ANALISIS
LAPORAN AKHIR
PERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA2011-2015
KERJA SAMA
BALAI STATISTIK DAERAH - BAPPEDA DIYDAN
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DIY
TAHUN ANGGARAN 2016
LAPORAN AKHIR
ANALISISPERTUMBUHAN EKONOMI INKLUSIF DIY
2011 - 2015
KERJA SAMABALAI STATISTIK DAERAH BAPPEDA DIY
DANBADAN PUSAT STATISTIK DIY
Tahun Anggaran 2016
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015ii
TimPenyusunAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Tim Pengarah : Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si (Kepala Bappeda DIY) Dra.WrihPujiRarasati(SekretarisBappedaDIY) Cahyo Widayat, SH, M.Si (Kepala BSD Bappeda DIY)
Penanggungjawab : Y.BambangKristianto,MA,M.Sc(KepalaBPSProvinsiDIY)Editor : 1.Dr.EviNoorAfifah(DosendanPeneliti,FEBUGM) 2.Y.SriSusilo,SE,M.Si(DosendanPeneliti,UniversitasAtmaJayaYogyakarta)Koordinator Penulis : Mainil Asni, SE, M.E. (Kepala Bidang NWA BPS Provinsi DIY) Penulis : Mutijo,S.Si,M.Si(BPSProvinsiDIY) Dr. Ir. Kusriatmi, MP (BPS Provinsi DIY) Suryono, S.Si (BPS Provinsi DIY) Waluyo, S.ST, SE, M.Si (BPS Provinsi DIY) GitaOktavia,S.Si,MA(BPSProvinsiDIY) MeitriPafrida,S.Si,M.Ec.Dev(BPSProvinsiDIY) FitriPujiAstuti,S.ST,MM(BPSProvinsiDIY) Nurita (BPS Provinsi DIY)Desain : Mutijo,S.Si,M.SiDicetakOleh :
Yogyakarta:BadanPerencanaanPembangunanDaerah-BadanPusatStatistikProvinsiDaerahIstimewaYogyakarta,2016x+59halaman,21x29,7cm
iiiAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
K eadaan perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari indikator pertumbuhan
ekonomi yang senantiasa positif. Pencapaian pertumbuhan tersebut hendaknya menciptakan peluang ekonomi yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, yang disebut sebagai pertumbuhan ekonomi inklusif (Inklusif Growth). Pertumbuhan inklusif harus inheren, berkelanjutan, mengurangi kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin. Pertumbuhan inklusif memungkinkan seluruh individu ikut berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi di D.I. Yogyakarta telah inklusif, maka perlu dilakukan penghitungan indeks pertumbuhan ekonomi inklusif (Inklusif Growth Index- IGI).
Publikasi Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif ini difokuskan pada pengukuran indeks inklusif yang dapat menggambarkan inklusivitas pertumbuhan ekonomi baik pada level provinsi maupun kabupaten/kota. Hasil ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengevaluasi kebijakan dan implementasi pembangunan dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan di D.I. Yogyakarta.
Publikasi ini merupakan hasil kajian dan analisis pertumbuhan ekonomi inklusif untuk periode tahun 2011-2015. Oleh karena itu tentunya masih terjadi kekurangan-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Tanggapan dan masukan sangat diharapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan publikasi ini di masa mendatang. Terima kasih diucapkan kepada semua pihak yang telah membantu maupun berpartisipasi lain dalam penyusunan publikasi ini.
Yogyakarta, Juli 2016
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi DIY
J. Bambang Kristianto, MA, M.Sc
KataPengantar
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015iv
Tantangan terbesar kondisi perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini adalah tidak hanya mendorong agar ekonomi
tetap tumbuh tinggi dan ekspansif tetapi juga pertumbuhan yang berkualitas. Seperti diketahui bahwa ukuran berkualitas itu diartikan sebagai pertumbuhan ekonomi yang secara signifikan memperbesar ketersediaan lapangan pekerjaan dan menurunkan angka kemiskinan. Di samping itu, pertumbuhan ekonomi semakin berkualitas bila semakin besar masyarakat yang terlibat dan menikmati hasil ekonomi produktif di dalam sistem perekonomian di D.I. Yogyakarta.
Capaian pertumbuhan yang berkualitas telah menjadi sasaran pembangunan daerah seperti termaktub dalam dokumen pembangunan RPJPD, RPJMD, dan juga RKPD. Pada dasarnya pertumbuhan ekonomi di D.I. Yogyakarta sudah semakin meningkat, namun perlu dikaji seberapa jauh kualitasnya.
Kajian Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif ini bermanfaat sekali bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi kebijakan dan mengontrol langkah-langkah implementasi pembangunan dari tahun ke tahun terutama terkait dengan target capaian indikator pembangunan yang sudah ditetapkan. Selain itu, hasil analisis ini semoga juga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh berbagai pemangku kepentingan dan masyarakat dalam upaya kontribusinya dalam pembangunan.
Pada kesempatan ini, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta beserta jajarannya atas segala usaha yang telah dilakukan untuk menyajikan publikasi ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini, baik dari unsur pemerintah daerah maupun narasumber dari akademisi untuk penyempurnaan hasil kajian analisis ini. Mudah-mudahan kerja sama antara BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta dengan BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan selalu menghasilkan dokumen yang bermanfaat untuk evaluasi dan perencanaan pembangunan dalam upaya yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yogyakarta, Juli 2016Kepala Bappeda DIY
Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si.
KataSambutan
vAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
AbstrakPertumbuhan ekonomi inklusif adalah suatu proses pertumbuhan yangmenjamin kese-
taraanaksesterhadappeluangekonomibagisemuasegmensosialtanpamelihatkeadaanma-sing-masingindividu.Selamalimatahunperiode,2011-2015,pencapaianindekskompositper-tumbuhanekonomiinklusif(Inklusif Growth Index, IGI)DaerahIstimewaYogyakartapadalevelmemuaskan,denganpencapaianindekstertinggipadatahun2014yaitu6,45.Sementarauntukindekstahun2015sebesar6,35.
Pengukuran indeks komposit IGI diakumulasikan berdasarkan penghitungan 5 indeks di-mensi,yangmerupakanakumulasipenghitungan10sub-dimensiyangterdiridari27indikator.Berdasarkanpenimbangdisetiapsub-dimensi,pencapaianangkaindeksuntuklimademensida-lam IGI di tahun2015diperolehhasil dimensi pertumbuhanekonomi, tenaga kerjaproduktif,daninfrastrukturekonomimencapaiindekssebesar3,01,dimensikemiskinandanketimpangansebesar1,09,dimensikesetaraangendersebesar0,44,dimensikapabilitasmanusiasebesar1,30,dandimensiperlindungansosialsebesar0,50.
PerbandinganIGIantarkabupaten/kotadiD.I.Yogyakarta,KotaYogyakartamencapaiangkaindekstertinggiuntuksemuatahunperiodeanalisis,diikutiSleman,Bantul,KulonProgo,danter-akhirGunungkidul.IndeksIGIuntukKulonProgodanGunungkidulberadadibawahrata-rataDIY,sedangkanYogyakarta,Sleman,danBantulberadadiatasrata-rata.Posisiurutanindekstersebutjugakonsistenuntukempatdimensi,sedangkanuntukindekskesetaraangendertertinggidiYo-gyakarta,kemudiandiikutiBantul,Sleman,KulonProgo,danGunungkidul.
Kualitas pertumbuhan ekonomi DIYmasih perlu ditingkatkan untukmeningkatkan levelpencapaian inklusivitaspertumbuhandarimemuaskanmenjadisangatmemuaskan.Perbaikanindikatoryangmendesakadalahmengurangikesenjangandistribusipendapatandandistribusipendapatanantarkabupaten/kota,meningkatkankinerjasektor-sektorekonomisehinggatercip-tapertumbuhan sektor yang lebihmeratadanberkeadilan,memperluaspeluangkesempatankerja,danprogramperlindungansosialdaripemerintahmasihdiperlukanolehmasyarakatD.I.Yogyakarta.
Kata kunci: pertumbuhan ekonomi inklusif, kualitas pertumbuhan, ketimpangan, dan kemiskinan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015vi
Halaman ini sengaja dikosongkan
viiAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Daftar IsiKata Pengantar ............................................................................................................................... iiiKata Sambutan ................................................................................................................................ ivAbstraksi ............................................................................................................................................ vDaftar Isi ............................................................................................................................................. viDaftar Tabel ...................................................................................................................................... viiiDaftar Gambar ................................................................................................................................. ixI. PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................................................... 3 1.2. Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 6 1.3. Ruang Lingkup ............................................................................................................... 6 1.4. Sistematika Penulisan .................................................................................................. 6II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................. 7 2.1. Pembangunan Nasional ............................................................................................. 9 2.2. Kesejahteraan ................................................................................................................ 12 2.3. Pertumbuhan Ekonomi .............................................................................................. 13 2.4. Pertumbuhan Inklusif ................................................................................................. 14III. METODE KAJIAN ..................................................................................................................... 17 3.1. Metode Penyusunan Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif ...................... 19 3.2. Indikator yang Digunakan ........................................................................................ 21 3.3. Prosedur Penghitungan Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif ................ 23IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................. 25 4.1. Pertumbuhan Ekonomi DIY Berkualitaskah? ..................................................... 27 4.2. Pertumbuhan Ekonomi DIY Memuaskan ............................................................ 29 4.3. Perbandingan IGI Antarkabupaten/kota se-DIY menurut Dimensi ............ 39 4.4. Perbandingan IGI D.I. Yogyakarta dengan Provinsi Lainnya se-Pulau Jawa ................................................................................................................................... 44V. KESIMPULAN ............................................................................................................................ 49 5.1. Mengapa Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Perlu Diukur? ................. 49 5.2. Kesimpulan ...................................................................................................................... 49 5.3. Rekomendasi Hasil Analisis ...................................................................................... 50 5.4. Keterbatasan dalam Kajian Analisis Ini ................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 53
LAMPIRAN ......................................................................................................................................... 55
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015viii
Daftar TabelTabel 3.1. DImensi, Sub-Dimensi, dan Indikator Pembentuk IGI .............................. 22
Tabel 3.2. Penimbang Sub Dimensi IGI ............................................................................... 24
Tabel 3.3. Klasifikasi Skor Capaian IGI ................................................................................. 24
Tabel 4.1. Perkembangan PDRB Per Kapita D.I. Yogyakarta, 2011 – 2015 .............. 28
Tabel 4.2. Sub-dimensi, Indikator, Nilai Skor, dan Capaian Nilai Pembentuk IGI, 2011-2015 .................................................................................................................. 30
Tabel 4.3. Indeks Inklusif Growth Index DI.Yogyakarta 2011 - 2015 .......................... 31
Tabel 4.4. Nilai dan Capaian Indikator Dimensi Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja Produktif, dan Infrastruktur Ekonomi, 2011-2015 ............................ 33
Tabel 4.5. KHL dan UMP/UMK di DIY, 2011-2015 ............................................................. 33
Tabel 4.6. Nilai dan Capaian Indikator Dimensi Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja Produktif, dan Infrastruktur Ekonomi, 2011-2015 ........................... 35
Tabel 4.7. Nilai dan Capaian Indikator Dimensi Kesetaraan Gender, 2011-2015 . 36
Tabel 4.8. Nilai dan Capaian Indikator Dimensi Kapabilitas Manusia, 2011-2015 37
Tabel 4.9. Nilai dan Capaian Indikator Dimensi Perlindungan Sosial, 2011-2015 39
Tabel 4.10. Perbandingan IGI menurut Dimensi D.I. Yogyakarta dan Provinsi Lain se-Pulau Jawa ........................................................................................................... 45
ixAnalisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Daftar GambarGambar 2.1. Peran Pertumbuhan Inklusif dalam Pengentasan Kemiskinan .......... 15
Gambar 4.1. Pertumbuhan Ekonomi, Persentase Kemiskinan, dan TPT di DIY, 2011-2015 ............................................................................................................. 29
Gambar 4.2. Pertumbuhan Ekonomi, Gini Rasio, dan Indeks Williamson di DIY, 2011-2015 ............................................................................................................ 29
Gambar 4.3. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin D.I. Yogyakarta, 2011-2015 34
Gambar 4.4. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten/ Kota se DIY, 2015 ................................................................................................. 40
Gambar 4.5. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Kabupaten/Kota se DI.Yogyakarta, 2011, 2013, dan 2015 ........................................................................................ 40
Gambar 4.6. Indeks Dimensi Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja Produktif, dan Infrastruktur Ekonomi Kabupaten/Kota se D.I. Yogyakarta, 2015 .... 41
Gambar 4.7. Indeks Dimensi Kemiskinan dan Ketimpangan Kabupaten/Kota se D.I. Yogyakarta, 2015 ................................................................................... 42
Gambar 4.8. Indeks Dimensi Kesetaraan Gender Kabupaten/Kota se D.I. Yogyakarta, 2015 ................................................................................... 42
Gambar 4.9. Indeks Dimensi Kapabilitas Manusia Kabupaten/Kota se D.I. Yogyakarta, 2015 ................................................................................... 43
Gambar 4.10. Indeks Dimensi Perlindungan Sosial Kabupaten/Kota se D.I. Yogyakarta, 2015 ................................................................................... 44
Gambar 4.11. Perbandingan Nilai IGI Provinsi se-Pulau Jawa, 2010-2012 ............... 45
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015x
Daftar LampiranLampiran 1. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Kabupaten/Kota dan DIY
Tahun 2011-2015 .............................................................................................. 57
Lampiran 2. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Tahun 2011-2015: Indeks
Dimensi 1 (Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja, dan Infrastruktur
Ekonomi) dan Dimensi 2 (Kemiskinan dan Ketimapangan
Pendapatan) ........................................................................................................ 57
Lampiran 3. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Tahun 2011-2015: Dimensi 3
(Kesetaraan Gender) dan Dimensi 4 (Kapabilitas Manusia) ............... 57
Lampiran 4. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Tahun 2011-2015: Dimensi 5
(Perlindungan Sosial) ....................................................................................... 58
Lampiran 5. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif 33 Provinsi dan Indonesia
Tahun 2010-2012 ............................................................................................... 59
1Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Bab
1PENDAHULUAN
“... membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungisegenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia ... “
Pembukaaan UUD 1945
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-20152
Halaman ini sengaja dikosongkan
3Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
1.1. Latar Belakang
Salahsatutujuandancita-citabangsaIndonesia,sepertiyangdicetuskanolehparapendiribangsalebihdari70tahunyanglalumelaluiProklamasiKemerdekaan Negara Republik Indonesia dan termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun1945adalahmemajukankesejahteraanumumyangberlandaskankeadilansosial.Kesejahteraanumummengandungmaknasecaraparipurnayaitukesejahteraanbaik secara ekonomi, sosial, dan kesejahteraan sebagai manusia seutuhnya.
Banyak ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur tingkatkesejahteraan ini tergantung pada sisi yang akan diukur keberhasilanpembangunantersebut.Pembangunansecaraekonomibiasanyadiukurdenganpeningkatan pertumbuhan ekonomi yang didasar pada kenaikan angka ProdukDomestik Bruto (PDB) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Angkapertumbuhanekonomiinimenjadioutcomeutamadaripembangunanekonomi.
Dalamrangkameningkatkankesejahteraanrakyat,PemerintahDaerahselaluberupayamencapaitujuantersebutdengantidakmeninggalkantujuanyangakandicapaidimasadatang.Upayayangsemata-mataditujukanuntukmewujudkankondisidaerahdanrakyatnyadalamkondisilebihbaikdibandingkanmasalaludansekarangtersebutdilaksanakandalamprosesyangdisebutpembangunan.Secaraumum,Pembangunandaerahmerupakanpemanfaatansumberdayayangdimilikiuntukpeningkatankesejahteraanmasyarakatyangnyata,baikdalamaspekpendapatan,kesempatan kerja, lapangan berusaha, akses terhadap pengambilan kebijakan,berdayasaing,maupunpeningkatanpembangunanmanusia.Secarakhusus,dalamkonteksDaerahIstimewaYogyakarta(DIY)pembangunanyangdilaksanakansetiaptahunnyaditujukanuntukmencapaivisiDIYyangtelahdituangkandalamdokumenresmiperencanaanpembangunanyaituDaerahIstimewaYogyakartapadaTahun2025sebagaiPusatPendidikan,BudayadanDaerahTujuanWisataTerkemukadiAsiaTenggaradalamlingkunganMasyarakatyangMaju,MandiridanSejahtera”.
BerpedomanpadaRencanaPembangunanJangkaPanjangDaerah(RPJPD)
PENDAHULUAN1
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-20154
DIY dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis, maka Pemerintah DIY jugabertujuanmewujudkankondisidinamismasyarakatyangmajunamuntetapmenjunjungtingginilai-nilaibudayayangadiluhung,sehinggapadaRencanaPembangunanJangkaMenengahDaerah(RPJMD)DIY2012-2017dirumuskanVisiPembangunanDIY,yaitu:“DaerahIstimewaYogyakartayangLebihBerkarakter,Berbudaya,Maju,Mandiri,danSejahteraMenyongsongPeradabanBaru”.
Sejahtera secaraekonomimengandungmaknabahwa setiap individudalammasyarakatmampu memenuhi setiap kebutuhan hidupnya secara layak. Sering terjadi trade off ketikapembangunan itu dilaksanakan yaitu antara peningkatan secara kuantitas atau peningkatansecarakualitas,meskipunsecara idealis iniharusberjalanberiringan.Dalamkonsepekonomi,sejahteradihubungkandenganpemenuhankebutuhansecaramateri.Lebihlanjut,kesejahteraansosial lebih mengacu pada suatu keadaan dimana seseorang merasa nyaman, tenteram,dan bahagia untuk melakukan kegiatan guna memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya.Kesejahteraansosialjugaseringdimaknaisebagaiakumulatifdarikesejahteraansemuaindividudi dalammasyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tercipta sering dihantui oleh hal-hal yangterkait kemiskinan, pembangunan manusia, ketimpangan, bahkan kerusakan lingkungan.
Untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan bagi setiap warganya, pemerintahtelah menyusun rencana dan melaksanakannya dalam bentuk kegiatan pembangunannasional di berbagai bidang melalui serangkaian strategi pembangunan. Seiring berjalannyawaktu, sejarah mencatat upaya nyata enam (6) era kepemimpinan pemerintahandengan berbagai arah kebijakan yang berbeda namun memiliki satu tujuan yang sama,yaitu mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial di seluruh lapisan masyarakat.
Selama kurun waktu tujuh (7) dasawarsa sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia,arah kebijakan pembangunan nasional lebih banyak difokuskan pada pencapaian targetpertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pertumbuhan yang tinggi tersebut selain untukmeningkatkankapasitasproduksiperekonomianIndonesia,jugasekaligusmampumeningkatkanpendapatan masyarakat. Berangkat dari hal ini, maka strategi kebijakan pembangunannasional berlandaskan pada asumsi bahwa pertumbuhan yang tinggi akan dengan sendirinyamelahirkan pemerataan kesejahteraan bagi rakyat sesuai dengan teori trickle-down effect.
Teori tersebut menjelaskan bahwa kemajuan yang diperoleh sekelompokmasyarakat di kalangan atas dengan sendirinya akan turun menetes ke kelompokmasyarakat bawah melalui penciptaan lapangan kerja dan berbagai peluang ekonomilainnya, yang pada gilirannya akan menumbuhkan berbagai kondisi yang mendukungterciptanya output sehingga hasil-hasil pertumbuhan ekonomi menjadi merata.
Namun pada kenyataannya, aliran kekayaan yang diharapkan mengalir ke kaummarjinal tidak terjadi secara optimal, karena lebih terkonsentrasi pada golongan kaya.
5Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Kesenjangan antargolongan semakin meningkat. Golongan miskin yang memiliki aksesterbatas terhadap modal dan teknologi semakin tertinggal. Dengan demikian, meskipunsecara makro kinerja ekonomi Indonesia terlihat impresif, namun prestasi tersebuttidak selalu diikuti dengan pemerataan kesejahteraan di seluruh lapisan masyarakat.
Padahakekatnya,pertumbuhanekonomiyangtinggibukanhanyasebagai saranadalammeraihkesejahteraan,tetapilebihdariitu,pertumbuhanekonomiyangtinggimerupakansalahsatu indikator pengukur keberhasilan pembangunan nasional. Selain ditentukan oleh faktorpertumbuhan ekonomi yang tinggi, ukuran keberhasilan pembangunan suatu negara jugaditentukan dari kemampuan negara tersebut dalam mengurangi tingkat pengangguran dankemiskinan,termasukjugadidalamnyakemampuanmenekankesenjanganantargolongan.Akhir-akhir ini, beberapa ahli jugamemasukkan unsur kesinambungan/keberlanjutan danwawasanlingkungandalammenilaikeberhasilansuatupembangunan.
Misi besar bangsa Indonesia di abad ke-21 adalah melanjutkan pembangunan bangsa,menuju Indonesia yang maju dan sejahtera yang ditandai dengan perekonomian yang kuatdan berkeadilan, demokrasi yang stabil dan berkualitas, serta peradaban bangsa yang majudan unggul. Banyak Strategi pembangunan yang diterapkan oleh pemerintah dalam rangkapeningkatan kesejahteraan rakyat antara lain yang dikenal dengan triple track strategy, yaknistrategi pembangunan yang pro-growth, pro-poor, dan pro-jobmelaluipercepatanpembangunanekonomiyang inklusifdanberkeadilan.Strategi tersebutdisempurnakandenganmemasukkanunsur lingkungandalamkebijakan. Saat ini strategipemerintahdengan trisakti terutamapoinkeduayaituberdikaridalambidangekonomiyangdikembangkandengannawacitayangterdiridari 9 poin. Beberapa poin yang menjadi fokus pada pembangunan ekonomi ini antara lainmeningkatkan kualitas hidupmanusia Indonesia,meningkatkan produktifitas rakyat dan dayasaingdipasarinternasionaldanmewujudkankemandirianekonomidenganmenggerakkansektorsektorstrategisekonomidomestik.
BertolakpadafaktabahwaIndonesiasaatiniberadadipusatbarugravitasiekonomidunia,yaitukawasanAsiaTimurdanAsiaTenggara,mengharuskanIndonesiamempersiapkandirilebihbaik lagiuntukmempercepat terwujudnya Indonesia sebagai suatunegaramajudenganhasilpembangunandankesejahteraanyangdapatdinikmatisecaramerataolehseluruhmasyarakat.Hal ini selaras dengan amanah RPJPN untuk RPJMN III (2015-2019), yaitu: memantapkanpembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian dayasaingkompetitifperekonomianberlandaskankeunggulansumberdayaalam(SDA)dansumberdayamanusia(SDM)berkualitas,sertakemampuanIPTEKyangterusmeningkat.InidimaksudkanjugauntukmenjadilandasandalammempersiapkanIndonesiasebagainegarayangmajuditahun2025-2030.Olehkarena itu temaRPJMN2015-2019adalahPembangunanyangKuat, Inklusif,danBerkelanjutan(Bappenas,2014:101).
Padasisilain,pertumbuhanekonomiyangtinggitidakmenjaminbahwasemuaorangakanmemperolehmanfaatyangsama.Meningkatnyaketimpanganpendapatandapatmenghambatlaju penurunan tingkat kemiskinan dan juga berpotensi mengurangi tingkat pertumbuhanekonomi,karenaketimpanganyangtinggidapatmemilikiimplikasinegatifbagistabilitaspolitikdankohesisosialyangdiperlukanuntukmenjaminprosespertumbuhanyangberkelanjutan.Olehkarena itu, pengurangan ketimpangan jugamerupakan fokus utama kebijakan pembangunanekonomiyanginklusif.
Meskipun telah ada konsensus tentang bagaimana mendefinisikan dan mengukurinklusivitassuatupertumbuhan,topikinimasihmemunculkanperdebatanakademisdansejumlahpembahasan terkait kebijakan implementasipembangunan. Sejalandenganpermasalahan ini,makadalampenulisan ini,dilakukanpenghitunganIndeksPertumbuhanEkonomi InklusifatauyangselanjutnyadikenalsebagaiInklusif Growth Index (IGI).Melaluiindeksini,dapatdiketahui
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-20156
kualitaspertumbuhanekonomiyangtelahdicapai Indonesiabaikpada levelnasionalmaupunprovinsisebagaisuatuproksievaluasikeberhasilanpembangunandiwilayahtersebut.Penulisaninijugabertujuanuntukmemberikansebuahcarapandangbarudalammenilaitingkatkeberhasilanpembangunan yaitumendorongperekonomian Indonesiamenjadi negaramaju yang semakindiakuimasyarakatduniamelaluipertumbuhanekonomiyangtinggi,inklusif,danberkelanjutan.
1.2. Tujuan Penulisan
Secaraumum,penulisaninimenyajikandatadananalisismengenaiindeksIGIselamaperiode2010-2012.Secarakhusus,sejalandenganpermasalahandiatas,penulisaninimenyajikan:
i. MenghitungIndeksPertumbuhanEkonomiInklusif.
ii. MenyajikanhasilpengukuranIndeksPertumbuhanEkonomiInklusifprovinsidankabupaten/kotadiDIY.
iii.Menganalisisinklusivitaspertumbuhanekonomiprovinsidankabupaten/kotadiDIY.
1.3. Ruang Lingkup
PengukuranIndeksPertumbuhanEkonomiInklusifpadakajianinimengacupadametodeyang dibangun oleh Asian Development Bank(ADB).Metodetersebutmenggunakansebanyak35indikatoryangmempresentasikan10sub-dimensidan5dimensi.Namun,mengingatketerbatasandatayangtersedia,makadilakukanpenyesuaianindikator,sehinggamenjadi27indikatoryangterangkum dalam 10 sub-dimensi dan 5 dinensi. Sehingga, jumlah indikator yang digunakansebanyak27buahyangterangkumdalam10sub-dimensidan5dimensi.
1.4. Sistematika Penulisan
Penulisandalampublikasiiniterdiriataslimababyangdisusundengansistematikasebagaiberikut:
i. Bab1.Pendahuluan,menjelaskantentang latarbelakang, tujuanpenulisan, ruang lingkupdansistematikapenulisan.
ii. Bab 2. Kajian Literatur, berisi penjelasan mengenai konsep pembangunan nasional,kesejahteraan,pertumbuhanekonomi,danpertumbuhanyanginklusif.
iii. Bab 3. Metode Kajian, menjelaskan tentang metode penyusunan Indeks PertumbuhanEkonomi Inklusif, indikator yang digunakan, prosedur penghitungan Indeks PertumbuhanEkonomiInklusif,danpenentuancapaian.
iv. Bab4.HasildanPembahasan,berisihasilpenghitungandananalisiscapaianIGIhinggalevelkabupaten/kotadanmelihatindikator-indikatorpembentuknya.
v. Bab5.Penutup,berisikesimpulan,rekomendasi,danpenjelasansecararingkasketerbatasanhasilanalisis,sertacatatanpenutupyangmenjelaskanringkasmengapaIndeksPertumbuhanEkonomiInklusifperludiukur.
7Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Bab
2KAJIAN LITERATUR
“Pertumbuhan inklusif memungkinkan setiap orang untuk berkontribusi danmendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi. “
KC Chakrabarty, Reserve Bank of India
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-20158
Halaman ini sengaja dikosongkan
9Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
kajian literatur2.1. Pembangunan Nasional
Pembangunansebagaisuatuproses,artinyabahwapembangunanmerupa-kansuatutahapyangharusdijalaniolehsetiapmasyarakatataubangsa.MenurutTodaro(2015),pembangunanmerupakansuatuprosespening-
katankualitashidupmanusia,sehinggapembangunanharusmempunyai tujuanmeningkatkankehidupanbangsadanmemperkuatpersatuandankesatuanbang-sa. Menurut Suharyanto (2006), pembangunan merupakan suatu proses peru-bahanyangberlangsungsecaraberkesinambunganmenujukearahyangingindi-capai,yangtentunyamerupakanperubahandarisuatukondisitertentumenjadikondisiyanglebihbaik.Halinimerupakancirikhaspembangunan,meskipuntidakseluruhperubahandapatdikatakansebagaipembangunan,terutamaperubahandarikondisitertentukekondisiyangkurangbaikataunegatif.
Banyak konsep yang dapat dijadikan landasan ketika membahas pemba-ngunandanpertumbuhanekonomiini.KonseppertamayangselalumenjaditolokukurperekonomiansecaraumumadalahpendapataliranklasikyangdimotoriolehAdamSmithyaitupertumbuhanekonomibertumpupadaadanyapertambahanpenduduk.Denganadanyapertambahanpendudukmakaakanterdapatpertam-bahanoutput(AdamSmith).PendapatlainnyaadalahdarialiranNeoKlasikyaituRobertSollowdenganpendapatbahwapertumbuhanekonomibersumberpadamanusia,akumulasimodal,pemakaiantekhnologimoderndanhasilatauoutput(RobertSolow).Teoripertumbuhanekonomimodernberpendapatbahwapere-konomianitusangattergantungpadakualitassumberdayamanusiadankemajuantehnologi,energi,kewirausahaan,bahanbakudanmaterial.
Namun konsep yang sangat umum digunakan adalah pendapat dari pa-karyang seringdisebutbapakekonomipembangunanyaitu MichaelPTodaro.MenurutTodaropembangunanadalahsuatuprosesmultidimensiyangmelibat-kanperubahan-perubahanbesardalamstruktursosial,sikapmentalyangsudahmelembaga,dan lembaga-lembaganasional termasukdalamakselerasipertum-buhanekonomi,penguranganketimpangandanpemberantasankemiskinanab-solut.
Sebagai suatuusaha,pembangunanmerupakantindakanaktifyangharusdilakukanolehsuatunegaradalamrangkameningkatkanpendapatanperkapita.Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran sertamasyarakat, pemerintah, dansemuaelemenyangterdapatdalamsuatunegarauntukberpartisipasiaktifdalamproses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapitamencerminkanperbaikandalamkesejahteraanmasyarakat.MenurutPBB,pem-bangunanmasyarakatadalahsuatuprosespembangunanyangdilakukanmelaluiusaha dan prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan pemerintahan dalamrangkamemperbaikikondisiekonomi,sosialdanbudaya.
Padahakekatnya,peranmasyarakatdalampelaksanaanpembangunantidak
2
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201510
hanyasebagaisubyekmelainkanjugasebagaiobyekpembangunan.Sehingga,segalakebijakansertaimplementasiprogrampembangunanyangtelahdirencanakanbertujuanuntukmemper-baikitingkatkehidupanmasyarakat.Darisini,munculsuatukonsepyangdikenalsebagaipemban-gunanmasyarakat.MenurutPBB,pembangunanmasyarakatadalahsuatuprosespembangunanyangdilakukanmelaluiusahadanprakarsamasyarakatsendirimaupunkegiatanpemerintahandalamrangkamemperbaikikondisiekonomi,sosialdanbudaya.
Pelaksanaanpembangunan suatubangsa sangatberkaitandenganketersediaan sumberdaya alam. Ketersediaan sumber daya alam inimembutuhkan sistem pengelolaan yang baik,berkelanjutan,danberwawasanlingkungan,sehinggadalampelaksanaannyaharuspulamem-perhatikanpanduansertakesepakatan internasionalsepertiKonferensiLingkunganHidupPBBdiStockholm(1972)danjugaEarth SummitdiRiodeJaneiro(1992).Keduakonferensitersebutmenyepakatibahwasetiappengambilankeputusanataukebijakanpembangunan,secaraprinsipharusmemperhatikandimensilingkunganhidupdanjugamanusia.Dengandemikian,sangatlahpentingbagiIndonesia,sebagaibangsayangmemilikimodalsumberdayaalamyangmelimpah,untukmelaksanakanpembangunanberkelanjutanyangberwawasanlingkungan.
Suatupembangunanberkelanjutanmengandungdua (2)unsur,yaitu: (i)kebutuhandan(ii)keterbatasan.Kebutuhandisiniterutamaberkaitandengankebutuhandasarbagigolonganmasyarakatyangkurangberuntung,yangharusmemperolehprioritasutama.Sementaraitu,ke-terbatasanberkaitandenganpenguasaanteknologidanorganisasisosialyangharusmemperha-tikanketerbatasankemampuanlingkunganuntukmemenuhikebutuhanmanusiapadasaatinidandimasamendatang(Sudarmaji,2007).
Pembangunanberkelanjutandinyatakansebagaisuatuprosespembangunanyangmemilikiprinsipbahwauntukmemenuhikebutuhansaatinitidakbolehmengorbankanpemenuhankebu-tuhanuntukgenerasidimasadepan.Untukmencapaikeberlanjutanyangmenyeluruh,dibutuh-kanperpaduandaritiga(3)pilarpembangunan,yaitu:(i)keberlanjutandalamaspeksosial,(ii)as-pekekonomi,dan(iii)aspeklingkungan.Tigapilarutamainisalingberintegrasidanmemperkuatsatu sama lain.Untuk itu, ketigaaspek tersebutharus terintegrasidalamsuatu skemaperen-canaanpelaksanaanpembangunanberkelanjutan,yangselaindapatmenjagalingkunganhidupdariancamankehancuranataupenurunankualitas,jugadapatmenjagakeadilansosialdengan
tidakmengorbankankebutuhanpemban-gunanekonomi(BAPPENAS,2010b).
Pembukaan Undang-Undang Dasar1945 secara gamblang menyatakan bah-wa Indonesia yang sejahtera merupakantujuanakhirdaripembentukannegaraIn-donesia.Kesejahteraanrakyattidakhanyadiukursecaramaterial,tetapi jugasecararohani yangmemungkinkan rakyat Indo-nesia menjadi manusia yang utuh dalam mengejar cita-cita idealnya (Bappenas,2010a).
Dalam rangka mewujudkan Indo-nesia yang sejahtera, pemerintah telah menyusun perencanaan pembangunannasionalyangimplementasinyadilaksana-kanmelaluitahapanpembangunan.Padaawal masa pembangunan, bangsa Indo-nesia mengenal Rencana PembangunanJangkaPanjang (RPJP) untukmasa kurun
11Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
waktu25tahun,yangdijabarkanlebihlanjutkedalamRencanaPembangunanLimaTahun(RE-PELITA). Pasca reformasi yang diiringi denganpelaksanaanotonomi daerah,Garis-Garis BesarHaluanNegara(GBHN)sebagaipedomanpenyusunanrencanapembangunannasionaltelahdi-tiadakan.
Dalamrangkapenguatanimplementasiotonomidaerahsertadesentralisasipemerintahan,khususnya untukmenjaga pembangunan yang berkelanjutan, telah disusun Rencana Pemba-ngunan JangkaPanjangNasional (RPJPN)untuk kurunwaktu20 tahun. PenyusunanRPJPN inididasarkanpadaUndang-UndangNomor25Tahun2004tentangSistemPerencanaanPembangu-nanNasional(SPPN),denganparadigmaperencanaanyangvisionerdanmemuatarahansecaragarisbesar.Dalampelaksanaannya,RPJPNdijabarkansecarabertahapmelaluiRencanaPemban-gunan JangkaMenengahNasional (RPJMN)untukkurunwaktu5 tahun.Masing-masing tahaptersebutmempunyaiskalaprioritasdanstrategipembangunan,yangmerupakansuatuprosesberkesinambungandariskalaprioritasdanstrategipembangunanpadaperiode-periodesebel-umnya.Namundemikian,keseluruhantahapanpembangunantersebutpadadasarnyabertujuanuntukmeningkatkankesejahteraanmasyarakatyangberkeadilansosial.
Sejalandenganusahameraihdanmeningkatkankesejahteraanmasyarakat,makamelaluiRPJPN 2005-2025 ditegaskan bahwa tujuan pembangunan nasional untuk 20 tahun ke depanadalahmewujudkanbangsayangmandiri,maju,adil,danmakmurberdasarkanPancasiladanUUD1945dalamkerangkaNegaraKesatuanRepublikIndonesia.Sebagaiimplementasidariusa-hatersebut,padaRPJMtahappertama(2005-2009)ditetapkanskalaprioritasutamadanstrategipelaksanaanpembangunanyangdiarahkanuntukmenatakembalidanmembangunIndonesiadisegalabidangyangditujukanuntukmenciptakanIndonesiayangamandandamai,yangadildandemokratis,dengantingkatkesejahteraanrakyatyangmeningkat.KemudianusahatersebutdilanjutkandalamRPJM tahap kedua (2010-2014), dengan skalaprioritasutamadan strategiyangditujukanuntuklebihmemantapkanpenataankembaliIndonesiadisegalabidangdenganpenekananpadaupayapeningkatan kualitas sumberdayamanusia, termasukpengembangankemampuanipteksertapenguatandayasaingperekonomian(Bappenas,2010a).
Agendauntukmeningkatkankesejahteraanrakyatditempuhmelaluilima(5)sasaranpokok,yaitu:
1. Menurunkanjumlahpendudukmiskin; 2. Berkurangnyakesenjanganantarwilayah; 3. MeningkatkankualitasmanusiayangtercermindariangkaIPM; 4. Membaiknyamutulingkunganhidupdanpengelolaansumberdayaalamyangberkelan-
jutan 5. Membaiknyainfrastruktursaranapenunjangpembangunan
Darikelimasasaranpokokdiatas,yangberkaitandenganpembangunanwilayahadalahsasaranpokokyangkedua,yaituberkurangnyakesenjanganantarwilayah.Halinitercermindarimeningkatnyaperanpedesaansebagaibasispertumbuhanekonomiagarmampumeningkatkankesejahteraan masyarakat di pedesaan, meningkatnya pembangunan daerah tertinggal, me-ningkatnyapengembanganwilayahyangdidorongolehdayasaingdanprodukunggulan,sertameningkatnyakeseimbanganpertumbuhanpembangunanantarkota-kotametropolitan,besar,menengah,dankecildenganmemperhatikankeserasianpemanfaatanruangdanpenatagunaantanah.
Sejalandenganperkembangansaatini,realitasglobalmenuntutbangsaIndonesiauntukdapatmemaksimalkansetiappotensisertakeunggulanyangdimiliki.Pemerintahtetapmelanjut-kanproyek-proyekinfrastrukturdalamprogramMasterplanPercepatandanPerluasanPemban-gunanIndonesiatetapidisesuaikandenganvisidanmisipemerintahanJokoWidodo-JusufKalla.MenteriKoordinatorBidangPerekonomianSofyanDjalilpadawaktuitumengatakankebijakan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201512
mengevaluasiMP3EIdilakukanuntukmemetakanproyek-proyek infrastrukturmanasajayangpembangunannyaharusdiprioritaskan(BisnisIndonesia,3November2014).
DokumenMP3EI jugaberlandaskanprinsip iterativemembukapeluangkepadaparape-mimpindimasayangakandatanguntukdapatmenyempurnakanmuatankebijakanMP3EI.HaltersebutmenjadikanMP3EI,bukanhanya sebuah instrumenpercepatandanperluasan tetapisekaligusmenjadiinstrumenestafetpembangunanyangberkesinambungandarikabinetkeka-binetberikutnya.
RealisasiMP3EIsebagaipencapaianyangcukupmembanggakanpadamasapemerintahan-nya.Sejakdicanangkantahun2011,MP3EItelahmerealisasikanlebihdari382proyekyangter-diridari208proyekinfrastrukturdan174sektorriildengannilaiRp854triliun.SalahsatuyangmenggembirakanadalahmayoritasproyekdilakukandiluarJawadengannilaitotalRp544triliun.Pembangunan bandara yang megah telah terelisasi anatar lain
Bali,Balikpapan,Medan,danMakassar.JalantolataslautjugasekarangbisadinikmatidiBalidimanahaliniakanbisamemacukegiatanekonomimasyarakat.PembangunanseharusnyamemangtidakhanyaberpusatdiPulauJawasaja,mengingatsemuadaerahdanprovinsi lain-nya jugamemiliki potensi dandapat dibangunbersama secara produktif. Beberapabukti lainpatutdibanggakan,misalnyapertumbuhanekonomiMakassaryanglebihtinggidariCinasertaangkakemiskinanBanyuwangiyangmampudipangkasdari20menjadi9persendalamwaktutiga tahun.masihbanyak tantangandalambidang infrastrukturdimasamendatang.Misalnyaberhentinyaproyekinfrastrukturkarenaalasanpolitik,birokrasi,ataulogistik.DenganMP3EIkitaberharapakanlebihbanyaklagimunculpusat-pusatpertumbuhanekonomi.
MP3EIyangmerupakanmanifestasidaristrategipencapaianrencanapembangunanjangkapanjang(RPJP)nasionaldibidanginfrastrukturfisik,diharapkandilanjutkanolehpemerintahanselanjutnya.HarapanitudisampaikankarenaprogramMP3EIumumnyaadalahproyekpemba-ngunaninfrastrukturyangbersifatjangkapanjang.BerjalanatautidaknyaMP3EIkedepanbukanmasalahpemerintahannyasiapa,tapilebihkarenafaktorkebutuhan.BilaprogramMP3EIdapatdilanjutkandengannamayangtidakserupa,pembangunaninfrastrukturdiharapkanakanterusberkelanjutan.SemangatpercepatandanperluasanpembangunandalamprogramMP3EIdituju-kanuntukmemperkuatekonomidomestikmelaluikonektivitasnasionaldansekaligusmengan-tisipasiintegrasiekonomiglobal.MelaluiprogramMP3EI,penciptaanpusat-pusatpertumbuhanbaru (selain Jawa)diharpkandapat semakinmendorongkesejahteraanmasyarakat sebagai ci-ta-citapembangunannasional.Dengankonektivitasnasional,pembangunandayasaingnasionaldapatditingkatkandandisebarkeseluruhwilayahIndonesia.Konektivitasnasionalinisekaligusmemperkokohstrukturekonominasionalmelaluijalurdistribusiyanglebihefisiendanberdayasaing.Sebagaimanadiketahuidisparitaspembangunandisebabkankarenalemahnyakonektivitasantardaerah(HareraM,2015:42-49).
2.2. Kesejahteraan
Konsepkesejahteraanatau“well-being”memilikidefinisiyangberagam.Sebagaicontoh,kitadapatmenilaikesejahteraanseseorangdarikemampuanorangtersebutdalammemenuhikebutuhan komoditasnya secaraumum. Seseorangdikatakanmampuataumemiliki kemamp-uanekonomiyanglebihbaikjikadiamemilikikemampuanyanglebihbesardalammengguna-kansumberdayayangdimilikinya,dalamhalinikekayaan.Seseorangyangkurangmampuuntukturutandildanberfungsidalammasyarakatmungkinmemilikitingkatkesejahteraanyangrendah(Sen,1987)ataulebihrentan(vulnerable)terhadapkrisisdangejolakekonomimaupunsosial.
Konsep laindarikesejahteraan,baikdiukurdaridimensimonetermaupunnonmoneter,adalahketimpangan.Ketimpanganmenitikberatkanpadadistribusidari suatuvariabel terukurtertentu,misalnyapendapatanataupengeluaran,terhadapseluruhpenduduk.Hal inididasar-
13Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
kanpadaasumsibahwaposisirelatifdariindividurumahtanggadalammasyarakatmerupakanaspekpentingdarikesejahteraanmereka.Tingkatketimpangansecarakeseluruhandalamsua-tunegara,wilayahataukelompokpenduduk,baikdalambentukdimensimonetermaupunnonmoneter,jugamerupakanindikatoryangdapatmenggambarkansecararingkasmengenaitingkatkesejahteraandalamkelompoktersebut.
Hal lain yang berkaitan dengan kesejahteraan adalah kerentanan, yang didefinisikan se-bagaipeluangatauresikoseseoranguntukmenjadimiskinpadawaktu-waktumendatang.Ke-rentananmerupakansuatudimensikuncidarikesejahteraan,karenakerentananberakibatpadaperilakuindividudalambentukinvestasi,polaproduksi,strategipenanggulangan,danpersepsidarikondisimerekasendiri.
Menurut World Bank (2000),kemiskinanmerupakansuatukondisiyangmengurangimaknakesejahteraan,yangterdiridaribanyakdimensi,antaralainpendapatanrendahdanketidakmam-puanuntukmemperolehbarangdasar.Kesejahteraandapatdiukurmelaluikekayaanyangdimi-likiolehseseorang,kesehatan,gizi,pendidikan,aset,perumahan,danhak-haktertentudalammasyarakatsepertikebebasanberbicara.
Salahsatuvisi Indonesia2014adalahterwujudnyaIndonesiayangsejahteradanberkea-dilan.Kesejahteraanyangdimaksudadalahterwujudnyapeningkatankesejahteraanrakyatme-laluipembangunanekonomiyangberlandaskanpadakeunggulandayasaing,kekayaansumberdayaalam, sumberdayamanusia,danbudayabangsa.Tujuanpenting inidikelolamelalui ke-majuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara itu, yang dimaksud dengankeadilanadalahterwujudnyapembangunanyangadildanmerata,yangdilakukanolehseluruhmasyarakatsecaraaktif,yanghasilnyadapatdinikmatiolehseluruhbangsaIndonesia(Bappenas,2010a).
Selamaperiode2010-2014,pelaksanaanpembangunan tetapkonsistenuntukmelanjut-kanberbagaiprogramperbaikankesejahteraanrakyatyangsudahberjalandenganmemberikanpenekananlebihlanjutdalampembuatankebijakanyanglebihefektifdanterarahdalambentukpengarustamaananggarandankebijakan.Perbaikankesejahteraanrakyatdapatdiwujudkanmel-aluisejumlahprogrampembangunandalamrangkapenanggulangankemiskinandanpenciptaankesempatankerja,termasukpeningkatanprogramdibidangpendidikan,kesehatan,danperce-patanpembangunaninfrastrukturdasar.Padaperiode2010-2014,usahapeningkatankesejahte-raanrakyatditempuhmelaluipelaksanaanbeberapasasaranpokok,antaralain:
1.Melanjutkankebijakanmakroekonomiyangterukurdanberhati-hati;2.Meningkatkanaksesmasyarakatterhadappendidikandanpeningkatanmutupendidikan;3.Peningkatanaksesmasyarakatterhadappelayanankesehatan;4.Terciptanyakemandiriandalambidangpangan;5.Membangunketahananenergidenganmencapaidiversifikasienergiyangmenjaminke-
berlangsungandanjumlahpasokanenergi;6.Perbaikanmutulingkunganhidupdanpengelolaansumberdayaalamdiperkotaandan
pedesaan,penahananlajukerusakanlingkungandenganpeningkatandayadukungdandayatampunglingkungan;
7.Melanjutkanprosespembangunandanketersediaaninfrastrukturyangditunjukkande-ngansemakinmeningkatnyakuantitasdankualitasberbagaiprasaranapenunjangpem-bangunan.
2.3. Pertumbuhan Ekonomi
PengamalansilakelimaPancasilaantara lainmencakupupayapencapaianpertumbuhanekonomi yang tinggi, yang dikaitkan dengan pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnyamenujuterciptanyakemakmuranyangberkeadilanbagiseluruhrakyatIndonesia,dalamsistem
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201514
ekonomiyangdisusunsebagaiusahabersamaatasdasarazaskekeluargaan.
Pertumbuhanekonomiseringdikaitkandenganproseskenaikanoutputperkapitadalamjangkapanjang.Dalamhalini,fokusutamanyaterletakpadatigaaspek,yakni:proses,outputperkapita,danjangkapanjang.Sebagaisuaturangkaianproses,pertumbuhanekonomibukanhan-yamerupakansuatugambaranekonomipadasuatusaat,namunmemberikanpotretmengenaiperkembanganperekonomiandariwaktukewaktu.Dalamkonteksjangkapanjang,pertumbuhanekonomiberperansebagaisuatuindikatoryangmenunjukkankemampuansuatunegarauntukmenyediakansemakinbanyakkomoditasbarangdanjasakepadapenduduknya.Kemampuaninitumbuhseiringdengankemajuanteknologi,penyesuaiankelembagaan,danideologiyangdiper-lukannya(Kuznets,1955).
Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat dilihat dari peningkatan penyediaan barangsecaraterusmenerus.Teknologimajumerupakansalahsatufaktorkuncidalampertumbuhanekonomiyangmenentukanderajatpeningkatankemampuanpemerintahdalampenyediaanane-kamacambarangdanjasakepadapenduduknya.Penggunaanteknologisecaraluasdanefisienmemerlukan penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi, sehingga inovasi yang dihasil-kan oleh ilmu pengetahuan dapat dimanfaatkan secara optimal. Teori pertumbuhan ekonomimenjelaskan faktor-faktorapasajayangmenentukankenaikanouputperkapitadalam jangkapanjang,danbagaimanafaktor-faktortersebutberinteraksisatudenganyanglainnya,sehinggaterjadi proses pertumbuhan.
Todaro(2000)mengusulkantigafaktoryangmempegaruhipertumbuhanekonomiyaitu:
i. AkumulasiModal
Akumulasimodalmerupakankomponenutamadalampertumbuhanekonomisuatuma-syarakat. Akumulasimodal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diin-vestasikandengantujuanmemperbesaroutputdanpendapatandikemudianhari.Demikianpulainvestasidalamsumberdayamanusiadapatmeningkatkankualitasmanusia.Dengandemikian,akanmenghasilkanefekyangsamaterhadapproduksi,bahkanakanlebihbesarlagiseiringbertambahnyajumlahmanusia.Pendidikanformaldaninformalakandapatdi-tingkatkanlebihefektif,agardapatmenghasilkantenagaterdidikyangdapatmempebesarproduktivitas.
ii. PertumbuhanPendudukdanTenagaKerja
Pertumbuhan penduduk dan tenaga kerja merupakan faktor-faktor yang positif dalammerangsang pertumbuhan ekonomi. Tenaga kerja yang lebih besar diharapkan dapatmenambahjumlahtenagakerjaproduktif,sedangkanpertambahanpendudukyangbesarakanmemperluaspasardomestik.
iii.KemajuanTeknologi
Kemajuan teknologi bagi para ahli ekonomimerupakan sumber pertumbuhan ekonomiyangpenting,karenadapatmeningkatkannilaitambahsecaralebihoptimal.Halinikarenateknologi seringdikaitkandenganpenemuanbaruyangmendorongkemajuan teknologikhususnyacaraberproduksiatauperbaikanprosesproduksi.
2.4. Pertumbuhan Inklusif
Pertumbuhanyanginklusifdapatdiartikansebagaisuatuprosespertumbuhanyangmen-jamin kesetaraan akses terhadap peluang ekonomi bagi semua segmen sosial tanpamelihatkeadaanmasing-masingindividu.Dengandemikian,pertumbuhaninklusifakanmemberirakyatmiskinsebuahtitikawalyangmemungkinkanmerekauntukmenikmatipertumbuhanekonomi.
15Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Strategipencapaianpertumbuhanyanginklusifdapatdicapaimelaluibeberapacara,antaralainpercepatan pertumbuhan yang dibarengi dengan pemerataan pertumbuhan, menghilangkanketimpangandenganmenjaminkesetaraanterhadappeluang,peningkatanjumlahtenagakerjaproduktif,penguatankapasitasproduksi,danjugamewujudkansistemperlindungansosial(social safety nets).
Pertumbuhan inklusif sering dimaknai sebagai pertumbuhan ekonomi yang difokuskanpadapenciptaanpeluangekonomidandapatdiaksesolehsemua(AlidanZhuang2007).MenurutChakrabarty(2009),pendekatanpertumbuhanyanginklusifmengambilperspektif jangkapan-jang.Oleh karena itu, pertumbuhan inklusif seharusnyabersifat inheren, berkelanjutan, sertamengurangi kesenjanganantaramiskindankaya.Pertumbuhan inklusifmemungkinkansetiapindividuuntukberkontribusidanmendapatkanmanfaatdaripertumbuhanekonomi.
MenurutSurjitS.Bhalla(2006),pertumbuhandapatdibagisecarameratadandirasakanolehsemuapenduduk.Pembagianpertumbuhantersebutdapatsamadenganataumungkinle-bihtinggibagipendudukmiskin.Pengentasankemiskinanharusmenjadiperhatianutama.Lajupengurangankemiskinanmerupakansalahsatuindikasiinklusivitasyangmenyertaipertumbuh-anekonomi. Sebagaimanadiketahui bahwapengurangantingkat kemiskinan tergantungpadapertumbuhangariskemiskinanyangrelatifterhadapdistribusikonsumsi.Dengandemikian,mela-luipertumbuhanyanginklusif,kesenjangankemiskinanakanberkurangdariwaktukewaktu.
Di sisi lain, proses pertumbuhan inklusifmembatasi peran keterlibatan langsung peme-rintah.Subsididantransfertunaiharusberkurangseiringwaktu.MenurutElenaIanchovichina(2009), pengurangan kemiskinan yang cepat dan berkelanjutan membutuhkan pertumbuhaninklusif yangmemungkinkanoranguntukberkontribusidanmengambilmanfaatdaripertum-buhanekonomi.Kecepatanpertumbuhan,tidakdiragukanlagi,diperlukandalampengentasankemiskinan,namun,pertumbuhaninidiharapkandapatberkelanjutandalamjangkapanjang,danmenyentuhsemuasektor,termasukpeningkatanjumlahtenagakerjaproduktif.Dengandemiki-an,pertumbuhaninklusifmenyiratkanhubunganlangsungantaraindikatorpertumbuhanmakrodanmikro.
MenurutTerryMcKinley(2010),ciridaripertumbuhanyanginklusifadalah:
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201516
i. Pertumbuhanyangdirasakanolehsemuapenduduk.
ii. Pertumbuhantersebutsamadenganatau(mungkin)lebihtinggibagipendudukmiskin.
iii.Pertumbuhanharusbersifatinklusifdisemuasektor.
iv. Inklusifberartikecenderunganpersamaankesempatanpenduduksemakinberkurang.
v. Kesenjangankemiskinanharusberkurangdariwaktukewaktu.
vi.Peranlangsungpemerintahsemakinberkurang.
Ada dua kunci dimensi pertumbuhan yang inklusif: (i) mencapai pertumbuhan yangberkelanjutandanmenciptakansertamemperluaspeluangekonomi,dan(ii)memastikanaksesyanglebihluasterhadappeluang,sehinggasetiapanggotamasyarakatdapatberpartisipasidanmemperolehmanfaatdaripertumbuhanyangdicapai.
Dimensipertamayaitumenciptakandanmemperluaspeluangekonomidibentukdarikom-ponen pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja produktif, dan infrastruktur. Dimensi kedua yaitumemastikanaksesmasyarakatterhadappeluangekonomidanmemperolehmanfaatpertumbu-handibentukdarikomponenkemiskinan,ketimpanganpendapatan,kesetaraangender,danke-mampuansumberdayamanusia,sertaperlindungansosial.Dimensikeduadiidentifikasidenganmemperluaskapasitasmanusia,sepertiinvestasidibidangpendidikan,kesehatan,danpelayanandasarsosial.Jaringpengamansosialjugaditekankanuntukmelindungianggotamasyarakatyangpalingrentanmiskin.
17Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Bab
3METODE KAJIAN
“Pertumbuhan inklusif memungkinkan setiap orang untuk berkontribusi danmendapatkan manfaat dari pertumbuhan ekonomi. “
KC Chakrabarty, Reserve Bank of India
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201518
Halaman ini sengaja dikosongkan
19Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
METODE KAJIAN33.1. Metode Penyusunan Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
Dalamprosespengukuranindekskompositpertumbuhaninklusif(Inclusive Growth Index, IGI) yang mengutamakan pencapaian pertumbuhanekonomiyanglebihmerata(berkeadilan),disampingharusmemperhatikan
pertumbuhanyanglebihcepat,jugaperludiidentifikasidimensi,sub-dimensi,danindikatoryangpalingtepatuntukmewakiliindekstersebut.
McKinley (2010) dan Ali dan Zhuang (2009) dari ADB telah membangunsalahsatukerangkakonseptualuntukmendiagnosapembangunansuatuwilayahapakah telah memenuhi kriteria pertumbuhan yang inklusif. Dalam metodeyangdigunakanuntukmengukur IGI suatunegara tersebut,ADBmenggunakan35 indikator untuk menentukan kriteria pertumbuhan yang inklusif. Indikator-indikatortersebutdirangkumdalam5(lima)dimensipengukuran,yaitu:
1. Dimensipertumbuhanekonomi,tenagakerjaproduktif,daninfrastrukturekonomi;
2. Dimensikemiskinandanketimpanganpendapatan;3. Dimensikesetaraangender;4. Dimensikapabilitasmanusia;5. Dimensi perlindungan sosial.
Indikatorpembentukdarimasing-masingdimensipembentukIGIbaikpadalevelnasionalmaupunprovinsimaupunkabupaten/kotasebagaiberikut:
1. DimensiPertumbuhanEkonomi,TenagaKerjaProduktif,danInfrastrukturEkonomi
Dalam rangka menciptakan pertumbuhan yang inklusif, secara fundamentalperlumeningkatkanpertumbuhanpendapatanperkapitasebagaidasaruntukmenciptakandanmemperluas kesempatanekonomi, dan sebagai dasar bagiperkembangan dimensi-dimensi lainnya. Indikator pertumbuhan nilai tam-bahpadasektorpertanian,industri,danjasa-jasajugadapatdigunakanuntukmengidentifikasi tren dari struktur pertumbuhan ekonomi. Indikasi ini tidakakansepenuhnyaterbuktikarenapertumbuhanpendapatanperkapitaterjadibukanhanyakarenapeningkatanproduktivitastetapijugaterbukanyakesem-patankerjabaru,misalnyaperpindahanpekerjadaripekerjaandengangajiren-dahkegajiyanglebihbaik.
Tenagakerjaproduktifmencakupsharepekerjaterhadapangkatankerja,sharepekerjadisektorindustripengolahan,sharepekerjayangdibayardisektornonpertanian.Sedangkanuntukmewakili tenagakerjadari rumahtanggamiskinatau tenaga kerja dengan kualitas rendah digunakan indikator share pekerjakeluarga/pekerjayangtidakdibayar,danmenggunakanindikatorpekerjayangmemperolehpenghasilankurangdariUpahMinimumProvinsi(UMP).
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201520
Inklusivitas jugamencakupaksesmasyarakat terhadap infrastrukturekonomi, sepertiaksesterhadaplistrikdankomunikasi.Indikatoryangbisadigunakanantaralainproporsipendudukyangmemilikiakseslistrikdanpelangganteleponselulerper100orang.Penggunaanindika-tor-indikatorinimemangberbedabiladibandingkandenganindikator-indikatoryangdiguna-kanuntukmengukuraksesmasyarakatterhadapinfrastruktursosialsepertipendidikan,kese-hatan,ketersediaanairbersih,dansanitasilingkungan.
2. DimensiKemiskinandanKetimpanganPendapatan
Dalam dimensi ini, strategi pencapaian pertumbuhan yang inklusif difokuskan pada upayamengurangi kemiskinan, terutamapendudukyang sangatmiskin. Indikatoryangdigunakanadalah jumlahpendudukyangberadadibawahgaris kemiskinan.Pada sub-dimensi ketim-pangan,indikatoryangdigunakanadalahkoefisienGini(Gini Ratio).Sebagaikomplemennya,juga digunakan indikator share pendapatan dari 60% penduduk termiskin/terendah dalampopulasi (income share of the poorest 60% of the population).Sebagaiindikasiterjadinyake-timpanganhorizontalmaupunvertikal,dimasukkanvariabelkontrolsepertiketimpangankotadan desa.
3. DimensiKesetaraanGender
Semakinbesarkesetaraanyangtercipta,didugasemakinbesartingkatinklusivitasdarisuatupertumbuhan.Berikutiniadalahbeberapaindikatoryangbisadigunakansebagaitolokukurterciptanyakesetaraangender,yaitu:
• Rasiomelekhurufperempuanterhadaplaki-laki,usia15-24tahun.Haliniterkaitdenganketidaksetaraandalampendidikan.AngkaMelekHuruf(AMH)adalahvariabeloutcome.
• Rasioanakperempuanterhadapanaklaki-lakipadatingkatpendidikanmenengah.• Shareperempuanyangberstatuspekerjadibayarpadasektornon-pertanian.
4. DimensiKapabilitas
Sejauhinipenggunakandimensi-dimensidiatasdalampengukuranpertumbuhanyanginklusifdirancanguntukmemonitorsisipermintaan(demand)daritenagakerja.Meskipundemikian,jugaperludidefinisikansuatukonsep inclusive growth dari sisi penawaran (supply side). Hal iniuntukmenjaminapakahpendudukyangbekerjatelahmemilikikapabilitassebagaiseorangpekerjayangproduktif,sehinggamampumengambilkeuntungandarikesempatanekonomiyang tersedia.
Kapabilitasmanusiadapatdilihatdariberbagaiaspeksepertikesehatan,pendidikan,danling-kungannya.Umumnya,untukmencerminkanindikatorkesehatanpadasuatuwilayah,diguna-kanangkakematiananakdibawahusia5tahunsebagaiindikatoroutcome.Karenaindikatortersebuttidak tersedia,maka sebagai penggantinyadigunakanpersentase kelahirandiban-tutenagakesehatanterampildanAngkaHarapanHidup(AHH). Indikatorkesehatanlainnyayangdapatdigunakanadalahpersentaseanakdibawah5tahunyangmemilikiberatbadankurang(underweight).Indikatorinimemberiinformasimengenaimasalahasupannutrisidankondisi kesehatan. Sayangnya, indikator ini tidak tersedia secara rutin setiap tahunnya, se-hinggasebagaipenggantinya,digunakanpersentasebalitayangpernahdiberiASIekslusifdanpersentase balita yang pernah diimunisasi.
Dalambidangpendidikan,digunakan indikatorAngkaPartisipasiMurni (APM)SDdanAPMSMP.SelainitujugadigunakanindikatorAngkaMelekHurufdanRata-rataLamaSekolah.Dibidang lingkungan yang mempengaruhi kapabilitas manusia, digunakan indikator proporsipendudukyangmemilikiakseskeairbersih,danproporsipendudukyangmemilikiakseskesanitasi yang memadai.
21Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
5. Dimensi Perlindungan Sosial
Mengingatketerbatasandatayangada,makadalamrangkapengukuranindekspadadimensiperlindungansosial,hanyadigunakanduaindikatoryaitupersentaserumahtanggapenerimaraskindan rata-rata jumlah raskinperbulan. Penggunakan indikator ini dikarenakan targetsecarainklusifyangingindicapaidariindikatoriniadalahuntukmelakukanperlindunganso-sialbagiseluruhpenduduk.Berbedadengantargetyangingindicapaiolehdarimodelperlin-dungansosial lainnyasepertiCCT(conditional cash transfer),yanglebihterfokuspadapen-duduksangatmiskin(chronically poor).Untukitu,pertumbuhanyanginklusifdapatterciptajikapemerintahmampumenciptakansuatujaringpengamansosial(social safety net) dalam mengatasiterjadinyafaktor-faktoreksternalyangdapatmemberikankejutan-kejutandalammasyarakat,terutamapadamasyakaratkelompokchronically poor.
Ali(2007)menyatakan,“...pertumbuhaninklusifberfokuspadabagaimanamemperluaspe-luanguntuksemuadanmenargetkan intervensiperlindungansosialpadapendudukmiskinyangkronis“.
AlidanZhuang(2007)jugamengemukakanbahwa“...kuncidaripertumbuhanyanginklusifadalahpenciptaanpeluangmelaluipertumbuhanyangberkelanjutan,membuatpeluangyangsamayangdapatdiaksesolehsemua,danmemberantaskemiskinanyangekstrim”.Dengandemikian,untukmemberantaskemiskinanyangekstrim,diperlukansuatupenekananpadabeberapabentukdasarperlindungansosial,ataujaringpengamansosial.
Dalam rangka pengukuran dimensi perlindungan sosial, seandainya datanya tersedia, lebihbaikdigunakanindikatorindeksperlindungansosial(social protection index)yangmencakup:rasio pengeluaran untuk programperlindungan sosial terhadap PDRB; rasio penerima per-lindungansosial terhadapkelompoksasaranutama; jumlahrumahtanggamiskinpenerimaprogramperlindungansosialterhadaptotalrumahtanggamiskin;rasioantararata-ratape-nerimaan pendudukmiskin penerima program perlindungan sosial perkapita dengan gariskemiskinan(poverty line).
SelanjutnyakelimadimensitersebutdiberipembobotsecaraproporsionalsehinggadapatmengukursebuahindekskomposityangdisebutsebagaiInklusif Growth Index. Selanjutnya, digu-nakansuatubesaransebagaibenchmarkuntukmenunjukkanseberapamemuaskaninklusivitasyangdicapaidarisuatupertumbuhanekonomi.
3.2. Indikator yang Digunakan
Indikator-indikatoryangdigunakandalampengukuranIndeksPertumbuhanEkonomiInk-lusif dalamkajian inimerupakandata sekunder yangdiperolehdari beragam sumber, sepertipublikasiBPS(StatistikIndonesia,DatadanInformasiKemiskinan),sertadatahasilpengolahanSusenasdanSakernastahun2010,hingga2015.
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, dimensi-dimensi yang digunakan dalampengu-kuran inklusivitaspertumbuhandi IndonesiamerujukpadametodeyangdigunakanolehADBdenganmengadopsibeberapaindikatoryangtersediadatanya.Beberapaindikatordikelompok-kandalamsuatusub-dimensi,danlebihlanjut,beberapasub-dimensidikelompokkandalamsua-tu dimensi.
Dengandemikian,diharapkansuatukelompokindikatordapatmewakiliataumenggambar-kaninklusivitassuatusub-dimensi.Selanjutnya,suatukelompoksub-dimensidiharapkandapatmenggambarkan inklusivitas suatu dimensi. Pada akhirnya, komposit dari seluruh dimensi di-harapkandapatmenggambarkantingkatinklusivitaspertumbuhanekonomisecaranasionalatauprovinsiataukabupaten/kota.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201522
Ragamindikatorbesertasub-dimensidandimensipembentukIGIyangdigunakandalamkajianinisebagaimanadisajikanpadaTabel3.1.
Tabel3.1.Dimensi,Sub-Dimensi,danIndikatorPembentukIGI
Dimensi [Ii] Sub Dimensi [Iij] Indikator [Iijk]
1.PertumbuhanEkonomi,TenagaKerjaProduktif,danInfrastrukturEkonomi[l1]
1.PertumbuhanEkonomi[l11]
1. Pertumbuhan PDRB per Kapita [l111]2.Sharesektorindustri,jasa,danpertanianterh-
adap total PDRB [l 112]2.TenagaKerjaProduktif
[l12]1.PersentasePendudukBekerjaterhadapAngkatan
Kerja [I121]2. Share Tenaga Kerja Industri Pengolahan [I122]3.ShareTenagaKerjaBerusahaSendiridanPekerjaKeluargaTidakDibayar[I123]
4.TenagaKerjaBerpenghasilandibawahUpahMini-mum Provinsi [I124]
3.InfrastrukturEkonomi[I13] 1.ProporsiPendudukyangMemilikiAksesListrik[I131]
2.PelangganSelulerper100Orang[I132]2.KemiskinandanKetim-
pangan Pendapatan [l2]1.Kemiskinan[I21] 1.PersentasePendudukMiskin[I211]2.KetimpanganPendapatan
[I22]1.KoefisienGini[I221]2.SharePendapatan60%TerendahdariPopulasi [I222] 3.KetimpanganDesadanKota[I223]
3.KesetaraanGender[I3] 1.KesetaraanGender[I31] 1.RasioPerempuandenganLaki-LakiyangMelekHurufUsia15-24Tahun[I311]
2.RasioAnakPerempuanyangBerpendidikanMenengah [I312]
3.SharePerempuandalamPekerjaanDibayarnon-Pertanian[I314]
4.KapabilitasManusia[I4] 1.KesehatandanGizi[I41] 1. Persentase Kelahiran Dibantu Tenaga Kesehatan Terampil [I411]
2. Persentase Balita Yang Pernah Diimunisasi [I412]3.PersentaseBalitaYangPernahDiberiASI[I413]4.AngkaHarapanHidup[I414]
2.Pendidikan[I42] 1.AngkaMelekHuruh(AMH)[I421]2.Rata-rataLamaSekolah[I422] 3.AngkaPartisipasiMurni(APM)SD[I423]4.AngkaPartisipasiMurni(APM)SMP[I424]
3.AirdanSanitasi[I43] 1.ProporsiPendudukyangMemilikiAksesAirBersih [I431]
2.ProporsiPendudukyangMemilikiAksesSanitasi[I432]
5. Perlindungan Sosial [I5] 1. Perlindungan Sosial [I51] 1.PersentaseRumahTanggaPenerimaRaskin[I511]2.Rata-rataJumlahRaskinyangDiterima[I512]
23Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
3.3. Prosedur Penghitungan Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif
i. Normalisasi Data Awal
MengingatsatuandarivariabelatauindikatoryangdigunakandalampengukuranIGIberbe-da-beda,makadilakukannormalisasidatakedalamskalaantara0dan10.Selainitu,mengingatadanyaperbedaansifatindikatorterhadappertumbuhanekonomi(positifataunegatif),makadalamrumusnormalisasidataawal,dilakukantreatment-treatmentyangberbeda.Untukjelas-nya,rumusyangdigunakanadalahsebagaiberikut:
a. Untukvariabelyangmempunyaihubunganpositifdenganpertumbuhanekonomi:
b. Untukvariabelyangmempunyaihubungannegatifdenganpertumbuhanekonomi:
keterangan,
Xijk :Nilaisub-dimensike-i,indikatorke-j,danobservasike-k.
Xij(MIN) :Nilaiminimumtargetsub-dimensike-i,indikatorke-j.
Xij(MAX) :Nilaimaksimumtargetsub-dimensike-i,indikatorke-j.
ii.PenghitunganIndeksSub-Dimensi
Setelah data awal dinormalisasi, berikutnya dilakukan penghitungan indeks sub-dimensidengancara:
wij :penimbangdariMcKinley,2010danAlidanZhuangdariADB.
iii.PenghitunganIndeksPertumbuhanEkonomiInklusif(IGI)
IndeksPertumbuhanEkonomiInklusifdilakukandenganmenjumlahkanseluruhindekssubkomponenataudenganrumus:
MengingatdalamkajianiniinklusivitaspertumbuhanekonomidiIndonesiatidakhanyadi-analisisdalamlevelnasionalmaupunprovinsi,tapijugaketerbandingandengannegara-negaralain,makapenimbangyangdigunakandi sini samadenganpenimbangyanngdigunakanolehADB,sebagaimanadisajikanpadaTabel3.2.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201524
Tabel3.2.PenimbangSubDimensiIGI
Sub Dimensi Bobot (Wi) Sub Dimensi Bobot (Wi)
PertumbuhanEkonomi(I1) 0.25 KetidaksetaraanGender(I6) 0.05TenagaKerjaProduktif(I2) 0.15 KesehatandanGizi(I7) 0.05Infrastruktur(I3) 0.10 Pendidikan(I8) 0.05Kemiskinan(I4) 0.10 Air dan Sanitasi (I9) 0.05KetimpanganPendapatan(I5) 0.10 Perlindungan Sosial (I10) 0.10
Sumber:AnalisisPertumbuhanInklusif2013,BPSRI.
3.4. Penentuan Capaian
Untukmasing-masingindikatorakandiberiskor,berdasarkanperformacapaiannya.Pem-bentukanskordibuatmenjadi3capaianyaitutidakmemuaskan(<4),memuaskan(4-7),dansan-gatmemuaskan(8-10).
Tabel3.3.KlasifikasiSkorCapaianIGI
Skor<4 4-7 8-10
Capaian KurangMemuaskan Memuaskan SangatMemuaskan
Sumber:AnalisisPertumbuhanInklusif2013,BPSRI.
25Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Bab
4HASIL DAN PEMBAHASAN
“Kunci dari pertumbuhan yang inklusif adalah penciptaan peluang melalui per-tumbuhan yang berkelanjutan yang dapat diakses oleh semua”
Ali & Zhuang
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201526
Halaman ini sengaja dikosongkan
27Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
HASIL DAN PEMBAHASAN4Pertumbuhanyanginklusif(inklusif growth)telahmenjadisuatukebijakanpembangunan yang penting, khususnya pada negara-negara berkem-bangtermasukIndonesia.Halinikarenainklusif growthbertujuanuntuk
menyelaraskan pertumbuhan ekonomi yang dicapai dengan perkembangan so-sial-ekonomiyang terjadipada suatuwilayah, sehinggaseluruhpendudukpadawilayah tersebut dapat memperoleh kesempatan yang sama untuk menikmatihasilpertumbuhanekonomitersebut.
Pencapaianpertumbuhanekonominasionalatausuatuwilayahyangting-gibiasanyadiiringidenganpeningkatanpendapatannasionalatauwilayahterse-but. Distribusi pendapatan nasional atauwilayah akanmenentukan bagaimanapandapatannasionalatausuatuwilayahyangtinggimampumenciptakanperu-bahan-perubahan dan perbaikan-perbaikan dalam masyarakat, seperti mengu-rangikemiskinan,pengangguran,dankesulitan-kesulitan laindalammasyarakat.Distribusipendapatannasionalatausuatuwilayahyangtidakmerata,tidakakanmenciptakankemakmuranbagimasyarakatsecaraumum.Sisteminihanyaakanmenciptakankemakmuranbagigolongan tertentu saja.Kondisi ini yangdisebutsebagaiketimpangan(inequality).
4.1. Pertumbuhan Ekonomi DIY Berkualitaskah?
PerkembanganperekonomianDIYdalambeberapatahunterakhirpadakon-disitrenyangmasihlesu.Halinimerupakandampakperekonomiannasionalyangsedangmenurunakibat faktoreksternalkrisisglobalyangdisebabkanpengaruhbesar dari krisis Cina Tiongkok. Berdasarkan kajian Analisis PDRB BPS-BappedaDIY(2016),Meskipundemikiandalamperiode2011-2015secaraabsolutProdukDomestikRegional Bruto (PDRB)DIY terusmeningkatdari tahun ke tahun (BPSProvinsiD.I.Yogyakarta,2016).
GambaranperekonomianDIYdapatdilihatdarisisiPDRBDIYbaikberdasar-kanhargaberlakumaupunatasdasarhargakonstan2010.Padatahun2011PDRBDIYsebesarRp71,37triliun(atasdasarhargaberlaku),meningkatmenjadiRp101,4triliunpadatahun2015.Padasisihargakonstan,PDRBDIYjuganaik,dariRp68,05triliun menjadi Rp83,46 triliun. Peningkatan tersebut juga diikuti oleh pening-katanPDRBperkapita.Berdasarhargaberlaku,PDRBperkapitaDIYmeningkatdariRp20,33jutapertahunmenjadiRp27,56jutapertahun,sedangkanberdasarpadahargakonstan,PDRBperkapitanaikdariRp19,39 jutaper tahunmenjadiRp22,68jutapertahun.Selamaperiodetersebut,ekonomiDIYtumbuhrata-rata5,24per-senper tahun.Sementara ituPDRBperkapitadalamperiodetersebuttumbuhpadakisaran3,74persensampaidengan4,11persen.
Berdasar pada kondisi tersebut, perekonomian DIY perlu didorong untuktumbuhlebihpesatlagisetidaknyahinggadapatmelewatikondisirata-ratapere-konomiannasional.Bilapadatahun-tahunsebelumnyaDIYberadadibawahra-ta-rata nasional, di tahun2014-2015pertumbuhanekonomiDIYmeskipunme-lambatyaituhanyatumbuh5,16persendan4,94persen,namunmasihlebihtinggi
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201528
dibandingrata-ratanasionalyanghanyatumbuh5,02persendan4,79persen.
Potensiekonomidaerahdarisegipotensikategorialdapatjugadilihatdaripangsadistribu-siyangdikaitkandenganpertumbuhannya.Kategorijasapendidikanmempunyaipotensipalingkuatkarenadisampingmempunyaikontribusiyangcukupbesartampakbahwapertumbuhannyajugatermasuktinggi.Kategoriyangmempunyailevelpotensiyanghampirsamaadalahperda-gangandanreparasimobildansepedamotor,kemudiandiikutikategorirealestat.
Tabel4.1.PerkembanganPDRBperKapitaD.I.Yogyakarta,2011–2015
Uraian 2011 2012 2013 2014*) 2015**)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)PDRBadh.berlaku(juta rupiah) 71.369.958 77.247.861 84.924.543 92.829.330 101.396.117PDRBadh.konstan2010(jutarupiah) 68.049.874 71.702.449 75.627.450 79.532.277 83.461.574Pendudukpertengahantahun(orang)*
3.509.997 3.552.462 3.594.854 3.637.116 3.679.176
PDRBperkapitaadh.Berlaku:(rupiah) 20.333.339 21.744.880 23.623.920 25.522.785 27.559.464PDRBperkapitaadh.konstan2010(rupiah)
19.387.445 20.183.875 21.037.697 21.866.852 22.684.855
PertumbuhanPDRBperkapitaadh.berlaku(%)
9,01 6,94 8,64 8,04 7,98
PertumbuhanPDRBperkapitaadh.konstan(%)
3,94 4,11 4,23 3,94 3,74
Sumber:PDRBmenurutLapanganUsaha2011-2015,BPSProvinsiD.I.Yogyakarta.
Kondisi ekonomi akan selalu mempunyai hubungan timbal balik dengan kondisi sosial.Selamaperiode2011-2015,angkabebantanggungan(dependency ratio-DR)mempunyaitrenmenurunmeskipuntidakterlalunyata.Halinimengindikasikanbahwabebantanggungankelom-pokpendudukusiaproduktif(15-64tahun)terhadappendudukusianonproduktif(0-14tahundan65tahunkeatas)telahsemakinberkurang.
Pada sisi ketenagakerjaan, pada periode tersebut memang jumlah pengangguran tidakmengalamipenurunan secaranyata,namunangkapenganggurandiDIY sudah relatif rendah.Padatahun2011angkatingkatpengangguranterbuka(TPT)sebesar3,97persen,ditahun2013menjadi3,24persenmeskipunnaik lagimenjadi4,07persenpadatahun2015.Dilihattingkatpendidikannya,persentasepengangguranterbesardarikelompokusiadenganpendidikanme-nengahkeatas.AngkaTPTtahun2015yang4,07persentersebut,penganggurandengantingkatpendidikanmenengahkeatassekitar3,02persen.Artinya,penganggurandiDIYlebihdidominasiolehmerekayangmempunyaitingkatpendidikanmenengahkeatas.
Rata-ratapertumbuhanekonomiyangsebesar5,24persenpertahunternyatabelumba-nyakmendorongtumbuhnyakesempatankerja.Rata-ratapertumbuhankesempatankerjamasihtumbuhdibawah1persenpertahun.Namundemikian,olehkarenapenyerapantenagakerjadidominasipadakategoriusahayangpadatmodal,yaitupertanian,perdagangan,danjasa-jasamakauntukmenelusurikualitaspertumbuhanlebihmendalamperludilihatpertumbuhandankinerjamasing-masinglapanganusaha.
PertumbuhanekonomiDIYdilihatdampaknyapadapengurangankemiskinantelahmem-berikanhasilyangcukupnyata.Padatahun2011persentasependudukmiskinDIYmasih16,08persen.Selamaempattahunkemudianpendudukmiskintelahberkurangmenjadi13,16persen.
29Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
MeskipunbiladibandingkansecaranasionalangkakemiskinanDIYmasihrelatiftinggi,namunpenguranganangkakemiskinandalamlimatahunterakhiryangsebesar2,92pointersebutmeru-pakanprestasinyatayangmembanggakandarikebijakandanprogrampengentasankemiskinan.
PDRB per kapita per tahun yangmenunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, ternyatabelumdiimbangiolehpemerataandistribusipendapatanpenduduk.Halinitercermindariang-kaRasioGiniDIYyangmasihpadakisaran0,42sampaidengan0,43selamaperiodetersebut.Demikianpulapersentasependapatanyangditerimaoleh40persenpendudukberpendapatanterrendah terlihat cenderungmenurun. Pada tahun2011 golonganpenduduk tersebutmasihmenikmatiporsi“kueekonomi”DIYsekitar16,46persen,namunpadatahun-tahunberikutnyabagian“kueekonomi”untukgolonganiniporsinyaturunmenjadi15,67persenditahun2015.
Sementara itu indikator ketimpangan regional yangdilihatdenganmenggunakan IndeksWilliamson,angkaketimpangannyapadaskalamoderatnamunditepiatas.Padatahun2011,In-deksWilliamsonsebesar0,48,sedikitturunmenjadi0,47ditahun2015.Halinimengindikasikanbahwakemajuanpembangunanantarkabupaten/kotadiDIYmasihterjadikesenjangan.
DengandemikianciripertumbuhanekonomiDIYternyatamampuberperanmenekanpe-nurunankemiskinandanangkapengangguran.Bahkanketikapertumbuhanmelambat, secarabersamaanangkapengangguran ikut terdorongmeningkat.Namun lainhalnyadengankemis-kinankarenameskipunpertumbuhanekonomimengalamiperlambatanpersentasependudukmiskinmasihmampukonsistensemakinmenurun.Halinidimungkinkanterjadibahwadampakmelambatnyaperekonomiantidaklangsungdirasakanpadaperiodeyangbersamaantetapijedapadabeberapaperiodeberikutnya.Pertumbuhanekonomijugabelumbanyakberperanmendo-rongpeluangkesempatankerjasecarameratadisektor-sektorekonomi.SementaraituterhadaptrenpenguranganangkaketimpanganpendapatanyangditunjukkanolehangkaRasioGinidanjugaangkaketimpanganantarwilayahdenganmenggunakan IndeksWiliamson,naik turunnyacapaian pertumbuhan ekonomi tidak banyak berpengaruh terhadap perubahan penguranganangkaketimpanganpendapatandanketimpanganantarwilayah.DengankondisidemikianmakapertumbuhanekonomiDIYmasihperluditingkatkankualitasnya.
4.2. Pertumbuhan Ekonomi DIY Memuaskan
Dalamperspektifpengukurankualitaspertumbuhanekonomi, selaindenganmelihatca-paianindikatorekonomisosialpadabahasansubbab4.1tersebutdiatas,ukurankualitasper-tumbuhanekonomibisadilihatdariInklusif Growth Index(IGI).NilaiindeksIGIDIYdisajikansela-malimatahun(2011-2015)padaTabel4.3,mencakupbesaranpenimbangyangdigunakan,skor,
Gambar 4.2. Pertumbuhan Ekonomi, Rasio Gini, dan Indeks Williamson di DIY, 2011-2015
5,21 5,37 5,475,16 4,94
0,417 0,428 0,439 0,4190,433
0,476 0,474 0,472 0,472 0,470
0,000,501,001,502,002,503,003,504,004,505,005,506,00
2011 2012 2013 2014 2015
PertumbuhanEkonomi RasioGini IndeksWilliamson
Gambar 4.1. Pertumbuhan Ekonomi, Persentase Kemiskinan, dan TPT di DIY, 2011-2015
16,08 16,0515,43 15,00 14,91
5,21 5,37 5,47 5,16 4,94
3,97 3,86 3,24 3,33 4,07
0,001,002,003,004,005,006,007,008,009,00
10,0011,0012,0013,0014,0015,0016,0017,00
2011 2012 2013 2014 2015
PersentaseKemiskinan PertumbuhanEkonomi TPT
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201530
danindeksIGIpadasetiapsub-dimensi.Penyajian5tahuninidimaksudkanuntukmengetahuiseberapa besar perkembangan kualitas pertumbuhan ekonomi yang dicapai setiap tahunnya,sekaligusuntukmengevaluasikinerjadarimasing-masingdimensi.Langkahevaluasiinipentinguntukmengetahuidimensimanakahyangmengalamipeningkatanantartahunatausebaliknya.Padasetiapdimensi,selanjutnyadapatdievaluasimenurutsub-dimensidanindikator-indikatorpembentuknya,sehinggahasilevaluasitersebutdapatdigunakansebagaidasaruntukmening-katkankualitaspertumbuhanekonomi,baikpadalevelprovinsimaupunkabupaten/kota.
Secaraumum, kualitaspertumbuhanekonomiDIY telahmemuaskan selama lima tahunperiodekajian,dantingkatkepuasantersebutcenderungmengalamipeningkatan.Padatahun2011tingkatkepuasansebesar6,20,naikterusmenjadi6,45padatahun2014meskipunditahun2015sedikitlebihrendahmenjadi6,35.MaknaindekstersebutmerujukpadapendapatAlidanZhuong(2007)tentangkonsepsiinclusive growth,yaitupertumbuhanekonomiyangdifokuskanpadapenciptaanpeluangekonomidanmemastikandiaksesolehsemua.Peluangekonomiterwu-judkandenganmeningkatnyapertumbuhansektortradeable (pertanian, pertambangan, dan in-dustripengolahan).Sementaraaksesmasyarakatterhadappertumbuhanekonomiterindikasikanbahwatidakadajurangkesenjanganpertumbuhansektor-sektorekonomidimasyarakat.
Peningkatankepuasantahun2013relatiftinggidibandingtahunlainnya,yaknisebesar1,34persendibandingtahun2012.Halinididukungolehpeningkatankepuasan7(tujuh)sub-dimensi,sedangkansub-dimensiyangperkembangannyamengalamipenurunanadalahkesetaraangen-der,pendidikan,danperlindungansosial.Sub-dimensikemiskinandanketimpanganpadatahun2013jugatumbuhrelatiftinggi,yaitumasing-masing9,32persendan8,47persen.Sub-dimen-sikesetaraangender,pendidikandanperlindungansosialmengalamipenurunankepuasanma-sing-masingsebesar0,35persen,0,7persendan4,14persen.
Sementaraitu,ditahun2015IGIDIYmengalamikontraksisebesar1,57persen.Halinilebihdiakibatkanolehpertumbuhannegatifyangterjadipada6(enam)sub-dimensi,yaitupertumbu-hanekonomi,tenagakerjaproduktif,ketimpanganpendapatan,kesetaraangender,kesehatan,danperlindungansosial.Olehkarenapenimbangsub-dimensipertumbuhanekonomipalingbe-
Tabel4.2.Sub-dimensi,Indikator,NilaiSkor,danCapaianNilaiPembentukIGI,2011-2015
Sub-dimensi IndikatorNilai Skor Capaian Nilai
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan Ekonomi
PertumbuhanPDRBperkapita 3,94 4,11 4,23 3,94 3,74 3,94 4,11 4,23 3,94 3,74
ShareSektorIndustri,JasadanPertanian 7,68 7,80 7,76 7,81 7,78 46,21 45,42 45,66 45,36 45,54
Tenaga Kerja Pro-duktif
PersentasePendudukBekerjaterhadapAngkatanKerja 8,92 9,04 9,19 9,17 8,98 95,68 96,14 96,76 96,67 95,93
Share Tenaga Kerja Industri 4,89 4,99 4,45 4,66 4,87 14,68 14,97 13,36 13,97 14,61
Share Tenaga Kerja Berusaha SendiridanPekerjaKeluargaTidakDibayar
4,45 4,22 4,20 4,27 4,51 27,75 28,88 29,02 28,67 27,46
Tenaga Kerja Berpenghasilan diBawahUMP 4,23 3,32 3,90 4,02 3,03 46,13 53,47 48,82 47,85 55,74
Infrastrukturekonomi
Proporsi Rumah Tangga Memi-likiAksesListrik 9,53 9,81 9,65 9,66 9,82 99,53 99,81 99,65 99,66 99,82
Persentase Rumah Tangga MemilikiTeleponSeluler/Pel-angganSelulerper100Orang
3,63 4,12 4,33 4,46 5,60 49,07 52,99 54,60 55,71 64,79
Kemiskinan PersentasePendudukMiskin 3,54 3,65 3,99 4,18 4,74 16,14 15,88 15,03 14,55 13,16
KetimpanganPen-dapatan
KoefisienGini 6,00 5,70 5,61 5,81 5,67 0,40 0,43 0,44 0,42 0,43
SharePendapatan60%Teren-dah dari Populasi 4,23 3,74 5,11 5,22 5,05 34,63 37,59 29,32 28,68 29,71
KetimpanganDesaKota 7,63 7,88 8,06 8,40 7,66 0,24 0,21 0,19 0,16 0,23
31Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
sar,makaperubahanyangterjadipadasub-dimensiinijugaberpengaruhbesarpadaperubahanindeksIGI.Selainitusub-dimensipendidikanmengalamipertumbuhanyangstagnan(kurangdarisatupersen),yaitusebesar0,43persen.Pertumbuhanyangrelatiftinggipadasub-dimensi in-frastrukturekonomidanpengurangankemiskinantidakmampumenahanlajuturunnyakualitaskepuasanpertumbuhanekonomi tahun2015.Penurunan indeks kepuasanpalingparah terja-dipadasub-dimensiperlindungansosialyaituindeksnyamengalamikontraksisebesar18pers-endibandingtahun2014.Hal initernyatadisebabkanolehmenurunnyaalokasi jumlahrumahtanggapenerimaraskindari46,12persenditahun2014menjadihanya39,96persenditahun2015,daninijugaberdampakpadarata-ratajumlahraskinyangditerimaperbulanolehrumahtangga juga menurun.
Tabel4.3.IndeksIGIProvinsiDIY,2011-2015
Sub-dimensi Penim-bang
Skor IGI Pertumbuhan IGI(%)
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2014 2015
PertumbuhanEkonomi 0,25 5,81 5,95 6,00 5,87 5,76 1,45 1,49 1,50 1,47 1,44 -2,05 -1,93
TenagaKerjaProduktif 0,15 5,62 5,39 5,43 5,53 5,35 0,84 0,81 0,82 0,83 0,80 1,72 -3,24
Infrastrukturekonomi 0,10 6,58 6,96 6,99 7,06 7,71 0,66 0,70 0,70 0,71 0,77 1,05 9,18
Kemiskinan 0,10 3,54 3,65 3,99 4,18 4,74 0,35 0,36 0,40 0,42 0,47 4,81 13,30
KetimpanganPendapatan 0,10 5,95 5,77 6,26 6,48 6,13 0,60 0,58 0,63 0,65 0,61 3,45 -5,41
KesetaraanGender 0,05 8,95 9,00 8,97 9,00 8,88 0,45 0,45 0,45 0,45 0,44 0,29 -1,30
KesehatandanGizi 0,05 8,75 8,68 8,89 8,96 8,30 0,44 0,43 0,44 0,45 0,41 0,81 -7,45
Pendidikan 0,05 8,37 8,51 8,45 8,75 8,79 0,42 0,43 0,42 0,44 0,44 3,57 0,43
Air dan Sanitasi 0,05 8,65 8,69 8,72 8,65 8,96 0,43 0,43 0,44 0,43 0,45 -0,83 3,59
Perlindungan Sosial 0,10 5,64 6,28 6,02 6,09 5,00 0,56 0,63 0,60 0,61 0,50 1,19 -17,98
TotalIGI 1,00 6,20 6,31 6,39 6,45 6,35 0,86 -1,57
Keterangan:0-3,99tidakmemuaskan;4,00-7,99memuaskan;8,00-10sangatmemuaskanSumber:HasilOlahan
Sub-dimensi IndikatorNilai Skor Capaian Nilai
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
KesetaraanGender Rasio Perempuan dengan Laki-lakiyangMelekHuruf(Usia15-24Th)
10,00 9,63 9,16 9,43 9,69 1,08 0,96 0,92 0,94 0,97
RasioAnakPerempuanBer-pendidikanMenengah 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 1,42 1,07 1,37 1,00 1,46
SharePerempuandalamPek-erjaan Dibayar non Pertanian 6,86 7,38 7,76 7,57 6,95 34,29 36,89 38,79 37,83 34,76
Kesehatan Persentase Kelahiran Dibantu Tenaga Kesehatan Terampil 9,66 9,40 9,88 9,92 9,74 99,32 98,79 99,75 99,84 99,49
Persentase Balita Yang Per-nah Diimunisasi 9,68 9,65 9,63 9,42 7,94 99,37 99,30 99,25 98,84 95,88
Rata-rataBalitaYangPernahdiberiASIEkslusif 7,46 7,44 7,82 8,27 7,22 4,48 4,46 4,69 4,96 4,33
AngkaHarapanHidup 8,21 8,23 8,24 8,25 8,28 74,26 74,36 74,45 74,50 74,68
Pendidikan AngkaMelekHuruf 9,15 9,20 9,29 9,69 9,49 91,49 92,02 92,86 96,87 94,95
Rata-rataLamaSekolah 5,69 5,75 5,82 5,89 6,00 8,53 8,63 8,72 8,84 9,00
APM SD 9,46 9,77 9,96 9,94 9,89 99,46 99,77 99,96 99,94 99,89
APM SLTP 8,80 9,16 8,31 9,74 9,84 97,59 98,32 96,63 99,48 99,68
Sanitasi Proporsi Rumah Tangga yang MemilikiAkseskeAirBersih 8,91 8,94 9,08 9,00 9,22 89,12 89,37 90,78 89,98 92,23
Proporsi Rumah Tangga yang MemilikiAksesSanitasi 8,38 8,45 8,37 8,30 8,70 83,82 84,46 83,68 83,02 86,99
Perlindungan Sosial
Persentase RT penerima raskin 4,09 4,54 4,69 4,61 4,00 40,94 45,39 46,91 46,12 39,96
Rata-rataJumlahRaskinperbulan 7,19 8,03 7,35 7,58 6,00 7,19 8,03 7,35 7,58 6,00
Sumber:HasilOlahan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201532
MeskipunIGIDIYtahun2015mengalamikontraksi,namunbeberapasub-dimensimengala-mi pertumbuhanmengesankan. Pertumbuhan terbesar terjadi pada sub-dimensi kemiskinan,yaitu13,3persen.Sub-dimensiinfrastrukturekonomijugatumbuhdiatas9persen.Sub-dimensiairdansanitasiairjugatumbuhpositifmeskipunhanya3,6persen.
Untukmengetahuipenyebabtinggiataurendahnyacapaiankepuasanpadasuatudimensi,perludikajilebihmendalamcapaianpadamasing-masingsub-dimensibesertaindikator-indikatordidalamnya.Kajiandisinidilakukanpadasetiapdimensidenganberfokuspadaperkembangancapaianmasing-masing sub-dimensidan indikator selamaperiode2011 sampaidengan2015,sebagaimanadisajikanpadaTabel4.3.
a. Dimensi Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja Produktif, dan Infrastruktur Ekonomi
Dimensi inimencakuptiga sub-dimensi, yaitu pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja pro-duktif,daninfrastrukturekonomi.DalampenghitunganindeksIGIini,sub-dimensipertumbuhanekonomi terdiridaridua indikator,yaitupertumbuhanprodukdomestikbrutoperkapita,dansharesektorindustri,jasa,danpertanianterhadaptotalPDRB.
Padaduatahunterakhir,kualitassub-dimensipertumbuhanekonomimengalamipenurun-an(dibandingtahunsebelumnya).Hal inidisebabkanolehpenurunanskorpadaindikatorper-tumbuhanprodukdomestikregionalbruto(PDRB)perkapitadari4,23menjadi3,94(tahun2014)dandari3,94menjadi3,74(tahun2015).Demikianpulaskorindikatorsharesektorpertanian,jasa,danindustripengolahanpadatahun2015jugasedikitmenurun,namunletakperbedaannyaadalahindikatorinipadatahun2014skornyanaik.PenurunanskorindikatortersebutdisebabkanolehpenurunankontribusiketigasektorterhadapPDRB,dari45,66persenmenjadi45,54persenpadatahun2015.Tampaknya,penurunankontribusitersebut jugaterjadipadatahun2012di-bandingtahun2011,yaknidari46,21persenmenjadi45,42persen.Dengandemikian,telahter-jadipenurunankontribusisektorpertanian,industri,danjasaterhadapPDRBselamalimatahunperiodekajian.Penurunaninimengindikasikanadanyafenomenade-industrialisasipadaketigasektortersebut,terutamasektorpertanian.
Kontribusisub-dimensitenagakerjaproduktifterhadappeningkatancapaiandimensiper-tumbuhan ekonomi, tenaga kerja poduktif, dan infrastruktur ekonomi pada tahun 2011-2013lebihdidukungolehpeningkatanpencapaian indikatorpersentasependudukbekerjaterhadapangkatankerja,meskipundalamperkembanganperiodeberikutnya,2013-2015,mengalamipe-nurunan.Sementaratigaindikatoryanglain,yaitusharetenagakerjaindustripengolahan,share tenagakerjaberusahasendiridanpekerjakeluargatidakdibayar,danpersentasetenagakerjaberpenghasilandibawahUMPnilaiskornyacenderungmenurun.
Peningkatan skorpadadua indikator yaitu share tenaga kerja industri dan share tenagakerjaberusahasendiridanpekerjakeluargatidakdibayarpadaperiode2013-2015didukungolehpeningkatansharetenagakerjaindustripengolahan,yaitunaikdari13,36persenpada2013men-jadi14,61persenpada2015.Peningkataninimenunjukkanpeningkatankesempatankerjadika-tegori industri pengolahan.
Peningkatansharetenagakerjapadaindustripengolahanselama2013-2015(13,36persen,13,97persen,dan14,61persen)mengindikasikanbahwapertumbuhanyangdiraihsektorinijugadiiringikemampuanpenyerapantenagakerja.BerdasarkaninformasipadaGambar4.7,secaraumum,pada tahun2012 setiap kenaikanpertumbuhanekonomi sebesar satupersen, tenagakerjayangterserapsebanyak0,17persen
Peningkatanskorpadaindikatorketiga(sharetenagakerjaberusahasendiridanpekerjake-luargatidakdibayar)diindikasikandengantrenpenurunanjumlahpekerjayangberusahasendiriataubekerjasebagaipekerjakeluargayangtidakdibayarpadaperiode2013-2015, sedangkan
33Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
padaperiode2011-2013persentasenyameningkat.Pada2013, terdapat29,02persenpekerjayangmasukdalamgolongantersebut.Angkainimenurunmenjadi28,67persenpada2014,dankembaliturunmenjadi27,46persenpada2015.Penurunanpersentasetersebutdidugadikarena-kanparapekerjatersebutlebihmemilihbekerjasebagaipekerjayangdibayar,daripadaberusahasendiriatausebagaipekerjakeluarga.
Indikatorterakhirpadasub-dimensitenagakerjaproduktifadalahtenagakerjayangber-penghasilandibawahupahminimumprovinsi(UMP)menunjukkankinerjayangberfluktuatifse-lamaperiode2011-2015.Padatahun2012,kinerjaindikatortersebutmenurundari8,47menjadi6,63diakibatkanolehpeningkatanjumlahpekerjayangdigajidibawahUMP(melonjakdari46,13persenmenjadi53,47persen).Kinerjaindikatorinimembaikditahun2013dan2014,persentasetersebutmenurunmasing-masingmenjadi48,82persendan47,85persen,yangmengakibatkanskor indikator inimeningkatmenjadi 7,80dan8,04.Namun sayangnya trenpeningkatan skorindikator ini kembali turundi tahun2015 yaitumenjadi 6,07 yangdiakibatkanmemburuknyakondisipekerjayangdigajidibawahUMPyaitumeningkatmenjadi55,74persen.
SetiaptahunnilaiUMPdanUMK(upahminimumkabupaten/kota)ditetapkanolehkepaladaerahberdasarkanperhitungankebutuhanhiduplayak(KHL)daerahsetempatyangdiusulkanolehdewanpengupahanyangterdiridariApindo,serikatpekerja,BPS,pakar,danKemenaker-trans.BesaranUMPtersebutmeningkattiap tahunmengikutipeningkatanKHL.Hingga tahun2015GubernurDIYtelahmenetapkanbesaranUMPdanUMKyanglebihbesardariKHLdimas-ing-masing kabupaten/kota. Pada tahun2015besaranUMKyangditetapkangubernur adalahKotaYogyakartaRp1.302.500,KabupatenSlemanRp1.200.000,KabupatenBantulRp1.1663.800,KabupatenKulonProgoRp1.138.000,danKabupatenGunungkidulsebesarRp1.108.249.Selamatahun2011-2015rasiorata-rataUMPyangtelahditetapkangubernurterhadapKHLselaludiatas100persen(Tabel4.5).
Sub-dimensiterakhirpadadimensipertumbuhanekonomi,tenagakerjapoduktif,danin-frastrukturekonomiadalahsub-dimensiinfrastrukturekonomi,yangmencakupaksespendudukterhadaplistrikdanpersentaserumahtanggamemilikiteleponseluler/pelangganselulerper100orang.Tampaknya,selamaperiode2011-2015,keduaindikatortersebutmenunjukkantrenpen-ingkatan kinerja. Peningkatan skorpada indikatorproporsi pendudukakses listrikditunjukkan
Tabel4.4.NilaidanCapaianIndikatorDimensiPertumbuhanEkonomi,TenagaKerjaProduktif,dan InfrastrukturEkonomi,2011-2015
Sub-dimensi IndikatorNilai Skor Capaian Nilai
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
PertumbuhanEkonomi PertumbuhanPDRBperkapita 3,94 4,11 4,23 3,94 3,74 3,94 4,11 4,23 3,94 3,74
Sharesektorindustri,jasa,danpertanian terhadap total PDRB
5,38 5,46 5,43 5,46 5,45 46,21 45,42 45,66 45,36 45,54
TenagaKerjaProduktif Persentasependudukbekerjaterhadapangkatankerja
8,92 9,04 9,19 9,17 8,98 95,68 96,14 96,76 96,67 95,93
Sharetenagakerjaindustripengolahan
4,89 4,99 4,45 4,66 4,87 14,68 14,97 13,36 13,97 14,61
Sharetenagakerjaberusahasendiridanpekerjakeluargatidakdibayar
4,45 4,22 4,20 4,27 4,51 27,75 28,88 29,02 28,67 27,46
Tenagakerjayangberpeng-hasilandibawahUMP
8,47 6,63 7,80 8,04 6,07 46,13 53,47 48,82 47,85 55,74
InfrastrukturEkonomi Proporsipendudukakseskelistrik
9,53 9,81 9,65 9,66 9,82 99,53 99,81 99,65 99,66 99,82
Persentase rumah tangga memilikiteleponseluler/pel-angganselulerper100orang
3,63 4,12 4,33 4,46 5,60 49,07 52,99 54,6 55,71 64,79
Sumber:HasilOlahan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201534
dengansemakinbanyaknyapendudukyangdapatmenikmatilistrik.Padatahun2011,sebanyak99,53persenpenduduktelahmenikmatilistrik.Angkainimeningkatmenjadi99,82persenpadatahun2015.Demikianpula indikatorpersentaserumahtanggapelangganselulerskornyame-ningkatterus,dari3,63ditahun2011menjadi5,60padatahun2015.Peningkatanskorindikatoriniditunjukkanolehpeningkatanpersentaserumahtanggapelangganselulerdari49,07persenmenjadi64,79persen(Tabel4.4.).
b. Dimensi Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan
Dimensiinihanyamencakupduasub-dimensi,yaitukemiskinandanketimpanganpenda-patan.Sub-dimensikemiskinandiukurmelaluiindikatorpersentasejumlahpendudukmiskinun-tuksetiaptahunnya.Tabel4.3diatasmenunjukkanbahwacapaiankepuasanindikatorinicukupbaik karena selalumeningkat selama periode 2011-2015. Apabila ditinjau dari perbandinganpersentasependudukmiskinselamaperiode2011-2015memangterusmengalamipenurunan(dari16,08persenmenjadi13,16persen).Sehingga,angkaindeksIGIindikatorkemiskinansela-maperiodetersebutmenjaditerusmeningkat.Kenaikancapaiankepuasanindikatorkemiskinandipertegasdenganpenurunanpersentasependudukmiskin.
Sejak2011,jumlahmaupunpersentasependudukmiskindiIndonesiacenderungmenurun,meskipunpadatahun2012jumlahpendudukmiskinbertambahsekitar1,22ribujiwa.Bahkanpada tahun 2015, jumlah dan persentase penduduk miskin menurun signifikan. Pada tahun2015 jumlahpendudukmiskinberkurangsekitar47,03 ribu jiwadibanding tahunsebelumnyadanpersentasependudukmiskinturunmenjadi13,16persendari14,55persenditahun2014.Dengandemikiandalamkurunwaktu2011-2015,rata-rataterjadipenurunanjumlahpenduduk
KHL UMP KHL UMP KHL UMK KHL UMK KHL UMK1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KOTA 1.046.515 1.065.247 1.150.290 1.173.300 1.272.420 1.302.500
2 SLEMAN 1.024.440 1.026.181 1.048.788 1.127.000 1.198.142 1.200.000
3 BANTUL 965.391 993.484 1.125.429 1.125.500 1.163.771 1.163.800
4 KULONPROGO 925.734 954.339 1.149.473 1.069.000 1.112.978 1.138.000
5 GUNUNGKIDUL 924.284 947.114 969.072 988.500 1.086.226 1.108.249
802.339 808.000 862.390 892.660 977.273 997.273 1.088.610 1.096.660 1.166.707 1.182.510
* Tahun 2011 dan 2012 belum menggunakan UMK, Tetapi Upah Minimum Provinsi (UMP)Sumber : Disnakertrans DIY
UMP/ RATA-RATA
Prosentase UMP/K thd KHL 100,71 103,51
NO KAB/KOTATAHUN 2011 * TAHUN 2012 * TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015
102,05 100,74 101,35
802.339 808.000 862.390 892.660
Tabel4.5KHLdanUMP/KdiDIY,2011-2015
Gambar4.3.JumlahdanPersentasePendudukMiskinD.I.Yogyakarta, 2011-2015
560,88 562,10
535,18532,59
485,56
16,08 15,88
15,0314,55
13,16
10,00
11,00
12,00
13,00
14,00
15,00
16,00
17,00
420,00
440,00
460,00
480,00
500,00
520,00
540,00
560,00
2011 2012 2013 2014 2015
Persentase Penduduk Miskin
(persen)
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa)
JumlahPendudukMiskin(000jiwa) PersentasePendudukMiskin(persen)
Sumber:BPSProvinsiD.I.Yogyakarta,2016
35Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
miskinsebanyak18,83ribujiwasetiaptahunnyaataurata-rataterjadipenguranganpersentasependudukmiskinsebesar0,73persensetiaptahunnya.Penurunantersebutmenunjukkankeber-hasilanpemerintahmelalui program-programnyadalammenekan jumlahpendudukmiskin diDIY.
Sementara itu untuk capaian kepuasan sub-dimensi ketimpangan pendapatan kondisi-nyacenderungmenurun.Pada tahun2011dan2012 indekssub-dimensi ini sebesar0,65dan0,66,turunmenjadi0,62danpadatahun2013,danpadatahun2014sedikitnaiklagimenjadi0,63.Padatahun2015indekssub-dimensiturunlagimenjadi0,61.Kondisi inidisebabkanolehmenurunnyanilaidanskor3(tiga)indikatordidalamnya(koefisienrasiogini,sharedari60%pen-dudukberpenghasilanterrendah,danketimpangandesadankota).
Penurunanskorkoefisienginidari6,0menjadi5,7pada2012,diakibatkanolehkenaikanrasioginidari0,40menjadi0,43.Peningkatanrasioginiinimengindikasikanadanyaketimpang-anpendapatandalammasyarakatyangsemakinmelebarditengahpeningkatanpertumbuhanekonomiDIYditahunitu.Haliniterulangditahun2013,yaitupertumbuhanekonomimening-kattetapikoefisienginijugameningkat,sehinggaskorindikatorkoefisienginikembalimenurun.Padatahun2014pertumbuhanekonomimelambattetapikoefisienginiikutmelambat.Kondisiinimenyebabkanskorindikatorinibertambahmenjadi5,81.Namunditahun2015seiringme-ningkatnyakoefisiengini,berdampakmenyebabkanskorindikatorinimenurunlagimenjadi5,67.
Dalamkurunwaktu2011-2015perkembangansharependapatandari60%pendudukber-pendapatanterrendahmenunjukkantrenmenurun,meskipunsempatmeningkatditahun2012.Padatahun2011sharegolonganpenduduktersebutsebesar34,63persenturunmenjadi29,71persen pada 2015, atau rata-rata penurunannya sebesar 1,23 persen per tahun. Hal ini yangmenyebabkannilaiskorindikatorinimemperlihatkantrenmenurun.Namun,penurunanterse-butter-cancel outolehpeningkatanketimpangandesadankotadari0,16tahun2014menjadi0,23padatahun2015.Peningkatanketimpanganpendapatan2(dua)indiktorinimemperburukkeadaannaiknyakoefisienginisebagaimanatelahdikemukakandiatas,sehinggaperkembangannilaiskordanindekssub-dimensiketimpanganpendapatanterlihatsemakinmenurun.
c. Dimensi Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender merupakan salah satu isu sensitif khususnya pada negara-negaraberkembang.Perlakuandiskriminasiantaralaki-lakidanperempuanpadabeberapabidangyangdisinyalirmasihterjadi,mengakibatkanperempuanmemilikikesempatanyanglebihrendahdarilaki-laki.Olehkarenaitu,pengukurandimensiinidirasapentingdansenantiasadipantauperkem-bangannyasetiaptahun.
MenilikpadahasilpengukuranindeksIGIpadaTabel4.3.diatas,indeksdimensikesetaraangendercenderungstagnanselamalimatahunperiodekajian,yaitusebesar0,45daritahun2011
Tabel4.6.NilaidanCapaianIndikatorDimensiPertumbuhanEkonomi,TenagaKerjaProduktif,danInfrastrukturEkonomi,2011-2015
Sub-dimensi IndikatorNilai Skor Capaian Nilai
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Kemiskinan PersentasePendudukMiskin 3,54 3,65 3,99 4,18 4,74 16,14 15,88 15,03 14,55 13,16
KetimpanganPendapatan
KoefisienGini 6,00 5,70 5,61 5,81 5,67 0,400 0,430 0,439 0,419 0,433
SharePendapatan60%Terendah dari Populasi 5,77 6,26 4,89 4,78 4,95 34,63 37,59 29,32 28,68 29,71
KetimpanganDesadanKota 7,63 7,88 8,06 8,40 7,66 0,237 0,212 0,194 0,16 0,234
Sumber:HasilOlahan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201536
hinggatahun2014,dansedikitmenurunmenjadi0,44padatahun2015.PengukurandimensiiniuntukDIYmencakuptigaindikator,yaiturasioperempuandenganlaki-lakiyangmelekhurufusia15-24tahun,rasioanakperempuanyangberpendidikanmenengah,danshare perempuan dalam pekerjaanyangdibayarpadasektornon-pertanian.
Skorrasioperempuandenganlaki-lakiyangmelekhurufusia15-24tahuntelahmencapainilaimaksimum10padatahun2011namunsedikitmenurunpadatahun-tahunberikutnya.Halinimengindikasikanbahwaperempuantelahmendapatporsiyangsamaatauhampirsamaden-
ganlaki-lakiuntukmemperolehpendidikandiDIY.Kondisiinididukungolehrasioantarakedua-nyayangbernilaimendekatisatupadaseluruhperiode,bahkanditahun2011rasionyalebihdarisatu.
Demikianpula,biladitinjaudarikesempatanperempuanuntukmemperolehpendidikanmenengah, ternyatarasionyasemuabernilaidiatas1.Artinya,kesempatanperempuanuntukmemperoleh pendidikanmenengah lebih besar dibanding laki-laki. Oleh karena itu nilai skorindikatorinidiberinilai10.Keadaaninidimungkinkanpulaolehkarenasecaratotalpendudukperempuanlebihbanyakdibandingdenganlaki-laki.
Indikatorketigadalamdimensikesetaraangenderadalahshareperempuandalampeker-jaanyangdibayarpadasektornon-pertanian.Indikatorinimenggambarkanseberapabesaraksesperempuanmemperolehpekerjaanpadasektornon-pertanian.Capaianindikatoriniberfluktuasiselamaperiode2011-2015.Kenaikantertinggidicapaipadatahun2013,namuntampaknyaditahun-tahunberikutnyaterusmengalamidegradasi.Degradasiyangterjadicukupbesarditahun2015,danmengakibatkancapaiannilaiskorlebihrendahdibandingtahunsebelumnya.
Kondisi capaiannilai dannilai skor indikator-indikatordalamdimensi kesetaraangenderyang saling cancel outitulahyangmenyebabkanindeksIGIdimensirelatifstagnandiawaldandiakhirperiodekajian.
d. Dimensi Kapabilitas Manusia
Sejauhini,pembahasanmengenaike-inklusifanpadapertumbuhanekonomisebagaimanadikemukakandiatas,terutamayangterkaitdengankemiskinan,distibusipendapatandantena-gakerjaproduktif,lebihdifokuskanpadasisikebutuhan(demand side)pencapaiankesempatanaksesyangsamaterhadappertumbuhanekonomi.Indikator-indikatortersebutditujukanuntukmenggambarkanapakahterdapatkesempatanyangsamadalammasyarakatterkaittenagakerja,dan besaran serta distribusi dari pendapatan yang diperoleh. Selain demand side, supply side jugaperludiperhatikanterutamauntukmengetahuiapakahindikator-indikatoryangterkaitden-
Tabel4.7.NilaidanCapaianIndikatorDimensiKesetaraanGender,2011-2015
Sub-dimensi IndikatorNilai Skor Capaian Nilai
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Kesetaraan Gender
Rasio Perempuan denganLaki-lakiyangMelekHuruf(Usia15-24Th)
10,00 9,63 9,16 9,43 9,69 1,08 0,96 0,92 0,94 0,97
RasioAnakPeremp-uanBerpendidikanMenengah
10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 1,42 1,07 1,37 1,00 1,46
Share Perempuan da-lamPekerjaanDibayarnon Pertanian
6,86 7,38 7,76 7,57 6,95 34,29 36,89 38,79 37,83 34,76
Sumber:HasilOlahan
37Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
gankapabilitasmanusia(human capabilities)perluditingkatkandenganmemanfaatkankesem-patan-kesempatanekonomiyangada(ADB,2010).
Pengukuran indeksdimensikapabilitasmanusiadisinimencakuptigasub-dimensi,yaitukesehatandangizi,pendidikan,danairdansanitasi,yangmelibatkansepuluhindikator.Ketigasub-dimensitersebut,menyumbangindekshampirsamabesarselamaperiode2011-2015(berk-isar 0,41 sampai dengan0,45untuk semua indeks di semua tahun).Dengandemikian, dapatdiketahuibahwaselamaperiodetersebut,ketigasub-dimensitersebutmengalamipertumbuhanyanghampirstagnan.Namun,biladilihatlebihmendalammenurutindikatorpengukurnya,tern-yatacapaianindikatorsedikitberfluktuasiselamaperiodetersebut.Olehkarenafluktuasipadaindikator-indikatortersebutbersifatkecildansalingcancel-out,makaperkembanganhasilpen-gukuranpadasetiapsub-dimensibersifatstagnan.
UntukmenyesuaikankondisiDIY,terdapatempatindikatoryangdigunakanuntukmengukursub-dimensikesehatandangizi,yaituindikatorpersentasekelahirandibantutenagakesehatanterampil, persentase balita yang pernah diimunisasi, persentase balita yang pernah diberi ASI eksklusif,danangkaharapanhidup.Sebagaimanadijelaskanpadabagianmetodologi,ADBmeng-gunakantiga indikatoruntukmengukursub-dimensi ini,yaitutingkatkematianbalita(under-5 mortality rate),tingkatkematianusiadibawah40tahun(mortality rate for under age 40) dan persentaseanakusiadibawah5tahunyangmemilikiberatyangkurangdarinormal(percentage of those under age 5 years who are underweight).Sayangnya,ketersediaandataketigaindikatorinidiIndonesiadanjugaDIYmasihsangatterbatas.Sebagaicontoh,angkakematianbalitabelumtersediasetiaptahunsehinggatidakdapatdilakukanpengukurandananalisisantartahun.Halinijugaterjadipadaindikatorbalitadenganberatkurangdarinormal.Sementaradatatingkatkema-tianusiadibawah40tahuntampaknyabelumtersediadenganbaik.Olehkarenaitu,indikatorpersentasekelahirandibantutenagakesehatanterampil,indikatorpersentasebalitayangpernahdiimunisasi,persentasebalitayangpernahdiberiASIeksklusif,danindikatorharapanhidupdigu-nakansebagaiproxyuntukmenggantikanketigaindikatoryangdigunakanolehADB.
BerdasarkanTabel4.8,keempatindikatordidalamsub-dimensikesehatandangizimem-berikanskordiatas7padalimatahunperiodekajian.SkorinimengindikasikanbahwahampirsemuabayidiDIYtelahmendapatpertolongantenagakesehatanyangterampilpadasaatkela-
Tabel4.8.NilaidanCapaianIndikatorDimensiKapabilitasManusia,2011-2015
Sub-dimensi IndikatorNilai Skor Capaian Nilai
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Kesehatan dan Gizi
Persentase Kelahiran Dibantu Tenaga Kesehatan Terampil 9,66 9,40 9,88 9,92 9,74 99,32 98,79 99,75 99,84 99,49
Persentase Balita Yang Pernah Diimunisasi 9,68 9,65 9,63 9,42 7,94 99,37 99,30 99,25 98,84 95,88
Rata-rataBalitaYangPernahdiberiASIEksklusif 7,46 7,44 7,82 8,27 7,22 4,48 4,46 4,69 4,96 4,33
AngkaHarapanHidup 8,21 8,23 8,24 8,25 8,28 74,26 74,36 74,45 74,50 74,68
Pendidikan AngkaMelekHuruf 9,15 9,20 9,29 9,69 9,49 91,49 92,02 92,86 96,87 94,95
Rata-rataLamaSekolah 5,69 5,75 5,82 5,89 6,00 8,53 8,63 8,72 8,84 9,00
APM SD 9,46 9,77 9,96 9,94 9,89 99,46 99,77 99,96 99,94 99,89
APM SLTP 8,80 9,16 8,31 9,74 9,84 97,59 98,32 96,63 99,48 99,68
Air dan Sanitasi Proporsi Rumah Tangga yang MemilikiAkseskeAirBersih 8,91 8,94 9,08 9,00 9,22 89,12 89,37 90,78 89,98 92,23
Proporsi Rumah Tangga yang MemilikiAksesSanitasi 8,38 8,45 8,37 8,30 8,70 83,82 84,46 83,68 83,02 86,99
Sumber:HasilOlahan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201538
hirannya. Indikatorberikutnya jugamenunjukkanbahwasebagianbesarbalitadiDIYmemilikikesempatansamadalambidangkesehatan,khususnyaimunisasi.Tingginyaskorkeduaindikatortersebutdidukungolehcapaianpersentaseyangmelebihi95persenpadaseluruhperiode.Padaindikatorrata-ratabalitayangpernahdiberiASIeksklusif,capaianskornilaiskordiatas7.Artinya,lebihdari70persenbalitadiDIYpernahdiberiASIeksklusif, inimengindikasikanderajatkese-hatanyangtinggi.Bahkanditahun2014nilaiskormencapai8,27.
Disisilain,harapanhiduppendudukDIYmengalamikenaikansetiaptahunnya.Angkahara-panhidup(AHH)DIYmerupakanyangtertinggise-Indonesia.Padatahun2011,AHHDIYdiperkira-kanmencapai74,26tahun,meningkatmenjadi74,68pada2015.Peningkatanharapanhidupinibiasanyadigunakansebagaisalahsatuindikatorpengukurtingkatkesejahteraanpenduduksua-tunegaraatauwilayahyangmerupakanrangkumancapaianbeberapabidang,baikkesehatan,ekonomi,lingkungandansebagainya.
Sub-dimensi kedua dalam pengukuran dimensi kapabilitas manusia adalah pendidikan.Dalamkajianinimengimplementasikanempatindikatoruntukmengukurskordarisub-dimensiini, yaituangkamelekhuruf,angkapartisipasimurni (APM)SD,APMSMP,dan rata-rata lamasekolah(meanyearofschooling/MYS).APMSMPsengajadipakaidalamkajian inimengingattargetwajibbelajarpendidikandasarsudahsampai9tahun.APMmenggambarkanproporsianaksekolahpadasuatukelompokusia tertentuyangbersekolahpada jenjangyangsesuaidengankelompokusianya terhadap seluruhanakpadakelompokusia tersebut.Angka inibermanfaatuntukmengukurproporsianakyangbersekolahtepatpadawaktunya.Dengankatalain,angkainimenunjukkanseberapabanyakpendudukusiasekolahyangsudahdapatmemanfaatkanfasilitaspendidikansesuaidenganusiapadajenjangpendidikannya.
SkorpadaindikatorAPMSDdiDIYtelahsangattinggi,mendekatinilaimaksimal100.Padatahun2013,skor indikator inisebesar9,96dikarenakansebanyak99,96dari100anakusiaSDtelahmenempuhpendidikanSDtepatpadawaktunya.NamunangkaAPMSDinisedikitmenurunpadatahun2015menjadi99,89.Sementarauntuk indikatorAPMSMP jugarelatiftinggiyaitupadaseluruhperiodesudahdiatas96sehinggaskorindikatorinidiatas8,bahkanditahun2015sudahmencapai9,84.
Indikator lain yang merepresentasikan kesempatan penduduk dalammemperoleh pen-didikan ditunjukkan dengan rata-rata lama sekolah (MYS). Angka inimenggambarkan kualitaspendudukdalamhalmengenyampendidikanformal.AngkaMYSinimenunjukkanjenjangpen-didikanyangpernah/sedangdidudukiseseorang.Dengandemikian,semakintinggiangkaMYS,semakinlama/tinggijenjangpendidikanyangditamatkannya.IndikatorMYSinijugadigunakanuntukmengukurseberapabesarcapaianyangtelahdiraihsuatunegaraatauwilayahdalampem-bangunanmanusianya,yangdikenaldenganindekspembangunanmanusia(IPM).
BesaranangkaMYSDIYpadatahun2011sebesar8,53tahundanterusmeningkatmenca-pai9tahunditahun2015.Iniberartibahwarata-ratalamapendidikanyangditempuholehpen-dudukDIYyangberumur25tahunkeatasadalahselama9tahun,ataudapatdikonversikantelahlulusSMP.Hal iniberartibahwapendudukDIYberumur25tahunkeatassudahmentaswajibbelajarpendidikandasar9tahun.
Sub-dimensiterakhirdalampengukuranindekspadadimensikapabilitasmanusiaadalahindikatorproporsirumahtangga/pendudukyangmemilikiaksesterhadapairbersihdansanitasi.KeduaindikatorinijugadigunakanolehADB,sebagaipelengkapbagisub-dimensikesehatandanpendidikandalampengukurandimensiini.Tampaknyainformasiyangdiberikanolehsub-dimensiinitidakkalahjauhdibandingsub-dimensikesehatandanpendidikan.Padatahun2011sekitar89,12persenrumahtanggadiDIYmemilikiakseskeairbersih.Padatahun-tahunberikutnyaang-katersebutmeningkatdanmencapai92,23persenpadatahun2015.Sementarauntukindikatorpersentaserumahyangmemilikiaksessanitasijugamemilikitrenyangmeningkat.Padatahun
39Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
2011,sekitar83,82persenrumahtanggadiDIYyangmemilikiaksessanitasi.Meskipunangkatersebutsempatmengalamipenurunanpadatahun2014menjadi83,02persen,namunditahun2015meningkatlagimenjadi86,99persen.AngkainisudahmelampauitargetMDGs yang sebe-sar62,41persenpadatahun2015.Sehingga,keduaindikatordalamsub-dimensiinipadatahun2015nilaiskornyajugasudahrelatiftinggi,yaitu9,22dan8,70.
Prestasipencapaiannilaiskorindikator-indikatordalamsub-dimensiairdansanitasitern-yatamampumendorongmeningkatnyakontribusiindekssub-dimensiinihinggamelampauinilaiindekssub-dimensikesehatandanpendidikanpadatahun2015.
e. Dimensi Perlindungan Sosial
Dimensi terakhir dalam pengukuran indeks IGI adalah dimensi perlindungan sosial. Se-bagaimana dikemukakan pada bab kajian literatur, dimensi inimerupakan dimensi tambahandalamkerangkastrategispengukuraninklusif growth.Dimensiinimenyediakantempatbagihal-halyangterkaitdenganpendudukmiskinyanglebihekstrimatauparah,yangsangatsulituntukmemperolehkesempatanyangdisediakanolehpertumbuhanyanginklusif.
Dengandemikian,penghitunganindeksIGIjugamencakuppadakelompokmasyarakatini.Namun,permasalahanmunculketikaindikatorsharebantuansosialdigunakanuntukmerepre-sentasikandimensiini.Apabiladihitungsharejumlahpendudukyangmenerimabantuansosialterhadappendudukmiskin,makadiperolehshareyanglebihbesardarisatu.Haliniterjadididugakarenaadanyakesalahanbaikdalampendataan,pendistribusian,atauadanyakonflik(protes)da-lamsebagianmasyarakatyangberakibatpenerimabantuansosialjugaberasaldarimerekayangdianggapmampu.Berita-beritaseputarpembagianBLTatauBalsembanyakmenginformasikanhal-halini.Disisilain,memperolehdatayangvalidalokasijumlahbantuansosialyangditerimapendudukjugasulitkarenasebagianadayangmasukAPBN/APBDsebagianlainnyalangsungdit-erimapendudukbaikyangsifatnyalangsungataumelaluilembagaswadayamasyarakat.UntukyangmasukdalamAPBDtidaksulituntukmenghimpunnya,namunyangdiluarAPBN/APBDsu-lituntukmemperolehnya.Olehkarena itu,proxy yangdipilihadalahmengggunakan indikator
persentaserumahtanggapenerimaraskindanrata-ratajumlahraskinperbulan.Pemilihankon-sepinijugabertujuanuntukmengetahuiseberapabesarpendudukIndonesiayangtelahmem-peroleh perlindungan sosial dari pemerintah.
Jumlah rumah tangga yangmenerimaalokasi berasuntuk rakyatmiskin (raskin) selamaperiode2011-2015ternyataberfluktuasi.Kondisi tersebutbiasanya jugamendapat intervensisituasipolitikdansosialyangberjalan.Terlihatbahwamenjelangpergantiankendalipemerinta-hanterjadilonjakanrumahtanggapenerimaraskindarisekitar41persenmenjadi46,9persenpadatahun2013danjugamasihsekitar46persenditahun2014.Namunsetelahsuhupolitikmeredadengantelahterbentuknyapemerintahanbaru,persentaserumahtanggapenerimaras-kinkembalimenurunpadakisaran40persen.
Indikatorberikutnyaadalahrata-ratajumlahraskinyangditerimaperbulan.Sebenarnya,
Tabel4.9.NilaidanCapaianIndikatorDimensiPerlindunganSosial,2011-2015
Sub-dimensi IndikatorNilai Skor Capaian Nilai
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Perlindungan Sosial
Persentase RT penerima raskin 4,09 4,54 4,69 4,61 4,00 40,94 45,39 46,91 46,12 39,96
Rata-rataJumlahRaskinper bulan 7,19 8,03 7,35 7,58 6,00 7,19 8,03 7,35 7,58 6,00
Sumber:HasilOlahan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201540
dalamkonseppembagianraskinsudahteralokasikannamapenerimadanjumlahkgyangdite-rima.Namundalamprakteknya,seringdijumpaipenerimaanraskindilakukandenganbagirata.Artinya,sebagianbesarmasyarakatmenerimasehinggarata-ratayangditerimalebihsedikitka-renaterbagiuntuklebihbanyakrumahtangga.Rata-ratadarinilaiskorkeduaindikatorinimeng-hasilkankontribusidimensiperlindungansosialterhadapindeksIGIantara0,50-0,61dalamlimatahunperiodekajian.
4.3. Perbandingan IGI Antarkabupaten/kota se-DIY menurut Dimensi
HasilpenghitunganIGItahun2015diD.I.YogyakartamenunjukkanbahwanilaiIGIProvinsiD.I.Yogyakartasebesar6,35,sementaranilaiIGIkabupaten/kotaberkisarpadalevel5,70–6,82,sehinggamasih tergolongdalamkategoripertumbuhanekonomiyangmemuaskan.MeskipuncapaianIGIkabupaten/kotadiD.I.Yogyakartaberkategorimemuaskannamuntampaknyamasihmenyiratkan inklusivitas ketimpangan antarkabupaten/kota di D.I.Yogyakarta. Kota YogyakartadanKabupatenSlemanmeraihnilaiIGItertinggidenganperolehanindeksmasing-masingsebe-sar6,82dan6,61.Selanjutnya,KabupatenBantulmenempatiposisiketigatertinggidenganin-dekssebesar6,50.KetigakabupatentersebutberadadiatasnilaiIGID.I.Yogyakarta.Sebaliknya,duakabupaten/kotamempunyaicapaianindeksdibawahD.I.Yogyakarta,yaituKabupatenKulonProgodanGunungkiduldengancapaianIGImasing-masingsebesar5,87dan5,70,terpautcukupjauhbaikdenganindeksprovinsimaupuntigakabupaten/kotalain.
Sumber:HasilOlahan
Gambar 4.4. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Pertumbuhan PDRB Kabupaten/Kota se DIY, 2015
Gambar 4.5. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Kabupaten/Kotase DIY, 2011, 2013, dan 2015
5,666,32
5,49
6,64 6,776,205,88
6,51
5,65
6,79 6,886,39
5,876,50
5,706,61 6,82 6,35
0,00
1,00
2,00
3,00
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
Kulonprogo Bantul Gunungkidul Sleman Yogyakarta DIY
2011 2013 2015Sumber:HasilOlahan
41Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
UntukmemperjelascapaiankepuasanindeksIGIpadalevelkabupaten/kotasehinggadapatmemberikangambaransecaralebihrincimengapacapaianindeksIGIsuatukabupaten/kotalebihtinggiataurendahdaripadakabupaten/kotalainnyadiD.I.Yogyakarta,berikutsecararingkasdi-uraikancapaiankepuasanmenurutdimensi.
a. Dimensi Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja Produktif, dan Infrastruktur Ekonomi
Padadimensi ini,tigakabupaten/kota,yaituKotaYogyakarta,KabupatenSlemandanKa-bupatenBantul,memperolehskordiatascapaianD.I.Yogyakarta,dansebaliknyaduakabupaten,yakniKabupatenKulonProgodanKabupatenGunungkidulberadadibawahskorcapaianlevelprovinsi.Halinidikarenakansub-dimensipertumbuhanekonomipadaindikatorsharePDRBsek-tor Industri, JasadanPertaniandiKulonProgo,Bantul,danGunungkiduldisumbangterutamaolehsektorPertanianyangmerupakanmatapencaharianutamabagipenduduk.Sementaraitu,diKabupatenSlemandanKotaYogyakartasharesektorPertaniandanIndustriPengolahanter-hadaptotalPDRBrelatiflebihkecil.NilaiPDRBdikabupaten/kotainiterdistribusipadasektorlain,terutamasektorPerdagangan,HoteldanRestoran,sektorKeuangan,sektorSewaBangunandansektorJasaPerusahaan,sertasektorTransportasidanKomunikasi.Indikatorsharetenagakerjasektorindustridansharetenagakerjaberusahasendiridanpekerjakeluargatidakdibayarmem-punyaiciriyanghampirsamadenganindikatorsharePDRBsektorIndustri,Jasa,danPertanian.
Disisi lain,capaian indeks indikator lainnya,yaitu:pertumbuhanpendapatanperkapita,persentasependudukbekerjaterhadapangkatankerja,proporsipendudukyangmemilikiakseslistrik,danpersentaserumahtanggapelanggan/penggunateleponseluler relatifmerataantarkabupaten/kota.KabupatenBantulmenempatitingkatcapaiankepuasantertinggiuntuksub-di-mensitenagakerjaproduktif.Posisitertinggiuntukcapaiankepuasansub-dimensipertumbuhanekonomidaninfrastrukturekonomiberadadiYogyakartadanSleman.
b. Dimensi Kemiskinan dan Ketimpangan Pendapatan
Padadimensiini,ditahun2015persebarankabupaten/kotasamadenganposisipadadi-mensipertumbuhanekonomi,tenagakerjaproduktif,daninfrastrukturekonomidiatasmeski-punbiladilihatpadasub-dimensipersebarannyaberbeda.KabupatenKulonprogodanGunung-kidulmempunyaiangkaindeksdimensidibawahindeksDIY(1,09),sedangkanKotaYogyakarta,KabupatenSleman,danKabupatenBantulmemperolehindeksdiatasindeksprovinsiyaituma-sing-masingsebesar1,30,1,26,dan1,12.PersentasekemiskinanKotaYogyakarta sebesar8,01persensekaligusmerupakanyangterkecilse-D.I.Yogyakarta,sedikitdibawahnyaialahKabupatenSleman sebesar8,69persen,Bantul sebesar14,36persen,danKulonProgodanGunungkidulpersentasekemiskinannyamasihrelatiftinggimasing-masingsebesar18,83persen.Indikatorke-
Gambar4.6.IndeksDimensiPertumbuhanEkonomi,TenagaKerjaProduktif,danInfra-strukturEkonomiKabupaten/KotaseD.I.Yogyakarta,2015
Sub-dimensiKabupaten/Kota
KP BT GK SL YK
Pertumbuhan Ekonomi 1,28 1,40 1,25 1,53 1,56Tenaga Kerja Produktif 0,73 0,92 0,63 0,82 0,82Infrastruktur Ekonomi 0,72 0,78 0,68 0,81 0,85
Jumlah 2,73 3,09 2,57 3,16 3,24
Sumber:HasilOlahan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201542
timpanganpendapatanpendudukyangdirepresentasikandengankoefisiengini,tigakabupatenyaituKulonProgo,Bantul,danGunungkidul,memilikiketimpanganpendapatanmasing-masing0,37,0,38,dan0,32danposisinyadibawahangkaprovinsi(0,43).Sebaliknya,KotaYogyakartadanKabupatenSlemanmempunyaiangkaketimpanganyangtinggiyaitumasing-masing0,45.OlehkarenaitudiwilayahDIYinimempunyaiduapermasalahanyangberbedacarapenanganan-nya. Kulon Progo, Bantul, dan Gunungkidul memiliki kemiskinan relatif tinggi namun tingkatketimpangan distribusi pendapatan lebih rendah. Sebaliknya, Kota Yogyakarta dan KabupatenSlemanmempunyaikemiskinanrelatiflebihrendahtetapidistribusipendapatanmengalamike-senjangancukuplebar.
c. Dimensi Kesetaraan Gender
Padadimensikesetaraangenderini,ditahun2015KotaYogyakartamemilikiindeksterting-gi(0,47)danKabupatenGunungkidulkembaliberadapadaindeksterrendah(0,39).Sementaratiga kabupaten lainnya,Bantul sebesar0,45, KulonProgodan Slemanmasing-masing sebesar0,43.
Di antara limakabupaten/kota,KabupatenKulonProgomengalami kontraksi indeks ter-besaryaitu10,14persen.GunungkiduldanSleman juga tumbuhnegatif,masing-masing -5,78persendan-3,04persen.Sebaliknya,KabupatenBantuldanKotaYogyakartamengalamipertum-buhanindekspositif,yaitu2,92persendan0,33persen.
MembaiknyaindeksdimensikesetaraangenderdiBantulterutamadidukungolehkeber-hasilanpemerintahkabupatentersebutdalammeningkatkanpartisipasipendidikanpenduduk
Gambar4.7.IndeksDimensiKemiskinandanKetimpanganKabupaten/Kota seD.I.Yogyakarta,2015
Sub-dimensiKabupaten/Kota
KP BT GK SL YK
Kemiskinan 0,25 0,43 0,25 0,65 0,68KetimpanganPendapatan 0,68 0,69 0,63 0,61 0,62
Jumlah 0,93 1,12 0,88 1,26 1,30
Sumber:HasilOlahan
IndikatorKabupaten/Kota
KP BT GK SL YKRasio Perempuan dengan Laki-lakiyangMelekHuruf(Usia15-24Th)
0,16 0,17 0,16 0,14 0,17
RasioAnakPerempuanBerpendidikanMenengah 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
Share Perempuan dalam PekerjaanDibayarnonPertanian
0,11 0,12 0,07 0,12 0,14
Jumlah 0,43 0,45 0,39 0,43 0,47
Gambar4.8.IndeksDimensiKesetaraanGenderKabupaten/KotaseD.I.Yogyakarta,2015
Sumber:HasilOlahan
43Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
perempuanusia15-24tahun.SementarauntukKotaYogyakartadidukungolehkeberhasilanpe-merintahkotadalammemperluasshareperempuandalampekerjaandibayarsektornon-perta-nian.Sebaliknya,kontraksiyangtinggidimensikesetaraangenderKulonProgoditahun2015le-bihdisebabkanolehmenurunnyapartisipasipendidikanpendudukperempuanusia15-24tahun,dan juga menurunnya shareperempuandalampekerjaandibayarsektornon-pertanian..
d. Dimensi Kapabilitas Manusia
Berbedadengandimensikesetaraangender,padadimensikapabilitasmanusia,semuaka-bupaten/kotatidakbanyakmengalamiperubahan(relatifstagnan)selamaperiode2011-2015.Fluktuasiantartahundanvariasiantarkabupaten/kotarelatifkecil.Padatahun2015angkaindeksberselangantara1,20diGunungkiduldan1,36diKotaYogyakarta.Sementarakabupatenlainnya,KulonProgosebesar1,22,Bantulsebesar1,31,danSlemansebesar1,35.
Tingginya capaian indeksdimensi kapabilitasmanusiadi kabupaten/kotadiDIY ini lebihdidukungolehtingginyanilaiskorindikatordisub-dimensikesehatanyaitupersentasekelahirandibantutenagakesehatanterampil,persentasebalitayangpernahdiimunisasi, rata-ratabalitayangpernahdiimunisasi,danangkaharapanhidup.Demikianpulasub-dimensipendidikanjugamencapainilaiskorrelatiftinggiterutamaindikatorangkamelekhuruf,angkapartisipasimurni(APM) SD, dan APM SMP.
Persentasekelahirandibantutenagaterampilpersentaseuntukkeseluruhanperiodedandisemuakabupaten/kotatelahmencapaidiatas97persen.Hampirsemuaperiodedanjugadisemuawilayahkabupaten/kotapersentasebalitayangpernahdiberiimunisasisudahmencapaidiatas95persen.AngkaharapanhidupDIYmerupakanyangtertinggikeduasetelahDKIJakarta,sehinggaindikatorinijugaturutmendorongcapaiankepuasaanindekssub-dimensikesehatandikabupaten/kota.
Padadimensikapabilitasmanusiaini,indikatoryangbelummencapaikepuasanyanglebihmenggembirakanadalahrata-ratalamasekolah(mean year of schooling)pendudukusia25tahunkeatas.Angkaindeksindikatoriniberselangantara0,05diKabupatenGunungkiduldan0,10diKotaYogyakarta.Sementaraituindikatorpersentaseangkamelekhuruf,nilaicapaiannyaberse-langcukup lebar,yaituantarasekitar85persendiGunungkiduldansekitar99persendiKotaYogyakarta.
Indikatorproporsirumahtanggayangmemilikiakseskeairbersihtelahmencapaisecararata-ratatelahmencapaidiatas90persen,kecualiGunungkidulyangmasihsekitar73persen.Untukindikatorproporsirumahtanggayangmemilikiaksessanitasi,tigakabupaten/kotatelah
Sub-dimensiKabupaten/Kota
KP BT GK SL YK
Kesehatan 0,369 0,389 0,447 0,424 0,414
Pendidikan 0,431 0,443 0,404 0,452 0,463
Sanitasi 0,419 0,479 0,352 0,472 0,486
Jumlah 1,219 1,311 1,203 1,348 1,363
Gambar4.9.IndeksDimensiKapabiltasManusiaKabupaten/KotaseD.I.Yogyakarta,2015
Sumber:HasilOlahan
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201544
mencapaidiatas92persen,sedangkanKabupatenKulonProgodanGunungkidulmasing-masingbarumencapaisekitar77persendan67persen.Halinitentumenjadicatatantersendiribagipe-merintahuntukmeningkatkankualitasaksessanitasidikeduakabupatenini.
e. Dimensi Perlindungan Sosial
DimensiterakhirdalampengukuranindeksIGIadalahdimensiperlindungansosial.Dimensiinimengukurseberapabesaraksesyangdimilikipenduduksuatuwilayahterhadapperlindung-ansosialyangdiberikanolehpemerintah,baikdaripusatmaupundaerahdalambentukbantu-an sosial.Dimensi inimenyediakan tempatbagihal-hal yang terkaitdenganpendudukmiskinyanglebihekstrimatauparah,yangsangatsulituntukmemperolehkesempatanyangdisediakanolehpertumbuhanyang inklusif (BPS,2013).Hanya saja,data yang tersediadenganbaik ialahpersentasependuduk/rumahtanggayangmemperolehmanfaatdariprogrampro poorpeme-rintahseperti pelayanankesehatangratis,berasmurah/raskindanKreditUsahaRakyat(KUR)terhadaptotalpenduduk/rumahtangga.
Olehkarenaketerbatasanketersediaandatadalamperiodekajiandariindikator-indikatortersebut,dandatayangpalingtersediadenganbaikdisemuakabupaten/kotadiDIYadalahru-mahtanggapenerimaberasuntukrumahtanggamiskin(raskin)makadalamanalisisinidiguna-kandua indikator,yaitupersentaserumahtanggapenerimaraskindanrata-rata jumlahraskinyang diterima per bulan.
Selamaperiodekajian,2011-2015 jumlahrumahtanggapenerimaraskindiKulonProgoberkisarantara48persensampaidengan61persen,diBantul41-51persen,Gunungkidul72-85persen,Sleman22-33persen,dandiYogyakarta14-22persen.Sementarauntuk levelprovinsijumlahrumahtanggapenerimaraskinberkisarantara40-47persen.Padatahun2015,persentaserumahtanggapenerimaraskinditigakabupaten,yaituKulonProgo,Bantul,danGunungkiduladadiataspersentaseprovinsiyangsebanyak39,96persen.
4.4. Perbandingan IGI D.I. Yogyakarta dengan provinsi lainnya se-Pulau Jawa
BPS RImelakukan penghitungan IGI pada tahun 2013 dengan tahun periode hitungan2010-2012.CatatanlainmengenaihitunganBPStahun2013bahwaPDB/PDRBmasihmenggu-nakantahundasar2000.Sehingga,untuktahunyangsamasub-dimensipertumbuhanekonomihasilkajianBPSRItersebuttidakbisadibandingkandenganhasilkajiananalisisBPSProvinsiD.I.YogyakartayangsudahmenggunakanPDRBtahundasar2010.
Gambar4.10.IndeksDimensiPerlindunganSosialKabupaten/KotaseD.I.Yogyakarta,2015
Sumber:HasilOlahan
45Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Hasil perhitungan IGI provinsi-provinsi di Indonesia pada tahun 2010-2012 oleh BPS RI(2013)menunjukkanbahwakualitaspertumbuhanekonomiD.I.Yogyakartatergolongmemuas-kan.Namundemikian,secaraberturut-turutsejak2010hinggapadatahun2012perolehanskorIGID.I.Yogyakartahanyamenembuslevel5,92sehinggahanyamenempatkanposisikualitasper-tumbuhanekonomiD.I.YogyakartasebagaiyangterrendahkeduasetelahDKIJakarta(skor5,14)diantaraprovinsilainnyadiPulauJawa.Setelahtahun2013BPSbelummelakukanperhitunganIGIlagi,olehkarenanyaperbandinganprovinsiyangdilakukandisiniadalahhanyauntukkondisi2010-2012.
SecaralebihrincipadaTabel4.10,faktorpenunjangIGID.I.Yogyakartainipadaduadimen-si,yaknidimensikapabilitasmanusiadandimensikesetaraangender.Padakeduadimensiini,D.I.YogyakartamenempatiposisikeduasetelahDKIJakarta.Hal inisejalandengancapaian IndeksPembangunanManusia(IPM)D.I.Yogyakartayangtertinggise-PulauJawasetelahDKIJakarta.Begitu jugadenganIndeksPembangunanGender (IPG)yangmenempatiurutankeduasecaranasional,setelahDKIJakartapadatahun2009-2011(Bappenas:2013danBPS:2011).
Namun, D.I. Yogyakartamasih tertinggal pada ketiga dimensi lainnya dibanding provin-si lain di Pulau Jawa. Sebagaimanapadapenjelasandi atas, tantangan inklusivitaspertumbu-hanekonomiD.I.Yogyakartaberadapadapermasalahandimensikemiskinandanketimpanganpendapatan.Padakeduadimensiini,D.I.Yogyakartaberadapadaperingkatkelimadankeenamse-Pulau Jawa.Terakhirpadadimensiperlindungan sosial, sharebantuan sosialD.I.YogyakartajugamasihtertinggaldenganposisikeempatdiantaraenamprovinsidiPulauJawa.
Gambar4.11.PerbandinganNilaiIGIProvinsise-PulauJawa,2010-2012
Sumber:BPSRI,2013
Sub-dimensi Banten Jateng Jabar Jatim D.I. Yogyakarta
DKI Jakarta
Pertumbuhan Ekonomi, Tenaga Kerja Produktif, &Infrastruktur ekonomi 2,81 2,99 2,85 2,58 2,40(5) 1,83
Kemiskinan &Ketimpangan Pendapatan 1,57 1,45 1,52 1,50 1,43(6) 1,43
Kesetaraan Gender 0,41 0,45 0,41 0,45 0,45(2) 0,44Kapabilitas Manusia (Kesehatan, Pendidikan dan Sanitasi) 1,11 1,11 1,09 1,11 1,18(2) 1,25
Perlindungan Sosial 0,75 0,48 0,50 0,40 0,46(4) 0,19
Total 6,65 6,48 6,37 6,04 5,92 (5) 5,14
Catatan:(...):menunjukkanperingkatdiantaraenamprovinsidiPulauJawaSumber:BPSRI,2013
Tabel4.10.PerbandinganIGImenurutDimensiD.I.Yogyakartadanprovinsilainse-PulauJawa,2012
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201546
Halaman ini sengaja dikosongkan
47Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Bab
5PENUTUP
“Kunci dari pertumbuhan yang inklusif adalah penciptaan peluang melalui per-tumbuhan yang berkelanjutan yang dapat diakses oleh semua”
Ali & Zhuang
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201548
Halaman ini sengaja dikosongkan
49Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
PENUTUP55.1. Kesimpulan
Berdasarkanpembahasanpadababsebelumnya,berikutbeberapapoinke-simpulan:
1. KualitaspertumbuhanekonomiDIYmasihperluditingkatkanterutamada-lam upaya program pengurangan kesenjangan distribusi pendapatan danjugakesenjanganpendapatanantarkabupaten/kota.
2. Pertumbuhanekonomirelatifselarasdenganpengurangankemiskinandanpengangguran,kesetaraangender,kualitaskesehatan,dankualitaspendidi-kan,dankemudahanaksesairdansanitasi.Namundemikianprogramper-lindungan sosial belummenemukanmodel yang tepat untukmenjangkausasaran.
3. PertumbuhanekonomiDIYmemuaskantetapibeluminklusif.Hal initerja-diantaralaindisebabkanolehbelumdibarengiolehpenurunanyangnyatakesenjangan distribusi pendapatan serta belummeratanya distribusi pen-dapatanantarkabupaten/kota,sharependapatan60persenterrendahdaripopulasipendudukmasihrendah(dibawah30persen),belumadanyapen-ingkatanyangsignifikansharesektorindustri,jasa,danpertanian,peningka-tansharetenagakerjaindustrijugabelumsignifikan,dansharetenagakerjaberusahasendiridanpekerjakeluargatidakdibayarjugabelummenunjuk-kanpeningkatanyangnyata.
4. PertumbuhaninklusifDIYmemuaskannamunmasihpadalevelmenengah,sehinggaberdasarkanhasilkajianBPSRItahun2013capaianD.I.Yogyakartainikurangmenggembirakandenganberadapadaposisiterbawahkedua,ha-nyadiatasDKIJakartadiantaraprovinsilainse-PulauJawa.
5. Tujuanpembangunanekonomipadahakekatnyatidakhanyamencapaiper-tumbuhanyangtinggitetapijugabagaimanapertumbuhanyangtinggiterse-butdapatmeratapadaseluruhwilayahkabupaten/kotadiDIY.Pertumbuhaninklusif semua kabupaten/kotamemuaskannamun kurangmerata karenaIGIyangdicapaipadakisaranangka5,56-6,70(tahun2015).
6. Pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pengurangan kemiskinan, namunmasihmenyisakanpermasalahanyaitukesenjangankemiskinandiwilayahperkotaandanperdesaansertabelummeratanyadistribusipendapatan.
7. Dimensikesetaraangenderdankapabilitasmanusiamencapaiindekskepu-asanyangrelatiftinggi.Tingginyaindeksdimensikesetaraangendermenun-jukkankeberhasilanpemerintahdalammeningkatkankesempatanperem-puan dalam akses pendidikan dan akses perempuan ke lapangan usahaformalnonpertanian.Sementaratingginya indekskepuasandimensi kapa-bilitasmanusiamenunjukkanbahwaaksesmasyarakatterhadapkesehatan,
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201550
pendidikan,dansanitasicukupmemadai.
5.2. Rekomendasi Hasil Analisis
1. Prioritas penanganan yangmasihmenjadi “pekerjaan rumah” untuk pembangunan D.I.Yogyakartaagarmencapaipertumbuhanyanginklusifyangsejajarataubahkanlebihbaikdenganprovinsilainialahmeneruskanprogrampercepatanlajupenurunankemiskinan.
2. Menemukanterobosankebijakandanimplikasiprogramyangtepatdalamupayapenurun-antingkatketimpanganpendapatanpendudukdantingkatketimpanganpendapatanan-tarkabupaten/kota.SepertidiketahuibahwadenganindikatorPDRBperkapitaterlihatadakesenjanganyangcukuplebar,yaituPDRBperkapitaBantul,KulonProgo,danGunungkiduljauhdibawahYogyakartadanSleman.
3. Masihperludidorongupayapeningkatanperantenagakerjaproduktifsehinggaselanjutnyadiharapkanakanmampumeningkatkanporsibagian“kueekonomi”hasilpembangunanbagigolongan60persenpendudukberpendapatanterrendah.
4. PertumbuhanekonomiyanglebihmeratadanberkeadilandisemuasektorjugamasihperluditingkatkanagarlevelinklusivitaspertumbuhanekonomiDIYlebihdarimemuaskanme-lebihileveldankualitasyangdicapaisaatini.Haliniberkaitaneratjugadenganupayauntukmewujudkanmisi keduapembangunanDIY2012-2017yaitumenguatkanperekonomiandaerahyangdidukungdengansemangatkerakyatan,inovatif,dankreatif.
5.3. Keterbatasan dalam Kajian Analisis Ini
KajiananalisisinimerupakankajianawalmengenaiinklusivitaspertumbuhanekonomiD.I.Yogyakarta.MengingatmetodologipengukuranIGImasihdalamtarafpengembanganolehADBdanBPSRIsertapihak-pihaklainnya,makahasilkajiananalisisinimasihterdapatbeberapakele-mahan,terutamamengenaibesaranpenimbangyangharusdigunakan.Selainitu,terdapatbe-berapaindikatoryangdigunakanolehADBnamuntidaktersedia,sehinggadigunakanindikatorproxy yangdiharapkandapatmewakili suatu sub-dimensiataudimensi.Di samping itudalamkajian ini jugamemasukkan indikator yang relevandengankondisiDIY.Hal ini berakibatpadahasilpengukuranindeksIGIyangmungkintidakmenggambarkankondisiriilsecaravalid,khusus-nyapengukuranindeksantarkabupaten.Demikianpulauntukmemperolehhasilyangvalid,datadasaruntukpenghitunganmasihperludiperluascakupansampelnyasehinggalebihrepresentatifmenggambarkankondisiyangsebenarnya.Untukitu,kajianiniakanterusdiperbaikibaikdarisisimetodologimaupunketersediaanindikatorpembentuknya.
Berdasarkanmasukandariberbagainarasumbersebenarnyaindikatoryangdigunakanda-lamdimensiperlindungansosialmasihperludiperbaiki,namunkarenaadanyaketerbatasanket-ersediaandatamakasaranperbaikantersebutmenjadipekerjaanrumahdanrujukankajiandiwaktumendatang.
5.4. Catatan Penutup: Mengapa Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Perlu Diukur?
Pencapaianpertumbuhanekonomiyangtinggisebagaitujuanpelaksanaanpembangunandisuatunegaraatauwilayahhinggasaatinimasihmenimbulkanperdebatan.Salahsatuhakikatparadigma pembangunan masa lalu, yaitu trickle-down effectyangdiharapkandapatdiperolehsecaraparareldenganpelaksanaanpembangunanternyatatidakselalusesuaidenganyangdi-harapkan.Ketikapertumbuhanekonomiyangtinggitelahtercapai,ternyatapermasalahankem-iskinan,penganggurandanketimpanganpendapatantidaksertamertadapatdiselesaikan.Pe-nurunanjumlahpendudukmiskinyangkecil,pengurangantingkatpengangguranyangterbatas,bahkanketimpanganpendapatandalammasyarakatsemakinmelebar.Kondisiiniyangmenye-babkankualitaspertumbuhanekonomidipertanyakan.
51Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Beberapatahun ini,beberapametodetelahdikemukakanuntukmengukurseberapabe-sarkualitaspertumbuhanekonomiyangtelahdicapaisuatunegaraatauwilayah.Salahsatunyaadalah inklusif growth index(IGI)yangtelahdilakukanolehADBuntukmengukurdanmemband-ingkankualitaspertumbuhanekonomiantarnegara.Beberapanegarajugatelahmengaplikasikanmetodetersebutuntukmengukurkualitaspertumbuhanekonominegaranya,sepertiCinadanIndonesia.KajiandiIndonesiadilakukanolehBPSRIpadatahun2013dimaksudkanuntukmen-gukurdanmembandingkankualitaspertumbuhanekonomiantarprovinsidenganperiodekajian2010-2012.
MengingatbeberapaindikatoryangdigunakanolehADBdanBPSRIdatanyatidaktersediadenganbaikatautidakrelevandengankondisidiDIY,makadigunakanindikator-indikatorpeng-ganti ataumenambahkan beberapa indikator yang diharapkanmampumewakili sub-dimensimaupundimensiyangdiukur.PenyesuaianbeberapaindikatorjugadilakukanuntukpengukuranIndeksPertumbuhanEkonomi Inklusifdalamkajian ini.Namun,berkaitandenganbesaranpe-nimbang,kajianinitetapmenggunakanpenimbangyangdigunakanolehADBdanBPSRI.Halinikarenatujuankajiananalisisinitidakhanyauntukmengukurindekstersebutpadalevelprovinsidankabupaten,tetapijugauntukmengetahuiposisikualitaspertumbuhanekonomimasing-ma-singkabupaten/kota.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201552
Halaman ini sengaja dikosongkan
53Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Daftar Pustaka
Ali,I.AndJ.Zhuang.2007.InklusifGrowthtowardaProsperousAsia:PolicyIm-plications.ERDWorkingPaperSeries,No.97.Manila:ADB.
Aviliani.2010.MencapaiPertumbuhanEkonomiBerkualitas.JurnalSekretariatNe-garaRI,No.17.Agustus2010.
BadanPusatStatistikProvinsiD.I.YogyakartadanBappedaD.I.Yogyakarta.2016.AnalisisPDRB2011-2015.Yogyakarta.
BadanPusatStatistikRI.2013.AnalisisPertumbuhanInklusif2013.BadanPusatStatistikRI.Jakarta.
BappenasRI.2014.RencanaTeknokratikRPJMN2015-2019.Jakarta.
Coughlan, Sophie., Lehman, Fabrice., and Lehman, Jean-Pierre. 2009. InklusifGrowth:TheRoadforGlobalProsperityandStability.TheICCCEORegionalForum,NewDelhi,4December2009.
Harefa,Mandala.2015.KeberlanjutanPengembangan InfrastrukturdalamMen-dukungPercepatanPembangunanEkonomi Indonesia.P3DISetjenDPRRIdanAzzaGrafika.Jakarta.
HarianBisnisIndonesia,3November2014.Halaman1.
Hudayana, I. 2014.Analisis IndeksPertumbuhan InklusifDaerah IstimewaYogy-akarta. Jurnal IlmiahPopuler StatistikaVol. 2Nomor1Maret2014. Yogy-akarta.
McKinley,Terry.2010.InklusifGrowthCriteriaandIndicators:anInklusifGrowthIndexforofCountryProgress.ADBSustainableDevelopmentWorkingPaperSeries,No.14,June2010.
Nafziger, E.Wayne. 2006. Economic Development Fourth Edition. Kansas StateUniversity.PublishedintheUnitedStatesofAmericabyCambridgeUniver-sityPress,NewYork.
Okamoto,Y.andF.Sjöholm.2001.TechnologyDevelopmentIndonesia.WorkingPaperNo.124,theEuropeanInstituteofJapaneseStudies.
Todaro,MichaelP.,SmithStephenC.2015.EconomicDevelopment.12thEdition.LibraryofCongressCataloging-in-PublicationData.NewYorkUniversityandTheGeorgeWashingtonUniversity.
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201554
Halaman ini sengaja dikosongkan
55Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
LAMPIRAN
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201556
Halaman ini sengaja dikosongkan
57Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Lampiran 1. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Kabupaten/Kota dan DIY, Tahun 2011-2015
Kabupaten/Kota2011 2012 2013 2014 2015
IGI Capaian IGI Capaian IGI Capaian IGI Capaian IGI Capaian
Kulon Progo 5,66 Memuaskan 5,83 Memuaskan 5,88 Memuaskan 5,93 Memuaskan 5,87 Memuaskan
Bantul 6,32 Memuaskan 6,48 Memuaskan 6,51 Memuaskan 6,54 Memuaskan 6,50 Memuaskan
Gunungkidul 5,49 Memuaskan 5,60 Memuaskan 5,65 Memuaskan 5,71 Memuaskan 5,70 Memuaskan
Sleman 6,64 Memuaskan 6,75 Memuaskan 6,79 Memuaskan 6,77 Memuaskan 6,61 Memuaskan
Yogyakarta 6,77 Memuaskan 6,80 Memuaskan 6,88 Memuaskan 6,89 Memuaskan 6,82 Memuaskan
D.I. Yogyakarta 6,20 Memuaskan 6,31 Memuaskan 6,39 Memuaskan 6,45 Memuaskan 6,35 MemuaskanKeterangan:Kurang Memuaskan : 0-3 Sangat Memuaskan : 8-10Memuaskan : 4-7
Lampiran 2. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Kabupaten/Kota dan DIY, Tahun 2011-2015: Indeks Dimensi 1 dan Dimensi 2
Kabupaten/Kota
IndeksDimensi1PertumbuhanEkonomi,TenagaKerjaProduktif,dan
InfrastrukturEkonomi
IndeksDimensi2KemiskinandanKetimpanganPendapatan
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Kulon Progo 2,63 2,67 2,66 2,61 2,735 0,72 0,73 0,82 0,86 0,93
Bantul 2,98 3,02 3,05 3,03 3,09 0,98 1,00 1,02 1,04 1,12
Gunungkidul 2,49 2,54 2,50 2,49 2,57 0,73 0,75 0,81 0,85 0,88
Sleman 3,09 3,18 3,23 3,22 3,16 1,23 1,22 1,27 1,28 1,26
Yogyakarta 3,17 3,15 3,19 3,22 3,24 1,24 1,30 1,29 1,31 1,30
D.I. Yogyakarta 2,95 2,99 3,01 3,00 3,01 0,95 0,94 1,02 1,07 1,09
Lampiran 3. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Kabupaten/Kota dan DIY, Tahun 2011-2015: Indeks Dimensi 3 dan Dimensi 4
Kabupaten/KotaIndeksDimensi3KesetaraanGender
IndeksDimensi4Kapabilitas Manusia
2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015
Kulon Progo 0,44 0,45 0,45 0,48 0,43 1,23 1,27 1,26 1,23 1,22
Bantul 0,44 0,45 0,44 0,44 0,45 1,32 1,31 1,34 1,34 1,31
Gunungkidul 0,42 0,43 0,44 0,42 0,39 1,12 1,12 1,15 1,20 1,20
Sleman 0,45 0,43 0,44 0,44 0,43 1,35 1,36 1,35 1,37 1,35
Yogyakarta 0,48 0,47 0,48 0,47 0,47 1,37 1,39 1,39 1,39 1,36
D.I. Yogyakarta 0,45 0,45 0,45 0,45 0,44 1,29 1,29 1,30 1,32 1,30
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201558
Lampiran 4. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif Tahun 2011-2015: Indeks Dimensi 5
Kabupaten/KotaIndeksDimensi5
Perlindungan Sosial
2011 2012 2013 2014 2015
Kulon Progo 0,65 0,70 0,70 0,74 0,55
Bantul 0,60 0,70 0,66 0,68 0,52
Gunungkidul 0,73 0,76 0,75 0,75 0,65
Sleman 0,52 0,57 0,50 0,46 0,41
Yogyakarta 0,50 0,50 0,53 0,50 0,44
D.I. Yogyakarta 0,56 0,63 0,60 0,61 0,50
59Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-2015
Lampiran 5. Indeks Pertumbuhan Ekonomi Inklusif 33 Provinsi dan Indonesia ,Tahun 2010-2012
Provinsi2010 2011 2012
IGI Capaian IGI Capaian IGI Capaian
Aceh 5,79 Memuaskan(2) 5,98 Memuaskan(2) 5,99 Memuaskan(2)
SumateraUtara 5,90 Memuaskan(2) 5,87 Memuaskan(2) 5,82 Memuaskan(2)
Sumatera Barat 5,94 Memuaskan(2) 5,92 Memuaskan(2) 6,08 Memuaskan(2)
Riau 4,96 Memuaskan(2) 5,07 Memuaskan(2) 5,09 Memuaskan(2)
Jambi 5,73 Memuaskan(2) 5,68 Memuaskan(2) 5,71 Memuaskan(2)
Sumatera Selatan 5,46 Memuaskan(2) 5,45 Memuaskan(2) 5,48 Memuaskan(2)
Bengkulu 5,81 Memuaskan(2) 5,78 Memuaskan(2) 5,88 Memuaskan(2)
Lampung 5,77 Memuaskan(2) 5,92 Memuaskan(2) 5,93 Memuaskan(2)
BangkaBelitung 6,06 Memuaskan(2) 6,33 Memuaskan(2) 6,13 Memuaskan(2)
Kepulauan Riau 6,32 Memuaskan(2) 6,22 Memuaskan(2) 6,34 Memuaskan(2)
DKIJakarta 5,17 Memuaskan(2) 5,19 Memuaskan(2) 5,14 Memuaskan(2)
JawaBarat 6,27 Memuaskan(2) 6,34 Memuaskan(2) 6,37 Memuaskan(2)
JawaTengah 6,29 Memuaskan(2) 6,38 Memuaskan(2) 6,48 Memuaskan(2)
DIYogyakarta 5,86 Memuaskan(2) 5,96 Memuaskan(2) 5,92 Memuaskan(2)
JawaTimur 5,87 Memuaskan(2) 5,98 Memuaskan(2) 6,04 Memuaskan(2)
Banten 6,38 Memuaskan(2) 6,52 Memuaskan(2) 6,65 Memuaskan(2)
Bali 6,11 Memuaskan(2) 6,41 Memuaskan(2) 6,47 Memuaskan(2)
Nusa Tenggara Barat 5,28 Memuaskan(2) 4,93 Memuaskan(2) 5,22 Memuaskan(2)
Nusa Tenggara Timur 5,84 Memuaskan(2) 5,86 Memuaskan(2) 5,99 Memuaskan(2)
Kalimantan Barat 5,82 Memuaskan(2) 5,93 Memuaskan(2) 5,94 Memuaskan(2)
Kalimantan Selatan 5,97 Memuaskan(2) 6,00 Memuaskan(2) 5,89 Memuaskan(2)
Kalimantan Tengah 5,95 Memuaskan(2) 5,97 Memuaskan(2) 5,99 Memuaskan(2)
Kalimantan Timur 5,60 Memuaskan(2) 5,59 Memuaskan(2) 5,59 Memuaskan(2)
SulawesiUtara 5,74 Memuaskan(2) 5,74 Memuaskan(2) 5,78 Memuaskan(2)
Sulawesi Tengah 5,90 Memuaskan(2) 6,01 Memuaskan(2) 6,01 Memuaskan(2)
Sulawesi Selatan 5,95 Memuaskan(2) 6,14 Memuaskan(2) 6,15 Memuaskan(2)
Sulawesi Tenggara 5,86 Memuaskan(2) 6,02 Memuaskan(2) 6,11 Memuaskan(2)
Gorontalo 5,69 Memuaskan(2) 5,79 Memuaskan(2) 5,90 Memuaskan(2)
Sulawesi Barat 6,53 Memuaskan(2) 6,26 Memuaskan(2) 6,44 Memuaskan(2)
Maluku 5,53 Memuaskan(2) 5,57 Memuaskan(2) 5,71 Memuaskan(2)
MalukuUtara 5,84 Memuaskan(2) 5,75 Memuaskan(2) 5,84 Memuaskan(2)
Papua Barat 6,62 Memuaskan(2) 6,61 Memuaskan(2) 6,33 Memuaskan(2)
Papua 3,61 Kurang Memuas-kan(1) 3,57 Kurang Memuas-
kan(1) 4,01 Memuaskan(2)
INDONESIA 5,80 Memuaskan (2) 5,88 Memuaskan (2) 5,92 Memuaskan (2)Keterangan:Kurang Memuaskan : 0-3 Sangat Memuaskan : 8-10Memuaskan : 4-7
Sumber: BPS RI, Analisis Statistik Lintas Sektor - Analisis Pertumbuhan Inklusif 2013
Analisis Pertumbuhan Ekonomi Inklusif DIY, 2011-201560