Download - Analisis Udara -Pertamina
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
1/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-1
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Bab-2RENCANA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN HIDUP
2.1. BAGIAN HULU
2.1.1. Kualitas Udara
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas udara (SO2, CO, dan debu)
b) IndikatorMenurunnya kualitas udara.
2) Sumber Dampak
Emisi gas buang dan debu dari kegiatan mesin mesin diesel dan beberapa
kendaraan berat yang digunakan untuk aktivitas konstrusi BS dan GPF
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kualitas udara (SO2, CO,dan debu)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi efektivitas penggunaan dust supression control (pengendali debu)
Mengevaluasi alat pengendali emisi standar dan penggunaan BBM berkadar
sulfur rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida
Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang terkait pengaruh
penurunan kualitas udara
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium
Metode analisis: SO2(Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR
dg alat NDIR Analyzer), debu (Gravimetrik dg alat Hi-Vol)
Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara
ambien.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
2/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-2
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Kompleks BS dan GPF
Dua titik/lokasi sepanjang jalan yang dilalui mobilisasi yang berdekatan
dengan pemukiman.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan/konstruksi BS dan GPF .
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
B. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas udara (SO2, CO2, NOx,
H2S dan debu)
b) Indikator
Menurunya kualitas udara
2) Sumber Dampak
Kegiatan operasi produksi di GPF Emisi gas dari peralatan utama
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kualitas udara (SO2, CO2, NOx,
H2S dan debu)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi efektivitas penggunaan fasilitas Acid Gas Removal Unit (AGRU) dan
Sulfur Recovery Unit (SRU)
Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang terkait pengaruh
penurunan kualitas udara
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengambilan sampel di lapangan, analisis di lapangan dan di laboratorium
Metode analisis: SO2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), NOx (Saltzman
dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg alat NDIR Analyzer), H2S (Tiosianat
dg alat Spektrofotometer), PM10 (Gravimetrik dg alat Hi-Vol)
Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
3/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-3
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Kompleks BS dan GPF
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Tiga bulan sekali selama operasi BS dan GPF berlangsung,
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.1.2. Kebisingan
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kebisingan
b) Indikator
Peningkatan kebisingan
2) Sumber Dampak
Aktivitas pembangunan konstruksi BS dan GPF
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kebisingan
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter
Membandingkan hasil pengukuran dengan baku tingkat kebisingan (Kep MenLH No. 48 Tahun 1999)
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Kompleks BS dan GPF
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan konstruksi BS dan GPF
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
4/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-4
PT. PERTAMINA EP -PPGM
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.1.3. Kualitas Air Permukaan
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)
b) Indikator
Menurunnya kualitas air pemukaan
2) Sumber Dampak
Tumpahan tidak sengaja jenis material, bahan bakar dan limbah air hidrotest,
pembersihan peralatan sebelum komisioning pada konstruksi BS dan GPF yang
dialirkan ke sungai kemungkinan akan menurunkan kualitas air sungai
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mencegah pencemaran air permukaan
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Sampling menggunakan sistemgrab samplekemudian dilakukan analisis di
laboratorium.
Membandingkan hasil analisis dengan dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Di perairan sekitar kompleks konstruksi BS dan GPF
c) Frekuensi Pemantauan LingkunganSetiap tiga bulan sekali selama tahap pembangunan konstruksi BS dan GPF
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
5/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-5
PT. PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas air permukaan.
b) Indikator
Menurunnya kualitas air pemukaan.
2) Sumber Dampak
Air formasi dari kegiatan pemboran sumur pengembangan dan opersional BS dan
GPF.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, Sulfida terlarut (H2S), Amonia
(sebagai NH3), Phenol total.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mencegah pencemaran air permukaan
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Sampling menggunakan sistem grab samplekemudian dilakukan analisis di
laboratorium.
Membandingkan hasil analisis dengan dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Perairan di sekitar lokasi kegiatan BS dan GPF.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap tiga bulan sekali selama operasional BS dan GPF
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggaic) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.1.4. Kualitas Air Laut
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas air permukaan (kekeruhan, minyak dan lemak)
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
6/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-6
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Indikator
Menurunnya kualitas air laut.
2) Sumber Dampak
Pemasangan pipa penyalur gas melalui laut (alternatif 3)
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kekeruhan, minyak dan lemak.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengefektifkan pengawasan dan mengevaluasi dalam pengelolaannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengambilan sampel di lapangan kemudian dilakukan analisis di laboratorium.
Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003
Membandingkan hasil analisis dengan baku mutu air laut.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Tiga lokasi: bagian hulu, tengah, dan bagian hilir perairan laut sekitar
pemasangan pipa penyalur gas.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Tga kali: sebelum dilakukan kegiatan, saat kegiatan berlangsung, dan setelah
kegiatan selesai.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.1.5. Erosi Tanah
A. Tahap Konstruksi1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Jenis paramneter penentu besarnya erosi yang dipantau (erodibilitas tanah,
panjang dan besar lereng, penutup lahan/crops factors, dan teknik pengolahan
dan konservasi lahan)
b) Indikator
Berserakannya material kasar (pasir, krikil, krakal) di permukan tanah, solum
tanah menjadi tipis, cepatnya titik layu tanaman, keruhnya aliran permukaan
bebas serta keruhnya air sungai.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
7/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-7
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2) Sumber Dampak
Pembukaan lahan (land clearing) dan pematangan lahan yang menyebabkan
vegetasi penutup lahan berkurang atau bahkan hilang sehingga lahan terbuka.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Faktor penentu perubahan erosi (erodibilitas tanah, panjang dan besar lereng,
penutup lahan/crops factors, teknik pengolahan dan konservasi).
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Memantau pelaksanaan pengelolaan lingkungan.
Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan apakah sesuai dengan baku mutu
tentang erosi (erosi terbolehkan).
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Melakukan observasi langsung di lapangan dengan mengumpulkan data
parameter penyebab erosi, khususnya pengubahan penutup lahan oleh
vegetasi (crop)
Analisis data secara matematis menggunakan rumus USLE yakni A =
R.K.L.C.P.P)
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi-lokasi pemboran sumur gas
Jalan row (sempadan jalur pemasangan pipa gas)
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Dua kali selama setahun pada periode hujan (awal musim hujan, dan
pertengahan musim penghujan)
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, DitjenMigas, dan KLH.
2.1.6. Gangguan Sistem Irigasi dan Drainase
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parmeter
Parameter yang dipantau dari gangguan sistem irigasi dan drainase adalah
luas, frekuensi dan lama genangan bagian hulu pemasangan pipa serta lama
kekeringan bagian hilir pemasangan pipa tidak memenerima air irigasi.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
8/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-8
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Indikator
Adanya genangan air disaluran bagian hulu lokasi pemasangan pipa dan
tidak ada aliran air di saluran hilir lokasi pemasangan pipa.
2) Sumber Dampak
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas
3) Parameter Lingkungan yang Dipantau
Luas, lama dan kedalaman genangan akibat terganggunya drainase
Luas lahan sawah yang tidak mendapat irigasi akibat terganggunya saluran
irigasi.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Memantau pelakasanaan pengelolaan lingkungan.
Memantau terjadinya gangguan drainase (terjadinya genangan) di atas lokasi
pemasangan pipa, dan luas sawah yang tidak mendapat air irgasi.
Memantau hasil pelaksanaan pengelolaan lingkungan apakah masih terjadi
genangan di bagian hilir atau terputusnya aliran di saluran bagian hilir lokasi
pemasangan pipa.
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung yakni mengamati,
mengukur dan mencatat parameter genangan di lapangan tentang luas,
lama dan kedalaman genangan, serta luas areal sawah yang tidak terairi
akibat gangguan pemasangan pipa penyalur gas tersebut.
Analisis data: analisis secara deskriptif tentang lama, kedalaman dan
frekuensi genangan yang terjadi, serta lama tidak ada aliran di saluran
irigasi.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Daerah sekitar dan sepanjang pemasangan pipa (di sebelah hulu jalur pipauntuk drainase) dan area sawah irigasi di bagian hilir jalur pemasanga pipa.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Dua kali selama setahun (khususnya) pada awal/pertengahan musim
penghujan dan akhir musim penghujan.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan: Pemkab Banggai, Bapedalda Kabupaten Banggai, Bapedalda
Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
9/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-9
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2.1.7. Keselamatan berlalulintas
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kecelakaan lalulintas
b) Indikator
Terjadinya kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kerusakan kendaraan
atau luka-luka pada pengguna jalan.
2) Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi
Kegiatan pemasangan pipa yang memotong ruas jalan.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan korban.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang
digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan pengangkutan
material/bahan konstruksi. Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Depan kantor kecamatan Kintom, Batui, Toili.
Sepanjang rute pengangkutan.
Pada ruas jalan yang terpotong pipa.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Tiap bulan pada saat kegiatan mobilisasi perlatan dan material.
Sekali pada pertengahan waktu mobilisasi peralatan dan material.
Sekali pada awal waktu pemasangan pipa yang memotong ruas jalanumum.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai.
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
10/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-10
PT. PERTAMINA EP -PPGM
B. TAHAP OPERASI
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Keselamatan berlalulintas
b) Indikator
Terjadi kecelakaan lalulintas
2) Sumber Dampak
Kegiatan pengangkutan kondensat dan sulfur lewat transportasi darat.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan korban.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilalui oleh rute
pengangkutan kondensat dan pengumpulan data sekunder dari
puskesmas di wilayah kecamatan Kintom dan Batui
Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan pada ruas jalan yang dijadikan rute pengangkutan.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Dilakukan sekali dalam setahun.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda ProvinsiSulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
C. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Keselamatan berlalulintas.
b) Indikator
Terjadi kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kerusakan kendaraan atau
luka-luka pada pengguna jalan.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
11/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-11
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2) Sumber Dampak
Kegiatan demobilisasi peralatan.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan
proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah
kecamatan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Sepanjang rute pengangkutan.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Sekali pada pertengahan waktu demobilisasi peralatan.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai.
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.1.8. Kerusakan Jalan dan Jembatan
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kerusakan jalan dan jembatan.
b) Indikator
Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan
jalan atau kekuatan jembatan.
2) Sumber Dampak
Mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan.
Kondisi permukaan/kerusakan jalan dan jembatan
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan/jalan dan efektivitas pengelolaannya
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
12/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-12
PT. PERTAMINA EP -PPGM
5) etode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang
digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan.
Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto)
Mencocokkan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat
kerusakan dan jenis tindakan perbaikan
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Jalan antara Batui Toili serta jembatan di Kecamatan Kintom
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap kali bila terjadi kerusakan jalan yang mengganggu kenyamanan
pengguna jalan.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana: PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai.
c) Pelaporan: Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
B. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kerusakan jalan dan jembatan
b) Indikator
Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan
jalan atau kekuatan jembatan
2) Sumber DampakPengangkutan kondensat dan sulfur lewat jalur darat
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Parameter lingkungan yang dipantau jenis kerusakan jalan dengan tolok ukur
kondisi struktur permukaan jalan yang ditandai permukaan bergelombang pada
jalan tanah dan gejala retak-retak pada jalan beraspal. Kerusakan jembatan
ditandai dengan keretakan lantai/plat jembatan, penurunan fondasi jembatan.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan dan efektivitas pengelolaannya.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
13/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-13
PT. PERTAMINA EP -PPGM
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto)
Mencocokkan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan
dan jenis tindakan perbaikan.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi Pemantauan dilakukan sepanjang rute pengangkutan.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Dilakukan setahun sekali.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGMb) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
C. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kerusakan jalan dan jembatan
b) Indikator
Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan
jalan atau kekuatan jembatan
2) Sumber Dampak
Kegiatan demobilisasi peralatan.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Parameter lingkungan yang dipantau jenis kerusakan jalan dengan tolok ukur
kondisi struktur permukaan jalan yang ditandai permukaan bergelombang pada
jalan tanah dan gejala retak-retak pada jalan beraspal. Kerusakan jembatan
ditandai dengan keretakan lantai/plat jembatan, penurunan fondasi jembatan.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan
proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah
kecamatan Kintom-Batui-Toili-Toili Barat Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
14/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-14
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi Pemantauan dilakukan sepanjang rute pengangkutan.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Dilakukan pada waktu sebelum dan setelah dilakukan demobilisasi peralatan.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.1.9. Kelancaran Lalulintas
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kelancaran lalulintas
b) Indikator
Terjadi kemacetan lalulintas
2) Sumber Dampak
Kegiatan pemasangan pipa penyalur pipa gas yang memotong jalan umum.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kelancaran lalulintas dengan tolok ukur penurunan tingkat pelayanan (LOS: Level
Of Service) berdasarkan nilai DS (degree of saturation) pada ruas jalan dan
tundaan lalulintas (delay)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kemacetan dan efektivitas pengelolaannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungana) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Mencatat volume arus lalulintas berbagai jenis kendaraan untuk masing-
masing arah pada ruas jalan
Metoda analisis dilakukan dengan menggunakan metoda dari MKJI.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Di ruas jalan yang berdekatan dengan lokasi pembangunan/konstruksi fasilitas
produksi gas.
Pada ruas jalan yang terpotong oleh pipa.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
15/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-15
PT. PERTAMINA EP -PPGM
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Sekali pada awal pemasangan pipa yang memotong jalan umum.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.1.10. Vegetasi
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.
b) Indikator
Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan
dengan rona awal.
2) Sumber Dampak
Land clearing menyebabkan lahan menjadi terbuka sehingga terjadi penurunan
keanekaragaman dan kerapatan vegetasi.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui perubahan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metodequadrat sampling.
Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif
analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan enam bulan sekali selama
operasional.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
16/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-16
PT. PERTAMINA EP -PPGM
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
B. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Peningkatan kerapatan dan keanekaragaman vegetasi.
b) Indikator
Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan
dengan rona awal.
2) Sumber Dampak
Reklamasi lahan untuk penghijauan.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Untuk mengetahui perubahan dan jumlah serta jenis vegetasi yang ditanam.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan
Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif
analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang
LNG.c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang
waktu enam bulan.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
17/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-17
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2.1.11. Satwa Liar
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
b) Indikator
Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat
dibandingkan dengan rona awal.
2) Sumber Dampak
Land clearingmenyebabkan penutupan lahan oleh vegetasi sebagai habitat satwa
liar hilang sehingga dapat menurunkan keanekaragaman jenis dan kelimpahansatwa liar darat.
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui kehadiran satwa liar setelah dilakukan penghijauan.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode
IPA (Index Point Abudance).
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Sekali setelah persiapan lahan dan pemasangan pipa penyalur gas selesai
dilakukan dan dua kali dalam satu tahun selama operasional.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidupa) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
B. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
18/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-18
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Indikator
Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
2) Sumber Dampak
Reklamasi lahan untuk penghijauan.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengetahui kehadiran satwa liar setelah dilakukan penghijauan.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengamatan langsung di lapangan
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang
LNG.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang
waktu enam bulan.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.1.12. Biota Air Tawar
A. Tahap Konstrusi
1) Dampak Penting yang Dipantaua) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air sungai (plankton,
benthos, ikan).
b) Indikator
Indeks diversitas/keanekaragaman biota air.
2) Sumber Dampak
Kegiatan konstruksi BS dan GPF mempengaruhi kualitas air sungai sehingga akan
berdampak pada biota air tawar/biota sungai
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
19/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-19
PT. PERTAMINA EP -PPGM
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui perubahan komposisi biota air baik kerapatan maupun
keanekaragamannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian
dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan
pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisisb) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Perairan sekitar kegiatan.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Satu kali sebelum dan satu kali sesudah kegiatan konstruksi BS dan GPF
dilakukan.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
B. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air sungai (plankton,
benthos, ikan).
b) Indikator
Indeks diversitas/keanekaragaman biota air.
2) Sumber Dampak
Pemboran sumur pengembangan
Kegiatan operasi produksi di GPF
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui perubahan komposisi biota air baik kerapatan maupunkeanekaragamannya.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
20/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-20
PT. PERTAMINA EP -PPGM
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian
dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan
pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Perairan sekitar kegiatan.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali selama kegiatan operasi.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidupa) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.1.13. Biota Air Laut (Plankton, Benthos, Terumbu karang)
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.
b) Indikator
Indeks diversitas/keanekaragaman biota laut.
2) Sumber Dampak
Kegiatan konstruksi pemasangan pipa penyalur gas dapat meyebabkan kekeruhan
air laut dan mempengaruhi kualitas air laut sehingga akan berdampak pada biota
laut.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun
keanekaragamannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian
dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan
pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
21/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-21
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Pengamatan terhadap terumbu karang dengan metode transek untuk
mengamati prosentase penutupan karang hidup.
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Perairan sekitar kegiatan.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Satu kali pada sebelum pemasangan pipa dan satu kali setelah kegiatan
selesai dilaksanakan (selama masa konstruksi).
Pengamatan terhadap terumbu karang dengan metode transek.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Pertamina EP - PPGM.
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.1.14. Pola Kepemilikan Lahan
A. Tahap Prakonstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Kepemilikan lahan
b) Indikator
Persentase perubahan kepemilikan lahan dalam masyarakat
2) Sumber Dampak
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Perubahan kepemilikan lahan oleh masyarakat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan HidupMengetahui pola kepemilikan lahan oleh masyarakat dan persentase perubahan
kepemilikan lahan akibat kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Observasi dan wawancara dengan masyarakat khususnya tentang pola
kepemilikan lahan dan penggunanya oleh masyarakat.
Data sekunder dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
22/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-22
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
2.1.15. Kesempatan Berusaha
A. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Kesempatan berusaha
b) Indikator
Adanya warga masyarakat yang dapat membuka atau mengembangkan usaha
baik yang secara langsung mendukung aktivitas operasional PPGM maupun
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja/karyawan dan masyarakat di
sekitarnya.
2) Sumber Dampak
Kegiatan pemboran sumur pengembangan
Kegiatan operasi produksi di GPF.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan jenis
usaha yang secara langsung dapat mendukung operasional PPGM maupun secara
tidak langsung untuk memenuhi permintaan kebutuhan barang dan jasa para
pekerja/karyawan dan warga sekitar, seperti penginapan/kos-kosan, warung
makan, toko kelontong, dan sebagainya.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau
mengembangkan usaha.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode pengumpulan dan analisis data
Pengamatan secara langsung di lapangan untuk mengetahui jumlah dan
jenis usaha yang dibuka dan atau dikembangkan penduduk lokal.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
23/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-23
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Pengumpulan data sekunder dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan
Koperasi (Perindangkop)
Analisis data: deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa yang berada di sekitar tapak proyek dan Kantor Dinas Perindangkop.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan setiap enam bulan sekali selama tahap operasi.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Perindangkop Kabupaten Banggai, Bapedalda ProvinsiSulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
2.1.16. Proses Sosial
A. Tahap Prakonstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Proses sosial
b) Indikator
Munculnya konflik atau ketidakpuasan warga masyarakat dalam proses
pembebasan lahan dan tanam tumbuh.
2) Sumber Dampak
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Terganggunya proses sosial dalam masyarakat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui gangguan proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dan efektivitas
upaya pengelolaan yang telah dilakukan.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat penerimaan masyarakat
terhadap proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh yang telah
dilaksanakan.
Data sekunder dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
24/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-24
PT. PERTAMINA EP -PPGM
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Dua kali: selama dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
B. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Proses sosial
b) Indikator
Munculnya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan dan bahkan konflik
sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan pendatang.
2) Sumber Dampak
Konstruksi Block Station (BS) dan Fasilitas Produksi Gas (GPF)
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas
3) Parameter Lingkungan Hidup yang DipantauGangguan proses sosial dalam masyarakat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi
gangguan proses sosial.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pola
hubungan sosial antara penduduk lokal dengan para pendatang.
Data sekunder dari Pemrakarsa dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten
Banggai.
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga
Kerja Kabupaten Banggai.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali selama tahap konstruksi
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
25/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-25
PT. PERTAMINA EP -PPGM
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
C. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Proses sosial
b) Indikator
Munculnya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik
sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan pendatang.
2) Sumber Dampak
Kegiatan penerimaan tenaga kerja.
Kegiatan operasi produksi di GPF.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Gangguan proses sosial dalam masyarakat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi
gangguan proses sosial.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pola
hubungan antara penduduk lokal dengan para pendatang.
Data sekunder dari Pemrakarsa dam Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga
Kerja Kabupaten Banggai.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali selama tahap operasi.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
26/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II- 6
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2.1.17. Pelapisan Sosial
A. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Pelapisan sosial
b) Indikator
Munculnya strata atau kelas-kelas sosial baru dalam masyarakat akibat
banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan
penghasilan yang jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk lokal.
2) Sumber Dampak
Kegiatan operasi produksi di GPF.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui efektivitas upaya untuk mencegah, mengurangi atau menanggulangi
perubahan strata/kelas sosial dalam masyarakat.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Observasi dan wawancara untuk mengetahui tingkat pendidikan, jenis
matapencaharian dan tingkat penghasilan baik penduduk lokal maupun
para pendatang.
Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa dan Kantor Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Banggai.
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai,
dan Kantor Pemrakarsa.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali selama tahap operasi.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana: PT Pertamina EP.
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
27/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II- 7
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2.1.18. Sikap dan Persepsi Masyarakat
A. Tahap Prakonstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Sikap dan persepsi masyarakat.
b) Indikator
Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terkait proses pembebasan lahan
dan tanam tumbuh.
2) Sumber Dampak
Adanya proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Sikap dan persepsi negatif masyarakat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh serta efektivitas upaya
pengelolaan yang telah dilakukan.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Survei langsung di lapangan untuk mengetahui proses pembebasan lahan
dan tanam tumbuh serta tingkat keresahan dari atau penolakan masyarakat
terhadap kegiatan tersebut.
Data sekunder dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
B. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Sikap dan persepsi masyarakat
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
28/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-28
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Indikator
Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya berbagai
dampak kegiatan seperti debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan
sebagainya
Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat terkait adanya tenaga kerja
pendatang yang mempunyai tingkat pendidikan dan penghasilan yang lebih
baik dibandingkan penduduk lokal.
2) Sumber Dampak
Mobilisasi dan demobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja
Konstruksi BS dan GPF
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Sikap dan persepsi negatif masyarakat
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi
negatif masyarakat.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Survei langsung di lapangan untuk mengetahui tingkat keresahan,
ketidaknyamanan dan penolakan masyarakat terhadap berbagai aktivitasproyek.
Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten
Banggai.
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga
Kerja Kabupaten Banggai.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali selama tahap konstruksi.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
29/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-29
PT. PERTAMINA EP -PPGM
C. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Sikap dan persepsi masyarakat
b) Indikator
Adanya kecemburuan, ketidakharmonisan hubungan sosial bahkan konflik
sosial dalam masyarakat khususnya antara penduduk lokal dengan tenaga
kerja pendatang
Adanya sikap dan persepsi negatif masyarakat akibat munculnya berbagai
dampak kegiatan seperti debu, kebisingan, gangguan lalulintas dan
sebagainya.
2) Sumber Dampak
Penerimaan tenaga kerja untuk kegiatan pada tahap operasi.
Operasi produksi di GPF.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Sikap dan persepsi negatif masyarakat
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi
negatif masyarakat terhadap proyek.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Survei langsung di lapangan untuk mengetahui ada tidaknya kecemburuan
dan keresahan masyarakat terhadap proses penerimaan tenaga kerja dan
ketidaknyamanan yang dialami masyarakat dari berbagai aktivitas proyek
lainnya.
Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten
Banggai. Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten
Banggai.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali selama tahap operasi.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
30/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-30
PT. PERTAMINA EP -PPGM
c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
D. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Sikap dan persepsi masyarakat
b) Indikator
Adanya keluhan, protes dan penilaian negatif masyarakat terhadap munculnya
pengangguran.
2) Sumber Dampak
Kegiatan penglepasan tenaga kerja
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Sikap dan persepsi negatif masyarakat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan untuk mengurangi sikap dan persepsi
negatif masyarakat.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Survei langsung di lapangan untuk mengetahui adanya keresahan, keluhan
dan protes masyrakat terhadap kegiatan tenaga kerja.
Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa dan Kantor Tenaga Kerja Kabupaten
Banggai.
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek, Kantor Pemrakarsa, dan Kantor Tenaga
Kerja Kabupaten Banggai.c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Sebelum dan selama kegiatan penglepasan tenaga kerja.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Tenaga Kerja Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
31/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-31
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2.1.19. Sanitasi Lingkungan
A. Tahap konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Sanitasi lingkukngan
b) Indikator
Sampah atau limbah padat konstruksi dan domestik serta limbah cair domestik
yang tidak terkelola dengan baik di lokasi proyek.
2) Sumber Dampak
Kegiatan pembangunan/konstruksi BS dan GPF
Kegiatan pemasangan pipa penyalur gas
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Sampah atau limbah padat konstruksi dan domestik serta limbah cair domestik.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Untuk mengetahui perubahan kondisi sanitasi lingkungan di lokasi proyek.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Survei langsung di lapangan untuk mengetahui ada tidaknya upaya
pengelolaan sampah dan limbah serta tingkat penyediaan fasilitas sanitasi di
lokasi proyek.
Data sekunder dari Kantor Pemrakarsa
Analisis data: deskriptif - evaluatif
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Di lokasi pembangunan/konstruksi BS, GPF dan pemasangan pipa penyalur gas
serta Kantor Pemrakarsa.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali selama pembangunan/konstruksi BS, GPF, dan pemasanganpipa penyalur gas.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi
Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
32/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-32
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2.1.20. Tingkat Kesehatan Masyarakat
A. Tahap operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Tingkat kesehatan masyarakat
b) Indikator
Adanya gangguan kesehatan masyarakat akibat muncul/berkembangnya
berbagai jenis penyakit seperti: kulit, ISPA, Diare, penyakit kelamin (PMS), dsb.
2) Sumber Dampak
Kegiatan pemboran sumur pengembangan
Kegiatan operasional produksi di GPF
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Angka kesakitan terhadap jenis-jenis penyakit tersebut yang dialami oleh
karyawan/masyarakat di sekitar.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Untuk mengetahui perkembangan tingkat kesehatan masyarakat.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui jenis-jenis penyakit
yang muncul dan atau berkembang di masyarakat.
Data sekunder dari Puskesmas setempat dan Dinas Kesehatan Kabupaten
Banggai.
Analisis data: deskriptif evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa sekitar tapak proyek.
Lokasi pemboran sumur pengembangan dan operasional produksi di GPF.
Puskesmas atau Puskesmas Pembantu setempat dan Dinas KesehatanKabupaten Banggai.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali selama pemboran sumur pengembangan dan operasi
produksi di GPF.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT Pertamina EP.
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi
Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
33/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-33
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2.2. BAGIAN HILIR
2.2.1. Kualitas Udara
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas udara (SO2, CO, dan debu)
b) Indikator
Menurunya kualitas udara
2) Sumber Dampak
Emisi gas buang dan debu dari mesin diesel, beberapa kendaraan berat dan
peralatan yang digunakan untuk aktivitas konstruksi kilang LNG dan pelabuhan
khusus
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kualitas udara (SO2, CO, dan debu)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi efektivitas penggunaan dust supression control (pengendali debu)
Mengevaluasi alat pengendali emisi standar dan penggunaan BBM berkadar
sulfur rendah guna meminimasi emisi sulfur dioksida
Mengevaluasi efektivitas peralatan K3 khususnya yang terkait pengaruh
penurunan kualitas udara
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengambilan sampel di lapangan, analisis di laboratorium.
Metode analisis: SO2 (Pararosanilin dg alat Spectrofotometer), CO (NDIR dg
alat NDIR Analyzer), PM10 (Gravimetrik dg alat Hi-Vol).
Membandingkan hasil laboratorium dengan baku mutu kualitas udara ambien.
b) Lokasi Pemantauan LingkunganKompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Selama tahap pembangunan konstruksi Kompleks kilang LNG dan pelabuhan
khusus setiap tiga bulan sekali
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
34/64
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
35/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-35
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Indikator
Peningkatan kebisingan
2) Sumber Dampak
Kebisingan dari aktivitas pembangunan/konstruksi kilang LNG dan pelabuhan
khusus
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kebisingan
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter
Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan (Kep
Men LH No. 48 Tahun 1999)
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Area kilang LNG dan pelabuhan khusus
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap 3 bulan sekali selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan
khusus.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
B. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis ParameterKebisingan
b) Indikator
Peningkatan kebisingan
2) Sumber Dampak
Operasional kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pendukungnya
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kebisingan
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
36/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-36
PT. PERTAMINA EP -PPGM
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengamatan lapangan/pengukuran langsung dengan Sound Level Meter
Membandingkan hasil pengukuran dengan baku mutu tingkat kebisingan (Kep
Men LH No. 48 Tahun 1999)
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Area kilang LNG dan pelabuhan khusus
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap 3 bulan sekali selama operasional kilang LNG dan pelabuhan khusus.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.2.3. Kualitas Air Permukaan
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)
b) Indikator
Menurunnya kualitas air pemukaan
2) Sumber Dampak
Tumpahan tidak sengaja jenis cair yang terkontaminasi bahan pencemar dan
bahan bakar, pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke
sungai.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mencegah pencemaran air permukaan
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengambilan sampel di lapangan kemudian dilakukan analisis di laboratorium.
Membandingkan hasil analisis dengan dengan PP No. 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Perairan sungai di sekitar kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
37/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-37
PT. PERTAMINA EP -PPGM
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Tiga bulan selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.2.4. Kualitas Air Laut
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas air laut (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, TSS, TDS, Fenol,
Amonia)
b) Indikator
Menurunnya kualitas air laut.
2) Sumber Dampak
Konstruksi/pembangunan kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas
pendukungnya.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.Kualitas air permukaan (kekeruhan, minyak dan lemak)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi penurunan kualitas air laut dan mengevaluasi pengelolaannya
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium.
Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003.
Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu air laut.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Perairan laut sekitar pelabuhan khusus.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap tiga bulan sekali selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan
khusus.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
38/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-38
PT. PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kualitas air permukaan (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, TSS,
TDS, Fenol, Amonia)
b) Indikator
Menurunnya kualitas air laut.
2) Sumber Dampak
Operasional kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pendukungnya.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kualitas air laut (pH, suhu, BOD, COD, minyak dan lemak, TSS, TDS, Fenol,
Amonia)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi efektivitas IPAL
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Pengambilan sampel di lapangan kemudian dianalisis di laboratorium.
Metode analisis sesuai dengan Kepmen LH No. 37 Tahun 2003.
Hasil analisis dibandingkan dengan baku mutu air laut.b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Outlet IPAL
Perairan laut sekitar kilang
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap tiga bulan sekali selama operasional kilang LNG berlangsung
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.2.5. Keselamatan Berlalulintas
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kecelakaan lalulintas
b) Indikator
Terjadi kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kerusakan kendaraan atau
luka-luka pada pengguna jalan.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
39/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-39
PT. PERTAMINA EP -PPGM
2) Sumber Dampak
Kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi
Kegiatan pembangunan kompleks kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas
pengdukungnya.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan korban.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang
digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan dan pengangkutan
material/bahan konstruksi.
Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Depan kantor kecamatan Kintom dan Batui.
Sepanjang rute pengangkutan.
Pada ruas jalan yang berbatasan langsung dengan kompleks kilang LNG.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Sekali pada pertengahan waktu mobilisasi peralatan dan material.
Sekali pada awal waktu pembangunan kilang LNG.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai.
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
B. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Keselamatan berlalulintas.
b) Indikator
Terjadi kecelakaan lalulintas yang menyebabkan kerusakan kendaraan atau
luka-luka pada pengguna jalan.
2) Sumber DampakKegiatan demobilisasi peralatan.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
40/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-40
PT. PERTAMINA EP -PPGM
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kerusakan kendaraan dan tingkat keparahan korban.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan
proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah
kecamatan Kintom-Batui
Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Sepanjang rute pengangkutan.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Sekali pada pertengahan waktu demobilisasi peralatan.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda ProvinsiSulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.2.6. Kerusakan Jalan dan Jembatan
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kerusakan jalan dan jembatan.
b) Indikator
Prosentasi kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan
perkerasan jalan atau kekuatan jembatan.
2) Sumber Dampak
Mobilisasi peralatan dan pengangkutan material/bahan konstruksi
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Adanya keluhan warga terhadap kerusakan jalan.
Kondisi permukaan/kerusakan jalan dan jembatan
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kerusakan jalan/jalan dan efektivitas pengelolaannya
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
41/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-41
PT. PERTAMINA EP -PPGM
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara langsung dengan warga yang tinggal di sekitar jalan yang
digunakan sebagai rute mobilisasi peralatan.
Pengamatan langsung di lapangan dan dilakukan dokumentasi (foto)
Mencocokkan kondisi kerusakan yang ada dengan kriteria tingkat kerusakan
dan jenis tindakan perbaikan
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Jalan antara Batui Kintom
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Setiap kali bila terjadi kerusakan jalan yang mengganggu kenyamanan
pengguna jalan.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai.
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
B. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kerusakan jalan dan jembatan
b) Indikator
Prosentasi kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan
perkerasan jalan atau kekuatan jembatan
2) Sumber Dampak
Kegiatan demobilisasi peralatan.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Parameter lingkungan yang dipantau jenis kerusakan jalan dengan tolok ukur
kondisi struktur permukaan jalan yang ditandai permukaan bergelombang pada
jalan tanah dan gejala retak-retak pada jalan beraspal. Kerusakan jembatan
ditandai dengan keretakan lantai/plat jembatan, penurunan fondasi jembatan.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
42/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-42
PT. PERTAMINA EP -PPGM
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara dengan penduduk di sekitar jalan yang dilintasi oleh angkutan
proyek dan pengumpulan data sekunder dari puskesmas di wilayah
kecamatan Kintom-Batui
Pengamatan di lapangan terhadap perilaku pengemudi angkutan truk
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Lokasi Pemantauan dilakukan sepanjang rute pengangkutan.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Dilakukan pada waktu sebelum dan setelah dilakukan demobilisasi peralatan.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai.
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.2.7 Kelancaran Lalulintas
A. Tahap Konstruksi1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Kelancaran lalulintas
b) Indikator
Terjadi kemacetan lalulintas.
2) Sumber Dampak
Kegiatan pembangunan kompleks kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas
pendukungnya.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Kelancaran lalulintas dengan tolok ukur penurunan tingkat pelayanan (LOS: Level
Of Service) berdasarkan nilai DS (degree of saturation) pada ruas jalan dan
tundaan lalulintas (delay)
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kemacetan dan efektivitas pengelolaannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Mencatat volume arus lalulintas berbagai jenis kendaraan untuk masing-
masing arah pada ruas jalan
Metoda analisis dilakukan dengan menggunakan metoda dari MKJI.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
43/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-43
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Di ruas jalan yang berdekatan dengan lokasi pembangunan kompleks kilang
LNG.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Sekali pada awal pembangunan kompleks kilang LNG.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.2.8. Keselamatan Pelayaran
A. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Keselamatan lalulintas di alur pelayaran
b) Indikator
Terjadinya kecelakaan di alur pelayaran
2) Sumber DampakKegiatan pengangkutan LNG lewat laut/pengoperasian pelabuhan khusus.
3) Parameter lingkungan yang dipantau.
Jumlah kejadian kecelakaan.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengevaluasi terjadinya kecelakaan dan efektivitas pengelolaannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan
a) Metode Pengumpulan dan analisis data:
Wawancara dengan penduduk di sekitar pelabuhan khusus dan nelayan
Pengamatan di lapangan terhadap lalulintas air
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan pada alur pelayaran dan pemukiman di sekitar wilayah
pelabuhan/pelabuhan khusus.
c) Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Dilakukan sekali dalam setahun.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai, Dinas Perhubungan Kabupaten
Banggai
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
44/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-44
PT. PERTAMINA EP -PPGM
c) Pelaporan : Dinas Perhubungan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Ditjen Migas, dan KLH.
2.2.9. Vegetasi
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.
b) Indikator
Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan
dengan rona awal.
2) Sumber Dampak
Land clearing menyebabkan lahan menjadi terbuka sehingga terjadi penurunan
keanekaragaman dan kerapatan vegetasi.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui perubahan keanekaragaman dan kerapatan vegetasi.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode
quadrat sampling.
Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif
analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi PemantauanSekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan enam bulan sekali selama
operasional.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
45/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-45
PT. PERTAMINA EP -PPGM
B. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Peningkatan kerapatan dan keanekaragaman vegetasi.
b) Indikator
Perubahan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi dibandingkan dengan
rona awal.
2) Sumber Dampak
Reklamasi lahan untuk penghijauan.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi.
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Untuk mengetahui perubahan dan jumlah serta jenis vegetasi yang ditanam.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan
Analisis data: perhitungan kerapatan, indeks keanekaragaman dan deskriptif
analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang
LNG.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selang
waktu enam bulan.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggaic) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.2.10. Satwa Liar
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
46/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-46
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Indikator
Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat
dibandingkan dengan rona awal.
2) Sumber Dampak
Land clearingmenyebabkan penutupan lahan oleh vegetasi sebagai habitat satwa
liar hilang sehingga dapat menurunkan keanekaragaman jenis dan kelimpahan
satwa liar darat.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui kehadiran satwa liar setelah dilakukan penghijauan.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dan pengamatan langsung di lapangan dengan metode
IPA (Index Point Abudance).
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada ruang terbuka di dalam dan sekitar tapak proyek.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Sekali setelah persiapan lahan selesai dilakukan dan satu kali dalam satu tahun
selama operasional.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
B. Tahap Pasca Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
b) Indikator
Perubahan dan tingkat keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat.
2) Sumber Dampak
Reklamasi lahan untuk penghijauan.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa liar darat
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
47/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-47
PT. PERTAMINA EP -PPGM
4) Tujuan Pemantauan Lingkungan
Mengetahui kehadiran satwa liar setelah dilakukan penghijauan
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengamatan langsung di lapangan
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal kegiatan yang dahulu dibuka/digunakan untuk kegiatan operasional kilang
LNG
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Satu kali pada saat revegetasi dan dua kali setelah revegetasi dalam selangwaktu enam bulan.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.2.11. Biota Air Laut (Plankton, Benthos, Terumbu karang)
A. Tahap Konstrusi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis Parameter
Penurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.
b) Indikator
Indeks diversitas/keanekaragaman biota laut.
2) Sumber Dampak
Konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus di Uso (alternatif 1)
Konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus di Padang (alternatif 2)3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun
keanekaragamannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian
dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan
pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
48/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-48
PT. PERTAMINA EP -PPGM
Pengamatan terumbu karang dengan metode transek.
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pada lokasi kilang LNG dan rehabilitasi terumbu karang dilakukan di perairan
sekitar kegiatan (Uso)
Pada lokasi kilang LNG (Padang)
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Pemantauan plankton, benthos dilakukan satu kali selama kegiatan
konstruksi.
Pemantauan terumbu karang dilakukan satu tahun sekali.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
B. Tahap Operasi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis ParameterPenurunan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.
b) Indikator
Indeks diversitas/keanekaragaman biota laut.
2) Sumber Dampak
Operasional Kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas lainnya.
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota laut.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui perubahan komposisi biota laut baik kerapatan maupun
keanekaragamannya.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Pengambilan sampel air (plankton) dan sedimen (benthos) kemudian
dianalisis di laboratorium, Metode pengumpulan data ikan dengan
pengamatan terhadap jenis ikan yang tertangkap nelayan.
Pengamatan terumbu karang dengan metode transek.
Analisis data: indeks keanekaragaman dan deskriptif analisis
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
49/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-49
PT. PERTAMINA EP -PPGM
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Perairan sekitar kegiatan
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Enam bulan sekali.
Pemantauan terumbu karang dilakukan satu tahun sekali.
6) Institusi Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas: Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Pemkab Banggai, Bapedalda Provinsi Sulawesi Tengah, Ditjen
Migas, dan KLH.
2.2.12. Pola Kepemilikan Lahan
A. Tahap Prakonstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Kepemilikan lahan
b) Indikator
Persentase perubahan kepemilikan lahan dalam masyarakat.
2) Sumber Dampak
Kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Perubahan kepemilikan lahan oleh masyarakat.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui pola kepemilikan lahan oleh masyarakat dan persentase perubahan
kepemilikan lahan akibat kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode Pengumpulan dan Analisis Data Observasi dan wawancara dengan masyarakat tentang pola kepemilikan
lahan dan penggunaannya oleh masyarakat.
Data sekunder dari Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.
Analisis data: secara deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa di sekitar tapak proyek dan Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai.
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Dua kali: sebelum dan setelah proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
50/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-50
PT. PERTAMINA EP -PPGM
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai.
c) Pelaporan : Kantor Pertanahan Kabupaten Banggai, Bapedalda Provinsi
Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
2.2.13. Kesempatan Berusaha
A. Tahap Konstruksi
1) Dampak Penting yang Dipantau
a) Jenis parameter
Kesempatan berusaha
b) Indikator
Adanya warga masyarakat yang dapat membuka atau mengembangkan usaha
baik yang secara langsung mendukung aktivitas PPGM maupun secara tidak
langsung untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja/karyawan dan masyarakat
di sekitarnya.
2) Sumber Dampak
Kegiatan konstruksi komplek kilang LNG dan pelabuhan khusus
3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan jenis
usaha yang secara langsung dapat mendukung kegiatan PPGM maupun secara
tidak langsung untuk memenuhi permintaan kebutuhan barang dan jasa para
pekerja/karyawan dan warga masyarakat sekitar, seperti penginapan/kos-kosan,
warung makan, toko kelontong, dan sebagainya.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Mengetahui jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau
mengembangkan usaha.5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Metode pengumpulan dan analisis data
Pengamatan secara langsung di lapangan untuk mengetahui jumlah dan jenis
usaha yang dibuka dan atau dikembangkan penduduk lokal.
Pengumpulan data sekunder dari Dinas Perindangkop.
Analisis data: deskriptif-evaluatif.
b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa-desa yang berada di sekitar tapak proyek dan Kantor Dinas Perindangkop.
-
8/12/2019 Analisis Udara -Pertamina
51/64
RPL Proyek Pengembangan Gas Matindok II-51
PT. PERTAMINA EP -PPGM
c) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan Lingkungan
Pemantauan dilakukan 2 kali yaitu sebelum dan setelah konstruksi kilang LNG
dan pelabuhan khusus.
6) Institusi Pemantauan Lingkungan
a) Pelaksana : PT. Donggi Senoro LNG (PT. DSLNG)
b) Pengawas : Bapedalda Kabupaten Banggai
c) Pelaporan : Kantor Dinas Perindangkop Kabupaten Banggai, Bapedalda
Provinsi Sulawesi Tengah, Kementerian Negara Lingkungan Hidup.
B.