Download - Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal
Alterasi dan Mineralisasi Hidrothermal
Mineral dan Bijih
Proses dan aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan jebakan mineral. Yang di maksud dengan jebakan mineral adalah endapan bahan-bahan atau material baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang mempunyai arti ekonomis. Pengertian ekonomis disini adalah berguna dan menguntungkan bagi kepentingan umat manusia. Factor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan jebakan dalam arti ekonomis adalah bentuk jebakan, besar dan volume cadangan, kadar, lokasi geografi serta biaya ppengolahannya.
Dari distribusi unsure-unsur logam bad jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam kulit bumi , menunjukkan bahwa hanya beberapa unsure logam dan mineral saja yang mempunyyai prosentase relative besar. Karena pengaruh proses dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosenttase unsure-unsur dan mineral-mineral tersebut bisa bertambah banyak pada bagian tertentu karena proses pengayaan, bahhkan akhirnya pada suatu saat dapat terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis..
Jenis logam tertentu tidak selalu terdapat di dalam satu macam mineral saja,, tetapi bisa juga terdapat pada lebih dari satu macam mineral. Misalnya logam Cu bisa terdapat pada mineral Kalkopirit, tetapi bisa juga terdapat ppada mineral kalkosit, bronit atau krisokola. Sebaliknya satu jenis mineral tertentu sering bisa mengandung lebih dari satu jenis logam. Keadaan tersebut disebabkan karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis batuan tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula. Hal ini erat hubungannya dengan proses kejadian (ganesa) mineral bijih.
Hubungan dan Lokasi Endapan Mineral
Berdasarkan hasil-hasil penyelidikan di dalam pencarian endapan mineral, ternyata
endapan mineral di dapatkan pada tempat-tempat tertentu dengan kondisi-kondisi geologi
tertentu dan berhubungan erat dengan proses kejadian (ganesa) dan cara pengendapannya.
Pada umumnya jenis endapan logam terbentuk karena proses mineralisasi yang di
akibatkan oleh aktivitas magma dan sering juga terbentuk endapan non logam. Pembentukan
mineral tersebut terjadi baik pada batuan beku sebagai batuan induknya maupun pada batuan
samping yang ikut terpengaruh karena proses magmatis tersebut.
Pembentukan Endapan Mineral
Proses – proses pembentukan endapan mineral – mineral baik yang memiliki nilai
ekonomis,maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai
proses pembentukan , keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral – mineral tersebut. Mineral
yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaan dan keterdapatannya dengan
memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses
eksplorasi penyelidikan , pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu
endapan mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh,antara lain
banyaknya dan distribusi unsur – unsur kimia, aspek fisika dan biologis.
Secara umumnya proses pembentukan endapan mineral baik jenis endapan logam
maupun non logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas
magma ,dan endapan mineral ekonomis selain karena aktifitas magma ,juga dapat dihasilkan dari
proses alterasi yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor.Pada
proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari faktor faktor
tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral.
Adapun menurut M Bateman maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas
beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu baik yang bernilai ekonomis maupun
mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral :
1) Proses Magmatis. Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa
lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada
temperatur tinggi > 600oC stadium likwido magmatis mulai membentuk mineral-mineral baik
logam maupun non logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur
pendinginan pada saat itu.
1. Early magmatis yang terbagi atas :
a) Disseminated, contoh endapannya Intan
b) Segregasi, contoh endapan chromit
c) Injeksi, contoh magmatik Kiruna
2. Late magmatis yang terbagi atas :
a) Residual liquid segregation, contohnya Magmatis Taberg
b) Residual liquid injection ,contohnya magmatik Adirondack
c) Immiscible liquid segregation, contohnya sulfida Insizwa
d) Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein, Afrika Selatan.
2) Pegmatisme, Setelah proses pembentukan magmatisme, larutan sisa magma (larutan
pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini 600-450oC berupa larutan
magma sisa. Asosiasi batuan umumnya berupa granit.
3) Pneumatolisis,Setelah temperatur mulai turun 550 – 450oC akumulasi gas mulai membentuk
mineral sampai pada temperatur 450oC volume unsur volatilnya makin menurun karena
membentuk jebakan pneumatolitis dan tinngal larutan sisa magma yang makin encer. Unsur
volatil akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya
kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur
volatile tersebut dengan batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang
disebut endapan pneumatolitis.
4) Proses hydrotermal, merupakn proses pembentukan mineral yang terjadi oleh pengaruh
temperatut dan tekanan yang santa rendah ,dan larutan magma yang terbentuk ini merupakan
unsur volatil yang sangat encer yang terbentuk setelah tiga tahapan sebelumnya.Secara garis
besar endapan hidrotermal dapat dibagi atas
1. Endapan hipotermal, dengan ciri-ciri yaitu :
– Tekanan dan temperatur pembekuan relatif paling tinggi.
– Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang
besar.
– Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya pirit, kallopirit, galena, dan spalerit serta oksidasi
besi.
– Pada intrusi granit sering berupa nedapan logam Au, Pb, Sn, W, dan Z.
2. Endapan Mesotermal, dengan ciri-ciri yaitu :
– Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.
– Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.
– Tekstur akibat “ cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian
antara lain berupa “crustification” dan “banding”.
– Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya Au, Cu, Ag, As, Sb dan Oksida Sn.
– Proses pengayaan sering terjadi.
3. Endapan Epitermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
– Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.
– Tekstur penggantian tidak luas, jarang terjadi.
– Endapan bias dekat atau pada permukaan bumi.
– Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa “fissure-vein”.
– Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.
– Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”nya berupa klasit dan
zeolit disamping kuarsa.
Adapun bentuk bentuk endapan mineral yang dapat dijumpai sebagai endapan
hidrotermal adalah sebagai Cavity filling Cavity filling yaitu proses mineralisasi berupa
pengisian ruang-ruang bukaan atau rongga – rongga dalam batuan yang terdiri atas mineral –
mineral yang diendapkan dari larutan pada bukaan–bukaan batuan. , yang berupa Fissure
veins ,Shear-zone deposits,Stockworks,Ladder veins,Saddle – reefs,Tension crack
fillings,Breccia fillings : vulkanik, Tektonik, dan Collapse,Solution – cavity fillings : Caves and
channels, Gash veins, Pore – space fillings, Vessiculer fillings .
5) Replacement, atau metasomatic replacement merupakan proses dalam pembentukan endapan-
endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan mineral pada endapan
Hypothermal dan Mesothermal dan sangat penting dalam group Epithermal. Mineral-mineral
bijih pada endapan metasomatic kontak telah di bentuk oleh proses ini, dimana proses ini
dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfida dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan
mineral lainnya.Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa
pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak di mana terjadi penggantian
suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain. Atau dapat diartikan bahwa
penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat
kimia yang di gantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang
dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka.terbagi atas : Massive, Lode fissure,
dan Disseminated.
6) Sedimenter, terbagi atas endapan besi, mangan, phospate, nikel dll.
7) Evaporasi, terdiri atas evaporasi laut, danau, dan air tanah.
8) Konsentrasi Residu dan mekanik, terbagi atas ;
Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dll
Konsetrasi mekanik (endapan placers ), berupa : sungai, pantai, elivial, dan eolian.
9) Supergen enrichment
10)Metamorfisme, terbagi atas : endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme
Zona Alterasi dan Mineralisasi Hidrothermal
Alterasi dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada suatu batuan dan mineral
penyusunnya, baik terjadi perubahan sifat kimia maupun sifat fisiknya dimana yang disebabkan
oleh larutan hidrothermal, proses kimiawi dan proses Ada 6 faktor yang berpengaruh terhadap
pembentukan mineral ubahan (Browne, 1991) sebagai berikut :
1. Temperatur. Kenaikan temperatur akan berdampak pada dehidrasi mineral dan tingkat
kristalinitas
2. Kimia Fluida. Komposisi kimia (kandungan ion-ion) dalam larutan.
3. Konsentrasi. Berdampak pada tingkat saturasifluida dalamkaitannya dengan mineral
tertentu.
4. Komposisi batuan samping (host Rock).Durasi Aktifitas atau tingkat kesetimbangan.
5. Durasi aktifitas atau tingkat kesetimbangan
Berdasarkan kumpulan mineral ubahan maka zona alterasi dapat dibagi menjadi 5 zona,
yaitu :
1. Zona Potassic
Zona ini tidak selalu hadir dan merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam
sistem hidrothermal dengan kedalaman bervariasi, umumnya lebih dari beberapa ratus meter.
Alterasi ini disebabkan oleh penambahan unsur Potassium pada proses metasomatis dan
disertai sedikit banyak unsur Kalsiu dan Sodium. Dicirikan oleh mineral ubahan ortoklas dan
biotit sekunder atau ortoklas klorite, ortoklas-biotit-klorit, serisit, K-Feldspar, Kwarsa dan
magnetit. Kwarsa hadir dalam bentuk stockwork. Dijumpai core derajat rendah dengan
kandungan klorite dan serisit yang mencolok. Calcopyrite dan Pyrite memiliki perbandingan 1 :
1 hingga 1 : 3. Endapan dijumpai berupa mikroveinlet , veinlet atau disseminated.
2. Zona Serisitisasi (Phyllic Zone)
Zona serisitisasi ini terletak dibagian luar zona potassic. Dicirikan oleh kumpulan
Kwarsa – Serisit – Pyrite yang melimpah dan biasanya disertai minor klorit, llit dan rutile.
Prophyllite mungkin hadir. Bagian dalam zona ini didominasi oleh serisit. Volume pyrite
mencapai 10% dari volume batuan dalam bentuk disseminated dan calcopyrite hanya sekitar
0,5%.. Alterasi ini berhubungan dengan tingginya rekahan dimana bentuk endapannya berupa
veinlet atau vein yang diisi oleh serisit, kwarsa dan mineral sulfida.
3. Zona Argilik
Zona ini tidak selalu hadir. Dicrikan oleh kumpulan mineral lempung, kwarsa dan
karbonat. Pyrite umum, tetapi lebih sedikit dibanding zona phyllic. Diatas zona ini kadang
terbentuk zona advanced argilic yang tersusun oleh mineral Diaspore, Kwarsa atau silika amorf,
Andalusit, korundum dan Alunite dalam kondisi asam tinggi. Zona ini hadir pada bagian terluar
dalam suatu sistem hidrothermal.
4. Zona Propilitik
Zona ini selalu hadir, berkembang pada bagian terluar dari suatu zona alterasi (the outer
and peripheral alteration zone), yang dicirikan oleh kumpulan mineral Epidote maupun karbonat
terutama kalsit dan juga mineral klorite. Alterasi ini dipengaruhi oleh penambahan unsur H+ dan
CO2. Mineral mafic primer (Biotit dan Hornblende) teralterasi oleh sebagian atau keseluruhan
menjadi klorit dan karbonat. Plagioklas mungkin terubah. Zona ini berangsur mengelilingi
batuan hingga lebih dari ratusan meter. Mineral logam sulfida berupa pyrite mendominasi zona
ini dimana mengganti fenokris pyroksin maupun hornblende, sedangkan kalkopyrite jarang
dijumpai.
5. Alterasi Skarn (Calc-Silikat Zone)
Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbnat, zona
ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada
kondisi kurang air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral Garnet, Klinopyroksin dan
Wollastonite serta mineral Magnetite dalam jumlah besar pada kondisi kaya air. Zona ini
ditandai dengan kehadiran mineral Klorit, Tremolit - Aktinolit dan Kalsit dari larutan
hydrothermal.
Gambar 2 . Pola Zonasi Alterasi Hidrothermal Dalam Model Cadangan Porpiry Copper Lowell – Guilbert (after Lowell & Guilbert, 1970)
Black Ore
Black ore merupakan suatu kumpulan mineral logam yang pembentukannya mempunyai
hubungan erat dengan aktivitas gunungapi (Vulkanisme bawah laut), oleh karena
pembentukannya dipengaruhioleh faktor – faktor dari aktivitas tersebut. Unsur – unsur penyusun
dari mineral – mineral logam itu antara lain Cu, Pb, Zn dan S serta Ag.
Pada tipe endapan kuroko, memperlihatkan adanya hubungan dengan aktivitas
vulkanisme bawah laut yang kemudian dipengaruhi pula oleh aktivitas hidrotermal. Endapan -
endapan mineral tersebut terjadi pada aktivitas akhir vulkanisme (post Vulkanik), yang
menghasilkan endapan logam sulfida dan sulfate. Unsur – Unsur yang dominan terdapat pada
tipe endapan ini adalah Pb, Cu dan Zn.
- Zeolit
Zeolit merupakan mineral ubahan dari material – material vulkanik berupa tufa. Di alam,
Zeolit biasa terdapat diantara celah-celah atuan . Mineral ini dapat pula terdapat diantara lapisan
batuan bersama mineral-mineral lain seperti kalsit, kuarsa, klorit, renit dan fluorit. Dari semua
jenis Zeolit yang ada dia alam baru beberapa jenis yang baru diketahui pada batuan sedimen
pirpklastik.
Mineral ini telah lama dikenal sebagai bahan bangunan, ornamen, dan plester, oleh
karena sifatnya yang fleksibel serta daya absorpsinya yang tinggi.
- Kaolin
Kaolin termasuk kedalam mineral lempung (Clay minerals). Mineral ini mempunyai sifat
fisik yang tidak plastis, lunak, dengan variasi warna yang beragam seperti putih, abu-abu, sampai
putih keabuan.
Kaolin terbentuk dari alterasi batuan yang banyak mengandung alkali felspar dan
plagioklas asam dan dapat pula terbentuk dari pelapukan akibat ion-ion hidrogen yang terdapat
dalam air tanah yang bereaksi dengan mineral-mineral silika.
Menurut Betektin (Sutoto, 1991), kaolin dapat terjadi dari proses pelapukan batuan beku
dan batuan metamorf yang banyak mengandung alumosilikat seperti p-ada batuan granit, gneiss,
kuarsit porphiri dan syenit. Selain itu kaolinisasi bisa terjadi akibat pengaruh hidroterma dalam
kondisi suhu yang rendah oleh larutan yang bersifat asam.
- Endapan Silika
Endapan silika merupakan endapan mineral yang berasal dari mineral-mineral silika
yang saling mengikat satu sama lain membentuk endapan silika. Hal ini disebabkan oleh
konfigurasi elektronnya dimana mempunyai struktur koordinasi empat elektron dengan oksigen.
Mineral-mineral silika merupakan mineral yang umum ditemukan sebagai penyusun
kerak bumi, dimana 60% merupakan felspar grup dan 12% merupakan mineral kuarsa.
Endapan ini dapat terbentuk dari hasil aktivitas vulkanik, dimana material-material
piroklastik yang berkuran halus dengan kandungan volatile yang tinggi yang dihasilkan dari
aktivitas vulkanik, terendapkan di laut dan membentuk batuapung (Pumice). Akibat pengaruh air
laut yang beraksi dengan material – material tersebut, akan terbentuk endapan yang berupa
kristal-kristal mineral silika.
- Endapan Logam Lainnya
Selain mineral-mineral logam yang telah diterangkan diatas, ada beberapa mineral logam
lain yang biasa ditemukan seperti mangan, malasit, barit, sphalerit, dan klorit. Mineral-mineral
ini keberadaannya dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan adanya endapan-endapan
ekonomis pada suatu daerah meskipun keterdapatannya dalam skala yang tidak terlalu besar
(relatif minimum)
Endapan Black Ore merupakan endapan mineral sulfida massive yang berwarna hitam,
seperti sphalerite, galena, hematit, pyrite, chalcopyrite dan lain - lain.
Secara geokimia, endapan metal atau endapan sulfida massive dapat dibagi dalam lima
kelompok, yaitu :
a. Tipe Siprus (Tipe Black Ore / Tipe Busur Belerang )
Endapan ini terbentuk dari seri formasi daripada lava bantal di lingkungan oceanic atau
Kerak Oceanic yang berasosiasi dengan kompleks ofiolith, pyroklastik yang kadang ada dan
kadang tidak. Endapan ini tersusun oleh mineral sulfida, dengan pyrite atau tanpa berasosiasi
dengan chalcopyrite. Alterasi hydrothermal yang terbentuk ini adalah prophyllite karena bersifat
Basa, sebab jika asam akan membentuk kaolin yang juga mengandung colloform fall
b. Tipe Lokken (Tipe Black Ore )
Tipe Endapan ini hampir sama dengan tipe Siprus akan tetapi Ti, Zr, dan Cr tinggi.
c. Tipe Noranda (Ocean Basin / Kerak Samudera )
Tipe Endapan ini berhubungan dengan tipe lava kepulauan dan memiliki komposisi kimia
berupa Ti, Zr, Y, Nb, Ta dan Hf yang rendah.
d. Tipe Yoma ( Kontinental margin )
Tipe Endapan mengandung Nb dan Cr tinggi
e. Tipe Kuroko (Acid Island Ore )
Tipe endapan ini merupakan tipe endapan post volkanik berupa endapan logam sulfida dan
sulfate yang erat sekali hubungannya dengan suatu kegiatan volkanik bawah samudera.
Misalnya, endapan Tipe Kuroko yang berumur Miosen (Green Tuff) yang di temukan di daerah
Honshu dan Hokkaido dan Endapan Mineral tipe kuroko pada batuan Fanerozoik.
Genetik endapannya berhubungan dengan vulkanik bawah laut yang berkomposisi
Rhyolite atau Dasitik, dan proses runtuhan kaldera volkanik. Pembentukan dari type kuroko ini
berhubungan dengan proses rifting pada back arc yang dapat menghasilkan sulfida masif. Dan
beberapa daerah dapat berhubungan dengan batuan basalt menghasilkan sulfida sebagai indikasi
volkanis bimodal mafic-felsic dalam suatu proses mineralisasi.
Pada endapan tipe Kuroko merupakan endapan yang terbentuk akibat dari aktivitas
vulkanisme bawah laut (submarine vulkanisme) dan hydrothermal dimana batuan penyusunnya
berupa batuan yang bersifat andesitik hingga basaltic. Dan urutan-urutan pembentukan
mineralnya sangat teratur yang terbagi dalam beberapa zona pengendapan. Pembentukan
endapan tipe Kuroko berhubungan dengan proses rifting pada back arc yang dapat menghasilkan
sulfida massive Tipe endapan Kuroko dicirikan oleh mineral polimetalik yang mengandung Cu –
Pb – Zn yang terbentuk pada gunung api bawah laut yang bersifat asam berumur Miosen dalam
seri batuan Green Tuff di daerah Jepang.
Terjadinya endapan Kuroko mempunyai proses mineralisasi yang sangat kompleks ; Pembentukan mineral – mineral group Gypsum (Anhydrite, Gips Selenite, Alabaster, Skoria
glass). Pembentukan mineral sulfida kompleks (Mixed Sulphide Mineralization) yang sangat intensif Eksplosif volkanik bawah samudera dalam pembentukan breksi pumice aglomerat, tuff dan
kegiatan fumarola. penyebaran endapan logam Cu, Pb, Zn akan terkonsentrasi ke arah atas dari endapan – endapan
logam lainnya yang ada, sedangkan Covelite pada zona supergene enrichment pada zona gossan (greissen), membentuk strata bound sebagai endapan – endapan syngenetik
Suatu endapan Type Kuroko yang terbentuk akan memperlihatkan adanya urutan –
urutan perlapisan yang sistematis, sebagai berikut :
Zona V : barisan Hematite-KuarsaZona IV : lapisan Apatit – Barite
Zona III : lapisan massive Sphalerite – Galena - Barite (bijih hitam) disertai dengan Tetrahedrite, Pyrite, Calcopyrite, Tentatite, dan Bornit.
Zona II : lapisan massive Pyrit - Calcopyrit dan Gypsum.Zona I : desiminasi tubuh/stockwork Pyrit - Calcopyrit - Stok Kwarsa
Gambar 3. Penampang Genetik Endapan Tipe Kuroko
Mineralisasi dan Pola Alterasi
Pola alterasi dan mineralisasi dapat dibagi dalam beberapa tipe dasar yaitu :
a. Keiko Ore / Derajat rendah
Terdiri atas veinlet kwarsa yang mengandung galena masif, sphalerite, dan Barite
dengan variasi jumlah Calcopyrite dan pyrite. Setempat mengandung sulfida dan lapisan rijang
ferigenous. Mineral penyerta lain yaitu arsenic, emas, perak dan nikel, dan sulfosat mineral
terutama tetrahydrite – tennatite.
b. Tipe Kuroko
Yang dimaksud dengan endapan Kuroko yaitu endapan yang berupa urutan pengendapan
dari logam-logam sulfida dan sulfat. Proses pembentukannya yang erat dengan kegiatan
vulkanisme bawah lautdan dipengaruhi oleh pengaruh aktivitas hidrothermal. Tipe ini di sertai
alterasi mineral Zeolith sebagai penciri green tuff dari Jepang. Zona dekat kontak stockwork
diperkaya oleh Mg – Clorite dan serisit hasil alterasi dan silisifikasi. Terdapat pula seri alterasi
Serisit Montmorilonite, dan Fe/Mg chlorite dengan kondisi temperatur pembentukan tipe kuroko
sekitar 200 oC – 320oC.
Pada gambar 5. tampak adanya suatu model genetik endapan Tipe Kuroko
(Franklin,1981). Pada gambar pertama menggambarkan keadaan type ledakan gas yang
membumbung. Pada gambar kedua menjelaskan pengangkatan keatas yang menghasilkan
ledakan berupa fragmen-fragmen.Pada gambar ketiga merupakan suatu ledakan gas type 2
dimana terjadi mineralisasi hidrotermal. Dan pada gambar ke 4. merupakan gambar pengendapan
dari endapan mineral.