file · web viewmakalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah dasar-dasar dan...
TRANSCRIPT
MAKALAHDASAR - DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN MATEMAIKA
( Kurikulum 2013 dan Permasalahan-permasalahan dalam Proses Pembelajaran Matematika)
Oleh :
Kelompok IV
Halima
Hartina
Ikbal
Milarita
Muh. Satriansyah
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILAN BELAS NOVEMBER KOLAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur kehidupan
di dunia, karena hanya dengan berkat, rahmat, dan karunia -Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Terima kasih pula kepada teman-teman di Universitas
Sembilan Belas November Kolaka yang telah memberikan sumbangsih sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini merupakan sebuah tugas dalam mata kuliah Dasar-dasar dan
proses pembelajaran Matematika yang dibuat oleh penulis guna menunjang proses
belajar yang kini tengah dijalani oleh penulis. Adapun judul makalah ini adalah
“Kurikulum 2013 dan Permasalahan-permasalahan dalam Proses Pembelajaran
Matematika”
Terlepas dari berbagai kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini,
penulis sangat berharap agar makalah ini dapat membantu dalam membantu
dalam memahami lebih jauh tentang kehidupan remaja dalam kelompok sosial.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah
ini. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun agar penyusun makalah selanjutnya bisa lebih baik dari
sebelumnya.
Kolaka, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian kurikulum ………………………………………….
B. Sejarah Perkembangan Kurikiulum di Indonesia………………
C. Pengertian Kurikulum 2013……………………………………
D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013…………………………
E. Karakteristik Kurikulum 2013…………………………………
F. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013………………….
G. Permasalahan dalam Proses Pembelajaran Matematika……….
H. Upaya Menyikapi Permasalahan dalam Proses………………...
Pembelajaran Matematika
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pengubah tingkah laku siswa menjadi
manusia dewasa yang mempu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat
dalam lingkungan alam seklitar. Dunia yang berubah dengan sangat cepatnya
menuntut manusia untuk dapat berfikir kritis bila ingin berhasil, tidak hanya di
dunia pendidikan tetapi juga dalam hidup yang dijalani setelah menyelesaikan
sekolah formal. Pendidikan dijadikan tolak ukur seseorang mengenai vara
berfikirnyam guna meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan hidup untuk
menghadapi arus globalissi. Ilmu pengetahuan dan tekhnologi akan selalu
berkembang dalam menyesuaikan perkembangan zaman. Oleh karena itu
pendidikan di indonesia harus selalu mengikuti perkembangan zaman. Msaka
disusunlah kurikulum sebagai pedoman atau penutan untuk mengembalikan
pendidikan di indonesia untuk selalu berkembang dan setara antara daerah satu
dengan daerah yang lain. Hal itu dilakukan agar sumber daya manusia yang
berkualitas baik akan merata di seluruh daerah indonesia.
Selain itu, pada era informasin global seperti sekarang ini, semua pihak
memungkinkan mendapatkan informasi secara melimpah,cepat, dan mudah dari
berbagai sumber dan dari berbagai penjuru dunia. Untuk itu, manusia dituntut
memiliki kemampuan dalam memperoleh, memilih, mengelolah, dan menindak
lanjuti informasi itu untuk dimanfaatkan dalam kehidupan yang dinamis. Syarat
tantangan, dan penuh kompetisi. Kemampuan ini dapat dikembangkan melalui
pembelajaran matematika. Matematika dalam kehidupan dimasa sekarang ini
sangatlah penting, karena jasanya dalam kehidupan sehari-hari kita selalu
dihadapkan dengan permasalahan-permasalahan berbagai bidang baik tekhnologi,
mamagemen, ekonomi dan lain-lai yang melibatkan pemikiran atau penalaran
serta perhitungan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan kurikulum di indonesia ?
3. Apa pengertian kurikulum 2013 ?
4. Bagaimana proses pembelajaran kurikulum 2013 ?
5. Bagaimana karakteristik kurikulum 2013 ?
6. Apa saja kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?
7. Apa saja permasalahan dalam proses pembelajaran matematika ?
8. Bagaimana upaya menyikapi permasalahan dalam proses matematika ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum ?
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan kurikumum di indonesia
3. Untuk mengetahui pengertian kurikulum
4. Untuk mengetahui proses pembelajaran kurikulum 2013
5. Untuk mengetahui karakteristik kurikulum 2013
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013
7. Untuk mengetahui permasalahan dalam proses pembelajaran matematika
8. Untuk mengetahui upaya menyikapi permasalahan dlam proses
pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum
Secara etimoplogis, kurikulum berasal dari kata dalam bahasa latin curerer
yaitu pelari, dan curere artinya tempat berlari. Pada awalnya kurikulum adalah
suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari mulai dari garis start sampai dengan
finish. Kemudian pengertian kurikulum tersebut digunakan dalam diunia
pendidikan, dengan pengertian sebagai rencana dan pengaturan tentang sejumlah
mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam menempuh pendidikan di
lembaga pendidikan.
Berikut ini beberapa pengertian kurikulum yang dikemukakan oleh para
ahli:
Pengertian Kurikulum Menurut Kerr, J. F (1968): Kurikulum adalah
semua pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan secara individu
ataupun secara kelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Inlow (1966): Kurikulum adalah usaha
menyeluruh yang dirancang oleh pihak sekolah untuk membimbing
murid memperoleh hasil pembelajaran yang sudah ditentukan.
Pengertian Kurikulum Menurut Neagley dan Evans (1967): kurikulum
adalah semua pengalaman yang dirancang dan dikemukakan oleh pihak
sekolah.
Pengertian Kurikulum Menurut Good V. Carter (1973): Kurikulum
adalah kumpulan kursus ataupun urutan pelajaran yang sistematik.
Pengertian Kurikulum Menurut UU No. 20 Tahun 2003: Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah perangkat mata pelajaran
dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta
pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan.
B. Sejarah Perkembangan Kurikiulum di Indonesia
Sejarah kurikulum di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian
Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan di Indonesia kini belum
memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak
tahun 1945, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 dan 2006. Perubahan
tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik,
sosial budaya, ekonomi, dan IPTEK dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Perubahan kurikulum didunia pendidikan Indonesia beserta tujuan yang ingin
dicapai dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Kurikulum 1947
Kurikulum pertama dimasa kemerdekaan namanya rencana
pelajaran 1947. Rencana pelajaran 1947 ini lebih mengutamakan
pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan masyarakat daripada
pendidikan pikiran.
2) Kurikulum 1952
Kurikulum pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran
Terurai 1952. Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok
bidang studi : moral, kecerdasan, emosional, keprigelan (keterampilan),
dan jasmaniah.
3) Kurikulum 1964
Kali ini diberi nama Rentjan Pendidikan 1964. Pokok-pokok
pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah bahwa
pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan jenjang SD, sehingga pembelajaran
dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi pengembangan
daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral.
4) Kurikulum 1968
Dari segi tujuan pendidikan, kurikulum 1968 bertujuan bahwa
pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia pancasila
sejati, kuat, dan sehat jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan
beragama.
5) Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci
lagi: petunjuk umum, Tujuan Instruksional Khusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
6) Kurikulum 1984 (kurikulum CBSA)
Kurikulum ini juga sering disebut “kurikulum 1975 yang
disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan.
7) Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikuulum 1984
dan dilaksanakan sesuai UU no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran,
yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
8) Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikulum ini lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan
pada pengembangan kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-
tugas tertentu sesuai dengan standar performance yang telah ditetapkan.
9) Kurikulum 2006 (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP). Awal 2006 uji coba KBK dihentikan,
muncullah KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapain target
kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak
perbedaan dengan kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol
adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran
sesuai dengan lingkungan dan kondisi sekolah berada. Hal ini dapat
disebabkan Kerangka Dasar (KD), Standar Kompetensi Luluusan (SKL),
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) setiap mata pelajaran
untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikna Nasional.
C. Pengertian Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan penyederhanaan, dan
tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan untuk mendorong
peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya,
bernalar dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran dan diharapkan siswa
kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka
lebih sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun
2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan serta
keterampilan secara terpadu. Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada
standar nasional pendidikan. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Muhammad Nuh bahwa ditengah perubahan zaman, sistem pendidikan di
Indonesia juga harus selalu ikut menyesuaikan.
Pengembangan kurikulum 2013 diharapkan dapat menjadi jawaban untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia hadapi perubahan dunia.
Pengembangan kurikulum 2013 sudah melalui proses panjang dan ditelaah
sehingga saatnya disampaikan ke publik agar dapat bisa member pandangan lebih
sempurna. Dengan segala konsekuensinya, perubahan kurikulum yang akan
dimulai 2013 harus dilakuan jika tidak ingin kualitas SDM Indonesia tertinggal.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan
salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi yang signifikan untuk
mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi, tidak
dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik
menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri; dan (3) warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah
satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Untuk terlaksananya kurikulum 2013, peran guru sangat berperan aktif
dalam pengembangannya, hal yang harus dimiliki yaitu:
1. Kompetensi guru dalam pemahaman subtansi bahan ajar didalamnya
terkait dengan metodologi pembelajaran.
2. Kompetensi akademik (keilmuan) ini juga penting karena guru
sesungguhnya memiliki tugas untuk bisa mencerdaskan peserta didik
dengan ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya, jika guru hanya
menguasai metode penyampaiannya tanpa kemampuan akademik yang
menjadi tugas utamanya, maka peserta didik tidak akan mendapatkan ilmu
pengetahuan apa-apa.
3. Kompetensi sosial. Guru harus juga dipastikan memiliki kompetensi
sosial, karena ia tidak hanya dituntut cerdas dan bisa menyampaikan
materi keilmuannya dengan baik, tapi juga dituntut untuk secara sosial
memiliki kompetensi yang memadai. Apa jadinya seorang guru yang
asocial, baik terhadap teman sejawat, peserta didik maupun
lingkungannya.
4. Kompetensi manajerial atau kepemimpinan. Pada diri gurulah
sesungguhnya terdapat teladan, yang diharapkan dapat dicontoh oleh
peserta didiknya.
D. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013
Proses pembelajaran kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-
kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
1. Pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang
berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan
dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Pembelajaran didasarkan
pada prinsip berikut:
Proses pembelajaran intra-kurikuler, proses pembelajaran di
SD/MI berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan guru.
Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa
aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti
pada tingkat yang memuaskan (excepted).
2. Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk
aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-
kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Kegiatan ekstra-
kurikuler wajib dinilai dan hasilnya digunakan sebagai unsur
pendukung kegiatan intra-kurikuler. Kegiatan ekstra-kurikuler
berfungsi untuk :
Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu
yang tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa
Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada
kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai
keterampilan hidup.
E. Karakteristik Kurikulum 2013
Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut
dalam Kompetennsi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan
(kognitif dan psikomotorik) yang harus dipelajari peserta didik untuk
suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yan dipelajari peserta
didik untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di
kelas tertentu untuk SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan
menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang
pendidikan menengah berimbang antara sikap kemampuan intelektual
(kemampuan kognitif tinggi)
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements)
Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif saling memperkuat (reinforcep) dan memperkaya
(enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi
horizontal dan vertikal) diikat oleh kompetensi inti.
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema
(SD). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata
pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD
yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.
F. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2013
Adapun kelebihan dan kekurangan pada kurikulum 2013, yaitu:
a) Kelebihan Kurikulum 2013
1. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta
didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan
kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik
merupakan subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara
alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan
kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.
2. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi
mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.
Penguasaan pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu
pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat
dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
3. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan
inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya
terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur
dan karakter harus diintegrasikan ke semua program studi.
4. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara
anak desa atau kota.
5. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu
kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon
guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus
menerus.
b) Kelemahan Kurikulum 2013
1. Pemerintah seolah melihat guru dan siswa memiliki kapasitas yang
sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan
langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
2. Tidak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran
dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai
karena kebijakan Ujian Nasional (UN) masih diberlakukan.
3. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat,
karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
G. Permasalahan dalam Proses Pembelajaran Matematika
Sebagian besar siswa masih menganggap matematika merupakan mata
pelajaran yang sukar dipelajari dan menakutkan bagi mereka. Hal ini disampaikan
oleh Ruseffendi (dalam Puspita, 2009), “Pelajaran matematika (illmu pasti) bagi
anak-anak pada umumnya merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi”.
Anggapan tersebut sudah melekat pada anak-anak, sehingga berdampak negative
terhadap proses pembelajaran siswa dalam matematika. Siswa menganggap bahwa
pembelajaran matematika yang diikuti di sekolah kurang menarik dan kurang
menyenangkan. Mereka merasa tidak termotivasi untuk belajar matematika dan
sulit untuk bisa menyenangi matematika sehingga pada akhirnya mengakibatkan
hasil belajar matematika menjadi kurang memuaskan.
Kemampuan berpikir matematika khususnya berpikir matematika tingkat
tinggi sangat diperlukan siswa, terkait dengan kebutuhan siswa untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
keterampilan berpikir yang dapat meningkatkan kecerdasan memproses adalah
keterampilan berpikir kritis, keterampilan berpikir kreatif, keterampilan
mengorganisir otak dan keterampilan analisis.
Permasalahan dalam pembelajaran matematika tidak lepas dari komponen
yang terlibat didalamnya. Komponen tersebut seperti kurikulum, pendidik, materi,
dan peserta didik. Bagi pendidik permasalahan lebih terkait dengan implementasi
di kelas ketika berinteraksi dengan peserta didik yang belajar matematika.
Faktor lainnya yang mengakibatkan siswa tidak bisa mengerjakan
persoalan jika diberikan persoalan yang berbeda dari contoh diberikan adalah guru
yang kurang kreatif dan inovatif dalam menyajikan materi. Biasanya guru
mengajar dengan menggunakan pembelajaran langsung yang disertai dengan
pemberian contoh beserta jawaban dan tidak dikembangkan lagi jika sudah
dianggap mengerti.
Menurut Armanto (dalam Herman, 2010:3) tradisi mengajar seperti ini
merupakan karakteristik umum bagaimana guru melaksanakan pembelajaran di
Indonesia. Pembelajaran matematika konvensional bercirikan: berpusat pada guru,
guru menjelaskan matematika melalui metode ceramah (chalk-and-talk), siswa
pasif, pertanyaan dari siswa jarang muncul, berorientasi pada satu jawaban yang
benar, dan aktivitas kelas yang sering dilakukan hanyalah mencatat atau menyalin.
Akibatnya, siswa menjadi kurang aktif dan pembelajaran marupakan suatu hal
yang membosankan bagi siswa, sehingga dapat menurunkan motivasi belajar dan
inisiatif siswa untuk bertanya dan mengungkapkan ide. Karenanya kemampuan
guru dalam memilih metode mengajar merupakan hal penting dalam kegiatan
belajar mengajar. Kekurangan guru dalam memilih metode mengajar bisa menjadi
salah satu penyebab kurang baiknya hasil belajar siswa.
H. Upaya Menyikapi Permasalahan dalam Proses Pembelajaran
Matematika
Menyikapi permasalahan - permasalahan yang timbul dalam pendidikan
matematika di sekolah, terutama yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa,
praktek pembelajaran di kelas, pentingnya meningkatkan kemampuan berfikir
matematis tingkat tinggi, salah satu solusinya adalah dengan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Untuk membuat pelajaran matematika menjadi bermakna,
efektif, serta banyak disukai oleh siswa maka perlu digunakannya model
pembelajaran yang menarik. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dalam
kelompok kecil, yang memungkinkan siswa saling membantu dalam memahami
suatu konsep, memeriksa dan memperbaiki jawaban teman sebagai masukan serta
kegiatan lain yang bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Aktivitas
pembelajaran kooperatif disamping menekankan pada kesadaran siswa belajar,
memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan, konsep serta
keterampilan kepada teman lain,siswa akan merasa senang menyumbangkan
pengetahuannya kepada teman atau anggota lain dalam kelompoknya. Oleh
karena itu belajar kooperatif adalah saling menguntungkan antar siswa yang
berkemampuan rendah, sedang dan siswa yang berkemampuan tinggi.
Dalam pembelajaran kooperatif dikenal berbagai tipe, salah satunya adalah
pembelajaran two stay two stray (TS-TS). Dalam model pembelajaran two stay
two stray ini siswa dapat memperoleh banyak informasi sekaligus dalam
kelompok yang berbeda. Selain itu, siswa belajar untuk mengungkapkan pendapat
dan meningkatkan hubungan persahabatan. Sehingga dapat meningkatkan
kreatifitas dan keaktifan siswa dalam belajar matematika.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang melakukan
penyederhanaan, dan tematik-integratif, menambah jam pelajaran dan bertujuan
untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa
yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.
Selain itu, matematika sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dasar,
memainkan peranan strategi dalam peningkatkan kualitas sumber daya manusia
Indonesia. Oleh karena itu, salah satu cara yang dapat membantu memudahkan
pemahaman matematika, yaitu cara penyampaian materi, misalnya saja dengan
menekankan kepada keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar
sehingga potensi siswa dapat berkembang dengan baik.
B. Saran
Adapun saran yang penulis dapat berikan, yaitu
1. Sebaiknya setiap peserta didik maupun pendidik dapat mengkaji lebih dalam
lagi tentang kurikulum 2013
2. Setiap permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran, sebaiknya dapat
diatasi dengan sebaik-baiknya agar proses belajar dapat berjalan sesuai dengan
yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhalim 2013. http://abdulhalimsolkan.blogspot.com201311telaah-dan-
alalisis-kurikulum-2013_7450.html. Diakses pada 4 oktober 2014
Diky. 2013. http://jabercaemdanunyuweb.blogspot.com201310makalah-
kurikulum-2013.html. Diakses pada 4 Oktober 2014
Dewianggraini. 2013. http://pendidikan41.blogspot.com201310makalah-
kurikulum-2013_5907.html. Diakses pada 4 Oktober 2014
Prahatipramudha. 2011. http://furahasekai. Wordpress.com
20110906permasalahan-pembelajaran-matematika-di sekolah. Diakses pada 4
Oktober 2014