distribusi dana produk koperasi syariah antara koperasi
TRANSCRIPT
Distribusi Dana
453 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
Distribusi Dana Produk Koperasi Syariah Antara Koperasi Kospin Jasa
Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS
Nandang Ihwanudin
Pascasarjana Universitas Islam Bandung
Abstract The growth of cooperatives with Islamic principles is growing rapidly. With the
development of Islamic cooperatives with assets of hundreds of billions of rupiah
such as BMT Tumang, even trillions of rupiah such as the KOSPIN Jasa
Cooperative, many people who care about sharia economics want to help others by
taking the initiative to establish community economic institutions such as the birth
of KSPPS E-MAS. This article examines the comparison of fund distribution
products in the form of loans and financing in KOSPIN Syariah Services
Cooperative, KSPPS Tumang and KSPPS E-MAS. By using a comparative study
through literature study and interviews, it was found that first, there were
similarities in the three cooperatives in implementing the murabahah and
musyarakah contracts as tijari and wakalah contracts as covenants to other
covenants; second, there are differences in: a) the cooperative BMT Tumang and
KSPPS E-MAS both distribute the Qardul Hasan contract, while the Kospin Jasa
Syariah Cooperative implements the contract; and b) Kospin Jasa Syariah and
BMT Tumang use the ijarah contract, while the KSPPS E-MAS uses the istishna
and kafalah contracts.
Keywords: Fund Distribution, Sharia Cooperative, KSPPS E-MAS
Abstrak
Pertumbuhan koperasi dengan prinsip syariah berkembang pesat. Berkembangya koperasi Syariah dengan aset ratusan milyar rupiah seperti BMT Tumang, bahkan triliunan rupiah seperti Koperasi KOSPIN Jasa, banyak masyarakat yang peduli ekonomi syariah berkeinginan membantu sesama dengan berinisiatif mendirikan lembaga ekonomi umat seperti dengan lahirnya KSPPS E-MAS. Arikel ini meneliti perbandingan mengenai produk-produk penyaluran dana berupa pinjaman dan pembiayaan di Koperasi KOSPIN Jasa Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS. Dengan menggunkan studi komparatif melalui studi kepustakaan dan wawancara ditemukan bahwa: pertama, ada persamaan di ketiga kopersai tersebut dalam menerpakan akad murabahah dan musyarakah sebagai akad tijari dan wakalah sebagai akad
Distribusi Dana
454 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
pendamping akad lainnya; kedua,terdapat perbedaan pada: a) koperasi BMT Tumang dan KSPPS E-MAS sama-sama menyalurkan akad Qardul Hasan, sedangkan Koperasi Kospin Jasa Syariah yang mengimplementasikan akad tersebut; dan b) Kospin Jasa Syariah dan BMT Tumang menggunakan akad ijarah, sedangkan KSPPS E-MAS menggunan akad istishna dan kafalah.
Kata Kunci: Distribusi Dana, Koperasi Syariah, KSPPS E-MAS
Pendahuluan
Menurut Ma’ruf Amin, koperasi syariah merupakan tulang punggung
ekonomi kerakyatan yang dianut Negara Indonesia sebagai perwujudan
pengamalan atas dasar negara yaitu Pancasila pada pasal ke lima yang berbunyi
keadilan sosia bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dalam Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia Nomor 16 /Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Oleh Koperasi pada
pasal 1 pada poin 1 dijelaskan bahwa koperasi adalah sebagai gerakan ekonomi
rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan sebagaimana yang dimaksud dalam
peraturan perundang-undangan perkoperasian. Pada poin 2 dijeskan kedudukan
Koperasi Syariah yaitu koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpanan,
pinjaman dan pembiayaan sesuai prinsip syariah, termasuk mengelola zakat,
infaq/sedekah, dan wakaf, lalu pada poin 3 dijelaskan bahwa Unit Simpan
Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi selanjutnya disebut USPPS Koperasi
adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha meliputi simpanan, pinjaman
dan pembiayaan sesuai prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq
/sedekah, dan wakaf sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.
Kegiatan usaha koperasi Syariah meliputi penghimpunan dana atau
permodalan dan penyaluran dana sebagai upaya operasionalisasi dalam
memperoleh keuntungan. Penghimpunan dengan akad mudharabah dan atau
wadi’ah dengan model: simpanan biasa, simpanan pendidikan, simpanan haji,
Distribusi Dana
455 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
simpanan kurban, dll. Sedangkan dalam aspek penyaluran dana meliputi:
pembiayaan midharabah/bagi hasil, musyarakah, murabahah, ba’iy bi tsaman
‘ajil, qardul hasan, dll. (Soemitra, 2010: 464).
Koperasi KOSPIN Jasa Syariah merupakan unit usaha Syariah yang
sudah berdiri sejak tahun 2002 dari koperasi induk konvensional yang sudah
berdiri sejak tahun 1973 dan merupakan salah satu koperasi terbesar di
Indonesia. Sedangkan KSPPS Tumang telah berdiri sejak tahun 1998 adalah
koperasi Syariah yang masuk 100 besar koperasi terbesar di Indosia. Adapun
KSPPS E-MAS merupakan koperasi Syariah yang baru didrikan pada awal tahun
2020 ini.
Penulis bermaksud meneliti perbandingan mengenai produk penyaluran
dana ke-3 koperasi dengan alasan, yaitu dengan semakin meningkatnya program
pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan usaha mikro, kecil, menengah
dan koperasi melalui sistem syariah, yang otomatis bedampak pula pada
pembiayaan transaksi di lembaga keuangan syariah khususnya koprasi dan ini
menarik untuk diteliti secara lebih detail juga mendasar, maka timbul beberapa
pertanyaan yakni: Apa produk-produk penyaluran dana (funding) atau pinjaman
dan pembiayaan di Koperasi KOSPIN Jasa Syariah, KSPPS Tumang dan
KSPPS E-MAS dan bagaimana mekanisme penyaluran pembiayaan di Koperasi
KOSPIN Jasa Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS serta bagaimana
perbandingan produk-produk pembiayaan di Koperasi KOSPIN Jasa Syariah,
KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS, dan apa saja keunggulan dan kelemahan
pada produk-produk tersebut.
Kerangka Pemikiran
Ajaran Islam sebagaimana termaktub dalam al-Quran, menurut Buya
Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, koperasi (syikah ta’awuniyah) merupakan ajaran
dari QS. Al-Fatihah (1): 5: إياك نعبد وإياك نستعين /”Hanya kepada Engkaulah kami
Distribusi Dana
456 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
meyembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” Juga QS.
Al-Maidah (5): 1:
شديد “ إن ٱلل ن وٱتقوا ٱلل ثم وٱلعدو وتعاونوا على ٱلبر وٱلتقوى ول تعاونوا على ٱل
ٱلعقاب /Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
(Ihwanudin, 2020: 196) Tafsir Buya Hamka
Koperasi adalah soko guru perekonomian negara indonesia yang
diamanahkan oleh dasar negara yaitu Pancasila sila ke 5, keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Juga merupakan pesan dari UUD 1945 pasal 31 ayat
1, “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.”
Pasal diatas menjelaskan, bahwa perekonomian Indonesia disusun
sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan Koperasi adalah
satu bangun usaha yang sesuai dengan susunan perekonomian yang berdasarkan
pada ketentuan itu dan untuk mencapai cita-cita tersebut Pemerintah
berkewajiban membimbing dan membina perkoperasian Indonesia dengan
sikap “ing ngarsa sung tulada, ing madya bangun karsa, tut wuri handajani"
Sejalan dengan landasan negara tersebut, Proklamator kemerdekaan
Indonesia, Muhammad Hatta mendorong gerakan ekonomi kerakyatan melalui
koperasi. Menurut Hatta, tujuan negara yaitu memakmurkan rakyat dengan
berlandaskan atas asas kekeluargaan dan bentuk perekonomian yang paling
cocok bagi Indonesia adalah ‘usaha bersama’ secara kekeluargaan.
Usaha atau kegiatan koperasi menurut Peraturan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16
/Per/M.Kukm/Ix/2015 Pasal 2, adalah berupa: (1) Usaha simpan pinjam dan
Distribusi Dana
457 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
pembiayaan syariah hanya dapat dilaksanakan oleh: a. KSPPS; - 12 - b. USPPS
Koperasi. (2) KSPPS dapat berbentuk: a. KSPPS Primer; b. KSPPS Sekunder.
(3) Unit simpan pinjam dan pembiayaan syariah hanya dapat dibentuk oleh
koperasi primer dan koperasi sekunder. (4) Usaha simpan pinjam dan
pembiayaan syariah koperasi wajib memiliki visi, misi dan tujuan yang diarahkan
untuk memenuhi aspirasi dan kebutuhan ekonomi anggota sehingga tumbuh
menjadi kuat, sehat, mandiri dan tangguh.
Koperasi dengan prinsip Syariah diawali terlebih dahulu dengan
kelahiran Lembaga ekonomi umat yang digagas oleh ICMI yaitu Baitul Mal Wat-
Tamwil (BMT) yang juga merupakan kepanjangan dari Bina Usaha Mandiri
Terpadu. (Soemitra, 2010: 464). Koperasi Syariah ini koperasi dengan tidak
menggunakan skema bunga yang mendaptkan rambu-rambunya dari fatwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) No. 1 Tahun 2004 tentang bunga/rente/faidah
yang dengan tegas menyatakan bahwa bunga, baik bunga Bank, Koperasi,
Asuransi, dan yang lainnya telah memenuhi ketentuan riba, maka hukumnya
adalah haram. (MUI, 2004).
Sesuai dengan namanya yang menggunakan prinsip syariah, maka pada
pelaksanaan teknisny menggunakan akad-akad yang telah di fatwakan oleh
Dewan Syariah Nasional MUI (DSN MUI). Akad-akad tersebut antara lain:
1. Prinsip Titipan (Wadi’ah). Akad wadi’ah didasarkan pada QS. 3: 75 dan
4: 58 (Nandang, 2020), yaitu akad titipan murni dari pihak pertama/penitip
(nasabah) kepada pihak kedua (Bank Syariah) selaku penerima titipan
dengan konsekuensi titipan tersebut sewaktu-waktu harus dikembalikan
apabila diambil oleh nasabah (Syafi’i, 2001).
2. Prinsip Musyarakah. Akad ini didasarkan pada QS. 38: 24 (Nandang,
2020), yaitu perjanjian antara dua pihak atau lebih untuk menyertakan modal
dalam suatu kegiatan ekonomi dengan pembagian keuntungan atau
Distribusi Dana
458 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
risiko/kerugian ditanggung Bersama sesuai nisbah yang disepakati (Rusyd,
n.d.). Musyarakah dapat bersifat tetap atau bersifat temporer dengan
penurunan secara periodik atau sekaligus diakhir masa proyek. Akad
musyarakah ini dilegitimasi untuk operasioanal Perbankan Syariah melalui
fatwa DSN-MUI no. 8 tahun 2000 tentang musyarakah (MUI, 2000).
3. Prinsip Mudharabah. Akad mudharabah ini berdasarkan QS. 4: 29; 5: 1;
dan 2: 283 dan dikeluarkan fatwanya oleh DSN-MUI pada no. 7 tahun 2000.
Mudharabah adalah perjanjian antara pemilik dana atau penanam modal
(sahibul maal) dan pihak kedua sebagai pengelola dana (mudharib) untuk
mengelola suatu kegiatan ekonomi dengan menyepakati nisbah bagi hasil
atas keuntungan yang akan diperoleh (Nandang, 2020), sedangkan kerugian
yang timbul adalah risiko pemilik dana kecuali mudharib melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian (Syafi’i, 2001).
4. Prinsip Muzarah (Kerjasama Pertanian). Kerjasama antara pemilik
lahan dengan penggarap untuk mengelola lahan pertanian dengan benih dari
pemilik lahan dengan imbalan bagian tertentu sesuai dengan kesepakatan.
Apabila benih dari penggarap maka disebut dengan Kerjasama mukhabarah
(Syafi’i, 2001).
5. Prinsip Musaqah (Kerjasama Penyiraman). Adalah kerjasma antara
pemilik lahan dengan penggarap, yang mana penggarap hanya bertanggung
jawab dalam penyiraman dan pemeliharaan. Sebagai imbalan penggarap
berhak mendapatkan imbalan bagi hasil sesuai dengan kesepakataan (Syafi’i,
2001).
6. Murabahah. Akad jual beli antara dua belah pihak dimana pembeli dan
penjual menyepakati harga jual yang terdiri dari harga beli ditambah ongkos
pembelian dan ditambah keuntungan sesuai dengan kesepakatan (Nandang,
2020).
7. Salam. Akad ini adalah akad jual beli dengan penyerahan barang diserahkan
di kemudian hari dengan pembayaran dimuka. (Az-Zuhaili, 1997).
Distribusi Dana
459 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
8. Ishtishna’. Adalah akad pesanan, yaitu pembelian barang melalui pesanan
dan diperlukan proses untuk pembuatannya sesuai dengan pesanan pembeli
dan pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan (Syafi’i, 2001).
9. Ijarah. Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa
melalui pembayaran upah (ujrah) sewa dalam waktu tertentu, tanpa diikuti
dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (Syafi’i, 2001),
10. Al-Ijarah Al-Muntahiyah Bi Al-Tamlik. Akad ini adalah akad sewa
menyewa bila terdapat kesepakatan pengalihan pemilikan pada akhir masa
sewa. (Syafi’i, 2001).
11. Wakalah. Wakalah adalah pemberian kuasa kepada pihak lain untuk
mengerjakan sesuatu (Nandang, 2020).
12. Kafalah (Penjaminan). Kafalah adalah jaminan atau garansi yang
diberikan oleh penjamin kepada pihak ketiga/pemberi pinjaman untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua/peminjam (Nandang, 2020).
13. Hawalah. Akad ini didefinisikan sebagai pengalihan utang piutang dari
muhil (peminjam) kepada muhal ‘alaih (penerima pemindahan piutang) dari
muhal (orang yang punya tagihan) (Nandang, 2020).
14. Sharf. Transaksi jual beli mata uang, baik antar mata uang sejenis maupun
antar mata uang berlainan jenis dengan penyerahan segera/spot berdasarkan
kesepakatan harga sesuai dengan harga pasar pada saat pertukaran.
15. Prinsip Kebajikan. Yaitu penerimaan dan penyaluran dana kebajikan
dalam bentuk zakat infaq shodaqah (ZIS) dan lainnya, serta penyaluran qardul
hasan yaitu penyaluran dalam bentuk pinjaman untuk tujuan menolong
golongan miskin dengan penggunaan produktif tanpa diminta imbalan
kecuali pengembalian pokok hutang.
Mengingat posisi strategis koperasi dalam perekonomian Indonesia,
sudah banyak berdiri badan usaha koperasi dengan tumbuh dan berbagai
dinamikanya. Menurut laporan kementerian KUKM, pada tanggal 31 Desember
Distribusi Dana
460 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
2019 jumlah koperasi yang aktif di Indonesia adalah 123.048 Unit, 22.463.738
orang sebagai anggota, dan modal bergulir sebesar Rp. 154,718 triliun.
Seiring dengan dukungan pemerintah melalui Komite Nasional
Keuangan Syariah (KNKS), kemudian diperluas menjadi Komite Nasionan
Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), pertumbuhan sektor keuangan
terus ntumbih dan berkembang dengan segala permasalahannya.
Banyak penelityi yang melakukan penelitian mengenai Lembaga
keuangan Syariah termasuk tentang perkoperasian Syariah. Diantara adalah:
1. Strategi Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin Jasa) Dalam
Pengembangan Usaha (Skripsi). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
Kospin Jasa dapat menciptakan keunggulan bersaing dengan melakukan
diversifikasi dan diferensiasi produk yang berhasil menghimpun pendapatan
bagi Kospin Jasa. Diversifikasi bertujuan memaksimalkan keuntungan sehingga
arus kas pada koprasi dapat atau bisa lebih stabil. Hal itu dilakukan perusahaan
untuk dapat mengatasi krisis ekonomi. Diversivikasi dilakukan oleh perusahaan
besar, dalam hal ini Kospin Jasa sebagai salah satu lembaga keuangan terbesar
di Indonesia, maka dengan cara seperti itu Kospin Jasa akan mendapatkan
jaminan pendapatan atau arus kas yang lebih stabil sehingga dari hal tersebut
terjadi peningkatan trust kepada nasabah atau anggota.
2. Analisis Penyebab dan Langkah Penanganan Pembiayaan Bermasalah di
Kospin Jasa Layanan Syariah Cabang Pemalang (Skripsi). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan
bermasalah di Kospin Jasa Layanan Syari’ah Cabang Pemalang dan untuk
mengetahui penanganan Kospin Jasa Layanan Syari’ah cabang Pemalang dalam
menyelesaikan pembiayaan bermasalah.
3. Akad Tijarah Dalam Praktik di Lembaga Keuangan Mikro Syariah – BMT
(jurnal). Dalam penelitian ini, Nandang Ihwanudin dkk., menemukan bahwa
operasionalisis akad tijarah di BMT Tumang diimplementasikan dengan
Distribusi Dana
461 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
menggunakan SOP dan SOM dalam upaya menjamin kepastian akad antara
koperasi dengan anggta/calon anggota koperasi.
Perbedaan spesifik dari ketiga penelitian tersebut adalah, pada penelitian
pertama melakukan diversifikasi dan diferensiasi produk yang berhasil
menghimpun pendapatan bagi Kospin Jasa. Diversifikasi bertujuan
memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas pada koprasi dapat atau bisa
lebih stabil. Pada penelitian kedua, mengetahui faktor-faktor penyebab
pembiayaan bermasalah, dan pada penelitian ketiga mengetahui kepastian akad
menggunakan SOP dan SOM.
Berbeda dengan penelitian terdahulu, dalam penelitian ini, peneliti
membahas dengan metode studi komparatif khusus mengenai penyaluran dana
koperasi syariah antara Koperasi KOSPIN Jasa Syariah, KSPPS Tumang dan
KSPPS E-MAS serta bagaimana perbandingan produk-produk pembiayaan di
Koperasi KOSPIN Jasa Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS, dengan
harapan ditemukan bentuk-bentuk pembiayaan yang digunakan oleh kopersi
Syariah sehinga ditemukan sisi persamaan, perbedaan maupun keunggulannya.
Perbedaan yang spesifik dari penelitian sebelumnya adalah mengkomparsikan
dari ke tiga lembaga keuangan dalam hal ini koperasi, mengenai produk-produk
penyaluran dana (funding) atau pinjaman dan pembiayaan di Koperasi KOSPIN
Jasa Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS, mekanisme penyaluran
pembiayaan di Koperasi KOSPIN Jasa Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-
MAS serta membandungkan produk-produk pembiayaan di Koperasi KOSPIN
Jasa Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode komparatif yaitu metode perbandingan
dengan pendekatan kualitatif. Metode komparatif adalah metode penelitian yang
sifatnya membandungkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaa
dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasdarkan
Distribusi Dana
462 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
kerangka pikiran tertentu. Metode komparatif bersifat “expost facto”, yang artinya data
dikumpulkan sesudah peristiwa atau isu yang diteliti terjadi. Expost facto merupakan
penelitian emperis yang sistematis yang mana peneliti tidak mengendalikan variabel
bebasnya secara langsung, karena variabel bebas tersebut sudah terjadi di masa lampau
atau karena variabel bebeas pada dasarnya tidak bisa dimanipulasi. Peneliti tidak
memberikan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat
antar variabelnya.
Sumber data dari penelitian komparatif ini menggunakan data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi yakni hasil
wawancara dengan pengurus koperasi yang diteliti dan obsersi atas pemaparan
para pengurus kopersasi yang dijadikan objek penelitian. Sedangkan data
sekundernya diperoleh dari inrenet berupa website, juga makalah yang disajikan
oleh pengurus Koperasi Syariah, serta melalui penelaahan atas artikel penelitian-
penelitian terdahulu.
Dengan penelitian komparatif ini, diupayakan dapat ditemukan produk
apa saja yang ditawarkan dalam operasionalisisi usaha koperasi dalam
memperoleh keuntungan dan falah. Juga produk apa yang menjadi unggulan
masing-masing koperasi Syariah serta alasan-alasannya mengapa produk
tersebut yang ditawarkan.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Koperasi KOSPIN Jasa Syariah
a. Kondisi Objektik Koperasi KOSPIN Jasa Syariah
Koperasi Simpan Pinjam JASA adalah sebuah Koperasi Simpan
Pinjam didirikan di Pekalongan oleh H. A Zaky Arslan Djunaid pada
tanggal 13 Desember 1973, Bersama dengan para pengusaha yang berasal
dari 3 etnis yaitu, pribumi, keturunan arab dan keturunan china
berkomitmen bersama untuk mendirikan Koperasi yang bergerak dalam
bidang simpan pinjam dan diberi nama JASA, dengan harapan dapat
Distribusi Dana
463 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
memberikan jasa dan manfaat yang sebesarbesarnya untuk anggota,
masyatakat, gerakan koperasi, lingkungan dan pemerintah. Koperasi
Simpan Pinjam JASA terus berkomitmen untuk mensejahterakaan
anggotanya. dengan senantiasa mengikutsertakan secara aktif semua pihak
dan golongan tanpa membedakan suku, ras, golongan dan agama
(Company Profil KOSPIN JASA Layanan Syariah: 2).
Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan
yang berdasarkan pada prinsip-prinsip dan pola syariah di Indonesia, dan
adanya rekomendasi dari rapat anggota tahunan ke 28 pada tahun 2002
maka koperasi simpan pinjam JASA, pada tanggal 17 Agustus 2004
meresmikan berdirinya kospin JASA layanan syariah oleh H. A. Zaky
Arslan Djunaid. Sejak berdiri hingga sekarang, Kospin Jasa telah aktif
mengikutsertakan semua pihak dan golongan tanpa memandang suku, ras
dan agama. Hal ini semata-mata hanya untuk bersatu padu dalam hidup
berdampingan untuk memecahkan masalah di bidang ekonomi secara
bersama-sama dalam satu wadah koperasi. Itulah sebabnya Kospin Jasa
menerima gelar sebagai "Koperasi Kesatuan Bangsa".
Hasil wawancara yang penulis lakukan dengan manager koprasi terkait
empat produk yang paling dominan di lima tahun terakhir yakni sebagai
berikut:
1) Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan Murabahah adalah produk penyaluran dana dalam
bentuk pembiayaan berdasarkan prinsip murabahah dalam rangka
pembelian barang kebutuhan modal kerja, barang dagangan, pelaratan
usaha, tanah, rumah, mobil, motor, sarana dan prasarana kerja, serta
kebutuhan alat-alat investasi yang produktif.
Distribusi Dana
464 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
2) Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan musyarakah disalurkan untuk pembiayaan Modal
Kerja, yaitu produk penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan
berdasarkan prinsip musyarakah dalam rangka memenuhi kebutuhan
modal kerja anggota / calon anggota, untuk pengerjaan suatu proyek
usaha.
3) Pembiayaan Ijarah
Pembiayaan ijarah adalah skema untuk pembiayaan multijasa, yaitu
produk penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan
prinsip ijarah dalam rangka penyewaan manfaat suatu barang atau jasa
seperti jasa pengurusan biaya haji, umroh, pendidikan, kesehatan,
ketenagakerjaan, pariwisata dan lain-lain oleh anggota/calon anggota.
4) Akad wakalah
Pembiayaan wakalah adalah akad yang didampingkan dengan
transaksi atau pembiayaan dalam akad murabahah. Apabila pihak
koperasi syariah membelikan barang yang diinginkan oleh nasaba h
maka koperasi tersebut disebut wakalah.
2. KSPPS Tumang
a. Kondisi Objektif KSPPS Tumang
Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Tumang
denga brand BMT (Baitul Mal Wat-tamwil) didirikan pada tahun 1998
dengan Badan Hukum No 242/BH/KDK.11.25/IV/1999 (jangkauan
wilayah Kabupaten Boyolali), PAD No 02/PAD/XIV/I/2011 (jangkauan
wilayah Propinsi Jawa Tengah), PAD No 166/Lap-
PAD/VIII/2016 (jangkauan wilayah Nasional), dan merupakan 100
Koperasi Besar Indonesia (Indonesia’s 100 Largest Cooperatives) tahun
2017. BMT TUMANG telah dilengkapi dengan standar operasional
Distribusi Dana
465 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
manajemen (SOM) dan standar operasional prosedur (SOP) yang juga
telah diberikan panduan dari Kementerian KUKM. Kerjasama perdagangan
atau perniagaan atau dalam hal ini melalui pembiayaan dengan pihak
anggota telah diterbitkan SOM70 tentang Penyaluran Dana, yang secara
umum diberikan penjelasan, tentang: manfaat sosial; keuntungan; biaya
administrasi; strategi penetapan nisbah bagi hasil, marjin, dan ujroh;
persyaratan umum pembiayaan; usulan pembiayaan; prinsip pemberian
persetujuan pembiayaan; proses realisasi pembiayaan; dana tabarru’; dana
ta’awun; agunan; notariil; pengendalian risiko; organisasi dan manajemen;
plafon pembiayaan; kelebihan dana; pembiayaan bermasalah; dan prinsip
akad pembiayaan dan pinjaman.
b. Produk Penyaluran Dana KSPPS Tumang
Penyaluran dana di BMT Tumang, telah diatur dengan terperinci melalui
penerbitan SOM dan SOP terkait dengan akad tijari, Keunggulan dalam akad
tijari ini adalah, (1) angsuran fleksibel dapat tiap bulan, per triwulan dan
akhor periode, (2) harga jual barang bersaing, (3) dapat memiloh barang
sesuai keinginan, (4) tercover asuransi ta’awun, plafond pembiayaan sesuai
dengan harga sewa atau jasa (maksimal 750 juta), (5) sesuai dengan prinsip
syariah. Begitu pun dengan syarat pengajuan atau permohonan pembiayaan
ini cukup mudah, hanya melampirkan data pribadi dan melampirkan jaminan
yang berlaku.
1) Akad Al-Murabahah. SOM71 tentang Penyaluran Dana:
Akad Murabahah menetapkan sebagai berikut: a) BMT dan
Anggota harus melakukan akad murabahah yang bebas riba; b)Barang
yang diperjual-belikan tidak diharamkan oleh syariah Islam; c) BMT
membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya; d) BMT membeli barang yang
diperlukan Anggota atas nama BMT sendiri, dan pembelian ini harus
Distribusi Dana
466 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
sah dan bebas riba; e) BMT harus menyampaikan semua hal yang
berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan
secara hutang; f) BMT kemudian menjual barang tersebut kepada
Anggota dengan harga jual senilai harga beli ditambah keuntungannya.
Dalam kaitan ini BMT harus memberitahu secara jujur harga pokok
barang kepada Anggota berikut biaya yang diperlukan; g) Anggota
membayar harga barang yang telah disepakati dan pada jangka waktu
tertentu yang telah disepakati. h)Untuk mencegah terjadinya
penyalahgunaan atau kerusakan akad, pihak BMT dapat mengadakan
perjanjian khusus dengan Anggota; i) Jika BMT hendak mewakilkan
kepada Anggota untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual
beli murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi
milik BMT.
2) Akad Al-Ijarah
SOM72 tentang Penyaluran Dana: Akad Ijarah menetapkan sbb: a)
Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang/jasa; b) Manfaat
barang/jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak; c)
Pemenuhan manfaat harus yang bersifat dibolehkan; d) Kesanggupan
memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah. e) Manfaat
harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk
menghilangkan ketidaktahuan (jahalah) yang akan mengakibatkan
sengketa.f)Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk
jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi
fisik; g) Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar Anggota
kepada BMT sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat
dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa dalam
ijarah; h) Pembayaran sewa boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari
jenis yang sama dengan obyek kontrak; i) Kelenturan (flexibility) dalam
Distribusi Dana
467 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
menentukan sewa dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat dan
jarak.j) Kewajiban BMT sebagai pemberi sewa :Menyediakan
barang yang disewakan; Menanggung biaya pemeliharaan barang;
Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan. k)
Kewajiban Anggota sebagai penyewa: Membayar sewa dan
bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan barang yang disewa
serta menggunakannya sesuai kontrak; Menanggung biaya
pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak materiil); Jika
barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan
yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penyewa
dalam menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan
tersebut.
3) Akad Al-Mudharabah
SOM73 tentang Penyaluran Dana: Akad Mudharabah menetapkan
sbb: a) Pembiayaan disalurkan oleh BMT kepada Anggota untuk suatu
usaha yang produktif; b) BMT sebagai pemilik dana membiayai
100% kebutuhan usaha, sedangkan Anggota bertindak sebagai
pengelola usaha; c) Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana,
dan pembagian keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan BMT
dengan Anggota; d) Anggota boleh melakukan berbagai macam
usaha yang telah disepakati bersama dan sesuai dengan Syariah; e)
BMT tidak ikut serta dalam manajemen perusahaan atau proyek
tetapi mempunyai hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan;
f) jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam
bentuk tunai dan bukan piutang; g) Biaya operasional dibebankan
kepada Anggota; h) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh
para pihak untuk menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan
Distribusi Dana
468 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
kontrak (akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut: Penawaran
dan penerimaan harus secara tegas menunjukkan tujuan kontrak
(akad); Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak. Akad
dituangkan secara tertulis, melalui surat-menyurat, atau dengan
menggunakan cara-cara komunikasi modern; i) Keuntungan
mudharabahadalah jumlah yang didapat sebagai kelebihan dari modal.
Syarat keuntungan: Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak
boleh disyaratkan hanya untuk satu pihak; Bagian keuntungan
proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dandinyatakan pada
waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk prosentasi (nisbah)
dari keuntungan sesuai kesepakatan. Perubahan nisbah harus
berdasarkan kesepakatan. j) BMT menanggung semua kerugian akibat
dari mudharabah, dan Anggota tidak boleh menanggung kerugian
apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau
pelanggaran kesepakatan.
4) Akad Al-Musyarakah
SOM74 tentang Penyaluran Dana: Akad Musyarakah. Dalam
kerjasama ini yaitu pihak anggota menyertakan dana atau modal kerja
namun karena BMT “tidak mengatur aset musyarakah” dan“tidak
berpartisipasi dalam pekerjaan” sebagaimana diatur dalam akad
musyarakah, maka BMT menggunakan akad mudharabah musytarakah
5) Akad Qardul Hasan
Akad ini diberikan kepada anggota atau calon anggota yang benar-
benar membutuhkan bantuan pinjaman dengan kategori anggota fakir
atau miskin dan dibuktikan dengan surat keterangan dari yang
berwenang (wawancara dengan M. munir Asrori, pengurus BMT)
6) Akad Wakalah,
Akad ini ada sebagai akad penyerta pada akad murabahah.
Distribusi Dana
469 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
3. KSPPS E-MAS
a. Kondisi Objektik KSPPS E-MAS
Koperasi Simpan pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) EMAS
(Elektronik-Mustafa Adil Sejahtera) didirikan pada tanggal 1 Januari tahun
2020. Diinisiasi oleh keluarga besar Bani Mukadib dengan para inisitor antara
lain: Ni’mawati, SS., M.Pd.I, Afuwa, S.Si., MM., Farida, M.Kes, Ikhwanto,
SE., MM. di kabupaten Gresik Jawa Timur. Pada awal pendiriannya, KSPPS
EMAS memiliki atau didirikan oleh 40 orang dengan dan awal yang
terkumpul sejumlah RP. 32.240.000,00 dengan rincian rimpanan khusus Rp.
29.500.000,00; simpanan pokok sebesar 2.500.000; dan simpanan wajib
sebesar Rp. 240.000,00. Berselang lima bulan bertambah menjadi 51 anggota
(wawancara 2 Juni 2020 dengan Ketua KSPPS E-MAS).
Koperasi ini didirikan denag spirit dan filosofi ta’awanu ala al-birr wa
al-taqwa yaitu tolong menlong dan saling membantu melalui berusaha
bersama diawali dari membantu dan menolong keluarga besar Bani Mukadib
(AD-ART KSPPS E-MAS dan wawancara dengan ketua KSPPS E-MAS).
Sampai dengan bulan Mei 2020 (lima bulan KSPPS beroperasi),
anggota yang telah mendapatkan pijaman dan pembiayaan berjumlah 15
orang dengan jumlah serapan dana sebesar Rp. 61.000.000,00 dari dana
bergulir Rp. 42.979.000,00. Dari deskripsi di atas, dapat dilihat bahwa dengan
kehadiran KSPPS EMAS sudah banyak anggota keluarga besar Bani
Mukadib telah menjadi anggota dan mendapatkan bantuan berupa pinjaman
maupun pembiayaan dengan persyratan yang ringan, proses yang cepat, serta
abgunan yang fleksibel. Sehingga mereka yang memiliki keterbatasan
ekonomi dan atau memiliki kebutuhan yang mendesak seperti untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari atau kebutuhan biaya sekolah, kuliah, dan
keperluan usaha kecil mereka mendapatkan bantuan yang relatif mudah yang
tidak didapatkan dari lembaga keuangan lainnya. Terlebih bagi anggota
Distribusi Dana
470 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
masyarakat yang unbankable. (wawancara 2 Juni 2020 dengan Ketua KSPPS
E-MAS).
b. Produk Penyaluran Dana dan KSPPS E-MAS
Produk-produk penyaluran dana KSPPS E-MAS meliputi: 1) akad
tijari berupa akad kerjasama dalam skema akad musyarakah dan mudharabah
serta akad jual beli dengan skema murabahah dan istishna’, dan 2) akad tabarri’
berupa akad kafalah, wakalah dan pinjaman dengan sekema qardul hasan
(wawancara 2 Juni 2020 dengan Ketua KSPPS E-MAS).
Mekanisme penyaluran dana (financing) pada skema akad musyarakah
baru dioperasionalisasikan sebagai akad murakkabah (hybrid contract) dari akad
kafalah. Penerima manfaat akad ini adalah anggota yang mengajukan dana
kafalah haji yang terkendala aturan maksimal pembiayaan per anggota adalah
Rp. 5 juta, sedangkan keperluan dana talangan haji sebesar Rp. 25 juta,
sehingga lima orang anggota mengikatkan diri dalam akad musyarakah untuk
memperoleh dana talangan haji tersebut dengan akad utamanya adalah akad
kafalah. (dokumen akad musyarakah dan wakalah pada bulan Januari 2020).
Sedangkan untuk akad mudharabah baik mudharabah muthlaqah
maupun mudharabah baru direlisikan pada penghimpunan belum pada sisi
penyaluran dana. Hal ini di samping karena dana koperasi yang masih kecil,
juga disebabkan oleh kekhawatiran manajemen terhapdap wanprestasi dari
anggota peminjam sebagai efek dari seleksi yang belum terukur dan belum
tersedianya sumber daya manusia yang dapat memberikan bimbingan atau
pendampingan usaha. (wawancara 2 Juni 2020 dengan Ketua KSPPS E-
MAS). Argumentasi ini dipandang wajar karena sifat dari pembiayaan dengan
akad mudharabgh termasuk akad yang uncertainly contract dengan konsekuensi
bila terjadi kerugian dari Kerjasama usaha, maka kerugian ditanggung
shahibul mal (pemilik modal) dalam hal ini KSPPS E-MAS kecuali apabila
terjadi kelalaian atau kecurangan dari mudharib dalam hal ini anggota
koperasi sebagai pengelola usaha (Antonio, 2001: 95).
Distribusi Dana
471 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
Akad murabahah digulirkan kepada anggota yang memrlukan barang
elektronik dan keperluan rymah tangga dari anggota koperasi. Margin
keuntungan pada akad murabahah di KSPPS E-MAS ini relative ruingan
yakni setar dengan 15 % dalam satu tahun. Fleksibilitas pada penetapan
marjin keuntungan akad ini juga disesuaikan dengan seberapa lama atau
tenggat waktu akad murabahah yang disepakati (dukumen akad murabah
KSPPS E-MAS bulam Maret 2020).
Selain akad murabahah, KSPPS E-MAS juga memberikan
pembiayaan akad istishna’ kepda anggotanya, yaitu kepada anggota yang
mengajukan pembiayaan untuk pengadaan pagar rumah tinggalnya. Menurut
hemat peneliti, untuk pengajuan pembiayaan ini dapat juga diatasi dengan
akad kafalaha sehingga variasi akad tidak terlalu banyak yang dapat
menimbulkan dis-efisiensi dalam kontrak. Akan tetapi penggunaan akad
istisna’ ini juga dapat diterima mengingat dengan akad jual beli, koperasi lebih
longgar dalm menetapkan keuntungan usahanya.
Adapun akad yang mendominasi sekaligus menjadi akad unggulan
dalam pembiayaan pada koperasi KSPPS E-MAS ini adalah jenis akad
tabarru’i yaitu akad kafalah dan juga akad pendampingnya yaiotu akad
wakalah. Hal ini disebabkan rerata kebutuhan anggota KSPPS-EMAS adalah
untuk pembiayaan sekolah, baik berupa SPP, biaya masuk, dan juga Sebagian
anggota mengajukan pembiayaan untuk membayar utang (wawancara 2 Juni
2020 dengan Ketua KSPPS E-MAS).
Akad tabarru’i lainnya yang digulirkan adalah akad qardul hasan yaitu
akad pinjaman kebajikan. Akad ini diberikan kepada anggota yang
membutuhakan untuk keperluan yang bersifat konsumtif dan mendesak.
Akad ini menjadi pertibangan diluncurkan untuk memenuhi “janji”berupa
visi koperasi yaitu Kerjasama dan tolong menolong (wawancara 2 Juni 2020
dengan Ketua KSPPS E-MAS).
Distribusi Dana
472 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
Dari uraian di atas, dapat ditarik simpulan bahwa, KSPPS E-MAS
telah berhasil memenuhi visinya untuk membantu para anggotanya denga
total anggota 51 orang penerima manfaat pada sector penghimpunan dan dan
15 orang anggota pada sisi penyerapan dana baik berupa pinjaman mau[un
pembiayaan dengan total RP. 61.0000,000,00. Pembiayaan didominasi oleh
kafalah dengan posentasi 60 % dari jumlah pembiayaan. Lalu istishna’,
murabahah, dan qardun hasan masing-masing 13,33 % dari total pembiayaan.
(Dokumen KSPPS E-MAS)
4. Perbandingan produk-produk pembiayaan di Koperasi KOSPIN Jasa
Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS.
a. Skema produk-produk pembiayaan di Koperasi KOSPIN Jasa Syariah,
KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS,
Dengan memperhatikan uraian pada bagian sebelumnya, dengan
melakukan komparasi dapat ditarik titik sama dan juga perbedaan
produk-produk pembiayaan di Koperasi KOSPIN Jasa Syariah, KSPPS
Tumang dan KSPPS E-MAS sebagaimana dapat dilihat pada bagan
berikut:
No
.
Produk penyaluran
Dana
KOSPIN
Jasa
Syariah
BMT
Tumang
KSPPS
E-MAS
1 Murabahah v V V
2 Istishna’ - - V
3 Ijarah v V -
4 Musyarakah v V V
4 Mudharabah - V -
5 Kafalah - - V
Distribusi Dana
473 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
6 Wakalah v V V
7 Qardul Hasan Belum ada
data
V V
Dari bagan di atas, dapat ditari simpulan bahwa:
1) Di beberapa Koperasi yang besar dan telah maju seperti Koperasi
Syariah Koperasi KOSPIN Jasa Syariah, KPPS Tumang, dan KPPS
E-MAS memilih strategi aman dalam menyalurkan pembiayaan. Hal
ini ditunjukkan dengan prioritas pembiayaan adalah skema akad
murbaahah yang termasuk akad yang keuntungannya dapat
dipastikan. Sedangkan koperasi yang baru berdiri tampak
menggunakan strategi akad apa pun siap dilakukan dengan catatan
para pihak dapat memenuhi perjanjian.
2) Koperasi yang besar dan maju seperti Koperasi Syariah Koperasi
KOSPIN Jasa Syariah, KPPS Tumang, dan KPPS E-MAS lebih
mementingkan akad yang teruji memberikan keuntungan dan
menghindar akibat akad dengan meminimalisir kemungkinan
kerugian. Hal ini ditunjukkan dengan memilih akad ijarah yang biaya
sewa telah disepakti di awal yang secara otomatis sudah dapat diakui
sebagai keuntungan koperasi. Sedangkan koperasi yang baru
memulai operasional usahanya, cenderung memenuhi kebutuhan
anggotanya bahkan dengan jaminan dari pengurus atau sesama
anggota lainnya dengan motifasi tolong menolong.
b. Produk-produk pembiayaan unggulan di Koperasi KOSPIN Jasa
Syariah, KSPPS Tumang dan KSPPS E-MAS.
Dengan menelaah pada bagan di bagian sebelunya, nampaknya
produk unggulan pada sektor penyaluran dana di Koperasi KOSPIN Jasa
Syariah, KSPPS Tumang adalah produk jual beli murabahah. Sedangkan
Distribusi Dana
474 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
di KSPPS E-MAS, dari rekam jejaknya produk unggulannya adalah
kafalah, ini sesuai dengan obserfasi dan penelitian penulis pada ketiga
koperasi tersebut. Alasan mengapa hanya ada akad yang sangat diminati
adalah adanya kemudahan dan keunggulan sehingga menimbulkan
keuntungan antara nasabah dan koperasi tersebut.
Simpulan
Dari peneliyian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Pertama:
Persamaanya adalah bahwa ketiga kopersai terdsebut sama-sama menggunakan
sekema akad murabahah dan musyarakah sebagai akad tijari dan sama-sama
menggunakan akad wakalah sebagai akad pendamping akad lainnya.
Kedua, Perbedaan terdapat pada: 1) koperasi BMT Tumang dan KSPPS
E-MAS sama-sama menyalurkan dana social dengan akad qardul-Hasan.
Sedangkan Koperasin Kospin Jasa Syariah meskipun belum ditemukan data
patut diduga mengimplementasikan juga akad qardul hasan tersebut; dan 2)
Kospin Jasa Syariah dan BMT Tumang menggunakan akad ijarah, sedangkan
KSPPS E-MAS menggunan akad istishna dan kafalah.
Daftar Pustaka
Antonio, M. Syafi’i(2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek . Gema insani.
Az-Zuhaili, W. (1997). Al-Fiqhu Al-Islami Wa Adillatuhu. Darul-Fiqr.
Ihwanudin, Nandang. 2020. Buya Hamka dan Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia. Bandung: P2U.
Soemitra, Andri. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet. Ke 2. Jakarta: Kencana.
KSPPS E-MAS. 2020. AD/ART.
Majlis Ulam Indonesia (MUI). 2004. Fatwa No. 01 Tahun 2004 Tentang Bunga
Distribusi Dana
475 AJIQS Vol. 2 No. 2 Desember 2020
Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 16 /Per/M.Kukm/Ix/2015 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Oleh Koperasi.
UUD 1945 setelah Amanden pasal 31 ayat 1.
http://eprints.walisongo.ac.id/3607/2/102411034_Bab1.pdf/diakse 2 Juni 2020
http://www.depkop.go.id/uploads/tx_rtgfiles/permen_kukm_nomor_16_tahun_2015_tentang_pelaksanaan_kegiatan_uspps_oleh_koperasi.pdf/diakses 3 Juni 2020
https://lib.unnes.ac.id/29578/1/7101412242.pdf/diakses 2 Juni 2020
https://www.jurnal.id/id/blog/mengenal-bung-hatta-sebagai-bapak-koperasi/#:~:text=Gagasannya%20mengenai%20koperasi%20terdapat%20dalam,saat%20kongres%20II%20di%20Bandung./diakses 3 Juni 2020
Ihwanudin, Nandang dkk. 2020. http://ejournal.imperiuminstitute.org/index.php/SERAMBI/article/view/142/90/dikses 2 Juni 2020
Kospin Jasa. Company Profil KOSPIN JASA Layanan Syariah dalam https://www.kospinjasa.com/id/profil-perusahaans/diakses 2 Juni 2020
PPID, 2020. https://ppid.depkop.go.id/maruf-amin-koperasi-tulang-punggung-ekonomi-kerakyatan/16-5c5525a29de0c1549084066-maruf/diakses 3 Juni 2020
https://ppid.depkop.go.id/maruf-amin-koperasi-tulang-punggung-ekonomi-
kerakyatan/165c5525a29de0c1549084066-maruf/diakses 3 Juni 2020
(http://www.depkop.go.id/uploads/tx_rtgfiles/permen_kukm_nomor_16_ta
hun_2015_tentang_pelaksanaan_kegiatan_uspps_oleh_koperasi.pdf/diakses 3
Juni 2020)
(https://lib.unnes.ac.id/29578/1/7101412242.pdf/diakses 2 Juni 2020)