Download - BAB I (Autosaved) (Recovered)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kota Medan adalah suatu kawasan metropolitan yang memiliki berbagai
macam kampus di dalamnya. Hampir di setiap tempat di Medan terdapat
kampus yang jarak antara kampus yang satu dengan yang lainnya saling
berdekatan. Salah satu kawasan yang memiliki jarak antar kampus yang
berdekatan tersebut terletak di Jl. Jamin Ginting, yaitu antara Universitas Dian
Nusantara, Poltekkes Medan, dan Stikkes SU.
Gambar 1.1 Gambar lokasi site(Sumber: Google Earth)
1
Gambar 1.2 Gambar ketinggian tanah di lokasi site(Sumber: Google Earth)
Site berada pada pinggiran kota Medan dan juga kawasan jalur lintas Medan
– Berastagi. Adapun bangunan yang terdapat di sekitar site sebagai berikut.
Gambar 1.3 Bangunan yang ada di sekitar siteDari gambar diatas dapat dilihat site pada umumnya berada pada lingkungan
kampus, yaitu Poltekkes Medan, Stikkes SU, dan Universitas Dian Nusantara.
Selain itu, terdapat beberapa fasilitas lainnya seperti RSUP Adam Malik dan
2
Universitas Dian Nusantara
Simpang RSUP Haji Adam Malik
Masjid
Poltekkes Medan
Warung Makan
Stikkes SURestoran Kenanga
Garden
warung makan. Maka dapat disimpulkan site berada pada lingkungan kampus,
yaitu Universitas Dian Nusantara, Stikkes SU, dan Poltekkes Medan. Jarak antara
site dengan ketiga kampus tersebut dapat dicapai dengan berjalan kaki.
Oleh karena site berada pada lingkungan kampus, ada baiknya dibuat sebuah
bangunan publik yang dapat memfasilitasi kegiatan mahasiswa, yaitu sebuah
asrama. Asrama adalah sebuah bangunan tempat tinggal sementara yang dihuni
oleh kelompok orang, dalam hal ini adalah mahasiswa, dan dipimpin oleh
seorang kepala asrama. Asrama berguna sebagai tempat pembinaan karakter diri
dari mahasiswa. Hal ini sangatlah berguna bagi mahasiswa karena pada akhir-
akhir ini ditemui berbagai macam tindakan mahasiswa yang identik dengan
kenakalan remaja sehingga asrama dapat dijadikan sebagai solusi untuk
membina kembali karakter kepribadian diri mahasiswa sehingga berguna bagi
masyarakat sekitar.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana menghasilkan desain asrama mahasiswa yang hemat
energy dan memiliki nilai ekonomis yang terjangkau?
1.3. Maksud dan Tujuan
Menghasilkan desain asrama mahasiswa yang hemat energi dan
memiliki nilai ekonomis yang terjangkau.
Asrama diperuntukkan untuk mahasiswa kampus Universitas Dian
Nusantara, Poltekkes Medan, dan Stikes SU.
1.4. Pendekatan Masalah Perancangan
Adapun pendekatan yang dilakukan pada proyek “Asrama Mahasiswa
Medan” sebagai berikut.
3
Studi pustaka atau literature, yaitu yang berkaitan langsung dengan judul
dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa
literatur yang sesuai dengan materi laporan yang berguna untuk
memperkuat fakta secara ilmiah.
Studi banding dengan proyek sejenis, yaitu dengna melakukan
pendekatan dengan melihat keadaan yang sudah ada, bisa dari buku,
majalah, internet, dan sebagainya
Studi lapangan, yaitu dengan melakukan survei langsung untuk melihat
keadaan fisik dari site.
1.5. Batasan dan Lingkup Bahasan
Kajian arsitektur yang akan dibatasi oleh tema dalam konsep
perencanaan dan perancangan desain adalah Arsitektur Hijau (Green
Architecture).
1.6. Asumsi-Asumsi
Diasumsikan bahwa lahan dalam keadaan kosong dan layak bangun.
Diasumsikan kepemilikan oleh swasta.
4
1.7. Kerangka Berpikir
/
5
STUDI LAPANGAN
LATAR BELAKANG
Mendapatkan site.
Menganalisa bangunan di sekitar site.
Menganalisa kebutuhan yang diperlukan untuk mewadahi bangunan di sekitar site.
JUDUL
ASRAMA MAHASISWA MEDAN
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana menghasilkan desain asrama mahasiswa yang hemat energi dan memiliki nilai ekonomis yang terjangkau?
MAKSUD DAN TUJUAN
Menghasilkan desain asrama mahasiswa yang hemat energi dan memiliki nilai ekonomis yang terjangkau.
Asrama diperuntukkan untuk mahasiswa kampus Universitas Dian Nusantara, Poltekkes Medan, dan Stikes SU.
PENGUMPULAN DATA
STUDI LITERATUR
ANALISA
KONSEP PERANCANGAN
DESAIN
LAPORAN PERANCANGAN
MASALAH POTENSI PROSPEK
FEEDBACK
1.8. Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar, sistematika pembahasan dalam penulisan laporan ini
sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang pembangunan
Asrama Mahasiswa Medan, maksud dan tujuan, masalah
perancangan, batasan dan lingkup bahasan, pendekatan masalah
perancangan, asumsi-asumsi, dan kerangka berpikir.
BAB II DESKRIPSI PROYEK, berisi tentang pembahasan mengenai
pengertian, sejarah, klasifikasi, kondisi tapak site, dan studi banding
proyek sejenis.
BAB III ELABORASI TEMA, berisi tentang latar belakang tema,
pengertian, analisa dan penerapan, dan studi banding tema sejenis.
BAB IV ANALISA, berisi tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan,
analisa pelaku, program kebutuhan ruang.
BAB V KONSEP PERANCANGAN, berisi tentang konsep perancangan,
zonasi, dan fitur-fitur yang digunakan.
BAB VI GAMBAR PERANCANGAN, berisi tentang gambar rancangan
dari asrama.
6
BAB II
DESKRIPSI PROYEK
3.1. Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah “Asrama Mahasiswa Medan”. Adapun
pengertian kata per kata dari judul sebagai berikut.
Asrama
- Menurut KBBI, asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi
kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah
kamar, dan dipimpin oleh seorang kepala asrama.
Mahasiswa
- Menurut KBBI, mahasiswa adalah orang yang belajar di
perguruan tinggi
- Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 30 Tahun 1990,
mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar
pada perguruan tinggi tertentu.
Medan
- Medan adalah nama ibukota dari Provinsi Sumatera Utara.
Asrama Mahasiswa Medan adalah bangunan tempat tinggal sementara
untuk kelompok orang yang belajar dan terdaftar di perguruan tinggi yang terdiri
atas sejumlah kamar dan dipimpin oleh seorang kepala asrama.
3.2. Tinjauan Umum
2.2.1. Pengertian Asrama
Menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal dengan
istilah dorminotory, adalah berasal dari bahasa Latin, yaitu
7
dormotorius, yang berarti a sleeping place, dengan pengertian bahwa
dorminotory merupakan keseluruhan bangunan dalam hubungannya
dengan bangunan pendidikan, yang terbagi atas kamar tidur dan meja
belajar bagi penghuninya.
Menurut KBBI, asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi
kelompok orang untuk sementara waktu, terdiri atas sejumlah kamar,
dan dipimpin oleh seorang kepala asrama.
Berdasarkan uraian diatas, maka asrama adalah sebuah bangunan
tempat tinggal sementara yang memiliki hubungan dengan
pendidikan yang terdiri atas sejumlah kamar dan dipimpin oleh
seorang kepala asrama.
2.2.2. Sejarah Asrama
Asrama dibangun oleh kampus pada abad ke-18 dan awal abad
ke-19 yang secara khusus dilengkapi dengan ventilasi, pencahayaan,
pemanas udara, proteksi kebakaran serta perabotan. Di Jerman,
universitas hanya menyediakan ruang dosen, perpustakaan,
laboratorium, dan hall utama untuk mengadakan upacara, tetapi pada
saat itu mahasiswa masuk ke Universitas Jerman sambil membawa
barang bawaan dan keperluaan mereka sendiri.
Pada saat itu, mahasiswa lulusan Universitas Jerman sangat diakui
di Amerika, maka para pengajar dari Amerika memperkenalkan
organisasi univeritas seperti di New York atau sekolak di Michigan,
yang setara institute teknologi yang menyediakan sistem asrama
mahasiswa secara penuh untuk perkuliahan serta program sarjana.
Selain istilah Asrama (dorm), muncul istilah baru yakni residence
hall. Dua kata tersebut sebenarnya memiliki arti yang sama dalam
bahasa Indonesia yaitu hunian, tetapi makna residence hall lebih baik,
karena terkesan sebuah kehidupan dan sebuah komunitas yang
mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan kata dorm dipakai
8
universitas, atmosfer yang ditimbulkan hanya seperti gedung tempat
untuk tidur.
Di Amerika, asrama mempunyai arti sebuah ruang yang
mempunyai variasi ukuran yang terdiri banyak tempat tidur dan
biasanya dipisahkan menurut gender. Sebagai contoh asrama
Universitas Notre Dame yang dibatasi dengan jam kunjung. Pada
tahun 2000-an, asrama mengijinkan untuk tinggal satu kamar
walaupun berbeda gender.
2.2.3. Fungsi dan Tujuan Asrama
Asrama mahasiswa berfungsi sebagai sarana tempat tinggal
sementara mahasiswa selama menjalani pendidikan di perguruan
tinggi, sebagai sarana penunjang dalam proses belajar, dan sebagai
sarana interaksi sosial antara masyarakat dengan mahasiswa.
Asrama mahasiswa bertujuan untuk memberikan tempat tinggal
bagi mahasiswa yang memiliki tempat tinggal yang jauh dari
lingkungan kampus, tempat untuk membina cara hidup mandiri di
bidang akademis, dan dapat mendukung mahasiswa dalam
membentuk karakter pribadinya.
2.2.4. Klasifikasi Asrama
Berdasarkan fungsi dan tujuannya, Asrama dibedakan menjadi 2,
yaitu:
Asrama Fungsional, ciri-cirinya:
- Merupakan suatu tempat yang sudah direncanakan untuk
menampung dan diperuntukkan orang-orang tertentu.
- Mempunyai organisasi dengan sistem pengelolaan yang
jelas.
- Mempunyai daya tampung yang cukup besar.
Asrama Non Asrama (Kos-an), ciri-cirinya:
9
- Tempat yang tidak direncanakan secara khusus untuk
tempat tinggal mahasiswa;
- Tidak dikelola oleh instansi pendidikan;
- Memiliki daya tampung lebih kecil.
Secara umum, Asrama Non Asrama dibedakan lagi ke
dalam 3 macam sifat yang berdasarkan jangka waktu
pembayaran dan jenis fasilitas yang disediakan sebagai berikut:
o Indekost; dimana mahasiswa mendapatkan pelayanan
(cuci dan fasilitas lainnya), membayar uang sewa tiap
bulan, dan uang sewanya dapat dinaikkan sewaktu-waktu
oleh pemiliknya.
o Sewa kamar; dimana mahasiswa hanya mendapat tempat
untuk tidur saja, membayar uang sewa tiap bulan dan uang
sewanya dapat dinaikkan sewaktu-waktu oleh pemiliknya.
o Kontrak; dimana mahasiswa menyewa kamar atau
sebagian rumah dalam jangka waktu tertentu (minimal 1
tahun), harga sewa dapat dicicil dalam 2-3 kali
pembayaran dan uang sewanya dapat dinaikkan
sewaktuwaktu oleh pemiliknya melalui musyawarah
bersama dan tertera dalam kontrak.
Menurut Garis Panduan dan Peraturan bagi Perancangan
Bangunan oleh Jawatankuasa kecil piawaian dan kos, asrama
mahasiswa dibedakan menjadi:
Sistem dormitori; sistem ini dipakai khusus oleh sekolah-
sekolah di Malaysia seperti sekolah menengah kerajaan
dan sekolah menengah sains, dalam satu kamar asrama
biasanya menampung 8-12 pelajar.
Sistem 2 orang dalam satu kamar; tempat tidur yang
digunakan ialah tempat tidur bertingkat dan bila
10
mahasiswa tersebut masuk pada tingkat yang lebih tinggi
diperbolehkan untuk mengganti tempat tidur.
Sistem satu kamar; satu orang satu kamar.
Campuran dari ketiga sistem di atas; terdapat kamar-
kamar yang terdiri dari satu orang, dua orang dan empat
orang.
Berdasarkan Sistem Kepemilikan Asrama, asrama dibedakan
sebagai berikut.
Asrama Mahasiswa yang berada di bawah Perguruan
Tinggi; penghuni khusus mahasiswa dari perguruan tinggi
yang bersangkutan, bersifat sosial dan pemiliknya adalah
perguruan tinggi tersebut.
Asrama Mahasiswa yang disubsidi oleh suatu yayasan atau
lembaga tertentu :
o Subsidi sebagian,
o Subsidi seluruhnya
Asrama Mahasiswa Komersial; penghuninya adalah
mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, bersifat
komersial dan pemiliknya adalah suatu badan
usaha/swasta yang memiliki modal.
Berdasarkan pada uraian diatas, maka asrama mahasiswa yang
akan didesain termasuk dalam kategori asrama mahasiswa komersial,
yaitu penghuninya adalah mahasiswa yang berasal dari berbagai
perguruan tinggi, dalam hal ini adalah Universitas Dian Nusantara,
Poltekkes Medan, dan Stikkes SU.
11
3.3. Tinjauan Khusus Tapak
2.3.1. Data Tapak
Gambar 2.1 Lokasi tapak
Kasus : Asrama Mahasiswa Medan
Status : Fiktif
Lokasi : Jl. Jamin Ginting, Medan
Kontur : Relatif cekung
GSB : 15 m (dari Jl. Jamin Ginting, Medan)
Batas-Batas : Utara : Restoran Kenanga Garden
Timur : Jl. Jamin Ginting
Selatan : Warung
Barat : Rumah warga
KDB : 60%
KLB : maksimal 6 lantai
Bangunan Eksisting : Lahan kosong
Potensi Lahan :
Berada pada jalan arteri primer kota Medan.
Berada pada kawasan pendidikan, yaitu terdapat 3 kampus di
sekitar site.
12
U
Transportasi lancar dan baik dan adanya sarana jalan yang
lebar.
Belum ada bangunan tempat tinggal khusus mahasiswa.
2.3.2. Kondisi Tapak dan Lingkungannya
Tapak berada pada kawasan pendidikan dan disekitar tapak
terdapat 3 kampus, yaitu Universitas Dian Nusantara, Poltekkes
Medan, dan Stikkes SU. Jarak dari Poltekkes Medan menuju site
sebesar 200 m dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 5
menit. Jarak dari Universitas Dian Nusantara menuju site sebesar 93
m. Jarak dari Stikkes SU menuju site sebesar 50m.Berdasarkan pada
hal tersebut, maka pencapaian mahasiswa menuju site dapat dicapai
dengan berjalan kaki.
Lingkungan disekitar tapak dipenuhi dengan warung-warung dan
perumahan warga. Selain itu, site berada pada jalur lintas kota Medan
– Berastagi sehingga terjadi kemacetan dan kebisingan pada tapak.
Selain itu, polusi udara dan polusi suara cukup tinggi pada sekitar site
dikarenakan oleh asap kendaraan yang berlalu lalang.
Gambar 2.2 Situasi simpang Jl. Jamin Ginting
13
Gambar 2.2 Situasi lokasi tapak Gambar 2.3 Situasi Jl. Jamin Ginting
3.4. Studi Banding Proyek Sejenis
2.4.1. Asrama Depok
Gambar 2.4 Asrama Depok
Lokasi : Kampus Baru UI Depok
Telepon : 7661662/7661663
Kapasitas : putra 480 kamar, putri 615 kamar
Fasilitas : televisi, kantin, wartel, warnet, rental
komputer
Visi :
Mewujudkan sarana tempat tinggal sementara bagi
para mahasiswanya dengan kualitas hidup yang
lebih baik dan dilengkapi oleh sarana-sarana
14
penunjang yang ada, sehingga penghuninya
merasakan tempat tinggal yang ideal untuk
kehidupan di kampus"
Misi :
Menjadikan Asrama UI Depok sebagai tempat
tinggal sementara yang ideal bagi para
mahasiswanya untuk bias menuntut ilmu dengan
baik dan nyaman.
Menjadikan Asrama UI Depok sebagai sarana
interaksi dan sosialisasi antar mahasiswa selain
kegiatan belajar di kampus.
Menjadikan Asrama UI Depok sebagai tempat
tinggal sementara bagi para mahasiswanya dengan
biaya hidup yang relatif murah tanpa mengurangi
standar kenyamanan dan keamanan tempat tinggal
yang baik.
Profil Asrama Universitas Indonesia:
Asrama UI lebih mudah dikenal sebagai
tempat tinggal mahasiswa UI yang berasal dari
daerah. Di tempat inilah ada ratusan mahasiswa-
mahasiswi UI dari berbagai daerah di Indonesia.
Asrama memang sengaja disediakan bagi anak-
anak daerah yang belajar di UI supaya mereka
dapat menyesuaikan diri secara cepat. Mahasiswa
yang tinggal tidak hanya dari berbagai daerah saja,
tetapi juga dari seluruh fakultas yang ada di UI
Depok.
Letak asrama strategis karena berada dalam
kompleks wilayah UI. Sarana transportasi juga
15
mudah didapatkan. Pada hari kerja, tersedia bus
kampus yang akan mengantarkan mahasiswa ke
kampus. Juga terdapat pangkalan ojek dan jalan
tembus ke jalan raya sehingga lebih menghemat
biaya (transportasi), waktu tempuh, dan tenaga.
Lokasinya juga dikenal nyaman karena dikelilingi
oleh banyak pepohonan, baik dari hutan UI
maupun tanaman yang sengaja dipelihara. Suasana
yang kondusif dan nyaman sangat cocok untuk
belajar. Selain itu, asrama UI memfasilitasi kegiatan
akademis, seni, olahraga dan kerohanian.
Untuk memenuhi kebutuhan para
penghuninya, asrama UI menyediakan berbagai
fasilitas dari kantin makan, mini market, hingga
warnet. Hingga saat ini terdapat tujuh kantin yang
menghidangkan berbagai menu. Mini market
menjadi tempat yang dicari mahasiswa untuk
membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Tidak hanya supermarket saja, tetapi juga ada kios
dan Bursa, sebuah unit usaha mandiri milik
mahasiswa. Asrama juga menyediakan warnet
supaya mahasiswa tidak sulit mencari data untuk
tugas kuliah dari dosen. Semua fasilitas ini
disesuaikan dengan kondisi keuangan mahasiswa
secara umum.
Terakhir, peningkatan keamanan terus
digalakkan dengan sesekali mengadakan patroli
malam. Dengan maksud agar keamanan asrama
tetap terjaga.
16
Fasilitas dan Sarana Asrama UI; terdapat berbagai fasilitas
yang disediakan pihak asrama UI kepada para
penghuninya. Fasilitasnya antara lain;
Kantin; ada tujuh kios menyediakan menu-menu
yang beragam.
Warnet; dua buah warnet yang ada biasanya
digunakan mahasiswa untuk mencari data pada
tugas atau hanya sekedar browsing.
Televisi; televisi ada 2, terletak di kantin asrama.
Bursa asrama dan minimarket; bursa asrama,
Minimarket adalah toko kecil menyediakan
perlbagai macam kebutuhan mahasiswa, misalnya
galon air, mie, susu, keperluan mandi, dll.
Wartel; melayani interlocal, local dan
internaisonal serta mobile phone.
Ruang belajar bersama
Fasilitas untuk belajar bersama
Fasilitas lainnya; lapangan basket, tennis meja,
lapangan bulutangkis, parkiran motor dan mobil,
penginapan tamu, ruang tunggu tamu, gazebo,
ojek, dan isi pulsa.
Fasilitas per kamar: meja belajar, lemari, ranjang
tempat tidur (Kasur, bantal, seprei, sarung bantal),
kursi, lampu, kamar, rak buku gantung, gorden
jendela (Sumber : asrama.ui.edu)
2.4.2. Asrama Mahasiswa ITS
Hunian Asrama Mahasiswa ITS dikhususkan bagi Mahasiswa ITS
tahun I (Pertama), kecuali bila sesudah tahun ajaran baru sudah
berjalan dan masih ada sisa hunian yang belum terisi maka
17
mahasiswa lama dimungkinkan untuk menempati nya. Disamping
itu saat ada kegiatan di kampus ITS yang melibatkan mahasiswa
dari luar ITS yang membutuhkan hunian harian dimungkinkan
untuk tinggal di Asrama Mahasiswa ITS sepanjang ada tempat
kosong merupakan tamu dari kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa ITS berkelompok dan bukan perorangan.
Pengguna:
- Mahasiswa baru Institut Teknologi Sepuluh Nopember
- Tamu kegiatan mahasiswa saat libur kuliah (asrama kosong)
- Pengelola
Keuntungan tinggal di Asrama ITS:
- Jarak kampus lebih dekat, lebih menghemat biaya (transportasi),
waktu tempuh, dan tenaga;
- Suasana asrama yang diusahakan semakin kondusif baik oleh
pengelola maupun penghuni asrama;
- Mahasiswa penghuni asrama dari seluruh jurusan yang ada di
ITS, asrama sebagai salah satu sumber informasi akademis,
profesi, maupun dunia kerja;
- Kegiatan akademis, seni, dan olahraga, serta kerohanian;
- Keamanan 24 jam;
- Petugas berpatroli di malam hari;
- Situasi alam hutan buatan yang damai dan kondusif untuk
belajar. (Sumber:
asrama.its.ac.id/)
18
Gambar 2.5 Peta Lokasi Asrama ITS
2.4.3. Asrama Mahasiswa UGM
Lokasi : Jl. Kartini No 2, Sagan Jogja.
Telp./Fax. : 586584
Universitas Gadjah Mada saat ini mempunyai 2 asrama mahasiswa
yang dikelola Biro Kemahasiswaan dan Alumni melalui Manajer
Asrama Universitas Gadjah Mada. Asrama merupakan tempat tinggal
sementara bagi mahasiswa baru luar daerah yang berlaku 1 (satu)
tahun.
1. Asrama Cemara Lima
Lokasi : Karang Gayam Catur Tunggal CT I/8 Depok,
Sleman
Telp : (0274) 7103498
Terletak + 1 kilometer sebelah utara dari kampus UGM. Berdiri di
atas lahan seluas + 6210 m2 dengan bangunan 4 lantai 2 blok
terdiri dari 96 kamar dengan ukuran 3x3 m2. Satu kamar ditempati
1 mahasiswa dan setiap tiga kamar terdapat satu ruang makan,
lobi, dapur dan kamar mandi, dengan fasilitas per mahasiswa : 1
tempat tidur kasur dan bantal, 1 meja belajar, 1 almari belajar
disamping fasilitas umum, televisi, telepon, aula, lap Voli dan
tennis meja.
2. Asrama Putri Ratnaningsih
19
Asrama ini sekaligus merupakan kantor pusat asrama berlokasi di
Jl Kartini no 2, Sagan, Jogja Kota. Telp/fax (0274) 586584, atau
sekitar 500 m selatan kampus UGM. Berdiri diatas lahan seluas
3060m2, bangunan 2 lantai yang diresmikan Ir. Soekarno Presiden
RI Pertama, baru selesai direhab, memiliki 32 kamar. Setiap kamar
ukuran 5x6m untuk 3 org. Fasilitas:1 tempat tidur, kasur busa,
bantal, 1 meja belajar, 1 almari pakaian, dengan kamar mandi
dalam. Fasilitas asrama ruang tamu, aula, ruang parkir, dapur,
jemuran, lapangan volley, tennis meja dan badminton.
BAB III
ELABORASI TEMA
20
3.1. Defenisi Tema
Tema yang diangkat dalam proyek Asrama Mahasiswa Medan adalah
Arsitektur Hemat Energi.
Arsitektur
Menurut KBBI, arsitektur adalah seni dan ilmu merancang serta
membuat konstruksi bangunan, metode, dan gaya rancangan
suatu konstruksi bangunan.
Hemat
Menurut KBBI, hemat berarti berhati-hati, tidak boros, cermat.
Energi
Menurut KBBI, energi berarti adanya kemampuan untuk
melakukan sesuatu.
Arsitektur Hemat Energi adalah suatu seni merancang bangunan dengan
berhati-hati dan cermat dalam penggunaan energi.
Menurut Jimmy Priatman, Ir, arsitektur hemat energi adalah arsitektur
yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan energi tanpa
membatasi atau mengubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun
produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir
secara aktif.
3.2. Jenis Perancangan Bangunan Hemat Energi
Perancangan bangunan hemat energi dapat dilakukan sebagai berikut.
3.2.1. Rancangan Pasif
21
Perancangan pasif di wilayah tropis basah seperti Indonesia umumnya
dilakukan untuk mengupayakan bagaimana pemanasan bangunan karena
radiasi matahari dapat dicegah, tanpa harus mengorbankan kebutuhan
penerangan alami. Sinar matahari yang terdiri atas cahaya dan panas hanya
akan dimanfaatkan komponen cahayanya dan menepis panasnya.
Daerah dengan suhu rendah seperti Indonesia, efek rumah kaca perlu
dihindari terjadi dalam bangunan, karena akan semakin menjauhkan
bangunan dari kenyamanan suhu. Kaca-kaca pada dinding bangunan
sebaiknya diletakkan di bagian utara-selatan untuk mengurangi sebanyak
mungkin jatuhnya cahaya matahari langsung pada bidang-bidang kaca
tersebut. Tanpa cahaya matahari langsung, ruang-ruang dalam bangunan
masih akan tetap menerima penerangan alami, karena sifat cahaya matahari
yang diffuse (menyebar). Seandainya pun bidang-bidang kaca harus
diletakkan pada sisi datangnya cahaya matahari langsung, penghalang
(shading devices) perlu digunakan untuk melindungi kaca dari sengatan
cahaya matahari langsung untuk mencegah terjadinya efek rumah kaca. Hal
ini terutama sangat ditekankan bagi bangunan-bangunan tinggi dimana efek
pohon sebagai penghalang cahaya matahari tidak dapat diharapkan lagi
terjadi pada jenis bangunan ini.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam usaha penghematan energi:
Penanaman pohon
Penelitian akbari dan kawan di beberapa kota besar di Afrika
memperlihatkan hasil positif terhadap penanaman pohon di sekitar
rumah-rumah tinggal. Dalam penelitian tersebut diperoleh angka
penghematan energi hingga 30 % untuk AC yang disebabkan oleh
penurunan suhu akibat penanaman tiga batang pohon pada setiap
rumah yang diteliti.
Perkerasan permukaan tanah
22
Arsitek perlu menyadari bahwa permukaan tanah (halaman, jalan,
taman, dsb) yang diberi perkerasan akan berpengaruh terhadap
kenaikkan suhu udara disekitarnya. Suhu udara bangunan akan naik,
apabila pada ruang terbuka disekitarnya diperkeras dengan aspal atau
beton tanpa pelindung pohon.
Gambar 3.1 Gedung
Kedutaan Besar
Perancis. Gedung ini
hanya mengandalkan
orientasi bangunan
dan kanopi untuk
menghindari masuknya
cahaya matahari
langsung ke dalam
bangunan
Gambar 3.2 Gedung
Universitas HKBP
Nommensen Medan.
Penggunaan dinding
yang dibentuk dengan
23
miring berguna untuk
menghindari sinar
matahari langsung
masuk ke dalam
gedung
3.2.2. Rancangan Aktif: Solar Sel dan Skylight
Dalam rancangan aktif, energi matahari dikonversi menjadi energi
listrik sel solar, kemudian energi listrik inilah yang digunakan memenuhi
kebutuhan bangunan. Dalam perancangan secara aktif, secara simultan
arsitek juga harus menerapkan strategi perancangan secara pasif. Tanpa
penerapan strategi perancangan pasif, penggunaan energi dalam
bangunan akan tetap tinggi apabila tingkat kenyamanan termal dan visual
harus dicapai.
Salah satu bangunan yang dianggap paling berhasil menerapkan
teknik perancangan pasif dan aktif secara simultan dan sangat berhasil
dalam mengeksploitasi penggunaan sel solar adalah bangunan paviliun
Inggris (British pavillion).
Gambar 3.3 Bangunan pavilion Inggris (British Pavilion)
Skylight atau dalam bahasa Indonesia disebut kaca tembus pandang
adalah salah satu tipe jendela yang menempel pada bagian atap
24
bangunan bertujuan agar sumber cahaya dapat masuk secara langsung
pada sebuah ruang. Pada dasarnya skylight tidak dapat dibuka, tetapi
pada beberapa kasus dapat dibuka sehingga berfungsi juga sebagai
ventilasi.
Alasan pemakaian skylight yang paling umum adalah selain menjadi
elemen estetika dan struktur arsitektural. Skylight dapat menghemat
biaya pengeluaran energi khusunya pencahayaan karena memungkinkan
untuk menerangi ruangan dengan sinar matahari alami dalam jumlah
yang besar.
Skylight dapat dibagi dalam beberapa tipe berdasarkan fungsi dan
bentuk. Ada 3 jenis skylight berdasarkan fungsinya yaitu ventilating
skylight, dapat dibuka agar udara dapat masuk, biasanya dipasang pada
kamar mandi dan dapur; fixed skylight, tidak dapat dibuka, hanya sebagai
pencahayaan alami; tubular skylight, ukurannya kecil, biasanya dipasang
pada koridor rumah dan ruang yang kecil sebagai pencahayaan alami.
Berdasarkan bentuknya, skylight dapat dibagi menjadi 9 tipe, 5 tipe
diantaranya lebih sering dipasang pada rumah tinggal, yaitu flat skylight,
round skylight, polygon skylight, pyramid skylight, dan dome skylight. 4
tipe lainnya lebih sering dipasang pada bangunan berukuran besar, yaitu,
hip ridge skylight, ridge skylight, lean-to skylight, dan barrel vault skylight.
Material utama yang paling sering digunakan sebagai bahan konstruksi
skylight adalah kaca dan acrylic. Keduanya mempunyai perbedaan dalam
hal kekuatan, kelemahan, pancaran cahaya, faktor penyekat dan
penampilan visual.
Skylight adalah salah satu elemen arsitektural yang sangat penting
dalam sebuah mal. Permainan struktur atap dan material penutupnya
tidak dapat tergantikan oleh elemen lainnya karena selain dapat
mempercantik bangunan itu sendiri, juga menjadi daya tarik visual bagi
25
pengunjung yang datang. Skylight pada sebuah mal umumnya berukuran
besar menyesuaikan dengan ukuran massa bangunan. Hal ini membuat
sinar matahari sebagai pencahayaan alami dapat masuk dalam jumlah
yang cukup besar. Inilah salah satu keuntungan pemakaian skylight pada
bangunan mal karena dapat berfungsi ganda yaitu sebagai elemen
arsitektural dan strategi dalam penghematan energi.
Tujuan perencanaan cahaya alami pada gedung adalah dapat
memanfaatkan cahaya alami seoptimal mungkin (untuk penerangan
seluruh ruangan) pada cuaca cerah, pengendalian radiasi matahari dari
silau dan panas melalui kulit bangunan (dinding, atap), merekayasa
bayangan untuk menambah estetika gedung.
Gambar 3.4 Olll architecten Haaglanden Megastores The Hague, Netherlands dan Tommila Architects Iso Omena Helsinki, Finland.
Penggunaan skylight diatas koridor mal dan pada koridor tengah mal yang berbentuk melengkung
26
3.3. Penghematan Energi pada Iklim Tropis
Gambar 3.5 Pembagian daerah iklim matahari
Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis basah yang terletak di
daerah hutan hujan tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Terletak di sekitar khatulistiwa sampai sekitar 15° utara dan selatan.
Misalnya: Lembah sungai Amazona, Afrika Tengah, Malaysia,
Indonesia.
Permukaan tanah: landscape hijau, tanah biasanya merah atau coklat.
Vegetasi: Lebat, sangat kaya dan bermacam-macam sepanjang tahun.
Merupakan semak belukar yang tak dapat ditembus, dengan pohon-
pohon tinggi(rimba, hutan bakau), tanah sangat lembab, muka air
tanah tinggi, kadangkadang sampai ke permukaan.Tanah laterit
merah dan coklat biasanya untuk pertanian kurang menguntungkan.
Lumut, ganggang, jamur.
Perbedaan musim kecil
27
Radiasi matahari dan panas: Radiasi matahari langsung sedang sampai
tinggi. Bayangan alamiah terbentuk sangat banyak. Radiasi terdifusi
menembus awan atau uap (1500-2500kWh/m2/tahun).
Pantulan radiasi oleh awan sedang. Refleksi radiasi matahari langsung
pada tanah sedikit. Pertukaran panas dari tanah ke tubuh manusia
sedikit.
Kelembaban udara tinggi 60-90%.
Gerakan udara lambat(<5m/s), terutama di daerah rimba, bertambah
cepat bila turun hujan, sampai kekuatan angin 6 atau lebih. - Curah
hujan relatif tinggi:2000-3000m/tahun - Gerakan udara(angin Timur
Laut) melemah.
Masalah umum dan masalah bangunan
Panas yang sangat tidak menyenangkan. Penguapan sedikit, karena
gerakan udara lambat. Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari,
hujan, serangga; di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan
terhadap angin keras.
Hal-hal penting untuk diperhatikan
Bangunan sebaiknya terbuka dengan jarak yang cukup antara masing-
masing bangunan, untuk menjamin sirkulasi udara yang baik.
Orientasi utara-selatan, untuk mencegah pemanasan fasade yang
lebih lebar. Lebar bangunan untuk mendapatkan ventilasi silang.
Ruang sekitar bangunan diberi peneduh, tanpa mengganggu sirkulasi
udara. Persiapan penyaluran air hujan dari atap dan halaman.
Bangunan dengan daya serap panas yang rendah.
Penerapan konsep hemat energi dalam iklim tropis
Karena tingginya suhu udara rata-rata di daerah yang beriklim tropis,
strategi penghematan energi dalam bangunan harus diarahkan agar
suhu udara didalam bangunan tidak bertambah tinggi dengan
28
hadirnya matahari di siang hari. Untuk itu bangunan harus dapat
meminimalkan ’perolehan panas’ (heat gain) dari matahari.
3.4. Studi Banding Bangunan Tema Sejenis
a. Point Square
Gambar 3.6 Fasade mal dan apartemen
Lokasi : RA. Kartini No. 1, Lebak Bulus Jakarta Selatan
Total luas lahan : 22.000 m2
Jumlah lantai : 10 + 1
Total luas lantai : 120.000 m2
Harga sewa : 3.000.000 – 5.000.000,-/m2/tahun
Harga jual : 40.000.000 – 75.000.000,-/m2/tahun
Apartemen Points Square ini berada diatas mal di bagian tepinya,
sehingga bagian tengahnya dimanfaatkan untuk fasilitas apartemen
seperti kolam renang. Sebagian fasad mal dimanfaatkan sebagai area
29
pemasaran produk dan nama toko yang berada dalam mal. Fasilitas
yang terdapat di Points Square yaitu AC, CCTV, parking area, security,
valet, lift, genset, escalator, travellator.
b. Gedung Graha Wonokoyo
Gambar 3.7 Gedung Graha WonokoyoLokasi : Jl. Taman Bungkul 1-3-5-7 Surabaya
Fungsi : Gedung Kantor
Pemilik : Wonokoyo Group
Jumlah Lantai : 1 Basement, dan terdapat 3 area:
Area A : 2 lantai
Area B : 4 lantai
Area C : 10 lantai
Luas Tapak : 1.854 m2
Luas Bangunan : 7.121 m2
Material secara umum : Struktur beton, kaca stopsol,
aluminium komposit
Penggunaan Energi : 88 kWh/m2/tahun
30
Nilai OTTV : 22,8 W/m2
Arsitek : Ir. Jimmy Priatman, M Arch
(PT.Archi-Metric)
Penghargaan : Runner-up ASEAN Energy Award
ACE 2006
Terletak di pusat kota Surabaya, Graha Wonokoyo
menjulang dengan 10 lantai pada menaranya. Graha Wonokoyo
merupakan gedung perkantoran yang dibangun pada situs
konservasi arsitektur kolonial. Dirancang hemat energi dan
kontekstual, mencitrakan bangunan yang menghubungkan
memori antara masa lalu dan masa kini. Wujud massa bangunan
disusun meninggi secara gradual, terkesan sangat konservatif
terhadap lingkungan sekitar. Massa bangunan penerima
ditempatkan satu lantai, menyesuaikan dengan arsitektur kolonial
perumahan sekitarnya yang membujur sumbu timur ke barat.
Massa lainnya berupa bangunan medium tiga lantai yang
berfungsi sebagai gallery, hall, dan ruang rapat kolektif pada
bagian tengah. Massa penanda merupakan tower perkantoran
31
yang membujur sumbu utara-selatan sesuai kondisi site sebagai
klimaks
Gambar 3.8 Denah Lantai 5-9 (tipikal) Graha Wonokoyo
Gambar 3.9 Denah Lantai 10 Graha Wonokoyo
32
Aspek arsitektur kolonial yang kaya detail juga sangat
mempengaruhi wujud dari fasada dan komposisi bangunan.
Proporsi dinding dan kaca dengan gubahan spesifik merupakan
sintesa dari kriteria fasada yang berujung pada penggunaan energi
yang serba hemat, lebih dikenal dengan istilah OTTV.
Radiasi matahari langsung pada sisi timur direduksi fasada
dengan pengolahan dan pengaturan detail jendela yang
memasukkan unsur langgam neo-klasik sebagai reduksi luas kaca.
Sisi barat fasada meminimalkan luas jendela, dibantu pemakaian
high performance glass dengan shading coefficient rendah,
bertujuan mereduksi cooling load sistem AC. AC central sendiri
menggunakan sistem variable refrigerant volume (VRV) yang
keseluruhannya merupakan rangkaian dari sistem ventilasi yang
dirancang independen di setiap lantai bangunan agar fleksibilitas
operasional kantor dapat teratasi.
33
Untuk mewujudkan dan memperoleh perpaduan yang
sinergis antara citra monumental dengan kriteria hemat energi,
material dinding dipilih dari bahan metal cladding ex indal, high
performance glass ex stopsol dilapis kaca film pada sisi barat, dan
pada bangunan
penerima dipilih
granit dan panel
alumunium.
Gambar 3.10 Foto eksterior Graha Wonokoyo
Gambar 3.11 Tampak utara dan potongan Graha Winokoyo
34
c. BSD Office Park, BSD City, Tangerang
Gambar 3.12 Eksterior BSD Office Park
Nama Proyek : BSD Office Park
Pengembang : PT. Bumi Serpong Damai (BSD)
Lokasi : BSD City, Tangerang
Konsultan Arsitektur : PT. Airmas Asri
Luas Tapak : 8.245 m2
Luas Lantai Dasar : 3.144 m2
Luas Bangunan Total : 13.329 m2
Jumlah Lantai : 5 lantai dan 1 semi basement
Green Architecture, sebuah konsep bangunan arsitektur
berwawasan lingkungan hijau mengemuka dalam berbagai diskursus
pada dua decade belakangan ini sebagai salah satu solusi untuk
mengurangi laju pemanasan global (global warming). PT Bumi
Serpong Damai (BSD), pengembang BSD City, akan membangun
kompleks perkantoran hijau (green office) di kawasan Central
Business District (CBD) BSD City. Kompleks perkantoran tersebut
menggabungkan konsep high-tech office dengan lingkungan hijau.
35
BSD City – Business Park berkonsep menciptakan kawasan bisnis
representatif yang tidak hanya menyediakan kawasan yang ramah
lingkungan, tetapi juga mengarahkan untuk menciptakan bangunan
kantor yang berkualitas dengan disediakannya area publik dengan
ruang-ruang hijau terbuka serta plaza yang cukup luas di antara
bangunan-bangunan kantor tersebut. Salah satu bagian dari BSD City
– Business Park adalah BSD Office Park. Bangunan dengan luas sekitar
13.000 m2 dengan peruntukan kantor sewa ini terdiri dari empat
lantai tipikal dan satu lantai penthouse. Area support berupa parkir
kendaraan kapasitas 170 mobil dan ruang-ruang mekanikal elektrikal
terdapat di lantai semi basement sehingga pemaksimalan sirkulasi
udara pasif dapat tercapai. Bangunan ini menerapkan konsep green
architecture sebagai diferensiasi market rental office. Hal ini menarik
karena ada keberanian dari phak pengembang (developer) untuk
memasarkan
sesuatu yang lain
sehingga
terbentuk pasar
tersendiri.
Gambar 3.13 Eksterior BSD
Office Park
36
Gambar 3.14 Denah, tampak, dan potongan BSD Office Park
Dari orientasi bangunan, tapak bangunan terlihat memaksimalkan
pencahayaan alami dengan meletakkan sisi panjang bangunan di
utara-selatan dan pada timur merupakan sisi depan bangunan. Atap
roof garden mampu meredam panas dan dimanfaatkan sebagai
taman untuk penthouse. Khusus pada sisi timur bangunan dan barat
bangunan digunakan double shading berupa louvre dank aca yang
mampu menahan panas sehingga beban pengkondisian udara tidak
berat. Pengolahan air dengan sistem recycle diharapkan mampu
37
meningkatkan nilai guna air yang biasa terbuang percuma setelah
sekali pakai.
38