentralized yang artinya
semua memiliki kesempatan berbicara kepada siapapun, (2) Media lama adalah
one way communication, sementara media baru two way communication yang
memungkinkan adanya feedback dari audiens, (3) media lama dibawah kontrol
negara, sementara media baru diluar kontrol negara, bahkan bisa dinikmati
siapapun yang ada didunia tanpa batasan negara, (4) media lama memproduksi
lapisan sosial sementara media baru adalah memproduksi konsep demokratisasi,
(5) media lama memfragmentasi audience sementara media baru meletakkan
audience pada posisi yang sama, (6) media lama membentuk kebingungan sosial,
sementara media baru berorientasi pada individu.
9
Internet tidak terbatas ruang dan waktu, jika ada berita baru dapat langsung
dimuat saat itu juga. Saat ini berita bukan lagi peristiwa yang tengah berlangsung
yang dipublikasikan media massa, tetapi menjadi peristiwa yang sedang
berlangsung yang dipublikasikan media massa (Santana, 2005:134).
Weblog yang hadir sebagai bagian dari metamorfosis media, menjadi tempat
yang tepat untuk menyuarakan kepentingan publik tanpa terbentur kepentingan
yang menghalangi idealisme media-media mainstream. Kekecewaan warga timbul
karena tidak adanya ruang yang bisa menyuarakan suara mereka, akhirnya
memilih weblog sebagai tempat pelarian. Disini mereka bebas menyuarakan opini,
memberi dan menyerap informasi apapun itu, karena internet memberi ruang tanpa
batas.
Dalam konsepsi komunikasi massa klasik, ada 5 jenis media massa :
suratkabar, majalah, radio, televisi, dan film. Namun sejalan dengan kemajuan
teknologi komputer, berkembanglah teknologi internet. Penggabungan antara
teknologi komunikasi baru dan tradisional memunculkan fenomena konvergensi
media. Dalam media konvergen, pengakses bisa mengklik informasi apapun yang
diinginkan, dan internet dengan cepat menyediakannya di jendela komputer.
Perkawinan antara internet dan jurnalisme ini dinamakan jurnalisme online yaitu
penyiaran produk jurnalistik di media cyber oleh perusahaan atau lembaga tertentu
(Septiawan Santana, 2009:134). Karakteristik yang paling menonjol dari media
baru ini dibandingkan media massa konvensional adalah kecepatannya secara
keseluruhan.
10
Sekarang hampir seluruh media berita memiliki web yang hadir dalam
berbagai bentuk. Menurut Septiawan Santana dalam bukunya yang berjudul
”Jurnalisme Kotemporer” situs berita terbagi menjadi tiga kelompok dalam
kaitannya dengan isi. Yang pertama model situs berita yang secara umum
digunakan oleh media tradisional. Disini mereka menghadirkan situs berita edisi
online yang mengadopsi dari medium induknya. Isinya di-update lebih sering
daripada medium induknya.
Model situs berita yang kedua yaitu berisikan orisinalitas indeks dengan
cara mendesain ulang dan merubah isi dari berbagai media berita. Situs ini
memendekkan portal-portal pemberitaan melalui indekisasi dan kategorisasi, hasil
seleksi berbagai media berita dan isi mereka. Situs-situs seperti ini biasanya
memfokuskan diri dengan isu-isu spesifik, melayani kepentingan komunitas dan
kelompok-kelompok sosial tertentu. Situs seperti ini juga membuat saluran
pertukaran pikiran dan diskusi interaktif dengan pembacanya.
Sedangkan model situs yang terakhir adalah berisi diskusi dan komentar-
komentar pendek. Media-media watchdogs termasuk dalam kelompok ini. Mereka
menjadi saluran diskusi untuk masyarakat mengenai permasalahan yang mencuat,
(Santana, 2005:136)
E.2. Blogger
Blogger sendiri merupakan penulis catatan di internet atau halaman web.
Blogger ini merupakan pengguna internet yang rajin mengisi weblog. Salah satu
kiprah Blogger yang signifikan di tahun 2004 adalah keterlibatan mereka dalam
11
kampanye calon presiden Amerika Serikat. Kubu John Kerry bahkan mendirikan
weblog yang mencatat kegiatan kampanye sehari-hari calon presiden dari Partai
Demokrat itu. Dalam konvensi nasional kedua kubu, blogger juga mendapatkan
porsi khusus. Undangan bagi para blogger untuk meliput gelaran tersebut sempat
membuat iri jurnalis konvensional. Adam L. Penenberg, kolumnis Wired,
menyebut masa depan jurnalisme berada di tangan para blogger. Ia menyebut
sekarang adalah saatnya bagi blogger untuk mencari berita sendiri dan bukan
hanya mengomentari berita yang ada. (http://www.total.or.id,info.php?kk.pro
blogger).
Melalui blognya, seorang blogger bisa mempublikasikan informasi-informasi
tentang apapun, tanpa adanya kontrol maupun editor dari pihak lain. Oleh sebab itu
blog disebut-sebut sebagai suatu bentuk media jurnalisme baru karena
independensinya dalam mempublikasikan informasi.
Beragamnya latar belakang, minat, ketertarikan dan kesukaan blogger
membuat bentuk dan isi informasi dalam weblog pun juga bermacam-macam. Hal
itu terjadi karena biasanya sebuah weblog sangat merefleksikan blogger pemiliknya
sehingga seringkali sebuah weblog berisi informasi-informasi yang bersifat sangat
spesifik, detail dan up to date berkenaan dengan suatu hal atau bidang tertentu sesuai
dengan latar belakang pemiliknya.
Adapun istilah yang berkaitan dengan blogger adalah sebagai berikut :
E.2.1. Posting
12
Posting merupakan kegiatan menulis di blog untuk memperbaharui
blognya sesuai dengan apa yang ingin ditulis oleh blogger.
E.2.2. Blog Walking
Blog walking merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan blogger
dengan berkunjung dari blog satu ke blog lain, kegiatan ini berupa saling
memberi komentar maupun meninggalkan pesan di chat box (kotak
obrolan).
E.2.3. Komentar
Setelah melakukan blog walking, blogger sering mengisi kotak komentar
yang ada di setiap bawah postingan.
E.2.4. Followers
Followers merupakan beberapa blogger yang mengikuti suatu blog,
sehingga dapat mengetahui perkembangan dari blog yang diikuti tersebut.
E.2.5. Pro blogger
Seorang blogger profesional yang mendapatkan penghasilan melalui blog.
E.2.6. Awards
Antar blogger jika sering berinteraksi, maka akan saling memberikan
sebuah award berupa foto hasil kreasi dari pemberi penghargaan.
E.3. Istilah Mojo (Mobile Jurnalism)
Pada tahun 2004, untuk pertama kalinya sebuah media cetak, yaitu New
York Times, mempublikasikan sebuah foto yang diambil dengan mobile phone.
Kemajuan ini segera diikuti dengan kemajuan lainnya yaitu pada peristiwa tsunami
13
Aceh tahun 2004, pengeboman sarana transportasi di London tahun 2005, bencana
badai Katrina di AS tahun 2005, eksekusi Sadam Husein tahun 2006 dan
penembakan di Virginia Tech tahun 2007. Pada peristiwa-peristiwa tersebut
gambar dan/atau berita dibuat dengan Ponsel, bukan dengan kamera.
Inilah yang disebut sebagai mobile journalism (Mojo). Stephen Quinn,
dalam artikel wikimu “MOJO-Mobile Journalist In The Asian Region” menulis
seorang mobile jurnalis hanya menggunakan mobile phone untuk mendapatkan
dan mendistribusikan berita. Menurut wikipedia, Mojo merupakan reporter yang
membuat berita dengan dukungan kamera digital atau video rekorder, laptop
dengan koneksi internet atau dengan menggunakan smart phone. Ada juga yang
mendefinisikan Mojo sebagai seorang jurnalis yang bekerja sendirian, dengan
bantuan HP-nya, mengumpulkan bahan, memproduksi serta kemudian dengan
cepat mendistribusikannya,
(http://www.wikimu.comNewsDisplayNews.aspxid=17823). Ada empat alat yang
diperlukan seorang Mojo untuk beroperasi. Pertama, alat perekam. Alat perekam
ini membantu untuk melakukan wawancara. Untuk jurnalis televisi membutuhkan
alat perekam video. Untuk jurnalis radio membutuhkan alat perekam suara. Untuk
jurnalis media cetak membutuhkan alat perekam suara dan gambar. Kedua, alat
pengirim materi berita. Biasanya alat pengirim berita ini adalah pengunggah ke
internet. Seorang jurnalis media mengirim beritanya ke redaksi media. Sedang
seorang jurnalis warga mengirim berita ke blog. Ketiga, alat pengedit. Alat ini
14
lebih dibutuhkan oleh jurnalis media dibanding blogger. Keempat, alat pembuat
naskah berita.
E.4. Sejarah Jurnalisme Warga
Jurnalisme warga atau citizen journalism mulai berkembang di seluruh
dunia sejak kehadiran internet. Perkembangan terbesar di bidang komunikasi 40
tahun terakhir adalah penemuan dan pertumbuhan internet. Lahirnya komunikasi
interaktif ditandai dengan terjadinya diversifikasi teknologi informasi dengan
bergabungnya telepon, radio, komputer, dan televisi menjadi satu, dan menandai
teknologi yang disebut dengan internet. Teknologi yang tergolong baru ini
membuat sekat antarmanusia semakin tak terlihat seberapa pun jauhnya jarak yang
memisahkan. Dalam dunia internet semua hal bisa diperoleh hanya dalam one click
way.
Banyak masyarakat yang masih sering salah paham antara Civic Journalism
dengan Citizen Journalism. Civic Journalism adalah proses mencari, mengolah,
menyebarluaskan berita masih dilakukan oleh seorang profesional (wartawan) dan
sumber berita tetap dari masyarakat. Sedangkan Citizen Jurnalism semua
masyarakat dapat melakukan kegiatan jurnalistik tersebut tanpa harus menjadi
seorang profesional.
Dunia blog pada mulanya bukan merupakan termasuk lingkup jurnalisme.
Namun jika Jurnalisme warga dipahami sebagai kegiatan pemberitaan yang
dilakukan oleh warga tanpa harus menjadi seorang wartawan, maka blog dapat
dikatakan sebagai salah satu ranah jurnalistik. Hal ini tidak lepas dari peran internet
15
sebagai media baru (News Media). Melalui blognya, seorang blogger bisa
mempublikasikan informasi-informasi tentang apapun, tanpa adanya kontrol
maupun editor dari pihak lain. Oleh sebab itu blog disebut sebagai suatu bentuk
media jurnalisme baru karena independensinya dalam mempublikasikan informasi.
Weblog yang hadir sebagai bagian dari metamorfosis media, menjadi tempat
yang tepat untuk menyuarakan kepentingan publik tanpa terbentur kepentingan
yang menghalangi idealisme media-media mainstream. Kekecewaan warga timbul
karena tidak adanya ruang yang bisa menyuarakan suara mereka, akhirnya
memilih weblog sebagai tempat pelarian. Disini mereka bebas menyuarakan opini,
memberi dan menyerap informasi apapun itu, karena internet memberi ruang tanpa
batas.
Fenomena citizen journalism menimbulkan kontroversi di kalangan
masyarakat. Ada yang menganggap aktivitas semacam ini bukanlah bentuk
jurnalisme, karena tingkat kredibilitas informasi yang masih dipertanyakan.
Namun, ada pula yang menganggap citizen journalism sebagai media alternatif
untuk pembebasan dan kejujuran. Kemunculan citizen journalism tidak harus
menjadi ancaman bagi mainstream media. Walaupun kehadiran situs yang
mengusung citizen journalism sempat menurunkan oplah penjualan surat kabar,
seperti yang terjadi di Amerika Serikat, bukan berarti jurnalisme baru ini
mematikan media konvensional sebelumnya. Seperti halnya media elektronik yang
hadir tidak mematikan media cetak.
16
Setiap media mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Internet
yang mempunyai kelebihan bisa diakses siapapun, kapanpun, dimanapun, serta
mempunyai kecepatan dalam menyebarkan dapat diposisikan sebagai partner
media konvensional yang dianggap lebih kredibel. Citizen journalism hadir bukan
menjadi pesaing media konvensional, tapi sebagai alternatif yang memperkaya
informasi. Dalam citizen journalism, seorang jurnalis professional dan jurnalis
warga bisa saling berbagi dalam membuat produk jurnalistik yang kredibel
sekaligus benar-benar beresensikan kemanusiaan, tanpa diusik kepentingan apapun
yang menghambat idealisme.
Citizen Journalism atau Jurnalisme warga merupakan bentuk spesifik dari
media massa dengan sumber dari masyarakat luas tidak hanya berasal dari jurnalis
profesional. Citizen Journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan
sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat
merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi (tulisan,
gambar, foto, tuturan), video kepada orang lain. (Nurudin, 2009:215).
Menurut J.D. Lasica dalam Nurudin (2009:217), jurnalisme warga dapat
dibagi ke beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Partisipasi audiens seperti komentar pengguna yang dilampirkan untuk mengkomentari sebuah kisah berita, blog pribadi, foto atau video gambar yang ditangkap kamera ponsel atau berita local yang ditulis oleh penghuni sebuah komunitas.
2. Berita independen dan informasi yang ditulis dalam situs. 3. Partisipasi di berita situs yaitu komentar-komentar pembaca atas sebuh
berita yang disiarkan oleh media tertentu. 4. Tulisan ringan seperti milis dan surat elektronik. 5. Situs pemancar pribadi (video situs pemancar).
17
Sedangkan Steve Outing dalam Nurudin (2009:217) pernah
mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism sebagai berikut:
1. Citizen Journalism membuka ruang untuk komentar public. Dalam ruang itu, pembaca bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan tulisan jurnalisme professional.
2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari atikel yang di tulis.
3. Kolaborasi antara jurnalis professional dan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas.
4. Bloghouse warga seperti wordpress, blogger dan multiply. Melalui blog, setiap individu dapat mengutarakan pengalaman dan sudut pandangnya.
5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi, sehingga pembaca bias memberikan keluhan, kritik ataupun saran.
6. Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses pengolahan. Sumbangan laporan dari warga biasanya tentang hal-hal yang sifatnya local dengan editor berperan sebagai pengawas kualitas laporan, dan mendidik warga tentang topic-topik yang menarik dan layak dilaporkan.
7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses pengolahan. 8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak. 9. Hybrid: pro + citizen journalism yaitu suatu kerja organisasi media
yang menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan jurnalis warga.
10. Penggabungan antara jurnalisme professional dengan jurnalisme warga dalam satu atap. Situs membeli tulisan dari jurnalis professional dan menerima tulisan dari jurnalis warga.
11. Model wiki yang menempatkan pembaca sebagai editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa member tambahan atau komentar terhadap komentar yang terbit.
Dalam pemberitaan, Jurnalisme Warga lebih mendalam serta tidak terikat
waktu seperti yang dimiliki oleh media utama (mainstream media). Berbagai
macam bentuk pemberitaan dari pelaku Jurnalisme Warga ini dapat dinilai sebagai
18
partisipasi masyarakat terhadap peristiwa maupun fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitar mereka.
F. Tinjauan Teori
1. Teori akal sehat (commonsense theory)
Teori ini merupakan pengetahuan (dan gagasan) yang dimiliki oleh setiap
orang dengan begitu saja atau melalui pengalaman langsung dengan masyarakat.
Setiap pembaca surat kabar atau penonton televisi mempunyai teori sendiri
(artinya mempunyai seperangkat gagasan) tentang media tersebut. Misalnya
gagasan tentang bagaimana keberadaan media, kegunaan media, peran media
dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana seharusnya membaca koran atau
menonton televisi, dan lain-lain. Masing-masing orang memiliki teori berdasarkan
pengetahuan yang dimilikinya tanpa ada usaha atau melalui pengalamannya
sehari-hari (Nurudin 2007:163).
G. Definisi Konseptual
Definisi konseptual adalah pengertian atau batasan tentang suatu konsep,
yang dipilih atau ditetapkan oleh peneliti. Untuk itu perlu diuraikan beberapa
istilah yang terkandung dalam judul skripsi ini, agar menghindari kemungkinan
terjadinya interpretasi yang salah.
G.1. Latar Belakang Blogger.
Latar belakang adalah ciri-ciri seseorang. Blogger adalah seseorang
yang menggunakan blog. Dalam penelitian ini, latar belakang blogger dapat
diartikan sebagai ciri-ciri blogger dilihat dari segi jenis kelamin, jenis
19
pekerjaan, tingkat pendidikan, frekuensi posting, seberapa sering memberikan
komentar pada blog lain, jumlah follower yang dimiliki, dan usia blog.
G.2. Respon Jurnalisme Warga.
Respon dapat disebut juga sebagai kemampuan atau sikap seseorang
dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan, atau menyatakan sesuatu
dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
Jurnaliseme Warga adalah kegiatan jurnalistik yang dilakukan oleh orang biasa
yang bukan kalangan profesional.
H. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variable diukur,
yaitu dengan menetapkan jenis dan jumlah indikator variable tersebut berdasarkan
definisi konseptual (Hamidi, 2007 : 142). Dalam penelitian ini memiliki dua
variable yaitu latar belakang blogger dan Respon jurnalisme warga. Berikut ini
merupakan jabaran dari variabel-variabel yang diteliti :
H.1. Latar belakang blogger
Indikator latar belakang blogger adalah sebagai berikut :
1. Umur blogger, dalam artian umur dari pemilik blog
2. Jenis kelamin
3. Jenis pekerjaan
4. Tingkat pendidikan blogger, yaitu pendidikan formal terakhir yang berhasil
diselesaikan atau sedang ditempuh oleh blogger (SD, SMP, SMA, S1, dan
seterusnya)
20
5. Eksistensi blogger, dilihat berdasarkan frekuensi posting, aktivitas
memberikan komentar pada blog lain, dan banyaknya follower yang
dimiliki oleh blog tersebut.
6. Pengalaman blogger, yang dimaksud dengan pengalaman di sini adalah
seberapa lama blog tersebut aktif dengan kata lain usia blog.
H.2. Respon Jurnalisme Warga
Respon jurnalisme warga adalah berapa kali responden atau informan dapat
menyebutkan ciri-ciri jurnalisme warga yang termasuk dalam bentuk-bentuk
jurnalisme warga menurut Steve Outing diantaranya adalah :
1. Citizen Journalism membuka ruang untuk komentar public. Dalam ruang
itu, pembaca bisa bereaksi, memuji, mengkritik, atau menambahkan tulisan
jurnalisme professional.
2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari atikel yang di
tulis.
3. Kolaborasi antara jurnalis professional dan nonjurnalis yang memiliki
kemampuan dalam materi yang dibahas.
4. Bloghouse warga seperti wordpress, blogger dan multiply. Melalui blog,
setiap individu dapat mengutarakan pengalaman dan sudut pandangnya.
5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk ini merupakan blog yang
disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya transparansi, sehingga
pembaca bias memberikan keluhan, kritik ataupun saran.
21
6. Stand-alone citizen journalism site, yang melalui proses pengolahan.
Sumbangan laporan dari warga biasanya tentang hal-hal yang sifatnya local
dengan editor berperan sebagai pengawas kualitas laporan, dan mendidik
warga tentang topic-topik yang menarik dan layak dilaporkan.
7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak melalui proses pengolahan.
8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan edisi cetak.
9. Hybrid: pro + citizen journalism yaitu suatu kerja organisasi media yang
menggabungkan pekerjaan jurnalis professional dengan jurnalis warga.
10. Penggabungan antara jurnalisme professional dengan jurnalisme warga
dalam satu atap. Situs membeli tulisan dari jurnalis professional dan
menerima tulisan dari jurnalis warga.
11. Model wiki yang menempatkan pembaca sebagai editor. Setiap orang bisa
menulis artikel dan setiap orang juga bisa memberi tambahan atau
komentar terhadap komentar yang terbit.
I. Metode Penelitian
I.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini mengambil fokus daripada Respon
blogger berdasarkan latar belakangnya. Sebagaimana yang dijelaskan dalam teori
akal sehat (commonsense theory), pengetahuan (dan gagasan) yang dimiliki oleh
setiap orang dengan begitu saja atau pengalaman langsung dengan masyarakat.
Dalam penelitian ini respon follower blog Rastafara Island tentang
jurnalisme warga (citizen journalist) meliputi bentuk-bentuk jurnalisme warga
22
yang diklasifikasikan oleh Steve Outing. Fokus penelitian ini adalah ingin
menggambarkan dan mengukur tinggi rendahnya Respon blogger tentang
jurnalisme warga berdasarkan latar belakang blogger secara umum.
I.2. Tipe dan Pendekatan Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe deskriptif yang dimaksudkan
untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu varibel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi
(Sugiyono, 2008:11).
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan format deskriptif karena hendak
menggambarkan dan mengukur Respon blogger, dalam hal ini adalah Follower
blog Rastafara Island setelah melakukan kegiatan blogging tentang jurnlaisme
warga, yang kemudian diukur dalam bentuk skor dari setiap jawaban yang
dihasilkan.
I.3. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui saling berkomentar di blog kemudian
dilanjutkan melalui email dan juga chatting dengan blogger dengan
memanfaatkan jejaring sosial (social network) lainnya seperti facebook maupun
23
twitter. Lokasi ini dipilih sebagai pertimbangan karena blogger lebih sering
berinteraksi dengan dunia maya (internet).
Peneliti menganggap dengan keseharian melakukan kegiatan blogging,
blogger tentunya dapat merespon apa yang dimaksud dengan jurnalisme warga
karena salah satu kegiatan jurnalisme warga dapat dilakukan melalui blog. Maka
dari itu Respon jurnalisme warga memungkinkan untuk menjangkau target
audiens secara luas, termasuk adalah Follower blog Rastafara Island.
Penelitian diawali dengan menyebar angket atau kuesioner pra survey
pada tanggal 3-6 April 2012. Tujuan dilakukan prasurvey adalah agar
memperoleh responden yang sesuai dengan kriteria dari populasi yang telah
ditetapkan. Kemudian penelitian dilanjutkan dengan menyebarkan kuesioner pada
tanggal 12 April 2012 kepada follower blog Rastafara island.
I.4 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan latar belakang tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian
dari jumlah dan latar belakang yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono,1999:73). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh follower blog
Rastafara Island yang berjumlah 270. Berikut akan disajikan tabel mengenai
jumlah follower blog Rastafara Island berdasarkan tingkat pendidikannya.
24
Tabel 1.1
Jumlah Follower Blog Rastafara Island Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Persentase 1 SD 11 4,07 % 2 SMP 48 17,8 % 3 SMA 59 21,9 % 4 DIPLOMA 30 11,1 % 5 S1/S2/S3 122 45,2 %
Total 270 100 % Sumber : Dokumentasi Blog Rastafara Island 2012
Berdasarkan tabel yang tersaji di atas dapat diketahui jumlah follower blog
Rastafara Island terbanyak adalah follower yang memiliki tingkat pendidikan
starta satu atau S1/S2/S3 sebanyak 122 orang (45,2%), berikutnya follower
dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 59 orang (21,9%), kemudian tingkat
pendidikan SMP sebanyak 48 orang (17,8%), selanjutnya tingkat pendidikan
Diploma sebanyak 30 orang (1,8%), dan yang paling sedikit adalah follower
dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 11 orang (4,07%)
Setelah mengetahui populasi dari penelitian ini, maka langkah selanjutnya
adalah menetukan sampel yang menjadi objek dalam penelitian ini. Penentuan
jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane
(Hamidi,2007:131) yaitu :
Keterangan :
n = ukuran sampel d = nilai presisi (tingkat kesalahan)
N = ukuran populasi 1 = angka konstanta
25
Dalam penelitian ini teknik samplingnya menggunakan probability
sampling, yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik yang digunakan
dalam Probability sampling yaitu proportionate random sampling. Pengambilan
sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara proporsional,
dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen atau tidak sejenis
(Riduwan, 2005:58).
Pengambilan sampel secara proporsional random sampling memakai
rumus Alokasi Proportional yaitu :
Dimana : ni = jumlah sampel menurut stratum
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Diketahui jumlah populasi follower blog rastafara island sebesar N = 270
blogger dan presisi yang ditetapkan = 10%. Berapakah jumlah sampelnya?
N 270 270 270
n= = = = = 72,9 = 73
N.d²+1 270.0,1² + 1 (270).(0,01)+1 3,7
Jadi jumlah sampel sebesar 73 responden (blogger).
26
Kemudian dicari sampel berstrata dengan rumus : ni = (Ni : N).n, pengambilan
sampel ini berdasarkan tingkat pendidikan blogger.
a. SD = 11 : 270 x 73 = 2,97 = 3 blogger
b. SMP = 48 : 270 x 73 = 13,01 = 13 blogger
c. SMA = 59 : 270 x 73 = 16,01 = 16 blogger
d. Diploma = 30 : 270 x 73 = 8,1 = 8 blogger
e. S1/S2/S3 = 122 : 270 x 73= 32,9 = 33 blogger 73 blogger
J. Uji Validitas dan Reliabilitas
J.1 Validitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur
sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Menurut Arikunto (1996) dalam
Muhidin dan Abdurahman (2007:30), penelitian uji validitas dilakukan untuk
mengetahui kesahihan dari instrumen kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi
product moment dari Karl Pearson, yaitu:
2222 )()(
))(()(
YYNXXN
YXXYNrxy
Keterangan : r = Indeks korelasi antara dua variabel yang dikorelasikan
X = Skor rata-rata dari X
Y = Skor rata-rata dari Y
N = Banyaknya sampel
27
Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi bahwa item yang
mempunyai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi
menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Sedangkan
syarat minimum instrumen dinyatakan valid dan tidak valid biasanya untuk dianggap
memenuhi syarat adalah apabila r = 0,3. apabila korelasi antara butir (item) dengan
skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam penelitian tersebut dinyatakan tidak valid
dan berlaku sebaliknya.
J.2 Reliabilitas
Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten
dan cermat akurat. Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga suatu pengukuran
dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa
kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama (homogen)
diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek
memang belum berubah ( Muhidin dan Abdurahman, 2007:37).
Arikunto (1993) yang dikutip oleh Muhidin dan Abdurahman (2007:37), untuk
menguji tingkat reliabilitas, dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya
bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
21
2
1)1(
b
kkr
28
Keterangan : r = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b = Jumlah varians butir
21 = Varians total
Apabila koefisien alpha > 0,6 maka dapat dinyatakan bahwa instrumen kuesioner
yang digunakan adalah reliabel.
K. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti agar
pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan kuesioner dengan jenis terbuka dan tertutup. Adapun pertanyaan
yang tercantum dalam kuesioner adalah sebagai berikut:
1. Latar belakang blogger, berisi pertanyaan mengenai nama, umur, jenis
kelamin, jenis pekerjaan, status dalam perkawinan, tingkat pendidikan,
frekuensi posting, seberapa sering memberikan komentar pada blog lain,
jumlah follower yang dimiliki, usia blog, dan pertanyaan lain yang
mendukung tujuan penelitian.
2. Respon jurnalisme warga, berisi pertanyaan mengenai pengertian jurnalisme
warga, motivasi menulis di blog, isi/tema tulisan yang posting, sumber tulisan
(berasal dari diri sendiri atau mengcopy tulisan orang lain), dan pertanyaan
lain yang mendukung tujuan penelitian.
29
L. Teknik Pengumpulan Data
L.1 Angket/Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden. Tujuan penggunaan
angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan
responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak
sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan (Riduwan 2008:71),
responden yang dimaksud adalah follower blog rastafara island. Penyebaran
angket ini diperlukan untuk mendapatkan data tentang pengaruh latar belakang
blogger tentang respon jurnalisme warga.
Jenis angket/kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angket/kuesioner terbuka dan tertutup, yaitu setelah peneliti memberikan
pertanyaan yang tidak memiliki alternatif jawaban disusul dengan pertanyaan yang
memiliki alternatif jawaban.
L.2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi maksudnya adalah cara pengumpulan data yang
diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain.
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan sebagai pelengkap dalam penggunaan
data yang tersedia secara tertulis.
30
M. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini untuk analisis data dilakukan dengan menggunakan analisa
deskriptif kuantitatif, yaitu proses analisa data kuantitatif atau statistis. Statistik
yang digunakan untuk analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistik
deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa atau mengolah data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi dan bila penelitian yang dilakukan
pada sampel maka analisanya dapat menggunakan statistik deskriptif (Sugiyono,
2008:206).
Skala pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrument yang
menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif (Sugiyono, 2008:132). Maka dalam penelitian ini, setiap jawaban akan
diberikan skor yaitu : Sangat Tinggi ( ST ) = 5, Tinggi ( S ) = 4, Sedang (S) = 3,
Rendah ( R ) = 2, Sangat Rendah ( SR ) = 1.
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian
identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating) Setelah itu untuk mencari
hasil rata-rata digunakan rumus Tendensi Sentral Rata-rata. Rata-rata disebut juga
31
distribution of the means. Dalam hal ini nilai rata-rata digunakan untuk mencari
hasil penelitian.
Penghitungannya adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
di mana :
fi = frekuensi masing-masing interval
xi = nilai masing-masing interval
(Sartono 2005 dalam Ekawati 2006)
Sedangkan distribusi frekuensi adalah untuk mengetahui frekuensi data
pada suatu interval tertentu. Dalam menentuan interval, mengacu pada rumus
sturges, di mana
di mana :
I = interval kelas
Range = selisih dari nilai tertinggi dan nilai terendah
K = banyaknya kelas, banyaknya telah ditentukan terlebih dahulu
yaitu 5 kelas
(Sartono 2005 dalam Ekawati 2006)