Download - BAB 2 (hasil akhir).doc
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Minat
2.1.1 Pengertian
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada
suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada
dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri
dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut, semakin besar minat (Slameto, 1988 : 182).
Minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu.
Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak dari luar sebagai
gerak-gerik (Purwanto, 1998 : 60).
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu (Syah, 2005 : 136).
Minat adalah aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh
individu (Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 229).
Minat adalah gejala psikis yang berkaitan dengan obyek atau
aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu
(Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 229).
Minat adalah kecenderungan untuk memberikan perhatian dan
bertindak terhadap orang, aktifitas atau situasi yang menjadi obyek
dari minat tersebut disertai dengan perasaan senang (Shaleh dan
Wahab, 2004 : 262-263)
7
8
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Minat
Menurut Crow and Crow dalam Shaleh dan Wahab (2004)
berpendapat ada tiga faktor yang menjadi timbulnya minat, yaitu :
2.1.2.1 Dorongan dari dalam diri individu
Faktor ini adalah faktor dorongan dari dalam. Faktor ini dititik
beratkan pada kebutuhan biologis. Minat individual timbul
dalam usaha individual untuk memenuhi fisik atau jasmaniah.
Faktor ini akan menumbuhkan minat seseorang apabila ada
dorongan dari dalam dirinya sendiri bukan dari dorongan dari
orang lain, misalnya dengan melihat iklan atau tayangan
televisi kemudian berminat untuk melakukan sesuatu.
2.1.2.2 Motif sosial
1) Lingkungan hubungan sosial
Lingkungan hidup dimana individual hidup bersama
teman, keluarga, tetangga. Minat seseorang juga bisa
tumbuh karena pergaulannya, misal pada awalnya
seseorang berminat untuk periksa kehamilan di puskesmas,
tetapi karena tetangga atau saudara kebanyakan periksa
kehamilan di bidan praktek swasta maka minat seseorang
ini akan berubah sesuai dengan apa yang diminati oleh
tetangga atau saudaranya. Apabila dalam lingkungan
soisalnya kebetulan mempunyai keinginan dan minat yang
sama pada suatu tertentu maka faktor ini akan memperkuat
minat mereka.
9
2) Penghasilan
Penghasilan juga berperan penting dalam pembentukan
minat seseorang, apabila seseorang yang berpenghasilan
rendah maka akan berkurangnya minat seseorang untuk
melakukan apa yang diinginkan.
2.1.2.3 Faktor Emosional
Dalam faktor ini dinyatakan bahwa suatu aktifitas yang
dilaksanakan oleh individu yang dapat dicapai dengan sukses
akan menyebabkan perasaan yang menyenangkan. Hal ini akan
beraikabat pula bisa menambah atau memperbesar minat
dalam hal tersebut. Sebaiknya apabila individu menemui
kegagalan dapat mengakibatkan perasaan yang kecewa, tak
puas dan akhirnya dapat pula menghilangkan atau mengurangi
minat. Faktor emosional ini akan mempengaruhi minat apabila
sesuatu yang dia kerjakan atau lakukan berhasil, maka dari
keberhasilannya itu akan mendorong seseorang untuk
menekuni bidang tersebut.
Karena kepribadian manusia itu bersifat kompleks, maka
sering ketiga faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya minat
tersebut tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan suatu perpaduan
dari ketiga faktor tersebut, akhirnya menjadi agak sulit bagi kita untuk
menentukan faktor manakah yang menjadi awal penyebab timbulnya
suatu minat.
10
Menurut Sri Hidayati (2004 : 18-20) Minat seseorang itu
muncul akibat adanya pengaruh dari rangsangan yang paling kuat
untuk mendapatkan minat antara lain adalah:
2.1.2.4 Kualitas rangsang mempengaruhi minat
2.1.2.5 Obyek yang besar menarik minat
2.1.2.6 Pengulangan rangsang menarik minat
2.1.2.7 Rangsang yang baru menarik minat
2.1.2.8 Beberapa rangsang yang sesuai dengan bakatnya menarik
minat.
2.1.2.9 Rangsang yang berarti akan menarik minat
2.1.2.10 Kebiasaan-kebiasaan emosional akan menimbulkan minat
Berdasarkan dari beberapa faktor yang mempengaruhi minat
diatas dapat digolongkan menjadi dua faktor yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor internal yaitu segenap pikiran emosi dan persoalan dari
dalam diri seseorang yang mempengaruhi minat sehingga tidak
dapat dipusatkan.
Contoh: Kelelahan jasmani seperti kesehatan fisik seseorang yang
menurun akibat bekerja keras atau makan-makanan yang tidak
bergizi atau makan tidak teratur sehingga mengganggu aktivitas
belajarnya. Kelelahan rohani, contoh: kelahan yang disebabkan
karena kebosanan akibat seseorang mempelajari pelajaran yang
sama dalam waktu yang lama sehingga menimbulkan hilangnya
minat untuk mempelajarinya.
11
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri seseorang
yang dapat mempengaruhi minat.
2.1.3 Macam-Macam Minat
Ditinjau dari asal mulanya, minat seseorang dapat dibedakan
menjadi dua golongan, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan
Pendidikan dan Kebudayaan dalam (Darmawan, 2007), yaitu:
2.1.3.1 Minat bawaan adalah minat yang muncul dengan sendirinya
tanpa dipengaruhi oleh faktor lain, baik itu faktor lingkungan
maupun kebutuhan. Minat ini biasanya dipengaruhi oleh
faktor keturunan atau bakat alamiah.
2.1.3.2 Minat yang muncul karena pengaruh dari luar, berarti minat
seseorang ini dapat berubah karena pengaruh dari luar
individu, seperti lingkungan dan kebutuhan. Minat ini sangat
dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan
kebiasaan.
Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam (Shaleh
dan Wahab, 2004) :
2.1.3.3 Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi :
1) Minat primitif
Minat primitif adalah minat yang timbul karena kebutuhan
biologis atau jaringan-jaringan tubuh misalnya kebutuhan
akan makanan, perasaan enak atau nyaman, kebebasan
beraktivitas dan seks.
12
2) Minat kultural atau minat sosial
Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang
timbulnya karena minat ini tidak secara langsung
berhubungan dengan diri kita. Sebagai contoh minat
belajar, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau
lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar
dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini akan menimbulkan
minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat
penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang
sangat penting bagi harga dirinya.
2.1.3.4 Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi :
1) Minat intrinsik
Minat intrinsik adalah minat yang langsung berhubungan
dengan aktivitas itu sendiri, ini merupakan minat yang lebih
mendasar atau minat asli.
2) Minat ekstrinsik.
Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan
tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuannya sudah
tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang.
2.1.3.5 Berdasarkan cara mengungkapkan minat dapat dibedakan
menjadi :
1) Expressed interest Minat yang diungkapkan dengan cara
meminta kepada subjek untuk menyatakan atau menuliskan
kegiatan-kegiatan baik yang berupa tugas maupun bukan
13
tugas yang disenangi dan paling tidak disenangi. Dari
jawabannya dapatlah diketahui minatnya.
2) Manifest interest adalah minat yang diungkapkan dengan
cara mengobservasi atau melakukan pengamatan secara
langsung terhadap aktivitas-aktivitas yang dilakukan
subjek atau dengan mengetahui hobinya.
3) Tested interest adalah minat yang diungkapkan cara
menyimpulkan dari hasil jawaban tes objektif yang
diberikan, nilai-nilai yang tinggi pada suatu objek atau
masalah biasanya menunjukkan minat yang tinggi pula
terhadap hal tersebut.
4) Inventoried interest adalah minat yang diungkapkan
dengan menggunakan alat-alat yang sudah
distandarisasikan, dimana biasanya berisi pertanyaan-
pertanyaan yang ditujukan kepada subjek apakah ia senang
atau tidak senang terhadap sejumlah aktivitas atau sesuatu
objek yang ditanyakan.
2.1.4 Proses Minat
Menurut Purwanto (1998), adapun proses minat terdiri dari :
2.1.4.1 Motif (alasan, dasar, pendorong)
2.1.4.2 Perjuangan motif
Sebelum mengambil keputusan pada batin terdapat beberapa
motif yang bersifat luhur dan rendah dan disini harus dipilih.
14
2.1.4.3 Keputusan
Inilah yang sangat penting yang berisi pemilihan antara motif-
motif yang ada dan meninggalkan kemungkinan yang lain,
sebab tak mungkin seseorang mempunyai macam-macam
keinginan pada waktu yang sama.
2.1.4.5 Bertindak sesuai dengan keputusan yang diambil
Keputusan kata hati merupakan perbuatan kemampuan untuk
memilih dan mengambil keputusan dengan ciri-ciri
mempertahankan seluruh kepribadiannya, sifatnya irrasional,
berlaku perseorangan dan pada suatu situasi dan timbulnya
dari lubuk hati. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan minat
yaitu :
1) Jika pekerjaan tidak jelas dan tidak menentu.
2) Makin sulit suatu tugas makin besar minat dan tenaga untuk
menyelesaikan tugas itu.
3) Pekerjaan yang dilakukan secara tepat dan bersama-sama
menimbulkan minat.
2.1.5 Metode Pengukuran Minat
Metode yang dapat digunakan untuk mengadakan pengukuran
minat (Wayan Nurkancana dan Sumartana, 1986 : 232-234) :
2.1.5.1 Observasi
Pengukuran minat dengan metode observasi mempunyai
suatu keuntungan karena dapat mengamati minat siswa dalam
kondisi yang wajar. Jadi, tidak dibuat-buat. Observasi dapat
15
dilakukan dalam setiap situasi, baik dalam kelas maupun di
luar kelas. Pencatatan hasil observasi dapat dilakukan selama
observasi berlangsung. Tetapi guru juga harus menyadari
bahwa observasi ini mempunyai kelemahan.
Observasi ini tidak dapat dilakukan terhadap beberapa
situasi atau beberapa anak dalam waktu yang sama. Apabila
kita hendak mengukur minat semua anak yang kita didik, maka
kita akan memerlukan waktu yang sangat panjang. Jadi
seorang guru tidak mungkin akan berhasil mengukur minat
anak-anak hanya dengan menggunakan observasi. Biasanya
observasi dilakukan terhadap beberapa orang anak berdasarkan
data yang telah terkumpulkan sebelumnya. Kelemahan lain
dari observasi ialah bahwa penafsiran terhadap hasil-hasil
observasi sering bersifat subyektif. Sikap dari guru-guru, jarak
waktu yang panjang antara situasi-situasi tingkah laku yang
diobservasi, serta obyektifitas dari pencatatan sangat
mempengaruhi validitas dari observasi.
2.1.5.2 Interview
Interview baik digunakan untuk mengukur minat anak-
anak, sebab biasanya anak-anak gemar memperbincangkan
hobinya dan aktivitas lain yang menarik hatinya. Pelaksanaan
interview ini biasanya lebih baik dilakukan dalam situasi yang
tidak formal (informal approach) sehingga percakapan akan
dapat berlangsung dengan lebih bebas, misalnya dalam
16
percakapan sehari-hari. Diluar jam pelajaran, dengan
mengadakan kunjungan rumah dan sebagainya. Guru dapat
memperoleh informasi tentang minat anak-anak dengan
menanyakan kegiatan-kegiatan apa yang dilakukan oleh anak
setelah pulang sekolah, permainan apa yang disenangi, apa
hobinya, perjalanan atau tamasya yang berkesan dihatinya,
pengalaman apa yang paling mengesankan, buku-buku apa
yang disenangi, program radio yang disenangi, film jenis apa
yang digemari dan sebagainya (Baron dan Bernard, halaman
165).
2.1.5.3 Kuesioner
Dengan menggunakan kuesioner guru dapat melakukan
pengukuran terhadap sejumlah anak sekaligus. Dengan
demikian apabila dibandingkan dengan interview dan
observasi, kuesioner ini jauh lebih efisien dalam penggunaan
waktu. Isi pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner pada
prinsipnya tidak berbeda dengan isi pertanyaan dalam
interview. Jadi, dalam kuesioner guru dapat menanyakan
tentang kegiatan yang dilakukan anak diluar sekolah,
permainan yang disenangi, bacaan yang menarik hatinya dan
sebagainya. Perbedaannya dengan interview ialah bahwa
interview dilakukan secara lisan dan guru hanya menghadapi
seorang anak, sedang kuesioner dilakukan secara tertulis dan
guru menghadapi beberapa orang anak sekaligus.
17
2.1.5.4 Inventori
Metode inventori adalah suatu metode untuk
mengadakan pengukuran atau penilaian yang berupa suatu
daftar statement tersebut subyek atau individu yang dinilai
diminta untuk memilih mana-mana statemen yang cocok
dengan dirinya. Setiap statemen yang cocok dengan dirinya
diisi tanda cek atau tanda-tanda lain yang ditetapkan.
Sedangkan statemen yang tidak sesuai dengan dirinya tidak
diisi apa-apa. Metode inventori mempunyai persamaan dengan
metode kuesioner yaitu kedua-duanya menggunakan instrumen
yang berupa suatu daftar. Perbedaanya ialah kalau dalam
kuesioner instrumennya berupa daftar pertanyaan yang harus
dijawab oleh subyek atau responden, sedangkan pada inventori
instrumennya berupa daftar statemen yang harus dipilih oleh
subyek atau responden sesuai dengan keadaan dirinya.
Dalam pengukuran atau penilaian minat ada beberapa jenis
inventori yang terkenal, diantaranya :
1) The strong vocational interest blank
Inventori ini diterbitkan pada tahun 1927 terdiri dari 400
item. Responden diminta untuk memberikan jawaban
dengan jalan memberi tanda (L) terhadap aktivitas-aktivitas
atau obyek-obyek yang disenangi, memberi tanda (I)
apabila ia ragu-ragu dan memberi tanda (D) apabila ia tidak
menyenangi aktivitas atau obyek tersebut.
18
2) Kuder Preference Record
Inventori ini mula-mula diterbitkan pada tahun 1939.
kemudian mengalami revisi dan tambahan item-item baru.
Kuder memulai dengan mengadakan analisa item tunggal
berdasarkan kelompok-kelompok minat (cluster of interest)
dan menyusun item-item tersebut dalam skala deskriptif.
Skala ini dapat dipergunakan dalam bimbingan pendidikan
(educational guidace) maupun dalam bimbingan jabatan
(vocational guidance).
Kuder mengidentifikasi sepuluh minat sebagai berikut
(Wayan Nurkancana dan Sumartana, 1986) :
(1) Minat terhadap alam sekitar (outdoor) yaitu minat
terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan alam binatang dan tumbuh-tumbuhan.
(2) Minat mekanis (mechanical) yaitu minat terhadap
pekerjaan yang bertahan dengan mesin atau alat-alat
teknik.
(3) Minat hitung menghitung (computational) yaitu minat
terhadap jabatan yang membutuhkan perhitungan-
perhitungan.
(4) Minat terhadap ilmu pegetahuan (scientifis) yaitu minat
untuk menemukan fakta-fakta baru dan
pemecahan problem.
19
(5) Minat persuasif (persuasive) yaitu minat terhadap
pekerjaan yang berhubungan mempengaruhi orang-
orang lain.
(6) Minat seni (artistic) yaitu minat terhadap pekerjaan
yang berhubungan dengan kesenian kerajinan dan
kreasi tangan.
(7) Minat literer (library) yaitu minat yang berhubungan
dengan masalah membaca dan menulis berbagai
karangan.
(8) Minat musik (musical) yaitu minat terhadap masalah-
masalah musik seperti menonton konser, memainkan
alat-alat musik dan sebagainya.
(9) Layanan sosial (social service) yaitu minat terhadap
pekerjaan membantu orang lain.
(10) Minat klerikal (clerical) yaitu minat yang
berhubungan dengan pekerjaan administratif.
Berdasarkan atas konsepnya mengenai sepuluh kelompok
minat tersebut, Kuder lalu menyusun item-item inventorinya. Setiap
item merupakan triad dari kegiatan-kegiatan yang mencerminkan tiga
kelompok minat. Penyusunan triad-triad tersebut sedemikian rupa
sehingga setiap kelompok minat pernah ber-triad dengan kelompok
minat lainnya. Subyek yang hendak dinilai disuruh memilih dalam
setiap triad. Satu kegiatan yang paling disenangi dan satu kegiatan
yang paling tidak disenangi dalam triad tersebut.
20
2.2 Konsep Primigravida dan Multigravida
Gravida adalah wanita yang sedang hamil. Primigravida adalah
wanita yang hamil untuk pertama kali, sedangkan multigravida adalah wanita
yang hamil lebih dari satu kali. (Manuaba, 1998 : 158).
2.3 Konsep Pelayanan Antenatal Care
2.3.1 Pengertian Pelayanan Antenatal Care
Pelayanan antenatal ialah cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal (Saifuddin, 2002 : 89)
Pelayanan antenatal adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam
rahim (Manuaba, 1998 : 129)
2.3.2 Tujuan Perawatan Antenatal
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan
persalinan berakhir dengan : (1) ibu dalam kondisi selamat selama
kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma fisik maupun mental
yang merugikan, (2) bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental,
(3) ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya, (4) suami
istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
berencana setelah kelahiran bayinya (Rochjati, 2003 : 41)
Tujuan asuhan antenatal yaitu : (1) memantau kemajuan
kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang
bayi, (2) meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,
21
dan sosial Ibu dan bayi, (3) mengenali secara dini adanya
ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan,
(4) mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, (5)
mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Saifuddin, 2002 : 90).
2.3.3 Cakupan Pelayanan Antenatal
Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui
kunjungan baru ibu hamil (K1) atau disebut juga akses dan pelayanan
ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali dengan distribusi
sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan dua dan dua kali
pada triwulan ketiga (K4) untuk melihat kualitas.
Pelayanan K1 adalah pelayanan/pemeriksaan kesehatan bagi
ibu hamil sesuai standar pada masa kehamilan oleh tenaga kesehatan
terampil (Dokter, Bidan, dan Perawat). Ibu hamil (K4) adalah ibu
hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling
sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal
satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua
kali pada triwulan ketiga umur kehamilan.
Cakupan Kunjungan ibu hamil K4 adalah cakupan Ibu hamil
yang telah memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan
stándar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
22
2.3.4 Kebijakan Program
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali
selama kehamilan: satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada
triwulan kedua, dan dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan/asuhan
standar minimal “7T” : (Timbang) berat badan, Ukur (Tekanan) darah,
Ukur (Tinggi) fundus uteri, Pemberian Immunisasi (Tetanus Toksoid)
TT lengkap, pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama
kehamilan, Tes terhadap Penyakit Menular Seksual, dan Temu wicara
dalam rangka persiapan rujukan (Saifuddin, 2002 : 90).
2.3.5 Pengawasan Antenatal
Menurut Manuaba (1998) secara khusus pengawasan antenatal
bertujuan untuk :
1. Mengenal dan menangani sedini mungkin penyulit yang terdapat
saat kehamilan , saat persalinan, dan kala nifas.
2. Mengenal dan menangani penyakit yang menyertai hamil,
persalinan, kala nifas.
3. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berakitan dengan
kehamlilan, persalinan, kala nifas, laktasi, dan aspek keluarga
berencana.
4. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
2.3.6 Kebijaksanaan Antenatal
2.3.6.1 Kebijaksanaan Umum :
23
1) Memberikan pelayanan antenatal sesuai dengan standart
pada jenjang pelayanan yang ada
2) Meningkatkan peran serta masyarakat (suami, keluarga,
kader) dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan
antenatal dan pencegahan resiko tinggi melalui kegiatan
bimbingan dan penyuluhan kesehatan.
3) Meningkatkan mutu dan jumlah tenaga pelaksanaan
maupun peralatan dan fasilitas pelayanan antenatal.
4) Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali pada
trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan pada
trimester ketiga 2 kali.
5) Meningkatkan sistem rujukan kehamilan resiko tinggi
mendapatkan umpan balik rujukan sesuai jenjang
pelayanan.
2.3.6.2 Kebijaksanaan Operasional :
1) Menemukan kehamilan resiko tinggi sedini mungkin
2) Melakukan upaya pencegahan neonatal tetanus berupa
pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
3) Pemberian tablet tambah darah pada setiap ibu hamil
selama kehamilannya
4) Melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali, pada
trimester pertama 1 kali, primester kedua 1 kali, dan pada
trimester ketiga 2 kali. Pada ibu hamil dengan resiko tinggi,
pemeriksaan dilakukan lebih sering dan intensif.
24
5) Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan atas indikasi
6) Setiap ibu hamil dibuatkan Kartu Ibu untuk mencatat hasil
pemeriksaan kehamilan, setiap ibu hamil perlu diberikan
KMS Ibu Hamil dan Kartu Imunisasi.
7) Menyediakan sarana pelayanan antenatal yang sesuai
dengan standar pada jenjang pelayanan
8) Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, keluarga, suami
mengenai:
(1) Cara hidup sehat
(2) Pentingnya memeriksakan kehamilannya ke Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Bidan di desa dan Posyandu.
(3) Pengenalan tanda-tanda kehamilan resiko tinggi dan
cara meminta pertolongan
(4) Gizi pada waktu kehamilan
(5) Perawatan payudara, menyusui bayi segera setelah lahir
(6) Perawatan bayi termasuk perawatan tali pusat
(7) Penyuluhan pentingnya pemakaian kontrasepsi setelah
melahirkan
9) Memberikan pelayanan antenatal di Puskesmas setiap hari
kerja
10)Melakukan rujukan intern di dalam Puskesmas untuk
menjaring ibu hamil yang datang dengan keluhan lain,
untuk diteruskan pada bagian KIA. Sesuai SKB 3 Menteri
rujukan intern tidak dipungut pembayaran ganda.
25
2.3.7 Standar Pelayanan Antenatal
Menurut Depkes RI (2006), terdapat enam standar pelayanan
antenatal seperti berikut ini :
2.3.7.1 Standar 3 : Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar : Bidan melakukan kunjungan rumah dan
berinteraksi dengan masyarakat secara berkala untuk
memberikan penyuluhan dan memotivasi ibu, suami dan
anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan teratur.
2.3.7.2 Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal
Pernyataan standar : Bidan memberikan sedikitnya 4 kali
pelayanan antenatal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan
pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai
apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/infeksi HIV ; memberikan pelayanan
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas
terkait lainnya yang diberikan oleh Puskesmas. Mereka harus
mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila
ditemukan kelainan, mereka harus mampu mengambil
tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
26
2.3.7.3 Standar 5 : Palpasi Abdominal
Pernyataan standar : Bidan melakukan pemeriksaan abdominal
secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah,
memeriksa posisi bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.
2.3.7.4 Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Pernyataan standar : Bidan melakukan tindakan pencegahan,
penemuan, penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia
pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2.3.7.5 Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Pernyataan standar : Bidan menemukan secara dini setiap
kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali tanda
serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan
yang tepat dan merujuknya.
2.3.7.6 Standar 8 : Persiapan Persalinan
Pernyataan standar : Bidan memberikan saran yang tepat
kepada ibu hamil, suami serta keluarganya pada trimester
ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan persalinan yang
bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan baik, di samping persiapan transportasi
dan biaya untuk merujuk, bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat
27
darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan rumah untuk
hal ini.
2.3.8 Prosedur Tetap Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan di Puskesmas :
2.3.8.1 Pemeriksaan
1) Menanyakan identitas
(1) Nama
(2) Umur
(3) Pendidikan dan Pekerjaan
2) Menanyakan riwayat :
(1) Kontrasepsi terakhir
(2) Kehamilan terdahulu
a) Penolong
b) Cara persalinan
c) Keadaan bayi
(3) Kehamilan sekarang
a) Keluhan utama
b) Haid
c) Taksiran persalinan
d) Pergerakan janin
e) Penyakit yang diderita pada kehamilan
sekarang
f) Riwayat kesehatan keluarga
g) Kebiasaan yang mempengaruhi
kehamilan, misalnya merokok, minum
28
alkohol, minum obat penenang,
analgetik, narkotika, morfin, ganja
3) Pemeriksaan :
(1) Umum
a) Keadaan umum
b) Tinggi badan
c) Berat badan
d) Bentuk tubuh
e) Tanda-tanda vital (tensi, nadi,
pernafasan, suhu)
f) Warna konjungtiva, ikterus, edema,
kloasma gravidarum
g) Kondisi jantung dan paru
h) Palpasi hati dan limpa
(2) Khusus
a) Ukur tinggi fundus uteri
b) Bentuk uterus
c) Pemeriksaan Leopold
d) Perabaan gerak janin
e) Pemeriksaan Detak Jantung Janin (DJJ)
f) Pada pemeriksaan bagian dalam dilihat
apakah ada keputihan, tanda hegar, besar
dan konsistensi porsio, besar dan arah
korpus uteri
29
g) Pemeriksaan laboratorium terdiri dari Hb
Sahli, urin, feses, darah tepi
2.3.8.2 Pemeriksaan Imunisasi TT
1) Jadwal pemberian imunisasi TT
2) Follow up hasil imunisasi TT
2.3.8.3 Pemberian Obat
1) Fe (tablet besi)
2) Anti emesis (vitamin B6)
3) Anti pusing (paracetamol)
4) Tokoliosis (obat untuk menghentikan his pada persalinan
kurang bulan)
2.3.8.4 Penyuluhan
1) Gizi dan kebersihan
2) Perawatan payudara dan Air Susu Ibu (ASI)
3) Keluarga Berencana
4) Pekerjaan dan perilaku sehari-hari
5) Resiko kehamilan
2.3.9 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Kehamilan
Green (1980), mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat
dari tingkat kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor di luar perilaku (nonbehavior causes)
(Notoatmodjo, 1993: 102-103). Perilaku itu sendiri ditentukan atau
terbentuk dari tiga faktor, yakni :
30
2.4.8.1 Faktor-faktor Predisposisi (predisposing factors)
Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan
masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Ikhwal ini dapat
dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku kesehatan,
misalnya pemeriksaan kehamilan bagi ibu hamil diperlukan
pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat
periksa hamil, baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. Di
samping itu, kadang-kadang kepercayaan, tradisi, sistem nilai
masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk
periksa hamil, misalnya orang hamil tidak boleh disuntik
(periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus),
karena suntik bisa menyebabkan anak cacad. Karena faktor ini
terutama yang positif mempermudah terwujudnya perilaku,
maka sering disebut faktor pemudah.
2.4.8.2 Faktor-faktor Pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya:
air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan
tinja, ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya.
Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas, Rumah Sakit, Poliklinik, Posyandu, Polindes, Pos
31
Obat Desa, Dokter atau Bidan Praktek Swasta, dan sebagainya.
Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: ibu yang ingin periksa
hamil dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau
tempat periksa hamil; misalnya Puskesmas, Polindes, Bidan
Praktek, ataupun Rumah Sakit. Fasilitas ini pada hakekatnya
mendukung terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-
faktor ini disebut faktor pendukung.
2.4.8.3 Faktor-faktor Penguat (reinforcing factors)
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh
masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku
para petugas termasuk petugas kesehatan.Termasuk juga di sini
Undang-Undang, peraturan-peraturan baik dari Pusat maupun
Pemerintah Daerah yang terkait dengan kesehatan. Hal ini
dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk berperilaku sehat,
masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu pengetahuan
dan sikap positif dan dukungan fasilitas saja, malainkan
diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat,
tokoh agama, para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan.
Di samping itu Undang-Undang, peraturan-peraturan, dan
sebagainya diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat
tersebut. Seperti contoh perilaku periksa hamil tersebut di atas;
di samping pengetahuan dan kesadaran pentingnya periksa
hamil, serta kemudahan memperoleh fasilitas periksa hamil,
juga diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat
32
setempat. Demikian juga diperlukan peraturan atau
perundanganundangan yang mengharuskan ibu hamil
melakukan periksa hamil. Disimpulkan bahwa perilaku
seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari
orang atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu,
ketersediaan fasilitas, dan sikap dan perilaku para petugas
kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (2006), ada
beberapa kemungkinan penyebab ibu tidak memeriksakan
kehamilannya, yaitu :
1) Fasilitas untuk pelayanan antenatal tidak memadai, tidak berfungsi
sebagaimana mestinya, tidak memungkinkan kerahasiaan, harus
menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan
(petugas tidak melakukan asuhan sayang ibu)
2) Beberapa ibu tidak mengetahui mereka harus memeriksakan
kehamilannya, maka ibu tidak melakukannya.
3) Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan
kehamilan maupun bagi bidan untuk mendatangi mereka.
4) Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan
seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan
kehamilannya.
33
5) Takhyul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada
petugas kesehatan (terlebih pula jika petugasnya seorang laki-laki).
6) Ketidakpercayaan dan ketidaksenangan pada tenaga kesehatan
secara umum beberapa anggota masyarakat tidak mempercayai
semua petugas kesehatan pemerintah.
7) Ibu dan/atau anggota keluarganya tidak mampu membayar atau
tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.
34
2.4 Kerangka Konseptual
Bagan 2.1 Kerangka Konseptual Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Berdasarkan Modifikasi Teori Manuaba (1998) dan Green (1980)
ANTENATAL CARE
Faktor yang mempengaruhi Minat :
a. Dorongan dari dalam diri individu
b. Motif sosial- Lingkungan - penghasilan
c. Faktor emosional- Tidak mengalami
kekecewaan terhadap sesuatu
Faktor Pemungkin : - Jarak fisik lokasi- Biaya antenatal care- Fasilitas pelayanan antenatal
care- Waktu tunggu
Faktor Predisposisi : - Pendidikan ibu hamil- Jumlah anak- Pendidikan suami - Sikap ibu hamil- Umur ibu hamil - Pekerjaan ibu hamil- Pendapatan
Faktor Penguat :- Perilaku petugas pelayanan
antenatal care- Sikap petugas pelayanan
antenatal care- Sikap tokoh masyarakat
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan :
Minat Primigravida
Minat Multigravida
35
2.5 Kerangka Penelitian
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
: berpengaruh
: berhubungan
Bagan 2.2 Kerangka Penelitian Perbedaan Minat Primigravida dan Multigravida untuk Periksa Kehamilan di Bidan Praktek Swasta Wahyu Desa Darungan Kecamatan Pare Kabupaten Kediri
Faktor yang mempengaruhi Minat :
a. Dorongan dari dalam diri individu
b. Motif sosial- Lingkungan - penghasilan
c. Faktor emosional- Tidak mengalami
kekecewaan terhadap sesuatu
Faktor Pemungkin : - Jarak fisik lokasi- Biaya antenatal care- Fasilitas pelayanan antenatal
care- Waktu tunggu
Faktor Predisposisi : - Pendidikan ibu hamil- Jumlah anak- Pendidikan suami - Sikap ibu hamil- Umur ibu hamil - Pekerjaan ibu hamil- Pendapatan
Faktor Penguat :- Perilaku petugas pelayanan
antenatal care- Sikap petugas pelayanan
antenatal care- Sikap tokoh masyarakat
Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kehamilan :
Minat Primigravida
periksa kehamilan di Puskesmas
Bendo
Minat Multigravida
periksa kehamilan di Puskesmas
Bendo
Hasil penilaian minat :- Berminat- Tidak berminat
36
15.1 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : Tidak terdapat perbedaan minat primigravida dan multigravida untuk
periksa kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten
Kediri
Ha : Terdapat perbedaan minat primigravida dan multigravida untuk periksa
kehamilan di Puskesmas Bendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri