LAPORAN PENELITIAN
1:; 1-1
1'; 1:: ),I 'I I
,,I 1,i t:l Y I ! ! n
I I I .
I I I.! I I ):I I 'I
POLA ALIRAN AIR TANAH DESA SIMAWANG C
SELATAN SINGKAMK KABUPATEN TANAHDATAR SUMBAR
# i I
;
; I ~ I I
1 , 1 I 1
.
Oleh: 1 . ; , : r ~ r l ? : z . . . iL-. .- . [ ~ - - c L Y ~ " ~ ~ F P - -- ----- ~ C O 3 --
Drs.
Drs.
I I 1.81
I:; 1'1
I :/ I:! I'I I/ 1.1
i.;l I 1 1 , C ! I 1: i I 1.1
A k~mam, C__
A srizal,
I
I
PENELITIAN IN1 DIBIAYAI OLEH:
PROYEK PENINGKATAN PENELITIAN PENDIDIKAN TINGGI N--
I
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL, JAKARTA \
1 :
1 I .
TAHUN ANGGARAN 2003 \
NO. KONTRAK : 01 9/P4T/DPPM/PDM/III/2003
TANGGAL : 28 MARET 2003
Fakultas Matematika dan llmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang
OKTOBER 2003
LEMBARAN IDENTITAS DAN PENGESAHAN
1. a. Judul Penelitian
b. Kategori Penelitian 2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar b. Jenis Kelamin c. Pangkat/Gol/NIP d. Jabatan Fungsional e. Fakultas/Jurusan f. Universitas g. Bidang Ilmu yang Diteliti
3. Jumlah Tim Peneliti 4. Lokasi Penelitian
5. Lama Penelitian 6. Biaya yang Dibelanjakan
Pola Aliran Air Tanah Desa Simawang Selatan Singkarak Kabupaten Tanahdatar Sumbar I1
h a m , Drs, M.Si Laki-laki Pembina / 1V.a / 13 1 669 070 Lektor Kepala MIPAIFisika Universitas Negeri Padang Fisika 1 (Satu) orang Desa Simawang Selatan Singkarak Kabupaten Tanahdatar Sumbar dan Laboratorium Fisika Bumi FMIPA UNP 7 (tujuh) bulan Rp. 5.000.000.- (Terbilang :Lima Juta Rupiah)
Padang, 28 Oktober 2003
Ketua Peneliti,
Menyetuj ui:
Drs. Akmam,M.Si NIP. 13 1 669 070
RINCKASAN DAN SUMltiARY
POLA ALlRAN AIR TANAH DESA SIMAWANG SELATAN SINGKARAK KABUPATEN TANAHDATAR SUMBAR
Drs. Akmam, M.Si dan Drs. Asrizal, M.S;
(Oktober 2003,36 halaman)
Secara geografis Simawang Selatan Singkarak terletak pada 100' 30' - 100'
40' BT dan lo 25' - 1' 28' LS. Sebelum tahun 1967 desa Simawang Selatan
merupakan daerah pertanian yang subur dan daerah peternakan yang cukup besar.
Mata air pada bagian Timur rnengering, sedangkan mata air pada bagian Barat
Simawang Selatan bertambah besar. Tentu muncul permasalahan utama penelitian
adalah bagaimana kondisi air tanah desa Simawang Selatan saat ini.
Untuk menjawab pertanyaan di atas maka dilakukan penelitian yang bertujuan
untuk membuat peta struktur batuan dasar, peta pola aliran air tanah, dan menghitung
kedalaman akuifer air tanah yang terdapat pada desa Simawang Seiatan Singkarak
Kabupaten Tanahdatar Sumbar.
Agar tujuan penelitian di atas dapat dicapai, maka dilakukar, penelitian
eksploratif geofisika. Metoda geofisika yang digunakan pada penelitian ini metoda
adalah metoda geolistrik tahanan jenis dengan menggunakan bentangan elektroda
Wenner-Schlumberger. Penelitian eksploratif ini dilakukan dalam bentuk pengukuran
langsung. Perairitan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah set perlatan
Resistivitymeter mcjdel SS3 5x1. Data yang diukur langsung di lapangan adalah
berupa pengukuran beda potensial (AVm) pada setiap elektroda potensial yang
ditanamkan ke permukaan bumii dan kuat arus (I) yang diberikan. Interpretasi data
hasil pengukuran dilakukan secara mapping dan secwa sounding. Lnterpretasi
sounding menggunakan bantuan partial curve mathching, sedangkan mapping
menggunakan bantuan software Res2Div.
Berdasarkan hasil pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara
keseluruhan harga resistivitas di titik pengukuran berkisar antara 5.5 sampai dengan
5140 0hm.meter. Harga resistivitas terbesar terdapat di Piliang dan terrendah terdapat
di Ujung Rimbo. Berdasarkan kontur pseudosection dapat diperkirakan bahwa struktur
... 111
lapisan batuan y ~ q g terdapat di desa Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar
S u ~ b a r terdiri dari batuan hxarsa, batuan basalt, batuan granit, alluvium yang
mengandung air, serta endapan lempung, batuan marbel. Kedalaman batuan dasar
tersebut lebih dan sama dengan 30 meter. Pada daerah Ujung Rimbo, Bancah dan
Payobadar, diperkirakan bahwa batuan beku tersebut mengandung air tanah dengan
volume cukup besar. Muka air tanah tersebut terdapat pada kedalaman lebih atau sama
dengan 50 meter. Pola aliran air tanah di desa Simawang Selatan menyebar ke segala
arah dengan debit yang kecil. Sungguhpun demikian terdapat arah aliran yang besar
debitnya yaitu pada titik pengukuran Ujung Rimbo, kemudian menuju Payobadar, dan
kemudian ke Bancah. Kedalaman akuifer air tanah desa Simawang Selatan Singkarak
Kabupaten Tanahdatar lebih dari 50 meter. Akuifer terdangkal dengan volume terbesar
terdapat pada kawasan Ujung Rimbo dan Bancah Simawang Selatan dengan kedalaman
50 meter, sedangkan akuifer yang terdalarn terdapat di Piliang, dengan kedalaman lebih
dari 1 10 meter.
Berdasarkan kondisi desa Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar
saat, dan berdasarkan hasil penelitian dimana debit air tanah daerah ini sudah sangat
mengecil, untuk itu disarankan agar pada kawasan Ujung Rimbo atau pada kawasan
Bancah dapat dibangun Sumur bor untuk kebutuhan air bersih penduduk setempat.
Kemudian sehubungan dengan muka air tanah desa Simawang Selatan sudah mencapai
kondisi yang sangat mengkuatirkan, sebaiknya dicarikan tanaman reboisasi lain yang
dapat menahan laju pergerakan air tanah pada saat musim hujan. Terakhir hendak
pemerintah daerah dapat mencarikan sumber air untuk kebutuhan kebutuhan penduduk,
agar masyarakat Simawang tidak terlalu banyak yang merantau ke kota.
SUMMARY
GROUNDWATER FLOW MODEL IN SNAWANG SELATAN VILLAGE SINGKARAK KABUPATEN TANAHDATAR WTST SUMATRA
Drs. Akrnam, M.Si dan Drs.- Asrizal, M.Si
(October 2003,36 pages)
This exploration research is under taken in 100" 30'- 100" EW and 1'25' - lo 28' LS.
In 1967 Simawang village is small-scale farming area. Spring which is occsr in the east
area expected, however it appear in the north. Base on the above, the main prcblem in this
research is how about the condition of groundwater in the South Simawang today.
The objective these researches are to make the make of structure base rock, to make
the groundwater flow model, to find the hi& af aquifer in the South Simawang Singkarak
Kabupaten Tanahdatar.
This exploration used geoelectricity method by using Wenner-Shlumberger
configuration. Exploration research is under taken by direct survey. The instrument which
is used is resistivitymetre SS35XI. Data that is got in the field z e potential different
between two potential electrode ( ( A V ~ ) and direct current (I) which is supply. Data survey
is interpreted by using sounding methods and mapping method. Sounding interpretation is
under taken by use partial curve matching, and mapping is used Res2Dinv sohare .
Exploration shows that of the range resistivities at each sounding point in the survey
area is 5.5 Ohm. meter to 4150 Ohm. meter. The high resistivities are found in Piliang, and
low resistivities occur in Ujung Rimbo. Base on pseudo section contour can be predicted
that the rock which structured South Simawang Singkarak kabupaten Tanahdatar Sumbar
consist of quartz, basalt, granite and alluvium with water and shale. The deep of this rock
more than and same as 30 meters. In Ujung Rimbo, Bancah, and Payobadar can be
predicted that this igneous rock contain water. The high of groundwater surface more than
and same as 50 meters.
The model of groundwater flow in South Simawang is divergent in all direction
which low debit. Groundwater which occurs in Ujung Rimbo, Payobadar and Bancah are
occurred in one flows and it has high debit. The high of aquifer in South Simawang
Singkarak kabupaten Tanahdatar more than and same as 50 meters. The low aquifer in
found in Ujung Rimbo and 3ancah that is 50 meters and the deeper aquifer is found in
Piliang which dsep more than 110 meters.
Base on the condition Simawang today and the result of this research which show
that debit groundwater, we recommended that well arteries can be constructed in Ujung
Rimbo or in Bancah South Simawang, just for people consume. Because of the groundwater
surface in the danger condition, we recommended that to change reforest plant by trees
which can resist acceleration of groundwater flow in rainy season. We hope government
can to find water source for human being in South Simawang Singkarak kabupaten
Tanahdatar Sumbar
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah kami ucapakan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahrnat dan kurniaNya kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan
I I penelitian ini. Dalam mengerjakan penelitian ini kami banyak bantuan dari berbagai pihak,
I I / untuk itu izinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada: '
I
8 1 I j I
i 1: I I1
kelayakan peneltian ini
1 I . Bapak Wali Nagari Simawang yang telah membantu kelancaran pengumpulan data-
2. Bapak Dekan FMIPA UNP dan Ibu Ketua Jurusan Fisika FMIPA UNP yang telah I I
( I memberi izin kepada karni melaksanakan penelitian ini.
1 ' I;' 1
1 5. Pimpinan Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan yang telah
bersedia membiayai penelitian.
6. Kepada rekan-rakan staf pengajar Jurusan Fisika FMIPA UNP dan mahasiswa Kelompok
3. Bapak Ketua Lembaga Penelitian UNP berserta Staf yang telah membantu kelancaran I pelaksanaan penelitian ini
;~ 4. BapakfIbu Tim Reviewer yang telah memberi masukkan dan penilaian terhadap
dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan. Terakhir semoga hasil penelitian ini
dapat bermanfaat bagi segala pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian ini
Bidang Kajian Fisika Bumi Jurusan Fisika FMIPA yang dengan kerja samanya telah I I
Padang, Oktober 2003
i
Penulis
membantu kami dalam pengumpulan data lapangan penelitian ini serta semua pihak yang ,'
I ; tidak dapat disebutkan disini / I
vii
Kami berharap bantuan yang telah kami terima ini mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik
KATA PENGANTAR
Kegiatan penelitian mendukung pengembangan ilmu serta terapannya Dalam ha1 ini, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang berusaha mendorong dosen untuk melakukan penelitian sebagai bagian integral dari kegiatan mengajarnya, baik yang secara langsung dibiayai oleh dana Universitas Negeri Padang maupun dana dari sumber lain yang relevan atau bekerja sama dengan instansi terkait.
Sehubungan dengan itu, Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang bekerjasama dengan Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas dengan surat perjanjian kerja No.0 19/P4T/DPPMlPDM/IIV2003 tanggal 28 Maret 2003 untuk melakukan penelitian dengan judul Pola Aliran Air Tanali Desa Sitnawang Selatan Singkarak Kabupaten Tanall Datar Sumbar.
Kami menyambut gembira usaha yang dilakukan peneliti untuk menjawab berbagai permasalahan pembanpnan, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian tersebut di atas. Dengan selesainya penelitian ini, maka Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang telah dapat memberikan informasi yang dapat dipakai sebagai bagian upaya penting dan kompleks dalam peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Di samping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan sebagai bahan masukan bagi instansi terkait dalam rangka penyusunan kebijakan pembangnan.
Pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian ini. Secara khusus, kami sampaikan terima kasih kepada Pimpinan Proyek Peningkatan Penelitian Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Ditjen Dikti Depdiknas yang telah memberikan dana untuk pelaksanaan penelitian ini. Kami yakin tanpa dedikasi dan kerjasama yang terjalin selama ini, penelitian ini tidak dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Semoga kerjasama yang baik ini dapat dilanjutkan untuk masa yang akan datang.
Terima kasih.
Padang, Oktober 2003 -Ketua Lembaga Penelitian
L Drt H. Agus Irianto NlU. 130879791
DAFTAR IS1
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN RINGKASAN DAN SUMMARY PRAKATA DAFTAR IS1 DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Pembatasan Masalah
II TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Tanah dan Resistivitas Batuannya
B. Aliran Arus pada Bumi
C. Tinjauan Geologi Daerah Survey
m TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN A. Tujuan Penelitian
B. Manfaat Penelitian
IV METODA PENELITIAN A. Lakasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
B. Variabel Penelitian
C. Desain dan Instrumen Penelitian
D. Pengumpulan Data
E. Pengolahan Data
F. Pernodelan dan Interpretasi
V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
VI KESlMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPWAN
Halaman . . 11 . . . 111
vii . . .
Vlll
ix
X
xi
1
1
3
4
viii
Tabel 1.
Tabel 2.
Tabel 3.
Tabel 4.
Tabel 5.
Tabel 6.
Tabel 7.
DAFTAR TABEL
Resistivitas Lapisan Setiap Sounding Daerah Pengukuran Kepalo Bolek Simawang Selatan
Resistivitas Lapisan Setiap Sounding Daerah Pengukuran Bolek Simawang Selatan
Resistivitas Lapisan Setiap Sounding Daerah Pengukuran Ujung Rimbo Simawang Selatan
Resistivitas Lapisan Setiap Sounding Daerah Pengukuran Bancah Simawang Selatan
Resistivitas Lapisan Setiap Sounding Daerah Pengukuran Talago Lumbung Simawang Selatan
Resistivitas Lapisan Setiap Sounding Daerah Pengukuran Payobadar Simawang Selatan
Resistivitas Lapisan Setiap Sounding Daerah Pengukuran Piliang Simawang Selatan
Halaman
16
18
20
23
25
2 8
3 0
Gambar 1.
Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 1 1.
Gambar 12.
Gambar 13.
Gambar 14.
Gambar 1 5.
DAFTAR GAMBAR
Konfigurasi Elektroda Pengukuran Metoda Resistivitas
Kurva Respon Resistivitas Daerah Pengukuran Kepala Bolek Simawang Selatan dengan 5 Sounding
Kontur Pseudosection pada Kawasan Kepala Bolek Simawang Selatan
Kurva Respon Resistivitas Daerah Pengukuran Bolek Simawang Selatan dengan 5 Sounding
Kontur Pseudosection pada Kawasan Bolek Simawang Selatan
Kurva Respon Resistivitas Daerah Pengukuran Ujung Rimbo Simawang Selatan deilgan 6 Sounding
Kontur Pseudosection pada Kawasan Ujung Rimbo Simawang Selatan
Kurva Respon Resistivitas Daerah Pengukuran Bancah Simawang Selatan dengan 6 Sounding
Kontur Pseudosection pada Kawasan Bancah Simawang Selatan
Kurva Respon Resistivitas Daerah Pengukuran Talago Lumbung Sima-;~ang Selatan dengan 6 Sounding
Kontur Pseudosection pada Kawasan Talago Lumb~ng Simawang Selatan
Kurva Respon Resistivitas Daerah Pengukuran Payabadar Simawang Selatan dengan 6 Sounding
Kontur Pseudosection pada Kawasan Payabadar Simawang Selatan
Kurva Respon Resistivitas Daerah Pengukuran Piliang Simawang Selatan dengan 6 Sounding
Kontur Pseudosection pada Kawasan Piliang Simawang Selatan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Biodata Ketua Peneliti dan Spesifikasinya
Biodata Anggota Peneliti dan Spesifikasinya
Gambar Instrument dan Perlengkapan Lainnya yang Digunakan pada Eksplorasi Air Tanah di Simawang Selatan Singkarak Kabupaten Tanahdatar
Garnbar Setiap Lokasi Pengambilan Data Beserta Tim Eksplorasinya
Halaman
3 8
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan universal yang sangat penting bagi
makhluk hidup. Manusia memerlukan air untuk minum, mandi, mencuci,
disamping untuk pertanian, perkebunan dan peternakan. Sebagian besar
penduduk Indonesia bertempat tinggal di desa, dengan mata pencaharian
bertani, berternak dan berkebun. Hal ini berarti bahwa bagi penduduk desa
air merqakan penopang perekonomian yang utama.
Desa Simawang Selatan merupakan desa yang sebagian besar
penduduknya bermata pencaharian bertani dan beternak. Secara geologis
desa Simawang Selatan ini terletak pada Sesar Singkarak yang merupakan
salah satu segmen dari sistem Sesar Sumatera yang membentang sepanjang
pulau Sumatera (Natawijaya dan Kumoro, 1995). Secara geografis terletak
pada 100' 30' - 100' 40' BT dan 1' 25' - 1' 28' LS.
Sebelum tahun 1967 desa Simawang Selatan merupakan daerah
pertanian yang subur dan daerah peternakan yang cukup besar. Sumber air
untuk pertanian dan pertenakan berasal dari sebuah mata air besar dan tidak
pernah kering sepanjang musim yang terletak di kawasan Bolek Padang
Simawang Desa Simawang Selatan.
Permasalahan yang timbul sekarang adalah air yang berasal dari mata
air yang dulunya memadai sudah mulai berkurang semenjak terjadinya gempa
bumi tahun 1943 dan hampir hilang semenjak tahun 1970. Hal ini
mengakibatkan keringnya kawasan persawahan dan telaga (waduk alam
kecil) tempat minum hewan ternak di daerah Simawang Selatan Bagian
Timur. Kondisi diperparah lagi dengan adanya proyek reboisasi dengan
menggunakan tumbuhan vinus sejak tahun tahun 1968.
Disisi lain, desa Semawang Selatan bagian Barat yang lebih renuah
k 300 m dari Simawang Selatan bagian Timur, mata airnya sebelum pada
tahun 1970 kecil, sekarang bertambah besar. Mata air yang bertambah besar
ini berada f 200 m di bawah kawasan persawahan dan perumahan
penduduk. Mata air ini juga tidak pernah kering walaupun berlangsung
musim kemarau panjang. Berdasarkan ciri-ciri di atas, diperkirakan telah
terjadi pergeseran muka air tanah yang terdapat di desa Simawang Selatan
bagian timur ke bagian barat.
Pergeseran muka air tanah tersebut di atas menyebabkan menurunnya
produksi beras dan hewan ternak pada Desa Simawang Selatan khususnya, di
Kenagarian Simawang umumnya. Kenyataan ini menimbulkan keprihatinan
baik bagi masyarakat desa maupun pemerintah daerah serta peneliti, karena
banyak penduduk yang meninggalkan kampung merantau ke ~er:rkc!nan
seluruh Indonesia.
Untuk menanggulangi permasalahan di atas, pemerintah semenjak
tahun 1967, telah mereboisasi Simawang Selatan dan sekitarnya dengan
pohon pinus. Kenyataannya sampai dengan tahun 2002, desa Simawang
Selatan dan sekitamya bertambah kering, sehingga bertambahnya penduduk
miskin di Desa ini. Dampak lain dari berkurangnya mata air disekitar danau
Singkarak adalah banyaknya penduduk disekitar Danau beralih profesi dari
petani dan peternak menjadi nelayan. Sebagai akibatnya ikan bilih yang
hanya terdapat di Danau Singkarang sudah menjelang ambang kepunahan.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab
terjadinya permasalahan di atas adalah melakukan penelitian tentang pola
aliran air tanah kawasannya ini. Dengan mengetahui pola aliran air tanah,
diharapkan keberadaan mata air yang sudah hilang dapat ditelusuri kembali.
Informasi tentang keberadaan mata air yang hilang dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk pengadaan air di Kenagarian Simawang umumnya, Desa
Simawang Selatan khususnya.
Salah satu metoda Geofisika yang dapat digunakan untuk menentukan
pola aliran air tanah adalah metoda geolistrik. Berdasarkan hasil eksplorasi
geolistrik dapat digambarkan susunan dan kedalaman lapisan batuan dasar
yang mengandung air tanah melalui pengukuran resistivitas batuan dasar
tersebut (Telford, Reynolds: 1997). Kombinasi eksplorasi geolistrik
(mapping dan sounding) dapat menghasilkan informasi variasi yrubahan
harga resistivitas baik arah vertikal maupun arah leteral. Resistivitas
mapping akan dapat digunakan untuk memperoleh variasi leteral dan anomali
resistivitas, sedangkan resistivitas sounding dapat digunakan untuk
memperoleh ketebalan dan resistivitas masing-masing lapisan batuan dasar.
Secara geologi, air tanah ditemukan dalam rongga-rongga batuan
dasar (tanah, pasir dan batuan). Keberadaan air dalam batuan dasar akan
mempengaruhi tingkat resistivitas batuan tersebut Hal ini dapat dijadikan
sebagai referensi untuk menentukan keberadaan air tanah. Berdasarkan
uraian di atas, maka direncanakanlah suatu penelitian dengar, judul Pola
Aliran Air Tanah Desa Simmvang Selatan Singkarak Kabupaten Tanahdasar
Sum bar.
B. Perurnrisan Masalah
Mata air pada bagian Timur mengering, sedangkan mata air pada bagian
Barat Simawang Selatan bertambah besar dan berdasarkan latar belakang di atas,
maka rumusan masalah penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1 . Berapakah kedalaman air tanah yang terdapat pada Desa Simawang Selatan
Singkarak Kabupaten Tanahdatar SUMBAR ?.
2. Bagaimana pola aliran air tanah desa Simawang Selatan Singkarak
Tanahdatar Sumbar ?
3. Apakah terdapat hubungan antara mata air bagian Timur yang telah hilang
dengan rnata air bagian Barat di Desa Sirnawang Selatan Singkarak
Kabupaten Tanahdatar Sumbar ?
C. Pembatasan Masalah
Keberadaan air tanah pada suatu daerah ditentukan oleh beberapa faktor
antara lain kondisi hutan sekitamya, sifat dan keberadaan batuan dasar serta jalur
sesar yang rnelalui daerah tersebut. Mengingat begitu banyaknya faktor yang
rnernpengaruhi keberadaan air, karena keterbatasan waktu dan dana yang
disediakan maka dilakukan pembatasan sebzgai berikut:
1. Keberadaan air tanah hanya dikaji berdasarkan sifat dan beradaan batuan
dasar.
2. Sifat dan keberadaan batuan dasar dilihat melalui sebaran resistivitas melalui
peta isoresistivitas.
3. Pola aliran air tanah diinterprestasikan berdasarkan peta isoresistivitas.
11. TINJAUAN PUSTAKA
A. Air Tanah dan Resistivitas Batuannya
Air tanah merupakan manifestasi fenomena alam yang sering
ditemukan pada kerak lempeng sisi pegunungan yang batuan dasarnya terdiri
dari batuan beku dan metamorphosa. (Chapmen: 2000). Aliran air tanah yang
secara alamiah mencapai permukaan disebut mata air. Mata air pada daerah
pebukitan yang tidak pernah kering, diperkirakan airnya berasal dari pori-pori
tanah, pasir ataupun batuan (Macfarlane and Whittemore: 2000, Skinner :
1987). Mata air kecil berasal dari semua jenis batuan, sedangkan mata air
besar berasal dari batuan vulkanik yang mana air tanahnya terjebak di dalam
larva porous yang terdapat di atas lapisan debu vulkanik impermeable
(Skinner : 1987).
Ketinggian permukaan air dalam batuan atau pasir tergantung kepada
musim. Air yang tersimpan dalam batuan tersebut akan bergerak pelahan
melalui lapisan tanah, pasir ataupun batuan disebut dengan aquifer.
Kecepatan dan pola aliran pada akuifer tergantung kepada ukuran pori-pori
batuan dasar. Batuan dasar (pasir, tanah, ataupun batuan) yang mengandung
air lebih resistif dibandingkan dengan batuan disekitarnya mabighian :
1987).
Perbukitan Desa Simawang Selatan Singkarak terdiri dari batuan beku
granit dan batuan metamorphosa yang berasal dari batuan vulkanik.
Resistivitas batuan granit dan metamophosa yang berasal dari batuan
vulkanik berkisar antara 6 x lo2 R m sarnpai dengan 1.3 x lo6 Rm. Variasi
resistivitasnya tergantung kepada kandungan air yang terdapat dalam pori-
pori batuan tersebut. Semakin banyak kandungan airnya, maka
resistivitasnya semakin kecil (Telford: 1978, Nabighian: 1987, Reynolds:
1997). Berdasarkan variasi resistivitas di atas dapat digambar kurva
isoresistivitas semu pada kawasan penelitian di atas. Perbedaan resistivitas
batuan daerah kajian dengan resistivitas disekitarnya dapat dilihat dari
kecederungan peta anomali yang terbentuk .
B. Aliran Arus pada Bumi
Metoda resistivitas merupakan metoda geofisika yang melakukan
pengukuran resistivitas suatu medium di atas permukaan bumi. Resistivitas
suatu medium diukur berdasarkan beda potensial yang dihasilkan oleh dua
elektroda potensial, sesaat setelah arus diinjeksikan ke dalam bumi.
Apabila sebuah elektroda arus ditanamkan ke bumi berresistivitas
homogen, maka arus mengalir pada bumi dalam bentuk radial. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya jatuh tegangan antara dua titik elektroda. Jatuh
tegangan antara dua elektroda pada permukaan bumi dapat dinyatakan
dengan gradient potensial (-dV/dr), yang mana tanda negatif menunjukkan
bahwa potensial berkurang dengan bertambah jarak antara sumber arus
lmana terhadap titik tinjauan. (Reynolds : 1997), d'
Berdasarkan persamaan (I) , besarnya potensial V, pada jarak r dari
titik sumber arus adalah:
Secara umum pengukuran resistivitas bumi dilakukan dengan 4 (empat)
elektroda masing-masing 2 (dua) buah elektoda arus dan 2 (dua) elektroda
potensial. Susunan elektroda yang dikembangkan Schlumberger dan Winner
(Telford : 1978, Reynolds : 1997) adalah seperti gambar 1 :
Gambar I : Konfigurasi Elektroda Pengukuran Metoda Resistivitas
Beda potensial antara M dan N, (AVm ) = VM - VN adalah :
3erdasarkan persamaan (3) dapat dirumuskan resistivitas medium (Telford :
1978, Reynolds : 1997), sebagai berikut:
dimana
p = resistivitas medium (Om)
AVJw = beda potensial yang terukur pada elektroda potensial (mV).
I = kuat arus yang terukur (mA)
Secara umum resistivitas bumi tidak homogen. Jadi resistivitas yang
terhitung dengan persamaan (4) di atas adalah resistivitas semu (apparent
resistivity, pa). Dengan demikian bentuk rumusan sederhana persamaan (4)
adalah:
dimana X = 2 7 r { [ ~ - I] - [I - l]} merupakan faktor geometri AM MB AN NB
yang tergantung kepada konfigurasi elektroda yang digunakan.
Dalam penelitian ini nantinya akan digunakan dua jenis konfigurasi
elektroda yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Konfigurasi elektroda
Wenner merupakan konfigurasi jarak antar elektroda sama. Berdasarkan
persamaan (4), harga faktor geometri (K) konfigurasi Wenner diperoleh 2.7ta,
dimana a adalah jarak antar elektroda. Konfigurasi Wenner digunakan untuk
resistivitas mapping. Resistivitas sounding digunakan konfigurasi elektroda
Schlumberger. Harga faktor geometri (K) konfigurasi Schlumberger adalah
K = z - - - dimana r adalah jarak antara titik pengukuran dengan elektroda (a' :) arus dan b adalah jarak antara elektroda potensial pertama (PI) dengan elektroda
potensial kedua (P2), seperti terlihat pada gambar 1.
Berdasarkan kombinasi kedua konfigurasi Wenner-Schlumberger, diperoleh
faktor geometrinya sebesar:
K = m ( n + I)a
dimana n = 1,2,3,4,6, .... N, dan ,?an a jarak antara dua buah elektroda.
Kajian tentang air tanah dan mata air menggunakan metoda resistivitas
telah banyak diungkapkan para peneliti sebelum ini seperti Soebowo (1998),
Nugroho (1998), Delimon (1994), Kalmiwan (2000), Budiono (2000). Para
peneliti terdahulu di atas, dapat meramalkan keberadaan air tanah dengan metoda
geolistrik pada daerahnya masing-masing dengan tingkat keberhasilan 75%.
Untuk meningkatkan akurasi interpretasi dengan metoda resistivitas, maka para
peneliti lain juga telah mengembangkan teknik pengolahan dan interpretasi data
resistivitas berdasarkan hasil pengukuran geolistrik. Peneliti yang berpartisipasi
mengembangkan metoda Geolistrik tersebut adalah Ocviani (2000), Distrik dan
Fauzi (2000), Sulistijo dan Yana (2000), Suharno dan Sudarman (2000). Hasil
teknik pengolahan dan interpretasi yang dikembangkan peneliti di atas,
diharapkan dapa: meningkatkan akurasi interpretasi data yang akan dihasilkan.
C. Tinjauan Kondisi Geologi Daerah Survey
Simawang Selatan Singkarang Kabupaten Tanahdatar merupakan daerah
yang sejajar dengan sistem sesar Sumatera yang memanjang dari dari Kutacane,
Aceh sampai Liwa Sumatera Selatan (Solihin : 1992). Sesar ini ditunjukan oleh
suatu pergeseran dextral yang mencapai ratusan kilometer yang diindikasikan
oleh Trusting dari kerak sumudera.
Batuan dasar yang menyusun daerah ini adalah endapan vulkanik yang
terbentuk dari hasil erupsi Kaldera Singkarak . Batuan beku tersebut berupa
betuan beku andesit dun granit yang umumnya telah berumur Paleozoik (granit)
dan Pelitic Schist. Sedangkan mineral yang banyak terdapat batuan daerah ini
berupa mineral kuarsa, biotit, dan feldspar.
Satuan batuan ini merupakan batuan tertua yang terbentuk oleh batuan
mztasedimen dan telah mengalami pergeseran oleh sesar Sumatera. Satuan
batuan membentuk perbukitan. Litologinya terdiri dari lava basaltik, benvarna
abu-abu tua sampai dengan kehijau-hijauan dan batupasir meta (kuarsit)
benvarna kemerah-merahan, sedikit sakisan.
111. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1. Membuat peta struktur batuan dasar desa Simawang Selatan Singkarak
Kabupaten Tanahdatar Sumbar berdasarkan tahanan jenis.
2. Membuat peta pola a l i r a ~ air tanah Desa Simawang Selatan Singkarak
Kabupaten Tanahdatar Sumbar.
3. Menentukan kedalaman akuifer air tanah Desa Simawang Selatan Singkarak
Kabupaten Tanahdatar Sumbar.
B. Manfaat Penelitian
Dengan diperoiehnya struktur geologi dan peta aliran mata air pada desa
Simawang Selatan Singkarak diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan pembuatan sumur bor untuk keperluan air minum masyarakat
setempat dan membangun kembali daerah perternakan dan pertanian. Dari hasil
peta struktur geologi berdasarkan resistivitas batuan dasar juga akan diperkirakan
jenis mineral yang tersimpan pada daerah ini. Kedua hasil di atas sangat
bermanfaat untuk memecahkan masalah pembangunan masyarakat desa
Simawang Selatan. Sehingga penelitian ini berkonstribusi terhadap pemecahan
permasalahan pembangunan.
1V. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Peiaksanaan Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Simawang Selatan Singkarak Kabupaten
Tanahdatar yang terletak pada 100' 30' - 100' 40' BT dan 1' 25' - 1' 28' LS.
Batuan pembentuk daerah ini adalah batuan beku, yang merupakan hasil
muntahan dari gunung Marapi dan gunung Talang. Penelitian ini dilaksanakan
mulai 5 Juni 2003 sampai dengan 25 Oktober 2003. Data lapangan dikumpulkan
pada bulan Agustus 2003, selama 7 hari penuh di lapangan.
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel dibagi atas variabel bebas dan variabel
tergantung. Variabel bebasnya adalah resistivitas batuan dasar yang mengandung
air tanah dan variabel tergantung kuat arus (I), beda potensial antara dua elektroda
C. Desain Penelitian dan Instrumen yang Digunakan
Penelitian eksploratif ini dilakukan dalam bentuk pengukuran langsung.
Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah set peralatan
Resistivitymeter model SS35X1. Sementara itu peralatan pendukung antara lain
multimeter, HTIHandphone, kabel dan lain-lain. Pengukuran langsung yang
dilakukan di lapangan berupa pengukuran beda potensial (AVMN) dan kuat arus (I)
dengan skema pengukuran seperti pada gambar 1. Sedangkan harga resistivitas
dihitung dengan menggunakan persamaan (5). Proses pelaksanaan penelitian ini
secara garis besar direncanakan 3 (tiga) tahapan yaitu tahap pengambilan data,
tahap pengolahan data serta tahap pemodelan dan interpretasi. Tahap-tahap
penelitian yang direncanakan secara lebih jelas adalah sebagai berikut:
D. Pengumpulan Data
a. Mapping
Pengambilan data untuk mapping yang pertama dilakukan adalah penentuan
lintasan pengukuran (dalarn penelitian ini direncanakan diambil 7 lintasan).
Kemudian dilakukan uji spasi. Uji spasi bertujuan untuk mencari jarak antar
elektroda yang tepat yang menunjukan respon yang paling tajarn dari target
anomali. Jika jarak spasi telah diperoleh, dilanjutkan dengan melakukan
pengukuran pada masing-masing lintasan. Untuk metoda napping ini
digunakan konfigurasi Wenner-Schulumberger.
b. Sounding
Dengan melihat hasil pengukuran data mapping dilakukan penentuan titik-titik
pengukuran jarak titik sounding Schlumberger yang diteruskan dengan
pengukuran data. Hasil pengukuran data sounding berguna untuk menentukan
perlapisan batuan dasar, kedalaman dan resistivitas batuan. Pengukuran data
dalam lapangan dilakukan secara benilang.
E. Pengolahan Data
a. Mapping
Pengolahan data mapping menggunakan program Res2Dinv yang
menghasilkan peta kontur isoresistivitas semua batuan dasar. Dengan
menghubungkan peta kontur yang diperoleh dengan informasi geologi
diinterpretasikan secara penyebaran batuan.
b. Sounding
Setelah data dikumpulkan, data tersebut diolah, dengan mencari harga rata-rata
hasil pengukuran untuk setiap titik penggukuran. Kemudian harga resistivitas
semu (p) yang diperoleh diplot terhadap AB/2 (setengah jarak bentangan
elektroda arus) pada kertas bilogaritma. Kurva resistivitas semu yang diperoleh
dari hasil plotan titik-titik di atas digunakan untuk mendapatkan kondisi
elektrostatigrafi daerah titik pengukuran. Umumnya kurva yang diperoleh tidak
mulus, untuk itu setiap kurva yang diperoleh dimuluskan dengan metoda
trendline. Dari sini akan diperoleh kurva resistivitas batuan terhadap
kedalaman. Dari kurva ini nantinya dapat dilakukan interprestasi dengan
pencocokan kurva lapangan dengan kurva standard dengan cara '>partial curve
matching ". Berdasarkan hasil matching tersebut dapat dilakukan interpretasi
dengan menghubungamya dengan informasi geologi.
F. Pemodelan dan Interpretasi
a. Mapping
Pemodelan dilakukan dengan menggunakan program pemodelan inversi dengan
metoda least-square. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat irisan
pada peta yang memotong tepat pada sumber bekas mata air mati. Dari irisan ini
nantinya akan diperoleh kurva resistivitas semu terhadap jarak horizontal.
Langkah kedua adalah mencoba-coba model yang akan dimasukkan ke dalam
program Res2Dinv untuk menghasilkan kontur pseduesection. Berdasarkan
kontur pseduesection akan dibuat kurva resistivitas semu terhadap jarak
horizontal. Kurva ini kemudian akan dicocokkan dengan kurva yang diperoleh
irisan peta kontur isoresistivitas semu hasil pengukuran. Jika diperoleh hasil
yang cocvk maka disimpulkan bahwa model yang dibuat sesuai dengan bentuk
mata air mati pada Simawang Selatan. Sedangkan jika belum cocok, maka
dilakukan pengulangan dengan mencoba-coba model lagi.
b. Sounding
Model dari sounding sudah dapat terlihat pada kurva resistivitas batuan dasar
terhadap kedalaman. Hasil dari pemodelan scmding berupa pelapisan batuan,
kedalaman, dan resistivitas batuan.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Sesuai dengan tahap-tahap penelitian yang direncanakan, dimana metoda
geolistrik yang digunakan adalah bentangan Wenner-Schlumberger. Agar
mendapatkan anomali yang tajam, telah dilakukan uji spasi dilapangan. Dari uji
spasi tersebut, dan sesuai dengan H. Look (2000), maka diperoleh spasi yang
mempunyai ancmali yang tajam dengan jarak 4 meter.
Setelah spasi terbaik diperoleh, selanjutqya dilakukan pengukuran untuk
setiap sounding yang telah ditetapkan. Sesuai dengan kondisi lapangan banyak titik
' sounding untuk setiap jurus (arah pengukuran) adalah 5 dan 6. Hasil pengukuran
untuk setiap sounding setiap daerah yang telah diplot dalam bentuk kurva AB/2
terhadap resistivitas adalah sebagai berikut:
1. Kepala Bolek Simawang Selatan
Pada lokasi Kepala Bolek dilakukan pengukuran dengan arah jurus Barat-
Timur. Kepala Bolek bentuk topografinya datar dan ditumbuhi oleh semak
belukar di bawah pohon Pinus. Respon resistivitas semu pada kepala Bolek
seperti gambar 2.
-- ~ - . -~ . . -.-
K ~ ~ r v n respon Resis~i\,itas Kcpsln Dolck Si~nnwangScln~an 1
5 loo V)
: 10
1 1 10 1meter1
--t Sounding I + Sound/ng 2 +Sounding 3 +Sounding 4 --)C Soundtng 5
Gambar 2 : Kurva respon resistivitas di daerah pengukuran Kepalo Bolek Simawang Selatan dengan 5 Sounding
Setelah kurva-kurva gambar 2 diperoleh, selanjutnya kurva tersebut
dipelicin dengan metoda teknik trendline dan dicocokan dengan kurva respon
standar (Reynold: 1997) dengan metoda partial curve mathcing. Hasil
pencocokan tersebut adalah seperti pada tabel 2.
Tabel 1. Resistivitas lapisan setiap sounding daerah pengukuran Kepala Bolek Simawang Selatan
No.
Sounding
1
Sounding
2
Sounding
3
Sounding
4
Sounding
5
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Lapisan 1
109.00
7.00
121 .OO
5.00
1 10.00
10.00
102.00
4.00
1 10.00
9.00
Lapisan 2
21 8.00
3 5 .OO
302.50
5 .OO
330.00
20.00
204.00
5.20
550.00
18.00
Lapisan 5
403.33
220.00 -
294.37
Lapisan 3
145.33
52.50
201.67
5.00
220.00
60.00
68.00
9.88
1 10.00
72.00
Lapisan 4
436.00
2016.67
5.00
660.00
60.00
2652.00
9.88
1 15.40
Pada tabel 1. terlihat bahwa harga resistivitas di bawah titik pengukuran
umumnya lebih dari 100 Ohm.meter, kecuali di bawah sounding 5.
Kemudian hasil pengukuran setiap sounding dikorelasikan dalam bentuk
mapping. Mapping dilakukan dengan bantuan software Res2Divmod dalam
bentuk kontur pseudosection , untuk Kepala Bolek hasilnya seperti garnbar 2:
DE~I t I b'dion 3 RhlS elSror - 92.3 % - 16,Q 80,Q 144 208 272 336
10, 40.4 i
85.4 : 137.
Inverse Model Keastliiriy Yedion
Gambar 3. Kontur Pseudosection pada kawasan Kepala Bolek Simawang Selatan
Hasil kontur gambar 3, menunjukan bahwa perrnukaan ekuifer air tanah
pada daerah sangat dalarn, walaupun masih ada air tanah, tetapi debit sudah
sangat kecil. Dari kurva di atas, juga dapat struktur lapisan batuan Kepala Bolek
adalah batuan kuarsa dengan kedalaman 90 meter, batuan basalt pada kedalaman
lebih besar dari 90 meter.
2. Bolek Simawang Selatan
Pada lokasi Bolek dilakukan ppngukuran dengan arah jurus Utara-Selatan.
Bentuk topografi daerah Bolek adalah datar dan ditumbuhi oleh semak belukar di
bawah pohon Pinus. Respon resistivitas semu terhadap AB/2 di Bolek seperti
gambar 4.
--. - - -. -. . . - -- - - - -- . -- - - -- - r Kurva Kcspon Rcsistivitas Bolck Sirna\%ang Sclarnn I
I
--c Sounding 1 -m- Sounding 2 -a- Sounding 3 + Soungd~ng 5 + Soungding 4 -
Gambar 4 : Kurva respon resistivitas di daerah pengukuran Bolek Simawang Selatan dengan 5 Sounding
Setelah kurva-kurva gambar 4 diperoleh, selanjutnya kurva-kurva
tersebut dipelicin dengan metoda teknik trendline. Kumudian dicocokan dengan
kurva respon standar (Reynold: 1997) dengan metoda partial curve mrrt.hcing.
yang hasilnya seperti pada tabel 2.
Tabel 2. Resistivitas lapisan setiap sounding daerah pengukuran Bolek Simawang Selatan
No.
Sounding
1
Sounding
2
Sounding
3
Sounding
4
Sounding
5
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebaian (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Lapisan 1
129.00
5.00
109.00
6.00
100.00
1 1 .OO
12.60
10.50
130.00
18.00
Lapisan 2
86.00
22.50
72.67
21 .OO
1000.00
55.00
37.80
3 1.50
195.00
1 8.00
Lapisan 5
71.67
654.00
Lapisan 3
57.33
22.50
654.00
21.00
189.00
47.25
195.00
18.00
Lapisan 4
286.67
22.50
16.35
21.00
378.00
390.00
Pada tabel 2, terlihat bahwa harga resistivitas di bawah titik pengukuran ternyata ada
yang kecil dari 100 0hrn.meter. Untuk menginterpretasikannya dilakukan mapping
dengan hasilnya dalarn bentuk pseudosection untuk daerah pengukuran Bolek
Simawang Selatan adalah seperti pada garnbar 5.
Depth Iteration 3 RMS error = 6.7% - 0 . 0 64.0 128 192 256 320 ;
Inverse Model Rtslst~vly Sectton m m m m m m m m m m n m ~ ~ ~ ~ ~
0 257 1 72 11 5 77 2 51 7 3464 23207 155464
Res~strviy m ohm m Gambar 5. Kontur Pseudosection pada kawasan Bolek Simawang Selatan
Bedasarkan data tabel 2 clan gambar 5 , diperkirakan bahwa di Bolek
Simawang Selatan masih terdapat air tanah dengan debit cukup besar. Tetapi tinggi
permukaan air tanahnya sudah sangat rendah. Dari kurva cii atas, juga dapat struktur
lapisan batuan Bolek adalah batuan kuarsa dengan kedalaman 50 meter, batuan
basalt pada kedalaman antara 50 - 100 meter dan batuan granit pada kedalaman lebih
dari 100 meter.
3. Ujung Rimbo Simawang Selatan
Pada lokasi Ujung Rimbo dilakukan pengukuran dengan arah jurus Utara-
Selatan. Topografi Ujung Rimbo miring dengan kemiringan 5' dan ditumbuhi oleh
semak belekar. Daerah ini dulunya merupakan persawahan penduduk dengan
sumber air dari air tanah, yang sekarang sudah mengering. Respon resistivitas semu
pada Ujung Rimbo Simawang Selatan seperti gambar 6.
-- -- -- --- - -. .~
I Kun.il Xepon Rcsistivitas Ujung Ri~nbo Simmwnng Selnran I
10 100 A B/2 (meter)
+sounding 1 --c Sounding 2 -A- Sounding 3 +sounding 4 +I+ soungding 5 -m- Sounding 6
Gambar 6 : Kurva respon resistivitas di daerah pengukuran Ujung Rimbo Simawang Selatan dengan 6 Sounding
I-Iasil resistivitas sesungguhnya yang diperoleh setelah melakukan
pencocokan dengan kurva respon standx dengan metoda partial czrrve mnthcing,
adalah seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Resistivitas lapisan setiap sounding daerah pengukuran
No. Sounding
1 Sounding
u
2 Sounding
3
Sounding I Resistivitas (O1im.m) 1 109.00 1 163.50 1 6.83
U-'ung Rimbo Simawang Selatan
Sounding 4
Pada tabel 3, terlihat bahwa harga resistivitas di bawah titik pengukuran ada yang
kecil dari 100 0hrn.meter. Praduga sementara menunjukan pada daerah ini masih
terdapat air tanah. Pada lokasi ini masih ditemukan sumur yang digunakan untuk
Lapisan 5 729.17 Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m)
14.00 Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) ( 110.00 1 73.33 1 48.89 1 195.56 1
5 Sounding
6
Ketebalan (meter)
Lapisan 1 12.50 1 1 .OO 189.00 7.00 5.50 ! 0.50
6.00 1 12.00 1 22.80 I
Ketebalan (meter) ' 6.00
Lapisan 2 3 1.25 55.00 567.00 38.50 14.00 47.25
12.00 2 14.50
6.00 Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter)
38.50 7.20
23.63
35.50 6.00
Lapisan 3 20.83 55.00
2835.00
858.00 6.00
Lapisan 4 104.17 16.50
396.90
1287.00 12.00
5 148.00 --i
sumber air minum penduduk setempat. Hasil mapping dalam bentuk
pseudosection untuk daerah pengukuran Bolek Simawang Selatan adalah seperti
pada gambar 7.
Depth nerdion 3 RMS error = 4.9% 48.0 112 176 240 304 368 432
Inverse Model Resist~viy Sedi~n mmmmmmmmmmnmmmmmm
2.58 9 -09 32,l 113 398 1404 495'1 17453 Resist~vRy n ohtn.m UnR electrod[
Gambar 7 .Kontur Pseudosection pada kawasan Ujung Rimbo Simawang Selatan
Berdasarkan tabel 3 dan garnbar 7, terlihat bahwa debit air tanah yang
terdapat di Ujung Rimbo masih besar dengan tinggi muka akuifer 85.4 meter dari
permukaan tarlah. Volume air diperkirakan masih cukup besar. Perkirakan ini
jalur air tanah yang sekarang sampai pada pinggir danau Singkarak, yang dikenal
dengan mata air. Stuktur batuan dasar yang terdapat di Ujung Rimbo adalah
batuan granit dengan kedalaman 40 meter, batuan kuarsa pada kedalaman 40 -
100 meter, kemudian alluvium yang mengandung air pada kedalaman lebih besar
100 meter.
4. Bancah Simawang Selatan
Di Bancah pengukuran dilakukan dengan arah jurus Utara-Selatan.
Topografi Bancah adalah datar dan merupakan perkebunan penduduk. Daerah ini
dulunya juga merupakan persawahan dan kolam ikan penduduk yang sekarang
sudah mengering. Respon resisiivitas semu pada Bancah Simawang Selatan
seperti gambar 8.
Kurva Respon Resistivitas Euncah Simawng Selatan
10000
--c Sounding 1 -m- Soundjng 2 + Sounding 3 - Sounqdlnq 4 - Soundlnq 5 + Soundinq 6 I
Gambar 8 : Kurva respon resistivitas di daerah pengukuran Bancah Simawang Selatan dengan 6 Sounding
Setelah kurva-kurva pada gambar 8 diperoleh, kemudian dicocokan
dengan kurva respon standar dengan metoda partial curve mathcing.
Berdasarkan pencocokan tersebut diperoleh harga resistivitas sesungguhnya pada
setiap sounding pengukuran seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Resistivitas lapisan setiap sounding daerah pengukuran B ~ n c a h Simawang Selatan
Pada tabel 4, terlihat bahwa harga resistivitas di bawah titik pengukuran
ada yang kecil dari 100 Ohmmeter. Praduga sementara menunjukan pada daerah
ini masih terdapat air tanah. Untuk menentukan berapa besarnya debit air tanah
tersebut, maka dilakukan mapping dengan mengkorelasikan semua nilai resistivitas
setiap sounding dengan software Res2Dinv. Hasil mapping dalam bentuk
pseudosection untuk daerah pengukuran Bancah Simawang Selatan adalah sepei-ti
pada gambar 9.
Lapisan 4
187.20
10.50
3200.00
22.20
7.25
14.00
545.00
Lapisan 2
400.00
21.00
80.00
24.00
50.00
17.50
15.08
7.00
16.35
10.00
Lapisan 5
3600.00
290.00
Lapisan 1
600.00
7.00
80.00
8.00
100.00
7.00
290.00
7.00
10.90
5.00
No.
Sounding
1
Sounding
2
Sounding
3
Sounding
4
sounding
5
Lapisan 3
3600.00
10.50
160.00
48.00
200.00
35.50
290.00
7.00
1635.00
15.00
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hrn.m)
Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m)
Ketebalan (meter)
Depth Herdion 3 Elvis error = 6.4': .: 0 56.0 120 184 268 312
Inwrst Model Resist lvly Section
m m m n m m = 1 89 5.64 1 8 8 63 0 21 1 705 2352
Resistivity in o hm.m
Gambar 9 . Kontur Pseudosection pada kawasan Bancah Simawang Selatan
Garnbar 9 dan tabel 4, dapat diinterpretasikan bahwa debit air tanah di
Bancah Simawang Selatan sangat kecil dengan tinggi akuifer 30 meter. Survey
juga terlihat bahwa pada lokasi ini masih ditemukan sumur yang digunakan untuk
minum penduduk setempat. Debit air sumur tersebut sekarang masih memadai
untuk kebutuhan pengairan persawahan tetapi dengan areal terbatas. Stuktur
b a t ~ a n dasar yang terdapat di Bancah adalah batuan granit dengan kedalaman 90
meter, batuaii kuarsa pada kedalaman lebih besar 90 meter, disamping itu juga
terdapat endapan lempung.
5. Talago Lumbung Simawang Selatan
Pada lokasi Talago Lumbung dilakukan pengukuran dengan arah jurus
Timur-Laut dan Barat-Daya. Topografi Talago Lumbung datar dan merupakan
kebun penduduk dan padang Hilalang. Daerah ini dulunya juga merupakan
perkebunan dan sebuah kolam (Telago) yang digunakan untuk perikanan dan
sumber air minurn ternak, yang sekarang sudah mengering. Respon resistivitas
semu pada Telaga Lumbung Simawang Selatan seperti gambar 10.
- --
Kwva Respon Resist ivitas Talago Lum bung S i m a w n g ela at an 7 10000 I
I
' -+- Sounding I -m- Sounding 2 -A- Sounding 3 . I +-+ Soungding 4 --rt Sound~ng 5 -Sounding 6 1
Gambar 10 : Kurva respon resistivitas di daerah pengukuran Talago Lumbung Simawang Selatan dengan 6 Sounding
Setelah kurva-kurva pada gambar 6 didapatkan, selanjutnya kurva
tersebut dipelicin dengan metoda teknik trendline dan kemudian dicocokan
dengan kuiva respon standar dengan metoda partial curve mathcing. Dari
kegiatan tersebut diperoleh harga resistivitas sesungguhnya seperti pada tabel 5.
Tabel 5. Resistivitas lapisan setiap sounding daerah pengukuran Talago Lumbung Simawang Selatan
1 Sounding
2 Sounding
3 Sounding
4 Sounding
Pada tabel 5, terlihat bahwa harga resistivitas di bawah titik pengukuran
No. Sounding
5 Sounding
6
umumnya besar dari 100 0hrn.meter dan hanya pada sounding 6 dan 1 pada
Resistivitas (0hm.m) Lapisan 1
129.00 Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter)
Lapisan 2 86.00
5.00 109.00 6.00 80.00 8.00 12.60 10.50
1 10.00 10.00 12.50 1 1 .OO
Lapisan 3 57.33
22.50 72.67 2 1 .OO 80.00 24.00 37.80 23.50 330.00 20.00 3 1.25 55.00
Lapisan 4 286.67
32.50 654.00 21.00 160.00 48.00 189.00 47.25 220.00
Lapisan 5 71.67
60.00 20.83 55.00
22.50 16.35 21 .OO
3100.00
378.00
660.00
654.00
220.00 60.00 104.17 16.50
729.17
kedalaman tertentu terdapat harga resistivitas kecil dari 100 0hm.meter. Praduga
sementara menunjukan di Talago Lumbung masih terdapat air tanah. Untuk
menentukan berapa besarnya debit air tanah tersebut, maka dilakukan mapping
dengan mengkorelasikan semua nilai resistivitas setiap sounding dengan software
Res2Dinv. Hasil mapping dalam bentuk pseudosection untuk daerah pengukuran
Talago Lumbung Simawang Selatan adalah seperti pada gambar 11.
Depth Hertitian 2 RMS erwr = '7.9%
' 3.0 64.0 128 192 256 320 !
1 3 7 1 . . .. A .;I Inverse hlodel Resistivrty Sedion
Gambar 1 1. Kontur Pseudosection pada kawasan Talago Lumbung Simawang Sela~afi
Berdasarkan data tabel 5 dan gambar 11, diperkirakan bahwa debit air
tanah di Talago Lumbung sudah sangat kecil dengan akuifer jauh di bawah
perrnukaan. Diduga kedalaman sudah mencapai 70 meter. Kondisi lapangan
sekarang ini, Talago Lumbung yang dulunya tempat persedian air minum temak
dan irigasi persawahan, sekarang kering. Stuktur batuan dasar yang terdapat di
Bancah adalah batuan basalt dengan kedalaman 110 meter, batuan kuarsa pada
kedalaman lebih besar 110 meter, disamping itu juga terdapat batuan granit.
Pada lokasi Payobadar dilakukan pengukuran dengan arah jurus Tenggara
dan Barat-laut. Topografi Payobadar bergelombang dan merupakan perkebunan
serta perurnahan penduduk. Respon resistivitas semu pada Payobadar Simawang
Selatan seperti gambar 12.
K w a Respon Resistivitas Payobadar Simawng Selatan
10000
1
1 10 ABn (meter) 100 1000
--t Sounding I -6- Sounding 2 -A- soundin-1 1 - Soungding 4 -c Sounding 5 -o- Sounding 6 .-
Gambar 12. Kurva respon resistivitas di daerah pengukuran Payobadar Simawang Selatan dengan 6 Sounding
Setelah kurva-kurva gambar 12 diperoleh, selajutnya kurva tersebut
dimuluskan dengan metoda trendline dan kemudian dicocokan dengan kurva
respon standar dengan metoda partial curve mathcing, diperoleh resistivitas
sesungguhnya seperti pada tabel 6.
I : . I . - .;I\ ....., $.! -
j ~ ~ i ~ . ' f i ~ ~ & ~ ~ A R I N G 1 -
Pada tabel 6, terlihat bahwa harga resistivitas di bawah titik pengukuran
I abel 6 . Keslst~vltas laplsan setlap sounalng aaeran peneunuran rayobaclar blrTIaWang belatan
umurnnya kecil dari 100 0hrn.meter. Praduga sementara menunjukkan di
Payabadar masih terdapat air tanah. Untuk mengintepretasikan debit air tanah
Lapisan 5 729.17
290.00
729.17
tersebut maka dilakukan mapping dengan software Res2Div. Hasil mapping
No. Sounding
1 Sounding
2 Sounding
3 Sounding
4 Sounding
5 Sounding
6
dalam bentuk pseudosection untuk daerah pengukuran Payobadar Simawang
Lapisan 1 12.50 1 1 .OO 100.00 7.00 13.50 10.50
290.00 7.00
110.00 10.00 12.50 1 1 .OO
Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter) Resistivitas (9hm.m) Ketebalan (meter)
Selatan adalah seperti pada gambas 13.
Depth Heration 3 f?klS error = 5.7%
. - - .O 60.0 124 188 252 316 3813
Lapisan 2 3 1.25 55.00 50.00 17.50 40.00 47.25 15.08 17.00
330.00 20.00 3 1.25 55.00
Inverse Model Rwlilvty Sed~on m r m m m m o m m m
6.89 17.2 43.0 I YY 269 672 1651:1 1.77
Ees~stlvlty In ahtn tn Gambar 13. Kontur Pseudosection pada kawasan Payobadar Simawang
Selatan
Lapisan 3 20.83 55.00
200.00 53.50 14.20 33.63
290.00 27.00 220.00 60.00 50.84 55.00
Berdasarkan tabel 6 dan gambar 13 dapat diinterpretasikan bahwa debit
Lapisan 4 104.17 16.50 22.20
45.00
7.25 14.00
660.00
104.17 16.50
cukup besar. Survey juga terlihat bahwa pada lokasi ini masih ditemukan sumur
yang digunakan untuk minum penduduk setempat. Debit air sumur tersebut masih
dapat digunakan kebutuhan pengairan persawahan tetapi luas sawah yang dapat
diairi sudah jauh berkurang dari luas sawah yang sudah pernah dicetak penduduk.
Pada daerah ini sekarang terdapat tiga buah surnur sebagai sumber air mimurn
penduduk dan ternak. Debit aimya sangat berkurang pada saat musin kemarau
panjang. Air tanah yang terdapat di Payobadar ini berkemungkinan merupakan
satu jalur dengan air tanah yang terdapat di Ujung Rimbo. Stuktur batuan dasar
yang terdapat di Payobadar adalah batuan granit dengan kedalaman 45 meter,
batuan kuarsa pada kedalaman 45 - 100 meter, kemudian alluvium yang
mengandung air pada kedalaman lebih besar 100 meter.
7. Piliang Simawang Selatan
Di Piliang dilakukan pengukuran dengan arah jurus Utara-Selatan dan
Barat-laut. Topografi Piliang bergelombang dan merupakan perkebunnan serta
perumahan penduduk dan sebuah Talago yang telah kering. Respon resistivitas
semu pada Piliang Simawang Selatan seperti gambar 14.
-. -. - . -
Kurva Respon Resistivitas Piliang Sirnawng S l a t an
10000
I
--e So~nding 1 -m- Soundjng 2 -A- Sounding 3 ++ Soungd~ng 4 + Soundlng 5 - Sounding 6 1
Gambar 14. Kurva respon resistivitas di daerah pengukuran Piliang Simawang Selatan dengan 6 Sounding
Setelah setiap kurva-kurva gambar 8 diperoleh, kurva tersebut dipermulus
dengan metoda trendline, kemudian dicocokan dengan kurva respon standar
dengan metoda partial curve mathcing, sehingga diperoleh harga resistivitas
sesungguhnya seperti pada tabel 7.
Tabel 7. Resistivitas lapisan daerah pengukuran Piliang Simawang Selatan
No. Sounding
1 Sounding
2 Sounding
3 Sounding
4 Sounding
5 Sounding
6
Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter)
Resistivitas (0hm.m) Ketebalan (meter)
Lapisan 1 12.50 11.00 189.00 7.00
130.00 18.00 12.50 10.50
110.00 10.00 25.50 6.00
Lapisan 2 3 1.25 55.00 567.00 38.50 195.00 18.00 37.80 3 ; .50
330.00 20.00 214.50 26.00
Lapisan 3 25.83 75.00
2835.00 58.50 195.00 18.00 189.00 47.25 220.00 68.00 858.00 46.00
Lapisan 4 104.17 16.50
396.90
390.00
378.00
660.00 60.00
1287.00 12.00
Lapisan 5 729.17
220.00
5 148.00
Pada tabei 7, terlihat bahwa harga resistivitas di bawah titik pengukuran
umumnya lebih besar dari 100 0hm.meter. Praduga sementara menunjukan di
Piliang keberadaan air tanahnya sudah jauh di bawah permukaan atau sudah
hampir kering. Untuk mengintepretasikan debit air tanah tersebut maka dilakukan
mapping dengan software Res2Div. Hasil mapping dalam bentuk pseudosection
untuk daerah pengukuran Piliang Simawang Selatan adalah seperti pada gambar 15
Depth Iteration 3 RMS error = 8.5% .4.0 60.0 124 188 252 316 330 444 51
Inverse lvlodel Res~st~viy Tedm m n n m p p i r s l m m m m
0817 273 Y 03 303 101 337 1124 3747 Resistiiiy ~n 0hm.m Unl electrode
Gambar 15. Kontur Pseudosection kawasan Piliang Simawang Selatan
Berdasarkan tabel 7 dan gambar 15 dapat diinterpretasikan bahwa debit air
tanah hampir habis. Diduga kedalaman sudah mencapai 110 meter. Survey
lapangan memperlihatkan bahwa semua persawahan pada daerah ini sudah tidak
lagi berfungsi sebagai sawah. Talaga yang dulunya melnpunyai banyak air,
sekarang sudah hampir kering dan hanya dapat digunakan untuk sumber air minum
temak saja. Dari kurva di atas, juga dapat struktur lapisan batuan yang terdapat di
Piliang terdiri dari batuan kuarsa dengan kedalaman 75 meter, batuan basalt pada
kedalaman lebih besar dari 90 meter, disamping itu juga terlihat batuan marbel
pada kedalaman 40 - 80 meter.
Selanjutnya setelah kesemua kontur pseudosection, selanjutnya dibuat pola
sir tanah dengan menggunakan software surfer. Data yang digunakan untuk ini
adalah harga resistivitas sesungguhnya dan berserta kedalamannya. Hasil kontur
pola aliran air tanah Desa Simawang Selatan Singkarak Kabupaten Tanahdatar
adalah seperti gambar 16.
Gambar 16. Pola aliran air tanah desa Simawang Selatan Singkarak Kabupaten Tanahdatar Sumbar
Gambar 16 menunjukan bahwa pola aliran air tanah di Desa Simacvang
Selatan menyebar ke segala arah dengan debit ymg kecil. Sunggullpun
demikian masih terdapat arah aliran air tanah dengan debit besar yaitu yang
terdapat pada di Ujung Rimbo, kemudian menuju Payobadar, dan kemudian ke
Bancah. Diperkirakan bahwa air tanah inilah yang merupakan salah satu
sumber air yang muncul dipinggir danau Singkarak pada lokasi Mata-air.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa data telah diperoleh harga
resistivitas batuan dasar di Simawang Selatan berkisar antara 5.5 0hrn.meter
sampai dengan 5148 0hrn.meter. Apabila dicocokan dengan harga resistivitas
batuan beku dan batuan metamorphsa, harga resistivitas tersebut merupakan
harga resistivitas batuan granit, andesit dan basalt, diabase (Nabighian: 1987,
Loke:2000).
Pada Kepala Bolek dan Bolek ditemukakan permukaan ekuifer air tanah
pada daerah sangat dalam yaitu lebih dari 70 meter, walaupun masih ada air
tanah, tetapi debit sudah sangat kecil. Berdasarkan kontur pseudosection
diramalkan bahwa struktur lapisan batuan terdiri dari kuarsa dengan kedalaman
90 meter, batuan basalt pada kedalaman lebih besar dari 90 meter. Di Bolek
pada kedalaman 50 meter ditemukan kuarsa dan batuan basalt pada kedalaman
50 - 100 meter serta batuan granit pada kedalaman lebih dari 100 meter.
Pada lokasi Ujung Rimbo, Payobadar dan Bancah banyak ditemukan
harga resistivitas lapisan kecil dari 100 0hrn.meter. Hal ini menunjukan bahwa
pada ketiga daerah tersebut terdapat akuifer air tanah dengan debit cukup besar.
Debit air tanah di Ujung Rimbo masih besar dengan tinggi muka air tanahnya
berkisar antara 30 sampai dengan 55.4 meter. Stuktur batuan dasar ketiga daerah
ini terdiri dari batuan granit dengan kedalaman 40 - 90 meter, batuan kuarsa
pada kedalaman 40 - 120 meter, kemudian alluvium yang mengandung air pada
kedalarnan lebih besar 100 meter. Pada daerah Bancah dan Payobadar juga
ditemukan endapan lempung.
Pada lokasi Talago Lumbung dan Piliang harga resistivitas batuan dasar
umumnya lebih dari 100 Ohm.meter, ha1 ini menunjukan bahwa pada kedua daerah
ini muka air tanahnya sudah sangat dalam. Diduga kedalaman sudah melebhi 11 0
meter. Kondisi lapangan sekarang ini, Talago Lurnbung yang dulunya tempat
persedian air minum ternak dan irigasi persawahan, sekarang kering. Stuktur
batuan dasar yang terdapat di Bancah adalah batuan basalt dengan kedalarnan 110
meter. Batuan dasar penyusun daerah terdiri dari kuarsa pada kedalaman lebih
besar 1 10 meter, disamping batuan granit.
Berdasarkan peta kontur aliran air tanah diperoleh gambaran bahwa
pola aliran air tanah di Desa Simawang Selatan menyebar ke segala arah debit
yang kecil. Suiigguhpun demikian terdapat arah aliran yang besar debitnya
yaitu yang terdapat pada titik pengukuran Ujung Rimbo, kemudian menuju
Payobadar, dan kemudian ke Bancah. Dari vektor aliran terlihat bahwa air
tanah yang terdapat di Ujung Rimbo, Payobadar dan Bancah merupakan satu
jalur. Hal ini sesuai juga dengan strutur sesar yang terdapat di danau Singkarak
(Solihin : 1992).
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sesuai dengan tujuan penelitian yang direncanakan dan berdasarkan hasil
pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara keseluruhan harga resistivitas di titik pengukuran berkisar antara 5.5
samapai dengan 5140 0hrn.meter. Harga resistivitas terbesar terdapat di Piliang
dan terrendah ierdapat di Ujung Rimbo.
2. Berdasarkan kontur pseudosection dapat digerkirakan bahwa struktur lapisan
batuan yang terdapat di desa Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar
Sumbar terdiri dari batuan kuarsa, batuan basalt, batuan granit, alluvium yang
mengandung air, serta endapan lempung, batuan marbel. Kedalaman batuan
dasar tersebut mulai dari ke 30 meter atau lebih. Pada daerah Ujung Rimbo,
Bancah dan Payobadar, diinterpretasikan bahwa batuan beku tersebut
mengandung air tanah dengan volume cukup besar. Tinggi muka air tanah
tersebut dengan kedalaman lebih dari 50 meter.
3. Pola aliran air tanah di desa Simawang Selatan menyebar ke segala arah dengan
debit yang kecil. Sungguhpun demikian terdapat arah aliran yang besar debitnya
yaitu pada titik pengukuran Ujung Rimbo, kemudian menuju Payobadar, dan
kemudian ke Bancah. Diperi.lrakan bahwa air tanah lnerupakan salah satu
sumber air yang muncul dipinggir danau Singkarak pada lokasi Mata-air.
4. Kedalaman akuifer air tanah desa Simawang Selatan Singkarak Kabupaten
Tanahdatar lebih dari 50 meter. Akuifer terdangkal dengan volume terbesar
terdapat pada kawasan Ujung Rimbo dan Bancah Simawang Selatan dengan
kedalama;~ 50 meter, sedangkan akuifer yang terdalam terdapat di Piliang,
dengan kedalaman kbih dari 1 10 meter.
B. Saran
Berdasarkan kondisi desa Simawang Selatan Singkarak kabupaten
Tanahdatar saat, dan berdasarkan hasil penelitian dimana debit air tanah daerah ini
sudah sangat mengecil, untuk itu disarankan hal-ha1 sebagai berikut:
1. Pada kawasan Ujung Rimbo atau pada kawasan Bancah dapat dibangun Sumur
bor untuk kebutuhan air bersih penduduk setempat. Oleh karena aliran Bancah
sama dengan Ujung Rimbo adalah sama dengan debit yang tidak terlalu besar,
maka sebaiknya sumur bor dibangun di Ujung Rimbo Simawang Selatan
2. Sehubungan dengan muka air tanah desa Simawang Selatan sudah mencapai
kondisi yang sangat mengkuatir, sebaikiiya dicarikan tanaman reboisasi yang
dapat menahan laju pergerakan air tanah pada saat musim hujan.
3. Hendak pemerintah daerah dapar mencarikan sumber air untuk kebutuhan
kebutuhan penduduk, agar masyarakat Simawang tidak terlalu banyak yang
merantau ke kota.
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Budi S., Komang, A, 2000, Analisis Empiris IIubungan Antara Gradien Hidrolik dan Nilai Tahanan Jenis Suntu Lapisan Bannran Berdasarkan Hasil Pengukuran Model Fisika dengan Metoda Geofisika Tahanan Jenis, Proding Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), PIT ke -23, Bandung, hal. 91- 95
Chapmen, M.J., Thomas, J.G., and Todd, T.W., 2000, Geology and Ground-Water Resources of the Lawrenceville Area, Georgia, U.S Geological Survey Water Resources Inverstigation Report 98-4233.
Delimon, RM., Wirasantosa, S., Sunardi dan Sudrajat, Y., 1994, Pengukuran Geolistrik dan G a y Berat &lam Ehplorasi Ekifer Pembawa Air Tanah &lam Dclerah Sertgkol dan Sebtarnya, Prosiding Hasil-hasil Penelitian Puslitbang Geoteknologi-LIPI, Bandung, Vol., hal452 - 463
Distrik, I W. dan Umar, F.,2000, Pemodelan Geolistrik untuk Lapisan Miring, Proding Himpunan Ahli Geofisika Indonesia, PIT ke -23, Bandung, hal. 74 - 78
Kalrniwan, P.A., Sismanto dan Suparwoto, 2000, Penyelidikan Keberadaan Mata Air Panas fiakal, Desa Krakal. Kec. Alian, Kab.Kebumen, Jawa Tengah dengan Metoda Resistivitas, Proding Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), PIT ke -23, Bandung, hal. 42 - 48
Loke. H.M. , 2000, Electrical Imaging Surveys for Environmental and Engineering Studies. email:[email protected], [email protected]
MacFarlane, P. A., and Whitternore, D.0, Doveton, J.H., 2000, Informarion Resources for Ground-Water E~loration in the Dakota Aquver, Kansas Geological Survey, Public Information Circuler.
Natawijaya, D.H., dan Yuga, K., 1995, Gempa Bumi Tekronik h e r a h Bubt Tinggi Mtlaralabuh: Hubungan Segmentasi Sesar Akrj f dengan Gempa Bumi tahzrn 1926 & 1943, Prosiding Hasil Penelitian Puslitbang Geoteicnologi LIPI. Bandung
Ocviani, A M., Imam, S., Eddy, H., 2000, Pengolahan Dara Resistivitas Mapping Menggumkan Program Probabilitas Tomograji. Proding Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), PIT ke -23, Bandung, hal. 49 - 56
Reynolds, J.M., 1997, An Introduction to Applied and Environmental Geophysics, John Wiley & Sons, Singapore.
Skinner, B.J., Stephen, C.P, 1987. Physical Geologv, Jhon Wiley & Sons, New York Soebowo, E., Suparyanto, I.H., dan Hartanto. P.: 1998, Tantanan Lnpisan Akfer
Berddsarkan Lkta Tahanan drcnis di Aerah Aliran Sungai Siherur. P7rlau Siberut, Sumatera Barat. Proding Iiimpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), PIT ke -23, Yogyakarta, hal. 102 - 1 10.
Solllun, Agus, Iing Kusnadi, Wawan Irawan, Rudi D Hadisusanto, 1992, Loporan Pemetaan Geologi G. Marapi Sumatera Barat, Dapartemen Pertambangan dan Energi Dirjen Geologi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Vulkanologi.
Telford, W.M., Geldart, L. P., Sheriff, RE., Keys, D. A, 1978, Applied Geophysics, Cambridge University Press, Cambridge.
Larnpiran 1. Biodata Xetua Peneliti
Nama Lengkap N I P Tempamanggal 1ahirIUmur : Jenis KelarninIAgama Pangkat/Golongan Jabatan Fakultas/Jurusan Bidang Kajian Universitas/Institut Alamat Kantor
Alamat Rumah
Drs. A k m a m, M.Si 131 669 070 Simawang, Tanah Datar, 26-05-1963 Laki-laki Pembina / IV. a Lektor Kepala FMIPA / Fisika Fisika Universitas Negeri Padang J1. Hamka Air Tawar Padang, SUMBAR Telp.(0751) 52958 (FMIPA), 5 1260,57420. Pes. 273 FAX (075 1) 55628 UNP Kompleks Perumahan Lubuk Gading IV B.35 Lubuk Buaya Koto Tangah Padang. HP 08126735033
Riwayat Pendidikan
Pengalaman Penelitian.
Pendidikan SD Negeri 4
SMP Negeri 2 SMA Negeri
S-1 S-2
1. Akmam, Peranan Komputer dalam Pengembangan Ilmu daii Pembelajaran Fisika, Buletin Pembelajaran, Universitas Negeri Padang, 2000
2. Akmam, Nurhayati, Menentukan Tingkat Absorbtivitas (Keserqan) Thermal Batuan Beky Jurusan Fisika FMIPA UNP 1999
Kota Simawang, Tanah Datar
P. Panjang P.Panjang
IMP Padang ITB Bandung
3. Hamdi, Akmam, Wulan, Ratna, Analisis Perubahan Bentuk Kurva Nsterisis dan Kurva Magnetisasi dari Bahan Ferromagnetik Akibat Perlakcan Tegangan Mekanik, Jurusan Fisika FMIPA UNP 1998
4. Akmam. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan Geofisika, Buletin IMP Padang, 1998
Tahun Lulus 1975 1979 1982 1986 1 997
5. Akmam, Pemodelan Pernisahan Gelombang-S (Shear Wave) dengan Lapism hisotropi Tipis, Jurusan Fisika FMIPA UNP, SPPIDPP 1997.
Bidang Studi Berijazah Berijazah Berijazah
Pendd. Fisika Fisika
6. Akmam, Inversi Satu-dimensi Data Magnetotellurik, Memodifikasi Inversi Occam dengan menggunakan Pemotongan Nilai Singuler, Thesis S-2 Jurusan Fisika FMIPA ITB Bandung, 1997.
7. Akmam, Sutamo, D, Pemodelan Inversi Satu-dimensi Data Magnetotellurik, Memodifikasi Inversi Occam dengan menggunakan Pemotongan Nilai Singuler, Kontribusi Fisika Indonesia, Jurusan Fisika FMIPA ITB Bandung, 1997.
8. Akmam, Ibnu Suud, Arnran Hasra, Keterarnpilan Mengajar Gum Fisika dalam Kegiatan Belajar Mengajar di SMU Negeri Kota Padang, FORUM Pendidikan Universitas Negeri Padang No.03 Tahun 26 Edisi Mai 2001.
9. Akmam, Penentuan Parameter Elastisitas Batuan Beku dan Aspek Geofisikanya Menggunakan Instrumen Sonic Viewer, Laporan Penelitian UNP, 2002
10. Akmam, Pemodelan Respon Struktur Bumi Berlapis Tipis dengan Metoda Inversi Data Magnetotellurik, Seminar Nasional Sernirata MIPA RKS Barat Pelembang, Juni 2003.
Padang, Oktober 2003
Drs. Akmam, M. Si
Lampiran 2 : Biodata Anggota Pcneliti
1. Nama Lengkap : Dr; . Asrizal, M. Si 2. Umur / Kelarnin / Agama : 35Th / laki-Laki / Islam 3. Alamat : Jln. Bakti ABRI No. 34 B Batang Kabung 4. PangkatIGolongan . : Penata / 111 d 5. Jabatan Pokok : Staf Pengajar Jurusan Pendd. Fisika 6. Kesatuan/ Jawatan Dinas /
Perguruan Tinggi : FMU'A Univeritas Negeri Padang 7. Alamat Kantor : an . Prof. Dr. Hamka Air Tawar 8. Riwayat Pendidikan
( Dalam dan Luar )
9. kwayat Peke rjaan / Jabatan
Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. IMP
5. IKTP
6. ITB
10. Pengalaman Penelitian
a Pemodelan dari Resonant Turnding Hot Electron Transistor (RHET)
Menggunakan Struktur Tripel Bamer.
b. Analisis Karakteristik Dari Pemodelan Resonant Tunneling Dioda Dengan
Menggunakan Pendekatan WKB
c. Program Komputasi Numenk Untuk Menghitung Persarnaan
Clausius-Clapeyron.
Tempat
Pd. Panjang
Pd. Panjang
Pd. Panjang
Padang
Padang
Bandung
Jabatan
1. Asisten Ahli Madya
2. Asisten Ahli
3. Lektor muda
Tempat
IKIP Padang
Tahun Titel / Ijazah
Berijazah
Berijazah
Berijazah
Diploma
Sarjana
Master
(M. Si )
Dari
1974
1980
1983
1986
1989
1 992
Bidang Spesialisasi
Pendd. Fisika
Pendd. Fisika
Fisika Murni
Sampai
1 980
1983
1986
1989
1991
1995
Gdongan
III a
111 b
111 c
Tahun
Dari
1-3-1 997
1 -4-1 997
1-4-1 999
Sarnpai
1-4-1 997
1-4-1 999
sekarang
d. Analisis Isyarat Keluaran Pada Verifikasi dan Pengembangan Disain Serta
Simulsi Dari Penguat Sinyal Kecil
e. h d i s i s Perbandingan Penentuan Kapasitansi Suatu Kapasitor Antara Metoda
Digital Menggunakan Timer IC 555 Dengan Metoda Konvensional Sistem
Jembatan dan Pengem bangan Pada Alat Ukur Kapasitansimeter
f. Analisis dan Disain Rangkaian Menggunakan Op-Amp IC Dalam Rangka
Pengembangan Topik-Topik Praktikurn di Laboratoriurn Elektronika
g. Analisis Penentuan Kapasitansi Kapasitor Melalui Pembacaan Digital Dari
sistem Generator Gelombang Persegi Menggunakan Op-Amp 741 Dan
Multivibrator Astabil Menggunakan IC 555
h. Analisis dan Disain Sistim Kontrol Temperatur Menggunakan Sensor Termistor
Untuk Pemvlfaatan Transfer Air Panas Pada Suatu Level Tertentu.
i. Analisis Karakteristik Dari Sistem Generator Fungsi Menggunakan Rangkaian
Terintegrasi Monolit ICL 8038
Padang, Oktober 2003
Drs. Asrizal, M.Si
Garnbar 17 : Instrumen Resistivitimeter yanz Digunakan pada Eksplorasi Pur Tanah di Desa Simakvang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar Sumbar
Gambar 18 : Instrumen Resistivitirneter Beserta Perlengkapannya Digunakan pada Eksplorasi Air Tanah di Desa Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar Sumbar '
I
Lampiran 4
Garnbar 19 : Lokasi Pengumpulan Data di Kepala Bolek Simawang Selatan Sin,okz&. kabupaten Tanahdatar Sumbar dengan &ah Jurus Barat-Timur dan Tim Eksplorasi
Garnbar 20: Lokasi Pengurnpulan Data di Bolek Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar Sumbar dengan Arah Jurus Barat-Timur dan Tim Saat Findah Sounding Point
Garnbar 21 : Lokasi Pengumpulan Data di Talago 1,umbung Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar Surnbar dengan Arah Jurus Timur-Laut dan Barat Daya dan Anak Gernbala sebagai Petunjuk Jalan
Gambar 22: Saat Perintangan Kabel untuk Elektroda di Ujung Rimbo Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar Sumbar dengan Arah Jurus Barat-Timur dan Tim Saat Findah Sounding Point
Garnbar 23 : Lokasi Pengumpulan Data di Bancah Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar Sumbar dengan Arah Jurus Utara-Selatar. dan Tim Eksplorasi sedang Melepaskan Lelah setelah Sholat Zuhur.
Garnbar 24: Lokasi Pengumpulan Data di Piliang Simawang Selatan Singkarak kabupaten Tanahdatar Sumbar dengm Arah Jurus Utara-Selatan