gambaran perusahaan.doc
TRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN/INDUSTRI
A. Tempat Kedudukan Dan Lokasi
PT. INKA berkedudukan dan berlokasi di jalan Yos Sudarso 71 Madiun.
Dengan luas tanah 225.000 m2 dan luas bangunan 93.634 m3 dengan batas
wilayah sebagai berikut :
sebelah selatan : stasiun kereta api
sebelah timur : perumahan rakyat Desa Sukosari
sebelah utara : perumahan rakyat kampung Surobayan, areal pertanian di
Desa Sukosari dan depo pertamina
sebelah barat : perumahan rakyat dan pertokoan Desa Madiun Lor, kantor
DENPAL
B. Riwayat Pendirian
1) Letak Lokasi
Letak lokasi PT. INKA di Madiun dipilih berdasarkan hasil studi pada
tahun 1977 yang dilakukan oleh Nippon Sharyo Seizokaisha, Ltd. Jepang.
2) Proses pendirian
Gagasan untuk mendirikan industri kereta api di Indonesia merupakan
salah satu policy pemerintah dalam rangka menenggulangi dan
mengurangi jasa angkutan kereta api di indonesia yang terus menaik.
Untuk ini maka PJKA sejak tahun 1977 telah merintis dan mengadakan
penjajagan secara intensif akan kemungkinan- kemungkinan untuk
memproduksi sendiri gerobak dan kereta penumpang di balai yasa PJKA
Madiun, yang kemudian di realisasikan dengan pembuatan prototipe-
prototipe beberapa jenis gerobak dan kereta penumpang dan pembuatan 20
buah gerbong GW.
Secara kronologis proses pendirian PT (Persero) INKA dapat di
uraikan sebagai berikut :
a) Pada tanggal 28 November 1979 Bapak Menteri Perhubungan dan
Bapak Menteri Ristek mengadakan peninjauan ke Balai Yasa PJKA
Madiun. Hasil dari peninjauan ini diputuskan untuk mengakselerasi
proses pendirian industri kereta api.
b) Pada tanggal 19 Desember 1979, diadakan rapat antara wakil-wakil
dari Departemen Perhubungan, BPPT, dan Departemen Perindustrian.
Hasil rapat menetapkan dasar kebijaksanaan pendirian suatu PT
(Persero) Manufacturing Perkeretaapian.
c) Dengan SK Menteri Perhubungan nomor 32/ OT.001/Phb/80 tanggal
27 Februari 1980 membentuk panitia persiapan pembentukan persero
pabrik kereta api Madiun. Anggota panitia terdiri dari wakil- wakil:
- Departemen Perhubungan
- BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)
- Departemen Perindustrian
- Departemen Keuangan
- Sekkab
- Menpan
d) Aspek Hukum
(1) Peraturan Menteri Republik Indonesia No.1 Tahun 1981, 3
Februari 1981: tentang penyertaan modal negara RI untuk
pendirian perseroan (Persero) di bidang industri kereta api.
(2) Keputusan Menteri Keuangan RI no: 195/ KMK.011/1981,
tanggal 8 April 1981: tentang penetapan modal perusahaan
perseroan (Persero) PT. Industri Kereta Api
(3) Keputusan Menteri Keuangan RI no: 196/ KMK.011/1981,
tanggal 8 April 1981: tentang pengengkatan anggota- anggota
direksi perusahaan perseroan (Persero) PT. Industri Kereta Api
(4) Keputusan Menteri Keuangan RI no: 197/ KMK.011/1981,
tanggal 8 April 1981: tentang pengengkatan anggota- anggota
dewan komisaris perusahaan perseroan (Persero) PT. Industri
Kereta Api
(5) Keputusan Menteri Keuangan RI no: 250/ KMK.011/1981,
tanggal 29 April 1981: tentang tambahan anggota dewan
komisaris perusahaan perseroan (Persero) PT. Industri Kereta Api
(6) Akte notaris Imas Fatimah, SH. N0.51 tanggal 18 Mei 1981:
tantang didirikannya suatu PT dengan memakai nama PT.
INDUSTRI KERETA API.
(7) Tanggal 4 juli 1981 : Pelantikan Direksi dan Dewan Komisaris
oleh Menteri Perhubungan.
(8) Tanggal 29 Agustus 1981 : Penyerahan operasional balai Yasa
dan gudang persediaan dari PJKA kepada PT. INKA disaksikan
oleh bapak menteri perhubungan.
C. Kondisi awal
Kondisi awal pada pendirian PT. INKA adalah penggunaan /
pengalihan segala fasilitas dan aset yang ada di Balai Yasa PJKA madiun
yang didirikan pada tahun 1884 ( bertugas dalam pemeliharaan lokomotif-
uap) dan gudang PJKA madiun sebagai fasilitas dasar untuk kegiatan PT.
INKA (PERSERO).
Fasilitas dasar ini meliputi :
(a) Luas area : 22,5 Ha
(b) Luas bangunan : 9,36 Ha
(c) Fasilitas produksi : 660 mesin termasuk jig dan fasilitas; 290
mesin las
(d) Daya listrik : 1000 KVA
(e) Tenaga kerja : 880 orang ( berasal dari PJKA sebagian
besar,
BPPT dan perindustrian.
D. Visi dan Misi PT. INKA
Visi :
Menjadi perusahaan manufaktur sarana kerata api dan transporatasi kelas
dunia yang unggul di Indonesia.
Misi:
Menciptakan keunggulan kompetitif dalam bisnis dan teknologi sarana
perkeretaapian dan transportasi untuk menguasai pasar domestik dan
memenangkan persaingan bisnis di pasar regional, ASEAN, serta negara
sedang berkembang.
E. Kapasitas Terpasang/Tahun
1. Gerbong barang : 300 unit
2. Keret penumpang baru : 60 unit
3. Kereta penumpang retrofit : 60 unit
4. Kereta rel listrik (KRL) : 20 unit
5. Kereta rel diesel (KRD) : 20 unit
6. Bogie : 200 unit
7. Diversifikasi : 3200 ton
F. Kegiatan Utama
1. Pembuatan kereta api
2. Jasa perawatan besar (over haul) kereta api
3. Perdagangan lokal, impor dan ekspor barang dan jasa yang berhubungan
dengan perkeretaapian
4. Produk pengembangan selain kereta api (diversifikasi)
G. Kegiatan Bisnis
1. Pembuatan kereta api
2. Perniagaan kereta api
3. Jasa engineering
4. Produk diversifikasi
H. Obyektif
1. Menguasai sepenuhnya pasar domestik (PT. KAI) dalam hal kereta baru
dan kereta retrofit serta gerbong baru.
2. Menembus pasar regional dan pasar negara sedang berkembang (kalau
perlu bersama mitra luar negeri) dalam hal kereta, gerbong, KRL, KRD,
LRV untuk manufakturing dan rancang bangun.
3. Menjadi badan terdepan terhadap calon pesaing di dalam negeri dan
regional. Untuk itu, perlu mengalokasikan dana R & D sebesar 1% s/d 5%
terhadap penjualan setiap tahun.
4. Menjadi perusahaan yang tumbuh dan berkembang (viable company)
I. Strategi Perusahaan
1. Menutup semua ketertinggalan yang selama ini belum tertangani dalam
pengelolaan perusahaan.
2. Mengusahakan peningkatan pelayanan kepada pelanggan utama (PT. KAI,
terutama dalam hal penyerahan).
3. Menyiapkan diri untuk mempunyai daya saing tinggi.
4. Mengusahakan selalu berusaha di depan dalam hal bidang usaha
transportasi darat terhadap pesaing dalam negeri dan regional.
J. Proses Produksi
1. Bahan Baku Utama
Bahan baku untuk menjalankan proses produksi di PT.INKA
(PERSERO) menggunakan bahan baku antara lain:
a) Bahan baku utama
1) Plate SS 400 6) Round Bar S 45 C
2) Plate Corten A 7) Plate S45 304 Ornamen
3) Plate SSHC 8) Plate Keystone
4) Channal Steel SS41 A 9) Plate SGP
5) Wire Rope SWRM 10) GALV dan medium
b) Bahan Baku Pembantu
Bahan baku pembantu yang digunakan dalam proses produksi terdiri
dari:
1) Gas CO2
2) Isolasi kertas
3) Gas argon
4) Kertas gosok besi
c) Bahan baku tambahan
Bahan baku pembantu yang digunakan dalam proses produksi terdiri
dari :
1) Cat Coppon Mastic Primer And Hard
2) Cobalt Free Kote
3) Chopped Strand Mat11 450
4) Pigmen Light Green
5) Belt Coat 2141-T (Ex)
6) Oil Putty
7) Katalis Mekpor
8) Resin-157 BQ TN Ex Yukalac Dan Thinner Cat Nax Indus PU
d) Sarana Pendukung
Guna peningkatan kualitas dan memperlancar jalannya proses
produksi selain adanya bahan baku perlu adanya pula sarana-saran
pendukung untuk menunjang kelancaran proses produksi. Sarana
pendukung tersebut berupa:
1) Penyediaan Air
Kebutuhan air bersih PT.INKA (PERSERO) terpenuhi dari
sumur artesis atau air bawah tanah, kebutuhan air tersebut
digunakan untuk proses produksi, keperluan dapur, mandi, dan lain
sebagainya.
2) Penyediaan Udara
PT. INKA (PERSERO) menggunakan tenaga diesel guna
memenuhi kebutuhan udara untuk kompresor, berbagai mesin dan
peralatan produksi.
3) Listrik dari PLN
Kebutuhan listrik PT. INKA (PERSERO) disuplai dari PLN
dengan daya 20.000 kVA yang dibagi menjadi 5 sentral. Tenaga
listrik dimanfaatkan untuk semua kegiatan di PT.INKA
(PERSERO) seperti proses produksi, test track kereta api listrik,
penerangan, pemompaan air, dan lain sebagainya.
4) Bahan Bakar
Bahan bakar yang dipakai di PT.INKA (PERSERO) berupa
bahan bakar cair yaitu bensin dan solar sebagai pendukung
kebutuhan proses produksi terutama dalam kegiatan angkat–angkut
dengan memanfaatkan alat-alat antara lain forklift, crane, pick up,
trailer, truk, dan berbagai mobil dinas.
e) Tahapan Produksi
Proses produksi di PT.INKA (PERSERO) dilakukan secara
bertahap oleh bagian pengerjaan plat, perakitan, pengecatan,
pemasangan komponen, pemesinan, interior, dan didukung oleh bagian
Qualilty Control, perencanaan dan pengendalian produksi serta bagian
Quality Assurance.
1) Bagian Pengerjaan Plat (PPL)
Bagian ini merupakan awal pengadaan dari sebuah proses yang
akan dikerjakan. Pada bagian ini dikerjakan proses – proses sebagai
berikut:
(a) Pemotongan plat
(b) Pengelasan
(c) Minor assembling I yang merupakan bagian dari kebutuhan car
body.
(d) Minor assembling II yang merupakan bagian dari kebutuhan
interior.
Pekerjaan dibagian pengerjaan plat ini dilakukan melalui
proses-proses welding, grinding, reforming, drilling, laser cutting,
dan lain–lain.
2) Bagian Perakitan (PRK)
Bagian ini dibagi menjadi 6 unit kerja dengan pembagian kerja
sebagai berikut :
(a) Perakitan I, melakukan perakitan under frame dan side wall
(b) Perakitan II, melaksanakan perakitan end wall dan root.
(c) Perakitan III, melaksanakan perakitan car body.
(d) Perakitan IV, melakukan reforming minor assembling yang
telah jadi.
(e) Perakitan V, melakukan partisi dan sealing.
(f) Perakitan VI, melakukan perakitan bogie.
3) Bagian Pengecatan
Tahap pengecatan terdapat beberapa proses pengecatan antara
lain:
(a) Grid Blasting
Berfungsi untuk membersihkan gerbong dari karat dengan
menyemprotkan pasir besi menggunakan kompresor bertekanan
5-6 kg/cm2 pada permukaan benda yang dilakukan di ruang
tertutup dengan local exhausting.
(b) Pengecatan Awal
Pengecatan awal dilakukan dengan penyemprotan dengan
sprayer bertekanan udara dari kompresor. Fungsinya untuk
mencegah terjadinya karat dan untuk melindungi atau menahan
beban dari cat–cat berikutnya.
(c) Bitominous
Pemberian bitominous under seal nipsea yang berfungsi
sebagai peredam getaran, peredam getaran kebisingan, dan
mencegah timbulnya karat. Bentuknya seperti aspal dengan
tebal rata – rata 3mm dilindungi dengan cat warna hitam. Jenis
cat yang digunakan adalah epoksi dan polyceton.
(d) Pendempulan
Melakukan proses penghalusan permukaan bagian dari
gerbong yang akan dicat dasar II.
(e) Cat Dasar II
Pengecatan dasar II dilakukan untuk mendapatkan hasil
pengecatan yang sempurna yaitu dilakukan dengan menutup
dempul atau pori – pori dempul.
(f) Top Coat I Dan II
Merupakan akhir dari proses pengecatan yang dilakukan
dengan lebih cermat dan teliti.
4) Bagian Pemasangan Komponen (PMK)
Bagian ini melaksanakan proses pekerjaan pemasangan
komponen–komponen kereta dan juga produk diversifikasi antara
lain:
(a) Memasang komponen listrik pada gerbong terutama pada
gerbong penumpang.
(b) Melakukan pemasangan antara under frame dengan bogie
(bogie mounting)
(c) Melakukan pemasangan sistem pengereman
(d) Melakukan pengerjaan perpipaan aliran udara dan kompresor
serta sistem aliran air.
(e) Melakukan pemasangan sarana pendukung lain.
5) Bagian Pemesinan (PMS)
Bagian ini mengerjakan proses–proses machining seperti bubut
(miling), scraping, drilling, dan sebagainya untuk menyiapkan
single part dan pemilihan yang sesuai dengan benda kerja yang
diinginkan seperti melakukan pembuatan barang berbentuk center
sikk, pen, silindris, dan lain–lain.
6) Bagian Interior
Bagian ini mengerjakan proses akhir dari suatu proses
produksi. Dalam unit ini dilakukan beberapa proses produksi
seperti pemasangan dinding, instalasi listrik, lampu, kursi, tempat
barang, pintu, jendela, dan lavatory.
7) Quality Control
Bagian quality control mempunyai beberapa tugas diantaranya
sebagai berikut:
(a) Menerima daftar spesifikasi rancang produk dan evaluasinya.
(b) Melakukan pemeriksaan kualitas barang masuk, produk jadi,
dan produk akhir.
(c) Memberikan jaminan mula dari produsen kepada konsumen.
(d) Memberikan feed back secepatnya mengenai penyimpangan
produksi dan kelainan produk.
(e) Menyiapkan bahan laporan mutu produk.
(f) Menjaga hubungan baik dengan konsumen.
8) Bagian Perencanaan Dan Pengendalian Produksi (PPC)
Bagian perencanaan dan pengendalian produksi melakukan
tugas–tugas sebagai berikut:
(a) Merencanakan jumlah dan jenis produk dan mengevaluasinya.
(b) Mempersiapkan jadwal produksi, penggunaan mesin, tenaga,
kerja, perakitan, dan bahan.
(c) Selalu ikut memonitor pelaksanaan produksi serta mempelajari
kemungkina–kemungkinan terjadinya perbedaan rencana
dengan pelaksanaan produksi.
(d) Mempelajari kemungkinan metoda kerja yang lebih baik untuk
mempertinggi produktivitas.
(e) Melakukan pengendalian biaya untuk mengamati biaya dalam
proses dan membandingkan dengan kalkulasi awal
(f) Melakukan pencatatan dan pengumpulan data jam orang, jam
mesin, bahan baku, dan bahan penolong yang digunakan untuk
pengawasan penyusunan statistik, penetapan standar dan
pembuatan laporan.
(g) Ikut serta merumuskan dalam menentukan anggaran belanja
proses produksi
9) Quality Assurance
Dalam memberikan produk yang bermutu dan berkualitas,
maka setelah proses produksi berakhir pihak Quality Assurance
(QA) melakukan uji kualitas terhadap hasil produksi. Adapun uji
yang dilakukan di PT.INKA (PERSERO) adalah :
(a) Tes Statis
Tes statis yang dilakukan meliputi:
(1) Uji beban
Uji beban dilakukan untuk menguji kekuatan produk
kereta api terhadap besarnya beban maksimal yang
diberikan. Misalnya uji beban bogie (bogie load test)
untuk menguji beban maksimal yang dapat diterima bogie.
(2) Uji Kelayakan Las
Uji ini untuk mengetahui kekuatan pengelasan,
apakah yang telah sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
(3) Uji Kualitas Desain Interior
Desain yang telah dipasang harus diisi untuk
mengetahui uji kelayakan gerbong kereta api mengenai
daya tahannya terhadap air hujan dengan menganalisa efek
yang timbul setelah diberi hujan buatan, hal ini untuk
mengetahui terjadinya kebocoran, mengelupas, dan
sebagainya.
(4) Tes Kelistrikan
Tes kelistrikan digunakan untuk memeriksa dan
memastikan pemasangan komponen kelistrikan pada
kereta api tersebut dalam kondisi dapat berfungsi dengan
baik.
(5) Tes Pengereman
Tes pengereman bertujuan untuk memastikan sistem
pengereman telah sesuai dengan standar yang digunakan.
Tes pengereman meliputi:
(a) Pemeriksaan kebocoran bake pipe
(b) Pemeriksaan brake cylinder dan fungsi pengereman.
(c) Pemeriksaan langkah piston pada brake cylinder
(b) Tes dinamik
Tes dinamik meliputi:
(1) Tes Kelengkungan (Curva Test)
Tes ini dilakukan untuk mengetahui kekuatan gerbong
kereta api saat melintasi rel yang melengkung. Dilakukan
dengan cara menempatkan separuh bagian gerbong kereta
api pada tambangan dengan separuhnya lagi pada lintasan
diatas rel kemudian digeser ke depan dan ke belakang
dengan jarak sesuai standar yang ditetapkan gerbong kereta
api dinyatakan lulus uji jika komponen bagian bawah
gerbong tidak ada menyentuh roda kereta.
(2) Tes Jalan (Run Test)
Tes ini adalah tahap akhir dari uji produksi yang
dilakukan dengan cara menjalankan rangkaian gerbong dan
lokomotif kereta api untuk mengetahui kelayakan jalan dari
kereta api.