diversitas lumut epifit di tiga perkebunan teh jawa barat · perkebunan teh gunung mas, nirmala,...
TRANSCRIPT
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Sampel lumut diambil pada tiga lokasi perkebunan teh di Jawa Barat yaitu
Gunung Mas di Cisarua, Bogor (06o42’LS dan 106o56’BT), Nirmala di dekat
kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) Sukabumi (06o51’LS
dan 106o38’BT), dan Rancabali di dekat kawasan Gunung Patuha, Bandung
Selatan (07o09’LS dan 107o24’BT) (Gambar 1). Elevasi dan kondisi iklim
(kisaran kelembapan, kisaran suhu harian, dan rata-rata curah hujan per tahun) di
tiga lokasi perkebunan tersebut disajikan pada Tabel 1.
Gambar 1 Lokasi pengambilan sampel lumut di tiga perkebunan teh Jawa Barat: Gunung Mas (A), Nirmala (B), dan Rancabali (C). Tabel 1 Elevasi, kisaran kelembapan, kisaran suhu, dan rata-rata curah hujan di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali
Sumber Informasi: 1)Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Balai Besar Wilayah II Bogor 2)http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tnhalimun.html
Lokasi Perkebunan Teh
Elevasi Tempat (m dpl)
Kisaran Kelembapan
R Relatif (%)
Kisaran Suhu (o C)
Rata-rata Curah Hujan (mm/th)
Gunung Mas 1) 600 74 - 89.5 18-25 2500-4000 Nirmala 2) 1150 38 - 80 19-30 4000-6000 Rancabali 1) 1628 75 - 93 7-27 1807-3962
= Lokasi pengambilan sampel
A B
C
9
Pengambilan Sampel Lumut Pengambilan sampel lumut dilakukan dengan metode transek dan petak
contoh menurut Mueller-Dombois dan Ellenberg (1974) dengan modifikasi. Di
setiap lokasi perkebunan teh dibuat tiga plot penelitian masing-masing berukuran
30 m x 20 m, jarak antar plot minimal 500 m. Pada setiap plot dibuat tiga transek,
jarak antar transek 5 m. Pada setiap transek ditentukan 5 sampel tanaman teh,
satu sama lain berjarak 5 m. Di setiap plot ada 15 sampel tanaman teh sehingga di
setiap lokasi perkebunan ada 45 sampel tanaman teh (Gambar 2). Dicatat dan
diperkirakan persentase penutupan oleh setiap jenis lumut dan penutupan oleh
total lumut pada setiap sampel tanaman teh. Selain itu, jenis-jenis lumut yang
ditemukan diambil untuk dibuat spesimen herbarium (Gambar 3) dan
diidentifikasi lebih lanjut di laboratorium (Gambar 4). Sebagai data pendukung
dicatat pula diameter tajuk tanaman teh, persentase penutupan batang dan cabang
primer tanaman teh oleh epifit selain lumut (liken dan tumbuhan paku).
= tanaman teh
Gambar 2 Skema plot dan penentuan sampel tanaman teh dalam setiap plot di perkebunan teh.
20 m
30 m
5 m
5 m
10
(a) (b)
Gambar 3 Sampel tanaman teh dengan jenis-jenis lumut epifit (a) dan sampel lumut yang dikoleksi sebagai spesimen herbarium (b).
Gambar 4 Alur identifikasi spesimen lumut di laboratorium.
IDENTIFIKASI
MIKROSKOP STEREO
MIKROSKOP BINOKULER
HASIL FOTO
HASIL FOTO
SPESIMEN HERBARIUM
NAMA JENIS
11
Identifikasi Sampel Lumut
Sampel lumut yang diambil dari perkebunan teh selanjutnya dibawa ke
laboratorium, diamati ciri-ciri spesifik gametofit maupun sporofit dari masing-
masing jenis dengan menggunakan mikroskop untuk keperluan identifikasi, dan
dilanjutkan dengan dokumentasi. Spesimen lumut yang dikoleksi dibuat
herbarium dan disimpan di Herbarium Bogoriense (BO) dan herbarium BIOTROP
(BIOT). Masing-masing koleksi lumut epifit diberi kode kolektor Akmal.
Identifikasi lumut hati dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi dalam
Yamada (1979), Zhu dan So (2001), Zhu dan Gradstein (2005), dan Gradstein
(2011). Identifikasi lumut sejati menggunakan kunci identifikasi menurut Bartram
(1939), Eddy (1988, 1990, 1996), dan Pollatwan (2008).
Analisis Data
Hasil identifikasi berupa nama jenis lumut epifit disusun dalam checklist
yang menunjukkan keanekaragaman jenis lumut epifit di tiga lokasi perkebunan
teh yang diteliti. Diversitas lumut epifit di setiap lokasi perkebunan teh
dibandingkan berdasarkan kekayaan jenis lumut. Kekayaan jenis lumut
ditunjukkan dari rata-rata jumlah jenis lumut per tanaman, rata-rata jumlah jenis
lumut per plot dan total jenis lumut per lokasi perkebunan. Perbedaan jumlah jenis
lumut per plot dan per tanaman teh di tiga lokasi perkebunan teh ditunjukkan dari
nilai rata-rata dan standar deviasi. Tingkat kemiripan komposisi jenis lumut epifit
antar perkebunan teh dibandingkan dengan indeks Sorensen (Rumus 1). Selain itu,
diversitas komunitas lumut epifit di tiga perkebunan teh juga dinyatakan
berdasarkan indeks Shannon (Rumus 2) yang dihitung berdasarkan kemelimpahan
proporsional jenis-jenis lumut penyusunnya. Dominansi jenis pada tiga
perkebunan teh ditunjukkan dengan indeks nilai penting (INP) (Rumus 3).
Selanjutnya dibandingkan jenis-jenis lumut yang kemelimpahannya relatif tinggi
(INP lebih dari 10%) dan jenis dominan (INP paling tinggi) di masing-masing
lokasi perkebunan. Kemelimpahan total lumut epifit di masing-masing lokasi
perkebunan ditunjukkan dari rata-rata persentase penutupan oleh total lumut
terhadap batang dan cabang primer tanaman teh.
12
Rumus 1
Indeks Sorensen (CS)
CS = 2 j/(a+b)
Keterangan :
CS = indeks similaritas Sorensen berdasarkan data
kualitatif
jN = ∑ jenis yang ada di dua lokasi (lokasi 1 dan 2)
a = ∑ jenis di lokasi 1
b = ∑ jenis di lokasi 2
Rumus 2
Indeks Shannon
H’ = - ∑ p i ln p i
Keterangan : p i = kemelimpahan proporsional jenis ke – i = n/N N = total jenis
n = jumlah jenis ke - i
Rumus 3
INP = {FR (%) + PR (%)}
Keterangan;
FR = Frekuensi Relatif
PR = Penutupan Relatif
(Magurran 1987)
HASIL
Checklist Lumut Epifit di Perkebunan Teh Jawa Barat: Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali
Total jenis lumut epifit yang diinventarisasi dari tiga perkebunan teh di Jawa
Barat (Gunung Mas, Nirmala, Rancabali) adalah 90 jenis yang termasuk dalam 48
marga dan 25 suku. Jumlah tersebut meliputi 42 jenis lumut hati (12 marga, 6 suku)
dan 48 jenis lumut sejati (36 marga, 19 suku). Daftar nama jenis lumut dan
persebarannya di tiga perkebunan teh tersebut disajikan pada Tabel 2. Suku dengan
keanekaragaman paling tinggi adalah Lejeuneaceae, dijumpai sebanyak 26 jenis di
ketiga perkebunan teh.
Tabel 2 Checklist lumut epifit di perkebunan teh Gunung Mas (GM), Nirmala (NR), dan Rancabali (RB), Jawa Barat
Kelompok, Suku, Nama Jenis
GM NR RB Spesimen
Diperiksa
Lumut hati (Liverworts)
I Frullaniaceae
1 Frullania arecae (Spreng.) Gottsche - - v Akmal 88
2 Frullania gracilis (Reinw. et al.) Dum. - - v Akmal 97
3 Frullania grandistipula Lindenb. - - v Akmal 85
4 Frullania microauriculata Verd. - - v Akmal 87
5 Frullania riojaneirensis (Raddi) Angstr. v v v Akmal 10, 39, 84
6 Frullania sp. 1 - - v Akmal 96
7 Frullania sp. 2 - - v Akmal 100
II Lejeuneaceae
8 Acanthocoleus javanicus (Steph.) Kruijt v - v Akmal 7, 69
9 Cheilolejeunea decursiva (Sande Lac.) Schust. - v v Akmal 45, 103
10 Cheilolejeunea imbricata (Nees) S. Hatt. - - v Akmal 95
11 Cheilolejeunea trapezia(Nees) R. M. Schust. et Kachroo - v v Akmal 43, 86
12 Cheilolejeunea trifaria (Reinw. Blume et Nees) Mizut - v - Akmal 40
13 Cololejeunea angustiflora (Steph.) Mizut. - v - Akmal 44
14 Cololejeunea planissima (Mitt.) Abeyw. v - - Akmal 12
15 Lejeunea anisophylla Mont. v v v Akmal 1, 28, 70
16 Lejeunea cocoes Mitt. v v - Akmal 13, 46
17 Lejeunea discreta Lindenb. - - v Akmal 91
18 Lejeunea exilis (Reinw. et al.) Grolle v v v Akmal 11, 34, 92
14
Kelompok, Suku, Nama Jenis
GM NR RB Spesimen
Diperiksa
19 Lejeunea flava (Sw.) Nees v v v Akmal 2, 29, 73
20 Lejeunea fleischeri (Steph.) Mizut. - - v Akmal 81
21 Lejeunea micholitzii Mizut. - - v Akmal 89
22 Lejeunea obscura Mitt. v v v Akmal 4, 37, 90
23 Lejeunea propagulifera Gradst. v v - Akmal 8, 35
24 Lejeunea punctiformis Taylor v v v Akmal 9, 31, 83
25 Lejeunea sordida (Nees) Nees - v v Akmal 42, 102
26 Lejeunea sp. 1 - v v Akmal 38, 76
27 Lejeunea sp. 2 - v v Akmal 41, 82
28 Lejeunea sp. 3 - - v Akmal 93
29 Lejeunea sp. 4 - - v Akmal 99
30 Leucolejeunea xanthocarpa (Lehm. et Lindenb.) A. Evans - - v Akmal 104
31 Lopholejeunea eulopha (Taylor) Schiffn. v v v Akmal 6, 33, 75
32 Lopholejeunea subfusca (Nees) Schiffn. v v v Akmal 5, 32, 74
33 Thysananthus convolutus Lindenb. - v - Akmal 47
III Metzgeriaceae
34 Metzgeria sp. 1 v v v Akmal 3, 30, 71
35 Metzgeria sp. 2 - - v Akmal 80
36 Metzgeria sp. 3 - - v Akmal 77
IV Plagiochilaceae
37 Plagiochila javanica (Sw.) Dumort. - - v Akmal 101
38 Plagiochila junghuhniana Sande Lac. - v v Akmal 36, 78
V Radulaceae
39 Radula madagascariensis Gottsche - - v Akmal 72
40 Radula retroflexa Taylor - - v Akmal 79
41 Radula tjibodensis Goebel - - v Akmal 98
VI Belum diketahui (unknown)
42 Liverwort 1 Akmal 94
Lumut Sejati (Mosses)
I Brachytheciaceae
43 Eurhynchium celebicum E. B. Bartram v - v Akmal 15, 120
II Bryaceae
44 Brachymenium nepalense Hook. v v v Akmal 19, 48, 106
45 Bryum capillare Hedw. v - v Akmal 18, 121
46 Schoenobryum concavifolium (Griff.) Gangulee - - v Akmal 113
III Calymperaceae
47 Mitthyridium obtusifolium (Lindb.) Robinson v v v Akmal 24, 60, 140
48 Syrrhopodon parasiticus (Sw. ex Bird.) Paris - v v Akmal 52, 131
15
Kelompok, Suku, Nama Jenis
GM NR RB Spesimen
Diperiksa
IV Dicranaceae
49 Bryohumbertia walkeri (Mitt.) Frahm. - - v Akmal 136
50 Campylopus crispifolius E. B. Bartram - - v Akmal 135
51 Campylopus micholitzii MÜll. Hal.ex M. Fleisch. - v - Akmal 63
52 Campylopus zollingerianus (MÜll. Hal.) Bosch et Sande Lac. - v v Akmal 58, 118
53 Dicranoloma braunii (MÜll. Hal.) Paris - - v Akmal 137
V Entodontaceae
54 Entodon sp. v - - Akmal 23
VI Fissidentaceae
55 Fissidens papillosus Sande Lac. - - v Akmal 142
56 Fissidens braunii (C. MÜll.) Dozy et Molk. v - v Akmal 26, 127
57 Fissidens sp. 1 - - v Akmal 119
VII Hookeriaceae
58 Actynodontium ascendensSchwägr. v v - Akmal 16, 49
59 A. rhapidostegum (MÜll. Hal.) Bosch. et Sande Lac. v v v Akmal 21, 53, 132
60 Chaetomitrium orthorrhynchum (Dozy et Molk.) - - v Akmal 112
61 Daltonia armata E.B. Bartram - v - Akmal 50
VIII Hypnaceae
62 Ectropothecium cf. dealbatum (Reinw. et Hornsch.) A. Jaeger - - v Akmal 105
IX Leucobryaceae
63 Leucobryum javense (Brid. ex Schwägr.) Mitt. - v - Akmal 67
64 Octoblepharum albidum Hedw. - v - Akmal 57
X Meteoriaceae
65 Aerobryopsis longissima (Dozy et Molk.) M. Fleisch. v v v Akmal 17, 56, 108
66 Barbella rufifolioides (Broth.) Broth. - - v Akmal 124
67 Floribundaria floribunda (Dozy et Molk.) M. Fleisch. - v v Akmal 65, 117
68 Meteorium miquelianum (MÜll. Hal.) M. Fleisch. - v v Akmal 54, 110
69 Papillaria crocea (Hampe) A. Jaeger v - - Akmal 20
XI Neckeriaceae
70 Homaliodendron flabellatum (Sm.) M. Fleisch. - - v Akmal 129
XII Orthotrichaceae
71 Macromitrium orthostichum Nees ex Schwägr. - - v Akmal 126
XIII Pterobryaceae
72 Endotrichella elegans (Dozy et Molk.) M. Fleisch. - v v Akmal 62, 115
XIV Racopilaceae
73 Racopilum schmidii (MÜll. Hal.) Mitt. v - v Akmal 22, 109
74 Racopilum spectabile Reinw. et Hornsch. - - v Akmal 141
16
Kelompok, Suku, Nama Jenis
GM NR RB Spesimen
Diperiksa
XV Sematophyllaceae
75 Acroporium sigmatodontium (MÜll. Hal.) M. Fleisch. - v v Akmal 61, 139
76 Gammiella rugosaTixier - v v Akmal 66, 122
77 Isocladiella sp. v - - Akmal 27
78 Meiothecium hamatum (MÜll. Hal.) Broth. - v v Akmal 59, 133
79 Meiothecium jagorii (MÜll. Hal.) Broth. - v - Akmal 55
80 Meiothecium microcarpum (Hook.) Mitt. v v v Akmal 25, 51, 114
81 Sematophyllum tristiculum (Mitt.) Fleisch. v v - Akmal 14, 64
XVI Thuidiaceae
82 Claopodium nervosum M. Fleisch. - - v Akmal 107
XVII Belum diketahui (unknown)
83 Moss sp. 1 - v v Akmal 68, 130
84 Moss sp. 2 - - v Akmal 123
85 Moss sp. 3 - - v Akmal 111
86 Moss sp. 4 - - v Akmal 116
87 Moss sp. 5 - - v Akmal 138
88 Moss sp. 6 - - v Akmal 125
89 Moss sp. 7 - - v Akmal 134
90 Moss sp. 8 - - v Akmal 128
Diversitas Lumut Epifit di Tiga Perkebunan Teh pada Elevasi Berbeda Kekayaan Jenis. Perbandingan kekayaan jenis lumut epifit pada tiga
perkebunan teh di Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 5a. Di Gunung Mas
ditemukan 27 jenis, terdiri atas 13 jenis lumut hati dan 14 jenis lumut sejati.
Kekayaan jenis lumut epifit di Nirmala hampir 1.5 kali lipat dari Gunung Mas,
meliputi 20 jenis lumut hati dan 20 jenis lumut sejati. Perkebunan teh Rancabali
memiliki kekayaan jenis paling tinggi (hampir 3 kali lipat kekayaan jenis di Gunung
Mas), meliputi 36 jenis lumut hati dan 38 jenis lumut sejati.
Rata-rata jumlah jenis lumut epifit per plot dan rata-rata jumlah jenis lumut
epifit per tanaman teh di Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali menunjukkan hasil
yang sebanding dengan total jenis di tiga perkebunan tersebut. Rata-rata jumlah jenis
lumut epifit per plot dan per tanaman teh paling tinggi dijumpai di Rancabali, dan
paling rendah di Gunung Mas (Gambar 5b). Rata-rata 53 jenis lumut epifit per plot
17
dan 15 jenis per tanaman teh ditemukan di Rancabali, sedangkan di Gunung Mas
hanya dijumpai rata-rata 19 jenis lumut epifit per plot dan 7 jenis per tanaman teh.
Gambar 5 Total jenis lumut di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali (a), rata-rata jumlah jenis lumut per tanaman dan rata-rata jumlah jenis lumut per plot (b) di masing-masing perkebunan teh.
Kesamaan Komposisi Jenis. Beberapa jenis lumut epifit dijumpai hanya di
satu lokasi perkebunan saja, jenis lainnya dijumpai di dua, atau tiga perkebunan teh
sekaligus. Berdasarkan indeks similaritas Sorensen (ISS), komposisi jenis lumut
epifit di Gunung Mas lebih mirip dengan komposisi jenis lumut epifit di Nirmala
(54%) dibandingkan dengan komposisi jenis lumut yang terdapat di Rancabali (38%).
Kemiripan komposisi jenis antara lumut epifit di Nirmala dan Rancabali sebesar 51%
(Gambar 6).
(b)
Jumlah jenis Jumlah jenis
(a)
18
Gambar 6 Total jumlah jenis lumut epifit dan indeks similaritas Sorensen (ISS) pada dua perkebunan teh yang dibandingkan: Gunung Mas (GM) vs. Nirmala (NR), Gunung Mas vs. Rancabali (RB), dan Nirmala vs Rancabali.
Diversitas Komunitas Lumut Berdasarkan Indeks Shannon. Berdasarkan
indeks diversitas Shannon (H’), komunitas lumut epifit yang ada di tiga lokasi
perkebunan teh menunjukkan diversitas terendah terdapat di Gunung Mas (H’=2.67),
diikuti oleh Nirmala (H’= 3.19), dan yang tertinggi terdapat di Rancabali (H’=3.82).
Dominansi Jenis. Dominansi jenis lumut epifit ditunjukkan oleh frekuensi
kehadiran masing-masing jenis lumut epifit dan persentase penutupannya pada
semua tanaman teh yang diamati. Nilai dominansi tersebut ditunjukkan oleh indeks
nilai penting (INP). Kebanyakan jenis-jenis lumut yang dijumpai memiliki INP
kurang dari 10%. Pada ketiga perkebunan hanya ada empat jenis lumut sejati dan
lima jenis lumut hati dengan INP lebih dari 10%. Daftar jenis lumut hati dan lumut
sejati epifit dengan INP lebih dari 10% ditunjukkan pada Tabel 3.
ISS = 0.51
ISS = 0.38
ISS = 0.54
Jumlah jenis
Tabel 3 Daftar jenis lumut sejati dan lumut hati dengan indeks nilai penting (INP) lebih dari 10 % di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali
Keterangan: FR= Frekuensi Relatif, PR= Penutupan Relatif, INP= Indeks Nilai Penting.
Gunung Mas Nirmala Rancabali No FR PR INP FR PR INP FR PR INP (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Lumut Sejati 1 Sematophyllum tristiculum 13.2 21.3 34.5 0.4 0.3 0.7 - - - 2 Eurhynchium celebicum 12.6 17.3 29.9 - - - 0.6 1.2 1.8 3 Actinodontium ascendens 8.9 3.6 12.5 7.2 11.2 18.6 - - - 4 Brachymenium nepalense 0.7 1.2 1.9 7.0 11.8 18.7 3.3 4.9 8.2 Lumut Hati 1 Lejeunea anisophylla 9.8 24.5 34.2 8.8 22.3 31.1 12.4 5.8 18.2 2 Metzgeria sp. 1 10.4 2.3 12.7 7.0 4.0 11.0 6.1 6.2 12.3 3 Lejeunea flava 11.0 12.2 23.2 8.0 14.7 22.7 4.0 4.2 8.2 4 Acanthocoleus javanicus 2.8 0.9 3.7 - - - 16.4 4.6 21.0 5 Radula madagascariensis - - - - - - 8.1 4.0 12.1
19
20
Di Rancabali empat jenis lumut dengan INP di atas 10% merupakan lumut
hati, tidak ada jenis lumut sejati yang memiliki INP lebih dari 10%. Jenis lumut
dominan di Rancabali adalah Acanthocoleus javanicus dengan INP 21%. Jenis lumut
tersebut dijumpai juga di Gunung Mas tetapi sangat jarang dan sedikit (frekuensi
relatif 2.8%, penutupan relatif 0.9%, INP 3.7%). Acanthocoleus javanicus tidak
dijumpai di Nirmala. Lumut hati Radula madagascariensis sering dijumpai di
Rancabali (frekuensi relatif 8.1 %, penutupan relatif 4.0 %, INP 12.1%), tetapi tidak
dijumpai di dua perkebunan teh lainnya.
Jenis lumut epifit dominan di Nirmala adalah Lejeunea anisophylla dengan
INP lebih dari 30%. Jenis lain yang memiliki nilai INP lebih dari 10% di Nirmala
adalah lumut hati Lejeunea flava dan Metzgeria sp.1, lumut sejati Actinodontium
ascendens dan Brachymenium nepalense. Jenis terakhir juga dijumpai di dua
perkebunan teh lainnya tetapi dengan INP kurang dari 10%. Actinodontium
ascendens juga sering dijumpai di Gunung Mas tetapi tidak dijumpai di Rancabali.
Lumut sejati Sematophyllum tristiculum dengan INP 34.5% dominan di
Gunung Mas. Jenis ini sangat jarang dijumpai di Nirmala dan tidak ditemukan di
Rancabali. Lumut sejati Eurhynchium celebicum (dengan INP 29.9% di Gunung
Mas), tidak dijumpai di Nirmala dan sangat jarang ditemukan di Rancabali. Empat
jenis lainnya dengan INP lebih dari 10% di Nirmala adalah A. ascendens, L.
anisophylla, L. flava, dan Metzgeria sp.1.
Kemelimpahan Total Lumut dan Diameter Tajuk Tanaman Teh.
Kemelimpahan total lumut epifit ditunjukkan dari persentase penutupan lumut
terhadap substrat yang tersedia (batang dan cabang primer tanaman teh).
Kemelimpahan total lumut terendah dijumpai di Nirmala, meningkat di Gunung Mas,
dan tertinggi di Rancabali (Gambar 7). Penutupan oleh lumut rata-rata lebih dari 80%
pada tanaman teh di Rancabali, sedangkan pada tanaman teh di Nirmala penutupan
oleh lumut kurang dari 70%. Berbeda dengan penutupan oleh lumut, penutupan
tanaman teh oleh liken dan tumbuhan paku rendah (5% dan 3%) di Rancabali,
meningkat di Gunung Mas (10% dan 5%) dan di Nirmala (11% dan 4%).
21
Gambar 7 Rata-rata persentase penutupan oleh total lumut ( ), liken ( ), dan tumbuhan paku ( ), terhadap batang dan cabang primer tanaman teh di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali.
Pada penelitian ini dilakukan pengukuran diameter tajuk tanaman teh yang
diambil lumutnya, karena diduga luas tajuk tanaman teh dapat mempengaruhi
kemelimpahan lumut pada tanaman teh tersebut. Rata-rata diameter tajuk tanaman
teh paling rendah dijumpai di Nirmala (111.5 cm). sedangkan paling tinggi (rata-rata
158.7 cm) dijumpai di Rancabali (Gambar 8).
Gambar 8 Rata-rata diameter tajuk sampel tanaman teh di perkebunan teh Gunung Mas, Nirmala, dan Rancabali.
126 111
158
%
cm2