1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang memiliki wilayah yang
sangat luas membentang dari Sabang sampai Merauke dan memiliki
keanekaragaman suku bangsa dan kebudayaan. Indonesia juga memiliki
banyak potensi pariwasata yang sangat potensial untuk di kembangkan. Dunia
kepariwisataan sekarang ini dapat dirasakan semakin bertambah pesat dari
tahun ke tahun dan menjadi sektor yang sangat strategis bagi setiap negara
untuk menambah devisa negara dari sektor non migas, sehingga perlu adanya
perhatian yang sangat serius terhadap pengelolaan di sektor ini (Soebagyo,
2012:126).
Kebudayaan dan keindahan alam merupakan aset berharga yang
selama ini mampu menarik wisatawan nusantara maupun mancanegara untuk
datang dan berkunjung menikmati keindahan alam maupun untuk
mempelajari keanekaragaman kebudayaan bangsa Indonesia. Pariwisata
sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai lapisan
bukan hanya untuk kalangan tertentu saja, sehingga dalam penanganannya
harus dilakukan dengan serius dan melibatkan pihak-pihak yang terkait,
selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan pariwisata, harus
diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat lebih dikenal dan
mampu menggerakkan calon wisatawan untuk mengunjungi dan menikmati
tempat wisata (Soebagyo, 2012:154).
2
Dalam hal ini industri pariwisata berlomba-lomba menciptakan
produk pariwisata yang lebih bervariasi menyangkut pelestarian dari objek itu
sendiri sesuai dengan tujuan pengembangan pariwisata yaitu untuk
mengenalkan keindahan dalam budaya dan adat istiadat yang beraneka
ragam. Menurut Undang-undang Kepariwisataan No. 10 tahun 2009,
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu
dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud tidak untuk mencari nafkah
di tempat yang dikunjungi tapi hanya semata untuk menikmati perjalanan
tersebut untuk mencapai kepuasan (UU Kepariwisataan No. 10 Tahun 2009).
Dengan adanya pariwisata akan lebih mengenal bangsa, kebudayaan,
adat istiadat dan sekaligus dapat menikmati keindahan alam di negara lain.
Pengembangan pariwisata memiliki kekuatan penggerak perekonomian yang
sangat luas, tidak semata-mata terkait dengan peningkatan kunjungan
wisatawan, namun yang lebih penting lagi adalah pengembangan pariwisata
yang mampu membangun semangat kebangsaan dan apresiasi terhadap
kekayaan seni budaya bangsa (Soebagyo, 2012:154).
Beberapa langkah konkrit yang dilakukan oleh pemerintah sebagai
upaya pengembangan potensi objek-objek wisata alam antara lain dengan
memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang objek wisata dalam
merawat dan melestarikan lingkungan serta menjalani kerjasama dengan
pihak swasta. Hal tersebut dilakukan dengan harapan pengelolaan objek
wisata yang ada lebih terjamin dan terarah.
3
Kota Pangkalpinang merupakan salah satu daerah otonomi yang
letaknya di bagian timur pulau Bangka. Secara administratif pada tanggal 9
Februari 2001, Kota Pangkalpinang ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2000 dan merupakan provinsi ke-31 Republik Indonesia. Secara astronomis,
Kota Pangkalpinang berada pada garis 106º4’ sampai dengan 106º7’ Bujur
Timur dan garis 2º4’ sampai dengan 2º4’ Lintang Selatan.
Luas keseluruhan wilayah Pangkalpinang 89,40 km² (berdasarkan PP
No.12 Tahun1984) dengan batas wilayah sebagai berikut, di sebelah Utara
berbatasan dengan Desa Selindung Lama Kecamatan Pangkalan Baru
Kabupaten Bangka Tengah, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Dul
Kecamatan Pangkalan Baru Kabupaten Bangka Tengah, sebelah Timur
berbatasan dengan Laut Cina Selatan dan sebelah Barat berbatasan dengan
Desa Air Duren Kecamatan Mendo Barat Kabupaten Bangka.
Kota Pangkalpinang merupakan daerah yang strategis ditinjau dari
segi geografisnya, terutama dalam kaitannya dengan pembangunan nasional
dan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Kedudukan Kota
Pangkalpinang sebagai ibukota provinsi, terutama sekali berfungsi sebagai
pusat pengembangan wilayah yang meliputi, pusat pemerintahan, pusat
kegiatan politik, pusat kepadatan pemukiman penduduk, pusat perdagangan
dan industri, pusat pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan,
kesejahteraan, sosial pusat distribusi barang dan jasa, pusat administrasi,
penambangan timah serta pusat lembaga keuangan.
4
Sebagai pusat pengembangan wilayah khususnya di Pulau Bangka dan
umumnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dalam perkembangannya
beberapa tahun, Kota Pangkalpinang telah mengalami kemajuan yang pesat.
Kota Pangkalpinang berdasarkan pembagian wilayah terbagi atas 5 (lima)
kecamatan dan 35 kelurahan.
Kota Pangkalpinang mempunyai objek wisata pantai unggulan, yaitu
objek wisata alam pantai sejumlah 2 pantai. Pantai tersebut antara lain Pantai
Pasir Padi dan Pantai Tanjung Bunga. Setiap pantai memiliki daya tarik serta
karakteristik sendiri-sendiri. Salah satu pantai yang menarik dan berpotensi
adalah Pantai Pasir Padi. Objek wisata pantai Pasir Padi terletak di wilayah
Kota Pangkalpinang, pantai ini belum popular di kalangan wisatawan. Pantai
Pasir Padi yang menghadap langsung ke Laut Cina Selatan ini menawarkan
sejumlah panorama alam yang indah.
Hamparan pasir putih sepanjang 2 km, ombak yang tenang membuat
pantai ini sangat nyaman untuk berenang dan mandi. Selain panorama pantai
yang mengagumkan, Pantai Pasir Padi juga menawarkan pengalaman wisata
yang tidak terlupakan yaitu berlayar menikmati keindahan dua pulau kecil
Pulau Panjang dan Pulau Semajun dengan menggunakan kapal kecil.
Sehingga pantai ini cocok dijadikan sebagai objek wisata unggulan diantara
pantai-pantai di Bangka Belitung .
Untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai upaya pengembangan
objek wisata Pantai Pasir Padi di Kota Pangkalpinang, maka dalam penelitian
ini penulis akan mengangkat judul “PENGEMBANGAN OBJEK WISATA
5
PANTAI PASIR PADI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KOTA
PANGKALPINANG”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditulis maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa potensi objek dan daya tarik wisata Pantai Pasir Padi?
2. Apa usaha pemerintah Kota Pangkalpinang dalam mengembangkan
objek Pantai Pasir Padi menjadi objek wisata unggulan di Kota
Pangkalpinang?
3. Hambatan apa saja yang dijumpai pemerintah Kota Pangkalpinang dalam
usaha mengembangkan objek wisata Pantai Pasir Padi?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka penelitian ini mempunyai
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui potensi-potensi objek dan daya tarik wisata Pantai
Pasir Padi.
2. Untuk mengetahui usaha pemerintah Kota Pangkalpinang.
3. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dijumpai pemerintah Kota
Pangkalpinang dalam usaha mengembangkan objek wisata Pantai Pasir
Padi.
D. Manfaat Penelitian
Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai
manfaat. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
6
1. Manfaat Praktis
a. Untuk mengetahui data-data dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir dalam rangka memenuhi persyaratan kelulusan Program Studi
Diploma III Kepariwisataan.
b. Memberikan gambaran bagi pembaca mengenai objek wisata Pantai
Pasir Padi
2. Manfaat Teoritis
a. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan dunia pariwisata.
b. Mengembangkan dan mempromosikan pariwisata yang ada di Kota
Pangkalpinang.
E. Tinjauan Pustaka
Pariwisata adalah suatu perpindahan sementara yang dilakukan
manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan rutin, keluar dari tempat
kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal di tempat yang
dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan mereka (Happy
Marpaun, 2002: 13).
Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian perjalanan
wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara seseorang di
luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan melakukan kegiatan
yang menghasilkan upah (Gamal Suwantoro, 1997: 3).
Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan
pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai
7
wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan
dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan pengusaha (Happy Marpaun, 2002:13).
Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan strategis yang memiliki
fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi pengembangan pariwisata
yang memiliki pengaruh penting dalam satu atau lebih, seperti pertumbuhan
ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. (Gamal Suwantoro, 1997 :
3).
Daerah tujuan wisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata
adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah
administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum,
fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan
melengkapi terwujudnya kepariwisataan (R.S Damardjati, 2007 : 77).
Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan (R.S Damardjati, 2007 : 77).
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan
rekreasi, pegembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata
yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara (Nyoman S. Pendit, 2002:
32).
8
Wisatawan adalah orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan
dalam waktu minimal 24 jam dan maksimal 3 bulan ke suatu negeri yang
bukan negeri dimana ia tinggal atau setiap orang yang mengujungi suatu
negara dengan tujuan untuk menetap atau bekerja tetap, dan membiarkan
uangnya di tempat tersebut dengan uang yang diperoleh di tempat lain
(Musanef, 1996: 14).
Objek daya tarik wisata alam adalah sumber daya alam yang
berpotensi dan mempunyai daya tarik yang menarik wisatawan dan upaya
pembinaan cinta alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada budi
daya manusia. Sedangkan wisata alam merupakan merupakan bentuk
kegiatan yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan tata lingkungan
(Happy Marpaung, 2002: 32).
Jenis wisata alam menurut soekadijo dapat dibagi menjadi 5 macam
antara lain:
1. Wisata Pantai (Marine Tourism) merupakan kegiatan wisata yang
ditunjang oleh sarana dan prasarana untuk berenang, memancing,
menyelam dan olahraga air lainnya, termasuk sarana dan prasarana
akomodasi, makan dan minum.
2. Wisata Etnik (Etnik Tourism) merupakan perjalanan untuk mengamati
perwujudan kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap
menarik.
3. Wisata Cagar Alam (Ecotourism) merupakan wisata yang banyak
dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara
9
di pengunungan, keajaiban (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-
tumbuhan yang jarang terdapat di tempat-tempat lain.
4. Wisata buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang
memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dibenarkan
oleh pemerintahan dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro
perjalanan.
5. Wisata agro merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan perjalanan
ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan lading pembibitan dimana
wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk
tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman di sekitarnya.
Wisata alam merupakan salah satu bagian dari kebutuhan hidup
manusia yang khas dipenuhi untuk memberikan keseimbangan, keserasian,
ketenangan dan kegairahan hidup, dimana rekreasi alam atau wisata alam
adalah salah satu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang berlandaskan
atas prinsip kelestarian alam ((Pratikto, 1996: 32)
Wisata Bahari merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan
danau, pantai, atau laut. Wisata bahari adalah suatu kunjungan ke objek
wisata, khususnya untuk menyaksikan keindahan lautan, menyelam dengan
perlengkapan selam lengkap (Pandit, 1994: 19)
Kawasan wisata bahari merupakan suatu wilayah yang mempunyai
fungsi atau aspek fungsional tertentu, dengan menerapkan pendekatan
pembangunan kawasan diharapkan pembangunan dapat lebih interaktif dan
responsive secara fungsional sehingga manfaat pembangunan yang akan
10
dikembangkan itu memiliki sektor atau usaha yang potensial dan strategis
untuk menunjang pembangunan (Adisasmita, 2005: 23)
Menurut Samsuridjal dan Kaelany dalam mengembangkan wisata
bahari mempunyai tantangan perkembangan wisata bahari antara lain:
1. Belum terbentuknya sistem pengembangan pariwisata yang terintegrasi
dengan infrastruktur, organisasi pengelolaan, dan sistem pemasaran
terpadu.
2. Rendahnya kesadaran masyarakat dan investor dalam negeri dalam
mengembangan sumber daya laut.
3. Citra keamanan nasional dan pengelolaan sumber daya laut.
4. Peralatan wisata bahari digolongkan sebagai barang mewah sehingga
pajak mahal.
Wisata pesisir dan bahari adalah proses ekonomi yang memasarkan
ekosistem dan merupakan pasar khusus yang menarik dan langka untuk orang
yang sadar akan lingkungan dan tertarik untuk mengamati alam. Lima faktor
(Adisasmita, 2005: 40)
Pengembangan adalaha kegiatan untuk memajukan suatu tempat atau
daerah yang dianggap perlu ditata sedemikian rupa baik dengan cara
memelihara ynag sudah berkembang atau menciptakan yang baru (Yoeti,
1996: 28)
Keberhasilan pengembangan pariwisata di tentukan oleh 3 faktor
(Yoeti, 1996:30):
1. Tersedianya objek dan daya tarik wisata.
11
2. Adanya fasilitas accessibility yaitu sarana dan prasarana, sehingga
memungkinkan wisatawan mengunjungi suatu daerah atau kawasan
wisata.
3. Terjadinya fasilitas amenities yaitu sasaran kepariwisataan yang dapat
memberikan kenyamanan kepada masyarakat.
F. Landasan Teori
Dalam penyusunan laporan ini penulis menggunakan berbagai sumber
sebagai teori yang dipakai. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan dasar-dasar
teoritis terhadap masalah yang diteliti dan untuk mempermudah penulis
dalam menganalisis data.
Dalam buku Gamal Suwantoro menjelaskan bahwa daya tarik suatu
objek harus didasarkan antara lain sebagai berikut:
a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah,
nyaman dan bersih.
b. Adanya aksebilitas yang tinggi sehingga mudah untuk mengunjunginya.
c. Daya ciri khusus atau spesifikasi yang bersifat langkah.
d. Sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
e. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi, karena keindahan alam
pengunungan, sungai, pantai, pasir, hutan, dan sebagainya.
Dalam buku Wisata bahari dan Wisata alam di Indonesia yang ditulis
oleh Iwan Nugroho menjelaskan selain ekosistem laut yang ditawarkan
12
sebagai daya tarik wisata, saat ini telah dikemas berbagai event yang
diselenggarakan di laut, pantai dan wilayah sekitarnya antara lain:
1. Olahraga air, acara yang didukung oleh peralatan modern seperti
speedboat, diving, snorkling, berselancar.
2. Tradisional, acara yang diselenggarakan yang didasarkan pada adat dan
budaya masyarakat setempat misalnya pesta nelayan yaitu suatu ritual
sebagai bentuk syukur atas berlimpahnya hasil tangkapan ikan.
3. Ekonomi Edukatif, bisa berupa kunjungan ke tempat pelelangan ikan,
melihat proses penarikan jarring dari laut oleh nelayan.
4. Kuliner, sebagai suatu tempat yang khas, laut tentu saja menyajikan
makanan yang bertemakan olahan hasil laut segar hal ini merupakan
salah satu daya tarik wisatabahari
5. Ekowisata bahari menyajikan ekosistem alam khas laut berupa hutan
mangrove, taman laut serta fauna baik fauna dilaut maupun sekitar
pantai.
Dalam pengembangan objek wisata bahari ini, Gamal Suwantoro
menjelaskan bahwa harus tetap menjamin kelestarian lingkungan hidup serta
kearifan budaya masyarakat setempat, dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menjaga tetap berlangsungnya proses ekologis yang tetap mendukung
sistem kehidupan
2. Melindungi keanekaragaman hayati
3. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan spesies dan ekosistemnya
Pengertian wisata bahari menurut beberapa ahli sebagai berikut:
13
Wisata bahari adalah wisata dan lingkungan yang berdasarkan daya
tarik wisata kawasan yang didominasi perairan dan kelautan. Wisata bahari
adalah kegiatan untuk menikmat keindahan dan keunikan daya tarik wisata
alam di wilayah pesisir dan laut dekat pantai serta kegiatan rekreasi lain yang
menunjang. Wisata bahari adalah kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi
alam bahari sebagai daya tarik wisata maupun wadah kegiatan wisata baik
yang dilakukan diatas permukaan di wilayah laut yang tidak dapat dipisahkan
dari keberadaan ekosistemnya yang kaya akan keanekaragaman jenis biota
laut (R.G Soekadijo, 1996:2)
Wisata bahari merupakan kesan yang penuh makna bukan semata-
mata memperoleh hiburan dari berbagai suguhan atraksi dan suguhan alami
lingkungan pesisir dan lautan tetapi juga diharapkan wisatawan dapat
berpartisipasi langsung untuk mengembangkan konservasi lingkungan
sekaligus pemahaman yang mendalam tentang seluk beluk ekosistem pesisir
sehingga membentuk kesadaran bagaimana harus bersikap untuk melestarikan
wilayah pesisir dimasa kini dan dimasa yang akan datang. Jenis wisata yang
memanfaatkan wilayah pesisir dan lautan secara langsung maupun tidak
langsung (R.S Damardjati, 2007: 77).
Dalam buku Nyoman S. Pendit menjelaskan bahwa Wisata Bahari
merupakan aktivitas wisata petualangan di Laut, memberikan informasi apa
saja yang dapat di lakukan di laut. Adapun aktivitas-aktivitasnya wisata
bahari antara lain:
14
a. Sea Walker
Sea Walker merupakan aktivitas menjelajahi alam bawah laut dalam
kedalaman sampai 8 meter akan menjadi pengalaman baru bagi
wisatawan. Wisatawan bisa berjalan-jalan di dasar laut, bukannya
berenang, dikelilingi aneka jenis ikan yang eksotik dan keanekaragaman
kehidupan bawah laut.
b. Marine Walk
Marine Walk merupakan aktivitas menjelajahi alam bawah laut sambil
jalan-jalan di pulau-pulau atau bahkan wisatawan bisa Snorkeling atau
Kayaking.
c. Ocean Walker
Ocean Walker merupakan aktivitas jalan-jalan di dasar laut yang
menawarkan sejuta pesona lingkungan bawah laut untuk mendapatkan
pengalaman baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
d. Odyseey Submarine
Odyseey Submarine merupakan aktivitas petualangan bawah laut yang
paling unik. Dengan mengikuti aktivitas ini dapat menyaksikan
keindahan panorama bawah laut tanpa harus berenang ataupun
menyelam. Dengan kapal selam Odyssey Submarine yang biasanya
berkapasitas 36 penumpang, diajak untuk menyelam dengan kedalaman
biasanya sampai 90 kaki dibawah laut untuk melihat keanekaragaman
biota dan kehidupan yang ada di bawah laut selama 45 menit.
15
e. Diving
Diving merupakan aktivitas menyelam karena terdapat banyak sekali
tempat-tempat yang indah untuk menyelam. Keragaman kehidupan laut.
f. Dolphin Tour
Dolphin Tour merupakan aktivitas wisata petualangan untuk melihat dan
berinteraksi dengan lumba-lumba akan menjadi pengalaman pribadi yang
sangat menarik dan tak terlupakan.
Setelah mendefinisikan pengertian wisata bahari menurut beberapa
ahli, berikut juga akan disampaikan teori pantai:
a. Pantai menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
perbatasan dengan laut atau massa air lainnya dan sebagian yang dapat
pengaruh dari air tersebut atau daerah pasang surut di pantai antara
pasang tertinggi dan surut terendah.
b. Menurut Triatmodjo Pantai merupakan gambaran nyata interaksi dinamis
antara air, gelombang dan material (tanah). Angin dan air bergerak
membawa material tanah dari satu tempat ke tempat lain, mengikis tanah
dan kemudian mengendapkannya lagi di daerah lain secara terus-
menerus. Dengan kejadian ini menyebabkan terjadinya perubahan garis
pantai. Dalam kondisi normal, pantai selalu bisa menahan gelombang dan
mempunyai pertahanan alami (hutan bakau, dan terumbu karang) untuk
melindungi diri dari serangan arus dan gelombang.
c. Pesisir adalah sejalur daerah tempat pertemuan daratan dengan laut,
mulai dari batas permukaan laut ketika pasang surut terendah menuju ke
16
arah darat sampai batas tertinggi yang mendapat pengaruh gelombang
ketika terjadi badai (Upi Supriatna, 2014).
d. Garis Pantai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
garis yang memisahkan pantai dari daratan yang mencakup teluk, tetapi
memotong lurus muara sungai dan teluk sempit atau jalur sempit tempat
bertemunya laut dan daratan.
e. Gelombang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan
faktor penting dalam perencanaan pelabuhan dan bangunan pantai
lainnya. Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam
tergantung pada daya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah
gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut,
gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit
terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi
karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang
dibangkitkan oleh kapal yang bergerak.
f. Pantai adalah jalur yang merupakan batas antara darat dan laut, diukur
pada saat pasang tertinggi dan surut terendah, dipengaruhi oleh fisik laut
dan sosial ekonomi bahari, sedangkan ke arah darat dibatasi oleh proses
alami dan kegiatan manusia di lingkungan darat (Triatmodjo, 1999)
g. Sempadan Pantai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan
dan pelestarian pantai.
17
h. Perairan Pantai Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
daerah yang masih dipengaruhi aktivitas daratan.
Menurut Triatmodjo Morfologi pantai dan dasar laut dekat pantai
akibat pengaruh gelombang dibagi menjadi empat kelompok yang berurutan
dari darat ke laut sebagai berikut:
1. Backshore merupakan bagian dari pantai yang tidak terendam air laut
kecuali bila terjadi gelombang badai.
2. Foreshore merupakan bagian pantai yang dibatasi oleh beach face atau
muka pantai pada saat surut terendah hingga uprush pada saat air pasang
tinggi.
3. Inshore merupakan daerah dimana terjadinya gelombang pecah,
memanjang dari surut terendah sampai ke garis gelombang pecah.
4. Offshore yaitu bagian laut yang terjauh dari pantai (lepas pantai), yaitu
daerah dari garis gelombang pecah ke arah laut.
Jenis-jenis atau tipe pantai berpengaruh pada kemudahan terjadinya
erosi pantai. Berikut adalah penggolongan pantai di Indonesia berdasarkan
tipe-tipe paparan dan perairan (Pratikto, 1996: 67)
1. Pantai Paparan
Pantai paparan merupakan pantai dengan proses pengendapan yang lebih
dominan dibanding proses erosi atau abrasi. Pantai paparan umumnya
terdapat di Pantai Utara Jawa, Pantai Timur Sumatera, Pantai Timur dan
Selatan Kalimantan dan Pantai Selatan Papua, dan mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
18
a. Muara sungai memiliki delta, airnya keruh mengandung lumpur dan
terdapat proses sedimentasi.
b. Pantainya landai dengan perubahan kemiringan ke arah laut bersifat
gradual dan teratur.
c. Daratan pantainya dapat lebih dari 20 km.
2. Pantai Samudra
Pantai samudra merupakan pantai dimana proses erosi lebih dominan
dibanding proses sedimentasi. Terdapat di Pantai Selatan Jawa, Pantai
Barat Sumatera, Pantai Utara dan Timur Sulawesi serta Pantai Utara
Papua, dan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a. Batas antara daratan pantai dan garis pantai (yang umumnya lurus)
sempit.
b. Kedalaman pantai ke arah laut berubah tiba-tiba (curam)
3. Pantai Pulau
Pantai pulau merupakan pantai yang mengelilingi pulau kecil. Pantai ini
dibentuk oleh endapan sungai, batu gamping, endapan gunung berapi
atau endapan lainnya. Pantai pulau umumnya terdapat di Kepulauan
Riau, Kepulauan Seribu, dan Kepulauan Nias.
G. Metode Penelitian
1. Tempat dan waktu penelitian
a. Tempat penelitian : Pantai Pasir Padi kota Pangkalpinang
b. Waktu : 27 Januari 2014 – 27 April 2014
19
2. Teknik Pegumpulam Data
Dalam penyusunan laporan ini digunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut :
a. Observasi
Penulis mencoba mencari informasi yang nyata dengan mengunjungi
objek secara langsung.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan pihak-pihak yang berkepentingan di
Pantai Pasir Padi.
c. Metode Pustaka
Metode Pustaka dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang
terdapat pada buku atau literatur dari perpustakaan yang ada
kaitannya dengan objek yang diteliti.
3. Jenis Data
a. Data Primer
Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung oleh peneliti
dari hasil wawancara kepada pengunjung Pantai Pasir Padi itu
sendiri dan wawancara kepada bagian destinasi Dinas Pariwisata
Kota Pangkalpinang.
b. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis yang
pernah diteliti orang sebelumnya.
20
4. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap objek yang akan dibahas. Dalam hal ini penulis mengamati
langsung ke Pantai Pasir Padi serta mencari informasi mengenai potensi
apa saja yang terdapat di Pantai Pasir Padi dan juga lingkungan
sekitarnya. Setelah itu penulis akan mengelompokkan sesuai dengan
permasalahannya.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan tugas akhir ini terdiri dari empat bab yang
masing-masing terdiri dari: Bab I Pendahuluan yang berisi mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, Tinjauan
Pustaka, Landasan teori, metode penelitian termasuk didalamnya sistematika
penulisan laporan. Bab II Gambaran Umum yang berisi mengenai Kota
Pangkalpinang, potensi wisata bahari di Kota Pangkalpinang, profil Pasir
Padi, dan Keunggulan dari Pantai Pasir Padi. Bab III Pembahasan yang berisi
Potensi Objek Wisata Pantai Pasir Padi di Kota Pangkalpinang dan Kriteria
Umum Pengembangan Objek Wisata Pantai Pasir Padi Kota Pangkalpinang.
Bab IV Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.