2017Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | i
LAPORAN KINERJA
DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI
2017
DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YME DAN TRADISI
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas berkat dan rahmat-Nya
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi dapat menyelesaikan
Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2017 dengan tepat waktu. Sebagaimana telah
tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri
PAN-RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Perjanjian Kinerja, Laporan Kinerja, dan
Reviu Laporan Kinerja semuanya telah mengamanatkan kepada instansi pemerintah
untuk menyusun laporan akuntabilitas kinerja (LAKIP) sebagai bentuk pertanggung
jawaban pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Laporan kinerja ini menyajikan informasi tingkat ketercapaian antara target dan
capaian kinerja yang telah diraih oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Tradisi seperti tertuang dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Tradisi tahun 2017. Laporan ini juga dilengkapi dengan analisis
pencapaian indikator kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Pada tahun 2017 ini Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi, telah
menetapkan 5 (lima) sasaran strategis dengan 8 (delapan) indikator kinerja. Untuk
mencapai target tersebut dilaksanakan melalui program atau kegiatan yang ada di
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi. Adapun kinerja yang telah
berhasil dicapai oleh direktorat dapat dilihat dari tingkat capaian IKU program yang
rata-rata mencapai 100%. Semua ini dapat diraih dengan adanya dukungan dari
semua pihak yang terlibat dalam program kerja direktorat. Secara umum Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi telah berhasil merealisasikan target
kinerja yang ditetapkan dalam perencanaan kinerja. Meskipun demikian masih banyak
permasalahan bidang kepercayaan dan tradisi yang perlu diselesaikan di tahun-tahun
mendatang. Permasalahan tersebut diantaranya menyangkut komunitas adat,
penghayat kepercayaan, dan pelaku tradisi yang masih harus mendapat perhatian.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | iii
Kita menyadari bahwa selama tahun 2017 ini pelaksanaan kegiatan belum dapat
berjalan dengan sempurna sepenuhnya karena hambatan dan tantangan dalam
pelaksanaan didalamnya. Terdapat sedikit kendala atau kerikil kecil yang ditemui baik
yang berasal dari unsur eksternal maupun internal muncul dalam pelaksanaan
program sehingga menyebabkan beberapa kegiatan mengalami sedikit kendala.
Namun berbagai hambatan tersebut dapat diatasi dengan baik melalui kerja keras
serta dukungan dari seluruh pegawai dan para pemangku kepentingan yang terlibat
dalam ekosistem kepercayaan dan tradisi. Kendala atau kekurangan dalam
pelaksanaan program kegiatan tahun ini akan menjadi pelajaran berharga bagi
direktorat sebagai bahan evaluasi untuk bekerja dengan lebih baik di tahun yang akan
datang.
Melalui laporan LAKIP ini diharapkan dapat memberikan gambaran objektif tentang
kinerja Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi selama tahun 2017.
Semoga laporan kinerja ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi perencanaan
program dan anggaran, serta perumusan kebijakan bidang kebudayaan khususnya
kepercayaan dan tradisi di tahun mendatang. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan LAKIP tahun
2017 ini.
Jakarta, Januari 2018
Direktur Kepercayaan Terhadap
Tuhan YME dan Tradisi
Dra. Sri Hartini, M.Si
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar isi ………………………………………………………………………………… iv
Ikhtisar Eksekutif ……………………………………………………………………….. v
BAB I Pendahuluan ............................................................................................. 1
Gambaran Umum ......................................................................................... 1
Permasalahan ................................................................................................ 7
BAB II Perencanaan Kinerja …………………………………………………………… 8
BAB III Akuntabilitas Kinerja …………………………………………………………. 13
Capaian Kinerja ............................................................................................ 13
Realisasi Anggaran ........................................................................................ 68
BAB IV Penutup ……………………………………………………………………….. 72
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | v
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Tahun 2017 Direktorat Kepercayaan Terhadap
Tuhan YME dan Tradisi disusun dalam rangka memenuhi kewajiban atas mandat yang
diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan kinerja ini
juga memberikan informasi tingkat pencapaian sasaran strategis beserta indikator
kinerjanya sebagaimana ditetapkan Perjanjian Kinerja Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi tahun 2017.
Sebelumnya Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi telah
menyusun rencana kinerja tahunan yang berisi rencana program dan kegiatan yang
akan dilaksanakan dalam satu tahun serta target indikator kinerja hasil (outcome) dan
keluaran (output). Sesuai pengukuran kinerja dari sebanyak 8 (delapan) Indikator
Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis. Jika
dilihat dari realisasi kinerjanya dari delapan indikator tersebut semuanya capaian
kinerjanya sangat baik (85%≤capaian<100%) karena mampu mencapai target 100%.
Namun jika dilihat dari serapan anggarannya dari delapan indikator tersebut sebanyak
6 IKSS (75%) capaian kinerjanya sangat baik (85%≤capaian<100%) dan 2 IKSS
(25%) capaian kinerjnaya baik (70%<capaian<85%). Adapun rincian pencapaian
IKSSnya adalah sebagai berikut:
O Sangat baik O Baik
capaian IKSS berdasarkan kinerja dan anggaran
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | vi
Adapun anggaran Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi untuk
tahun 2017 adalah sebesar Rp 88.932.301.000,- (delapan puluh delapan milyar
sembilan ratus tiga puluh dua juta tiga ratus satu ribu rupiah). Capaian kinerja
keuangannya dapat dikategorikan sangat baik (85%≤capaian<100%) dengan jumlah
serapan Rp 82.681.636.273,- atau sebesar 92,97%.
Dalam upaya pencapaian indikator kinerja dijumpai beberapa permasalahan dan
kendala yang dihadapi, antara lain : (1) kebijakan efisiensi di tengah tahun anggaran,
(2) kurangnya data komunitas adat dan pelaku tradisi, (3) kurangnya koordinasi dan
perhatian dari SKPD di bidang kepercayaan dan tradisi. Beberapa permasalahan
tersebut telah coba diselesaikan dengan melibatkan berbagai pihak baik pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat. Dengan dukungan dari semua pihak tersebut
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan kepercayaan dan tradisi, serta dapat
melaksanakan program kegiatan dengan lebih efektif dan akuntabel, sehingga visi dan
misi yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 1
BAB I
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM
Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan
keanekaragaman budaya yang dimilikinya. Hal ini merupakan potensi besar yang
dimiliki oleh Indonesia karena tidak semua negara memiliki potensi budaya yang
sebesar ini. Keragaman kebudayaan yang dimiliki ini salah satunya mencakup religi
atau kepercayaan dan tradisi yang ada di masyarakat. Sesuai dengan amanat Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 pasal 32 agar Negara memajukan
kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan memelihara bahasa
daerah sebagai kekayaan budaya nasional maka dibentuklah Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan yang didalamnya ada Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Tradisi.
Awal mula atau sejarah Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
sendiri adalah sebagai berikut:
o 1975 berdasarkan instruksi Menteri Agama Nomor 13 tahun 1975, Pembinaan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang maha Esa pada awalnya berada di bawah
kewenangan Departemen Agama dan berada pada bagian Pengawasan Aliran
Kerokhanian di Sekretariat Kantor Wilayah Departemen Agama. Berdasarkan
instruksi Menteri Agama Nomor 13 tahun 1975 dialihkan pada Sub Bagian Umum
dan Tata Usaha yang diserahi tugas oleh kepala kantor dalam menyelenggarakan
tugas pengawasan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
o 1978 Berdasarkan GBHN 1978 Kepercayaan terhadap Tuhan YME dinyatakan
bukan sebagai agama melainkan bagian dari kebudayaan. GBHN 1978 tersebut
menjadi landasan bahwa Pengawasan atau Pembinaan Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa tidak lagi berada di Departemen Agama dan dikuatkan
dengan Instruksi Menteri Agama Nomor 4 tahun 1978 tanggal 11 April 1978
tentang kebijakan mengenai aliran-aliran kepercayaan tidak lagi menjadi urusan
seluruh jajaran di Departemen Agama. Mengacu pada Pidato Kenegaraan Presiden
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 2
tanggal 16 Agustus 1978 di depan Sidang MPR yang menyatakan bahwa
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa merupakan bagian dari kekayaan
kebudayaan maka nomenklatur yang berwenang untuk melakukan pembinaan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1978 tanggal 31 Agustus 1978 di
lingkup Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ditambahkan satu wadah baru di
Direktorat Jenderal Kebudayaan yaitu Direktorat Pembinaan Penghayatan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Direktorat baru ini selanjutnya
berdasarkan Keppres No. 40 tahun 1978 diubah menjadi Direktorat Pembinaan
Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
o 1999 Pada tahun 1999, terjadi perubahan nomenklatur di Departemen Pendidikan
Nasional yang membawa perubahan pada penempatan bidang Penghayat
Kepercayaan di bawah tanggung jawab Direktorat Nilai Budaya, Direktorat
Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan Nasional.
o 2001 Pada tahun 2001, unit Kebudayaan yang semula berada dalam Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan termasuk kedua direktorat itu direstrukturisasi
digabung ke dalam Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Pada tahun 2002
pelayanan bidang Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dilaksanakan oleh Direktorat Tradisi dan Kepercayaan, Badan Pengembangan
Pariwisata. Kemudian Departemen Kebudayaan dan Pariwisata berubah
nomenklatur menjadi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dengan tugas dan
fungsi merumuskan kebijakan. Dalam pelaksanaan operasionalnya berada di bawah
Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata.
o 2003 Pada tahun 2003 Urusan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
berada di bawah Asisten Deputi Urusan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, Deputi Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan, Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata.
o 2006 Pada tahun 2006 terjadi perubahan nomenklatur pada Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata sehingga pelayanan bidang Kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa ditangani oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 3
Yang Maha Esa. Direktorat ini berada di bawah Direktorat Jenderal Nilai Budaya
Seni dan Film, Kementerian kebudayaan dan Pariwisata.
o 2012 Pada tahun 2012, terjadi perubahan nomenklatur yang berdampak pada
bidang kebudayaan yang direintegrasikan ke dalam Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Perubahan itu membawa konsekuensi perubahan kelembagaan, yaitu
penggabungan dua direktorat menjadi Direktorat Pembinaan Kepercayaan
Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi, satuan kerja Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan ini
menunjukkan terjadinya perubahan paradigma pemerintah yang menempatkan
fungsi sebagai pelayanan dalam pelestarian kebudayaan yang menjadikan
kebudayaan sebagai arus utama dalam pembangunan pendidikan di Indonesia.
Pendidikan sejatinya adalah proses pembudayaan yang dilembagakan dalam
pranata keluarga, masyarakat, dan sekolah. Keluarga sebagai lembaga pendidikan
pertama dan utama.
o 2015 Pada tahun 2015, Direktorat Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan Tradisi berubah menjadi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan Tradisi yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan ini diikuti
dengan perubahan nomenklatur pada eselon II atau level Subdirektorat.
Sesuai dengan nama direktoratnya maka arah kebijakan Direktorat Kepercayaan
Terhadap Tuhan YME dan Tradisi harus memperhatikan dua objek utama yaitu: (1)
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan (2) Tradisi. Kepercayaan terhadap Tuhan YME
sendiri adalah pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan YME
berdasarkan keyakinan yang diwujudkan dengan perilaku ketaqwaan terhadap Tuhan
YME serta pengamalan budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan lokal
bangsa Indonesia. Sedangkan pelestarian tradisi adalah perlindungan, pengembangan,
dan pemanfaatan sebagai upaya untuk mempertahankan nilai-nilai budaya dan adat
istiadat masyarakat pendukungnya.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 tugas Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi adalah melaksanakan penyiapan
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 4
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang kepercayaan terhadap Tuhan yang
Maha Esa dan Tradisi. Direktorat ini menyelenggarakan fungsi: (l) penyiapan
perumusan kebijakan di bidang kepercayaan, komunitas adat, pengetahuan dan
ekspresi budaya tradisional, dokumentasi, dan pembinaan tenaga kepercayaan dan
tradisi, (2) koordinasi dan pelaksanaan kebijakan di bidang kepercayaan, komunitas
adat, pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional, dokumentasi, dan pembinaan
tenaga kepercayaan dan tradisi, (3) pembinaan dan pelestarian tradisi, (4) pembinaan
dan pengembangan tenaga kepercayaan dan tradisi, (5) pembinaan komunitas
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, (6) penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria di bidang kepercayaan, komunitas adat, pengetahuan dan
ekspresi budaya tradisional, serta pembinaan tenaga kepercayaan dan tradisi, (7)
pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kepercayaan, komunitas adat,
pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional, dan pembinaan tenaga kepercayaan
dan tradisi, (8) pelaksanaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta masyarakat di
bidang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, (9) pelaksanaan dokumentasi di
bidang kepercayaan, komunitas adat, pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional,
dan pembinaan tenaga kepercayaan dan tradisi, (l0) pelaksanaan evaluasi dan laporan
di bidang kepercayaan, komunitas adat, pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional,
dan pembinaan tenaga kepercayaan dan tradisi, serta (ll) administrasi Direktorat.
Program kegiatan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi
difokuskan kepada pelestarian kebudayaan yang kemudian diwujudkan dalam
beberapa indikator kinerja/output dengan target yang harus dicapai.
Dalam organisasinya Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
dipimpin oleh seorang Direktur yang merupakan pejabat eselon II. Dalam
pelaksanaan kegiatan direktorat, Direktur dibantu oleh 5 (lima) Kepala Sub Direktorat
(kasubdit) yang membawahi masing-masing dua Kepala Seksi (kasi) dan ada satu
Kasubbag Tata Usaha. Saat ini struktur organisasi Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Tradisi terdiri dari:
1. Subdirektorat Program, Evaluasi, dan Dokumentasi
2. Subdirektorat Kepercayaan;
3. Subdirektorat Komunitas Adat;
4. Subdirektorat Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Tradisional;
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 5
5. Subdirektorat Pembinaan Tenaga Kepercayaan dan Tradisi dan
6. Subbagian Tata Usaha
Dalam setiap Sub Direktorat, kasubdit dibantu oleh 2 (dua) orang kepala seksi yang
juga merupakan atasan langsung dari para staf yang ada di subditnya masing-masing.
Adapun seksi-seksi yang ada di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Tradisi adalah:
1. Seksi Program dan Evaluasi;
2. Seksi Dokumentasi;
3. Seksi Kelembagaan;
4. Seksi Pemberdayaan Kepercayaan;
5. Seksi Pranata Sosial;
6. Seksi Lingkungan Budaya;
7. Seksi Pengetahuan Tradisional;
8. Seksi Ekspresi Budaya Tradisional;
9. Seksi Standarisasi;
10. Seksi Pengembangan.
Berikut struktur organisasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
sesuai Permendikbud Nomor 11 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:
Struktur organisasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 6
Mengacu pada sasaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
Tahun 2005-2025, RPJMN III, visi misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
dan visi misi Direktorat Jenderal Kebudayaan. Rencana Strategis Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi untuk tahun 2015-2019 telah
ditetapkan visi dan misi direktorat yaitu:
VISI
“Terbentuknya Insan dan Ekosistem Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa Dan Tradisi Yang Berkarakter dengan Berlandaskan Gotong Royong”.
Sebagai upaya mencapai visi yang ditetapkan tersebut, Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi menjalankan 6 (enam) misi yaitu:
MISI
M1 Mewujudkan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi
yang berkarakter, kuat, dan tangguh
M2 Mewujudkan pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan YME yang
berkelanjutan
M3 Mewujudkan pelestarian pengetahuan dan ekspresi budaya tradisional
yang berkelanjutan
M4 Mewujudkan pemberdayaan komunitas adat yang bekesinambungan
M5 Mewujudkan pelindungan kepada penghayat kepercayaan, komunitas adat
dan tradisi
M6 Mewujudkan penguatan tata kelola sumber daya manusia bidang
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi serta peningkatan efektivitas
birokrasi
Adapun tujuan strategis yang akan dicapai selama lima tahun ke depan sebanyak 6
(enam) tujuan strategis, yaitu:
1. Peningkatan kapasitas dan peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan tradisi dalam melestarikan kebudayaan;
2. Peningkatan kapasitas dan peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan tradisi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara;
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 7
3. Peningkatan kapasitas dan peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan tradisi dalam pelestarian pengetahuan dan ekspresi budaya;
4. Peningkatan pelestarian komunitas adat;
5. Peningkatan pelayanan pelindungan kepada penghayat kepercayaan terhadap
Tuhan YME, komunitas adat dan tradisi;
6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola budaya bidang kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan tradisi.
Guna mencapai tujuan strategis yang ditetapkan tersebut, Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi menjalankan program pelestarian budaya khususnya
pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi.
PERMASALAHAN
Sebagai upaya membentuk insan dan ekosistem kebudayaan khususnya kepercayaan
dan tardisi maka permasalahan-permasalahan mengenai kepercayaan dan tradisi harus
dapat diselesaikan dengan baik. Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Tradisi sendiri telah mengidentifikasi pemasalahan-permasalahan yang dihadapi.
Berikut adalah identifikasi permasalahan yang dihadapi dalam tahun 2017 di bidang
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi:
1. Kurangnya data komunitas adat khususnya mengenai lokus atau persebaran
komunitas adat di Indonesia;
2. Belum optimalnya pendataan peserta didik penghayat kepercayaan, hal ini
berkaitan dengan terbitnya Permendikbud nomor 27 tahun 2016 tentang Layanan
Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME pada satuan pendidikan;
3. Kurangnya data mengenai pelaku tradisi sehingga sasaran program/kegiatan bagi
pelaku tradisi belum optimal;
4. Kurangnya data desa adat dan komunitas budaya khususnya mengenai lokus atau
persebarannya, hal ini berkaitan dengan program bantuan pemerintah Revitalisasi
Desa Adat dan Fasilitasi Komunitas Budaya dimana jika data telah memadai maka
direktorat akan lebih mudah untuk menentukan sasaran atau lokus penerima
bantuan tanpa harus menunggu proposal yang masuk;
5. koordinasi dan perhatian dari SKPD di daerah khususnya di bidang kepercayaan
dan tradisi belum optimal.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 8
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Mengacu pada rencana strategis tahun 2015-2019, Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Tradisi kemudian membuat perjanjian kinerja yang menyajikan
target-target kinerja yang akan dicapai selama tahun 2017. Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan atau kegagalan, setiap target kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian
kinerja tersebut dilakukan pengukuran kinerja secara periodik dan pada akhir tahun
capaian kinerjanya disajikan dalam laporan kinerja tahunan.
Guna membiayai pencapaian target kinerja tahun 2017, Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi pada awalnya memperoleh pagu anggaran sebesar
Rp 156.933.176.000,- (seratus lima puluh enam milyar sembilan ratus tiga puluh tiga
juta seratus tujuh puluh enam ribu rupiah) namun setelah adanya blokir dan efisiensi,
anggaran total pagunya menjadi sebesar Rp 88.932.301.000,- (delapan puluh delapan
milyar sembilan ratus tiga puluh dua juta tiga ratus satu ribu rupiah). Pagu anggaran
tersebut dialokasikan pada 8 (delapan) indikator/output yang alokasi anggaran untuk
masing-masingnya adalah sebagai berikut:
No Indikator/Output Program Anggaran
1 Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Kepercayaan dan Tradisi yang
Terdokumentasi
5.872.381.000
2 Event Internalisasi Nilai-Nilai Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Tradisi
9.388.094.000
3
Desa-Desa Adat yang Direvitalisasi 33.185.201.000
4
Komunitas Budaya yang Difasilitasi 25.905.074.000
5 Tenaga Bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yang
ditingkatkan Kompetensinya
5.265.869.000
6
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 1.705.682.000
7
Layanan Internal (Overhead) 510.000.000
8
Layanan Perkantoran 7.100.000.000
Total
88.932.301.000
alokasi anggaran per output
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 9
Alokasi anggaran sebesar tersebut di atas dialokasikan untuk merealisasikan sasaran
strategis dengan indikator kinerja yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja (PK)
antara Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi dengan Direktur
Jenderal Kebudayaan. Dikarenakan perjanjian kinerja dilakukan pada awal tahun
anggaran maka target dan alokasi anggaran yang tercantum dalam perjanjian kinerja
adalah target dan alokasi sesuai perencanaan tahap awal. Dalam perjalanannya target
dan alokasi yang tercantum dalam perjanjian kinerja mengalami penyesuaian karena
adanya blokir dan kebijakan efisiensi anggaran. Adapun perjanjian kinerja Direktur
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi tahun 2017 adalah sebagai berikut:
Sasaran Srategis Indikator Kinerja
Target 2017
Anggaran Target
Kinerja
SK.8.5184.1 Penguatan lembaga adat
(pemberdayaan masyarakat adat
dan komunitas budaya)
1
Jumlah komunitas
budaya yang difasilitasi
Komunitas budaya
yang difasilitasi
250
Komunitas
Budaya
38.929.288.000
SK.8.5184.2 Penguatan lembaga adat
(pemberdayaan masyarakat adat
dan komunitas budaya)
1 Jumlah desa adat yang
direvitalisasi
Desa adat yang
direvitalisasi
140
Desa Adat
70.000.000.000
SK.8.5184.3 Perlindungan, pengembangan dan
aktualisasi nilai dan tradisi dalam
rangka memperkaya dan
memperkukuh khasanah budaya
bangsa
1 Pengetahuan dan
Ekspresi Budaya
Kepercayaan dan Tradisi
yang terdokumentasi
Pengetahuan dan
ekspresi budaya
kepercayaan dan
tradisi yang
terdokumentasi
40
Naskah
9.348.994.000
SK.8.5184.4 Peningkatan peran lembaga
keluarga, lembaga adat dan
pendidikan dalam internalisasi nilai-
nilai luhur budaya bangsa
1 Jumlah event
internalisasi nilai-nilai
kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan tradisi
Event internalisasi
nilai-nilai kepercayaan
terhadap Tuhan YME
dan tradisi
29
Event
20.184.894.000
SK.8.5184.5 Peningkatan sumber daya manusia
kebudayaan bidang kepercayaan
dan tradisi
1 Jumlah tenaga bidang
kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan tradisi
yang ditingkatkan
kompetensinya
Tenaga bidang
kepercayaan terhadap
1.081
Orang
7.000.000.000
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 10
Tuhan YME dan
tradisi yang
ditingkatkan
kompetensinya
SK.8.5184.6 Layanan Pembinaan Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi
1 Jumlah Layanan
Pembinaan Kepercayaan
terhadap Tuhan YME
dan Tradisi
Layanan Dukungan
Manajemen Eselon I
Layanan Internal
(overhead)
Layanan Perkantoran
1
Layanan
11.470.000.000
Perjanjian Kinerja tahun 2017
Adapun rencana kinerja tahunan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Tradisi antara rencana awal dan perubahannya secara lengkap terlihat dalam tabel di
bawah ini. Dikarenakan adanya blokir dan kebijakan efisiensi anggaran maka ada
beberapa program kegiatan yang mengalami pengurangan target bahkan ada yang
tidak jadi dilaksanakan atau direalisasikan. Adapun gambaran perubahannya adalah
sebagai berikut:
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Awal
Target
Perubahan
1
Perlindungan,
pengembangan dan
aktualisasi nilai dan
tradisi dalam rangka
memperkaya dan
memperkukuh khasanah
budaya bangsa
Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Kepercayaan
dan Tradisi yang Terdokumentasi
40
Dokumen
32
Dokumen
1 Penyusunan Analisis Konteks PTEBT Berbasis
Muatan Lokal
3 3
2 Penyusunan Album Budaya Keraton 1 1
3 Penyusunan Seri Pengenalan Budaya 18 18
4 Penulisan Buku Desa Adat 1 0
5 Pencetakan Buku-Buku dalam Peningkatan
Apresiasi Budaya Bangsa
6 6
6 Publikasi Budaya Kepercayaan dan Tradisi melalui
Media Elektronik
6 4
7 Pengelolaan Data Kepercayaan dan Tradisi 1 0
8 Perekaman Budaya Kepercayaan dan Tradisi 4 0
2 Pencegahan diskriminasi
dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan
bernegara Bangsa
Event Internalisasi Nilai-Nilai Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi
29
Event
17
Event
1 Revitalisasi Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi
Budaya Tradisional
1 0
2 Pameran Budaya Kepercayaan dan Tradisi 4 2
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 11
3 Sosialisasi Peraturan Perundangan Bidang
Kepercayaan terhadap Tuhan YME
5 2
4 Sosialisasi Permendikbud Nomor 27 Tahun 2016 1 2
5 Pengenalan Kepercayaan terhadap Tuhan YME 1 1
6 Asistensi Bidang Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Tradisi
1 1
7 Gelar Budaya Kepercayaan dan Tradisi 1 1
8 Gelar Komunitas Budaya yang Difasilitasi 1 0
9 Sarasehan Anggoro Kasih dan Peringatan 1 Suro 2 2
10 Pemberdayaan Masyarakat Tradisi Pesisir 1 1
11 Dialog Nasional Kepercayaan terhadap Tuhan
YME
1 1
12 Dialog Komunitas Adat Wilayah Perbatasan 2 0
13 Pelayanan Pendidikan Khusus Bagi Masarakat Adat 1 1
14 Sosialisasi Analisis Konteks Pengayaan PTEBT 2 0
15 Pembinaan Generasi Muda Penghayat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME
1 1
16 Jejak Tradisi Nasional (Jetranas) 1 0
17 Internalisasi Nilai Tradisi melalui Permainan
Tradisional dan Cerita Rakyat
1 1
18 Seminar Budaya Penguatan Nilai Tradisi 1 0
19 Dialog Pemberdayaan Perempuan Penghayat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME
1 1
3 Meningkatnya
Penguatan Lembaga
Adat dan Pemberdayaan
Masyarakat Adat
Desa-Desa Adat yang Direvitalisasi
75
Desa Adat
67
Desa Adat
1 Revitalisasi Desa Adat 75 67
Komunitas Budaya yang Difasilitasi
140
Komunitas
Budaya
217
Komunitas
Budaya
1 Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat 125 200
2 Kegiatan Kepercayaan dan Tradisi yang Difasilitasi 15 17
4 Peningkatan Sumber
Daya Manusia
Kebudayaan Bidang
Kepercayaan dan Tradisi
Tenaga Bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan Tradisi yang Ditingkatkan Kompetensinya
1081
Orang
860
Orang
1 Identifikasi dalam rangka Sertifikasi Kompetensi
SDM Pelestari Budaya Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Tradisi
300 300
2 Pembinaan dalam rangka Peningkatan Mutu dan
Akses Pelaku Kepercayaan teradap Tuhan YME
dan Tradisi
92 80
3 Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan
terhadap Tuhan YME
80 45
4 Pembinaan Pegawai Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Tradisi
85 80
5 Pembinaan Pelaku Pelestari Kepercayaan dan
Tradisi
132 70
6 Bimbingan Teknis Pemuka Penghayat Kepercayaan 97 100
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 12
terhadap Tuhan YME
7 Bimbingan Teknis Tradisi Lisan 105 115
8 Bimbingan Teknis Kain Tradisional 95 0
9 Bimbingan Teknis Arsitektur Tradisional 95 70
5
Layanan Pembinaan
Kepercayaan Terhadap
Tuhan YME dan Tradisi
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I
1
Layanan
1
Layanan
1 Penyusunan Rencana Program dan Anggaran
2 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
3 Layanan Ketatausahaan
Layanan Internal (overhead)
1
Layanan
1
Layanan
1 Pengadaan Perangkat Pengolah Data dan
Komunikasi
Layanan Perkantoran
1
Layanan
1
Layanan
1 Gaji dan Tunjangan
2 Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Rencana kinerja awal dan perubahannya
Berdasarkan tabel di atas ada sedikit catatan untuk target bantuan pemerintah
Revitalisasi Desa Adat dan Fasilitasi Komunitas Budaya dimana target yang tercantum
dalam rencana kinerja berbeda dengan perjanjian kinerja. Hal ini karena target yang
tercantum dalam rencana kerja telah disesuaikan dengan anggaran bantuan
pemerintah yang tidak di blokir dan untuk target Fasilitasi Komunitas Budaya terdapat
kenaikan karena adanya tambahan anggaran untuk program bantuan pemerintah
tersebut.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Setiap target kinerja yang telah ditetapkan baik dalam perjanjian kinerja maupun
rencana kinerja perlu diketahui tingkat pencapaiannya pada akhir tahun. Sesuai target
yang telah ditetapkan, Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
berupaya mencapai target yang telah ditetapkan tersebut sebagai bentuk
pertanggungjawaban penggunaan anggaran kepada masyarakat.
Guna mengetahui tingkat ketercapaian (keberhasilan/kegagalan) dari setiap target
kinerja yang ditetapkan serta sebagai bahan evaluasi kinerja, diperlukan uraian dan
analisis capaian kinerja yang lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. Berikut ini
disajikan uraian tingkat ketercapaian dari seluruh sasaran strategis beserta indikator
kinerjanya serta realisasi anggaran yang digunakan dalam upaya pencapaian target
kinerja tersebut.
CAPAIAN KINERJA
Sesuai dengan perjanjian dan rencana kinerja tahun 2017, Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi menetapkan lima sasaran strategis dengan delapan
indikator kinerja untuk dicapai. Berikut tingkat ketercapaian dari sasaran strategis
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi selama tahun 2017.
SS1 Perlindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka
memperkaya dan memperkukuh khasanah budaya bangsa
Sasaran strategis Perlindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan tradisi dalam
rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah budaya bangsa ditetapkan guna
melihat sejauhmana upaya-upaya yang telah dilakukan oleh direktorat dalam rangka
memperkaya dan memperkukuh khasanah budaya bangsa. Sasaran strategis ini
ditetapkan untuk mendukung terwujudnya tujuan strategis Peningkatan kapasitas dan
peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi dalam pelestarian
pengetahuan dan ekspresi budaya.
Ketercapaian sasaran strategis Perlindungan, pengembangan dan aktualisasi nilai dan
tradisi dalam rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah budaya bangsa
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 14
didukung melalui ketercapaian satu indikator kinerja yaitu Pengetahuan dan ekspresi
budaya kepercayaan dan tradisi yang terdokumentasi. Dokumen pengetahuan dan
ekspresi budaya kepercayaan dan tradisi mengalami peningkatan jika dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Berikut tingkat ketercapaian indikator kinerja yang
digunakan untuk mengukur sasaran strategis Perlindungan, pengembangan dan
aktualisasi nilai dan tradisi dalam rangka memperkaya dan memperkukuh khasanah
budaya bangsa.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target dan Realisasi
Perlindungan,
pengembangan dan
aktualisasi nilai dan
tradisi dalam rangka
memperkaya dan
memperkukuh
khasanah budaya
bangsa
IKU Realisasi
2015
Realisasi
2016
Target
2017
Realisasi
2017
%
Pengetahuan dan
ekspresi budaya
kepercayaan dan
tradisi yang
terdokumentasi
83 30 32 32 100
Realisasi IKSS1 dan perbandingannya dengan tahun sebelumnya
IKSS 1 “Pengetahuan dan ekspresi budaya kepercayaan dan tradisi yang
terdokumentasi” untuk tahun 2017 mencapai predikat ‘sangat baik’ dengan realisasi
sejumlah 32 dokumen atau sebesar 100% sesuai dengan apa yang telah ditargetkan.
Jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yaitu tahun 2016 untuk realisasi
tahun 2017 ini juga mengalami peningkatan.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 15
Pencapaian target tersebut didukung oleh lima program kegiatan yang dilaksanakan
oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yaitu:
1. Penyusunan Analisis Konteks PTEBT berbasis Muatan Lokal
Penyusunan Analisis Konteks Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya
tradisional (PTEBT) Berbasis Muatan Lokal kebudayaan merupakan upaya untuk
meningkatkan wawasan tentang pengetahuan tradisional dan ekspresi budaya
tradisional bagi para tenaga pendidik serta peserta didik. Melalui kegiatan
penyusunan analisis konteks PTEBT berbasis muatan lokal juga diharapkan dapat
melestarikan nilai-nilai luhur warisan budaya Indonesia.
Output dari penyusunan analisis koteks PTEBT berbasis muatan lokal adalah buku
“Analisis Konteks PTEBT Berbasis Muatan Lokal”, yang merupakan buku induk atau
panduan bagi penyusunan bahan ajar Kebudayaan. Buku ini dapat dimanfaatkan
sebagai pengayaan bagi pelaksanaan kurikulum Muatan Lokal (mulok) mencakup
15 (lima belas) unsur yakni upacara tradisional, cerita rakyat, permainan tradisional,
ungkapan tradisional, pengobatan dan obat tradisional, makanan dan minuman
tradisional, senjata tradisional, peralatan tradisional, arsitektur tradisional, pakaian
tradisional, kain tradisional, organisasi tradisional, kesenian tradisional,
pengetahuan tradisional dan kearifan lokal.
FGD Analisis Konteks PTEBT
Lokakarya Analisis Konteks PTEBT
Sampai dengan saat ini (2013 s.d. 2017) telah tersusun 13 buku analisis konteks di 13
provinsi yaitu: Jawa Timur; Sumatera Barat; Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, dan Kalimantan Tengah; Sulawesi Tengah,
Kepulauan Riau, dan Jawa Barat; Sumatera Utara, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 16
Penyusunan analisis konteks PTEBT ini melibatkan tim penulis dari akademisi dan
budayawan. Buku analisis konteks yang disusun ini telah melalui Focus Group
Discussion (FGD) untuk menggali masukan dari setiap kabupaten/kota mengenai
muatan local di wilayahnya setelah hasilnya ditulis kemudian dilakukan lokakarya.
Beberapa contoh buku Analisis Konteks PTEBT
2. Penyusunan Album Budaya Keraton
Penyusunan Album Budaya Keraton ini bertujuan untuk memperkaya data atau
referensi tentang eksistensi budaya di lingkungan keraton dalam rangka pelestarian
kebudayaan sehingga jejak keagungan tradisi masa lalu masih dapat
terdokumentasikan pada masa kini. Penyusunan album budaya keraton merupakan
kegiatan yang berkelanjutan, setelah tahun 2015 mengambil objek keraton di Pulau
Jawa dan Bali, pada tahun 2016 di Pulau Sumatera, dan tahun 2017 ini objeknya
adalah keraton/istana yang ada di Pulau Kalimantan.
Adapun keraton/istana yang dijadikan objek album budaya keraton Pulau
Kalimantan yaitu:
No Keraton/Istana Lokasi
1 Istana Ismahayana Kab. Landak, Kalimantan Barat
2 Istana Watzikoebillah Kab Sambas, Kalimantan Barat
3 Kedaton Kutai Kartanegara Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
4 Istana Kuning Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
5 Astana Al Nur Sari Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
6 Istana Mangkubumi Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
7 Istana Sambaliung Kab. Berau, Kalimantan Timur
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 17
8 Istana Gunung Tabur Kab. Berau, Kalimantan Timur
9 Istana Suryanegara Kab. Sanggau, Kalimantan Barat
10 Istana Amantubillah Kab. Mempawah, Kalimantan Barat
11 Istana Pakunegara Tayan Kab. Sanggau, Kalimantan Barat
Istana Surya Negara di Sanggau
Istana Amantubillah
3. Penyusunan Seri Pengenalan Budaya
seri pengenalan budaya mengangkat cerita rakyat dan upacara adat yang ada di
Indonesia. Sebagai warisan budaya nenek moyang, keragaman budaya atau tradisi
yang tertuang dalam cerita rakyat maupun upacara adat perlu direaktualisasi dan
diperkenalkan kepada masyarakat luas khususnya di kalangan generasi muda
sehingga dapat memberikan pemahaman terhadap keragaman budaya bangsanya.
Generasi muda yang menjadi sasaran seri pengenalan budaya ini adalah siswa-siswi
Sekolah Dasar (SD) kelas 4 s.d. 6 melalui pengemasan bacaan anak-anak dengan
tema “Seri Pengenalan Budaya Nusantara”. Buku ini diharapkan dapat menjadi
bahan bacaan bagi siswa-siswi Sekolah Dasar untuk meningkatkan apresiasi dan
memberikan pemahaman tentang keragaman budaya bangsa Indonesia.
Pada tahun 2017 ini disusun 18 judul buku seri pengenalan budaya yang pada
tahun ini mengangkat cerita rakyat atau upacara adat yang ada di Pulau Sumatera
yaitu:
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 18
1 Laksmana Hang Tuah 10 Tepak Sirih
2 Upacara Khatam Quran 11 Asal Usul Nama Nagari Sarilamak
3 Upacara Adat Bersawah 12 Pacu Jalur
4 Cerita di Balik Nama Pulau Tikus 13 Petualangan di Pulau Penyengat
5 Berburu Jejak Kakek Antek 14 Tapis Istimewa dari Nyai
6 Lucunya Peutroen Aneuk dan
Peucicap
15 Cerita Rakyat Aceh
7 Upacara Batagak Kudo-Kudo 16 Kemeriahan Upacara Begawi Angkon
Muaghi
8 Perang Ketupat 17 Sarafal Anam Masyarakat Lembak
Bengkulu
9 Legenda Orang Sakti dari Pulau 18 Legenda Batu Tobat dari
Rantaulangsat
Buku Seri Pengenalan Budaya yang telah dicetak
4. Pencetakan Buku-Buku dalam Peningkatan Apresiasi Budaya Bangsa
Pencetakan Buku-buku dilaksanakan dalam rangka mendukung dan membangun
budaya literasi. Adapun naskah untuk pencetakan buku-buku berasal dari
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi maupun hasil tulisan-
tulisan dari luar yang terkait dengan kebudayaan khususnya kepercayaan dan
tradisi. Buku-buku yang di cetak didistribusikan ke sekolah, taman bacaan,
perpustakaan, instansi pemerintah, maupun masyarakat umum.
5. Publikasi Budaya Kepercayaan dan Tradisi melalui media elektronik
Selama ini informasi tentang eksistensi dan keberadaan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi masih minim. Oleh karena itu diperlukan
penyebarluasan informasi tentang eksistensi dan keberadaan kepercayaan terhadap
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 19
Tuhan Yang Maha Esa dan tradisi melalui media elektronik, baik melalui Televisi
maupun Radio. Kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk dialog interaktif dan juga
talkshow di media televisi dan radio. Selain itu kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Tradisi disebarluaskan
melalui peliputan berita melalui media cetak dan media elektronik baik yang
lingkupnya nasional maupun lokal.
publikasi kepercayaan dan tradisi
SS2 Pencegahan Diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
Sasaran strategis Pencegahan diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara ditetapkan guna melihat sejauhmana upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh direktorat dalam rangka pencegahan diskriminasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sasaran strategis ini ditetapkan untuk
mendukung terwujudnya empat tujuan strategis yaitu (1) Peningkatan kapasitas dan
peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; (2) Peningkatan kapasitas dan peran
penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi dalam melestarikan
kebudayaan; (3) Peningkatan pelayanan perlindungan kepada penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan YME, komunitas adat dan tradisi; dan (4) Peningkatan pelestarian
komunitas adat.
Ketercapaian sasaran strategis Pencegahan diskriminasi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara melalui ketercapaian satu indikator kinerja
yaitu Event internalisasi nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi.
Event internalisasi nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi mengalami
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 20
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berikut tingkat
ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis
Pencegahan diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target dan Realisasi
Pencegahan
diskriminasi dalam
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa, dan
bernegara
IKU Realisasi
2015
Realisasi
2016
Target
2017
Realisasi
2017
%
Event internalisasi
nilai-nilai
kepercayaan
terhadap Tuhan
YME dan tradisi
16 15 17 17 100
Realisasi IKSS 2 serta perbandingan dengan tahun sebelumnya
IKSS 2 “Event internalisasi nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi”
untuk tahun 2017 mencapai predikat ‘sangat baik’ dengan realisasi sejumlah 17 event
atau sebesar 92,92% sesuai dengan apa yang telah ditargetkan. Jika dibandingkan
dengan capaian tahun sebelumnya yaitu tahun 2016 untuk realisasi tahun 2017 ini
juga mengalami peningkatan dimana sebelumnya hanya 15 event.
Pencapaian target tersebut didukung oleh tiga belas program kegiatan yang
dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yaitu:
1. Pameran Budaya Kepercayaan dan Tradisi
Selama ini informasi tentang eksistensi dan keberadaan kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Tradisi masih minim, salah satu upaya untuk memperkenalkan
nilai-nilai yang terdapat dalam kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi
kepada masyarakat luas adalah dengan menggelar Pameran Budaya Kepercayaan
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 21
dan Tradisi. Melalui pameran ini akan ditampilkan berbagai data dan informasi
tentang eksistensi Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Komunitas
Adat serta Tradisi Nusantara baik berupa literatur dalam bentuk buku-buku, atau
dengan gambar maupun audio visual. Adapun sebagian besar buku-buku yang
ditampilkan dalam pameran merupakan hasil kegiatan pengumpulan tulisan-
tulisan, kajian, dan hasil penelitian yang mengungkapkan nilai-nilai kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan tradisi.
Pada tahun 2017 ini Pameran Budaya
Kepercayaan dan Tradisi dilaksanakan
di dua kota yaitu Jakarta dan Palu.
Pameran di Jakarta dilaksanakan dalam
rangka pendukungan Seminar Nasional
Kebudayaan yang bertempat di Kantor
Bappenas pada tanggal 4 April serta
dalam pendukungan Hari Pendidikan
Nasional pada tanggal 2 Mei bertempat di kantor Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Pameran juga dilaksanakan di Kota Palu, Sulawesi Tengah dalam
rangka pendukungan Pekan Budaya Indonesia (PBI) yang dilaksanakan pada
tanggal 22 s.d. 27 September bertempat di Taman Budaya Provinsi Sulawesi
Tengah.
2. Sosialisasi Peraturan Perundangan bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME
Kehidupan penghayat kepercayaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan bangsa Indonesia. Kepercayaan terhadap Tuhan YME sendiri adalah
pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan YME berdasarkan
keyakinan yang diwujudkan dengan prilaku ketakwaan dan peribadatan terhadap
Tuhan YME serta pengamalan budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan
lokal bangsa Indonesia. Pengakuan adalah eksistensi kepercayaan terhadap Tuhan
YME telah diamanatkan di dalam konstitusi. Namun didalam kehidupan faktual di
tengah-tengah masyarakat, pelayanan terhadap kehidupan kepercayaan terhadap
Tuhan YME masih belum maksimal.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 22
Pemerintah sejauh ini telah melahirkan perundangan untuk mengatur kehidupan
penghayat kepercayaan, antara lain:
• Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan
yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2013 tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan, serta peraturan pelaksananya;
• Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kebudayaan dan
Pariwisata Nomor 43 dan 41 tahun 2009 tentang Pedoman Pelayanan kepada
Penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME;
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 77 Tahun 2013
Tentang Pedoman Pembinaan Lembaga Kepercayaan Terhadap Tuhan YME
dan Lembaga Adat;
• Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 27 Tahun 2016 tentang
Layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan
Pendidikan.
Dari produk undang-undang tersebut pelaksanaan hak-hak sipil kepercayaan
nampak telah terfasilitasi dengan baik, namun aparat dan masyarakat umum
belum mengetahui dan memahami sehingga penghayat kepercayaan masih
mendapat perlakuan diskriminatif. Perlakuan diskriminatif yang dirasakan
penghayat kepercayaan biasanya terkait dengan pelaksanaan hak-hak sipil seperti:
pelayanan pencatatan perkawinan,
pendirian sasana sarasehan, pengisian
kolom agama di KTP, pendidikan bagi
penghayat kepercayaan, proses
pemakaman dan penyelesaian
perselisihan yang secara perundangan
telah terfasilitasi didalam Peraturan
Bersama Menteri.
Pada tahun 2017 sosialisasi dilaksanakan di dua tempat yaitu Lampung dan
Mamasa. Pelaksanaan sosialisasi peraturan perundangan di Lampung dilaksanakan
pada tanggal 16 s.d. 18 Februari dengan jumlah peserta 100 orang bertempat di
Hotel Horison Lampung. Sosialisasi peraturan perundangan yang kedua
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 23
dilaksanakan di Mamasa, Sulawesi Barat pada tanggal 1 s.d. 2 November
betempat di Hotel Sajojo Mamasa yang diikuti oleh 90 orang. Peserta yang
diundang dalam kegiatan sosialisasi peraturan perundangan ini terdiri dari unsur:
penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME, ketua RT dan RW, Kepala Desa,
Camat, TNI, Polri, SKPD bidang pendidikan dan kebudayaan, FKUB, Kejaksaan,
Kesbangpol, Kementerian Agama, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PAN-RB, serta Badan Kepegawaian
Negara (BKN).
3. Sosialisasi Permendikbud Nomor 27 Tahun 2016
Pemerintah telah melahirkan perundangan untuk mengatur kehidupan penghayat
kepercayaan yang salah satunya adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan YME pada Satuan Pendidikan. Lahirnya peraturan ini diharapkan
dapat mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi peserta didik penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan dapat menghilangkan diskriminasi yang
selama ini terjadi. Oleh karena itu diperlukan adanya sosialisasi agar para
pemangku kebijakan dan masyarakat mengetahui adanya peraturan ini dan segera
dapat diimplementasikan dengan baik.
Pada tahun 2017 ini Sosialisasi
Permendikbud Nomor 27 Tahun 2016
dilaksanakan di dua tempat yaitu
Yogyakarta dan Medan. Pelaksanaan
sosialisasi permendibud di Yogyakarta
dilaksanakan pada tanggal 18 s.d. 20
Juli bertempat di Hotel Grand Dhika
dengan jumlah peserta 100 orang. Sedangkan untuk pelaksanaan sosialisasi
permendikbud di Medan dilaksanakan pada tanggal 24 s.d. 26 Juli bertempat di
Hotel Horison Ultima Riss dengan jumlah peserta 80 orang. Peserta sosialisasi
permendikbud terdiri dari unsur direktorat, SKPD bidang pendidikan dan
kebudayaan, penghayat kepercayaan, guru, dan pengawas sekolah.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 24
4. Pengenalan Nilai Kepercayaan terhadap Tuhan YME
Untuk tahun 2017 ini kegiatan
pengenalan nilai difokuskan pada
Penyusunan Pedoman Pelaksanaan
Permendikbud Nomor 27 Tahun 2016
tentang Layanan Pendidikan
Penghayat Kepercayaan di satuan
Pendidikan. Bentuk kegiatannya
berupa uji publik Permendikbud
Nomor 27 Tahun 2016 yang diselenggarakan di tiga kota yaitu Semarang,
Surabaya, dan Medan. Uji publik permendikbud yang pertama dilaksanakan di
Hotel Horison Semarang pada tanggal 6 s.d. 7 Februari bertempat dengan peserta
80 orang. Uji publik permendikbud yang kedua dilaksanakan pada tanggal
tanggal 9 s.d. 10 Februari bertempat di Hotel Harris Surabaya dengan peserta 80
orang. Terakhir Uji publik permendikbud yang ketiga dilaksanakan pada tanggal
20 s.d. 21 bertempat di Hotel Polonia Medan dengan peserta 80 orang. Peserta
uji publik di setiap kotanya terdiri dari unsur Kemendikbud, SKPD bidang
pendidikan dan kebudayaan, penghayat kepercayaan, pengawas pendidikan, dan
sekolah. Hasil dari uji publik permendikbud ini adalah Pedoman Implementasi
layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan YME pada satuan pendidikan.
5. Asistensi bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
Banyaknya konflik sosial budaya, tindak kekerasan dan permasalahan lainnya
menjadi sebuah kebiasaan yang terjadi sehari-hari pada saat ini. Permasalahan-
permasalahan ini ada karena makin lunturnya pengenalan nilai-nilai budaya
positif bangsa Indonesia kepada generasi penerus. Keragaman budaya di
Indoensia di samping sebagai salah satu kekayaan bangsa, di sisi lain dapat pula
juga menjadi sumber konflik jika tidak dikelola dengan benar. Advokasi Bidang
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi merupakan salah satu bentuk
untuk menjaga toleransi, solidaritas dan kebersamaan yang telah ada di dalam
masyarakat agar terus terpupuk. Advokasi juga merupakan bentuk upaya untuk
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 25
menyelesaikan permasalahan-permasalahan nyata yang dihadapi oleh penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan YME maupun para pelaku tradisi.
6. Gelar Budaya Kepercayaan dan Tradisi
Sesuai dengan yang termaktub dalam definisi pelestarian melalui Permendikbud
No. 10 tahun 2014 tentang Pedoman Pelestarian Tradisi, yaitu perlindungan,
pengembangan dan pemanfaatan. Sebagaimana tertuang dalam pasal 3,
dijelaskan bahwa upaya pelestarian tradisi memiliki empat tujuan, yakni untuk
meningkatkan peran aktif pemerintah daerah, memberdayakan peran serta
masyarakat, memfasilitasi pelaksanaan tradisi dan membantu penyelesaian
masalah dalam pelestarian tradisi. Oleh karena itu, direktorat melaksanakan
kegiatan Gelar Badaya kepercayaan dan tradisi.
Pelaksanaan Gelar Budaya Kepercayaan dan
Tradisi pada tahun 2017 ini bersinergi
dengan pemerintah daerah Kabupaten
Pandeglang dalam rangka HUT Kabupaten
Pandeglang. Gelar Budaya Kepercayaan dan
Tradisi dilaksanakan pada tanggal 30 Maret
s.d. 2 April bertempat di alun-alun Kota
Pandeglang. Bentuk kegiatannya berupa pawai budaya, upacara adat, pameran
budaya, atraksi seni, dan permainan tradisional anak bagi siswa-siswi SD dan SMP.
Peserta Gelar Kepercayaan dan Tradisi berjumlah sekitar 750 orang yang terdiri
dari siswa-siswi SD dan SMP untuk mengikuti festival permainan tradisional,
komunitas adat, serta organisasi kepercayaan. Adapun komunitas adat yang
terlibat dalam pawai dan atraksi budaya berasal dari: komunitas adat Sinaresmi,
komunitas adat Ciptamulya, komunitas adat Melinting Lampung, komunitas adat
Cicarucub, dan komunitas adat Ciptagelar. Sedangkan organisasi kepercayaan
yang terlibat yaitu: Kapribaden, Perjalanan, Sastrojendro, Sumarah Purba, dan
Parmalim.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 26
7. Sarasehan Anggoro Kasih dan Peringatan 1 Suro
Sarasehan Anggoro Kasih merupakan sarana
bagi para penghayat kepercayaan dalam
mengembangkan dan menjalankan ajaran
atau nilai-nilai luhur budaya serta ajang untuk
bertukar informasi dan silahturahmi antar
sesama pengahayat. Anggoro Kasih
dilaksanakan pada malam selasa kliwon setiap
bulannya bertempat di Sasana Adirasa, Taman Mini Indonesia Indah. Acara diisi
dengan pemaparan narasumber dan diskusi dengan topik seputar kepercayaan
terhadap Tuhan YME. Berikut adalah jadwal pelaksanaan sarasehan anggoro kasih
selama tahun 2017:
No Waktu Pelaksanaan Keterangan
1 9 Januari 2017 topik ”Peningkatan Karakter Penghayat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME” dengan narasumber KRA Samino dari organisasi
Sari Budaya dan moderator Suprih Suhartono
2 13 Februari 2017 topik ”Pemaparan Ajaran Sapta Darma” dengan narasumber
Gatut Pujiarto, SH dan Brkti Nendra Prawira serta moderator
Edy
3 Maret Tidak dilaksanakan karena Sasana Adirasa sedang direnovasi
4 24 April 2017 topik ”Kontribusi Perempuan dalam Pelestarian Nilai-Nilai
Ajaran Ketuhanan” dengan narasumber Sri Sulastri Hadi dari
organisasi Sapta Darma dan Ufi Ulfiah dari organisasi Fatayat
NU serta moderator Retno Lastani
5 29 Mei 2017 topik ”Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME” dengan
narasumber Ade Witarsa, S.Pd dan Asmat Susanto, S.Pd, MM
dengan moderator Suprih Suhartono
6 Juni tidak dilaksanakan karena bertepatan dengan bulan ramadhan
7 3 Juli 2017 topik ”Pemaparan Ajaran Sumarah Purbo” dengan narasumber
Krismantoro dan Sesepuh Sumarah Purbo serta moderator
Sukamto
8 7 Agustus 2017 topik ”Sumbangsih Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan
YME bagi NKRI” dengan narasumber Ir. Engkus Ruswana, MM
dan dari Kememkopulhukam
9 11 September 2017 topik ”Pemaparan Ajaran Organisasi Kepercayaan Sri Murni”
10 16 Oktober 2017 topik ”Filsafat Wayang dalam Laku yang terkait Kebatinan”
11 20 November 2017 Topik : Peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME”
12 Desember Tidak dilaksabakankarena bertepatan dengan hari natal maka
diganti dengan rapat evaluasi kegiatan bertempat di kantor
pengelola TMII
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 27
Selain anggoro kasih juga ada peringatan 1
Suro yang bertepatan dengan malam 1
Hijriah atau malam tahun baru Islam yang
diyakini oleh para penghayat sebagai
malam purnomo suro yang diberkahi dalam
bulan tersebut. Peringatan ini mengajak
para pengikutnya untuk melalukan pemahaman tentang arti pentingnya
menyadari Tuhan dan makhluknya dengan memahami kedudukan, keberadaan
dan derajatnya. Malam Purnomo Suro biasanya dibarengi dengan pagelaran
wayang semalam suntuk dengan lakok-lakon yang memberikan keterangan
tentang keberadaan sang pencipta dengan mahluknya dan memberikan nilai-nilai
Eling dan Waspodo dalam mengarungi kehidupan ini untuk mencapai
manunggaling kawula gusti. Bentuk kegiatan dalam peringatan 1 Suro adalah
ruwatan masal, tumpengan, pawai budaya, dan atraksi seni.
8. Gelar Tradisi Masyarakat Pesisir
Sebagian besar penduduk Indonesia hidup di daerah pesisir yang kemudian
dikenal sebagai masyarakat bahari atau masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir
memiliki budaya yang khas dan salah satunya upacara Kendhuri Laut yang
pelaksanaannya telah mentradisi secara turun temurun khususnya bagi para
nelayan. Pelaksanaan Kendhuri Laut selain sebagai ungkapan rasa syukur terhadap
Tuhan YME juga upaya untuk memelihara pengetahuan dan praktik lokal penjaga
keharmonian antara alam dengan aktivitas manusia.
Tradisi pesisir harus kita dilestarikan sesuai
dengan amanat permendikbud no 11 tahun 2014
tentang Pedoman Pelestarian Tradisi, terdapat
empat tujuan upaya pelestarian tradisi yakni:
untuk meningkatkan peran aktif pemerintah
daerah, memberdayakan peran serta masyarakat,
memfasilitasi pelaksanaan tradisi dan membantu penyelesaian masalah dalam
pelestarian tradisi. Sebagai upaya untuk melestarikan dan mengembangkan aspek-
aspek tradisi pesisir maka Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 28
Tradisi melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Melalui Gelar
Tradisi Masyarakat Pesisir.
Pada tahun 2017 ini Gelar Tradisi Pesisir
dilaksanakan pada tanggal 16 s.d. 20 Juli di
Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Acara ini
diikuti oleh sekitar 750 orang yang terdiri
dari unsur nelayan, masyarakat adat,
akademisi, budayawan, seniman, pelajar,
mahasiswa, pemerintah daerah, dan UKM. Bentuk kegiatannya terdiri dari
seminar, upacara adat jamu laut, pameran, lomba-lomba, festival seni budaya,
dan festival kuliner di yang berkaitan dengan budaya masyarakat pesisir.
9. Dialog Nasional Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
Indonesia merupakan negara majemuk
yang terdiri dari berbagai macam etnis,
bahasa dan agama. Didalamnya
terdapat komunitas adat dan tradisi
serta penghayat kepercayaan yang
memiliki hak untuk menjalankan dan
menikmati hak berbudaya dan
bekerpercayaan secara bebas tanpa diskriminasi. Negara memiliki kewajiban
untuk melindungi keberadaan mereka serta mendorong pengembangannya.
Komunitas Adat merupakan komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal-
usul leluhur secara turun temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki
kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya, yang diatur
oleh hukum adat dan lembaga adat yang mengelola keberlangsungan kehidupan
masyarakat. Sedangkan kepercayaan terhadap Tuhan YME sendiri adalah
pernyataan dan pelaksanaan hubungan pribadi dengan Tuhan YME berdasarkan
keyakinan yang diwujudkan dengan prilaku ketakwaan dan peribadatan terhadap
Tuhan YME serta pengamalan budi luhur yang ajarannya bersumber dari kearifan
lokal bangsa Indonesia.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 29
Pemberdayaan penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Komunitas Adat
masih menemukan banyak kendala dan permasalahan, misalnya terkait dengan
masalah kapasitas kelembagaan yang masih lemah, regenerasi yang belum
optimal, serta relasi antara penghayat dengan penganut agama besar yang
cenderung diskriminatif. Untuk meminimalisir permasalahan dan kendala tersebut
diperlukan sebuah sinergitas diantara unsur-unsur yang secara sinergis
memperjuangkan para penghayat kepercayaan dan lembaga adat tersebut. Dialog
Nasional merupakan salah satu alternatif solusi dalam menyelesaikan
permasalahan tersebut sehingga terbentuk solusi yang komprehansif hasil kajian
lintas elemen yang konsen terhadap permasalahan penghayat kepercayaan dan
komunitas adat. Hasil dari kegiatan ini adalah rumusan dan rekomendasi
mengenai peran dan partisipasi masyarakat penghayat kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan komunitas Adat dalam membangun karakter dan jatidiri bangsa
menuju bangsa yang adil, makmur, bermartabat dan sejahtera dengan dilandasi
nilai – nilai kearifan lokal yang berbudi pekerti luhur.
Pada tahun 2017 ini kegiatan Dilaog
Nasional Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Tradisi dilaksanakan bekerjasama
dengan Pemerintah Kota Palu, Sulawesi
Tengah. Dialog Nasional dilaksanakan pada
tanggal 25 s.d. 28 September bertempat di
Hotel Swissbell Palu dengan jumlah peserta
360 orang yang terdiri dari penghayat kepecayaan, komunitas adat, organisasi
kepercayaan, SKPD bidang kebudayaan, Kemendagri, Mahkamah Konstitusi,
Direktorat, serta UPT di Direktorat Jenderal Kebudayaan.
10. Pelayanan Pendidikan Khusus bagi Masayarakat Adat
Dalam mukadimah konstitusi kita disebutkan bahwa negara memiliki peran untuk
mencerdaskan bangsa. Penegasan atas pembukaan tersebut tertuang dalam batang
tubuh konstitusi pasal 31, bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan. Hak untuk memperoleh pendidikan bagi warga negara berimplikasi
terhadap kewajiban pelayanan negara untuk menyediakan layanan pendidikan.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 30
Akses terhadap pendidikan harus terbuka bagi semua kalangan dalam stratifikasi
maupun diferensiasi struktur sosial masyarakat Indonesia.
Keberadaan komunitas adat sebagai bagian dari warga negara membutuhkan
perhatian khusus dalam pelayanan pendidikan yang diberikan oleh negara.
Pembukaan akses terhadap masyarakat adat diharapkan dapat mencerminkan
kebutuhan khusus yang dihadapi oleh mereka. Kompleksitas permasalahan yang
dihadapi oleh komunitas-komunitas adat tentunya tidaklah sama antara satu
komunitas adat dengan komunitas adat yang lain. Pemetaan akan kebutuhan
layanan pendidikan khusus harus mampu mengakomodir kekhususan konteks dari
wilayah masyarakat adat tersebut tinggal. Dari pemetaan tersebut nantinya akan
disusun format pendekatan pelayanan pendidikan khusus bagi masyarakat adat
yang tentunya akomodatif dengan kebutuhan masyarakat adat.
Perlu dipahami bahwa pemerintah sebenarnya mencoba memberikan pelayanan
terhadap masyarakat adat dengan memperluas akses pendidikan formal.
Mengingat kebutuhan masyarakat adat yang memerlukan kekhususan konteks
kultur dan teritori/geografi mereka, sehingga dalam beberapa kasus ada
ketidakcocokan dengan layanan pendidikan formal. Upaya langsung
mengintrodusir layanan pendidikan
formal kepada masyarakat adat pada
akhirnya akan memberatkan pihak
masyarakat adat itu sendiri. Upaya
yang menghadirkan layanan yang
kontekstual selama ini hadir lebih
banyak dari kalangan LSM/NGO/CSO.
Pihak tersebut selama ini telah mencoba memberikan pendampingan pendidikan
masyarakat adat dalam bentuk sekolah informal. Selain itu terdapat juga beberapa
LSM yang berupaya menjembatani kesenjangan akses masyarakat adat terhadap
pendidikan formal. Upaya positif dari LSM perlu disambut baik oleh negara,
mengingat pemerintah selama ini terus berupaya menangani berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat adat.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 31
Pemerintah sendiri memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan undang-undang
sistem pendidikan nasional yang mengamanatkan perlunya Layanan Pendidikan
khusus yang kemudian diatur dalam Permendikbud no 72 tahun 2013. Upaya
untuk menderivasikan Permendikbud tentang Penyelenggaraan Layanan
Pendidikan Khusus tersebut menjadi suatu pedoman teknis perlu segera disusun.
Pedoman teknis itu nantinya akan disusun melalui kegiatan workshop dan
melibatkan kerja kolaboratif dengan berbagai pemangku kepentingan. Unsur-
unsur stakeholder yang dilibatkan dalam workshop berasal dari kalangan
pemerintah, baik pemerintah pusat dan daerah, LSM, kementerian/lembaga
terkait serta yang terpenting adalah masyarakat adat itu sendiri. Kerja kolaboratif
dan partisipatif dengan berbagai stakeholder diharapkan mampu membuat suatu
rumusan guna mempersiapkan suatu pedoman teknis penyelenggaraan layanan
pendidikan khusus bagi masyarakat adat.
Diharapkan dalam workshop tersebut
berbagai hal berkenaan dengan kebutuhan
teknis penyelenggaraan layanan pendidikan
khusus seperti tenaga pendidik, kurikulum,
metode pembelajaran serta fasilitas harus
mampu disusun. Penyusunan kebutuhan
teknis itu akan menghasilkan suatu model
pendekatan layanan pendidikan khusus yang akan diberikan kepada masyarakat
adat. Setidaknya terdapat dua model pendekatan layanan pendidikan khusus
yang dapat diberikan kepada masyarakat adat berdasarkan hasil kajian rapat tim
kecil pelayanan pendidikan adat yaitu model terintegrasi dengan pendidikan
formal dan juga model kontekstual (mandiri). Model integrasi pendidikan formal
diharapkan mampu menjembatani layanan pendidikan formal dengan keinginan
masyarakat adat. Sedangkan model pendidikan kontekstual (mandiri) lebih
mengkomodasi penuh kebutuhan kultural masyarakat.
Output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah suatu dokumen yang mampu
memberikan pedoman implementasi layanan pendidikan khusus bagi masyarakat
adat yang nantinya akan dieksekusi sebagai pelayanan oleh pemerintah daerah
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 32
kabupaten/kota. Kerja sama secara sinergis antar berbagai pihak ini diharapkan
mampu menghasilkan pedoman teknis sebagai hasil pemetaan kekhususan konteks
dan juga keinginan dari komunitas adat itu sendiri. Selanjutnya, melalui layanan
pendidikan khusus yang dikelola oleh pemerintah daerah nantinya diharapkan
layanan ini mampu mengakomodir kepentingan pembangunan daerah selaras
dengan karakter dan jati diri budaya setempat.
11. Pembinaan Generasi Muda Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
Sama seperti generasi muda pada
umumnya generasi muda penghayat
adalah penerus cita-cita perjuangan
bangsa dan modal sosial dalam rangka
meningkatkan kualitas pembangunan
nasional. Oleh karena itu, pemuda
penghayat kepercayaan sebagai pelestari
kebudayaan dibidang budaya spiritual harus berjuang untuk dapat mengikuti
perkembangan zaman yang semakin pesat agar tidak tertinggal, namun dapat
tetap mempertahankan nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh para leluhurnya.
Kemampuan sumber daya dan peran serta generasi muda penghayat kepercayaan
diharapkan dapat lebih maju dan mandiri dalam menghayati dan mengamalkan
nilai-nilai kepercayaan melalui organisasinya masing-masing. di tengah-tengah
bangsa yang sedang menghadapi era globalisasi sekarang ini.
Pada tahun 2017 ini kegiatan pembinaan generasi muda penghayat dilaksanakan
pada tanggal 16 s.d. 19 Mei bertempat di Hotel Harris Malang dengan peserta 135
orang yang terdiri dari unsur Kemendikbud, pemuda dari organisasi penghayat,
akademisi, Kemenpora, dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 33
12. Internalisasi Nilai Tradisi melalui Permainan Tradisional dan Cerita Rakyat
Bangsa Indonesia memiliki warisan budaya
yang beranekaragam yang salah satunya
adalah permainan tradisional dan cerita
rakyat (dongeng). Sebagai warisan budaya
bangsa, permainan tradisional dan cerita
rakyat sesungguhnya dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk menanamkan nilai-
nilai budaya bangsa kepada generasi muda, karena merupakan perwujudan dari
tingkah laku manusia yang terwujud dari serentetan nilai-nilai yang menurut
masyarakat atau kelompok suku bangsa pendukungnya diakui keberadaannya.
Nilai-nilai tersebut antara lain: kebersamaan, sportifitas, berani bersaing,
kejujuran, kepahlawanan, dan sebagainya. Dalam kaitannya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, maka tidaklah berlebihan apabila dikatakan bahwa
keberadaan permainan tradisional dan cerita rakyat tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk memperkukuh jati diri bangsa, yaitu dengan menanamkan
nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya kepada generasi muda.
Pada tahun 2017 kegiatan Internalisasi nilai tradisi melalui permainan tradisional
dan cerita rakyat dilaksanakan pada tanggal 8 s.d. 11 Mei bertempat di Alun-alun
Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dan diikuti oleh 780 peserta yang terdiri dari:
siswa SD, SLB, SMP, guru, PAUD dengan rincian kegiatan dongeng pesertanya 250
orang dan permainan tradisional 530 orang
13. Dialog Pemberdayaan Perempuan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
Faktor yang dapat menentukan pengembangan
dan pemberdayaan warga penghayat
kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah
perempuan. Perempuan penghayat mempunyai
peran dalam menginternalisasi ajaran dan
keyakinan kepada anak-anak mereka di dalam
keluarga. Dalam kaitan ini, perempuan sesungguhnya menempati posisi yang
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 34
paling menentukan. Sukses tidaknya internalisasi nilai ajaran penghayat
kepercayaan pada anak–anak sangat ditentukan oleh kemampuan perempuan.
Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas dan
kemampuan wanita penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME. Bila
perempuan memiliki kapasitas yang memadai untuk melakukan tugas tersebut,
maka kelestarian ajaran dan keyakinan tetap akan terjaga di lingkungan keluarga
penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME.
Perempuan penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan YME juga memiliki peran
dalam meningkatkan kapasitas di bidang
ekonomi. Kapasitas perempuan di bidang
ekonomi merupakan salah satu indikator
meningkatnya kesejahteraan, sebab
kenyataannya, perempuan merupakan
pendorong perkembangan perekonomian. Adapun, salah satu tujuan dari
kegiatan ini adalah membuka dan memperluas kesempatan bagi kaum perempuan
untuk mengembangkan potensi dirinya serta meningkatkan kesejahteraan
hidupnya melalui mekanisme pengembangan aktivitas ekonomi kreatif dan
produktif.
Pada tahun 2017 kegiatan Dialog pemberdayaan perempuan penghayat
kepercayaan terhadap YME dilaksanakan pada tanggal 3 s.d. 5 Mei bertempat di
Hotel Semesta Semarang dengan peserta 135 orang yang terdiri dari unsur:
Kemendikbud, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI), perempuan dari
organisasi penghayat, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah,
akademisi, IWAPI (ikatan wanita pengusaha indonesia), DPR RI, Badan Ekonomi
Kreatif, dan pelaku bisnis tradisi/kerajinan.
SS3 Meningkatnya Penguatan Lembaga Adat dan Pemberdayaan Masyarakat Adat
Sasaran strategis Meningkatnya penguatan adat dan pemberdayaan masyarakat adat
ditetapkan guna melihat sejauhmana upaya-upaya yang telah dilakukan oleh
direktorat dalam rangka penguatan lembaga adat dan pemberdayaan masyarakat
adat. Sasaran strategis ini ditetapkan untuk mendukung terwujudnya empat tujuan
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 35
strategis yaitu (1) Peningkatan kapasitas dan peran penghayat kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan tradisi dalam melestarikan kebudayaan; (2) Peningkatan pelayanan
perlindungan kepada penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME, komunitas adat
dan tradisi; (3) Peningkatan pelestarian komunitas adat; dan (4) Peningkatan kapasitas
dan peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi dalam
pelestarian pengetahuan dan ekspresi budaya.
Ketercapaian sasaran strategis Meningkatnya penguatan adat dan pemberdayaan
masyarakat adat melalui ketercapaian dua indikator kinerja yaitu Desa-desa adat yang
direvitalisasi dan Komunitas budaya yang difasilitasi. Desa adat yang direvitalisasi
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini
dikarenakan adanya blokir anggaran bantuan pemerintah Revitalisasi Desa Adat
sehingga sasaran untuk tahun ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Untuk komunitas budaya yang difasilitasi juga mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya karena permasalahan yang sama yaitu
adanya blokir anggaran untuk kegiatan bantuan pemerintah.
Berikut tingkat ketercapaian indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran
strategis Meningkatnya penguatan adat dan pemberdayaan masyarakat adat.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target dan Realisasi
Meningkatnya
penguatan lembaga
adat dan
pemberdayaan
masyarakat adat
IKU Realisasi
2015
Realisasi
2016
Target
2017
Realisasi
2017
%
Desa-desa adat
yang direvitalisasi 132
139 67 67 100
Komunitas budaya
yag difasilitasi 348
345 217 218 100.46
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 36
Realisasi IKSS 3 serta perbandingan dengan tahun sebelumnya
IKSS 3.1 “Desa-desa adat yang direvitalisasi” untuk tahun 2017 mencapai predikat
‘sangat baik’ dengan realisasi sejumlah 67 desa adat atau sebesar 89,83% sesuai
dengan apa yang telah ditargetkan. Jika dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya yaitu tahun 2016 untuk realisasi tahun 2017 ini mengalami penurunan
yang cukup jauh. Target dan realisasi untuk tahun ini lebih sedikit dikarenakan adanya
blokir angaran untuk bantuan pemerintah khususnya Revitalisasi Desa Adat (RDA).
Pada awalnya sesuai dengan perjanjian kinerja untuk tahun 2017 kegiatan ini
mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp 70.000.000.000,- dengan target revitalisasi
75 desa adat namun karena adanya blokir anggaran senilai Rp 33.750.000.000,- yang
pada tahun anggaran berjalan tidak dapat dicairkan maka target untuk kegiatan ini
diturunkan menjadi 67 desa adat disesuaikan dengan jumlah anggaran yang diterima.
Pencapaian target tersebut didukung oleh satu program kegiatan yang dilaksanakan
oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yaitu:
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 37
1. Revitalisasi Desa Adat
Jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terbentuk masyarakat
kita sudah mengenal bentuk kesatuan komunitas kecil yang hidup disuatu wilayah
tertentu dimana pengorganisasian masyarakatnya dilakukan secara tradisional
berdasarkan hubungan asal usul (genealogis) dan hukum adat setempat. Territori
kesatuan masyarakat tersebut kemudian dikenal dengan Desa Adat atau istilah lain
seperti Nagari di Sumatera Barat, Gampong di Aceh, Huta di Sumatera Utara,
Lembang di Toraja, Marga di Sumatera Selatan, Pekon di Lampung, Pakraman di
Bali dan lain-lain. Keberadaan desa adat dinilai sangat penting karena merupakan
pewaris, pelestari sekaligus pelaku aktif kearifan-kearifan lokal yang sangat
potensial dalam mempertahankan identitas suku bangsa serta membangun
kesadaran akan keberagaman budaya.
Indonesia memiliki banyak desa adat
sebagai warisan budaya yang aktif dan
masih ada hingga saat ini (living
heritage), kesemuanya merupakan
kekayaan budaya bangsa yang wajib
dilestarikan. Saat ini banyak bangunan
adat yang berfungsi sebagai penanda
desa adat mengalami kerusakan yang
disebabkan oleh berbagai faktor seperti fenomena alam terkait cuaca dan iklim,
bencana alam, maupun kondisi bahan bangunan yang telah termakan usia. Kondisi
tersebut menyebabkan bangunan adat tidak dapat memenuhi fungsinya dalam
kondisi yang wajar. Revitalisasi Desa Adat bertujuan untuk menghidupkan kembali
aktifitas budaya masyarakat setempat, baik fisik maupun non-fisik, seperti
membangun atau memperbaiki bangunan adat, kelengkapan adat serta ritual adat.
Pemerintah berusaha untuk memberikan dukungan agar desa-desa adat sebagai
suatu kesatuan hidup setempat dapat terus memelihara kebudayaannya baik dalam
bentuk pengetahuan, perilaku dan artefak budaya.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 38
Kegiatan Revitalisasi Desa Adat juga sejalan
dengan Nawacita yang dicanangkan oleh
Presiden Jokowi yaitu membangun
Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa yang
dalam hal ini adalah desa adat dalam
kerangka negara kesatuan Indonesia. Selain
itu melalui kegiatan ini juga diharapkan
desa adat yang merupakan living heritage beserta karya budaya yang terkandung
didalamnya dapat menjadi daya tarik wisata budaya yang mendukung program
pengembangan pariwisata khususnya di wilayah destinasi pariwisata prioritas.
Bantuan pemerintah revitalisasi desa adat diberikan melalui mekanisme transfer
dana secara langsung ke rekening desa adat, untuk jumlah bantuannya maksimal
Rp 400.000.000,-. Pemberian bantuan pemerintah ini dalam pelaksanaannya telah
melalui proses seleksi karena harus melalui berbagai tahapan sebagai berikut:
Alur bantuan pemerintah Revitalisasi Desa Adat
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 39
Berikut adalah data penerima Revitalisasi Desa Adat tahun 2017:
No. Nama Penerima Alamat Lengkap Kabupaten / Kota Provinsi
1 Komunitas Adat Huta Lumban Nahulae
Desa Silombu, Kec. Bonatua Lunasi, Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara Kab. Toba Samosir Sumatera Utara
2 Lembaga Adat Budaya Batak Huta Manda Desa Sialanguan
Jln. Pangururan - Simanindo Km. 11,5 Desa Sialanguan, Kec. Pangururan, Kab. Samosir, Sumatera Utara
Kab. Samosir Sumatera Utara
3 Lembaga Adat Sinju Jln. Sitio-Tio, Desa Siunongunong, Kec. Baktiraja, Kab. Humbang Hasundutan, Sumatera Utara
Kab. Humbang Hasundutan
Sumatera Utara
4 Lembaga Desa Adat Parsingguran I
Desa Parsingguran I, Kec. Pollung, Kab. Humbang Hasundutan, Sumatera Utara
Kab. Humbang Hasundutan
Sumatera Utara
5 Komunitas Adat Huta Lumban Sioa
Desa Hutapea Timur, Kec. Laguboti, Kab. Toba Samosir, Sumatera Utara
Kab. Toba Samosir Sumatera Utara
6 Desa Adat Lamban Mandawasa
Jln. Raya Kedondong, Desa Banjar Negeri, Kec. Way Lima, Kab. Pesawaran, Lampung Kab. Pesawaran Lampung
7 Kasepuhan Kampung Urug Lebak
Jln. Kampung Urug RT 01 RW 02 Desa Urug, Kec. Sukajaya, Kab. Bogor, Jawa Barat
Kab. Bogor Jawa Barat
8 Perkumpulan Kaolotan Ciptarasa
Jln. Ciptarasa RT 02 RW 06 Kampung Ciptarasa, Desa Sirnarasa, Kec. Cikakak, Kab. Sukabumi, Jawa Barat
Kab. Sukabumi Jawa Barat
9 Perkumpulan Adat Cara Karuhun Urang Kampung Cireundeu
Jln. Saptadaya, Desa Leuwigajah, Kec. Cimahi Selatan, Kab. Cimahi, Jawa Barat Kota Cimahi Jawa Barat
10 Kaolotan Cibadak Jln. Warungbanten - Cibadak, Kampung Cibadak, Desa Warungbanten, Kec. Cibeber, Kab. Lebak, Banten
Kab. Lebak Banten
11 Desa Pekraman Padangan Desa Padangan, Kec. Pupuan, Kab. Tabanan, Bali Kab. Tabanan Bali
12 Komunitas Desa Pekraman Berembeng
Jln. Raya Berembeng, Desa Berembeng, Kec. Selemadeg, Kab. Tabanan, Bali Kab. Tabanan Bali
13 Komunitas Desa Pakraman Bonbiyu
Jln. Raya Bonbiyu, Desa Saba, Kec. Blahbatuh, Kab. Gianyar, Bali
Kab. Gianyar Bali
14 Komunitas Desa Pakraman Bakas
Jln. Banjarangkan - Tohpati, Desa Bakas, Kec. Banjarangkan, Kab. Klungkung, Bali
Kab. Klungkung Bali
15 Komunitas Desa Pakraman Pinggan
Jln. Raya Pinggan, Desa Pinggan, Kec. Kintamani, Kab. Bangli, Bali Kab. Bangli Bali
16 Komunitas Desa Gede Adat Selat
Jln. Raya Selat, Desa Selat, Kec. Susut, Kab. Bangli, Bali
Kab. Bangli Bali
17 Komunitas Desa Adat Gumbrih
Jln. Denpasar - Gilimanuk, Desa Gumbrih, Kec. Pekutatan, Kab. Jembrana, Bali Kab. Jembrana Bali
18 Komunitas Desa Pakraman Tegalbadeng Kauh
Jln. Tegalbadeng Kauh, Desa Tegalbadeng Barat, Kec. Negara, Kab. Jembrana, Bali Kab. Jembrana Bali
19 Komunitas Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi
Jln. Raya Ulakan, Desa Ulakan, Kec. Manggis, Kab. Karangasem, Bali Kab. Karangasem Bali
20 Komunitas Banjar Adat Buayang Desa Adat Culik
Jln. Raya Culik, Desa Culik, Kec. Abang, Kab. Karangasem, Bali
Kab. Karangasem Bali
21 Komunitas Desa Pakraman Dlod Tukad
Jln. Raya Batubulan, Desa Batubulan, Kec. Sukawati, Kab. Gianyar, Bali Kab. Gianyar Bali
22 Komunitas Warga Pasek Bona Kelod
Jln. Raya Bona, Desa Pakraman Bona, Kec. Blahbatuh, Kab. Gianyar, Bali
Kab. Gianyar Bali
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 40
23 Komunitas Desa Adat Sembiran
Desa Sembiran, Kec. Tejakula, Kab. Buleleng, Bali Kab. Buleleng Bali
24 Komunitas Desa Pakraman Sidakarya
Jln. Sidakarya No. 191, Desa Sidakarya, Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali Kota Denpasar Bali
25 Komunitas Banjaran Adat Kebonkuri Lukluk
Jln. Sedap Malam, Desa Kesiman, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali Kota Denpasar Bali
26 Komunitas Desa Pakraman Gerokgak
Jln. Bendungan Gerokgak, Kel. Gerokgak, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng, Bali Kab. Buleleng Bali
27 Komunitas Pura Dalem Maspait Desa Pekraman Intaran
Jln. Danau Beratan Sanur, Desa Sanur, Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali Kota Denpasar Bali
28 Komunitas Banjar Adat Anyar
Jln. Raya Kasamba, Desa kasamba, Kec. Dawan, Kab. Klungkung, Bali
Kab. Klungkung Bali
29 Komunitas Desa Pakraman Dauhwaru Kec. Jembrana
Jl. Pulau Kalimantan, Kel. Dauhwaru, Kec. Jembrana, Kab. Jembrana, Bali Kab. Jembrana Bali
30 Komunitas Desa Pakraman "Dharma Laksana" Kaliakah Kauh
Jl. Kaliakah Kauh, Desa Kaliakah, Kec. Negara, Kab. Jembrana, Bali Kab. Jembrana Bali
31 Komunitas Desa Pakraman Mendoyo Dauh Tukad
Jln. Raya Denpasar Gilimanuk, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kec. Mendoyo, Kab. Jembrana, Bali
Kab. Jembrana Bali
32 Lembaga Adat Gumi Sembahulun
Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Kab. Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat
Kab. Lombok Timur Nusa Tenggara Barat
33 Lembaga Adat Pora Jln. Jurusan Nggela Wolowaru, Desa Pora, Kec. Wolojita, Kab. Ende, Nusa Tenggara Timur Kab. Ende
Nusa Tenggara Timur
34 Komunitas Kampung Adat Praingu Matolang Watu Kapepi
Desa Matawai Pawali, Kec. Lewa, Kab. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Timur
Nusa Tenggara Timur
35 Lembaga Adat Gendang Wangkung
Wangkung, Desa Sambi, Kec. Reok Barat, Kab. Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Kab. Manggarai Nusa Tenggara Timur
36 Lembaga Adat Niang Tondol
Ruteng Pu'u, Desa Golodukal, Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Kab. Manggarai Nusa Tenggara Timur
37 Lembaga Adat Dai Ma'u Enga Nanga Aewora
Jln. Trans Utara, Desa Aewora, Kec. Maurole, Kab. Ende, Nusa Tenggara Timur Kab. Ende
Nusa Tenggara Timur
38 Komunitas Kampung Adat Wudi
Wudi, Desa Ate Dalo, Kec. Kodi, Kab. Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur
Kab. Sumba Barat Daya
Nusa Tenggara Timur
39 Komunitas Pelestari Masyarakat Kampung Adat Waipakoja
Desa Dameka, Kec. Katiku Tana Selatan, Kab. Sumba Tengah, Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Tengah
Nusa Tenggara Timur
40 Komunitas Pelestari Masyarakat Kampung Adat Wunga
Desa Wunga, Kec. Haharu, Kab. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Timur
Nusa Tenggara Timur
41 Komunitas Kampung Adat Praingu Hamba Kambera
Desa Praingkareha, Kec. Tabundung, Kab. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Kab. Sumba Timur
Nusa Tenggara Timur
42 Desa Adat Sungai Sengiak Dusun Leminang, Desa Nanga Mongko, Kec. Nanga Taman, Kab. Sekadau, Kalimantan Barat
Kab. Sekadau Kalimantan Barat
43 Komunitas Pelestari Budaya Sikamase
Jln. Rante, Desa Taupe, Kec. Mamasa, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat Kab. Mamasa Sulawesi Barat
44 Pelestari Budaya Sangnguyun Ta'bu
Jln. Pokko', Desa Mamullu, Kec. Pana', Kab. Mamasa, Sulawesi Barat Kab. Mamasa Sulawesi Barat
45 Lembaga Adat Salu Kepopo'
Desa Salukepopok, Kec. Bambang, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat Kab. Mamasa Sulawesi Barat
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 41
46 Lembaga Adat Bunggu Tosonde
Dusun Tosonde, Desa Kalola, Kec. Bambalamotu, Kab. Mamuju Utara, Sulawesi Barat
Kab. Mamuju Utara Sulawesi Barat
47 Lembaga Adat Igal Mustajab
Jln. Poros Baubau - Kamaru, Desa Lawele, Kec. Lasalimu, Kab. Buton, Sulawesi Tenggara Kab. Buton Sulawesi Tenggara
48 Lembaga Adat Bangkudu Jln. Eelahaji, Desa Kalibu, Kec. Kulisusu, Kab. Buton Utara, Sulawesi Tenggara
Kab. Buton Utara Sulawesi Tenggara
49 Lembaga Adat Desa Hendea
Poros Sampolawa, Desa Hendea, Kec. Kulisusu, Kab. Buton Selatan, Sulawesi Tenggara Kab. Buton Selatan Sulawesi Tenggara
50 Lembaga Adat Palahidu Dusun One-One, Desa Palahidu Barat, Kec. Binongko, Kab. Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Kab. Wakatobi Sulawesi Tenggara
51 Lembaga Adat Barata Pajam Jln. Poros Langge, Desa Pajam, Kec. Kaledupa Selatan, Kab. Wakatobi, Sulawesi Tenggara Kab. Wakatobi Sulawesi Tenggara
52 Perkumpulan Tongkonan Banua Pua
Jln. Kata Gorang, Kel. Embatau, Kec. Tikala, Kab. Toraja Utara, Sulawesi Selatan Kab. Toraja Utara Sulawesi Selatan
53 Lembaga Tongkonan Sundallak Tondok Burake
Jln. Burake, Lingkungan Buisun, Kel. Buntu Burake, Kec. Makale, Kab. Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Kab. Tana Toraja Sulawesi Selatan
54 Perkumpulan Desa Adat Tongkonan Tondok Pakkung
Lingkungan Tondok Pakkung, Kel. Ulusalu, Kec. Saluputti, Kab. Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Kab. Tana Toraja Sulawesi Selatan
55 Perkumpulan Passanan Tengko Buntu Kalando
Lingkungan Buntu Kalando, Kel. Tongko Sarapung, Kec. Sangalla', Kab. Tana Toraja, Sulawesi Selatan
Kab. Tana Toraja Sulawesi Selatan
56 Lembaga Tongkonan To' Parrin
Lingkungan Rante, Lembang Lea, Kec. Makale, Kab. Tana Toraja, Sulawesi Selatan Kab. Tana Toraja Sulawesi Selatan
57 Perkumpulan Desa Adat Tongkonan Kaparengngesan Bamba
Kampung Mariri, Lembang Saloso, Kec. Rantepao, Kab. Toraja Utara, Sulawesi Selatan Kab. Toraja Utara Sulawesi Selatan
58 Perkumpulan Desa Adat Tongkonan Sallebayu
Lingkungan Tonga, Kel. Panta'nakan Lolo, Kec. Kesu', Kab. Toraja Utara, Sulawesi Selatan
Kab. Toraja Utara Sulawesi Selatan
59 Lembaga Perangkat Adat To Makaka Peta Kedatuan Luwu
Jln. Andi Bintang RT 01 RW 01 Kel. Peta, Kec. Sendana, Kab. Palopo, Sulawesi Selatan Kab. Palopo Sulawesi Selatan
60 Masyarakat Adat Barambang Katute
Desa Barambang, Kec. Sinjai Borong, Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan Kab. Sinjai Sulawesi Selatan
61 Lembaga Adat Tabbanga Dusun Tabbanga, Desa Julukanaya, Kec. Pallangga, Kab. Gowa, Sulawesi Selatan Kab. Gowa Sulawesi Selatan
62 Lembaga Adat Karaeng Sanrobone
Dusun Kasuarrang, Desa Sanrobone, Kec. Sanrobone, Kab. Takalar, Sulawesi Selatan
Kab. Takalar Sulawesi Selatan
63 Komunitas Adat Desa Oirata Barat
Jln. Yaluresi - Oirata Barat, Desa Oirata Barat, Kec. Pulau-Pulau Terselatan, Kab. Maluku Barat Daya, Maluku
Kab. Maluku Barat Daya
Maluku
64 Masyarakat Adat Akudligagal
Jl. Trans Kalarin - Kobakma, Desa Kalarin, Distrik Ilugwa, Kab. Memberamo Tengah, Papua
Kab. Mamberamo Tengah
Papua
65 Masyarakat Adat Yelipele - Elopere
Jln. Raya Napua, Desa Napua, Distrik Napua, Kab. Jayawijaya, Papua
Kab. Jayawijaya Papua
66 Kampung Adat Swayab Kangokko
Jln. Sabron Puai, Desa Swayab Kangokko, Distrik Kemtuk Damaibo, Kab. Jayapura, Papua
Kab. Jayapura Papua
67 Desa Adat Muai Distrik Hubikiak Kabupaten Jayawijaya
Distrik Hubikiak, Kab. Jayawijaya, Papua
Kab. Jayawijaya Papua
Data penerima Revitalisasi Desa Adat Tahun 2017
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 42
Dari tahun 2013 s.d. 2017 jumlah desa adat yang telah direvitalisasi berjumlah 362
desa adat yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Berikut adalalah grafik dan
persebarannya sampai dengan tahun 2017:
0
20
40
60
80
100
120
140
2013 2014 2015 2016 2017
realisasi 9 15 132 139 67
realisasi RDA 2013 -2017
Grafik Jumlah Penerima Revitalisasi Desa Adat tahun 2013 s.d. 2017
Grafik jumlah penerima Revitalisasi Desa Adat tahun 2013 s.d. 2017 per Provinsi
IKSS 3.2 “Komunitas budaya yang difasilitasi” untuk tahun 2017 mencapai predikat
‘sangat baik’ dengan realisasi sejumlah 218 komunitas budaya atau sebesar 100,46%
melebihi target yang telah ditetapkan. Meskipun untuk tahun ini melebihi target
namun jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya yaitu tahun 2016 untuk
realisasi tahun 2017 ini mengalami penurunan yang cukup jauh. Target dan realisasi
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 43
untuk tahun ini lebih sedikit dikarenakan adanya blokir angaran untuk bantuan
pemerintah khususnya Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat (FKBM). Pada
awalnya sesuai dengan perjanjian kinerja untuk tahun 2017 kegiatan ini mendapatkan
pagu anggaran sebesar Rp 38.929.288.000,- dengan target fasilitasi 250 komunitas
budaya namun karena adanya blokir anggaran senilai Rp 16.250.000.000,- yang pada
tahun anggaran berjalan tidak dapat dicairkan maka target untuk kegiatan ini
diturunkan menjadi 140 komunitas budaya disesuaikan dengan jumlah anggarannya.
Namun dalam perjalanannya untuk kegiatan ini mendapat tambahan anggaran
sehingga targetnya disesuaikan kembali dan kemudian ditetapkan targetnya menjadi
217 komunitas budaya.
Pencapaian target tersebut didukung oleh dua program kegiatan yang dilaksanakan
oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yaitu:
1. Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat (FKBM)
Indonesia adalah negara yang memiliki keragaman budaya yang tercermin dalam
adat istiadat atau tradisi yang dimiliki oleh setiap suku bangsa yang tersebar di
berbagai daerah. Setiap suku bangsa memiliki budayanya sendiri yang kemudian
dikenal sebagai budaya lokal yang tercipta dari kearifan-kearifan lokal yang ada di
daerahnya. Budaya lokal yang dimiliki oleh setiap suku bangsa memberikan
kontribusi yang sangat besar bagi penguatan jati diri dan pembentukan karakter
bangsa serta ketahanan budaya.
Budaya-budaya lokal tersebut sampai saat ini
masih dapat bertahan karena tetap dipelihara
oleh masyarakat pendukungnya. Kesatuan
masyarakat tersebut kemudian membentuk
sebuah wadah yang bertujuan untuk melestarikan
budaya lokal dalam bentuk sanggar seni atau
sebagainya yang dalam kegiatan ini disebut
dengan komunitas budaya. Komunitas budaya adalah kesatuan sosial yang masih
memegang tradisi, memiliki kesadaran wiayah sebagai kesatuan daerah territorial,
dan identitas sosial dalam berinteraksi berdasarkan nilai, norma, dan aturan serta
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 44
memiliki berbagai aktifitas sosial menurut pola tertentu. Oleh karena itu,
keberadaan komunitas budaya menjadi sangat penting dalam upaya memelihara
nilai-nilai warisan budaya dan tradisi nusantara agar tidak hilang dimakan waktu.
Keberadaan komunitas budaya juga menjadi media strategis bagi upaya interaksi
masyarakat pendukungnya, sosialisasi dan pendidikan nilai-nilai budaya kepada
masyarakat khususnya generasi muda.
Adapun yang dimaksud dengan komunitas budaya disini adalah sanggar seni,
keraton, komunitas adat, lembaga adat, organisasi kepercayaan, dan komunitas
tradisi. Komunitas budaya tersebut dinilai sebagai pelaku aktif dalam melestarikan
tradisi. Namun kondisi komunitas budaya tersebut saat ini cukup memprihatinkan
karena keterbatasan sarana dan prasarana yang mereka meliki. Melalui kegiatan
bantuan pemerintah ini diharapkan komunitas budaya dapat memanfaatkan dana
bantuan untuk renovasi sanggar atau pusat kegiatan, penyediaan sarana dan
prasarana, serta pelaksanaan upacara adat.
Kegiatan Fasilitasi Komunitas Budaya di
Masyarakat ini sejalan dengan Nawacita yang
dicanangkan oleh Presiden Jokowi yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan Indonesia. Fokus
kegiatan ini adalah membantu komunitas
budaya yang masih belum berkembang terutama yang berada di daerah terluar
atau terdepan. Melalui kegiatan ini pelaku dari komunitas budaya juga dapat
berkontribusi dalam pendidikan karakter melalui kegiatan seni budaya. Selain itu,
komunitas budaya juga dapat menyajikan atraksi budaya yang berkualitas dalam
mendukung program pengembangan pariwisata khususnya di wilayah destinasi
pariwisata prioritas.
Bantuan pemerintah Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat diberikan melalui
mekanisme transfer dana secara langsung ke rekening komunitas budaya, untuk
jumlah bantuannya maksimal Rp 100.000.000,-. Pemberian bantuan pemerintah
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 45
ini dalam pelaksanaannya telah melalui proses seleksi karena harus melalui berbagai
tahapan sebagai berikut:
Alur bantuan pemerintah Fasilitasi Komunitas Budaya
Berikut adalah data penerima bantuan pemerintah FKBM tahun 2017:
No Nama Penerima Alamat Lengkap Provinsi
1 Lembaga Seni Budaya Islami Jabalnur Jadid
Jln. Nasional Desa Meurandeh Kec. Lembah Sabil, Kab. Aceh Barat Daya, Aceh Aceh
2 Sanggar Seni Rampoe Jln. Bangau No. 24 C Kel. Keuramat, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh Aceh
3 Sanggar Seni Atjeh Meusyehu Gampong Cucum, Kec. Jantho, Kab. Aceh Besar, Aceh Aceh
4 Sanggar Seni Cempala Kuneng Jln. T. Syik Di Trueng Campli Desa Ukee, Kec. Glumpang Baro, Kab. Pidie, Aceh Aceh
5 Sanggar Seni Muda Sebaya Jln. Pasar Indra Pura, Gampong Manggis Harapan, Kec. Labuhanhaji, Kab. Aceh Selatan, Aceh
Aceh
6
Sanggar Seni dan Budaya Matumona Generasi Muda Kristen Kecamatan Girsang Sipanganbolon Parapat
Jln. Pora-Pora No. 12 Parapat Kab. Simalungun, Sumatera Utara
Sumatera Utara
7 Sanggar Seni dan Budaya Simalungun Sapangambei
Jln. Siantar - Saribudolog No. 126 Kel. Merek Raya, Kec. Raya, Kab. Simalungun, Sumatera Utara
Sumatera Utara
8 Sanggar Seni "Nggara Simbelin" Jln. Tiganderket, Kel. Lingga, Kec. Simpang Empat, Kab. Karo, Sumatera Utara
Sumatera Utara
9 Sanggar Seni Teratai Indrapura Jln. Syarifuddin Kel. Indrapura, Kec. Air Putih, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara Sumatera Utara
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 46
10 Lembaga Seni Kesenian Sebalai Serumpun
Jln. Simpang Empat Dusun VII Kel. Indrayaman Dahulu Mesjid Lama, Kec. Talawi, Kab. Batu Bara, Sumatera Utara
Sumatera Utara
11 Sanggar Bungo Satangkai Jln. Koto Mandayan, Kel. Nagari Batu Payuang, Kec. Lareh Sago Halaban, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
Sumatera Barat
12 Sanggar Kesenian Tari Randai Siti Nursian
Jorong Tabing Ranah, Nagari Simalanggang, Kec. Payakumbuh, Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
Sumatera Barat
13 Perguruan Pencak Silat Minang Sakti
Jln. Lubuk Gajah Kel. Pisang, Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat Sumatera Barat
14 Sanggar Seni Tradsional Bujang Saiyo
Jl. Raya Bukitinggi - Medan Km. 27 Jorong Palimbatan, Kenagarian Pasia Laweh, Kec. Palupuah, Kab. Agam, Sumatera Barat
Sumatera Barat
15 Sanggar Seni Laras
Jorong Kampun Dama, Nagari Lareh Nan Panjang, Kec. VII Koto Sungai Sariak, Kab. Padang Pariaman, Sumatera Barat
Sumatera Barat
16 Sanggar Seni Budaya Selendang Dunie
Jln. Lintas Sumatera Solok Padang Km 17 Pasar Minggu, Nagari Koto Gadang Guguak, Kec. Gunung Talang, Kab. Solok, Sumatera Barat
Sumatera Barat
17 Sanggar Seni Minang Maimbau Cangkiang Jorong Tigo Balai, Nagari Koto Laweh, Kec. Lembang Jaya, Kab. Solok, Sumatera Barat
Sumatera Barat
18 Sanggar Seni Nan Gombang Painan
Jln. Imam Bonjol Gang Sakato, Nagari Painan Utara, Kec. IV Jurai, Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat
Sumatera Barat
19 Sanggar Warisan Budaya Melayu Pantai Basri
Pulau Panjang, Kel. Setokok, Kec. Bulang, Kota Batam, Kepulauan Riau Kepulauan Riau
20 Sanggar Seni Reog Suromenggolo Jln. Pramuka Lr.Pulau Raja VI No. 22 Kel. Tanjung Yaun Sakti, Kec. Bukit Bestari, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
21 Sanggar Budaya Warisan Pulau Penyengat
Jln. Ahmadi RT 02/III Kel. Penyengat, Kec. Tanjungpinang Kota, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
22 Sanggar Seni Granada Jln. Depati Parbo, Kel. Pematang Sulur, Kec. Telanaipura, Kota Jambi, Jambi
Jambi
23 Sanggar Seni Buluh Batuah Sayak Baguno
Jln. Raya Merangin - Kerinci, Desa Air Batu, Kec. Renah Pemberab, Kab. Merangin, Jambi Jambi
24 Sanggar Seni Sirih Serumpun Jln. Pelindo II Desa Talang Duku, Kec. Taman Rajo, Kab. Muaro Jambi, Jambi
Jambi
25 Sanggar Seni Budaya Batin Penghulu
Jln. Pangeran Diponegoro RT 13 RW 05 Kel. Pematang Kandis, Kec. Bangko, Kab. Merangin, Jambi
Jambi
26 Jaringan Tiuh Komering masyarakat Adat (JATI KRAMAT)
Jln. Raya Muara Dua, Kel. Negeri Ratu, Kecamatan Bunga Mayang, Kab. Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
27 Sanggar Poejang Toeanlaoe (Puyang Tuanlau)
Jln. Lintas Sekayu, Kel. Babat, Kec. Penukal, Kab. Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan Sumatera Selatan
28 Sanggar Payong Tara Jln. Pelataran A 24 Kel. Senyubuk, Kec. Kelapa Kampit, Kab. Belitung Timur, Kepulauan Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung
29 Sanggar Seni Salsabila Jln. K.H.A. Dahlan RT VI RW 2 No. 15 Kel. Kebun Roos, Kec. Teluk Segara, Kota Bengkulu, Bengkulu
Bengkulu
30 Sanggar Pesona Rumpun Pesisir Bencoolen
Jln. Kerapu No. 61 Kel. Berkas, Kec. Teluk Segara, Kota Bengkulu, Bengkulu Bengkulu
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 47
31 Sanggar Tari "Rentak Lemang Tapai"
Jln. Raya Masat, Kel. Masat, Kec. Pino, Kab. Bengkulu Selatan, Bengkulu Bengkulu
32 Sanggar Seni Kampoeng Budayo Lampung
Jln. Cut Nyak Dien No. 5 Kel. Palapa, Kec. Tanjungkarang Pusat, Kota Bandar Lampung, Lampung
Lampung
33 Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Teater Jabal Lampung
Jln. Raya Gunung Tiga No. 134 Desa Gunung Tiga, Kec. Pugung, Kab. Tanggamus, Lampung Lampung
34 Sanggar Tari Bina Manggala
Jln. SD Inpres No. 1 RT 09 RW 02 Petukangan, Kel. Petukangan Selatan, Kec. Pesanggrahan, Kota Jakarta Selatan, D.K.I. Jakarta
D.K.I. Jakarta
35 Padepokan Pencak Silat Sakanca Putera
Kampung Tonjong RT 04 RW 07 Desa Panundaan, Kec. Ciwidey, Kab. Bandung, Jawa Barat
Jawa Barat
36 Sanggar Seni Terbang Lembur Kuring
Kampung Cipari RT 013 RW 004 Desa Sundawenang, Kec. Salawu, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat
Jawa Barat
37 Sanggar Seni Jingkrak
Jln. Kapt. Tendean Blok Sukahurip RT 13 RW 04 Kel. Dangdeur, Kec. Subang, Kab. Subang, Jawa Barat
Jawa Barat
38 Lingkung Seni Wayang Golek Bayu Sukma Pawenang
Dusun Pasanggrahan RT 03 RW 04 Desa Cijambu, Kec. Tanjungsari, Kab. Sumedang, Jawa Barat
Jawa Barat
39 Sanggar Seni Galuh Pakuan Dusun Cidoyang RT 04 RW 01 Desa Sukakerta Kec. Panumbangan Kab. Ciamis, Jawa Barat Jawa Barat
40 Lingkung Seni Putra Mekar Padesan
Kampung Babakan Anyar RT 01 RW 04 Desa Mekar Mukti, Kec. Talegong, Kab. Garut, Jawa Barat
Jawa Barat
41 Sanggar Seni "Indra Dara Giri" Kampung Cipanengah, Desa Cidahu, Kec. Cidahu, Kab. Sukabumi, Jawa Barat Jawa Barat
42 Sanggar Seni Irama Sabuk Wulung
Jln. Masjid Baitul Mustaqim RT 02 RW 02 Kel. Kaligondang, Kec. Kaligondang, Kab. Purbalingga, Jawa Tengah
Jawa Tengah
43 Paguyuban Seni Ketoprak "Sasono Budoyo"
Dusun Soka RT 03 RW 02 Desa Plosorejo, Kec. Kismantoro, Kab. Wonogiri, Jawa Tengah Jawa Tengah
44 Sanggar Wayang Gogon Jln. Halilintar No. 140 RT 03 RW 10 Kentingan, Kel. Jebres, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Jawa Tengah
45 Perkumpulan PASOPATI KRIDO BUDOYO (PKB)
Jenekan RT 18 RW 03 Kel. Sangub, Kec. Musuk, Kab. Boyolali, Jawa Tengah Jawa Tengah
46 SEKAR ANOM Kendal, Kel. Tlogo, Kec. Tuntang, Kab. Semarang, Jawa Tengah
Jawa Tengah
47 Sanggar Seni Krida Budaya Jln. Telaga Warna No. 100 RT 04 RW 01 Desa Dieng, Kec. Kejajar, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah
Jawa Tengah
48 Paguyuban Purnomosidi Pusat Surakarta
Jln. Kedunglumbu (Senapati) RT 03 RW 06 Kel. Kedunglumbu, Kec. Pasar Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah
Jawa Tengah
49 Sanggar Seni Mardi Laras Desa Seren, Kec. Gebang, Kab. Purworejo, Jawa Tengah
Jawa Tengah
50 Perkumpulan Seni Karawitan "Giri Laras"
Dusun Gedaren I, Desa Sumbergiri, Kec. Ponjong, Kab. Gunungkidul, D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta
51 Paguyuban Olah Seni Selasa Wagen
Jln. Arjuna No. 45, Kel. Wirobrajan, Kec. Wirobrajan, Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta
D.I. Yogyakarta
52 Sanggar Seni Godho Blambangan Dusun Krajan RT 01 RW 09 Kel. Tembokrejo, Kec. Muncar, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur
Jawa Timur
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 48
53 Organisasi Sasana Budaya Ngesthi Laras
Ds. Tanggung (Glotan) RT 01 RW 01 Kec. Campurdarat, Kab. Tulungangung, Jawa Timur Jawa Timur
54 Warung Seni dan Budaya Rojha Dhulit
Jln. Cokroaminoto Gang X No. 15 Pamekasan, Kel. Parteker, Kec. Pamekasan, Kab. Pamekasan, Jawa Timur
Jawa Timur
55 Sanggar Tari Sekar Arum Dusun Kebon, Desa Punung, Kec. Punung, Kab. Pacitan, Jawa Timur
Jawa Timur
56 Turonggo Yakso "Purwo Budoyo" Jln. Jenderal Sudirman Km. 30 RT 17 RW 04 Desa Dongko, Kec. Dongko, Kab. Trenggalek, Jawa Timur
Jawa Timur
57 Organisasi Persatuan dan Kesatuan Kebatinan Sejati Kawruh Jowo Dipo
Jln. Dusun Payaman, Kel. Durenan, Kec. Durenan, Kab. Trenggalek, Jawa Timur Jawa Timur
58 Komunitas Budaya Singo Barong Jln. Sumberawan RT 10 RW 3 Desa Toyomarto, Kec. Singosari, Kab. Malang, Jawa Timur
Jawa Timur
59 Komunitas Budaya Sekaa Arja Kirtya Kencana Budaya
Jln. Pantai Kedungu Desa Bengkel, Kec. Kediri, Kab. Tabanan, Bali Bali
60 Sanggar Citra Sriwijaya Jln. Inspektur Marjuki Lr. YKP I No 55 Kel. Siring Agung, Kec. Ilir Barat, Kota Palembang, Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
61 Wantilan Pura Banjar Adat Bebayu Desa Pakraman Bebayu, Desa Labasari, Kec. Abang, Kab. Karangasem, Bali
Bali
62 Komunitas Budaya Sangkia Murti Desa Pakraman Sangburni, Kec.Kubutambahan, Kab. Buleleng, Bali
Bali
63 Sanggar Sabda Komala Rsi Jln. Raya Petak Kaja, Kel. Petak Kaja, Kec.Gianyar, Kab. Gianyar, Bali
Bali
64 Komunitas Budaya Banjar Adat Darmayasa Griana Kangin
Kel. Duda Utara, Kec.Selat, Kab. Karangasem, Bali Bali
65 Komunitas Budaya Banjar Adat Pande Mas
Jln. Raya Budakeling, Desa Budakeling, Kec. Bebandem, Kab. Karangasem, Bali Bali
66 Komunitas Budaya Desa Adat Tuwed
Desa Tuwed, Kec. Melaya, Kab. Jembrana, Bali Bali
67 Komunitas Budaya Sanggar Seni Tri Datu Desa Pakraman Seraya Kecamatan Karangasem
Jln. Raya Seraya Barat, Desa Seraya Barat, Kec. Karangasem, Kab. Karangasem, Bali Bali
68 Komunitas Budaya Sekaa Gong Widya Kusuma Desa Pakraman Tegalcangkring
Lingkungan Dlod Bale Agung, Kel. Tegalcangkring, Kec. Mendoyo, Kab. Jembrana, Bali
Bali
69 Komunitas Budaya Sanggar Sekar Alit Desa Pakraman Kebon
Banjar Sengguan, Desa Singapadu, Kec. Sukawati, Kab. Gianyar, Bali Bali
70 Komunitas Budaya Sanggar Giri Kusuma
Jln. Raya Tampaksiring, Desa Tampaksiring, Kec. Tampaksiring, Kab. Gianyar, Bali Bali
71 Komunitas Budaya Gedong Artha Suara Desa Pakraman Penatih
Jln. Trenggana No. 21 Kel. Penatih, Kec. Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali Bali
72 Komunitas Budaya Desa Pakraman Kintamani
Jln. Raya Kintamani, Desa Kintamani, Kec. Kintamani, Kab. Bangli, Bali
Bali
73 Komunitas Budaya Banjar Adat Pande
Jln. Batur No. 9 Banjar Pande, Kel. Renon Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali Bali
74 Komunitas Budaya Sanggar Sukawati Banjaran Sari
Jln. Raya Sukawati, Desa Sukawati, Kec. Sukawati, Kab. Gianyar, Bali Bali
75 Komunitas Budaya Sanggar Musik Kusuma Midi Suara
Jln. Raya Singapadu Tengah, Desa Singapadu Tengah, Kec, Singapadu Tengah, Kab. Gianyar, Bali
Bali
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 49
76 Komuintas Budaya Pura Dalem Pering
Jln. Raya Banjar Pande Mas, Desa Kamasan Kec. Klungkung, Kab. Klungkung, Bali
Bali
77 Komunitas Budaya Desa Pekraman Gelgel
Jln. Raya Desa Gelgel, Desa Gelgel, Kec. Klungkung, Kab. Klungkung, Bali Bali
78 Komuintas Budaya Banjar Adat Sari Buana
Jln. Gunung Lebah I Desa Tegal Harum Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali Bali
79 Komunitas Budaya "Gita Laksmi" Jln. Bubunan - Banjar, Desa Sulanyah, Kec. Seririt, Kab. Buleleng, Bali
Bali
80 Komunitas Budaya Tawaq-Awaq "Darmayasa"
Dusun Keselet, Desa Darek, Kec. Praya Barat Daya, Kab. Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat
81 Sanggar Seni Budaya Nurul Husna Indonesia
Jln. Lanco Gaja Gg. Oi Kancoa RT 9 RW 4 Kel. Jatibaru, Kec. Asakota, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat
82 Sanggar Seni Budaya Putra Bima Xtreme
Jln. Pemuda Lingkungan Tolo Tando RT 001 RW 001 Kel. Matakando, Kec. Mpunda Kota, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Barat
83 Sanggar Setia Kawan Dusun Trengan Lauk, Desa Pemenang Timur, Kab. Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Barat
84 Sanggar Seni Wela Rana Jln. Ulumbu No. 69B Kel. Watu, Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai, Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur
85 Komunitas Budaya Sanggar Seni "Illu Ndabode"
Jln. Lintas Waitabula - Waikabubak, Desa Waerame, Kec. Wewewa Tengah, Kab. Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur
86 Sanggar Tari "Rihi Eti" Desa Kawangu, Kec. Pandawai, Kab. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur
87 Snggar Tari "Watu Tanda" Desa Tarimbang, Kec. Tabundung, Kab. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur
88 Sanggar Tari "Kiku Wailambuaha" Desa Kombapari, Kec. Katala Hamu Lingu, Kab. Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur
89 Komunitas Budaya Sanggar Kesenian Yargoleng
Kel. Kabir, Kec. Pantar, Kab. Alor, Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur
90 Sanggar Seni Bougenville Pontianak Jln. M. Saad'ain Gg. Bougenville Blok G No. 17 Kel. Sungai Jawi Luar, Kec. Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
91 Sanggar Sari Budaya Wahana Budaya Taman
Jln. Komyos Sudarso Gg. Aren No. 7 Pontianak, Kec. Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
92 Sanggar Mayang Suri Sri Kencana Jln. Kyai Jenggot Dusun Jasa Laut RT 012 RW 003 Kel. Pulau Kumbang, Kec. Simpang Hilir, Kab. Kayong Utara, Kalimantan Utara
Kalimantan Barat
93 Sanggar Corak Insang
Jln. Tanjung Raya I Komplek Keraton No. 56, Kec. Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
94 Sanggar Tudong Saji Jln. Pendidikan, Desa Nanga Ella Hulu, Kec. Menukung, Kab. Melawi, Kalimantan Barat Kalimantan Barat
95 Sanggar Seni dan Budaya Darung Tingang Palangka Raya
Jln. Bakut No. 28/45 RT 01 RW 08 Kel. Bukit Tunggal, Kec. Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah
96 Sanggar Tari dan Rupa Sangumang Jaya Art
Jln. G. Obos XV A No 85 Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah
97 Sanggar Tari Betang Itah Kasongan Jln. Ceria No. 3 Kel. Kasongan Lama, Kec. Katingan Hilir, Kab. Katingan, Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 50
98 Sanggar Kesenian Daerah Sumbu Kurung Pulang Pisau
Jln. Hantasan Raya RT 02 Kel. Pulang Pisau, Kec. Kahayan Hilir, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah
99 Sanggar Pusaka Tabalong
Jln. H. Mahrawi RT 05 Kel. Jangkung, Kecamatan Tanjung, Kabupaten/Kota Tabalong, Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
100 Sanggar Tatau Silu Bulau Jln. Poros RT 03 Pangelak, Kec. Upau, Kab. Tabalong, Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
101 Sanggar Matahari Martapura Jln. Pendidikan, Kel. Sungai Paring, Kec. Martapura, Kab. Banjar, Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan
102 Sanggar Seni Pusaka Saijaan Jln. Mega Indah No. 98 Gang Mandiri, Desa Semayap, Kec. Pulau Laut Utara, Kab. Kotabaru, Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
103 Sanggar Batuah Jln. Taruna Bakti, Komp. Aulia Permai RT 02 RW 02 No. 10 Kel. Sungai Sipai, Kec. Martapura, Kab. Kab. Banjar, Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan
104 Sanggar Seni dan Budaya Bulawan Sumingkai
Jln. Aji Kuning Kel. Mansalong Kec. Lumbis Kab. Nunukan Prop. Kalimantan Utara
Kalimantan Utara
105 Sanggar Seni Dayak Ulong Da'a Jln. Batu Naret RT 07 Tanjung Lapang, Malinau Barat, Kab. Malinau, Kalimantan Utara Kalimantan Utara
106 Sanggar Tari Uyang Lahai Jln. Stadion RT 09 Kel. Malinau Hulu, Kec. Malinau Kota, Kalimantan Utara
Kalimantan Utara
107 Sanggar Seni Busak Baku Jln. Pemuda, Kel. Pelita Kanaan, Kec. Malinau Kota, Kab. Malinau, Kalimantan Utara
Kalimantan Utara
108 Lembaga Kesenian Jepin dan Hadrah Mekar Jaya
Jln. Budiman Arifin RT III Tanjung Palas, Bulungan, Kalimantan Utara Kalimantan Utara
109 Paguyuban Kesenian Mitra Langen Lestari
Jln. Fatahillah, Kel. Nunukan Tengah, Kec. Nunukan, Kab. Nunukan, Kalimantan Utara Kalimantan Utara
110 Sanggar Budaya Favorit Kel. Teling Bawah, Kec. Wenang, Kota Manado, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
111 Sanggar Seni Budaya Maleo-Leosan Waleo
Desa Waleo, Kec. Kema, Kab. Minahasa Utara, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
112 Sanggar Jacinta Lestari Waya Jln. Raya Koka-Kembes, Desa Koka, Kec. Tombulu, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
113 Sanggar Seni Budaya Temboan Desa Tairatak, Kec. Langowan Utara, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
114 Sanggar Totabuan Jln. A.P. Mokoginta, Desa Pontadon, Kec. Kotamobagu Utara, Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
115 Sanggar Wanga Cita Waya Desa Wonga Amongena, Kec. Motoling Timur, Kab. Minahasa Selatan, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
116 Sanggar Seni "Yediyah" Kel. Talikuran, Kec. Remboken, Kab. Minahasa, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
117 Sanggar Kesenian Maleburen Damau
Jln. Menuju Lapangan Bola Kaki, Kel. Damau Bawone, Kec. Damau, Kab. Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
118 Lembaga Sanggar Sombor Um Banua
Jln. Bukit Moria Kel. Tikala Baru, Kec. Tikala, Kab. Kota Manado, Sulawesi Utara
Sulawesi Utara
119 Sanggar Seni Budaya Tupalo Jln. Nani Hasan, Desa Dulamayo, Kec. Bongongeme, Kab. Gorontalo, Gorontalo
Gorontalo
120 Sanggar Budaya "Tri Tunggal Singo Budoyo"
Desa Sarimurni, Kec. Randangan, Kab. Pohuwatu, Gorontalo
Gorontalo
121 Sanggar Seni Molutulo Desa Tinelo, Kec. Tilango, Kab. Gorontalo, Gorontalo Gorontalo
122 Sanggar Seni Bannang Pute Jln. Poros Majene Mamuju, Kel. Lalampanua, Kec. Pamboang, Kab. Majene, Sulawesi Barat Sulawesi Barat
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 51
123 Komunitas Seni Wai Sapalelean Jln. Pamumbun, Desa Bubun Batu, Kec.Mamasa, Kab. Mamasa, Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
124 Lembaga Seni Musik Tradisi dan Modern One Do (LSMTM One Do)
Jln. Anoa No. 170 Kel. Tinabung, Kec. Tinabung, Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat Sulawesi Barat
125 Lembaga Sanggar Seni Sikola Paqbanua
Dusun II Banua Baru, Desa Banua Baru, Kec. Wonomulyo, Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
126 Sanggar Seni Tomepayung Kompleks Cadika H.M. Masdar Pasmas, Kel. Maddatte, Kec. Polewali, Kab. Polewali Mandar, Prov Sulawesi Barat
Sulawesi Barat
127 Komunitas Seni Buttu Sarre Jln. Poros Lapejang, Desa Tapango, Kec. Tapango, Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat Sulawesi Barat
128 Lembaga Seni Budaya Kanamingku Jln. Poros PLN, Kel. Mandati II, Kec. Wangi-Wangi Selatan, Kab. Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
129 Sanggar Seni Budaya Tanah Wolio Pasarwajo
Jln. Poros Pasarwajo - Banabungi, Desa Banabungi, Kec. Pasarwajo, Kab. Buton, Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
130 Lembaga Restika Jln. Laode Gure, Kel. Wandaka, Kec. Kulisusu, Kab. Buton Utara, Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
131 Sanggar Seni dan Budaya Kalambe Wuna
Jln. Lumba-lumba No.92 A, Kel. Laiworu, Kec. Batalaiworu, Kab. Muna, Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara
132 Sanggar Seni Kamba Wuna Jln. Gatot Subroto, Kel. Laiworu, Kec. Batalaiworu, Kab. Muna, Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara
133 Sanggar Silat Tradisional Ewa Wuna
Jln. Poros Watuputih Kusambi RT 01 RW 01, Desa Wali, Kec. Watopute, Kab. Muna, Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara
134 Lembaga Seni dan Budaya Wangi-Wangi Puncak
Jln. Poros Tindoi, Desa Waginopo, Kec. Wangi-Wangi, Kab. Wakatobi, Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara
135 Sanggar Seni Topekkong Sinjai Jln. Sumur Kampiri Kel.Bongki, Kec.Sinjai Utara, Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
136 Sanggar Seni dan Budaya Tamalate Art
Jln. Idris Gg. Muntu Kel. Malewang, Kec. Polongbangkeng Utara, Kab. Takalar, Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
137 Sanggar Seni Tololona Lamatti Jln. Lamatti Kel. Bongki, Kec. Sinjai Utara, Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
138 Sanggar Seni dan Budaya Gantarangkeke
Batulabbu, Kel. Lembang Gantarangkeke, Kec. Tompobulu, Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
139 Lembaga Sao Panrita Jln. Asoka No. 16 Kel. Tuwung, Kec. Barru, Kab. Barru, Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
140 Lembaga Sanggar Seni Tradisional Sepak Raga Sudiang
Jln. Laikang No.77 RT 03 RW 05 Kel. Sudiang, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
141 Sanggar Seni Budaya Ras Art Jln. Villa Mutiara Biru 7, Kel. Bulu Rokeng, Kec. Biringkanaya, Kota Makassar, Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
142 Sanggar Seni dan Budaya Lontara Sungai Kelara, Ganrang Batu, Desa Kayuloe Timur, Kec. Turatea, Kab. Jeneponto, Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan
143 Sanggar Seni dan Budaya PKBM Mitra
Jln. Andi Paerai No. 05 Kel. Bonto-Bonto, Kec. Ma'rang, Kab. Pangkep, Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
144 Sanggar Seni Budaya Uplinne Anlinne Nuwewang
Jln. Dr. Kayadoe, Kel. Benteng, Kec. Nursaniwe, Kota Ambon, Maluku Maluku
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 52
145 Sanggar Seni Budaya Ama Leka Lekano
Jln. Kapitan Hiul, Kel. Ullath, Kec. Saparua Timur Kab. Maluku Tengah, Maluku Maluku
146 Sanggar Seni dan Budaya Papala Jln. Amanlanite, Kel. Waimahu, Kec. Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku Maluku
147 Lembaga Seni Budaya Asinahu Jln. Luma Sala Olla, Kel. Sawai, Kec. Wahai, Kab. Maluku Tengah, Maluku Maluku
148 Sanggar Seni dan Budaya Bukit Gosora
Jln. Raya Kel. Bori, Kec. Bacan Timur, Kab. Halmahera Selatan, Maluku Utara Maluku Utara
149 Sanggar Seni dan Budaya Insan Permai
Jln. Siswa Kel. Saketa, Kec. Gane Barat, Kab. Halmahera Selatan, Maluku Utara Maluku Utara
150 Sanggar Seni dan Budaya Matogale Jln. Pantai Pelabuhan Kel. Wayaua, Kec. Bacan Timur Selatan, Kab. Hamahera Selatan, Maluku Utara
Maluku Utara
151 Sanggar Belajar Seni Budaya KAMASAN
Jln. Anggait, Kel. Kaibus, Distrik Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Papua Barat
152 Sanggar Kesenian Banyuangi YAKSO MANUNGGAL
Jln. Wijayakusuma RT 12 RW 05 Desa Arso I, Distrik Arso Barat, Kab. Keerom, Papua Papua
153 Budaya Seni Tradisional Karawitan dan Pedalangan Paguyuban Pronosuto
Dusun Pronosutan RT 058 RW 019 Desa Kembang, Kec. Nanggulan, Kab. Kulonprogo, D.I. Yogyakarta
D.I. Yogyakarta
154 Paguyuban Seni Wayang Wong Suko Budoyo
Dusun Lemahdadi, Kel. Bangunjiwo, Kec. Kasihan, Kab. Bantul, D.I. Yogyakarta
D.I. Yogyakarta
155 Paguyuban Seni Karawitan dan Tari Bayu Murti
Dukuh Candi Rejo, Kel. Bokoharjo, Kec. Prambanan, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta
156 Paguyuban Al-Amin Tunas Muda Dusun Malangrejo, Desa Wedomartani, Kec. Ngemplak, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta
157 Cahya Sumirat Desa Purwosari, Kec. Blora, Kab. Blora, Jawa Tengah
Jawa Tengah
158 Perkumpulan Seni Barong "Risang Guntur Seto"
Jln. Gunung Wilis No. 12 A Kel. Kunden, Kec. Blora, Kab. Blora, Jawa Tengah Jawa Tengah
159 Komunitas Budaya Mandala Sekar
Jln. Mandalahurip, Kampung Mekarwangi, Desa Mandalahurip, Kec. Jatiwaras, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat
Jawa Barat
160 Perkumpulan Sanggar Silibet Pengadegan
Jln. Pengadegan Timur Raya No. 50 RT 009 RW 002 Kel. Pengadegan, Kec. Pancoran, Kota Jakarta Selatan, D.K.I. Jakarta
D.K.I. Jakarta
161 Cingkrik Biru
Jln. Trijaya RT 010 RW 003 Kampung Setu, Kel. Ciganjur, Kec. Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, D.K.I. Jakarta
D.K.I. Jakarta
162 Dian Sekar Melati Jln. Teratai Raya Blok D 1 No. 07 Kel. Telaga Asih, Kec. Cikarang Barat, Kab. Bekasi, Jawa Barat
Jawa Barat
163 Lembaga Masyarakat Adat Kab. Kepulauan Yapen
Jln. Sanggar Bhakti, Kel. Serui Kota, Kec. Yapen Selatan, Kab. Kepulauan Yapen, Papua Papua
164 Sanggar Tari Sekar Jagad Desa Bumisari RT 004 RW 002 Kec. Bojongsari, Kab. Purbalingga, Jawa Tengah Jawa Tengah
165 Kelompok Masyarakat Pelestarian Adat Istiadat dan Budaya "Bonokeling"
Desa Pekuncen, Kec. Jatilawang, Kab. Banyumas.
Jawa Tengah
166 Yayasan Hapsari Citra Indonesia Jln. Kliningan No. 21 A Kel. Turangga, Kec. Lengkong, Kota Bandung, Jawa Barat
Jawa Barat
167 Paguyuban Sumarah Purbo Dusun Gedongsari, Desa Wijirejo, Kec. Pandak, Kab. Bantul, D.I. Yogyakarta D.I. Yogyakarta
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 53
168 Komunitas Seni Lobo Jln. St. Alauddin II No. 04 RT 003 RW 003 Kel. Tawanjuka, Kec. Tatanga, Kota Palu, Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
169 Sanggar Seni Budaya Tomasa Pandiri
Jln. Trans Sulawesi, Desa Pandiri, Kec. Lage, Kab. Poso, Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah
170 Komunitas Seni Rompong Jln. Pulau Sumatera, Kompleks Perumahan Guru / Masjid Pancasila, Kel. Kompo, Kec. Luwuk Selatan, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
171 Sanggar Seni Lintang Jln. Sungai Sadang No. 03 Kel. Soho, Kec. Luwuk, Kab. Banggai, Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah
172 Sanggar Seni dan Budaya Tanggoli Jln. Trans Sulawesi, Desa Saatu, Kec. Poso Pesisir, Kab. Poso, Sulawesi Tengah
Sulawesi Tengah
173 Sanggar Laksemana Melayu Jln. Tenaga, Kel. Dumai, Kec. Dumai Timur, Kota Dumai, Riau Riau
174 Lembaga Seni dan Budaya Q_La Wan Gading Ent. Kota Dumai
Jln. Arifin Ahmad BTN Griya Pulai Sakinah Blok C No. 25 Kel. Mundam, Kec. Medang Kampai, Kota Dumai, Riau
Riau
175 Angsana Dance
Komplek Griya Praja Karimun Blok G No. 02 RT 002 RW 006 Kel. Teluk Uma, Kec. Tebing, Kab. Karimun, Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
176 Sanggar Seni Mawar Tanjoeng Jln. Jenderal Sudirman Gg. Mawar No. 24 Kel. Tanjungbatu Kota, Kec. Kundur, Kab. Karimun, Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
177 Lembaga Seni Budaya Padepokan Pencak Silat Bandrong Titisan Ki Renggong
Jln. Raya Serang Cilegon Kampung Legok Dalam RT 001 RW 002 Kel. Drangong, Kec. Taktakan, Kota Serang, Banten
Banten
178 Sanggar Seni dan Budaya Bulawan Sumingkai
Jln. Aji Kuning Kel. Mansalong, Kec. Lumbis, Kab. Nunukan, Kalimantan Utara Kalimantan Utara
179 Sangar Seni dan Budaya Cindua Mato
Jln. M. Yamin No. 17 E Jorong Malana, Nagari Baringin, Kec. Lima Kaum, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat
Sumatera Barat
180 Sanggar Seni Villa Yuliana BTN Malaka Sari Blok K No. 12, Kel. Lapajung, Kec. Lalabata, Kab. Soppeng, Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan
181 Sanggar Seni Gema Cinta Jln. Pasir Putih RT 001 RW 001 Kel. Dabo, Kec. Singkep, Kab. Lingga, Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
182 Sanggar Seni Tradisional Gentra Media 3 Sukabumi
Jln. Pelabuhan II RT 003 RW 013 Kampung Cikujang, Kel. Dayeuhluhur, Kec. Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat
Jawa Barat
183 Lingkung Seni Purwaloka Jln. Cihanjuang No. 61 RT 002 RW 003 Kel. Cibabat, Kec. Cimahi Utara, Kota Cimahi, Jawa Barat
Jawa Barat
184 Sanggar Seni Giriharja Lima Jelekong
Jln. Giriharja No. 37 RT 001 RW 001 Kel. Jelekong, Kec. Baleendah, Kab. Bandung, Jawa Barat
Jawa Barat
185 Soca Niskala Sunda Jln. Sukarahayu Timur No. 07 Gang Hebras RT 087 RW 024 Kel. Karanganyar, Kec. Subang, Kab. Subang, Jawa Barat
Jawa Barat
186 Sanggar Seni Pantun Gambyung Dangiang Linggar Manik
Kampung Dukuh RT 010 RW 004 Desa Sadawarna, Kec. Cibogo, Kab. Subang, Jawa Barat Jawa Barat
187 Institut Banyumas Dwipa (IBD) Jln. Sadewa No. 12 RT 03 RW 01 Desa Pandak, Kec. Baturaden, Kab. Banyumas, Jawa Tengah
Jawa Tengah
188 Sanggar Seni Kiambang Bertaut Jln. Jenderal Sudirman, Kampung Benteng, Kel. Moro, Kec. Moro, Kab. Karimun, Kepulauan Riau
Kepulauan Riau
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 54
189 Sanggar Seni Budaya Islam Nurul Qolbi
Jln. Akcaya No. 03 Kel. Sutera, Kec. Sukadana, Kab. Kayong Utara, Kalimantan Barat Kalimantan Barat
190 Sanggar Gendingan
Jln. Tanjung Harapan Gang Al-Hamidin 2 RT 002 RW 007 Kel. Banjar Serasan, Kec. Pontianak Timur, Kota Pontianak, Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
191 Sanggar Tari Wongso Arum
Jln. Raya Wongsorejo - Krajan RT 003 RW 001 Kel. Krajan, Kec. Wongsorejo, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur
Jawa Timur
192 DPC Ngudi Utomo Kota Madiun Jln. Mustang Blok M No. 30 Perum. Bumi Antariksa Kel. Klegen, Kec. Kartoharjo, Kab. Kab. Madiun, Jawa Timur
Jawa Timur
193 Paguyuban Seni Lestari Budaya Dukuh Sindanghaji, Desa Bantarpanjang, Kec. Cimanggu, Kab. Cilacap, Jawa Tengah
Jawa Tengah
194 Sanggar Seni Pelangi Ngesthi Budaya
Jln. Mujahir RT 004 RW 007 Dusun Tegalsari, Kel. Bejen, Kec. Karanganyar, Kab. Karanganyar, Jawa Tengah
Jawa Tengah
195 Perguruan Pencak Silat Kinantan Sakti
Jln. Parak Naut, Kel. Binuang Kampung Dalam, Kec. Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat Sumatera Barat
196 Rumah Budaya Sangtakasta Dusun Soko, Desa Tugu, Kec. Sendang, Kab. Tulungagung, Jawa Timur Jawa Timur
197 Sanggar Nurul Mu'minin
Jln. Bujama Parit Keladi 2 RT 024 RW 007 Desa Pal Sembilan, Kec. Sungai Kakap, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat
Kalimantan Barat
198 Sanggar Seni dan Budaya "Lung" Dusun Krajan Kidul, Desa Nanggulan, Kec. Pacitan, Kab. Pacitan, Jawa Timur Jawa Timur
199 Organisasi Kesenian Tradisional Kuda Kepang Turonggo Joyo Kusumo
Mahakarya, Nagari Koto Baru, Kec. Luhak Nan Duo, Kab. Pasaman Barat, Sumatera Barat Sumatera Barat
200 Sanggar Seni "Gelate Yuvai Semaring"
Jln. Pongtiku, Kel. Nunukan Tengah, Kec. Nunukan, Kab. Nunukan, Kalimantan Utara Kalimantan Utara
Daftar penerima bantuan pemerintah FKBM tahun 2017
Dari tahun 2013 s.d. 2017 jumlah komunitas budaya yang telah difasilitasi berjumlah
1.760 komunitas budaya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Berikut adalalah
grafik dan persebarannya sampai dengan tahun 2017:
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 55
Grafik jumlah penerima FKBM tahun 2012 s.d. 2017
Grafik persebaran penerima FKBM tahun 2012 s.d. 2017 per Provinsi
2. Kegiatan Kepercayaan dan Tradisi yang Difasilitasi
Pelestarian kebudayaan pada hakikatya tidak hanya menjadi tanggung jawab
pemerintah tapi semua pihak yang terlibat dalam ekosistem kebudayaan seperti
pemerintah daerah, universitas, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan,
forum warga, dan lain-lain. Pelestarian kebudayaan salah satunya dapat dilakukan
dengan cara terus menghidupkan unsur-unsur budaya baik melalui atraksi seni,
forum diskusi, ritual atau upcara, dan event kebudayaan lainnya. Namun dalam
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 56
upaya pelestarian tersebut khususnya yang terkait dengan kepercayaan dan tradisi
para pihak yang terlibat dalam ekosistem kebudayaan masih menemui berbagai
kendala seperti urusan pendanaan. Oleh karena itu, Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi memiliki program Bantuan Pemerintah
Kegiatan Kepercayaan dan Tradisi yang merupakan bentuk apresiasi kepada
pelestari kepercayaan dan tradisi. Apresiasi ini berupa pendukungan dana sejumlah
maksimal Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) untuk penyelenggaraan
kegiatan kepercayaan dan tradisi dalam upaya pelestarian kebudayaan.
Pendukungan dana diberikan berdasarkan seleksi proposal permohonan
pendukungan dana kegiatan kepercayaan dan tradisi yang masuk ke direktorat.
Bantuan diberikan berupa transfer dana secara langsung rekening komunitas
budaya.
Pada tahun 2017 terealisasi bantuan kepada 18 komunitas budaya dari target
sejumlah 17 komunitas budaya. Berikut adalah daftar penerima bantuan kegiatan
kepercayaan dan tradisi:
No Komunitas/Pemangku Kepentingan Kegiatan Besaran Fasilitasi
1 Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (IKASUKA) Yogyakarta
Festival Seni Tradisi dan Budaya Isllami dan Seminar Arsitektur Budaya Islam Nusantara
Rp 50,000,000
2 Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi
Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)
Rp 50,000,000
3 Panitia Penyelenggara Malam Selikuran Surakarta
Malam Selikuran Surakarta Rp 50,000,000
4 Panitia Penyelenggara Tungguk Tembakau Festival
Tungguk Tembakau Festival Rp 50,000,000
5 Paguyuban Seni Ksatria Kethoprak Mataram "Dalang Sapanyana, Wedana Yuyu Rumpung Gemblung"
Rp 25,000,000
6 Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Festival Dalang Bocah Tingkat Nasional 2017
Rp 25,000,000
7 Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Seminar Internasional Tradisi Lisan
Rp 50,000,000
8 Ki Sodong Rumah Budaya Borobudur Magelang
Pencanangan Desa Peduli Tradisi dan Festival Pancasila
Rp 50,000,000
9 Komunitas Muda Nusantara Workshop Pelestarian Tradisi dan Penguatan Peran Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
Rp 50,000,000
10 Research Center Media Goup FGD Penguatan Legislalsi Penghayat Kepercayaan
Rp 50,000,000
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 57
11 Workshop Tradisi dan Adat Perkawinan Etnis Tolaki Kendari
Lembaga Adat Tolaki Rp 50,000,000
12 Pesta Adat Barata Kahedupa Kariyaa Hennauka Nufofine
Lembaga Adat Barata Kahedupa Rp 50,000,000
13 Yayasan Mekar Pribadi Workshop Tradisi Lisan Rp 50,000,000
14 Paguyuban Jawa Tengah Giat Pesta Rakyat Jawa Tengah Rp 50,000,000
15 Panitia Gebyar Seni Tradisi Blora Gebyar Seni Tradisi Blora Rp 50,000,000
16 Karaton Kawitan Amarta Bumi Gedong Songo Royal Culture Festibal Ruwatan Nagari
Rp 50,000,000
17 Young Leader Forum Workshop Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME "Tantangan Eksistensi Penghayat Kepercayaan thd Tuhan YME sebagai Ekspresi Budaya"
Rp 50,000,000
18 Panitia Festival Seni dan Permainan Tradisional Jakarta
Festival Seni dan Permainan Tradisional Jakarta
Rp 50,000,000
Daftar penerima bantuan pemerintah Kegiatan Kepercayaan dan Tradisi yang Difasilitasi
SS4 Peningkatan Sumber Daya Manusia Kebudayaan Bidang Kepercayaan dan Tradisi
Sasaran strategis Peningkatan sumber daya manusia kebudayaan bidang kepercayaan
dan tradisi ditetapkan guna melihat sejauhmana upaya-upaya yang telah dilakukan
oleh direktorat dalam rangka peningkatan SDM bidang kepercayaan dan tradisi.
Sasaran strategis ini ditetapkan untuk mendukung terwujudnya tiga tujuan strategis
yaitu (1) Peningkatan kapasitas dan peran penghayat kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan tradisi dalam melestarikan kebudayaan; (2) Peningkatan kapasitas dan peran
penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi dalam pelestarian
pengetahuan dan ekspresi budaya; dan (3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia
pengelola budaya bidang kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi.
Ketercapaian sasaran strategis Peningkatan sumber daya manusia kebudayaan bidang
kepercayaan dan tradisi melalui ketercapaian satu indikator kinerja yaitu Tenaga
bidang Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yang Ditingkatkan
Kompetensinya. SDM bidang kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi yang
ditingkatkan kompetensinya trennya mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Berikut tingkat ketercapaian indikator kinerja yang digunakan
untuk mengukur sasaran strategis Peningkatan sumber daya manusia kebudayaan
bidang kepercayaan dan tradisi:
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 58
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target dan Realisasi
Peningkatan sumber
daya manusia
kebudayaan bidang
kepercayaan dan
tradisi
IKU Realisasi
2015
Realisasi
2016
Target
2017
Realisasi
2017
%
Tenaga bidang
kepercayaan
terhadap Tuhan
YME dan tradisi
yang ditingkatkan
kompetensinya
0 833 860 860 100
Realisasi IKKS 4 serta perbandingan dengan tahun sebelumnya
IKSS 4 “Tenaga bidang kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi yang
ditingkatkan kompetensinya” untuk tahun 2017 mencapai predikat ‘sangat baik’
dengan realisasi sejumlah 860 orang atau sebesar 100% sesuai dengan apa yang telah
ditargetkan. Jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya untuk realisasi
tahun 2017 ini mengalami peningkatan. Pada awalnya sesuai dengan yang tertuang di
perjanjian kinerja targetnya adalah 1.081 orang namun karena dalam perjalanannya
ada kebijakan efisiensi anggaran maka targetnya kemudian disesuaikan menjadi 860
orang disesuaikan dengan jumlah anggarannya.
Pencapaian target tersebut didukung oleh delapan program kegiatan yang
dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yaitu:
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 59
1. Identifikasi Dalam Rangka Sertifikasi Kompetensi SDM Pelestari Budaya
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
Pelaksanaan Bimbingan Teknis memerlukan
beragam modul yang akan dijadikan sebagai bahan
ajar kepada peserta. Modul merupakan keharusan
dalam mendukung terlaksananya sebuah
Bimbingan Teknis. Oleh karena itu, dalam rangka
meningkatkan kompetensi SDM bidang
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi,
Direktorat Kepercayaaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi terlebih dahulu
menyusun modul sebagai bahan bimbingan teknis. Adapun modul-modul yang
disusun pada tahun ini meliputi :
1. Modul Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME;
2. Kurikulum dan Modul Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME;
3. Modul Peningkatan Kompetensi Pelestari Tradisi Lisan Tingkat Madya;
4. Modul Peningkatan Kompetensi Pelestari Arsitektur Bangunan Rumah Adat
Tradisional;
5. Modul Peningkatan Kompetensi Tenaga Tenun Tradisional;
Modul ini disusun oleh para pakar dan telah melalui beberapa tahapan yaitu FGD
penyusunan modul dan setelah selesai ditulis dilakukan juga pembahasan draft
modul. Dalam pembahasan draft modul dihadirkan juga praktisi, akademi, dan
budayawan agar modul yang dibuat mendapatkan hasil yang sempurna. Kegiatan
ini melibatkan 300 orang,
2. Pembinaan Dalam Rangka Peningkatan Mutu dan Akses Pelaku Kepercayaan
terhadap TuhanYME dan Tradisi
Berdasarkan pemikiran bahwa pelaku kepercayaan dan tradisi adalah bagian
penting dari bangsa Indonesia, maka mereka pun harus diberikan kesempatan
untuk dapat lebih mengaktualisasikan diri agar lebih dikenal dan dipahami oleh
masyarakat luas. Untuk itu, maka perlu diadakan upaya pemberdayaan. Bentuk
dari upaya pemberdayaan adalah dengan meningkatkan mutu dan akses agar
mereka dapat lebih berkembang.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 60
Peningkatan Kompetensi Pengelola bidang Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dilaksanakan dalam bentuk workshop, dimana metode yang dipakai
adalah belajar dalam kelas yang dipadu dengan diskusi, tugas individu dan
kelompok, serta pretest dan posttest. Bimbingan teknis pengelola (pelaku/pelestari)
kepercayaan dan tradisi yang dilaksanakan pada tanggal 16 s.d. 20 Mei di Malang
dengan melibatkan 80 orang peserta. Diharapkan dengan penyelenggaraan
kegiatan ini pengelola bidang kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi dapat
lebih memahami permasalahan dan meningkatkan pengetahuan di bidang
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi diwilayahnya masing-masing.
3. Peningkatan Kompetensi Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan YME
Peningkatan Kompetensi Penyuluh
Kepercayaan Terhadap Tuhan YME Tingkat
Ahli Ahli. Kegiatan ini akan dilaksanakan di
Yogyakarta dalam bentuk pelatihan calon
penyuluh tingkat ahli dimana metode yang
dipakai adalah belajar dalam kelas yang
dipadu dengan diskusi, tugas individu dan
kelompok, serta pretest dan posttest, dan praktik menyuluh. Diharapkan dengan
penyelenggaraan kegiatan ini akan lahir penyuluh-penyuluh tingkat ahli di bidang
kepercayaan terhadap Tuhan YME yang tidak hanya memiliki kecakapan pada
aspek pengetahuan, keahlian dan sikap saja, tetapi juga mampu memberikan peran
dan kontribusi yang nyata dalam upaya pelestarian budaya spiritual di Indonesia,
serta dapat lebih mencintai dan menjaga kekayaan budaya yang mereka miliki
demi kebesaran nama Indonesia. Pelaksanaan Bimbingan Teknis penyuluh
kepercayaan dilaksanakan pada tanggal 8 s.d. 12 Mei 2017 bertempat di Hotel
Sahid Solo dengan melibatkan 45 orang peserta yang ditingkatkan kompetensinya
untuk menjadi penyuluh kepercayaan.
4. Pembinaan Pegawai Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
Sebuah institusi akan berjalan sebagaimana mestinya jika didukung dengan berbagai
factor seperti Sumber Daya Manuasia (SDM) atau tenaga kerja dan manajemen
pengelolaannya. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor pendukung
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 61
yang sangat penting dalam
menunjang pelaksanaan administrasi
Direktorat Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Tradisi. Pembinaan
dimaksud dilaksanakan untuk tujuan
tertentu secara berkala guna
meningkatkan kompetensi pegawai di
lingkungan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi. Pembinaan
pegawai di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi dilaksanakan
dalam bentuk peningkatan kompetensi pegawai berupa pelatihan bahasa inggris,
pelatihan e-skp, visioning, dan lain-lain. Dalam kegiatan ini melibatkan 80 orang
peserta yang merupakan pegawai di direktorat.
5. Bimbingan Teknis Pemuka Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME
Pada tahun 2017 ini untuk bimbingan
teknis pemuka penghayat kegiatannya
menjadi lokakarya uji publik bahan ajar
pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan
YME. Hal ini untuk mengimplementasikan
Permendikbud Nomor 27 tahun 2016
tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan
terhadap Tuhan YME pada Satuan Pendidikan. Untuk mengimplementasikannya
perlu disusun komponen yang menunjang baik dengan kurikulum maupun tenaga
pendidik. Salah satu komponen utama dalam menunjang terselenggaranya
pendidikan kepercayaan di sekolah adalah bahan ajar. Saat ini draft bahan ajar
pendidikan kepercayaan sudah tersusun dan selanjutnya akan dilakukan
penyempurnaan. Dalam rangka mencapai mutu yang baik dan sempurna dari
sebuah bahan ajar maka diperlukan pengecekan langsung oleh para pelaku
(stakeholders) di bidang pendidikan, yaitu melalui Uji Publik Draf Bahan Ajar
Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan YME. Uji publik bahan ajar pendidikan
kepercayaan terhadap Tuhan YME dilaksanakan di dua kota yaitu di Semarang
pada tanggal 19 s.d. 22 Juli bertempat di Hotel Grand Candi dan di Surabaya pada
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 62
tanggal 28 s.d. 30 Agustus bertempat di Hotel Mercure yang diikuti oleh 70 orang
peserta. Hasil dari uji publik bahan ajar ini akan digunakan untuk penyempurnaan
draft bahan ajar.
6. Pembinaan Pelaku Pelestari Kepercayaan dan Tradisi
Berdasarkan data yang ada pada Direktorat
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan Tradisi tahun 2015 jumlah organisasi
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
sebanyak 182 organisasi berstatus pusat dan
974 organisasi berstatus cabang yang harus
dibina dan diberdayakan oleh pemerintah.
Namun dari jumlah organisasi yang dibina tersebut masih terdapat banyak kendala
didalam pengorganisasian kelembagaannya.
Faktor utama penyebab terkendalanya kemajuan orgaisasi penghayat kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masih kurangnya motivasi dan
pengetahuan manajemen pengurus organisasi kepercayaan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam mengelola dan menjalankan roda organisasi, sehingga organisasi
penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kurang dapat berkembang
di tengah-tengah masyarakat. Salah satu faktor penyebab adalah masih rendahnya
kondisi sumber daya manusia penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dalam mengelola organisasinya. Oleh karena itu harus ada kegiatan yang
menyentuh pengurus penghayat kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di
dalam pengelolaan kelembagaan agar organisasi kepercayaan dapat berkembang.
Dalam kegiatan bimbingan teknis ini melibatkan 100 orang peserta.
7. Bimbingan Teknis Tradisi Lisan
Seiring berkembangnya zaman, era globalisasi dan modernsisasi di segala aspek,
eksistensi tradisi lisan semakin terancam. Hal ini disebabkan sistem pewarisan atau
regenerasi yang tidak berjalan dengan baik menyebabkan komunitas ataupun
penutur tradisi lisan lambat laun makin di ambang kepunahan. Padahal Tradisi
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 63
Lisan kaya akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang bisa kita jadikan
acuan dalam pembangunan karakter bangsa.
Pengelolaan tradisi lisan yang meliputi
pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan
harus benar-benar dilakukan secara baik. Peran
pemerintah, masyarakat dan komunitas tradisi
lisan sangat menentukan dalam proses
pengelolaan tersebut agar dapat terwujud.
Sebagai langkah awal pengelolaan tradisi lisan,
telah tersusun Standar Kompetensi Khusus (SKK) merupakan komponen penting.
Selanjutnya tahapan yang tak kalah penting adalah menciptakan atau mencetak
assesor atau ahli dibidang tradisi lisan.
Oleh karena itu dilaksanakan kegiatan Training of Trainer Pengelola Tradisi Lisan
untuk mencetak assesor atau trainer di bidang tradisi lisan. Proses kegiatan ini
meliputi pembahasan draft SKK sebanyak dua kali yang dilaksanakan pada tanggal
20 s.d. 22 Maret dan 12 s.d. 14 Juni bertempat di Hotel Falatehan Jakarta. Setelah
itu dilanjutkan dengan penyusunan SKK (Standar Kompetensi Kerja) tradisi lisan
pada tanggal 12 s.d. 14 Juni bertempat di Hotel Sahira Bogor. Dalam proses
kegiatan ini melibatkan 115 orang peserta.
8. Bimbingan Teknis Arsitektur Tradisional
Indonesia memiliki kekayaan budaya yang
melimpah dan tak terhitung banyaknya. Salah
satu kekayaan budaya yang menjadi
kebanggan Indonesia adalah Rumah Adat
Tradisional. Rumah adat tradisional
merupakan salah satu karya budaya yang
menjadi produk budaya yang memiliki nilai
baik kebendaan (tangible) maupun tak benda (intangible) yang telah diturunkan
secara turun temurun. Bangunan Rumah adat tradisional selain mempunyai fungsi
sebagai pelindung penghuninya juga memiliki fungsi lainnya seperti fungsi sosial,
fungsi religius, fungsi kultural dan fungsi ekonomis.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 64
Dewasa ini banya bangunan rumah adat tradisional banyak yang kondisinya tidak
terurus dan hampir punah keberadaannya. Dikarenakan banyak faktor seperti
karena faktor alam seperti cuaca, iklim dan bencana alam, serta semakin minimnya
bahan dasar yang digunakan semakin sulit didapat. Selain faktor lainnya yaitu
semakin minimnya manusia pendukungnya yang memiliki pengetahuan tentang
bangunan desa.
Dalam rangka meningkatkan kompetensi
pembuat bangunan rumah adat
tradisional Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan tradisi
menyelenggarakan kegiatan Peningkatan
Kompetensi Tenaga Pelestari Arsitektur
Bangunan Rumah Adat Tradisional di
Sumba Timur Provinsi Nusa Tenggara Timur. Bimbingan teknis arsitektur tradisional
dilaksankan pada tanggal 26 s.d. 30 Juli, untuk materinya bertempat di Hotel Sinar
Tambolaka sedangkan untuk praktek pembangunan rumah adat Sumba
dilaksanakan di Desa Adat Manola. Dalam kegiatan ini melibatkan 70 orang
peserta yang terdiri dari para tukang bangunan tradisional rumah adat sumba.
SS5 Layanan Pembinaan Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi
Sasaran strategis Meningkatnya layanan pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan tradisi ditetapkan guna melihat sejauhmana upaya-upaya yang telah
dilakukan oleh direktorat dalam rangka pelayanan pembinaan kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan tradisi. Sasaran strategis ini ditetapkan untuk mendukung
terwujudnya dua tujuan strategis yaitu (1) Peningkatan pelayanan perlindungan
kepada penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME, komunitas adat dan tradisi;
dan (2) Peningkatan kualitas sumber daya manusia pengelola budaya bidang
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi.
Ketercapaian sasaran strategis meningkatnya layanan pembinaan kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan tradisi melalui ketercapaian tiga indikator kinerja yaitu
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I, Layanan Internal (Overhead), dan Layanan
Perkantoran. Sasaran strategis ini merupakan kegiatan rutin dalam pengelolaan
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 65
perkantoran sehingga setiap tahun trennya sama. Namun terdapat perbedaan
perhitungan dalam target tahun 2017 ini dengan target tahun-tahun sebelumnya.
Kegiatan layanan dukungan manajemen eselon I dan layanan perkantoran pada tahun
sebelumnya hitungannya per bulan jadi ada 12 bulan sedangkan untuk tahun 2017
semuanya disamakan 1 layanan. Untuk layanan internal (overhead) pada tahun
sebelumnya dihitung berdasarkan jumlah pengadaan barang milik negara sedangkan
untuk tahun ini hitungannya menjadi 1 layanan. Berikut tingkat ketercapaian indikator
kinerja yang digunakan untuk mengukur sasaran strategis Meningkatnya layanan
pembinaan kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi.
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target dan Realisasi
Meningkatnya
layanan pembinaan
kepercayaan
terhadap Tuhan
YME dan tradisi
IKU Realisasi
2015
Realisasi
2016
Target
2017
Realisasi
2017
%
Layanan dukungan
manajemen eselon I 12
12 1 1 100
Layanan internal
(overhead) 57
51 1 1 100
Layanan
perkantoran 12
12 1 1 100
grafik realisasi IKSS 5 serta perbandingan dengan tahun sebelumnya
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 66
IKSS 5.1 “Layanan dukungan manajemen eselon I” untuk tahun 2017 mencapai
predikat ‘sangat baik’ dengan realisasi sejumlah 1 layanan atau sebesar 100% sesuai
dengan apa yang telah ditargetkan. Jika dibandingkan dengan capaian tahun
sebelumnya untuk realisasi tahun 2017 ini seperti mengalami penurunan. Hal ini
karena ada perbedaan perhitungan dimana pada tahun lalu satuan penghitungannya
per bulan yaitu ada 12 bulan dalam satu tahun sedangkan untuk tahun 2017 satuan
perhitungannya adalah layanan dan dalam satu tahun dianggap 1 layanan.
Pencapaian target tersebut didukung oleh tiga program kegiatan yang dilaksanakan
oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yaitu:
1. Penyusunan Rencana Program dan Anggaran
Penyusunan rencana program direktorat dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan
direktorat dapat terlaksana secara terkoordinasi dengan baik. Penyusunan rencana
program Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi digunakan sebagai dasar
acuan pelaksanaan kegiatan agar tepat sasaran. Kegiatan penyusunan rencana
program dan anggaran pada tahun 2017 ini meliputi: penyusunan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP), Penyusunan Rencana Kegiatan dan Anggaran Kementerian/
Lembaga (RKA-KL), pendukungan kegiatan kebudayaan, pendukungan silaturahmi
nasional raja-raja nusantara, assessment Indonesiana, dan pendukungan lokakarya
pengembangan sumberdaya pendidikan kepercayaan.
2. Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program direktorat dimaksudkan agar
pelaksanaan kegiatan direktorat termonitor dengan baik. Evaluasi hasil pemantauan
ini nantinya dapat digunakan sebagai dasar acuan perencanaan program kegiatan
dan anggaran agar tepat sasaran di tahun mendatang. Pada tahun 2017 ini kegiatan
pemantauan dan evaluasi meliputi: review instrument monitoring dan evaluasi,
evaluasi hasil monev bantuan pemerintah, penyusunan Laporan Kerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), monitoring kegiatan, dan evaluasi akhir tahun.
3. Layanan Ketatausahaan
Sebuah institusi atau lembaga pemerintahan akan berjalan sebagaimana mestinya
jika didukung dengan berbagai faktor, salah satu faktor penting dalam menjalankan
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 67
lembaga tersebut adalah tersedianya landasan hukum seperti penerbitan atau
penyusunan NSPK. Penyusunan NSPK adalah media pendukung pelaksanaan
seluruh program dan kegiatan yang mana kebijakannya mengarah pada
peningkatan kualitas pelayanan prima sebuah institusi. Dengan terlaksananya
administrasi kegiatan tersebut diharapkan pelaksanaan tugas pokok Direktorat
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi dapat berjalan sebagaimana
mestinya terutama untuk kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap bulan. Selain
penyusunan NSPK pada tahun 2017 ini juga dilaksanakan penyusunan analisis
jabatan.
IKSS 5.2 “Layanan internal (overhead)” untuk tahun 2017 mencapai predikat ‘sangat
baik’ dengan realisasi sejumlah 1 layanan atau sebesar 100% sesuai dengan apa yang
telah ditargetkan. Layanan internal (overhead) ini berupa pengadaan perangkat
pengolah data dan komunikasi. Jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya
untuk realisasi tahun 2017 ini seperti mengalami penurunan. Hal ini karena ada
perbedaan perhitungan dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun lalu satuan
penghitungannya adalah jumlah barang pengadaan perangkat pengolah data dan
komunikasi sedangkan untuk tahun 2017 satuan perhitungannya adalah layanan dan
dalam kegiatan ini dianggap 1 layanan.
Pencapaian target tersebut didukung oleh satu program kegiatan yang dilaksanakan
oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi yaitu Pengadaan
Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi. Pada tahun 2017 perangkat pengolah data
dan komunikasi pengadaannya berupa: kamera udara (drone), lemari besi, laptop,
computer, printer, dan alat penghancur kertas.
IKSS 5.3 “Layanan ketatausahaan” untuk tahun 2017 mencapai predikat ‘sangat baik’
dengan realisasi sejumlah 1 layanan atau sebesar 100% sesuai dengan apa yang telah
ditargetkan. Jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya untuk realisasi
tahun 2017 ini seperti mengalami penurunan. Hal ini karena ada perbedaan
perhitungan dimana pada tahun lalu satuan penghitungannya per bulan yaitu ada 12
bulan dalam satu tahun sedangkan untuk tahun 2017 satuan perhitungannya adalah
layanan dan dalam satu tahun dianggap 1 layanan.
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 68
Pencapaian target tersebut didukung oleh dua program kegiatan yang merupakan
kegiatan rutin setiap bulan di Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan
Tradisi yaitu:
1. Gaji dan Tunjangan
Layanan Perkantoran adalah suatu proses yang terdapat pada semua unit yang
dilaksanakan secara rutin da berkala. Salah satu kegiatannya yaitu pembayaran gaji
dan tunjangan yang meliputi: belanja gaji pokok PNS, tunjnagan suami/istri PNS,
tunjangan anak PNS, tunjangan struktural PNS, tunjangan beras, uang makan PNS,
dan tunjangan umum PNS.
2. Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Operasional dan pemeliharaan perkantoran juga merupakan kegiatan rutin yang
dilaksanakan setiap bulan meliputi: belanja keperluan perkantoran, honor
operasional satauan kerja, belanja persediaan barang konsumsi, pemeliharaan
peralatan dan mesin, dan lain-lain.
REALISASI ANGGARAN
Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi pada awalnya memperoleh
pagu anggaran sebesar Rp 156.933.176.000,- (seratus lima puluh enam milyar
sembilan ratus tiga puluh tiga juta seratus tujuh puluh enam ribu rupiah), namun
didalamnya terdapat anggaran yang di blokir sejumlah Rp 50.000.000.000,- (lima
puluh milyar rupiah) untuk kegiatan bantuan pemerintah Fasilitasi Komunitas Budaya
di Masyarakat sebesar Rp 16.250.000.000,- (enam belas milyar dua ratus lima puluh
juta rupiah) dan Revitalisasi Desa Adat sebesar Rp 33.750.000.000,- (tiga puluh tiga
milyar tujuh ratus lima puluh juta rupiah) dan sampai dengan akhir tahun anggaran
tidak dapat dicairkan. Disamping itu juga pada tengah tahun anggaran terdapat
pemotongan atau efisiensi anggaran sebesar Rp 18.000.872.000,- (delapan belas
milyar delapan ratus tujuh puluh dua ribu rupiah). Jadi total anggaran yang dikelola
oleh Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi sampai dengan akhir
tahun anggaran hanya sebesar Rp 88.932.301.000,- (delapan puluh delapan milyar
sembilan ratus tiga puluh dua juta tiga ratus satu ribu rupiah).
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 69
Pagu anggaran tersebut dialokasikan pada program pelestarian budaya Pembinaan
Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi dengan 8 (delapan) indikator/output.
Namun seperti yang telah dijelaskan di atas pada tahun anggaran berjalan ada
kebijakan efisiensi yang kemudian berpengaruh terhadap target dan anggaran yang
telah ditetapkan sebelumnya. Adapun rincian alokasi pagu anggaran pada rencana
awal serta perubahannya adalah sebagai berikut:
No Indikator/Output Program Anggaran Awal Anggaran
(setelah efisiensi)
1 Pengetahuan dan Ekspresi Budaya
Kepercayaan dan Tradisi yang
Terdokumentasi
9.348.994.000 5.872.381.000
2 Event Internalisasi Nilai-Nilai Kepercayaan
terhadap Tuhan YMe dan Tradisi
20.184.894.000 9.388.094.000
3
Desa-Desa Adat yang Direvitalisasi 70.000.000.000 33.185.201.000
4
Komunitas Budaya yang Difasilitasi 38.929.288.000 25.905.074.000
5 Tenaga Bidang Kepercayaan terhadap
Tuhan YME dan Tradisi yang ditingkatkan
Kompetensinya
7.000.000.000 5.265.869.000
6
Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 3.460.000.000 1.705.682.000
7
Layanan Internal (Overhead) 510.000.000 510.000.000
8
Layanan Perkantoran 7.500.000.000 7.100.000.000
Total
156.933.176.000 88.932.301.000
Alokasi anggaran per output beserta perubahannya
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 70
Adapun persentase alokasi anggaran per output adalah sebagai berikut:
persentase alokasi anggaran 2017 per output
Anggaran terbesar adalah untuk kegiatan bantuan pemerintah yaitu Revitalisasi Desa
Adat (37%) dan Komunitas Budaya yang Difasilitasi (29%) sedangkan sisanya adalah
untuk kegiatan lainnya yang secara lengkap tertera dalam tabel berikut:
No Indikator / Output Anggaran (%)
1 Pengetahuan dan Ekspresi Budaya Kepercayaan dan
Tradisi yang Terdokumentasi 5.872.381.000 6.60
2 Event Internalisasi Nilai-Nilai Kepercayaan dan Tradisi 9.388.094.000 10.56
3 Desa-Desa Adat yang Direvitalisasi 33.185.201.000 37.32
4 Komunitas Budaya yang Difasilitasi 25.905.074.000 29.13
5 Tenaga Bidang Kepercayaan dan Tradisi yang
Ditingkatkan Kompetensinya 5.265.869.000 5.92
6 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 1.705.682.000 1.92
7 Layanan Internal (overhead) 510.000.000 0.57
8 Layanan Perkantoran 7.100.000.000 7.98
Total 88.932.301.000
alokasi anggaran per output
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 71
Dari total pagu anggaran senilai Rp 88.932.301.000,- (delapan puluh delapan milyar
sembilan ratus tiga puluh dua juta tiga ratus satu ribu rupiah) telah berhasil terserap
sebesar Rp 82.681.636.273,- (delapan puluh dua milyar enam ratus delapan puluh
satu juta enam ratus tiga puluh enam ribu dua ratus tujuh puluh tiga rupiah) atau
sebesar 92,97%. Serapan anggaran untuk tahun 2017 ini tidak mencapai target yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yaitu sebesar 95% dikarenakan adanya
kebijakan efisiensi anggaran khususnya di program bantuan pemerintah yang
menyisakan anggaran untuk manajemen yang tidak terserap.
Adapun grafik daya serap tahun anggaran 2017 pada delapan indikator/output adalah
sebagai berikut:
grafik pagu dan realisasi anggaran per output
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 72
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Direktorat Tahun 2017 merupakan laporan pertanggungjawaban
Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Tradisi atas pelaksanaan Perjanjian
Kinerja tahun 2017. Laporan ini menyajikan capaian kinerja atas program pembinaan
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi dengan lima sasaran strategis dengan
delapan indikator kinerja sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja tahun 2017.
Kedelapan indikator kinerja tersebut adalah pengetahuan dan ekspresi budaya
kepercayaan dan tradisi yang terdokumentasi, event internalisasi nilai-nilai
kepercayaan terhadap Tuhan YME dan tradisi, desa-desa adat yang direvitalisasi,
komunitas budaya yang difasilitasi, tenaga bidang kepercayaan terhadap Tuhan YME
dan tradisi yang ditingkatkan kompetensinya, layanan dukungan manajemen eselon I,
layanan intenal (overhead), dan layanan perkantoran.
Dari delapan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) yang digunakan untuk
mengukur ketercapaian sasaran strategis, sebanyak delapan atau 100% IKSS untuk
tahun 2017 telah mencapai/melebihi target yang ditetapkan. Sedangkan untuk kinerja
keuangan dari total pagu anggaran tahun 2017 sebesar Rp 88.932.301.000,- (delapan
puluh delapan milyar sembilan ratus tiga puluh dua juta tiga ratus satu ribu rupiah)
telah berhasil terserap sebesar Rp 82.681.636.273,- (delapan puluh dua milyarenam
ratus delapan puluh satu juta enam ratus tiga puluh enam ribu dua ratus tujuh puluh
tiga rupiah) sehingga persentase daya serap Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Tradisi untuk tahun 2017 adalah sebesar 92,97%. Seperti yang telah
disebutkan di atas serapan anggaran untuk tahun 2017 ini tidak mencapai target yang
telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja karena anggaran untuk manajemen bantuan
pemerintah tidak dapat diserap akibat adanya blokir anggaran.
Keberhasilan dan kegagalan dalam kinerja Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan
YME dan Tradisi tahun 2017 merupakan dasar bagi direktorat untuk melaksanakan
kegiatan di tahun-tahun mendatang agar lebih baik dan mencapai semua target yang
telah ditetapkan. Kedepannya direktorat juga akan melakukan langkah-langkah
perubahan dan penyesuaian terkait program dan anggaran sesuai dengan isu-isu
Laporan Kinerja Direktorat Kepercayaan dan Tradisi 2017 | 73
strategis dan kebijakan-kebijkan yang di tetapkan oleh pemerintah. Adapun untuk
tahun 2017 ini program kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Kepercayaan
terhadap Tuhan YME dan Tradisi telah mengacu pada pelaksanaan Nawacita yaitu
membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa
melalui program bantuan pemerintah. Selain itu beberapa kegatan direktorat juga
telah mendukung pelaksanaan penguatan pendidikan karakter, pengembangan
muatan lokal dan budaya literasi. Program kegiatan juga dilaksanakan dengan
pelibatan publik dalam ekosistem kebudayaan khususnya kepercayaan dan tradisi
seperti penghayat kepercayaan, komunitas adat, dan pelaku tradisi.