BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Diperoleh tiga genus isolat murni bakteri pelarut fosfat yang dapat
diidentifikasi, dari Bacillus. Micrococcus dan Pseudomonas pada rhizosfer
tanah di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya
2. Pada genus Bacillus secara makroskopik koloni memiliki warna putih
pucat dengan bentuk bulat, tepi koloni rata dengan elevasi cembung dan
secara mikroskopik termasuk Gram positif (+) dengan bentuk sel batang.
Selanjutnya pada genus Micrococcus ditemukan 2 spesies yang berbeda
yaitu Micrococcus sp.1 dengan koloni berwarna kuning dan Micrococcus
sp.2 dengan koloni berwarna merah, namun keduanya sama-sama
memiliki bentuk koloni bulat dengan tepian rata dan elevasinya cembung.
Secara mikroskopis genus Micrococcus termasuk Gram positif dengan
bentuk sel kokus. Secara mikroskopis yang membedakan Micrococcus
sp.1 dari Micrococcus sp.2 adalah pada Micrococcus sp.2 memiliki hasil
positif terhadap Gelatin, Inositol, Adonitol, Ornithin, Indol, VP, dan TDA
pada uji fisiologis. Selanjutnya pada genus Pseudomonas juga ditemukan
2 jenis dengan penampakan makrosopis yang sama yaitu koloni memiliki
warna putih pada bagian tengah dan transparan pada bagian tepi koloni
dengan bentuk koloni tidak beraturan namun memiliki tepi yang rata dan
elevasi yang datar. Dari segi mikroskopis yang membedakan
Pseudomonas sp.1 dan Pseudomonas sp.2 adalah pada Pseudomonas sp.2
menunjukkan hasil positif pada Manitol, Inositol, Adonitol dan Sukrosa
pada uji fisiologisnya.
58
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
5.2 Saran
1. Bakteri pelarut fosfat ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati karena
bakteri pelarut fosfat tersebut dapat menyediakan salah satu unsur hara
makro hara yang diperlukan oleh tanaman yaitu fosfat.
2. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan mikroba pelarut
fosfat selain dari bakteri, seperti: kapang, khamir, dan aktinomiset
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
DAFTAR PUSTAKA
Alexander, M. 1977. Soil microbiology. 2 nd ed. John Wiley and Sons Inc., New York. 472p.
Alexander, S. K. and Dennis S. 2001. Microbiology a photographic atlas for
the laboratory. Benjamin Cummings an imprint of Addison Wesley Longman, Inc. Canada.
Anonimus. 2009. Citing computer references. Hutan mangrove wonorejo
Surabaya. http://tugupahlawan.com/3224/wisata-alam-di-surabaya/. 5 Januari 2011.
Anonimus, 2011. Citing computer references. Mangrove Wonorejo.
http://lh.surabaya.go.id/simbplh/SLHD/kesehatan.html. Agustus 2011. Arshad, M. and W. T, Frankenberger. 1993. Microbial Production of Plant
Growth Regulators.p. 307-347. In f. B. Metting (Ed). Soil Microbial Ecology.Marcel Dekker, Inc.New York, Bassel. Hongkong.
Banik, S. and B.K. Dey. 1982. Available phosphate content of an alluvial soil
as influenced by inoculation of some isolated phosphate-solubilizing micro organisms. Plant Soil 69: 353-364.
Bohn, H. L., B. L. McNeal, and G.A. O’Connor. 1979. Soil chemistry. John
Wiley and Sons Inc., New York. Bridson, E. Y. 1998. The OXOID Manual, 8th Edition. OXOID Limited.
England. Buckman. H. O, and N. C. Brady. 1956. The nature and properties of soil, 5th
ed. Macmillan. New York. Buntan,A. 1992. Efektivitas bakteri pelarut fosfat dalam kompos terhadap
peningkatan serapan P dan efisiensi pemupukan P pada tanaman jagung. Tesis. Program Pascasarjana IPB. Bogor.
Case, C.L, and Johnson, T.R. 1995. Laboratory Experiments in Microbiology.
4th Edition. The Benjamin Cummings Publishing Company. D’Costa, P. M., Kalekar, S., and Bhosle, S. 2004. Breakdown of Conifer Needle
Debris in a New Nothern Reservoir. Southern Indian Lake. Manitoba. 41: 649-658.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Dwipayana dan Herto. 2009. Identification of bacterial diversity in waste recycling paint sludge by conventional microbiological technique. LAPI ITB. Bandung.
Elfiati, D. 2005. Peranan mikroba pelarut P terhadap pertumbuhan tanaman.
E-usu repository 2005. Fakultas Pertanian USU. Medan. (diakses tanggal : 27 september 2010).
Gaur, A. C. 1986. Phosphor microorganisms and various transfomations
dalam: FAO (Ed.) efficient fertilizer use in acid upland soils of the humid 1 tropics. bulletin FAO fertilizer and plant nutrition, 10:106-111.
Ginting, R.C.B., Saraswati R., dan Husen E. 2005. Mikroorganisme Pelarut
Fosfat. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian : Bogor. Glick, B. R. 1995. The enhancement of plant growth by free living bacteria.
Canadian journal microbiology. 41: 109-117. Handayanto, E., dan Hairiah, K. 2009. Biologi tanah. landasan pengelolaan tanah
sehat, pustaka adipura. Yogyakarta. Havlin, J.L., J. D. Beaton., S.L.Tisdale., and W.L. Nelson, 1999. Soil fertility and
fertilizers. An introduction to nutrient management, sixth ed. Prentice Hall, New Jersey.
Holt, G., Krieg, N. R., Sneath, P. H. J. T., and William S. T, 2003. Bergey’s
manual of determinative bacteriology, 9th Edition. Lippincontt William and Wilking, Philadelphia. USA.
Islami, T. dan Utomo, W. H. 1995. Hubungan Tanah, Air, dan Tanaman. IKIP
Semarang Press. Kitamura, S., Anwar, C., Chaniago, A., and Baba, S. 1997. Handbook of
mangroves in indonesia. MEDIT. Tokyo-Japan. Kucey, R. M. N. 1983. Phosphate solubizing bacteria and fungi in various
cultivated and virgin alberto sils. Can J. Soil Sci. 63 : 671-678. Kundu, B. S. and A. C. Gaur. 1980. Establishment of nitrogen fixing and
phosphate solubilizing bacteria in rhizosphere and their effect on yield and nutrient uptake of wheat crop. Plant and Soil. 57 : 223-230.
Koneman, E. W., Stephen D. W., Dowel, V.R., William M. J., Sommers, and
Winn H. M. Washington C. 1988. Color atlas and textbook of diagnostic microbiology. third edition. Lippincott Company, Philadelphia.
56
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Koesnandar dan Helianti. 2008. Isu bioetika dalam riset dan industrialisasi sumberdaya genetik mikroba. seminar bioetika nasional 2008.
Madigan, M. T., Martinko, J. M., and Parker, P. 2003. Biology of
microorganism. 10th edition. Prentice Hall. USA.
Muslimin, L. W. 1995. Mikrobiologi lingkungan . Direktorat Jendral pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Nautiyal, C.S. 1999. An efficient microbiological growth medium for
screening phosphate solubilizing microorganisms. FEMS Microbiology letters. 170: 265-270
Pelczar, M. J., and R. O. Reid, 1965. Microbiology, 2nd ed., Mac. Graw Hill
Book Co., New York. Pelczar, M.J., Chan, E.C.S., 1988. Dasar-dasar mikrobiologi. UI-Press, Jakarta. Purnobasuki, Heri. 2005. Tinjauan persfektif hutan mangrove. Airlangga
University Press, Surabaya. Rao, N. S. S. 1982a. Biofertilizersin agricultural . Oxford & IBH. Publ. Co. New
Delhi. Rao, N. S. S. 1982b. Phosphate solubilization by soil microorganisms. In N.S.
Rao (ed.). Advanced in agricultural microbiology. New Delhi: Oxford and IBH Publishing Co.
Rao, N. S. S. 1994. Mikroorganisme tanah dan pertumbuhan tanaman. Edisi
ke-2. Jakarta. Penerbit UI. Rodriguez.H., and R. Fraga. 1999. Phosphate solubilizing bacteria and their
role in plant growth promotiont . Biotech. Adv. 17:319-339. Rusila N., Y., M. Khazali, dan I N.N Suryadiputra. 2006. Panduan pengenalan
mangrove di indonesia. cetakan kedua. PHK/WI-IP, Bogor. Saeni, M. S. 1989. Kimia lingkungan . Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat
Institut Pertanian Bogor. 117-120. Sanchez, A. P. 1976. Properties and management of soil in the tropic. John
Wiley and Sons Inc. New York. Santosa, E. 2006. Mikroba Pelarut Fosfat. Jurnal. Universitas Gajah Mada.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Satria, A. 2008. Fosfor. http://arief-s3.blogspot.com/&usg, diakses tanggal 3 September 2010.
Saraswati, R., Simanungkalit, Husen, E., Santoso, J., Setyorini, D., dan Rachman,
A. 2008. Baku mutu pupuk hayati. Balai Penelitian Tanah, Bogor. Stevenson, J. F. 1986. Cyclus of soil. John Wiley and Sons Inc. New York. Suriadikarta, dan Simanungkalit, R.D.M. 2006. Pupuk organik dan pupuk
hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian : Bogor.
Supadi, T. H. 1991. Bakteri pelarut fosfat asal beberapa jenis tanah dan efeknya
terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Disertasi doktor. UNPAD. Bandung.
Supardi, G. 1983. Sifat dan ciri tanah. Dep. Ilmu Tanah Fak. Pertanian IPB.
Bogor. Taha, S. M., S. A. Z. Mahmoud, A. H, Damsty, and A. M. Abd. El-Hafez. 1969.
Activity of phosphate dissolving bacteria in Egyptian soils. Plant soil 31 (1) : 149-160.
Tatiek, H. 1991. Bakteri pelarut fosfat asal beberapa jenis tanah dan efeknya
terhadap pertumbuhan dan hasil jagung (Zea mays L.) . Disertasi Universitas Padjadjaran, Bandung
Tisdale, S. N. and Beaton, J. D. 1984. Soil fertility and fertilizer. 4th ed. Mc.
Macmillan Publ. Co. New York, 649 p. Tomlinson, P. B. 1986. The botany of mangroves. Cambridge University Press,
Cambridge. Tortora, Gerard J., Funkey, Berdell R., Case, and Christine L. 2007.
Microbiology. San Francisco. Wijiyono. 2009. Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Avicennia marina yang
Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Teluk Tapian Nauli. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan.
Yulipriyanto. 2010. Biologi tanah dan strategi pengolahannya. Graha ilmu.
Yogyakarta.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Young, C. C., C. L. Chen, and C. C. Chao. 1990. Effect of rhizobium, VAM and phosphatase solubizing bacteria on yield. Mineral and mineral phosphorus uptake of corn in subtropical-tropical soil. Departement of soil science. National Chun Hsing University Taichung. Taiwan.
.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Lampiran 1 RINGKASAN
EKSPLORASI BAKTERI PELARUT FOSFAT PADA TANAH DI KAWASAN MANGROVE WONOREJO SURABAYA
Nisa Dwi Octaviani, Drs. Agus Supriyanto, M.Kes dan Dr. Sucipto Hariyanto, DEA.
Prodi S-1 Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga, Surabaya
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri pelarut fosfat pada tanah di kawasan Wonorejo Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel tanah diambil dari 4 rhizosfer tanaman mangrove yang berbeda dengan 3 kali pengulangan. Bakteri pelarut fosfat diisolasi menggunakan media agar Pikovskaya dengan metode Pour plate. Kultur diinkubasi pada suhu 28ºC, dan koloni bakteri tumbuh 24-48 jam setelah penanaman. Kultur dinyatakan positif terdapat bakteri pelarut fosfat apabila terdapat halozone di sekitar koloni. Kemudian dibuat isolat murni dan dilakukan identifikasi secara makroskopis dan mikroskopis. Secara makroskopis yaitu pengamatan koloni yang meliputi bentuk, warna, elevasi dan tepi. Sedangkan identifikasi secara mikroskopis dilakukan dengan pewarnaan gram dan uji fisiologis. Dari hasil isolasi pada rhizosfer tanamam Mangrove Wonorejo diperoleh 12 isolat bakteri pelarut fosfat yang terdiri dari genus Bacillus sebanyak 5 isolat, genus Micrococcus sebanyak 5 isolat, dan genus Pseudomonas sebanyak 2 isolat. Kata kunci: bakteri pelarut fosfat, fosfat, tanah mangrove, Wonorejo, eksplorasi. ABSTRACT This research was aimed to know the existance of phosphate solubilizing bacteria at mangrove soils in Wonorejo Surabaya. The type of this research was descriptive. Soil samples were collected from 4 different rhizosfer plants of mangrove with 3 times of replicates. The isolates were isolated using Pikovskaya agar medium with pourplate methods. This mixture was incubated into temperature of 28ºC, and the colonies of bacteria started to developed at 24-48 hours after the starting point of this research. This research regarded positive phosphate solubilizing bacteria when there were had a halozone around the colony. Afterwards, helding the pure isolate of phosphate solubilizing bacteria and indentifiying about the macroscopic and microscopic. For the microscopic identification are about the colony including the form, colour, edge and elevation. And for the microscopic identification using Gram colouring and fisiologist testing. From the result of isolation rhizosfer plants of mangrove was obtained 12 isolates of phosphate solubilizing bacteria, there was from genera of Bacillus consisted of 5 isolate, from genera of Micrococcus consisted of 5 isolate, and from genera of Pseudomonas consisted of 2 isolate Keys word: phosphate solubilizing bacteria, phosphate, soils mangrove,
Wonorejo, exploration.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Pendahuluan Hutan mangrove adalah tipe hutan yang khas dan terdapat di daerah pantai
tempat pertemuan muara daratan dan lautan. Hutan mangrove di Indonesia
merupakan ekosistem yang produktif dan mempunyai potensi tinggi untuk
digunakan secara berkelanjutan. Di Surabaya terdapat ekowisata mangrove yang
terletak di kawasan Wonorejo. Namun, data-data dan informasi yang berkaitan
dengan sumber daya mangrovenya masih sangat terbatas.
Tanaman mangrove dapat tumbuh dengan subur walaupun tidak ada
sumber nutrisi seperti pupuk yang sengaja ditambahkan untuk memberikan unsur-
unsur hara ke dalam tanah. Hal ini mengindikasikan bahwa mangrove
mendapatkan nutrisi yang cukup dari tanah di sekitarnya. Kemungkinan di dalam
tanah tersebut terdapat suatu kegiatan yang dilakukan oleh organisme tanah.
Bakteri pelarut fosfat (BPF) seperti Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. merupakan
mikroba tanah yang mempunyai kemampuan melarutkan fosfat (Rao, 1982).
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang
eksplorasi bakteri pelarut fosfat yang terdapat dalam tanah hutan mangrove dan
kemampuannya dalam melarutkan fosfat dengan menggunakan parameter secara
kualitatif. Pendekatan secara kualitatif dengan melakukan identifikasi pada bakteri
pelarut fosfat tersebut.
Metode Penelitian
Pengambilan sampel tanah
Sampel tanah dari rhizosfer mangrove diambil menggunakan alat cylinder
crof dengan kedalaman + 20 cm dan dimasukkan dalam kantong plastik.
Bersamaan dengan sampling pengambilan tanah dari rhizosfer tanaman mangrove,
dilakukan pula pengukuran faktor fisik dan kimia disetiap titik pengambilan
sampel meliputi : pH, Salinitas, Kelembapan, dan Temperatur. Selanjutnya
dianalisis di Laboratorium
Tahap isolasi bakteri pelarut fosfat
Masing-masing 25 g sampel yang telah ditimbang dimasukkan pada botol
kultur yang telah berisi 225 mL akuades yang telah disterilkan sebelumnya,
kemudian divortex selanjutnya dishaker selama 30 menit setelah itu didiamkan
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
selama beberapa menit untuk kemudian diambil suspensinya + 10 mL ke dalam
botol berisi 90 mL aquades steril dan homogenkan. Menumbuhkan pada media
selektif dengan cara mengambil masing-masing 1 mL suspensi tanah mangrove
setiap sampel lalu menuangkannya kedalam cawan petri, kemudian menambahkan
media Pikovskaya dan menghomogenkan. Memberi label dan menginkubasi pada
suhu 37ºC selama 2-3 hari. Setelah inkubasi, dilakukan pengamatan pada koloni
pengamatan pada koloni yang tumbuh pada cawan petri, keberadaan bakteri
pelarut fosfat dikatatakan positif apabila terdapat zona jernih pada media
Pikovskaya. Kemudian koloni tersebut dimurnikan dengan cara mengambil satu
ose pada koloni yang memiliki zona jernih dan di tanam pada media miring NA
dengan metode streak untuk mendapatkan biakan murni.
Tahap Identifikasi
1. Uji morfologi
Uji morfologi meliputi pengamatan secara makroskopis pada koloni yang
meliputi: bentuk, warna, tepi dan elevasi serta pengamatan secara mikroskopis
yang didapatkan dari hasil pengecatan Gram untuk mengetahui bentuk bakteri dan
jenis Gram bakteri.
2. Uji fisiologis
Untuk uji fisiologis menggunakan 24 senyawa uji yaitu: Lysine, Ornithine,
H2S, Glucose, Mannitol, Xylose, O-nitrophenyl-β-D-galacto-pyranoside (ONPG),
Indole, Urease, Voges-Proskauer, Citrate, Tryptophan deaminase (TDA),
Gelatin, Malonate, Inositol, Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Lactose, Arabinose,
Adonitol, Rafinose, Salicin, Arginine.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Hasil dan Pembahasan Tabel 4. Hasil Isolasi Pelarut Fosfat dari Rhizosfer Tanah Mangrove.
No Lokasi Sampling Ulangan
I II III 1 Rhizosfer tanah mangrove sp.1 I.1.2 II.1.2 - 2 Rhizosfer tanah mangrove sp.2 - - III.2.2
3 Rhizosfer tanah mangrove sp.3 - - III.3.1 ; III.3.2 ; III.3.3 ; III.3.4
4 Rhizosfer tanah mangrove sp.4 I.4.1 II.4.1 ; II.4.2
; II.4.3 III.4.2
Jumlah 2 isolat 4 isolat 6 isolat Dari hasil isolasi bakteri pelarut fosfat tersebut didapatkan 2 isolat pada
pengambilan tanah (sampling) pertama, 4 isolat pada pengambilan tanah kedua,
dan 6 isolat pada pengambilan tanah ketiga. Isolat keseluruhan yang berhasil
didapatkan pada penelitian kali ini sebanyak 12 isolat. Keberadaan isolat-isolat
bakteri pelarut fosfat pada rhizosfer tanaman-tanaman mangrove ini juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan di sekitar tempat tumbuh tanaman
tersebut, antara lain kelembapan, pH, suhu, dan salinitas. Kelembapan dan pH
merupakan faktor yang mempengaruhi kehidupan bakteri (Rao, 1982).
Tabel 5. Karakter morfologi koloni bakteri pelarut fosfat pada media
pikovskaya.
No Kode Isolat
Karakteristik morfologi koloni bakteri
Warna Bentuk Tepi Elevasi
1 I.1.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung
2 I.4.1 -Tengah: Putih
-Tepi: Transparan Tidak
beraturan Rata Datar
3 II.1.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung
4 II.4.1 Putih pucat Bulat Rata Cembung
5 II.4.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung
6 II.4.3 Kuning Bulat Rata Cembung
7 III.2.2 Kuning Bulat Rata Cembung
8 III.3.1 Merah Bulat Rata Cembung
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Tabel 6. Uji Morfologi sel secara mikroskopis isolat bakteri pelarut fosfat
yang ada pada sampel.
Kode Isolat Morfologi Sel
Bentuk Gram I.1.2 Batang + I.4.1 Batang - II.1.2 Batang + II.4.1 Batang + II.4.2 Batang + II.4.3 Kokus + III.2.2 Kokus + III.3.1 Kokus + III.3.2 Kokus + III.3.3 Batang - III.3.4 Kokus + III.4.2 Batang +
Berdasarkan tabel morfologi secara makroskopis dan mikroskopis, isolat
I.1.2 memiliki kesamaan karakter morfologi koloni dan morfologi sel dengan
kode isolat II.1.2 ; II.4.1 ; II.4.2 ; III.4.2. dan menunjukkan ciri genus Bacillus.
Menurut Holt et. al., (2003) karakter Bacillus sp adalah berbentuk batang lurus,
tersusun secara soliter atau berpasangan, gram positif. Pada isolat III.3.1 memiliki
kesamaan karakter morfologi koloni dan morfologi sel dengan isolat III.3.2 dan
III.3.4 dan menunjukkan ciri dari genus Micrococcus yang berpigmen merah.
Menurut Holt et al., (2003) karakter Micrococcus termasuk Gram positif (+),
kadang motil, tidak membentuk spora, aerob obligat, koloni biasanya berpigmen
kuning atau merah. Pada isolat II.4.3 memiliki kesamaan karakter morfologi
koloni dan morfologi sel dengan III.2.2 dan menunjukkan ciri dari genus
Micrococcus yang berpigmen kuning. Menurut Holt et al., (2003) karakter
Micrococcus termasuk Gram positif (+), kadang motil, tidak membentuk spora,
9 III.3.2 Merah Bulat Rata Cembung
10 III.3.3 -Tengah: Putih
-Tepi: Transparan Tidak
beraturan Rata Datar
11 III.3.4 Merah Bulat Rata Cembung
12 III.4.2 Putih pucat Bulat Rata Cembung
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
aerob obligat, koloni biasanya berpigmen kuning atau merah. Pada isolat III.3.3
dan I.4.1 termasuk kedalam genus Pseudomonas. . Menurut Holt et al., (2003)
karakter Pseudomonas merupakan bakteri berbentuk batang, motil dengan satu
atau lebih flagella, gram negatif, aerob, tidak membentuk spora
Tabel 8. Uji fisiologis untuk isolat bakteri
Kode isolat Ly
sine
Orn
ithin
e
H2S
Glu
cose
Man
nito
l
Xyl
ose
ON
PG
Indo
le
Ure
ase
V-P
Citr
ate
TD
A
I.1.2 + - - - - - + - + - + - I.4.1 + - - - - - + - + - + + II.1.2 + - - - - - + - + - + - II.4.1 + - - - - - + - + - + - II.4.2 + - - - - - + - + - + - II.4.3 + - - - - - + - + - + - III.2.2 + - - - - - + - + - + - III.3.1 + + - - - - + + + + + + III.3.2 + + - - - - + + + + + + III.3.3 + - - - + - + - + - + + III.3.4 + + - - - - + + + + + + III.4.2 + - - - - - + - + - + -
Kode isolat
Gel
atin
Mal
onat
e
Inos
itol
Sor
bito
l
Rha
mno
se
Suc
rose
Lact
ose
Ara
bino
se
Ado
nito
l
Raf
inos
e
Sal
icin
Arg
inin
e I.1.2 + + - - - - + - - - - + I.4.1 + + - - - + + - - - - + II.1.2 + + - - - - + - - - - + II.4.1 + + - - - - + - - - - + II.4.2 + + - - - - + - - - - + II.4.3 - + - - - - - - - - - - III.2.2 - + - - - - - - - - - - III.3.1 + + + - - - - - + - - - III.3.2 + + + - - - - - + - - - III.3.3 + - + - - + + - + - - + III.3.4 + + + - - - - - + - - - III.4.2 + + - - - - + - - - - +
Keterangan : + : Hasil uji positif
- : Hasil uji negatif
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Pada tabel 8. Uji fisiologis diatas terdapat kesamaan hasil uji fisiologis
untuk beberapa isolat. Pada isolat Bacillus (I.1.2; II.1.2 ; II.4.1 ; II.4.2 ; III.4.2.)
dapat memecah gugus amino Lysine, dan Arginin namun tidak dapat memecah
gugus amino Ornithine, dapat memfermentasikan Lactose namun tidak dapat
memfermentasikan Glucose, Mannitol, Xylose, Malonate, Inositol, Sorbitol,
Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Adonitol, Rafinose, dan Salicin, dapat
menghidrolisis ONPG, Urease, dan Gelatine namun tidak dapat menghidrolisis
asam amino sistein pada H2S, tidak terbentuk Indole, tidak membentuk acetoin
pada V-P, menghasilkan enzim citrase, dan tidak mendeaminasi Tryptophan pada
TDA. Pada isolat Micrococcus sp.2 (III.3.1; III.3.2 dan III.3.4) dapat memecah
gugus amino Lysine, dan Ornithine namun tidak dapat memecah gugus amino
Arginin, dapat memfermentasikan Malonate, Inositol, Glucose, Adonitol namun
tidak dapat memfermentasikan Lactose, Mannitol, Xylose, Sorbitol, Rhamnose,
Sucrose, Arabinose, Rafinose, dan Salicin, dapat menghidrolisis ONPG, Urease,
dan Gelatine namun tidak dapat menghidrolisis asam amino sistein pada H2S,
terbentuk Indole, membentuk acetoin pada V-P, menghasilkan enzim citrase, dan
mendeaminasi Tryptophan pada TDA. Pada Micrococcus sp.1 (II.4.3 dan III.2.2)
dapat memecah gugus amino Lysine, namun tidak dapat memecah Ornithine dan
Arginin, dapat memfermentasikan Malonate, namun tidak dapat
memfermentasikan Inositol, Glucose, Adonitol Lactose, Mannitol, Xylose,
Sorbitol, Rhamnose, Sucrose, Arabinose, Rafinose, dan Salicin, dapat
menghidrolisis ONPG, Urease, namun tidak dapat menghidrolisis Gelatine dan
asam amino sistein pada H2S, tidak terbentuk Indole, tidak membentuk acetoin
pada V-P, menghasilkan enzim citrase, namun tidak mendeaminasi Tryptophan
pada TDA. Pada genus Pseudomonas (III.3.3 dan I.4.1) dibedakan dari hasil uji
fisiologis karena isolat III.3.3 mampu memfermentasikan Mannitol, Inositol,
Adonitol dan Sucrose
Hasil isolasi dan identifikasi dari sampel tanah di kawasan Mangrove
Wonorejo Surabaya diperoleh 12 isolat bakteri pelarut fosfat dan didominasi oleh
genus Bacillus yaitu 5 (lima) isolat Bacillus sp.1, 3 (tiga) isolat Micrococcus sp.1,
2 (dua) isolat Micrococcus sp.2. 1 (satu) isolat Pseudomonas sp.1 dan 1 isolat
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Pseudomonas sp.2. Pada Penelitian yang dilakukan oleh D.Costa et. al, (2004)
pada tanah mangrove di India ditemukan beberapa genus bakteri yaitu Bacillus,
Micrococcus, Pseudomonas, Mycobacteria, Microbacterium. Wijiono (2009) juga
berhasil mengisolasi beberapa bakteri dari tanah mangrove di kawasan teluk
tapian Nauli Tapanuli diantaranya B. subtilis, B. cereus, Micrococcus varians,
Aeromonas hydrophila, Bacilllus mycoides dan Pseudomonas aeruginosa
Kesimpulan
Diperoleh tiga genus isolat murni bakteri pelarut fosfat yang dapat
diidentifikasi, dari Bacillus. Micrococcus dan Pseudomonas pada rhizosfer tanah
di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya Pada genus Bacillus secara
makroskopik koloni memiliki warna putih pucat dengan bentuk bulat, tepi koloni
rata dengan elevasi cembung dan secara mikroskopik termasuk Gram positif (+)
dengan bentuk sel batang. Pada genus Micrococcus ditemukan 2 spesies yang
berbeda yaitu Micrococcus sp.1 dengan koloni berwarna kuning dan Micrococcus
sp.2 dengan koloni berwarna merah, namun keduanya sama-sama memiliki
bentuk koloni bulat dengan tepian rata dan elevasinya cembung. Secara
mikroskopis genus Micrococcus termasuk Gram positif dengan bentuk sel kokus.
Secara mikroskopis yang membedakan Micrococcus sp.1 dari Micrococcus sp.2
adalah pada Micrococcus sp.2 memiliki hasil positif terhadap Gelatin, Inositol,
Adonitol, Ornithin, Indol, VP, dan TDA pada uji fisiologis. Pada genus
Pseudomonas juga ditemukan 2 jenis dengan penampakan makrosopis yang sama
yaitu koloni memiliki warna putih pada bagian tengah dan transparan pada bagian
tepi koloni dengan bentuk koloni tidak beraturan namun memiliki tepi yang rata
dan elevasi yang datar. Dari segi mikroskopis yang membedakan Pseudomonas
sp.1 dan Pseudomonas sp.2 adalah pada Pseudomonas sp.2 menunjukkan hasil
positif pada Manitol, Inositol, Adonitol dan Sukrosa pada uji fisiologisnya.
Saran
Bakteri pelarut fosfat ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati karena
bakteri pelarut fosfat tersebut dapat menyediakan salah satu unsur hara makro
hara yang diperlukan oleh tanaman yaitu fosfat. Dan perlu diadakan penelitian
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
lebih lanjut tentang keberadaan mikroba pelarut fosfat selain dari bakteri, seperti:
kapang, khamir, dan aktinomiset
Daftar Pustaka D’Costa, P. M., Kalekar, S., and Bhosle, S. 2004. Breakdown of Conifer Needle
Debris in a New Nothern Reservoir. Southern Indian Lake. Manitoba. 41: 649-658.
Holt, G., Krieg, N. R., Sneath, P. H. J. T., and William S. T, 2003. Bergey’s manual of determinative bacteriology, 9th Edition. Lippincontt William and Wilking, Philadelphia. USA.
Rao, N. S. S. 1982. Phosphate solubilization by soil microorganisms. In N.S. Rao (ed.). Advanced in agricultural microbiology. New Delhi: Oxford and IBH Publishing Co.
Wijiyono. 2009. Keanekaragaman Bakteri Serasah Daun Avicennia marina yang Mengalami Dekomposisi Pada Berbagai Tingkat Salinitas di Teluk Tapian Nauli. Tesis. Pascasarjana Universitas Sumatra Utara Medan.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Lampiran 2 Komposisi dan prosedur pembuatan media selektif pertumbuhan bakteri
1. Pembuatan medium selektif Pikovskaya
Komposisi bahan kimia yang diperlukan
1. Glukosa 10 g/L
2. Ca3PO4 5 g/L
3. (NH4)2SO4 0,5 g/L
4. KCl 0,2 g/L
5. MgSO4 0,1 g/L
6. MnSO4 0,1 g/L
7. FeSO4 0,1 g/L
8. Yeast Ekstrak 0,5 g/L
9. Agar Powder 15 g/L
10. Aquades 1 Liter
Cara membuat
Mengisi kurang lebih 500 mL aquades kedalam erlenmayer 1000 mL, lalu
Menimbang satu per satu bahan dan mengaduk larutan dengan spatula setiap
penambahan bahan, pada akhir kita menambahkan aquades sampai volume 1 Liter
dan menambahkan agar powder lalu aduk dengan spatula, lalu kita memanaskan
media sambil terus di aduk, sebelum di autoclav kita membagi larutan kedalam
dua labu erlenmayer agar media tersterilisasi secara optimal, setelah steril kita
memasukkan media kedalam cawan untuk langsung digunakan dan sisanya
disimpan di dalam inkubator bersuhu 65oC.
2. Pembuatan Senyawa Uji Fisiologis berdasarkan buku The Manual OXOID
a. Uji Lysine
Bahan :
Yeast extract 3.0 g
Glucose 1.0 g
L-lysine 5.0 g
Bromocresol purple 0.016 g
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Akuades 1000 mL
pH 6.1 ± 0.2
Prosedur :
Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian
diaduk sampai homogen. Setelah itu di sterilkan ke dalam autoclave
dengan suhu 121°C selama 15 menit dan tekanan 1 atm.
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose kultur murni ke dalam medium, kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.
Positive
Glukosa asam (pH turun, kuning)
Asam amino(lysine) amina + CO2 (pH meningkat, ungu)
Negative
Glukosa asam (pH turun, kuning)
Asam amino(lysine) asam amino (pH tetap asam, kuning)
b. Uji Ornithine
Yeast extract 3.0 g
Glucose 1.0 g
Ornithine 5.0 g
Bromocresol purple 0.016 g
Akuades 1000 mL
pH 6.1 ± 0.2
Prosedur :
Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian
diaduk sampai homogen. Setelah itu di sterilkan ke dalam autoclave
dengan suhu 121°C selama 15 menit dan tekanan 1 atm.
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose kultur murni ke dalam medium, kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.
dekarboksilase
No dekarboksilase
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Positive
Glukosa asam (pH turun, kuning)
Asam amino(ornithine) amina + CO2 (pH meningkat, ungu)
Negative
Glukosa asam (pH turun, kuning)
Asam amino(ornithine) asam amino (pH tetap asam, kuning)
c. Uji H2S
Bahan
Tryptone 20 g
Peptone 6.1 g
Ferrous ammonium sulphate 0.2 g
Sodium thiosulphate 0.2 g
Agar 3.5 g
Akuades 1000 mL
pH 7.3 ± 0.2
Prosedur
Mencampurkan seluruh zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, setelah
tercampur kemudian ditambahkan agar dan dipanaskan. Setelah itu
disterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121°C dan
tekanan 1 atm.
Positive
Sistein NH3 + asam piruvat +H2S
H2S +FeSO4 FeS + H2SO4 (media hitam)
Negative
Sistein sistein (tidak ada produksi H2S, tidak ada reaksi)
d. Uji Glucose
Bahan :
Casein Peptone 10 g
dekarboksilase
No dekarboksilase
Sistein desulfurase
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Glucose 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara Kerja
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
e. Uji Mannitol
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Mannitol 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
f. Uji Xylose
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Xylose 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
g. Uji ONPG (O-nitrophenyl-β-D-Galaktopiranosa)
Bahan
ONPG disc
NaCl 0.88% 0.1 mL
Cara kerja
1. Menempatkan disc yang steril ke dalam tabung reaksi
2. Menambahkan 0.1 mL NaCl 0.88%
3. Mengambil 1 ose biakan dan menginokulasikan ke dalam tabung reaksi
yang berisi larutan fisiologis dan ONPG disc
4. Inkubasi pada suhu 35°C
Positive berwarna kuning
Negative tidak berwarna
h. Uji Indole
Bahan
Tryptone 20 g
Peptone 6.1 g
Ferrous ammonium sulphate 0.2 g
Sodium thiosulphate 0.2 g
Agar 3.5 g
Akuades 1000 mL
pH 7.3 ± 0.2
Prosedur
Mencampurkan seluruh zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, setelah
tercampur kemudian ditambahkan agar dan dipanaskan. Setelah itu
disterilkan dalam autoclave selama 15 menit dengan suhu 121°C dan
tekanan 1 atm.
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose lurus dengan cara menusukkannya ke dalam
1/3 bagian media. Inkubasi pada suhu 35°C selama 24 jam. Setelah
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
inkubasi kemudian ditambahkan 0.2 mL reagen kovac dan didiamkan
selama 10 menit.
Positive
Tryptophan NH3 + asam piruvat +indole
Indol + reagen kovac = cincin merah
Negative
Tryptophan tryptophan
Tidak terjadi reaksi dengan reagen kovac
i. Uji Urease
Bahan a
Peptone 1.0 g
Glukosa 1.0 g
Disodium fosfat 1.2 g
Potassium dihidrogen fosfat 0.8 g
NaCl 5.0 g
Phenol red 0.004 g
Akuades 1000 mL
pH 6.8 ± 0.2
Bahan b
Larutan urea 40% steril 5 mL
Prosedur
Mencampurkan semua bahan a, kemudian disterilkan di dalam autoclave
dengan suhu 115°C selama 15 menit. Setelah steril,mendinginkan media
hingga 55°C dan kemudian ditambahkan dengan bahan b secara aseptic,
homogenkan.
Positive warna media berubah menjadi pink-merah
Negative warna mediatidak mengalami perubahan warna
tryptophanase
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
j. Uji V-P (Voges-Proskauer)
Bahan
Peptone 5.0 g
Glukosa 5.0 g
Buffer fosfat 5.0 g
Akuades 1000 mL
pH 7.5 ± 0.2
Prosedur
Menambahkan seluruh zat kimia tersebut ke dalam akuades1000 mL,
kemudian aduk hingga semua bahan tercampur rata. Setelah itu disterilkan
ke dalam autoclave selama 15 menit dengan tekanan 121°C.
Cara kerja
Menginokulasikan 10 mL media dengan 2 ose kultur murni usia 24 jam,
inkubasi kurang dari 48 jam pada suhu 35°C. setelah inkubasi,
menambahkan larutan α-naphtol alkohol 5% sebanyak 3 mL ke dalam
tabung, setelah itu ditambahkan lagi dengan larutan KOH 40% sebanyak
3mL kemudian dihomogenkan.
Positive warna merah pada medium
Negative warna merah tembaga pada medium
k. Uji Citrate
Bahan :
Magnesium sulfat 0.2 g
Ammonium dihidrogen fosfat 0.2 g
Sodium ammonium fosfat 0.8 g
Sodium citrate, tribasic 2.0 g
NaCl 5.0 g
Bromothymol blue 0.08 g
Agar 15 g
Akuades 1000 mL
pH 7.0 ±0.2
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Prosedur :
Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian
ditambahkan agar dan dipanaskan sampai semua bahan terlarut.
Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave selama 15 menit
pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja:
Inokulasikan satu ose bakteri dengan cara menusukkannya ke dalam media
di dalam tabung reaksi. Inkubasi 48 jam pada suhu 35°C.
Positive
Citrate asam oksaloasetat + asam asetat
Asam oksaloasetat asam purivat +CO2
CO2 + Na+ Na2CO3(pH meningkat) berwarna biru
Negative
Citrate (hijau) citrate (pH tidak berubah)
l. Uji TDA (Tryptophan Deamination)
Bahan :
Tryptophan 120 g
Akuades 1000 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 1000 mL akuades, dan dipanaskan sampai
semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam
autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja:
Menginokulasikan kultur murni kedalam media berisi TDA lalu inkubasi
24-48 jam dengan suhu 35 derajat
Positive terjadi perubahan warna coklat kehijauan pada media
Negative warna tetap kuning krem pada media
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
m. Uji Gelatin
Bahan :
Gelatin 120 g
Akuades 1000 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 1000 mL akuades, dan dipanaskan sampai
semua bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam
autoclave selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja
Mencampur suspense kultur biakan murni dengan media gelatin, lalu
inkubasi 35 derajat selama 24-48 jam. Setelah itu masukkan lemari es
bersuhu 20 derajat selama 30 menit.
Positive berwarna kuning
Negative tidak berwarna
n. Uji Malonate
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Malonate 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja:
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
o. Uji Inositol
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Inositol 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
p. Uji Sorbitol
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Sorbitol 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara Kerja:
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
q. Uji Rhamnose
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Rhamnose 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
r. Uji Sucrose
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Sucrose 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
s. Uji Lactose
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Lactose 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara Kerja
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
t. Uji Arabinose
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Arabinose 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
u. Uji Adonitol
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Adonitol 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
v. Uji Rafinose
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Rafinose 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
w. Uji Salicin
Bahan :
Casein Peptone 10 g
Salicin 5 g
Sodium Chloride 5 g
Phenol Red 0,018 g
Akuades 500 mL
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
pH 7.0 ±0.2
Prosedur :
Mencampurkan ke dalam 500 mL akuades, dan dipanaskan sampai semua
bahan terlarut. Selanjutnya media tersebut disterilkan dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121°C dan tekanan 1 atm.
Cara kerja:
Menginokulasikan satu ose suspensi kultur murni biakan kedalam tabung
berisi media dan sebelumnya terlebih dahulu telah diberi tabung durham.
Lalu inkubasi 24-48 jam
Positive�karbohidrat �asam (pH turun) terbentuk gas pada tabung
durham warna berubah menjadi kuning
Negative �karbohidrat � tidak terbentuk gas tidak terjadi perubahan
warna
x. Uji Arginine
Bahan :
Yeast extract 3.0 g
Glucose 1.0 g
Arginine 5.0 g
Bromocresol purple 0.016 g
Akuades 1000 mL
pH 6.1 ± 0.2
Prosedur :
Mencampurkan semua zat kimia ke dalam 1000 mL akuades, kemudian
diaduk sampai homogen. Setelah itu di sterilkan ke dalam autoclave
dengan suhu 121°C selama 15 menit dan tekanan 1 atm.
Cara kerja :
Menginokulasikan satu ose kultur murni ke dalam medium, kemudian
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 35°C.
Positive
Glukosa asam (pH turun, kuning) dekarboksilase
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Asam amino(arginine) amina + CO2 (pH meningkat, ungu)
Negative
Glukosa asam (pH turun, kuning)
Asam amino(arginine) asam amino (pH tetap asam, kuning)
No dekarboksilase
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Lampiran 3 Tabel Hasil pengukuran faktor fisik dan kimia lingkungan
Titik pengambilan
sampel Ulangan Koordinat
Parameter lingkungan
pH Kelembapan Suhu Salinitas
Rhizosfer tanaman
Mangrove sp.1
I S7o18.4351’
E112o49.456’ 6.5 61 % 26 oC 0 ‰
II S7o18.5568’
E112o49.8918’ 6.5 61 % 26 oC 3 ‰
III S7o18.4295’
E112o50.7032’ 5 64 % 27 oC 10 ‰
Rhizosfer tanaman
Mangrove sp.2
I S7o18.4082’
E112o49.4007’ 8 >85 % 27oC 5 ‰
II S7o18.5384’
E112o49.8893’ 8 >85 % 27 oC 8 ‰
III S7o18.3680’
E112o50.6353’ 9 >85 % 28 oC 10 ‰
Rhizosfer tanaman
Mangrove sp.3
I S7o18.4295’
E112o50.7032’ 8 >85 % 28 oC 7 ‰
II S7o18.5378’
E112o49.8887’ 8.5 >85 % 28 oC 10 ‰
III S7o18.3634’
E112o50.6512’ 8 >85 % 28 oC 25 ‰
Rhizosfer tanaman
Mangrove sp.4
I S7o18.5288’
E112o49.1859’ 8 >85 % 26 oC 8 ‰
II S7o18.723’
E112o49.8444’ 8.5 >85 % 28 oC 10 ‰
III S7o18.4295’
E112o50.7032’ 8.5 >85 % 28 oC 15 ‰
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Lampiran 4
Suspensi sampel tanah dari rhizosfer tanah mangrove
Sampel 1 Sampel 2
Sampel 3 Sampel 4
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Lampiran 5
Alat dan Bahan
Lemari es autoclave Laminar Air Flow
Neraca analitik Waterbath Vortex
pH indicator Soil tester cylinder crof
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani
Lampiran 6
Isolasi pada media Pikovskaya
1. Sampling I
Sampel 1 Sampel 2
Sampel 3 Sampel 4
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi Eksplorasi bakteri pelarut ... Nisa Dwi Octaviani