Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada
tanggal: 10 September 2015
Abstrak telah disetujui oleh penguji:
Tanda
Tangan
1 2 3 4
Nama
Terang Rivanol Chadry, ST.,MT Ir. Isnanda, MT Ichlas Nur, ST.,MT Ruzita Sumiati, ST.,MT
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin Hanif, ST., MT
Nip. 19710902 199802 1 001 Tanda Tangan
Alumnus telah mendaftar ke Politeknik Negeri Padang dan mendapat nomor alumnus:
Petugas
Nomor Alumni Nama Tanda Tangan
ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KARBURATOR MIKUNI BS26x1
Tugas Akhir D-III Oleh: Riki Wisran.
Pembimbing:I: Rivanol Chadry, ST.,MT dan Pembimbing II: Yazmendra Rosa, ST., MT
ABSTRAK
Karburator adalah alat yang mencampurkan udara dan bahan bakar pada perbandingan tertentu untuk proses
pembakaran di ruang bakar. Karburator Mikuni BS26x1 merupakan karburator tipe vakum yaitu karburator yang
kinerjanya bergantung pada langkah isap di ruang bakar bukan tarikan gas seperti karburator konvensional.
Karburator tipe vakum umumnya memiliki usia pakai yang cukup lama. Namun pada sepeda motor yang
menggunakan karburator Mikuni BS26x1dalam waktu singkat karburator mengalami kerusakan. Hal ini jelas
merugikan bagi pengendara sepeda motor. Analisa dilakukan untuk mengetahui penyebab kerusakan dan tindakan
perbaikan yang harus dilakukan agar sepeda motor dapat beroperasi secara optimal.
Pada saat terjadi kerusakan pada karburator vakum maka gejala yang timbul adalah mesin sulit dinyalakan,
putaran mesin tidak stabil, dan saat berakselerasi mesin mengalami kehilangan tenaga dan tiba-tiba mati serta putaran
mesin tidak dapat diatur dengan pedal gas karena skep vakum tidak menutup sempurna ruang venturi. Gejala
kerusakan tersebut timbul karena karet vakum tidak mampu mengangkat dan menurunkan skep vakum sesuai
kevakuman ruang bakar. Kotoran pada karburator dan masuknya air ke ruang pelampung juga menjadi penyebab
kerusakan pada karburator Mikuni BS26x1.
Kerusakan yang timbul pada karburator dapat diatasi dengan melakukan penggantian komponen, melakukan
pembersihan komponen, serta melakukan penyetelan karburator. Komponen yang diganti adalah karet vakum dengan
karet yang lebih tebal serta batang skep.
Kata kunci: Karburator Mikuni, Karet vakum , ratio (perbandingan).
RIKI WISRAN
BIODATA
a) Tempat/Tanggal Lahir: Padang/23 April 1991. b) Nama Orang Tua: Wisran Darwis
dan Dian Anggraini. c) Fakultas: Politeknik. d) Jurusan: Teknik Mesin. e) No. BP:
1201013057. f) Tanggal Lulus: 10 September 2015. g) Predikat Lulus:
................................................ h). IPK: .......... i) Lama Studi: 3 Tahun. j) Alamat Orang
Tua: Jln. Raya Padang-Bukit Tinggi Km 32 Paritmalintang Kec. Enam Lingkung Kab.
Padang Pariaman Prov.Sumatera Barat
No. Politeknik
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan moda transportasi terus meningkat seiring dengan
tingginya mobilitas. Beragam jenis kendaraan bermotor diproduksi secara massal
guna memenuhi kebutuhan akan moda transportasi. Salah satu moda transportasi
yang paling banyak digunakan oleh konsumen untuk bermobilisasi adalah sepeda
motor. Berbagai jenis sepeda motor dengan beragam tipe diproduksi untuk
memenuhi kebutuhan konsumen akan moda transportasi yang aman, nyaman, dan
serta memiliki desain yang menarik. Selain tipe kendaraan yang beragam,
teknologi yang diaplikasikan pada sepeda motor juga telah mengalami banyak
perkembangan.
Yamaha Byson adalah salah satu jenis sepeda motor sport 150cc yang
banyak digunakan saat ini. Sejak awal kemunculannya Yamaha Byson diklaim
sebagai sepeda motor sport yang irit, bertenaga dan berdesain maskulin. Yamaha
Byson merupakan salah satu sepeda motor dengan jumlah pengguna yang cukup
tinggi. Hal ini dapat dilihat dari penjualan Yamaha Byson yang terus meningkat
setiap tahunnya.
Meskipun demikian banyak pengguna Yamaha Byson yang mendapat
masalah ketika berkendara dikarenakan sepeda motor mengalami kerusakan
khususnya pada system bahan bakar. Sistem bahan bakar Yamaha Byson
disinyalir sering mengalami masalah. Komponen yang kerap mengalami
kerusakan adalah karburator. Karburator yang digunakan oleh Yamaha Byson
adalah karburator Mikuni BS26x1 tipe vakum.
Karburator merupakan salah satu komponen terpenting dari sebuah
kendaraan baik sepeda motor maupun mobil. Karburator adalah salah satu
komponen dari sistem bahan bakar yang berfungsi untuk mencampur udara dan
bahan bakar untuk proses pembakaran pada engine. Apabila karburator
mengalami kerusakan maka suplai bahan bakar dan udara ke ruang bakar akan
tersendat atau bahkan terhenti sehingga kinerja engine terganggu.
2
Oleh karena itu, untuk menjaga kinerja engine agar tetap optimal maka
perawatan dan perbaikan perlu dilakukan terhadap karburator. Atas pertimbangan
di atas, maka penulis mengambil judul untuk tugas akhir adalah “Analisa
Kerusakan dan Perbaikan Karburator Mikuni BS26x1”.
1.2 Tujuan
Dalam penulisan tugas akhir ini adapun tujuan yang akan dicapai adalah
dapat memahami dan mendalami tentang bagaimana mengidentifikasi kerusakan
yang terjadi pada karburator dan dapat melakukan perbaikan pada karburator
Mikuni BS26 x 1, yang merupakan vital pada sepeda motor.
1.3 Batasan Masalah
Agar pembahasan dalam penulisan tugas akhir ini tidak keluar dari
konteks permasalahan yang ditetapkan, maka penulis membatasi masalah yang
akan disajikan yaitu “Analisa Kerusakan dan Perbaikan Karburator Mikuni
BS26x1”.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1) Interview, yaitu melakukan pengumpulan data dengan tanya jawab
langsung kepada yang ahli yaitu mekanik bengkel.
2) Observasi, yaitu melakukan pengambilan data dengan cara membokar
karburator secara langsung.
3) Study Pustaka, yaitu pengumpulan data dengan membaca literatur atau
referensi yang berhubungan dengan data yang sedang diamati, selain
itu mahasiswa dapat berdiskusi langsung dengan dosen pengajar.
3
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam pembuatan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab yang akan
ditampilkan, di antaranya yaitu :
Bab 1 menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, batasan masalah,
metode penulisan dan sistematika penulisan tugas akhir.
Bab 2 berisikan tentang seputar karbuarator mulai dari pengertian
karburator, fungsi karburator, komponen karburator, dan manajemen
perawatan.
Bab 3 menjelaskan tentang langkah-langkah untuk mendapatkan
data-data kerusakan serta melakukan proses perawatan dan perbaikan
karburator Mikuni BS26x1 pada sepeda motor Yamaha Byson dengan
menganalisa gejala kerusakan yang terjadi serta mengumpulkan data
visual yang ditemukan saat melakukan pembongkaran karburator.
Bab 4 menjelaskan tentang bagaimana pemecahan masalah atau
kerusakan pada karburator Mikuni BS26 pada sepeda motor Yamaha
Byson serta perawatan yang tepat bagi karburator agar kerusakan fatal
tidak terulang kembali.
Bab 5 berisikan tentang kesimpulan dan saran serta daftar pustaka
dan lampiran pendukung dalam penyusunan tugas akhir.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Karburator
Karburator merupakan komponen utama pada sistem bahan bakar
konvesional. Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan
bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator pertama kali
ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan dipatenkan tahun 1886. Pada
tahun 1893 insinyur berkebangsaan Hungaria bernama Janos Csonka dan
Donat Banki juga mendesain alat serupa. Frederick William Lanchester dari
Birmingham Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan
karburator pada mobil. Karburator juga merupakan komponen yang vital pada
kendaraan roda dua (motor) bahan bakar bensin. Karburator dapat juga
dikatakan jantung dari sebuah kendaraan roda dua maupun kendaraan roda
empat, karena karbuaratorlah yang menyuplai bahan bakar dan udara keruang
bakar dan disitulah proses kerja engine dimulai yaitu terdorongnya piston
akibat proses pembakaran dari ruang bakar. Pada dasarnya karburator bekerja
menggunakan Prinsip Bernoulli yaitu semakin besar kecepatan udara maka
semakin kecil tekanannya. Pedal gas pada sepeda motor sebenarnya tidak
secara langsung mengendalikan besarnya aliran bahan bakar yang masuk
kedalam ruang bakar. Pedal gas sebenarnya mengendalikan katup dalam
karburator untuk menentukan besarnya aliran udara yang dapat masuk
kedalam ruang bakar. Oleh karena itu karburator adalah komponen yang
terpenting dalam sebuah sistem pembakaran pada engine.
2.2 Fungsi Karburator
Secara umum fungsi karburator adalah sebagai berikut :
a. Mengabutkan bahan bakar sehingga mudah terbakar
b. Untuk mengatur udara dan bahan bakar ke dalam saluran isap
c. Untuk mengatur perbandingan bahan bakar-udara
d. Mencampur bahan bakar dan udara secara merata
e. Untuk mengontrol langsam putaran mesin
5
2.3 Prinsip Kerja Karburator
2.3.1 Prinsip Kerja Kaburator Mikuni
Pada prinsipnya karburator mengubah cairan menjadi berbentuk kabut
dengan mengandalkan kevakuman ketika piston bergerak turun pada
langkah isap. Karena kevakuman ini udara mengalir dari ke dalam silinder
melalui karburator. Volume udara yang masuk diatur oleh besar-kecilnya
bukaan skep (throttle valve) yang dikendalikan oleh tarikan kabel gas.
Semakin ditarik maka semakin besar udara yang masuk.
Pada waktu motor melakukan langkah hisap torak bergerak dari TMA
ke TMB sehingga memperbesar volume silinder dan tekanan menjadi
turun. Akibatnya gas campuran udara dan bensin dari karburator terhisap
masuk kedalam silinder. Pada saat ini karburator bekerja akibat adanya
tekanan udara ruang venturi dengan tekanan di luar karburator. Tekanan di
dalam ruang venturi dipengaruhi oleh tekanan di dalam silinder pada saat
langkah hisap, sehingga tekanan menjadi rendah dibandingkan dengan
tekanan udara luar. Oleh sebab itu udara mengalir keruang venturi.
Gambar 2.1 prinsip kerja karburator
6
Pada sistem kerja karburator adapun saluran-saluran yang aktif
dalam system kerja karburator adalah sebagai berikut :
1) Piston valve membuka dari posisi tertutup penuh sampai 1/8 bukaan,
komponen yang aktih bekerja adalah :
Slow jet dan air screw (stelan udara)
Jet needle (sudah mulai terangkat namun pada posisi yang rata)
Gambar 2.2 Posisi skep 0-1/8 bukaan
2) Piston valve membuka dari 1/8 bukaan sampai ¼ bukaan, komponen
yang aktif bekerja adalah :
Slow jet dan air screw
Jet needle (posisi tirus sudah mulai membuka)
Gambar 2.3 Posisi skep 1/8-1/4 bukaan
7
3) Piston valve membuka dari ¼ sampai ¾ bukaan, komponen yang
bekerja adalah :
Jet needle
Main jet
4) Pada saat piston valve membuka penuh, komponen yang aktif bekerja
hanya main jet.
Gambar 2.4 Posisi skep terbuka penuh
Piston valve secara umum mengatur mengatur besar kecilnya
saluran venture, tetapi kalau ditelaah lebih jauh, piston valve mengatur
jumlah gas bahan bakar yang masuk ke dalam silinder mesin. Diihat
dari sisi ini maka fungsi piston valve adalah mengubah putaran mesin
dan mempertahankan kecepatan mesin pada beban yang berbeda.
2.3.2 Campuran Bahan Bakar dan Udara
Saat terjadi langkah isap pada mesin, tekanan didalam silinder
lebih rendah dari atmosfir, maka aliran udara tercipta mengalir melalui
karburator kedalam saluran pemasukan kesilinder. Pada bagian aliran
ini, ada bagian yang menyempit yang disebut dengan venturi. Dengan
adanya venturi tersebut maka aliran menjadi lebih deras dan
menciptakan kevakuman pada bagian venture tersebut.
Bahan bakar yang dikirim ke dalam silinder mesin harus ada
dalam kondisi mudah terbakar agar dapat menghasilkan efesiensi
8
tenaga yang maksimum. Bensin agak sulit terbakar apabila tidak diubah
menjadi gas. Bensin tidak dapat terbakar dengan sendirinya. Oleh sebab
itu, bensin harus dicampur dengan udara dalam perbandingan yang
tepat. Untuk mendapatkan campuran udara dan bahan bakar yang baik,
uap bensin harus dicampur dengan sejumlah udara yag tepat.
Perbandingan campuran antara udara dan bahan bakar juga
mempengaruhi pemakaian bahan bakar.
2.3.3 Perbandingan Campuran Udara dan Bahan Bakar
Mesin dapat menghasilkan tenaga maksimal serta bekerja efisien
jika proses pembakaran diruang bakar berlangsung secara sempurna.
Pembakaran sempurna adalah ketika bahan bakar dan oksigen terbakar
secara sempurna di ruang bakar sehingga menghasilkan gas karbon
dioksida.. Pada pembakaran sempurna, bahan bakar terbakar pada titik
mati atas sehingga mesin dapat bekerja secara optimal dan efisien. Jika
pembakaran sempurna tidak terjadi maka akan menghasilkan kerak-
kerak sisa pembakaran yang akan mengotori ruang bakar. Kerak-kerak
sisa pembakaran terbentuk akibat adanya sebagian bahan bakar yang
tidak terbakar pada saat proses pembakaran berlangsung.
Faktor yang mempengaruhi pembakaran sempurna adalah
pemilihan bahan bakar yang tepat sesuai dengan kompresi pada silinder
mesin serta perbandingan antara udara dan bahan bakar yang masuk ke
ruang bakar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh beban mesin.
Perbandingan udara dan bahan bakar dinyatakan dalam volume atau
berat dari bagian udara dan bahan bakar. Pada umumnya, perbandingan
udara dan bahan bakar dinyatakan berdasarkan perbandingan berat
udara dan berat bahan bakar.
Bensin harus dapat terbakar seluruhnya dalam ruang bakar agar
mesin menhasilkan tenagan yang besar. Dalam teorinya, perbandingan
udara dan bahan bakar adalah 14,7 : 1, artinya 14,7 untuk udara dan
berbanding 1 bensin. Tetapi pada kenyataannya, mesin menghendaki
campuran udara dan bahan bakar dalam perbandingan yang berbeda-
9
beda tergantung pada temperature, kecepatan mesin, dan beban. Pada
table 2.1 berikut dapat dilihat komposisi campuran udara dan bahan
bakar pada segala kondisi.
Tabel 2.1 Perbandingan udara dan bahan bakar
Kondisi Kerja Mesin Perbandingan Udara
dtan Bahan Bakar
Star (temperatur 0º C) 1 : 1
Star (temperatur 20º C) 5 : 1
Saat stasioner (langsam) 11 : 1
Putaran lambat 12-13 : 1
Akselerasi 8 : 1
Putaran max 12-13 : 1
Putaran sedang 16-18 : 1
Sumber : Buku Perawatan dan perbaikan sepeda motor karangan Ir Hartoto
Soedarmo, SE
10
2.4 Bagian-bagian Karburator Mikuni
Gambar 2.5 Bagian-bagian Karburator mikuni BS26
Karburator vakum sebenarnya hampir sama dengan karburator konvensional.
Yang berbeda hanya pada karburator ini adalah yang ditarik adalah tuas intake
manifold atau skep kupu-kupu.
2.4.1 Komponen Utama Karburator Mikuni
Adapun bagian karburator tersebut adalah sebagai berikut :
1) Karet vakum
Karet vakum berfungsi mengangkat tabung skep dengan tekanan udara
yang mengalir akibat kevakuman di ruang bakar
11
Gambar 2.6 Karet vakum
2) Tabung skep
Piston berfungsi untuk membuka saluran udara masuk dan membuka
needle jet
Gambar 2.7 Tabung skep
3) Mangkok karburator (float chamber)
Digunakan untuk menampung bensin yang akan dipakai sebagai
campuran, yang dijadikan uap dan dibakar dalam silinder
Gambar 2.8 Ruang pelampung
12
4) Pelampung (Floater)
Mengatur bahan bakar dalam ruang pelampung karburator agar
permukaanya tetap sehingga tidak meluap dan masuk ke ruang
pembakaran.
Gambar 2.9 Pelampung
5) Jarum katup pelampung
Membuka jalur masuknya bahan bakar ke float chamber dan menutup
saluran suplai bahan bakar dari tangki bila bahan bakar dalam ruang
pelampung karburator telah penuh
Gambar 2.10 Jarum katup pelampung
6) Jarum
Jarum skep ini berada di dalam tabung skep tugasnya membuka debit
bahan bakar, semakin terangkatnya jarum skep, maka debit bahan
bakar keruang venture semakin banyak.
13
Gambar 2.11 Jarum skep
7) Pemancar utama ( main jet / spooyer )
Memancarkan bahan bakar pada waktu putaran tinggi ( jarum skep
terbuka penuh)
Gambar 2.12 Pemancar utama
8) Pemancar kecil / stationer ( slow jet/pilot jet )
Memancarkan bahan bakar ketika motor dalam keadaan langsam /
stationer /idle (1300-1500 rpm)
Gambar 2.13 Pemancar kecil
9) Sekerup / baut campuran bahan bakar dan udara ( mixture screw )
Mengatur jumlah udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar
14
Gambar 2.14 Baut udara
10) Sekerup / baut gas ( throttle screw )
Mengatur posisi pembukaan katup/skep untuk posisi langsam (
stationer )
Gambar 2.15 Baut gas
2.4.2 Komponen Pendukung Karburator Mikuni BS26x1
Karburator Mikuni BS26 memiliki beberapa komponen pendukung
untuk memaksimalkan kinerja karburator dalam menyuplai bahan bakar
dan udara ke ruang bakar.
1) Tangki bahan bakar
Tangki bahan bakar berfungsi untuk menyimpan bahan bakar, dan
menjaga volume bahan bakar dari penguapan. Tangki bahan bahan
bakar Yamaha Byson memiliki kapasitas 12 Liter. Tangki Yamaha
Byson dilapisi oleh cover tank, untuk mendukung tampilan sepeda
motor.
15
2) Keran bahan bakar
Keran bahan bakar berfungsi sebagai pengatur aliran bahan bakar ke
karburator. Pada keran karburator terdapat tiga petunjuk yaitu On, Off
dan Rest.
a. On berarti bahan bakar akan dialirkan sesuai dengan kapasitas
bahan bakar dalam tangki (12 Liter) namun aliran akan terhenti
ketika bahan bakar dalam tangki tersisa 1,4 Liter.
b. Rest berarti keran bahan bakar akan mengalirkan bahan bakar
cadangan (1,4 Liter)
c. Off berarti aliran bahan bakar dihentikan sepenuhnya.
3) Selang bahan bakar
Selang bahan bakar berfungsi sebagai jalur aliran bahan bakar ke
karburator.
4) Saringan udara (Air Filter)
Air filter memiliki peran menjaga kualitas bahan bakar yang masuk ke
karburator tetap bersih serta mengatur volume udara yang masuk ke
karburator.
2.5 Perbandingan Karburator Vakum dengan Karburator Konvensional
Seiring dengan perkembangan dunia otomotif pada saat ini maka berbagai
teknologi telah muncul memperbaharui teknologi lama yang telah lebih
dahulu muncul. Hal itu juga yang terjadi pada komponen sistem bahan bakar
saat ini yaitu karburator. Pada saat ini terdapat dua jenis karburator pada
sepeda motor yang masih menggunakan sistem bahan bakar konvensional
(non injeksi) yaitu karburator vakum dan karburator skep konvensional. Pada
Karburator tipe vakum pergerakan skep bukan beradasarkan tarikan handle
gas tapi berdasarkan kevakuman pada mesin. Karburator konvensional
menyuplai bahan bakar dan udara sesuai tarikan handle gas. Karburator
Mikuni BS26x1 pada sepeda motor Yamaha Byson merupakan jenis
karburator vakum.
16
Gambar 2.16 Karburator konvesional dan karburator vakum
Pada dasarnya karburator vakum merupakan penyempurnaan dari
karburator konvensional. Perbedaan utama terletak pada sistem kerja dalam
menyuplai bahan bakar. Karburator vakum menjadi cikal bakal lahirnya
teknologi injeksi yang ada pada saat ini.
Tabel 2.2 Perbandingan karburator vakum dan karburator konvensional
Parameter
Karburator Vakum Karburator Konvensional
Prinsip Kerja Karburator vakum
memanfaatkan
kevakuman diruang bakar
untuk menyuplai
campuran bahan bakar
dan udara
Karburator konvesional
menyuplai bahan bakar
dan udara sesuai dengan
putaran tuas gas tidak
tergantung kevakuman
pada ruang bakar
Komponen utama Skep kupu-kupu, karet
vakum, batang skep yang
terbuat dari resin dilapisi
teflon, jarum skep, per
skep, main jet, needle jet,
pilot jet, pelampung,
jarum pelampung,ruang
Per skep, batang skep
yang terbuat dari logam
berlapis krom, main jet,
needle jet, pilot jet,
pelampung, jarum
pelampung, ruang
pelampung, dan rumah
17
pelampung,dan rumah
karburator
karburator
Ketahanan Karburator vakum lebih
rentan mengalami
kerusakan karena karet
vakum dan skep sensitif
terhadap debu
Karburator konvensional
tidak mudah mengalami
gangguan yang
disebabkan oleh debu
atau kotoran karena
batang skep berbahan
logam berlapis krom
digerakkan oleh handle
gas
Suplai bahan bakar Lebih efektif dan efisien
dalam suplai bahan bakar
dan udara keruang bakar
karena sesuai dengan
langkah isap pada gerak
piston
Lebih irit bahan bakar
Boros dalam suplai bahan
bakar karena suplai bahan
bakar karena tergantung
pada putaran handle gas
sehingga ada bahan bakar
yang tak terbakar secara
sempura
Mesin agak boros
Buka tutup gas Buka tutup gas terasa
lebih halus dan nyaman
Buka tutup gas tidak
sehalus karburator vakum
Akselerasi akselerasi awal kurang
responsif
Akselerasi mesin spontan
sesuai dengan putaran
handle gas
18
2.6 Manajemen Pemeliharaan
2.6.1 Pengertian Perawatan
Pemeliharaan merupakan aspek yang sangat penting dalam
menjaga kondisi seluruh komponen mesin agar dapat beroperasi dengan
baik saat diperlukan dan digunakan. Mesin-mesin dan peralatan yang
digunakan dalam kuantitas waktu yang cukup tinggi akan cepat
mengalami kerusakan jika kita mengabaikan bentuk-bentuk perawatan
pada mesin dan peralatan. Kerusakan kecil hingga kerusakan besar akan
dapat menghambat aktivitas pabrik yang akhirnya akan mengeluarkan
biaya yang cukup besar untuk memperbaiki atau penggantian mesin dan
peralatan. Kemajuan teknologi proses permesinan ternyata menimbulkan
pengaruh yang cukup signifikan terhadap manajemen perawatan terhadap
mesin atau peralatan. Semakin canggih suatu mesin atau peralatan berarti
semakin rumit juga penanganan perawatan dan perbaikannya.
2.6.2 Tujuan Pemeliharaan
Adapun tujuan dari perawatan adalah sebagai berikut :
1) Mempunyai umur (masa guna) lebih panjang.
2) Mempunyai keandalan yang tinggi.
3) Mempunyai daya mampu yang tinggi.
4) Mempunyai efisiensi yang tinggi.
5) Selalu menunjukkan penampilan (performance) optimal.
6) Mampu beroperasi dalam jangka waktu panjang dan mengurangi waktu
tidak siap pakai.
7) Terhindar dari pemborosan biaya, material, suku cadang dan alat-alat
kerja.
8) Tetap dalam keadaan baik dan selalu dalam keadaan siap pakai.
9) Teratur rapi dan memberikan suasana yang menyenangkan dalam
jangka waktu yang tepat dan memberikan keuntungan.
10) Aman terhadap petugas dan lingkungannya.
19
2.6.3 Klasifikasi Pemeliharaan
Menurut Antony Corder (1992) manajemen perawatan dapat
dikelompokkan menjadi perawatan terencana dan tidak terencana seperti
pada gambar 2.2 berikut ini ;
Gambar 2.17 Bagan Manajemen Pemeliharaan
1) Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance)
Pemeliharaan terencana adalah perawatan yang terorganisir dan
dilaksanakan dengan pemikiran sebelumnya dengan pengawasan dan
catatan-catatan untuk melaksanakan tindakan pemeliharaan. Tujuan
perawatan tersebut adalah untuk menghindari kerusakan fasilitas yang
tiba-tiba dan mempertahankan fungsi aset yang tersedia. Perawatan ini
dijalankan secara berkala berdasarkan kondisi atau waktu yang telah
ditentukan. Pemeliharaan terencana dibagi menjadi tiga macam yaitu:
20
a. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan dengan
interval tertentu dengan maksud untuk meniadakan kemungkinan
terjadinya gangguan, kemacetan atau kerusakan mesin.
Perawatan pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan :
Inspeksi dengan cara melihat, mendengar dan memeriksa.
Penyetelan mesin pada selang waktu yang telah ditentukan.
Penggantian suku cadang yang telah usang tetapi belum rusak.
Bahan habis pakai diganti atau ditambahkan lagi.
b. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance)
Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah
berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.
Didalam perawatan korektif ini terbagi tiga macam yaitu:
a) Shutdown Maintenance
Adalah suatu pekerjaan maintenance yang hanya dilakukan
apabila fasilitas yang bersangkutan tidak bekerja atau berhenti.
b) Break down Maintenence
Adalah suatu pekerjaan yang dilakukan berdasarkan perencanaan
sebelumnya atas suatu fasilitas yang telah diduga.
c) Running Maintenence
Adalah perawatan berjalan yang merupakan sistem perawatan yang
dilakukan pada saat perawatan sedang beroperasi, cara perawatan ini
termasuk jenis perawatan yang direncanakan.
Adapun bentuk dari pemeliharaan korektif antara lain adalah:
21
Reparasi
Suatu bentuk perawatan dengan melakukan penggantian
pada bagian komponen-komponen yang tidak layak pakai.
Overhoul
Overhoul adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari
suatu peralatan, sampai kondisi yang lebih baik, overhoul
biasanya dilakukan dengan melakukan pembongkaran dan
pemasangan secara keseluruhan dari peralatan.
c. Pemeliharaan Prediktif
Adalah suatu usaha pemeliharaan dengan cara pemantauan
peralatan yang ada untuk memperkirakan lebih awal kerusakan yang akan
terjadi.
2) Pemeliharaan Tidak Terencana (Unplanned Maintenance)
Pemeliharaan yang tidak terencana adalah perawatan yang
dilaksanakan diluar dari rencana yang telah dijadwalkan. Yang termasuk
pada perawatan ini adalah Emergency Maintenance. Emergency
maintenance ini dilakukan apabila mesin sama sekali tidak hidup
dikarenakan kerusakan atau kelalaian yang tidak mungkin untuk dilakukan
pengoperasian.
2.6.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pemeliharaan
1) Keahlian Operator Untuk Merawat
Keahlian operator untuk merawat merupakan suatu hal yang harus
dikuasai semua anggota yang terlibat dalam kegiatan harus benar-benar
mempunyai suatu keterampilan dan pengetahuan yang mendasari
kegiatan perawatan tersebut baik secara teori maupun secara praktek.
22
2) Ketersediaan Data Mesin
Ketersediaan data mesin yang lengkap berpengaruh sekali terhadap
keberhasilan perawatan. Kita tidak mungkin melakukan suatu tindakan
perawatan yang baik terhadap suatu mesin seandainya kita tidak
mempuyai data yang lengkap terhadap mesin yang kita rawat, karena
untuk merencanakan tindakan perawatan suatu mesin kita berpedoman
pada data-data yang dimilikinya.
3) Kelancaran Arus Informasi
Arus informasi yang dimaksud meliputi segala hal yang berhubungan
dengan kegiatan perawatan terhadap suatu mesin. Setiap personil harus
mengetahui segala informasi mengenai perawatan yang dilakukan agar
setiap perawatan dapat berjalan dengan lancar. Arus informasi ini
haruslah lancaryang melibatkan semua personil yang ikut serta dalam
kegiatan perawatan.
4) Kejelasan Perintah Kerja
Setiap perintah yang diberikan kepada personil yang langsung terjun
kelapangan harus benar-benar jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam
operasional perawatan. Dalam hal ini pihak yang memberikan perintah
kerja harus dapat merinci setiap perintah yang diberikan dengan
sejelas-jelasnya dan memastikan semua pihak yang melaksanakan
perawatan dilapangan telah memahami tentang apa yang akan
dilakukan sesuai dengan perintah yang diberikan.
5) Ketersediaan Standar Pekerjaan
Standar pekerjaan ini sangat dibutuhkan sekali dalam melakukan
kegiatan perawatan karena digunakan sebagai acuan dalam merawat
suatu mesin, apakah suatu perawatan yang dilakukan telah sesuai
dengan yang kita harapkan atau belum. Oleh karena itu ketersediaan
standar pengerjaan ini ikut menentukan keberhasilan suatu perawatan.
23
6) Keamanan dan Kemampuan Membuat Rencana Perawatan
Dengan kemampuan membuat suatu rencana perawatan maka akan
banyak sekali keuntungan yang diperoleh, diantaranya adalah tindakan
perawatan lebih dapat dipastikan terlaksana, biaya perawatan dapat
diklasifikasikan secara tepat, pemakaian peralatan dapat diketahui
lebih baik.
7) Kedisiplinan Personil Perawatan
Sebagaimana kita ketahui dalam pekerjaan apapun kedisiplinan
memegang peran utama untuk memperoleh suatu keberhasilan,
demikian pula halnya dengan kegiatan perawatan. Setiap personil yang
terlibat harus benar-benar menerapkan kedisiplinan dalam segala
kegiatan yang dilakukan sehingga akan mengurangi resiko kegagalan
suatu tindakan, atau kegiatan perawatan yang dilakukan akibat
kecendrungan untuk tidak disiplin. Kedisiplinan tidak mengandung
atasan atau bawahan, semua pihak yang telah direncanakan menurut
jadwal yang telah dibuat selalu ikut serta dalam kegiatan perawatan.
8) Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja meliputi semua aspek yang
berhubungan dengan kegiatan perawatan itu sendiri baik personil yang
merawat, mesin atau peralatan yang digunakan untuk merawat. Dengan
terjaminnya keselamatan dan keamanan kerja berarti juga menentukan
tercapainya keberhasilan dalam perawatan
9) Kelengkapan Fasilitas Kerja
Hal ini tidak diragukan akan berpengaruh kepada keberhasilan
perawatan dimana semakin lengkap fasilitas kerja seperti peralatan yag
memadai, maka semakin besar pula kemungkinan suatu kegiatan
perawatan akan berhasil. Sebaliknya jika suatu fasilitas kurang
mendukung, maka dengan sendirinya suatu perawatan tersebut akan
terhalang dan keberhasilan akan sulit untuk diraih.
24
10) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses yang dapat berupa pengukuran, pengkajian
dengan maksud untuk membandingkan suatu unit dengan kebutuhan
yang dapat diaplikasikan. Isnpeksi juga termasuk bagian dari
preventive maintenance yang dapat juga didefinisikan sebagai
perlengkapan untuk :
a. Memastikan perlengkapan bekerja sesuai dengan rencana.
b. Mengevaluasi potensi yang menimbulkan masalah mekanik,
hidrolik dan listrik.
c. Memperkirakan waktu terjadinya kerusakan.
d. Mengidentifikasi komponen-komponen atau fungsi yang dapat
mempercepat kerusakan.
e. Membuat jadwal perbaikan pada waktu yamg cocok untuk
mencegah timbulnya kerusakan pada mesin atau alat.
Adapun beberapa keuntungan dari inspeksi ini adalah :
Perawatan yang sederhana dan teratur jauh lebih murah.
Umur fasilitas panjang.
Sedikit terjadi kerusakan.
Tidak mengganggu jadwal operasi fasilitas.
Mengurangi atau memperkecil down time (waktu nganggur).
Menjamin tersedia suku cadang.
2.6.5 Perbaikan
Tindakan perbaikan dapat diartikan untuk menghindarkan atau
menyembuhkan mesin atau komponen-komponen dari kerusakan, dengan
tindakan ini mesin dapat dioperasikan lagi. Kegiatan yang dilakukan
diantaranya mengganti atau memperbaiki alat-alat mesin yang dilakukan
bukan hanya ditujukan agar mesin dapat hidup kembali. Melakukan
kualitas dalam perbaikan harus diukur, jika kualitas perbaikan komponen
mesin mempunyai 90-100 % maka perbaikan yang dilakukan nilainya
adalah baik sekali.
25
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Adapun bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk analis ayaitu sebagai
berikut:
1) Karburator Mikuni BS26x1
Gambar 3.1 Karburator Mikuni BS26x1
2) Kunci ring
Gambar 3.2 Kunci ring
3) Kunci pas
Gambar 3.3 Kunci pas
4) Kunci L
Gambar 3.4 Kunci L
26
5) Kuas
Gambar 3.4 Kuas
6) Obeng Plus Dan Minus
Gambar 3.4 Obeng plus dan minus
7) Tang
Gambar 3.5 Tang
8) Kompresor udara
Gambar 3.6 Kompresor
9) Bensin
10) Kain majun
27
3.2 Metoda Penyelesaian Analisa Kerusakan pada Karburator Mikuni
BS26 Yamaha Byson
Cara pengambilan data untuk analisa kerusakan karburator Mikuni BS26 adalah
sebagai berikut:
1) Mengumpulkan Peralatan dan Bahan
Komponen sepeda motor yang akan dianalisa adalah karburator mikuni
BS 26 yang mengalami kerusakan serta mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan dalam proses perbaikan.
2) Melakukan Pengambilan Data
Pengambilan data perawatan yang pernah dilakukan sebelumnya dan
gejala kerusakan yang terjadi pada sepeda motor Yamaha Byson.
3) Pengecekan Komponen
Setelah mendapatkan informasi, kita lakukan pengecekan terhadap
komponen yang mungkin bermasalah sesuai dengan dugaan yang
berdasarkan pada informasi yang didapat tentang gejala yang terjadi
sebelum kerusakan.
4) Analisa Kerusakan
Setelah melakukan pengecekan pada komponen kita dapat menganalisa
bentuk dan jenis kerusakan yang terjadi.
5) Tindakan Perbaikan
Setelah menganalisa bentuk dan jenis kerusakan, baru kita melakukan
tindakan perbaikan terhadap komponen. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara mengganti komponen yang rusak serta melakukan perbaikannya.
6) Pengujian Hasil Perbaikan
Setelah kita melakukan tindakan perbaikan, kita lakukan pengujian. Hal
ini bertujuan untuk membandingkan apakah kondisi setelah perbaikan
sesuai dengan standar yang diinginkan atau kondisi yang semestinya.
Apabila dalam proses pengujian ini sudah memenuhi standar yang
diinginkan maka proses selesai.
28
3.3 Diagram Alir Pelaksanaan
Tidak
Ya
Gambar 3.5 Diagram Alir Penyelesaian Tugas Akhir
Selesai
Mencari penyebab kerusakan
pada karburator
Menentukan kerusakan yang
terjadi pada karburator
Melakukan perbaikan
dengan cara mengganti
komponen yang mengalami
kerusakan
Mulai
Pengujian hasil
perbaikan
Mempersiapkan Karburator Mikuni BS
26x1 dan peralatan
Mengumpulkan data gejala kerusakan
Mengumpulkan data perawatan yang
pernah dilakukan
Lak Melakukan pemeriksaan komponen
sesuai dengan gejala kerusakan
yang terjadi
29
BAB IV
ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KARBURATOR MIKUNI
BS26 x 1
4.1 Skema Aliran Bahan Bakar dan Udara pada Karburator Mikuni
Gambar 4.1 Skema aliran bahan bakar dan udara
4.2 Gejala Kerusakan pada Karburator Mikuni
Pemakaian sepeda motor setiap hari dan berkelanjutan akan berakibat
atau berpotensi untuk terjadi gangguan atau kerusakan pada karburator sepeda
motor. Apabila tidak dilakukan perawatan secara berkala maka karburator
akan mengalami kerusakan lebih awal dari waktu yang telah diperkirakan.
Kerusakan yang terjadi pada sebuah kaburator ditandai oleh berbagai
hal. Gejala yang sering terjadi pada karburator adalah menurunnya peforma
mesin, putaran mesin tidak stabil dan mesin kehilangan tenaga untuk
berakselerasi.
Gejala kerusakan yang terjadi diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Mesin sulit untuk dinyalakan
b. Mesin sulit untuk stabil pada putaran langsam (1300-1500 rpm)
c. Mesin tidak dapat dioperasikan karena ketika handle gas diputar mesin
akan mati seketika seperti gejala kehabisan bensin (1500 keatas)
d. Pada putaran 4000 keatas mesin terasa sulit berakselerasi maksimal
e. Terjadi kebocoran bahan bakar melalui selang pelampung
Dalam penggunaan sepeda motor tentu setiap komponen dari sepeda
motor menjadi rentan mengalami kerusakan. Meskipun perawatan berkala
dilakukan kemungkinan terjadinya kerusakan tetap ada.
Bahan bakar dari
tangki
Udara dari filter
udara
Karburator Ruang bakar
30
Pada tabel berikut, dapat dilihat gejala, penyebab dan tindakan perbaikan yang
harus dilakukan seperti tabel berikut :
Tabel 4.1 Analisa kerusakan karburator Mikuni BS26x1
No Gejala
Kerusakan
Penyebab kerusakan Tindakan Perbaikan
1 Mesin sulit
dinyalakan
Selang bahan
bakar ke
karburator terjepit
atau mengalami
penyumbatan
Intake manifold
mengalami
kebocoran
Terdapatnya
kotoran pada pilot
jet dan main jet
akibat lamanya
karburator tidak
dibersihkan.
Periksa dan
bersihkan saluran
aliran bahan bakar
ke karburator
Ganti intake
manifold
Bongkarlah
karburator dan
bersihkan kotoran
yang menumpuk
pada main jet dan
pilot jet
Lakukan penyetelan
pada kedua spuyer
(pilot jet dan main
jet).
31
2 Mesin tidak
dapat langsam
(stationer)
pada putaran
1300-1500 rpm
Karet vakum
sudah melar
sehingga
elastisitasnya
berkurang
Batang skep
mengalami
kerusakan karena
tergores akibat
debu.
Tersumbatnya
pilot jet kotoran
yang menumpuk
Terdapat beberapa
kotoran dan air
didalam ruang
pelampung.
Bongkarlah
karburator dan
lakukan penggantian
karet vakum
Ganti batang skep
Bersihkan pilot jet
Bersihkan kotoran
yang menumpuk dan
buang endapan air
pada ruang
pelampung
3
Mesin
mengalami
kesulitan
dalam
berakselerasi
pada putaran
1500-4000 rpm
Karet vakum
mengalami
kebocoran/
berlobang
Skep vakum
tergores hingga
mengikis lapisan
Teflon
Dinding rumah
skep tergores
sehingga ukuran
celah berubah
Lakukanlah
penggantian karet
vakum
Ganti skep vakum.
Ganti skep dengan
yang baru
32
4
5
6
Mesin
mengalami
penurunan
tenaga dan tak
mampu
mencapai
kecepatan
penuh putaran
4000 keatas
Bahan bakar
meluap dari
saluran
pelampung
Putaran mesin
tinggi dan
tidak dapat
dikontrol
dengan tali gas
Bakar yang
digunakan tidak
sesuai kompresi
pada ruang bakar
Karet vakum
sudah tidak elastis
Batang skep
tergores sehingga
kevakuman
berkurang
sehingga suplai
udara kurang
Main jet tersumbat
akibat kotoran
Jarum pelampung
mengalami
keausan
Ada kotoran yang
mengganjal jarum
pelampung
Terjadi kebocoran
diakibatkan celah
antara batang skep
dan rumah skep
melewati batas
toleransi sehingga
udara yang masuk
keruang bakar
tidak terkendali
Gunakan bahan
bakar yang tepat
Ganti karet vakum
Ganti skep yang
telah tergores
Bersihkan main jet
Ganti jarum
pelampung
Bersihkan
pelampung
Ganti skep
karburator dengan
ukuran yang tepat
33
4.3 Menentukan Kerusakan pada Karburator Mikuni BS26 x 1
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menentukan kerusakan
yang terjadi pada karburator Mikuni BS26 x 1 antara lain :
4.3.1 Pembongkaran Karburator
Adapun langkah-langkah pembongkaran karburator Mikuni BS26 adalah
sebagai berikut :
4.3.1.1 Pelepasan Karburator
Langkah-langkah pelepasan karburator sebagai berikut :
1) Lepaskan selang bahan bakar tangki ke karburator.
Gambar 4.2 Karburator lepas dari intake manifold dan saringan
udara
34
2) Selanjutnya bukalah selang antara tangki bahan bakar ke
karburator.
Gambar 4.3 Selang bahan bakar udara
3) Lepaskanlah tali gas
Buka mur pada tali gas dengan kunci pas 10 dan putar berlawanan
arah jarum jam
Gambar 4.4 Tali gas
35
4) Melepaskan kabel choke.
Gunakan kunci pas 10 dan outar mur berlawanan arah jarum jam
dan tarik jarum choke keluar
Gambar 4.5 Choke
4.3.1.2 Pembongkaran Komponen Karburator
Langkah-langkah pembongkaran komponen karburator sebgai
berikut :
1) Lepaslah baut ruang pelampung karburator (float chamber).
Gambar 4.6 Baut ruang pelampung (float chamber)
Pada ruang pelampung terdapat dua buah baut untuk mengunci
ruang pelampung (float chamber).
36
2) Selanjutnya bukalah pelampung.
Gambar 4.7 Membuka baut pen paelampung
Gambar 4.8 Pelampung dan jarum pelampung dilepaskan dari
ruang pelampung
Untuk membuka pelampung terlebih dahulu harus melepaskan
pen yang menjadi penghubung pelampungdengan karburator,
seteah itu angkatlah pelampung beserta jarum pelampung.
37
3) Melepaskan main jet.
Gambar 4.9 Main jet
Untuk melepaskan main jet cukup dengan menggunakan obeng
minus dengan memutar berlawanan arah jarum jam.
4) Selanjutnya lepaskan pilot jet.
Gambar 4.10 Pilot jet
Untuk membuka pilot jet sama dengan cara membuka main jet
dengan menggunakan obeng minus dan memutarnya kearah kiri.
5) Selanjutnya lepaskanlah baut campuran udara dan bahan bakar
karena jarum ini terhubung dengan saluran by pass dari pilot jet
(mixture screw).
38
Gambar 4.11 Baut campuran bahan bakar dan udara (mixture
screw)
6) Melepaskan karet vakum serta skep vakum
Gambar 4.12 Membuka karet vakum dan skep
39
4.3.2 Pemeriksaan Komponen Karburator
4.3.2.1 Langkah Pemeriksaan
Dalam menentukan kerusakan yang terjadi maka harus dilakukan
cek fisik secara langsung terhadap komponen yang diduga
mengalami kerusakan sesuai dengan gejala yang terjadi pada
sepeda motor.
Hal-hal yang dilakukan antara lain :
a) Periksalah kondisi selang bahan bakar dari tangki ke
karburator, bersihkan saluran selang dengan kompresor
dan ganti jika terjadi kebocoran.
b) Periksalah kondisi karet vakum karburator, jika sobek
atau melar segera lakukan penggantian.
c) Cek kondisi skep vakum, jika terdapat goresan atau
lapisan teflon terkikis lakukan penggantian.
d) Periksa main jet, bersihkan jika kotor dan lakukan
penggantian jika ulir main jet rusak atau sudah aus.
e) Periksa pilot jet, bersihkan jika kotor dan lakukan
penggantian jika ulir main jet rusak atau sudah aus.
f) Periksa kondisi jarum pelampung, bersihkan dang anti
jika sudah aus
g) Periksalah pelampung apakah masih bagus atau sudah
bocor, jika keadaannya kurang bagus sebaiknya diganti
dengan yang baru.
4.3.2.2 Hasil Pemeriksaan
Hasil pengecekan yang dilakukan terhadap komponen karburator
adalah :
Tabel 4.2 Hasil Pengecekan komponen karburator
Komponen Kondisi Komponen
Tindakan
Karet
Vakum
Karet melar serta
elastisitas berkurang
Ganti
40
Piston
Valve
(Skep)
Lapisan teflon tergores Ganti
Per Skep Masih layak
Untuk digunakan
Bersihkan
Ruang Skep Tergores akibat
gesekan dengan skep
Bersihkan
Pilot Jet Tertutup kotoran
Bersihkan
Main Jet Tertutup kotoran
Bersihkan
Jarum
Pelampung
Tertutup kotoran dan
belum mencapai
keausan
Bersihkan
Pelampung Tidak terjadi
kebocoran hanya
tertutup kotoran
Bersihkan
Setelah dilakukan pengecekan secara langsung maka ditemukan
kerusakan pada karet vakum dan skep vakum.
4.4 Penyebab Kerusakan Karburator Mikuni BS26 x 1
Ada beberapa hal yang menyebabkan kerusakan pada komponen karburator
Mikuni, diantaranya adalah :
1) Material karet vakum
Material karet vakum pada karburator Mikuni BS26 Yamaha Byson
terlalu tipis dan lunak pada permukaan karetnya. Jika dibandingkan
dengan karet vakum pada karburator Mikuni BS26-1 pada sepeda motor
Satria Fu dan karburator Mikuni BS30 pada sepeda motor Scorpio Z, maka
keduanya memiliki karet vakum yang lebih tebal, kuat dan jika
diperhatikan permukaannya lebih licin dan mengkilat. Sehingga karet
vakum pada kedua karburator ini lebih tahan lama dan memiliki kinerja
yang lebih baik. Karet vakum Yamaha Scorpio Z dan Suzuki Satria Fu
juga memiliki disain yang lebih lebar. Pada kedua motor rata-rata
penggantian karet vakum dan skep dilakukan diatas 7 tahun umur
pemakaian. Pada Yamaha Byson karet vakum dan skep hanya dapat
bertahan sekitar 2,5 tahun hingga 3 tahun pemakaian.
41
Gambar 4.13 Perbandingan karet vakum mikuni BS30 dengan Mikuni
BS26x1
Gambar 4.14 Karet vakum Mikuni BS26-187 (satria Fu) dan Mikuni BS30
(Scorpio Z) memiliki karet vakum yang tebal dan memiliki bahan material
yang baik
2) Material skep vakum
Gambar 4.15 Perbandingan skep Mikuni BS30 dengan Mikuni BS26
42
Skep karburator Mikuni BS30 dan Mikuni BS26 mengalami
pengikisan dan lapisan teflon pada dinding skep tergores, namun pada
karburator Mikuni BS30 tidak dialami gejala kerusakan. Pada saat
dilakukan pengecekan terhadap celah skep dengan dinding skep karburator
didapati bahwa celah antara skep Mikuni BS30 masih cukup rapat namun
dapat masuk ketika dipasang di rumah skep karena celah skep mengalami
keausan pada batas toleransi.
Hal ini yang membedakan keduanya, pada karburator Mikuni BS26
celah skep dengan rumah skep mengalami kelonggaran sehingga
kevakuman udara berkurang. Jika kevakuman berkurang maka udara yang
masuk ke air inlet tidak mampu menekan karet vakum dan mengangkat
skep. Dapat disimpulkan bahwa skep karburator Mikuni BS26 Lebih
mudah mengalami pengikisan sehingga mengurangi ukuran skep diluar
batas toleransi.
3) Kebersihan tangki bahan bakar
Kotoran yang mengendap pada tangki bahan bakar dapat masuk karburator
dan mengganggu aliran bahan bakar di dalam karburator serta menyumbat
main jet serta pilot jet.
4) Filter udara
Gambar 4.16 Air filter
43
Debu dan kotoran yang menumpuk pada saringan udara akan membuat
volume udara yang masuk ke karburator menjadi berkurang. Kotoran
merupakan penyebab utama goresan pada skep dan tersumbatnya pilot jet
dan main jet.
5) Air masuk ke karburator
Gambar 4.17 Air pada ruang pelampung
Uap air dapat masuk melalui tutup tangki bahan bakar dan mengendap
ditangki bahan bakar.
6) Tidak memiliki saringan bahan bakar tambahan
Gambar 4.18 Saringan bahan bakar
Sistem bahan bakar pada Yamaha Byson tanpa dilengkapi dengan
penyaring bahan bakar tambahan sehingga memungkinkan masuknya air
atau kotoran yang mengendap ditangki bahan bakar ke karburator.
44
4.5 Perbaikan pada Karburator Mikuni BS26
Adapun langkah-langkah tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada
karburator Mikuni BS26x1 antara lain :
4.5.1 Pembersihan Karburator
Pembersihan karburator dilakukan untuk menjaga kelancaran sirkulasi
bahan bakar dan udara didalam karburator sehingga kinerja karburator
kembali normal, Kotoran yang menumpuk pada saluran main jet dan
pilot jet akan menghambat aliran bahan bakar yang mengakibatkan
kurangnya suplai bahan bakar ke ruang bakar. Bensin akan meluap dari
ruang pelampung jika ada kotoran yang mengganjal pada saluran jarum
pelampung.
Untuk langkah pembersihan karburator, disini kita membutuhkan
beberapa kuas peralatan seperti kuas dan kompresor udara. Adapun
kegiatan pembersihan karburator antara lain :
1) Membersihkan ruang pelampung (float chamber).
Bersihkan ruang pelampung dengan menggunakan bensin dan
gosok permukaan yang kotor dengan menggunakan kuas, lalu
semprot ruang pelampung dengan udara bertekanan tinggi agar
kotoran yang larut dengan bensin terbuang.
Gambar 4.19 Ruang pelampung
45
2) Membersihkan rumah karburator.
Gambar 4.20 Pembersihan rumah karburator
Untuk membersihkan rumah karburator, sama dengan cara
membersihkan pelampung yaitu dengan menggunakan kuas dan
bensin, setelah itu bersihkan sisa kotoran dengan menggunakan
udara bertekanan tinggi
3) Membersihkan main jet dan pilot jet.
46
Gambar 4.21 Pembersihan main jet dan pilot jet
Untuk membersihkan main jet dan pilot jet kita bisa menggunakan
kuas dan juga bensin, setelah dibersihkan dengan kuas, tiuplah
pilot jet dan main jet tersebut dengan menggunakan udara
kompresor seperti gambar di atas.
4) Bersihkan jarum pelampung dan pelampung
Bersihkan jarum pelampung dengan udara bertekanan tinggi dan
cek kondisi jarum. Ganti apabila terjadi keausan pada jarum
pelampung.
Gambar 4.22 Pelampung dan jarum pelampung
Gambar 4.23 Inlet needle / jarum pelampung rusak
47
4.5.2 Penggantian Komponen
a) Penggantian karet vakum dan skep vakum
Karet vakum yang sudah melar dan tipis harus diganti dengan
karet vakum yang baru. Belilah karet vakum asli yamaha didealer
resmi agar keaslian sparepart yang dibeli terjamin
Gambar 4.24 Karet vakum dan skep Yamaha Byson
b) Ganti saringan udara
48
Gambar 4.25 Saringan udara
4.5.3 Pemasangan Karburator
Setelah komponen karburator sudah dibersihkan dan dilakukan
penggantian terhadap komponen yang mengalami kerusakan maka langkah
selanjutnya yaitu merakit karburator. Langkah-langkah merakit karburator
adalah sebagai berikut :
1) Pasang pelampung dan jarum pelampung
Pada saat memasang pelampung kita harus mamasukan inlet needle /
jarum pelampung pada pelampung yang terletak pada bagian sisi tepi
pelampung dan selanjutnya letakan pelampung pada posisinya dan
masukanlah pen dari pelampung tersebut.
Gambar 4.26 Pemasangan pelampung
2) Pasanglah main jet pada posisinya.
49
Gambar 4.27 Pemasangan main jet
Untuk memasang main jet ini caranya sama dengan memasang pilot
jet yaitu dengan menggunakan obeng minus dan memutarnya ke arah
kanan.
3) Pasang pilot jet
Gambar 4.28 Pemasangan pilot jet
4) Pemasangan mixture screw
Gambar 4.29 mixture screw
Gunakan obeng minus dan putar searah jarum jam. Jangan memutar
terlalu keras untuk menghindari kerusakan ulir.
50
5) Pasanglah ruang pelampung pada karburator.
Gambar 4.30 Ruang pelampung
Cara memasang ruang pelampung yaitu kita bisa menggunakan obeng
plus dan memutarnya searah jarum jam seperti pada gambar diatas.
6) Pasang karet vakum, skep dan per skep
Gambar 4.31 Pemasangan Karet vakum, skep vakum dan per skep
51
Gambar 4.32 Pemasangan tutup ruang vakum
Pasanglah karet vakum dengan posisi yang tepat karena jika karet
terjepit oleh tutup ruang vaku akan mengakibatkan putaran mesin tak
teratur karena skep tidak dapat turun / naik.
7) Pasanglah tali gas, choke dan selang buangan udara.
Gambar 4.33 Tali gas
Pasang tali gas dengan erat agar dapat dilakukan penyetelan langsam
dengan memutar sekrup gas
52
Gambar 4.34 Pemasangan tali choke dan selang bahan bakar
Terlebih dahulu pasanglah tali gas dengan memasukan skep gas pada
kedudukannya dan memutar mur pengikat yang ada pada skep tersebut
kea rah kanan. Selanjutnya masukanlah selang buang udara pada
posisinya seperti pada gambar dan pasangkan tali choke pada posisi
semula.
8) Pasanglah karburator pada kedudukanya.
Gambar 4.35 Karburator
53
Pasang karburator pada intake manifold dan saluran udara dengan
kedudukan yang pas. Gunakan kunci L untuk mengunci pengait antara
karburator dan intake manifold putar searah jarum jam.
4.5.4 Penyetelan Karburator
Setelah melakukan proses pemasangan maka hal terakhir yang
dilakukan adalah penyetelan terhadap karburator. Hal-hal yang
dilakukan untuk penyetelan karburator adalah dengan menyetel
setingan udara karburator. Adapun langkah-langkah untuk setingan
udara antara lain :
1) Penyetelan sekrup udara
Penyetelan sekrup udara dilakukan saat mesin dalam keadaan hidup.
Putar skrup udara searah jarum jam sampai putaran sekrup maksimal
(menutup). Kemudian, putar kembali sekrup berlawanan arah jarum
jam sebesar 2 putaran sekrup (membuka).
2) Penyetelan gas pada putaran stasioner (langsam)
Penyetelan gas pada putaran langsam dilakukan saat mesin masih
dalam keadaan panas dan setelah dilakukan penyetelan sekrup udara.
Cara menyetelnya, dengan memutar stelan gas berlawanan dengan
arah jarum jam (membuka), kemudian putar searah jarum jam
(menutup) sesuai putaran stasioner (1300-1500 rpm).
4.5.5 Pengujian Hasil Perbaikan
Untuk memastikan bahwa karburator Mikuni BS26x1 tidak ada
masalah lagi, maka perlu dilakukan pengujian berupa dicoba mengendarai
pada segala kondisi, seperti pada kecepatan lambat dan kecepatan tinggi,
kondisi jalan mendaki dan menurun, kondisi jalan mulus dan berlobang.
Jika pada saat pengujian tidak ada lagi terdapat gejala kerusakan seperti
tidak membrebet dan sukar untuk lari, maka tindakan perbaikan berhasil.
Namun jika keadannnya sama dengan sebelum diperbaiki, maka tindakan
perbaikan tidak berhasil dan harus dilakukan perbaikan lagi hingga
karburator dapat bekerja secara optimal.
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan analisa dan perbaikan kerusakan pada karburator
Mikuni BS26 x 1 maka kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Komponen karburator Mikuni BS26x1 yang mengalami kerusakan adalah
karet vakum dan batang skep.
2. Karburator vakum lebih sensitif terhadap debu dibandingkan karburator
konvensional. Debu yang masuk dapat menghambat gerak naik-turun pada
skep diafragma serta akan merusak lapisan teflon pada batang skep.
3. Karburator tipe konvensional lebih tahan terhadap debu dibandingkan
dengan karburator tipe vakum karena naik turunnya skep dikendalikan
oleh putaran tali gas. Selain itu skep karburator konvensional terbuat dari
bahan logam berlapis krom.
4. Penyebab kerusakan pada karburator Mikuni BS26x1 adalah bahan karet
vakum yang kurang baik sehingga dalam jangka waktu singkat karet
vakum mengalami penurunan elastisitas, masuknya air ke karburator serta
kotoran yang menumpuk pada air filter.
5. Langkah perbaikan yang dilakukan meliputi pembersihan, penggantian,
penyetelan serta pengujian komponen pada karburator.
5.2 Saran
Dalam penulisan tugas akhir ini ada saran yang akan penulis kemukakan
kepada pembaca :
1. Pada saat melakukan perawatan karburator tidak disarankan untuk
membuka karet vakum jika tidak terjadi kerusakan pada karet vakum
karena jika kurang tepat dalam perakitan maka posisi karet bisa terjepit
dan karburator tidak dapat bekerja.
2. Ganti karet vakum dengan karet yang lebih tebal.
55
3. Lakukan penggantian filter udara lebih awal dari jadwal yang tercantum
pada tabel perawatan sepeda motor, jika berkendara di lingkungan yang
memiliki intensitas debu yang tinggi.
4. Isilah bahan bakar sepeda motor pada SPBU resmi karena akan menjamin
kualitas dan takaran bahan bakar tersebut saat pengisian berlangsung.
5. Jaga ketersediaan bahan bakar dalam tangki, jangan mengisi bahan bakar
ketika sepeda motor telah kehabisan bahan bakar
6. Kuras tangki bahan bakar jika terdapat kotoran yang mengendap di dasar
tangki.
ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KARBURATOR
MIKUNI BS26x1
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
Memperoleh Gelar Diploma III ( Ahli Madya )
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
Oleh :
Nama : Riki Wisran
No Bp : 1201013057
Program Studi : Teknik Mesin
Konsentrasi : Perawatan dan Perbaikan
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG
JURUSAN TEKNIK MESIN
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PENGESAHAN
LEMBARAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
LEMBARAN TUGAS
LEMBARAN ASISTENSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan..................................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan ................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................................. 3
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian Karburator ............................................................................ 4
2.2 Fungsi Karburator .................................................................................. 4
2.3 Prinsip Kerja Karburator ........................................................................ 5
2.3.1 Prinsip Kerja Karburator Mikuni....................................................5
2.3.2 Campuran Bahan Bakar dan Udara ............................................... 7
2.3.4 Perbandingan Campuran Udara dan Bahan Bakar ........................ 8
2.4 Bagian-Bagian Karburator Mikuni BS 26 .............................................. 10
2.4.1 Komponen Utama Karburator Mikuni .......................................... 10
2.4.2 Komponen Pendukung Karburator Mikuni ................................... 14
2.5 Perbandingan karburator Vakum dengan Karburator Konvensional ..... 15
2.6 Manajemen Pemeliharaan ...................................................................... 18
2.6.1 Pengertian Pemeliharaan ............................................................... 18
2.6.2 Tujuan Pemeliharaan ..................................................................... 19
2.6.3 Klasifikasi Pemeliharaan ............................................................... 21
2.6.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pemeliharaan .................................. 21
2.6.5 Perbaikan ....................................................................................... 24
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan ....................................................................................... 25
3.2 Metode Penyelesaian Tugas Akhir ......................................................... 27
3.3 Diagram Alir Pelaksanaan ...................................................................... 28
BAB IV ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN KARBURATOR MIKUNI
BS26 PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA BYSON
4.1 Skema Aliran Bahan Bakar dan Udara .................................................. 29
4.2 Gejala Kerusakan ................................................................................... 29
4.3 Menentukan Kerusakan .......................................................................... 33
4.3.1 Pembongkaran Karburator ............................................................ 33
4.3.1.1 Pelepasan Karburator ........................................................ 33
4.3.1.2 Pembongkaran Komponen Karburator.............................. 35
4.3.2 Pemeriksaan Komponen Karburator ............................................. 39
4.3.2.1 Langkah Pemeriksaan ....................................................... 39
4.3.2.2 Hasil Pemeriksaan ............................................................. 39
4.4 Penyebab Kerusakan Karburator Mikuni BS26 ..................................... 40
4.5 Perbaikan pada Karburator Mikuni BS26 .............................................. 44
4.5.1 Cleaning (Pembersihan) Karburator.............................................. 44
4.5.2 Penggantian Komponen ................................................................ 47
4.5.3 Pemasangan karburator ................................................................. 48
4.5.4 Penyetelan Karburator ................................................................... 53
4.5.5 Pengujian Karburator .................................................................... 53
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................. 54
5.2 Saran ....................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Prinsip kerja karburator ......................................................................... 5
Gambar 2.2 Posisi skep 0-1/8 Bukaan secara keseluruhan ....................................... 6
Gambar 2.3 Posisi skep 1/8 – ¼ bukaan Jangka sorong ........................................... 6
Gambar 2.4 Posisi skep terbuka penuh ..................................................................... 7
Gambar 2.5 Bagian-bagian karburatorArah aliran udara .......................................... 9
Gambar 2.6 Karet vakum .......................................................................................... 10
Gambar 2.8 Ruang pelampung .................................................................................. 10
Gambar 2.9 Pelampung ............................................................................................. 11
Gambar 2.10 Jarum katup pelampung ...................................................................... 11
Gambar 2.11 Jarum skep ........................................................................................... 12
Gambar 2.12 Pemancar utama .................................................................................. 12
Gambar 2.13 Pemancar kecil .................................................................................... 12
Gambar 2.14 Baut udara ........................................................................................... 13
Gambar 2.15 Baut gas ............................................................................................... 13
Gambar 2.16 Karburator konvensional dan karburator vakum ................................. 16
Gambar 2.17 Bagan manajemen pemeliharaan ......................................................... 19
Gambar 3.1 Karburator Mikuni BS26 ....................................................................... 25
Gambar 3.2 Kunci ring .............................................................................................. 25
Gambar 3.3 Kunci pas ............................................................................................... 25
Gambar 3.4 Kunci L .................................................................................................. 22
Gambar 3.5 Kuas ....................................................................................................... 25
Gambar 3.7 Obeng olus dan obeng minus ................................................................ 26
Gambar 3.7 Tang ....................................................................................................... 26
Gambar 3.8 Kompresor ............................................................................................. 26
Gambar 3.9 Diagram alir penyelesaian tugas akhir .................................................. 27
Gambar 4.1 Skema aliran bahan bakar dan udara ..................................................... 27
Gambar 4.2 Karburator lepas dari ntake manifold .................................................... 33
Gambar 4.3 Inlet needle Selang bahan bakar ............................................................ 34
Gambar 4.4 Tali gas .................................................................................................. 34
Gambar 4.5 Choke ..................................................................................................... 35
Gambar 4.6 Baut ruang pelampung .......................................................................... 35
Gambar 4.7 Membuka baut pelampung .................................................................... 36
Gambar 4.8 Melepaskan pelampung dan jarum pelampung ..................................... 36
Gambar 4.9 Main jet ................................................................................................. 37
Gambar 4.10 Pilot jet ................................................................................................ 37
Gambar 4.11 Baut campuran bahan bakar dan udara ............................................... 38
Gambar 4.12 Membuka karet vakum dan skep ......................................................... 38
Gambar 4.13 Perbandingan karet vakum Mikuni BS26 dan BS30 ........................... 39
Gambar 4.14 Karet vakum Mikuni BS30 dan Mikuni BS26-185 ............................. 39
Gambar 4.15 Perbandingan skep Mikuni BS30 dan Mikuni BS26 .......................... 39
Gambar 4.16 Air filter ............................................................................................... 42
Gambar 4.17 Air mengendap di ruang pelampung ................................................... 43
Gambar 4.18 Saringan bahan bakar .......................................................................... 43
Gambar 4.19 Ruang pelampung ................................................................................ 44
Gambar 4.20 Pembersihan rumah karburator ........................................................... 45
Gambar 4.21 Pembersihan main jet dan pilot jet ...................................................... 45
Gambar 4.22 Pelampung dan jarum pelampung ....................................................... 46
Gambar 4.23 Inleet needle / jarum pelampung rusak ............................................... 46
Gambar 4.24 Karet vakum dan skep Yamaha Byson ............................................... 47
Gambar 4.25 Saringan udara ..................................................................................... 47
Gambar 4.26 Pemasangan pelampung ...................................................................... 48
Gambar 4.27 Pemasangan main jet ........................................................................... 48
Gambar 4.28 Pemasangan pilot jet............................................................................ 49
Gambar 4.29 Pemasangan mixture screw ................................................................. 49
Gambar 4.30 Pemasangan ruang pelampung ............................................................ 50
Gambar 4.31 Pemasangan karet vakum, skep dan per skep ..................................... 50
Gambar 4.32 Pemasangan tutup ruang vakum .......................................................... 51
Gambar 4.33 Pemasangan tali gas ............................................................................ 51
Gambar 4.34 Pemasangan tali choke dan selang bahan bakar .................................. 52
Gambar 4.35 Karburator ........................................................................................... 52
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan udara dan bahan bakar........................................................ 9
Tabel 2.2 Perbandingan karburator vakum dengan karburator konvensional........... 16
Tabel 4.1 Analisa kerusakan karburator Mikuni BS26x1 ......................................... 30
Tabel 4.2 Hasil pemeriksaan komponen karburator ................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA
Suratman, M. 2003. Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor. Bandung : Pustaka
Grafika
Corder, Anthony. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta : Erlangga
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing. 2009. Buku Petunjuk Pemilik Byson.
Jakarta : PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing
Soedarmo, Hartoto. 2008. Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama
Raya, Angga. 2014. Mengatasi Masalah pada Karburator Yamaha Byson. html
http://bekasiotomotif.blogspot.com/2014/08/Cara Mengatasi Masalah pada
Karburator Yamaha Byson.html. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015
Hari Anggoro, R. 2011. Prinsip Kerja Karburator Vakum. https://
hanggoroaririmbono.wordprees.com. Diakses pada tanggal 10 Agustus 2015
Rivai, Antoni. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembakaran. Antoni Rivai
blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar ahli madya di Politeknik Negeri
Padang. Shalawat dan salam Penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah datang sebagai utusan Allah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia.
Tugas akhir yang berjudul Analisa Kerusakan pada Karburator Mikuni
BS26x1 dibuat berdasarkan pengamatan dan analisa terhadap karburator Mikuni
BS26x1 yang mengalami kerusakan. Dalam penulisan tugas akhir ini Penulis telah
melakukan tinjauan pustaka, interview dengan beberapa mekanik serta melakukan
pengamatan secara langsung agar tugas akhir ini dapat memuat data dan fakta yang
sahih.
Dalam penyusunan tugas akhir ini Penulis tidak terlepas dari bantuan moril
maupun materil dari berbagai pihak. Pada saat ini Penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Orang tua penulis dan karib kerabat yang telah memberikan dukungan moril
dan materil kepada penulis serta do’a dan kasih sayangnya kepada penulis.
2. Bapak Rivanol Chadry, ST.,MT sebagai pembimbing I dan kepala konsentrasi
perawatan dan perbaikan jurusan teknik mesin Politeknik Negeri Padang
yang telah memberikan bimbingan serta nasehat kepada penulis selama
penyusunan tugas akhir ini.
3. Bapak Yazmendra Rosa ,ST.,MT sebagai pembimbing II yang telah
membimbing penulis dalam penyusunan tugas akhir ini.
4. Bapak Aidil Zamri, ST.,MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.
5. Bapak Hanif, ST.,MT selaku ketua jurusan teknik mesin.
6. Bapak Sir Anderson, ST.,MT selaku kepala program studi teknik mesin.
7. Bapak dan Ibu staf pengajar Politeknik Negeri Padang jurusan teknik mesin.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah bersama berjuang di Politeknik Negeri
Padang.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna baik dari segi
penulisan maupun materi. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
untuk melengkapi kekurangan pada tugas akhir ini. Penulis juga berharap agar tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca terutama penulis sendiri sebagai
mahasiswa jurusan teknik mesin.
Padang, 10 September 2015
Riki Wisran
LAMPIRAN
Gambar : Yamaha Byson
Gambar : Karburator Mikuni BS26
LEMBAR PENGESEHAHAN TUGAS AKHIR
ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN
KARBURATOR MIKUNI BS26x1
Disusun Oleh:
Nama : Riki Wisran
Nomor Bp. : 1201013057
Program Studi : Teknik Mesin
Konsentarsi : Perawatan Dan Perbaikan
Telah lulus sidang pada tanggal 10 September 2015:
Disetujui oleh:
Pembimbing I
Rivanol Chadry, ST.,MT
Nip. 19691215 199303 1002
Pembimbing II
Yazmendra Rosa, ST., MT
Nip. 19716115 199802 1002
Disahkan oleh:
Kepala Program Studi
Teknik Mesin
Sir Anderson ST., MT
Nip. 19720818 200003 1 002
Kepala Konsentarsi Perawatan Dan
Perbaikan
Rivanol Chadry, ST.,MT
Nip. 19691215 199303 1002
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin
Hanif, ST., MT
Nip. 19710902 199802 1 001
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
ANALISA KERUSAKAN DAN PERBAIKAN
KARBURATOR MIKUNI BS26x1
Tugas Akhir Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji
Tugas Akhir Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
Pada Taggal 10 September 2015:
Tim Penguji:
Ketua/Penguji I
Rivanol Chadry, ST.,MT
Nip. 19691215 199303 1 002
Sekretaris/Penguji II
Ir. Isnanda, MT
Nip. 19580530 199003 1 001
Anggota I/Penguji III
Ichlas Nur, ST.,MT
Nip. 19681111 199303 1 001
Anggota II/Penguji IV
Ruzita Sumiati, ST.,MT
Nip. 132 303 166