Download - Askep Artritis Reumatoid Teori
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
1/43
Askep ARTRITIS REUMATOIDA. Defenisi
Arthritis rheumatoid adalah suatu penyakit inflamasi progresif, sistemik dan
kronis (Pusdinakes, 1995) synovial.. Arthritis rheumatoid merupakan peradangan
yang kronis dan sistemik pada sendiB. Etiologi
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun factor
predisposisinya adalah:
mekanisme imunitas (antigen-antibodi)
factor metabolic infeksi virusC. Patofisiologi
Inflamasi awal mengenai sendi-sendi synovial disertai edema, kongestif
vascular, eksudat fibrin, dan infiltrasi selular. Peradanagn kronis synovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian terjadi
granulasi membentuk panus. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan nutrisi kartilago artikular, sehingga terjadi nekrotik. Jika
kerusakan kartilago sangat luas, akan terjadi ankilosis. Kerusakan kartilago dan
tulang menimbulkan dislokasi. Invasi tulang subkondria menimbulkan osteoporosis
setempat
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
2/43
Penyimpangan KDM
Mekanisme imunitasFactor metabolik
Invasi virus
Pada sendi synovial
Penyebaran yg hematogenReaksi antigen-antibodi
Pengaktifan mediator kimiawi
Inflamasi/arthritis reumatoid
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
3/43
Transduksi peningkatan vaskularisasi
Transmisi edemaModulasi
sendi synovial mjd tebal
Nyeri dipersepsikan terjdi granulasi
Nyeri
membentuk panusG3 nutrisi pada sendi
nekrotik
kelelahan
osteoporosis local
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
4/43
pembatasan
aktivitas klemahan fisikintoleransi aktivitas Perubahan status kesehatan Imobilitas fisik
Informasi kurang terpajang
Kurang pengetahuanperubahan penampilan
G3 citra tubuhPotensial cedera g3 konsep diri
D. Manifestasi KlinisManifestasi klinis arthritis rheumatoid:
1. Setempat:a. Sakit pada persendian disertai kaku dan gerakan terbatas.b. Lambat laun membengkak, panas, merah, dan lemah.c. Perubahan bentuk tangan, jari tangan seperti leher angsa, deviasi ulna.d.
Semua sendi dapat terserang (panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, bahu,
rahang).2. Sistemik:a. Mudah capek, lemah, dan lesub. Demamc. Takikardiad. Berat badan turun
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
5/43
e. Anemia
E. Pemeriksaan diagnosticPemeriksaan diagnostic yang dilakukan meliputi:
1. Tes serologi2. Pemeriksaan radiologi3. Aspirasi sendiF. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan arthritis rheumatoid:1. Istirahat mutlak pada tingkat akut atau memakai bidai sendi.2. Terapi fisik, bantu latihan ROM, dan kompres3. Pembedahan rekonstruksi jika perlu atau sesuai program4. Pengobatan dengan obat-obat antiinflamasi nonsteroid dan kortikosteroid.G. Pengkajian
1. Riwayat kesehatan2. Pemeriksaan fisik:a. Inspeksi dan palpasi untuk masing-masing sendi, amati warna kulit, ukuran, dan
pembengkakan.b. Lakukan pengukuran ROM pada sendi-sendi synovial: Catat jika ada deviasi Catat jika ada krepitus Catat jika terjadi nyeri saat sendi digerakkanc. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot: Catat jika ada atrofi Catat jika ada tonus yang berkurang Ukur kekuatan otot
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
6/43
3. Kaji tingkat nyeri, derajat, dan mulainya.4. Kaji aktivitas sehari-hari5. Kaji riwayat psikososial.6. Kaji konsep citra tubuh dan harga diriH. Diagnosis
Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul pada kasus ini :1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses inflamasi2. Potensial cedera berhubungan dengan keterbatasan fisik3. Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan penampilan4. Kurang pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan fungsi sendi6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi & penanganannyaI. Intervensi & Implementasi Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan proses inflamasi.1) Kaji lokasi dan intensitas nyeri (skala 0-10),untuk memudahkan intervensi
selanjutnya2) Hindari gerakan yang cepat dan tiba-tiba, untuk mengurangi pembengkakan dan
nyeri yang terjadi
3) Ajarkan tehnik relaksasi, sehingga mengurangi persepsi nyeri
4) Kolaborasi dalam pemberian analgesic sesuai program terapi,untuk membantu
dalam menurunkan rasa nyeri Potensial cedera berhubungan dengan keterbatasan fisik1) Gunakan sepatu yang menyokong,untuk membantu dalam melakukan aktivitas2) Hindarkan lantai yang licin,agar mengurangi resiko cedera yang mungkin terjadi
karena terpeleset
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
7/43
3) Ajarkan aktivitas secara bertahap sesuai kemempuan klien,agar resiko cedera dapat
di hindari4) Kurangi aktivitas yang berlebihan, karena dapat menyebabkan kelelahan5) Libatkan keluarga dalam proses perawatan, untuk membantu aktivitas klien Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan penampilan1) Kaji penyebab gangguan citra tubuh karena dapat membantu dalam evaluasi
kebutuhan dan keefektifan intervensi.2) Identifikasi orang terdekat dari siapa pasien memperoleh kenyamanan agar dapat
memungkinkan privasi untuk hubungan personal khusus dan menyediakan
kebutuhan dan dukungan bagi pasien.3) Dorong pengunkapan perasaan, menerima apa yang dikatakannya yang dapat
membantu pasien/orang terdekat untuk memulai menerima perubahan dan
mengurangi ansietas mengenai perubahan fungsi atau gaya hidup.4) Dengarkan dengan aktif masalah dan ketakutan pasien karena menyampaikan
perhatian dan dapat denga lebih efektif mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
dan juga strategi koping pasien.5) Dorong diskusi akan kebutuhan fisik dalam cara yang sederhana, langsung,dan
factual. Berikan umpan balik yang realistis. Menyediakan kesempatan untuk
memulai penggaabunagn perubahan aktubunagn perubahan actual dalam suasana
yang saling menerima dan penuh harapan
Kurang pemenuhan kebutuhan sehari-hari berhubungan dengan kelemahan1) Bantu melakukan mobilisasi dengan menggunakan bidai karena sendi akan lemah
akibat proses infeksi2) Jelaskan penggunaan alat bantu jika akan melakukan aktivitas, untuk menghindari
stress pada tulang akibat tumpuan beban berat badan
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
8/43
3) Jelaskan pada pasien pentingnya pembatasan aktivitas untuk mengurangi rasa nyeri
saat berakitivitas4) Anjurkan partisipasi aktif dalam kehidupan sehari-hari sesuai kemampuan agar
dapat mempertahankan rasa sehat secara umum Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan fungsi sendi1) Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan oleh cedera dan perhatikan persepsi pasien
terhadap imobilisasi. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan diri/persepsi diri
tentang keterbatasan fisik actual, memerlukan informasi/intervensi untuk
meningkatkan kemajuan kesehatan
2) Dorong partisipasi pada aktivitas terapeutik.pertahankan rangsang
lingkungan,contoh radio,TV,Koran dll. Memberikan kesempatan untuk mengeluarkan
energy, memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan rasa control diri dan
menurunkan isolasi social.3) Instruksi pasien untuk/bantu dalam rentang gerak pasien/aktif pada ekstremitas yang
sakit dan yang tak sakit. Meningkatkan aliran darah ke otot dan tulang untuk
meningkatkan tonus otot, mempertahankan gerak sendi , mencegah kontraktur.4) Berikan/bantu dalam mobilisasi dengan kursi roda, kruk, tongkat, sesegera mungkin.
Instruksikan keamanan dalam menggunakan alat mobilitas. Mobilisasi dini
menurunkan komplikasi tirah baring dan meningkatkan penyembuhan dan
normalisasi fungsi organ. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi & penanganannya1) Kaji tingkat pemahaman pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya2) Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan perawatannya3) Jelaskan program pengobatan yang akan dilakukan dan efek samping obat yang
mungkin timbul
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
9/43
4) Jelaskan perlunya latihan gerak sendi (ROM)J. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatn di harapkan:1. Nyeri berkurang atau hilang2. Tidak terjadi cedera3. Mobilitas meningkat4. Mampu melakukan kebutuhan sehari-hari5. Menunjukkan perilaku yang adaptif6. Memahami cara perawatan di rumah
ARTHRITIS GOUT/PIRAIA. Defenisi
Artritis pirai adalah arthritis akut dan atau kronis pada sendi yang disebabkan
oleh gangguan pembentukan asam urat (Tucker et al, 1998). Gout adalah
peradangan akibat adanya endapan Kristal asam urat pada sendi (Pusdiknakes,
1993).B. Etiologi
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
10/43
Etiologi dari arthritis Gout meliputi:1. Kelainan metabolic dalam pembentukan purin2. Ekskresi asam urat yang kurang dari ginjalC. Patofisiologi
Patofisiologi terjadinya arthritis Gout adalah dimana adanya gangguan
metabolisme purin yang menyebabkan terjadinya akumulasi asam urat yang
berlebihan dalam darah sehinggan asam urat menumpuk dalam tubuh yang
kemudian menimbulkan iritasi local pada sendi sehingga proses inilah yang
menimbulkan respon inflamasi
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
11/43
Adanya g3 metabolisme purinEskresi asam urat yg kurang dari ginjal
Akumulasi asam urat yang berlebiahan dlm darah
krisatal asam urat menumpuk dlm
tubuh
menimbulkan iritasi lokal pada sendi
menimbulkan respon Inflamasi
arthritis Gout
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
12/43
Transduksi peningkatan vaskularisasi
Transmisi edema
Modulasi
Nyeri dipersepsikan
Nyeri
kelelahan
pembatasan aktivitas Perubahan status kesehatan
hambatan mobilitas fisik Sakit
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
13/43
Informasi kurang terpajangMis interpretasi
Kurang pengetahuan
.D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari artritis Gout adalah:1. Akut : Nyeri hebat Bengkak Berlangsung cepat pada sendi yang terserang Sakit kepala Demam Gejala ini berkurang 10-14 hari2. Kronis: Riwayat serangan akut Hiperurisemia yang tidak diobati Terdapat nyeri Kaku Pegal Serta pembengkakan sendi membentuk noduler yang disebut tofi (penumpukan
monosodiuurat dalam jaringan).E. Pemeriksaan Diagnostic
Pemeriksaan diagnostic meliputi:
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
14/43
1. Pemeriksaan darah (asam urat meningkat, sel darah putih meningkat selama fase
akut).2. Pada aspirasi sendi ditemukan asam urat.3. Pemeriksaan urine ditemukan adanya Kristal asam urat.4. Pemeriksaan rontgen pada daerah yang terkena pirai.F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dari arthritis Gout adalah:1. Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral), Colchine
1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), Phenilbutazone (Butazolidin), Indomethacin
(Indocin).2. Sendi diistirahatkan3. Kompres dingin4. Diet rendah purin
5. Analgesic dan Antipiretik6. Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan
Probenecid (Benemid) 0,5 g/hari atau Sulfinpyrazone (Anturane) pada pasien yang
tidak tahan terhadap Benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan
Allopurinol (Zyloprim) 100 mg 2 kali/ hari.
G. Pengkajian1. Data subjektif:a. Tanyakan keluhan nyeri, lokasi dan derajatnyab. Bagaimana gejala awalnya dan cara penanggulangannyac. Adakah riwayat Gout di keluargad. Obat-obatan yang diperolehe. Anoreksia
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
15/43
f. Sakit kepala2. Data objektif: palpasi apakah ada nyeri tekan atau nyeri saat digerakkan,
pembengkakan/nodul dan kemerahan pada sendi. Periksa adanya demam.3. Riwayat psikososial. Adanya nyeri pada persendian, pasien merasa cemas dan takut
untuk melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.H. Diagnosis
Diagnosis keperawatan yang berlaku untuk gangguan ini adalah:1. Gangguan rasa nyaman atau nyeri yang berhubungan dengan infeksi sendi2. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian dan imobilitas3. Kuranng pengetahuan berhubungan dengan tentang penyakit dan penanganannyaI. Intervensi dan Implementasi Gangguan rasa nyaman atau nyeri yang berhubungan dengan infeksi sendi1) Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien2)
Jelaskan penyebab nyeri. Dengan demikian, pasien dapat mengontrol nyeri
3) Ajurkan latihan relaksasi dengan menghirup udara dari hidung, tahan beberapa
detik dan hembuskan dari mulut dengan bibir terkatup4) Alihkan perhatian pasien denagn member bahan bacaan, menonton TV,
mendengarkan radio dll5) Pasang bidai pada sendi yang inflamasi. Ini bertujuan menyokong atatu
mengimobilisasi sendi, sehingga dapat mengurangi nyeri. Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri persendian dan
imobilitas1) Kaji tingkat mobilitas fisik, apakah sebagian atau total2) Anjurkan latihan ROM secara teratur jika infeksi telah hilang atau nyeri hilang
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
16/43
3) Ajarkan pasien untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari secara bertahap. Hal ini
dimaksudkan untuk memandirikan pasien dan meningkatkan kepercayaan diri4) Dekatkan alat-alat yang diperlukan, sehingga mudah dijangkau oleh pasien.5) Anjurkan kepada pasien untuk menggunakan alat bantu berjalan jika akan
melakukan aktivitas di luar tempat tidurKurang pengetahuan berhubungan dengan tentang penyakit dan penanganannya
1) Kaji tingkat pemahaman pasien dan keluarga akan penyakit dan perawatannya2) Beri penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang penyakit dan perawatannya3) Jelaskan program pengobatan yang akan dilakukan dan efek samping obat yang
mungkin timbul4) Jelaskan perlunya latihan gerak sendi (ROM)
J. Evaluasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan, di harapkan:1. Nyeri berkurang atau hilanga. Mengatakan nyeri berkurangb. Nampak rileks dan tenangc. Menunjukkan edema berkurang2. Mobilitas fisik normala. Melakukan latihan rentang gerak sendi (ROM) secara adekuat pada sendi yang sakitb. Melakukan ambulasi dengan walker atau tongkat tanpa rasa nyeri3. Memahami program pengobatan dan perawatan penyakitnyaa. Mengekspresikan kesadaran dan pengetahuan tentang jadwal pengobatan dan efek
sampingb. Mengungkapkan pentingnya diet, aktivitas, dan program latihan
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
17/43
c. Menepati jadwal control ulang ke dokter.
I. TUMOR TULANG BENIGNA,terdiri dari: Osteoma (ivory exostosis) Osteoma Osteblastoma jinak (osteoma osteoid raksasa) Osteokondroma
Kondroblastoma Fibroma kondromisoid Kondroma
1. OSTEOMA (ivory exostosis)Osteoma tumor jinak paling sering ditemukan 93,3 % dari seluruh tumor jinak
tulang. Terjadi pada usia 20-40 tahun. Bentuk kecil tetapi dapat menjadi besar paling
banyang di tempurung kepala, maksila, mandibula, paltum kadang pada tulang
panjang.
2. OSTEOMAOsteoma berasal dari jaringan tulang sejati yang relative jarang terjadi,
biasanya timbul pada tulang membranosa tengkorak.3. KONDROMA
Kondroma sering terjadi pada tulang panjang, misalnya pada lengan, kadang-
kadang terdapat pada tulang datar seperti tulang ilium. Kondroma Jinak biasanya
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
18/43
terjadi pada usia 10-30 tahun, timbul di bagian tengah tulang.
Beberapa jenis kondroma menyebabkan nyeri. Jika tidak menimbulkan nyeri, tidak
perlu diangkat atau diobati. Untuk memantau perkembangannya, dilakukan foto
rontgen. Jika tumor tidak dapat didiagnosis melalui foto rontgen atau jika
menyebabkan nyeri, mungkin perlu dilakukan biopsi untuk menentukan apakah
tumor tersebut bisa berkembang menjadi kanker atau tidak4. OSTEOKONDROMA
Osteokondroma bukan neoplasma sejati dan berasal dari sel-sel yang
tetinggal pada permukaan tulang. Osteokondroma (Eksostosis Osteokartilaginous)
merupakan tumor tulang jinak yang paling sering ditemukan. Biasanya menyerang
usia 10-20 tahun.
Tumor ini tumbuh pada permukaan tulang sebagai benjolan yang keras. Penderita
dapat memiliki satu atau beberapa benjolan.
10% dari penderita yang memiliki beberapa osteokondroma, akan mengalami
kelaganasan tulang yang disebut kondrosarkoma, tetapi penderita yang hanya
memiliki satu osterokondroma, tidak akan menderita kondrosarkoma.
4. KONDROBLASTOMA
Kondroblastoma merupakan tumor yang jarang terjadi, yang tumbuh pada
ujung tulang. Biasanya timbul pada usia 10-20 tahun.
Tumor ini dapat menimbulkan nyeri, yang merupakan petunjuk adanya penyakit ini.
Pengobatan terdiri dari pengangkatan melalui pembedahan; kadang setelah
dilakukan pembedahan, tumor bisa tumbuh kembali.
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
19/43
5. FIBROMA KONDROMIKSOID
Fibroma Kondromiksoid merupakan tumor yang sangat jarang, yang terjadi pada
usia kurang dari 30 tahun.
Nyeri merupakan gejala yang biasa dikeluhkan.
Tumor ini akan memberikan gambaran yang khas pada foto rontgen.
Pengobatannya adalah pengangkatan melalui pembedahan.
6. OSTEOID OSTEOMA
Osteoid Osteoma adalah tumor yang sangat kecil, yang biasanya tumbuh di lengan
atau tungkai, tetapi dapat terjadi pada semua tulang.
Biasanya akan menimbulkan nyeri yang memburuk pada malam hari dan berkurang
dengan pemberian aspirin dosis rendah.
Kadang otot di sekitar tumor akan mengecil (atrofi) dan keadaan ini akan membaik
setelah tumor diangkat.
Skening tulang menggunakan pelacak radioaktif bisa membantu menentukan lokasi
yang tepat dari tumor tersebut. Kadang-kadang tumor sulit ditentukan lokasinya dan
perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti CT scan dan foto rontgen dengan
teknik yang khusus.
Pengangkatan tumor melalui pembedahan merupakan satu-satunya cara untuk
mengurangi nyeri secara permanen. Bila penderita enggan menjalani pembedahan,
untuk mengurangi nyeri bisa diberikan aspirin.
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
20/43
TUMOR SEL RAKSASA
Tumor Sel Raksasa biasanya terjadi pada usia 20 tahun dan 30 tahun. Tumor ini
umumnya tumbuh di ujung tulang dan dapat meluas ke jaringan di sekitarnya.
Biasanya menimbulkan nyeri.
Pengobatan tergantung dari ukuran tumor. Tumor dapat diangkat melalui
pembedahan dan lubang yang terbentuk bisa diisi dengan cangkokan tulang atau
semen tulang buatan agar struktur tulang tetap terjaga.
Pada tumor yang sangat luas kadang perlu dilakukan pengangkatan satu segmen
tulang yang terkena.
Sekitar 10 % tumor akan muncul kembali setelah pembedahan.
Walaupun jarang, tumor ini bisa tumbuh menjadi kanker.
II. TUMOR TULANG MALIGNA, terdiri dari: Mioloma multiple Osteo sarcoma Fibro sarcoma dan histiositoma fibrosa maligna Tumor wing Kondro sarkoma
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
21/43
Limfoma tulang maligna
1. MIOLOMA MULTIPLEMerupakan kanker tulang yg pling sering di temukan, yg berasal dari sum-sum
tulang yg menghasilkan sel-sel darah. Umumnya terjadi pd orang dewasa.tumor ini
dapat mengenai satu atau lebih tulang sehingga nyeri dapat muncul pada satu
tempat atau lebih. pengobatannya rumit, yaitu meliputi kemoterapi,terapi penyinaran
dan terapi pembedahan2. OSTEO SARKOMA
Adalah merupakan tumor tulang ganas yg biasanya berhubungan dengan
periode kecepatan pertumbuhan pada remaja. Di temukan p[ada anak-anak atau
rata-rata terdiagnosis pada umur 15 thn. Angka kejadian pada anak laki-laki dan
anak perempuan adalah sama tetapi pd akhir masa remaja penyakit ini lebih banyak
ditemukan pada anak-anak laki-laki.penyebab yg pasti tidak diketahui. Bukti-bukti yg
mendukung bahwa osteo sarcoma merupakan penyakit yang di turunkan. Ostoe
sarcoma cenderung tumbuh di tulang paha(ujung bawah), tulang lengan atas(ujung
atas), dan tulang kering(ujung atas). Ujung- ujung tulang terseburt merupakan
daerah dmn terjadi perubahan dan kecep[atan pertumbuhan yg terbesar. Meskip[un
demikian, osteo sarcoma bias tumbuh di tulaang lainnya. Gejala yg pling sering
ditemukan adalah nyeri, udem, dan pergerakan yang tebatas. Tumor di tungkai
menyebabkan penderita berjalkan timpang.sedangkan tumor di lengan menimbulkan
nyeri ktk lengan dipake untuk mengangkat sesuatu benda.pembengkakan tumor
mgk teraba hangat dan agak memerah. Tanda awal dari penyakit ini bisa merupakan
patah tulang karena tumor biasa menyebabkan tulang menjadi lemah yg disebut
fraktur patologis. Pemeriksaan yg biasa dilakukan roentgen tulang yg terkena, CT
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
22/43
scan tulang, pemeriksaan darah(kimia serum), CT scan dada untuk melihat adanya
penyebaran ke paru-paru, biopsy terbuka, scanning tulang untuk melihat
penyebaran tumor. Sebelum dilakukan pembedahan, di berikan kemoterapi yg
biasanya akan menyebabkan tumor mengecil, kemoterapi juga penting karena akan
membunuh sel tumor yang sudah mulai menyebar. Kemoterapi yg sering dipakai:
metotreksat dosis tinggi dgn leukoforin, doxorubicin, ciplatin,
cyclophosphamide,bleomycin. Jika blm terjadi penyebaran ke paru-paru maka angka
harapan hidup mencapai 60%, sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai 5 thn
setelah penyakitnya terdiagnosis.
3. FIBROSA SARCOMABerasal dari kjaringan lunak(jaringan ikat selai tulang, yaitu ligament, tendon,
lemak dan otot dan jarang berawal dari tulang).kanker ini biasanya di temukan pada
usia lanjut dan pertengahan. Tulang yg paling sering terkena adalah tulang pada
tungkai, lengan dan rahang. Fibrosa sarcoma mirip dgn osteo sarcoma dlm bentuk,
lokasi,dan gejala-gejalanyaserta pengobatannyapun juga sama.4. KONDRO SARKOMA
Merupakan tumor yg terdiri dari sel-sel kartilago(tulang rawan ) yg ganas.
Kebanyakan tumbuh lambat atau merupakan tumor derajat rendah yg sering dapat
di sembuhkan dengan pembedahan. Tetapi beberapa di antaranya adalah tumor
derajat tinggi yang cenderung untuk menyebar. Untuk menegakkan diagnosis perlu
dilakukan biopsy. Kondro sarcoma harus di angkat seluruhnya melalui pembedahan
karena tdk bereaksi terhadap kemoterapi atau penyinaran. Amputasi tungkai dan
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
23/43
lengan jarang di lakukan. Jika tumor di angkat seluruhnya lebih dari 75% penderita
bertahan hidup.5. TUMOR EWING
Tumot ewing(sarko0ma ewing) muncul pada masa pubertas dimanaang tumbuh
secara sangat cepat. Jarang di temukan pada anak-anak dibawah umur 10
thn,tumor biasa tumbuh di tubuh bagian manapun, paling sering di tulang panjang
anggota gerak, panggul, dada. Biasa juga di tulang tengkorak atau tulang pipih
lainnya. Gejala nyeri dan kadang bengkak pada bagian yg terkena penderita
mungkin juga mengalami demam. Tumor mudah mengalami penyebaran, sering kali
menyebatr ke paru-paru dan tulang lainnya. Pada saat terdiagnosis , penyebaran
telah terjdi pada 30% penderita. Jika di duga suatu tumor maka dilakukan rontgen
tulang, roentgen dada, CT scan dada, scanning tulang, biposi tumor. Pengobatan
kombinasi dari: kempoterapi(siklofosfmide, vinkristin,
daktinomicin,doksorubicin,ifosfamid,etoposit).terapi penyinaran tumor, terapi
pemebedahan untuk mengangkat tumor. Prognosis tergantung pada lokasi dan
penyebaran tumor.
6. LIMFOMA MALIGNALimfoma tulang maligna (sarcoma sel reticulum)biasanya timbul pd usia 40
sampai 50thn. Biasa berasal dari tulang manapun atau berasal dari tempat lain di
tubuh menyebar ke tulang. Biasanya tumor ini menimbulkan nyeri, pembengkakan,
dan tulang yg rusak lebih mudah patah. Pengobatan terdiri dari kemoterapi dan
penyinaran yg sama efektifnya dgn pengangkatan tumor.amputasi jarang dilakukan.
ASKEP Artritis Reumatoid
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
24/43
A. Definisi
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang
menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 :
1248).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik
kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan
tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh(Hidayat, 2006).
Artritis Reumatoid adalah penyakit autoimun sistemik kronis yang
tidak diketahui penyebabnya dikarekteristikan dengan reaksi inflamasi
dalam membrane sinovial yang mengarah pada destruksi kartilago sendi
dan deformitas lebih lanjut.( Susan Martin Tucker.1998 )
Artritis Reumatoid ( AR ) adalah kelainan inflamasi yang terutama
mengenai mengenai membran sinovial dari persendian dan umumnya
ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan
mobilitas, dan keletihan.( Diane C. Baughman. 2000 )
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ
tubuh. ( Arif Mansjour. 2001 ).
Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak
sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya
umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Jadi Artritis Reumatoid merupakan penyakit autoimun yang dapat
menyebabkan inflamasi pada sendi terutama mengenai membrane
synovial pada sendi dan mengarah pada destruksi kartilago sendisehingga menyebabkan nyeri persendian, kaku sendi, penurunan
mobilitas dan keletihan. Dapat terjadi pada semua jenjang umur.
Klasifikasi Artritis Rematoid ( RA )
RA Tangan
Gejala awal yang khas dan RA pada tangan ialah pembengkakan
sendi PIP yang membentuk gambaran fusiform atau spindle-shape.
Keadaan ini kemudian diikuti dengan pembengkakan sendi
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
25/43
metakarpofalangeal (MCP) yang simetrik. Proses peradangan yang lama
akan menyebabkan kelemahan dari jaringan lunak disertai pula dengan
subluksasi falang proksimal sehingga menyebabkan deviasi jari-jari
tangan kearah ulnar (ulnar aeviation). Deviasi ulnar ini selalu disertaidengan deviasi radial dan sendi radiocarpalis, sehingga akan memberikan
gambaran deformitas zig-zag .
Pada kasus lanjut dapat terjadi deformitas leher angsa (swan-neck)
, sebagai akibat kombinasi dan hiper ekstensi sendi PIP dan fleksi sendi
DIP. Kombinasi dari fleksi sendi PIP dan ekstensi sendi DIP akan
menyebabkan deformitas boutonniere. Akibat dan semua ini akan
mengakibatkan tangan tidak dapat berfungsi dengan sempurna.
RA Pergelangan tangan
RA hampir selalu menyerang pengelangan tangan, pada awalnya
berupa sinovitis yang dapat diraba, dan pada keadaan lanjut terjadi
deformitas sehingga gerakan dorsofleksi pergelangan tangan terbatas
(kurang dan 180o). Proliferasi sinovia kearah palmar akan menyebabkan
penekanan pada nervus medianus sehingga mengakibatkan terjadinya
sindrom carpal-tunnel, berupa parestesi pada aspek palmar ibujari, jari
kedua dan ketiga dan aspek radial jari keempat.
RA Siku
RA siku menyebabkan pembengkakan dan kontraktur fleksi.
Keadaan ini sering dijumpai dan menyebabkan kerusanan melakukan
aktivitas sehari-hari.
RA Bahu
RA bahu biasanya terjadi pada tahap lanjut penyakit ini, akibatnya
terjadi keterbatasan gerak dan rasa nyeri pada prosesus coracoid bagian
bawah dan lateral.
RA Cervikal
RA cervical menyebabkan nyeri dan kaku tengkuk. Biasanya sendi
yang terserang ialah Cl dan C2. Pada keadaan lanjut dapat terjadi
subluksasi atlanto-oksipital yang mengakibatkan penekanan pada syarafspinal dan menyebabkan gangguan neurologik.
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
26/43
RA Panggul
Gejala RA panggul yang dapat dilihat ialah gangguan jalan dan
keterbatasan gerakan sendi, sedangkan pembengkakan dan nyeri sendi
sulit diobservasi, penderita hanya merasa tidak enak di lipat paha yangmenjalar ke pantat, pinggang bawah dan lutut.
RA Lutut
Gejala yang sering terlihat ialah hipertrofi sinovia dan efusi sendi.
RA Pergelangan kaki dan kaki
RA didaerah ini memberikan gambaran yang tidak berbeda dengan
RA tangan. Subluksasi dari ibu jari kaki menyebabkan terjadinya
deformitas hammer toe. Disertai dengan deformitas lainnya akan
menyebabkan kesukaran dalam menggunakan sepatu normal, sehingga
diperlukan sepatu khusus.
B. Epidemologi
Penyakit Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah
lama dikenal dan tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras
dan kelompok etnik. Artritis rheumatoid sering dijumpai pada wanita,
dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3: 1. kecenderungan
wanita untuk menderita Artritis rheumatoid dan sering dijumpai remisi
pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya
faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang
berpengaruh pada penyakit ini. AR terjadi antara usia 30 tahun dan 50
tahun dengan puncak insiden antara usia 40 tahun dan 60 tahun. Wanita
terkena dua sampai tiga kali lebih sering dari pada pria.
Insidensi penderita arthritis rheumatoid di seluruh dunia telah
mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia ini
menderita rheumatoid. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga
tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan
(http://www.tempo.co.id).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa 20%,
penduduk dunia terserang penyakit arthritis rheumatoid. Dimana 5-10%
http://www.tempo.co.id/http://www.tempo.co.id/ -
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
27/43
adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang berusia
55 tahun (Jaja, 1996)
Wanita tiga kali lebih sering menderita reumatoid artritis (radang
sendi) dibanding dengan laki-laki. Penyakit ini menyerang semua etnis,dengan insiden pada orang berusia di atas 18 tahun berkisar 0,1 persen
sampai 0,3 persen, sedangkan pada anak-anak dan remaja yang berusia
kurang dari 18 tahun 1/100.000 orang.
Hal tersebut disampaikan Profesor dr Harry Isbagio SpPD-KR dalam
temu wartawan, di Jakarta, Sabtu (11/2) lalu. Menurut dia, pada tahun
2000 jumlah penderita reumatoid artritis sekitar 120.000 orang.
Walaupun prevalensi penyakit rendah, tetapi penyakit ini sangat progresif
dan paling sering menyebabkan kecacatan. Apabila tidak diobati, ujarnya,
akan muncul kecacatan dalam tempo dua atau tiga tahun kemudian.
C. Anatomi fisiologi
Muskuloskeletal terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligament, tendon,
fasia, bursae dan persendian.
a. Tulang
Tulang terdiri dari sel-sel yang berada pada bagian intra-seluler. Tulang
berasal dari embryonic hyaline cartilage yang mana melalui proses
osteogenesis menjadi tulang. Proses ini dilakukan oleh sel-sel yang
disebut Osteoblast. Proses mengerasnya tulang akibat menimbunya
garam kalsium.
Fungsi tulang adalah sebagai berikut:
1. Mendukung jaringan tubuh dan menbuntuk tubuh.
2. Melindungi organ tubuh (jantung, otak, paru-paru) dan jaringan lunak.
3. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi dan
pergerakan )
4. Membuat sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang (hema topoiesis)
5. Menyimpan garam-garam mineral.Misalnya kalsium, fosfor.
Tulang dapat diklasifikasikan dalam lima kelompok berdasarkan
bentuknya:Tulang panjang (femur, humerus ) terdiri dari satu batang dan
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
28/43
dua epifisis. Batang dibentuk oleh jaringan tulang yang padat.epifisis
dibentuk oleh spongi bone (Cacellous atau trabecular )
a. Tulang pendek (carpalas) bentuknya tidak teratur dan cancellous
(spongy) dengan suatu lapisan luar dari tulang yang padat.b. Tulang pendek datar (tengkorak) terdiri dari dua lapisan tulang padat
dengan lapisan luar adalah tulang cancellous.
c. Tulang yang tidak beraturan (vertebra) sama seperti tulang pendek.
d. Tulang sesamoid merupakan tulang kecil, yang terletak di sekitar tulang
yang berdekatan dengan persendian dan didukung oleh tendon
danjaringan fasial,missal patella (kap lutut)
Gambar tulang :
b. Otot
Otot dibagi dalam tiga kelompok, dengan fungsi utama untuk kontraksi
dan untuk menghasilkan pergerakan dari bagian tubuh atau seluruh
tubuh. Kelompok otot terdiri dari:
1. Otot rangka (otot lurik) didapatkan pada system skeletal dan berfungsi
untuk memberikan pengontrolan pergerakan, mempertahankan sikap dan
menghasilkan panas
2. Otot Viseral (otot polos) didapatkan pada saluran pencernaan, saluran
perkemihan dan pembuluh darah. Dipengaruhi oleh sisten saraf otonom
dan kontraksinya tidak dibawah control keinginan.
3. Otot jantung didapatkan hanya pada jantung dan kontraksinya tidak
dibawah control keinginan.
c. Kartilago
Kartilago terdiri dari serat-serat yang dilakukan pada gelatin yang kuat.
Kartilago sangat kuat tapi fleksibel dan tidak bervascular. Nutrisi
mencapai kesel-sel kartilago dengan proses difusi melalui gelatin dari
kapiler-kapiler yang berada di perichondrium (fibros yang menutupi
kartilago) atau sejumlah serat-serat kolagen didapatkan pada kartilago.
d.
Ligament
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
29/43
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana
merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.
e. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yangmembungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan
penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada
pergelangan tangan dan tumit. Pembungkus ini dibatasi oleh membrane
synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan
tendon.
f. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang
didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai
pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang
membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui
sebagai fasia dalam.
g. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu
tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi
pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot. Bursae
bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada
olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.
h. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka
tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian,
tatu letah dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian
akan ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang
memungkinkan dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang
dilakukan.
Berdasarkan klasifikasinya terdapat 3 kelas utama persendian yaitu:
1. Sendi synarthroses (sendi yang tidak bergerak)
2. Sendi amphiartroses (sendi yang sedikit pergerakannya)
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
30/43
3. Sendi diarthoses (sendi yang banyak pergerakannya) Perubahan
fisiologis pada proses menjadi tua.
Ada jangka periode waktu tertentu dimana individu paling mudah
mengalami perubahan musculoskeletal. Perubahan ini terjadi pada masakanak-kanak atau remaja karena pertumbuhan atau perkembangan yang
cepat atau timbulnya terjadi pada usia tua. Perubahan struktur system
muskuloskeletal dan fungsinya sangat bervariasi diantara individu selama
proses menjadi tua.
Perubahan yang terjadi pada proses menjadi tua merupakan suatu
kelanjutan dari kemunduran yang dimulai dari usia pertengahan. Jumlah
total dari sel-sel bertumbuh berkurang akibat perubahan jaringan
prnyambung, penurunan pada jumlah dan elasitas dari jaringan subkutan
dan hilangnya serat otot, tonus dan kekuatan.
Perubahan fisiologis yang umum adalah:
1. Adanya penurunan yang umum pada tinggi badan sekitar 6-10 cm. pada
maturasi usia tua.
2. Lebar bahu menurun.
3. Fleksi terjadi pada lutut dan pangkal paha
D. EtiologiPenyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara
pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis
Reumatoid, yaitu:
1. Infeksi
faktor infeksi mungkin disebabkan oleh karena virus dan organismemikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan antigen tipe II
kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
2. Endokrin
Kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, sehingga kadar hormon di
dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu
fungsi tubuh. .
3. Autoimun
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
31/43
Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun
dan Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II. autoimun terjadi
karena adanya gangguan pada fungsi normal dari sistem imun, sehingga
sistem imun menyerang jaringan tubuh sendiri. Bisa juga karenakegagalan antibodi mengenali sel tubuhnya sendiri dan menganggapnya
benda asing sehingga merusaknya.
4. Metabolik
Tulang Tidak bisa menyimapan cadangan dan tempat metabolisme
berbagai mineral terutama kalsium dan fosfat.
5. Faktor genetic
Lebih sering menyerang wanita daripada laki-laki. Walaupun dapat
meyerang segala jenis umur, namun lebih sering terjadi pada umur 30-50
tahun.Sebagai faktor presdeposisi karena terdapat hubungan anatara
produk komplek histokompabilitas kelas II serta pemicu lingkungan.
E. Manifestasi Klinis
Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan
pada penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul
sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki
gambaran klinik yang sangat bervariasi.
a. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat
badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian
hebatnya.
b. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama
pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak
melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua
sendi diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat
terserang.
c. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum
tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan
kekakuan sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
32/43
biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang
dari 1 jam.
d. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada
gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkanpengikisan ditepi tulang .
e. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan
perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi
pada tulang telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher
angsa adalah beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada
penderita. . Pada kaki terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul
sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat
terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama
dalam melakukan gerakan ekstensi.
f. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada
sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling
sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di
sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian
tonjolan) ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya
nodula-nodula ini biasanya merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif
dan lebih berat.
g. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat
menyerang organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato
konjungtivitis siccs yang merupakan sindrom Sjgren, sistem
cardiovaskuler dapat menyerupai perikarditis konstriktif yang berat, lesi
inflamatif yang menyerupai nodul rheumatoid dapat dijumpai pada
myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat menyebabkan disfungsi
katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan kardiomiopati.
F. Patofisiologi
Cidera mikro vascular dan jumlah sel yang membatasi dinding
sinovium merupakan lesi paling dini pada sinovisis remotoid. Sifat traumayang menimbulkan respon ini masih belum diketahui. Kemudian, tampak
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
33/43
peningkatan jumlah sel yang membatasi dinding sinovium bersama sel
mononukleus privaskular. Seiring dengan perkembangan proses sinovium
edematosa dan menonjol kedalam rongga sendi sebagai tonjolan-tonjolon
vilosa.Pada penyakit Rematoid Artritis terdapat 3 stadium yaitu :
a. Stadium Sinovisis
Pada stadium ini terjadi perubahan dini pada jaringan sinovial yang
ditandai hiperemi, edema karena kongesti, nyeri pada saat istirahat
maupun saat bergerak, bengkak dan kekakuan.
b. Stadium Destruksi
Pada stadium ini selain terjadi kerusakan pada jaringan sinovial terjadi
juga pada jaringan sekitarnya yang ditandai adanya kontraksi tendon.
c. Stadium Deformitas
Pada stadium ini terjadi perubahan secara progresif dan berulang kali,
deformitas dan gangguan fungsi secara menetap.
Kelainan pada jaringan ekstra-srtikuler :
Perubahan patologis yang dapat terjadi pda jaringan ekstra-
artikuler adalah :
Otot - Pada otot terjadi miopati yang pada elektromiografi menunjukkan
adanya degenerasi serabut otot. Degenerasi ini berhubungan dengan
fragmentasi serabut otot serta gangguan retikulum sarkoplasma dan
partikel glikogen. Selain itu umumnya pada artritis reumatoid terjadi
pengecilan/atrofi otot yang disebabkan oleh kurangnya penggunaan otot
(disuse atrophy) akibat inflamasi sendi yang ada.
Nodul Subkutan- Nodul subkutan terdiri atas unit jaringan yang nekrotik
di bagian sentral dan dikelilingi oleh lapisan sle mononuklear yang
tersusun secara radier dengan jaringan ikat yang padat dan diinfiltrasi
oleh sel-sel bulat. Nodul subkutan hanya ditemukan pada 25% dari
seluruh penderita artritis reumatoid.
Pembukuh darah perifer Pada pembuluh darah perifer terjadi
proliferasi tunika intima, lesi pada pembuluh darah arteriol dan venosa.Terjadi perubahan pda pembuluh darah sedang dan kecil berupa artritis
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
34/43
nekrotik. Akibatnya terjadi gangguan respon arteriol terhadap
temperatur.
G. Pemeriksaan penunjang
a. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan padajaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan
( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang
terjadi secara bersamaan.
b. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
c. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
d. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar
dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
e. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
f. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)
atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak
leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis
yang simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki
serta menetap sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan
nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.
H. Komplikasi
Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi di bawah kulit yang disebut subcutan nodule
Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli : Tromboemboli adalah
adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya
darah yang membeku.
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
35/43
Terjadi splenomegali : Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika
limfa membesar kemampuannya untuk menyebabkan berkurangnya
jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi menangkap dan
menyimpan sel-sel darah akan meningkat.I. Penatalaksanaan
a. Medis
Penatalaksanaan medik pada pasien RA diantaranya :
1. Termoterapi
2. Gizi yaitu dengan memberikan gizi yang tepat
3. Pemberian Obat-obatan :
Anti Inflamasi non steroid (NSAID) contoh:aspirin yang diberikan pada
dosis yang telah ditentukan.
Obat-obat untuk Reumatoid Artitis : Acetyl salicylic acid, Cholyn salicylate
(Analgetik, Antipyretik, Anty Inflamatory).
4. Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak
berhasil mencegah dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan
dapat mengembalikan fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur
yang dapat dilakukan adalah artroplasti, perbaikan tendon, sinovektomi.
b.Keperawatan
Pendidikan : meliputi tentang pengertian, patofisiologi, penyebab, dan
prognosis penyakit ini
Istirahat : karena pada RA ini disertai rasa lelah yang hebat
Latihan : pada saat pasien tidak merasa lelah atau inflamasi berkurang, ini
bertujuan untuk mempertahankan fungsi sendi pasien
J. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya ( misalnya mata, jantung, paru-paru,
ginjal ), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan
bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk denganstres pada sendi; kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
36/43
simetris.Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu
senggang, pekerjaan, keletihan.Tanda : Malaise Keterbatasan rentang
gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
2. KardiovaskulerGejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
3. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.Keputusan dan
ketidakberdayaan ( situasi ketidakmampuan )Ancaman pada konsep diri,
citra tubuh, identitas pribadi ( misalnya ketergantungan pada orang lain).
4. Makanan/ cairan
Gejala : Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/
cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk mengunyah (
keterlibatan TMJ )
Tanda : Penurunan berat badan Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan
pribadi. Ketergantungan.
6. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada
jari tangan.Gejala : Pembengkakan sendi simetris.
7. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri ( mungkin tidak disertai oleh pembengkakan
jaringan lunak pada sendi ).
8. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutaneus. Lesi kulit, ulkus
kaki.Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/ pemeliharaan
rumah tangga.Demam ringan menetap Kekeringan pada meta dan
membran mukosa.
9. Interaksi social
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
37/43
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
10. Penyuluhan/ pembelajaran
Gajala : Riwayat AR pada keluarga ( pada awitan remaja ) Penggunaanmakanan kesehatan, vitamin, penyembuhan arthritis tanpa pengujian.
Riwayat perikarditis, lesi katup, fibrosis pulmonal, pleuritis. Pertimbangan
: DRG Menunjukkan rerata lama dirawat : 4,8 hari. Rencana
Pemulanagan: Mungkin membutuhkan bantuan pada transportasi,
aktivitas perawatan diri, dan tugas/ pemeliharaan rumah tangga.
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,
nyeri, penurunan kekuatan otot.
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
5. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan perurunan fungsi tulang
6. Kebutuhan pembelajaran mengenai penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.
L. Rencana Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
HYD : nyeri hilang atau terkontrol.
a. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat
faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal
(R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program)
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
38/43
b. Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur
sesuai kebutuhan (R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan
mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan
stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkantekanan pada sendi yang terinflamasi/nyeri)
c. Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan
trokhanter, bebat, brace. (R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan
mempertahankan posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan
nyeri dan dapat mengurangi kerusakan pada sendi)
d. Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari gerakan
yang menyentak. (R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan
kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit
pada sendi)
e. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada
waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat untuk
mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air
kompres, air mandi, dan sebagainya. (R/ Panas meningkatkan relaksasi
otot, dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan melepaskan kekakuan di
pagi hari. Sensitivitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal
dapat disembuhkan)
f. Berikan masase yang lembut (R/meningkatkan relaksasi/ mengurangi
nyeri)
g. Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi
progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman
imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas. (R/ Meningkatkan
relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin meningkatkan
kemampuan koping)Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk
situasi individu. (R/ Memfokuskan kembali perhatian, memberikan
stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat)
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
39/43
h. Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai
petunjuk. (R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/
spasme, memudahkan untuk ikut serta dalam terapi)
h. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)(R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi
kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)
i. Berikan kompres dingin jika dibutuhkan (R/ Rasa dingin dapat
menghilangkan nyeri dan bengkak selama periode akut).
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,
nyeri, penurunan kekuatan otot.
HYD : klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan
a. Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada sendi
(R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi dari
peoses inflamasi).
b. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal
aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan
tidur malam hari yang tidak terganmggu.(R/ Istirahat sistemik dianjurkan
selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk
mencegah kelelahan mempertahankan kekuatan).
c. Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif
dan isometris jika memungkinkan (R/ Mempertahankan/ meningkatkan
fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Catatan : latihan tidak
adekuat menimbulkan kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang
berlebihan dapat merusak sendi)
d. Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.
Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan
mobilitas, mis, trapeze (R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan
meningkatkan sirkulasi. Memepermudah perawatan diri dan kemandirian
pasien. Tehnik pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi
kulit)
e. Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat,brace (R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
40/43
memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh,
mengurangi kontraktor)
f. Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher. (R/ Mencegah fleksi leher)
g. Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi, berdiri,dan berjalan (R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan
mobilitas)
h. Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi,
menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda. (R/
Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh)
i. Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi. (R/ Berguna dalam
memformulasikan program latihan/ aktivitas yang berdasarkan pada
kebutuhan individual dan dalam mengidentifikasikan alat)
j. Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan. (R/ Menurunkan
tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk mengurangi risiko
imobilitas)
k. Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid). (R/ Mungkin
dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut
3. Gangguan Citra Tubuh / Perubahan Penampilan Peran berhubungan
dengan perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
HYD : mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit,perubahan pada gaya hidup,dan
kemungkinan keterbatasan
a. Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,
harapan masa depan. (R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa
takut/ kesalahan konsep dan menghadapinya secara langsung)
b. Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang
terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam
memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.
(R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan
interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadapintervensi/ konseling lebih lanjut)
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
41/43
c. Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat
menerima keterbatasan. (R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat
dapat mempunyai pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang
dirinya sendiri)d. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. (R/
Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan bermusuhan
umum terjadi)
e. Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu
memperhatikan perubahan. (R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun
metode koping maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)
f. Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. (R/
Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat
meningkatkan perasaan harga diri)
g. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat
jadwal aktivitas. (Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong
kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi)
h. Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.(R/
Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri)
i. Berikan bantuan positif bila perlu. (R/ Memungkinkan pasien untuk
merasa senang terhadap dirinya sendiri. Menguatkan perilaku positif.
Meningkatkan rasa percaya diri)
j. Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis
psikiatri, psikolog. (R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan
dukungan selama berhadapan dengan proses jangka panjang/
ketidakmampuan)
k. Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas dan
obat-obatan peningkat alam perasaan. (R/ Mungkin dibutuhkan pada sat
munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan kemapuan
koping yang lebih efektif)
4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan musculoskeletal,penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
42/43
HYD : klien dapat melaksanakan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
a. Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/
eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
(R/ Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukanadaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini).
b. Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. (R/
Mendukung kemandirian fisik/emosional)
c. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri. Identifikasi
/rencana untuk modifikasi lingkungan. (R/ Menyiapkan untuk
meningkatkan kemandirian, yang akan meningkatkan harga diri)
d. Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi. (R/ Berguna untuk
menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan individual. Mis;
memasang kancing, menggunakan alat bantu memakai sepatu,
menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)
e. Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan
dengan evaluasi setelahnya. (R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang
mungkin dihadapi karena tingkat kemampuan aktual)
f. Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan
perawatan rumah, ahli nutrisi. (R/ Mungkin membutuhkan berbagai
bantuan tambahan untuk persiapan situasi di ruma
5. Resiko tinggi cedera Berhubungan dengan perurunan fungsi tulang
HYD : klien dapat mempertahankan keselamatan fisik
Intervensi
Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak
jelas, mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya
menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur
rendah, gunakan pencahayaan malam hari siapkan lampu panggil
R/ : Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan
membebaskan keluaraga dari kekhawatiran konstan
Memantau regimen medikasi. Izinkan kemandirian dan kebebasan
maksimum dengan memberikan kebebasan dalam lingkungan yang aman,
-
5/28/2018 Askep Artritis Reumatoid Teori
43/43
hindari penggunaan restrain, ketika pasien melamun alihkan perhatiannya
ketimbang mengagetkan
R/ : Hal ini akan memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat
meningkatkan agitasi,mengagetkan klien akan meningkatkan ansietas