agregat halus

Upload: dhyfor

Post on 31-Oct-2015

144 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

halus yang digunakan sebagai bahan pengisi beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir- butir harus bersifat kekal, dan tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca seperti hujan atau terik matahari. 2. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat harus dicuci terlebih dahulu. 3. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organik terlalu banyak dan harus dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams-Harder (dengan larutan NaOH). Agregat halus yang tidak memenuhi percobaan ini dapat juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut pada umur 7 hari dan 28 hari tidak kurang dari 95 % dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi dicuci dalam 3 % NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air pada umur yang sama. 4. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat sisa ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 95 % berat 5. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

Universitas Sumatera Utara

6. Butiran agregat halus berdiameter 0.075 mm hingga 4 mm.

Derajat kehalusan suatu agregat ditentukan oleh modulus kehalusan (Fineness Modulus) dengan batasan-batasan sebagai berikut: Pasir Halus : 2,20 < FM < 2,60 Pasir Sedang : 2,60 FM < 2,90 Pasir Kasar : 2,90 FM 3,20

Adapun agregat halus yang dikategorikan baik berdasarkan persen lolosnya adalah berdasarkan tabel 2.4. di bawah ini.

Pasir Yang Baik Untuk BahanBangunanPenggunaan pasir sebagai bahan bangunanPasir adalah bahan bangunan yang banyak dipergunakan dari struktur paling bawah hingga paling atas dalam bangunan. Baik sebagai pasir urug, adukan hingga campuran beton. Beberapa pemakaian pasir dalam bangunan dapat kita jumpai seperti :1. Penggunaan sebagai urugan, misalanya pasir urug bawah pondasi, pasir urug bawah lantai, pasir urug dibawah pemasangan paving blockdan lain lain.2. Penggunaan sebagai mortar atau spesi, biasanya digunakan sebagai adukan untuk lantai kerja, pemasangan pondasi batu kali, pemasangan dinding bata,spesi untuk pemasangan keramik lantai dan keramik dinding, spesi untuk pemasangan batu alam, plesteran dinding dan lain lain.3. Penggunaan sebagai campuran beton baik untuk beton bertulang maupun tidak bertulang, bisa kita jumpai dalam struktur pondasi beton bertulang, sloof, lantai, kolom , plat lantai, cor dak, ring balok dan lain -lain.Disamping itu masih banyak penggunaan pasir dalam bahan bangunan yang dipergunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan material cetak seperti pembuatan paving block, kansteen, batako dan lain lain.Sumber PasirSaat ini sumber pasir ada dua jenis :1. Pasir Alam, yaitu pasir yang bersumber dari gunung, sungai, pasir laut, bekas rawa dan ada juga daripasir galian .2. Pasir Pabrikasi, yaitu pasir yang didapatkan dari penggilingan bebatuan yang kemudian diolah dan disaring sesuai dengan ukuran maksimum dan minimum aggregat halus.PengolahanSemua pasir yang diambil dari sumbernya harus tetap diolah sebelum dijual di pasaran. Pasir harus di cuci dari kotoran dan harus dilakukan penyaringan sesuai dengan gradasi yang di syaratkan. Terutama pasir yang diambil harus benar benar dicuci untuk menghilangkan kandungan kandungan organik yang tergandung didalam pasir.Persyaratan Pasir Yang Bagus Sebagai Bahan BangunaMenurut standar nasional indonesia (SK SNI S 04 1989 F : 28) disebutkan mengenai persyaratan pasir atau agregat halus yang baik sebagai bahan bangunan sebagai berikut :1. Agregat halus harus terdiri dari butiran yang tajam dan keras dengan indeks kekerasan < 2,2.2. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan jenuh garam sulfat sebagai berikut: jika dipakai natriun sufat bagian hancur maksimal 12%. jika dipakai magnesium sulfat bagian halus maksimal 10%. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dan apabila pasir mengandunglumpur lebih dari 5% maka pasir harus dicuci. Pasir tidak boleh mengadung bahan-bahan organik terlalu banyak, yang harus dibuktikan dengan percobaan warna dari AbransHarder dengan larutan jenuh NaOH 3%. Susunan besar butir pasir mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 sampai 3,8 dan terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang tinggi reaksi pasir terhadap alkali harus negatif. Pasir laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali dengan petunjuk dari lembaga pemerintahan bahan bangunanyang diakui. Agreagat halus yang digunakan untuk plesteran dan spesi terapan harusmemenuhi persyaratan pasir pasangan3. Syarat batas gradasi pasirPengecekan saat pembelian Pasir :Saat membeli pasir, mungkin kita tidak sempat melakukan pengetestan secara teknis, kita dapat melakukan pengecekan kualitas dengan cara sederhanaseperti dibawah ini:1. Untuk menchek kandungan lumpur pasir, dapat dilakukan dengan memasukkan pasir kedalam gelas yang sudah terisi dengan air. Kemudian botol digoncang dengan kuat dan kemudian biarkan hingga isi dalam gelas sampai tenang. Jika pasir banyak mengandung lumpur, akan kelihatan dengan jelas dimana lapisan lumpur akan tertumpu diatas pasir.2. Untuk mencheck apakah pasir mengandung kotoran oraganik, dapt dilakukan dengan cara berikut : ambilkan segemgam pasir kemudian letakkan di sebuah wadah, kemudian tuangkan soda (sodium hydroxide) ke pasir tersebut. Kemudian tunggu beberapa saat, jika warna pasir berubah menjadi coklat, berarti pasir tersebut banyak mengandung bahan kimia organik.

Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar atau beton. Agregat kira-kira menempati sebanyak 70 % volume mortar atau beton, agregat sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat motrtar/betonnya, sehingga pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan mortar/beton.

Agregat dibedakan menjadi dua berdasarkan pukuran butir-butirnya. Agregat yang mempunyai ukuran butir-butir besar dan memiliki nilai batas ukuran yaitu lebih besar dari 4,80 mm disebut dengan agregat kasar. Sedangkan agregat yang berbutir kecil dan memiliki ukuran lebih kecil dari 4,80 mm disebut dengan agregat halus. Secara umum, agregat harus mempunyai bentuk yang baik (bulat atau mendekati kubus), bersih, keras, kuat dan gradasinya baik. Agregat harus pula mempunyai kestabilan kimiawi dan dalam hal-hal tertentu harus tahan aus dan tahan cuaca.

Persyaratan Agregat

Menurut standar SK SNI S-04-1989-F (Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A), agregat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :

A. Agregat halus

1) Butir-butirnya tajam dan keras, dengan indeks kekerasan 2,2

2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan). Jika di uji dengan larutan garam NAtrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %.

3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 5 %.

4) Tidak mengandung zat organis terlalu banyak, yang dibuktikan dengan percobaan warna dengan larutan 3 % NaOH, yaitu warna cairan di atas endapan agregat halus tidak boleh lebih gelap daripada warna standar / pembanding.

5) Modulus halus butir antara 1,50 3,80 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi.

6) Agregat halus dari laut / pantai, boleh dipakai asalkan dengan petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

B. Agregat Kasar

1) Butir-butirnya keras dan tidak berpori, indeks kekerasan 5 % (diuji dengan goresan batang tembaga). Bila diuji dengan bejana Rudeloff atau Los Angeles.

2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca (terik matahari dan hujan). Jika diuji dengan larutan garam Natrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12 %, jika dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18 %.

3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm) lebih dari 1 %.

4) Tidak boleh mengandung zat-zat yang raktif terhadap alkali

5) Butiran agregat yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20 %

6) Modulus halus butir antara 6 7,10 dan dengan variasi butir sesuai standar gradasi

7) Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari : 1/5 jarak terkecil antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, jarak bersih antar tulangan atau berkas tulangan

Agregat Alami dan Agregat Buatan

Agregat diperoleh dari sumber daya alam yang telah mengalami pengecilan ukuran secara alamiah (misalnya kerikil) atau dapat pula diperoleh dengan cara memecah batu alam, membakar tanah liat dan sebagainya.

Agregat alami dapat diklasifikasikan ke dalam sejarah terbentuknya peristiwa geologi, yaitu agregat beku, agregat sedimen dan agregat metamorf yang kemudian dibagi lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, pembagian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pasir Alam (Agregat alami), terbentuk dari pecahan batu karena beberapa sebab. Pasir dapat diperoleh dari dalam tanah, pada dasar sungai atau dari tepi laut. Oleh karena itu pasir dapat digolongkan menjadi 3 macam, yaitu :

1) Pasir Galian

Pasir golongan ini diperoleh langsung dari permukaan tanah atau dengan cara menggali terlebih dahulu. Pasir ini biasanya tajam bersudut, berpori dan bebas kandungan garam.

2) Pasir Sungai

Pasir ini diperoleh langsung dari dasar sungai, yang pada umumnya berbutir halus dan bulat-bulat akibat proses gesekan. Pada sungai tertentu yang dekat dengan hutan kadang-kadang banyak mengandung banyak humus.

3) Pasir Pantai

Pasir pantai berasal dari pasir sungai yang mengendap di muara sungai (di pantai) atau hasil gerusan air di dasar lautyang terbawa arus air laut dan mengendap di pantai. Pasir pantai biasanya berbutir halus, jika berasal dari dasar laut maka pasirnya banyak mengandung banyak garam. Oleh karena itu maka sebaiknya pasir pantai diperiksa terlebih dahulu sebelum dipakai. Jika mengandung garam maka sebaiknya dicuci dulu dengan air tawar sebelum dipakai.

b. Batu Pecah (agregat buatan), merupakan butir-butir hasil pemecahan batu. Permukaan butir-butirnya biasanya lebih kasar dan bersudut tajam.

c. Pecahan Bata / Genteng, agregat ini merupakan hasil pemecahan bata/genteng, bahan ini harus bebas dari kotoran dan tidak mengandung kotoran yang mengurangi mutu beton.

d. Tanah Liat Bakar, tanah liat dengan kadar air tertentu dibuat berbutir sekitar 5 sampai 20 mm,kemudian dibakar. Hasil pembakaran berbentuk bola yang keras dan ringan serta berpori. Serapan airnya berkisar antara 8 sampaia 20 %.

e. Herculite / Haydite, agregat ini adalh hasil pembuatan dari tanah shale yang dimasukkan ke dalam tungku putar pada suhu 1200o C selama 10 15 menit. Gas yang ada pada shale mengembang membentuk jutaan sel kecil (pori udara) dalam massa yang keras. Sel-sel kecil tersebut dikelilingi oleh selaput tipis kedap air yang kuat. Agregat ini mempunyai berat jenis 1,15 dan daya serap air sekoitar 16 %.

f. Abu Terbang (sintered fly-ash aggregate). Agregat ini ialah hasil pembakran abu terbang (pada pembakaran batu bara) sampai meleleh dan mengeras lagi yang membentuk butir-butir seperi kerikil.

g. Terak Dingin ialah hasil sampingan dari pembakaran bijih besi pada tanur tinggi, yang didinginkan pelan-pelan di udara terbuka.