ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI SAYURAN
HIDROPONIK DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH :
MIFTAHUL FAUZAN SITEPU
150304101
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI SAYURAN
HIDROPONIK DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH:
MIFTAHUL FAUZAN SITEPU
150304101
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
i
ABSTRAK
MIFTAHUL FAUZAN SITEPU (150304101) : “ANALISIS KELAYAKAN
USAHATANI SAYURAN HIDROPONIK DI KOTA MEDAN “ Penelitian
ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua komisi
pembimbing dan Bapak Dr. Ir.Rahmanta, M.Si selaku anggota komisi
pembimbing.
Hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam tanpa tanah, dengan
menggunakan larutan nutrisi di dalam air. Sayuran hidroponik lebih higienis tanpa
pestisida dan lebih segar. Harga jual sayuran hdiroponik juga lebih tinggi
dibandingkan sayuran konvesional. Namun tingginya biaya tingkat investasi dan
biaya operasional menjadi salah satu faktor penting untuk di teliliti apakah tetap
efisien untuk dijalankan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
pendapatan usahatani sayuran hidroponik dan menganalisis kelayakan usahatani
sayuran hidroponik di Kota Medan. Metode analisis yang digunakan untuk
menguji kelayakan usaha adalah Return Cost Ratio (R/C) dan Break Even Poinnt
(BEP). Hasil penelitian menunjukkan pendapatan rata-rata usahatani di Kota
Medan adalah Rp. 2.225.015,- per bulan per petani dan Usahatani sayuran
hidroponik layak untuk diusahakan Kota Medan.
Kata Kunci : Pendapatan, Hidroponik, Kelayakan Usahatani
ii
ABSTRACT
MIFTAHUL FAUZAN SITEPU (150304101) : "ANALYSIS OF THE
FEASIBILITY OF THE PLANTS HYDROPONIC FARMING
AGRICULTURE IN THE CITY OF MEDAN" research guided by bapak Dr.
Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec as Chairman of the Commission and bapak Dr.
Ir. Rahmanta, M.Si as a member of the Committee.
Hydroponics is a technology for growing without soil, using nutrient solutions in
water. Vegetables hydroponically is more hygienic without pesticides and fresh.
The selling price of vegetables hdroponik also higher than conventional vegetable.
However, the high cost on the level of investment and operating costs to be one
important factor to be researched is it still efficient to run. The purpose of this
study is to analyze the income of the hydroponic farming of vegetables and
analyze the needs of the vegetables usahtani in the City of Medan . The method of
determining the area used in this research is Purposive, while the method of
analysis of the likelihood ratio of the return cost (R / C) and the break even Point
(BEP). The results showed the average income of farm in the City of Medan is
Rp. 2.225.015,- per month per farmer and Farming system vegetables hydroponics
worth to cultivated City of Medan.
Keywords : Income, Hidroponics, The Feasibility Of Agriculture
iii
RIWAYAT HIDUP
MIFTAHUL FAUZAN SITEPU, lahir di Medan, pada tanggal 22Mei 1997 dari
Ayahanda M. Luthfi Sitepu, A.Ptnh dan Alm Ibunda Evi Zahara, PAAP penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2009 lulus dari Sekolah Dasar Swasta Kartika 1-1 Kota Medan.
2. Tahun 2012 lulus dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 16Kota Medan.
3. Tahun 2015 lulus dari SMA Swasta Sutomo 2 Kota Medan.
4. Tahun 2015 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara melalui jalur SBMPTN.
Kegiatan yang pernah diikuti penulis selama masa perkuliahan antara lain sebagai
berikut:
1. Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Sei Balai,
Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara pada tahun 2018.
2. Bulan April 2019 penulis melakukan penelitian skripsi di Desa Binjai Baru,
Kecamatan Datuk Tanah Datar, Kabupaten Batu Bara.
3. Anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP) Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih-
Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul“Analisis Kelayakan
Usahatani Sayuran Hdiroponiik di Kota Medan” yang merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan, dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya:
1. Kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku ketua komisi
pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dengan sabar, serta membantu dan mendukung penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
2. Kepada Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si selaku anggota komisi pembimbing
yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
3. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi
Agribisnis yang telah memberikan dan mengajarkan ilmu-ilmu yang
bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan.
4. Kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi
Agribisnis yang turut membantu melancarkan proses perkuliahan dan
penyelesaian skripsi.
v
5. Kepada kedua orangtua terkasih, Ayahanda M. Luthfi Sitepu dan Alm Ibunda
Evi Zahara, serta adik-adik penulis, M. Farhan Aulia Sitepu dan Feza
Rahman Sitepu yang tidak henti-hentinya memberi semangat, nasihat,
dukungan serta doa dari awal kuliah sampai pada saat ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada sahabat-sahabat Tongkrongan penulis Yasmin,Ari, Rizky, Pritel,
Ilham, Adji, Apek, kenyot, Opet, Ijal, Keleng, Rangga, Nicholas, Petra yang
tidak memberikan masukan apa-apa.
7. Kepada Sahabat- Sahabat Kampus Penulis Julius, Hardy, Awi, Madek,
Masteg, Ary, Ropi, Didak, Dendi, Palguno, Rizka, Dara, Sola, Tobing,
Sabila, Makpo, Pandi, Bania, Harun, Fahmi, Keiko, Ayuk, Khalid, Dinta,
Dwi.
8. Kepada teman-teman seperjuangan Program Studi Agribisnis Stambuk 2015
yang telah banyak membantu dan memberi semangat kepada penulis dari
awal masuk kuliah sampai pada saat ini
9. Kepada responden penelitian yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan informasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhir kata penulis menyampaikan terima kasih dan berharap skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka .........................................................................
2.1.1. Hidroponik ....................................................................... 8
2.2 Landasan Teori ........................................................................... 8
2.2.1. Ilmu Usahatani ................................................................. 9
2.2.2. Teori Penerimaan dan Pendapatan .................................. 10
2.2.3. Analisis Kelayakan Usahatani ......................................... 10
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................... 12
2.4 Kerangka Pemikiran ................................................................... 13
2.7 Hipotesis Penelitian .................................................................... 15
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian ........................................................................ 16
3.2 Metode Pengambilan Sampel .................................................... 16
3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................ 18
3.4 Metode Analisis Data ................................................................. 18
3.5 Definisi dan Batasan Operasional ............................................... 19
3.5.1 Definisi Operasional ........................................................ 19
3.5.2 Batasan Operasional Penelitian ....................................... 21
vii
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ....................................................... 22
4.1.1. Letak Geografis ............................................................... 22
4.1.2. Kependudukan ................................................................. 23
4.1.3. Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan ....... 24
4.2. Karakteristik Sampel .................................................................. 24
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 AnalisisUsahatani Sayuran Hidroponik ...................................... 27
5.1.1. Biaya Tetap ...................................................................... 28
5.1.2. Biaya Variabel ................................................................. 29
5.2 Analisis Penerimaan dan Pendapatan Usahatani SayuranHidroponik ..... 31
5.3 Analisis Kelayakan Usahatani Sayuran Hidroponik .................. 32
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 34
6.2 Saran ........................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1 Luas Areal Pertanian di Kota Medan Tahun 2013-
2018
2
2 Produsen Sayuran Hidroponik di Kota Medan tahun
2019
17
3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Menurut Kecamatan tahun 2018
23
4 Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat
Pendidikan
24
5 Usia Petani Sayuran Hidroponik di Kota Medan
25
6 Tingkat Pendidikan Petani Sayuran Hidroponik Di
Kota Medan 2019
25
7 Pengalaman Berusahatani Sayuran Hidroponik di
Kota Medan
26
8 Komponen Biaya Tetap Usahatani Sayuran
Hidroponik Per bulan
29
9 Komponen Biaya Variabel Usahatani Sayuran
Hidroponik Per Bulan
30
10 Total Biaya Produksi Usahatani Sayuran
Hidroponik Per Bulan
30
11 Penerimaan dan Pendapataan Usahatani Sayuran
Hidroponik Per Bulan
31
12 Rata-rata R/C Usahatani Hidroponik di Kota Medan
Per Bulan
32
13 Rata-rata Perhitungan BEP Harga dan BEP
Produksi Usahatani Hidroponik di Kota Medan Per
Bulan
33
ix
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Sayuran
Hidroponik di Kota Medan
15
2 Gambar Usahatani Hidroponik
26
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampian Judul
1. Karakteristik Responden
2. Biaya dan Luas Lahan
3. Jenis, Biaya, dan Banyak Lubang Tanam
4. Biaya Bibit Sayuran Hidroponik per Bulan
5. Penyusutan Peralatan per Bulan dan per Tahun
6. Biaya Rockwool, Nutrisi, Pestisida Alami, dan Listrik per
Bulan
7. Analisis Curahan dan Biaya Tenaga Kerja
8. Total Biaya Usahatani Sayuran Hidroponik
9. Penerimaan Sampel Usahatani Sayuran Hidroponik
10. Pendapatan Sampel Usahatani Sayuran Hidroponik
11. Kelayakan Usahatani Sayuran Hidroponik R/C per Bulan
12. Kelayakan Usahatani Sayuran Hidroponik BEP per Bulan
13. Foto-foto Usahatani Hidroponik
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara tropis dan memiliki kondisi geografis yang mendukung,
sehingga memberikan kesempatan pada para petan iuntuk bias menanam segala
macam tumbuhan. Selain itu iklim di Indonesia juga mendukung untuk bisa
bercocok tanam sepanjang tahun.
Keadaan ini menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang
diandalkan diIndonesia. Sektor pertanian juga mampu memberikan pemulihan
dalam mengatasi krisis yang terjadi sehingga dikatakan mempunyai potensi besar
untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional.(Husodo, dkk, 2004)
Penurunan luasan lahan pertanian di Indonesia akibat konversi dari sektor
pertanian ke sektor bukan pertanian menyebabkan kegiatan budidaya pertanian
mengalami kendala dalam penyediaan lahan. Tentu saja hal ini berdampak buruk
bagi peningkatan kuantitas produksi pertanian, khususnya pangan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Kondisi lahan pertanian yang kian hari semakin
berkurang, sementara disisi lain pemenuhan kebutuhan pangan dari hasil pertanian
semakin meningkat, mendorong sektor pertanian untuk mengatasi kendala
tersebut dengan meningkatkan penerapan pertanian lahan sempit. Berkaitan
dengan hal ini, kegiatan produksi tanaman pangan di Indonesia hingga saat ini
sudah relatif berkembang dimana sudah banyak digunakan teknologi budidaya
yang berhasil diadopsi dari negara-negara maju. Diantaranya, sistem pertanian
lahan sempit yang saat ini diterapkan adalah sistem budidaya secara hidroponik.
Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2010), hidroponik merupakan teknologi
2
bercocok tanam yang menggunakan air, nutrisi dan oksigen, dengan kata lain
teknik ini tidak menggunakan tanah sebagai medianya.
Tabel 1. Luas Areal Pertanian di Kota Medan Tahun 2013-2018
No. Tahun Luas Areal Pertanian (Ha)
1 2012 6188
2 2013 4203
3 2014 5752
4 2015 5456
5 2016 5371
6 2017 5352
7 2018 5184
Sumber: Kota Medan Dalam Angka, 2018
Berdasarkan Tabel 1 di atas diperoleh informasi bahwa total luas areal pertanian
di Kota Medan dari seluruh kecamatan tahun 2012 sebesar 6.188 Ha menurun
pesat ditahun 2013 sebesar 4.203 Ha, kemudian meningkat pada tahun 2014
sebesar 5.752 Ha lalu terus menurun hingga tahun 2017 sebesar 5.352 Ha. Hal ini
membuktikan bahwa terjadi penurunan luas pertanian yang signifikan dari tahun
ke tahun.
Saat ini telah dikenal cara bercocok tanam hidroponik, yaitu bercocok tanam
tanpa menggunakan media tanah, bisa menggunakan air, kerikil dan sebagainya.
Tanah yang merupakan media dalam budidaya konvensional, semakin lama unsur
haranya akan semakin berkurang dan tanaman pun akan kekurangan nutrisi,
sehingga dibutuhkan suatu teknologi baru yang dapat mengatur pemberian nutrisi
dengan mudah agar kebutuhan nutrisi tanaman tercukupi. Teknologi hidroponik
merupakan solusinya, yaitu dengan sistem pemberian nutrisi yang langsung ke
bagian akarnya. Teknologi hidroponik ini masih termasuk baru, diperkirakan
3
mulai dikenal di Indonesia pada akhir tahun 80-an. Namun teknologi hidroponik
ini mulai mendapat perhatian di Indonesia dalam lima tahun terakhir, khususnya
untuk menghasilkan produk hortikultura dan flortikultura. Di negara-negara
subtropis teknologi hidroponik sudah dikenal dan diterapkan cukup lama sehingga
sudah sampai pada tahap yang sangat maju terutama dalam hal penciptaan
lingkungan tumbuh yang optimal bagi pertumbuhan tanaman (Chadirin, 2007).
Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media
tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan
hidroponik adalah: (a) tidak memerlukan lahan yang luas (b) mudah dalam
perawatan (c) memiliki nilai jual yang tinggi. Sedangkan kelemahan hidroponik
adalah: (a) memerlukan biaya yang mahal (b) membutuhkan keterampilan yang
khusus (Roidah, 2014). Jenis hidroponik sangat beragam yaitu sistem irigasi tetes,
sistem wick, sistem Nutrient Film Tehnique (NFT). Jenis hidroponik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sistem wick (Hendra, 2014).
Pengembangan hidroponik di Indonesia memiliki peluang yang baik untuk
mengisi kebutuhan dalam negeri maupun merebut peluang ekspor. Penduduk Kota
besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan maupun kota besar lainnya
memiliki kecenderungan untuk memperbaiki kualitas hidup mereka. Penggunaan
produk-produk berkualitas memberikan rasa nyaman bagi penggunanya. Pasar-
pasar modern menjadi ciri khas tentang tuntutan akan produk yang
berkualitasbukan lagi produk yang banyak namun asal, tapi produk yang bersih
dan kontinuitas tinggi.
4
Penggunaan sistem Hidroponik sangat tepat di gunakan di daerah perkotaan
karena dengan memanfaatkan lahan yang sempit untuk mencapai produktivitas
yang optimal atau yang di sebut dengan intensifikasi pertanian.
Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan konsumen terhadap
kesehatan, bahaya pestisida, serta isu ramah lingkungan membuat sayuran
hidroponik mulai diminati masyarakat untuk dikonsumsi sehari-hari.
Sayuran dikonsumsi dalam jumlah yang sangat besar di seluruh dunia. Seiring
dengan pertambahan penduduk dan peningkatan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pola makan sehat, permintaan komoditas ini diperkirakan akan terus
meningkat dari tahun ke tahun. Peluang pasar komoditas ini, baik untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor sangat besar. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya peningkatan volume produksi dan mutu sayuran untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Sayuran merupakan salah satu bahan pangan hasil pertanian sebagai pelengkap
kebutuhan vitamin dan mineral, juga serat untuk menunjang kesehatan manusia.
Kesadaran akan kesehatan telah mendorong manusia untuk mengonsumsi sayuran
yang sehat secara rutin (Hidayat dalam masyarakatmandiri.co.id). Sayur
merupakan salah satu kebutuhan pokok yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat, sehingga banyak petani yang memanfaatkannya
sebagai peluang bisnis yang cukup menguntungkan mereka. Tanaman sayuran
dibudidayakan dengan cara konvensional dan hidroponik.
Sayuran yang dihasilkan dengan menggunakan teknologi hidroponik memiliki
kualitas yang lebih baik dibandingkan sayuran konvensional. Pada tahun 1994
5
sebuah tes pernah dilakukan oleh kelompok investigasi dari Laboratorium
Teknologi Tanaman Universitas San Jose California, untuk mengetahui
kandungan vitamin dan mineral yang terkandung dalam hasil tanaman hidroponik
dibandingkan dengan hasil tanaman organik dan juga hasil tanaman yang
dibudidayakan secara konvensional. Hasilnya menunjukkan bahwa tanaman hasil
hidroponik memiliki vitamin dan mineral yang secara signifikan lebih tinggi dan
sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia dibanding dengan pola konvensional
maupun organik (Sianturi, 2017)
Teknologi hidroponik ini mempunyai banyak keunggulan, namun konsekuensinya
juga membutuhkan biaya yang tinggi dalam produksinya yang mengakibatkan
harga sayuran dengan teknologi hidroponik ini lebih mahal dibandingkan dengan
sayuran secara konvensional. Berdasarkan survey lapangan, masih belum banyak
yang membudidayakan sayuran hidroponik di Kota Medan untuk skala bisnis
yang besar. Selain karena tekhnologi hidroponik yang masih baru, msyarakat juga
belum terbiasa mengkonsumsi sayuran hidroponik yang harganya jauh lebih
mahal dibanding sayur non organik. Padahal, untuk jangka panjang, tekhnologi
hidroponik merupakan salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi krisis lahan
pertanian.
Kegiatan usahatani secara Hidroponik yang relatif baru,juga menggunakan
sumberdaya yang dimiliki petani. apalagi kegiatan usahtani secara hidroponik
memerlukan biaya investasi (modal) yang cukup besar dibandingkan dengan
kegiatan usahatani konvensional. Sementara bagi petani,modal merupakan salah
satu sumberdaya yang langka, sehingga perlu kehati-hatian dalam mengalokasikan
modal tersebut untuk suatu usahatani tertentu.
6
Studi kelayakan usaha merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara
mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka
menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Kasmir dan Jakfar 2003).
Untuk memulai bisnis, perlu dilakukan analisis usaha untuk mengetahui sejauh
mana kelayakan usahanya dan usahanya layak dikembangkan atau tidak. Kapan
balik modal akan tercapai dan seberapa besar keuntungan yang didapat.Dengan
melihat latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian ilmiah terhadap
usahatani hidroponik untuk melihat berapa besar pendapatan petani dan
keluarganya dan menganalisis apakah usahatani yang dilakukan di daerah ini
layak secara finansial.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pendapatan usahatani sayuran hidroponik di Kota Medan?
2. Bagaimana kelayakan usahatani hidroponik di daerah penelitian?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pendapatan usahatani sayuran hidroponik di Kota
Medan.
2. Untuk menganalisis kelayakan usahatani hidroponik di daerah penelitian.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat kepada:
1. Masyarakat, sebagai bahan informasi bagi masyarakat yang ingin berusaha
dibidang pertanian dilahan yang minim khususnya di perkotaan.
7
2. Pemerintah, sebagai masukan dan pertimbangan dalam pengambilan
kebijakan.
3. Peneliti lain, sebagai sumber informasi untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut tentang usahatani hidroponik.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1 Hidroponik
Secara umum diartikan bertanam tanpa tanah. Hydroponik sendiri berasal dari
kata Yunani hydro, yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik
sebenarnya adalah cara bertanam dengan menggunakan air sebagai media tanam.
Oleh karena itu, kemudian muncul beraneka metode penanaman hidroponik.
Namun, keragaman tersebut dapat dipilahkan secara sederhana menjadi dua jenis,
yaitu hidroponik dengan media tanam hanya air dan hidroponik dengan media
tanam air dilengkapi media lain sebagai penyangga tanaman (media tanam
kombinasi) (Karsono, 2002). Istilah hidroponik (hydroponics) digunakan untuk
menjelaskan tentang cara bercocok tanam tanpa tanah sebagai media tanamnya.
Di kalangan umum, istilah ini dikenal sebagai “bercocok tanam tanpa tanah”.
Disini termasuk juga bercocok tanam di dalam pot atau wadah lainnya yang
menggunakan air atau bahan poros lainnya, seperti pecahan genting, pasir kali,
kerikil, maupun gabus putih (Lingga, 2005).
Hidroponik merupakan sebutan sebuah teknologi bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah. Media menanam digantikan dengan media tanam lain seperti
rockwool, arang sekam, zeolit, dan berbagai media yang ringan dan steril untuk
digunakan. Hal terpenting pada hidroponik adalah penggunaan air sebagai
pengganti tanah untuk menghantarkan larutan hara ke dalam akar tanaman
(Prihmantoro, 1998). Menurut Sutiyoso (2004), di Indonesia, hidroponik yang
9
berkembang pertama kali yaitu hidroponik substrat. Hidroponik substrat
merupakan sistem hidroponik yang mempergunakan media selain tanah dan steril,
misalnya arang sekam, pasir, dan serbuk sabut kelapa. Setelah hidroponik
substrat, hidroponik NFT (nutrient film technique) mulai dikenal di Indonesia,
kemudian berkembang pula hidroponik aeroponik yang memberdayakan udara.
Teknik hidroponik sangat memungkinkan untuk menanam semua jenis sayuran.
Sayuran yang sesuai untuk dataran rendah-sedang umunya adalah sayuran asli
tropis, seperti kacang panjang, kangkung, bayam, dan sebagainya. Sementara
untuk wilayah dataran tinggi umumnya lebih sesuai yang berasal dari sub tropis
seperti wortel, sawi, kentang, dan sebagainya. Wilayah iklim basah umumnya
sangat sesuai untuk sayuran daun seperti sawi, kangkung, bayam, dan sebagainya.
Wilayah yang iklimnya kering dan pengairan tersedia sesuai untuk cabe, bawang
merah, kacang panjang, dan sebagainya. Keuntungan bercocok tanam dengan
teknologi hidroponik adalah media relatif steril, penggunaan air dan nutrisi
terukur dan efisien, sanitasi lingkungan bersih, sehat, ramah, dan terkendali,
waktu panen dapat lebih awal, 3K terjamin (kualitas, kuantitas, dan kontinyuitas
hasil) (Sudarmodjo, 2008).
2.2 Landasan Teori
2.2.1Ilmu Usahatani
Ilmu Usahatani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan
dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga memberikan manfaat yang sebaik-
baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani merupakan ilmu yang
10
mempelajari cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan
mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien
mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin
(Suratiyah, 2008).
2.2.2 Teori Penerimaan dan Pendapatan
Teori Penerimaan dan Pendapatan Penerimaan merupakan jumlah kuantitas hasil
produksi dikalikan dengan harga dari kuantitas yang dihasilkan tersebut yang
dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut :
TR = Y. Py
Keterangan :
TR = Total Penerimaan
Y = Jumlah Produksi
Py = Harga Produk (Rp) (Soekartawi, 2002).
Pendapatan adalah selisih antara penerimaan dengan total biaya produksi.
Pendapatan bersih atau keuntungan petani tergantung dua faktor utama yaitu
penerimaan dari biaya usahatani. Untuk mengetahui keuntunganatau pendapatan
bersih maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
Π = TR – TC
Keterangan :
Π = Keuntungan, TR = Total Penerimaan, TC = Total Biaya (Assuari, 1996).
2.2.3 Analisis Kelayakan Usahatani
Analisis kelayakan mempunyai arti penting bagi perkembangan dunia usaha.
Gagalnya usahatani dan bisnis rumah tangga pertanian merupakan bagian dari
11
tidak diterapkannya studi kelayakan dengan benar. Secara teoritis, jika setiap
usahatani didahului analisis kelayakan yang benar, resiko kegagalan dan kerugian
dapat dikendalikan dan diminimalkan sekecil mungkin (Subagyo, 2007). Dalam
meninjau apakah usahatani tersebut layak atau tidak layak maka dapat dilakukan
dengan melakukan analisis keseimbangan dan analisis R/C. Analisis
keseimbangan atau yang biasa disebut dengan Analisis Break Event Point (BEP)
adalah salah satu analisis untuk mempelajari hubungan anatara penjualan, biaya
dan laba. Break event adalah keadaan tanpa rugi. Analisis Break Event Point ini
mempelajari pengaruh timbal balik antara pendapatan, biaya dan laba. Menurut
Suratiyah (2009), dengan analisis BEP ini petani dapat merencanakan sesuatunya
karena hal berikut:
1. Dapat dihitung berapa produksi (kg) yang harus dicapai agar petani
memperoleh keuntungan atau dengan kata lainnya BEP Produksi. Usahatani
dikatakan layak apabila jumlah produksi lebih besar daripada BEP produksi.
2. Dapat dihiting berapa harga jual (Rp/Kg) agar petani untung atas total biaya
produksi atau untung dari total biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh petani
aau dengan kata lainya BEP Harga. Usahatani dikatakan layak apabila harga
Hidropnoik lebih tinggi daripada BEP harga.
3. Analisis R/C (Return Cost Ratio) adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui tingkat penerimaan total biaya. Maka dari itu analisis R/C merupakan
perbandingan antara penerimaan dan total biaya per usahatani. Secara teoritis
dengan rasio R/C = 1, artinya tidak untung dan tidak rugi. Maka usahatani akan
dikatakan layak apabila nilai R/C > 1.
12
2.4 Penelitian Terdahulu
1. Maswadi (2013) dimana Penelitiannya Berjudul “Analisis Kelayakan Usahatani
Tanaman Padi Di Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak”.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui keadaan finansial yang mencakup biaya, penerimaan,
pendapatan dan keuntungan dari usahatani tanaman padi, selain itu juga untuk
mengetahui kelayakan usahatani tanaman padi di Kecamatan Sebangki Kabupaten
Landak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (Purposive) dengan Kecamatan Sebangki
Kabupaten Landak sebagai obyeknya dan petani lahan sawah sebagai subyeknya.
Hasil penelitian keadaan finansial usahatani tanaman padi di Kecamatan Sebangki
menunjukkan besarnya total biaya sebesar Rp 1.621.618,57/Usahatani/ Tahun,
penerimaan sebesar Rp 2.859.375,00/Usahatani/ Tahun, pendapatan sebesar Rp
2.484.625,09/Usahatani/ Tahun dan keuntungan sebesar Rp 1.237.756,44
/Usahatani/Tahun dan hasil perhitungan kelayakan usahatani tanaman padi,
diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 1,82 dan nilai B/C Ratio sebesar 1,58. Dari hasil
analisis kelayakan tersebut, menunjukkan bahwa usahatani tanaman padi di
Kecamatan Sebangki Kabupaten Landak layak diusahakan atau memberikan
keuntungan dari aspek finansial.
2. Bahrun (2015) Dalam Penelitianya berjudul :”Kegiatan Dan Pendapatan
Usahatani Seledri (Apium Gravioles L) Di Desa Saring Sei Binjai Kecamatan
Kusan Hilir Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan”diperoleh
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan dan analisi data primer mengenai
usahatani seledri di Desa Saring Sei Binjai, maka dapat ditarik kesimpulan
13
sebagai berikut : Bahwa penyelenggaraan usahatani seledri di Desa Saring Sei
Binjai pengelolaan atau penyelenggaraan usahatani umumnya yang dilakukan
oleh petani cukup baik, karena telah menggunakan varietas unggul, Produksi yang
diperoleh dari usahatani Seledri di Desa Saring Sei Binjai ratarata sebesar 139,60
kg/petani atau sebesar 6.980,00 kg/ha, Penerimaan petani responden rata-rata
sebesar Rp. 6.980.000,00/petani. Sedangkan rata-rata pendapatan yang diperoleh
petani rata-rata sebesar 6.617.309,17/petani.
3. Ratna (2013) Dalam penelitiannya berjudul :”Analisis Usaha Sayuran
Hdroponik pada PT Kebun Sayur Segar Kabupaten Bogor” diperoleh berdasarkan
hasil pengamatan dilapangan dan analisis data primer mengenai usaha sayuran
hidroponik di PT Kebun Sayur Segar, maka di dapat Kesimpulan sebagai berikut :
Penerimaan yang diperoleh PT KSS tinggi karna produktivitas yang tinggi dan
harga jual yang premium yaitu 38.000 per kilogram. Sedangkan efesiensi yang
ditunjukuan oleh analisis R/C bahwa lebih dari satu dapat diartian bahwa usaha
yang di jalankan efisien dengan rasio R/C yaitu 1.27-2.71.
2.4 Kerangka Pemikiran
Petani adalah individu-individu yang mata pencahariannya berasal dari sektor
pertanian. Setiap petani memiliki karakteristik yang berbeda dengan yang lain.
Perbedaan karakteristik ini dapat menimbulkan perbedaan dalam berusahatani
baik dari segi produksi, pendapatan yang diperoleh petani dari usahataninya serta
pendapatan keluarga petani (family income).
Usahatani sayuran hidroponik di daerah ini akan dianalisis juga apakah
usahataninya tergolong layak atau tidak layak yang diputuskan berdasarkan
14
kriteria kelayakan di landasan teori. Jika usahatani sayuran hidroponik layak
makan usahatani menguntungkan dan bagus untuk dilanjutkan dan sebaliknya.
Dari usahatani sayuran hidroponik diperoleh produksi sayuran hidroponik dengan
biaya produksi seminimal mungkin dan memperoleh hasil yang semaksimal
mungkin sehingga penerimaan petani juga besar. Penerimaan petani juga
dipengaruhi oleh harga jual sayuran hidroponik, semakin tinggi harga sayuran
hidroponikmaka penerimaan petani juga semakin tinggi. Kriteria pendapatan
petani sayuran hidroponik dikatakan tinggi atau rendah dapat dibandingkan
dengan UMK (Upah Minimum Kota) Kota Medan sebesar Rp 2.969.824/bulan,-.
Adapun skema kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dilihat dari Gambar
2.1. skema kerangka pemikiran.
15
PETANI
Skema kerangka pemikiran berikut:
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran
2.5. Hipotesis
1. Usahatani sayuran hidroponik didaerah penelitian layak
Keterangan : Menaytakan Alur
Menyatakan Pengaruh
USAHATANI
HIDROPONIK
KELAYAKAN USAHATANI:
BEP Produksi
BEP Harga
R/C
B/C
PENDAPATAN
PRODUKSI
PENERIMAAN
TIDAK LAYAK LAYAK
BIAYA
PRODUKSI
16
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kota Medan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan
secara sengaja (purposive).Penentuan sampel data dilakukan dengan
pertimbangan yang telah dibuat terhadap objek yang sesuai dengan tujuan.
Pertimbangan ini didasarakan karena Kota Medan merupakan daerah metropolitan
dimana telah banyaknya alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Dimana,
Kota Medan sendiri merupakan Kota yang tergolong sempit, oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penilitian ini di kota medan
3.2 Metode Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dilakukan secara purposive atau secara sengaja. Prosedur yang
digunakan dalam penentuan sampel adalah prosedur Nonprobability Sampling
karena jumlah populasi petani sayuran hidroponik di Kota Medan tidak dapat
diketahui dengan pasti. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode bola
salju (snowball sampling), yaitu dimulai dengan satu orang yang diminta untuk
menunjuk responden/sampel berikutnya yang sesuai dengan karakteristik yang
dibutuhkan dalam penelitian. Cara pengambilan sampel dengan metode ini
dilakukan secara berantai, dimulai dari satu responden dan selanjutnya responden
tersebut menunjukkan responden lain, demikian seterusnya, sehingga dapat
ditentukan responden untuk petani sayuran hidroponik sebanyak 20 orang. Di
berbagai kecamatan yang ada di Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Area,
Medan Johor, Medan Mainmun, Medan Timur, Medan Denai, Medan Helvetia,
Medan Tembung, Medan Sunggal.
17
Tabel 2. Lokasi Sampel Usahatani Hidroponik di Kota Medan Tahun 2019
No Sampel Kecamatan
1 Medan Area
2 Medan Sunggal
3 MedanHelvetia
4 Medan Johor
5 Medan Baru
6 Medan Timur
7 MedanBarat
8 Medan Denai
9 MedanJohor
10 Medan Polonia
11 Medan Terjun
12 Medan Selayang
13 Medan Sunggal
14 Medan Johor
15 Medan Denai
16 Medan Selayang
17 Medan Tembung
18 Medan Sunggal
19 Medan Johor
20 Medan Johor
Sumber: Data Primer
18
3.3 MetodePengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil wawancara yaitu mendapatkan
informasi dengan cara bertanya langsung kepada petani sampel dengan
menggunakan daftar kuesioner yang telah disiapkan terlebih dahulu. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kota Medan.
3.4 Metode Analisis
Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan rumus
pendapatan usahatani Hidropnoik, dengan rumus:
Pd = TR – TC
Keterangan:
Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Revenue (Total Penerimaan)
TC = Total Cost (Total Biaya)
Untuk identifikasi masalah 2, dengan analisis kelayakan usahatani yaitu
menganalisis Break Event Point (BEP), Return Cost Ratio (R/C) dan Benefit Cost
Ratio(B/C).
Break Event Point (BEP) merupakan suatu keadaan impas atau keadaan kembali
modal sehingga usaha tidak untung dan tidak rugi atau hasil penjualan sama
dengan biaya yang dikeluarkan. Ada dua perhitungan yaitu produksi dan harga.
Ketentuan yang digunakan adalah apabila laba/ rugi suatu usaha = 0
19
R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal dengan perbandingan
atau nisbah antara penerimaan dan biaya. Secara sistematika dapat ditulis :
a = {(Py.Y) / (FC + VC )}
Keterangan :
a = R/C
R = Py.Y
C = FC + VC
R/C <1 , usahatani tidak layak diusahakan
R/C >1 , usahatani layak diusahakan
Analisis benefit – cost ratio(B/C) ini pada prinsipnya sama dengan analisis R/C,
hanya saja pada analisis B/C data yang dipentingkan adalah besarnya manfaat.
secara sistematika dapat ditulis:
Keterangan :
B/C <1 , usahatani tidak layak diusahakan
B/C >1 , usahatani layak diusahakan
3.5 Definisi dan Batasan Operasional
Untuk menghindari kesalapahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu
ditampilkan definisi dan batasan operasional, sebagai berikut:
3.5.1 Definisi
1. Petani sampel adalah petani yang mengusahakan usahatani Hidropnoik sebagai
pemilik atau penyewa lahan
2. Usahatani Hidropnoik adalah suatu kombinasi usaha yang tersusun dari faktor
produksi berupa modal, alam, tenaga kerja dan keahlian yang ditujukan untuk
proses produksi
20
3. Produksi adalah proses kombinasi dan koordinasi material-material dan
kekuatan-kekuatan (input, faktor, sumberdaya atau jasa-jasa produksi) dalam
pembuatan suatu barang atau jasa (output atau produksi) Ton/Ha
4. Produksi usahatani Hidropnoik adalah hasil panen yang diperoleh dalam satu
kali musim tanam diukur dalam kilogram (Kg).
5. Pendapatan usahatani Hidropnoik adalah selisih antara total penerimaan
dengan total biaya yang dikeluarkan dihitung dalam rupiah (Rp)
6. Tingkat pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh pemilik lahan dari
aktivitasnya dalam pengolahan lahan dan hasil panen.
7. Analisis kelayakan usahatani adalah analisis yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan dan menilai sejauh mana manfaat
yang diperoleh dari usahatani.
8. Analisis Break Event Point (BEP) adalah salah satu analisis untuk mempelajari
hubungan anatara penjualan, biaya dan laba. Break event adalah keadaan tanpa
rugi.
9. BEP Produksi adalah banyaknya produksi (kg) yang harus dicapai agar petani
memperoleh keuntungan
10. BEP Harga adalah harga jual (Rp/Kg) agar petani untung atas total biaya
produksi atau untung dari total biaya produksi yang telah dikeluarkan oleh
petani.
11. Penerimaan adalah penerimaan (Rp) yang harus dicapai agar petani mendapat
keuntungan.
21
12. Analisis R/C (Return Cost Ratio) adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui tingkat penerimaan total biaya. Maka dari itu analisis R/C
merupakan perbandingan antara penerimaan dan total biaya per usahatani.
13. Analisis benefit – cost ratio (B/C) ini pada prinsipnya sama dengan analisis
R/C , hanya saja pada analisis B/C data yang dipentingkan adalah besarnya
manfaat. Kriteria yang dipakai adalah suatu usahatani dikatakan memberi
manfaat kalau B/C > 1.
3.5.2.1 Batasan Operasional
1. Penelitian dilakukan di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
2. Populasi penelitian adalah petani yang berusahatani hidropnoik
3. Penelitian dilaksanakan tahun 2019.
22
BAB IV
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
4.1.1 Letak Geografis
Kota Medan terletak antara 3o .27’ Lintang Utara dan 98
o .35’ - 98
o .44’ Bujur
Timur dengan ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.
Kota Medan merupakan salah satu dari 33 daerah tingkat II di Sumateraa Utara
dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan
Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang terdiri dari 21 kecamtan, dan 151
kelurahan.
Kota Medan berbatasan dengan:
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang
Sebelah Utara berbatasan denfafn Kabupaten Deli Serdang
Kota Medan mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum menurut stasiun
BBMKG Wilayah I pada tahun 2018 yaitu 22,40C dan suhu maksimum yaitu 23
0C
dan suhu maksimum yaitu 33,40C. Kelembabab udara di wilayah Kota Medan
rata-rata sebesar 0,44m/sec, sedangkan rata-rata total laju penguapan tiap
bulannya 123,66 mm.
4.1.2 Kependudukan
Komposisi penduduk berdasarkan Jenis Kelamin menurut kecamatan di kota
medan dapat dilihat pada tabel berikut ini
23
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut
Kecamatan 2018
No Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Medan Kota 37.122 38,031 75.153
2 Medan Barat 36.265 37159 73.424
3 Medan Baru 20.228 20.735 40.963
4 Medan Johor 67.053 69.016 136.069
5 Medan Tuntungan 43.369 44.570 87.939
6 Medan sunggal 57.881 59.308 117.189
7 Medan Helvetia 75.983 78.006 153.989
8 Medan Petisah 31.604 32.388 63.992
9 Medan Polonia 28.379 29.122 57.501
10 Medan Maimun 20.296 20.796 41.092
11 Medan Selayang 54.192 55.734 109.926
12 Medan Amplas 63.858 65.465 129.323
13 Medan Area 49.391 50.602 99.993
14 Medan Marelan 85.368 87.088 172.456
15 Medan Belawan 49.067 50.206 99.273
16 Medan Labuhan 59.834 61.027 120.861
17 Medan Denai 73.109 74.872 147.981
18 Medan Timur 55.551 56.931 112.482
19 Medan Deli 93.464 95.343 188.827
20 Medan Tembung 68.556 70.328 138.884
21 Medan Perjuangan 47.832 49.016 96.484
Total 1.118.402 1.145.743 2.264.145
Sumber: Badan Pusat Statistik 2019
Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2019 sebanyak 2.264.145 jiwa terdiri dari
penduduk laki-laki sebanyak 1.118.402 jiwa dan penduduk perempuan sebesar
1.145.743 jiwa.Jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada jumlah
24
penduduk laki-laki. Kecamatan dengan penduduk terbesar adalah Kecamatan
Medan Deli dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 93.464 jiwa dan penduduk
perempuan sebesar 95.343 jiwa. Kecamatan dengan penduduk terkecil adalah
Kecamatan Medan Baru dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 20.228 jiwa
dan penduduk perempuan sebesar 20.735 jiwa.
4.1.3 Penduduk Kota Medan Menurut tingkat Pendidikan
Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamtan SD, SLTP,
SlTA, dan Perguruan Tinggi. Untuk mengetahuilebih jelas tingkat pendidikan
penduduk Kota medan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5 Penduduk Kota Medan Menurut Tingkat Pendidikan
Sumber: Badan Pusat Statistik 2019
Tabel 5 menunjukan bahwa tingkat pendidikan penduduk Kota Medan paling
sedikit berada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 97.579
dan yang paling banyak berada pada tingkat Perguruan Tinggi berjumlah 245.640
jiwa (24.08%)
4.2 Karakteristik Sampel
Pada penelitian ini jumlah responden petani adalah 20 orang responden. Petani
responden berasal dari beberapa Kecamatan di Kota Medan yang informasinya
diperoleh dari orang yang mengusahakan sayuran hidroponik di Kota Medan.
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase
(jiwa) (%)
1 SD 97.579 9.56
2 SLTP 155.947 15.28
3 SLTA 521.115 51.08
4 Perguruan tinggi 245.640 24.08
Total 1.020.281 100
25
Petani yang menjadi responden merupakan petani yang melakukan usahatani
sayuran hidroponik pada kecamatan tersebut baik sebagai usaha sampingan
maupun sebagai usaha pokok. Karakteristik petani responden satu dengan yang
lainnya tidak banyak berbeda. Selengkapnya beberapa klasifikasi usia, tingkat
pendidikan, dan lama bertani dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 6 Usia Petani Sayuran Hidroponik Di Kota Medan Tahun 2019
No Usia Petani Jumlah Petani (Orang)
1 20-30 9
2 31-40 2
3 41-50 7
4 51-57 2
Jumlah 20
Sumber: Badan Pusat Statistik 2019
Dapat dilihat dari tabel di atas bahwa usia petani sayuran Hidroponik yang
dijadikan responden dalam penelitian berkisar antara 20 sampai 57 tahun.
Responden dengan kelompok umur 20-30 tahun yang paling tinggi sebanyak 9,
hal ini menunjukan bahwa petani hidroponik kebanyakan dilakukan oleh petani
yang masih muda.petanidengan kelompok umur 51-57 yang paling rendah
sebanyak 2 orang
Tabel 7 Tingkat Pendidikan Petani Sayuran Hidroponik di Kota Medan 2019
No Tingkat Pendidikan Jumlah Petani (Orang)
1 Tamat SD -
2 Tamat SMP -
3 Tamat SMA 5
4 Tamat D3-S1 15
Jumlah 20
Sumber: Badan Pusat Statistik 2019
Tabel 7 menunjukan bahwa dari segi tingkat pendidikan petani sayuran
Hidroponik di kota medan tergolong tinggi. Terlihat dari tabel sebagian besar
26
petani berpendidikan ditingkat D3-S1 yaitu 15 petani dari total seluruh responden
dan sisanya berpendidikan ditingkat SMA yaitu 5 orang dari total seluruh
responden.
Keberhasilan suatu usahatani didukung oleh banyak fakor diantaranya
pengalaman berusahatani. Dari orang petani diperoleh pengalaman petani dalam
berusahtani tidak lebih dari 5 tahun. Untuk lebih jelasnya klasifikasi pengalaman
petani dilihat pada tabel 8
Tabel 8 Pengalaman Berusahatani Sayuran Hidroponik di Kota Medan 2019
No Pengalaman Berusahatani Jumlah Petani
(Tahun) (Orang)
1 ≤ 2 11
2 3 - 5 9
Jumlah 20
Sumber: Badan Pusat Statistik 2019
Dari Tabel 8 di atas diketahui bahwa pengalaman berusahatani di Kota Medan
tidak lebih dari 5 tahun dengan pengalamn kurang dari 2 tahun yaitu sebanyak 11
orang dan 3-5 tahun yaitu sebanyak 9 orang.
27
Gambar 2 Usahatani Hidroponik
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Petani sayuran hidriponik di Kota Medan sebagian besar mengusahakan usahatani
sayuran hidroponik mereka di lahan pekarangan rumah dengan lahan yang lebih
terbatas. Sayuran hidroponik dapat memiliki hasil panen persatuan luas lebih
tinggi daripada tanaman konvensional. Sayuran hidroponik memberikan manfaat
bagi konsumen sayuran tersebut yang baik bagi kesehatan Karena tidak
digunakannya pestisida dan bahan kimia lainnya dalam budidaya sayuran
hidroponik.
5.1 Analisis Pendapatan Usahatani Sayuran Hidroponik
Analasis kelayakan usahatani sayuran hidroponik dilakukan untuk mengetahui
apakah usaha yang dijalankan menguntungan dan efisien berdasarkan perhitungan
28
struktur biaya, penerimaan, keuntungan, dan titik impas. Pendapatan usahatani
adalah nilai produksi total usahatani sayuran hidroponik dalam jangka waktu yang
satu bulan yang dijual dalam satu bulan tersebut. Sedangkan penerimaan adalah
selisih antar pendapatan usahatani dengan biaya produksi. Analisis kelayakan R/C
atau dikenal dengan perbadingan nisbah antara penerimaan dan biaya untuk
menentukan layak atau tidak usahatani tersebut, Analasis kelayakan B/C dengan
membandingkan penerimaan dan biaya dengan tujuan yang sama. Dan break even
point (BEP) digunakan untuk mengaetahui titik impas suatu usahatani dimana
keadaan tidak untung tidak rugi.
5.1.1 Biaya Tetap
Biaya tetap yang dikeluarkan terdiri dari biaya sewa lahan, penyusutan
greenhouse, penyusutan peralatan, Listrik, jumlah biaya tetap tidak dipengaruhi
oleh besar kecilnya volume produksi sayuran yang di peroleh.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus dengan memperhitungkan
lama umur ekonomisnya.Besarnya biaya tetap yang meliputi biaya sewa lahan,
penyusutan greenhouse, penyusutan peralatan, listrik, yang dikeluarkan tidak
tergantung pada besar kecilnya volume produksi sayuran
Penyusutan peralatan dan penyusutan greenhouse dihitung berdasarkan nilai beli
peralatan tersebut serta biaya pendirian greenhouse dan umur ekonomisnya,
peralatan yang dihitung umur ekonomisnya yaitu instalasi hidroponik, TDS meter,
tray semai, Sprayer, PH meter, net pot, pisau, kain flannel, dan greenhouse
29
tersebut, peralatan tersebut digunakan secara bersama untuk semua komoditas
sehingga perhitungannya diproporsikan dalam jumlah yang sama untuk setiap
komoditas sayuran yang diusahakan. Perhitungan penyusutan peralatan dan
greenhouse dapat dilihat pada lampiran 5, sedangkan hasil perhitungan biaya tetap
usaha sayuran hidroponik dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Komponen Biaya Tetap Usahatani Sayuran Hidroponik Per Bulan
No Komponen Total Biaya Tetap
(Rp/Bulan)
Rata-rata Biaya
Tetap(Rp/Bulan/Petani)
1 Sewa lahan 352.000 17.600
2 Instalasi 6.134.269 306.713
3 TDS meter 20.700 1.035
4 Tray semai 18.350 918
5 Sprayer 18.600 930
6 PH meter 13.650 683
7 Net pot 278.903 13.945
8 Pisau 8.550 428
9 Kain flannel 47.169 2.358
10 Greenhouse 1.030.000 51.500
Total 7.922.190 396.110
Sumber: Data Primer Di olah dari lampiran 8
Berdasarkan Tabel 9 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata biaya tetap per petani
yaitu sebesar Rp.396.110. biaya tetap rata-rata terbesar adalah pada instalasi yaitu
sebesar Rp. 306.713/petani. Biaya tetap rata-rata terkecil adalah pada pisau yaitu
30
sebesar Rp.428/petani. Biaya penyusutan termasuk instalasi, TDS meter, tray
semai, sprayer, PH meter, netpot, pisau, kain flannel, Greeenhouse.
5.1.2 Biaya Variabel
Biaya variabel yang dikeluarkan untuk usahatani sayuran hidroponik terdiri dari
biaya penggunaan benih, Rockwool, tenaga kerja, Nutrisi, dan Pestisida alami.
Jumlah biaya yang dikeluarkan tergantung pada besar kecilnya volume produksi
sayuran hidroponik yang nantinya akan diperoleh. Sebagai contoh bila
penggunaan benih semakin besar jumlah sayuran yang di produksi maka biaya
benih yang dibutuhkan semakin besar. Hasil perhitungan biaya variabel usahatani
sayuran hidroponik dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Komponen Biaya Variabel Usahatani Sayuran Hidroponik Per
Bulan
No Komponen Total Biaya Variabel
(Rp/bulan)
Rata-rata Biaya
Variabel
(Rp/bulan/petani)
1 Rockwool 4.184.000 209.200
2 Nutrisi 3.310.000 165.500
3 Tenaga Kerja 8.500.000 425.000
4 Benih 917.500 45.875
5 Listrik 5.120.000 256.000
6 Pestisida Alami 720.000 36.000
Total 22.751.500 1.137.575
Sumber:Data Primer di olah dari lampiran 8
Berdasarkan Tabel 10 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata biaya variabel yaitu
sebesar Rp.1.137.575/petani. biaya tetap rata-rata terbesar adalah pada Tenaga
Kerja yaitu sebesar Rp. 425.000/petani. Biaya variabel rata-rata terkecil adalah
pada pestisida alami yaitu sebesar Rp.36.000/petani. Biaya benih, nutrisi, pestisida
31
alami, dan rockwool pada tiap petani berbeda tergantung pada harga dan jumlah
produksi, total biaya yang dikeluarkan adalah total biaya dalam satu bulan.
Total biayaproduksi merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya produksi palig besar dikeluarkan pada biaya instalasi untuk biaya tetap dan
tenaga kerja untuk biaya variabel. Biaya tetap paling kecil yaitu pada pisau dan
pestisida alami untuk biaya variabel. Maka didapat struktur biaya produksi
sayuran hidroponik yang dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Total Biaya Produksi Usahatani Sayuran Hidroponik Per Bulan
No Uraian
Jumlah
(Rp/bulan)
Rata-rata/Petani
(Rp/Bulan/Petani)
1 Biaya Tetap 7.922.190 396.109
2 Biaya Variabel 22.751.500 1.137.575
3 Total 30.673.690 1.533.685
Sumber: Data Primer di olah pada lampiran 8
5.2 Analisis Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Sayuran Hidroponik
Penerimaan usahatani sayuran hidroponik diperoleh dari hasil yang didapat dari
perkalian dari total produksi dengna harga jual produk usahtani atau nilai yang
didapat diperoleh dari hasil penjualan tersebut. Penerimaan usahatani merupakan
hasil perkalian antara harga jual yang diterima petani per kilogram dengan jumlah
produksi yang dihasilkan dalam satu bulan. Sedangkan pendapatan usahatani
merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan total biaya usahatani
tersebut. Penerimaan dan pendapatan usahtani sayuran hidroponik kota medan
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Penerimaan dan Pendapatan Usahatani sayuran Hidroponik Per
Bulan
32
No Uraian satuan Jumlah Rata-
rata/Petani/Bulan
1 Penerimaan(Rp) Rp 75.174.000 3.758.700
2 Pendapatan (Rp) Rp 44.500.310 2.225.015
3 Biaya Produksi (Rp) Rp 30.673.690 1.533.685
4 Jumlah Produksi (Kg) Rp 2.282 114
5 Harga satuan/Kg (Rp/Kg) Rp/Kg - 28.122
Sumber: Data Primer di olah pada lempiran 10
Dari Tabel 12 diperoleh total produksi sayuran hidroponik adalah 2.282 kg/bulan
dan harga jual sayuran hidroponik diketahui dijual dengan harga berkisar
Rp.20.000/kg – 40.000/kg dengan rata-rata sebesar Rp.28.122. penerimaan
usahatani sayuran hidroponik adalah jumlah produksi (Kg) dikalikan dengan
harga jual (Rp/Kg) maka didapat hasilnya sebesar Rp.75.174.000/bulan dengan
rata-rata per petani yaitu sebesar Rp.3.758.700/bulan.
5.3 Analisis Kelayakan Usahatani sayuran Hidroponik
Untuk melihat usahatani sayuran hidroponik dikota medan layak atau tidak layak
maka dapat di ukur menggukan R/C ratio dan analisis titik impas atau BEP.
Analisis kelayakan yang diukur menggunakan analisis R/C ratio yaitu
memperlihatkan perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya
produksi dalam usahatani sayuran hidroponik. R/C rasio dihitung dengan cara
membagi total penerimaan dengan total biaya. Usaha dikatakan efisien apabila
memiliki nniai R/C rasio >1. Semakin besar nilai dari analisis R/C rasio maka
usaha tersebut semakin efesien. Adapun perhitungan efesiensi kelayakan
usahatani sayuran hidroponik dapat dilihat pada tabel 5.5.
Tabel 13 Rata-rata R/C Usahatani Hidroponik di Kota Medan Per Bulan
33
No Uraian satuan Nilai
1 Penerimaan Rp 3.758.700
2 Biaya Produksi Rp 1.533.685
3 R/C 2.45
Sumber:Data Primer di olah pda lempiran 11
Berdasarkan Tabel 13 dapat dilihat bahwa efesiensi usaha ( R/C rasio ) yang
diperoleh di atas menunjukan hasil komoditas sayuran hidroponik telah mencapai
lebih dari 1, sehingga dapat dikatakan usaha tersebut efisien atau usaha tersebut
layak untuk diusahakan karna R/C > 1. Maka dapat disimpulkan bahwa usahatani
sayuran hidroponik di Kota Medan adalah usahatani yang menguntungkan dan
layak untuk diusahakan.
Selanjutnya kelayakan usahatani sayuran hidroponik dapat dilihat dengan
menghitung nilai BEP ( Break Event Point). BEP merupajan keadaan dimana
suatu perusahaan atau usaha dalam melakukan produksi tidak untung dan tidak
rugi, impas antara biaya yang dikeluarkan perusahaan dengan pendapatan yang
diterima perusahaan. BEP harga produksi dapat dianalisis dengan
membandingkan total biaya produksi dengan volume atau jumlah produksi,
sedangkan BEP volume produksi dapat dihitung dengan membandingkan total
biaya produksi dengan harga jual petani sayuran hdiroponik. Adapun perhitungan
BEP harga Produksi dan BEP volume produksi dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 14 Rata-rata Perhitungan BEP Harga da BEP Produksi Usahatani
Hidroponik di Kota Medan Per Bulan
No Uraian Satuan Rata-rata/Petani/Bulan
1 Total Biaya Tetap Rp 7.922.190
34
2 Harga Jual Rp/Kg 28.956
3 Jumlah Produksi Kg 114
4 BEP Harga Produksi Rp/Kg 13.442
5 BEP Produksi Kg 19
Sumber: Data Primer di olah pada lempiran 12
Berdasarkan Tabel 14 bahwa rata-rata per petani BEP harga produksi sebesar
Rp.13.442/petani yang artinya BEP harga produksi lebih kecil dibandingkan
dengan rata-rata harga jual ditingkat petani yaitu Rp.28.122/petani, dan BEP
produksi sebesar 19 Kg yang berarti rata-rata BEP Produksi lebih kecil
dibandingkam dengan rata-rata jumlah produksi yaitu sebesar 114 Kg, sehingga
dapat disimpulkan bahwa harga jual dan produksi melewati titik impas, yang
artinya usahatani sayuran hidroponik layak untuk dilaksanakan di daerah
penelitian.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 kesimpulan
Berdasarkan dari hasil analisis yang telah di lakukan pada usahatani sayuran
hidroponik di kota medan maka dapat di ambil beberapa kesimpulan yaitu :
1. Pendapatan rata-rata usahatani hidroponik di Kota Medan adalah Rp
2.225.015,- /bulan/petani.
2. Usahatani sayuran hidroponik menguntungkan dan layak untuk diusahakan di
Kota Medan.
6.2 Saran
35
1. Saran kepada pemerintah agar meningkatkan penyuluhan tentang pertanian
hidroponik agar lebih banyak lagi masyarakat terutama di daerah perkotaan
yang mengetahui dan melakukan budidaya hidroponik sehingga bisa
menambah pendapatan masyarakat dan mendukung ketersediaan sayuran yang
sehat dan tersedia secara lokal
2. Kepada petani sebaiknya petani lebih sering mencari informasi tentang teknik
pembuatan instalasi agar petani dapat mengembangkan sendiri sesuai dengan
keterbatasan lahan yang dimiliki dan Petani dapat meningkatkan luas
usahataninya sehingga bias meningkatkan pendapatannya.
3. Kepada peneliti selanjutnya peneliti perlu meihat perkembangan uashatani
sayuran hidroponik dan prospek pengembangannya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Subagyo. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Badan Pusat Statistika. 2016. Kota Medan dalam Angka. Sumatera Utara.
Chadirin, Y. 2001. Teknologi Hidroponik II. Pelatihan Aplikasi Teknologi
Hidroponik untuk Pengembangan Agribisnis Perkotaan. CREATA-IPB.
Heru Prihmantoro. 2003 Hidroponik Sayuran Semusim Untuk Hobi Dan Bisnis.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Hendra, Heru Agus dan Agus Andoko. 2014. Bertanam Sayuran Hidroponik Ala
Paktani Hidrofarm. Jakarta: Agro media.
Husodo,S., dkk. 2004. Pertanian Mandiri. Pandangan Strategis Para Pakar Untuk
Kemajuan Pertanian Indonesia. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lingga, P. 2005. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Karsono, S., Sudarmodjo, dan Y. Sutiyoso. 2002. Hidroponik Skala Rumah Tangga. Memanfaatkan Rumah dan Pekarangan. Depok: PT. Agromedia
Pustaka.
Kasmir dan Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bsinis. Kencana Media Pranada Group. Jakarta.
Maswadi, Sp. 2013. Analisis Kelayakan Usahatani Tanaman Padi di Kecamatan
Sebangki Kabupaten Landak. Fakultas Pertanian. Universitas Tanjung Pura.
Mendrofa, Fanema G. 2017 Analisis Strategi Pemasaran Sayuran Hidroponik di Kota Medan. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Sianturi D, 2017. ”Analisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan PEtani Dalam Memutuskan Mengusahakan UsahaTani Sayuran Hidropnik di
Kota Medan”. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Sudarmodjo. 2008. Pengenalan Sistem Hidroponik [Paper untuk Kalangan Sendiri]. Bogor: Parung Farm.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia.
Suratiyah. 2008. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suratiyah,K. 2009.Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Secara Hiddroponik.
Bandung: Nuansa Aulia.
Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Jumlah Tanggungan Pengalaman Luas Lahan
(L/P) (Tahun) (Jiwa) (Tahun) (m2)
1 L 30 S-1 wiraswasta 3 3 480
2 L 40 S-1 PNS 3 2 1500
3 L 50 S-1 wiraswasta 3 5 64
4 P 57 Sma petani 3 3 6
5 L 22 D-3 wiraswasta 0 3 18
6 L 45 Sma wiraswasta 2 3 40
7 P 38 d-3 petani 1 2 9
8 L 20 Sma Mahasiswa 0 2 6
9 P 47 Sma Kepling 2 2 6
10 L 46 S-1 petani 3 5 204
11 L 30 S-1 petani 2 5 25
12 L 56 s-1 Pns 3 3 30
13 L 47 S-1 petani 2 3 400
14 L 24 sma mahasiswa 0 1 15
15 p 43 s-1 petani 1 2 12
16 L 20 sma Mahasiswa 0 1 100
17 L 23 s-1 wiraswasta 0 1 144
18 L 46 s-1 wiraswasta 0 1 8
19 L 27 s-1 wiraswasta 0 1 45
20 L 26 d-3 wiraswasta 0 2 20
Jumlah 737 28 50 3132
Lampiran 1. Karakteristik Responden
No. Sampel
No. Sampel Luas Lahan (m2) Milik Sendiri (m
2) Sewa (m
2) Biaya Sewa/Bulan Total
1 480 480 0 0 0
2 1500 1500 0 0 0
3 64 64 0 0 0
4 6 6 0 0 0
5 18 18 0 0 0
6 40 40 0 0 0
7 9 9 0 0 0
8 6 6 0 0 0
9 6 6 0 0 0
10 204 204 0 0 0
11 25 25 0 0 0
12 30 30 0 0 0
13 400 0 400 352000 352000
14 15 15 0 0 0
15 12 12 0 0 0
16 100 100 0 0 0
17 144 144 0 0 0
18 8 8 0 0 0
19 45 45 0 0 0
20 20 20 0 0 0
Jumlah 3132 352000
Rata-rata 156.6 17600
Lampiran 2. Biaya dan Luas Lahan
Jumlah Lubang tanam Harga/Instalasi (Rp) Total (Rp) Jumlah Lubang tanam Harga/Instalasi (Rp) Total (Rp)
1 8 7000 6000000 48000000 0 0 0 0
2 72 28000 6000000 432000000 0 0 0 0
3 1 275 6000000 6000000 1 800 10000000 10000000
4 1 200 5000000 5000000 0 0 0 0
5 1 220 5000000 5000000 2 250 1500000 3000000
6 0 0 0 0 3 600 2000000 6000000
7 0 0 0 0 2 500 3000000 6000000
8 0 0 0 0 3 250 1333333 3999999.99
9 0 0 0 0 2 235 1250000 2500000
10 3 2000 7000000 21000000 4 4000 6500000 26000000
11 1 200 2000000 2000000 3 192 1000000 3000000
12 0 0 0 0 2 150 1250000 2500000
13 3 468 6000000 18000000 3 1254 3000000 9000000
14 0 0 0 0 1 80 1200000 1200000
15 1 96 1000000 1000000 1 120 1500000 1500000
16 1 400 1500000 1500000 4 1600 1500000 6000000
17 2 143 3000000 6000000 0 0 0 0
18 0 0 0 0 2 168 1500000 3000000
19 0 0 0 0 0 0 0 0
20 1 200 2000000 2000000 0 0 0 0
Total
Rata-rata
No. Sampel
Lampiran 3. Jenis, biaya, dan banyak lubang tanam instalasi
NFT
Jenis instalasi
DFT
Jumlah Lubang tanam Harga/Instalasi (Rp) Total (Rp) Jumlah Lubang tanam Harga/Instalasi (Rp) Total (Rp)
0 0 0 0 0 0 0 0 48000000
0 0 0 0 0 0 0 0 432000000
1 250 6000000 6000000 0 0 0 0 22000000
0 0 0 0 2 30 30000 60000 5060000
0 0 0 0 3 27 70000 210000 8210000
2 150 2500000 5000000 9 81 25000 225000 11225000
0 0 0 0 0 0 0 0 6000000
0 0 0 0 0 0 0 0 3999999.99
0 0 0 0 0 0 0 0 2500000
0 0 0 0 0 0 0 0 47000000
1 300 2000000 2000000 10 300 25000 250000 7250000
0 0 0 0 25 225 8000 200000 2700000
4 672 800000 3200000 0 0 0 0 30200000
0 0 0 0 14 350 98000 1372000 2572000
0 0 0 0 9 135 10000 90000 2590000
0 0 0 0 0 0 0 0 7500000
0 0 0 0 0 0 0 0 6000000
0 0 0 0 1 6 15000 15000 3015000
2 1300 1500000 3000000 0 0 0 0 3000000
1 220 1500000 1500000 0 0 0 0 3500000
654322000
32716100
Total Biaya (Rp)Rakit Apung Wick
Total
Rata-rata
jumlah(bungkus)harga (Rp) total (Rp) jumlah(bungkus)harga (Rp) total (Rp) jumlah(bungkus)harga (Rp) total (Rp) jumlah(bungkus)harga (Rp) total (Rp)
1 3 10000 30000 0 0 0 1 13000 13000 1 10000 10000
2 10 10000 100000 0 0 0 5 20000 100000 5 20000 100000
3 1 5000 5000 0 0 0 0 0 0 1 5000 5000
4 1 2500 2500 0 0 0 1 5000 5000 1 5000 5000
5 1 2500 2500 0 0 0 1 5000 5000 1 5000 5000
6 1 5000 5000 0 0 0 1 5000 5000 1 5000 5000
7 1 5000 5000 1 2500 2500 0 0 0 1 2500 2500
8 1 2500 2500 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0
9 1 2500 2500 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0
10 1 5000 5000 1 5000 5000 1 5000 5000 1 10000 10000
11 1 5000 5000 0 0 0 1 5000 5000 1 5000 5000
12 1 5000 5000 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0
13 1 3000 3000 1 5000 5000 0 0 0 1 5000 5000
14 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0 1 5000 5000
15 1 2500 2500 0 0 0 1 5000 5000 1 5000 5000
16 1 5000 5000 0 0 0 0 0 0 1 5000 5000
17 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0 1 2500 2500
18 1 2500 2500 1 2500 2500 0 0 0 1 2500 0
19 1 5000 5000 0 0 0 0 0 0 1 5000 5000
20 1 5000 5000 1 5000 5000 1 5000 5000 1 5000 5000
jumlah
Rata- rata
No. Sampel
Lampiran 4. Biaya Bibit Sayuran Hidroponik Per Bulan
kangkung caisim selada bayam
jumlah(bungkus)harga (Rp)total (Rp) jumlah(bungkus)harga (Rp)total (Rp) jumlah(bungkus)harga (Rp)total (Rp) jumlah(bungkus)harga (Rp)total (Rp)
1 1 15000 15000 2 13000 26000 0 0 0 0 0 0 94000
2 5 20000 100000 10 10000 100000 0 0 0 0 0 0 500000
3 0 0 0 1 5000 5000 1 5000 5000 1 5000 5000 25000
4 0 0 0 1 2500 2500 0 0 0 0 15000
5 0 0 0 1 5000 5000 0 0 0 0 0 0 17500
6 0 0 0 1 5000 5000 1 5000 5000 0 0 0 25000
7 0 0 0 1 5000 5000 0 0 0 0 0 0 15000
8 0 0 0 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0 7500
9 0 0 0 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0 7500
10 0 0 0 1 5000 5000 0 0 0 0 0 0 30000
11 0 0 0 1 5000 5000 1 5000 5000 0 0 0 25000
12 1 5000 5000 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0 15000
13 0 0 0 1 2500 2500 1 7500 7500 0 0 0 23000
14 0 0 0 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0 10000
15 0 0 0 1 2500 2500 0 0 0 1 5000 5000 20000
16 1 5000 5000 1 5000 5000 0 0 0 0 0 0 20000
17 0 0 0 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0 7500
18 0 0 0 1 2500 2500 0 0 0 0 0 0 7500
19 0 0 0 1 5000 5000 1 13000 13000 0 0 0 28000
20 0 0 0 1 5000 5000 0 0 0 0 0 0 25000
917500
45875
jumlah
Rata- rata
Lanjutan Lampiran 4. Biaya Bibit Sayuran Hidroponik Per Bulan
TOTAL(Rp)pakcoy samhong kalekailan
No.
total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp) penyusutan /bulan (Rp) jumlah harga (Rp) total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp) penyusutan /bulan (Rp)
1 48000000 4800000 8 5400000 450000 2 25000 50000 5000 5 9000 750
2 432000000 43200000 8 48600000 4050000 2 60000 120000 12000 5 21600 1800
3 22000000 2200000 8 2475000 206250 1 65000 65000 6500 5 11700 975
4 5060000 506000 8 569250 47438 1 60000 60000 6000 5 10800 900
5 8210000 821000 8 923625 76969 1 60000 60000 6000 5 10800 900
6 11225000 1122500 8 1262813 105234 1 65000 65000 6500 5 11700 975
7 6000000 600000 8 675000 56250 1 110000 110000 11000 5 19800 1650
8 4000000 400000 8 450000 37500 1 65000 65000 6500 5 11700 975
9 2500000 250000 8 281250 23438 1 60000 60000 6000 5 10800 900
10 47000000 4700000 8 5287500 440625 2 110000 220000 22000 5 39600 3300
11 7250000 725000 8 815625 67969 1 65000 65000 6500 5 11700 975
12 2700000 270000 8 303750 25313 1 75000 75000 7500 5 13500 1125
13 30200000 3020000 8 3397500 283125 1 80000 80000 8000 5 14400 1200
14 2572000 257200 8 289350 24113 1 60000 60000 6000 5 10800 900
15 2590000 259000 8 291375 24281 1 75000 75000 7500 5 13500 1125
16 7500000 750000 8 843750 70313 1 25000 25000 2500 5 4500 375
17 6000000 600000 8 675000 56250 1 25000 25000 2500 5 4500 375
18 3015000 301500 8 339188 28266 2 25000 50000 5000 5 9000 750
19 3000000 300000 8 337500 28125 1 25000 25000 2500 5 4500 375
20 3500000 350000 8 393750 32813 1 25000 25000 2500 5 4500 375
jumlah 654322000 73611225 6134269 1160000 248400 20700
instalasi
Lampiran 5. Penyusutan Peralatan Per Bulan dan Per Tahun
No. SampelTDS meter
jumlah harga (Rp) total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp)penyusutan /bulan (Rp) jumlah harga (Rp) total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp) penyusutan /bulan (Rp)
4 23000 92000 9200 3 27600 2300 1 45000 45000 4500 5 8100 675
15 8000 120000 12000 3 36000 3000 2 250000 500000 50000 5 90000 7500
3 15000 45000 4500 3 13500 1125 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 10000 20000 2000 3 6000 500 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 10000 20000 2000 3 6000 500 1 20000 20000 2000 5 3600 300
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
4 15000 60000 6000 3 18000 1500 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 30000 30000 3000 5 5400 450
2 8000 16000 1600 3 4800 400 1 30000 30000 3000 5 5400 450
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 15000 15000 1500 5 2700 225
2 8000 16000 1600 3 4800 400 1 15000 15000 1500 5 2700 225
2 15000 30000 3000 3 9000 750 1 45000 45000 4500 5 8100 675
1 15000 15000 1500 3 4500 375 1 45000 45000 4500 5 8100 675
277000 220200 18350 990000 223200 18600
13850 11010 917.5 49500 11160 930
Lanjutan Lampiran 5. Penyusutan Peralatan Per Bulan dan Per Tahun
tray semai sprayer
jumlah harga (Rp) total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp) penyusutan /bulan (Rp) jumlah harga (Rp) total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp) penyusutan /bulan (Rp)
1 70000 70000 7000 5 12600 1050 3000 600 1800000 180000 5 324000 27000
2 70000 140000 14000 5 25200 2100 20000 350 7000000 700000 5 1260000 105000
1 110000 110000 11000 5 19800 1650 1000 500 500000 50000 5 90000 7500
0 0 0 0 5 0 0 250 600 150000 15000 5 27000 2250
0 0 0 0 5 0 0 400 600 240000 24000 5 43200 3600
1 65000 65000 6500 5 11700 975 950 600 570000 57000 5 102600 8550
1 65000 65000 6500 5 11700 975 750 650 487500 48750 5 87750 7312.5
0 0 0 0 5 0 0 260 600 156000 15600 5 28080 2340
0 0 0 0 5 0 0 750 500 375000 37500 5 67500 5625
1 110000 110000 11000 5 19800 1650 7500 350 2625000 262500 5 472500 39375
1 70000 70000 7000 5 12600 1050 1100 600 660000 66000 5 118800 9900
1 70000 70000 7000 5 12600 1050 450 500 225000 22500 5 40500 3375
1 70000 70000 7000 5 12600 1050 1400 600 840000 84000 5 151200 12600
0 0 0 0 5 0 0 450 500 225000 22500 5 40500 3375
0 0 0 0 5 0 0 350 650 227500 22750 5 40950 3412.5
1 70000 70000 7000 5 12600 1050 2100 600 1260000 126000 5 226800 18900
0 70000 0 0 5 0 0 150 350 52500 5250 5 9450 787.5
0 70000 0 0 5 0 0 180 500 90000 9000 5 16200 1350
1 70000 70000 7000 5 12600 1050 1400 600 840000 84000 5 151200 12600
0 70000 0 0 5 0 0 450 600 270000 27000 5 48600 4050
1050000 163800 13650 10850 3346830 278902.5
52500 8190 682.5 542.5 167341.5 13945.125
Lanjutan Lampiran 5. Penyusutan Peralatan Per Bulan dan Per Tahun
Net potPH meter
jumlah harga (Rp) total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp) penyusutan /bulan (Rp) jumlah harga (Rp) total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp) penyusutan /bulan (Rp)
2 30000 60000 6000 5 10800 900 1000 175 175000 17500 5 31500 2625
2 20000 40000 4000 5 7200 600 5000 175 875000 87500 5 157500 13125
1 30000 30000 3000 5 5400 450 1000 150 150000 15000 5 27000 2250
1 15000 15000 1500 5 2700 225 250 200 50000 5000 5 9000 750
1 30000 30000 3000 5 5400 450 400 200 80000 8000 5 14400 1200
1 30000 30000 3000 5 5400 450 950 60 57000 5700 5 10260 855
1 30000 30000 3000 5 5400 450 750 200 150000 15000 5 27000 2250
1 15000 15000 1500 5 2700 225 260 60 15600 1560 5 2808 234
1 30000 30000 3000 5 5400 450 750 200 150000 15000 5 27000 2250
1 30000 30000 3000 5 5400 450 5500 60 330000 33000 5 59400 4950
1 30000 30000 3000 5 5400 450 1100 60 66000 6600 5 11880 990
1 30000 30000 3000 5 5400 450 450 200 90000 9000 5 16200 1350
1 30000 30000 3000 5 5400 450 1400 100 140000 14000 5 25200 2100
1 15000 15000 1500 5 2700 225 450 60 27000 2700 5 4860 405
1 15000 15000 1500 5 2700 225 350 100 35000 3500 5 6300 525
2 15000 30000 3000 5 5400 450 1700 200 340000 34000 5 61200 5100
1 30000 30000 3000 5 5400 450 0 200 0 0 5 0 0
1 20000 20000 2000 5 3600 300 220 200 44000 4400 5 7920 660
1 30000 30000 3000 5 5400 450 1400 200 280000 28000 5 50400 4200
1 30000 30000 3000 5 5400 450 450 200 90000 9000 5 16200 1350
505000 102600 8550 3000 566028 47169
25250 5130 427.5 150 28301.4 2358.45
pisau kain flanel
Lanjutan Lampiran 5. Penyusutan Peralatan Per Bulan dan Per Tahun
jumlah harga (Rp) total (Rp) nilai sisa (Rp) umur ( tahun) penyusutan (Rp) penyusutan /bulan (Rp)
1 4000000 4000000 400000 4 900000 75000 560300
8 8000000 64000000 6400000 12 4800000 400000 4583125
3 3000000 9000000 900000 5 1620000 135000 355875
0 0 0 0 0 0 0 52738
0 0 0 0 0 0 0 84544
2 1000000 2000000 200000 3 600000 50000 168464
0 0 0 0 0 0 0 70313
0 0 0 0 0 0 0 42074
0 0 0 0 0 0 0 34088
0 0 0 0 0 0 0 492525
0 0 0 0 0 0 0 82759
0 0 0 0 0 0 0 34088
2 3000000 6000000 600000 3 1800000 150000 451950
0 0 0 0 0 0 0 30218
0 0 0 0 0 0 0 30419
2 8000000 16000000 1600000 12 1200000 100000 197613
1 4000000 4000000 400000 4 900000 75000 133838
0 0 0 0 0 0 0 31951
1 6000000 6000000 600000 10 540000 45000 93225
0 0 0 0 0 0 0 40088
Jumlah 37000000 12360000 1030000 7570190
Rata-rata 1850000 618000 51500 378510
TotalGreen house
Lanjutan Lampiran 5. Penyusutan Peralatan Per Bulan dan Per Tahun
jumlah (slab) harga (Rp) total (Rp) jenis jumlah (Liter (ab mix)) harga (Rp) total (Rp) jenis harga (Rp) total (Rp) harga (Rp) total (Rp)
1 8 60000 480000 goodplant 10 60000 600000 nabati olahan 60000 100000 350000 350000 1530000
2 30 60000 1800000 sufi 75 15000 1125000 nabati olahan 240000 300000 2800000 2800000 6025000
3 3 60000 180000 goodplant 5 20000 100000 nabati olahan 30000 30000 140000 140000 450000
4 1 15000 15000 urban farming 1 25000 25000 nabati olahan 10000 10000 20000 20000 70000
5 1 30000 30000 goodplant 3 25000 75000 nabati olahan 10000 10000 60000 60000 175000
6 2 30000 60000 goodplant 3 25000 75000 nabati olahan 20000 20000 60000 60000 215000
7 2 65000 130000 urban farming 3 25000 75000 nabati olahan 15000 15000 40000 40000 260000
8 1 15000 15000 goodplant 1 25000 25000 nabati olahan 10000 10000 60000 60000 110000
9 1 15000 15000 urban farming 1 25000 25000 nabati olahan 10000 10000 40000 40000 90000
10 9 65000 585000 urban farmiing 10 25000 250000 nabati olahan 60000 90000 200000 200000 1125000
11 4 60000 240000 goodplant 5 25000 125000 nabati olahan 10000 10000 140000 140000 515000
12 2 20000 40000 jiri farm 1 20000 20000 nabati olahan 15000 15000 40000 40000 115000
13 7 60000 420000 meroke 10 25000 250000 nabati olahan 20000 20000 150000 150000 840000
14 1 15000 15000 sufi 1 15000 15000 nabati olahan 10000 10000 60000 20000 60000
15 1 15000 15000 urban farming 1 25000 25000 nabati olahan 10000 10000 80000 40000 90000
16 1 65000 65000 urban farming 5 25000 125000 nabati olahan 30000 30000 432000 432000 652000
17 1 15000 15000 meroke 1 25000 25000 nabati olahan 10000 10000 176000 176000 226000
18 1 15000 15000 urban farming 1 25000 25000 nabati olahan 10000 10000 176000 176000 226000
19 2 17000 34000 goodplant 10 25000 250000 nabati olahan 0 0 0 0 284000
20 1 15000 15000 goodplant 3 25000 75000 nabati olahan 10000 10000 176000 176000 276000
Total 4184000 3310000 720000 5120000 13334000
Rata-rata 209200 165500 36000 256000 666700
ListrikTotal
Lampiran 6. Biaya Rockwool, Nutrisi, Pestisida Alami, dan Listrik Per Bulan
Rockwool Pestisida AlamiNutrisiNo.
Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya Jumlah
1 1 8 2 2 0 0 1 8 2 2 200000 200000 1
2 0 8 0 0 0 0 2 22 4 22 600000 1200000 0
3 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
4 1 1 2 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0 1
5 2 1 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 2
6 1 2 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7 1 1 3 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0 1
8 2 1 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 2
9 1 1 2 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0 1
10 1 8 2 2 0 0 1 8 2 2 100000 100000 1
11 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
12 2 1 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 2
13 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
14 1 1 1 0.125 0 0 0 0 0 0 0 0 1
15 1 1 2 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0 1
16 2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
17 1 1 1 0.125 0 0 0 0 0 0 0 0 1
18 1 1 1 0.125 0 0 0 0 0 0 0 0 1
19 1 4 1 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 4
20 1 1 1 0.125 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Total 26 49 34 12.125 0 0 4 38 8 26 900000 1500000 29
Rata-rata 1.3 2.45 1.7 0.60625 0 0 0.2 1.9 0.4 1.3 45000 75000 1.45
No. Sampel
Penyemaian transplantasi
TKDK TKLK TKDK
Lampiran 7. Analisis Curahan dan Biaya Tenaga Kerja
Lanjutan Lampiran 7. Analisis Curahan dan Biaya Tenaga Kerja
Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya
1 8 4 4 0 0 1 8 4 4 400000 400000
0 0 0 0 0 0 2 22 8 44 600000 1200000
2 2 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 3 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 3 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 3 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0
1 8 4 4 0 0 1 8 4 4 200000 200000
2 2 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0.125 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0.125 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0.125 0 0 0 0 0 0 0 0
4 1 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0.125 0 0 0 0 0 0 0 0
29 38 47 20.125 0 0 4 38 16 52 1200000 1800000
1.45 1.9 2.35 1.00625 0 0 0.2 1.9 0.8 2.6 60000 90000
TKDK
transplantasi
TKLK
Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya
0 0 0 0 0 0 1 2 4 1 100000 100000
0 0 0 0 0 0 2 3 4 3 600000 1200000
2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 1 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 1 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 2 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 3 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0
1 2 1 0.25 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 2 4 1 100000 100000
2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 2 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 2 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 1 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 1 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 1 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 1 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 1 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
1 3 1 0.375 0 0 0 0 0 0 0 0
20 42 26 9 0 0 4 7 12 5 800000 1400000
1 2.1 1.3 0.45 0 0 0.2 0.35 0.6 0.25 40000 70000
penyemprotan pestisida nabati
Lanjutan Lampiran 7. Analisis Curahan dan Biaya Tenaga Kerja
TKDK TKLK
Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya
0 0 0 0 0 0 1 15 4 7.5 400000 400000
0 0 0 0 0 0 2 22 4 22 600000 1200000
2 15 4 15 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 2 3.75 0 0 0 0 0 0 0 0
2 10 2 5 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 3 5.625 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 3 5.625 0 0 0 0 0 0 0 0
1 30 1 3.75 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 1 1.875 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 1 15 4 7.5 200000 200000
2 15 4 15 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 2 3.75 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 3 5.625 0 0 0 0 0 0 0 0
1 30 2 7.5 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 2 3.75 0 0 0 0 0 0 0 0
2 15 4 15 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 1 1.875 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 1 1.875 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 2 3.75 0 0 0 0 0 0 0 0
1 15 1 1.875 0 0 0 0 0 0 0 0
21 280 38 100.625 0 0 4 52 12 37 1200000 1800000
1.05 14 1.9 5.03125 0 0 0.2 2.6 0.6 1.85 60000 90000
Lanjutan Lampiran 7. Analisis Curahan dan Biaya Tenaga Kerja
TKDK TKLK
Cek nutrisi dan air
total biaya
Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya Jumlah Hari Jam HKO Upah Biaya
1 1 8 4 1.625 0 0 1 8 4 1.625 400000 400000 7.625 16.125 23.75 1500000
2 0 0 0 0 0 0 2 8 6 2 600000 1200000 0 93 93 6000000
3 2 2 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 20 0
4 1 1 4 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0 5.375 0 5.375 0
5 2 1 3 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0 7.25 0 7.25 0
6 2 2 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 8.625 0 8.625 0
7 1 2 3 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0 7.5 0 7.5 0
8 2 2 2 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0 5.75 0 5.75 0
9 1 3 2 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0 3.375 0 3.375 0
10 1 8 3 1.5 0 0 1 8 3 1.5 400000 400000 7.5 16 23.5 1000000
11 2 2 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 20 0
12 2 1 3 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0 6.25 0 6.25 0
13 2 8 3 1.625 0 0 0 0 0 0 0 0 10 0 10 0
14 1 2 1 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 8.625 0 8.625 0
15 1 3 2 0.75 0 0 0 0 0 0 0 0 5.375 0 5.375 0
16 2 2 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 20 0 20 0
17 1 1 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0
18 1 1 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0
19 1 4 4 1.125 0 0 0 0 0 0 0 0 6.75 0 6.75 0
20 1 1 2 0.5 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0
Jumlah 27 54 56 17.13 0 0 4 24 13 5.125 1400000 2000000 159 125.125 284.125 8500000
Rata-rata 1.35 2.7 2.8 0.856 0 0 0.2 1.2 0.65 0.25625 70000 100000 7.95 6.25625 14.20625 425000
TKLK
Total HKO
Total HKOTKLKTKDK
Lanjutan Lampiran 7. Analisis Curahan dan Biaya Tenaga Kerja
Panen
No.Sampel TKDK
Rockwool Nutrisi Pestisida alami Listrik Tenaga Kerja Benihpenyusutan peralatanbiaya sewa lahan
1 480000 600000 100000 350000 1500000 94000 560300 0 3684300
2 1800000 1125000 300000 2800000 6000000 500000 4583125 0 17108125
3 180000 100000 30000 140000 0 25000 355875 0 830875
4 15000 25000 10000 20000 0 15000 52738 0 137738
5 30000 75000 10000 60000 0 17500 84544 0 277044
6 60000 75000 20000 60000 0 25000 168464 0 408464
7 130000 75000 15000 40000 0 15000 70313 0 345313
8 15000 25000 10000 60000 0 7500 42074 0 159574
9 15000 25000 10000 40000 0 7500 34088 0 131588
10 585000 250000 90000 200000 1000000 30000 492525 0 2647525
11 240000 125000 10000 140000 0 25000 82759 0 622759
12 40000 20000 15000 40000 0 15000 34088 0 164088
13 420000 250000 20000 150000 0 23000 451950 352000 1666950
14 15000 15000 10000 20000 0 10000 30218 0 100218
15 15000 25000 10000 40000 0 20000 30419 0 140419
16 65000 125000 30000 432000 0 20000 197613 0 869613
17 15000 25000 10000 176000 0 7500 133838 0 367338
18 15000 25000 10000 176000 0 7500 31951 0 265451
19 34000 250000 0 0 0 28000 93225 0 405225
20 15000 75000 10000 176000 0 25000 40088 0 341088
Total 4184000 3310000 720000 5120000 8500000 917500 7570190 352000 30673690
Rata-rata 209200 165500 36000 256000 425000 0 378510 17600 1533685
Lampiran 8. Total Biaya Usahatani Sayuran Hidroponik
TotalNo.SampelBiaya Variabel Biaya Tetap
Produksi (Kg) harga (Rp/Kg) Total (Rp) Produksi (Kg) harga (Rp/Kg) Total (Rp) Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Total (Rp)
1 70 35000 2450000 0 0 0 40 35000 1400000
2 200 30000 6000000 0 0 0 170 35000 5950000
3 25 20000 500000 0 0 0 0 0 0
4 4 20000 80000 0 0 0 4 25000 100000
5 8 30000 240000 0 0 0 6 35000 210000
6 10 20000 200000 0 0 0 6 30000 180000
7 12 20000 240000 10 30000 300000 0 0 0
8 3 30000 90000 6 30000 180000 0 0 0
9 5 20000 100000 3 20000 60000 0 0 0
10 45 40000 1800000 35 35000 1225000 45 35000 1575000
11 25 20000 500000 0 0 0 5 25000 125000
12 5 25000 125000 5 20000 100000 0 0 0
13 35 30000 1050000 25 30000 750000 0 0 0
14 3 25000 75000 0 0 0 0 0 0
15 2 25000 50000 0 0 0 3 30000 90000
16 30 20000 600000 0 0 0 0 0 0
17 3 40000 120000 0 0 0 0 0 0
18 5 30000 150000 4 25000 100000 0 0 0
19 60 15000 900000 0 0 0 0 0 0
20 8 25000 200000 5 25000 125000 3 30000 90000
Total 558 15470000 93 2840000 282 9720000
Rata-rata 28 773500 5 142000 14 486000
Lampiran 9. Penerimaan Sampel Usahatani Sayuran Hidroponik
No. SampelKangkung Caisim Selada
Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Total (Rp) Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Total (Rp) Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Total (Rp)
40 35000 1400000 30 40000 1200000 60 35000 2100000
180 30000 5400000 180 50000 9000000 210 40000 8400000
15 25000 375000 0 0 0 25 25000 625000
2 25000 50000 0 0 0 5 20000 100000
5 30000 150000 0 0 0 12 30000 360000
8 28000 224000 0 0 0 10 25000 250000
8 25000 200000 0 0 0 17 25000 425000
0 0 0 0 0 0 5 30000 150000
0 0 0 0 0 0 4 25000 100000
45 40000 1800000 0 0 0 60 40000 2400000
15 25000 375000 0 0 0 25 25000 625000
0 0 0 4 40000 160000 6 25000 150000
30 30000 900000 0 0 0 35 30000 1050000
3 25000 75000 0 0 0 5 30000 150000
2 25000 50000 0 0 0 4 30000 120000
25 25000 625000 30 50000 1500000 30 40000 1200000
3 40000 120000 0 0 0 4 40000 160000
3 30000 90000 0 0 0 5 35000 175000
40 25000 1000000 0 0 0 40 20000 800000
2 25000 50000 0 0 0 8 30000 240000
426 12884000 244 11860000 570 19580000
21 644200 12 593000 29 979000
Bayam Kailan Pakcoy
Lanjutan Lampiran 9. Penerimaan Sampel Usahatani Sayuran Hidroponik
Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Total (Rp) Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg) Total (Rp)
1 0 0 0 0 0 0 35625 240 8550000
2 0 0 0 0 0 0 36968 940 34750000
3 5 25000 125000 5 35000 175000 24000 75 1800000
4 0 0 0 0 0 0 22000 15 330000
5 0 0 0 0 0 0 30968 31 960000
6 7 30000 210000 0 0 0 25951 41 1064000
7 0 0 0 0 0 0 24787 47 1165000
8 0 0 0 0 0 0 30000 14 420000
9 0 0 0 0 0 0 21667 12 260000
10 0 0 0 0 0 0 38261 230 8800000
11 5 30000 150000 5 40000 200000 24688 80 1975000
12 0 0 0 0 0 0 26750 20 535000
13 20 35000 700000 0 0 0 30690 145 4450000
14 0 0 0 0 0 0 27273 11 300000
15 0 0 0 2 30000 60000 28462 13 370000
16 0 0 0 0 0 0 34130 115 3925000
17 0 0 0 0 0 0 40000 10 400000
18 0 0 0 0 0 0 30294 17 515000
19 60 20000 1200000 0 0 0 19500 200 3900000
20 0 0 0 0 0 0 27115 26 705000
Jumlah 97 2385000 12 435000 - 2282 75174000
Rata-rata 5 119250 1 21750 28956 114 3758700
TOTAL(Rp)Total Produksi (Kg)Harga Jual Rata- rata (Rp)Samhong
No.Sampel
Lanjutan Lampiran 9. Penerimaan Sampel Usahatani Sayuran Hidroponik
Kale
No. Sampel Total Produksi (Kg) Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Pendapatan (Rp)
1 240 8550000 3684300 4865700
2 940 34750000 17108125 17641875
3 75 1800000 830875 969125
4 15 330000 137738 192263
5 31 960000 277044 682956
6 41 1064000 408464 655536
7 47 1165000 345313 819688
8 14 420000 159574 260426
9 12 260000 131588 128413
10 230 8800000 2647525 6152475
11 80 1975000 622759 1352241
12 20 535000 164088 370913
13 145 4450000 1666950 2783050
14 11 300000 100218 199783
15 13 370000 140419 229581
16 115 3925000 869613 3055388
17 10 400000 367338 32663
18 17 515000 265451 249549
19 200 3900000 405225 3494775
20 26 705000 341088 363913
Total 2282 75174000 30673690 44500310
Rata-rata 114 3758700 1533685 2225015
Lampiran 10. Pendapatan Sampel Usahatani Sayuran Hidroponik
No. SampelTotal Produksi (Kg)Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) R/C
1 240 8550000 3684300 2.32
2 940 34750000 17108125 2.03
3 75 1800000 830875 2.17
4 15 330000 137738 2.40
5 31 960000 277044 3.47
6 41 1064000 408464 2.60
7 47 1165000 345313 3.37
8 14 420000 159574 2.63
9 12 260000 131588 1.98
10 230 8800000 2647525 3.32
11 80 1975000 622759 3.17
12 20 535000 164088 3.26
13 145 4450000 1666950 2.67
14 11 300000 100218 2.99
15 13 370000 140419 2.63
16 115 3925000 869613 4.51
17 10 400000 367338 1.09
18 17 515000 265451 1.94
19 200 3900000 405225 9.62
20 26 705000 341088 2.07
Total 2282 75174000 30673690 2.45
Rata-rata 114 3758700 1533685 2.45
Lampiran 11. Kelayakan usahatani Sayuran Hidroponik R/C Per bulan
No. SampelTotal Produksi (Kg)Total Biaya (Rp) Harga Jual Rata-rataBEP unit (Kg) BEP Harga(Rp)
1 240 3684300 35625 25 15351
2 940 17108125 36968 194 18200
3 75 830875 24000 20 11078
4 15 137738 22000 3 9183
5 31 277044 30968 3 8937
6 41 408464 25951 8 9963
7 47 345313 24787 4 7347
8 14 159574 30000 2 11398
9 12 131588 21667 3 10966
10 230 2647525 38261 17 11511
11 80 622759 24688 5 7784
12 20 164088 26750 2 8204
13 145 1666950 30690 32 11496
14 11 100218 27273 1 9111
15 13 140419 28462 2 10801
16 115 869613 34130 7 7562
17 10 367338 40000 8 36734
18 17 265451 30294 2 15615
19 200 405225 19500 5 2026
20 26 341088 27115 3 13119
Jumlah 2282 30673690 - 346 236386
Rata- rata 114 1533685 28956 19 13442
Lampiran 12. Kelayakan usahatani Sayuran Hidroponik BEP Per bulan
Lampiran 13. Foto-foto Usahatani Hidroponik
Gambar 1 Lahan milik bapak Erwin
Gambar 2 Lahan milik ibu Irma
Gambar 3 Lahan milik Pak Edy
Gambar 4 Lahan milik Lana Hidroponik