LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUANPADA Ny. A DENGAN KEBUTUHAN DASAR ISTIRAHAT TIDUR DI PAVILIUN FLAMBOYAN RSUD CINTAKU JOMBANG
Oleh :
LUTFI LAILATUL CHASANAH
NIM. 7210034
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2011LEMBAR PENGESAHAN Laporan pendahuluan ini saya buat hanya sebatas pengkajian saja sampai dengan pemeriksaan fisik dan juga sebagai salah satu persyaratan praktik lapangan dalam bahasan Keterampilan Dasar Praktik Klinik (KDPK) tingkat I semester 2 di Paviliun Flamboyan RSUD CINTAKU Jombang.
Mengetahui,
Mahasiswa
Lutfi Lailatul C.
NIM. 7210034
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan pada tngkat optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh dan memperbaiki kerusakan sel. Apabila kebutuhan istirahat cukup maka jumlah energi yang dibutuhkan dapat terpenuhi, sehingga status kesehatan dan kegiatan sehari hari pulih kembali. Selain itu orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istiraha dan tidur lebih banyak dari biasa.B. Tujuan
1. Memberikan pengetahuan pada pembaca mengenai kebutuhan istirahat dan tidur.
2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur yang berlaku.
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. Istirahat dan Tidur
A. Pengertian
Istirahat merupakan suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas kecemasan, namun tidak berarti tidak melakukan apapun, duduk santai atau berbaringa di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat.
Terdapat beberapa karakteristik Istirahat, Narrow (1645 1967)
1. Merasa segala sesuatu berjalam normal
2. Merasa diterima
3. Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung
4. Bebas dari ketidaknyamanan
5. Merasa puas telah melakukan aktifitas yang berguna
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu membtuhkan
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggai terhadap stimulus dari luar. Kedaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga (bangun) dan mudah dibangunkan. Pendapat lain menyebutkan, tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana persepsi reaksi individu terhadap lingkungan berkurang atau hilang dan dapat dibangunkan kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup (Guyton, 1986)Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur jika terdapat tanda tanda sebagai berikut :
1. Aktifitas fisik minimum2. Tingkat kesadar bervariasi
3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh
4. Penurunan respon terhadap rangsangan dari luar
Selama tidur dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses fisiologis antaralain :1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
2. Dilatasi pembuluh darah perifer
3. Peningkatan aktifitas traktus gastrointestinal
4. Relaksasi otot otot rangka
5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10 30 %
B. Jenis Jenis Tidur1. Tidur NREM (Norapid Eye Movement) / Tidur Gelombang Lambat
Merupakan tidur yang nyaman dan dalam, dalam tidur ini gelombang otak lebih lambat dibandingkan orang sadar atau tidak tidur. Hal ini ditandai dengan mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan nafas turun, metabolisme menurun, dan gerak bola mata lambat.Tahap tahap tidur NREM
Tahap I
Merupakan tahap transmisi antara bangun dan tidur dengan ciri rileks, masih sadar dengan lingkungan, rasa mengantuk, bola mata bergerak ke kanan dan ke kiri, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dapat bangun dengan segera. Tahap ini berlangsung sekitar lima menit. Tahap IIMerupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap ini ditandai dengan mata menetap, denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun, metabolisme menurun. Tahap ini berlangsung pendek dekitar 5 10 menit. Tahap III
Merupakan tahap tidur yang ditandai melambatnya denyut nadi, frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya disebabkan oleh dominasi sistem saraf parasimpatis dan sulit bangun.
Tahap IV
Tahap ini ditandai dengan menurunnya denyut jantung dan pernafasan, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, gerak otot mata cepat, sekresi lambung menurun dan tonus otot turun.
2. Tidur REM (Rapid Eye Movement)
Berlangsung pada tidur malam selama 5 20 menit. Periode pertama terjadi selama 80 100 menit namun jika kondisiorang tersebut sangat lelah maka awal tidur sangat cepat.
Jenis tidur REM ditandai dengan,
Disertai mimpi aktif
Lebih sulit dibangunkan
Tonus otot tidak teratur
Mata cepat tertutup dan cepat terebuka
Tekanan darah meningkat
Metabolisme meningkat
Terjadi mimpi yang menyenangkan, bersemangat dan sibukC. Fungsi Tidur
1. Beradaptasi terhadap rangsangan yang dapat menimbulkan kecemasan
2. Memperbaiki ingatan
3. Mempermudah mempelajari sesuatu serta dalam mengatasi masala-masalah yang sulit4. Relaksasi
5. Memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan antar susunan saraf
6. Memulihkan kesegaran danfungsi organ tubuh karena selama tidur terjadi penurunan
D. Kebutuhan Tidur
Usia merupakan faktor penentu kebutuhan tidur seseorang, semakin tua seseorang maka semakin sedikit kebutuhan tidurnya.1.1 Tabel pola tidur normal berdasarkan tingkat usia
USIATingkat PerkembanganKebutuhan TidurPola Tidur Normal
0 1 bulanMasa Neonatus14-18 jam/hari50% REM dan 1 siklus tidur rata-rata 45-60 menit
11 18 bulanMasa Bayi12-14 jam/hari20-30% REM dan tidur sepanjang malam
18 bulan 3 tahunMasa Anak11-12 jam/hari25% REM dan tidur sepanjnag malam + tidur siang
3-6 tahunMasa Prasekolah11 jam/hari20% REM
6-12 tahunMasa Sekolah10 jam/hari18,5% REM
12-18 tahunMasa Remaja8,5 jam/hari20% REM
18-40 tahunMasa Dewasa Muda7-8 jam/hari20-25% REM
40-60 tahunMasa Paruh Baya7 jam/hari20% REM dan sering sulit tidur
60 tahun keatasMasa Dewasa Tua6 jam/hari20-25% REM dan sering sulit tidur
E. Fisiologi Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme screablea yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer endokrin kardio vaskular, respirasi muskuloskeletal (Robinson, 1993, dalam Poner). Tiap kejadian tersebut dapat diidentifikasi atau direkam dengan Electroencephalogram (EEG), untuk aktifitas listrik otak electromiogram (EMG), untuk pengukuran tonus otot dan electroculogram (EOG) untuk mengukur pergerakan mata.
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme cerebral yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun. Recticular activating system (RAS) dibagian batang otak atas mempunyai sel-sel khusus dalam mempertahankan kesadaran RAS memberikan stimulus visual, auditori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri yaitu emosi, proses, pikir.
F. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tidur1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal. Namun demikian, keadaan sakit menjadikan seseorang kurang tidur bahkan tidak dapat tidur.
2. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Seseorang dengan kelelahan tingkat menengah dapat tidur nyeyak, sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.
3. Sres PsikologiDepresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan oleh kondisi cemas yang meningkatkan norepirefin darah melalui sistem saraf simpatis dan akan mengurangi tahap REM dan NREM.
4. Obat-Obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu,
Diuretik Antidepresan
Kafein
Betabloker
Narkotika
Amfetamin
5. Nutrisi
Makanan seperti keju, susu, daging dan ikan tuna dapat mempercepat tidur.
6. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur nyenyak dan sebaliknya.7. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan menahan tidak tidur sehingga dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
G. Gangguan Proses Tidur
1. Insomnia
Merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya.
2. Narkolepsi
Merupakan suatu keadaan di mana seseorang sulit mempertahankan keadaan terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara tibaa-tiba.
3. Somnabolisme (Tidur Berjalan)4. Enuresa (Mengompol)
5. Delirium (Mengigau)
II. Vertigo
A. Pengertian Vertigo
Perkataan vertigo berasal dari bahasa yunani vertere yang artinya memutar. Vertigo merupakan suatu sensasi gerakan atau rasa gerakan dari tubuh dan lingkungan sekitar. Dapat disertai gejala lain, terutama dari jaringan otonom akibat gangguan keseimbangan tubuh. Vertigo bukan hanya terdiri dari gejala pusing saja melinkan kumpulan sindrom yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan pusing.B. Etiologi (menurut Burton, 1990)
1. Lesi Vestibular
Fisiologik
Labirinitis
Meniere
Obat : guinine, salisilat
Otitis media
Motion sickness
Benign post-traumatik positional vertigo
2. Lesi Saraf Vestibulris
Neuroma akustik
Obat : streptomycin
Neuronitis
Vestibular
3. Lesi Batang Otak
Infark (perdarahan pons)
Insufisiensi vertebro-basilar
Migrain arteri basilaris
Sklerosi diseminata
Tumor
Siringobulbia
Epilepsy lobus temporal
4. Penyakit sistem vestibuler perifer
5. Penyakit SSP
6. Kelainan endokrin
7. Kelainan psikiatrik
8. Kelainan mata
9. Intoksikasi
C. Patofisiologi
Vertigo timbul jika terdapat ketidak cocokan informasi aferen yang disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan.Dalam kodisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat intregasi alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual, dan proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan. Jika semua dlam kondisi sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer dalam kondisi tidak normal atau ada rangsang gerakan aneh atau berlebihan, maka pengolahan informasi akan terganggu. Akibatnya muncul gejala vertigo dan otonom, selain itu respon penyesuaian otot menjadi tidak normal sehingga muncul gerakan abnormal berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/barjalan dan gejala lainnya.D. Klasifikasi Vertigo
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dibedakan menjadi,
1. Vertigo ProksimalYaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari kemudian menhilang sempurna, tetapi suatu ketika rangsangan tersebut dpat muncul lagi.
2. Vertigo Kronis
Yaitu serangan vertigo yang menetap, keluhannya konstan taanpa serangan akut.3. Vertigo yang serangannya akut/mendadak, kemudian berangsur-angsur berkurang.E. Manifestasi Klinik
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lidah pucat, lelah, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, mulut pahit, mata merah dan gelisah.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan khusus
ENG
Audiometri dan BAEP
Psikiatrik3. Pemeriksaan tambahan
Laboratorium
Radiologik
EEG, EMG dan EKG
G. Penatalaksanaan Medis
1. Terapi Kausal
Terapi kausal bertujuan memperbaiki ketidakseimbangan vestibuler melalui modulasi tranmisi saraf, umumnya diunakan obat yang bersifat antikolinergik. Terapi ini disesuaikan dengan faktor penyebabnya, sedangkan sebagian besar kasus vertigo tidak dapat diketahui penyebabnya, sehingga terapi biasanya bersifat simtomatik.
2. Terapi Simtomatik
Ditujukan pada 2 gejala utama yaitu rasa berputar dan gejala otonom. Pemilihan obat-obat anti vertigo tergantung pada efek obat bersangkutan berat-ringan vertigo dan fasenya. Misalnya pada fase akut dapat diberikan obat penenang untuk menghilangkan rasa cemas.
3. Terapi Rehabilitasi
Bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan gangguan vestibuler. Beberapa bentuk latihan yang dapat dilakukan yaitu latihan vestibuler, latihan visual vestibuler atau latihan berjalan.LAPORAN PENGKAJIAN
PADA Ny. A DENGAN KEBUTUHAN DASAR ISTIRAHAT TIDUR PADA KASUS VERTIGO
DI PAVILIUN FLAMBOYAN RSUD CINTAKU JOMBANG
No. register: 07 78 57
Ruangan: Pav. Flamboyan
Tanggal MRS: 29 05 2011
Tanggal Pengkajian: 30 05 2011
A. Data Subyektif
1.1 Identitas Pasien
Nama
: Ny. A
Umur
: 35 th
Jenis Kelamin: PerempuanSuku/bangsa: Jawa/Indonesia
Pendidikan: SMPAgama
: Islam
Pekerjaan: Ibu Rumah TanggaAlamat
: Sumbermulyo, Jogoroto, Jombang
1.2 Identitas Penanggung Jawab
Nama
: Tn N
Pekerjaan: SwastaAlamat
: Sumbermulyo, Jogoroto, Jombang1.3 Riwayat Kesehatan Pasien
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh pusing, bliyur seperti berputar dan kadang mual.b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sebelumnya pasien pernah dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama.c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mendadak mengalami pusing akut disertai mual dan muntah serta perasaan seperti berputar pada tanggal 29 Mei 2011 sekitar pukul 13.27 WIB. Pasien lngsung dibawa ke RSUD Jombang untuk menerima perawatan intensif.d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien tidak menderita penyakit keturunan seperti diabetes dan jantung. Namun menurut keluarga pasien ada anggota keluarga yang mengidap hipertensi yaitu ayah pasien.e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasien sudah tinggal di ruangan yang baik, bebas polusi, dan hubungan pasien dengan lingkungan baik.
1.4 Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Sebelum MRS
Makan:Pasien makan dengan pola 3x/hari. Menu : nasi, sayur, lauk-paukMinum:Pasien minum dengan frekwensi 7 - 8 gelas/hari, minuman yang dikonsumsi air putih, terkadang teh dan kopi. Saat MRS
Makan:Pasien makan dengan pola 3x/hari. Menu : BARG (bubur halus) + buah. selama perawatan nafsu makan pasien berkurang, yaitu sekitar 3 - 5 sendok/hari.
Minum:5-7 gelas/harib. Pola Eliminasi
Sebelum MRS
BAB : 1x/hari, konsistensi: lembek, tidak berdarah, warna: kuning dengan jumlah banyak
BAK: 3x / hari dengan jumlah banyak dan lancar, warna kuning jernih, tidak keruh, berbau khas.
Saat MRS
BAB:1 x selama perawatan di RS, kosistensi: lembek, tidak berdarah
BAK:3x/hari beralas under padc. Pola Istirahat
Sebelum MRS
Tidur siang: 2 jam dengan 20% REMTidur malam: 5-6 jam/hari Saat MRSTidur pasien terganggu oleh perasaan gelisah akibat pusing, mbliyur, mual dan muntaha sehingga kuantitas istirahat pasien tidak terpenuhi sebagaimana keadaan normal.
d. Pola Personal Hygiene
Sebelum MRS
Mandi: 2 x / hari
Keramas: 3 x / minggu
Sikat gigi: 2 x / hari
Ganti pakaian: 2 x / hari
Memotong kuku: 1 x / minggu
Saat MRS
Mandi :Selama dirawat pasien dimandikan 1x dan setiap pagi diseka oleh keluarganya.
Keramas: Pasien belum pernah keramas saat dirawat.
Memotong kuku: Pasien belum pernah memotong kuku selama dirawat
Ganti pakaian: Pasien baru ganti 1xe. Riwayat Sosial Budaya
Hubungan pasien dengan keluarganya baik. Interaksi pasien dengan perawat dan pasien lain juga baik.f. PsikososialKeadaan psiologi pasien baik, hubungannya dengan keluarga dan masyarakat cukup baik.g. SpiritualSebelum MRS pasien aktif beribadah, namun sejak sakit aktivitas ibadahnya terganggu.B. Data Obyektif
1. Keadaan Umum
Secara umum pasien terlihat baik, GCS 4-5-6, lemah/lemas, bicara lancar, selalu berbaring di tempat tidur.2. Tanda-tanda vital
a. Tensi:130 / 90 mmHg
b. Nadi: 84 x / menit
c. Suhu: 38 C
d. Respiration Rate: 20 x / menit
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala Bentuk kepala simetris
Tidak ada benjolan atau tumor
Rambut hitam, pendek
Tidak ada nyeri tekan Tidak ada lukab. Mata
Bentuk mata simetris
Kelopak mata simetris
Sklera putih Tidak terdapat luka
Kornea jernih Tidak ada nyeri tekan
c. Telinga Bentuk normal / simetris
Tidak ada serumen
Tidak ada benjolan Tidak ada nyeri tekand. Hidung Bentuk normal / Simetris Tidak ada benjolan Tidak ada nyeri tekane. Mulut
Bibir simetris Tidak ada benjolan Tidak ada nyeri tekanf. Leher
Normal/simetris Tidak ada luka Tidak ada pembengkakan kelenjar limfe dan tiroid
Tidak ada nyeri tekan.
g. Dada dan paru
Bentuk dada normal, simetris
Tidak ada luka
Tidak ada benjolan atau tumor
Tidak ada nyeri tekan Bunyi nafas normal, tidak ada wheezing dan ronchi
Suara perkusi paru sonorh. Jantung
Bunyi jantung normal, tidak ada marmur
i. Abdomen
Bentuk simetris
Tidak ada benjolan/ pembengkakan Tidak ada nyeri tekan Tidak kembung
Bising usus normal.
j. Genetalia Normal k. Ekstremitas Terpasang infus pada lengan sebelah kiriC. Penatalaksanaan
1. Infus RL 2 kolf / 24 jam2. Citicolin 2 x 250 mg
3. Piracetam 3 x 1200 mg
4. Aspilet 1 x 1
5. Dramamine 3 x 1
6. Vatizine 3 x 1
BAB III
KesimpulanBerdasarkan anamnase yang telah dilakukan dan juga berdasarkan landasan teori dapat disimpulkan bahwa pasien A yang mengalami vertigo telah mendapatkan perawatan/pelayanan baik dari rumah sakit, kebutuhan gizi cukup, obat serta injeksi yang sesuai dengan kebutuhan pasien seperti pemasangan infus RL 24 jam, terapi injeksi dengan obat, serta didukung dari keadaan psikis pasien dan hubungan sosial, adaptasi pasien yang cukup baik, sehingga proses penyembuhan berjalan lancar dan kondisi pasien semakin membaik shingga pasien dapat melaksanakan aktifitas seperti semula.DAFTAR PUSTAKAAlimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan, Salemba Medika Jakarta.
Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika Jakarta.
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC, Jakarta, 1999.
Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 1999.
http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14415 Terapi Akupunktur untukVertigo.pdf/144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html
Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 144, Jakarta, 2004.
Pembimbing Ruangan
Sejono, AMK
Pembimbing Akademik
Muzayyaroh, SST
Kepala Ruangan
Kusairi,S.Kep.Ners