divine calling

2
Divine Calling Dalam satu episode kehidupan saya, ada salah seorang guru yang dengan kerendahan hatinya membimbing saya, lelaki tangguh itu adalah dr. Arief Alamsyah. Sosok yang sangat bijak itu pernah mengajarkan saya sebuah teori kehidupan yang tidak berlebihan jika saya katakan teori ini mengagumkan dan mengubah kehidupan saya. Setelah saya pelajari lebih mendalam, saya menemukan sebuah value yang tajam dalam konsep itu. Divine Calling, panggilan jiwa. Jika kita ingin hidup kita tentram, tenang, damai, sejuk dengan pencapaian yang optimal, pastikan hidup kita memenuhi 3 hal. Meaning, Pleasure, Strength. Saya akan sharing satu per satu. Pleasure, carilah bidang yang kita sukai dan begitu bahagia menjalaninya. Apa yang membuat ana bergegas dari tempat tidur dan tidak sabar mengerjakannya, itulah pleasure. Kita rela melakukannya walaupun tidak dibayar, bahkan pada titik tertentu kita rela melakukannya walaupun harus membayar. Ingatlah pesan The only way to do great work is to love what you do. Strength, cari bidang yang kita ahli dan punya ketangguhan di bidang tersebut. Mengerjakan hal yang kita sukai tanpa kapasitas yang memadai, hanya menghabiskan waktu, tenaga, pikiran, pada tempat yang tidak memberhasilkan. Kalau kita mencoba sesuatu gagal, kita boleh mencoba lagi, tapi terkadang kita harus memberikan ruang dalam pikrian bahwa ini bukan bidang kita. Meaning, Berapa banyak diantara kita mengejar sesuatu yang disesali para penghuni kubur. Seperti pesan Emha Ainun Najib, jangan matian- matian mengejar sesuatu yang tidak bisa dibawa mati. Teori ini akan memberikan kita ketegasan untuk menolak hal-hal yang tidka kita sukai, memberikan kita keberanian menolak hal-hal yang kita tidak ahli, memberikan kita kekuatan untuk meninggalkan pekerjaan yang tak bermakna. Jika kita sudah menemukan divine calling kita, kita kan terus memikirkannya dan tak sabar mengerjakannya, itulah gairah. Ia akan tampak dari cara kita bicara, berjalan, dan menatap. Kalau kita sudah menemukan divine calling ini hidup akan flow rasanya, nikmat, tampak tenang, teduh, damai, dan sejuk. Mungkin yang kita rasakan seperti yang disampaikan Martin Luther King,Jr “Jika seorang terpanggil menjadi tukang sapu, ia seharusnya menyapu seperti Michaelangelo melukis, Beethoven menuliskan komposisi musilnya, atau Shakespeare menuliskan puisinya. ia seharusnya menyapu dengan begitu baik, sehingga seluruh penghuni surga dan bumi akan berhenti sejenak sambil berkata disini telah hidup seorang penyapu jalan yang begitu hebat, yang melakukan pekerjannya dengan begitu baik“. Namum, ternyata teori ini tidak sempurna. Saya pernah berbagi di salah satu komunitas matematika, salah satu dari mereka bertanya bahwa ia ingin menjadi bidan namun diminta orang tua mengambil matematika. Dilain waktu, saya pernah ditelpon seorang bapak yang meminta saya menasehati anaknya yang akan berhenti dari kuliah kebidanan. Lalu saya teringat QS. Al Baqarah : 216, “Boleh jadi kamu

Upload: ailimillah948

Post on 03-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lalalal

TRANSCRIPT

Page 1: Divine Calling

Divine Calling

Dalam satu episode kehidupan saya, ada salah seorang guru yang dengan kerendahan

hatinya membimbing saya, lelaki tangguh itu adalah dr. Arief Alamsyah. Sosok yang sangat

bijak itu pernah mengajarkan saya sebuah teori kehidupan yang tidak berlebihan jika saya

katakan teori ini mengagumkan dan mengubah kehidupan saya. Setelah saya pelajari lebih

mendalam, saya menemukan sebuah value yang tajam dalam konsep itu. Divine Calling,

panggilan jiwa. Jika kita ingin hidup kita tentram, tenang, damai, sejuk dengan pencapaian

yang optimal, pastikan hidup kita memenuhi 3 hal. Meaning, Pleasure, Strength. Saya akan

sharing satu per satu.

Pleasure, carilah bidang yang kita sukai dan begitu bahagia menjalaninya. Apa yang

membuat ana bergegas dari tempat tidur dan tidak sabar mengerjakannya, itulah pleasure.

Kita rela melakukannya walaupun tidak dibayar, bahkan pada titik tertentu kita rela

melakukannya walaupun harus membayar. Ingatlah pesan The only way to do great work is to

love what you do.

Strength, cari bidang yang kita ahli dan punya ketangguhan di bidang tersebut. Mengerjakan

hal yang kita sukai tanpa kapasitas yang memadai, hanya menghabiskan waktu, tenaga,

pikiran, pada tempat yang tidak memberhasilkan. Kalau kita mencoba sesuatu gagal, kita

boleh mencoba lagi, tapi terkadang kita harus memberikan ruang dalam pikrian bahwa ini

bukan bidang kita.

Meaning, Berapa banyak diantara kita mengejar sesuatu yang disesali para penghuni kubur.

Seperti pesan Emha Ainun Najib, jangan matian-matian mengejar sesuatu yang tidak bisa

dibawa mati.

Teori ini akan memberikan kita ketegasan untuk menolak hal-hal yang tidka kita sukai,

memberikan kita keberanian menolak hal-hal yang kita tidak ahli, memberikan kita kekuatan

untuk meninggalkan pekerjaan yang tak bermakna. Jika kita sudah menemukan divine calling

kita, kita kan terus memikirkannya dan tak sabar mengerjakannya, itulah gairah. Ia akan

tampak dari cara kita bicara, berjalan, dan menatap.

Kalau kita sudah menemukan divine calling ini hidup akan flow rasanya, nikmat, tampak

tenang, teduh, damai, dan sejuk. Mungkin yang kita rasakan seperti yang disampaikan Martin

Luther King,Jr “Jika seorang terpanggil menjadi tukang sapu, ia seharusnya menyapu seperti

Michaelangelo melukis, Beethoven menuliskan komposisi musilnya, atau Shakespeare

menuliskan puisinya. ia seharusnya menyapu dengan begitu baik, sehingga seluruh penghuni

surga dan bumi akan berhenti sejenak sambil berkata disini telah hidup seorang penyapu

jalan yang begitu hebat, yang melakukan pekerjannya dengan begitu baik“.

Namum, ternyata teori ini tidak sempurna. Saya pernah berbagi di salah satu komunitas

matematika, salah satu dari mereka bertanya bahwa ia ingin menjadi bidan namun diminta

orang tua mengambil matematika. Dilain waktu, saya pernah ditelpon seorang bapak yang

meminta saya menasehati anaknya yang akan berhenti dari kuliah kebidanan. Lalu saya

teringat QS. Al Baqarah : 216, “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik

bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. Kita harus membungkus divine calling itu dalam

bungkusan tawakal.

Hikmah yang saya ambil dalam kejadian itu, ternyata terkadang pleasure kita tidak baik untuk

kita. Secara prinsip, jika kejadian itu belum terjadi, cari bidang yang juga kita sukai, namun

ketika Allah memutuskan lain, jika masih bisa kita ubah, ubahlah, namun jika tidak bisa

diubah, yakinlah itu yang terbaik dan kemudian hari kita akan bersyukur, karena do’a kita tak

dikabulkan.