i
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn “H”DENGAN PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KULISUSU
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanDiploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan 2018
OLEH :
WA ODE ZAMNINIM. 14401 2017 00082 5
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN2018
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tanag di bawah ini :
Nama : WA ODE ZAMNI
NIM : 14401 2017 00082 5
Institusi Pendidikan : Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari
Judul KTI : ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.‘’H”
DENGAN PENYAKIT TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KULISUSU
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya tulis sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Kendari, 12 Juli 2018
Yang Membuat Pernyataan,
WA ODE ZAMNI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama lengkap : Wa ode zamni
2. Tempat/ Tanggal Lahir : Ereka, 15- 05-1976
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Buton/Indonesia
6. Alamat : Langke
7. No. Telp/Hp : 085395819188
II. PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri 1 Kulisusu Tamat Tahun 1990
2. Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama Negeri 1 Kulisusu Tamat Tahun 1993
3. Sekolah Perawat Kesehatan PPNI Kendari Tamat Tahun 1996
4. Poltekkes Kemenkes Kendari Tahun 2017-2018
MOTTO
Kehidupan memang tidak akan seutuhnya sempurna, tapi sikap baik anda bisa
menjadikannya terbaik dari yang bisa anda hidupi.
Dan itu sudah sempurna...
Jangan pergi mengikuti ke mana jalan akan berujung.
Buatlah jalanmu sendiri dan tinggalkan jejak.
Terkadang usaha yang dilakukan menjadi sia-sia.jangan lupa bahwa usaha tanpa doa
bagaikan rumah tanpa pondasi.Bukan kah berdoa sambil berusaha adalah kunci
keberhasilan..
ABSTRAK
Wa ode zamni (14401 2017 00082 5) Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn.HDengan Penyakit Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kulisusu.Dibimbing oleh bapak Abdul Syukur Bau,S.Kep.,Ns.,MM.(xiv + 87 halaman +3gambar + 7 tabel + 12 lampiran ) tuberculosis paru adalah penyakit infeksimenahun menular yang disebabkan oleh kuman TB (MycobacteriumTuberculosis). Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melaluiudara (pernapasan) ke dalam paru-paru, kemudian menyebar dari paru-paru keorgan tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe, saluranpernafasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain.Studi kasus inibertujuan untuk menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan menggunakanpendekatan proses keperawatan yang komprehensif pada keluarga Tn.H dengananggota keluarga yang mengalami tuberculosis paru.Studi kasus ini dilakukanpada tanggal 07 s/d 16 mei 2018.partisipasi merupakan keluarga inti ( nuclearfamily)dengan anggota keluarga sebanyak 3 orang dimana Tn.H sebagai kepalakeluarga.Hasil studi kasus di dapatkan 2 diagnosa yaitu tidak efektifnya bersihanjalan nafas dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit keluaga.dari hasilevaluasi keperawatan yang dilakukan keluarga dapat mengenal masalahtuberculosis paru,keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat untukmengatasi tuberculosis paru,keluarga dapat merawat anggota keluarga sakitdengan tuberculosis paru,keluarga dapat memodifikasi lingkungan dan keluargadapat memanfaatkan pelayanan kesehatan.Kesimpulan : Pada pengkajian dananalisa data telah ditentukan masalah kesehatan keluarga dengan tuberculosisparu, Setelah dilaksanakan intervensi keperawatan Tn.H dan keluarga mengertitentang penyakit tuberculosis paru,gejala penyakit tuberculosis paru dalam konsepdasar tidak jauh beda dengan tinjauan hanya gejala demam dan sesak yang tidakmuncul pada klien tersebut. Saran : Bagi puskesmas di harapkan puskesmasdapat terus memberikan bimbingan kesehatan khususnya kepada keluarga agarlebih paham tentang penyakit tuberculosis, diharapkan pada keluarga untukmelakukan pencegahan penularan serta perawatan untuk tuberculosisparu,diharapkan pada keluarga agar segera membuat spal,menjaga kebersihanrumah dan tempat sampah.
Kata Kunci : Tuberculosis paru – Keluarga - Tidak efektifnya bersihan jalan
Nafas pada keluarga Ny J khusunya Tn.H - kurangnya
pengetahuan keluarga tentang penyakit tuberculosis paru
Daftra Pustaka : 18(buku, jurnal)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :“ Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Tn.H Dengan Penyakit Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kulisusu”.Guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi Diploma III di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari Jurusan Keperawatan.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada suami dan anak-anak
saya yang telah memberikan doa, motivasi, dukungan baik moril maupun materi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini masih
banyak terdapat kesalahan didalamnya.Oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat diharapkan oleh penulis sebagai suatu masukan untuk
penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak sekali kendala dan
hambatan yang penulis dapatkan namun atas bimbingan dan arahan serta motivasi
dari berbagai pihak secara moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis ilmiah. Penulis juga mengucapkan terima
kasih yang tulus dan ikhlas kepada Pembimbing saya Bapak Abdul Syukur
Bau,S.Kep.,Ns.,MM yang dengan penuh kesabaran dan senantiasa meluangkan
waktu dalam memberikan bimbingan, arahan, petunjuk dan motivasi.
Selanjutnya dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Direktur Poltekkes kemenkes kendari
2. Ketua jurusan keperawatan poltekkes kemenkes kendari.
3. Tim penguji (Hj, Nurjannah,B.Sc.S.Pd.,M.Kes, Asminarsih Zainal Prio,
M.Kep.,Sp.Kom, Reni Deviyanti Usman, M.Kep,Sp.KMB)
4. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan keperawatan serta seluruh
staf dan karyawan atas segala fasilitas dan pelayanan akademik yang diberikan selama
penulis menuntut ilmu.
5. Rekan-rekan mahasiswa RPL poltekkes kemenkes kendari khususnya angkatan 2017
yang senantiasa menyemangati saat proses perkuliahan dan penulisan KTI.
Akhirnya penulis berserah diri kehadirat-Nya, karena sadar dengan segala
keterbatasan sehingga jauh dari kesempurnaan. Namun demikian dengan penuh harapan
dan do’a semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amin.
Kendari, Juli 2018
Peneliti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ....................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.............................................................................. . v
MOTTO ................................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI......................................................................................................... ..x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 6
C. Manfaat Penulisan ......................................................................................... 6
D. Metode dan Tehnik Penelitian ....................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Keluarga ...........................................................................10
B. Tinjauan Teori Pengkajian Keperawatan Keluarga ..................................16
C. Tinjauan Teori Tuberculosis ................................................................... 27
BAB III LAPORAN KASUS
A. Pengkajian .................................................................................................58
B. Analisa Data ..............................................................................................69
C. Rencana tindakan keperawatan .................................................................71
D. Implementasi dan evaluasi keperawatan...................................................76
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran pengkajian................................................................................83
B. Gambaran diagnosa keperawatan..............................................................83
C. Gambaran penyusuan rencana keperawatan .............................................86
D. Gambaran implementasi............................................................................86
E. Gambaran evaluasi ....................................................................................84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...............................................................................................87
B. Saran..........................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Pathway............................................................................................................................ 39
Genogram......................................................................................................................... 58
Denah rumah.................................................................................................................... 61
DAFTAR TABEL
Diagnosa Berdasarkan Masalah....................................................................................... 46
Intervensi ......................................................................................................................... 46
Komposisi Anggota Keluarga.......................................................................................... 58
Pemeriksaan Fisik ............................................................................................................ 66
Analisa Data..................................................................................................................... 69
Rencana tindakan keperawatan........................................................................................ 71
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan ........................................................................ 76
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Keterangan Bebas Administrasi
Lampiran 2 : Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 3 : Surat Usuluan Izin Penelitian Dari Jurusan
Lampiran 4 : Surat Pengantar Izin Penelitian Dari Kampus
Lampiran 5 :Surat Izin Penelitian Dari Litbang
Lampiran 6 : Permohonan Menjadi responden
Lampiran 7 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 8 : Data Pengkajian Keluarga Terutama Tn.H Dengan Tuberculosis
Paru
Lampiran 9 : Surat Keterangan Selesai Meneliti
Lampiran 10 : Satuan Acara Penyuluhan Tuberculosis Paru
Lampiran 11 : Media Penyuluhan Leaflet Tuberculosis Paru
Lampiran 12 : Foto Dokumentasi Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh
basil Mycobacterium tuberculosis yang biasanya mempengaruhi organ paru-
paru namun dapat juga mempengaruhi organ lain selain paru-paru. Penyakit ini
dapat menular melalui udara dari orang yang terinfeksi ke orang lain, salah
satunya melalui batuk. Menurut laporan World Health Organization,
pengobatan terhadap penyakit Tuberkulosis telah menghindari 49 juta kematian
di seluruh dunia. (WHO. dalam Eka, F,dkk, 2017).
Berdasarkan Global Report 2015 dari 9,6 juta kasus-kasus tuberculosis
baru pada tahun 2014, terdapat 58% berada di daerah Asia Tenggara dan Pasifi
k Barat. Lebih dari separuh kasus tuberculosis di dunia (54%) terjadi di China,
India, Indonesia, Nigeria dan Pakistan. Di antara kasus baru, diperkirakan 3,3%
adalah multidrug-resistant tuberculosis (MDR TB), merupakan tingkat yang
tetap tidak berubah dalam beberapa tahun terakhir (WHO ,2016)
Penyakit tuberkulosis menjadi salah satu indikator penyakit menular
yang pengendaliannya menjadi perhatian dunia internasional.Penyakit
tuberkulosis termasuk dalam penyakit menular kronis.WHO menetapkan
bahwa tuberkulosis merupakan kedaruratan global (global emergency) bagi
kemanusiaan sejak tahun 1993. Kondisi ini menyebabkan penyakit tuberkulosis
paru sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat terutama
di negara-negara berkembang. Berdasarkan data dari “World Health Statistic
2013” menunjukkan tingginya angka prevalensi tuberkulosis per 100.000
penduduk di beberapa negara ASEAN dan SEAR (Kemenkes RI dalam Dea
N,R,2015)
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.Melalui droplet pada orang yang
terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis, penyakit tuberculosis dapat
menyebar secara luas dan cepat. MDGs memberikan komitmen secara global
pada pengendalian penyakit HIV/AIDS, malaria dan tuberculosis (Depkes RI
dalam Saflin, A & Chatarina U, W,2017)
Penyakit tuberkulosis adalah penyakit menular langsung sebagian
besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
lain. Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA (+) yang dapat
menularkan kepada orang di sekelilingnya, terutama yang melakukan kontak
erat.Kuman ini mempunyai kandungan lemak yang tinggi di membran selnya
sehingga menyebabkan bakteri ini tahan terhadap asam dan pertumbuhan
kumannya berlangsung lambat.Bakteri ini tidak tahan terhadap ultraviolet
sehingga penularannya terjadi pada malam hari.Adapun faktor risiko yang
mempengaruhi kemungkinan seseorang menjadi tuberkulosis paru adalah daya
tahan tubuh yang rendah (imunospresi), penyakit penyerta HIV, diabetes
mellitus , kontak langsung dengan penderita tuberculosis paru, gizi yang buruk
(malnutrisi), bahan kimia (alkohol, rokok, dan obat-obatan terlarang) dan
kemiskinan serta keadaan lingkungan perumahan (Rab, Tabrani Dalam
Surakhmi, O, dkk 2016).
Pada tahun 2015 capaian rata-rata dari kabupaten/kota sebesar 89%.
Meskipun terlihat mengalami penurunan, tapi secara umum hasil tersebut
masih cukup baik karena sudah di atas target minimal nasional yang
ditetapkan sebesar 65%. Sedangkan pada tahun 2016 capaian rata-rata dari
kabupaten/kota menurun menjadi 79,55%. Meskipun mengalami penurunan
dalam dua tahun terakhir, secara umum hasil tersebut masih cukup baik karena
masih berada di atas target minimal nasional yang ditetapkan sebesar 65%.
Sedangkan pada tahun 2017 hasil cakupan penemuan kasus capaian rata-rata
dari kabupaten/kota mengalami penurunan yakni sebesar 60,59%. (Profil
Dinkes Sultra, 2017).
Dalam pelayanan kesehatan khususnya tuberculosis paru, tidak terlepas
dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dengan pasien terutama
pasien tuberculosis paru.Keluarga merupakan unit pelayanan kesehatan yang
terdepan dalam meningkatkan derajat kesehatan keluarga.Apabila setiap
keluarga sehat, akan tercipta keluarga yang sehat.Masalah kesehatan yang
dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota
keluarga yang lain(Wahid Iqbal dalam Leo, R, 2016).
Fungsi keluarga dalam upaya kesehatan terdiri dari dua aspek yaitu
pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan.Pemeliharaan kesehatan
mencakup upaya kuratif (pengobatan penyakit), rehabilitatif (pemulihan
kesehatan setelah sembuh dari sakit).Peningkatan kesehatan mencakup
kesehatan preventif (pencegahan penyakit) dan promotif (peningkatan
kesehatan) oleh sebab itu, kesehatan promotif harus selalu diupayakan
mengandung makna kesehatan seseorang kelompok individu dan harus selalu
diupayakan sampai tingkat kesehatan yang optimal (Notoatmodjo dalam Leo,
R, 2016).
Dalam menjalankan upaya peningkatan kesehatan keluarga mempunyai
tugas dan fungsi yaitu mengenal masalah kesehatan dan merawat anggota
keluarga yang sakit.Keluarga perlu mengenal kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami oleh anggota keluarganya.Apabila menyadari adanya
perubahan dan fungsi perawatan kesehatan yaitu memberikan perawatan
kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota
keluarga yang sakit. Jadi peran keluarga sangat diperlukan karena dalam
pelayanan kesehatan khusunya pada penyakit tuberculosis paru tidak terlepas
dari keterlibatan keluarga sebagai orang yang terdekat dengan pasien terutama
pasien tuberculosis paru.Hal tersebut harus dibagi dengan pengetahuan yang
akan sangat menentukan keberhasilan pengobatan tuberculosis paru, dan
mencegah penularannya (Wahid, I, dalam Leo, R, 2016).
Penelitian ini didukung oleh penelitian Faris Muaz 2014. Status
ekonomi erat kaitannya dengan tuberculosis paru Sekitar 90% penderita
tuberkulosis paru di dunia menyerang kelompok dengan sosial ekonomi lemah
atau miskin. Faktor kemiskinan walaupun tidak berpengaruh langsung pada
kejadian tuberkulosis paru namun dari beberapa penelitian menunjukan adanya
hubungan antara pendapatan yang rendah dan kejadian tuberkulosis paru.
Dalam penelitian Djannah, 2009 menunjukkan tingkat pengetahuan
Tuberkulosis Paru sebanyak 17 responden (49,9) bahwa pengetahuan dan
pemahaman memegang peranan penting dalam pengobatan tuberculosis paru.
Ventilasi memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian tuberculosis
paru, orang yang tinggal dirumah dengan ventilasi yang tidak memenuhi syarat
memiliki risiko 6,43 kali lebih besar terkena tuberculosis paru dibandingkan
dengan orang yang tinggal di rumah dengan ventilasi yang memenuhi syarat
(Heriyani F, Sutomo AH dan Saleh YD, 2013).Penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian Agustian deni, 2014 yang menunjukkan adanya hubungan
bermakna antara ventilasi alami, baik diruangan yang dominan digunakan
maupun di kamar tidur responden dengan kejadian tuberkulosis paru.
Jumlah penderita tuberculosis paru di puskesmas kulisusu Kabupaten
Buton Utara pada tahun 2015 jumlah suspek sebanyak 44 orang, BTA positif
sebanyak 7 orang, Rongseng positif sebanyak 6 orang dan meningkat pada
tahun 2016 jumlah suspek sebanyak 65 orang, BTA positif sebanyak 9 orang
dan terus meningkat pada tahun 2017 jumlah suspek sebanyak 75 orang, BTA
positif sebanyak 19 orang, Rongten positif sebanyak 8 orang, (Data Puskesmas
Kulisusu, 2017).
Berdasarkan data-data diatas, penderita tuberculosis paru semakin
meningkat, padahal tuberculosis paru ini penyakit yang bisa disembuhkan
apabila cara penanganannya menggunakan prosedur dengan benar, yaitu
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan baik.Pentingnya peran
perawat sebagai tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan keperawatan
termasuk berupaya bersama-sama mencegah dan mengendalikan penyebaran
penyakit tuberculosis paru baik dengan cara pendidikan kesehatan kepada klien
dan keluarga yang telah terinfeksi atau melalui pencegahan dengan
memperhatikan kebersihan lingkungan rumah dan pencahayaan yang baik.
Dari uraian diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan keluarga pada Tn ‘’H” dengan penyakit
tuberculosis paru di wilayah kerja puskesmas kulisusu”
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan pada Tn “H” dengan
penyakit tuberculosis paru di wilayah kerja puskesmas kulisusu.
2. Tujuan Khusus
a. Mendapatkan gambaran pengkajian pada Tn “H” dengan kasus
tuberculosis paru
b. Mendapatkan gambaran diagnosa keperawatan pada Tn “H” dengan
kasus tuberculosis paru
c. Mendapatkan gambaran rencana keperawatan pada Tn “H” dengan
kasus tuberculosis paru
d. Mendapatkan gambaran implementasi pada Tn “H” dengan kasus
tuberculosis paru
e. Mendapatkan gambaran evaluasi pada Tn “H” dengan kasus
tuberculosis paru
C. Manfaat penulisan
1. Manfaat bagi penulis
a. Menambah pengetahuan dan informasi bagi penulis tentang asuhan
keperawatan dengan masalah tuberkulosis paru selain itu karya tulis
ilmiah ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara penulis dalam
mengaplikasikan ilmu yang di peroleh di dalam perkuliahan.
b. Bagi institusi pendidikan
Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa dalam menguasai asuhan
keperawatan pada pasien dengan masalah tuberkulosis paru.
c. Bagi keluarga
Dapat menjadi bahan masukan bagi keluarga untuk dapat menjaga
kesehatan dan menambah pengetahuan tentang penyakit tuberculosis
paru.
D. Metode dan teknik penelitian
1. Tempat dan waktu pelaksanaan studi kasus
Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja puskesmas kulisusu dengan
pengambilan kasus/pelaksanaan asuhan keperawatan selama 1 mingggu
dengan intervensi minimal 3 hari pada bulan mei 2018.
2. Teknik pengumpulan data
a. Studi kepustakaan : Yaitu dengan cara pengumpulan data yang
digunakan sebagai konsep dasar dalam asuhan keperawatan dan
menyelesaikan masalah dalam pembahasan.
b. Studi kasus : Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus yaitu pendekatan
proses keperawatan yang meliputi : pengkajian, analisa data, penerapan
diagnosa keperawatan dan penyusunan rencana tindakan dan evaluasi
asuhan keperawatan. Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan beberapa
teknik pengumpulan data antara lain sebagai berikut :
1) Observasi
Mengadakan pengamatan langsung pada klien dengan cara
melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan perkembangan dan
keadaan klien tuberculosis paru.
2) Wawancara
Mengadakan wawancara dengan klien dan keluarga dengan
mengadakan pengamatan langsung.
3) Pemeriksaan fisik
Melakukan pemeriksaan terhadap klien malalui : inspeksi, palpasi,
auskultasi, dan perkusi.
4) Studi dokumentasi
Yaitu dilakukan dengan cara mencatat dan mempelajari data-data baik
yang tercantum dalam catatan keperawatan maupun catatan medis
yang ada di puskesmas.
5) Metode diskusi
Bila ada masalah atau kendala yang didaptkan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan pada klien,penulis mengonsultasikan dengan
pembimbing atau tenaga kesehatan yang terkait.
3. Tehnik penulisan disusun sistematis yang terdiri dari lima bab yaitu :
BAB 1 : Latar belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metode dan tehnik penulisan.
BABA II : Tinjauan teoritis yang mencakup konsep dasar medik,
terdiri dari : pengertian, etiologi, anatomi fisiologi,
patofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan
diagnostik, penaganan medik. Sedangkan konsep dasar
keperawatan terdiri dari : pengkajian, bagan patofisiologi,
diagnosa keperwatan, perencanan keperawatan,
implemetasi dan evaluasi.
BAB III : Tinjaun kasus yang memnuat tentang pengamatan kasus
yang meliputi pengkajian , analisa data, diagosa
keperawatan, perencanaan, implementi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan kasus yaitu membandingkan antara teori
dengan kasus nyata.
BAB V : Penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Tinjaun Teori Keluarga
1. Definisi keluarga
Beberapa definisi keluarga,antara lain sebagai berikut :
a. Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti
ikatan darah, adopsi,perkawinan, atau perwalian, hubungan sosial (hidup
bersama)dan adanya hubungan psikologis(ikatan emosional) (Siti Nur
Kholifah, 2016)
b. Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsiyang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya,
dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial
dari tiap anggota keluarga(Siti Nur Kholifah, 2016)
c. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan ( departemet
kesehatan RI dalam siti,N,K,2016)
2. Tipe keluarga
Berbagai tipe keluarga sebagai berikut :
a. Tipe keluarga tradisional, terdiri atas beberapa tipe yaitu:
1) The Nuclear Family ( keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri atas
suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak angkat.
2) The dyad family ( keluarga dyad), suatu rumah tangga yang terdiri dari
atas suami dan istri tanpa anak.
3) Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua dengan
anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
4) Single adult,yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu orang
dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa yang tidak
menikah atau tidak mempunyai suami.
5) Extended family, keluarga yang terdiri atas keluaga inti ditambah
keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, dan sebagainya.Tipe
keluarga ini banyak dianut oleh keluarga indonesia terutama di daerah
pedesaan.
6) Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri di
rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-anaknya sudah
membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7) Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama atau
saling berdekatan dan menggunakan barang –barang pelayanan,
seperti dapur dan kamar mandi yang sama.
b. Tipe keluarga yang kedua adalah tipe kelurga nontradisional, tipe
keluarga ini tidak lazim ada di indonesia, terdiri atas beberapa tipe
sebagai berikut.
1) Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri atas
orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) Cohabitating couple. Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan
perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3) Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan jenis
kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan suami istri.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family, keluarga yang hidup
bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
d. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/ saudara dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga
yang aslinya. (Siti Nur Kholifah, 2016)
3. Fungsi keluarga
Menurut friedman fungsi keluarga ada lima antara lain :
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan
kebutuhan psikososial anggota keluarga.Melalui pemenuhan fungsi ini,
maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial yang utama,
membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota keluarga,stabilitas
kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin secara lebih akrab,
dan harga diri.
b. Fungsi sosialisasi dan penempatan sosial
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup,
karena individu secara kontinyu mengubah perilaku mereka sebagai
respon terhadap situasi yang terpola secara sosial yang mereka alami.
Sosialisasi merupakan proses perkembangan atau perubahan yang
dialami oleh seorang individu sebagai hasil dari interaksi sosial dan
pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.
Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat(yang mempengaruhi
status kesehatan anggota keluarga secara individual) merupakan bagian
yang paling relevan dari fungsi perawatan kesehatan.
1) Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga
2) Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi keluarga
3) Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang mengalami
gangguan kesehatan
4) Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau menciptakan
suasana rumah yang sehat
5) Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas.
4. Tahap perkembangan keluarga
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yang perlu di ketahui yaitu :
a. Keluarga baru menikah atau pemula
Tugas perkembangannya adalah :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
2) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga dengan anak
baru lahir. Tugas perkembangan adalah :
1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga
2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan
kebutuhan anggota keluarga.
3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran – peran orang tua dan kakek nenek.
c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah
Tugas perkembangannya adalah :
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, runag
bermain, privasi, dan keamanan.
2. Mensosialisasikan anak
3. Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain
4. Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di laur
keluarga.
d. Keluarga dengan anak usia sekolah
Tugas perkembangannya adalah :
1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
3. Memenuhi kenutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangannya adalah :
1. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan semakin mandiri
2. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
3. Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak
f. Keluarga melepas anak usia dewasa muda
Tugas perkembangannya adalah:
1. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.
2. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
3. Membantuk ornag tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami atau
istri
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Tugas perkembangannya adalah :
1. Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan
para orang tua lansia dan anak-anak.
3. Memperkokoh hubungan perkawinan
h. Keluarga dengan usia lanjut
Tugas perkembangannya adalah :
1. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
2. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
3. Mempertahankan hubungan perkawinan
4. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
5. Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
6. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaan hidup).
(Siti Nur Kholifah, 2016)
B. Tinjaun Teori Pengkajian Keperawatan Keluarga
1. Definisi
Pengkajian adalah langkah atau tahapan penting dalam proses
perawatan, mengingat pengkajian sebagai awal interaksi dengn keluarga
untuk mengidentifikasi data kesehatan seluruh anggota keluarga.Pengertian
pengkajian menurut Yura dan Walsh (1998) adalah tindakan pemantauan
secara langsung pada manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan
maksud menegaskan kondisi penyakit dan masalah kesehatan.pengkajian
merupakan suatu proses berkelanjutan, karena perawat akan mendapatkan
data tentang kondisi atau situasi klien sebelumnya dan saat ini, sehingga
informasi tersebut dapat digunakan untuk menyusun perencanaan pada
tahap berikutnya. (Siti Nur Kholifah, 2016)
Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi
manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan
situasi penyaki, diagnosa masalah klien, penetapan kekuatan, dan kebutuhan
promosi kesehatan klien.Pengkajian keperawatan merupakan proses
pengumpulan data. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi
tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-
masalah, serta kebutuhan – kebutuhan keperawatan, dan kesehatan
klien.Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan.Dari informasi yang terkumpul, di dapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang dihadapi klien.Selanjutnya, data dasar tersebtu
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah.
(Siti Nur Kholifah, 2016)
2. Tujuan pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan bertujuan untuk :
a. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien
b. Menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien
c. Menilai keadaan kesehatan klien
d. Membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya. (Siti Nur Kholifah, 2016)
3. Karakteristik data yang dikumpulkan
a. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah keperwatan
klien dan keluarga. Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu
mengatasi masalah secara adekuat.
b. Akurat
Data yang dikumpulkan harus akurat untuk menghindari kesalahan.
c. Relevan
Data yang dikumpulkan harus relevan dengan kondisi klien dan keluarga.
(Siti Nur Kholifah, 2016)
4. Sumber data
a. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan secara
langsung dari klien dan keluarga, yang dapat memberikan informasi yang
lengkap tentang masalah kesehatan yang dihadapinya.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari orang
terdekat dari klien (keluarga), seperti orang tua, anda, atau pihak lain
yang mengerti kondisi klien selama sakit. Data sekuder dapat pula di
dapatkan dari catatan-catatan keperawatan hasil pemerikansaan yang
dilakukan oleh pihak lain.
Secara umum, sumber data yang di dapat digunakan dalam
pengumpulan data kesehatan keluarga berikut ini:
1) Klien dan keluarga
2) Orang terdekat
3) Catatan klien
4) Riwayat penyakit(pemeriksaaan fisik dan catatan perkembangan)
5) Konsultasi
6) Hasil pemeriksaan diagnostik
7) Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya
8) Perawat lain
9) Kepustakaan (Siti Nur Kholifah, 2016)
5. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara
b. Observasi
c. Konsultasi
d. Pemeriksaan fisik (inspeksi,palpasi,auskultasi,perkusi)
e. Pemeriksaan penunjang
6. Komponen pengkajian keluarga
Friedman,dkk(2003), berpendapat bahwa komponen pengkajian
keluarga terdiri atas kategori pertanyaan, yaitu data pengenalan keluarga ,
riwayat dan tahap perkembangan keluarga, data lingkungan, struktur
keluarga(struktur peran, nilai, komunikasi, kekuatan), fungsi
keluarga(fungsi afektif, sosialisasi, pelayanan kesehatan, ekonomi,
reproduksi,), dan koping keluarga. (Siti Nur Kholifah, 2016)
Berikut merupakan contoh diagnosis berdasarkan masalah
kesehatan yang lazim terjadi di individu, keluarga, kelompok/komunitas
berdasarkan NANDA 2012-2014 dan ICNP 2013. Sesuai dengan hasil
Konggres Nasional IPKKI II di yogyakarta, sudah dsepakati dalam
perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan diagnosa tunggal
dengan menambahkan pernyataan anggota keluarga yang teridentifikasi
memiliki masalah kesehatan.Rumusan diagnosa ini menggunakan rumusan
NANDA dan ICNP. Modifikasi penulisan kriteria intervensi dan hasil pada
kasus keluarga menggunakan pendekatan tugas kesehatan keluarga yaitu
kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, memutuskan untuk
merawat anggota keluarga yang sakit, merawat anggota keluarga yang sakit,
memodifikasi llingkungan, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan (Maglaya,
2009)
Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosis keperawatan
Individu Domain 2 :
Nutrisi
Kelas 1 :
Ingesti
00002
00001
00163
00003
00103
- Ketidakseimbangan nutrisi :kurang dari kebutuhan tubuh
- Ketidakseimbangan nutrisi :lebih dari kebutuhan tubuh
- Kesiapan untuk meningkatkannutrisi
- Risiko ketidakseimbangan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
- Gangguan menelan
Kelas 5 :
Hidrasi
00195
00160
00027
00028
00025
- Risiko ketidakseimbanganelektrolit
- Kesiapan untuk meningkatkankeseimbangan cairan
- Defisiensi volume cairan- Risiko defisiensi volume cairan- Risiko ketidakseimbangan
volume cairan
Domain 3 :
Eliminasi danpertukaran
Kelas 1 :
Fungsiurinari
00016 - Gangguan eliminasi urin
Kelas 2 :
Fungsigastrointestinal
00013
00196
00197
- Diare
- Disfungsi motilitasgastrointestinal
- Risiko disfungsi motilitasgastrointestinal
Kelas 4 :
Fungsirespirasi
00030 - Gangguan pertukaran gas
Domain 4 :
Aktivitas/istirahat
Kelas 1:
Tidur/istirahat
00198 - Gangguan pola tidur
Kelas 2 :
Aktivitas/latihan
00085
00088
- Gangguan mobilitas fisik
- Gangguan berjalan
Kelas 3:
Keseimbangan energi
00093 - Fatigue
Kelas 4 :
Responkardiovaskular/Pulmonari
0009200094000320002900204
00228
00201
- Intoleransi aktivitas- Risiko intoleransi aktivitas- Tidak efektifnya pola nafas- Penurunan kardiak output- Tidak efektifnya perfusi jaringan
perifer- Risiko tidak efektifnya perfusi
jaringan perifer- Risiko tidak efektifnya perfusi
jaringan serebral
Kelas 5:perawatandiri
00108
00109
00102
00110
- Defisit perawatan diri : mandi- Defisit perawatan diri:
berpakaian- Defisit perawatan diri: makan- Defisit perawatan diri: toileting
Domain 5 :
Persepsi/Kognisi
Kelas 4 :
Kognisi
00126
00161
00131
- Kurangnya pengetahuan
- Kesiapan meningkatkanpengetahuan
- Gangguan memori
Domain 6 :
Persepsi diri
Kelas 1 :
konsep diri
00124
00054
- Ketidakberdayaan
- Risiko kesepian
Kelas 2 :
Harga diri
00119
00120
- Harga diri rendah kronik
- Harga diri rendah situasional
Domain 9 :
Koping/Toleransi thd stres
Kelas 2 :
Responkoping
00146
00069
00158
- Kecemasan
- Tidak efektifnya koping
- Kesiapan meningkatkan koping
Domain 11 :
Keamanan/Proteksi
Kelas 1:Infeksi
00004 - Risiko infeksi
Kelas 2 :
Injury fisik
00031
00155000350004600047
- Tidak efektifnya bersihan jalanNafas
-resiko jatuh- Risiko injuri- gangguan integritas kulit-resiko gangguan integritas kulit
- Gangguan integritas kulit
- Risiko gangguan integritas kulit
Kelas 6 :Termoregulasi
0000700008
- Hipertermi- Tidak efektifnya termoregulasi
Domain 12 :
Rasa nyaman
Kelas 3 :
Kenyamanan sosial
00214
00134
00132
00133
- Gangguan rasa nyaman
- Mual
- Nyeri akut
- Nyeri kronik
Keluarga Domain 1:
Promosi
Kesehatan
Kelas 2:
Manajemen
Kesehatan
00080
00099
00188
- Ketidakefektifan manajemen
regimen terapeutik keluarga
- Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan
- Perilaku kesehatan cenderung
berisiko
Domain 4:
Aktivitas/Istirahat
Kelas 5:
PerawatanDiri
00098 Hambatan pemeliharaan rumah
Domain 5:
Persepsi/Kognisi
Kelas4:
Kognisi
00222 Ketidakefektifan kontrol implus
Kelas 5:
Komunikasi
00157 Kesiapan meningkatkan
komunikasi
Domain 7:
Hubungan
Peran
Kelas 1:
Perancaregiver
00106
0006100062
00056
00164
00057
- Kesiapan meningkatkanpemberian ASI
- Ketegangan peran pemberiasuhan
- Risiko ketegangan peranpemberi asuhan
- Ketidakmampuan menjadi orangtua
- Kesiapan meningkatkan menjadiorang tua
- Risiko ketidakmampuanmenjadi orang tua
Kelas 2:
Hubungan
Keluarga
00058
00063
00060
00159
- Risiko gangguan perlekatan
- Disgungsi proses keluarga
- Gangguan proses keluarga
- Kesiapan meningkatkan proses
keluarga
Kelas 3:
Performaperan
00223
00207
00229
00064
- Ketidakefektifan hubungan
- Kesiapan meingkatkanhubungan
- Risiko ketidakefektifan hubungan
00055
00052
- Konflik peran orang tua
- Ketidakefektifan performa peran
- Hambatan interaksi sosial
Domain 9 :Koping/Toleransi stress
Kelas 2:
Responkoping
00074
00073
00075
00226
00212
- Penurunan koping keluarga
-Ketidakmampuan koping keluarga
-Kesiapan meningkatkan kopingkeluarga
- Risiko ketidakefektifanperencanaan aktifitas
-Kesiapan meningkatkan penyesuaian
Domain 10:Prinsip hidup
Kelas 3:
Nilai/Keyakinan/Aksikongruen
00083
00170
00184
- Konflik pengambilan keputusan
- Risiko hambatan religiositas
-Kesiapan meningkatkan pengambilankeputusan
Domain 11:
Keamanan/
Proteksi
Kelas 4:
Hazard
lingkungan
00181
00180
- Kontaminasi- Risiko kontaminasi
Domain 13:
Pertumbuhan
/perkembang
an
Kelas 1:
Pertumbuh
an
00113 Risiko pertumbuhan tidakproporsional
Kelas 2:
Perkembang
an
00112 Risiko keterlambatanperkembangan
Carers Carers 1002777310027787
10029621
10027787
10032270
- Stres pada pemberi asuhan- Risiko stress pada pemberi
asuhan- Gangguan kemampuan untuk
melakukan perawatan- Risiko stress pada pemberi
asuhan- Risiko gangguan kemampuan
untuk melakukan perawatan
Emosional/
isupsikologikal
10023370
10038411
- Gangguan komunikasi
- Gangguan status psikologis
PerawatanKeluarga
100298411002307810022473100227531003574410032364
- Masalah ketenagakerjaan
- Gangguan proses keluarga
- Kurangnya dukungan keluarga
- Masalah dukungan sosial
- Masalah hubungan
- Risiko gangguan koping
keluarga
PromosiKesehatan
Healthpromotion
10023452
10000918
10032386
- Kemampuan untuk
mempertahankan kesehatan
- Gangguan mempertahankan
kesehatan
- Risiko bahaya lingkungan
Manajemenperawatanjangkapanjang
10021994 Kurangnya pengetahuan tentang
Penyakit
Medikasi 10022635 Gangguan kemampuan untuk
memanajemen pengobatan
Perawatan
Diri
10000925 Gangguan kerumahtanggaan
Manajemen
Risiko
10029792
10030233
10030233
10029856
10032289
10032301
10033470
10032340
10033489
10015122
10015133
10033436
- Kekerasan rumah tangga
- Keselamatan lingkungan yang
efektif
- Masalah keselamatan
lingkungan
- Risiko terjadinya
penyalahgunaan
- Risiko terjadinya pelecehan
anak
- Risiko terjadinya pengabaian
anak
- Risiko terjadinya pelecehan
lansia
- Risiko terjadinya pengabaian
lansia
- Risiko untuk jatuh
- Risiko terinfeksi
- Risiko terjadinya pengabaian
Keadaan sosial 10029860
10029904
10022563
10022753
- Masalah financial
-tinggal di rumah
-pendapatan yang tidak memadai
-kurangya dukungan sosial
C. Tinjauan Teori Tuberculosis
a. Konsep dasar tuberculosis
1. Definisi
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang
disebabkan oleh kuman tuberculosis (Mycobacterium Tuberculosis).
Kuman tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh manusia melalui udara
(pernapasan) ke dalam paru-paru, kemudian menyebar dari paru-paru ke
organ tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu : kelenjar limfe,
saluran pernafasan atau penyebaran langsung ke organ tubuh lain
(Depkes RI dalam Mira, A,F.,2015).
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis Yang menyerang paru-paru dan hampir
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pernafasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit.
Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang
yang terinfeksi bakteri tersebut. (Sylvia A. Price).
2. Etiologi
Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Basil
ini tidak berspora sehingga mudah di basmi dengan pemanasan,sinar
matahari, dan sinar ultraviolet.Ada dua macam mikobakteria tuberculosis
yaitu tipe human dan tipe bovin. Basil Tipe bovin berada dalam susu sapi
yang menderita mastitis tuberkulosis paru.Basil tipe human bisa berada
di bercak ludah(droplet) dan di udara yang berasal dari penderita TBC,
dan orang yang terkena rentan terinfeksi bila menghirupkannya.(Wim de
jong).
Cara melatih batuk efektif untuk mengeluarkan dahak pada pasien
tuberkulosis adalah :
a. Mengatur posisi duduk : badan tegak,kepala menghadap ke depan.
b. Meminta pasien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di perut.
c. Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui
hidung selama 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
d. Meminta pasien merasakan mengembangnya perut ( cegah lengkung
pada punggung)
e. Meminta pasien menahan nafas 3 hitungan
f. Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
g. Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi
dari perut
h. Memasang tempat dahak di pangkuan pasien
i. Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3 :
melakukan tarik nafas, tahan nafas dan terakhir batukkan dengan kuat
j. Menampung dahak ke tempat yang telah disediakan.
Cara mempersiapkan tempat untuk membuang dahak :
a. Siapkan tempat pembuangan dahak yang berisi cairan desinfektan (
sabun,detergen,air bayclin,atau pasir
b. Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
c. Buang dahak ke temapt tersebut
d. Bersihkan kaleng setiap 2 atau 3 hari sekali
e. Buang isi kaleng bila berisi pasir: kubur di bawah tanah
f. Bila berisi udara desinfektan : buang di dalam toilet,siram
g. Bersihkan kaleng dengan sabun.
3. Anatomi fisiologi
Paru-paru terletak dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi
oleh struktur tulang selangka.Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu
skat yang disebut diagfragma.Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram,
sedngkan paru-paru kiri sekitar 560 gram.Masing-masing paru-paru
dipisahkan satu sama lain oleh jantung dan pembuluh besar serta
struktur-struktur lain didalam rongga dada.Selaput yang membungkus
yang disebut pleura.Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleura itu
sendiri. Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga
pu-paru kembang kempis, dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang
berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan
antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan napas.
Paru-paru kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri
atas tiga geambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir
tengah (lobus medius), dan gelambir bawah (lobus inverior). Sedangkan
paru-paru kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus
superior) dan gelambir bawah (lobus inverior). Tiap-tiap lobus terdiri
dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri
mempunyai 10 segmen yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan
5 buah segmen pada lobus inverior. Paru-paru kanan mempunyai 10
segmen yaitu 5 buah segmen pada superior, 2 buah segmen pada lobus
medial, dan 3 buah segmen pada lobus inverior. Tiap-tiap segmen terbagi
lagi menjadi belahan-beahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus
satu dan lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah
getah bening dan syaraf dalam pada tiap-tiap lobulus terdapat sebuah
bronkeolus. Didalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang yang
disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus
yang diameternya antara 0.2 sampai 0.3 mm.
Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar
terdiri dari gelembng (gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada
gelombang ini lah terjadi pertukaran udara dalam darah O2 masuk
kedalam darah dan Co2 dikeluarkan dalam darah. Gelembung alveoli
terdiri ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas
permukaannya kurang lebih 90 m2. Banyaknya gelembung paru-paru ini
kurang lebih 700 juta buah. Ukurannya berfariasi, tergantung pada lokasi
anatomisnya, semakin negatifnya tekanan intrapleura diapeks, ukuran
alveolus akan semakin besar. Ada 2 tipe sel alveolus Tipe satu berukuran
besar, datar berbentuk skuamosa, bertanggung jawab untuk pertukaran
udara. Sedangkan tipe 2, yaitu pneumosit glanular, tidak ikut serta dalam
pertukaran udara.sel-sel tipe 2 ini lah yang berproduksi surfaktan, yang
melapusi alveolus dan mencegahnya kolaps alveolus.
4. Patofisiologi
Individu terinfeksi melalui droplet nuclei dari pasien TB paru
ketika pasien batuk, bersin, tertawa. droplet nuclei ini mengandung basil
TB dan ukurannya kurang dari 5 mikron dan akan melayang-layang di
udara. Droplet nuclei ini mengandung basil TB.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk
globular. Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri
tuberculosis paru ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan
dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme
pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi
jaringan parut dan bakteri tuberculosis paru akan menjadi dormant
(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi.
Fagosit (neutrofil dan makrofag) menelan banyak bakteri; limpospesifik-
tubercolosis melisis (menghancurkan) basil dan jaringan normal. Reaksi
jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli,
menyebabkan bronkopneumonia dan infeksi awal terjadi dalam 2-10
minggu setelah pemajanan.
Massa jaringan paru yang disebut granulomas merupakan
gumpalan basil yang masih hidup. Granulomas diubah menjadi massa
jaringan jaringan fibrosa, bagian sentral dari massa fibrosa ini disebut
tuberkel ghon dan menajdi nekrotik membentuk massa seperti keju.
Massa ini dapat mengalami klasifikasi, membentuk skar kolagenosa.
Bakteri menjadi dorman, tanpa perkembangan penyakit aktif.
Setelah pemajanan dan infeksi awal, individu dapat mengalami
penyakit aktif karena gangguan atau respon yang inadekuat dari respon
system imun. Penyakit dapat juga aktif dengan infeksi ulang dan aktivasi
bakteri dorman. Dalam kasus ini, tuberkel ghon memecah melepaskan
bahan seperti keju dalam bronki. Bakteri kemudian menjadi tersebar di
udara, mengakibatkan penyebaran penyakit lebih jauh. Tuberkel yang
menyerah menyembuh membentuk jaringan parut. Paru yang terinfeksi
menjadi lebih membengkak, menyebabkan terjadinya bronkopneumonia
lebih lanjut.
5. Manifestasi klinik
1. Demam 40-410c, serta ada batuk/batuk darah
2. Sesak napas dan nyeri dada
3. Malaise,keringat malam
4. Suara khas pada perkusi dada,bunyi dada
5. Peningkatan sel darah putih dengan dominasi limfosit.
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah tepi pada umumnya akan memperlihatkan adanya :
1) Anemia, terutama bila penyakit berjalan menahun
2) Leukositosis ringan dengan predominasi limfosit
3) Laju Endap Darah (LED) meningkat terutama pada fase akut, tetapi
pada umumnya nilai-nilai tersebut normal pada tahap
penyembuhan
b. Pemeriksaan radiologi
1) Bayangan lesi radiologik yang terletak di lapangan atas paru
2) Bayangan yang berawan atau berbecak
3) Adanya kavitas tunggal atau ganda
4) Adanya kalsifikasi
5) Kelainan bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru
6) Bayangan yang menetap atau relatif setelah beberapa minggu
c. Pemeriksaan bakteriologik (sputum) Ditemukan kuman
mikobakterium tuberkulosis dari dahak penderita, memastikan
diagnosis tuberculosis paru pada pemeriksaan dahak.
d. Uji tuberkulin Sangat penting bagi diagnosis tersebut pada anak. Hal
positif pada orang dewasa kurang bernilai.
7. Komplikasi
Menurut Wahid&Imam (2013), dampak masalah yang sering
terjadi pada TB paru adalah:
a. Hemomtisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas.
b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial.
c. Bronki ektasis (peleburan bronkus setempat) dan fibrosis
(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada
paru.
d. Pneumothorak (adanya udara dalam rongga pleura) spontan: kolaps
spontan karena kerusakan jaringan paru.
e. Penyebaran infeksi keorgan lain seperti otak, tulang, persendian,
ginjal, dan sebagainya.
f. Insufisiensi kardiopulmonar (Chardio Pulmonary Insuffciency).
8. Penatalaksanaan
Menurut Zain (2001) membagi penatalaksanaan tuberkulosis paru
menjadi tiga bagian, pengobatan, dan penemuan penderita (active case
finding).
a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang
bergaul erat dengan penderita tuberculosis paru BTA positif.
Pemeriksaan meliputi tes tuberkulin, klinis dan radiologis. Bila tes
tuberkulin positif, maka pemeriksaan radiologis foto thoraks
diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negatif,
diberikan BCG vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil
tes tuberkulin dan diberikan kemoprofilaksis.
b. Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan massal terhadap
kelompokkelompok populasi tertentu misalnya:
1) Karyawan rumah sakit/Puskesmas/balai pengobatan.
2) Penghuni rumah tahanan.
c. Vaksinasi BCG
Tabrani Rab (2010), Vaksinasi BCG dapat melindungi anak
yang berumur kurang dari 15 tahun sampai 80%, akan tetapi dapat
mengurangi makna pada tes tuberkulin. Dilakukan pemeriksaan dan
pengawasan pada pasien yang dicurigai menderita tuberkulosis,
yakni:
1) Pada etnis kulit putih dan bangsa Asia dengan tes Heaf positif dan
pernah berkontak dengan pasien yang mempunyai sputum
positif harus diawasi.
2) Walaupun pemeriksaan BTA langsung negatif, namun tes
Heafnya positif dan pernah berkontak dengan pasien penyakit paru.
3) Yang belum pernah mendapat kemoterapi dan mempunyai
kemungkinan terkena.
4) Bila tes tuberkulin negatif maka harus dilakukan tes ulang setelah 8
minggu dan bila tetap negatif maka dilakukan vaksinasi BCG.
Apabila tuberkulin sudah mengalami konversi, maka
pengobatan harus diberikan.
d. Kemoprofilaksis dengan mengggunakan INH 5 mg/kgBB selama 6-
12 bulan dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi
bakteri yang masih sedikit. Indikasi kemoprofilaksis primer atau
utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA positif,
sedangkan kemoprofilaksis sekunder diperlukan bagi kelompok
berikut:
1) Bayi dibawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif
karena resiko timbulnya tuberculosis milier dan meningitis
tuberculosis,
2) Anak dan remaja dibawah dibawah 20 tahun dengan hasil
tuberkulin positif yang bergaul erat dengan penderita tuberculosis
yang menular,
3) Individu yang menunjukkan konversi hasil tes tuberkulin dari
negatif menjadi positif,
4) Penderita yang menerima pengobatan steroid atau obat
immunosupresif jangka panjang,
5) Penderita diabetes melitus.
e. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit
tuberkulosis kepada masyarakat di tingkat puskesmas maupun
ditingkat rumah sakit oleh petugas pemerintah maupun petugas LSM
(misalnya Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Paru
Indonesia-PPTI). (Mutaqqin Arif, 2012)
Arif Mutaqqin (2012), mengatakan tujuan pengobatan pada
penderita tuberculosis paru selain mengobati, juga untuk mencegah
kematian, kekambuhan, resistensi terhadap OAT, serta
memutuskan mata rantai penularan. Untuk penatalaksanaan
pengobatan tuberkulosis paru, berikut ini adalah beberapa hal yang
penting untuk diketahui. Mekanisme Kerja Obat anti-Tuberkulosis
(OAT)
1) Aktivitas bakterisidal, untuk bakteri yang membelah cepat.
a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin (R)
dan Streptomisin (S).
b) Intraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rifampisin dan
Isoniazid (INH).
2) Aktivitas sterilisasi, terhadap the persisters (bakteri semidormant)
a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Rimpafisin
dan Isoniazid.
b) Intraseluler, untuk slowly growing bacilli digunakan Rifampisin
dan Isoniazid. Untuk very slowly growing bacilli, digunakan
Pirazinamid (Z).
3) Aktivitas bakteriostatis, obat-obatan yang mempunyai aktivitas
bakteriostatis terhadap bakteri tahan asam.
a) Ekstraseluler, jenis obat yang digunakan ialah Etambutol (E),
asam para-amino salistik (PAS), dan sikloserine.
b) Intraseluler, kemungkinan masih dapat dimusnahkan oleh
Isoniazid dalam keadaan telah terjadi resistensi sekunder.
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase
intensif (2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan).Panduan obat
yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat tambahan.
Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi
WHO adalah Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid,
Streptomisin, dan Etambutol bvfcd (Depkes RI, 2004) Untuk
keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih
dahulu berdasarkan lokasi tuberculosis paru, berat ringannya
penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologi, apusan sputum dan
riwayat pengobatan sebelumnya.Disamping itu, perlu
pemahaman tentang strategi penanggulangan tuberculosis paru
yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course
(DOTSC). DOTSC yang direkomendasikan oleh WHO terdiri
atas lima komponen, yaitu:
a) Adanya komitmen politis berupa dukungan para
pengambil keputusan dalam penanggulangan tuberculosis
paru.
b) Diagnosis tuberculosis paru melalui pemeriksaan sputum
secara mikroskopik langsung, sedangkan pemeriksaan
penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur
dapat dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana
tersebut.
c) Pengobatan tuberculosis paru dengan paduan OAT jangka
pendek dibawah pengawasan langsung oleh Pengawas
Menelan Obat (PMO), khususnya dalam dua bulan pertama
di mana penderita harus minum obat setiap hari.
d) Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek
yang cukup. Pencatatan dan pelaporan yang baku.
9. Pathway
MICROBACTERIUM TUBERKULOSA
DROPLET INFECTION MASUK LEWAT JALAN NAFAS
MENEMPEL PADA PARU
KELUAR DARITRACHEOBIONCHIAL
BERSAMA SEKRET
DIBERSIHKANOLEH MAGROFAG
MENETAP DIJARINGAN PARU
TERJADI PROSESPERADANGAN
PENGELUARANZAT PIROGEN
TUMBUH DAN BERKEMBANG DISITOPLASMA MAKROFAG
SARANGPRIMER/AFEK
PRIMER (FOKUSGHON)
MEMPENGARUHIHIPOTHALAMUS
MEMPENGARUHISEL POINT
HIPERTERMI
KOMPLEK PRIMER LIMFANGITIS LOKAL
SEMBUH DENGANBEKAS FIBROSIS
SEMBUH SENDRITANPA PENGOBATAN
MENYEBAR KE ORGAN LAIN ( PARULAIN, SALURAN PENCERNAAN,
TULANG, MELALUI MEDIA,BRONCHOGEN PERCONTINUITUM,
HEMATOGEN, LIMFOGEN)
RADANG TAHUNAN DIBRONKUS
PERTAHANAN PRIMER TIDAKADEKUAT
SEMBUH TANPAPENGOBATAN
LIMFADINITIS REGIONAL
ALVEOLUSMENGALAMI
KONSOLIDASI &EKSUDASI
GANGGUANPERTUKARAN
GAS
KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISIKURANG DARI KEBUTUAN TUBUH
RESIKO INFEKSI
TERHIRUP ORANGSEHAT
DROPLET INFECTION
BATUK PRODUKTIF ( BATUKTERUS MENERUS)
SEKRET KELUAR SAAT BATUK
MEMBENTUK JARINGAN KEJU
BAGIAN TENGAH NEKROSIS
BATUK BERAT
BERKEMBANG MENGHANCURKANJARINGAN IKAT SEKITAR
DISTENSI ABDOMEN
MUAL, MUNTAH
INTAKE NUTRISI KURANG
PEMBENTUKAN TUBERKEL
PEMBENTUKAN SPUTUMBERLEBIHAN
KETIDAKEFEKTIFANBERSIHAN JALAN NAFAS
KERUSAKANMEMBRANALVEOLAR
MENURUNNYAPERMUKAAN EFEK
PARU
ALVEOLUS
D. Konsep Asuhan Keperawatan Kasus TB Paru
1. Pengkajian
a. Identitas diri pada klien
1) Nama
2) Jenis kelamin
3) Umur
4) Tempat / tanggal lahir
5) Alamat
6) Pekerjaan
b. Riwayat Kesehatan
1) Kesehatan sekarang
a) Keadaan pernafasan (nafas pendek)
b) Nyeri dada
c) Batuk dan
d) Sputum
2) Kesehatan dahulu:
Jenis gangguan kesehatan yang baru saja di alami, cedera dan
3) pembedahan
4) Kesehatan keluarga
Adakah anggota keluarga yang menderita empisema, asma, alergi dan
TB
1) Gejala yang berkaitan dengan masalah utama, misalnya:
a) Demam
b) Menggigil
c) Lemah
d) Keringat dingin malam merupakan gejala yang berkaitan dengan
TB
2) Status perkembangan, misalnya:
a) Ibu yang melahirkan anak prematur perlu ditanyakan apakah
sewaktu hamil mempunyai masalah-masalah risiko dan apakah usia
kehamilan cukup
b) Pada usia lanjut perlu ditanya apakah ada perubahan pola
pernapasan, cepat lelah sewaktu naik tangga, sulit bernafas,
c) sewaktu berbaring atau apakah bila flu sembuhnya lama
3) Data pola pemeliharaan kesehatan, misalnya:
a) Tentang pekerjaan
b) Obat yang tersedia di rumah
c) Pola tidur-istirahat dan strees
4) keterlambatan atau pola peran-kekerabatan, misalnya:
a) adakah pengaruh dari gangguan / penyakitnya terhadap dirinya dan
keluarganya, serta
b) Apakah gangguan yang dialami mempunyai pengaruh terhadap
peran sebagai istri / suami dan dalam melakukan hubungan seksual
5) Pola aktifitas / istirahat
a) Gejala :
1) Kelelahan umum dan kelemahan
2) Napas pendek karena kerja
3) Kesulitan tidur pada malam atau demam malam hari,
4) menggigil dan atau berkeringat
b) Tanda :
1) Takikardi, takipnea / dispnea pada kerja
2) Kelelahan otot, nyeri dan sesak (tahap lanjut)
6) Pola intergritas ego
a) Gejala :
1) Adanya / faktor stres lama
2) Masalah keuangan, rumah
3) Perasaan tidak berdaya / tidak ada harapan
4) Populasi budaya / etnik
b) Tanda :
1) Menyangkal (khususnya tahap dini)
2) Ansietas, ketakutan, mudah terangsang
7) Makanan / cairan
a) Gejala :
1) Kehilangan nafsu makan
2) Tidak dapat mencerna
3) Penurunan BB
b) tanda :
1) Turgor kulit, buruk, kering / kulit bersisik
2) Kehilangan otot / hilang lemak subkutan
8) Nyeri / kenyamanan
a) Gejala :
a) Nyeri dada meningkat karena batuk berulang
b) Tanda :
1) Perilaku distraksi, gelisah
9) Pernapasan
a) Gejala :
1) Batuk produktif atau tidak produktif
2) Napas pendek
3) Riwaya TB / terpanjang pada individu terinfeksi
a) Tanda :
1) Peningkatan frekuensi pernapasan (penyakit luas atau fibrosis
parenkim paru dan pleura)
2) Perkusi pekak dan penurunan premitus. Bunyi napas menurun /
tidak ada secara bilateral / unilateral. Bunyi napas tubuler dan /
atau bisikan pektoral di atas lesi luas. Krekels tercatat di atas
apek paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels
pusttussic)
3) Karakteristik sputum adalah hijau / purulen, mukoid kuning atau
bercak darah
10) Keamanan
1) Gejala :
a) Adanya kondisi penekanan imun, contoh: AIDS, kanker
2) Tanda :
a) Demam rendah atau sakit panas akut
11) Interaksi sosial
a) Gejala :
1) Perasaan isolasai / penolakan karena penyakit menular
2) Perubahan pola biasa dalam tannggung jawab/ perubahan
kapasitas fisik untuk melaksanakan peran
12) Penyuluhan dan pembelajaran
a) Gejala :
1) Riwayat keluarga TB
2) Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk
3) Gagal untuk membaik / kambuhnya TB
4) Tidak berpartisipasi dalam terapi
13) Pertimbangan
DRG menunjukkan rata-rata lama dirawat adalah 6,6 hari
14) Rencana pemulangan :
1) Memerlukan bantuan dengan / gangguan dalam terapi obat dan
bantuan perawatan diri dan pemeliharaan / perawatan rumah
15) Pemeriksaan penunjang
a) Rontgen dada
b) Usap basil tahan asam BTA
c) Kultur sputum
d) Tes kulit tuuberkulin (Wijaya & Yessie MP.2013.h.143).
2. Dignosa keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d bronkospasme
b. Gangguan pertukan gas b.d kongestiparu, hipertensi pulmunal,
penurunan perifer yang mengakibatkan asidosi laktat dan penurunan
curah jantung
c. Hipertermia b.d reaksi inlamasi
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakadekuatan intake nutrisi, dyspneu
e. Resiko infeksi b.d organisme purulen.( Nurarif, H, A, & Kusuma,
H,2015)
3. Intervensi
No Diagnosa keperwatan NOC NIC
1 Ketidakefektifan
bersihan jalan napas
b.d bronkospasme
tujuan : kebersihan jalan napas
kembali efektif.
Kriterian hasil :
a. Mendemontrasikan batuk efektif
dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dyspneu (
mampu mengeluarkan sputum,
mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips )
b. Menunjukan jalan nafas yang
paten ( klien tidak merasa
tercekik, irama nafas, frekuensi
Airway suction
a) Pastikan kebutuhan
oral/ tracheal
suctioning
b) Auskultasi suara nafas
sebelum dan sesudah
suctioning
c) Informasikan pada
klien dan keluarga
tentang suctioning
d) Minta klien nafas
dalam sebelum
suctioning dilakukan.
pernafasan dalam rentang normal,
tidak ada suara nafas abnormal)
c. Mampu mengidentifikasi dan
mencegah faktor yang dapat
menghambat jalan nafas.
e) Berikan o2 dengan
menggunakan nasal
untuk memfasilitasi
suction nasotrakeal
f) Gunakan alat yang
steril setiap melakukan
tindakan
g) Anjurkan pasien untuk
istrahat dan napas
dalam setelah kateter
dikeluarkan dari
nasotrakeal.
h) Monitor status oksigen
i) Ajarkan keluarga
bagaian cara
melakukan suksion.
j) Hentikan suction dan
berikan oksigen
apabila pasien
menunjukkan
mbradikardi,
peningkatan saturasi
02, dll.
Airway managent
a. Buka jalan napas,
gunakan teknik chinlift
atau jaw thrust bila
perlu
b. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
c. Indentifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan napas buatan
d. Pasang mayo bila perlu
e. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
f. Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
g. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
h. Lakukan suction pada
mayo
i. Berikan bronkodilator
bila perlu
j. Berikan pelembab
udara kassa basah Nacl
pelembab
k. Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan
keseimbangan
l. Monitor respirasi dan
status 02.
2 Gangguan pertukan
gas b.d
kongestiparu,
hipertensi
pulmunal,
penurunan perifer
yang
mengakibatkan
asidosi laktat dan
penurunan curah
jantung
respiratory status : gas exchange
respiratory status : ventilation
vital sign satutus
kriteria hasil :
a. mendemontrasikan peningkatan
ventilasi dan oksigenasi yang
adekuat
b. memelihara kebersihan paru-paru
dan bebas dari tanda –tanda distress
pernafasan
c. mendemotrasikan batuk efektif dan
suara nafas yang bersih, tidak ada
sianosis dan dyspneu ( mampu
mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
d. tanda – tanda vital dalam rentang
normal.
Airway managent
a. Buka jalan napas,
gunakan teknik chinlift
atau jaw thrust bila
perlu
b. Posisikan pasien untuk
memaksimalkan
ventilasi
c. Indentifikasi pasien
perlunya pemasangan
alat jalan napas buatan
d. Pasang mayo bila perlu
e. Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
f. Keluarkan sekret
dengan batuk atau
suction
g. Auskultasi suara nafas,
catat adanya suara
tambahan
h. Lakukan suction pada
mayo
i. Berikan bronkodilator
bila perlu
j. Berikan pelembab
udara kassa basah Nacl
pelembab
k. Atur intake untuk
cairan mengoptimalkan
keseimbangan
l. Monitor respirasi dan
status 02.
Respiratory monitoring
a. Monitor rata-rata,
kedalaman, irama dan
usaha respirasi
b. Catat pergerakan dada,
amati kesimetrisan,
penggunaan otot
tambahan, retraksi otot
supraclavicular dan
intercostal
c. Monitor suara nafas,
seperti dengkur
d. Monitor pola nafas :
bradipena,takipenia,
kussmaul,
hiperventilasi, cheyne
stokes, biot
e. Catat lokasi trakea
f. Monitor kelelahan otot
diafragma ( gerakan
paradoksis )
g. Auskultasi suara nafas,
catat area penurunan/
tidak adanyaventilasi
dan suara tambahan
h. Tentukan kebutuhan
suction dengan
mengauskultasi crakles
dan ronkhi pada jalan
nafas utama
i. Auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
3 Hipertermia b.d
reaksi inlamasi
Thermoregulasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama………..pasien menunjukkan :
Suhu tubuh dalam batas normal dengan
kreiteria hasil:
Suhu 36 – 37C
Nadi dan RR dalam rentang normal
Tidak ada perubahan warna kulit dan
tidak ada pusing, merasa nyaman
a. Monitor suhu sesering
mungkin
b. Monitor warna dan
suhu kulit
c. Monitor tekanan darah,
nadi dan RR
d. Monitor penurunan
tingkat kesadaran
e. Monitor WBC, Hb, dan
Hct
f. Monitor intake dan
output
g. Berikan anti piretik:
h. Berikan cairan
intravena
i. Kompres pasien pada
lipat paha dan aksila
j. Tingkatkan sirkulasi
udara
k. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah
Monitor hidrasi
seperti turgor kulit,
kelembaban membran
mukosa)
4 Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
b.d
ketidakadekuatan
Nutritional status :
Nutritional status : food and fluid
Intake
Nutritional status : nutrient intake
Weight control
Kriteria hasil :
Nutrition management
a. Kaji adanya alergi
makanan
b. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
intake nutrisi,
dyspneu
a. Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan
b. Berat badan ideal sesuai dengan
tinggi badan
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
d. Tidak ada tanda malnutrisi
e. Menunjukkan peningkatan fungsi
pengecapan dari menelan
f. Tidak terjadi penurunan berat badan
yang berarti.
nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
c. Anjurkan pasien untuk
meningkatan intake fe
d. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin c
e. Berikan substansi gula
f. Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
g. Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi )
h. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian
i. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
j. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
k. Kaji kemapuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan.
Nutrition monitoring
a. BB pasien dalam batas
normal
b. Monitor adanya
penurunan berat badan
c. Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang
biasa dilakukan
d. Monitor interaksi anak
atau orang tua selama
makan
e. Monitor limgkungan
selama makan
f. Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
g. Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
h. Monitor turgol kulit
i. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
j. Monitor mual dan
muntah
k. Monitor kad albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
l. Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
m. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
n. Monitor kalori dan
intake nutrisi
o. Catat adanya edema,
hiperemik, hiperteonik
papila lidah dan cavitas
oral.
p. Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet.
5 Resiko infeksi b.d
organisme purulen.
Immune status
Knowledge : infection control
Risk control
kriteria hasil:
a. klien bebas dari tanda dan gejala
infeksi
b. mendeskripsikan proses penularan
a. Pertahankan teknik
aseptif
b. Batasi pengunjung
bila perlu
c. Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan keperawatan
penyakit, factor yang mempengaruhi
penularan serta penatalaksanaannya,
c. menunjukkan kemampuan untuk
mencegah timbulnya infeksi
d. jumlah leukosit dalam batas normal
e. menunjukkan perilaku hidup sehat
d. Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
e. Ganti letak IV perifer
dan dressing sesuai
dengan petunjuk
umum
f. Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
g. Tingkatkan intake
nutrisi
h. Berikan terapi
antibiotik bila perlu
infection protection(
proteksi terhadap
infeksi)
i. Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
j. Pertahankan teknik
isolasi k/p
k. Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
l. Monitor adanya luka
m. Dorong masukan
cairan
n. Dorong istirahat
o. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
p. Kaji suhu badan pada
pasien neutropenia
setiap 4 jam
BAB III
LAPORAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. DATA UMUM
a. Nama KK : Tn. H
b. Umur : 55 tahun
c. Pekerjaan KK : Petani
d. Pendidikan KK : SMA
e. Agama : Islam
f. Alamat : Kelurahan lipu
g. Komposisi Anggota Keluarga :
No Nama Jk Um
ur
Pddkn Status imunisasi Penyakit/keluhanBCG DPT POLIO Hepatitis campak
1 Ny.J P 50 SD - - - - - SEHAT
2 An.L L 28 SMA SEHAT
4 An.H P 24 SMA SEHAT
h. Genogram :
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= klien
= tinggal serumah
= meninggal
i. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn.H merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang
terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah.
j. Suku bangsa
Tn. H dan Ny. J berasal dari buton, bahasa yang digunakan adalah bahasa
Indonesia dan bahasa daerah kulisusu.
k. Agama
Seluruh keluarga Tn. H beragama islam, keluarga TN. H Menjalani
ibadah sesuai dengan agama yang diantunya.
l. Status sosial ekonomi
Pendapatan Tn.H sebagai petani 750.000 tidak menentu dan Ny.J
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan menjaga warung di depan rumah.
Status sosial ekonomi cukup.
m. Aktifitas rekreasi keluarga
Tn.H biasanya pada saat malam hari kumpul bersama keluaragnya di
ruang tv sambil nonton dan kadang berbincang-berbincang bersama di
ruang tv bersama anak-anaknya.
II. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Saat ini Tn. H berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak
usia dewasa muda( pelepasan) awal.
2. Tugas perkembangan keluarga
Tugas perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi :
Tugas perkembangan yang terpenuhi yaitu memenuhi kebutuhan dan
biaya kehidupan yang semakin meningkat termasuk biaya kesehatan.
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Mempertahankan kesehatan setiap anggota keluarga
3. Riwayat keluarga inti
Tn.H sekarang dalam proses menjalani pengobatan penyakitnya yang
sudah berjalan selama 3 bulan,obat yang di munim adalah obat paket
yang di ambil dari puskesmas.Kondisi sekarang Tn.H masih sering batuk
berdahak.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga dari pihak suami adik dari Tn.H ada riwayat penyakit
tuberculosis paru, sedangkan kedua ornag tuanya tidak ada dan untuk
keluarga dari pihak istri ada riwayat hipertensi dari orang tuanya.
III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Jenis rumah Tn.H Adalah permanen yang merupakan milik
sendiri luas rumah 8 x 15, memiliki 3 kamar yaitu 1 kamar di sebelah kiri
dan 2 kamar sebelah kanan dan satu kamar mandi umum, penerangan
menggunakan lampu lisrtik, mempunyai jendela tetapi jarang di buka
dan ventilasi, kebersihan cukup baik, tidak ada saluran pembuagan air
limbah rumah tangga di buang di belakang rumah,sumber air minum dari
air sumur yang di masak dan kadang dari air galon, lantai rumah
menggunakan lantai dari semen, dan jamban leher angsa.dan sampah
biasanya di buang di tempat pembuangan sampah.
2. Denah rumah
a ,d,e : kamar
b : ruang keluarga
c : ruang tamu
h : wc
g: dapur
3. Karakteristik tetangga dan komunitas RT/RW/Dusun
Tipe tempat tinggal adalah hunian baik dimana depan rumah Tn. H
merupakan jalan aspal, dan hubungan dengan tetangga sangatlah baik.
4. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn. H merupakan penduduk asli kelurahan lipu dan tidak
pernah pindah rumah.
a b
c de g
h
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Di dalam masyarakat Ny. J selalu mengikuti arisan dan perkumpulan
bersama masyarakat. Sosialisasi antara tetangga baik sedangkan Interaksi
dengan keluarga paling sering terjadi yaitu sore dan malam hari .biasanya
tejadi saat menonton tv.
6. Sistem pendukung keluarga
Berobat menggunakan bpjs,keluarga sangat mendukung anggota keluarga
yang sedang sakit.
IV. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi yang ada di keluarga Tn.H berjalan dengan baik , jika ada
masalah selalu dibicarakan dan di musyawarakan maka penentu
keputusan adalah Tn.H sebagai kepala keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Tn.H dengan meminta
pendapat pada anggota keluarga yang lain.Setiap anggota keluarga
berhak mengeluarkan pendapat, dan jika ada permasalahan keluarga
selalu membicarakan dan mencari solusinya dengan meaukan
musyawarah di dalam keluarga.
3. Struktur peran
Peran masing-masing keluarga :
a. Tn. H berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas untuk mencari
nafkah bekerja sebagai petani
b. Ny. J berperan sebagai istri, mengurus rumah tangga serta membantu
dengan bekerja menjaga warung di depan rumahnya.
c. An. L yang masih tinggal dalam satu rumah, bekerja sebagai
wiraswasta.
d. An. H tinggal dalam satu rumah dan bekerja sebagai wiraswasta
4. Nilai dan norma keluarga
Dalam keluarga Tn. H selalu megajarkan tentang kesopanan kepada
anak-anaknya, terutama nilai kesopanan kepada orang yang lebih
tua,Ny.J juga menanamkan nilai-nilai kejujuran sejak kecil kepada anak-
anaknya.
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga Tn. H yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota
keluarga yang sakit khusunya Tn.H.
2. Fungsi sosialisasi
Tn.H dan Ny.J selalu mengajarkan dan menekankan pada keluarganya
bagaimana berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya
dalam kehidupan sehari-harinya di rumah dan lingkungan tempat
tinggalnya.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn. H khususnya Ny. J dahulu mengikuti Kb dan sekarang telah
berhenti ,mereka memiliki 2 orang anak berjenis kelamin laki-laki dan
perempuan.
4. Fungsi ekonomi
Tn. H Mengatakan dari penghasilannya sendiri dan istri dari hasil
pekerjaan sebagai petani dan menjaga warung di rumah di rasa cukup
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di tambah anak-anaknya sudah
memiliki penghasilan sendiri.
5. Fungsi perawatan kesehatan keluarga
Masalah atau penyakit: Tb paru
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Keluarga Tn.H dalam hal kesehatan kurang mampu mengenal
masalah-masalah kesehatan, terbukti dengan ketidaktahuan keluarga
khususnya Tn.H tentang penyakit yang di derita sehingga hanya
membeli obat di pasar atau di warung terdekat, dan ketika penyakitnya
belum kunjung sembuh Tn.H dan keluarga baru berinisiatif
memeriksaan Tn.H ke puskesmas dan sampai saat ini sedang dalam
proses pengobatan tetapi Tn.H beserta keluarga juga sebenarnya
belum terlalu paham mengenai tuberculosis paru.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat
Keluarga Tn.H belum mampu mengambil keputusan mengenai akibat
yang di timbulkan tidak minum obat tb paru secara teratur.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Anggota keluarga sebelumnya kurang mengerti tentang tanda dan
gejala yang selama ini di Perlihatkan dari Tn.H namun semenjak
selesai memeriksakan diri ke puskesmas ,keluarga sekarang sudah
tahu dan obat yang harus selalu di minum Tn .H.namun belum terlalu
tau tentang penularan,pencegahan,dan perawatan untuk penderita tb
paru.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan/memelihara
lingkungan yang sehat untuk perawatan anggota keluarga yang sakit.
Keluarga Tn.H kurang mampu memodifikasi lingkungan terlihat dari
pembuangan air limbah di buang di belakang rumah,jendela jarang di
buka,kebersihan cukup bersih.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan di
masyarakat
Keluarga mampu menggunakan pelayanan kesehatan terbukti Tn.H
selalu pergi ke puskesmas untuk mengambil obat-obatan yang wajib
untuk diminum ketika obatnya telah habis.
VI. Stres dan koping keluarga
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stressor jangka pendek (<6 bulan)
Tn.H memikirkan apakah penyakit tuberculosis paru yang
dideritanya dapat sembuh
b. Stressor jangka panjang(≥ 6 bulan)
Klien menderita tb paru dan sekarang dalam proses pengobatan dan
berhararap setelah sembuh,penyakitnya ini tidak timbul lagi
2. Respon keluarag terhadap stressor dan mekanisme koping yang
digunakan
a. Respon keluarga terhadap stressor
Keluarga saling memberikan dukungan dan semangat pada anggota
keluarga yang memiliki masalah
b. Strategi koping yang digunakan
Saat menghadapi masalah Tn. H berusaha menyelesaikan masalah
tersebut dengan melibatkan istri maupun anak-anaknya.
3. Strategi adaptasi disfungsional
Tn.H mengatakan dalam menghadapi masalah, keluarga tidak pernah
putus asa dan tidak pernah melapiaskan ke hal-hal yang merugikan diri
sendiri dan keluarga.
VII. Pemeriksaan fisik
DATA Bpk. H Ibu. J An. L An.H
TTV TD : 100/80
mmhg
RR : 24
X/menit
N : 80X/menit
TD : 120/80
mmhg
RR: 20x/menit
N : 82X/menit
TD : 120/80
mmhg
RR : 20x/menit
N : 91x/menit
TD : 110/80
mmhg
RR : 20x/menit
N : 87x/menit
Kepala Bentuk kepala
Mesochepal
Keadaan
rambut
bersih, kusut,
Keadaan kulit
kepala tidak
ada kelainan,
Bentuk
mesochepal,
rambut
beruban dan
bersih,rambut
panjang.
Bentuk
mesochepal,
rambut pendek ,
bersih,tidak ada
kelainan,tidak ada
nyeri tekan, tidak
teraba adaya
massa.
Bentukmesochepal,
rambutbergelombang
danbersih,rambut
panjang.
Tidak ada
nyeri tekan,
Tidak teraba
adanya
massa,
Rambut tidak
mudah
tercabut.
Aksila Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan
Tidak ada
pembengkakan
Tidak adapembengkakan
Dada Bentuk dada
simetris kiri
dan kanan
(normal chest),
Warna kulit
sama dengan
sekitarnya,
Tidak nampak
adanya
benjolan,
Irama
pernapasan
ikut gerak
nafas, Tidak
teraba adanya
massa,
Bentuk dada
simetris kiri
dan kanan
(normal chest),
Warna kulit
sama dengan
sekitarnya,
Tidak nampak
adanya
benjolan/tumo
r, Irama
pernapasan
ikut gerak
nafas, Tidak
teraba adanya
massa,
Bentuk dada
simetris kiri dan
kanan (normal
chest),
Warna kulit sama
dengan
sekitarnya, Tidak
nampak adanya
benjolan/tumor,
Irama pernapasan
ikut gerak nafas,
Tidak teraba
adanya massa,
Tidak ada nyeri
tekan.
Bentuk dada
simetris kiri dan
kanan (normal
chest),
Warna kulit sama
dengan
sekitarnya, Tidak
nampak adanya
benjolan/tumor,
Irama pernapasan
ikut gerak nafas,
Tidak teraba
adanya massa,
Tidak ada nyeri
tekan.
Tidak ada
nyeri tekan.
Tidak ada
nyeri tekan.
Abdomen bentuk
simetris, tidak
ada oedema,
tidak ada nyeri
tekan, tidak
ada massa.
bentuk
simetris, tidak
ada oedema,
tidak ada nyeri
tekan, tidak
ada massa.
bentuk simetris,
tidak ada oedema,
tidak ada nyeri
tekan, tidak ada
massa.
bentuk simetris,
tidak ada
oedema, tidak
ada nyeri tekan,
tidak ada massa.
Ekstremita
s atas
Tidak ada
oedema pada
ektremitas atas
Tidak ada
oedema pada
ekstremitas
atas
Tidak ada oedema
pada ekstremitas
atas
Tidak adaoedema padaekstremitas atas
Etremitas
bawah
Tidak ada
oedema pada
ekstremitas
bawah
Tidak ada
oedema pada
ekstremitas
bawah
Tid ak ada
oedema pada
ekstremitas
bawah
Tidak adaoedema padaekstremitasbawah
VIII. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap dengan mengonsumsi obat paket tuberculosis paru secara
teratur bisa dapat menyembuhkan penyakitnya.
B. ANALISA DATA
No Data fokus Etiologi Masalah
1 Ds :
- Keluarga mengatakan
Tn.H mengeluh batuk
berdahak
- Keluarga dan Tn.H
kurang tau cara batuk
efektif dan cara untuk
membuang dahak yang
benar
- Keluarga mengatakan
Tn.H sedang dalam
proses pengobatan
DO :
- Klien nampak batuk
.Ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
yang sakit
Tidak efektifnya
bersihan jalan nafas
pada keluarag Ny.J
khususnya Tn.H
2 Ds :
- Keluarga beserta Tn.H
mengatakan kurang tau
pengertian,penyebab, tanda
dan gejala, cara penularan,
pencegahan, perawatan
tuberculosis paru
-Menurut keluarga klien
sudah menderita tuberculosis
paru bedari 3 bulan yang lalu
dan sedang dalam proses
pengobatan
-keluarga bertanya akibat
tidak teratur minum obat Tb
Paru.
DO:
–Keluarga beserta Tn.H
nampak bertanya-tanya
tentang penyakitnya
Ketidakmampuan
koping keluarga
Kurangnya pengetahun
keluarga tentang
penyakit tuberculosis
paru
C. Rencana tindakan keperawatan
No Diagnosa
Keperawatan
Rencana keperawatan
Tujuan NOC NIC
1 Tidakefektifnya
bersihan jalan
nafas pada
keluarag Ny.J
khususnya
Tn.H
Ds :
- Keluarga
mengatakan
Tn.H
mengeluh
batuk
berdahak
- Keluarga dan
Tn.H kurang
tau cara
batuk efektif
dan cara
untuk
membuang
dahak yang
benar
- Keluarga
mengatakan
Tn.H sedang
dalam proses
Keluarga dapat
membantu
klien dalam
mempertahan
jalan nafas
yang efektif
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 30 menit di
harapkan keluarga dan
klien mampu :
1. Keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan.dengan
cara keluarga dapat
meyebutkan :
a. Definisi penyakit
TB paru
b.Etiologi penyakit
TB paru
c.Tanda dan gejala
TB paru
2. Keluarga mampu
memutuskan
Keluarga bisa
menjelaskan
akibat tidak teratur
minum obat TB paru.
3.Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
1. Keluarga mengenal masalah
kesehatan.
Yaitu menjelaskan tentang :
a.definisi penyakit tuberculosis paru
Tuberkulosis adalah penyakit
infeksi menular.
b.Etiologi penyakit tuberculosis
paru
Penyebabnya adalah kuman
mycobacterium tuberculosis.
c. Tanda dan gejala TB paru
Demam hilang timbul
Batuk
Sesak nafas
Nyeri dada
nafsu makan menurun, berat
badan menurun, sakit kepala,
nyeri otot, dan keringat malam.
2. Keluarga mengambil keputusan
yang tepat :
Mejelaskan akibat minum obat
TB paru tidak teratur
- Batuk darah.
- Kerusakan jaringan paru.
- Kebocoran pada paru-paru secara
spontan.
- Mengganggu kerja jantung.
- Dapat menyebabkan kematian.
3. Keluarga merawat anggota keluarga
dengan masalah kesehatan
pengobatan
DO :
Klien nampak
batuk
masalah kesehatan
a. cara batuk efektif
untuk penderita TB
paru.
b.cara membuang
dahak yang benar
untuk pasien TB paru
keluarga dan Tn.H mejelaskan
a. cara batuk efektif yaitu:
- Mengatur posisi duduk :
badan tegak,kepala
menghadap ke depan.
- Meminta pasien meletakkan 1
tangan di dada dan 1 tangan
di perut.
- Melatih pasien melakukan
nafas perut ( menarik nafas
dalam melalui hidung selama
3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup)
- Meminta pasien merasakan
mengembangnya perut (
cegah lengkung pada
punggung)
- Meminta pasien menahan
nafas 3 hitungan
- Meminta pasien
menghembuskan nafas
perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir seperti
meniup)
- Meminta pasien merasakan
mengempisnya abdomen dan
kontraksi dari perut
- Memasang tempat dahak di
pangkuan pasien
- Meminta pasien untuk
melakukan nafas dalam 2 kali,
yang ke-3 : melakukan tarik
nafas, tahan nafas dan terakhir
batukkan dengan kuat
- Menampung dahak ke tempat
yang telah disediakan.
b.Cara membuang dahak yang benar
4. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
dengan cara:
keluarga mampu
menjelaskan
lingkungan-
lingkungan yang baik
bagi pasien penyakit
TB
5.Keluarga mampu
Memanfaatkan
Fasilitas pelayanan
kesehatan.
- Siapkan tempat pembuangan
dahak yang berisi cairan
desinfektan ( sabun, detergen,
air bayclin,atau pasir
- Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
- Buang dahak ke temapt tersebut
- Bersihkan kaleng setiap 2 atau
3 hari sekali
- Buang isi kaleng bila berisi
pasir: kubur di bawah tanah
- Bila berisi udara desinfektan :
buang di dalam toilet,siram
- Bersihkan kaleng dengan
sabun.
4.Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
a.keluarga selalu membuka jendela
agar sinar matahari bisa masuk ke
dalam rumah.
b.menjaga kebersihan rumah.
c.menjemur kasur dan bantal 1
minggu sekali
d.Mempunyai tempat sampah yang
tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
e.menjaga rumah agar bebas dari
asap rokok.
5.Keluarga
memanfaatkanfasilitas
pelayanan kesehatan.
a.keluaga memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk konsultasi
b.keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan untuk memperoleh obat
TB paru untuk Tn.H agar tidak
putus minum obat.
2 Kurangnya
pengetahuan
keluarga
tentang
penyakit
tuberculosis
paru
Ds :
- Keluarga
beserta Tn.H
mengatakan
kurang tau
pengertian,pen
yebab, tanda
dan gejala, cara
penularan,
pencegahan,
perawatan
tuberculosis
paru
-Menurut
keluarga klien
sudah
menderita
tuberculosis
paru bedari 3
bulan yang lalu
dan sedang
keluarga
khususnya
Tn.H dapat
mengerti dan
memahami atas
informasi yang
sudah diberikan
tentang
penyakit Tb
paru.
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1 x 30 menit di
harapkan keluarga dan
klien mampu :
1. Keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan.dengan
cara keluarga dapat
meyebutkan :
a. Definisi penyakit
TB paru
b.Etiologi penyakit
TB paru
c.Tanda dan gejala
TB paru
2. keluarga mampu
memutuskan
akibat tidak teratur
minum obat TB paru.
1. Keluarga mampu mengenal
masalah kesehatan keluarga
dengan TB paru :
a. Meyebutkan pengertian TB
paru
Tuberculosis paru adalah
penyakit infeksi menular yang
menahun
b. penyebabnya adalah kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis)
b.Menyebutkan tanda dan
gejala TB paru
Demam hilang timbul
Batuk
Sesak nafas
Nyeri dada
nafsu makan menurun, berat
badan menurun, sakit kepala,
nyeri otot, dan keringat malam.
2.Keluarga mengambil keputusan yang
tepat :
Mejelaskan akibat minum obat
TB paru tidak teratur
- Batuk darah.
- Kerusakan jaringan paru.
- Kebocoran pada paru-paru secara
spontan.
- Mengganggu kerja jantung.
- Dapat menyebabkan kematian.
Keluarga dapat menjelaskan
dalam proses
pengobatan
-keluarga
bertanya akibat
tidak teratur
minum obat Tb
Paru.
DO:
–Keluarga
beserta Tn.H
selalu bertanya
tentang
penyakitnya
3. Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
menderita TB paru
dengan :
Cara penularan tb
paru, pencegahan Tb
paru dan cara
perawatan TB paru
4. Keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan.
5. Keluarga mampu
memanfaatkanfasilitas
pelayanan kesehatan.
Cara penularan TB paru melalui jalan
nafas, makanan, dan minuman,batuk,
meludah di sembarang tempat.
Pencegahan TB paru yaitu menutup
mulut kalau batuk dan bersin,
membuang ludah pada tempat khusus,
memisahkan alat makan, dan keluarga
dengan penderita.
Dan cara perawatan TB paru adalah
minum obat secara teratur,istirahat
cukup, memberi makanan yang bergizi
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
a.keluarga selalu membuka jendela
agar sianr matahari bisa masuk ke
dalam rumah.
b.menjaga kebersihan rumah.
c.menjemur kasur dan bantal 1
minggu sekali
d.Mempunyai tempat sampah yang
tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
e.menjaga rumah agar bebas dari
asap rokok.
5.Keluarga memanfaatkanfasilitas
pelayanan kesehatan.
a.keluaga memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk konsultasi
b.keluarga dan Tn.H menggunakan
fasilitas kesehatan untuk
mengambil obat TB paru ketika
obat yang di konsumsi habis.
D. Implementasi dan evaluasi keperawatan
Diagnosa
keperawatan
Hari tgl Jam Implemetasi Evaluasi
SOAP
tidak
efektifnya
bersihan jalan
napas pada
keluarga Ny.J
khususnya
Tn.H
Selasa,
15/05/2018
\
13:35 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
dengan Tb Paru
a. penyakit TB paru adalah penyakit
infeksi menular yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis Yang
menyerang paru-paru dan hampir
seluruh organ tubuh lainnya.
b.Etiologi adalah kuman
mycobacterium tuberculosis.
c.Tanda dan gejala TB
paru
Demam (40-41˚C) , hilang timbul
Batuk : terjadi karena adanya iritasi
pada bronchus, batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan
produksi radang yang dimulai dari
batuk kering sampai dengan batuk
purulen (menghasilkan sputum).
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaise : nafsu makan menurun,
berat badan menurun, sakit kepala,
nyeri otot, dan keringat malam.
2. Keluarga mengambil keputusan
Menjelaskan akibat minum obat TB paru
tidak teratur
- Batuk darah.
- Kerusakan jaringan paru.
S :
Tn.H beserta
keluarga
mengatakan
sudah
megetahui
pengertian,pen
yebab,tanda
dan gejala Tb
paru
0:
Tn.H beserta
keluarga dapat
menjelaskan
tentang
pengertian,
penyebab,
tanda dan
gejala Tb paru
A:
Masalah
teratasi
sebagian
P:
lanjukan
intervensi.
S :Keluarga
sudah
mengetahui
akibat
lanjut
tuberculosis
- Kebocoran pada paru-paru se-cara
spontan.
- Mengganggu kerja jantung.
- Dapat menyebabkan kematian.
3. merawat anggota keluarga yang
menderita tuberculosis paru
Mejelaskan cara batuk efektif yaitu:
- Mengatur posisi duduk : badan
tegak,kepala menghadap ke depan.
- Meminta pasien meletakkan 1 tangan
di dada dan 1 tangan di perut.
- Melatih pasien melakukan nafas perut
( menarik nafas dalam melalui hidung
selama 3 hitungan, jaga mulut tetap
tertutup)
- Meminta pasien merasakan
mengembangnya perut ( cegah
lengkung pada punggung)
- Meminta pasien menahan nafas 3
hitungan
paru bila
tidak
diobati
teratur.
O : Keluarga
dapat
menjelask
an akibat
lanjut
tuberculos
is paru
bila tidak
diobati
teratur.
A : masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutka
n.
S :Keluarga
sudah
mengetahui
cara batuk
efektif dan
buang
dahak yang
benar
O:Keluarga
dan Tn.H
dapat
memperaga
kan batuk
efektif dan
cara
membuang
dahak yang
- Meminta pasien menghembuskan
nafas perlahan dalam 3 hitungan
(lewat mulut, bibir seperti meniup)
- Meminta pasien merasakan
mengempisnya abdomen dan kontraksi
dari perut
- Memasang tempat dahak di pangkuan
pasien
- Meminta pasien untuk melakukan
nafas dalam 2 kali, yang ke-3 :
melakukan tarik nafas, tahan nafas dan
terakhir batukkan dengan kuat
- Menampung dahak ke tempat yang
telah disediakan
Menjelaskan cara Cara membuang dahak
yang benar :
- Siapkan tempat pembuangan dahak
yang berisi cairan desinfektan (
sabun, detergen, air bayclin,atau
pasir
- Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
- Buang dahak ke temapt tersebut
- Bersihkan kaleng setiap 2 atau 3 hari
sekali
- Buang isi kaleng bila berisi pasir:
kubur di bawah tanah
- Bila berisi udara desinfektan : buang
di dalam toilet,siram
- Bersihkan kaleng dengan sabun.
4.Keluarga memodifikasi lingkungan
Lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan antara
lain :
a.keluarga selalu membuka jendela agar
sianr matahari bisa masuk ke dalam
rumah.
benar
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutka
n.
S :Keluarga
sudah
mengetahui
cara
memodifika
si
lingkungan
b.menjaga kebersihan rumah.
c.menjemur kasur dan bantal 1 minggu
sekali
d.Mempunyai tempat sampah yang tertutup
sehingga
tidak menimbulkan bau.
e.menjaga rumah agar bebas dari asap
rokok.
5.Keluarga memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
a.keluaga memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk
konsultasi
b.keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan untuk
memperoleh obat TB paru untuk
Tn.LR agar tidak
putus minum obat.
O : Keluarga
dan Tn.H
menyebut
kan
lingkungan
yang
bersih
untuk
penderita
tb paru
A : masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutka
n.
S : Keluarga
sudah
memanfaat
kan
pelayanan
kesehatan
O : Keluarga
dan Tn.H
dapat
Memanfaat
kan
pelayanan
kesehatan
A : masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutka
n.
Kurangnya
pengetahuan
keluarga
tentang
penyakit
tuberculosis
paru
Selasa,
15/05/2018
13:35 1. Mengenal masalah kesehatan keluarga
dengan tuberculosis paru
a. pengertian tuberculosis paru
Tuberculosis paru adalah penyakit
infeksi menahun menular yang
disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis)
b.Tanda dan gejala TB paru
Demam (40-41˚C) , hilang timbul
Batuk : terjadi karena adanya iritasi
pada bronchus, batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan
produksi radang yang dimulai dari
batuk kering sampai dengan batuk
purulen (menghasilkan sputum).
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaise : nafsu makan menurun,
berat badan menurun, sakit kepala,
nyeri otot, dan keringat malam.
c.Penyebab TB paru adalah kuman
Mycobacterium Tuberculosis
2.Keluarga mengambil keputusan
Mejelaskan akibat minum obat TB paru
tidak teratur
- Batuk darah.
- Kerusakan jaringan paru.
- Kebocoran pada paru-paru secara
spontan.
- Mengganggu kerja jantung.
S :
Tn.H beserta
keluarga
mengatakan
sudah
megetahui
pengertian,pen
yebab,tanda
dan gejala Tb
paru
0:
Tn.H beserta
keluarga dapat
menjelaskan
tentang
pengertian,
penyebab,
tanda dan
gejala Tb paru
A:
Masalah
teratasi
sebagian
P:
Lanjukan
intervensi
S : Keluarga
sudah
mengetahui
akibat
minum obat
tuberculosis
paru tidak
teratur
O: Keluarga
- Dapat menyebabkan kematian.
3.merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan tuberculosis paru
Keluarga dapat menjelaskan Cara
Penularan tuberculosis paru melalui
jalan nafas, makanan, dan minuman,
batuk, meludah di sembarang tempat.
pencegahan TB paru yaitu menutup
mulut kalau batuk dan bersin, membuang
ludah pada tempat khusus, memisahkan
alat makan, dan keluarga dengan
penderita.
Dan cara perawatan TB paru adalah
minum obat secara teratur,istirahat
cukup, memberi makanan yang bergizi
dapat
menjelaska
n akibat
minum obat
tuberculosis
tidak teratur
A: Masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutkan
S :Keluarga
sudah
mengetahui
cara
penularan,
pencegahan,
dan
perawatan
tb paru
O:Keluarga dan
Tn.H dapat
menjelaskan
cara
penularan,pe
ncegahan,dan
perawatan tb
paru
A :Masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutka
n.
4. Keluarga memodifikasi lingkungan
dengan cara :
a.keluarga selalu membuka jendela agar
sianr matahari bisa masuk ke dalam
rumah.
b.menjaga kebersihan rumah.
c.menjemur kasur dan bantal 1 minggu
sekali
d.Mempunyai tempat sampah yang
tertutup sehingga
tidak menimbulkan bau.
e.menjaga rumah agar bebas dari asap
rokok.
5. Keluarga memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan.
a. keluaga memanfaatkan fasilitas
kesehatan untuk konsultasi
b. keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan untuk memperoleh
obat TB paru untuk Tn.H agar
tidak putus minum obat.
S :Keluarga
sudah
mengetahui
cara
memodifikasi
lingkungan
O : Keluarga
dan Tn.H
dapat
menyebutkan
lingkungan
yang bersih
untuk
penderita tb
paru
A : masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutka
n.
S :Keluarga
sudah
memanfaat
kan
pelayanan
kesehatan
O:Keluarga dan
Tn.H dapat
memanfaat
kan
pelayanan
kesehatan
A : masalah
teratasi
P : Intervensi
dilanjutka
n.
BAB IV
PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang kesenjangan teori dan tindakan proses asuhan
keperawatan pada Tn “H” dengan penyakit tuberculosis paru di wilayah kerja
puskesmas kulisusu: kesenjangan yang terjadi pada tahap gambaran pengkajian,
gambaran diagnosa keperawatan, gambaran penyusunan rencana keperawatan,
gambaran implementasi, dan gambaran evaluasi pada kasus tuberculosis paru.
A. Gambaran pengkajian pada Tn “H”
Tn.H dalam hal kesehatan kurang mampu mengenal masalah-masalah
kesehatan, terbukti dengan ketidaktahuan keluarga khususnya Tn.H tentang
penyakit yang di derita sehingga hanya membeli obat di apotik terdekat, dan
ketika penyakitnya belum kunjung sembuh Tn.H dan keluarga baru berinisiatif
memeriksaan Tn.H ke puskesmas.Dalam menjalani pengobatan Tn.H beserta
keluarga juga sebenarnya belum terlalu paham mengenai tuberculosis paru.
B. Gambaran diagnosa keperawatan pada Tn “H” dengan kasus tuberculosis di
dapatkan 2 diagnosa
a. tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny. J khususnya Tn.H
maka dari itu Tn.H diajarkan cara batuk efektif untuk penderita tuberculosis
paru :
a) Mengatur posisi duduk : badan tegak,kepala menghadap ke depan.
b) Meminta pasien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di perut.
c) Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui
hidung selama 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
d) Meminta pasien merasakan mengembangnya perut ( cegah lengkung
pada punggung)
e) Meminta pasien menahan nafas 3 hitungan
f) Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat
mulut, bibir seperti meniup)
g) Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari
perut
h) Memasang tempat dahak di pangkuan pasien
i) meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3 :
melakukan tarik nafas, tahan nafas dan terakhir batukkan dengan kuat
j) Menampung dahak ke tempat yang telah disediakan
b. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit tuberculosis paru
a. Keluarga mejelaskan pengertian tuberculosis paru
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi menahun menular yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis)
b. Tanda dan gejala tuberculosis paru
1. Demam (40-41˚C) , hilang timbul
2. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi
untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari
batuk kering sampai dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
3. Sesak nafas
4. Nyeri dada
5. Malaise : nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit kepala,
nyeri otot, dan keringat malam.
c. Penyebab TB
Penyebab TB adalah kuman Mycobacterium Tuberculosis
d. Menjelaskan pada keluarga akibat lanjut bila tuberculosis paru tidak
diobati secara teratur yaitu :
1) Batuk darah.
2) Kerusakan jaringan paru.
3) Kebocoran pada paru-paru se-cara spontan.
4) Mengganggu kerja jantung.
5) Dapat menyebabkan kematian
e. Keluarga menjelaskan cara penularan tuberculosis paru melalui jalan
nafas, makanan, dan minuman, batuk, meludah disembarang tempat.
Pencegahan tuberculosis paru yaitu menutup mulut kalau batuk dan
bersin, membuang ludah pada tempat khusus, memisahkan alat makan,
dan keluarga dengan penderita.
Cara perawatan tuberculosis paru adalah minum obat secara
teratur,istirahat cukup, memberi makanan yang bergizi.
f. Keluarga memodifikasi lingkungan dengan cara :
1) Keluarga selalu membuka jendela agar sianr matahari bisa masuk ke
dalam rumah.
2) Menjaga kebersihan rumah.
3) Menjemur kasur dan bantal 1 minggu sekali
4) Mempunyai tempat sampah yang tertutup sehingga tidak menimbulkan
bau.
5) Menjaga rumah agar bebas dari asap rokok.
C. Gambaran penyusunan rencana keperawatan pada Tn “H” dengan kasus
tuberculosis paru yaitu :
Klien mempertahankan jalan nafas yang efektif
Klien dapat menambah pengetahun tentang penyakit tb paru
D. Gambaran implementasi
Implementasi keperawatan harus sesuai dengan perencanaan
keperawatan yang dilandaskan pada teori NANDA NIC-NOC. masalah
keperawatan tidak efektifnya bersihan jalan nafas dan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit implementasi keperawatan yang dilakukan pada Keluarga
khususnya Tn.H yaitu mengajarkan batuk efektif , pengertian,penyebab,tanda
dan gejala,apa yang terjadi jika tidak teratur minum obat,cara
penularan,pencegahan dan perawatan,modifikasi lingkungan dan pemanfaatan
fasilitas kesehatan.
E. Gambaran evaluasi pada Tn “H” dengan kasus tuberculosis paru
Masalah kesehatan individu dan keluarga.
a. tidak efektifnya bersihan jalan nafas pada keluarga Ny.J khususnya Tn.H.
yaitu dapat memahani cara yang tepat untuk mengatasi batuk untuk
penderita tb paru.
b. Kurangnya pengetahun keluarga tentang penyakit tuberculosis paru yaitu
keluarga maupun klien dapat memahami tentang tuberculosis paru
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.Pada pengkajian dan analisa data telah ditentukan masalah kesehatan
keluarga dengan tuberculosis paru, Setelah dilaksanakan intervensi
keperawatan Tn.H dan keluarga mengerti tentang penyakit tuberculosis paru
2.Gejala penyakit tuberculosis paru dalam konsep dasar tidak jauh beda
dengan tinjauan hanya gejala demam dan sesak yang tidak muncul pada
klien tersebut.
B. Saran
1. Bagi puskesmas di harapkan puskesmas dapat terus memberikan
bimbingan kesehatan khususnya kepada keluarga agar lebih paham tentang
penyakit tuberculosis
2. Diharapkan pada keluarga untuk melakukan pencegahan penularan serta
perawatan untuk tuberculosis paru
3. Diharapkan pada keluarga agar segera membuat spal,menjaga kebersihan
rumah dan tempat sampah.
DAFTAR PUSTAKA
I Dewa A,M,A,Y (2016). Hubungan fase pengobatan tb dan pengetahuan tentang
Mdr tb dengan kepatuhan pengobatan pasien tb(studi di puskesmas perak
timur). Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 4 No. 3,1-12.
Eka, f.(2017).Karakteristik penderita tuberkulosis paru di puskesmas rujukan
mikroskopis kabupaten aceh besar.volume 4 (no.1), 13-20
Dea N, R.(2015).Hubungan antara karakteristik penderita tb dengan Kepatuhan
memeriksakan dahak selama pengobatan. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3, No.
2.122-133.
Saflin A, C, U,W (2017) .Pengetahuan dan tindakan pencegahan penularan
penyakit Tuberkulosa paru pada keluarga kontak serumah. Jurnal Berkala
Epidemiologi, Volume 5 Nomor 1, hlm. 85-94.
Surakhmi, O.(2016).Analisis faktor resiko kejadian TB paru di wilayah kerja puskesmas
kertapati palembang. jurnal ilmu kesehatan masyarakat,volume 7(no.02),1-15.
hadifah, H, Malik, A, U.,Zulhaida,A,Wilya,V.(2017). Gambaran penderita tuberkulosis
paru di tiga puskesmas wilayah kerja kabupaten pidie profinsi aceh.SEL jurnal
kesehatan,volume 4(no.1),31-44
Profil Dinkes Sultra (2017)
Leo, R.,& Dwi, U, M.,(2016). Gambaran pengetahun keluarga klien tentang TB paru di
poli paru RSUD koja jakarta utara. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya
Jaya,volume 2(no.2).42-45.
Data puskesmas Kulisusu(2015-2017)
Poltekes . Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah, Kendari : poltekes.2018
Kholifah, N,S., & Widagdo, W,NS.(2016).Keperawatan keluarga dan komunitas
(pp.33-38) inodnesia:kementrian kesehatan republik indonesia.
Hasil Workshop nasional ikatan perawat kesehatan komunitas tahun 2014.
Mira A, F(2015). Faktor-faktor yang berhubungan Dengan kejadian tb paru anak
di Wilayah puskesmas garuda kota Bandung. Jurnal Ilmu Keperawatan.
Volume III, No. 2,64-79.
Nurarif,H,A & Hardhi K,(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc.1-139.Tamantirto,Kasihan Bantul,
Jogjakarta:Mediaction Jogja.
Nurarif, H, A, & Kusuma, H, (2015).Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa
medis dan nanda nic-noc.yogyakarta: mediaction.(pp 209-2019).
Mutaqqin, A.(2012). Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
pernafasan.jakarta:salemba medika.
Imroatun, J.(2016) Karya tulis ilmiah asuhan keperawatan tuberkulosis pada Tn. S di
ruang teratai RSUD kabupaten pekalongan.
Suzanne c. Smeltzer & Brenda G. Bare. (2002).keperawatan medikal bedah brunner &
suddarth edisi 8. Volume 1( pp 584). jakarta:buku kedokteran EGC.
Lampiran : 6
PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Kepada Yth : Keluarga Responden
Nama saya, Wa ode zamni mahasiswa RPL Program D-III Keperawatan Poltekkes
Kendari .Saya akan melakukan penelitian tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga
Pada Tn “H” Dengan Penyakit Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kulisusu”.
Untuk itu kami mohon partisipasi keluarga terutama penderita tb paru dalam
kegiatan studi kasus dimana dilakukan pengkajian. Semua data yang dikumpulkan akan
dirahasiakan dan tanpa nama. Datanya disajikan untuk kepentingan perkembangan ilmu
pendidikan kesehatan(keperawatan)
Partisipasi keluarga terutama penderita tb paru adalah secara sukarela, tanpa
adanya paksaan. Bila saudara berkenan menjadi respoden,silahkan menandatangani pada
tempat yang disediakan.
Lampiran : 7
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA RESPONDEN
“ Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn “H” Dengan Penyakit Tuberculosis Paru
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kulisusu”
Oleh : wa ode zamni
Setelah membaca maksud dan tujuan penelitian ini maka dengan penuh kesadaran
dan tanpa paksaan, saya bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai responden pada
penelitian yang dilakukan oleh Wa ode zamni Mahasiswa RPL Program Studi D-III
keperawatan Poltekkes Kendari.
Tanda tangan saya di bawah ini, sebagai bukti kesediaan saya menjadi responden
penelitian.
Inisial Responden :..............................................
Tanda tangan :..................................................
Lampiran: 10
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TUBERCULOSIS PARU
Pokok Bahasan : Penyuluhan TB PARU
Sasaran : Tn.H beserta keluarga
Tempat : Rumah keluarga Tn H
A. Tujuan intruksional umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien dan keluarga diharapkan dapat
mengerti tentang penyakit TB paru.
B. Tujuan intruksional khusus
Setelah 30 menit penyajian materi diharapkan keluarga terutama Tn.H :
a. Menjelaskan pengertian, penyebab,tanda dan gejala Tb paru
b. Menjelaskan akibat minum obat Tb paru tidak teratur
c. Menjelaskan cara batuk efektif, cara buang dahak yang benar ,cara penularan, cara
pencegahan, dan cara perawatan untuk Tb paru.
d. Menjelaskan lingkungan yang baik bagi penderita Tb paru.
C. Media
Leaflet
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab
E. Setting Waktu
No. Tahap Kegiatan Waktu
1 Orientasi 1. Mengucapkan salam
2. Menjelaskan nama dan akademi
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang diberikan
5. Menanyakan kesiapan peserta
5 Menit
2 Kerja 1. Penyampaian materi
a. Menjelaskan pengertian, penyebab,
tanda dan gejala Tb paru
b. Menjelaskan akibat minum obat Tb
paru tidak teratur
c. Menjelaskan cara batuk efektif, cara
buang dahak yang benar ,cara
penularan, cara pencegahan, dan cara
perawatan untuk Tb paru.
d. Menjelaskan lingkungan yang baik
bagi penderita Tb paru
2. Tanya jawab
Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya.
20 Menit
3 Terminasi 1 Memberi salam penutup 5 Menit
F. Rencana Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Kesepakatan dengan keluarga Tn.H (waktu dan tempat)
Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses
Peserta/keluarga bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang
ditentukan
Anggota keluarga terutama Tn.H antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang
tidak diketahuinya
Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa
Dapat menjalankan perannya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis
menular. Organ tubuh yang paling sering terkena adalah paru, lebih dikenal dengan istilah
TBC Paru.
Tanda dan gejala TB Paru
Demam (40-41˚C) , hilang timbul
Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi untuk
membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari batuk kering sampai
dengan batuk purulen (menghasilkan sputum).
Sesak nafas
Nyeri dada
Malaise : nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, dan
keringat malam.
akibat lanjut bila TB paru tidak diobati secara teratur yaitu :
- Batuk darah.
- Kerusakan jaringan paru.
- Kebocoran pada paru-paru se-cara spontan.
- Mengganggu kerja jantung.
Lampiran : 11
- Dapat menyebabkan kematian
cara batuk efektif yaitu:
- Mengatur posisi duduk : badan tegak,kepala menghadap ke depan.
- Meminta pasien meletakkan 1 tangan di dada dan 1 tangan di perut.
- Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik nafas dalam melalui hidung selama 3
hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
- Meminta pasien merasakan mengembangnya perut ( cegah lengkung pada punggung)
- Meminta pasien menahan nafas 3 hitungan
- Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir
seperti meniup)
- Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dan kontraksi dari perut
- Memasang tempat dahak di pangkuan pasien
- Meminta pasien untuk melakukan nafas dalam 2 kali, yang ke-3 : melakukan tarik
nafas, tahan nafas dan terakhir batukkan dengan kuat
- Menampung dahak ke tempat yang telah disediakan.
Cara membuang dahak yang benar
- Siapkan tempat pembuangan dahak yang berisi cairan desinfektan ( sabun, detergen, air
bayclin,atau pasir
- Isi cairan sebanyak 1/3 kaleng
- Buang dahak ke temapt tersebut
- Bersihkan kaleng setiap 2 atau 3 hari sekali
- Buang isi kaleng bila berisi pasir: kubur di bawah tanah
- Bila berisi udara desinfektan : buang di dalam toilet,siram
- Bersihkan kaleng dengan sabun.
Cara penularan TB paru melalui jalan nafas, makanan, dan minuman,batuk, meludah di
sembarang tempat.
pencegahan TB paru yaitu menutup mulut kalau batuk dan bersin, membuang ludah pada
tempat khusus, memisahkan alat makan, dan keluarga dengan penderita.
cara perawatan TB paru adalah minum obat secara teratur, istirahat cukup, memberi
makanan yang bergizi
- Membuka jendela agar sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah.
- .menjaga kebersihan rumah.
- menjemur kasur dan bantal 1 minggu sekali
- Mempunyai tempat sampah yang tertutup sehingga tidak
menimbulkan bau.
- menjaga rumah agar bebas dari asap rokok.
memodifikasi lingkungan dengan cara :
a.keluarga selalu membuka
jendela agar sianr matahari
bisa masuk ke dalam rumah.
b.menjaga kebersihan rumah.
c.menjemur kasur dan bantal 1
minggu sekali
d.Mempunyai tempat sampah
yang tertutup sehingga tidak