AKTIVITAS RAMADHAN DALAM MENUMBUHKAN
PENDIDIKAN KARAKTER REMAJA
DI SMPIT ASH-SHIDDIQIYYAH TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
M. Ali Safina
NIM. 11150110000070
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
M. Ali Safina (NIM. 11150110000070). Aktivitas Ramadhan Dalam
Menumbuhkan Pendidikan Karakter Remaja di SMP IT Ash-Shiddiqiyyah
Tangerang Selatan. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pelaksanaan aktivitas
ramadhan di sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah dalam menumbuhkan pendidikan
karakter siswa, (2) pengaruh pelaksanaan aktivitas ramadhan itu sendiri terhadap
pendidikan karakter siswa, (3) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
aktivitas ramadhan dalam menumbuhkan pendidikan karakter di sekolah SMPIT
Ash-Shiddiqiyyah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analisis ditunjang dengan data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan
penelitian lapangan. Sedangkan untuk metode pengumpulan data, peneliti
menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan kuesioner. Lalu, semua
data yang telah diperoleh, diproses melalui beberapa tahap proses, dimulai dari
reduksi data (mengambil data yang dibutuhkan), display data (menyajikan data),
lalu terakhir verifikasi data (menarik kesimpulan). Untuk menguji keabsahan data,
maka peneliti menggunakan prosedur cek ulang secara cermat, ketekunan
pengamatan dan triangulasi data.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas ramadhan yang
terdapat pada sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah sangatlah beragam dan
bermacam-macam jenis kegiatan didalamnya yaitu seperti; Tarhib Ramadhan,
Daurah Qur’an, Mabit Qur’an, dan Pidato/Kultum. Sekolah SMPIT Ash-
Shiddiqiyyah memang sekolah yang berlandaskan pada pendekatan dunia Qur’an.
Sehingga semua kegiatan yang ada di sekolah selalu bertujuan untuk mendekatkan
semua siswa/siswi pada Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW. Selain itu juga
proses aktivitas ramadhan di sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah sangat
mendukung dalam kegiatan proses belajar mengajar, membangun serta
memperkokoh kualitas budaya karakter yang berakhlakul karimah serta berkiblat
pada pokok-pokok ajaran Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Terdapat pula faktor pendukung aktivitas ramadhan dalam menumbuhkan
pendidikan karakter siswa yaitu peran guru yang begitu aktif dalam memberikan
bimbingan pendidikan Islami melalui kegiatan aktivitas ramadhan dengan
beberapa sifat yang dicontohkannya melalui keteladanan, pembiasaan dalam
bersikap dan berbuat serta saling mengingatkan. Adapun faktor penghambatnya
adalah kurangnya minat motivasi dan dorongan yang datang dari orang tua dalam
mengarahkan siswa/siswi untuk mengikuti kegiatan aktivitas Ramadhan yang
masih belum dilakukan secara maksimal.
Kata Kunci : Aktivitas Ramadhan, Pendidikan Karakter.
ii
ABSTRACT
M. Ali Safina (NIM. 11150110000070). Ramadhan Activities In Fostering
Youth Character Education at IT Ash-Shiddiqiyyah Middle School, South
Tangerang. Thesis Department of Islamic Education UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
This study aims to determine (1) the implementation of Ramadan activities
in Ash-Shiddiqiyyah Middle School IT in growing student character education, (2)
the effect of the implementation of Ramadan itself on student character education,
(3) supporting and inhibiting factors in the implementation of Ramadan activities
in growing character education at Ash-Shiddiqiyyah IT Middle School.
The method used in this research is descriptive analysis method supported
by data obtained through library research and field research. As for the data
collection method, researchers used observations, interviews, documentation and
questionnaires. Then, all the data that has been obtained, is processed through
several stages of the process, starting from data reduction (taking data needed),
displaying data (presenting data), then finally verifying data (drawing
conclusions). To test the validity of the data, the researchers used a careful re-
check procedure, observation persistence and triangulation of data.
The results of this study indicate that the activities of Ramadan found in
Ash-Shiddiqiyyah IT Middle School are very diverse and various types of
activities therein such as; Tarhib Ramadhan, Daurah Qur’an, Mabit Qur’an, and
Speech / Kultum. Ash-Shiddiqiyyah IT Middle School is indeed a school based on
the approach of the world of the Qur'an. So that all activities in the school always
aim to bring all students / students closer to the Qur'an and the Sunnah of the
Prophet Muhammad. In addition, the process of Ramadhan activities in Ash-
Shiddiqiyyah IT Middle School is very supportive in teaching and learning
activities, building and strengthening the quality of character culture that has the
character of karimah and is oriented to the principles of Islamic teachings as
exemplified by Rasulullah SAW. There are also factors supporting the activities of
Ramadan in building student character education, namely the role of teachers
who are so active in providing Islamic education guidance through Ramadan
activities with some characteristics that are exemplified through exemplary
behavior, habituation in acting and acting and reminding each other. The
inhibiting factor is the lack of interest in motivation and encouragement that
comes from parents in directing students to participate in Ramadan activities that
are still not done optimally.
Keywords: Ramadhan Activities, Character Education
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin Segala puji hanya bagi Allah SWT atas
segala rahmat dan nikmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam. Tidak lupa pula kita mengucapkan shalawat serta salam kepada
baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan kita selaku
umatnya semoga selalu mendapatkan limpahan keberkahan dari-Nya.
Dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini penulis menyadari banyak
sedikitnya hambatan serta kesulitan yang dialami dan ditemukan, tetapi ini semua
dapat dihadapi dan diselesaikan dengan baik berkat do’a, dukungan, serta arahan
yang positif. Oleh sebab itu dalam kesempatan kali ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.A, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag, Selaku Kepala Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag, Selaku Dosen Penasihat Akademik serta
Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan penuh kesabaran dan kasih
sayang memberikan waktu luang untuk melakukan bimbingan dan arahan.
Semoga kebaikannya menjadi suatu amal ibadah.
4. Kepada seluruh jajaran Dosen Pendidikan Agama Islam, jasa bapak dan
ibu tidak akan pernah untuk terlupakan, dan terima kasih pula kepada Ibu
Isti selaku staf Jurusan Pendidikan Agama Islam jasa ibu sangat berarti.
5. Pimpinan dan staf Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas Imu
Tarbiyah dan Keguruan yang telah membantu penulis dalam menyediakan
dan memberikan pinjaman literatur yang penulis butuhkan.
iv
6. Bapak Subhanallah, S.Pd, Selaku Kepala Sekolah SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah yang telah mengizinkan penulis dalam melakukan penelitian
di sekolah.
7. Bapak Faisal Aripin S.Pd beserta jajarannya, Selaku Wakil Kepala
Sekolah SMP IT Ash-Shiddiqiyyah yang telah memberikan waktu dan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Bapak Darma Sasmita, S.Si, Selaku Koordinator Bidang Keagamaan
Sekolah SMP IT Ash-Shiddiqiyyah, penulis ucapkan terima kasih banyak
atas bimbingannya, semoga jasa-jasanya menjadi amal ibadah.
9. Seluruh Jajaran Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah yang tidak bisa dituliskan satu persatu, penulis ucapkan
terima kasih banyak.
10. Kepada seluruh siswa-siswi SMP IT Ash-Shiddiqiyyah saya ucapkan
terima kasih banyak atas bantuan dan waktunya.
11. Kedua orang tua tercinta, Bapak Sulam Taufik dan Ibu Siti Barokah terima
kasih atas do’a, dukungan, serta arahan kalian yang tidak pernah mengenal
lelah untuk terus memberikan yang terbaik kepada anaknya sehingga
mencapai pada puncak kesuksesan, semoga Allah SWT selalu
melimpahkan rahmat serta kasih sayangnya kepada kalian.
12. Adik saya Ardanu Ahmad, yang juga terus memberikan motivasi kepada
penulis yang akhirnya semua ini dapat terwujud.
13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam Angkatan
2015 terutama kelas C semoga kesuksesan menyertai kalian, dan
senantiasa dinaungi keberkahan dan lindungan Allah SWT. Terima kasih
telah menjadi teman yang baik, memberikan canda tawa dan kebersamaan
dengan kalian yang kelak dirindukan.
Ucapan terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini yang mungkin belum saya sebutkan
namanya, semoga kebaikan kalian semua selalu dinilai ibadah serta mendapatkan
keberkahan selalu, Amin.
v
Demikianlah skripsi ini dibuat semoga membawa banyak manfaat serta
ilmu pengetahuan bagi kita semua, walaupun dalam penulisan ini penulis sudah
berusaha untuk meminimalisir kekurangan akan tetapi jika nanti ditemukan
kekurangan atau kelemahan. Harapan besar untuk memberikan masukan serta
kritik saran yang membawa kesempurnaan yang jauh lebih baik lagi dari yang
peneliti lakukan ini.
Jakarta, Agustus 2019
Penulis
M. Ali Safina
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ................................................................................ 8
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Puasa Ramadhan .................................................................................... 11
1. Pengertian Puasa Ramadhan ................................................................. 11
2. Amalan Penting Pada Bulan Ramadhan ................................................ 14
3. Keutamaan dan Hikmah Puasa Ramadhan ............................................ 21
B. Pendidikan Karakter ............................................................................... 23
1. Pengertian Pendidikan Karakter ........................................................... 23
2. Tujuan Pendidikan Karakter ................................................................. 26
3. Metode dalam Membangun Pendidikan Karakter ................................. 28
4. Deskripsi Nilai-nilai Pendidikan Karakter ............................................ 31
C. Remaja ................................................................................................... 38
1. Pengertian Remaja ............................................................................... 38
2. Perkembangan Remaja ......................................................................... 41
3. Ciri-ciri Perkembangan Remaja ............................................................ 43
vii
D. Hasil Penelitian Yang Relevan................................................................ 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 52
B. Latar Penelitian (Setting) ........................................................................ 52
C. Metode Penelitian ................................................................................... 53
D. Unit Analisis .......................................................................................... 53
E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ......................................... 54
F. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................. 60
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................ 64
B. Temuan Penelitian .................................................................................. 69
C. Pembahasan Temuan Penelitian .............................................................. 77
1. Pelaksanaan Kegiatan Aktivitas Ramadhan di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Tangerang Selatan ................................................................................ 77
2. Pengaruh Kegiatan Aktivitas Ramadhan di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Tangerang Selatan ................................................................................ 88
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Kegiatan Aktivitas
Ramadhan di SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan .................. 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 104
B. Saran .................................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 107
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pedoman Observasi SMPIT Ash-Shiddiqiyyah 55
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Siswa/Siswi SMPIT Ash-Shiddiqiyyah 56
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru SMPIT Ash-Shiddiqiyyah 57
Tabel 3.4 Ceklist Dokumentasi SMPIT Ash-Shiddiqiyyah 58
Tabel 3.5 Kisi-kisi Angket SMPIT Ash-Shiddiqiyyah 59
Tabel 3.6 Skor Alternatif Jawaban Angket SMPIT Ash-Shiddiqiyyah 60
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Observasi Sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah
Lampiran 2 Lembar Observasi Pelaksanaan Kegiatan Aktivitas Ramadhan
Lampiran 3 Lembar Angket Penelitian Siswa/siswi SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Lampiran 4 Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah
Lampiran 5 Hasil Wawancara Koordinator Bidang Keagamaan
Lampiran 6 Hasil Wawancara Koordinator Guru Tahfizh
Lampiran 7 Hasil Wawancara Guru Tahfizh Al-Qur’an
Lampiran 8 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VII
Lampiran 9 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas VIII
Lampiran 10 Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas IX
Lampiran 11 Hasil Studi Dokumentasi Sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah
Lampiran 12 Tabel Ceklist Dokumentasi SMPIT Ash Shiddiqiyyah
Lampiran 13 Surat Keterangan Hasil Penelitian dari Sekolah
Lampiran 14 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi
Lampiran 15 Lembar Uji Referensi
Lampiran 16 Foto-Foto Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam Islam, latihan rohani yang diperlukan manusia diberikan
dalam bentuk ibadah. Semua dalam Islam baik shalat, puasa, zakat,
maupun haji, bertujuan untuk membuat rohani manusia agar tetap ingat
kepada Tuhan dan bahkan merasa senantiasa dekat pada-Nya. Keadaan
senantiasa dekat dengan Tuhan Yang Suci dapat mempertajam rasa
kesucian yang selanjutnya menjadi “rem” bagi hawa nafsunya untuk tidak
melanggar nilai-nilai moral, peraturan dan hukum yang berlaku.1
Ramadhan adalah salah satu nama bulan dalam tahun hijriah. Di
bulan ini kaum Muslimin diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan
penuh. Kewajiban puasa ini untuk pertama kalinya dikeluarkan pada bulan
sya’ban tahun kedua Hijriah. Hukum puasa ramadhan ini wajib kepada
setiap muslim dan muslimat yang telah memenuhi syarat-syaratnya.
Kewajiban puasa ini didasarkan pada Al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma.
Karena itu, orang yang mengingkari kewajibannya dianggap kafir dan
tidak beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.2
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an
يامكماكتبعلىالذينمنق بلكملعلكميي هاالذينآمن واكتبعليكمالص
ت ت قون
“Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kamu, agar kamu bertakwa. (QS. Al-Baqarah: 183).3
1 M. Ardani, Fikih Ibadah Praktis, (Ciputat: Bumbu Dapur Communication, 2008), h. 1-
2. 2 Dedi Junaedi, Pedoman Puasa: Tuntunan dan Permasalahannya, (Jakarta: Akademika
Pressino, 2010), h. 99. 3 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV Alfatih
Berkah Cipta, 2013), h. 28.
2
Bulan ramadhan merupakan bulan istimewa, bulan kebaktian,
bulan karunia dan rahmat yang penuh berkah di mana amalan (ibadah) di
bulan ini memberikan manfaat istimewa bagi pelakunya, baik itu di dunia
maupun di akhirat. Amalan terpenting di bulan ini diantaranya sedekah,
shalat taraweh, tadarus Al-Qur’an, itikaf dan lailatul qadar.4
Orang Islam yang sudah akil balig dan sehat jasmani dan rohani
diwajibkan untuk berpuasa ramadhan. Jika tidak, berarti rukun Islamnya
belum sempurna. Untuk itu, agar dapat menjadi muslim yang baik, ia
diwajibkan untuk melaksanakan seluruh ajaran Islam, baik aspek akidah
maupun aspek ibadah, termasuk puasa ramadhan dalam hidupnya.5
Tetapi pada kenyataannya saat ini para pelajar sudah mulai
meninggalkan akar budaya kita, seperti kegiatan beribadah, gotong
royong, saling membantu, dan sikap-sikap positif lainnya, seperti jujur dan
bertangung jawab. Sebagai bangsa yang religius, bangsa Indonesia belum
mengaktualisasikan perilaku yang religius. “Kita belum bertuhan secara
maknawi, tetapi baru secara ritual”.
Pendidikan di sekolah memang tidak bisa lepas dari pendidikan di
rumah. Orang tua ikut bertanggung jawab atas pendidikan anak-anaknya.
Waktu anak bersama orang tua dan keluarga jauh lebih banyak
dibandingkan dengan guru di sekolah. Artinya, orang tua seharusnya lebih
mengetahui sifat-sifat anaknya. Sekolah seharusnya memiliki persatuan
antara orang tua dan guru, dan mengadakan pertemuan rutin.6
Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama dan utama bagi
seseorang. Pendidikan dalam keluarga sangat berperan dalam
mengembangkan watak, kepribadian, nilai-nilai budaya, nilai-nilai
keagamaan dan moral, serta keterampilan sederhana. Dalam konteks ini
proses sosialisasi dan enkulturasi terjadi secara berkelanjutan. Hal ini
4 Dedi Junaedi, op. cit., h. 101. 5 M. Shabir U, Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Ibadah Puasa, Lentera Pendidikan, Vol 14,
No 2, 2011, h. 138. 6 Oki dermawan, Pendidikan Karakter Siswa Melalui Ibadah Puasa, Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, Vol. 8, No. 2, Agustus 2013, h. 230.
3
bertujuan untuk membimbing anak agar menjadi manusia yang beriman,
bertakwa, berakhlak mulia, tangguh, mandiri, kreatif, inovatif, beretos
kerja, setia kawan, peduli akan lingkungan, dan lain sebagainya.7
Hal ini menunjukan bahwa penanaman nilai-nilai kebajikan bagi
anak bermula dari kebiasaan orang tua menanamkan kebiasan baik seperti:
beribadah, saling menghargai, saling menghormati, tolong-menolong,
sikap empati, disiplin, tanggung jawab, dan hidup toleran. Dengan
demikian, salah satu kebiasaan yang bisa ditanamkan kepada anak adalah
berpuasa. Karena nilai-nilai yang terkandung dalam puasa sangat sesuai
dengan tujuan pendidikan.8
Pendidikan tidak hanya mendidik para peserta didiknya untuk
menjadi manusia yang cerdas, tetapi juga membangun kepribadiannya
agar akhlaknya mulia. Saat ini, pendidikan di Indonesia dinilai oleh
banyak kalangan tidak bermasalah dengan peran pendidikan dalam
mencerdaskan para peserta didiknya, namun dinilai kurang berhasil dalam
membangun kepribadian peserta didik agar berakhlak mulia.9
Di Indonesia pelaksanaan pendidikan karakter saat ini memang
dirasakan mendesak. Gambaran situasi masyarakat bahkan situasi dunia
pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok pengaruh utama
implementasi pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan karakter di
Indonesia dirasakan amat perlu pengembangannya bila mengingat makin
meningkatnya tawuran antar pelajar, serta bentuk-bentuk kenakalan remaja
lainnya terutama di kota-kota besar, pemerasan/kekerasan, kecenderungan
dominasi senior terhadap yunior, penggunaan narkoba, dan lain-lain.
Bahkan yang paling memprihatinkan, keinginan untuk membangun sifat
jujur pada anak-anak melalui kantin kejujuran di sekolah, banyak yang
7 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter:Konsep dan Implementasi, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 208. 8 Kuswara dan Yena Sumaya, Peran Nilai-Nilai Puasa Ramadhan Bagi Pendidikan
Karakter Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Edukasi Sebelas April, p-ISSN 2548-8988, e-ISSN 2548-
8996, Vol. 1 No. 1, Februari 2017, h. 2. 9 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia: Revitalisasi
Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemajuan Bangsa, (Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2016), h. 15.
4
gagal, banyak usaha kantin kejujuran yang bangkrut karena belum
bangkitnya sikap jujur pada anak-anak.10
Berkaitan dengan dirasakan semakin mendesaknya implementasi
pendidikan karakter di Indonesia tersebut, Pusat Kurikulum Badan
Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional dalam
publikasinya berjudul Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (2011)
menyatakan bahwa pendidikan karakter pada intinya bertujuan
membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral,
bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis,
berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh
iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila.
Dalam konteks universal pendidikan karakter muncul dan
berkembang dengan dilandasi oleh pemikiran bahwa sekolah tidak hanya
bertanggung jawab agar peserta didik menjadi sekadar cerdas, tetapi juga
harus bertanggung jawab untuk memberdayakan dirinya agar memiliki
nilai-nilai moral yang memandunya dalam kehidupan sehari-hari.11
Seperti yang dijelaskan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003
pasal 3 bahwa: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia : 1)
Yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) Berakhlak
mulia, 3) Sehat, 4) Berilmu, 5) Cakap, 6) Kreatif, 7) Mandiri, dan 8)
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka
kita dapat memahami bahwa tujuan utama pendidikan adalah membentuk
insan yang beriman dan berakhlak mulia.12
Peserta didik dapat dikatakan berkarakter kuat dan baik jika telah
berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang telah ditanamkan dalam
10 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 2. 11 Ibid., h. 9-10. 12 UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
5
proses pendidikan serta digunakan sebagai kekuatan moral dan spiritual
dalam kepribadiannya untuk menjalankan tugas dan kewajibannya
mengelola alam (dunia) untuk kemanfaatan dan kebaikan masyarakat dan
dirinya.
Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa pendidikan karakter
merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga
dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah dan masyarakat luas.
Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut tidak akan berhasil selama
antar lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.
Menjadikan peserta didik berakhlak mulia merupakan sebuah
keharusan. Hanya dengan akhlak mulia karakter bangsa akan terbentuk
sempurna. Manusia-manusia Indonesia akan menjadi insan kamil. Yaitu
manusia yang beraktivitas sesuai dengan fitrah insaniah-nya.13
Al-Qur’an dengan indah membuat perumpamaan tentang
pentingnya akhlak mulia ini yaitu sebagai berikut:
لك يبنآدمقدأن زلناعليكملباساي واريسوآتكموريشاولباسالت قوىذ
لكمنآيتالللعلهميذكرون رذ خي
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan
pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu.
Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah
sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
ingat”. (QS. Al-A’raf [7]:26).14
Didahului dengan informasi bahwa Allah telah menganugerahkan
kemampuan kepada manusia untuk mengenali aurat yang harus dijaga dan
ditutupi dengan pakaian, kemudian fungsi pakaian berkembang menjadi
fashion (mode, perhiasan). Setelah itu, Allah mengunci penjelasan
mengenai fungsi pakaian ini dengan menyatakan bahwa pakaian takwa itu
13 Hamka Abdul Aziz, Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati: Akhlak Mulia Pondasi
Membangun Karakter Bangsa, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2012), h. 198-199. 14 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV
Alfatih Berkah Cipta, 2013), h. 153.
6
ternyata yang paling baik. Pakaian takwa adalah pakaian ruh, pakaian hati,
pakaian inilah yang menutupi rasa malu, rasa hina, rasa takut dan harapan
hati di hadapan Allah.15
إناللمعالذينات قواوالذينهممسنون
“Sungguh Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-
orang yang berbuat kebaikan”. (QS. An-Nahl [16]: 128)16
Berangkat dari pemaparan sebagaimana di atas, keluarga dan pihak
sekolah memang harus ada kerja sama atau saling mengisi dalam
pendidikan anak, terutama terkait khusus dalam pendidikan karakter ini.
Akan tetapi, ada persoalan yang umum terjadi di kalangan masyarakat,
yakni keluarga seakan tidak mempunyai cukup waktu untuk mendidik
anak-anaknya. Hal ini disebabkan tingginya aktivitas orangtua di luar
rumah atau sibuk bekerja. Lebih menyedihkan lagi, orangtua tidak
mempunyai kesadaran untuk mendidiknya dengan dalih sudah di
sekolahkan, bahkan di sekolah yang mahal dan favorit. Di sinilah
sesungguhnya lembaga pendidikan mempunyai tugas dan tanggung jawab
yang tidak ringan.17
Dengan demikian betapa pentingnya pendidikan karakter
ditanamkan kepada anak terlebih dalam usia remaja yang mana dalam hal
ini umur peralihan dari anak menuju dewasa yang merupakan masa
perkembangan terakhir dalam pembinaan kepribadian atau masa persiapan
usia dewasa. Masa remaja, anak mengalami permasalahan yang kompleks.
Dari waktu ke waktu problem usia remaja semakin berkembang seiring
dengan perubahan sosial sebagai dampak dari kemajuan sains dan
teknologi pada suatu negara, tidak terkecuali di tanah air.18
15 Hamka Abdul Aziz, op. cit., h. 125-126 16 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV
Alfatih Berkah Cipta, 2013), h. 281. 17 Akhmad Muhaimin Azzet, op. cit., h. 35. 18 Abdullah Idi dan Safarina, Etika Pendidikan: Keluarga, Sekolah dan Masyarakat,
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016), h. 47.
7
Sudah barang tentu pihak sekolah juga tidak dapat bergerak sendiri
dalam membangun pilar karakter yang baik pada diri sang anak didik.
Dalam hal ini peran orang tua dan juga masyarakat perlu untuk melakukan
suatu arahan yang baik sehingga perkembangan anak remaja dapat
diarahkan kepada sesuatu hal yang berdampak positif bagi diri remaja.
Oleh sebab itu perlu ditanamkan nilai-nilai pendidikan kepada para
generasi penerus bangsa ini terutama pada anak remaja.
Sebagaimana dalam hal yang lain waka kesiswaan juga
mengatakan seorang siswa yang masih kurangnya kontrol yang baik dari
pihak orangtua serta kondisi lingkungan rumah yang belum menjamin
kebudayaan karakter bagi siswa merupakan tantangan bagi sekolah dalam
mewujudkan nilai-nilai karakter.19
Penelitian ini dilakukan di sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Tangerang Selatan. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang memiliki
corak keagamaan yang sangat baik serta sekolah ini mempunyai sebuah
program keunggulan dari sekolah yang lain yaitu dalam bidang tahfidz.
Sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah mewajibkan untuk semua peserta didik
dapat menghafalkan Al-Qur’an minimal 3 juz.
Sehingga dengan demikian lulusan peserta didik dari sekolah ini
dapat memiliki hafalan yang baik dimana sangat membantu perkembangan
siswa/siswi terutama pada taraf SMP yang telah memasuki usia remajanya.
Sistem pembelajaran yang diterapkan di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah yakni
sangat berpedoman dengan ilmu-ilmu keagamaan yang terdapat di
dalamnya.
Penanaman nilai-nilai Islam dilakukan dengan membiasakan
peserta didik untuk selalu dekat dengan Al-Qur’an dan berbagai sunah
Nabi Muhammad SAW. Seperti dalam menghafalkan ayat-ayat suci Al-
19 Hasil Wawancara Waka Kesiswaan pada tanggal 14 Mei 2019.
8
Qur’an, berpuasa sunah, shalat zuhur dan dhuha berjamaah, juga secara
bergantian menjadi muadzin shalat dan imam shalat.20
Dengan beberapa alasan tersebut, peneliti ingin mengkaji dan
memahami lebih dalam mengenai kegiatan keagamaan sekolah SMPIT
Ash-Shiddiqiyyah dalam menumbuhkan karakter pada diri siswa. Dalam
penelitian ini, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan judul
“AKTIVITAS RAMADHAN DALAM MENUMBUHKAN
PENDIDIKAN KARAKTER REMAJA DI SMPIT ASH-
SHIDDIQIYYAH TANGERANG SELATAN”
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat di
identifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengaplikasian budaya karakter siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua terhadap siswa dalam
menghidupkan budaya karakter.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah tersebut, untuk lebih
memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka diberikan batasan yang
berkaitan dan sesuai dengan judul yang ada. Penulis hanya akan
membahas fokus masalah yang diteliti adalah “Proses pelaksanaan
aktivitas ramadhan dengan menguraikan faktor pendukung dan
penghambatnya, serta mendeskripsikan pengaruh dari aktivitas ramadhan
dalam menumbuhkan pendidikan karakter remaja.”
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi dan dibatasi di atas,
maka perumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
20 Hasil Observasi Sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan pada tanggal 20
Maret 2019.
9
1. Bagaimana pelaksanaan aktivitas ramadhan dalam menumbuhkan
pendidikan karakter remaja di SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang
Selatan?
2. Bagaimana pengaruh pelaksanaan aktivitas ramadhan dalam
menumbuhkan pendidikan karakter remaja di SMPIT Ash
Shiddiqiyyah Tangerang Selatan?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan aktivitas
ramadhan dalam menumbuhkan pendidikan karakter remaja di SMPIT
Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan?
E. Tujuan Penelitian
Dari hasil penelitian ini, maka terdapat beberapa tujuan penelitian
diantaranya:
1. Mengetahui pelaksanaan kegiatan aktivitas ramadhan dalam
menumbuhkan pendidikan karakter remaja di SMPIT Ash
Shiddiqiyyah.
2. Mengetahui pengaruh kegiatan aktivitas ramadhan dalam
menumbuhkan pendidikan karakter remaja di SMPIT Ash
Shiddiqiyyah.
3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan
kegiatan aktivitas ramadhan dalam menumbuhkan pendidikan karakter
remaja di SMPIT Ash Shiddiqiyyah.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini, maka terdapat beberapa manfaat
penelitian diantaranya:
1. Secara Akademis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah ilmu
pengetahuan dalam mengembangkan pendidikan karakter bagi
lembaga-lembaga pendidikan.
10
b. Menambah referensi dalam dunia pendidikan, khususnya di
jurusan Pendidikan Agama Islam dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Secara Praktis
a. Bagi Pihak sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam
rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan
karakter siswa.
b. Bagi Guru
Sebagai bentuk motivasi untuk selalu meningkatkan keterampilan
dalam memberikan penanaman-penanaman yang mendukung
tumbuhnya pendidikan karakter yang baik pada diri siswa.
c. Bagi Siswa
Bagi siswa SMP IT Ash Shiddiqiyyah hasil penelitian ini
diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta
menumbuhkan sifat akhlakul karimah dalam keseharian siswa.
d. Bagi Penulis
1) Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam memperoleh gelar
sarjana S.Pd.
2) Sebagai sumber informasi dan pengetahuan yang bermanfaat
mengenai penanaman pendidikan karakter remaja melalui
aktivitas ramadhan.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Puasa Ramadhan
1. Pengertian Puasa Ramadhan
Puasa yang dalam bahasa Arab “shaum” atau “shiyam”, secara
bahasa berarti “menahan” (al-imsak). Arti ini bersifat umum, menahan
segala kegiatan, baik perkataan maupun perbuatan. Ini seperti ucapan
Siti Maryam saat menahan diri dari berbicara dengan menggunakan
kata “shaum”,1 dalam firman Allah:
نذرتلرحنصوماف لناكل مالي ومانسيا....إن
“Sesunggunya aku bernazar shaum (puasa) untuk Tuhan yang Maha
Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusia
pun pada hari ini.” (QS. Maryam: 26)2
Sedangkan secara istilah syara, puasa adalah menahan diri dari
makan, minum, dan sesuatu yang membatalkan puasa sejak dari terbit
fajar sampai terbenam matahari disertai dengan suatu niat ibadah.
Artinya apa yang dilakukan hanyalah karena mengharap pahala dan
ridha Allah SWT sebab ibadah menurut para ahli fiqih berarti segala
perbuatan taat yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah Azza
wa Jalla dan mengharap pahala-Nya di akhirat. Sebagian ulama ada
juga yang mendefinisikan puasa dengan “menahan diri dari nafsu perut
dan nafsu kemaluan selama sehari penuh, mulai dari terbit fajar sampai
terbenam matahari dengan disertai niat khusus”.3
Definisi puasa seperti inilah yang oleh Imam Abu Hamid Al-
Ghazali disebut sebagai puasa awam. Sedangkan untuk kebaikan dan
kesempurnaan puasa hendaknya juga meninggalkan segala perkataan
dan perbuatan tercela, dengan menahan diri dari keinginan nafsu atau
1 Dedi Junaedi, op. cit., h. 9 2 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV Alfatih
Berkah Cipta, 2013), h. 307. 3 Dedi Junaedi, op. cit., h. 10.
12
syahwat buruk dengan penuh kesabaran dan mempersiapkan jiwa
untuk bertakwa kepada Allah SWT yang senantiasa melihat dan
mengawasi, baik dalam keadaan terang-terangan maupun dalam
keadaan tersembunyi. Jadi, puasa yang hakiki adalah puasa yang tidak
hanya meninggalkan makan dan minum serta hubungan seks, tetapi
juga menahan diri dari segala perkataan dan perbuatan yang
bertentangan dengan iman dan tidak sesuai dengan sifat takwa.4
Sedangkan pengertian puasa dari segi akhlak adalah ekspresi
penghambaan kepada Allah SWT yang didalamnya memiliki dimensi
ritual dan sosial. Karena di dalam puasa tersebut terdapat anjuran-
anjuran yang mengarah kepada hal-hal yang bersifat ritual (ibadah) dan
sosial yang dapat menumbuhkan moral yang baik serta rasa
persaudaraan yang kuat antara sesama umat Muslim. Diantaranya
bersedekah, shalat-shalat sunah, tadarus, shalat i’d, zakat fitrah. Puasa
secara akhlaki ini meliputi pengendalian anggota tubuh terutama
kelamin, mata, telinga dan hidung dari hal-hal yang diharamkan.5
Kata yang kedua adalah Ramadhan. Kata ini berasal dari kata Ar-
Ramadh yaitu batu yang panas karena panas teriknya matahari. Ibnu
Manzhur mengatakan: “Ramadhan adalah salah satu nama bulan yang
telah dikenal.” Ibnu Duraid menambahkan: Ketika orang-orang
mengadopsi nama-nama bulan dari bahasa kuno secara sima’i dengan
zaman (masa) yang ada dalam bulan itu, maka bulan Ramadhan
bertepatan dengan masa panas terik, lalu dinamakanlah dengan
Ramadhan. Ada pula yang mengatakan diadopsi dari الصائم رمض
(panasnya orang yang puasa) ketika tenggorokannya panas karena
sangat haus. Al-Fairuz Abadi menambahkan bahwa bulan Ramadhan
dinamakan demikian karena ia membakar dosa-dosa.6
4 Ibid., h. 10-11. 5 Salman Nano, Maka Berpuasalah, (Jakarta: Al-Huda, 2006), h. 10. 6 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah:
Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji, (Jakarta: AMZAH, 2015), h. 434.
13
Adapun syarat sah dan wajib melakukan puasa dalam Islam adalah:
a. Muslim,
Muslim (orang Islam). Karena itu, orang non-muslim (kafir)
tidak wajib puasa lantaran puasa ini merupakan ibadah Islam.
b. Berakal / balig
Orang muslim wajib berpuasa apabila ia memiliki akal sehat
dan telah balig (dewasa) karena orang gila dan masih kanak-
kanak tidak dianggap mukallaf. Bagi anak-anak meskipun ia
belum mukallaf (belum wajib puasa), wali atau orang tuanya
hendaknya menyuruh mereka untuk berpuasa sebagai latihan
baginya membiasakan berpuasa sejak dari kecil selama ia
mampu melaksanakannya.
c. Berpuasa pada waktunya
Yakni di hari yang dapat (boleh) dipergunakan untuk berpuasa.
Karena itu, tidak sah puasa yang dilakukan di hari-hari yang
terlarang untuk berpuasa, seperti hari raya Fitri dan Adha serta
hari-hari tasyrik.
d. Suci dari Haid atau Nifas
Bagi wanita hendaknya suci dari haid atau nifas. Wanita dalam
kondisi haid atau nifas dilarang berpuasa dan jika tetap
melaksanakannya maka tidak sah (batal) puasanya. Mereka itu
diwajibkan qadha (mengganti puasa yang ditinggalkannya) di
hari-hari lain.
e. Mukim
Mukim (berada di kampung) karena orang yang bepergian
(musafir) tidak wajib berpuasa disaat bepergian itu. Ia boleh
berbuka dengan kewajiban qadha (mengganti puasa sebanyak
hari yang ditinggalkannya) dihari-hari lain.7
7 Dedi Junaedi, op. cit., h. 23-25.
14
f. Sanggup Berpuasa
Hal ini karena orang-orang yang lemah dan sakit tidak wajib
berpuasa. Kepada mereka yang tidak mampu berpuasa ini
dikenakan kewajiban qadha atau fidyah. Kebolehan tidak
berpuasa ini bagi wanita yang sedang haid atau nifas (setelah
melahirkan), musafir (orang yang dalam bepergian jauh) dan
orang sakit, merupakan rukhsah (keringanan atau dispensasi)
dari Allah SWT, karena orang-orang yang bepergian (musafir)
biasanya membutuhkan tenaga (terasa penat dan capek), dan
orang sakit tidak mampu berpuasa lantaran penyakit yang
dideritanya.8
Puasa Ramadhan mulai diwajibkan pada hari Senin, tanggal 2
Sya’ban tahun ke-2 Hijriah. Ini berarti bahwa puasa Ramadhan mulai
diwajibkan setelah Nabi berhijrah ke Madinah. Sebelum diturunkan
kewajiban berpuasa itu, tidak berarti bahwa mereka tidak pernah
melakukan puasa. Ketika baru tiba di Madinah, Rasulullah
memerintahkan kaum Muslimin untuk berpuasa 3 hari dalam sebulan.
Di samping mereka melaksanakan puasa hari Asyura (10 Muharram)
sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi di Madinah
ketika itu.
Setelah turunnya kewajiban berpuasa Ramadhan, maka yang
diwajibkan atas orang-orang beriman hanyalah puasa Ramadhan,
sedangkan puasa-puasa yang lain yang sebelumnya dilaksanakan oleh
kaum Muslimin menjadi puasa sunnat.9
2. Amalan Penting Pada Bulan Ramadhan
Pada dasarnya setiap amal kebajikan di bulan ramadhan itu
pahalanya berlipat ganda lantaran bulan ini memiliki kelebihan dan
keutamaan. Namun, ada beberapa amal kebajikan yang penting dan
8 Ibid. 9 Ahmad Thib Raya dan Siti Musdah Mulia, Menyelami Seluk-Beluk Ibadah Dalam
Islam, (Bogor: Kencana, 2003), h. 213-214.
15
merupakan amaliah ramadhan yang hendaknya dilaksanakan oleh
setiap orang muslim, yaitu:
a. Sedekah atau Infak
Pengertian sedekah secara syar’i adalah pemberian dari
seorang muslim secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi waktu
dan jumlah (haul dan nisab). Pemberian ini merupakan
kebaikan dengan mengharap rida Allah SWT. Dalam
pengertian sedekah ini sesungguhnya tidak hanya dibatasi
dalam bentuk uang, melainkan sejumlah amal kebaikan, seperti
senyum dan membuang duri atau batu di tengah jalan. Itu
semua juga termasuk dalam pengertian sedekah.10
Sedekah itu merupakan amal kebaikan yang harus
dilakukan baik di bulan ramadhan maupun bulan lainnya.
Hanya saja, pelaksanaan di bulan ramadhan memiliki nilai
tambah, sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadis Nabi
SAW, di antaranya:11
لىوخالي عل ث ناوكيع،عنابنأبلي بنممد:حد ث ناعلي ى،حد
عنعبدالملك.وأبومعاوية،عنحجاجكل همعنعطاء،عنزيدبنخالد
قال:قالرسولهللصلىهللا عليهوسلم:))منفطرصائماكانلهالهن
ئا((أمثل قصمنأجورهمشي جرهم.منغيأني ن
Ali bin Muhammad menyampaikan kepada kami dari Waki’,
dari Ibnu Abu Laila dan pamanku, Ya’la. dari Abdul Malik dan
Abu Muawiyah, dari Hajjaj, semuanya dari Atha’, dari Zaid
bin Khalid al-Juhani bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa
yang memberi takjil bagi orang yang berpuasa, dia mendapat
10 Muhammad Najmuddin Zuhdi dan Muhammad Anis Sumaji, 125 Masalah Puasa,
(Solo: Tiga Serangkai, 2008), h. 168. 11 Dedi Junaedi, op. cit., h. 113.
16
pahala seperti pahala mereka (orang yang berpuasa) tanpa
mengurangi pahalanya sedikit pun.” (HR. Ibnu Majah).12
رضوااللق رضاحسنايضاعفلمولم إنالمصدقنيوالمصدقاتوأق
أجركري
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki
maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan
pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan
(pahalanya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang
banyak.” (QS. Al-Hadid: 18)13
Adapun hal-hal yang harus dihindari ketika seseorang
bersedekah adalah sebagai berikut:
1) Orang yang bersedekah harus menghindari sifat
sombong dan riya’.
2) Orang yang bersedekah harus menghindari ucapan dan
perbuatan yang menyakiti hati orang yang diberi.14
يأي هاالذينآمنوالت بطلواصدقاتكمبلمنوالذىكالذيي نفقمالهرئء
الناسولي ؤمنبللوالي ومالخرفمث لهكمثلصفوانعليهت رابفأصابه
لي هديالقوموابلف ت ركهصل دالي قدرونعلىشيءماكسبواوالل
الكافرين
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan
hartanya karena riya’ (pamer) kepada manusia dan dia tidak
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada
tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah
12 Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al-Qazwini Ibnu Majah, Ensiklopedia Hadits 8;
Sunan Ibnu Majah, (Penerjemah: Saifuddin Zuhri), (Jakarta: almahira, 2013), h. 308. 13 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV
Alfatih Berkah Cipta, 2013), h. 539. 14 Muhammad Najmuddin Zuhdi dan Muhammad Anis Sumaji, op. cit., h. 167.
17
dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai
sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir” (QS. Al-
Baqarah: 264)15
3) Orang yang bersedekah harus menghindari barang yang
diragukan kehalalannya, apalagi barang yang haram.16
b. Qiyamu Ramadhan (Tarawih)
Secara bahasa, kata tarawih (تراويح) adalah bentuk jama dari
bentuk tunggalnya, yaitu tarwihah (تروحية) Maknanya secara
bahasa adalah istirahat. Namun yang dimaksud adalah duduk
dengan jeda waktu agak lama di antara rangkaian rakaat-
rakaat shalat itu. Secara syariah shalat tarawih adalah shalat
sunnah yang hanya dilakukan pada malam bulan Ramadhan,
dengan dua-dua rakaat, dimana para ulama berbeda
pendapat tentang jumlahnya.
Shalat tarawih dikenal sebagai shalat yang dilakukan pada
malam bulan Ramadhan. Dahulu Rasulullah SAW pernah
melakukannya di masjid bersama dengan beberapa sahabat.
Namun pada malam berikutnya, jumlah mereka menjadi
bertambah banyak. Semakin bertambah lagi pada malam
berikutnya. Dengan itu lantas Rasulullah SAW memutuskan
untuk tidak melakukannya di masjid bersama para sahabat.
Alasan yang dikemukakan saat itu adalah takut shalat tarawih
itu diwajibkan. Karena itu kemudian mereka shalat sendiri-
sendiri.17
Qiyamu ramadhan atau shalat tarawih adalah sunat
hukumnya, bagi laki-laki dan perempuan. Shalat ini
15 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV.
Alfatih Berkah Cipta, 2013), h. 44. 16 Muhammad Najmuddin Zuhdi dan Muhammad Anis Sumaji, op. cit., h. 168. 17 Muhammad Mahmud Nasution, TARAWIH DAN TAHAJJUD (Tinjauan Persamaan
Dan Perbedaan Dalam Pelaksanaan Dan Keutamaan), FITRAH, Vol. 01 No. 2. 2015, h. 219-220.
18
dilaksanakan setelah shalat isya dan sebelum witir. Adapun
hikmah dibalik anjuran qiyamu ramadhan itu adalah
merupakan riyadatul arwah (latihan jiwa atau rohani) dalam
mempelajari (bacaan-bacaan) Al-Qur’an setelah latihan
berpuasa (di siang hari) serta mendekatkan diri kepada Allah
SWT dengan memperbanyak ruku dan sujud (ibadah).18
c. Tilawatil Quran (Tadarus)
Membaca Al-Qur’an Al-Karim adalah ibadah baik di bulan
ramadhan maupun di bulan lainnya. Hanya saja di bulan
ramadhan lebih utama, di mana dibulan ini Al-Qur’an Al-
Karim pertama kali diturunkan. Selain itu disebutkan bahwa
penetapan puasa ramadhan pun adalah demi Al-Qur’an Al-
Karim. Karena penurunan Al-Qur’an Al-Karim di bulan
ramadhan inilah, maka ramadhan dijadikan bulan puasa sebagai
penghormatan dan syukur atas penurunan yang merupakan
petunjuk dan pedoman bagi manusia.19
Dalam Islam, membaca dan mendengarkan Al-Qur’an amat
besar pahalanya. Pahala membaca Al-Qur’an adalah satu
kebaikan untuk setiap satu huruf sedangkan satu kebaikan
pahalanya lipat sepuluh. Demikian disabdakan Rasulullah
SAW.
Sementara itu, anjuran mendengarkan Al-Qur’an secara
tegas dijelaskan oleh Al-Qur’an sendiri.20
Allah berfirman
dalam surat Al-A’raf ayat 204:
وإذاقرئالقرآنفاستمعوالهوأنصتوالعلكمت رحون
“Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-
baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat.” (QS. Al-A’raf:204)21
18 Dedi Junaedi, op. cit., h. 115. 19 Ibid., h. 118-119. 20 Irfan Supandi, Ensiklopedi Puasa, (Surakarta: Indiva Pustaka, 2008), h. 306.
19
Sesuai hal tersebut diatas, maka beberapa fadhilah tadarus
dapat diperinci yaitu:
1) Rasa tenang akan turun kepadanya.
2) Diliputi oleh rahmat alias kasih sayang.
3) Dikerumuni para malaikat. Mereka adalah makhluk
Allah yang tidak pernah mendurhakai perintah-Nya atau
melanggar larangan-Nya. Mereka selalu beribadah
kepada Allah siang ataupun malam. Salah satu wujud
ketundukan mereka kepada Allah adalah mereka
mengerumuni majelis-majelis taklim dan pengajian atas
perintah Allah.
4) Nama-nama orang yang duduk-duduk di masjid, lalu
membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya, dibangga-
banggakan Allah SWT di hadapan majelis para
malaikat hingga mereka merasa iri kepada manusia-
manusia kekasih Allah SWT.22
d. Umrah Ramadhan
Umrah secara bahasa berarti ziarah, yang dimaksud
menurut syara’ adalah menyengaja berziarah ke Baitullah
dengan cara-cara tertentu. Umrah hukumnya wajib bagi orang
yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah sekali seumur
hidup sama seperti haji. Adapun kali kedua dan seterusnya
dihukumi sebagai perbuatan sunah.
Syarat-syarat umrah sebagai berikut: 1) Islam, 2) Balig, 3)
Sehat akal, 4) Merdeka, 5) Mampu secara ekonomi, fisik dan
keamanan, 6) Ada mahram khusus bagi wanita.
Menurut jumhur ulama, disunahkan untuk sering berumrah,
umrah yang muakkad adalah umrah di bulan Ramadhan karena
21 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: CV
Alfatih Berkah Cipta, 2013), h. 176. 22 Irfan Supandi, op. cit., h. 307-308.
20
pahalanya yang luar biasa besarnya.23
Ibadah umrah di bulan
ramadhan ini memiliki keistimewaan, sebagaimana sabda
Rasulullah SAW.
:حدث نحد الضب عبدة بن أحد ي عنا يزيد ث ناث نا :حد زريع انن
النبناحبيبالمعلمعنعطاء،عن بصلىهللاعليهوسلمقالعباسأن
النص من اي قار،لمرأة أم لا تكونل أن من عك ما (( حججتسنان:
هووب نهعلى–زوجها-؟((.قالت:نضحانكانلبفالنمعنا حج
،قال:))ف عمرةفرمضانت قضيأحدها،وكانالخريسقيعليهغالمنا
ة، ةمعي((حج أوحج
Ahmad bin Abdah adh-Dhabbi menyampaikan kepada kami
dari Yazid bin Zurai’, dari Habib al-Mu’allim, dari Atha’, dari
Ibnu Abbas bahwa Nabi SAW bertanya kepada seorang wanita
Anshar yang bernama Ummu Sinan, “Apa yang
menghalangimu menunaikan ibadah haji bersama kami?” Dia
menjawab, “Ayah si fulan-suaminya-hanya memiliki dua ekor
unta; yang satu dipakai olehnya pergi haji bersama anaknya,
sedangkan yang satu lagi dipakai anak-anak kami untuk
menyiram kebun “. Beliau pun bersabda, “Umrah pada bulan
Ramadhan menyamai ibadah haji atau ibadah haji
bersamaku”.( HR. Muslim)24
Sabda Rasulullah SAW bahwa umrah di bulan ramadhan
itu membandingi atau menyamai haji bersama beliau adalah
dalam segi perolehan pahalanya, bukan berarti menggantikan
kedudukan dan kewajiban haji itu sendiri. Akan tetapi, hal itu
merupakan karunia dari Allah dan kebaikan-Nya serta
penganugerahan nikmat kepada hamba-Nya yang saleh, yaitu
23 Ibid., h. 324. 24 Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi, Ensiklopedia Hadits 3; Shahih Muslim
1 (Penerjemah: Ferdinand Hasmand, dkk), (Jakarta: almahira, 2012), h. 598.
21
menjadikan pahal umrah mereka di bulan ramadhan menyamai
pahala ibadah haji bersama Rasulullah SAW. Adapun sebabnya
adalah bahwa ibadah dan perbuatan taat itu akan bertambah
pahalanya karena bertambahnya kedudukan waktu dan
kemuliaannya sebagaimana pahala akan bertambah karena
bertambahnya kadar ikhlas, baik niat, dan khusyu dalam
pelaksanaannya.25
3. Keutamaan dan Hikmah Puasa Ramadhan
Di balik ibadah yang diwajibkan kepada manusia, pasti ada hikmah
dan manfaat. Hanya saja hikmah tersebut kadang dapat diketahui dan
kadang tidak dapat diketahui. Begitu pula dengan ibadah puasa, para
ilmuwan, baik dalam bidang agama, akhlak maupun terapan, seperti
kedokteran, telah berupaya menafsirkan hikmah tersebut. Penafsiran
mereka dapat saja sesuai, namun sebaliknya dapat juga tidak sesuai
dengan yang dituju dan dimaksud oleh Sang Pembuat Hukum, Allah
SWT.26
Di antara hikmah dan keutamaan puasa adalah sebagai berikut:
a. Tazkiyatun nafs (membersihkan jiwa) dari sifat-sifat dusta,
berkata kotor, menahan dari makan-minum yang tidak halal
dan sebagainya. Puasa adalah ibadah rahasia antara seorang
hamba dengan Allah SWT. Seandainya ia tidak jujur, bisa saja
ia mengatakan “sedang puasa” kepada orang-orang, ia bisa
makan-minum secara sembunyi-sembunyi, dan bisa melakukan
hubungan suami isteri. Tetapi ia berlatih menyingkirkan sifat
dusta ini semata-mata karena mencari ridha dan pahala Allah
SWT. Maka ia bersabar menahan syahwatnya dari terbit
fajar hingga maghrib datang.27
25 Dedi Junaedi, op.cit., h. 119-120. 26 Hasbiyallah, Fiqh dan Ushul Fiqh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 218. 27 Irfan Supandi, op.cit., h. 111.
22
b. Menumbuhkan Kesamaan Status Sosial antara Orang Fakir dan
Orang Kaya
Puasa, khususnya Ramadhan, mendidik umat bahwa status
mereka adalah sama di hadapan Tuhan. Orang kaya, walaupun
dia mampu untuk membeli makanan dan apa saja yang
dibutuhkannya, tetapi dia tidak dapat seenaknya menyalahi
perintah Tuhan. Dengan puasa, perintah dan larangan bersifat
menyeluruh, sehingga orang-orang kaya dan mampu akan
merasakan apa yang diderita oleh orang-orang fakir dan
miskin. Ibn Qayyim pernah berkata: “Puasa dapat
mengingatkan orang-orang kaya akan penderitaan dan
kelaparan yang dilanda orang-orang miskin”.28
c. Puasa membiasakan empati dan kasih sayang terhadap kaum
fakir miskin dan segera memberikan bantuan
Dalam hal ini ia memperbaiki dirinya dengan amal shaleh.
Dengan puasa ia merasakan lapar dan susah. Dengan demikian
dalam puasa terdapat solidaritas umat dan rasa persaudaraan
dan kasih sayang antara dirinya dan saudara-saudaranya
sesama muslim yang telah terhalang oleh kehidupan yang
keras. Betapa banyak dalam hidup ini orang-orang fakir miskin
yang lebih pandai, lebih tinggi semangatnya, dan lebih banyak
ilmunya dari pada orang-orang kaya. Namun, kekerasan
masyarakat dan ketidakpedulian negara terhadap nasib mereka
menyebabkan mereka merintih di bawah himpitan kemiskinan
dan sengsara kehidupan.29
d. Menyehatkan badan
Penelitian kedokteran menetapkan bahwa berlebih-lebihan
dalam mengonsumsi makanan bisa berakibat fatal. Karena
28 Hasbiyallah, op.cit., h. 218-219. 29 Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, op.cit., h. 443.
23
makanan yang berlebihan itu akan menyebabkan berbagai
penyakit, seperti jantung dan pembuluh darah. Tak ada jalan
lain untuk mengantisipasi penyakit tersebut adalah dengan
menghadang penyebab dan gejala-gejalanya. Lapar pada saat-
saat tertentu menjadi keharusan, agar proses pencernaan bagian
dalam tubuh dapat bergerak membasmi sel-sel berbahaya.
Dengan begitu, fisik menjadi normal kembali setelah terjadinya
pembentukan sel-sel baru yang sehat dan kuat.30
Puasa dapat memberi ruang terbuka bagi perut dan usus
untuk menyaring makanan. Kekosongan keduanya dapat
meredakan aktivitas-aktivitas yang menyebabkan kotoran dan
racun. Kondisi seperti ini mampu memberi ruang yang tepat
untuk mengobati luka-luka dengan adanya selapu lendir.
Kemudian daya serap itu terhenti dari usus. Pada akhirnya
asam amonia tidak sampai pada jantung, glukosa, ataupun zat
garam.31
B. Pendidikan Karakter
1. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan berasal kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan
“me” sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya
ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan
pikiran.32
Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia
melalui upaya pengajaran dan pelatihan.33
30 Hasbiyallah, op.cit., h. 220. 31 Ibid. 32 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 10. 33 Y. Istiyono Wahyu dan Ostaria Silaban, Kamus Pintar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Karisma Publishing Group, 2006), h. 138.
24
Dalam pengertian dasar, pendidikan adalah proses menjadi, yakni
menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh sejalan
dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh.
Pendidikan tidak dimaksudkan untuk mencetak karakter dan
kemampuan peserta didik sama seperti gurunya. Proses pendidikan
diarahkan pada proses berfungsinya semua potensi peserta didik secara
manusiawi agar mereka menjadi dirinya sendiri yang mempunyai
kemampuan dan kepribadian unggul.34
Sebagai suatu proses, pendidikan dimaknai sebagai semua tindakan
yang mempunyai efek pada perubahan watak, kepribadian, pemikiran,
dan perilaku. Dengan demikian, pendidikan bukan sekadar pengajaran
dalam arti kegiatan mentransfer ilmu, teori, dan fakta-fakta akademik
semata; atau bukan sekadar urusan ujian, penetapan kriteria kelulusan,
serta pencetakan ijazah semata. Pendidikan pada hakikatnya
merupakan proses pembebasan peserta didik dari ketidaktahuan,
ketidakmampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran,
dan dari buruknya hati, akhlak, dan keimanan.35
Sementara itu, istilah karakter yang dalam bahasa Inggris
character, berasal dari istilah Yunani, character dari kata charessein
yang berarti membuat tajam atau membuat dalam. Karakter juga dapat
berarti mengukir, sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas benda
yang diukir. Karena itu karakter merupakan ciri khas seseorang dan
karakter tidak dapat dilepaskan dari konteks sosial budaya karena
karakter terbentuk dalam lingkungan sosial budaya tertentu.36
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-
sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas
34 Dedy Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 2. 35 Ibid. 36 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasinya Secara
Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2013), h. 28.
25
seseorang.37
karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terdapat
dalam diri dan terwujudkan dalam perilaku. Karakter mengacu pada
serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi
(motivations), dan keterampilan (skills). Karakter menurut Zubaedi
meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang terbaik,
kapasitas intelektual seperti kritis dan alasan moral, perilaku seperti
jujur dan bertanggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral
dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan
emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif
dalam berbagai keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi dengan
komunitas dan masyarakatnya.38
Karakter seseorang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan,
sikap yang diambil dalam menanggapi keadaan, dan kata-kata yang
diucapkan kepada orang lain. Karakter ini pada akhirnya menjadi
sesuatu yang menempel pada seseorang dan sering orang yang
bersangkutan tidak menyadari karakternya. Orang lain biasanya lebih
mudah untuk menilai karakter seseorang.39
Dari beberapa definisi diatas maka dapat diambil sebuah
pengertian mengenai pendidikan karakter diantaranya, menurut
Zubaedi pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yang
intinya merupakan program pengajaran yang bertujuan
mengembangkan watak dan tabiat peserta didik dengan cara
menghayati nilai-nilai dan keyakinan masyarakat sebagai kekuatan
moral dalam hidupnya melalui kejujuran, dapat dipercaya, disiplin, dan
kerja sama yang menekankan ranah afektif (perasaan atau sikap) tanpa
meninggalkan ranah kognitif (berpikir rasional), dan ranah skill
(keterampilan, terampil mengolah data, mengemukakan pendapat, dan
kerja sama).40
37 Y. Istiyono Wahyu dan Ostaria Silaban, op. cit., h. 260. 38 Syamsul Kurniawan, op. cit., h. 29. 39 Ibid. 40 Ibid., h. 30.
26
Dalam hubungannya dengan pendidikan, pendidikan karakter dapat
dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,
pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan
kemampuan siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk,
memelihara kebaikan, mewujudkan dan menebar kebaikan dalam
kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.41
Sementara itu, Agus Wibowo mendefinisikan pendidikan karakter
sebagai pendidikan yang menanamkan dan mengembangkan karakter-
karakter luhur kepada anak didik sehingga mereka memiliki karakter
luhur tersebut, menerapkan dan mempraktikkan dalam kehidupannya,
entah dalam keluarga, sebagai anggota masyarakat dan warga negara.42
2. Tujuan Pendidikan Karakter
Adapun tujuan pendidikan karakter atau budi pekerti sejalan
dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 3 (3): “Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak
mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang”.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dirumuskan dalam pasal 3: “Pendidikan Nasional bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Sedangkan fungsi
pendidikan nasional dirumuskan: “mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.43
41 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter:Pendidikan Berbasis
Agama dan Budaya Bangsa, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h. 42. 42 Syamsul Kurniawan, op. cit., h. 31. 43 Maswardi Muhammad Amin, Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta: Baduose
Media Jakarta, 2011), h. 36-37.
27
Berdasarkan komitmen tersebut dirumuskan tujuan pendidikan
karakter atau budi pekerti secara umum adalah untuk membangun dan
mengembangkan karakter atau budi pekerti peserta didik pada setiap
jalur, jenis, dan jenjang pendidikan agar dapat menghayati dan
mengamalkan nilai-nilai luhur menurut ajaran agama dan nilai-nilai
luhur dari setiap butir sila dari pancasila. Secara khusus bertujuan
mengembangkan potensi anak didik agar berhati baik, berpikiran baik,
berkelakuan baik, memiliki sikap percaya diri, bangga pada bangsa
dan negara, dan mencintai sesama umat manusia.44
Fungsi pendidikan karakter atau budi pekerti
menumbuhkembangkan kemampuan dasar peserta didik agar berpikir
cerdas, berperilaku yang berakhlak, bermoral, dan berbuat sesuatu
yang baik, yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan
masyarakat, membangun kehidupan bangsa yang multikultur,
membangun peradaban bangsa yang cerdas, berbudaya yang luhur,
berkonstribusi terhadap pengembangan hidup umat manusia,
membangun sikap warga negara yang cinta damai, kreatif, mandiri,
maupun hidup berdampingan dengan bangsa lain.45
Selain itu juga menurut Mulyasa dalam bukunya menjelaskan
pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai
dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji
dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-
hari.46
44 Ibid. h. 37. 45 Ibid. 46 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 9.
28
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan mengarah pada
pembentukan budaya sekolah atau madrasah, yaitu nilai-nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol
yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah atau madrasah, dan
masyarakat sekitarnya. Budaya sekolah atau madrasah merupakan ciri
khas, karakter atau watak, dan citra sekolah atau madrasah tersebut di
mata masyarakat luas.47
3. Metode dalam Membangun Pendidikan Karakter
Metode pendidikan karakter adalah jalan atau cara yang dapat
ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi pendidikan karakter
kepada anak didik agar terwujud kepribadian berkarakter (akhlak
mulia). Alat pendidikan karakter, yaitu segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan karakter. Dengan
demikian, alat ini mencakup semua yang dapat digunakan termasuk di
dalamnya metode pendidikan karakter.
Metode atau alat pendidikan karakter, yaitu cara atau alat yang
dapat digunakan untuk menuntun atau membimbing anak dalam masa
pertumbuhannya agar kelak menjadi manusia berkepribadian
berkarakter (akhlak mulia) yang diridhai Allah. Oleh karena itu,
metode dan alat pendidikan harus searah dan berbasis agama dan
budaya bangsa atau dengan kata lain tidak boleh lari dari nilai agama
dan nilai budaya bangsa yang luhur.48
Dalam pendidikan karakter menuju terbentuknya akhlak mulia
dalam diri setiap siswa atau remaja ada beberapa metode yang
digunakan diantaranya:
a. Kontinuitas (Sebuah Proses Pembiasaan dalam Belajar,
Bersikap, dan Berbuat)
Al-Qur’an menjadikan kebiasaan itu sebagai salah satu
teknik atau metode pendidikan. Lalu ia mengubah seluruh sifat-
47 Ibid. 48 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op. cit., h. 218.
29
sifat baik menjadi kebiasaan, sehingga jiwa dapat menunaikan
kebiasaan itu tanpa terlalu payah, tanpa kehilangan banyak
tenaga, dan tanpa menemukan banyak kesulitan.49
Al-Qur’an mempergunakan cara bertahap dalam
menciptakan kebiasaan yang baik, begitu juga dalam
menghilangkan kebiasaan yang buruk dalam diri seseorang.
Dalam hubungan ini terdapat petunjuk Nabi yang menyuruh
orang tua agar menyuruh anaknya menunaikan shalat pada usia
tujuh tahun, selanjutnya dibolehkan memukulnya jika anak itu
sampai umur 10 tahun belum juga mengerjakan shalat.
Dengan demikian, kebiasaan yang dipergunakan oleh Al-
Qur’an tidak terbatas hanya kebiasaan yang baik dalam bentuk
perbuatan melainkan juga dalam bentuk perasaan dan pikiran.
Berkaitan dengan ini semua harus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan usia murid atau anak. Al-Ghazali, misalnya
menyarankan dipakainya metode yang berbeda antara anak-
anak dengan orang dewasa. Al-Ghazali Berkata: “Kewajiban
utama dari seorang pendidik ialah mengajarkan kepada anak-
anak, apa-apa yang mudah dan gampang dipahaminya, oleh
karena masalah-masalah yang pelik akan mengakibatkan
kekacauan pikiran dan menyebabkan ia lari dari ilmu.”50
b. Mengingatkan
Yang perlu kita ketahui dan sadari bahwa keimanan itu
bertambah dan berkurang. Hal ini akan tampak dari perilaku
yang dimunculkannya. Keimanan menjadi unggul berdasar
pada dasar kesadaran dan dzikir, dan ia akan menurun atau
ringan apabila lalai.
Kegiatan “mengingat” memiliki dampak yang luar biasa
dalam kehidupan. Ketika kita ingat sesuatu, maka ia akan
49 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2017), h. 128. 50 Ibid., h. 129.
30
mengingatkan pula pada rangkaian-rangkaian yang terkait
dengannya. Ingatan bisa muncul karena kita mempunyai
keinginan, kepentingan, harapan dan kerinduan terhadap apa
yang kita ingat. Kegiatan mengingatkan juga bisa memicu ide-
ide dan kreativitas baru. Kalau hanya mengingat sesuatu yang
ada di alam ini bisa memicu munculnya bentuk kreativitas,
bagaimana dengan mengingat Allah yang Maha Kreatif dan
kekuasaannya tak terbatas. Secara logika tentu akan
memberikan dampak positif luar biasa bagi kehidupan. Hanya
persoalannya tidak semua orang mudah mengingat Allah,
walaupun potensi untuk itu ada pada setiap kita. 51
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran PAI, guru
harus berusaha untuk mengingatkan kepada anak bahwa
mereka diawasi oleh Allah yang Maha Pencipta yang
mengetahui yang tersembunyi walaupun hanya tersirat di
dalam hati, sehingga ia akan senantiasa mengingat-Nya dan
menjaga perilakunya dari perbuatan tercela. Sehingga iman
yang telah ditanamkan Allah di dalam hati akan dibawa dari
potensialitas menuju aktualitas.52
c. Melalui Keteladanan
Metode keteladanan adalah memberikan gambaran secara
nyata bagaimana seseorang harus bertindak. Keteladanan
berarti kesediaan setiap orang untuk menjadi contoh dan
miniatur yang sesungguhnya dari sebuah perilaku. Keteladanan
harus bermula dari diri sendiri, di dalam Islam keteladanan
bukanlah hanya semata persoalan mempengaruhi orang lain
dengan tindakan, melainkan sebuah keharusan untuk
51 Ibid., h. 135-136. 52 Ibid., h. 136.
31
melakukan tindakan itu yang berhubungan langsung secara
spiritual dengan Allah SWT.53
Jika kita adalah orang tua maka berikan contoh kepada
anak-anak bagaimana kita bersikap yang terbaik itu. Begitu
juga jika kita seorang guru, pimpinan organisasi, institusi, atau
perusahaan, maka tampakan kebaikan sikap itu kepada mereka,
bukan dengan kata-kata kita. Mulailah tindakan-tindakan
keteladanan itu dari hal-hal yang mungkin terkesan sepele,
remeh, dan kecil. karena tindakan-tindakan kecil akan
membentuk sebuah puzzle tindakan yang tersusun dengan rapi
dalam memori bawah sadar kita dan anak, murid ataupun
karyawan kita sehingga menjadi sebuah dasar bagi tindakan
yang lebih besar lagi.54
d. Melalui Penggunaan Metafora
Yaitu dengan menggunakan metode pengungkapan cerita
yang diambil dari kisah-kisah nyata ataupun kisah inspiratif
lainnya yang disampaikan secara rutin kepada setiap orang
dalam institusi tersebut (siswa, guru, karyawan, ataupun orang
tua) dan penyampaian kisah motivasi inspiratif tersebut dapat
pula selalu diikutsertakan pada setiap proses pembelajaran atau
sesi penyampaian motivasi pagi sebelum memulai pekerjaan. 55
4. Deskripsi Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau
kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter bangsa. Kebajikan yang
menjadi atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena
itu, pendidikan karakter pada dasarnya adalah pengembangan nilai-
nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa
53 Akh. Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan Karakter
untuk Generasi Bangsa, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 12. 54 Ibid., h. 13. 55 Ibid., h. 17.
32
Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam
tujuan pendidikan nasional.56
Dibawah ini beberapa nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
telah dijabarkan kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia (Kemendikbud) diantaranya:
a. Religius
Sikap religius dapat diartikan dengan sikap dan perilaku
yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup
rukun dengan pemeluk agama lain.57
b. Jujur
Secara harfiah, jujur berarti lurus hati, tidak berbohong,
tidak curang. Jujur merupakan nilai penting yang harus dimiliki
setiap orang. Jujur tidak hanya diucapkan, tetapi juga harus
tercermin dalam perilaku sehari-hari. Pepatah kuno
mengatakan, “Kejujuran adalah mata uang yang laku di mana-
mana. Bawalah sekeping kejujuran dalam saku Anda, maka itu
telah melebihi mahkota raja diraja sekalipun.”58
c. Toleran
Toleransi berarti sikap membiarkan ketidaksepakatan dan
tidak menolak pendapat, sikap, ataupun gaya hidup yang
berbeda dengan pendapat, sikap, dan gaya hidup sendiri. Sikap
toleran dalam implementasinya tidak hanya dilakukan terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan aspek spiritual dan moral yang
berbeda, tetapi juga harus dilakukan terhadap aspek yang luas,
termasuk aspek ideologi dan politik yang berbeda. 59
56 Syamsul Kurniawan, op. cit., h, 39. 57 Ibid., h. 41. 58 Ngainun Naim, Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam
Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h.
132. 59 Ibid., h. 138-139.
33
d. Disiplin
Secara sederhana disiplin adalah tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan yang berlaku. Disiplin adalah pengontrolan diri
untuk mendorong dan mengarahkan seluruh daya dan upaya
dalam menghasilkan sesuatu tanpa ada yang menyuruh untuk
melakukan.60
e. Kerja Keras
Kerja keras dalam hal ini dimaknai sebagai perilaku yang
menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya. Definisi ini melihat kerja keras dalam
hubungannya dengan peserta didik dalam memperoleh dan
mengkonstruksi ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
f. Kreatif
Menjadi orang yang kreatif sudah merupakan cita-cita dan
tujuan bagi banyak orang. Setiap orang selalu ingin membuat
sesuatu yang baru dan menunjukkan kepada orang lain tentang
kebaharuannya itu. Orang kreatif sering menciptakan sesuatu
yang mungkin orang lain tidak mampu lakukan. Itulah
sebabnya orang kreatif selalu unggul dalam setiap kesempatan
ketika menampilkan hasil kreativitasnya. Secara sederhana
kerativitas dipandang sebagai proses membawa sesuatu yang
baru menjadi ada.61
g. Mandiri
Kemandirian harus dimiliki oleh setiap orang, khususnya
peserta didik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pribadi yang mandiri tidak bergantung kepada orang lain dalam
menghadapi berbagai masalah, tidak lari dari tanggung jawab,
60 Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter:Landasan, Pilar, dan Implementasi, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2014), h. 92. 61 Ibid., h. 94-95.
34
dan berupaya mencari jalan keluar untuk mengatasi setiap
masalah. Mandiri (independent) adalah sikap dan perilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan
tugas.62
h. Demokratis
Demokratis berhubungan dengan ide atau pandangan
bahwa semua orang harus diperlakukan sama. Kesamaan hak
dan kewajiban harus menjadi titik sentral untuk menempatkan
sesuatu sesuai dengan proporsi dan posisinya. Dalam bidang
pendidikan, terdapat beberapa istilah yang biasa digunakan,
seperti pendidikan demokratis (democratic education), ruang
kelas yang demokratis (democratic classroom), pendekatan
demokratis terhadap manajemen kelas, dan sebagainya.
Pendidikan demokratis menanamkan proses pembelajaran
dengan nilai-nilai dasar masyarakat. Pendidikan demokratis
melihat peserta didik bukan sebagai penerima pasif
pengetahuan, melainkan sebagai pelaksana aktif setiap
pembelajaran. Peserta didik bukan menjadi produk dari sistem
pendidikan, melainkan partisipan yang harus dihargai dalam
komunitas belajar yang dinamis.63
i. Rasa Ingin Tahu
Sikap ingin tahu merupakan sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari
sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, atau didengar.64
Rasa ingin
tahu selalu menyisakan rasa penasaran. Penasaran inilah yang
bisa mengantarkan seseorang untuk selalu bertanya dan
menyimpan kekhawatiran terhadap sesuatu yang ingin
diketahuinya. Itulah sebabnya mereka senang mengeksplorasi,
62 Ibid., h. 98. 63 Ibid., h. 100-101. 64 Syamsul Kurniawan, loc. cit., h. 41.
35
belajar, dan menemukan hal-hal baru yang belum pernah
ditemukan sebelumnya.65
j. Semangat Kebangsaan
Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi
juga merupakan semangat kebangsaan. Peserta didik harus
diarahkan untuk memiliki semangat kebangsaan agar dapat
mencintai negaranya sehingga dapat mengabdi kepada bangsa
dan negara selain mengabdi kepada agama yang dianutnya.66
k. Cinta Tanah Air
Hampir sama dengan semangat kebangsaan, cinta Tanah
Air merupakan suatu sikap positif untuk memberikan
kontribusi positif dalam membangun bangsa dan negara. Yang
dimaksud dengan cinta Tanah Air adalah berpikir, bersikap,
dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik,
sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.67
l. Menghargai Prestasi
Menghargai prestasi dapat diartikan yaitu sikap dan
tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta
menghormati keberhasilan orang lain.68
m. Bersahabat/Komunikatif
Yang dimaksud dengan bersahabat adalah tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain. Kehadiran orang lain perlu diapresiasi,
65 Muhammad Yaumi, op, cit., h. 102. 66 Ibid., h. 103. 67 Ibid., h. 104. 68 Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, op. cit., h. 55.
36
karena boleh jadi mereka datang untuk membawa kebaikan
bagi kehidupan kita. Orang bersahabat selalu menunjukkan
keinginan besar untuk menyapa dengan bahasa yang santun dan
terkadang humoris jika sudah saling kenal lebih dekat.69
n. Cinta Damai
Perdamaian adalah terjadinya harmoni yang ditandai
dengan kurangnya kekerasan, perilaku konflik dan kebebasan
dari rasa takut tentang kekerasan. Pada umumnya perdamaian
dipahami sebagai ketiadaan permusuhan dan pembalasan
dendam. Perdamaian juga menunjukkan upaya yang tulus
untuk rekonsiliasi, keberadaan kehidupan yang sehat, atau
hubungan interpersonal yang stabil, kemakmuran dalam hal
kesejahteraan sosial dan ekonomi, pembentukan kesetaraan,
dan tatanan kerja politik yang melayani kepentingan sejati dari
semua orang.70
o. Gemar membaca
Membaca merupakan pondasi awal untuk mencerdaskan
kehidupan manusia dan mengembangkan sikap perilaku,
mental spiritual. Tanpa kegiatan membaca tidak mungkin
kualitas sumber daya manusia dapat tercipta, karakter peserta
didik dapat terbangun, dan perilaku dapat diarahkan. Dengan
demikian, yang dimaksud dengan gemar membaca adalah
kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan
yang memberikan kebajikan bagi dirinya.71
p. Peduli Lingkungan
Peduli lingkungan dapat dipahami sebagai sikap dan
tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-
upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
69 Muhammad Yaumi, op, cit,. h. 106. 70 Ibid., h. 108. 71 Ibid., h. 109.
37
Peserta didik yang peduli terhadap lingkungan alam sekitar
pasti merasa nyaman jika lingkungan sekitar itu bersih, indah,
dan rapi. Mereka bersahabat dengan alam, bukan merusak dan
mengeksploitasinya. Mencintai lingkungan berarti melestarikan
fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.72
q. Peduli Sosial
Secara kebahasaan, peduli berarti memerhatikan atau
menghiraukan. Kepedulian berarti memerhatikan atau menaruh
perhatian terhadap sesuatu. Meski demikian kepedulian yang
dimaksud bukanlah berarti mencampuri setiap urusan orang
lain, akan tetapi lebih pada membantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan
individu atau bersama.73
r. Tanggung Jawab
Secara etimologis tanggung jawab berarti wajib
menanggung segala sesuatunya. Dengan begitu, bertanggung
jawab berarti berkewajiban menanggung atau memikul segala
sesuatunya, atau memberikan jawaban dan menanggung
akibatnya. Secara terminologis tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya, baik
yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Selain itu,
tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai bentuk
kesadaran akan kewajibannya. Manusia sebagai makhluk
Tuhan paling mulia, semestinya selalu siap
72 Ibid., h. 111. 73 Lanny Octavia, dkk., Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren, (Jakarta:
renebook, 2014), h. 170.
38
mempertanggungjawabkan apa yang sudah dikatakan atau
dilakukannya.74
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Tidak mudah untuk mendefinisikan remaja secara tepat, karena
banyak sekali sudut pandang yang dapat digunakan dalam
mendefinisikan remaja.75
Masa remaja berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai
dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun
adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun
adalah remaja akhir. Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut
adolescence, berasal dari bahasa Latin adolescere yang artinya
“tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan”. Secara
psikologis, remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak
merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.76
Dari pengertian tersebut diatas banyak tokoh-tokoh yang
memberikan definisi tentang remaja diantaranya:
Menurut Papalia dan Olds, masa remaja adalah masa transisi
perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada
umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia
akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.
74 Ibid., h. 183. 75 Khamim Zarkasih Putro, Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja,
APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, ISSN: 1411-8777, Volume 17, Nomor 1, 2017, h.
25. 76 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta
Didik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 9.
39
Menurut Adams dan Gullota masa remaja meliputi usia antara 11
hingga 20 tahun.77
Selain hal diatas ada beberapa pandangan atau pendapat tentang
pengertian remaja dari berbagai lingkungan dan profesi, yaitu tinjauan
menurut psikologi dan pendidikan, masyarakat serta hukum dan
perundang-undangan.
a. Remaja dalam pengertian psikologi dan pendidikan
Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa
kanak-kanak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat.
Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja, luar dan
dalam itu, membawa pengaruh terhadap remaja dalam sikap,
prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.
Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa,
masa dalam peralihan atau diatas jembatan goyang, yang
menghubungkan masa kanak-kanak yang penuh
kebergantungan dengan masa dewasa yang matang dan berdiri
sendiri. Hal inilah yang membawa para pakar pendidikan dan
psikologi cenderung menamakan tahap peralihan tersebut
dalam kelompok tersendiri, yaitu remaja, yang merupakan
tahap peralihan dari kanak-kanak, serta persiapan untuk
memasuki masa dewasa.78
b. Remaja dalam pengertian masyarakat
Penentuan seseorang telah remaja atau belum, tergantung
kepada penerimaan masyarakat terhadap remaja. Masyarakat
yang paling sederhana, misalnya pada masyarakat desa yang
masih tertutup, barangkali masa remaja itu tidak ada atau tidak
mereka kenal. Tuntutan hidup tidak banyak dan keperluan
untuk mempertahankan hidup juga sederhana. Lebih banyak
77 Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 220. 78 Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, Psikologi Agama, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2007), h. 103.
40
tergantung kepada tenaga fisik dan keterampilan yang tidak
sukar memperolehnya.
Dalam masyarakat seperti ini, masa remaja itu tidak ada
atau tidak mereka kenal. Sebab anak-anak belajar dan berlatih
melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang tuanya atau
orang sekampungnya. Tidak ada batas yang jelas antara anak
dan dewasa. Begitu tubuh sianak tumbuh besar dan kuat,
mereka dianggap mampu melakukan pekerjaan seperti yang
dilakukan orang tuanya, Mereka dianggap mampu memberikan
hasil untuk kepentingan diri dan keluarganya. Maka saat itu
mereka diterima dalam lingkungannya, pendapatnya didengar
dan diperhatikan dan mereka juga sudah terlatih untuk memikul
tanggung jawab keluarga. Oleh karena itu dalam masyarakat ini
tidak dikenal masa remaja, yang mereka kenal adalah masa
kanak-kanak, dewasa dan tua.79
Lain halnya dengan masyarakat maju. Remaja belum
dianggap sebagai anggota masyarakat yang perlu didengar dan
dipertimbangkan pendapatnya serta dianggap belum sanggup
bertanggung jawab atas dirinya. Terlebih dahulu mereka perlu
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kapasitas
tertentu, serta mempunyai kemantapan emosi, sosial dan
kepribadian.
Dalam masyarakat seperti ini masa remaja jauh lebih
panjang dari pada masyarakat di desa yang masih tertutup. Dan
problema yang dideritanya jauh lebih banyak, karena
perjuangan untuk mencapai kedudukan dalam masyarakat maju
lama dan banyak macamnya.80
79 Ibid., h. 103-104. 80 Ibid., h. 104.
41
c. Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan
Umur remaja dalam pandangan hukum dapat kita ketahui
dari posisinya dimata hukum. Seseorang dianggap sah sebagai
calon pemilih dalam pemilu bila telah berumur 17 tahun, untuk
memperoleh surat ijin mengemudi (SIM) minimal 18 tahun.
Apabila seseorang melakukan tindak pidana melanggar hukum
sedang usianya dibawah 18 tahun, maka bila dijatuhi hukuman
tidak dipenjara, tetapi ditempatkan ditempat yang disediakan
untuk mereka selama menjalani hukuman, dan tetap diberi
kesempatan untuk ke sekolah. Apabila umur telah 18 tahun,
dipandang dewasa dan harus menjalani hukuman. Dengan
demikian dapat disimpulkan umur remaja dalam segi hukum
adalah 13-17 atau 18 tahun.81
2. Perkembangan Remaja
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi
dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat
memenuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan.82
Teori perkembangan remaja yaitu:
a. Perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju
tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematik,
progresif, dan berkesinambungan baik pada aspek fisik maupun
psikis.
b. Perkembangan menunjuk kepada proses perubahan yang
bersifat tetap dan tidak dapat diputar (diulang) kembali.
81 Ibid., h. 104-105. 82 Yudrik Jahja, op. cit., h. 28-29.
42
c. Perkembangan merupakan perubahan secara progresif (maju)
dalam diri organisme dalam pola-pola yang memungkinkan
terjadinya fungsi-fungsi baru.83
Selain dalam hal tersebut diatas perkembangan dalam remaja lebih
mengacu kepada perubahan karakteristik yang khas dari gejala-gejala
psikologis ke arah yang lebih maju. Para ahli psikologi pada umumnya
menunjuk pada pengertian perkembangan sebagai suatu proses
perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya
kemampuan dan karakteristik psikis yang baru.84
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, dan berkesinambungan
dalam istilah perkembangan remaja adalah sebagai berikut:
a. Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat
saling kebergantungan atau saling memengaruhi antara bagian-
bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu
kesatuan yang harmonis. Contoh prinsip ini, seperti
kemampuan berjalan anak seiring dengan matangnya otot-otot
kaki, dan keinginan remaja untuk memperhatikan jenis kelamin
lain seiring dengan matangnya organ-organ seksualnya.
b. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju,
meningkat, dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif
(fisik) maupun kualitatif (psikis). Contohnya, seperti terjadinya
perubahan proporsi dan ukuran fisik anak (dari pendek menjadi
tinggi dan dari kecil menjadi besar); dan perubahan
pengetahuan dan kemampuan anak dari yang sederhana sampai
kepada yang kompleks (mulai dari mengenal abjad atau huruf
83 Ibid., h. 29. 84 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, op. cit., h. 11.
43
hijaiyah sampai kemampuan membaca buku, majalah, koran
dan Al-Qur’an).85
c. Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi
organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan,
tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat. Contohnya,
untuk dapat berdiri, seorang anak harus menguasai tahapan
perkembangan sebelumnya, yaitu kemampuan duduk dan
merangkak.86
3. Ciri-ciri Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Fisik
Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan masa remaja, yang berdampak terhadap perubahan-
perubahan psikologis. Pada mulanya tanda-tanda perubahan fisik
dari remaja terjadi dalam konteks pubertas. Dalam konteks ini,
kematangan organ-organ seks dan kemampuan reproduktif
bertumbuh dengan cepat. Baik anak laki-laki maupun anak
perempuan mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, yang disebut
(percepatan pertumbuhan), di mana terjadi perubahan dan
percepatan pertumbuhan di seluruh bagian dan dimensi badan.
Pertumbuhan cepat bagi anak perempuan terjadi 2 tahun lebih awal
dari anak laki-laki. Umumnya anak perempuan mulai mengalami
pertumbuhan cepat pada usia 10.5 tahun dan anak laki-laki pada
usia 12.5 tahun. Bagi kedua jenis kelamin, pertumbuhan cepat ini
berlangsung selama kira-kira 2 tahun.87
Perkembangan atau pertumbuhan fisik adalah perubahan-
perubahan fisik yang terjadi dan merupakan gejala primer dalam
pertumbuhan remaja. Perubahan fisik tersebut bukan saja
menyangkut bertambahnya ukuran tubuh dan berubahnya proporsi
85 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, ( Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017), h. 15. 86 Ibid., h. 16. 87 Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 190.
44
tubuh, melainkan juga meliputi perubahan ciri-ciri yang terdapat
pada kelamin utama dan kedua. Baik pada remaja laki-laki maupun
wanita, perubahan fisik tersebut mengikuti urutan-urutan tertentu.88
b. Perkembangan Emosi
Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode
“badai dan tekanan”, suatu masa di mana ketegangan emosi
meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
Meningginya emosi terutama karena anak (laki-laki ataupun
perempuan) berada di bawah tekanan sosial dan mereka
menghadapi kondisi baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia
kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan
itu. Tidak semua remaja mengalami masa badai dan tekanan,
namun benar juga bila sebagian besar remaja mengalami
ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi usaha
penyesuaian diri terhadap pola perilaku baru dan harapan sosial
baru.89
Pola emosi masa remaja adalah sama dengan pola emosi
masa kanak-kanak. Jenis emosi yang secara normal dialami adalah:
cinta atau kasih sayang, gembira, amarah, takut dan cemas,
cemburu, sedih, dan lain-lain. Perbedaannya terletak pada macam
dan derajat rangsangan yang membangkitkan emosinya, dan
khususnya pola pengendalian yang dilakukan individu terhadap
ungkapan emosi mereka.90
Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu
perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama
organ seksual memengaruhi perkembangan emosi dan dorongan
baru yang dialami sebelumnya, seperti perasaan cinta. Pada usia
remaja awal, perkembangan emosinya menunjukkan sifat yang
88 Sunarto dan Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 94. 89 Ibid., h. 150-151. 90 Ibid., h. 151.
45
sensitif dan reaktif yang sangat kuat terhadap berbagai peristiwa,
emosinya bersifat negatif dan temperamental, sedangkan remaja
akhir sudah mampu mengendalikan emosinya. Mencapai
kematangan emosional merupakan tugas perkembangan yang
sangat sulit bagi remaja. proses pencapaiannya sangat dipengaruhi
oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan
keluarga dan kelompok teman sebaya.91
c. Perkembangan Kecerdasan
Perkembangan kecerdasan adalah perubahan kemampuan
mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir, dan bahasa. Pada
masa remaja terjadi kematangan kognitif, yaitu interaksi dari
struktur otak yang telah sempurna dan lingkungan sosial yang
semakin luas untuk eksperimentasi memungkinkan remaja untuk
berpikir abstrak.92
Kemampuan tersebut mempengaruhi cara remaja berpikir
mengenai hubungan antara diri mereka dan dunia sekitar mereka.
pada periode ini remaja mampu berpikir logis mengenai orientasi
hidup mereka di masa depan, hubungan mereka dengan teman dan
keluarga, tentang politik, agama dan filosofi.
Jika ditinjau dari aspek kognisinya, Piaget menyebutkan
bahwa taraf perkembangan remaja telah mencapai fase formal
operation. Artinya pada masa ini, mereka telah mampu berfikir
abstrak seperti mulai mampu berpikir tentang orientasi masa
depan, memahami adanya sindiran, memahami peran dan
kewajibannya. Remaja mulai berpikir seperti ilmuwan, mereka
mulai mampu menyusun rencana-rencana dan menguji secara
sistematis pemecahan-pemecahan masalah. Hal ini biasa disebut
91 Hosnan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2016), h.
232. 92 Siti Nisrima, Muhammad Yunus, dan Erna Hayati, Pembinaan Perilaku Sosial Remaja
Penghuni Yayasan Islam Media Kasih Kota Banda Aceh, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Kewarganegaraan Unsyiah, Volume 1, Nomor 1, 2016, h. 196.
46
oleh Piaget adalah Hypotetical deductive reasoning, yaitu konsep
operasional dimana remaja memiliki kemampuan kognitif untuk
mengembangkan hipotesis atau dugaan terbaik, mengenai cara
memecahkan masalah seperti persamaan aljabar.93
Namun terkadang cara berpikir remaja masih ditandai
dengan egosentrisme, maksudnya cara berpikirnya masih terbatas
pada sudut pandang diri sendiri. Pertama adanya “Imaginary
audience”, yaitu keyakinan remaja bahwa orang lain
memperhatikan dirinya sebagaimana halnya dengan dirinya
sendiri. Kedua, adanya “Personal Fabel” dalam hal ini pemikiran
dan perasaan dialami sebagai hal baru dan unik. Remaja meyakini
bahwa dirinya mempunyai pikiran dan perasaan tunggal, tidak
seorang pun dapat mengerti bagaimana perasaan mereka
sebenarnya. Ketika kemampuan kognitif mereka mencapai
kematangan, kebanyakan anak remaja mulai memikirkan tentang
apa yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap masyarakat,
orang tua mereka, bahkan kekurangan diri mereka sendiri.94
Jadi, tampak bahwa perkembangan kognitif merupakan
modal utama bagi remaja untuk dapat menjalani masa mendatang
yang lebih baik. Harapan terbesar yang dihadapkan pada mereka
adalah agar mereka dapat terus menggunakan dan mengasah segala
potensi kognitif yang telah dianugerahkan kepada mereka secara
baik dan optimal, sehingga dapat menjadi generasi-generasi
penerus bangsa yang mampu mengatasi permasalahan dari
berbagai sudut pandang, baik dari sudut pandang mereka sendiri
maupun dari sudut pandang orang lain. 95
93 Zahrotun Nihayah, Fadhilah Suralaga, dan Natris Idriyani, Psikologi Perkembangan:
Tinjauan Psikologi Barat dan Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 110. 94 Ibid., h. 111-112. 95 Ibid., h. 112.
47
d. Perkembangan Sosial
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian
kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga dikatakan sebagai
proses belajar untuk menyesusaikan diri dengan norma-norma
kelompok tradisi dan moral (agama). Dan salah satu tugas
perkembanagan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan
dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri
dengan lawan jenis dalam hubungan yang sebelumnya belum
pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar
lingkungan keluarga dan sekolah.96
Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja
harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang tersulit adalah
penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok
sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial
yang baru, nilai-nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai
baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru
dalam seleksi pemimpin.97
Remaja dalam masa mencari dan ingin menentukan jati
dirinya memiliki sikap yang terlalu tinggi menilai dirinya atau
sebaliknya. Mereka belum memahami benar tentang norma-norma
sosial yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat. Keduanya
dapat menimbulkan hubungan sosial yang kurang serasi, karena
mereka sukar untuk menerima norma sesuai dengan kondisi dalam
kelompok atau masyarakat. Sikap menentang dan sikap canggung
dalam pergaulan akan merugikan kedua belah pihak. Kesepakatan
norma kehidupan remaja yang berbeda dengan kelompok lain,
mungkin kelompok remaja lain, kelompok dewasa, dan kelompok
anak-anak, akan dapat menimbulkan perilaku sosial yang kurang
96 Heny Narendrany Hidayati dan Andri Yudiantoro, op.cit., h. 117. 97 Ibid., h. 118.
48
atau tidak dapat diterima oleh umum. Tidak sedikit perilaku yang
berlebihan (over acting) akan muncul.
Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan
untuk memberikan rangsangan kepada mereka ke arah perilaku
yang bermanfaat dan dapat diterima khalayak. Kelompok olah
raga, koperasi, kesenian, dan semacamnya di bawah asuhan para
pendidik di sekolah atau para tokoh masyarakat di dalam
kehidupan masyarakat perlu banyak dibentuk. Khusus di dalam
sekolah perlu sering diadakan kegiatan bakti sosial, bakti karya,
dan kelompok-kelompok belajar di bawah asuhan para guru
pembimbing.98
e. Perkembangan Beragama
Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya
dengan moral. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan
memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada
di dunia. Agama memberikan perlindungan rasa aman, terutama
bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya.99
Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya,
keyakinan agama remaja telah mengalami perkembangan yang
cukup berarti. Apabila pada masa awal anak-anak ketika mereka
baru memiliki kemampuan berpikir simbolik, Tuhan dibayangkan
sebagai person yang berada di awan, pada masa remaja, mereka
berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang
Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman remaja terhadap
keyakinan agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan
kognitifnya.
Oleh karena itu, meskipun pada masa awal anak-anak ia
telah diajarkan agama oleh orang tua mereka, karena pada masa
remaja mereka mengalami kemajuan dalam perkembangan
98 Sunarto dan Agung Hartono, op. cit., h. 135-136. 99 Rosleny Marlina, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2016), h. 201.
49
kognitif, mereka mempertanyakan kebenaran keyakinan agama
mereka sendiri.100
D. Hasil Penelitian Yang Relevan
1. Yuda Setiadi, “Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan
Karakter Peserta Didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta
Timur”, merupakan skripsi Pendidikan Agama Islam, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015. Dalam hasil
penelitiannya menjelaskan implementasi kurikulum 2013 sangat baik
dalam pendidikan atau pembentukan karakter siswa. Hal tersebut dapat
dilihat dari proses implementasi kurikulum 2013 yang dilakukan
secara aktif, komunikatif, serta terjadinya interaksi secara langsung
antara guru atau staff pendidikan dengan siswa sehingga dapat
menimbulkan karakter siswa menjadi terbentuk, terlebih lagi adanya
beberapa faktor yang dominan untuk pembentukan karakter siswa,
seperti faktor pembelajaran dan lingkungan.101
2. Sulhan, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Rohis
Di SMA Negeri 86 Jakarta”, Merupakan skripsi Manajemen
Pendidikan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2013. Dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa peserta didik
yang mengikuti kegiatan rohis mempunyai nilai karakter yang baik
seperti; mempunyai ketaatan yang tinggi terhadap Agama dan
Tuhannya, serta menaati peraturan yang ada di sekolah, mempunyai
tanggung jawab yang tinggi, sopan dan santun dalam bersikap terhadap
orang tua, guru, dan temannya, istiqamah dalam mengerjakan sesuatu
dan mudah dibimbing serta diarahkan oleh bapak dan ibu guru di
sekolah. Nilai karakter ini sangat menunjang sekolah dalam membina
karakter peserta didik lainnya, karena kegiatan yang dilaksanakan oleh
100 Ibid., h. 202 101 Yuda Setiadi, “Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan Karakter Peserta
Didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur” Skripsi pada Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015, h. 80.
50
rohani Islam sangat melekat dengan siswa-siswi dalam aktifitas setiap
hari di sekolah.102
3. Komariah, “Upaya Kepala Sekolah dan Guru PAI Dalam Membentuk
Karakter Peserta Didik Di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan”,
Merupakan skripsi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Dalam hasil penelitiannya
menjelaskan: 1) upaya yang dilakukan kepala sekolah dan guru PAI
dalam membentuk karakter peserta didik di SMAN 12 Kota Tangerang
Selatan tersebut yaitu dengan menanamkan dan membiasakan dengan
kebiasaan-kebiasaan yang baik kepada siswa-siswi dalam kehidupan
sehari-hari, memberikan contoh yang baik kepada siswa-siswi, serta
menetapkan peraturan-peraturan kepada siswa-siswi yang termuat
dalam buku tata tertib sekolah. 2) faktor pendukung dalam
pembentukan karakter kepada peserta didik ini adalah kerja sama dari
antara guru dan juga orangtua siswa untuk lebih memperhatikan
kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik ini di lingkungan sekolah
maupun di luar lingkungan sekolah. Sedangkan faktor penghambat
dalam upaya pembentukan karakter ini bersumber dari peserta didik itu
sendiri yang kurang mematuhi peraturan atau tata tertib di sekolah.103
Dari hasil ketiga penelitian skripsi tersebut diatas peneliti menemukan
bahwa penelitian yang pertama membahas mengenai bagaimana
implementasi yang terdapat pada kurikulum 2013 dalam pendidikan
karakter peserta didik, penelitian yang kedua membahas mengenai proses
pengelolaan kegiatan rohani Islam dalam menunjang pelaksanaan
pendidikan karakter. Sedangkan untuk penelitian yang ketiga membahas
mengenai upaya guru dan kepala sekolah dalam membentuk kepribadian
102 Sulhan, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Rohis Di SMA Negeri 86
Jakarta” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 63. 103 Komariah, “Upaya Kepala Sekolah dan Guru PAI Dalam Membentuk Karakter Peserta
Didik Di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan”, Skripsi, pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014, h. 67.
51
karakter yang baik kepada siswa melalui berbagai upaya pembiasaan,
pemberian contoh, serta melalui bentuk peraturan atau tata tertib sekolah.
Dari hasil penulisan skripsi tersebut diatas, dapat dikatakan relevan
dengan hasil penelitian yang peneliti tulis. Ketiga penelitian skripsi
tersebut memiliki kajian topik yang sama yaitu membahas mengenai
pokok pendidikan karakter. Namun dalam penelitian yang akan dibahas
oleh peneliti, selain berbeda pada lokasi penelitian, juga memiliki focus
penelitian yang berbeda dari ketiganya. Fokus penelitian yang akan
dibahas pada penelitian ini bukan pada bagaimana seorang guru dalam
menumbuhkan karakter kepada peserta didik. Melainkan ingin membahas
lebih spesifik tentang kegiatan keagamaan sekolah saat Ramadhan. Dalam
penelitian ini peneliti ingin membahas bagaimana pelaksanaan aktivititas
Ramadhan di sekolah, pengaruh yang terdapat dalam kegiatan tersebut,
serta apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan
aktivitas Ramadhan di sekolah.
52
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP IT Ash Shiddiqiyyah yang beralamat
di Jl. Suka Mulya 1 No. 17 Serua Indah, Kec. Ciputat, Kota Tangerang
Selatan, Provinsi Banten.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada tahun pelajaran 2019/2020, yaitu pada
bulan Maret sampai Mei 2019. Dimulai dengan mengumpulkan data
dari sumber-sumber tertulis yang diperoleh dari koleksi buku-buku di
perpustakaan, internet, serta sumber lain yang mendukung penelitian.
B. Latar Penelitian (Setting)
Pada penelitian ini, peneliti mengambil objek penelitian di sebuah
lembaga pendidikan yaitu SMP IT Ash Shiddiqiyyah yang beralamat di Jl.
Suka Mulya 1 No. 17 Serua Indah, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan,
Provinsi Banten. Pada lembaga pendidikan tersebut juga menyediakan
jenjang pendidikan pada tingkat TK IT Ash Shiddiqiyyah, SD IT Ash
Shiddiqiyyah, dan yang terakhir ada SMP IT Ash Shiddiqiyyah.
Dilembaga sekolah Ash Shiddiqiyyah ini merupakan sekolah
swasta yang menerapkan kultur Islami yang begitu baik. Mulai dari
kegiatan tahfiz Qur’an yang diwajibkan oleh pihak sekolah kepada para
siswa untuk dapat menghafalkan ayat suci Al-Qur’an serta doa-doa shalat
dan doa sehari-hari dalam kegiatan siswa.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan beberapa tahapan
dalam penelitian yang dilakukan. Seperti dalam kegiatan observasi,
wawancara serta dokumentasi baik berupa foto kegiatan keagamaan di
sekolah, jenis estrakulikuler keagamaan, dan surat-surat yang lainnya.
53
C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu proses yang harus dilalui
dalam suatu penelitian agar hasil yang diinginkan dapat tercapai. Untuk
memperoleh data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan
menjelaskan permasalahan pada skripsi ini, peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti dalam
melakukan penelitiannya menggunakan teknik-teknik observasi,
wawancara atau interview, analisis isi, dan metode pengumpul data
lainnya untuk menyajikan respons dan perilaku subjek.1 Penelitian ini
mencoba memahami fenomena dalam seting dan konteks naturalnya
dimana peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi fenomena yang
diamati. Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument utama
penelitian.
Sedangkan metode deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian
deskriptif memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya
pada saat penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti
berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat
perhatian tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa
tersebut.2
D. Unit Analisis
Menentukan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai
sumber data. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
1 Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group, 2013), cet. 3, h. 50. 2 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,
(Jakarta: Prenada Media Group, 2012), h. 34-35.
54
kesimpulannya.3 Berdasarkan pengertian tersebut maka dalam penelitian
ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Tangerang Selatan. Sedangkan menurut Sugiyono “Sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”4
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik penarikan
sampel Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak. Adapun jumlah populasi keseluruhan
berjumlah 100 dan jumlah sampel yang akan digunakan sesuai dengan
tabel penarikan sampel yaitu 50% yang berarti 50 siswa sebagai
responden.
E. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Dalam Penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Observasi
Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara
akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan
hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Observasi selalu
menjadi bagian dalam penelitian, dapat berlangsung dalam konteks
laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah.
Observasi yang dilakukan dalam laboratorium dalam konteks
eksperimental adalah observasi dalam rangka penelitian kuantitatif.
Observasi dalam rangka penelitian kualitatif harus dalam konteks
alamiah (naturalistik).
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan
secara sistematis. Selain itu pula observasi merupakan studi yang
3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2017) , h. 117. 4 Ibid., h. 118.
55
disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala
psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.5
Tabel 3.1
Pedoman Observasi SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
No Komponen Objek Aspek Pengamatan
1 Tempat
Sekolah SMPIT
Ash-Shiddiqiyyah
Tangsel.
Keadaan fisik sekolah, sarana dan
prasarana, dan keadaan di
lingkungan sekolah.
2 Kegiatan
Aktivitas ketika
kegiatan
Ramadhan
berlangsung
Proses pelaksanaan kegiatan
aktivitas Ramadhan
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk
mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui
percakapan atau tanya jawab.6 Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam.7
Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Wakil Kepala
Sekolah SMP IT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan, Guru
Koordinator Bidang Keagamaan, Koordinator Guru Tahfizh, dan
beberapa siswa.
5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 143. 6 Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2013., h. 130. 7 Sugiyono, op. cit., h. 317.
56
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara Siswa/Siswi SMPIT Ash Shiddiqiyyah
Sub Variabel Instrumen Wawancara No. Item
Kegiatan
Aktivitas
Ramadhan
Apakah yang anda ketahui tentang
puasa Ramadhan
1
Menurut anda kegiatan apa saja yang
terdapat pada aktivitas Ramadhan di
sekolah
3
Menurut anda nilai-nilai apa saja yang
terdapat pada pelaksanaan aktivitas
Ramadhan di sekolah
4
Bagaimana tanggapan anda mengenai
kegiatan aktivitas Ramadhan ini
5
Menurut anda apa saja yang
mendukung proses kegiatan aktivitas
Ramadhan di sekolah sehingga dapat
bermanfaat bagi siswa
7
Apakah Kegiatan Ramadhan ini
mewajibkan seluruh siswa/siswi untuk
berpartisipasi mengikutinya
Bagaimana pandangan anda terhadap
guru-guru di sekolah dalam
melakukan bimbingan keagamaan
melalui kegiatan Ramadhan ini?
8, 10
Pendidikan
Karakter Siswa Apakah yang anda ketahui mengenai
pendidikan karakter?
Menurut anda apakah pelaksanaan
aktivitas Ramadhan memiliki
pengaruh yang besar bagi pendidikan
karakter siswa
Menurut anda sendiri nilai karakter
apa saja yang terdapat pada kegiatan
aktivitas Ramadhan?
2, 6, 9
57
Tabel 3.3
Pedoman Wawancara Guru SMPIT Ash Shiddiqiyyah
Sub Variabel Instrumen Wawancara No. Item
Kegiatan
aktivitas
Ramadhan
Bagaimana pelaksanaan aktivitas
Ramadhan di sekolah
5
Jenis kegiatan aktivitas Ramadhan
seperti apa yang terselenggara di
sekolah
4
Kegiatan apa yang mendukung
pelaksanaan aktivitas Ramadhan
6
Bagaimanakah kendala yang didapat
dalam pelaksanaan aktivitas
Ramadhan
7
Siapa sajakah yang berperan dalam
proses pelaksanaan aktivitas
Ramadhan
11
Seberapa besar pengaruh pelaksanaan
aktivitas Ramadhan pada
perkembangan siswa
10
Pendidikan
karakter siswa
Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai
pendidikan karakter? Apakah penting
pendidikan karakter bagi siswa/siswi?
1
Nilai-nilai karakter apa sajakah yang
ditanamkan melalui pelaksanaan
aktivitas Ramadhan?
8
Apakah nilai karakter yang
dikembangkan tersebut telah tertanam
pada diri siswa?
9
Bagaimanakah cara bapak/ibu untuk
mempertahankan nilai-nilai dari
aktivitas ramadhan tersebut di bulan-
bulan yang lain?
12
Bagaimana keberadaan lingkungan
sekolah dalam mendukung
terwujudnya pendidikan karakter?
2
Bagaimana bentuk sarana dan
prasarana sekolah dalam mendukung
terwujudnya pendidikan karakter?
3
58
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi menurut Djam’an Satori, “yaitu mengumpulkan
dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan
penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan
menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian”.8 Studi
dokumentasi dalam penelitian kualitatif merupakan pelengkap motode
observasi dan wawancara. Dalam penelitian ini dokumen yang akan
dikumpulkan penulis meliputi data keadaan SMPIT Ash Shiddiqiyyah
Tangerang Selatan. Misalnya data tentang lembaga, staff pengajar dan
karyawan, keadaan siswa, dan dokumentasi foto kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas Ramadhan.
Tabel 3.4
Tabel Ceklis Dokumentasi SMPIT Ash Shiddiqiyyah
No Nama Dokumen Ada Tidak ada Keterangan
1 Profil Sekolah
2 Visi Misi Sekolah
3 Keadaan Guru dan Karyawan
4 Keadaan Siswa
5 Foto Kegiatan
4. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.9 Teknik angket ini berupa
serangkaian pernyataan yang harus dijawab oleh responden yang
terkait dengan aktivitas Ramadhan dalam menumbuhkan pendidikan
karakter di sekolah.
Adapun kisi-kisi angket penelitian ini adalah sebagai berikut:
8 Djam’an Satori dan Aan Komariah, op. cit., h. 149. 9 Sugiyono, op. cit., h. 199.
59
Tabel 3.5
Kisi-kisi Angket SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Sub Variabel Indikator No.
Soal
Jumlah
item
Sikap
Kepedulian Senantiasa membantu teman
dalam menghafalkan ayat Al-
Qur’an
Saling berbagi kepada sesama
Saling memberikan nasehat
3
2
1
1
1
1
Sikap
Tanggung
Jawab
Menghafalkan ayat-ayat Al-
Qur’an
Melaksanakan morajaah Al-
Qur’an
Melaksanakan tilawah Al-
Qur’an
Menerapkan hukum tajwid
Melaksanakan ibadah berjamaah
4
5
6
8
7
1
1
1
1
1
Sikap
optimis/percaya
diri
Menyampaikan tausiyah setelah
shalat
Menjadi imam shalat berjamaah
9, 10
11
2
1
Sikap Mandiri Mengumandangkan azan
Membaca wirid-wiridan
Memimpin do’a
Melantunkan shalawat
12
13
14
15
1
1
1
1
Sikap
Semangat
menuntut ilmu
Keteladaan guru
Keterlibatan siswa/siswi
Kondisi lingkungan
16, 17
18
19, 20
2
1
2
Untuk angket data diolah dengan cara:
a) Editing, memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang
diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu
persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan
yang ada pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan.
b) Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pernyataan yang terdapat dalam angket. Penulis melakukan
perhitungan skor rata-rata dengan ketentuan sebagai berikut:
60
Tabel 3.6
Skor Alternatif Jawaban Angket SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Positif (+) Negatif (-)
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
c) Tabulating, yaitu proses memindahkan jawaban ke dalam tabel,
sehingga diketahui perhitungan prosentasenya.
Dalam pengumpulan data berupa angket peneliti menggunakan
teknik analisa deskriptif kuantitatif untuk memperkuat data yang
diperoleh agar data dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Kemudian data yang diperoleh diuraikan dan dijelaskan dengan
menghitung frekwensinya. Sehingga untuk data kuantitatif (berupa
angka) akan dianalisasi dengan teknik statistik yaitu teknik
formalisasi prosentase sebagai berikut:
P =
Keterangan:
F = Frekuensi yang dicari
N = Banyaknya individu
P = Persentase 10
F. Pemeriksaan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan
data melalui proses; prosedur cek ulang secara cermat, ketekunan
pengamatan dan triangulasi.
10 Anas Sudijono Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2015), h. 43.
F
N x 100%
61
1. Melakukan Prosedur Cek Ulang secara Cermat
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan prosedur pengecekan
ulang yang dapat dilakukan untuk memverifikasi apakah ungkapan
informan sesuai dengan keadaan dilapangan.11
Pengecekan ulang
dilakukan dengan memverifikasi hasil wawancara dan hasil observasi,
dengan melihat apakah hasil wawancara yang diungkapkan
narasumber sesuai dengan situasi konkret yang ditemukan di lapangan.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dapat diartikan upaya seorang peneliti
melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan.12
Dalam hal ini maka peneliti melalui pengamatannya berusaha
mencermati secara mendalam berbagai kegiatan dalam aktivitas
Ramadhan di SMPIT Ash-Shidiqiyyah Tangerang Selatan. Dengan
demikian data yang ditemukan benar dan dapat dipercaya.
3. Triangulasi
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu.13
Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan
keabsahan data dengan cara mengecek dan membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara maupun dokumen terkait
mengenai penanaman pendidikan karakter siswa melalui kegiatan
aktivitas ramadhan di SMP IT Ash Shiddiqiyyah.
G. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
11 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 189. 12 Sugiyono, op. cit., h. 370. 13 Djam’an Satori dan Aan Komariah, op. cit., h. 170.
62
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.14
Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display,
dan conclusion drawing/verification.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti ke
lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi
data. Menurut Sugiyono dalam bukunya reduksi data diartikan sebagai
proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang
tidak perlu.15
Dalam penelitian ini setelah peneliti menelaah data-data yang
tersedia dari hasil observasi, wawancara maupun studi dokumentasi,
kemudian peneliti melakukan reduksi data untuk memilah dari semua
data yang ditemukan kemudian peneliti mengambil hal-hal yang sesuai
dengan kebutuhan penelitian.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah men-
display-kan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data dilakukan
dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar katagori,
flowchart, dan sejenisnya. Dengan men-display-kan data, maka akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.16
Dalam penelitian
ini penyajian data disajikan dalam bentuk teks naratif.
3. Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan)
Langkah selanjutnya yaitu peneliti melakukan penarikan
kesimpulan dari data yang telah disajikan. Menurut Miles dan
Huberman yang dikutip oleh Sugiyono dalam bukunya bahwa
14 Sugiyono, op,cit., h. 335. 15 Ibid., h. 338. 16 Ibid., h. 341.
63
kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.17
Penarikan
kesimpulan sementara dapat diuji kembali dengan data yang ada di
lapangan sampai dengan peneliti menemukan data yang valid dan data
tersebut merupakan kesimpulan yang kredibel.
17 Ibid., h. 345.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi, wawancara,
serta dokumentasi dalam memperoleh data penelitian. Maka pada akhirnya
penulis dapat menyimpulkan beberapa kesimpulan hasil penelitian yang di
dapat yakni tentang “Aktivitas Ramadhan Dalam Menumbuhkan
Pendidikan Karakter Remaja di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang
Selatan”. Kesimpulan dari penelitian ini dibuat untuk menjawab
pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah yang telah dituliskan
pada BAB I, yakni sebagai berikut:
1. Proses pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan yang terdapat di
sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan sangatlah bagus
dan menarik serta sangat beragam jenis kegiatan yang terdapat di
dalamnya. Dari beberapa jenis kegiatan aktivitas Ramadhan yang ada
di sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah ini diantaranya seperti; Tarhib
Ramadhan, Daurah Qur’an Ramadhan, Mabit Qur’an Ramadhan, dan
Pidato/kultum. Sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah merupakan sekolah
Islam yang sangat kental dengan corak keagamaan di dalamnya yang
selalu mengupayakan untuk mendekatkan siswa/siswi pada ajaran Al-
Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW. Selain itu juga dalam proses
pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan ini setiap siswa/siswi di
wajibkan berpartisipasi untuk mengikutinya. Dalam hal ini juga, selain
kegiatan-kegiatan Ramadhan yang terdapat di sekolah SMPIT Ash-
Shiddiqiyyah Tangerang Selatan. Terdapat pula pelaksanaan kegiatan-
kegiatan keagamaan lainnya dalam menunjang terlaksananya
penanaman pendidikan karakter bagi diri pribadi seluruh siswa/siswi di
sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan. Pelaksanaan
kegiatan keagamaan yang dibimbing langsung oleh seluruh dewan
105
guru di sekolah diantaranya; Kegiatan Harian, Kegiatan Mingguan,
Kegiatan Bulanan, Kegiatan per empat bulan, dan kegiatan tahunan.
2. Pengaruh dari pelaksanaan proses aktivitas Ramadhan yang terdapat
di sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah diantaranya adalah sangatlah
bagus dan mendukung siswa/siswi dalam kegiatan proses belajar
mengajar, membangun serta memperkokoh kualitas budaya karakter
yang berakhlakul karimah serta berkiblat pada pokok-pokok ajaran
Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Diantara hasil
yang ditumbuhkan dari pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan di
sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan yaitu terdapat
tiga nilai yang ingin dibangun pada diri masing-masing pribadi peserta
didik yaitu; Menumbuhkan sikap kepedulian serta tanggung jawab,
Menjadikan pribadi yang optimis dan percaya diri, serta Melatih
kemandirian dan semangat dalam menuntut ilmu.
3. Faktor pendukung dari pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan di
sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan ialah; Motivasi
dan perhatian guru yaitu dimana peran guru yang begitu aktif dalam
memberikan bimbingan pendidikan Islami melalui kegiatan aktivitas
ramadhan dengan beberapa sifat yang dicontohkannya melalui
keteladanan, pembiasaan dalam bersikap dan berbuat serta saling
mengingatkan, Kurikulum terpadu sekolah, Lingkungan sekolah, Tata
tertib sekolah, dan Fasilitas kegiatan yang memadai. Adapun faktor
penghambatnya adalah kurangnya minat motivasi dan dorongan yang
datang dari orang tua dalam mengarahkan siswa/siswi untuk mengikuti
kegiatan aktivitas Ramadhan yang masih belum dilakukan secara
maksimal.
B. Saran
Setelah melakukan proses penelitian di sekolah SMPIT Ash-
Shiddiqiyyah Tangerang Selatan, maka dibawah ini terdapat beberapa
saran dari peneliti yang ingin di sampaikan diantaranya yaitu:
106
1. Dari beberapa jenis kegiatan pelaksanaan aktivitas Ramadhan yang
terdapat di sekolah SMPIT Ash-Shiddqiyyah Tangerang Selatan.
Peneliti berharap besar kegiatan Ramadhan tersebut dapat terus
berjalan dan dipertahankan serta lebih ditingkatkan kembali sehingga
tujuan maupun hasil yang akan dicapai tersebut dapat terlaksana
secara baik dan terstruktur.
2. Mengingat perlunya nilai-nilai agama yang tumbuh dan berkembang
pada diri setiap peserta didik, maka dengan ini peneliti berharap baik
dari pihak sekolah maupun orang tua agar selalu memberikan
pengarahan, bimbingan, nasehat serta motivasi yang lebih kepada
anak didik baik diruang lingkup sekolah maupun lingkungan keluarga.
3. Dalam menjalin hubungan informasi baik antara pihak sekolah
maupun orang tua siswa agar lebih dekat pihak sekolah harus selalu
melakukan komunikasi kepada pihak orang tua secara khusus terkait
pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan di lingkungan sekolah.
Dengan begitu diharapkan orang tua juga dapat membantu guru dalam
mengawasi serta selalu mendorong anaknya untuk turut serta
mengikuti program sekolah yaitu Pelaksanaan kegiatan aktivitas
Ramadhan.
107
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. Psikologi Remaja: Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011),
Ahmad bin Syu’aib Abdurrahman an-Nasa’i. Ensiklopedia Hadits 7; Sunan An-
Nasa’i (Penerjemah: M. Khairul Huda, dkk). Jakarta: almahira, 2013.
Amin, Maswardi Muhammad Amin. Pendidikan Karakter Anak Bangsa, (Jakarta:
Baduose Media Jakarta, 2011.
Ardani, M. Fikih Ibadah Praktis. Ciputat: Bumbu Dapur Communication, 2008.
Aunillah, Nurla Isna. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah.
Jogjakarta: Laksana, 2011.
Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas. Fiqh
Ibadah: Thaharah, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji. Jakarta: AMZAH,
2015.
Aziz, Hamka Abdul. Pendidikan Karakter Berpusat Pada Hati: Akhlak Mulia
Pondasi Membangun Karakter Bangsa. Jakarta: Al-Mawardi Prima,
2012.
Azzet, Akhmad Muhaimin. Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia:
Revitalisasi Pendidikan Karakter Terhadap Keberhasilan Belajar dan
Kemajuan Bangsa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter:Konsep dan Implementasi. Bandung:
Alfabeta, 2012.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013.
Hasbiyallah. Fiqh dan Ushul Fiqh. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial.
Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Hidayati, Heny Narendrany dan Andri Yudiantoro. Psikologi Agama. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2007.
Hosnan. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia, 2016.
Idi, Abdullah dan Safarina, Etika Pendidikan: Keluarga, Sekolah dan
Masyarakat. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2016.
108
Jahja, Yudrik. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.
Junaedi, Dedi. Pedoman Puasa: Tuntunan dan Permasalahannya. Jakarta:
Akademika Pressino, 2010.
Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: CV
Alfatih Berkah Cipta, 2013.
Komariah, “Upaya Kepala Sekolah dan Guru PAI Dalam Membentuk Karakter
Peserta Didik Di SMAN 12 Kota Tangerang Selatan”, Skripsi, pada
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Kurniawan, Syamsul. Pendidikan Karakter: Konsepsi dan Implementasinya
Secara Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi,
dan Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.
Kuswara dan Yena Sumaya. Peran Nilai-Nilai Puasa Ramadhan Bagi Pendidikan
Karakter Siswa Sekolah Dasar, Jurnal Edukasi Sebelas April, p-ISSN
2548-8988, e-ISSN 2548-8996, Vol. 1 No. 1, Februari 2017.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.
Marlina, Rosleny. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: CV
Pustaka Setia, 2016.
Muhammad, Abu Abdullah bin Ismail al-Bukhari. Ensiklopedia Hadits 2; Shahih
Al-Bukhari, (Penerjemah: Subhan Abdullah, dkk). Jakarta: Almahira,
2012.
Muhammad, Abu Abdullah bin Yazid al-Qazwini Ibnu Majah. Ensiklopedia
Hadits 8; Sunan Ibnu Majah, (Penerjemah: Saifuddin Zuhri). Jakarta:
almahira, 2013.
Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013),
Mulyasa, Dedy. Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi. Ensiklopedia Hadits 3; Shahih
Muslim 1 (Penerjemah: Ferdinand Hasmand, dkk). Jakarta: almahira,
2012.
Naim, Ngainun. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam
Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media, 2012.
Nano, Salman. Maka Berpuasalah. Jakarta: Al-Huda, 2006.
109
Nasution, Muhammad Mahmud. TARAWIH DAN TAHAJJUD (Tinjauan
Persamaan Dan Perbedaan Dalam Pelaksanaan Dan Keutamaan).
FITRAH, Vol. 01 No. 2. 2015.
Nihayah, Zahrotun., dkk., Psikologi Perkembangan: Tinjauan Psikologi Barat
dan Islam. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Nisrima, Siti., dkk., Pembinaan Perilaku Sosial Remaja Penghuni Yayasan Islam
Media Kasih Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Kewarganegaraan Unsyiah. Volume 1, Nomor 1, 2016.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Prenada Media Group, 2012.
Octavia, Lanny., dkk., Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi Pesantren. Jakarta:
renebook, 2014.
Oki dermawan, Pendidikan Karakter Siswa Melalui Ibadah Puasa, Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam, Vol. 8, No. 2, Agustus 2013.
Putro, Khamim Zarkasih, Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa
Remaja. APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, ISSN: 1411-
8777, Volume 17, Nomor 1, 2017.
Raya, Ahmad Thib dan Siti Musdah Mulia. Menyelami Seluk-Beluk Ibadah
Dalam Islam. Bogor: Kencana, 2003.
Salahudin, Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan
Karakter:Pendidikan Berbasis Agama dan Budaya Bangsa. Bandung:
Pustaka Setia, 2013.
Saleh, Akh. Muwafik. Membangun Karakter dengan Hati Nurani: Pendidikan
Karakter untuk Generasi Bangsa. Jakarta: Erlangga, 2012. hlm. 12.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Satori, Djam’an Satori dan Aan Komariah. Metode Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Setiadi, Yuda, “Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pendidikan Karakter
Peserta Didik SMPIT Nurul Hikmah Matraman Jakarta Timur” Skripsi
pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group, 2013.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2015.
110
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2017. hlm.
Sulhan, “Pelaksanaan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Rohis Di SMA
Negeri 86 Jakarta” Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2013.
Sunarto dan Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta,
2008.
Supandi, Irfan. Ensiklopedi Puasa. Surakarta: Indiva Pustaka, 2008.
Syah, Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2010.
U, M. Shabir. Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Ibadah Puasa, Lentera Pendidikan,
Vol 14, No 2, 2011,
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.
Wahyu, Y. Istiyono Wahyu dan Ostaria Silaban. Kamus Pintar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Karisma Publishing Group, 2006.
Yaumi, Muhammad. Pendidikan Karakter:Landasan, Pilar, dan Implementasi.
Jakarta: Prenadamedia Group, 2014.
Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2017.
Zuhdi, Muhammad Najmuddin dan Muhammad Anis Sumaji. 125 Masalah
Puasa. Solo: Tiga Serangkai, 2008.
111
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI SEKOLAH
SMPIT ASH- SHIDDIQIYYAH TANGERANG SELATAN
Hari/Tanggal : 27 Maret-10 Mei 2019
Tempat : SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
No Aspek yang diamati Deskripsi
1. Letak kondisi fisik sekolah
SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang
Selatan terletak di tengah komplek
perumahan alamatnya di Jl. Suka
Mulya 1 No. 17 Serua Indah, Kec.
Ciputat, Kota Tangerang Selatan,
Provinsi Banten. Lokasi sekolah cukup
nyaman dan sejuk, karena jauh dari
jalan raya sehingga terhindar dari
kebisingan dan polusi kendaraan.
Sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah
merupakan sekolah swasta yang
menerapkan berbagai jenis kultur
Islami yang begitu baik. Kegiatan yang
ada di sekolah selalu bertujuan untuk
mendekatkan semua siswa/siswi pada
Al-Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW.
Mulai dari kegiatan tahfiz Qur’an yang
diwajibkan oleh pihak sekolah kepada
seluruh siswa/siswi, pelaksanaan shalat
dhuha, kegiatan tahsin Qur’an, tadarus
Al-Qur’an, hafalan doa-doa shalat dan
doa sehari-hari dalam kegiatan siswa
serta kegiatan keagamaan lainnya.
112
2. Bentuk Sarana dan Prasarana
Ruang kelas SMPIT Ash Shiddiqiyyah
Tangerang Selatan terdapat empat
kelas. Untuk kelas tingkat SMP berada
dilantai tiga, diantaranya kelas VII ada
2 kelas, VIII ada 1 kelas, dan IX 1
kelas. Keadaan kelas cukup baik,
terdapat fasilitas dan alat belajar yang
memadai. Alat belajar tersebut
diantaranya; meja, kursi, papan tulis
putih, marker, penghapus papan tulis,
lemari guru, proyektor, alat kebersihan,
kipas angin, foto presiden dan wakil
presiden.
3. Keberadaan kondisi lingkungan
sekolah
Keberadaan kondisi lingkungan sekolah
SMPIT Ash Shiddiqiyyah sangat bagus
dan indah. Letak sekolah yang berada
di sekitaran komplek perumahan bukit
serua indah serta jauh dari kebisingan
jalan raya juga menjadi faktor
siswa/siswi lebih berkonsentrasi dalam
belajarnya. Selain itu pula kondisi tata
letak dan bangunan sekolah yang rapih
dan nyaman. Kondisi kebersihan
sekolah Ash Shiddiqiyyah juga selalu
dijaga dan diperhatikan misalnya
kerapihan seragam yang digunakan
oleh dewan guru dan siswa/siswi di
sekolah ini. Tidak hanya itu saja
terdapat taman kecil di sekolah SMPIT
Ash Shiddiqiyyah ini sebagai bentuk
penghijauan lingkungan sekolah.
113
A. Bentuk Sarana dan Prasarana SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
No Fasilitas Jumlah Keterangan
1 Ruang Kelas 4
Ruang kelas terlihat baik, bersih
dan rapih serta disertai kipas angin
disetiap dinding kelas. Dan juga
terdapat foto presiden dan
wakilnya, serta terdapat lemari
guru.
2 Ruang Kepala Sekolah 1
Ruang kepala sekolah terlihat rapi
dan bersih serta terdapat fasilitas
komputer dan printer.
3 Ruang Guru 1 Keberadaan ruang guru bersih dan
rapi.
4 Ruang Tata Usaha 1 Ruang TU rapi dan bersih terdapat
fasilitas komputer dan printer.
5 Ruang UKS 1 Ruang ini terlihat bersih, rapi, dan
nyaman.
6 Ruang TIK 1
Terlihat baik dan rapi alat yang
tersedia cukup memadai
siswa/siswi dalam belajarnya.
7 Mushala 1
Terlihat baik dan rapi terdapat
perlengkapan shalat seperti karpet,
sound sistem, dan mimbar shalat.
8 Ruang Aula 1
Ruangan ini cukup luas, bersih dan
rapi. Ruangan ini biasa digunakan
untuk pertemuan guru dengan wali
murid.
9 WC Guru 2 Terlihat bersih, rapi dan baik untuk
digunakan.
114
10 WC Siswa 8 Terlihat bersih, rapi dan baik untuk
digunakan.
11 Lapangan Sekolah 1
Lapangan atau halaman sekolah
cukup luas. Serta kondisinya
terlihat bersih. Lapangan biasa
digunakan untuk upacara dan olah
raga siswa/siswi.
12 Kantin Sekolah 1
Kantin terlihat bagus dan rapi serta
dalam penataan letak yang bagus
sehingga membuat nyaman
siswa/siswi selama jam istirahat.
13 Koperasi Sekolah 1
Terlihat bersih dan rapi, selain itu
banyak alat sekolah yang terjual di
sini sehingga memudahkan siswa
membeli kebutuhannya.
14 Perpustakaan 1
Terlihat bersih dan nyaman,
didalamnya terdapat buku yang
cukup banyak dan tersusun rapi.
115
Lampiran 2
HASIL OBSERVASI
PELAKSANAAN KEGIATAN AKTIVITAS RAMADHAN
Hari/Tanggal : 03-10 Mei 2019
Tempat : SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
Objek Pengamatan : Pelaksanaan Kegiatan Aktivitas Ramadhan
No Aspek yang diamati Deskripsi
1
Beberapa jenis kegiatan yang
terselenggara di sekolah sebagai
kegiatan aktivitas Ramadhan
Berkaitan dengan jenis kegiatan yang
terselenggara di sekolah SMPIT Ash
Shiddiqiyyah Tangerang Selatan,
terdapat beberapa jenis kegiatan yang
telah teraksana saat bulan suci
Ramadhan. Kegiatan ini antara lain
Tarhib ramadhan, Daurah qur’an,
Mabit Qur’an, serta pidato atau kultum.
Beberapa jenis dari kegiatan ini di
samping melatih aspek karakter siswa
juga sebagai pengisi waktu keagamaan
siswa/siswi saat bulan Ramadhan di
sekolah.
2 Pelaksanaan kegiatan aktivitas
Ramadhan
Kegiatan berlangsung di sekolah
SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang
Selatan. Seluruh siswa/siswi SMPIT
Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
wajib untuk mengikuti beberapa jenis
kegiatan Ramadhan ini. Kegiatan
Ramadhan tersebut diikuti dari tingkat
SD kelas IV sampai dengan siswa SMP
116
kelas IX. Dalam kegiatan Ramadhan
tersebut juga terdapat beberapa dewan
guru dan staff sekolah yang turut
berpastisipasi sehingga kegiatan
Ramadhan dapat berjalan secara
maksimal membawa kebermanfaatan
untuk semua.
3 Alokasi waktu pelaksanaan
Dari beberapa jenis kegiatan
Ramadhan baik itu Tarhib Ramadhan,
Daurah qur’an, Mabit qur’an dan
pidato. Kesemuanya ini berbeda jenis
pelaksanaan waktu terselenggaranya.
untuk pertama kegiatan Tarhib
Ramadhan selalu dilakukan di awal
sebelum pelaksanaan ibadah puasa.
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk
aspirasi untuk menyambut datangnya
bulan suci Ramadhan. Kedua, Daurah
qur’an yaitu pelaksanaan selama 2
minggu berturut-turut di saat bulan
ramadhan. Kegiatan ini diantaranya
untuk melatih hafalan serta ilmu tajwid
siswa/siswi. Ketiga, Mabit qur’an yaitu
kegiatan menginap di sekolah selama 1
hari lamanya, di dalam kegiatan ini
terdapat jadwal yang dilakukan antara
lain; buka puasa bersama, shalat wajib
dan tarawih, kajian keagamaan, shalat
sunah, sahur, serta beberapa kegiatan
lainnya. Dan ke empat pidato/kultum,
yaitu kegiatan berisi ceramah
117
keagamaan yang disampaikan langsung
oleh siswa SMPIT Ash Shiddiqiyyah,
sedangkan untuk waktu pelaksanaan
kegiatan ini dilakukan setiap hari
setelah selesai shalat zhuhur
berjamaah.
4 Sikap siswa terhadap kegiatan
aktivitas Ramadhan
Berdasarkan dari hasil pengamatan
yang peneliti lakukan, siswa maupun
guru yang mengikuti kegiatan aktivitas
Ramadhan tersebut berjalan dengan
baik dan sesuai harapan. Siswa/siswi
terlihat antusias, disiplin, dan saling
mengingatkan teman sebayanya demi
terlaksananya kegiatan tersebut. Siswa
terlihat sangat aktif di saat pelaksanaan
kegiatan aktivitas Ramadhan di
sekolah. Menurut beberapa siswa
kegiatan tersebut sangat membawa
banyak manfaat untuk dirinya di dalam
mempelajari ilmu-ilmu agama.
Terlebih lagi dalam kegiatan
pidato/kultum sekolah. Siswa dilatih
untuk menyampaikan pengetahuan
agama kepada teman-temannya. Selain
itu kegiatan aktivitas Ramadhan juga
sangat membantu aspek tanggung
jawab pada diri siswa dan
kemandiriannya untuk bisa saling
berbagi ilmu pengetahuan kepada
sesama.
118
5 Materi kegiatan pelaksanaan
aktivitas Ramadhan
Mengenai materi dalam kegiatan
Ramadhan tentunya banyak sekali
materi-materi yang di berikan kepada
seluruh siswa/siswi di sekolah SMPIT
Ash Shiddiqiyyah. Misalnya terkait;
a) Tarhib ramadhan materi kegiatan;
pawai bersama berkeliling kampung
dengan menggunakan atribut spanduk
dan beberapa hal yang dilakukan
seperti pembacaan shalawat, zikir, dan
pembagian stiker Ramadhan b) Daurah
qur’an materi kegiatan; tahsin dan ilmu
tajwid, hafalan Qur’an, tadarus Qur’an.
c) Mabit qur’an seperti didalamnya
terdapat buka puasa bersama, shalat
wajib dan shalat tarawih, kajian agama,
shalat tahajud, sahur. d) Pidato/Kultum
berupa kegiatan; siswa menyampaikan
nasehat ilmu agama kepada teman-
temannya di depan mimbar imam.
6.
Komponen pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan aktivitas
Ramadhan
Berkaitan dalam faktor pendukung
dengan kegiatan aktivitas Ramadhan
terdapat 5 komponen diantaranya;
a) motivasi dan perhatain guru,
yakni para tenaga pendidik atau
dewan guru yang mempunyai
andil dalam setiap pelaksanaan
kegiatan aktivitas Ramadhan
serta dorongan motivasi yang
terus dilakukannya.
b) kurikulum terpadu sekolah
119
SMPIT Ash Shiddiqiyyah,
dimana dalam suatu kegiatan,
sekolah sangat mendukung
dalam terwujudnya berbagai
macam jenis kegiatan Islami di
dalamnya. Dengan kurikulum
ini berbagai jenis kegiatan di
dalamnya dapat berjalan dengan
baik serta terdorong untuk
menjadi sesuatu yang rutin
untuk dilaksanakan.
c) Lingkungan sekolah, letak
sekolah SMPIT Ash
Shiddiqiyyah yang sangat baik
dan strategis yakni keberadaan
tempat sekolah yang luas dan
sejuk, jauh dari kebisingan,
serta kegiatan sekolah yang
sangat kental dengan corak
keagamaannya.
d) Tata tertib sekolah, berkaitan
dengan peraturan sekolah
SMPIT Ash Shiddiqiyyah
sudah cukup baik dalam
memberlakukan serta
menerapkan tata tertib di
lingkungan sekolah. Diantara
tata tertib tersebut ialah;
kedisiplinan, keagamaan,
kejujuran, dan ketertiban.
e) Fasilitas dan sarana prasarana,
120
mengeni sarana dan prasarana
SMPIT Ash Shiddiqiyyah
sangat mendukung, dimulai dari
ruang kelas siswa, tempat
duduk siswa, halaman sekolah,
mushala, dan suasana sekolah.
121
Lampiran 3
PEDOMAN ANGKET
Nama :
Kelas :
I. Petunjuk pengisian
1. Berilah tanda checklist (√) pada pilihan jawaban yang anda anggap
benar sesuai dengan pilihan anda.
2. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai raport atau nilai
pelajaran kamu di sekolah.
3. Terima kasih atas bantuan dan partisipasinya dalam mengisi angket ini.
No Pernyataan SS S TS STS
1 Jika ada teman yang kurang semangat untuk
belajar seringkali saya memberikan nasehat.
2 Apabila saya memiliki makanan tidak lupa
untuk saling berbagi.
3 Jika ada teman yang belum lancar dalam
menghafal Al-qur’an seringkali saya
membantu melancarkan hafalannya.
4 Dengan menghafal ayat Al-qur’an maka
melatih tanggung jawab kita sebagai muslim
untuk dapat mempelajarinya lebih dalam lagi.
5 Melakukan murajaah hafalan Al-qur’an
membuat saya bertanggung jawab untuk
istiqomah terus dekat dengan Al-qur’an.
6 Al-qur’an merupakan kitab umat Islam maka
saya berkewajiban untuk selalu membacanya
di setiap saat.
7 Sebagai muslim maka wajib hukumnya
122
melaksanakan ibadah shalat berjamaah.
8 Menerapkan hukum tajwid dalam membaca
Al-qur’an merupakan perintah yang dianjurkan
bahkan wajib untuk kita terapkan.
9 Kegiatan tausiyah/pidato di sekolah membuat
sikap percaya diri tumbuh di hati saya.
10 Dengan pembiasaan kegiatan tausiyah
menjadikan saya berani untuk menyampaikan
pesan-pesan keagamaan di depan umum.
11 Pembiasaan kegiatan menjadi imam shalat di
sekolah menumbuhkan sikap percaya diri
dalam mengemban amanah.
12 Dengan pembiasaan azan di sekolah yang di
perintahkan bapak/ibu guru memberikan sikap
baik pada siswa seperti kemandirian.
13 Setelah shalat berjamaah ada kegiatan
membaca wirid tasbih yang dipimpin seorang
siswa, melalui ini maka akan tumbuh jiwa
mandiri di setiap siswa
14 Memimpin doa saat shalat berjamaah akan
membuat siswa terbiasa untuk tidak merasa
canggung dan menjadikan dirinya mandiri.
15 Kegiatan shalawat di sekolah yang diajarkan
kepada siswa akan mampu membimbing jiwa
mandiri.
16 Motivasi yang bapak/ibu guru lakukan di
sekolah bertujuan agar siswa rajin dalam
belajar.
17 Bapak/ibu guru di sekolah terbiasa
memberikan bimbingan Islami melalui
123
keteladanan sifatnya.
18 Setiap kegiatan keagamaan berlangsung di
sekolah semua siswa/siswi selalu
diikutsertakan.
19 Keberadaan lingkungan di sekolah sangat
membuat siswa bersemangat dalam belajar.
20 Lingkungan di sekolah sangat nyaman untuk
siswa/siswi belajar dan menimba ilmu.
Keterangan: SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak
setuju)
124
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH
Informan : Paisal Aripin S.Pd
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah Bidang kesiswaan
Tanggal : 14 Mei 2019
Jam : 13:00 - Selesai
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah
penting pendidikan karakter bagi siswa-siswi SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah?
Jawab: Pendidikan karakter itu adalah dimana mereka punya sifat dan
kebiasaan yang tertanam pada dirinya tidak hanya dihafal tetapi sudah
menjadi kepribadian pada dirinya misalnya sifat jujur maka kejujuran
tidak hanya bersifat materi tetapi dengan karakter jujur yang dimana bisa
ia bawa dimana saja tidak hanya di sekolah di rumah pun bisa ia terapkan.
seperti tidak boleh bohong dan bisa dipercaya. Tentu sangat penting sekali
ditanamkan kepada seluruh siswa-siswi bagi SMP IT Ash-Shiddiqiyyah.
2. Seperti apakah keadaan lingkungan di sekolah dalam mendukung
terwujudnya pendidikan karakter pada siswa!
Jawab: Keadaan lingkungan sekolah sangat baik, bagus serta dapat
mendukung dalam menciptakan suasana yang bisa membuat karakter anak
menjadi lebih baik lagi. Karena lingkungan kita di sekolah SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah ini masyarakatnya sopan serta santun dan memiliki akhlak
yang baik terhadap sesama maka dampak ini bisa mendukung kita dalam
terlaksananya karakter yang baik pula bagi semua siswa-siswi disini.
3. Bagaimanakah bentuk sarana dan prasarana di sekolah dalam
mendukung terwujudnya karakter yang baik kepada siswa?
125
Jawab: Dalam membahas sarana dan prasarana di sini lumayan baik
seperti yang kita lihat, sekolah SMP IT Ash-Shiddiqiyyah ini terus
menambah fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh siswa dalam menunjang
pendidikan yang berjalan di sekolah. Bahkan di sini kita sebagai pihak
sekolah mencoba mengadakan kantin jujur dimana para siswa yang
membelinya dengan membayar dan mengambil sendiri barang yang ingin
dibelinya. Dengan ini harapan kita dapat melatih sifat karakter kejujuran
dari diri siswa sendiri.
4. Jenis kegiatan aktivitas Ramadhan seperti apakah yang
terselenggara di sekolah?
Jawab: Berbicara mengenai kegiatan aktivitas ramadhan di sekolah SMP
IT Ash-Shiddiqiyyah ini, ada beberapa kegiatan yang diselenggarakan
oleh sekolah seperti;
a. Tarhib Ramadhan; kegiatan tarhib ramadhan ini sekolah adakah setiap
kali datangnya bulan suci ramadhan, yaitu dengan keliling lingkungan
sekolah serta membagikan beberapa stiker yang berisikan ucapan
untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
b. Daurah ramadhan; kegiatan ini dimana seluruh siswa berinteraksi
dengan al-qur’an dalam artian mendekatkan diri kepada Allah SWT
dengan cara menghafal, membaca al-qur’an, dan memperbaiki bacaan
yang belum tepat.
c. Mabit; kegiatan mabit atau bermalam di sekolah adalah suatu kegiatan
sekolah yang mewajibkan siswa untuk mengikutinya serta selain hal
itu diharapkan dengan mabit ini siswa menjadi lebih mandiri dan
memperoleh ilmu agama yang cukup untuk bekal mereka.
d. Pidato/kultum; kegiatan tausiyah yang dilaksanakan secara bergantian
oleh seluruh siswa pada setiap kelas. Kegiatan ini dilakukan untuk
melatih sikap optimis/percaya diri. Sehingga dapat membiasakan siswa
untuk saling berani dalam berbuat kebaikan.
126
5. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan di sekolah?
Jawab: Mengenai pelaksanaan aktivitas Ramadhan di sekolah sangat baik,
untuk pelaksanaannya sendiri memang antara satu kegiatan dengan
kegiatan yang lain berbeda misalnya saja;
a. Tarhib Ramadhan; kegiatan tarhib ramadhan ini sekolah adakah
setiap kali datangnya bulan suci ramadhan, yaitu dengan keliling
lingkungan sekolah serta membagikan beberapa stiker yang
berisikan ucapan untuk menyambut datangnya bulan suci
ramadhan disertai pembacaan shalawat maupun zikir dengan
alokasi waktu pukul 08:00 kita sudah laksanakan.
b. Daurah ramadhan; kegiatan ini dimana seluruh siswa berinteraksi
dengan al-qur’an dalam artian mendekatkan diri kepada Allah
SWT dengan cara menghafal, membaca al-qur’an, dan
memperbaiki bacaan yang belum tepat (tahsin qur’an). Dalam
kegiatan ini kita lakukan selama 2 minggu kedepan.
c. Mabit; kegiatan mabit atau bermalam di sekolah adalah suatu
kegiatan sekolah yang mewajibkan siswa untuk mengikutinya,
serta selain hal itu diharapkan dengan mabit ini siswa menjadi
lebih mandiri dan memperoleh ilmu agama yang cukup untuk
bekal mereka. kegiatan ini selama 1 hari satu malam.
d. Pidato/Kultum kegiatan ini selalu dilakukan setiap hari yaitu
setelah shalat ba’diyah zuhur. Setiap siswa pada kelas-kelas yang
telah ditentukan wajib untuk menyampaikan kultumnya atau
nasehat keagamaan kepada teman-teman semua.
6. Faktor apa sajakah yang mendukung dalam penanaman pendidikan
karakter siswa melalui pelaksanaan kegiatan aktivitas ramadhan?
Jawab: Faktor yang mendukung terlaksananya penanaman pendidikan
karakter siswa melalui kegiatan aktivitas ramadhan diantaranya;
a. Adanya motivasi; ini merupakan salah satu tolak ukur tercapainya
penanaman pendidikan karakter, motivasi ini bisa datang dari
127
orangtua, guru, dan peserta didik, jika anak-anak punya motivasi yang
tinggi maka akan memudahkan dalam melakukan bimbingan sesuai
harapan sekolah.
b. Keadaan lingkungan; baik di sekolah atau di rumah, faktor ini juga
berpengaruh bagi kemauan siswa untuk mengikuti agenda kegiatan
yang sekolah terapkan.
7. Adakah kendala yang bapak/ibu rasakan dalam melakukan
penanaman pendidikan karakter siswa melalui aktivitas ramadhan?
Jawab: Untuk masalah kendala dari bapak dan ibu guru dalam melakukan
rencana kegiatan yang sekolah laksanakan kemungkinan pasti ada, dan hal
tersebut harus cepat untuk diatasi agar rencana kegiatan yang dilakukan
dapat menumbuhkan sesuatu yang positif. Misalnya saja dari segi
kehadiran siswa, sifat siswa dalam kemauannya kurang, waktu terlalu
pendek karena perbedaan waktu pembelajaran di bulan ramadhan dengan
yang lainnya memang berbeda.
8. Nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan melalui pelaksanaan
kegiatan aktivitas ramadhan di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah?
Jawab: Mengenai nilai-nilai karakter yang sekolah ingin bangun melalui
kegiatan aktivitas pada saat bulan ramadhan ini , yaitu harapan sekolah
semua peserta didik dapat memiliki karakter kejujuran, percaya diri,
mandiri, disiplin, tanggung jawab serta sikap silaturahim yang harus tetap
dijaga agar dapat menjadi pribadi yang sholeh dan sholehah serta dapat
membangun atau membentuk kebiasaan budaya karakter yang berakhlakul
karimah.
9. Apakah nilai-nilai karakter yang dikembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswi SMP IT Ash-Shiddiqiyyah?
Jawab: Alhamdulilah baru sebagian besar anak-anak telah memiliki sifat-
sifat karakter yang memang sekolah harapkan, walaupun belum semuanya
memiliki sifat karakter yang sekolah inginkan setidaknya hal ini dapat
dijadikan contoh untuk teman yang lainnya.
128
10. Seberapa besar pengaruh dari pelaksanaan kegiatan aktivitas
ramadhan dalam menumbuhkan pendidikan karakter siswa?
Jawab: Sangat besar pengaruhnya bagi mereka siswa-siswi SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah ini, dengan beberapa kegiatan keagamaan yang sekolah
adakan harapannya dapat terus berjalan dengan baik dan menumbuhkan
sikap, pengaruh, serta dampak yang besar untuk kemajuan karakter siswa-
siswi disini. Dengan kegiatan ini pula siswa bisa terjaga dan terkontrol
seperti pertama dalam hawa nafsunya seperti dalam bermain game, serta
hal lainnya yang tidak bermanfaat. Selain itu banyak juga nasehat guru
yang mereka terima.
11. Siapa sajakah yang berperan dalam proses pelaksanaan kegiatan
aktivitas ramadhan di sekolah?
Jawab: Mengenai peran dalam kegiatan yang sekolah laksanakan adalah
semua elemen dari sekolah itu sangat berperan penting dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut misalnya; siswa, guru, kepala sekolah, TU, dan yang
lainnya.
12. Bagaimanakah cara bapak/ibu untuk mempertahankan nilai-nilai
dari aktivitas ramadhan tersebut pada bulan-bulan yang lain?
Jawab: Dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai karakter ataupun
menjaganya supaya peserta didik khususnya di SMP IT Ash-Shiddiqiyyah
ini terus memiliki akhlak serta karakter yang baik dan bagus maka dari
pihak sekolah tidak lain juga terus mengadakan siraman rohani serta
kegiatan keagamaan di bulan lain selain di bulan suci Ramadhan ini.
Misalnya dari kegitan harian, mingguan, bulanan, per empat bulan maupun
acara tahunan.
Peneliti Informan
M. Ali Safina (Paisal Aripin S.Pd)
129
Lampiran 5
HASIL WAWANCARA KOORDINATOR KEAGAMAAN
Informan : Darma Sasmita, S.Si
Jabatan : Koordinator Bidang Keagamaan
Tanggal : 10 Mei 2019
Jam : 13:00 - Selesai
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah
penting pendidikan karakter bagi siswa-siswi SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah?
Jawab: Pendidikan karakter adalah pendidikan yang berlandaskan dari
sifat atau watak manusia dan ini dapat dibentuk dari beberapa hal yaitu
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah dan
sangat penting sekali untuk ditanamkan kepada seluruh siswa, terlebih lagi
memang sekolah kita mencoba untuk menanamkan pendidikan karakter
yang mengedepankan nilai-nilai Qur’ani.
2. Seperti apakah keadaan lingkungan di sekolah dalam mendukung
terwujudnya pendidikan karakter pada siswa!
Jawab: Dalam hal lingkungan di sekitar sekolah alhamdulillah cukup baik
sekali untuk mendukung terwujudnya karakter yang baik kepada seluruh
siswa-siswi di sini. Ditambah lagi dengan kegiatan sekolah yang sangat
dekat dengan aktivitas keagamaan yang ada. Sehingga dapat mewujudkan
sifat yang baik kepada peserta didik di sekolah SMP IT Ash-Shiddiqiyyah.
3. Bagaimanakah bentuk sarana dan prasarana di sekolah dalam
mendukung terwujudnya karakter yang baik kepada siswa?
Jawab: Dalam hal sarana dan prasarana di sekolah dapat dikatakan cukup
baik walaupun dalam hal ini kita masih terus mengadakan beberapa
130
fasilitas yang masih dalam tahap pembangunan. Tetapi sudah dapat
mendukung dari kegiatan siswa-siswi sendiri di sekolah.
4. Jenis kegiatan aktivitas Ramadhan seperti apakah yang
terselenggara di sekolah?
Jawab: Berbicara mengenai kegiatan yang sekolah kita lakukan sewaktu
pelaksanaan puasa ramadhan dalam membangun pendidikan karakter
siswa diantaranya adalah;
a. Tarhib Ramadhan adalah dimana kegiatan ini kita laksanakan untuk
menyambut bulan suci ramadhan diantaranya kita semua keliling
keluar sekolah untuk menyambut datangnya bulan suci ramadhan dan
tidak lupa kita juga memberikan sebuah stiker kepada seseorang yang
kita temui di jalan, stiker ini berfungsi untuk memeriahkan moment
datangnya bulan ramadhan sekaligus sebagai tanda bahwa sebentar
lagi kita memasuki bulan yang suci, agung, yang kita tunggu-tunggu.b.
b. Daurah Qur’an yaitu kegiatan membaca Al-Qur’an secara bersama-
sama serta menghafalkannya pada moment bulan ramadhan serta
hafalan siswa di setor kepada masing-masing guru pembimbing siswa
dan pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam dua sesi antara pukul
07:00 pagi dan juga pukul 11:00 siang.
c. Mabit Qur’an yaitu di mana siswa-siswi itu menginap di sekolah,
mengadakan kegiatan keagaman di sini yaitu diawali berbuka puasa
bersama, shalat berjamaah dan tarawih, tadarus Al-Qur’an dan
menghafalkannya, shalat tahajud, sahur bersama serta kegiatan yang
lainnya.
d. Pidato, yaitu dalam hal ini setiap siswa secara bergantian mengisi
kultum setelah shalat zuhur berjamaan di sekolah. Hal ini kita lakukan
untuk melatih keberanian siswa serta pengetahuan siswa tentang ilmu
keagamaannya.
5. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan di sekolah?
Jawab: Mengenai kegiatan Ramadhan di sekolah SMPIT Ash-
Shiddiqiyyah ini sangat baik dan berjalan dengan lancar. Semua
131
siswa/siswi antusias untuk mengikuti kegiatan Ramadhan yang terlaksana
di sekolah. Banyak nilai keagamaan yang dapat di latih pada kegiatan
Ramadhan salah satunya dapat lebih mendekatkan diri siswa kepada
ajaran syariat Islam misalnya saja; memperbanyak membaca Al-Qur’an,
menghafal Al-Qur’an, dan lain sebagainya.
6. Faktor apa sajakah yang mendukung dalam penanaman pendidikan
karakter siswa melalui pelaksanaan kegiatan aktivitas ramadhan?
Jawab: Faktor yang mendukung dari kegiatan yang kita lakukan di sekolah
dalam bulan ramadhan adalah 1) guru yaitu dimana ia melakukan
bimbingan arahan kepada peserta didiknya 2) motivasi anak dalam
mengikuti kegiatan yang sekolah terapkan untuk supaya siswa-siswi di sini
benar-benar memiliki akhlak yang baik 3) orang tua siswa dalam artian di
sini mereka memang juga penting untuk menumbuhkan nilai-nilai
keagamaan yang sekolah tanamkan kepada siswa-siswi, orang tua juga
harus mengawasi anaknya di rumah supaya apa yang kita sekolah inginkan
dapat terlaksana.
7. Adakah kendala yang bapak/ibu rasakan dalam melakukan
penanaman pendidikan karakter siswa melalui aktivitas ramadhan?
Jawab: Dalam melakukan kegiatan ramadhan memang ada beberapa
kendala yang sekolah hadapi diantaranya masih terdapat beberapa siswa
yang tidak hadir dalam kegiatan tersebut.
8. Nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan melalui pelaksanaan
kegiatan aktivitas ramadhan di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah?
Jawab: Dari aktivitas ramadhan sekolah mencoba untuk menanamkan
nilai-nilai yang ada dari kegiatan yang kita lakukan pada bulan ramadhan
diantaranya dalam menumbuhkan sikap dan sifat yang tercermin dalam
Al-Qur’an dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Seperti dari segi akhlak apa
yang terdapat pada diri Nabi Muhammad yaitu Sidiq, Tablig, Fathonah,
Amanah. Serta dikuatkan lagi dalam segi akidah para siswa dan siswi di
sini terutama dalam segi tauhid atau keyakinan beribadah kepada Allah
SWT.
132
9. Apakah nilai-nilai karakter yang dikembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswi SMP IT Ash-Shiddiqiyyah?
Jawab: Dari hasil penanaman pendidikan karakter yang sekolah lakukan
sebagian anak sudah memiliki karakter yang baik sesuai apa yang sekolah
harapkan. Tetapi ada memang beberapa anak yang belum mendapatkan
karakter yang sekolah inginkan.
10. Seberapa besar pengaruh dari pelaksanaan kegiatan aktivitas
ramadhan dalam menumbuhkan pendidikan karakter siswa?
Jawab: Pengaruh dari aktivitas ramadhan sendiri sangat besar dan berperan
penting untuk menumbuhkan nilai-nilai Islami terutama akhlak pada diri
anak didik. Terlebih lagi memang bulan ramadhan merupakan bulan
tarbiyah yaitu bulan pendidikan, jadi sudah semestinya kegiatan pada
bulan ramadhan memiliki nilai yang sangat besar bagi siswa-siswi di SMP
IT Ash-Shiddiqiyyah.
11. Siapa sajakah yang berperan dalam proses pelaksanaan kegiatan
aktivitas ramadhan di sekolah?
Jawab: Dalam kegiatan ramadhan ini semua atau seluruh civitas sekolah
sangat berperan penting dalam proses pelaksanaan program ini dapat
berjalan. Seperti guru, murid, serta pihak-pihak sekolah yang lain
12. Bagaimanakah cara bapak/ibu untuk mempertahankan nilai-nilai
dari aktivitas ramadhan tersebut pada bulan-bulan yang lain?
Jawab: Caranya untuk mempertahankan nilai-nilai dari kegiatan ramadhan
pada bulan yang lain yaitu dengan selalu memberikan arahan beserta
contoh yang baik dari sikap guru kepada murid atau kepada sesama guru,
dan juga dengan melakukan beberapa kegiatan keagamaan pula di luar
bulan ramadhan
Peneliti Informan
M. Ali Safina (Darma Sasmita, S.Si)
133
Lampiran 6
HASIL WAWANCARA KOORDINATOR GURU TAHFIZH
Informan : Resthy Avisa, S.Pd
Jabatan : Koordinator Guru Tahfizh
Tanggal : 20 Mei 2019
Jam : 08:50 - Selesai
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah
penting pendidikan karakter bagi siswa-siswi SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah?
Jawab: Pendidikan Karakter adalah Pendidikan yang diarahkan dalam segi
aspek akhlak siswa seperti dalam berkomunikasi, bersosialisasi, serta
sopan dan santu baik terhadap teman maupun guru di sekolah.
2. Seperti apa keadaan lingkungan di sekolah dalam mendukung
pendidikan karakter siswa!
Jawab: Keadaan lingkungan sekolah adalah alhamdulillah mendukung
dalam menjalani pendidikan karakter yang sekolah ingin bangun kepada
semua siswa dan siswi. Lingkungan di sekolah SMP IT Ash-Shiddiqiyyah
ini sangat bagus dan baik dengan kondisi masyarakat yang memiliki nilai-
nilai Islami menjadikan siswa-siswi disini dapat berakhlakul karimah
sesuai dengan harapan.
3. Bagaimanakah bentuk sarana dan prasarana di sekolah dalam
mendukung terwujudnya karakter yang baik kepada siswa?
Jawab: Sarana dan prasarana cukup baik walaupun dalam hal ini guru-guru
serta staf pengajar di sekolah masih terus mengadakan pembaharuan serta
penambahan beberapa sarana dan prasarana yang belum tersedia. Dengan
tujuan dapat berfungsi dalam mendukung pembelajaran di sekolah.
134
4. Jenis kegiatan aktivitas Ramadhan seperti apakah yang
terselenggara di sekolah?
Jawab: Aktivitas ramadhan yang sekolah selenggarakan dalam
menumbuhkan kepribadian karakter kepada semua siswa diantaranya
adalah berupa;
a. Tarhib Ramadhan, adalah kegiatan sekolah yang berupaya untuk
menyambut datangnya bulan suci ramadhan. Kegiatan ini dilaksanakan
oleh semua siswa/siswi Ash-Shiddiqiyyah dengan tujuan
mempersiapkan hati dan pikiran agar tetap bersih dari perbuatan yang
dilarang oleh agama, sehingga dalam menjalankan ibadah puasa
menjadi lebih nyaman dan khusyu’.
b. Daurah Qur’an Ramadhan, kegiatan bertadarus qur’an yang dilakukan
seluruh siswa-siswi di sekolah dimulai dari SD dan dilanjutkan oleh
SMP selama dua minggu.
c. Mabit Qur’an Ramadhan, kegiatan yang dilakukan di sekolah dengan
harapan siswa menjadi lebih mandiri karena kegiatan ini mewajibkan
siswa untuk menginap di sekolah dengan beberapa kegiatan yang ada
didalamnya. Seperti buka puasa bersama, shalat jama’ah, shalat
tarawih, tadarus, menghafal qur’an, serta kegiatan lainnya.
d. Pidato/kultum merupakan penyampaian ceramah singkat, ini sengaja
dilakukan oleh pihak sekolah supaya semua siswa/siswi dapat terlatih
ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan dari sekolah Ash-
Shiddiqiyyah ini. Kegiatan ini wajib untuk dilaksanakan semua siswa
di sini. Dengan harapan mereka nantinya bisa siap terjun di lingkungan
masyarakat jikalau memang dibutuhkan dan menjadikan bekal dakwah
bagi mereka setelah lulus dari sekolah.
5. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan di sekolah?
Jawab: Pelaksanaan kegiatan Ramadhan di sekolah cukup baik, semua
siswa/siswi juga sangat antusias dengan kegiatan ini. Selain kita
meramaikan moment puasa juga banyak nilai-nilai keagamaan yang dapat
135
kita ambil dan dipelajari. Namun untuk kegiatan Ramadhan ini terdapat
waktunya masing-masing.
6. Faktor apa sajakah yang mendukung dalam penanaman pendidikan
karakter siswa melalui pelaksanaan kegiatan aktivitas ramadhan?
Jawab: Faktor pendukung dari kegiatan aktivitas ramadhan terutama
misalnya;
a. Pihak sekolah dalam hal ini seluruh dewan guru bertanggung jawab
penuh dalam membimbing dan mengarahkan supaya dapat
membuahkan dampak yang positif bagi perkembangan anak didik.
b. Kondisi lingkungan sekolah yang mendukung, karena sekolah kita ini
berada jauh dari jalan raya kemungkinan besar membuat anak-anak
juga mudah untuk diaturnya serta mereka bisa lebih fokus dalam
belajarnya juga.
c. Fasilitas sarana sekolah yang cukup memadai, misalnya saja dalam
kegiatan ramadhan ini halaman sekolah yang luas, kebutuhan sarana
ibadah misalnya mushala juga ada.
7. Adakah kendala yang bapak/ibu rasakan dalam melakukan
penanaman pendidikan karakter siswa melalui aktivitas ramadhan?
Jawab: Kendala yang dirasakan dalam melakukan kegiatan aktivitas
ramadhan;
a. Dari segi siswa sendiri hari-hari awal semangat dan antusias tetapi
untuk setelahnya mundur kebelakang anak-anak sering malas dalam
mengikuti kegiatan tersebut.
b. Kemauan dan dorongan orang tua yang masih belum dilakukan secara
maksimal.
8. Nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan melalui pelaksanaan
kegiatan aktivitas ramadhan di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah?
Jawab: Nilai-nilai karakter yang sekolah harapkan melalui kegiatan
tersebut adalah;
a. Silaturrahim, dalam segi kebersamaan dalam bergaul dan bersosialisasi
terhadap sesama.
136
b. Ketaatan terhadap guru dan peraturan sekolah.
c. Kedisiplinan anak menjadi bertambah karena kegiatan tersebut melatih
kemauan, ketaatan, serta kemandirian dari diri siswa-siswi di SMP IT
Ash-Shiddiqiyyah.
9. Apakah nilai-nilai karakter yang dikembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswi SMP IT Ash-Shiddiqiyyah?
Jawab: Mengenai nilai-nilai tersebut apakah sudah tertaman pada diri anak
didik ataukah belum maka jawabannya memang dalam hal ini masih ada
beberapa anak yang belum memperoleh hasil yang sekolah inginkan pada
dirinya. Tetapi setidaknya kegiatan yang dilakukan oleh sekolah dapat
memberikan suatu stimulus atau motivasi kepada siswa yang belum
memiliki karakter lebih dibandingkan dengan siswa lainnya.
10. Seberapa besar pengaruh dari pelaksanaan kegiatan aktivitas
ramadhan dalam menumbuhkan pendidikan karakter siswa?
Jawab: Pengaruh dari aktivitas ramadhan sangat baik dan dapat membantu
kepribadian mereka, apalagi memang kesempatan yang bagus dan tepat
kita lakukan di bulan suci ramaadhan ini. Selain mendidik karakter siswa
kegiatan yang kita lakukan juga untuk meramaikan datangnya bulan
ramadhan ini.
11. Siapa sajakah yang berperan dalam proses pelaksanaan kegiatan
aktivitas ramadhan di sekolah?
Jawab: Mengenai siapa sajakah yang berperan dalam proses pelaksanaan
kegiatan aktivitas ramadhan di sekolah dapat disebutkan bahwa semua
dewan guru disini berperan aktiv dalam melakukan dan mengarahkan
kegitan ini supaya dapat berjalan dengan baik dan lancar.
12. Bagaimanakah cara bapak/ibu untuk mempertahankan nilai-nilai
dari aktivitas ramadhan tersebut pada bulan-bulan yang lain?
Jawab: Untuk mempertahankan nilai-nilai ramadhan, sekolah melakukan
juga beberapa kegiatan keagamaan di luar bulan suci ramadhan tersebut
dalam mendukung terbentuknya karakter yang baik bagi semua siswa di
137
SMP IT Ash-Shiddiqiyyah ini. Seperti halnya dalam kegiatan harian
siswa, mingguan, bulanan, tahunan, serta hari-hari besar umat Islam.
Peneliti Informan
M. Ali Safina (Resthy Avisa, S.Pd)
138
Lampiran 7
HASIL WAWANCARA GURU TAHFIZH
Informan : Ina Nur Hasanah, S.Pd
Jabatan : Guru Tahfizh
Tanggal : 20 Mei 2019
Jam : 09:22 - Selesai
1. Apa yang bapak/ibu ketahui mengenai pendidikan karakter? Apakah
penting pendidikan karakter bagi siswa-siswi SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah?
Jawab: Pendidikan karakter adalah pendidikan yang memang berlaku
untuk sehari-hari maksudnya apa yang kita tanamkan di sekolah itu akan
menjadi kebiasaan siswa dan bisa diterapkan di luar juga serta menjadi
karakter siswa. Pendidikan karakter sangat penting sekali, belajar tidak
hanya dapat pelajaran, ulangan kemudian dapat nilai itu tidak, pendidikan
karakter memang di butuhkan karena sekolah tidak hanya transfer ilmu
tapi bagaimana caranya menerapkan ilmu itu dalam kehidupan sehari-hari.
2. Seperti apakah keadaan lingkungan di sekolah dalam mendukung
terwujudnya pendidikan karakter pada siswa!
Jawab: Keadaan lingkungan sekolah dalam mendukung pendidikan
karakter adalah sangat baik dan bagus dari pihak guru-guru juga umumnya
baik dalam hal tahsin qur’an serta dalam hafalan qur’annya.
3. Bagaimanakah bentuk sarana dan prasarana di sekolah dalam
mendukung terwujudnya karakter yang baik kepada siswa?
Jawab: Sarana dan prasarana di sekolah dalam mendukung kepribadian
karakter seorang siswa cukup baik misal saja dalam hal murajaah atau
tadarus al-qur’an itu ada dilantai empat sangat baik sarananya ketersediaan
139
speaker, karpet sholat, tenaga pendidik (guru), dan lainnya sangat
membantu anak-anak menghafal dan memurajaah hafalan siswa.
4. Jenis kegiatan aktivitas Ramadhan seperti apakah yang
terselenggara di sekolah?
Jawab: Kegiatan aktivitas ramadhan yang sekolah lakukan umumnya
adalah;
a. Tarhib Ramadhan; kegiatan yang dilakukan dalam rangka menyambut
datangnya bulan suci ramadh an dengan disertai pawai keliling.
b. Daurah Qur’an; kegiatan membaca dan bertadarus bersama selama
bulan suci ramadhan serta ditambah menghafal ayat-ayat suci al-
qur’an.
c. Mabit Qur’an; Kegiatan menginap di sekolah dengan program-
program keagamaan yang ada didalamnya. Dan untuk waktunya
setelah ba’da ashar kurang lebih pukul 16:30 seluruh siswa/siswi
berangkat atau kembali ke sekolah untuk melakukan kegiatan mabit.
d. Pidato; Penyampaian ceramah Islam yang disampaikan seluruh siswa
secara bergantian. Kegiatan pidato atau kultum dilaksanakan setelah
shalat ba’diyah zuhur.
5. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan aktivitas Ramadhan di sekolah?
Jawab: Kegiatan Ramadhan yang dilaksanakan sekolah umumnya
memang beragam jenis kegiatannya. Serta untuk waktu pelaksanaannya
sendiri juga masing-masing berbeda waktu. Misalnya dari Tarhib
Ramadhan, Daurah Qur’an, Mabit Qur’an, dan Pidato/Kultum. Dan untuk
semua jenis kegiatan Ramadhan ini wajib untuk di ikutsertakan oleh
semua siswa.
6. Faktor apa sajakah yang mendukung dalam penanaman pendidikan
karakter siswa melalui pelaksanaan kegiatan aktivitas ramadhan?
Jawab: Faktor-faktor yang mendukung dalam pelaksanaan aktivitas
kegiatan ramadhan
a. Motivasi dan juga perhatian guru pada siswa; hal ini sangat penting
sekali dalam proses terlaksananya kegiatan aktivitas ramadhan di
140
sekolah. Terutama untuk kemauan dalam mengikuti kegiatan ini agar
berjalan dengan baik.
b. Dorongan orang tua; motivasi orang tua dalam mendorong anaknya
mengikuti kegiatan ramadhan di sekolah juga amat penting, dengan
dukungan orang tua setiap anak menjadi semangat dan antusias dalam
mengikuti kegiatan tersebut.
c. Kondisi lingkungan sekolah; di sekolah Ash Shiddiqiyyah ini
lingkungan yang ada cukup baik serta sangat bersahabat dengan
kondisi siswa/siswi di sini. Halaman yang luas serta tata letak sekolah
yang bagus juga mendukung.
7. Adakah kendala yang bapak/ibu rasakan dalam melakukan
penanaman pendidikan karakter siswa melalui aktivitas ramadhan?
Jawab: Kendala dalam proses pelaksanaan kegiatan aktivitas ramadhan di
sekolah kurang lebih dari semangat siswa yang kurang dalam mengikuti
kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, terkadang siswa kurang
antusias dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di saat bulan
ramadhan.
8. Nilai-nilai karakter apa saja yang ditanamkan melalui pelaksanaan
kegiatan aktivitas ramadhan di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah?
Jawab: Nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan melalui kegiatan
aktivitas ramadhan tersebut diantaranya;
a. Kedisiplinan serta tanggung jawab
b. Mengatur waktu dalam artian dapat menggunakan waktunya dengan
sebaik-baiknya seperti dalam belajar, ibadah, serta hal yang lainnya.
c. Melakukan pekerjaan dengan ikhlas serta tanggung jawab, hal ini
karena memang sudah terbiasa dengan pembiasaan yang dilakukan
selama kegiatan aktivitas ramadhan tersebut.
9. Apakah nilai-nilai karakter yang dikembangkan tersebut telah
tertanam pada siswa-siswi SMP IT Ash-Shiddiqiyyah?
Jawab: Mengenai nilai-nilai karakter dari aktivitas ramadhan tersebut
sudah cukup baik dan sebagian siswa SMP IT Ash-Shiddiqiyyah juga
sudah mulai menanamkan nilai karakter yang sekolah harapkan melalui
141
kegiatan dari aktivitas ramadhan tersebut walaupun masih dalam bentuk
pemprosesan sehingga semua siswa juga dapat memiliki watak atau
karakter yang baik.
10. Seberapa besar pengaruh dari pelaksanaan kegiatan aktivitas
ramadhan dalam menumbuhkan pendidikan karakter siswa?
Jawab: Pengaruh dari kegiatan aktivitas ramadhan tersebut cukup besar
karena segala bentuk dari nilai kegiatan yang ada didalamnya sebagian
siswa bisa untuk mempraktekkannya seperti dalam menghafal al-qur’an
siswa menjadi lebih rajin dan juga dalam beribadah bagi seorang siswa
yang belum terbiasa atau belum mau menjadi imam shalat berkat kegiatan
ini siswa menjadi terlatih dan bisa menjadi imam shalat berjamaah.
11. Siapa sajakah yang berperan dalam proses pelaksanaan kegiatan
aktivitas ramadhan di sekolah?
Jawab: Dalam kegiatan aktivitas ramadhan ini semua lembaga sekolah
sangat berperan sekali untuk melaksanakan kegiatan aktivitas ramadhan
supaya dapat berjalan dengan lancar serta menumbuhkan hasil dan
dampak yang positif.
12. Bagaimanakah cara bapak/ibu untuk mempertahankan nilai-nilai
dari aktivitas ramadhan tersebut pada bulan-bulan yang lain?
Jawab: Mempertahankan nilai-nilai ramadhan pada bulan-bulan yang lain
pada umumnya guru selalu berinteraksi atau komunikasi dengan orang tua
siswa apa saja permasalahan atau yang dibutuhkan untuk
menumbuhkembangkan akhlak atau karakter siswa, disamping itu juga
sekolah tidak kalah penting untuk selalu mengadakan kegiatan-kegiatan di
luar bulan ramadhan guna menjaga supaya karakter siswa-siswi di sini
memiliki akhlak yang baik.
Peneliti Informan
M. Ali Safina (Ina Nur Hasanah, S.Pd)
142
Lampiran 8
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VII
Nama : Muhammad Azzam Muttaqin
Kelas : VII (Ar-rahman)
Tanggal : 16 Mei 2019
1. Apakah yang anda ketahui tentang puasa ramadhan!
Jawab: Puasa ramadhan menurut saya ialah kegiatan dalam beribadah
kepada Allah SWT dengan cara menahan diri dari segala sesuatu yang
dilarang serta dapat membatalkan ibadah puasa yang sedang dilakukannya
mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
2. Apakah yang anda ketahui mengenai pendidikan karakter?
Jawab: Pendidikan karakter adalah suatu pembiasaan atau bimbingan yang
dilakukan kepada semua orang supaya memiliki sifat dan akhlak yang
baik, baik untuk dirinya maupun orang lain.
3. Menurut anda kegiatan apa saja yang terdapat pada pelaksanaan
aktivitas Ramadhan di sekolah!
Jawab: Saat bulan ramadhan umumnya dari sekolah SMP IT Ash-
Shiddiqiyyah menyelenggarakan kegiatan agama seperti contohnya Tarhib
ramadhan, Daurah qur’an, Mabit ramadhan. Semua kegiatan ini sekolah
jalani sebagai bentuk untuk menambah akhlak serta karakter siswa
menjadi baik lagi.
4. Menurut anda nilai-nilai apa saja yang terdapat pada pelaksanaan
aktivitas Ramadhan di sekolah?
Jawab: Nilai-nilai yang terdapat dari kegiatan tersebut menurut saya
adalah melatih akhlak siswa dengan pembiasaan yang memang sering
dilakukan supaya selalu konsisten tetap baik, melatih siswa bersosialisasi
143
dengan baik, serta menumbuhkan nilai-nilai Al-qur’an pada diri masing-
masing siswa.
5. Bagaimana tanggapan anda mengenai pelaksanaan kegiatan
ramadhan yang dilakukan sekolah!
Jawab: Tanggapan dari kegiatan aktivitas ramadhan yang diselenggarakan
sekolah menurut saya bagus serta baik sekali bagi seluruh siswa-siswi di
SMP IT Ash-Shiddiqiyyah.
6. Menurut anda apakah pelaksanaan kegiatan ramadhan memiliki
pengaruh yang besar bagi pendidikan karakter siswa!
Jawab: Kegiatan aktivitas ramadhan yang di selenggarakan oleh sekolah
sangat memiliki pengaruh yang besar terutama dalam pengembangan
pendidikan karakter siswa, dengan kegiatan tersebut seluruh siswa dapat
lebih dekat dengan dunia Al-Qur’an.
7. Menurut anda apa saja yang mendukung proses kegiatan aktivitas
Ramadhan di sekolah sehingga dapat bermanfaat bagi siswa!
Jawab: Yang mendukung dalam acara kegiatan keagamaan yang dilakukan
sekolah diantaranya mulai dari pihak guru dan sekolah, orang tua siswa,
dan siswa dalam mengikuti acara tersebut.
8. Apakah Kegiatan Ramadhan ini mewajibkan seluruh siswa/siswi
untuk dapat berpartisipasi mengikutinya!
Jawab: Mengenai kewajiban dari siswa dalam mengikuti kegiatan
keagamaan di sekolah menurut saya itu sangat wajib sekali kecuali bagi
yang berhalangan seperti sedang sakit.
9. Menurut anda sendiri nilai karakter apa saja yang terdapat pada
kegiatan aktivitas Ramadhan?
Jawab: Melalui kegiatan aktivitas Ramadhan yang sekiranya saya rasakan
yaitu sikap optimis atau percaya diri, seperti saat kegiatan pidato/kultum.
10. Bagaimana pandangan anda terhadap guru-guru di sekolah dalam
melakukan bimbingan keagamaan melalui kegiatan Ramadhan ini?
Jawab: Guru-guru disini sangat bersahabat dengan siswa-siswi sehingga
menumbuhkan kesan yang baik kepada seluruh siswa.
144
Peneliti Informan
M. Ali Safina (Muhammad Azzam Muttaqin)
145
Lampiran 9
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII
Nama : Naufal Nafaru
Kelas : VIII (Ar-rahim)
Tanggal : 15 Mei 2019
1. Apakah yang anda ketahui tentang puasa ramadhan!
Jawab: Puasa ramadhan menurut bahasa artinya menahan sedangkan
menurut istilah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat
membatalkannya mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
2. Apakah yang anda ketahui mengenai pendidikan karakter?
Jawab: Pendidikan karakter adalah suatu arahan atau bimbingan yang
merubah dari suatu sifat dari yang buruk menuju sifat yang baik pada diri
seseorang.
3. Kegiatan apa sajakah yang sering dilakukan oleh sekolah di saat
bulan ramadhan!
Jawab: Kegiatan yang sekolah sering lakukan sewaktu ramadhan ialah
Tarhib ramadhan, Daurah Qur’an, Mabit Ramadhan.
4. Nilai-nilai apakah yang terdapat pada pelaksanaan kegiatan
ramadhan yang dilakukan oleh sekolah!
Jawab: Nilai-nilai keagamaan yang ada dari kegiatan tersebut menurut
saya seperti dalam membangun akhlak siswa dan akidah agar terus dapat
dekat dengan qur’an dan sunah Nabi SAW serta melatih jiwa percaya diri
khususnya saat kegiatan pidato/kultum.
5. Bagaimana tanggapan anda mengenai pelaksanaan kegiatan
ramadhan yang dilakukan sekolah!
Jawab: Tanggapannya dari saya sangat baik sekali kegiatan itu diadakan
karena dapat melatih sifat dan karakter siswa itu sendiri.
146
6. Apakah pelaksanaan kegiatan ramadhan tersebut memiliki pengaruh
yang besar bagi pendidikan karakter siswa!
Jawab: Sangat besar sekali pengaruhnya terutama dalam membimbing
kemandirian siswa supaya dapat melatih mental dan keberanian siswa
untuk saling bersosialisasi.
7. Apa sajakah yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan
ramadhan yang terlaksana di sekolah sehingga dapat menjadi
manfaat!
Jawab: Kalau menurut saya yang mendukung kegiatan berjalan dengan
baik adalah pertama dari pihak guru untuk membimbing siswa, kemudian
kemauan siswa untuk mengikuti kegiatan yang dilaksanakan, lalu pihak
orang tua untuk mendukung anaknya mengikuti acara yang sekolah
adakan.
8. Apakah kegiatan ramadhan tersebut mewajibkan seluruh siswa
untuk dapat mengikutinya?
Jawab: Sangat wajib sekali, jika ada siswa/siswi yang tidak ikut atau hadir
dalam kegiatan itu umumnya ada hukuman dan dipanggil orang tua siswa
tersebut.
9. Apakah dengan mengikuti kegiatan ramadhan tersebut anda
memperoleh hasil yang positif ?
Jawab: Sangat positif dari kegiatan yang sekolah selenggarakan bagi
siswa-siswi disini karena siswa-siswi dapat belajar ilmu yang tentunya
belum pernah didapat saat pelajaran di kelas.
10. Bagaimanakah pandangan anda terhadap guru-guru di sekolah
dalam melakukan bimbingan keagamaan? Apakah bersahabat atau
sebaliknya?
Jawab: Guru-guru di sekolah dalam membimbing siswa dan siswi disini
sangat baik dan bersahabat kepada siswa dalam melakukan berbagai jenis
kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh sekolah.
147
Peneliti Informan
M. Ali Safina (Naufal Nafaru)
148
Lampiran 10
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS IX
Nama : Muhammad Hafizh Shidiq
Kelas : IX (Al-malik)
Tanggal : 15 Mei 2019
1. Apakah yang anda ketahui tentang puasa ramadhan!
Jawab: Puasa ramadhan secara umum artinya menahan sedangkan untuk
secara khususnya menahan diri dari sesuatu yang dapat membatalkannya
seperti dari hawa nafsu, lapar, haus mulai dari terbitnya fajar hingga
terbenam matahari.
2. Apakah yang anda ketahui mengenai pendidikan karakter?
Jawab: Pendidikan karakter adalah suatu pendidikan yang dilakukan dalam
rangka merubah sifat dan watak seseorang supaya menjadi lebih baik.
3. Kegiatan apa sajakah yang sering dilakukan oleh sekolah di saat
bulan ramadhan!
Jawab: Kegiatan yang sering dilakukan sekolah saat ramadhan adalah
Tarhib Ramadhan, Daurah qur’an, Mabit ramadhan, serta Kultum setelah
ba’da shalat.
4. Nilai-nilai apakah yang terdapat pada pelaksanaan kegiatan
ramadhan yang dilakukan oleh sekolah!
Jawab: Nilai-nilai yang ditumbuhkan dari kegiatan keagamaan melalui
aktivitas ramadhan misalnya melatih kesabaran, kejujuran, akhlak,
kemandirian serta melatih hafalan para siswa-siswi disini dengan hal ini
akan menumbuhkan minat dan semangat siswa dalam menuntut ilmu.
5. Bagaimana tanggapan anda mengenai pelaksanaan kegiatan
ramadhan yang dilakukan sekolah!
149
Jawab: Tanggapan saya tentang kegiatan aktivitas ramadhan yang
dilaksanakan oleh sekolah yaitu bagus sekali sangat mendukung seluruh
siswa-siswi dalam mengembangkan ilmu keagamaan yang mereka miliki
serta mengasah kemampuan seluruh siswa.
6. Apakah pelaksanaan kegiatan ramadhan tersebut memiliki pengaruh
yang besar bagi pendidikan karakter siswa!
Jawab: Ia tentu sangat memiliki pengaruh yang besar, karena di dalam
kegiatan tersebut memiliki nilai pendidikan karakter yang baik salah
satunya dalam menumbuhkan nilai-nilai yang terdapat di dalam Al-qur’an
seperti membangun kesungguhan di dalam menuntut ilmu.
7. Apa sajakah yang mendukung dalam pelaksanaan kegiatan
ramadhan yang terlaksana di sekolah sehingga dapat menjadi
manfaat!
Jawab: Yang mendukung kegiatan ramadhan terselenggara di sekolah
dengan baik ialah agenda-agendanya yang bagus dan banyak bermanfaat,
guru-gurunya juga mendukung dalam mendidik, serta kemauan siswa
dalam mengikutinya.
8. Apakah kegiatan ramadhan tersebut mewajibkan seluruh siswa
untuk dapat mengikutinya?
Jawab: Kegiatan tersebut sangat wajib untuk di ikuti dan dihadari oleh
semua siswa, kecuali bagi mereka siswa-siswi yang sedang sakit tetapi
harus membawa surat keterangan dari dokter.
9. Apakah dengan mengikuti kegiatan ramadhan tersebut anda
memperoleh hasil yang positif ?
Jawab: Dalam mengikuti kegiatan keagamaan yang dilakukan sekolah,
saya mendapatkan ilmu-ilmu pengetahuan tambahan yang dimana sangat
bermanfaat sekali menurut saya serta sangat berdampak positif bagi siswa
yang mengikutinya.
10. Bagaimanakah pandangan anda terhadap guru-guru di sekolah
dalam melakukan bimbingan keagamaan? Apakah bersahabat atau
sebaliknya?
150
Jawab: Pandangan saya mengenai guru-guru disini dalam membimbing
atau membangun nilai-nilai agama kepada seluru siswa sangat baik dan
bagus serta sangat bersahabat dengan seluruh siswa, sehingga dengan ini
siswa menjadi lebih mudah menerima pembelajaran.
Peneliti Informan
M. Ali Safina (Muhammad Hafizh Shidiq)
151
Lampiran 11
HASIL STUDI DOKUMENTASI SEKOLAH
A. Profil Sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
1. Identitas Sekolah
1 Nama Sekolah : SMP ISLAM TERPADU ASH SHIDDIQIYYAH
2 NPSN : 69953477
3 Jenjang Pendidikan : SMP
4 Status Sekolah : Swasta
5 Alamat Sekolah : Jl Suka Mulya I No.17 Serua Indah
RT / RW : 5 / 3
Kode Pos : 11760
Kelurahan : Sarua Indah
Kecamatan : Kec. Ciputat
Kabupaten/Kota : Kota tangerang Selatan
Provinsi : Prop. Banten
Negara : Indonesia
6 Posisi Geografis : -6,3042664 Lintang
106,7302846 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 04
8 Tanggal SK Pendirian : 2016-06-06
9 Status Kepemilikan : Yayasan
10 SK Izin Operasional : 421.3/Kep.4591.1-Dindik
11 Tgl SK Izin Operasional : 2016-09-20
12 Kebutuhan Khusus Dilayani : Tidak ada
13 Nomor Rekening : 0013513521100
14 Nama Bank : BJB
15 Cabang KCP/Unit : BUMI SERPONG DAMAI
16 Rekening Atas Nama : SMP ISLAM ASH SHIDDIQIYYAH
17 MBS : Tidak
18 Luas Tanah Milik (m2) : 1250
19 Luas Tanah Bukan Milik (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak :
21 NPWP :
152
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon :
21 Nomor Fax :
22 Email : [email protected]
23 Website :
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Sehari penuh (5 h/m)
25 Bersedia Menerima Bos? : Bersedia Menerima
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 1200
29 Akses Internet : Tidak Ada
30 Akses Internet Alternatif :
5. Data Lainnya
31 Kepala Sekolah : Subhanallah S.Pd
32 Operator Pendataan : ferdian chandra irawan
33 Akreditasi : A
34 Kurikulum : KTSP
B. Sejarah Berdiri Sekolah SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Sejak tahun 1996 berdiri dan dibangun Yayasan Ash shiddiqiyyah
oleh keluarga besar H. Muhammad Shiddiq. Yayasan yang berkiprah
dalam pendidikan islam dengan luas tanah sekitar 1500 meter diawali oleh
Bpk H. Muhammad Shirodj (Putra Pendiri Ash shiddiqiyyah) membangun
sebuah Taman Kanak-Kanak yang kemudian mendapatkan respon positif
dari masyarakat sekitar sekolah, yang kemudian pendidikan pun berlanjut
melalui program pembinaan baca tulis qur’an melalui TPA yang
diprakasai oleh Bpk. H. Subhanallah. Tahun demi tahun dilalui dengan
fokus mendidik generasi terdidik yang berakhlakul karimah dikalangan
TK dan TPA maka dengan semangat mendidik dan beramal sholeh
terbentuklah sebuah sekolah tingkat dasar di tahun 2001 dengan nama
Sekolah Dasar Islam Ash shiddiqiyyah.
Inilah awal proses pendidikan berkelanjutan yang ditingkat SD
Islam. Diawal membuka peneriman siswa baru SD Islam Ash shiddiqiyyah
153
tahun ajaran 2001-2002 berjumlah 7 peserta didik dan 3 tenaga
pendidik(guru) yang dikelola oleh Bpk. H. Muhamamd Sirodj (Ketua
Yayasan Ash shiddiqiyyah).
Ditahun 2007 Yayasan dikelola oleh Bpk. H Subhanallah, S.Pd
sebagai ketua yayasan. Beliau merupakan Praktisi Pendidikan yang
mengerti dunia pendidikan. Beliau pernah menjadi Guru Berprestasi
tingkat Nasional, Pernah menjadi Konsultan Pendidikan, Pernah menjadi
Kepala Sekolah dan pernah menjadi Tim penyusun kurikulum Pusat
Kurikulum Balitbang Kemendikbud. Mulailah sebuah kemajuan yang
begitu pesat baik secara kuantitas maupun kualitas. Jumlah Rombel makin
hari makin bertambah, Jumlah Peserta didik kian bertambah, kegiatan
pembelajaran semakin baik, bertambahnya tenaga pendidik dari kalangan
universitas negeri, dan pelayanan administrasi yang professional. Yang
akhirnya Sekolah Dasar Islam mendapatkan predikat Akreditasi A.
Dengan bertambahnya kualitas pembelajaran, kualitas professional
guru dan kepuasan masyarakat bertambah maka banyak permintaan dari
walimurid lulusan SD agar Ash shiddiqiyyah membuka sekolah jenjang
SMP. Dan dibukalah tahun ajaran 2015-2016 sebagai tahun ajaran
pertama.
Pada awal tahun 2017 ini gedung sekolah Ash Shiddiqiyah secara
bertahap akan mulai dipindahkan karena terkena rencana ruas tol Serpong
– Cinere. Proses pemindahan terpaksa dilakukan secara bertahap karena
proses ruislagh membutuhkan waktu disebabkan status tanah lahan
sekolah sudah diwakafkan.
1. Visi SMP IT Ash-Shiddiqiyyah
“Menjadi lembaga pendidikan berbasis Al-Qur’an, Bahasa, dan Sains
yang berkarakter akhlakul karimah untuk menghadirkan generasi
mandiri dan terampil dalam hidup serta siap memasuki jenjang
pendidikan selanjutnya”.
154
2. Misi SMP IT Ash-Shiddiqiyyah
a. Mengembangkan pendidikan sains dan bahasa berbasis Al-Qur’an
b. Melakukan penelitian pendidikan karakter untuk menghasilkan
peserta didik
c. Mewujudkan siswa yang unggul pada prestasi akademik dan non
akademik
d. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler yang terprogram dan
terukur
e. Membiasakan budaya ilmiah dan budaya mutu
f. mewujudkan lingkungan sekolah yang aman dan sehat
g. Mewujudkan standarisasi pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits
3. Tujuan
Tujuan pendidikan di Sekolah Ash-Shiddiqiyyah adalah
menghadirkan peserta didik yang berkarakter islami:
a. Meyakini Allah Swt sebagai Pencipta, Pemilik, Pemelihara dan
Penguasa alam semesta dan menjauhkan diri dari segala pikiran,
sikap, dan perilaku bid’ah, khurafat dan syirik.
b. Terbiasa dan gemar melaksanakan ibadah yang meliputi: sholat,
shaum, menghafal qur’an, tilawah al Qur’an, dzikr dan do’a sesuai
petunjuk Al Qur’an dan As-Sunnah.
c. Menampilkan perilaku yang santun, tertib, disiplin, sabar, gigih,
dan pemberani dalam menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.
d. Mandiri dalam memenuhi keperluan hidupnya dan memiliki bekal
yang cukup dalam pengetahuan, kecakapan dan keterampilan
dalam usaha memenuhi kebutuhan nafkahnya.
e. Memiliki kemampuan berpikir yang kritis, logis, sistematis, dan
kreatif yang menjadikan dirinya berpengetahuan luas dan
menguasai kompetensi akademik dengan sebaik-baiknya, dan
cermat serta cerdik dalam mengatasi segala problem yang dihadapi.
155
f. Memiliki badan dan jiwa yang sehat dan bugar, stamina dan daya
tahan tubuh yang kuat, serta keterampilan beladiri yang berguna
untuk dirinya dan orang lain.
g. Memiliki kesungguhan dan motivasi yang tinggi dalam
memperbaiki diri dan lingkungannya yang ditunjukkan dengan
semangat dan disiplin belajar yang baik.
h. Tertib dalam menata segala pekerjaan, tugas dan kewajiban; berani
dalam mengambil risiko namun tetap cermat dan penuh
perhitungan dalam melangkah.
i. Selalu memanfaatkan waktu dengan kegiatan yang bermanfaat dan
mampu mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan skala prioritas.
j. Peduli kepada sesama dan lingkungan serta memiliki kepekaan
untuk membantu orang lain.
C. Jumlah Peserta Didik, Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMP
Islam Terpadu Ash-Shiddiqiyyah
1. Daftar Guru dan Tenaga Kependidikan
No Nama Jabatan Pendidikan Keterangan
1 Subhanallah, S.Pd Kepsek S1
2 Paisal Aripin, S.Pd Guru S1
3 Resty Avisa, S.Pd Guru S1
4 Ina Nur Hasanah, S.Pd Guru S1
5 M. Arif Wicaksono, S.Hum Guru S1
6 Sohibul Faroz, S.Pd Guru S1
7 Rifan Ayarsha, S.Pd Guru S1
8 Ucu Hermawati, S.Pd Guru S1
9 Rabiatul Adawiyah, S.Pd Guru S1
10 Dini Julaiha, S.Pd Guru S1
11 Reni Rahmawati, S.Pd Guru S1
12 Sani Handayani, S.SI Guru S1
13 Dudi Wahyudin, S.Pd Guru S1
14 Putri Khoirunnisa, S.Pd Guru S1
15 Atik Muntafiah, S.Pd.I Guru S1
156
2. Keadaan Siswa/Siswi
No Tahun Pelajaran Peserta Didik
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2015/2016 40 48 88
2 2016/2017 43 50 93
3 2017/2018 47 50 97
4 2018/2019 47 53 100
D. Daftar Sarana dan Prasarana SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Dilihat mengenai data sarana dan prasarana sekolah SMPIT Ash-
Shiddiqiyyah memiliki banyak sarana dan prasarana yang cukup memadai
dan menunjang dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
Daftar Sarana SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
No Jenis Sarana Keterangan Spesifikasi
1 Bell Sekolah √ Baik
2 Perlengkapan Ibadah √ Baik
3 Tempat Sampah √ Baik
4 Meja Siswa √ Baik
5 Kursi Siswa √ Baik
6 Papan Tulis √ Baik
7 Meja Guru √ Baik
8 Kursi Guru √ Baik
9 Lemari √ Baik
10 Tempat Sampah √ Baik
11 Mading Siswa √ Baik
12 Komputer √ Baik
13 Printer √ Baik
14 Meja UKS √ Baik
157
15 Perlengkapan P3K √ Baik
16 Tempat Sampah √ Baik
17 Alat Peraga √ Baik
Daftar Prasarana SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
No Jenis Prasarana Keterangan Persentasi
Tingkat
Kerusakan (%)
1 Aula Sekolah Baik 0
2 Kelas 7 A Baik 0
3 Kelas 7 B Baik 0
4 Kelas 8 Baik 0
5 Kelas 9 Baik 0
6 Mushala Baik 0
7 Ruang Guru Baik 0
8 TU Baik 0
9 UKS Sekolah Baik 0
10 WC Guru Akhwat Baik 0
11 WC Guru Ikhwan Baik 0
12 WC Siswa Baik 0
13 WC Siswi Baik 0
1. Waktu Pembelajaran
Pembelajaran dimulai dari pukul 06.50 -15.00 WIB. Adapun
kegiatannya meliputi pembelajaran formal, shalat dhuha, shalat fardhu
berjama’ah, tahfidz (menghafal) qur’an, muraja’ah (mengulang hafalan)
dan lain-lain.
158
2. Kegiatan Ekstrakurikuler SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
No Jenis Ekstrakurikuler
1 Tari Saman
2 Pramuka
3 Panahan
4 Renang
5 Berkuda
6 Tenis Meja
7 Nasyid
8 Marawis
9 English Club
10 Fun Bike
11 Rohis
12 Karate
13 Futsal
3. Kurikulum SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
TK, SD dan SMP Ash Shiddiqiyyah memadukan 3 kurikulum,
yaitu:
a. Kurikulum Nasional (Kemendiknas)
b. Kurikulum Departemen Agama
c. Kurikulum Khas Ash Shiddiqiyyah
Tahfidzul Qur’an
Arabaic Qur’an
Sains Integrity
Noble Character
Enterpreneurship
159
Lampiran 12
Tabel Ceklis Dokumentasi SMPIT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
No Nama Dokumen Ada Tidak
ada
Keterangan
1 Profil Sekolah √ Identitas Sekolah
2 Visi Misi √ Identitas Sekolah
3 Keadaan Siswa √ Jumlah siswa
4 Keadaan Guru dan
Karyawan
√ Jumlah guru dan
karyawan
5 Foto Kegiatan √ Terlampir
6 Struktur Organisasi
Sekolah
√ Ruang guru
7 Tata tertib sekolah √ Ruang guru
160
Lampiran 13
161
Lampiran 14
162
163
164
165
166
167
168
Lampiran 16
DOKUMENTASI
Pelaksanaan Kegiatan Wawancara dengan Guru SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Wawancara dengan Pak Paisal Aripin, S.Pd, selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan
Wawancara dengan Pak Darma Sasmita, S.Si, selaku koordinator bidang keagamaaan
169
Wawancara dengan Ibu Resthy Avisa, S.Pd, selaku koordinator bidang tahfizh
Wawancara dengan Ibu Ina Nur Hasanah, S.Pd, selaku guru tahfizh
170
Pelaksanaan Kegiatan Wawancara dengan Siswa SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Wawancara dengan Naufal Nafaru siswa kelas (VIII Ar-rahim)
Wawancara dengan Muhammad Azzam Muttaqin siswa kelas (VII Ar-rahman)
171
Wawancara dengan Muhammad Hafizh Shidiq siswa kelas (IX Al-malik)
Kegiatan pidato/kultum dari siswa SMP IT Ash-Shiddiqiyyah
172
Kegiatan murajaah Al-qur’an siswa/siswi Ash-Shiddiqiyyah
Kegiatan Tarhib Ramadhan yang dilakukan sekolah Ash-Shiddiqiyyah dalam menyambut
bulan suci Ramadhan
173
Kegiatan hafalan tahfizh Qur’an siswa SMP IT Ash-Shiddiqiyyah di dalam kelas
Kegiatan shalat dhuha secara rutin sekolah Ash-Shiddiqiyyah
174
Gambar Lokasi Sekolah SMPIT Ash Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
Halaman dari sekolah Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
Bangunan gedung sekolah Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
175
Halaman teras kelas dari sekolah SMP IT Ash-Shiddiqiyyah Tangerang Selatan
Bangunan gedung SMP IT Ash-Shiddiqiyyah dari samping sekolah
176
Riwayat Penulis
Penulis bernama M. Ali Safina dilahirkan di Kabupaten Tegal tepatnya di
desa Paketiban Kecamatan Pangkah pada hari jum’at tanggal 09 Mei 1997. Anak
pertama dari dua bersaudara pasangan dari bapak Sulam Taufik dan ibu Siti
Barokah. Penulis sekarang tinggal di Jl. Mujair III RT 008/ RW 004 Kel. Bambu
Apus, Kec. Pamulang Kota Tangerang Selatan.
Penulis memulai pendidikannya di SDN Ciledug Timur yaitu pada tahun
2003-2009, kemudian penulis melanjutkan jenjang pendidikan di MTS Al-Ihsan
Pamulang pada tahun 2009-2012, setelah lulus penulis kemudian melanjutkan
pendidikannya di sekolah SMK Sasmita Jaya 2 Pamulang pada tahun 2012-2015.
Kemudian pada tahun 2015 peneliti melanjutkan pada jenjang pendidikan di
perguruan tinggi negeri, tepatnya di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pada jurusan Pendidikan
Agama Islam. Di samping itu penulis juga mengajar di TPA Masjid Al-Mustaqiim
perumahan Villa Pamulang Mas tahap 2. Dan pada tahun 2019 penulis
menyelesaikan kuliah strata satu (S1) dari perguruan tinggi negeri UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Semoga karya ilmiah dengan judul ”Aktivitas Ramadhan dalam
Menumbuhkan Pendidikan Karakter Remaja di SMPIT Ash-Shiddiqiyyah
Tangerang Selatan” yang penulis buat dapat membawa banyak manfaat dan
keberkahan baik untuk penulis maupun pembaca semua. Amiin