divine calling
DESCRIPTION
lalalalTRANSCRIPT
Divine Calling
Dalam satu episode kehidupan saya, ada salah seorang guru yang dengan kerendahan
hatinya membimbing saya, lelaki tangguh itu adalah dr. Arief Alamsyah. Sosok yang sangat
bijak itu pernah mengajarkan saya sebuah teori kehidupan yang tidak berlebihan jika saya
katakan teori ini mengagumkan dan mengubah kehidupan saya. Setelah saya pelajari lebih
mendalam, saya menemukan sebuah value yang tajam dalam konsep itu. Divine Calling,
panggilan jiwa. Jika kita ingin hidup kita tentram, tenang, damai, sejuk dengan pencapaian
yang optimal, pastikan hidup kita memenuhi 3 hal. Meaning, Pleasure, Strength. Saya akan
sharing satu per satu.
Pleasure, carilah bidang yang kita sukai dan begitu bahagia menjalaninya. Apa yang
membuat ana bergegas dari tempat tidur dan tidak sabar mengerjakannya, itulah pleasure.
Kita rela melakukannya walaupun tidak dibayar, bahkan pada titik tertentu kita rela
melakukannya walaupun harus membayar. Ingatlah pesan The only way to do great work is to
love what you do.
Strength, cari bidang yang kita ahli dan punya ketangguhan di bidang tersebut. Mengerjakan
hal yang kita sukai tanpa kapasitas yang memadai, hanya menghabiskan waktu, tenaga,
pikiran, pada tempat yang tidak memberhasilkan. Kalau kita mencoba sesuatu gagal, kita
boleh mencoba lagi, tapi terkadang kita harus memberikan ruang dalam pikrian bahwa ini
bukan bidang kita.
Meaning, Berapa banyak diantara kita mengejar sesuatu yang disesali para penghuni kubur.
Seperti pesan Emha Ainun Najib, jangan matian-matian mengejar sesuatu yang tidak bisa
dibawa mati.
Teori ini akan memberikan kita ketegasan untuk menolak hal-hal yang tidka kita sukai,
memberikan kita keberanian menolak hal-hal yang kita tidak ahli, memberikan kita kekuatan
untuk meninggalkan pekerjaan yang tak bermakna. Jika kita sudah menemukan divine calling
kita, kita kan terus memikirkannya dan tak sabar mengerjakannya, itulah gairah. Ia akan
tampak dari cara kita bicara, berjalan, dan menatap.
Kalau kita sudah menemukan divine calling ini hidup akan flow rasanya, nikmat, tampak
tenang, teduh, damai, dan sejuk. Mungkin yang kita rasakan seperti yang disampaikan Martin
Luther King,Jr “Jika seorang terpanggil menjadi tukang sapu, ia seharusnya menyapu seperti
Michaelangelo melukis, Beethoven menuliskan komposisi musilnya, atau Shakespeare
menuliskan puisinya. ia seharusnya menyapu dengan begitu baik, sehingga seluruh penghuni
surga dan bumi akan berhenti sejenak sambil berkata disini telah hidup seorang penyapu
jalan yang begitu hebat, yang melakukan pekerjannya dengan begitu baik“.
Namum, ternyata teori ini tidak sempurna. Saya pernah berbagi di salah satu komunitas
matematika, salah satu dari mereka bertanya bahwa ia ingin menjadi bidan namun diminta
orang tua mengambil matematika. Dilain waktu, saya pernah ditelpon seorang bapak yang
meminta saya menasehati anaknya yang akan berhenti dari kuliah kebidanan. Lalu saya
teringat QS. Al Baqarah : 216, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik
bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Kita harus membungkus divine calling itu dalam
bungkusan tawakal.
Hikmah yang saya ambil dalam kejadian itu, ternyata terkadang pleasure kita tidak baik untuk
kita. Secara prinsip, jika kejadian itu belum terjadi, cari bidang yang juga kita sukai, namun
ketika Allah memutuskan lain, jika masih bisa kita ubah, ubahlah, namun jika tidak bisa
diubah, yakinlah itu yang terbaik dan kemudian hari kita akan bersyukur, karena do’a kita tak
dikabulkan.