M K R P L TABANAN ANTARA SEMANGAT DAN HARAPAN
Oleh:
I Nyoman Sugama DAN Nyoman Suyasa
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jl. Bypass Ngurah Rai, Pesanggaran, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali 80222
Fax/ph: 0361720498 website: www.bali.litbang.depatan.go.id
Awal Mula Kegiatan MKRPL
Sejak dicanangkan kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL) secara Nasional di
desa Kayen , Kabupaten Pacitan, Jawa Timur pada tahun 2010 oleh Presiden Republik
Indonesia, selanjutnya ditindaklanjuti pelaksanaan MKRPL di Bali di desa Tunon,kec.
Singakerta, kab. Gianyar tahun 2011, maka pelaksanaan MKRPL di Kabupaten Tabanan sudah
memasuki tahun ke-2. Pada tahun 2012 ( awal kegiatan) pelaksanaan kegiatan MKRPL di
Tabanan di lakukan di desa Tegallinggah, kecamatan Penebel, tepatnya di kelompok Wanita
Tani Catur Wahana 2, dengan melibatkan anggota kelompok utama awalnya 30 KK, kemudian
berkembang menjadi 40 KK , bahkan sekarang kegiatan tersebut sudah berkembang juga
keluar anggota kelompok. Awal mula kegiatan berjalan dengan lambat karena banyak hal yang
belum dipahami baik oleh anggota kelompok maupun pengurus serta aparat desa Tegallinggah.
Namun setelah beberapa saat terutama setelah sosialisasi dan mereka memahami apa yang
dimaksud dengan MKRPL dan apa tujuan utama dari kegiatan ini, seperti tanpa dikomando
kegaiatan berjalan dengan sendirinya, dan pada jalur yang sesuai serta antusiasme
masayarakat sangatlah positif. Dalam membina anggota kelompok MKRPL ini selain peran aktif
aparat desa setempat juga ikut terlibat pengurus Yayasan serta anggota DPRD kabupaten
Tabanan yang kebetulan berlokasi di desa yang sama.
Perkembangan Kegiatan MKRPL
Setelah terbentuk kelompok MKRPL di Desa Tegallinggah, pada tahun 2013 kegiatan serupa
dikembangkan pula di lokasi yang berbeda di kabupaten Tabanan yaitu desa Kesiut, kecamatan
Kerambitan. Kelompok yang di sasar adalah kelompok Wanita Tani Merta Sari Werdi dengan
jumlah anggota 30 KK. Dimana anggota kelompok ini memiliki semangat yang tinggi dalam
kegiatan MKRPL. Dalam pelaksanaan kegiatan yang memasuki pertengahan tahun, hasil yang
didapat dari pelaksanaan kegiatan MKRPL di desa Kesiut sangat dirasa manfaatnya oleh
anggota kelompok. Sebagian besar dari anggota sudah menikmati hasil berupa panen sayuran
yang ditanam di halaman pekarangan rumah mereka, seperti tomat, cabe, kol, selada, terong,
pare, seledri dll. Bahkan beberapa dari anggota menuturkan bahwa hasil yang diperoleh sudah
melebihi dari kebutuhan sehari-hari, sehingga beberapa hasilnya sudah dijual atau diberikan ke
anggota masyarakat lain di luar anggota kelompok. Tampak harapan terpancar dari wajah
anggota kelompok bahwa apa yang mereka kerjakan selama ini ternyata tidak sia- sia. Hasil
yang didapat tidak hanya berupa panen sayuran tetapi juga suasana kesejukan dan keindahan
pekarangan rumah, karena tanaman yang ditanam ditata sedemikian rupa sehingga
menimbulkan kesan estetika yang luar biasa, terutama apabila ditata dengan baik (Foto : Red),
sehingga tidak mengherankan mereka begitu bersemangat melakukan kegiatan tersebut.
Gambar1. Tampak tanaman yang ditanam dipekarangan rumah sudah menghasilkan
Kekompakan Anggota Kelompok Merta Sari Werdi
Keberhasilan tersebut tentunya tidak datang begitu saja, melainkan perlu pengorbanan yang
cukup besar, baik berupa waktu maupun tenaga. Bayangkan untuk menanam tanaman di
pekaranga tentunya mereka harus menyiapkan bibit dan media tanam yang baik dan subur
agar tanama bisa tumbuh dan berproduksi dengan maksimal. Disini kekompakan sesama
anggota keluarga/KK sangat menentukan keberhasilan kegiatan ini. Peran Bapak sangat
diperlukan manakala diperlukan aktivitas yang menyita fisik yang tinggi, sedangkan peran
anggota lain seperti ibu dan anak sangat diperlukan untuk merawat tanaman tersebut. Tidak
hanya tenaga, waktu pelaksanaannya pun tentunya juga memerlukan alokasi waktu yang
cukup, walaupun kegiatan ini memang direncanakan sebagai kegiatan selingan anggota
keluarga. Kegiatan anggota keluarga masyarakat desa Kesiut yang sebagian besar sebagai
petani, tentunya waktu yang ada sebagian besar dicurahkan untuk kegiatan di kebun, sawah
atau ladang. Secara alokasi waktu mereka bekerja di sawah, kebun atau ladang sudah
menghabiskan waktu dalam satu hari kerja, sehingga waktu untuk bercocok tanam di rumah
pada siang hari menjadi terbatas bahkan tidak ada sama sekali. Mereka sangat menghargai
waktu di kebun,sawah atau ladang, sebab disanalah mereka menggantungkan harapan
kehidupan sehari-hari. Kegiatan lain selain bekerja di sawah sendiri, mereka sering bekerja
sebagai buruh tani pada saat musim panen tiba.
Adanya kegiatan MKRPL di desanya tentunya akan menambah alokasi waktu bagi mereka untuk
dapat melakukan kegiatan itu. Sesibuk apapun, mereka harus menyiapkan waktu yang cukup
untuk bekerja merawat tanaman dipekarangan rumah tangga. Untuk melaksanakan kegiatan
MKRPL tersebut mereka tentunya akan terlibat dalam berbagai kegiatan yang akan menyita
banyak waktu. Kegiatan tersebut diantaranya pembuatan media tanam, persemain, perawatan,
yang dikerjakan secara individual maupun berkelompok. Begitu padatnya kegiatan tersebut
mengharuskan kelompok berbekal tekad dan semangat ingin melaksanakan dan mendapatkan
hasil yang maksimal, maka mereka sepakat melakukan kegiatan MKRPL pada malam hari.
Kegiatan mulai dari pembuatan media tanam, persemaian, pemindahan bibit dari media semai
ke polybag dilakukan secara bergotong royong pada malam hari. Kegiatan dimulai dari jam 6
atau 7 malam sampai jam 8 atau 9 malam. Demikian semangatnya mereka sudah
menghilangkan waktu yang seharusnya dipakai sebagai waktu istirahat berbalik digunakan
sebagai waktu kerja. Tidak ada sedikitpun terpancar dari wajah mereka kelelahan, sebaliknya
waktu tersebut justru dapat digunakan sebagi sarana berkomunikasi dan berbagi informasi dari
apa yang telah mereka kerja siang harinya. Seperti pepatah bilang “sambil menyelam minum
air” itulah yang mereka kerjakan. Suka dan gelak tawa menyertai pekerjaan mereka pada
malam hari walaupun melakukan pekerjaan yang kotor sekalipun. Yang patut diapresiasi,
bahwa yang melakukan kegiatan tersebut bukan bapak-bapak , justru ibu-ibu anggota KWT-lah
yang bekerja, sedangkan suaminya hanya membantu jika memerlukan fisik yang banyak. Apa
yang mereka kerjakan sudah barang tentu ada motivasi yang tinggi akan hasil dari apa yang
mereka kerjakan yaitu berupa tanaman yang tumbuh subur dan berproduksi.
Gambar 2. Kegiatan di kelompok yang sebagian besar dilakukan pada malam hari Pelaksanaan aktivitas yang demikian tinggi di luar waktu dapat terlaksana tidak terlepas dari
peran pengurus kelompok, tokoh masyarkat serta aparat banjar dan desa serta pendamping.
Salah satu tokoh masyarakat I Ketut Rusna yang juga anggota KTNA kabupaten Tabanan
menyampaikan “ Sejak lama kami ingin melakukan kegiatan seperti ini. Ternyata keinginan itu
terkabulkan. Kegiatan ini sangat menguntungkan masyarakat, karena akan dapat mengurangi
pengeluaran keluarga untuk kebutuhan dapur, karena masyarakat sudah bisa menghasilkan
sendiri kebutuhan sehari-hari seperti sayuran, ataupun bahan-bahan bumbu dapur seperti cabai
tomat, bawang merah dlsb “
Gambar 3. Peran aparat desa, tokoh masyarakat, pengurus kelompok dan pendamping sangat penting memotivasi anggota kelompok Tuhan memang selalu melihat hamba-NYa yang selalu berusaha maksimal. Lihat saja hasil yang
meka kerjakan, tanaman tumbuh subur dan berproduksi. Rasa lelah tentunya akan hilang
diganti rasa suka cita menikmati jerih payah meraka sendiri. Mereka sangat berharap kegiatan
MKRPL bisa dilanjutkan terus tahun depan (2014) dan bisa menjangkau anggota yang lebih
luas. Sebagai perpanjangantangan Badan Litbang Pertanian, BPTP Bali tentunya juga
berkeinginan agar kegiatan dapat dilanjutkan. Tetapi kita juga harus realistis dengan kondisi
ekonomi nasional , apalagi tahun 2014 adalah tahun politik , sehingga segala sesuatunya bisa
berubah. Akan sangat disayangkan jika program yang demikian bagus harus berhenti. Untuk itu
peran Pemda melalui Dinas/Kantor Ketahanan Pangan agar dapat menindaklanjuti kegiatan
ini kedepannya. Untuk Tahun 2013 kegiatan KRPL seperti yang dilakukan BPTP Bali juga
dilakukan di 7 lokasi/desa yang dikelola oleh kantor ketahanan Pangan kab.Tabanan dan 1
lokasi/desa dikelola secara swadaya dengan bantuan pihak swasta , serta BPTP berkali-kali
diundang untuk ikut memberikan materi pembekalan bagi kelompok pelaksana kegiatan.
Harapan kita semua adalah, semoga kegiatan tersebut berjalan dengan baik.
Kawasan Rumah Pangan Lestari (krpl) yang dikelola Pemda Tabanan dan swadaya.
No Desa/Kelurahan Kecamatan
KRPL Lembaga Lain
Lembaga Jumlah KRPL (KK) Sumber
pembiayaan
1 desa
Berengbeng
Selemadeg Kantor Ketahanan
Pangan Kabupaten
Tabanan
KWT Tangkas
Lestari 22 KK
APBD Tk.II Kab.
Tabanan
2 Desa Kediri Kediri Kantor Ketahanan
Pangan Kabupaten
Tabanan
KWT Mekar Sari 30
KK + SD Negeri 8
Kediri
APBN 2013
3 Desa Bangli Baturiti Kantor Ketahanan
Pangan Kabupaten
Tabanan
KWT Munduk
Andong 30 KK + SD
Negeri 3 Bangli
APBN 2013
4 Desa Bongan Tabanan Kantor Ketahanan
Pangan Kabupaten
Tabanan
KWT Sekar Arum 30
KK + SD Negeri 5
Bongan
APBN 2013
5 Desa Angkah Selemadeg
Barat
Kantor Ketahanan
Pangan Kabupaten
Tabanan
KWT Wana Asri 30
KK + SD Negeri 1
Angkah
APBN 2013
6 Desa Belimbing Pupuan Kantor Ketahanan
Pangan Kabupaten
Tabanan
KWT Medori 30 KK
+ SD Negeri 5
Belimbing
APBN 2013