www.PIM.co.id | Buletin Edisi Akhir Tahun 2012 9
7
Kebijakan Pengukuran atas Penerapan GCG
Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi atas PenerapanGCG pada BUMN
7
1
2
3
4
5
6
Komitmen Terhadap PenerapanTata Kelola Perusahaan yang BaikSecara Berkelanjutan
Pemegang Saham danRUPS/Pemilik Modal;
Dewan Komisaris/DewanPengawas;
Direksi
Pengungkapan dan KeterbukaanInformasi
Aspek/Faktor lainnya.
Aspek-aspekPenilaian/Evaluasi
Pelaksanaan penilaian dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator/ parameter sesuai Keputusan Sekretaris Kementerian BUMN Nomor: SK-16/S.MBU/2012, tanggal 6 Juni 2012
8
Kebijakan Pengukuran atas Penerapan GCG
No Aspek Penilaian Baru Lama
Indkator Pmeter Bobot Indkator Pmeter Bobot
1. Komitmen thd. PenerapanGCG Secara Berkelanjutan
6 15 7 3 9 10
2. Pemegang Saham danRUPS/Pemilik Modal
6 25 9 10 31 9
3. Kebijakan GCG 2 14 8
4. Dewan Komisaris/Pengawas 12 43 35 19 50 33
5. Direksi 13 52 35 13 51 33
6. Pengungkapan Informasi danTransparansi
4 16 9 3 5 7
7. Aspek Lainnya 2 2 5 - - -
43 153 100 50 160 100
Struktur Indikator/Parameter Penilaian dan Evaluasi
| www.PIM.co.id | Buletin Edisi Akhir Tahun 201210
9
Kebijakan Pengukuran atas Penerapan GCG
TidakBaik
KurangBaik
Cukup Baik
BaikSangat Baik
Klasifikasi kualitas penerapan GCG BUMN
Nilai di atas 85
75 < Nilai ≤ 85
60 < Nilai ≤ 75
50 < Nilai ≤ 60
Nilai ≤ 50
Klasifikasi “Sangat Baik” dapatdiberikan jika skor seluruhAspek/Faktor Penilaian GCG minimal diatas 85. Jika ada yang di bawah 85, maka klasifikasi yang diberikanadalah “Baik”
Contoh:
KomitmenPS dan RUPS/Pemilik ModalKebijakanDewan Komisaris/PengawasDireksiPengungkapan Informasi dan TransparansiAspek Lain
Skor
909090858570
10
AspekPenilaian GCG
(6 Aspek)
Indikator 1
Parameter/
Subindikator 1
Parameter/ Subindikator 2
Parameter/
Subindikator
Indikator 2
Parameter/
Subindikator 1
Parameter/ Subindikator 2
Parameter/ Subindikator 3
Kriteria yang akan diujikesesuaian penerapannya:1) SOP/aturan/kebijakan2) Diseminasi/sosialisasi3) Pemahaman para
partisipan,4) Rencana pelaksanaan;5) Pelaksanaan proses6) Keluaran/output;7) Kualitas keluaran/output
yang dihasilkan .
Penjumlahan BobotIndikator dalam satuAspek = Bobot Aspek
Setiap Parame-ter sudah diberibobot = BobotParameter
Penjumlahan bobotParameter dalam satukelompok Indikator yang sama = Bobot Indikator
BOBOT
KE S E LURUHAN
43 indikator
153 sub indikator
Mekanisme Penilaian/Evaluasi
Herarki Scorecard – baru (S-16)
Aspek Penilaian Indikator Parameter
Faktor Uji Kesesuaian
Unsur Pemenuhan (UP)
1. Melengkapi FUK2. Pedoman penilaian
KRITERIA EVALUASI/ASSESSMENTNO ASPEK PENGUJIAN BOBOT INDIK. PRMT* FUK
1. Komitmen Terhadap Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik Secara Berkelanjutan
7 6 15 47
2. Pemegang Saham dan RUPS/Pemilik Modal
9 6 25 68
3. Dewan Komisaris/DewanPengawas;
35 12 43 167
4. Direksi 35 13 52 202
5. Pengungkapan dan Keterbukaan Informasi;
9 4 16 76
6. Faktor lainnya 5 2 2 12
Total 100 43 153 572
* Setiap parameter memiliki satu atau lebih faktor yang diuji kesesuaiannya (FUK)
14
Manfaat Pengukuran atas Penerapan GCG
1. Kualitas penerapan GCG dapat mengetahuitingkat pemenuhan “kriteria GCG/best practices”dengan kondisi nyata yang diterapkan di BUMN;
2. Memiliki profil penerapan GCG praktik-praktikdiperusahaan yang sudah baik (kekuatan) danarea/bidang/peluang yang dapat diperbaiki(kelemahan) sehingga peningkatan kualitas dapatdilaksanakan secara berkelanjutan;
3. Konsistensi penerapan GCG dapat dimonitor.
16
PENUTUP
Konsekwensi dari kewajiban menerapkan GCG secara“konsisten” dan “berkelanjutan”, maka diperlukanPENGUKURAN untuk memastikan kosnsitensi danperbaikan berkelanjutan tersebut.
Bentuk pengukuran GCG terdiri dari penilaian danevaluasi, dimana penilaian dilakukan oleh pihakindependen, sedangkan evaluasi dilaksanakan olehBUMN yang bersangkutan.
Pelaksanaan penilaian dan evaluasi dilakukan denganmenggunakan indikator/parameter yang ditetapkanoleh Sekretaris Kementerian BUMN dengan KeputusanNo. SK-16/S.MBU/2012 tanggal 6 Juni 2012.
| www.PIM.co.id | Buletin Edisi Akhir Tahun 201224
Info Sehat Sri Suryani (16)
Pelajar yang Jadi Tulang Punggung Keluarga
sehari-hari sebagai “Saya tidak mau merepotkan dan buruh bangunan menjadi beban bagi keluarga besar,” berhenti,” tuturnya katanya. Lalu kapan belajarnya? “ saya l u g a s , s e o l a h belajar setiap habis sholat tahajud, jam 3 semua itu bukan sampai jam 5. Setelah itu ya resik-resik dan m a s a l a h y a n g menyiapkan kebutuhan Ayah dan adik” besar. Sejak itu, tuturnya. Dia mengaku walau pun hanya 2 Yanni seket ika jam belajar, sudah cukup untuk memahami merangkap jadi materi. Hasilnya, pada setiap ujian semester, kepala keluarga, nilainya cukup memuaskan. Ketika ditanya membiayai dirinya bagaimana reaksi teman-temannya dengan berikut ayah dan kondisinya, Yanni menjawab diplomatis, Nugroho, adiknya “Kalau mereka 'kan kebanyakan kondisinya yang masih SD. ideal, jadi tinggal belajar tok! Saya tetap Untuk membiayai berhubungan dengan baik dan menerima sekolahnya, dia ajakan mereka selama tidak mengganggu berakit-rakit dari amanah saya.”satu beasiswa ke Selepas SMA tahun depan, cita-
aaf, Mas, jam 4 aku harus beasiswa yang lain. Salah satunya dari citanya hanya satu, masuk Fakultas
mengajar TPA” katanya Dompet Dhuafa Jogja, karena sebelumnya Kedokteran UGM, menjadi dokter dan
membuka percakapan. Dia M dia dibantu oleh BMT Beringharjo yang berkarya di bidang kesehatan. “Bismillah, terlihat lelah dan pucat. Memarkir
merupakan mitra DD Jogja. Beasiswa ini dia semoga Allah meridhai. Saya ingin jadi sepedanya di halaman kantor Dompet
gunakan untuk membiayai sekolahnya. direktur sebuah rumah sakit gratis untuk Dhuafa Jogja, gadis itu masih terengah-
Setiap hari Yanni berangkat ke sekolah orang miskin berskala internasional,” engah.
dari rumahnya di kampung Bangunrejo, katanya berharap. Yanni mengaku sering “Mau minum?” saya menawarkan. “Terima
Kelurahan Kericak, Kecamatan Tegalrejo, membaca di koran, banyak keluarga miskin kasih, saya sedang puasa sunnah Senin,”
Kota Jogjakarta dengan sepeda. Selepas ditolak masuk rumah sakit karena jatah jawabnya cepat. Hebat, batin saya. Perlahan
s e k o l a h , d i a m e n g a j a r i a d i k n y a Jamkesmas habis.dia menaruh tas gendongnya di kursi dan
menyelesaikan PR dan segera berangkat “Itu yang salah siapa ? Pemerintah atau mulai bicara.
lagi mengajar TPA dan ke tempat privat siapa, saya ingin menolong mereka,” Gadis di depan saya adalah Sri sampai malam. Honornya relatif, rata-rata ucapnya menerawang. Cita-citanya untuk
Suryani. Dia baru 16 tahun dan saat ini 400 ribu sebulan kalau ditotal. Di dusun kuliah di Jogja bukan tanpa alasan. Ayah dan sedang bersekolah di salah satu SMA favorit kecil itu, Yanni hanya tinggal bertiga, adiknya sangat butuh perhatiannya. Yanni di Jogja. Di sekolah dia masuk 10 besar. keluarga besar orangtuanya berada di sendiri sangat berharap bisa membawa
Yanni, berbeda dengan anak seusianya Klaten. ayahnya ke rumah sakit mengobati stroke-yang sebagian besar masih asyik bersenang- nya, agar ayahnya bisa pulih kembali seperti senang menikmati masa remaja. Di usia sedia kala. remaja dia terpaksa menjadi tulang
Walaupun belum tahu bagaimana dia punggung dan kepala keluarga sejak 2008.
akan meraih cita-citanya namun setidaknya “Tahun 2006 ibu saya, Wiji Lestari, Yanni sudah memiliki semangat baja dan
meninggal mendadak di usia 39 tahun, tanpa mental tangguh yang jarang dimiliki bahkan sebab apa-apa. Saya masih kelas 2 SMP. oleh orang dewasa sekalipun. (Husein SN, Saat itu saya sedang mengajar di TPA sore- Dept. Umum disadur dari Dompet Dhuafa sore dan tahu-tahu dikabari bahwa ibu sudah Republika)nggak ada. Tahun 2008, bapak saya, Mujiwal (49), terkena stroke. Pekerjaannya
Selepas SMA tahun depan, cita-citanya hanya satu, masuk Fakultas Kedokteran UGM, menjadi dokter dan berkarya di bidang kesehatan. “Bismillah, semoga Allah meridhai. Saya ingin jadi direktur sebuah rumah sakit gratis untuk orang miskin berskala internasional,”
Inspirasi Kehidupan