Download - ABSTRAKSI PENDAHULUAN
PERENCANAAN PONDASI TIANG BOR PADA GEDUNG KAMPUS STIE-IBS KEMANG
Yunida Danuatmaja
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
ABSTRAKSI Pondasi merupakan suatu struktur bawah yang berfungsi mendistribusikan beban
dari struktur atas ke dalam tanah baik dari beban secara vertikal maupun horizontal.
Perencanaan pondasi yang aman sangat diperlukan karena mengingat beban dari seluruh
banguna diterima langsung oleh pondasi. Dan batas keruntuhan total pada banguna secra
langsung berasal atau berawal dari keadaan suatu pondasi tersebut.
Dan dalam perencanaan pondasi pertimbangan yang harus diperhatikan adalah
karakteristik tanah di lokasi dan beban pada struktur atas bangunannya. Jenis tanah di
lokasi adalah jenis tanah kohesif yaitu lanau homogen sehingga cocok bila menggunakan
pondasi tiang bor. Untuk daya dukung ujungnya menggunakan metode Vesic dan untuk
daya dukung selimutnya menggunakan Lambda ( λ ). Dan untuk penurunannya
menggunakan metode semi empiris serta untuk penulangan pondasi dan pile cap nya
mangacu pada peraturan SK SNI T-15-1991-03.
Dari hasil perhitungan pondasi tiang bor didapat bahwa diameter yang digunakan
adalah 0,6 m dan 0,8 m dengan kedalaman tanah keras sedalam 19 m. Dan untuk
penulangan pondasinya dengan diameter 0,6 m adalah 10D22 dengan jumlah tulangan
pokok sebanyak 10 batang sedangkan diameter 0,8 m adalah 13D25 dengan jumlah
tulangan pokok sebanyak 13 batang. Dan untuk tebal pile cap nya yaitu berkisar dari 800
mm sampai 900 mm, dengan diameter tulangan berkisar antara 22 mm sampai 24 mm.
Kata kunci : Daya dukung, Pondasi tiang bor.
PENDAHULUAN Kekuatan struktur atas suatu bangunan tidak lepas dari kekuatan struktur bawah (pondasi)
yang menahan serta mendistribusikan beban bangunan yang terjadi ke dalam tanah.
Untuk itu dibutuhkan suatu perencanaan yang baik, baik dari segi biaya serta keamanan
dalam perencanaan struktur dengan memperhitungkan faktor-faktor dan kekuatan tanah
yang terjadi dalam menghitung data-data teknis yang telah dikumpulkan di lapangan.
Dalam proses pemasangan pondasi antara tanah kohesif ( lempung dan lanau )
dengan tanah non kohesif ( pasir ) mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tanah,
pada tanah kohesif dengan pancang biasanya permukaan tanah sekitar tiang mengalami
penaikan yang diikuti oleh konsolidasi tanah. Keadaan karakteristik tanah asli yang
begitu lunak maka dalam perhitungan daya dukung ujung digunakan metode vesic,
karena metode ini cocok digunakan untuk tanah lempung homogen serta metode ini tidak
dipengaruhi oleh kadar air yang tinggi yang mengakibatkan pelunakan pada tanah yang
dapat mempengaruhi penurunan pada ujung tiang. Metode ini jauh lebih baik digunakan
dari pada metode Mabsout yang perhitungannya dipengaruhi nilai adhesi akibat faktor
kadar air tanah yang tinggi sehingga menambah pelunakan pada tanah.
LANDASAN TEORI Pondasi Tiang Bor
Pondasi tiang bor merupakan pondasi dengan mengebor tanah hingga mencapai
kedalaman tanah keras yang telah ditentukan. Kemudian setelah selesai melakukan
pengeboran maka pelaksanaan berikutnya adalah pemasangan casing sepanjang
kedalaman lubang lalu penempatan tulangan kedalam lubang yang telah dibor
sebelumnya. Penggunaan pondasi tiang bor ini lebih efisien dibandingkan dengan
penggunaan pondasi yang lainnya. Sebab pondasi dilakukan cetak ditempat. Serta tiang
bor ini lebih ramah terhadap lingkungan sekitar tanpa menimbulkan kebisingan saat
pemasangan pondasi, serta tidak mengganggu kestabilan tanah sekitar akibat pemasangan
tiang ke dalam tanah.
Daya Dukung Aksial
Daya Dukung Ujung Tiang (Qp) :
1. Metode Vesic
Qp = Ap x qp
Ap = 2
1 4 ðD
qp = [ C.Nc + ór’ Nr ]
Dimana : Qp = Daya dukung ujung tiang (t)
Ap = Luas penampang ujung tiang (m2)
qp = Daya dukung persatuan luas
C = Nilai kohesi (t/ m2)
Nc = Faktor daya dukung
Nq = Faktor daya dukung
φ = Sudut geser tanah (o)
γ = Berat volume (t/m3)
2. Metode Mabsout
Qp = 9itCR2 + 2itCARz
Dimana : Qp = Daya dukung ujung tiang (t)
it = 3,14
R = Jari-jari penampang ujung tiang (m)
C = Nilai kohesi (t/ m2)
CA = Adhesi tanah (t/ m2)
Z = kedalaman tiang (m)
Gambar Table Nilai Adhesi
Daya Dukung Selimut Tiang (Qs)
1. Metode Alpha (a)
As = it x D x L
f = a . Cu
Qs = f . As
∑Qs = Qs1 + Qs2 + Qs3 + Qs4
Dimana : ∑Qs = Daya dukung selimut tiang (t)
f = Gesekan selimut tiang
As = Luas selimut tiang (m2)
a = Konstanta Cu = Nilai kohesi (t/ m
2)
Gambar 2.4 Grafik α hubungan dengan C
2. Metode Lambda (λ)
A f = π x D x L
σ’ = (γ – 1) H1
Qf = λ ( σ’ + 2C ). Af
∑Qf = Qf 1 + Qf 2 + Qf 3 + Qf 4
Dimana :
λ = Konstanta σ’ = Tegangan vertical efektif rata-rata (t/m
2)
C = Nilai kohesi (t/ m2)
Af = Luas selimut tiang (m2)
Gambar Koefisien λ
Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal (Qu)
Qu = Qp + Qs
Dimana : Qu = Daya dukung ultimit (t)
Qp = Daya dukung ujung tiang (t)
Qs = Daya dukung selimut tiang (t)
Daya Dukung Ijin (Qijin)
Q a = Qu F .K
atau
Qp Qa= +
FK1 FK2
Dimana : Qa = Daya dukung ijin (t)
Qu = Daya dukung ultimit tiang tunggal (t)
FK = Faktor Keamanan
Qs
Tabel Faktor Keamanan untuk Pondasi Tiang
Jumlah Tiang
P n =
Qijin
Dimana : n = Jumlah tiang
P = Beban tiap kolom (t)
Qijin = Daya dukung ijin (t)
Daya Dukung Kelompok Tiang (ΣQu)
Gambar 2.6 Kelompok Tiang sebagai Pondasi Blok
1. Tentukan jumlah total kapasitas kelompok tiang
ΣQu = m . n(Qp + Qs)
Dimana :
m = Jumlah baris tiang
n = Jumlah tiang dalam satu baris
Qp = Daya dukung ujung tiang (t)
Qs = Daya dukung selimut tiang (t)
2. Tentukan daya dukung blok berukuran L x Bg x D
ΣQu = Lg . Bg . q’ . Nq + Σ[2(Lg + Bg)C. ∆L
Dimana :
Lg = Panjang blok (m)
Bg = Lebar blok (m)
P = Keliling (m)
∆L = Panjang segmen tiang (m)
Nq = Faktor daya dukung
C = Nilai kohesi (t/ m2)
Efisiensi Kelompok Tiang (Eg)
Dimana :
ΣQu = Daya dukung kelompok tiang (m)
n = Jumlah tiang
Qu = Daya dukung tiang tunggal
Gambar Efisiensi kelompok tiang pada tanah non kohesif dari uji model tiang
pada beban vertikal.
Daya Dukung dengan Standard Penetration Test ( SPT )
Daya Dukung Ujung Tiang
- Metode Briaud
( ) 2
Ae = ð B 4
ql e = 19,7 . σr . (N60)0,36
Ple
= qe . Ae
Dimana :
As = Luas penampang tiang ( m2 )
ql e = Daya dukung perlawanan tanah (kg/m2 )
Qu
n Qu .
Eg
Ple = Daya dukung ujung ( t )
Daya Dukung Selimut Tiang
- Metode Briaud
As = π (B).(D)
N 6 0 = segmen − segmenN − SPT
jumlahsegmen
fs = 0,224 . σr . (N60)0,29
Ps
= fs . As
Dimana : As = Luas selimut tiang ( m
2 )
fs = Daya dukung perlawanan tanah (kg/m2 )
Ps = Daya dukung selimut tiang ( t )
Daya Dukung Ijin
Pa
F
Dimana : P
le = Daya dukung ujung ( t ) Ps
= Daya dukung selimut ( t ) F =
Faktor keamanan ( 3,3 )
Daya Dukung dengan Cone Penetration Test ( CPT )
Daya Dukung Ujung Tiang
- Metode Vesic
qc = Cu . Nc
Pu = qc . Ab + 2fs . As
Dimana : qc = tekanan konus pada ijing tiang ( t/m
2 )
fs = tahanan friksi rata-rata sepanjang tiang (t/m2 )
Ab = Luas ujung tiang ( m2 )
As = Luas selimut tiang (m2 )
Pu = Daya dukung ultimit ( t )
P P s
l + e
PENURUNAN PONDASI / ( SETTLEMENT )
Penurunan Pondasi Tiang Tunggal
1). Metode Semi Empiris
S = Ss + Sp + Sps
Dimana : S = Penurunan total pondasi tiang tunggal (m)
Ss = Penurunan akibat deformasi axial tiang tunggal (m)
Sp = Penurunan akibat beban pada ujung tiang (m)
Sps = Penurunan akibat beban pada sepanjang tiang (m)
Penurunan akibat deformasi axial tiang tunggal :
Ss = ( )
Qp + α. Qs xL
ApxEp
Dimana : Qp = Daya dukung ujung tiang (kN)
Qs = Daya dukung selimut tiang (kN)
α = Koefisien yang bergantung pada distribusi gesekan selimut
sepanjang pondasi tiang
L = Panjang tiang (m)
Ap = Luas penampang (m)
Ep = Modolus elastis tiang (kN/m2)
Menurut Vesic (1977) menyarankan α = 0,5 untuk distribusi gesekan seragam
atau parabolik sepanjang tiang sedangkan untuk distribusi berbentuk segitiga nilai α =
0,33.
Penurunan Akibat Beban pada Ujung Tiang :
Sp = CpxQp
Dxq p
Dimana : Cp = Koefisien empiris Vesic
Qp = Perlawanan ujung di bawah beban kerja atau beban ujung yang
diijinkan
qP = Daya dukung berat ujung tiang (kN/m2)
D = Diameter tiang pancang (m) Tabel 2.3 Nilai Koefisien Cp
Jenis Tanah Tiang Pancang Tiang Bor
Pasir 0,02-0,04 0,09-0,18
Lempung 0,02-0,03 0,03-0,06
Lanau 0,03-0,05 0,09-0,12
Sumber : Manual Pondasi Tiang
Penurunan Akibat Beban pada Sepanjang Tiang : Sps = x ( v ) I w s
⎛ Qws ⎞ D 2
⎜ ⎝ ⎠ ⎟ 1 − x s
PxLEs
L Iws = 2 + 0,3 5
Dimana: Qws = Kapasitas selimut tiang (kN)
P = Keliling tiang (m)
L = Panjang tiang (m)
vs = Angka poisson tanah
Es = Modulus elastis tanah (kN/m2)
Iws = Faktor pengaruh
D = Diameter tiang (m)
Tabel 2.4 Angka Poison (pt)
Jenis Tanah µ
Lempung jenuh 0,4 -0,5
Lempung tak jenuh 0,1 - 0,3
Lempung berpasir 0,2 - 0,3
Lanau 0,3 - 0,35
Pasir padat 0,2 - 0,4
Pasir kasar (angka pori, e = 0,4 - 0,7) 0,15
Pasir halus (angka pori, e = 0,4 - 0,7) 0,25
Batu (tergantung dari jenisnya) 0,1 - 0,4
Loess 0,1 - 0,3 Sumber : Bowles, 1968
Tabel 2.5 Modulus Elastis Tanah (Es)
Jenis Tanah Es (kN/m2)
Lempung Sangat lunak 300 - 3000
Lunak 2000 - 4000
Sedang 4500 - 9000
Keras 7000 - 20000
Berpasir 30000 - 42500
Pasir Berlanau 5000 - 20000
Tidak padat 10000 - 25000
Padat 50000 -100000
Pasir dan kerikil
D
Padat 80000 - 200000
Tidak padat 50000 - 140000
Lanau 2000 -20000
Loess 15000 - 60000
Serpih 140000 - 1400000 Sumber : Bowles, 1977
Penurunan Pondasi Kelompok Tiang pada Tanah Lempung
Rumus perhitungan penurunan tiang kelompok :
Bg Sg = S
Dimana : S = Penurunan tiang tunggal (m)
Bg = Lebar kelompok tiang (m)
D = Diameter pondasi (m)
DAYA DUKUNG LATERAL / HORIZONTAL
Dimana :
E = Modulus tiang
I = Momen Inersia tiang
ηh = Modulus variasi = 3,5 – 7 kg/cm3
Untuk tanah lempung terkonsolidasi normal harga ηh = 3,5 – 7 kg/cm3
Daya Dukung Lateral pada Tiang Tunggal
KN ExI
p p
N xL 5
h
Dimana : Ep = Modulus tiang
Ip = Momen inersia tiang
D
T = 5
EI
ηh
L = Panjang tiang ( m ) H ρ = _ _ _ _ 2
F xI N xL
h
Dimana :
ρF = Defleksi di kepala tiang ( 6,25 x 10-3
)
H = Beban lateral kepala tiang ( t ) I’ρF = Faktor pengaruh elastis yang mempengaruhi defleksi akibat beban horizontal dan
momen
Gambar Faktor pengaruh I’ρF Floating Pile dengan kepala tiang terjepit
'ñ . F
Gambar Momen maksimum pada kepala tiang bebas berdasarkan asumsi modulus tanah.
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan momen maksimum tiang terjadi pada tiang
adalah :
MF = Y . H . L
Dimana : MF = Momen yang terjadi untuk kondisi kepala tiang terjepit ( tm )
Y = Konstanta yang didapat dari gambar 3.1
Daya Dukung Lateral Kelompok Tiang Pondasi
Gaya horisontal total dalam grup dirumuskan sebagai berikut : n
HG H j = ∑ =
j 1
Dimana : HG = Gaya horisontal grup tiang ( t )
Hj = Beban lateral pada tiang j ( t )
n = Jumlah tiang
Gambar Jenis-jenis Kolom
PENENTUAN DIMENSI dan TULANGAN PILE CAP
Pile cap adalah suatu struktur penutup kepala tiang yang berfungsi pengikat kelompok
tiang pondasi. Disini tulangan dari pondasi akan disambung atau diikat langsung kepada
tulangan pile cap. Ini bertujuan agar penerimaan beban atau pendistribusian beban dari
struktur atas diterima secara merata oleh pondasi. Untuk itu perencanaan perhitungan
penulangan pile cap berdasarkan kepada peraturan SK SNI T-15-1991-03.
Vu = n . Q ijin
b o = 2. ( (b + h ) + (2 .d ) )
2 φ φ . . 1 ⎟ V f c b o d
c ' . . = ⎛ + β ⎞ 1
⎜ . ⎝ 6
c ⎠
σ g r m a k s = + A W V u
u
p M
1 2 M u = . . w u l 2
M n M u
φ
ρ 0,85 . â1 .
b f f
= ⎛ f ' ⎞ ⎛ 6 0 0
ρ m a k s = 0 , 7 5 . ñ b
ρ m i n =
1,4
fy R n
M n = 2 b
m = f y
0,85.fc '
2 2 . ⎠ ⎟
⎛ ________________________ R n
f ⎞
− . . m f
y y ⎜ ⎝ θ
m. f y
A s = ρ . b . d
α =
As . f y
0,85. f c ' . b M n A s f y
= . 2
⎛ − a 2 ⎞ ⎜ d
⎟
. ⎝ ⎠
METODE PERENCANAAN
Pada tahapan perencanaan manual berisikan tentang alir dari langkah-langkah dalam
perencanaan pondasi. Langkah-langkah tersebut berupa diagram alir yang
menggambarkan tingkatan dalam proses pengerjaan baik secara umum yaitu berupa
perencanaan pondasi sedangkan secara khusus berupa perencanaan tulangan pondasi dan
tulangan pile cap. Pengerjaan secara umum tersebut berupa langkah-langkah proses
perencanaan pondasi secara keseluruhan yaitu mulai dari menghitung daya dukung ujung
tiang dengan metode Vesic, metode Lambda ( λ ) untuk menghitung selimut tiang, serta
menghitung daya dukung dengan SPT yaitu daya dukung ujung dan selimut dengan
metode Briaud dan CPT dengan metode Vesic dalam mencari daya dukung ujung.
Kemudian menghitung penurunannya dengan menggunakan metode Semi Empiris dalam
mencari tiang tunggal maupun kelompok tiang. Serta dalam menghitung daya dukung
lateral menggunakan metode Poulos, baik untuk tiang tunggal maupun kelompok tiang.
.d
ρ
f y −
Mulai
Pengumpulan data : 1. Data struktur atas
2. Data tanah
Perhitungan perencanaan
pondasi
Penulangan
pile cap
Perbandingan
Anggaran Biaya
Selesai
Gambar Diagram Alir Perencanaan Pondasi
Vesic
Daya dukung
ujung tiang
Daya dukung
tiang
Mabsout
Beban Vertikal
Alpha ( α )
Daya dukung
selimut tiang
Penulangan
tiang
Lambda ( λ )
Tiang tunggal
Penurunan
tiang
Semi Empiris
Kelompok
tiang
Beban Horizontal
Poulos
Gambar Diagram Alir Perencanaan Tulangan Tarik Pondasi
Perencanaan tulangan geser pondasi dapat dilihat pada diagram alir di bawah ini :
Gambar Diagram Alir Perencanaan Tulangan Geser Pondasi
Menghitung Vu
Menghitung tebal pile cap (d) Yes
Gambar Diagram Alir Perencanaan Tebal dan Tulangan Pile cap
Mulai
Ø Vc > Vu
Menghitung nilai ρbalance, ρmaks, ρmins dan ρ pada potongan 1 dan 2
Menghitung luas tulangan yang dibutuhkan (Ag) pada potongan 1 dan 2
Menghitung tegangan tanah yang terjadi akibat Vu dan Mu
Menghitung momen nominal (Mn2) pada potongan 1 & 2
Momen pondasi pada potongan 1 & 2
Menghitung lengan momen dalam (a)
pada potongan 1 dan 2
Tebal pile cap dapat digunakan
Mn1 < Mn2
Yes
Selesai
DATA PERENCANAAN
Bangunan 1 ( 4 Lantai )
Per Kolom Beban per titik ( T ) Per Kolom Beban per titik ( T )
D - 3 50,97 J - 2 157,32
D - 4 84,51 J - 4 167,58
D - 5 121,16 J - 5 112,75
D - 6 79,95 L - 1 105,52
E - 6 122,58 L - 2 165,66
F - 1 64,64 L - 4 165,32
F - 2 95,66 L - 5 105,57
F - 3 96,36 M - 1 100,55
F - 4 133,94 M - 2 176,46
F – 5 199,25 M - 4 176,68
G - 6 71,33 M - 5 100,92
H - 1 98,99 N - 1 65,51
H - 2 163,45 N - 2 106,28
H - 4 154,39 N - 4 106,31
H - 5 127,26 N - 5 65,50
J - 1 105,11
Bangunan 2 ( 3 Lantai )
Per Kolom Beban per titik ( T ) Per Kolom Beban per titik ( T )
A - 7 27,19 E - 8 179,56
A - 8 23,92 E - 9 229,68
A - 9 24,12 E - 10 242,33
A - 10 23,21 E - 11 119,26
B - 7 55,83 E - 12 88,87
B - 8 143,44 E - 13 58,31
B - 9 136,60 G - 7 82,70
B - 10 134,26 G - 8 138,05
B - 11 71,10 G - 11 87,67
B - 12 62,25 I - 7 69,78
B - 13 52,91 I - 8 111,25
C - 7 57,43 I - 9 229,02
C - 8 57,65 I - 10 263,39
C - 9 55,20 I - 11 88,76
C - 10 56,30 K - 7 55,17
C - 11 52,27 K - 8 86,14
C - 12 43,58 K - 9 88,26
C - 13 51,74 K - 10 104,04
E - 7 84,84 K - 11 84,24
m
m
Lempung Coklat
Kemerahan y = 1,71 t/m3
q = 30°
C = 0,25 kg/cm2
m Lempung Merah
Ke abu-abuan
y = 1,58 t/m3
q = 32°
C = 0,22 kg/cm2
m Lanau Coklat Ke
abu-abuan
y = 1,43 t/m3
q = 13°
C = 0,11 kg/cm2
19 m 17,4 m
Lapisan Tanah
m 19,1 m
Tanah Keras
Sondir qc>100
kg/cm2 27 m
2
1
19,6 m
Lanau Coklat Ke
abu-abuan
m
16,8 m
y = 1,43 t/m3
q = 13° C = 0,11 kg/cm
2
m
Tanah Keras
Boring
NSPT>30
Keras Sondir dan
Boring
20
20 m 3 5 3 0
30
3 m
Gambar Penampang Lapisan Tanah
0,00
4,80
5,00
11,00
16,80
28,00
Tabel Hasil Uji Laboratorium BH2
Jenis Uji Simbol 1,50 - 2,00 5,50 - 6,00 11,50 - 12,00
INDEX
PROPERTES
W % 48,00 52,00 76,4 1
γ t/m3 1,71 1,58 1,43
e 1,27 1,49 2,24
Gs 2,62 2,59 2,63
ATTERBERG LL % 119 115,38 143,12
PI % 76,86 67,43 85,03
BUTIRAN (%)
Kr % 0 0 0
Ps % 2 1 3
Ln % 58 59 80
Lm % 40 40 17
TRIAXIAL TES C kg/cm
2 0,25 0,22 0,11
φ° 30 32 13
CONSOLIDASI
Cc 0,33 0,66 0,64
Pc kg/cm2 1,25 1,35 1,50
Cv cm/det2 1,41 x 10
-3 4,47 x 10
-3 1,68 x 10
-3
PERHITUNGAN DATA
Tabel Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal untuk Diameter 0,6 m
Qp (t)
Qs (t) Vesic Mabsout
11,33 22,38
Alpha (α)
Lapis 1 23,55
Lapis 2 24,87
Lapis 3 12,02
Lapis 4 23,21
ΣQs = 83,65 94,98 106,03
Lambda (λ)
Tabel 5.7 Daya Dukung Ultimit Tiang Tunggal untuk Diameter 0,8 m
Qp (t)
Qs (t)
Vesic Mabsout
20,14 31,08
Alpha (α)
Lapis 1 3 1,40
Lapis 2 33,16
Lapis 3 16,03
Lapis 4 30,95
ΣQs = 111,54 131,68 142,62
Lambda (λ)
Lapis 1 35,44
Lapis 2 55,13
Lapis 3 54,66
Lapis 4 111,67
ΣQs = 256,9 277,04 287,98
Lapis 1
Lapis 2
Lapis 3
Lapis 4
ΣQs = 192,7
41,35
41,01
26,58
83,76
204,03 215,08
Tabel Daya Dukung Izin Tiang untuk Diameter 0,6 m
Daya dukung ultimit (t)
FK
Daya dukung izin (t)
Qp (t)
Qs (t) Vesic Mabsout Vesic Mabsout
Alpha (α) 94,98 106,03 3,3 28,78 32,13
Lambda (λ) 204,03 215,08 3,3 61,83 65,18
Tabel Daya Dukung Izin Tiang untuk Diameter 0,8 m
Daya dukung ultimit (t)
FK
Daya dukung izin (t)
Qp (t)
Qs (t) Vesic Mabsout Vesic Mabsout
Alpha (α) 131,68 142,62 3,3 39,90 43,22
Lambda (λ) 277,04 287,98 3,3 83,95 87,27
Tabel Efisiensi Kelompok Tiang
No. Dimensi (m) Jumlah tiang Efisiensi kelompok tiang
1. 0,6
2 1
3 1,5
4 2
2. 0,8
2 1
3 1,5
4 2
PENURUNAN PONDASI / ( SETTLEMENT )
Tabel Penurunan Tiang Tunggal
No. Diameter Jumlah Tiang S ( m )
1. 0,6 1 0,0158
2. 0,8 1 0,0191
Tabel Penurunan Kelompok Tiang
No. Diameter Jumlah
Tiang Bg Sg
1
0,6
2 1,2 0,0224
2 3 1,2 0,0224
3 4 2,4 0,0317
1
0.8
2 1,6 0,0270
2 3 1,6 0,0270
3 4 3,2 0,0382
Tabel Daya Dukung Lateral pada Kelompok Tiang
No. Diameter ( m ) Jumlah Tiang
Daya dukung lateral
kelompok tiang
( t )
1. 0,6
2 3,3426
3 5,0139
4 6,6852
2. 0,8
2 3,8568
3 5,7852
4 7,7136
ES TIMA SI BIAYA PEMBUATAN PONDASI TIANG BOR / BORED PILE
Tabel Estimasi Biaya untuk Pondasi Diameter 0,6 m
No
. JENIS PEKERJAAN SAT
KOEFISIE
N
HARGA
SATUA
N Rp.
JUMLAH
Rp.
1. Pengeboran D 60 cm / m Bored Pile
a. Alat bantu
Crawler Crane Jam 0,130 19.0000 24.700
Mesin Bor Jam 0,130 16.0000 20.800
b. Upah pasang
Tukang Gali Tanah
Org/Ja
m 0,160 60.000 9.600
Mandor
Org/Ja
m 0,008 65.000 520
Operator Alat
Org/Ja
m 0,53 3 10700 5.703
c. Lain-lain
Oli + Solar Jam 1,000 13.500 13.500
Alat Bantu Jam 0,220 45.500 10.010
Jumlah x 74 hari 6.277.649
2. Beton Readymix D60cm/m3, Bored Pile
a. Bahan
Beton Readymix K-400 m3 9,546 66.5000 6.347.824
Jumlah x 148 tiang 939.477.952
b. Upah pasang
Tukang Batu Halus
Org/Ja m 0,425 55.000 23.375
Mandor
Org/Ja m 0,021 65.000 1.365
c. Lain-lain
Pipa Tremi + Casing
Pelindung Jam 1,000 12.500 12500
Jumlah x 74 hari 2.755.760
3. Pembesian Bored pile /kg
a. Bahan
Besi beton ulir kg 1,000 8.500 8.500
Kawat beton kg 1,000 180 180
Kawat las kg 1,000 50 50
Kawat gantung kg 1,000 400 400
Jumlah x 567 kg x 148 766.153.080
b. Upah pasang
Tukang Besi
Org/Ja m 0,005 55.000 275
c. Lain-lain
Alat Bantu Jam 1,000 100 100
Jumlah x 74 hari 24.750
Sub Total 1.714.689.191
2. ( Untuk Diameter 0,8 m)
Tabel Estimasi Biaya untuk Pondasi Diameter 0,8 m
No. JENIS PEKERJAAN SAT KOEFISIEN HARGA
SATUAN
Rp.
JUMLAH Rp.
1. Pengeboran D 80 cm / m Bored Pile
a. Alat bantu
Crawler Crane Jam 0,130 190.000 24.700
Mesin Bor Jam 0,130 160.000 20.800
b. Upah pasang
Tukang Gali Tanah Org/Jam 0,160 60.000 9.600
Mandor Org/Jam 0,008 65.000 520
Operator Alat Org/Jam 0,533 10.700 5.703,10
c. Lain-lain
Oli + Solar Jam 1,000 14.000 14.000
Alat Bantu Jam 0,220 46.870 10.3 11,40
Jumlah x 61 hari 5.223.704,50
2. Beton Readymix D60cm/m3, Bored Pile
a. Bahan
Beton Readymix K-400 m3 9,546 665.000 6.347.824
Jumlah x 122 tiang 774.434.528
b. Upah pasang
Tukang Batu Halus Org/Jam 0,425 55.000 23.375
Mandor Org/Jam 0,021 65.000 1.365
c. Lain-lain
Pipa Tremi + Casing
Pelindung Jam 1,000 12.500 12.500
Jumlah x 61 hari 2.271.640
3. Pembesian Bored pile /kg
a. Bahan
Besi beton ulir kg 1,000 8.500 8.500
Kawat beton kg 1,000 180 180
Kawat las kg 1,000 50 50
Kawat gantung kg 1,000 400 400
Jumlah x 951,6 kg x 122 tiang 1.059.949.176
b. Upah pasang
Tukang Besi Org/Jam 0,005 55.000 275
c. Lain-lain
Alat Bantu Jam 1,000 100 100
Jumlah x 74 hari 24.750
Sub Total 1.841.903.799
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan dan perhitungan pondasi yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1. Dari hasil perhitungan penulangan pondasi dengan diameter pondasi sebesar 0,6 m
dan 0,8 m didapat bahwa tulangan pokok yang digunakan untuk diameter 0,6 m
adalah 10D22 dengan jumlah tulangan sebanyak 1480 batang, lebih sedikit
dibandingkan dengan tulangan pokok pada pondasi dengan diameter 0,8 m dengan
tulangan 13D25 sebanyak 1586 batang. Dengan selisih jumlah tulangan sebanyak 106
buah atau sebesar 6,68 % dari jumlah tulangan pokok pada diameter 0,8 m.
2. Berdasarkan hasil perhitungan jumlah tiang pondasi, didapat bahwa jumlah tiang
pondasi dengan diameter 0,6 m yaitu sebanyak 148 tiang, lebih banyak dari pondasi
yang menggunakan diameter 0,8 m dengan jumlah tiang sebanyak 122 tiang. Dengan
selisih jumlah tiang sebanyak 26 tiang atau sebesar 17,57 % dari jumlah tiang dengan
diameter 0,6 m.
3. Biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan pondasi dengan diameter 0,6 m dengan
jumlah tiang sebanyak 148 buah sebesar Rp 1.714.689.191 lebih sedikit dibandingkan
dengan biaya untuk pembuatan pondasi dengan diameter 0,8 m dengan jumlah tiang
sebanyak 122 buah sebesar Rp 1.841.903.799. Namun biaya pembuatan pondasi
kedua diameter tersebut yaitu diameter 0,6 m dan 0,8 m lebih besar dibandingkan
dengan biaya sebenarnya pada proyek di lapangan yaitu dengan dimensi pondasi 0,30
m x 0,30 m dengan jumlah tiang sebanyak 228 buah sebesar Rp 1.320.983.337,
dengan selisih sebesar Rp 393.705.854 atau 22,96 % dari biaya pembuatan pondasi
dengan diameter 0,6 m dan sebesar Rp 350.433.799 atau 19,03 % dari biaya
pembuatan pondasi dengan diameter 0,8 m.
4. Berdasarkan hasil perhitungan manual digunakan daya dukung ujung terkecil yaitu
dengan metode Vesic karena Vesic menyatakan bahwa pada daya dukung selimut
atau daya dukung ujung seharusnya nilai yang dihasilkan tidak mesti bertambah bila
kedalaman pondasi bertambah. Ini bertolak belakang dengan metode Mabsout bahwa
nilai daya dukung ujung bergantung pada kedalaman tanah keras atau kedalaman
pondasi. Serta data yang digunakan pada vesic hanya menggunakan data hasil uji
laboratorium dan tanah yang digunakan adalah jenis tanah lempung yang homogen.
SARAN
1. Berdasarkan perancangan dan perhitungan pondasi, sebaiknya sebelum melakukan
perencanaan pondasi harus memperhatikan keadaan karakteristik tanah sekitar.
Sehingga dapat diketahui metode dan jenis pondasi yang tepat untuk dapat digunakan
dalam pelaksanaan di lapangan.
2. Selain itu yang terpenting harus memperhatikan optimasi biaya yang digunakan
sehingga anggaran biaya yang digunakan dapat dipakai seefisien mungkin dan tepat
dengan tidak mengabaikan sisi keamanannya.