BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan orang berpendapat bahwa administrasi hanya dianggap sebagai
kegiatan tulis-menulis dan pembukuan keuangan. Pandangan tersebut kadang-
kadang ada benarnya juga dan bukan tidak beralasan. Secara fisik dan
kenyataannya kegiatan admninistasi memang dilakukan dalam praktek tulis
menulis, baik menggunakan tangan, alat tulis, mesin ketik atau komputer. padahal
secara teoritis kegiatan administrasi lebih luas dari pada itu. Bukan saja sebagai
kegiatan pendukung dalam melengkapai kegiatan yang ada di lapangan.
Pandangan demikian itu tidak sepenuhnya juga benar.
Pelaksanaan administrasi dalam bentuk tulis-menulis atau lebih dikenal
dengan ke-Tata Usahaan di sebuah lembaga pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting, terkait di berbagai bidang, baik pencatatan, maupun surat
menyurat bahkan masalah hukum, sosial maupun ekonomi dan lain-lain, sehingga
tidak bisa dipandang kurang penting fungsinya. Lebih-lebih produk administrasi
yang berupa dokumen seperti Ijazah, Sertifikat dan surat-surat penting lainnya
akan mempunyai nilai tinggi sekali di mata hukum, jika akurasi isinya dijamin
benar. Oleh karena itu kebenaran data administrasi menuntut kejujuran dan
kedisiplinan baik pelaksana maupun pengelolanya, karena produk administrasi
yang demikian ini biasanya digunakan untuk memperkuat bukti-bukti fisik
ditinjau dari aspek hukum.
Dalam bidang pendidikan, kebutuhan informasi mulai dari data lembaga,
sarana kurikulum sampai dengan data asal dan kondisi ekonomi siswa, sangat
diperlukan baik oleh perorangan maupun lembaga-lembaga pemerintah dan
swasta, maupun untuk kepentingan penelitian mahasiswa. Dalam rangka
memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini menjadi
1
tantangan bagi para pemikir administrasi pendidikan untuk menciptakan format
data administrasi pendidikan dan sistem pengelolaan data administrasi
kependidikan yang mampu mengakomodir berbagai keperluan. Seiring dengan
kemajuan teknologi yang semakin cepat ini, sudah barang tentu format
administrasi pendidikan harus capable terhadap teknologi informasi saat ini.
B. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan agar penulis dan pembahasnya dapat
mengetahui dan mengerti tentang Aspek-Aspek Administrasi dan Supervisi
Pendidikan Pendidikan
C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang kami angkat menjadi pembahasan makalah ini adalah
mengenai tentang Aspek-Aspek Administrasi dan Supervisi Pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Pendidikan
Kata “Administrasi” berasal dari bahasa latin yang terdiri atas kata ad dan
ministrare. Kata ad mempunyai arti yang sama dengan kata to dalam Bahasa
Inggris, yang berarti “ke” atau “kepada”. Dan ministrare sama dengan to save
atau to conduct yang berarti “melayani”, “membantu”, atau “mengarahkan”.
Dalam Bahasa Inggris to administer berarti pula “mengatur” , “memelihara” (to
look after), dan mengarahkan. (M. Ngalim Purwanto, 2004 : 1)
Jadi kata administrasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau usaha untuk
membantu, melayani, mengarahkan, atau mengatur semua kegiatan didalam
mencapai suatu tujuan.
Sedangkan administrasi ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian
segala sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut
dengan pencapaian tujuan Organisasi administrasi Pendidikan dan Administrasi
Sekolah
Administrasi pendidikan meliputi kegiatan-kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan pendidikan di suatu negara.
Didalam administrasi terdapat beberapa unsur pokok, diantaranya:
- Adanya sekelompok manusia (sedikitnya dua orang)
- Adanya tujuan yang hendak di capai bersama
- Adanya tugas / fungsi yang harus dilaksanakan
- Adanya perlengkapan dan peralatan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan
dengan baik dan mencapai tujuan,kegiatan tersebut harus dikelola melalui suatu
tahapan proses yang merupakan daur (siklus). Adapun proses administrasi
pendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, koordinasi,
3
komunikasi, supervise kepegawaian dan pembiayaan dan evaluasi. Semua fungsi
tersebut satu sama lain bertalian sangat erat. Untuk menadapat gambaran yang
lebih jelas tentang fungsi-fungsitersebut di bawah ini akan diuraikan secara lebih
rinci
1. Perencanaan (Planning)
2. Pengorganisasian (Organizing)
3. Pengkoordinasian (Coordinating)
4. Komunikasi
B. Pengertian Supervisi Pendidikan
Menurut P. Adams dan Frank G. Dickey: Supervisi adalah suatu program
yang memperbaiki pengajaran. (Supervision is a planned program for the
improvement of instruction).
Dalam dictionary of education, Good Carter memberikan definisi sebagai
berikut: “Supervisi adalah segala usaha dari petugas-petugas sekolah dalam
memimpin guru-guru dan petugas pendidikan lainnya dalam memperbaiki
pengajaran, termasuk memperkembangkan pertumbuhan guru-guru,
menyelesaikan dan merevisi tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan
metode mengajar dan penilaian pengajaran.
Menurut Alexander dan Saylor: “Supervisi adalah suatu program inservice
education dan usaha memperkembangkan kelompok (group) secara bersama.
Menurut Boardman: “Supervisi adalah suatu usaha menstimulir,
mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru sekolah,
baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih
efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pegnajarna, sehingga dengan demikian
mereka mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat demokrasi
modern.
4
Menurut Mc. Nurney meninjau suervisi sebagai suatu process penilaian
mengatakan: supervisi adalah prosedure memberi arah serta mengadakan
penilaian secara kritis terhadap proses pengajaran.
H. Burton & Leo J. Bruckner: Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang
tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Definisi-definisi tersebut di atas rupa-rupanya terdapat perbedaan satu
dengan yang lain, karena titik tolak mereka juga berbeda-beda. Namun demikian,
kalau kita teliti kesemuanya tidak meninggalkan unsur-unsur pokok berikut:
- Tujuan
- Situasi
- Supervisor
C. Tujuan Supervisi
Pada zaman penjajahan, supervisi dijalankan oleh pemilik sekolah atau
olehkepala sekolah terhadap guru-guru diwilayahnya. Tujuannya ialah untuk
mengetahui apakah segala peraturan, perintah atau larangan dijalankan sesuai
dengan petunjuk. Apabila semuanya sudah sesuai dan tidak menyimpang
sedikitpun, maka sekolah itu dinilai “baik”. Para karyawan mendapat kondite baik
dan menerima hadiah: kenaikan pangkat, kenaikan gaji dan sebagainya.
Sebaliknya, apabila karyawan menyimpang dari peraturan maka ia
mendapat kondite “buruk”, dan menerima hukuman administratif, misalnya
dipindah ke tempat yang tidak menyenangkan, tertundanya kenaikan pangkat dan
sebagainya. Jadi supervisi zaman dahulu hanyalah untuk membagi hadian kepada
kayarwan sekolah yang taat melaksanakan perintah dari puat, dan untuk mencari
kesalahan para karyawan, yang kemudian mendapat hukuman. Supervisor pada
waktu itu dinamakan inspektur. Usaha pembimbingan dan memberi nasihat guna
kesempurnaan pelaksanaan tugas tidak ada. Karena itu suasana kepegawaian
adalah tertekan dan takut. Tidak ada kegembiraan bekerja, karena semua
5
karyawan dihinggapi rasa khawatir mendapat kondite buruk apabila sekoyong-
koyong ada penilikan.
Lain halnya dengan zaman kemerdekaan sekarang. Tujuan supervisi pada
zaman ini ialah: mengetahui situasi untuk mengukur tingkat perkembangan
kegiatan sekolah dalam usahanya mencapai tujuan. Atau dengan kata lain tujuan
supervisi ialah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik.
Jadi pengawasan bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu untuk pengukuran
kemajuan sekolah.
Jelaslah, bahwa dalam zaman kemerdekaan ini, supervisi tidak bertujuan
melulu untuk memberi kondite pada karyawan, guna memberi hadiah maupun
hukuman, melainkan untuk dapat memberikan pimpinan dalam mencapai tujuan
sekolah. Hal ini dengan jelas tercantum dalam Undang-Undang tentang
Pendidikan dan Pengajaran No. 12 Tahun 1954 bab XVI Pasal 27 yang berbunyi:
“Pengawas pendidikan dan pengajaran berarti memberi pimpinan kepada
para guru untuk mencapai kesempurnaan di dalam pekerjaannya”
Karena itu di dalam masyarakat yang senantiasa berkembang ini, seorang
guru hendaknya dapat mengeikuti perkembangan-perkembangan itu. Jika tidak,
maka kita tidak akan tertinggal dan secara tidak sasar, akan menjadi salah satu
faktor penhalang bagi perkembangan masyarakat.
Supervisi diperlukan dalam proses pendidikan berdasarkan dua hal penting.
Pertama, perkembangan kurikulum yang merupakan gejala kemajuan
pendidikan. Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan-perubahan
struktur maupun fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut memerlukan
penyesuaian yang terus menerus dengan keadaaan nyata di lapangan. Hal ini
berarti bahwa guru-guru senantiasa harus berusaha emngembangkan
kreativitasnya agar supaya pendidikan berdasarkan kurikulum itu dapat terlaksana
dengan baik.
Kedua, pengembagnan personel, pegawai, atau karyawan senantiasa
merupakan upaya yang terus-menerus dalamsuatu organisasi. Demikian pula hal
6
dengan sekolahkepala sekolah, guru, tenaga tata usaha meerlukan peningkatan
kariernya, pengetahuan, dan ketrampilannya. Pengembangan formal
diselengagrakan dan menjadi tanggung jawab lembaga bersangkutan melalui
penataran, tugas belajar, lokakarya, dan sejenisnya,. Sedangkan pengembangan
informasl merupakan tanggung jawab pegawai sendiri dilaksanakan secara
mandiri atau bersama dengan rekan kerjanya. Teknik pengembangan jenis
informasl antara lain adalah mengikuti perkembangan pendidikan melalu
kepustakaan, telaahan atau percobaan suatu emtode emgnajar, menambah
pegnetahuan melalui bacaan, mengikuti kegiatan ilmiah. Hambatan terhadap
upaya ini timbul karena guru-guru sering terlalu asyik dengan pekerjaan rutin,
sarana, atau media cetak pendidikan yang langka; kurang gairah dan sikap tak
acuh. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebt perlu ada bantuan yang memadai
dari pihal lain. Bantuan yang bersifat membina, membimbing dan emgnarahkan
perkembangan para personel sekolah.
Supervise pendidikan ialah bantuan yang diberikan kepada personel
pendidikan untuk mengembangkan proses pendidikan yang lebib baik dan upaya
meningkatkan mtu pendidikan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
- Menyampaikan gagasan, prosedur dan bahan material untuk menilai dan
mengembangkan kurikulum.
- Mengembangkan pedman, petunjuk, cara an bahan penunjang lainnya utnuk
melaksanana kurikulum
- Merencanakan perbaikan metode proses belajar-mengajar secar aformal
melalui penataran, lokakarya, seminar, sanggar kerja, diskusi dan kunjungan
dinas.
- Membina dan megnembangkan organisasi profesi seperti: Musyawarah Guru
Bidang Studi, Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala
SEkolah (KKKS), Kelompk Kerja Penilik Sekolah (KKPS).
7
- Membina, membimbing dan mengarahkan guru-guru kepada peningkatan
pengetahuan, kemampuan dan keterampilan melaksanakan pross belajar
mengajar.
- Menilai kurikulum sarana prasarana, prosedur berdsarkan tujuan pendidikan.
Asas adalah nilai-nilai yang dipegang teguh untuk dijadikan sumber,
arahan, rujukan atau acuan tindakan dan upaya mencapai tujuan. Kalau tujuan itu
berfungsi memberi tumpukan atau landasan untuk bertindak dan berupaya. Tanpa
asas yang dianut dan disepakati bersama, maka dari batas-batas ketentuan dan
peraturan, hak dan kewajiban, ruang lingkup yang ditetapkan dan disepakati. Hal
ini akan menimbulkan benturan dengan bidang yang lain, kekacauan dalam
pelaksanaan, dan konflik diantara nailai-nilai sendiri.
Supervisi mempunyai asas-asas sendiri yang mungkin berbeda dengan asas-
asas bidang yang lain. Perbedaan ini justru memberikan sifat tersendiri kepada
supervisi. Secara garis besarnya asas-asas supervisi dapat dikemukakan sebagai
berikut:
- Supervisi pendidikan adalah bagian terpadu dari program pendidikan
- Supervisi ini memperlakukan manusia sebagai manusia seutuhnya baik
sebagai manusia perorangan, sosial ataupun makhluk ciptaan Tuhan.
- Tujuan supervisi pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan di
sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional
- Pelaksanaan supervisi pendidikan hendaknya dilaksanakan secara
musyawarah, saling menghormati, bersedia menerima pendapat orang lain dan
menyatakan pendapatnya sendiri.
- Supervisi pendidikan hendaknya memperhatikan kesejahteraan personel
pendidikan yang meliputi pemenuhan kebutuhan perorangan dan sosialnya
- Supervisi pendidikan hendaknya dilaksanakan oleh yang telah mendapat
pendidikan atau latihan dalam bidang supervisi.
8
Supervisi yang baik akan menghasilkan pola kinerja yang baik, jika supervise
dilakukan dengan cara dan metode yang benar pula, tentu ini menuntut
pengetahuan yang benar pula bagi para supervisi dalam melaksanakan tugasnya.
1. Tujuan Umum Supervisi pendidikan
a. Berdasarkan Tujuan Umum Pendidikan
Membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia “dewasa”
yang sanggup berdiri sendiri.
b. Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional
Yaitu membina orang-orang yang disupervisi menjadi manusia-
manusia pembangunan yang dewasa dan pancasilais.
c. Berdasarkan Tujuan Supervisi sendiri
Agar tercapai perbaikan situasi pendidikan dan pengajaran pada
umumnya dan peningkatan mutu mengajar pada khususnya.
2. Tujuan Khusus Supervisi Pendidikan Meliputi :
a. Membantu guru-guru untuk lebih memahami tujuan yang
sebenarnya dari pendidikan dan perencanaan sekolah dalam usaha
mencapai tujuannya.
b. Membantu guru-guru untuk dapat lebih menyadari dan memahami
kebutuhan-kebutuhan dan kesulitan-kesulitan murid dan menolong
mereka untuk mengatasinya.
c. Memperbesar kesanggupan guru-guru untuk memperlengkapi dan
mempersiapkan murid-muridnya menjadi anggota masyrakat yang
efektif.
d. Membantu guru-guru mengadakan diagnose secara kritis aktivitas-
aktivitasnya, serta kesulitan- kesulitan mengajar dan belajar murid-
muridnya, dan menolong mereka merencanakan perbaikan.
e. Membantu guru-guru untuk dapat menilai aktivitas-aktivasnya
dalam rangka tujuan perkembangan anak didiknya.
9
f. Memperbesar kesadaran guru-guru terhadap tata kerja yang
demokratis dan guru dapat mempelajari bersama catatan-catatan
tentang kemajuan murid guna menilai keefektivan program yang
disusun.
g. Memperbesar ambisi guru-guru untuk meningkatkan mutu karyanya
secara maksimal dalam bidang profesi (keahlianya).
h. Membantu guru-guru untuk dapat lebih memamfaatkan pengalaman-
pengalamannya sendiri.
i. Membantu untuk lebih mempopulerkan sekolah kepada masyarkat
agar bertambah simpati dan kesedian masyarakat untuk menyokong
sekolah.
j. Memperkenalkan guru-guru atau karyawan baru kepada situasi
sekolah profesinya.
k. Melindungi guru-guru dan karyawan terhadap tuntutan-tuntutan
yang tak wajar dan kritik-kritik yang tak sehat dari masyarkat.
l. Mengembangkan “profesionalisme esprit e corps” guru-guru.
D. Fungsi Supervisi
Setelah dibuat organisasi administrasi pendidikan lengkap dengan seksi-
seksinya, maka kemudian harus diadakan pengawasan (supervisi) oleh pimpinan
sekolah atau atasannya. Sebab tanpa adanya pengawasan ada kemungkinan
timbulnya situasi yang menghambat jalannya administrasi pendidikan di sekolah.
Karena hambatan itu makin lama makin banyak, maka ada kemungkinan tujuan
tidak tercapai dalam waktu yang telah direncanakan.
Secara singkat dapat disimpulkan, bahwa fungsi atau tugas supervisi ialah
sebagai berikut:
1. Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi pendidikan,
sebagai kegiatan pendidikan di sekolah dalam segala bidang
10
2. Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan situasi
pendidikan di sekolah.
3. Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk menghilangkan
hambatan-hambatan.
Atau dengan singkat bahwa fungsi utama dari supervisi adalah ditujukan
kepada perbaikan pengajaran.
Sehubungnad engan hal tersebut di atas, maka Swearingen memberikan 8
fungsi supervisi sebagai berikut:
1. Mengkoordinis semua usaha sekolah
2. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
3. Memperluas pengalaman guru-guru
4. Menstrimulir usaha-usaha yang kreatif
5. Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus menerus
6. Menganalisis situasi belajar dan mengajar
7. Memberikan pengetahuan/skill kepada setiap anggota staf
8. Membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru
Tugasnya fungsi supervisi adalah untuk memelihara program pengajaran
dengan sebaik-baiknya.
Adapun tugas kepala sekolah sebagai supervisor dapat disingkatkan sebagai
berikut:
1. Merancang, mengarahkan dan mengkoordinir semua aktivitas, agar sekolah
berjalan dengan baik menuj tercapainya tujuan sekolah
2. Membimbing para guru agar menunaikan tugasnya
dengan penuh semangat dan kegembiraan
3. Membimbingh para murid untuk belajar rajin, tertib dan
giat
4. Menjaga suasana baik dalam sekolah, antara guru-guru,
antar murid-murid, antar pegawai, antar kelas sehingga tercapai suasana
kekeluargaan
11
5. Melaksanakan hubungan baik ke dalam dan ke luar
6. Menjaga adanya koordinasi antara seksi-seksi dalam
organisasi sekolah dan sebagainya.
Kesimpulan: jadi melaksanakan supervisi adalah membantu meningkatkan
situasi belajar pada umumnya dan membantu guru, agar ia mengajar lebih baik,
sehingga dengan demikian murid dapat mengajar dengan lebih baik lagi.
E. Tehnik-Tehnik Supervisi Pendidikan
Untuk mempermudah kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan supervisi
diperlukan teknik-teknik supervisi. Para ahli berbeda-beda dalam merumuskan
tahapan teknik-teknik supervisi akan tetapi pada dasarnya tetap sama. Secara garis
besar teknik supervisi dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Teknik perseorangan
Yang dimaksud teknik persorangan ialah supervisi yang dilakukan
secara perseorangan, beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain:
Mengadakan kunjungan kelas (classroom visitation), Kepala sekolah
datang ke kelas untuk mengobservasi bagaimana guru mengajar. Dengan
kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang sekirannya
perlu diperbaiki.
Mengadakan kunjungan observasi (observation visits), Guru-guru
ditugaskan untuk mengamati seorang guru yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu.
Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan
mengadakan kunjungan ke sekolah lain.
Membimbing guru tentang cara-cara mempelajari pribadi siswa atau
mengatasi problema yang dialami siswa.
Membimbing guru dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
kurikulum sekolah, antara lain: menyusun program semester, membuat
program satuan pelajaran, mengorganisasi kegiatan pengelolaan kelas,
12
melaksanakan teknik-teknik evaluasi pembelajaran, menggunakan media
dan sumber dalam proses belajar mengajar, dan mengorganisasi kegiatan
siswa dalam bidang ekstrakurikuler.
2) Teknik kelompok
Teknik kelompok ialah supervisi yang dilakukan secara kelompok,
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting), Seorang kepala sekolah
menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk
mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini
rapat-rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi.
Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok
dapat diadakan dengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang
studi sejenis. Di dalam setiap diskusi, supervisor atau kepala sekolah
memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang
diperlukan.
Mengadakan penataran-penataran (inservice-training), Teknik ini
dilakukan melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru
bidang studi tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya
diselenggarakan oleh pusat atau wilayah, maka tugas kepala sekolah
adalah mengelola dan membimbing pelaksanaan tindak lanjut (follow-up)
dari hasil penataran.
Dengan demikian teknik supervisi sangat penting untuk dikuasai oleh
kepala sekolah, tanpa penguasaan teknik dalam pelaksanaanya tidak akan
berjalan baik. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak akan efektif
kegiatan supervisinya sebelum menguasai teknik dalam bidang supervisi.
Teknik supervisi akan lebih memudahkan pencapaian sasaran-sasaran dari
tujuan yang telah ditetapkan, oleh sebab itu penerapan teknik dari supervisi
merupakan wujud dari kemajuan sekolah untuk berkembang.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Administrasi ialah segenap proses pengarahan dan pengintegrasian segala
sesuatu, baik personal, spiritual maupun material yang bersangkut paut dengan
pencapaian tujuan Organisasi administrasi Pendidikan dan Administrasi Sekolah
Administrasi dalam pendidikan yang tertib dan teratur, sangat diperlukan
untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan pendidikan bagi Kepala Sekolah
dan Guru. Peningkatan kemampuan tersebut akan berakibat positif, yaitu makin
meningkatnya efisiensi, mutu dan perluasan pada kinerja di dunia pendidikan
tersebut. Untuk memperlancar kegiatan di atas agar lebih efektif dan efisien perlu
informasi yang memadai. Sistem informasi di dunia pendidikan ini menyangkut
dua hal pokok yaitu kegiatan pencatatan data(recording system) dan pelaporan
(reporting system).
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
14
DAFTAR PUSTAKA
Supandi, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Universitas Terbuka dan Dirjen
Pembinaan dan Kelembagaan Agama Islam. Jakarta. 1990.
S. Mochtar Husain dan Andi Nurochman, 2009, Administrasi dan Supervisi
pendidikan
Purwanto, M.Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2005
Prof. Drs. Piet A. Sahertian. Kopnsep dasar dan Teknik supervisi pendidikan dalam
rangka pengembangan sumber daya menusia. 2008, Rhinneka cipta, Jakarta,
Hal 52-129
15
iii
KATA PENGANTAR
Atas segala puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT. atas segala limpahan
rahmat dan karunianya, sholawat dan salam semoga selalu dan senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menjadikan alam ini penuh dengan rahmat
dan berliau telah menjadi pedoman hidup serta menjadi pencerah kepada kita semua
melalui Sunnahnya.
Rasa syukur kami yang tiada henti-hentinya kepada Allah SWt karena berkat
rahmat_Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa ada kesulitan sedikitpun.
Namun dan dengan segala keterbatasan kami, hanya insan yang biasa.
Makalah fiqih ini kami harap dapat memerikan pengetaqhuan dan menambah
wawasan informasi kepada semua kalangan yang baik internal maupun exformal,
mudah-mudahan kita dapat memetik pelajaran baik dari makalah ini.
Dan kami menyadari dalam penyususnan pada makalah ini masih banyak
sekali terdapat kekurangan dan kesalahan yang masih sangat perlu untuk
disempurnakan, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna dalam sehala hal.
Amiiin.
Bengkulu, November 2011
Penyusun
16 ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFATR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Batasan Masalah................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Administrasi Pendidikan..................................................... 3
B. Fungsi Administrasi Pendidikan........................................................... 4
C. Tujuan Supervisi .................................................................................. 5
D. Fungsi Supervisi .................................................................................. 10
E. Tehnik-Tehnik Supervisi Pendidikan................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 14
B. Kritik dan Saran ................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii
17
ii
MAKALAH MAKALAH ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKANADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKANAspek-Aspek Administrasi Dan SupervisiAspek-Aspek Administrasi Dan Supervisi
PendidikanPendidikan
Disusun Oleh :Disusun Oleh :
Nina SustrianaNina SustrianaHerlinaHerlina
Mayora UlfaMayora UlfaFiki SetiawanFiki Setiawan
DosenDosenM. Nur Ibrahim, M.PdM. Nur Ibrahim, M.Pd
JURUSAN TARBIYAHJURUSAN TARBIYAHPENDIDIKAN AGAMA ISLAMPENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERISTAIN (BENGKULU)STAIN (BENGKULU)
18
20120111
19