ANALISIS KINERJA KEUANGAN USAHA
HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DELIANA CAROLINE HASIANI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Kinerja
Keuangan Usaha Hutan Pendidikan Gunung Walat adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Deliana Caroline Hasiani
NIM H34104059
DAMERIA NOVANDINA. Analisis Pendapatan Usaha Pembenihan dan Pendederan Ikan Nila GMT. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (di bawah bimbingan HARIANTO).
Sektor perikanan menjadi salah satu tumpuan perekonomian dalam mengembangkan wilayah Kabupaten Sukabumi, salah satunya adalah sub sektor perikanan budidaya. Dinas kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi membuat target produksi budidaya perikanan yang cukup tinggi dan jumlahnya semakin meningkat setiap tahun. Target produksi yang tinggi tersebut didukung oleh produksi benih ikan di Kabupaten Sukabumi yang cenderung meningkat setiap tahun. Berdasarkan hal tersebut maka terdapat potensi yang cukup besar dalam sektor perikanan. Komoditi yang memiliki potensi yang cukup besar adalah ikan nila. karena selain ditargetkan jumlah produksinya paling banyak, juga karena produksi benih ikan nila setiap tahunnya paling banyak dan meningkat setiap tahun. Guna memenuhi target produksi ikan nila di Kabupaten Sukabumi, Balai Benih Air tawar (BBAT) Kabupaten Sukabumi menciptakan benih-benih unggul dengan berbagai jenis benih unggul yang memiliki karakteristik dan keunggulan yang berbeda.
Desa Caringin Wetan merupakan salah satu daerah yang memiliki petani pembenihan dan pendederan ikan nila dengan menggunakan benih yang unggul, yaitu benih ikan nila monoseks tipe Genetically Male Tilapia (GMT). Ikan nila GMT dapat dihasilkan dari induk ikan nila jantan unggul tipe Genetically Supermale Indonesia Tilapias (GESIT) yang akan menghasilkan keturunan anakan jantan. Benih ikan nila jantan cenderung diminati pasar karena memiliki karakteristik yang lebih unggul, yaitu pertumbuhan yang lebih cepat dan daya tahan yang lebih kuat. Sebagian besar petani Buni Sari memilih usaha pembenihan dan pendederan ikan nila GMT karena memiliki tujuan usaha yaitu cenderung mengejar perputaran modal usaha yang cepat dengan biaya yang relatif tidak terlalu besar.
Kegiatan usaha pembenihan dan pendederan ikan nila GMT di Buni Sari memiliki lima kelompok usaha dengan segmentasi usaha yang berbeda sehingga output yang dihasilkan berbeda. Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membandingkan usaha pembenihan ikan nila GMT berdasarkan segmentasi usaha yang dijalankan. Tjuan penelitian secara khusus adalah mengidentifikasi produk yang dihasilkan pada setiap segmen yang dikaji, menganalisis penerimaan dan biaya usaha pada setiap segmen yang dikaji dan menganalisis keuntungan dan efisiensi usaha pada setiap segmen yang dikaji.
Penelitian ini dilakukan pada kelompok tani Buni Sari yang berada di Desa Caringin Wetan, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Pengumpulan data dilakukan selama tiga bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April 2013. Metode penentuan responden menggunakan metode sensus dengan responden sebanyak 17 orang petani. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuatititatif dan analisis kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif meliputi gambaran umum kelompok tani, teknis pembenihan dan pendederan serta karakteristik petani. Analisis kualitatif terdiri dari biaya-biaya (biaya tetap, biaya variabel, biaya tunai dan biaya tidak
tunai), analisis pendapatan, analisis imbalan jasa terhadap faktor-faktor produksi dan analisis mengenai efisiensi usaha.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat lima kelompok usaha dengan segmen usaha yang berbeda. Kelompok A melakukan usaha pembenihan sampai dengan menghasilkan produk berupa larva, Kelompok B melakukan usaha pembenihan dan pendederan sampai dengan menghasilkan produk berupa larva dan benih ukuran 2-3 cm, Kelompok C melakukan usaha pembenihan dan pendederan sampai dengan menghasilkan produk berupa larva, benih ukuran 2-3 cm dan benih ukuran 3-5 cm. Kelompok D melakukan usaha pembenihan dan pendederan sampai dengan menghasilkan produk berupa benih ukuran 5-8 cm. Kelompok E melakukan usaha pendederan sampai dengan menghasilkan produk berupa benih ukuran 2-3 cm.
Pengeluaran biaya tunai untuk masing-masing kelompok lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang diperhitungkan. Persentase total biaya tunai terhadap total biaya produksi masing-masing kelompok berkisar antara 18-39 persen. Komponen biaya tertinggi yaitu biaya tenaga kerja dan biaya pakan. Total biaya produksi terkecil dikeluarkan oleh Kelompok C.
Penerimaan usaha terbesar dalam satu periode produksi diperoleh Kelompok E. Persentase penerimaan Kelompok E terhadap total penerimaan seluruh kelompok di Buni Sari sebesar 27 persen. Pendapatan atas biaya tunai terbesar diperoleh Kelompok B, pendapatan atas biaya total terbesar diperoleh Kelompok C, nilai R/C atas biaya tunai tertinggi diperoleh Kelompok B dan nilai R/C atas biaya total tertinggi diperoleh Kelompok C dalam satu periode per luasan kolam 600 m2.
Berdasarkan hal tersebut, apabila petani dihadapkan pada kondisi yang dibatasi oleh modal maka Kelompok C yang memiliki prospek usaha paling menguntungkan karena memiliki nilai R/C atas biaya total tertinggi. Apabila petani tidak dihadapkan pada kondisi modal yang terbatas maka Kelompok B yang memiliki prospek keuntungan yang paling tinggi karena memiliki nilai pendapatan atas biaya tunai tertinggi.
ABSTRAK
DELIANA CAROLINE HASIANI. Analisis Kinerja Keuangan Hutan Pendidikan
Gunung Walat Institut Pertanian Bogor. Dibimbing oleh DWI RACHMINA.
Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) sebagai hutan pendidikan yang
dikelola oleh Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) memulai
kemandirian finansial sejak tahun 2009. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui
perkembangan usaha melalui kinerja keuangan serta mengklasifikasi biaya
HPGW. Penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan analisis rasio dan analisis
Du Pont. Adapun hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat rasio
likuiditas dan solvabilitas keuangan HPGW semakin baik dari tahun 2009 hingga
2012, sementara tingkat rasio rentabilitas dan aktivitas cenderung menurun.
Secara keseluruhan peningkatan perkembangan usaha dari tahun 2009 hingga
2011 yang mengindikasikan HPGW mampu memenuhi kebutuhan aktivitas
usahanya. Hanya saja pada tahun 2012, HPGW sedikit mengalami penurunan
akibat adanya harga jual yang menurun, namun masih dapat diatasi dengan
simpanan modal yang dimiliki.
Kata kunci : Kinerja Keuangan, Hutan Pendidikan, Analisis Rasio, Du Pont
ABSTRACT
DELIANA CAROLINE HASIANI. Financial Performance Analysis of Gunung
Walat University Forest Bogor Agricultural University. Supervised by DWI
RACHMINA.
Gunung Walat University Forest (GWUF) as educational forest managed by
the Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University (IPB) iniatiate financial
independence since 2009. This study was conducted to determine the development
of business through financial performance as well as classifying GWUF costs.
Financial performance assessment conducted with a ratio analysis and analysis of
Du Pont. The results obtained indicate that the level of financial liquidity and
solvency ratios GWUF the better from 2009 to 2012, while the profitability ratios
and activity levels tend to decline. Overall increase in business development from
2009 to 2011 which indicates GWUF able to meet the needs of their business
activities. Only in 2012, GWUF slightly decreased due to declining selling prices,
but still can be overcome by deposits owned capital.
Keywords : Financial Performance, Education Forest, Ratio Analysis, Du Pont
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
ANALISIS KINERJA KEUANGAN USAHA
HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DELIANA CAROLINE HASIANI
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Keuangan Usaha Hutan Pendidikan
Gunung Walat Institut Pertanian Bogor
Nama : Deliana Caroline Hasiani
NIM : H34104059
Disetujui oleh
Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas kasih karunia yang
dianugerahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah
kinerja keuangan, dengan judul Analisis Kinerja Keuangan Usaha Hutan
Pendidikan Gunung Walat Institut Pertanian Bogor.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi selaku
dosen pembimbing, Dr. Ir. Anna Fariyanti, MS selaku dosen evaluator, Dr. Ir.
Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama, Yanti Nuraeni Muflikh, SP,
MAgribuss selaku dosen komisi pendidikan, serta Rahmat Yanuar, SP, Msi selaku
dosen pembimbing akademik yang telah memberikan saran dan masukan kepada
penulis. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Ir. Budi Prihanto,
MS selaku Direktur Eksekutif Hutan Pendidikan Gunung Walat Fakultas
Kehutanan Institut Pertanian Bogor, serta seluruh staf Hutan Pendidikan Gunung
Walat atas kesempatan dan informasi yang diberikan. Ungkapan terima kasih juga
disampaikan kepada orangtua, adik-adik tercinta, serta sahabat penulis untuk
setiap doa, dukungan dan kasih sayang yang diberikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
Deliana Caroline Hasiani
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
Kinerja Keuangan 5
Analisis Rasio Laporan Keuangan 5
Analisis Du Pont 8
Hutan Pendidikan Gunung Walat 9
KERANGKA PEMIKIRAN 9
Kerangka Pemikiran Teoritis 9
Kinerja Keuangan 9
Laporan Keuangan 11
Analisis Laporan Keuangan 13
Kerangka Pemikiran Operasional 17
METODE PENELITIAN 18
Lokasi dan Waktu Penelitian 18
Jenis dan Sumber Data 19
Metode Pengolahan dan Analisis Data 19
Analisis Rasio Laporan Keuangan 19
Analisis Du Pont 22
KONDISI UMUM HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT 22
Sejarah dan Gambaran Umum Hutan Pendidikan Gunung Walat 22
Visi dan Misi Hutan Pendidikan Gunung Walat 25
Struktur Organisasi 26
Kondisi Keuangan HPGW 27
KINERJA KEUANGAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT 29
Struktur Biaya Hutan Pendidikan Gunung Walat 29
Perkembangan Usaha Hutan Pendidikan Gunung Walat Berdasarkan
Kinerja Keuangan 31
Analisis Rasio Laporan Keuangan Hutan Pendidikan Gunung Walat 32
Analisis Du Pont Laporan Keuangan Hutan Pendidikan Gunung
Walat 40
SIMPULAN DAN SARAN 41
Simpulan 41
Saran 42
DAFTAR PUSTAKA 42
LAMPIRAN 44
RIWAYAT HIDUP 46
DAFTAR TABEL
1. Kontribusi Subsektor Kehutanan Terhadap Total Produk
Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku
1
2. Jumlah Penerimaan HPGW dan Keuntungan Tahun 2009-2012 3
3. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) HPGW Tahun 2009-2012 28
4. Laporan Aktivitas (Laba?Rugi) HPGW Tahun 2009-2012 28
5. Komponen Biaya HPGW Tahun 2009-2012 31
6. Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas HPGW Tahun 2009-2012 32
7. Hasil Perhitungan Rasio Solvabilitas HPGW Tahun 2009-2012 ................................ 33
8. Hasil Perhitungan Rasio Rentabilitas HPGW Tahun 2009-2012 ............................... 36
9. Total Produksi Getah Pinus dan Damar HPGW Tahun 2009-
2012
37
10. Hasil Perhitungan Rasio Aktivitas HPGW Tahun 2009-2012 38
11. Hasil Perhitungan Rasio Total Aktiva dengan Modal Tahun
2009-2012
40
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kinerja Keuangan
Hutan Pendidikan Gunung Walat IPB
18
2. Struktur Organisasi HPGW 26
3. Perkembangan Rasio Likuiditas HPGW Tahun 2009-2012 34
4. Perkembangan Rasio Solvabilitas HPGW Tahun 2009-2012 36
5. Trend Harga Jual Getah Tahun 2012 37
6. Perkembangan Rasio Rentabilitas HPGW Tahun 2009-2012 38
7. Perkembangan Rasio Aktivitas HPGW Tahun 2009-2012 39
8. Perkembangan Keuangan HPGW dengan Metode Analisis Du
Pont Tahun 2009-2012
41
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Posisi Keuangan Tahunan Hutan Pendidikan Gunung
Walat
44
2. Laporan Aktivitas Tahunan Hutan Pendidikan Gunung Walat 45
3. Bagan Analisis Du Pont 45
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hutan termasuk salah satu sumber daya alam yang turut berperan untuk
membangun perekonomian negara. Sumber daya hutan dapat memberikan
kontribusi dalam penyediaan bahan baku industri, sumber pendapatan,
menciptakan lapangan dan kesempatan kerja. Namun, jumlah kontribusi subsektor
kehutanan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) cenderung berfluktuasi sejak
tahun 2000. Pada tahun 2009 hingga 2011, kontribusi subsektor kehutanan terus
mengalami penurunan (Tabel 1).
Tabel 1. Kontribusi Subsektor Kehutanan Terhadap Total Produk Domestik Bruto
Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun
Produk Domestik Bruto (PDB)
(Miliar Rupiah)
Kontribusi
Subsektor
Kehutanan
terhadap PDB
(%) Kehutanan Total PDB
2000 16.343,0 1.389.769,9 1,18
2001 16.962,1 1.646.322,0 1,03
2002 17.602,4 1.821.833,0 0,97
2003 18.414,6 2.013.674,6 0,91
2004 20.290,0 2.295.826,2 0,88
2005 22.561,8 2.774.281,1 0,81
2006 30.065,7 3.339.216,8 0,90
2007 36.154,1 3.950.893,2 0,92
2008 40.375,1 4.951.356,7 0,82
2009 44.952,1 5.613.441,7 0,80
2010 48.050,5 6.422.918,2 0,75
2011 51.638,1 7.427.086,1 0,70
Laju (%/tahun) 11,31 16,54 -0,04
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2011 (diolah)
Jumlah subsektor kehutanan yang meningkat dalam nominal rupiah tidak
sejalan dengan perhitungan laju subsektor kehutanan sebesar 11,31 persen per
tahun, jika dibandingkan dengan laju total PDB sebesar 16,54 persen per tahun.
Rata-rata laju kontribusi subsektor kehutanan terhadap PDB memperlihatkan
angka yang negatif yaitu -0,04. Hal ini menunjukkan pertumbuhan subsektor
kehutanan yang relatif lambat pada aspek ekonomi. Perhitungan manfaat hasil
hutan baik kayu maupun non kayu serta pengusahaan hutan yang berupa jasa
lingkungan perlu untuk diperhitungkan kembali, sehingga dapat mengevaluasi
perkembangan usaha secara keseluruhan.
Kontribusi subsektor kehutanan juga tidak terlepas dari besarnya luas
kawasan hutan yang ada di Indonesia. Luas kawasan hutan Indonesia berdasarkan
SK penunjukan kawasan hutan dan perairan sampai dengan bulan November 2011
2
adalah sebesar 133,9 juta hektar (Ha). Hutan tersebar di seluruh provinsi setiap
pulau di Indonesia mulai dari Sumatera hingga Papua, termasuk salah satunya
Pulau Jawa. Meskipun Pulau Jawa memiliki banyak provinsi namun jumlah total
luas hutan tidak seluas hutan pada pulau yang serupa lainnya seperti Sumatera.
Keberadaan kawasan hutan di Pulau Jawa yang tidak terlalu luas tersebut
menjadikan provinsi-provinsi yang memiliki luas hutan cukup besar harus
dikelola dengan baik di setiap aspek sehingga menghasilkan manfaat maksimal
dan pendapatan optimal. Provinsi Jawa Barat yang memberikan kontribusi luas
lahan hutan terluas kedua di Pulau Jawa setelah Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar
0,82 juta Ha.
Luas wilayah yang paling besar di Provinsi Jawa Barat ialah Kabupaten
Sukabumi yakni 0,42 juta Ha dengan luas hutan sebesar 0,11 juta Ha.
Berdasarkan SK. Menteri Kehutanan Nomor 195/Kpts-II/2003 tentang
Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Jawa Barat, luas kawasan hutan
di Sukabumi mendapatkan urutan kedua untuk jumlah luas hutan dari 26 jumlah
total kota/kabupaten di Jawa Barat. Luas kawasan hutan tersebut terbagi-bagi
menurut fungsinya menjadi hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi.
Kawasan hutan yang mencakup fungsi sebagai hutan konservasi, hutan
lindung, dan hutan produksi salah satunya adalah Kawasan Hutan Dengan Tujuan
Khusus (KHDTK). Tujuan dari KHDTK diperuntukkan khusus antara lain untuk
kegiatan penelitian dan pengembangan sesuai dengan amanat Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999, dengan tanpa mengubah fungsi pokok
kawasan hutan dimaksud. Oleh karena itu,KHDTK juga turut berkontribusi
dalam subsektor kehutanan dengan melakukan pemanfaatan sumber daya hutan
yang ada. Perkembangan KHDTK saat ini berdasarkan statistik Badan Litbang
Kehutanan tahun 2010 terdapat 33 kawasan hutan yang dikelola oleh Badan
Litbang Kehutanan. Selain itu, pengelolaan KHDTK juga dilakukan oleh
perguruan tinggi yang memiliki Fakultas Kehutanan.
Satu dari beberapa KHDTK yang dikelola oleh perguruan tinggi ialah Hutan
Pendidikan Gunung Walat (HPGW) di bawah pengelolaan Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor (IPB). HPGW merupakan hutan tropis dan menjadi
bagian dari kawasan hutan yang terdapat di Jawa Barat tepatnya terletak di
Cibadak, Kabupaten Sukabumi dengan luas sebesar 359 Ha. HPGW berfungsi
sebagai media implementasi Tridharma Fakultas Kehutanan IPB yang meliputi
fungsi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dimana dalam
menjalankan fungsinya, HPGW melakukan pengembangan hutan secara mandiri
akan finansialnya (self finance) yang menjadi pembeda dengan hutan pendidikan
dibawah pengelolaan perguruan tinggi lain.
Perkembangan usaha yang dilakukan oleh HPGW sebagai hutan pendidikan
yang mandiri dari segi finansial dapat dinilai melalui kinerja keuangan. Kinerja
keuangan penting untuk diketahui sehingga mampu melihat keberhasilan
manajemen HPGW dalam mengelola keuangannya. Berdasarkan kinerja
keuangan dapat menjadi bahan evaluasi untuk pengambilan kebijakan selanjutnya
oleh manajemen.
3
Perumusan Masalah
HPGW sebagai hutan pendidikan di bawah pengelolaan Fakultas
Kehutanan IPB memulai kemandirian finansial sejak tahun 2009. Agar dapat
melakukan pengorganisasian pengelolaan yang mampu memberikan pelayanan
optimal, HPGW harus mengembangkan sumber-sumber penerimaan. HPGW
dikembangkan melalui penguatan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan Tridharma,
yakni dengan pengembangan paket-paket kerjasama program pendidikan dan
latihan, serta pengembangan ekowisata terpadu. Selain itu, HPGW memanfaatkan
hasil hutan berupa getah pinus dan damar.
Berdasarkan laporan keuangan HPGW, penerimaan HPGW bersumber
dari penjualan getah pinus, penjualan getah damar, pendapatan pelayanan jasa,
sumbangan tidak terikat, pendapatan lain-lain, dan pendanaan terikat temporer.
Dapat dilihat dalam Tabel 2, bahwa penerimaan meningkat di tahun 2009 hingga
2011, lalu menurun pada tahun 2012 bersamaan dengan surplus/defisit yang
diperoleh.
Tabel 2. Jumlah Penerimaan HPGW dan Surplus/Defisit Tahun 2009-2012
Uraian 2009
(Rp)
2010
(Rp)
2011
(Rp)
2012
(Rp)
Penerimaan 1.173.586.085 1.556.833.109 2.556.047.833 2.009.850.300
1. Penjualan
Getah Pinus 207.620.000 355.520.000 996.692.500 366.067.575
2. Penjualan
Getah
Damar 232.684.500 399.591.375 468.645.000 75.924.950
3. Pendapatan
Pelayanan
Jasa 269.212.500 578.641.600 900.848.800 673.573.965
4. Sumbangan
Tidak
Terikat 0 0 0 723.316.435
5. Pendapatan
Lain-lain 299.269.085 18.557.634 75.116.533 23.888.375
6. Pendanaan
Program
Terikat
Temporer 164.800.000 204.522.500 114.745.000 147.079.000
Surplus/Defisit 122.645.236 150.014.460 472.640.727 (157.791.724)
Sumber : Laporan Keuangan Hutan Pendidikan Gunung Walat Tahun 2009-2012 (diolah)
Keuntungan HPGW dipengaruhi salah satunya oleh biaya yang
dibebankan terhadap penerimaan. Seperti yang terlihat dalam Tabel 2,
penerimaan yang diterima pada tahun 2012 menurun dan mengalami defisit.
Sementara jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan pendapatan yang
lebih kecil namun masih menghasilkan surplus. Menjadi pertanyaan dalam
penelitian ini ialah bagaimana struktur biaya pada HPGW Fakultas Kehutanan
IPB?
Sumber pendanaan yang mandiri akan memperlihatkan kemampuan
keuangan HPGW dalam menjalankan usaha dan memenuhi kewajiban. Upaya
untuk meningkatkan usaha serta sejauh mana upaya tersebut telah terealisasi dapat
4
terlihat dengan menganalisa laporan keuangan HPGW. Dengan mengetahui
perkembangan usaha selama beberapa periode dapat membantu manajemen untuk
mengambil strategi usaha yang tepat guna pada periode mendatang berdasarkan
kinerja keuangan. Oleh karena itu timbul pertanyaan lain yang akan dijawab
dalam penelitian ini, yaitu bagaimana perkembangan usaha dilihat dari kinerja
keuangan HPGW Fakultas Kehutanan IPB tahun 2009-2012?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka perlu diketahui tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengklasifikasi struktur biaya pada Hutan Pendidikan Gunung Walat
Fakultas Kehutanan IPB.
2. Menganalisis perkembangan usaha dilihat dari kinerja keuangan pada Hutan
Pendidikan Gunung Walat Fakultas Kehutanan IPB periode 2009-2012.
Manfaat Penelitian
Melalui penelitian yang dilakukan, maka diharapkan hasilnya dapat
memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Pengembangan Keilmuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan sesuatu yang berharga
bagi pihak universitas khususnya Institut Pertanian Bogor sekaligus sebagai
koleksi pembendaharaan referensi dan tambahan wacana pengetahuan untuk
perpustakaan Institut Pertanian Bogor.
2. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi atau masukan untuk
menyusun pola perencanaan anggaran selanjutnya dan memberikan gambaran
tentang kontribusi Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) di dalam
mendukung penyelenggaraan kegiatan Tridharma Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengalaman dan
pengetahuan tentang cara penulisan karya ilmiah yang baik khususnya
peneliti dan diaplikasikan dalam bermasyarakat.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah terbatas pada klasifikasi
struktur biaya serta mengetahui perkembangan usaha berdasarkan kinerja
keuangan Hutan Pendidikan Gunung Walat Fakultas Kehutanan Institut Pertanian
Bogor. Pembatasan ini dilakukan agar penelitian lebih fokus dan mendapatkan
hasil yang lebih tepat.