ANALISIS ANTESEDEN KUALITAS LAPORAN
AUDIT PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH
(OPD) DI KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Ninda Putri Anandita
7211413063
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
“ Better to feel how hard education is at this time rather than fell the bitterness of
stupidity, later.”
“ Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibagikan untuk kemaslahatan orang
banyak.”
Persembahan
Dengan segenap rasa syukur kepada Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya, skripsi ini penulis
persembahkan untuk:
1. Bapak Mukhidin dan Ibu Marlikha yang senantiasa
memberikan doa, kasih saying, dukungan dan
motivasi baik materiil maupun non materiil.
2. Keluarga besar di Tegal.
3. Arief Sutanto, S.Or. yang selalu memotivasi untuk
segera menyelesaikan skripsi.
4. Sahabat-sahabat Po’en yang terbaik silvi, restika,
uma, raafi, dan eko.
5. Keluarga besar kos sahara kakak aul, umih, yuen,
loli, uus, devita, septi, dll.
6. Keluarga besar Akuntansi A 2013 yang saya sayangi.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, sebagai tugas bagi
penulis dalam membuat skripsi untuk memperoleh gelar sarjana akuntansi. Skripsi
ini berisi uraian pendahuluan, kajian pustaka dan hipotesis penelitian, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta simpulan dan saran yang
penulis angkat menjadi judul skripsi, yaitu “ANALISIS ANTESEDEN
KUALITAS LAPORAN AUDIT PADA ORGANISASI PERANGKAT
DAERAH (OPD) DI KABUPATEN TEGAL”. Untuk menyelesaikan laporan
Skripsi ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Semarang.
4. Drs. Heri Yanto, MBA, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I.
5. Drs.Subowo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II.
6. Indah Anisykurlillah, S.E., M.Si., Akt., CA. selaku Dosen Wali.
7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
vii
8. Seluruh responden pegawai Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Tegal.
9. Semua pihak yang membantu penulis dalam penyusunan skripsi.
Penulis berharap Skripsi ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai anteseden dari kualitas laporan audit pada
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Tegal.
Semarang, 2017
Penulis
viii
SARI
Anandita, Ninda Putri. 2017. “Analisis Anteseden Kualitas Laporan Audit Pada
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Tegal”. Skripsi. Jurusan
Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs.
Heri Yanto, MBA., Ph.D. II. Drs. Subowo, M.Si.
Kata kunci : Kualitas Laporan Audit, Pengendalian Internal, Akuntabilitas
Publik, Good and Clean Governance, Teknologi Informasi
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh
pemanfaatan teknologi informasi, good and clean governance, akuntabilitas
publik, dan pengendalian internal yang dipersepsikan oleh pegawai negeri sipil
Kabupaten Tegal, dan kualitas laporan audit sebagai variabel anteseden.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Tegal baik dinas,
badan, sekretariat, inspektorat, maupun kecamatan yang telah memenuhi kriteria
sebagai purposive sampling yaitu sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK)
di lingkungan kerja masig-masing OPD. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling.
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu maka rumusan masalah yang
dibangun oleh peneliti adalah sebagai berikut: (1) Apakah Teknologi Informasi
berpengaruh positif terhadap Good and Clean Govenance? (2) Apakah Teknologi
Informasi berpengaruh positif terhadap Akuntabilitas Publik? (3) Apakah Good
and Clean Governance berpengaruh positif terhadap Akuntabilitas Publik? (4)
Apakah Akuntabilitas Publik berpengaruh positif terhadap Pengendalian Intenal?
(5) Apakah Good and Clean Govenance berpengaruh positif terhadap
Pengendalian Internal? (6) Apakah Teknologi Informasi berpengaruh positif
terhadap Pengendalian Internal? (7) Apakah Pengendalian Internal berpengaruh
positif terhadap Kualitas Laporan Audit? (8) Apakah Akuntabilitas Publik
berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Audit? (9) Apakah Good and
Clean Governance berpengaruh positif terhadap Kualitas Laporan Audit? Alat
analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dibangun adalah dengan
menggunakan metode analisis jalur (path analysis) dengan bantuan program IBM
SPSS Amos versi 19.
Hasil analisis menunjukan bahwa tujuh dari sembilan hipotesis ternyata
didukung, diantaranya H1, H3, H5, H6, H7, H8, dan H9. Sedangkan H2 dan H4
ditolak. Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang penulis dapat berikan
adalah dalam meningkatkan kualitas laporan audit, Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) Kabupaten Tegal harus dapat meningkatkan teknologi informasi, good and
clean governance, akuntabilitas publik, dan pengendalian internal. Namun,
peningkatan akuntabilitas publik tidak dipengaruhi oleh peningkatan teknologi
informasi dan peningkatan pengendalian internal tidak dipengaruhi oleh
peningkatan akuntabilitas publik.
ix
ABSTRACT
Anandita, Ninda Putri. 2017. "Antecedents Analysis of Audit Report Quality in
Regional Devices Organization (OPD) in Tegal Regency". Final Project.
Department of Accounting. Faculty of Economics. Universitas Negeri Semarang.
Supervisor I. Drs. Heri Yanto, MBA., Ph.D. II. Drs. Subowo, M.Si.
Keywords: Audit Report Quality, Internal Control, Public Accountability,
Good and Clean Governance, Information Technology
This study aims to examine and analyze the influence of information
technology, good and clean governance, public accountability, and internal
control perceived by civil servants of Tegal Regency, with audit report quality as
an antecedent variable.
The sample was Civil Servant (PNS) at Regional Device Organization
(OPD) in Tegal Regency, consists of agencies, councils, secretariat, inspectorate,
and districts who have fulfilled the criteria of purposive sampling as Financial
Administration Official (PPK) in each OPD. The sampling technique is conducted
by using purposive sampling.
Based on prior studies, the research problems are: (1) Does Information
Technology have a positive effect on Good and Clean Governance? (2) Does
Information Technology have a positive effect on Public Accountability? (3) Does
Good and Clean Governance have a positive effect on Public Accountability? (4)
Does Public Accountability have a positive effect on Internal Control? (5) Does
Good and Clean Governance have a positive effect on Internal Control? (6) Does
Information Technology have a positive effect on Internal Control? (7) Does
Internal Control have a positive effect on Audit Report Quality? (8) Does Public
Accountability have a positive effect on the Audit Report Quality? (9) Does Good
and Clean Governance have a positive effect on Audit Report Quality? Moreover,
this study used analytical tool to examine the hypotheses by path analysis method
using IBM SPSS Amos program 19 version.
The results show that seven of the nine hypotheses were supported, there are
H1, H3, H5, H6, H7, H8, and H9. However, H2 and H4 are rejected. Based on
these results, it is recommended to improve audit report quality. In addition,
Regional Device Organization (OPD) in Tegal Regency should increase
information technology, good and clean governance, public accountability and
internal control. Nevertheless, improvement of public accountability is not
affected by increase of information technology. In addition, increase in internal
control is not affected by public accountability improvement.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................ vi
SARI .................................................................................................................. viii
ABSTACT ......................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................... 11
1.3 Cakupan Masalah ......................................................................................... 11
1.4 Perumusan Masalah .................................................................................... 12
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 13
1.6 Kegunaan Penelitian ................................................................................... 14
1.7 Orisinalitas Penelitian ................................................................................. 15
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN .................. 16
2.1 Kajian Teori ................................................................................................. 16
2.1.1 Kajian Teori Utama (Grand Theory) .............................................. 16
2.1.2 Kajian Teori Pendukung (Support Theory) ..................................... 18
2.2 Kajian Objek Penelitian ............................................................................... 19
2.2.1 Organisasi Perangkat Daerah (OPD)................................................ 19
2.2.2 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) .......................................... 23
2.3 Kajian Variabel Penelitian ........................................................................... 25
2.3.1 Kualitas Laporan Audit .................................................................... 25
xi
2.3.2 Pengendalian Internal ....................................................................... 28
2.3.3 Akuntabilitas Publik ......................................................................... 32
2.3.4 Good and Clean Governance ........................................................... 35
2.3.5 Teknologi ......................................................................................... 36
2.4 Kajian Penelitian Terdahulu .........................................................................38
2.4.1 Kualitas Laporan Audit ................................................................... 38
2.4.2 Pengendalian Internal .......................................................................39
2.4.3 Akuntabilitas Publik .........................................................................40
2.4.4 Good and Clean Governance ...........................................................41
2.4.5 Teknologi ..........................................................................................42
2.5 Kerangka Berpikir .........................................................................................48
2.5.1 Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Good and Clean
Governance ......................................................................................48
2.5.2 Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Publik .........48
2.5.3 Pengaruh Good and Clean Governance terhadap Akuntabilitas
Publik ................................................................................................48
2.5.4 Pengaruh Akuntabilitas Publik terhadap Pengendalian Internal .......49
2.5.5 Pengaruh Good and Clean Governance terhadap Pengendalian
Internal ..............................................................................................49
2.5.6 Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Pengendalian Internal ......50
2.5.7 Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Audit .50
2.5.8 Pengaruh Akuntabilitas Publik terhadap Kualitas Laporan Audit ...51
2.5.9 Pengaruh Good and Clean Governance terhadap Kualitas
Laporan Audit ..................................................................................51
2.6 Hipotesis Penelitian ......................................................................................53
BAB 3 METODE PENELITIAN .................................................................... 55
3.1 Jenis dan Desain Penelitian .......................................................................... 55
3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................................... 56
3.3 Variabel Penelitian yang Dirumuskan Secara Operasional ..........................60
3.4 Instrumen Penelitian Disertai Penentuan Validitas dan Reliabilitasnya .......62
3.4.1 Uji Validitas ......................................................................................62
xii
3.4.2 Uji Reliabilitas...................................................................................63
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................63
3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................................ 65
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ..............................................................65
3.6.2 Analisis Jalur (Path Analysis) ...........................................................69
3.6.3 Kriteria Goodness-of-Fit ...................................................................69
3.6.4 Assessment of Normality ...................................................................73
3.6.5 Mahalanobis Distance.......................................................................73
3.6.6 Pengujian Hipotesis ...........................................................................73
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 74
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 74
4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian .............................................................. 74
4.1.2 Deskripsi Responden ....................................................................... 75
4.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ........................................................... 77
4.2 Analisis Inferensial ...................................................................................... 83
4.2.1 Model Pengukuran ........................................................................... 83
4.2.2 Uji Validitas ..................................................................................... 86
4.2.3 Uji Reliabilitas.................................................................................. 89
4.2.4 Assessment of Normality .................................................................. 91
4.2.5 Mahalanobis Distance (Uji Data Outlier) ........................................ 91
4.2.6 Uji Path Analysis .............................................................................. 92
4.3 Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 97
4.4 Pembahasan ..................................................................................................102
4.4.1 Analisis Deskripsi Variabel Penelitian .............................................102
4.4.2 Pembahasan Hasil Pengujian Hipotesis ...........................................104
BAB 5 PENUTUP ..............................................................................................112
5.1 Simpulan ......................................................................................................112
5.2 Saran ............................................................................................................113
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................115
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Akuntabilitas Entitas Pemerintah Daerah se Provinsi
Jawa Tengah untuk Tahun Anggaran 2011-2015 ............................................... 3
Tabel 2.1 Perbandingan Antara Teori Agensi dan Teori Stewadship ................. 18
Tabel 2.2 Lima Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 ...................................... 31
Tabel 2.3 Kajian Teori Penelitian Terdahulu ...................................................... 43
Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah Menurut Unit Kerja dan
Jenis Kelamin di Kabupaten Tegal Tahun 2015 ................................................. 56
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................ 59
Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian .................................................. 60
Tabel 3.4 Karegori Variabel Kualitas Laporan Audit ......................................... 66
Tabel 3.5 Kategori Variabel Pengendalian Internal ............................................ 66
Tabel 3.6 Kategori Variabel Akuntabilitas Publik .............................................. 67
Tabel 3.7 Kategori Variabel Good and Clean Governance ................................ 68
Tabel 3.8 Kategori Variabel Teknologi Informasi .............................................. 68
Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data .................................................................... 75
Tabel 4.2 Identitas Diri Responden ..................................................................... 75
Tabel 4.3 Statistik Deskripsi Variabel Kualitas Laporan Audit .......................... 77
Tabel 4.4 Distribusi Kategori Penilaian Responden untuk Variabel
Kualitas Laporan Audit ....................................................................................... 78
Tabel 4.5 Statistik Deskripsi Variabel Pengendalian Internal ............................ 78
Tabel 4.6 Distribusi Kategori Penilaian Responden untuk Variabel
Pengendalian Internal .......................................................................................... 79
Tabel 4.7 Statistik Deskripsi Variabel Akuntabilitas Publik .............................. 80
xiv
Tabel 4.8 Distribusi Kategori Penilaian Responden untuk Variabel
Akuntabilitas Publik ............................................................................................ 80
Tabel 4.9 Statistik Deskripsi Variabel Good and Clean Governance ................ 81
Tabel 4.10 Distribusi Kategori Penilaian Responden untuk Variabel
Good and Clean Governance .............................................................................. 82
Tabel 4.11 Statistik Deskripsi Variabel Teknologi Informasi ............................ 82
Tabel 4.12 Distribusi Kategori Penilaian Responden untuk Variabel
Teknologi Informasi ............................................................................................ 83
Tabel 4.13 Uji Kecocokkan Model dengan Kriteria Goodness-of-Fit ................ 84
Tabel 4.14 Notes for Group ................................................................................ 85
Tabel 4.15 Variable Summary ............................................................................ 85
Tabel 4.16 Uji Validitas Variabel Kualitas Laporan Audit ................................ 86
Tabel 4.17 Uji Validitas Variabel Pengendalian Internal ................................... 86
Tabel 4.18 Uji Validitas Variabel Akuntabilitas Publik ..................................... 87
Tabel 4.19 Uji Validitas Variabel Good and Clean Governance ....................... 88
Tabel 4.20 Uji Validitas Variabel Teknologi Informasi ..................................... 88
Tabel 4.21 Uji Reliabilitas Kualitas Laporan Audit............................................ 89
Tabel 4.22 Uji Reliabilitas Pengendalian Internal .............................................. 89
Tabel 4.23 Uji Reliabilitas Akuntabilitas Publik ................................................ 90
Tabel 4.24 Uji Reliabilitas Good and Clean Governance .................................. 90
Tabel 4.25 Uji Reliabilitas Teknologi Informasi ................................................ 90
Tabel 4.26 Assessment of Normality ................................................................... 91
Tabel 4.27 Mahalanobis Distance (Uji Data Outlier) ......................................... 91
Tabel 4.28 Uji Hipotesis berdasarkan Maximum Likelihood Estimates –
Regression Weights ............................................................................................. 93
Tabel 4.29 Uji Hipotesis berdasarkan Maximum Likelihood Estimates –
xv
Standardized Regression Weights ....................................................................... 93
Tabel 4.30 Model Persamaan Regresi berdasarkan Intercepts ........................... 95
Tabel 4.31 Squared Multiple Correlations ......................................................... 95
Tabel 4.32 Uji Hipotesis berdasarkan Matrices – Factor Score Weights –
Standardized Total Effects .................................................................................. 96
Tabel 4.33 Uji Hipotesis berdasarkan Matrices – Factor Score Weights –
Standardized Direct Effects................................................................................. 96
Tabel 4.34 Uji Hipotesis berdasarkan Matrices – Factor Score Weights –
Standardized Indirect Effects .............................................................................. 96
Tabel 4.35 Uji Hipotesis berdasarkan Maximum Likelihood Estimates –
Regression Weights ............................................................................................. 97
Tabel 4.36 Hasil Pengujian Hipotesis Keseluruhan ............................................ 102
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................... 52
Gambar 2.2 Desain Penelitian ............................................................................. 52
Gambar 4.1 Model Pengukuran .......................................................................... 83
Gambar 4.2 Desain Penelitian (path analysis) .................................................... 92
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ......................................................................122
Lampiran 2 : Output SPSS – Deskripsi Responden ...........................................125
Lampiran 3 : Output Amos – Model fit ..............................................................128
Lampiran 4 : Surat Keputusan Dosen Pembimbing ............................................130
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian .....................................................................131
Lampiran 6 : Surat Rekomendasi dari Badan Kesbangpol dan Linmas ............132
Lampiran 7 : Surat Rekomendasi dari BAPPEDA .............................................133
Lampiran 8 : Disposisi Kecamatan .....................................................................134
Lampiran 9 : Disposisi Inspektorat .....................................................................136
Lampiran 10 : Disposisi Sekretaris DPRD .........................................................137
Lampiran 11 : Disposisi Dinas dan Badan ..........................................................138
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 (UU No. 32 Tahun 2004). Pemerintah daerah
memiliki kewajiban untuk melaporkan penyelenggaraan pemerintahannya kepada
Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) selaku wakil
rakyat serta mengkomunikasikan laporan tersebut kepada masyarakat sebagai
bentuk transparansi dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik.
Salah satu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang terbuka menurut UU No. 14 Tahun 2008 adalah hak publik
untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hak
atas informasi menjadi sangat penting karena semakin terbuka penyelenggaraan
pemerintahan untuk diawasi publik, maka semakin dapat dipertanggungjawabkan.
Hak setiap orang untuk memperoleh informasi juga relevan untuk meningkatkan
kualitas pelibatan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan publik.
Partisipasi atau pelibatan masyarakat tidak banyak berarti tanpa jaminan
keterbukaan informasi publik.
2
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi
Publik dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
memberikan kewajiban kepada setiap badan publik untuk membuka akses dalam
mendapatkan informasi publik yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim,
dan/atau diterima oleh penyelenggara negara yang sebagian atau seluruh danannya
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sumbangan masyarakat,
dan/atau luar negeri, yang mencakup organisasi nonpemerintah, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, seperti lembaga swadaya
masyarakat, perkumpulan, serta organisasi lainnya.
Dilansir dari website resmi Kabupaten Tegal dalam artikel yang berjudul
“OPD Baru, Bupati Kukuhkan Ratusan Pejabat Pemkab Tegal”, pada akhir tahun
2016, Bupati Tegal telah melantik dan mengukuhkan 919 pejabat tinggi pertama,
administrator, dan pengawas atau setara eselon 2, 3, dan 4 di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal dalam menjelang berlakunya Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) per Januari 2017 yang diharapkan dapat mengemban
amanah yang salah satunya adalah urusan transparansi dan akuntabilitas di
lingkungan birokrasi pemerintahan (www.tegalkab.go.id).
De Angelo (1981) dalam Badjuri (2012) mendefinisikan kualitas audit
adalah kemungkinan atau probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan
melaporkan adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.
3
Badjuri (2012) juga mengatakan bahwa kualitas audit berkaitan dengan
pelaporan tentang kelemahan pengendalian internal dan kepatuhan terhadap
ketentuan, tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab, merahasiakan
pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan hasil pemeriksaan
dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Oleh karena itu, penelitian ini berlandaskan pada teori stewardship dan
teori persepsi. Teori stewardship mendasari perilaku organisasi sektor publik yang
lebih mementingkan urusan organisasi untuk mencapai tujuan bersama daripada
mementingkan profitabilitas individu. Sedangkan teori persepsi mendasari
instrumen penelitian dengan menggunakan kuesioner yang merupakan tanggapan
dari pejabat daerah.
Berdasarkan hasil analisis entitas se-Jawa Tengah dari tahun 2011-2015
yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi
Jawa Tengah, Subowo (2016) menyatakan bahwa perkembangan akuntabilitas
entitas pemerintah daerah untuk tahun anggaran 2011-2015 Kabupaten Tegal
mendapatkan opini LKPD wajar dengan pengecualian (WDP) dari tahun 2011-
2015.
Berikut daftar tabel perkembangan akuntabilitas entitas Pemerintah Daerah
se-Provinsi Jawa Tengah untuk tahun anggaran 2011-2015:
Tabel 1.1 Perkembangan Akuntabilitas Entitas Pemerintah Daerah se-
Provinsi Jawa Tengah untuk Tahun Anggaran 2011-2015
No. Entitas 2011 2012 2013 2014 2015
1 Provinsi Jawa Tengah WTP-
DPP
WTP WTP-
DPP
WTP-
DPP
WTP
2 Kota Semarang WDP WTP WTP-
DPP
WDP WDP
3 Kabupaten Semarang WTP WTP WTP WTP WTP
4
No. Entitas 2011 2012 2013 2014 2015
4 Kota Salatiga WDP WDP WDP WDP WDP
5 Kabupaten Demak WDP WDP WDP WDP WDP
6 Kabupaten Kudus WDP WTP-
DPP
WTP-
DPP
WTP-
DPP
WTP
7 Kabupaten Jepara WTP WTP WTP-
DPP
WTP-
DPP
WTP
8 Kabupaten Pati WDP WDP WDP WDP WTP
9 Kabupaten Rembang WDP WDP WDP WDP WDP
10 Kabupaten Grobogan WDP WDP WDP WDP WTP
11 Kabupaten Blora WDP WDP WDP WTP-
DPP
WTP
12 Kota Surakarta WTP WTP WTP WTP WTP
13 Kabupaten Boyolali WTP WTP WTP WTP WTP
14 Kabupaten Sragen WDP WDP WDP WDP WTP
15 Kabupaten Wonogiri WDP WDP WDP WDP WTP
16 Kabupaten Karanganyar WDP WDP WDP WTP WTP
17 Kabupaten Sukoharjo WDP WDP WDP WDP WTP
18 Kabupaten Klaten WDP WDP WDP WDP WTP
19 Kota Magelang WDP WDP WDP WDP WDP
20 Kabupaten Magelang WDP WDP WDP WDP Process
21 Kabupaten Purworejo WDP WTP WTP WTP WTP
22 Kabupaten Kebumen WTP WTP WDP WDP WTP
23 Kabupaten Temanggung WDP WTP WTP WTP-
DPP
Process
24 Kabupaten Wonosobo WDP WDP WDP WDP Process
25 Kabupaten Cilacap WDP WDP WDP WDP WDP
26 Kabupaten Banjarnegara WDP WDP WTP WTP WTP
27 Kabupaten Purbalingga WDP WDP WDP WDP WDP
28 Kabupaten Kendal WDP WDP WDP WDP WDP
29 Kabupaten Batang WDP WDP WDP WDP WDP
30 Kabupaten Pekalongan WDP WDP WDP WDP WTP
31 Kota Pekalongan WDP WDP WDP WDP WTP
32 Kabupaten Pemalang WDP WDP WDP WDP WDP
33 Kabupaten Tegal WDP WDP WDP WDP WDP
34 Kota Tegal WTP WDP WDP WDP WDP
35 Kabupaten Brebes WDP WDP WDP WDP WDP
36 Kabupaten Banyumas WTP WTP WTP WTP-
DPP
WTP
Sumber: data olah Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi Jateng
(2016)
Kabupaten Semarang, Kota Surakarta, dan Kabupaten Boyolali, merupakan
daerah yang dapat mempertahankan opini LKPD wajar tanpa pengecualian (WTP)
5
secara terus-menerus dari 38 opini LKPD yang dikeluarkan oleh BPK. Sedangkan
kabupaten/ kota yang mendapatkan opini WDP secara terus-menerus dari tahun
2011-2015 diantaranya: 1) Kota Salatiga; 2) Kabupaten Demak; 3) Kabupaten
Rembang; 4) Kota Magelang; 5) Kabupaten Cilacap; 6) Kabupaten Purbalingga; 7)
Kabupaten Kendal; 8) Kabupaten Batang; 9) Kabupaten Pemalang; 10)
Kabupaten Tegal; dan 11) Kabupaten Brebes. Kabupaten Tegal merupakan salah
satu kabupaten di wilayah provinsi Jawa Tengah yang telah berdiri sejak tahun
1601 (sekarang berusia 416 tahun) sehingga dapat dikatakan Kabupaten Tegal
sudah lama sekali berdiri dan seharusnya dapat memberikan kualitas laporan audit
yang maksimal, namun berdasarkan analisis entitas oleh BPK Kabupaten Tegal
masih mendapatkan opini WDP dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Untuk itu,
peneliti tertarik meneliti tentang kualitas laporan audit pada Kabupaten Tegal.
Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 menyatakan bahwa melalui mekanisme
dan pelaksanaan prinsip keterbukaan, akan tercipta kepemerintahan yang baik dan
peran serta masyarakat yang transparan dan akuntabilitas yang tinggi sebagai
salah satu prasyarat untuk mewujudkan demokrasi yang hakiki. Dengan membuka
akses publik terhadap informasi, pemerintah termotivasi untuk bertanggungjawab
dan berorientasi pada pelayanan rakyat yang sebaik-baiknya. Sehingga dapat
mempercepat perwujudan pemerintahan yang terbuka yang merupakan upaya
strategis dalam mencegah praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN), dan
terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance).
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dibangun dan
dikembangkan dalam rangka perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas
6
pokok dan fungsi serta pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan dan
program yang dipercayakan kepada setiap Instansi Pemerintah, berdasarkan suatu
sistem akuntabilitas yang memadai (Sunarjo, 2010). Dalam hal ini, setiap instansi
pemerintah secara periodik wajib mengkomunikasikan pencapaian tujuan dan
sasaran strategis organisasi kepada stakeholders, yang dituangkan melalui
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, LAKIP juga berperan sebagai
alat kendali, alat penilai kualitas kinerja, dan alat pendorong terwujudnya good
governance, serta sebagai media pertanggungjawaban kepada publik.
Syarif (2015) mengungkapkan pengertian akuntabilitas menurut Lembaga
Administrasi Negara (LAN) bahwa akuntabilitas kinerja instansi daerah adalah
perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik.
Sunarjo (2010) dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) 2010 mengatakan bahwa pengukuran kinerja didahului dengan
penetapan indikator kinerja yang merupakan ukuran kuantitatif dan kualitatif yang
menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah
ditetapkan berupa masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat
(benefits) dan dampak (impacts).
Menurut Lembaga Administrasi Negara (2003) dalam Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, masukan (inputs) adalah
segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat
7
berjalan atau dalam rangka menghasilkan keluaran (outputs), misalnya sumber
daya manusia, dana, material, waktu, teknologi dan sebagainya. Keluaran (outputs)
adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil
langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang
digunakan. Hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfungsinya output kegiatan pada jangka menengah. Outcomes merupakan
ukuran seberapa jauh setiap produksi/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan
harapan masyarakat. Manfaat (benefits) adalah kegunaan suatu keluaran (outputs)
yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas yang
dapat diakses oleh publik. Dampak (impacts) adalah ukuran tingkat pengaruh
sosial, ekonomi, lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh
capaian kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan.
Kabupaten Tegal sendiri sebagaimana disampaikan oleh Arzul Andaliza
selaku Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 bahwasannya
hasil audit BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun 2007
Kabupaten Tegal masih mendapatkan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Disamping itu, Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2007, Kabupaten Tegal juga mendapatkan predikat “kurang”
(www.bpkp.go.id).
Menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) dalam Hasil Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP) pada Pemerintah Kabupaten/Kota tahun 2016 sebagaimana
dimuat oleh Rahman (2017) dalam artikel “Tahun ini, Hasil Evaluasi SAKIP
8
Kabupaten/Kota Alami Peningkatan” pada situs indopos (nasional.indopos.co.id)
menunjukkan bahwa adanya peningkatan rata-rata nilai evaluasi pada
kabupaten/kota dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan pada website resmi Kabupaten Tegal, Kementerian PANRB
memberikan hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota
se-Indonesia Tahun 2012, ada 104 Kabupaten/Kota se-Indonesia yang
mendapatkan penghargaan atas prestasinya dalam Akuntabilitas Kinerja Tahun
2012 dengan predikat nilai “CC”, sedangkan yang mendapatkan predikat nilai B
hanya ada dua Kabupaten/Kota. Untuk Kabupaten Tegal mendapatkan predikat
nilai CC atau dengan nilai 51,62 dari Kementerian PANRB atas prestasinya dalam
Akuntabilitas Kinerja Tahun 2012 yang terdiri dari perencanaan kinerja sebanyak
19,38; pengukuran kinerja sebanyak 11,69; pelaporan kinerja sebanyak 8,32;
evaluasi kinerja sebanyak 3,34; dan capaian kinerja sebanyak 8,89. Nilai 51,62
merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen manajemen kinerja di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal yang dievaluasi oleh Kementerian
PANRB (www.tegalkab.go.id).
Salsabila (2011) meneliti pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas hasil
kerja auditor internal dan menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan,
Putra (2013) juga meneliti pengaruh akuntabilitas publik terhadap kinerja
manajerial SKPD dan menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan.
Effendy (2010) mengatakan pengendalian (control) adalah mekanisme yang
dilakukan oleh eksekutif untuk menjamin bahwa sistem dan kebijakan manajemen
dilaksanakan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
9
Selanjutnya, Kepala Bidang APD BPKP Jateng menyampaikan bahwa
BPKP diberikan amanah untuk melaksanakan Pengembangan Pedoman Bimkon
Pengelolaan Keuangan Desa dan Aplikasi Sederhana (SIMDA-DESA) yang
diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi kecamatan dan desa dalam
melaksanakan pengelolaan keuangan desa dengan sistem terpadu mulai dari
penganggaran, penatausahaan, dan pelaporan.
Rozi (2017) meneliti pengaruh pengawasan internal terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah dan menghasilkan pengaruh yang positif dan
signifikan. Yusniyar, dkk. (2016) juga meneliti pengaruh pengendalian internal
terhadap good governance dan dampaknya pada kualitas laporan keuangan dan
menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan. Selain itu, Budiono (2016)
dan Nasir (2010) meneliti pengaruh pengendalian intern terhadap kinerja pegawai
dan menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan.
Susmono (2016) dalam berita “GERDU MAWASDIRI Sarana Sinergitas
APIP Kab. Tegal” yang dimuat oleh www.bpkp.go.id pada rapat dinas Gelar
Pengawasan Daerah (LARWASDA) yang dilaksanakan akhir Oktober tahun lalu
membentuk Gerakan Terpadu Pembinaan dan Pengawasan Mandiri (GERDU
MAWASDIRI) sebagai alat untuk melibatkan masyarakat pada umumnya dan
aparat pemerintah serta Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada khususnya,
guna mewujudkan tata kelola pemerintahan good governance dan clean
goverment pemerintahan Desa yang Bebas Korupsi (DBK) dan Desa Bersih
Melayani (DBM).
10
Zeyn (2011) meneliti pengaruh good governance terhadap akuntabilitas
keuangan dan menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan. Sedangkan
Iswahyudi, dkk. (2016) meneliti pengaruh akuntabilitas terhadap good governance
dan menghasilkan penolakan pada hipotesis penelitian, sehingga akuntabilitas
tidak berpengaruh terhadap good governance. Selain itu, Azlim, dkk. (2012)
meneliti pengaruh penerapan good governance terhadap kualitas informasi
keuangan dan menghasilkan pengaruh yang positif dan signifikan.
Pemanfaatan teknologi informasi bagi pemerintah daerah dilakukan dengan
cara mendesain sistem informasi berbasis teknologi yang terkomputerisasi pada
website masing-masing daerah. Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal telah
mengembangkan teknologi informasi tersebut dalam sebuah website resmi yang
dapat diakses pada laman www.tegalkab.go.id yang diharapkan dapat
memberikan nilai tambah bagi instansi terkait. Disamping itu, pemanfaatan sistem
informasi pada website ini juga berpengaruh pada keterbukaan informasi publik
terkait pelayanan yang diberikan oleh instansi kepada masyarakat.
Penelitian pemanfaatan teknologi terhadap kualitas laporan keuangan
pemerintah daerah dilakukuan oleh Nurillah (2014) dan menghasilkan pengaruh
yang positif dan signifikan.
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS ANTESEDEN KUALITAS
LAPORAN AUDIT PADA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH (OPD)
DI KABUPATEN TEGAL”.
11
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang ada pada wilayah Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Kabupaten Tegal berhubungan dengan anteseden kualitas laporan audit adalah :
1) Terkait hasil audit BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Tahun 2007-2015 Kabupaten Tegal yang masih mendapatkan opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP).
2) Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Tahun 2007, Kabupaten Tegal juga mendapatkan predikat “kurang”.
3) Pada website resmi Kabupaten Tegal, Kementerian PANRB memberikan
hasil evaluasi atas Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota se
Indonesia Tahun 2012, ada 104 Kabupaten/Kota se-Indonesia yang
mendapatkan penghargaan atas prestasinya dalam Akuntabilitas Kinerja
Tahun 2012 dengan predikat nilai “CC”. Kabupaten Tegal mendapatkan
predikat nilai CC atau dengan nilai 51,62 dari Kementerian PANRB. Nilai
51,62 merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh komponen
manajemen kinerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tegal yang
dievaluasi oleh Kementerian PANRB.
1.3 Cakupan Masalah
Cakupan masalah pada penelitian ini adalah penelitian dilakukan untuk
menganalisis anteseden dari kualitas laporan audit yang peneliti ajukan anteseden
tersebut diantaranya pengendalian internal, akuntabilitas publik, good and clean
governance, dan teknologi informasi pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di
Kabupaten Tegal yang peneliti jadikan sampel penelitian., dimana instrumen
12
penelitian berupa kuesioner akan dibagikan menggunakan tujuan tertentu kepada
jajaran pejabat di lingkungan dinas, badan, sekretariat, inspektorat, dan kecamatan.
Berdasarkan observasi awal peneliti, maka diperoleh ruang lingkup yang peneliti
jadikan sampel penelitian adalah sekretariat dewan, inspektorat, sepuluh (10)
kecamatan, dua belas (12) dinas, dan empat (4) badan organisasi yang masing-
masing memiliki kualifikasi layak untuk dijadikan cakupan masalah penelitian.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap Good and
Clean Govenance?
b. Apakah Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap
Akuntabilitas Publik?
c. Apakah Good and Clean Governance berpengaruh positif terhadap
Akuntabilitas Publik?
d. Apakah Akuntabilitas Publik berpengaruh positif terhadap
Pengendalian Intenal?
e. Apakah Good and Clean Govenance berpengaruh positif terhadap
Pengendalian Internal?
f. Apakah Teknologi Informasi berpengaruh positif terhadap
Pengendalian Internal?
g. Apakah Pengendalian Internal berpengaruh positif terhadap Kualitas
Laporan Audit?
13
h. Apakah Akuntabilitas Publik berpengaruh positif terhadap Kualitas
Laporan Audit?
i. Apakah Good and Clean Governance berpengaruh positif terhadap
Kualitas Laporan Audit?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara
Teknologi Informasi terhadap Good and Clean Govenance.
b. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara
Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Publik.
c. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara Good and
Clean Governance terhadap Akuntabilitas Publik.
d. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara
Akuntabilitas Publik terhadap Pengendalian Intenal.
e. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara Good and
Clean Govenance terhadap Pengendalian Internal.
f. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara
Teknologi Informasi terhadap Pengendalian Internal.
g. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara
Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Audit.
h. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara
Akuntabilitas Publik terhadap Kualitas Laporan Audit.
14
i. Untuk menguji secara empiris adakah pengaruh positif antara Good and
Clean Governance terhadap Kualitas Laporan Audit.
1.6 Kegunaan Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1) Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris teori yang
digunakan di lapangan mengenai anteseden dari kualitas laporan audit yang
diungkapkan melalui akuntabilitas publik, keefektifan pengendalian internal,
good and clean governance, dan teknologi pada Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) Kabupaten Tegal melalui dukungan temuan-temuan ilmiah
yang dihasilkan dalam penelitian yang dapat digeneralisasikan sehingga
memiliki bukti yang sama pada penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
civitas akademika berdasarkan kaedah-kaedah metodologi penelitian yang
berlaku.
2) Manfaat Praktis
a. Bagi Instansi
Bagi instansi diharapkan penelitian ini dapat menyumbangkan hasil yang
dapat menjadi acuan untuk perbaikan kinerja pemerintah daerah baik dalam
kualitas laporan audit maupun keekonomisan, keefisiensian, dan keefektifan
kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Tegal.
15
b. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu kajian pustaka, wacana
keilmuan, dan bahan referensi selanjutnya terkait anteseden dari kualitas
laporan audit dalam konteks pemerintahan daerah.
c. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta
penglaman penulis secara langsung tentang anteseden dari kualitas lapoan
audit yang diungkapkan melalui akuntabilitas publik, pengendalian internal,
good and clean governance, dan teknologi pada Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) di Kabupaten Tegal.
1.7 Orisinalitas Penelitian
Peneliti menggunakan teknologi informasi sebagai satu-satunya variabel
exogen dengan empat variabel endogen, diantaranya akuntabilitas publik, good
and clean governance, pengendalian internal, dan kualitas laporan audit. Rozi
(2017) dan Yusniyar, dkk. (2016) meneliti pengendalian internal sebagai variabel
yang mempengruhi akuntabilitas dan good governance, sedangkan penelitian ini
menggunakan akuntabilitas publik dan good and clean governance sebagai
variabel yang mendahului pengendalian internal. Peneliti sebelumnya kebanyakan
menggunakan analisis regresi berganda dengan menggunakan alat analisis IBM
SPSS, pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis jalur (path
analysis) dengan alat analisis menggunakan IBM SPSS Amos versi 19.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Kajian Teori Utama (Grand Theory)
Grand theory yang mendasari penelitian ini adalah teori stewardship
(stewardship theory). Teori stewardship diperkenalkan sebagai teori yang
berdasarkan tingkah laku dan premis (Donaldson & Davis, 1989, 1991 dalam
Raharjo, 2007). Teori stewardship menjelaskan bahwasannya manajemen tidak
termotivasi oleh tujuan-tujuan individu tetapi lebih ditujukan pada sasaran hasil
utama untuk kepentingan organisasi. Kontrak hubungan antara steward =
manajemen dan principal = pemilik sumber daya atas dasar trust = amanah/
kepercayaan, dengan demikian model yang sesuai pada penelitian ini adalah
stewardship theory dalam kaitannya organisasi di dalam pemerintahan sektor
publik.
Slyke (2013:164) menyatakan bahwa teori stewardship meneliti hubungan
dan perilaku organisasi yang sering mengabaikan teori ekonomi, penekanan
kolektif, pro-organisasi, perilaku kontrak dimana nilai yang lebih tinggi
ditempatkan pada konvergensi tujuan dari kepentingan organisasi.
Teori stewardship menjelaskan kondisi dimana kontrak antara principal-
agent selaras dengan praktik manajemen yang terjadi di dalam pemerintahan dan
organisasi nirlaba (Slyke, 2013:183). Teori stewardship didefinisikan sebagai
situasi dimana manajer tidak mempunyai kepentingan pribadi tapi lebih
17
mementingkan keinginan prinsipal. Teori stewardship mempunyai akar psikologi
dan sosiologi yang didesain untuk menjelaskan situasi dimana manajer sebagai
steward dan bertindak sesuai kepentingan pemilik. Dalam teori ini manajer akan
berperilaku sesuai kepentingan bersama.
Teori stewardship mengasumsikan hubungan yang kuat antara kesuksesan
organisasi dengan kepuasan pemilik. Steward akan melindungi dan
memaksimalkan kekayaan organisasi dengan kinerja perusahaan, sehingga dengan
demikian fungsi utilitas akan maksimal. Asumsi penting dari stewardship adalah
manajer meluruskan tujuan sesuai dengan tujuan pemilik. Namun demikian, tidak
berarti steward tidak mempunyai kebutuhan hidup (Raharjo, 2007:40).
Glinkowska (2015) menyajikan konsep klasik dan modern untuk sistem tata
kelola perusahaan berdasarkan teori agensi dan teori stewardship. Kedua teori
tersebut menggambarkan perilaku dari manajer – anggota dewan pengawas – dan
peran dewan pengawas dalam kaitannya dengan dewan manajemen perusahaan.
Glinkowska (2015:88) menyatakan bahwa teori agensi menggambarkan
individu yang rasional dengan maksud memajukan kepentingan mereka sendiri
untuk memaksimalkan kegunaan sendiri. Sedangkan teori stewardship tampaknya
berakar kuat dalam psikologi organisasi dan sosiologi. Teori ini berfokus pada
perilaku manajerial yang sejalan dengan kepentingan organisasi. Tidak ada
konflik antara manajer dan pemegang saham yang merupakan inti masalah pada
teori keagenan.
Perbandingan antara teori agensi dan teori stewardship secara filosofis
menurut Glinkowska (2015:88-89) disajikan dalam Tabel 2.1.
18
Tabel 2.1 Perbandingan Antara Teori Agensi dan Teori Stewadship
Kriteria Toeri Agensi Teori Stewarship
Landasan teori Ekonomi Psikologi organisasi dan
sosiologi
Model orang Homo economicus Self-actualizing person
Perilaku Oportunisme Pro-organisasi
Pendekatan umum
untuk ketidakpastian
perilaku manajerial
Ketidakpercayaan Kepercayaan
Motivator manajer Keuangan (material,
eksternal)
Non keuangan (internal)
Hubungan antara
pemilik - manajer
Konflik kepentingan Kepentingan bersama
Tipe rekomendasi
untuk corporate
governance
Pemantauan sebagai
peran penting dari
Dewan Pengawas
Direktur
Konsultasi sebagai peran
paling penting dari
Dewan Pengawas
otoritas manajemen
Sumber: Glinkowska dan Boguslaw (2015:88-89)
2.1.2 Kajian Teori Pendukung (Support Theory)
Teori pendukung pada penelitian ini adalah teori persepsi. Persepsi
merupakan penilaian suatu subjek (orang) kepada sesuatu (objek). Menurut Ikhsan
(2010) dalam Yanto (2014:411), “persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat
atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia.” Sedangkan Rudianto
(2012) dalam Mustikasari (2013) menyebutkan bahwa “persepsi merupakan suatu
fenomena atau rangsangan yang sama bias menghasilkan persepsi dan penafsiran
yang berbeda-beda pada individu yang berbeda.”
Persepsi dalam penelitian ini adalah sudut pandang dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) yang menjadi sampel penelitian pada lingkungan kerja Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Tegal, baik pada lingkungan dinas, badan,
sekretariat, inspektorat, maupun kecamatan. Persepsi tersebut berkaitan dengan
pernyataan-pernyataan kuesioner penelitian yang diajukan oleh peneliti.
19
2.2 Kajian Objek Penelitian
2.2.1 Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah, perangkat daerah kabupaten/kota adalah unsur
pembantu kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang terdiri
dari sekretariat daerah, sekretariat DPRD, dinas daerah, lembaga teknis daerah,
kecamatan, dan kelurahan. Sedangkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun
2016 tentang Perangkat Daerah memberikan definisi bahwa perangkat daerah
kabupaten/kota adalah unsur pembantu bupati/wali kota dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah kabupaten/ kota dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan
yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/ kota.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, kepala daerah dibantu oleh
perangkat daerah yang terdiri dari unsur staf yang membantu penyusunan
kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam sekretariat, unsur pengawas yang
diwadahi dalam bentuk inspektorat, unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk
badan, unsur pendukung tugas kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam lembaga teknis daerah,
serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam dinas daerah.
PP Nomor 18 Tahun 2016 menyebutkan bahwa pengelompokan organisasi
perangkat daerah didasarkan pada konsepsi pembentukkan organisasi yang terdiri
atas 5 elemen, yaitu kepala derah (strategic apex), sekretaris daerah (middle line),
dinas daerah (operating core), badan/fungsi penunjang (technostructure), dan staf
pendukung (supporting staff).
20
Dalam rangka mewujudkan pembentukan perangkat daerah sesuai dengan
prinsip desain organisasi, pembentukan perangkat daerah yang diatur dalam PP ini
didasarkan pada asas efisiensi, efektivitas, pembagian habis tugas, rentang kendali,
tata kerja yang jelas, fleksibilitas, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah, dan intensitas urusan pemerintahan dan potensi daerah.
Besaran organisasi perangkat daerah ditetapkan berdasarkan:
a. Jumlah penduduk
b. Luas wilayah
c. Jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Organisasi Perangkat Daerah kabupaten/ kota menurut PP No. 18 Tahun
2016 terdiri dari:
a. Sekretariat daerah
b. Sekretariat DPRD
c. Inspektorat
d. Dinas
e. Badan
f. Kecamatan
Struktur orgnaisasi perangkat daerah Kabupaten Tegal
1) Sekretariat Daerah
2) Sekretariat DPRD
3) Dinas Pekerjaan Umum
4) Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, Tata Ruang dan
Pertahanan
21
5) Dinas Kesehatan
6) Dinas Sosial
7) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
8) Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja
9) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan KB
10) Satuan Polisi Pamong Praja
11) Dinas Lingkungan Hidup
12) Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa
13) Dinas Perhubungan
14) Dinas Komunikasi dan Informatika
15) Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
16) Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga
17) Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
18) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
19) Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan
20) Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
21) Inspektorat
22) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian Pembangunan
23) Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah
24) Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah
25) Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
26) RSUD dr. Soeselo
22
27) RSUD Suradadi
28) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
29) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
30) Kecamatan Adiwerna
31) Kecamatan Balapulang
32) Kecamatan Bojong
33) Kecamatan Bumijawa
34) Kecamatan Dukuhturi
35) Kecamatan Dukuhwaru
36) Kecamatan Jatinegara
37) Kecamatan Kedungbanteng
38) Kecamatan Kramat
39) Kecamatan Lebaksiu
40) Kecamatan Margasari
41) Kecamatan Pagerbarang
42) Kecamatan Pangkah
43) Kecamatan Slawi
44) Kecamatan Suradadi
45) Kecamatan Talang
46) Kecamatan Tarub
47) Kecmatan Warureja
23
2.2.2 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
Menurut Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada
pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/ pengguna barang.
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat
SKPKD merupakan perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna
anggaran/ pengguna barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah.
Sedangkan organisasi, disebutkan dalam Permendagri No. 21 Tahun 2011
adalah unsur pemerintahan daerah yang terdiri dari DPRD, kepala daerah/ wakil
kepala daerah dan satuan kerja perangkat daerah.
Struktur orgnaisasi perangkat daerah Kabupaten Tegal
1) Sekretariat Daerah
2) Sekretariat DPRD
3) Dinas Pekerjaan Umum
4) Dinas Kesehatan
5) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
6) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
7) Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
8) Dinas Perindustrian dan Perdagangan
9) Badan Lingkungan Hidup
24
10) Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan
11) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
12) Badan Pelayanan Perijinan Terpadu
13) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
14) Inspektorat
15) Badan Kepegawaian Daerah
16) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
17) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
18) Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
19) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
20) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
21) Dinas Koperasi, UKM dan Pasar
22) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana
23) Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah
24) Kantor Ketahanan Pangan
25) RSUD dr. Soeselo
26) Satuan Polisi Pamong Praja
27) Badan Penanggulangan Bencana Daerah
28) Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan
29) Kantor Penanaman Modal
30) RSUD Suradadi
31) Kecamatan Adiwerna
32) Kecamatan Balapulang
25
33) Kecamatan Bojong
34) Kecamatan Bumijawa
35) Kecamatan Dukuhturi
36) Kecamatan Dukuhwaru
37) Kecamatan Jatinegara
38) Kecamatan Kedungbanteng
39) Kecamatan Kramat
40) Kecamatan Lebaksiu
41) Kecamatan Margasari
42) Kecamatan Pagerbarang
43) Kecamatan Pangkah
44) Kecamatan Slawi
45) Kecamatan Suradadi
46) Kecamatan Talang
47) Kecamatan Tarub
48) Kecmatan Warureja
2.3 Kajian Variabel Penelitian
2.3.1 Kualitas Laporan Audit
Menurut De Angelo, (1981: 26) dalam Rosnidah, dkk. (2011), kualitas audit
adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang
adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Sedangkan kualitas
audit menurut Rosnidah (2011: 9) adalah pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai
26
dengan standar sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila
terjadi pelanggaran yang dilakukan klien.
Kualitas audit yang dilaksanakan seorang aparat Inspektorat dalam
penelitian Efendy (2010) dicerminkan dalam tiga hal, yaitu kualitas proses
(keakuratan temuan profesional, sikap skeptisme), kualitas hasil (nilai
rekomendasi, kejelasan laporan, dan manfaat audit), dan tindak lanjut hasil audit.
Standar Pelaporan Pemeriksaan Keuangan dalam SKPN yang ditetapkan
IAI adalah sebagai berikut:
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau prinsip
akuntansi yang lain yang berlaku secara komprehensif.
b. Laporan auditor harus menunjukkan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan
prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan
dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode
sebelumnya.
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
d. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat
diberikan maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor
dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk
27
yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan
tingkat tanggung jawab yang dipikul auditor.
Menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), Rekomendasi
yang bersifat membangun dapat mendorong perbaikan dalam pelaksanaan
program entitas yang diperiksa. Suatu rekomendasi akan bersifat konstruktif/
membangun apabila: 1) diarahkan untuk menyelesaikan masalah, 2) berorientasi
pada tindakan nyata dan spesifik, 3) ditujukan kepada pihak yang mempunyai
wewenang untuk bertindak, 4) dapat dilaksanakan dan apabila dilaksanakan
biayanya memadai”.
AAA Financial Accounting Commitee, (2002) dalam Kharismatuti (2012)
menyatakan bahwa kualitas audit ditentukan oleh dua (2) hal yaitu kompetensi
dan independensi. Kedua hal tersebut berpengaruh langsung terhadap kualitas
audit. Audit internal merupakan sebuah fungsi penilaian independen yang
dijalankan didalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi sistem
pengendalian internal organisasi.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang dikeluarkan IAI tahun
1994 menyatakan bahwa kriteria atau ukuran mutu mencangkup mutu profesional
auditor, kriteria mutu profesional auditor seperti yang diatur oleh standar umum
auditing meliputi independensi, integritas, dan objektivitas.
Efendy (2010) mengatakan bahwa audit yang berkualitas adalah audit yang
dapat ditindaklanjuti oleh auditee. Kualitas ini harus dibangun sejak awal
pelaksanaan audit hingga pelaporan dan pemberian rekomendasi. Dengan
demikian, indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas audit antara lain
28
kualitas proses, apakah audit dilakukan dengan cermat, sesuai prosedur, sambil
terus mempertahankan sikap skeptis.
2.3.2 Pengendalian Internal
Romney (2014:226) mendefinisikan bahwa pengendalian internal (internal
control) adalah proses dan prosedur yang dijalankan untuk menyediakan jaminan
memadai bahwa tujuan pengendalian telah dicapai. Tujuan-tujuan tersebut
diantaranya:
1) Mengamankan aset, mencegah atau mendeteksi perolehan, penggunaan,
atau penempatan yang tidak sah.
2) Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset
perusahaan secara akurat dan wajar.
3) Memberikan informasi yang akurat dan reliabel.
4) Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
5) Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional.
6) Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan.
7) Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengendalian internal sering kali dipisahkan dalam dua kategori sebagai
berikut:
1) Pengendalian umum (general control), memastikan lingkungan
pengendalian sebuah organisasi stabil dan dikelola dengan baik. Contohnya:
keamanan, infrastruktur TI, dan pengendalian pembelian perangkat lunak,
pengembangan, dan pemeliharaan.
29
2) Pengendalian aplikasi (aplication control), mencegah, mendeteksi, dan
mengoreksi kesalahan transaksi serta penipuan di dalam program aplikasi.
Pengendalian ini fokus terhadap ketepatan, kelengkapan, validitas, serta
otorisasi data yang didapat, dimasukkan, diproses, disimpan, ditransmisikan
ke sistem lain, dan dilaporkan.
Information Systems Audit and Control Association (ISACA)
mengembangkan kerangka Control Objective for Information and Related
Technology (COBIT), yaitu sebuah kerangka keamanan dan pengendalian yang
memungkinkan (1) manajemen untuk membuat tolok ukur praktik-praktik
keamanan dan pengendalian lingkungan TI; (2) para pengguna layanan TI dijamin
dengan adanya keamanan dan pengendalian yang memadai; dan (3) para auditor
memperkuat opini pengendalian internal dan mempertimbangkan masalah
keamanan TI dan pengendalian yang dilakukan.
Pengendalian internal (internal control) – Kerangka Terintegrasi – IC
merupakan sebuah kerangka Committee of Sponsoring Organizations (COSO)
yang menjelaskan pengendalian internal dan memberikan panduan untuk
mengevaluasi dan meningkatkan sistem pengendalian internal, dan
mengembangkan kerangka pengendalian yang kedua terkait Manajemen Risiko
Perusahaan (Enterprise Risk Management) – Kerangka Terintegrasi (Integrated
Framework) – ERM.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, Sistem Pengendalian Intern
adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara
30
terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan
terhadap peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari lima unsur, yaitu:
1) Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian Pimpinan Instansi Pemerintah dan seluruh
pegawai harus menciptakan dan memelihara lingkungan dalam keseluruhan
organisasi yang menimbulkan perilaku positif dan mendukung terhadap
pengendalian internal dan manajemen yang sehat.
2) Penilaian risiko
Pengendalian internal harus memberikan penilaian atas risiko yang dihadapi
unit organisasi baik dari luar maupun dari dalam.
3) Kegiatan pengendalian
Kegiatan pengendalian membantu memastikan bahwa arahan pimpinan
Instansi Pemerintah dilaksanakan. Kegiatan pengendalian harus efisien dan efektif
dalam pencapaian tujuan organisasi.
4) Informasi dan komunikasi
Informasi harus dicatat dan dilaporkan kepada pimpinan Instansi
Pemerintah dan pihak lain yang ditentukan. Informasi disajikan dalam suatu
bentuk dan sarana tertentu serta tepat waktu sehingga memungkinkan pimpinan
Instansi Pemerintah melaksanakan pengendalian dan tanggung jawabnya.
31
5) Pemantauan pengendalian intern
Pemantauan harus dapat menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan
memastikan bahwa rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya dapat segera
ditindaklanjuti.
Tabel. 2.2 Lima Unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
Lingkungan Pengendalian
a. Penegakan integritas dan nilai etika
b. Komitmen pada kompetensi
c. Kepemimpinan yang kondusif
d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan
e. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat
f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan
SDM
g. Peran auditor internal yang efektf
h. Hubungan kerja yang baik
Penilaian Risiko
a. Penetapan tujuan instansi
b. Penetapan tujuan kegiatan
c. Identifikasi risiko
d. Analisis risiko
Kegiatan Pengendalian
a. Reviu atas kinerja
b. Pembinaan SDM
c. Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi
d. Pengendalian fisik atas aset
e. Penetapan dan reviu atas indikator dan ukuran kinerja
f. Pemisahan fungsi
g. Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting
h. Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian
i. Pembatasan akses terhadap sumber daya
j. Akuntabilitas terhadap sumber daya
k. Dokumentasi atas SPI serta transaksi dan kejadian penting
Informasi dan Komunikasi
a. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana
komunikasi
b. Mengelola, mengembangkan, dan memperbarui sistem informasi
secara terus-menerus
Pemantauan Pengendalian Internal
a. Pemantauan berkelanjutan
b. Evaluasi terpisah
c. Tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu lainnya
32
Sumber: Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008
Pengendalian merupakan proses yang menyatu pada tindakan dan kegiatan
yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai. Oleh
karena itu, fondasi dari suatu pengendalian adalah sumber daya manusia di dalam
organisasi yang membentuk lingkungan pengendalian yang baik dalam mencapai
sasaran dan tujuan yang ingin dicapai instansi pemerintah.
2.3.3 Akuntabilitas Publik
Lembaga Administrasi Negara (2003) mendefinisikan akuntabilitas sebagai
kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan
menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif
suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggungjawaban.
Akuntabilitas merupakan salah satu unsur pokok perwujudan good
governance yang saat ini sedang diupayakan di Indonesia. Pemerintah diminta
untuk melaporkan hasil dari program yang telah dilaksanakan sehingga
masyarakat dapat menilai apakah pemerintah telah bekerja dengan ekonomis,
efisien, dan efektif. Akuntabilitas dapat dilihat dari perspektif akuntansi,
perspektif fungsional dan perspektif sistem akuntabilitas (Sadjiarto, 2000 dalam
Zeyn, 2011).
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, akuntabilitas pemerintah tidak dapat
diketahui tanpa pemerintah memberitahukan kepada rakyat tentang informasi
sehubungan dengan pengumpulan sumber daya dan sumber dana masyarakat
beserta penggunaannya. Salah satu akuntabilitas publik adalah akuntabilitas
33
keuangan (financial) dimana mengharuskan lembaga-lembaga publik untuk
membuat laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja finansial organisasi
kepada pihak luar.
Putra (2013) menyebutkan akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas Vertikal (vertical accountability)
Pertanggungjawaban vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan
dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit
kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah
kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR).
2) Akuntabilitas Horizontal (horizontal accountability)
Pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggungjawaban kepada
masyarakat luas.
Lingkup Akuntabilitas Publik
Beberapa bentuk dimensi pertanggungjawaban publik oleh pemerintah
daerah disampaikan oleh Ellwood, (1993) dalam Putra (2013). Menurutnya
terdapat empat dimensi akuntabilitas publik yang harus dipenuhi organisasi sektor
publik, yaitu:
1) Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum
Akuntabilitas kejujuran (accountability for probity) terkait dengan
penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas
hukum (legal accountability) terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap
34
hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan sumber dana
publik.
2) Akuntabilitas Proses
Akuntabilitas proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan dalam
melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas
proses termanifestasikan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat,
responsif, dan murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan
akuntabilitas proses dapat dilakukan, misalnya dengan memeriksa ada tidaknya
mark up dan pungutan-pungutan lain di luar yang ditetapkan, serta sumber-
sumber inefisiensi dan pemborosan yang menyebabkan mahalnya biaya pelayanan
publik dan kelambanan dalam pelayanan.
3) Akuntabilitas Program
Akuntabilitas program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang
ditetapkan dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan
alternatif program yang memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang
minimal.
4) Akuntabilitas Kebijakan
Akuntansi kebijakan terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik
pusat maupun daerah, atas kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap
DRR/DPRD dan masyarakat luas.
35
2.3.4 Good and Clean Governance
Good governance dapat diartikan sebagai pelayanan publik yang efisien,
sistem pengadilan yang dapat diandalkan, pemerintahan yang bertanggungjawab
(accountable) pada publiknya (Saragih, 2008). Good governance adalah,
penyelenggaraan pemerintahan yang solid dan bertanggungjawab serta efisien dan
efektif dengan menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif diantara domain-
domain (state, private sector and society).
Menurut World Bank, good governance didefinisikan sebagai suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab dan
sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana investasi, pencegahan korupsi baik secara politis maupun
administratif, menciptakan disiplin anggaran, serta menciptakan kerangka hukum
dan politik bagi tumbuhnya aktivitas usaha (Mardiasmo, 2005 dalam Efendy,
2010).
Pengertian good governance sering diartikan sebagai kepemerintahan yang
baik. (Sumodiningrat, 1999: 251 dalam Azlim, dkk. 2012) menyatakan good
governance adalah upaya pemerintahan yang amanah dan untuk menciptakan
good governance pemerintahan perlu didesentralisasi dan sejalan dengan kaidah
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Sementara itu, World Bank mendefinisikan good governance sebagai suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab
yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
36
alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administrasi, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha (Mardiasmo, 2002: 18 dalam Azlim,
dkk 2012).
Tiga pilar elemen dasar yang saling berkaitan satu dengan lainnya dalam
mewujudkan good governance (Osborne dan Geabler, 1992, OECD dan World
Bank, 2000, LAN dan BPKP, 2000; 6, dalam Zeyn, 2011) adalah sebagai berikut:
1) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam manajemen pemerintah, lingkungan,
ekonomi, dan sosial.
2) Partisipasi, yaitu penerapan pengambilan keputusan yang demokratis serta
pengakuan atas HAM, kebebasan pers dan kebebasan mengemukakan
pendapat/ aspirasi masyarakat.
3) Akuntabilitas, yaitu kewajiban melaporkan dan menjawab dari yang dititipi
amanah untuk mempertanggungjawabkan kesuksesan maupun kegagalan
kepada penitip amanah sampai yang memberi amanah puas dan bila belum
ada atau tidak puas dapat kena sanksi.
2.3.5 Teknologi Informasi
Nurillah (2014) mengatakan bahwa teknologi informasi dapat diartikan
sebagai suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi
yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi,
37
bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk
pengambilan keputusan.
Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat
keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi
informasi yang bermanfaat. Penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak
tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan informasi secara cepat dan akurat
(Bodnar dan Hopwood, 2000 dalam Nasir dan Oktari 2010).
Nurillah (2014) meneliti pemanfaatan teknologi informasi diukur dengan
indikator, diataranya:
1) Sistem akuntansi sesuai SAP
2) Jaringan internet
3) Jaringan internet termanfaatkan dengan baik
4) Aplikasi yang digunakan
5) Laporan keuangan terkomputerisasi
6) Software sesuai dengan Undang-Undang
Peneliti akan menggunakan indikator pemanfaatan teknologi di dalam
merancang pertanyaan penelitian mengacu pada indikator dari Nurillah (2014),
sehingga indikator pemanfaatan teknologi informasi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Sistem akuntansi sesuai SAP yang berlaku
2) Jaringan internet telah termanfaatkan dengan baik
3) Aplikasi yang digunakan up to date dan aman dari serangan virus dan
peretas
38
4) Laporan keuangan disusun dan disajikan secara terkomputerisasi
5) Software yang digunakan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku
2.4 Kajian Penelitian Terdahulu
2.4.1 Kualitas Laporan Audit
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Rosnidah, dkk. (2011) tentang
analisis dampak motivasi dan profesionalisme terhadap kualitas audit aparat
inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah. Hasilnya menunjukkan terdapat
dampak motivasi dan profesionalisme secara parsial dan simultan terhadap
kualitas audit.
Kharismatuti (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh kompetensi dan
independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai variabel
moderasi. Hasilnya menunjukkan bahwa secara bersama-sama kompetensi,
independensi, dan etika auditor memberikan sumbangan terhadap kualitas audit
sebesar 71,5% sedangkan sisanya 28,5% dipengaruhi oleh faktor lain di luar
model.
Efendy (2010) meneliti pengaruh kompetensi, independensi, dan motivasi
terhadap kualitas audit aparat inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dan motivasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kualitas audit, sedangkan variabel independensi
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat sebesar 72,2%, sedangkan
sisanya 27,8% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model.
39
2.4.2 Pengendalian Internal
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nurillah (2014) tentang pengaruh
kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah
(SAKD), pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian intern
terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah studi empiris pada SKPD
Kota Depok. Penelitian ini menunjukkan bahwa semua variabel bebas
berpengaruh positif terhadap varisbel terikat.
Puspasari dan Suwardi (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh
moralitas individu dan pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi studi ekperimen pada konteks pemerintahan daerah dan hasilnya
terdapat interaksi antara moralitas individu dan pengendalian internal.
Pengendalian internal tidak mempengaruhi individu dengan level moral tinggi
untuk cenderung tidak melakukan kecurangan akuntansi. Sedangkan individu
dengan level moral rendah cenderung melakukan kecurangan akuntansi pada
kondisi tidak terdapat elemen pengendalian internal.
Kristanto (2009) meneliti pengaruh ukuran pemerintahan, pendapatan asli
daerah (PAD), dan belanja modal sebagai prekdiktor kelemahan pengendalian
internal. Namun, ketiga variabel yang menjelaskan kelemahan pengendalian
internal hanya 8,4%. Sedangkan 91,6% dijelaskan oleh variabel diluar penelitian.
Ukuran pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap kelemahan
pengendalian internal, PAD menunjukkan arah hubungan yang negatif tidak
signifikan terhadap kelemahan pengendalian internal, dan belanja modal
40
menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan terhadap kelemahan pengendalian
internal.
2.4.3 Akuntabilitas Publik
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Putra (2013) mengenai pengaruh
akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja manajerial
satuan kerja perangkat daerah studi empiris pada satuan kerja perangkat daerah
Kota Padang dengan memperoleh hasil pengaruh yang positif yaitu penerimaan
hipotesis alternalif pada kedua variabel independen terhadap variabel dependen.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Juliastuti (2013) mengenai
pengaruh akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat dan transparansi kebijakan
publik terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang anggaran dengan
pengawasan keuangan daerah studi empiris pada DPRD Kota di Provinsi
Sumatera Barat memperoleh hasil adanya pengaruh yang positif antara
pengetahuan dewan tentang anggaran terhadap pengawasan keuangan daerah,
namun tidak adanya pengaruh antara akuntabilitas publik, partisipasi masyarakat,
dan transparansi kebijakan publik terhadap hubungan pengetahuan dewan tentang
anggaran dengan pengawasan keuangan daerah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
diteliti oleh Riantiarno dan Azlina (2011), studi pada satuan kerja perangkat
daerah Kabupaten Rokan Hulu. Hasilnya adalah ketaatan pada peraturan
perundangan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah,
sedangkan penerapan akuntabilitas keuangan tidak berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
41
Salsabila pada (2011) meneliti pengaruh akuntabilitas, pengetahuan audit
dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal studi empiris pada
inspektorat wilayah provinsi DKI Jakarta dengan menunjukkan bahwa
akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara simultan dan signifikan
berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal.
Coryanata (2011) meneliti tentang akuntabilitas, partisipasi masyarakat, dan
tranparansi kebijakan publik sebagai pemoderating hubungan pengetahuan dewan
tentang anggaran dan pengawasan keuangan daerah (APBD), hasilnya
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan atas pengaruh pengetahuan
dewan tentang anggaran terhadap pengawasan keuangan publik pada anggota
dewan DPRD di kota Bengkulu. Selain itu, pengujian variabel moderating,
diantaranya partisipasi masyarakat, transparansi kebijakan publik serta
akuntabilitas, semuanya ikut mempengaruhi hubungan antara pengetahuan dewan
tentang anggaran dengan pengawasan keuangan publik secara signifikan.
Pengaruh kejelasan sasaran anggaran, pengendalian akuntansi dan sistem
pelaporan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah provinsi Jawa
Tengah dilakukan oleh Kusumaningrum (2010). Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat.
2.4.4 Good and Clean Governance
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Azlim, dkk. (2012) mengenai
pengaruh penerapan good governance dan standar akuntansi pemerintahan
terhadap kualitas informasi keuangan SKPD di Kota Banda Aceh. Hasil yang
42
diperoleh dari penelitian tersebut adalah penerapan good governance dan standar
akuntansi pemerintahan berpengaruh secara simultan terhadap kualitas informasi
keuangan SKPD di Kota Banda Aceh.
Selanjutnya Duadji (2012) meneliti tentang good governance dalam
pemerintah daerah. Dalam rangka mencapai good governance, guna menuju
kinerja pemerintahan yang tinggi, maka tiga pilar good governance: akuntabilitas,
transparansi, dan partisipasi haruslah diimplementasikan dengan baik melalui
tindakan nyata dalam bentuk revitalisasi, yaitu penginjeksian nilai-nilai good
governance dalam praktek-praktek penyelenggaraan urusan (manajemen) publik
dengan landasan legal formal nyata.
Penelitian tentang pengaruh good governance dan standar akuntansi
pemerintahan terhadap akuntabilitas keuangan dengan komitmen organisasi
sebagai pemoderasi dilakukan oleh Zeyn (2011) yang menemukan bahwa
penerapan good governance dan standar akuntansi pemerintahan dengan
komitmen organisasi yang tinggi mempunyai pengaruh terhadap akuntabilitas
keuangan Pemerintah Kota Bandung sebesar 92,4% yang artinya komitmen
organisasi yang merupakan variabel kontinjensi sangat mempengaruhi
akuntabilitas keuangan yang mana pemahaman dan penggunaan SAP mutlak
dilakukan agar laporan keuangan berkualitas dan dapat menilai kinerja aparatur
pemerintah yang bersih dan berwibawa.
2.4.5 Teknologi Informasi
Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Rahadi (2007) terkait peranan
teknologi informasi dalam peningkatan pelayanan di sektor publik. Hasil yang
43
diperoleh adalah TI dapat diterima jika memiliki karaketeristik sesuai dengan apa
yang diinginkannya. Implikasi penerapan TI adalah pada aspek keprilakuan yang
berkaitan dengan pengembangan TI. Kemudahan penggunaan berpengaruh pada
manfaat yang dirasakan, sebaliknya kemudahan penggunaan dan manfaat yang
dirasakan tidak berpengaruh pada penerimaan TI.
Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Nasir dan Oktari (2010) tentang
pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern terhadap
kinerja instansi pemerintah Kabupaten Kampar. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap
kinerja instansi pemerintah dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,063 pada
signifikansi 0,177 (alpha 0,05). Sedangkan pengendalian intern memiliki
pengaruh positif terhadap kinerja instansi pemerintah dengan koefisien regresi
0,068 pada signifikansi 0,008 (alpha 0,05).
Tabel 2.3 Kajian Teori Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti dan
Tahun
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Alat
Analisis
Hasil
1. Ainia
Salsabila
(2011)
1. Akuntabilitas
2. Pengetahuan
Audit
3. Gender
Kualitas Hasil
Kerja Auditor
Internal
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
2. Deki Putra
(2013)
1. Akuntabilitas
Publik
2. Kejelasan
Sasaran
Anggaran
Kinerja
Manajerial
SKPD
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
3. Isma
Coryanata
(2011)
1. Akuntabilitas
2. Partisipasi
Masyarakat
Moderating:
3. Transparansi
Kebijakan
Publik
Pengetahuan
Dewan Tentang
Anggaran dan
Pengawasan
Keuangan
Daerah
(APBD)
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
44
No. Nama
Peneliti dan
Tahun
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Alat
Analisis
Hasil
4. Meilia Rozi
Ridwan
Ibrahim
Syukriy
Abdullah
(2017)
1. Pengetahuan
PPK SKPK
2. Keterampilan
3. Pengawasan
Internal
Akuntabilitas
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
5. Indraswari
Kusumaningr
um (2010)
1. Kejelasan
Sasaran
Anggaran
2. Pengendalian
Akuntansi
3. Sistem
Pelaporan
Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah
Provinsi Jawa
Tengah
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
6. Reynaldi
Riantiarno &
Nur Azlina
(2011)
1. Ketaatan
Peraturan
Perundangan
2. Akuntabilitas
Keuangan
Akuntabilitas
Kinerja Instansi
Pemerintah
Analisis
deskriptif
SPSS
H1
diterima
H2
ditolak
7. Ni Made Ayu
Resa
Mulyani
Ni Kadek
Sinarwati
Gede Adi
Yuniarta
(2017)
1. Motivasi
Pelayanan
Publik
2. Kualitas
Sistem
Informasi
Akuntansi
Moderating:
3. Akuntabilitas
Kinerja
Organisasi
Sektor Publik
Analisis
regresi
berganda
SPSS
H1
ditolak
H2
diterima
H3
diterima
8. Rizky
Rasmana
Hanafiah
Syukriy
Abdullah
Mulia
Saputra
(2016)
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Kapasitas
Sumber Daya
Manusia
4. Pengawasan
Intern
Pengelolaan
Keuangan
Daerah
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
9. Elvira Zeyn
(2011)
1. Good
Governance
2. Standar
Akuntansi
Pemerintahan
Moderating:
3. Komitmen
Organisasi
Akuntabilitas
Keuangan
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
45
No. Nama
Peneliti dan
Tahun
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Alat
Analisis
Hasil
10. Azlim
Darwanis
Usman Abu
Bakar
(2012)
1. Penerapan
Good
Governance
2. Standar
Akuntansi
Pemerintahan
Kualitas
Informasi
Keuangan
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
11. Aries
Iswahyudi
Iwan
Triyuwono
M. Achsin
(2016)
1. Akuntabilitas
2. Transparansi
3. Partisipasi
4. Value For
Money
Good
Governance
Analisis
regresi
berganda
SPSS
H1
ditolak
H2
diterima
H3
diterima
(-)
H4
ditolak
12. Pancawati
Hardiningsih
(2010)
1. Independensi
2. Corporate
Governance
3. Kualitas Audit
Integritas
Laporan
Keuangan
Analisis
regresi
berganda
SPSS
H1
ditolak
H2
diterima
H3
ditolak
13. Yusniyar
Darwanis
Syukriy
Abdullah
(2016)
1. Penerapan
Sistem
Akuntansi
Pemerintahan
2. Pengendalian
Intern
Good
Governance
dan
Dampaknya
Pada Kualitas
Laporan
Keuangan
Analisis
regresi
berganda
Analisis
jalur
SPSS
(+)
Signifikan
14. Achmad
Budiono
Azis Fathoni
Maria M
Minarsih
(2016)
1. Good
Governance
2. Pengendalian
Intern
3. Budaya
Organisasi
Kinerja
Pegawai
Kantor
Keuangan
Kodam IV
Diponegoro
Semarang
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
15. Dr. Dedi
Rianto
Rahadi
(2007)
1. Teknologi
Informasi
Peningkatan
Pelayanan di
Sektor Publik
Structural
Equation
Modelling
(+)
Signifikan
16. Azwir Nasir
Dan Ranti
Oktari
(2010)
1. Pemanfaatan
TI
2. Pengendalian
Intern
Kinerja Instansi
Pemerintah
Analisis
regresi
berganda
SPSS
H1
ditolak
H2
diterima
46
No. Nama
Peneliti dan
Tahun
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Alat
Analisis
Hasil
17. As Syifa
Nurillah
(2014)
1. Kompetensi
SDM
2. Penerapan
SAKD
3. Pemanfaatan
TI
4. Sistem
Pengendalian
Intern
Kualitas
Laporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
18.
Septian Bayu
Kristanto
(2009)
1. Ukuran
Pemerintahan
2. Pendapatan
Asli Daerah
Prediktor:
3. Belanja Modal
Kelemahan
Pengendalian
Internal
Analisis
regresi
berganda
SPSS
H1
diterima
H2
ditolak (-)
H3
ditolak
19. Achmad
Badjuri
(2012)
1. Pengalaman
kerja
2. Independensi
3. obyektifitas
auditor sektor
publik
4. Integritas
5. Kompetensi
Kualitas Hasil
Pemeriksaan
Audit Sektor
Publik
Analisis
regresi
berganda
H1
ditolak
H2
ditolak
H3
ditolak
H4
diterima
H5
diterima
20. Ida Rosnidah
Rawi
Kamarudin
(2011)
1. Dampak
Motivasi
2. Profesionalis
me
Kualitas Audit
Aparat
Inspektorat
Dalam
Pengawasan
Keuangan
Daerah
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
21. Muh. Taufiq
Efendy
(2010)
1. Kompetensi
2. Independensi
3. Motivasi
Kualitas Audit
Aparat
Inspektorat
Dalam
Pengawasan
Keuangan
Daerah
Analisis
regresi
berganda
SPSS
H1
diterima
H2
ditolak
H3
diterima
22. Norma
Kharismatuti
(2012)
1. Kompetensi
2. Independensi
Moderating:
3. Etika Auditor
Kualitas
Audit
Moderated
Regression
Analysis
SPSS
(+)
Signifikan
47
No. Nama
Peneliti dan
Tahun
Variabel
Independen
Variabel
Dependen
Alat
Analisis
Hasil
23. Putri Fitrika
Imansari
(2014)
1. Kompetensi
2. Independensi
3. Pengalaman
4. Etika Auditor
Kualitas Audit Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
24. Azrul Ihsan
Husnin dan
Anuar
Nawawi
(2013)
1. Corporate
Governance
Auditor Quality
– Malaysian
Evidence
Analisis
deskriptif
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
25. Siasa Issa
Mzenzi
(2015)
1. External
Auditing
Accountability
in the
Tanzanian
Local
Government
Authorities
Interviews (+)
Signifikan
26. Hichem Khlif
(2016)
1. Audit
Committee
Activity
Moderating:
2. Big 4 Auditors
Internal
Control Quality
Analisis
regresi
berganda
SPSS
(+)
Signifikan
27. Celviana
Winidyaningr
um
(2009)
1. SDM
2. Pemanfaatan
TI
Intervening:
3. Pengendalian
Intern
Akuntansi
Keterandalan
dan
Ketepawaktuan
Pelaporan
Keuangan
Pemerintah
Daerah
Path
analysis
dan
regresi
Path:
(+)
Signifikan
Regresi:
H1
ditolak
H2
diterima
28. Warih
Komarasari
(2014)
1. Kapasitas
SDM
2. Pemanfaatan
TI
3. Pengendalian
Intern
Akuntansi
Keterandalan
Pelaporan
Keuangan
Daerah
Analisis
regresi
berganda
SPSS
H1
ditolak
H2
diterima
H3
diterima
Sumber : Hasil Pengolahan Data Peneliti, 2017
48
2.5 Kerangka Berpikir
2.5.1 Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Good and Clean Governance
Berdasarkan teori stewardship, organisasi akan meningkatkan kecanggihan
teknologi informasi yang dimilikinya untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
demi kesejahteraan masyarakat. Penelitian sebelumnya tidak menggunakan
variabel good and clean governance, akan tetapi peneliti menemukan referensi
dari Rahadi (2007) yang membuktikan bahwa teknologi infomasi berpengaruh
postif dan signifikan terhadap peningkatan pelayanan di sektor publik. Peneliti
berasumsi bahwa peningkatan pelayanan di sektor publik merupakan salah satu
unsur meningkatnya good and clean governance.
2.5.2 Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas Publik
Teknologi informasi dapat memberikan peningkatan terhadap akuntabilitas
publik. Teori stewardship memberikan asumsi yang kuat bahwa organisasi akan
memberikan kinerja yang optimal dengan mengabaikan kepentingan individu dan
mengutamakan kepentingan organisasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nurillah (2014) bahwa pemanfaatan teknologi informasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah. Namun Nasir dan Ranti (2010) membuktikan bahwa teknologi informasi
tidak dapat mempengaruhi kinerja instansi pemerintah daerah.
2.5.3 Pengaruh Good and Clean Governance terhadap Akuntabilitas Publik
Salah satu unsur untuk meningkatkan akuntabilitas publik adalah dengan
meningkatnya good and clean governance. Tata pemerintahan yang baik dan
bersih sejalan dengan teori yang mendasari penelitian ini, yaitu teori stewardship.
49
Good and clean governance mencerminkan hubungan saling percaya antara
manajemen dan prinsipal, tidak dilandasi perilaku korupsi, kolusi, dan nepotisme,
sehingga tujuan organisasi tercipta melalui akuntabilitas publik yang meningkat.
Zeyn (2011) membuktikan bahwa good governance berpengaruh positif dan
signifikan terhadap akuntabilitas keuangan.
2.5.4 Pengaruh Akuntabilitas Publik terhadap Pengendalian Internal
Teori stewardship berakar pada kepercayaan pada manajerial untuk
mengelola organisasi demi mencapai tujuan bersama yaitu kinerja organisasi yang
maksimal. Kinerja yang maksimal harus didasari pula dengan pengendalian
internal yang kuat. Selain itu, anggota dapat mengaktualisasikan dirinya dalam
organisasi. Akuntabilitas publik yang baik mencerminkan bahwa pengendalian
internal suatu organisasi juga baik. Peneliti belum menemukan adanya penelitian
terdahulu yang meneliti tentang pengaruh akuntabilitas terhadap pengendalian
internal. Akan tetapi peneliti mencoba untuk mengembangkan sebuah hipotesis
baru untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh akuntabilitas publik terhadap
pengendalian internal.
2.5.5 Pengaruh Good and Clean Governance terhadap Pengendalian Internal
Peningkatan good and clean governance dapat mempengaruhi pengendalian
internal menjadi lebih kuat. Berdasarkan pada teori utama penelitian menyatakan
bahwa organisasi akan mencapai kinerja yang optimal, sehingga fungsi utilitas
akan maksimal. Oleh karena itu, good and clean governance harus dapat
meningkatkan pengendalian internal. Kristanto (2009) meneliti tentang kelemahan
pengendalian internal yang dipengaruhi oleh ukuran pemerintahan dan
50
mendapatkan hasil yang berpengaruh positif dan signifikan, artinya semakin kecil
ukuran pemerintahan maka akan semakin lemah pengendalian internal. Ukuran
pemerintahan juga dapat dilihat dengan good and clean governance.
2.5.6 Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Pengendalian Internal
Pengendalian internal yang baik diperoleh dari pemanfaatan kecanggihan
teknologi informasi yang baik. Pencapaian pengendalian internal yang baik
dipengaruhi oleh penggunaan utilitas yang maksimal dari teknologi informasi. Hal
ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Winidyaningrum (2009)
yang meneliti pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah melalui pengendalian
intern akuntansi sebagai variabel intervening dengan menghasilkan pengaruh yang
positif dan signifikan.
2.5.7 Pengaruh Pengendalian Internal terhadap Kualitas Laporan Audit
Pengendalian internal menjadi tolak ukur kualitas sebuah kualitas laporan
audit. Berdasarkan landasan teori stewardship, manajemen dan prinsipal bekerja
bersama dengan tujuan yang sama yaitu meningkatnya kinerja organisasi yang
dalam hal ini dicerminkan oleh kualitas laporan audit. Hal ini sejalan dengan
penelitian Darwanis dan Syukriy (2016) yang menyatakan bahwa pengendalian
internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap good governance dan
dampaknya pada kualitas laporan keuangan. Nurillah (2014) mendukung hasil
yang sama dengan memberikan bukti bahwa sistem pengendalian internal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah
daerah.
51
2.5.8 Pengaruh Akuntabilitas Publik terhadap Kualitas Laporan Audit
Teori stewardship menjelaskan bahwa dengan akuntabilitas tinggi, sasaran
organisasi nirlaba akan tercapai. Akuntabilitas publik memberikan pegaruh yang
positif terhadap kualitas laporan audit sebagaimana Salsabila (2011) mengatakan
bahwa akuntabilitas memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kualitas hasil kerja auditor internal.
2.5.9 Pengaruh Good and Clean Governance terhadap Kualitas Laporan
Audit
Peningkatan good and clean governance pada organisasi perangkat daerah
dapat meningkatkan kualitas laporan audit. Grand theory menyatakan bahwa
motivasi manajer dalam organisasi bukan kepada aspek finansial, tetapi
tercapainya kepentingan bersama antara manajer dan prinsipal. Darwanis dan
Usman (2012) membuktikan bahwa penerapan good governance dapat
meningkatkan kualitas informasi keuangan secara positif dan signifikan. Husnin
dan Anuar (2013) juga meneliti tentang corporate governance terhadap auditor
quality - Malaysian evidence dan hasilnya corporate governance memberikan
pengaruh positif dan signifikan.
Berdasarkan kajian pustaka dari variabel endogen kualitas laporan audit,
pengendalian internal, akuntabilitas publik, dan good and clean governance, serta
variabel exogennya yaitu pemanfaatan teknologi informasi, maka dapat dibuat
kerangka berpikir sebagai berikut:
52
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Desain Penelitian
Teknologi
Informasi
Good and Clean
Governance
Akuntabilitas
Publik
Pengendalian
Internal
Kualitas
Laporan Audit
53
Berdasarkan pada gambar 2.2 di atas, terdapat satu variabel exogen
teknologi informasi dan empat variabel endogen yang masing masing harus diberi
nilai residual. Variabel akuntabilitas publik, good and clean governance, dan
pengendalian internal adalah endogen yang memiliki anteseden (variabel yang
mendahului) dan memiliki konskuen (variabel sesudahnya) sehingga disebut
sebagai variabel intervening atau mediator. Variabel teknologi informasi tidak
dapat secara langsung mempengaruhi kualitas laporan audit, tetapi dapat
mempengaruhi secara tidak langsung melalui akuntabilitas publik, good and clean
governance, dan pengendalian internal. Sedangkan akuntabilitas publik dan good
and clean governance dapat secara langsung mempengaruhi kualitas laporan audit
maupun tidak langsung melalui pengendalian internal.
2.6 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teoritis di atas, peneliti mengembangkan hipotesis sebagai
berikut:
a. Ada pengaruh positif antara Teknologi Informasi terhadap Good and Clean
Govenance.
b. Ada pengaruh positif antara Teknologi Informasi terhadap Akuntabilitas
Publik.
c. Ada pengaruh positif antara Good and Clean Governance terhadap
Akuntabilitas Publik.
d. Ada pengaruh positif antara Akuntabilitas Publik terhadap Pengendalian
Intenal.
54
e. Ada pengaruh positif antara Good and Clean Govenance terhadap
Pengendalian Internal.
f. Ada pengaruh positif antara Teknologi Informasi terhadap Pengendalian
Internal.
g. Ada pengaruh positif antara Pengendalian Internal terhadap Kualitas
Laporan Audit.
h. Ada pengaruh positif antara Akuntabilitas Publik terhadap Kualitas Laporan
Audit.
i. Ada pengaruh positif antara Good and Clean Governance terhadap Kualitas
Laporan Audit.
112
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan sebagaimana telah dijelaskan
dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis deskriptif statistik, jumlah responden dalam penelitian
sebanyak 187 pegawai dengan rincian sebanyak 105 orang (56,7%) berjenis
kelamin pria dan 81 orang (43,3%) berjenis kelamin wanita. Umur
responden berjenjang antara 22-58 tahun, rata-rata umur responden berusia
44 tahun. Pangkat/ Golongan responden berjenjang dari IIa hingga IVb,
persentase terbesar pada golongan IIId dengan jumlah 53 orang (28,3%).
Frekuensi lama responden bekerja sebanyak 132 orang (70,6%) bekerja
sudah lebih dari 10 tahun. Pendidikan terakhir responden berjenjang dari
lulusan SMA/ SMK hingga lulusan S3, sebanyak 114 orang (61%)
responden lulusan S1. Latar belakang pendidikan responden sangat
beragam, sebagian besar responden berasal dari jurusan manajemen yaitu
sebanyak 47 orang (25,1%).
2. Anteseden kualitas laporan audit pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
di Kabupaten Tegal didahului oleh pengendalian internal yang memiliki
pengaruh langsung sebesar 0,338, akuntabilitas publik yang memiliki
pengaruh langsung sebesar 0,223 dan tidak langsung sebesar 0,024 (total
pengaruh sebesar 0,247), dan good and clean governance yang memiliki
113
pengaruh langsung sebesar 0,326 dan tidak langsung sebesar 0,263 (total
pengaruh 0,589). Teknologi informasi berpengaruh secara tidak langsung
sebesar 0,449.
3. Pengendalian internal didahului oleh good and clean governance yang
memiliki pengaruh langsung sebesar 0.442 dan tidak langsung sebesar
0,033 (total pengaruh sebesar 0,475) dan teknologi informasi yang
memiliki pengaruh langsung sebesar 0,388 dan tidak langsung sebesar
0,243 (total pengaruh 0,631). Sedangkan akuntabilitas publik tidak
berpengaruh terhadap pengendalian internal.
4. Akuntabilitas publik didahului oleh good and clean governance yang
memiliki pengaruh langsung sebesar 0,460, Sedangkan teknologi informasi
tidak memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas publik.
5. Good and clean governance didahului oleh teknologi informasi yang secara
langsung berpengaruh sebesar 0,495.
5.2 Saran
Saran yang didasarkan pada beberapa keterbatasan sebagaimana telah
disebutkan di atas adalah:
1. Diharapkan bagi pejabat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten
Tegal untuk mengembangkan keterampilan guna memanfaatkan sarana
teknologi informasi dengan sebaik-baiknya, senantiasa meng-upgrade
perangkat lunak anti virus terbaru dan software sistem yang sesuai dengan
peraturan atau undang-undang yang berlaku.
114
2. Diharapkan bagi instansi pemerintah daerah Kabupaten Tegal untuk
memberikan akses bagi masyarakat agar dapat mengetahui informasi
tentang aktivitas dan kinerja finansial, serta dapat melibatkan aspirasi
masyarakat atau tokoh masyarakat untuk turut andil dalam perancangan
kebijakan-kebijakan pemerintah sehingga tercipta akuntabilitas yang baik
serta kebijakan yang dibuat dapat sesuai dengan harapan masyarakat luas.
3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menanyakan dan memberi pilihan
jawaban apakah responden memiliki latar belakang di bidang akuntansi
atau tidak. Kemudian menambah persepsi responden yang lebih
representatif pada Inspektorat, Kantor Bupati, dan Sekretariat Daerah.
4. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan metode angket
(kuesioner) tetapi juga dapat melakukan prosedur wawancara yang lebih
intensif kepada setiap pejabat struktural yang mendapat disposisi dari
Kepala Dinas, Badan, Sekretariat, Inspektorat, Kantor atau Camat yang
ditugaskan untuk dapat membantu seorang peneliti.
115
DAFTAR PUSTAKA
Aryanti, Dwi. (2014). Review Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008.
www.dwiaryanti.com/2014/02/review-peraturan-pemerintah-nomor-
60.html (diakses pada tanggal 4 Februari 2017)
Azlim, dkk. (2012). Pengaruh Penerapan Good Governance dan Standar
Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Informasi Keuangan SKPD di
Kota Banda Aceh. Jurnal Akuntansi, Volume 1 No. 1. Hal. 1-14. Banda
Aceh: Universitas Syiah Kuala.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. (2009). Aparat Pengawas
Diminta Patuhi Norma Pengawasan dan Kode Etik.
www.bpkp.go.id/berita/read/3604/3370/Aparat-Pengawas-Diminta-Patuhi-
Norma-Pengawasan-dan-Kode-Etik.bpkp (diakses pada 3 tanggal Februari
2017)
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. (2007). Peraturan Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia No. 01 Tahun 2007 Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara.
Badjuri, Achmad. (2012). Analysis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas
Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik. Dinamika Akuntansi, Keuangan
dan Perbankan, Vol. 1 No. 2. Hal. 120-135 ISSN 1979-4878. Semarang:
Universitas Stikubank.
Budiono, Achmad. dkk. (2016). Pengaruh Good Governance, Pengendalian
Intern dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Kantor
Keuangan Kodam IV DIponegoro yang Berkedudukan di Semarang.
Journal of Management, Vol. 2 No. 2. Semarang: Universitas Pandanaran
Semarang.
Coryanata, Isma. (2011). Akuntabilitas, Partisipasi Masyarakat, dan
Transparansi Kebijakan Publik Sebagai Pemoderating Hubungan
Pengetahuan Dewan Tentang Anggaran dan Pengawasan Keuangan
Daerah (APBD). Jurnal Akuntansi dan Investasi, Volume 12 No. 2. Hal.
121-137 ISSN 1411-6227. Bengkulu: Universitas Bengkulu.
Duadji, Noverman. (2012). Good Governance dalam Pemerintah Daerah.
Mimbar Jurnal, Vol. 28 No. 2. Hal. 201-209. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Efendy, Muh. Taufiq. (2010). Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi
Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan
Daerah. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
116
Glinkowska, Beata dan Boguslaw Kaczmarek. (2015). Classical and Modern
Concepts of Corporate Governance (Stewardship Theory and Agency
Theory). Journal of Management. Vol. 19 No. 2. Page. 84-92. Polandia:
University of Lodz.
Hanafiah, Rizky Rasmana, dkk. (2016). Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi,
Kapasitas Sumber Daya Manusia, dan Pengawasan Intern Terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi, Vol. 5 No. 4 Hal. 77-86
ISSN 2302-0164. Banda Aceh: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Hardiningsih, Pancawati. (2010). Pengaruh Independensi, Corporate
Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Kajian Akuntansi, Vol. 2 No. 1 Hal. 61-76 ISSN 1979-4886. Semarang:
Universitas Stikubank.
Husnin, Azrul Ihsan. dkk. (2016). Corporate Governance and Auditor Quality –
Malaysian Evidence. Asian Review of Accounting, Vol. 24 No. 2 pp. 202-
230. Malaysia: Universiti Teknologi MARA.
Imansari, Putri Fitrika. dkk. (2016). Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Pengalaman dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit. Journal Riset
Mahasiswa Akuntansi, Vol. xx. No. xx. ISSN 2337-56xx. Malang:
Universitas Kanjuruhan Malang.
Iswahyudi, Aries. dkk. (2016). Hubungan Pemahaman Akuntabilitas,
Transparansi, Partisipasi, Value for Money dan Good Governance. Jurnal
Ilmiah Akuntansi, Vol. 1 No. 2 Hal. 151-166. Malang: Universitas
Brawijaya.
Juliastuti, Ayu. (2013). Pengaruh Akuntabilitas Publik, Partisipasi Masyarakat dan
Transparansi Kebijakan Publik terhadap Hubungan Pengetahuan Dewan
tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan Daerah. Skripsi. Padang:
Universitas Negeri Padang.
Kabupaten Tegal. (2017). OPD Baru, Bupati Kukuhkan Ratusan Pejabat Pemkab
Tegal. www.tegalkab.go.id/news.php?id=2731 (diakses pada tanggal 24
Januari 2017)
Kharismatuti, Norma. (2012). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap
Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Khlif, Hichem dan Khaled Samaha. (2016). Audit Committee Activity and Internal
Control Quality in Egypt. Managerial Auditing Journal, Vo. 31 No. 3. pp.
269-289. Egypt: University of Monastir.
117
Komarasari, Warih. (2015). Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia,
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi
Terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Daerah.
Kristanto, Septian Bayu. (2009). Pengaruh Ukuran Pemerintahan, Pendapatan
Asli Daerah (PAD), dan Belanja Modal Sebagai Prediktor Kelemahan
Pengendalian Internal. Jurnal Akuntansi, Volume 9 Nomor 1. Hal. 41-62.
Jakarta: Universitas Kristen Krida Wacana.
Kusumaningrum, Indraswari. (2010). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,
Pengendalian Akuntansi dan Sistem Pelaporan terhadap Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Tesis. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. (2003). Pedoman Penyusunan
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Mulyani, Ni Made Ayu Resa. dkk. (2017). Analisis Pengaruh Motivasi Pelayanan
Publik dam Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Kinerja
Organisasi Sektor Publik dengan Akuntabilitas sebagai Variabel
Moderasi. e-Journal, Vol. 7 No. 1. Singaraja: Universitas Pendidikan
Ganesha.
Mustikasari, Dhermawati Putri. (2013). Persepsi Pegawai Dinas se-Kabupaten
Batang tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecurangan (Fraud).
Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Mzenzi, Siasa Issa. (2015). External Auditing and Accountability in the Tanzanian
Local Government Authorities. Managerial Auditing Journal, Vol. 30 No.
6/7 pp. 681-702. Tanzania: The Institute of Finance Management.
Nasir, Azwir dan Ranti Oktari. (2010). Pengaruh Pemfaatan Teknologi Informasi
dan Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Instansi Pemerintah. Riau:
Universitas Riau.
Nurillah, As Syifa. (2014). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia,
Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Kualitas
Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Skripsi. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah.
118
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Simtem
Pengendalian Intern Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
Puspasari, Novita dan Eko Suwardi. (2012). Pengaruh Moralitas Individu dan
Pengendalian Internal Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Putra, Deki. (2013). Pengaruh Akuntabilitas Publik dan Kejelasan Sasaran
Anggaran terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah.
Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.
Rahadi, Dedi Rianto. (2007). Peranan Teknologi Informasi dalam Peningkatan
Pelayanan di Sektor Publik. Seminar Nasional Teknologi, ISSN 1978-
9777. Palembang: Universitas Bina Darma.
Raharjo, Eko. (2007). Teori Agensi dan Teori Stewardship dalam Perspektif
Akuntansi. Jurnal Fokus Ekonomi, Vol. 1 No. 1. Hal. 37-46 ISSN 1907-
6304. Semarang: STIE Pelita Nusantara Semarang.
Rahman, Ali. (2017). Tahun ini, Hasil Evaluasi SAKIP Kabupaten/Kota Alami
Peningkatan. nasional.indopos.co.id/read/2017/01/25/84505/Tahun-ini-
Hasil-Evaluasi-SAKIP-KabupatenKota-Alami-Peningkatan (diakses pada
tanggal 3 Februari 2017)
Riantiarno, Reynaldi dan Nur Azlina. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Pekbis Jurnal, Vol. 3 No. 3.
Hal. 560-568. Riau: Universitas Riau.
Romney, Marshall B. Dan Paul John Steinbart. (2014). Sistem Informasi
Akuntansi. Terjemahan Kikin Sakinah, Nur Safira, dan Novita Puspasari.
Jakarta: Salemba Empat.
Rosnidah, Ida. dkk. (2011). Analisis Dampak Motivasi dan Profesionalisme
Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan
Keuangan Daerah. Pekbis Jurnal, Vol. 3 No. 2. Hal. 456-466. Cirebon:
Universitas Swadaya Gunung Jati.
Rozi, Meilia. dkk. (2017). Pengaruh Pengetahuan Pejabat Penatausahaan
Keuangan Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (PPK SKPK),
Keterampilan, dan Pengawasan Internal Terhadap Akuntabilitas
119
Pengelolaan Keuangan Daerah. Jurnal Akuntansi, Vol. 6 No. 1. Hal. 51-
60 ISSN 2302-0164. Banda Aceh: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Salsabila, Ainia. (2011). Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit dan Gender
Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal. Skripsi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Slyke, David M. Van. (2013). Agents or Stewards: Using Theory to Understand
the Government-Nonprofit Social Service Contracting Relationship.
Journal of Public Administration Research and Theory, 17:157-187. The
Maxwell School at Syracuse University.
Sunarjo, M. Agus. (2010). Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) 2010 Kantor Kesbangpol dan Linmas Kabupaten Tegal Ikhtisar
Eksekutif. https://kesbangpolkabtegal.wordpress.com/2011/10/27/laporan-
akuntabilitas-kinerja-instansi-pemerintah-lakip-2010/#more-19. (diakses
pada tanggal 5 Maret 2017)
Syarif, Darman. (2015). Keuangan Daerah Akuntabilitas.
http://theorykeuangandaerah.blogspot.co.id/2015/12/akuntabilitas.html
(diakses pada tanggal 5 Maret 2017)
Tim Humas BPKP Jateng. (2016). GERDU MAWASDIRI Sarana Sinergitas APIP
Kab. Tegal. www.bpkp.go.id/berita/read/16944/0/GERDU-MAWASDIRI-
Sarana-Sinergitas-APIP-Kab-Tegal.bpkp (diakses pada tanggal 3 Februari
2017)
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik.
Vitriyani, Eva Nurul dan Heri Yanto. (2014) Analisis Persepsi Mahasiswa
Akunansi Terhadap Etika Profesi Akuntan (Studi Empiris Pada Perguruan
Tinggi di Kota Semarang). Accounting Analysis Journal, Vol. 3 No. 4.
Hal. 407-4018 ISSN 2252-6765. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Wahyudin, Agus. (2015). Metodologi Penelitian Bisnis & Pendidikan. Semarang:
Unnes Press.
Winidyaningrum, Celviana. (2009). Pengaruh Sumber Daya Manusia dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan
Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan Variabel
Intervening Pengendalian Intern Akuntansi. Tesis. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
www.academia.edu (diunduh pada tanggal 28 Februari 2017)
120
www.tegalkab.go.id (diakses pada tanggal 3 Februari 2017)
Yanto, Heri. (2016). The Behavior of Indonesian SMEs in Accepting Financial
Accounting Standards without Public Accountability. International Journal
of Business and Management Science, Vol. 6 No. 1. Hal. 43-62.
Yanto, Heri. (2016). A Long Way to Implement Environmental Reporting in
Indonesian Mining Companies. International Journal of Applied Business
and Economics Research, Vol. 14 No. 10. Hal. 6493-6514.
Yusniyar, dkk. (2016). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Pemerintahan dan
Pengendalian Intern Terhadap Good Governance dan Dampaknya pada
Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Magister Akuntansi, Vol. 5 No. 2.
Hal. 100-115 ISSN 2302-0164.
Zeyn, Elvira. (2011). Pengaruh Good Governance dan Standar Akuntansi
Pemerintahan Terhadap Akuntabilitas Keuangan dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Pemoderasi. Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan,
Vol. 1 No. 1. Hal. 21-37.