Laboratorium Kimia Farmasi
ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN
Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara Medan
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
1
Nama : ……………………………
NIM : ……………………………
4 x 6
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
2
ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
1. Analisis Alkalinitas
Alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan
asam.Alkalinitas mancakup semua basa yang dapat dinetralisir dalam
air.Nilai alkalinitas yang diperoleh dari hasil pengukuran sangat
bervariasi yaitu tergantung pada jenis indicator yang digunakan atau
tergantung pada titik akhir pH dalam titrasi.
Alkalinitas air penting ditetapkan nilainya karena akan
menentukan tingkat kelayakan penggunaan air dan jenis pengolahan
air limbah yang diperlukan. Oleh karena nilai alkalinitas yang
diperoleh dapat menggambarkan konsentrasi ion-ion tersebut, juga
ion-ion larut lainnya seperti fosfat, silikat dan basa lainnya yang akan
memberikan kontribusi terhadap alkalinitas air.
Prinsip Analisis
Reaksi asam basa merupakan reaksi netralisasi dimana ion OH-akan
dinetralkan oleh ion H+
menbentuk H2O
Alat
- Buret
- Erlenmeyer
- Pipet volum
- Maat pipet
Bahan
- HCl 0,1 N
- Indikator fenolftalein
- Indikator metil jingga
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
3
Prosedur Kerja
25 mL sampel ditambah 2-3 tetes indikator fenolftalein (jika sampel
basa maka akan berwarna merah). Titrasi dengan HCl 0,1 N sampai
hilang warnanya dan catat pemakaian HCl (P mL).
Selanjutnya, 25 ml sampel ditambah 2-3 tetes indikator metal jingga
titrasi dengan HCl 0,1 N sampai terbentuk warna salmon pink dan
catat pemakaian HCl (T mL).
Perhitungan
Alkalinitas PP mg/L setara CaCO3 =
Alkalinitas total mg/L setara CaCO3 = ( )
Alkalinitas dinyatakan dalam satuan mg/L
Lakukan perhitungan dengan volume pentiter sesuai dengan table di
bawah ini:
Tabel Perhitungan Alkalinitas
Hasil Titrasi Alkalinitas
Hidroksi
sebagai
CaCO3
Alkalinitas
Karbonat
sebagai
CaCO3
Alkalinitas
Bikarbonat
sebagai
CaCO3
P = 0 0 0 T
P < ½ T 0 2P T-2P
P = ½ T 0 2P 0
P > ½ T 2P-T 2(T-P) 0
P = T 0 0 0
Catatan:
jika sampel tidak berwarna pada waktu ditambahkan fenolftalein,
titrasi dapat langsung dilakukan dengan metil jingga, perhitungan
menggunakan tabel P = 0. Jika sampel keruh disarankan untuk
menggunakan elektrometrik dengan bantuan pH meter atau
potensiometer.
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
4
2. Analisis Keasaman
Keasaman adalah kemampuan air limbah untuk bereaksi dengan
basa-basa kuat hingga mencapai pH tertentu yang sesuai dengan baku
air limbah. Keasaman air limbah disebabkan oleh asam mineral kuat,
asam-asam lemah seperti asam asetat hasil hidrolisis logam-logam dan
asam karbonat yang disebabkan oleh adanya senyawa kimia yang
bersifat asam dan proses-proses biologis di dalam air.
Prinsip Kerja
Ion-ion hidrogen yang terdapat di dalam air sebagai hasil disosiasi
atau hidrolisis direaksikan dengan larutan standar alkali dengan
mempergunakan indikator.Nilai keasaman dipengaruhi oleh indikator
yang digunakan.Penentuan titik akhir titrasi ditentukan dengan
perubahan warna indikator.
Alat
- Buret
- Erlenmeyer
- Pipet volum
- Maat pipet
Bahan
- NaOH 0,01 N
- Indikator fenolftalein
- Indikator metil jingga
Prosedur Kerja
25 mL sample ditamhkan 2-3 tetes metal jingga (jika sampel asam
maka akan berwarna merah). Titrasi dengan NaOH 0,01 N sampai
terbentuk warna kuning dan catat pemakaian NaOH (P mL).
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
5
Selanjutnya, 25 mL sampel dengan pemakaian indikator fenolftalein
sebanyak 2-3 tetes dan titrasi dengan NaOH 0,01 N sampai terbentuk
warna merah muda dan catat pemakaian NaOH (T mL).
Perhitungan
Keasaman mg/L setara CaCO3 = ( )
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
6
3. Analisis Nilai Permanganat
Metode ini digunakan untuk penentuan nilai permanganat
dengan metode oksidasi suasana asam dalam sampel air dan air
limbah yang mempunyai kadar klorida kurang dari 300 mg/L. Nilai
permanganat adalah jumlah milligram kalium permanganat yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam 1 liter air pada
kondisi 10 menit mendidih.
Prinsip Kerja
Zat organik di dalam air dioksidasi dengan KMnO4, direduksi oleh
asam oksalat berlebih.Kelebihan asam oksalat dititrasi kembali
dengan KMnO4.
Reaksi
a. Reaksi oksidasi KMnO4 dalam kondisi asam:
2 KMnO4 + 3 H2SO4 2 MnSO4 + K2SO4 + 5 On
b. Reaksi oksidasi KMnO4 dalam kondisi basa:
2 KMnO4 + H2O 2 MnO2 + KOH + 3 On + 3 H2O
c. Reaksi oksidasi zat organik:
C2H2O6 + On 2 CO2 + H2O
Alat
- Pipet volum
- Buret
- Erlenmeyer
Bahan
- KMnO4 0,01 N
- H2SO4 8 N
- Asam oksalat 0,01 N
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
7
Cara Kerja
Sampel sebanyak 25 mL tambahkan 2 tetes kalium permanganate
hingga terjadi warna merah muda, lalu tambahkan 5 mL H2SO4 8 N,
panaskan hingga mendidih selama 1 menit.
Kemudian tambahkan 5 mL larutan KMnO4 0,01 N panaskan hingga
mendidih selama 10 menit. Setelah dingin tambahkan 5 ml asam
oksalat 0,01 N. Titrasi dengan larutan KMnO4 0,01 N hingga
terbentuk warna merah muda.
Perhitungan
KMnO4 = [( ) –( )]
A adalah volume KMnO4 0,01 N yang dibutuhkan pada titrasi
B adalah normalitas KMnO4
C adalah normalitas asam oksalat
D adalah volume sampel
E adalah faktor pengenceran sampel
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
8
4. Analisis Klorida
Klorida (dalam bentuk Cl-) merupakan salah satu anion
anorganik yang cukup banyak terdapat dalam air maupun air limbah.
Kandungan klorida yang cukup tinggi dalam air dapat merusak alat-
alat dan pipa yang terbuat dari logam, disamping itu juga dapat
meracuni tanaman.
Terdapat 4 metode untuk menentukan konservasi klorida dalam air,
yaitu:
a. Metode argentometri, metode ini cocok untuk penetapan klorida
dengan konsentrasi 0,15 – 10 mg per contoh air yang dipakai dalam
titrasi. Tidak dapat dilakukan untuk contoh air yang keruh dan
berwarna.
b. Metode merkuri-nitrat, titik akhir titrasi dengan metode ini dapat
diamati secara jelas.
c. Metode potensiometri, metode ini cocok digunakan untuk contoh
air yang keruh dan berwarna.
d. Metode ferisianida
Metode Argentometri metode Mohr
Prinsip Kerja
Dalam kondisi netral atau sedikit bersifat basa, kalium kromat
dapat menjadi indikator titik akhir dari titrasi klorida menggunakan
perak nitrat. Sebelum titik akhir titrasi berlangsung semua klorida
akan mengendap menjadi perak klorida, kelebihan perak akan
bereaksi dengan kromat membentuk perak kromat berwarna kuning
kecoklatan yang menandakan titik akhir titrasi telah dicapai.
Senyawa-senyawa yang terdapat secara alami tidak mengganggu
penetapan klorida dengan metode ini.Ion-ion bromida, iodida dan
sianida merupakan ion-ion yang secara kuantitatif setara dengan
klorida pada penetapan ini.
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
9
Ion-ion sulfide, tiosulfat dan sulfit akan mengganggu namun
dapat dihilangkan dengan menambahkan hydrogen peroksida. Adanya
ortofosfat dalam jumlah tinggi (> 25 mg/L) akan mengganggu berupa
terbentuknya endapan perak fosfat. Ion besi dalam jumlah yang tinggi
(> 10 mg/L) akan mengaburkan titik akhir titrasi.
Alat
- Buret
- Erlenmeyer
- Pipet volum
- Maat pipet
Bahan
- Indikator kalium kromat
- AgNO3 0,0141 N
- Suspensi Aluminium Hidroksida
Cara Kerja
Pipet 25 mL contoh air ke dalam erlenmeyer,atur pH berkisar antara
7-10 dengan menggunakan NaOH atau H2SO4. Tambahkan 1 mL
larutan indikator kalium kromat, kemudian titrasi dengan larutan
standar AgNO3 sehingga berwarna kuning kecoklatan dan catat
volume yang terpakai.Lakukan pengukuran blanko terhadap pereaksi
yang dipakai.
Perhitungan mg/L Cl = ( )
A adalah volume AgNO3 yang digunakan untuk titrasi sampel
B adalah volume AgNO3 yang digunakan untuk titrasi blanko
C adalah normalitas AgNO3
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
10
5. Analisis Kesadahan Total
Kesadahan total adalah jumlah konsentrasi ion-ion kalsium dan
magnesium yang dinyatakan dalam milligram kalsium karbonat
perliter. Jika nilai kesadahan total lebih besar dari jumlah alkalinitas
karbonat dan alkainitas bikarbonat, maka sejumlah kesadahan tersebut
yang sama dengan nilai total alkalinitas disebut “kesadahan karbonat”.
Dan jumlah selebihnya disebut “kesadahan non karbonat”.
Jika nilai kesadahan lebih rendah atau sama dengan jumlah
alkalinitas karbonat dan alkalinitas bikarbonat maka seluruh kesadah
merupakan “kesadahan karbonat” dan “kesadahan non karbonat”
sama dengan nol.
Prinsip Kerja
Logam-logam tertentu yang terdapa dalam air, dapat membentuk
senyawa kompleks (kelat) yang larut jika ditambahkan Etilen Diamin
Tetra Asetat (EDTA). Jika kedalam larutan yang mengandung Ca dan
Mg ditambahkan zat warna seperti Eriochrome Black T maka pada pH
10,0 ± 0,1 larutan akan berwarna ungu. Jika EDTA dipakai sebagai
pentiter, maka ion Ca dan Mg akan diikat membentuk senyawa
kompleks, pada saat semua ion Ca dan Mg telah terikat maka warna
larutan akan berubah menjadi biru (titik akhir titrasi).
Alat
- Buret
- Erlenmeyer
- Maat pipet
- Pipit volum
Bahan
- Buffer
- Indikator Eriochrom Black T (EBT)
- Larutan EDTA 0,01 M
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
11
Cara Kerja
Pipet 25 mL sampel yang akan diperiksa, tambahkan 1 mL larutan
buffer pH 10 lau tambahkan indikator EBT secukupnya sampai
terbentuk warna merah muda. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M
sampai terbentuk warna biru laut. Catat EDTA 0,01 M yang terpakai.
Perhitungan
Kesadahan total sebagai CaCO3 =
A adalah volume EDTA yang terpakai
B adalah konsentrasi CaCO3 setara dengan I mL larutan standar
EDTA (B=1,008)
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
12
6. Analisis Kalsium dan Magnesium
Prinsip Kerja
Penentuan kadar kalsium dalam air dengan menggunakan metode
titrasi kompleksometri dimana dengan penambahan NaOH 1 N
sebagai buffer untuk mempertahankan pH 12-13, dengan penambahan
murexide sebagai indikator dan EDTA 0,01 M sebagai pentiter
samapai diperoleh titik akhir titrasi terbentuknya warna ungu.
Penentuan kadar magnesium adalah dengan cara mengurangkan nilai
kesadahan total dengan kadar kalsium dalam air dikali 0,243.
Alat
- Buret
- Pipet volum
- Maat pipet
- Erlenmeyer
Bahan
- Buffer NaOH 1 N
- Larutan EDTA 0,01 M
- Indikator Murexide
Cara Kerja
Pipet 25 mL sampel yang akan diperiksa, tambahkan 1 mL NaOH 1 N
(pH 12-13), lalu tambahkan indikator murexide secukupnya sampai
terbentuk warna merah muda. Titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M
sampai terbentuk warna ungu. Catat EDTA 0,01 M yang terpakai.
Perhitungan
Kesadahan Kalsium setara CaCO3 (mg/L) =
A adalah volume EDTA yang dipakai untuk titrasi
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
13
B adalah konsentrasi CaCO3 setara dengan 1 mL larutan EDTA
pada titik akhir dengan indikator murexide (B= 1.008)
Kesadahan Magnesium setara CaCO3 (mg/L)
= kesadahan total – kesadahan kalsium
Kadar Magnesium (mg/L)
= Kesadahan Magnesium setara CaCO3 (mg/L) x 0,243
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
14
7. Analisis Sulfit
Pengawasan ion sulfit di dalam air sangat penting karena ion
sulfit akan sangat toksik pada ikan dan kehidupan akuatik lainnya. Di
samping itu ion sulfit memakai oksigen terlarut yang akan digunakan
untuk mengubah sulfit menjadi sulfat.
Alat
- Buret
- Erlenmeyer
- Pipet volume
- Maat pipet
Bahan
- Larutan EDTA
- H2SO4
- Asam amido sulfonat
- KIO3 0,025N
Cara Kerja
Pengambilan sampel: kumpulan sampel yang baru dan dinginkan serta
tambahkan larutan EDTA sebanyak 1 mL.
Pengujian sampel: 25 mL sampel tambahkan 1 mL H2SO4 dan 0,1
gram asam amido sulfonat, tambahkan 25 mL EDTA dan 0,1 gram
amilum dan titrasi dengan larutan KIO3 0,025 N sampai terbentuk
warna biru yang permanen. Lakukan titrasi blanko.
Perhitungan
Jumlah SO32-
mg/L = ( )
A adalah jumlah KIO3 yang digunakan untuk titrasi sampel
B adalah jumlah KIO3 yang digunakan untuk titrasi blanko
C adalah normalitas KIO3
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
15
8. Analisis Sulfida
Sulfida terdapat di dalam air tanah terutama ketika musim panas.
Biasanya pada buangan air limbah, sulfide merupakan hasil dari
peruraian bahan-bahan organic, di dalam air bersih, H2S terdapat pada
konsentrasi 0,025-0,25 µg/L.
Prinsip Kerja
Iodine akan bereaksi dengan sulfide dalam suasana asam dan
mengoksida dengan membentuk sulfur. Berdasarkan reaksi ini dapat
ditentukan secara teliti konsentrasi sebesar 1 mg/L.
Cara Kerja
Di dalam beaker glass masukkan melalui buret 2 mL Iodine 0,025 N
lalu encerkan dengan air hingga 20 mL, lalu tambahkan 2 ml HCl 6 N,
masukkan 100 mL sampel ke dalam larutan, jika warna iodine hilang
maka tambahkan lagi iodine hingga berwarna kuning, tambahkan
sedikit larutan amilum sampai terbentuk warna biru lalu titrasi
dengan larutan Na2S2O3 0,025 N hingga warna biru hilang.
Perhitungan
Kadar Sulfida = ( ) ( )
A adalah volume iodine yang digunakan
B adalah normalitas iodine yang digunakan
C adalah volume Na2S2O3 untuk titrasi
D adalah normalitas Na2S2O3
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
16
9. Analisis Tembaga
Tembaga (Cu) merupakan salah satu logam yang termasuk
bahan racun dan berbahaya yang dalam jumlah tertentu akan merusak
kesehatan karena terjadi akumulasi di dalam jaringan tubuh. Bila
dalam jumlah yang besar akan bersifat karsinogenik. Cu dapat
ditentukan dengan metode iodometri ataupun secara spektrofometer
sinar tampak dan serapan atom.
Analisis Cu dengan metode Iodometri
Titrasi iodometri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara
oksidator Cu dengan KI yang mengalami oksidasi menjadi I2.I2 yang
dihasilkan lalu dititrasi dengan larutan standar Na2S2O3 0,025 N
sampai warna larutan kuning muda (warna larutan I2 encer).Kemudian
tambahkan 1 ml indikator kanji.Lanjutkan titrasi sampai warna biru
tepat hilang.Titrasi dilakukan dalam suasan netral sedikit asam (pH 5-
8).
Reaksi
2 Cu2+
+ 4 KI Cu2I2+ I2 + 4 K+
2 Na2S2O3 + I2 Na2S2O3 + 2 NaI
Alat
- Buret
- Erlenmeyer
- Maat pipet
- Pipet volume
Bahan
- KMnO4
- Asam asetat 5%
- KI 30%
- Na2S2O3 0,025 N
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
17
Cara Kerja
Pipet 25 mL sampel, tambahkan 5 tetes KMnO4 dan panaskan sampai
warna nya hilang. Lau tambahkan 5 mL asam asetat 5% panaskna
hingga mendidih setelah itu dinginkan lau tambahkan kalium iodide
30% sebanyak 5 mL dan titrasi dengan Na2S2O3 0,025 N hingga
terbentuk warna kuning dan tambakan indikator amilum, maka akan
terbentuk warna biru. Titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat
hilang..
1ml Na2S2O3 0,025 N setara dengan 2,5 mg Cu.
Perhitungan
Kadar Tembaga (mg/L) =
A adalah volume titrasi
B adalah normalitas Na2S2O3
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
18
10. Analisis Logam Berat Timbal dan Kadmium
Logam timbal dan kadmium merupakah logam berat yang sering
mencemari perairan akibat pengolahan limbah yang tidak sesuai
standar.Logam ini bersifat toksik baik terhadap biota laut maupun
manusia.Analisis logam tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan metode spektrofotometer serapan atom (Atomic
Absorption Spectrofotometer).
Prinsip Kerja
Metode AAS adalah suatu metode yang digunakan untuk mendeteksi
atom-atom logamdalam fase gas, dengan mengandalakan nyala untuk
mengubah logam dalam larutan sampel menjadi atom-atom logam
berbentuk gas. Atom-atom pada keadaan dasar mampu menyerap
energi cahaya pada panjang gelombang tertentu, yang pada umumnya
adalah panjang gelombang radiasi yang akan dipancarkan atom
tersebut bila tereksitasi dari keadaan dasar. Jika pada cahaya dengan
panjang gelombang tertentu dilewatkan nyala yang mengandung
atom-atom yang bersangkutan maka sebagian cahaya ini akan diserap
dan banyaknya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya
atom dalam keadaan dasar yang berada dalam nyala.
Alat
- Labu takar 25 mL
- Labu takar 20 mL
- Pipet tetes
- Beaker glass 100 mL
- Beaker glass 500 mL
- Corong
- Pipet ukur
- Hot plate
- Kaca arloji
- Bola pipet karet
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
19
Bahan
- Larutan HNO3 0,05 M
- Larutan stock Pb dan Cd
- Sampel air
Prosedur Kerja
Preparasi sampel
- 50 mL sampel yang telah disaring dimasukkan ke dalam beaker
glass 100 mL
- Tambahkan 2,5 mL HNO3p , aduk, kemudian uapkan di atas hot
plate sampai volumenya menjadi ± 15 mL
- Tambahkan lagi 2,5 mL HNO3p , tutup dengan kaca arloji dan
panaskan kembali sampai warna larutan jernih.
- Dinginkan larutan sampel, tambahkan sedikit aquadest dan
tuangkan ke dalam labu takar 25 mL
- Tepatkan volume sampel sampai dengan 25 mL dengan cara
menambahkan akuades dan saring kembali sebelum dianalisis
menggunakan AAS
Pembuatan Larutan Blanko
- Buatlah larutan blanko berupa HNO30.05 M.
Pembuatan Larutan Kerja Pb dan Cd
- Buatlah larutan kerja Pb dan Cd dengan konsentrasi 100, 200, 300,
400, dan 500 ppb; dengan cara mengencerkan larutan stock dengan
larutan blanko
Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Pengukuran Konsentrasi
Sampel
- Ukur absorbansi masing-masing larutan kerja yang telah anda
siapkan dimulai dari konsentrasi terendah
- Ukur absorbansi larutan sampel
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
20
PEMBUATAN PEREAKSI
1. NaOH 0,02 N
Pada labu ukur 1 L larutkan 800 mg NaOH p.a dengan aquadest
bebas CO2 sampai garis tanda, lalu bakukan dengan kalium biftalat.
2. HCl 0,1 N
Dimasukkan 8,285 mL HCl p.a ke dalam labu ukur 1L lalu
ditambahkan akuades hingga garis tanda.
3. Indikator fenolftalein
500 mg fenolftalein dilarutkan di dalam 50 mL alkohol 95%
tambahkan 50 mL akuades dan beberapa tetes NaOH 0,02 N.
4. Indikator metil jingga 5%
5 gram metil jingga dilarutkan dengan akuades hingga 100 mL.
5. KMnO4 0,1 N
Larutkan 316 mg kalium permanganate dengan air suling di dalam
labu ukr 100 mL hingga garis tanda. Bakukan larutan dengan asam
oksalat 0,01 N.
6. Asam Oksalat 0,01 N
Timbang teliti 630,2 mg asam oksalat masukkan ke dalam labu
takar 100 mL, tambahkan aquadest hingga garis tanda. Lalu pipet 10
mL larutan asam oksalat dan masukkan kedalam labu takar 100 mL
tambahkan akuades hingga garis tanda.
7. Asam sulfat 8 N bebas zat organik
Pada gelas ukur 500 mL yang berisi air 250 mL masukkan 111 mL
H2SO4 pekat, tambahkan akuades hingga 500 ml, pindahkan ke
beaker glass tambahkan KMnO4 hingga warna merah muda,
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
21
panaskan di atas penangas air tambahkan lagi KMnO4 bila warna
merah muda hilang, penambahan dihentikan bila warna merah muda
tidak hilang.
8. Perak nitrat 0,0141 N
Larutkan 2,395 gram AgNO3 dengan 100 mL aquadest bebas CO2
di dalam labu ukur 1 L, tambahkan akuades bebas CO2 hingga garis
tanda. Bakukan larutan dengan NaCl 0,0141 N.
9. NaCl 0,0141 N
Keringkan NaCl pada suhu 140 oC, lalu timbang teliti 412 mg NaCl
dan larutkan di dalam labu ukur 1 L. tambahkan air suling hingga
garis tanda.
10. Indikator K2CrO4 5%
Larutkan 5 gram K2CrO4 dengan air di dalam labu ukur 100 mL,
tambahkan sedikit AgNO3 hingga terbentuk endapan merah.
Diamkan 1 jam lalu saring, filtrate digunakan sebagai indikator.
11. EDTA 0,01 M
Larutkan 3,273 gram garam EDTA dengan 100 mL air suling di
dalam labu ukur 1 liter. 1 mL EDTA 0,01 M setara dengan 0,4008
mg Ca atau 1,008 mg CaCO3.
12. Indikator murexide
Campurkan 100 mg Murexid dengan 19,9 gram MaCl, kemudian
gerus hingga homogen dan halus.
13. NaOH 1 N
Larutkan 10 gram NaOH di dalam 100 mL air suling, kocok sampai
larut.
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
22
14. Indikator Eriochrom Black T
Campurkan 100 mg EBT dengan 10 gram NaCl, kemudian hingga
homogeny dan halus.
15. Buffer pH 10
Larutkan 1,179 gram EDTA dan 0,780 gram MgSO4 ke dalam 50
ml air suling. Tambahkan 16,9 gram NH4Cl dan 143 mL NH4OH
pekat sambil diaduk lalu tambahkan akuades hingga tepat 250 mL.
16. HCl 6 N
Encerkan 50,25 HCl pekat dengan 100 ml akuades.
17. Iodine 0,025 N
25 gram KI di dalam air, tambahkan 3,2 gram iodine sampai larut.
Encerkan dengan air hingga 1 L. bakukan dengan larutan standar
natrium tiosulfat.
18. Natrium tiosulfat 0,025 N
Timbang teliti 6,205 gram natrium tiosulfat tambahkan 400 mg
NaOH lakukan standarisasi dengan larutan standar KIO3.
19. KIO3 0,025 N
Timbang teliti 445,8 mg KIO3 lalu tambahkan 4,35 gram KI dan
310 mg sodium bikarbonat dan encerkan dengan air hingga 1 L.
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
23
JADWAL PRAKTIKUM ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
DIII ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
SEMESTER GANJIL
T.A 2019/2020
Hari Praktikum : Kamis
Waktu Praktikum : 08.00 - 11.30 WIB
NO. TANGGAL NAMA PERCOBAAN DOSEN
1 12/09/2019 PEMBUATAN REAGEN TRP
2 19/09/2019 ANALISIS ALKALINITAS TRP
3 19/09/2019 ANALISIS KEASAMAN MUCH
4 26/09/2019 ANALISIS NILAI PERMANGANAT MUCH
5 03/10/2019 ANALISIS KLORIDA MUCH
6 10/10/2019 ANALISIS SULFIT MAS
7 10/10/2019 ANALISIS SULFIDA MAS
8 17/10/2019 ANALISIS KALSIUM DAN MAGNESIUM YMP
9 07/11/2019 ANALISIS TEMBAGA YMP
10 14/11/2019 ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL DAN
KADMIUM YMP
KETERANGAN
YMP : Yade Metri Permata, S.Farm., M.Si., Apt.
TRP : Dra. Tuty Roida Pardede, M.Si., Apt.
MAS : Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt.
MUCH : Prof. Dr. Muchlisyam, M.Si., Apt.
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
24
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
25
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
26
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
27
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
28
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
29
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
30
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
31
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
32
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
33
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
34
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
35
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
36
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
37
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
38
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
39
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
40
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
41
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
42
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
43
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
44
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
45
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
46
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
47
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
48
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
49
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
50
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
51
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
52
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
53
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
54
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
55
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
56
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
57
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
58
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
59
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
60
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
61
Judul Percobaan :…………………………………………
Sampel :…………………………………………
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
62
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
63
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
64
Penuntun dan Laporan Praktikum Analisis Dampak Lingkungan 2019 |
65