disney prefinal majik 003

23
Term Paper Case Analysis GROUP 3 Euro Disney: From Dream To Nightmare, 1987-94

Upload: asri-surya

Post on 18-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Disney; business case; Startegic; Bali; Indnesia; Pr

TRANSCRIPT

Page 1: DISNEY Prefinal Majik 003

Term PaperCase Analysis

GROUP 3

Euro Disney: From Dream To Nightmare, 1987-94

Page 2: DISNEY Prefinal Majik 003

GROUP 3

Anita Tri Widyantari (311847)

Fatah Damar (315738)

Pramita Kurniasari (312190)

Fransiska Novieta Prabandi (297018)

Asri Surya (316213)

2

Page 3: DISNEY Prefinal Majik 003

Daftar Isi

Company Overview Walt Disney.......................................................................1

Disney Theme Park/ Disneyland........................................................................4

Analisis Strategi.................................................................................................6PEST.........................................................................................................................6CAGE........................................................................................................................8

Masalah-Masalah Euro Disneyland..................................................................11

Kesimpulan.....................................................................................................14

Referensi.........................................................................................................15

Lampiran.........................................................................................................16

i

Page 4: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

Company Overview Walt Disney The Walt Disney Company yang lebih dikenal dengan disney merupakan

merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dalam media masa dan family

entertainment yang berkantor pusat di Walt Disney Studios, Burbank, California.

Walt Disney disebut sebagai konglomerat media paling kaya dalam hal

pendapatan. Disney memiliki lima segmen bisnis antara lain media network, park

dan resorts, walt disney studio, disney consumer product, dan disney interactive.

Visi dan Misi Walt Disney adalah

Visi : “to make people happy”

Misi : “to be one of the world's leading producers and providers of

entertainment and information. Using our portfolio of brands to differentiate our

content, services and consumer products, we seek to develop the most creative,

innovative and profitable entertainment experiences and related products in the

world”.

Filosopi Walt Disney adalah menciptakan hiburan keluarga yang universal dan

tidak lekang oleh waktu. Walt disney percaya pada pentingnya hidup berkeluarga,

perusahaan selalu berorientasi untuk membina pengalaman yang dapat dinikmati

keluarga bersama-bersama, tidak hanya untuk anak-anak saja tapi juga untuk

dewasa.

Sepeninggal Walt Disney, posisi CEO diambil alih oleh Roy. Namun pada tahun

1980 sampai 1983 kondisi keuangan perusahaan mengalami penurunan. Disney

harus mengeluarkan cost yang cukup besar untuk merampungkan EPCOT, dan

juga untuk investrasi dalam pengembangan cable venture baru, The Disney

Channel.

Pada tahun 1984, Eisner diangkat menjadi CEO baru Disney. Eisner sebelumnya

merupakan president and cheif operating officer di Paramount Pictures. Eisner

berkomitmen untuk memaksimalkan kekayaan shareholder melalui target

pertumbuhan revenue dan ROE melebihi 20%, sambil terus mempertahankan

1

Page 5: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

value perusahaan seperti kualitas, kreativitas, entrepreneurship, dan teamwork.

Sejarah dan budaya perusahaan ditanamkan melalui program tiga hari training,

dimana karyawan termasuk eksekutif perusahaan diwajibkan untuk sehari di

theme park dengan menggunakan kostum. Beberapa program kerja Eisner adalah

seperti merevitalisasi TV dan film, memaksimalkan keuntungan theme park,

koordinasi pada semua lini bisnis Disney, melakukan ekspansi ke bisnis baru,

wilayah baru, dan penonton baru.

Disney, sekarang dibawah kepemimpinan Robert Iger, menduduki posisi 17 pada

world most valuable brands versi Forbes, Disney mencatat penjualan sebesar

$42.84 milliar.

Segmen Media Network mengoperasikan broadcast dan jaringan tv kabel, stasiun

tv domestik, jaringan radio dan stasiun, dan terlibat dalam produksi dan distribusi.

Jaringan TV kabel termasuk ESPN, Disney Channel Worldwide, ABC Family,

SOAPnet, UTV/Bindass.

Segmen park dan resort memiliki dan mengoperasikan Walt Disney World Resort

di Florida, yang termasuk theme park; hotel; properti vacation club; komplek

retail, makan, dan hiburan; komplek olahraga; conference centres, campgrounds;

lapangan golf; water parks; dan fasilitas rekrasional lain. Segmen ini juga

mengoperasikan Disneyland Resort di California, Disney Resort & Spa di Hawaii,

Disney Vacation Club, Disney Cruise Line, Disneyland Paris, Hong Kong

Disneyland Resort, dan Shanghai Disney Resort, serta ijin lisensi operasional

Tokyo Disneyland Resort.

Segment studio entertainment menghasilkan dan memperoleh live-action,

animated motion picture, direct-to-video content, musical recording, live stage

play.

Segmen Consumer Product melisensi trade name, karakter, properti visual dan

literari pada retailer, promotor show, penerbeit, majalah, buku komik. Serta

mengoperasikan pusat pembelajaran bahasa dan juga terlibat dalam retail dan

distribusi online produk melalui Disney Store dan Disneystore.com

2

Page 6: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

Segmen interaktif menciptakan dan mengantar konten hiburan dan gaya hidup

pada interactive media platform.

Disney Theme Park/ Disneyland Walt Disney memiliki visi dimana ada tempat untuk orangtua dan anak-anak

dapat bermain dan bersenang-senang bersama, menghabiskan waktu bersama,

karena menurut Walt tidak ada tempat bermain yang bersih, menarik, dan bisa

digunakan oleh anak-anak sekaligus orangtua. Walt Disney kemudian muncul

dengan konsep Disneyland. Pada awalnya ia ingin membuat Disneyland di

Burbank, agar penggemar yang mengunjungi kantor Disney dapat bersenang-

senang, namun sadar lahan yang dibutuhkan tidak cukup untuk pembangunan

theme park dan pindah ke Anaheim. Pada 18 Juli 1955, Disneyland resmi dibuka.

Dengan mengusung tema lagu "It's a Small World After All" disneyland

mempromosikan visi ideal Amerika yang dibumbui dengan sekilas budaya eksotik

untuk mempromosikan perasaaan hangat mengenai hidup bersama sebagai satu

keluarga. Anaheim Park merupakan sebuah kesuksesan untuk Disney. Pada tahun

1970, keberhasilan kembali diraih oleh Disney saat dibukanya Disneyland di

Florida dan tahun 1983 Disney membuktikan bahwa masyarakat Jepang juga

memiliki ketertarikan pada mickey mouse dengan kesuksesan pembukaan

Disneyworld Tokyo. Setelah berhasil memukau dan menarik masyarakat Jepang

dengan Disneyland Tokyo, eksekutif Disney mengarahkan perhatian mereka ke

Perancis, khususnya Paris, yang menyatakan dirinya sebagai ibukota budaya dan

gaya Eropa. Disneyland Paris merupakan entertainment resort yang berada di

Marne-la-Vallee, sebuah kota baru yang terletak 32 km ke arah barat dari pusat

Paris, dan merupakan atraksi yang paling banyak dikunjungi di Perancis dan di

Eropa. Disneyland Paris dibuka pada 12 April 1992. Disneyland paris dimiliki dan

dioperasikan oleh Euro Disney S.C.A, perusahaan terbuka dimana Walt Disney

Company memiliki minoritas saham. Resort meliputi 19km2 area dan memiliki 2

theme park, beberapa resort hotel, pusat perbelanjaan, tempat makan, komplek

entertainemnt, lapangan gold, dan beberapa wahana rekreasi dan hiburan. Resort

ini merupakan resort kedua yang dibuka diluar Amerika Serikat, setelah Tokyo

Disney Resort, dan merupakan yang pertama yang dimiliki dan dioperasikan oleh

3

Page 7: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

Disney (melalui Euro Disney S.C.A). Resort didesain secara khusus untuk

mengikuti model yang telah dibuat oleh Walt Disney World di Florida. Kehadiran

pengunjung, hunian hotel, dan revenue jatuh dibawah proyeksi, namun pada Juli

1995, perusahaan melihat ada laba kuartalan pertama. Namun resort ini masih

berjuang untuk bisa menguntungkan bahkan sampai hari ini karena besarnya

hutang yang mereka miliki.

Euro DisneylandWalt Disney Company sukses membangun bisnis taman bermainnya. Pada

tahun 1955, taman bermain Disneyland dibangun pertama kali di Aneheim,

California. Selanjutnya, tahun 1970 Disneyland dibuka di Florida dan pada tahun

1983, Disneyland dibuka di Jepang. Ketiga taman bermain tersebut mengalami

kesuksesan. Sejak saat itu, ada kurang lebih 200 lokasi di seluruh penjuru dunia

yang meminta Walt Disney Company membuka taman bermainnya di wilayah

mereka. Mereka berusaha menarik minat Walt Disney Company dengan

menawarkan berbagai macam insentif. Namun, pada tahun 1986, eksekutif dari

Disney lebih tertarik membuka taman bermain ke-empatnya di Perancis, lebih

tepatnya di Paris. Hal tersebut didasari oleh beberapa hal berkaitan dengan

demografi dan subsidi yang diberikan pemerintah. Disney berencana untuk

membangun taman bermain Disneyland di Marne-la-Vallée yang merupakan

wilayah real-estate di pinggiran kota. Marne-la-Vallée terletak di lokasi geografis

yang ideal karena terletak 20 kilometer ke timur dari pusat kota Paris dan

merupakan pertengahan antara dua bandara internasional Orly dan Roissy-

Charles-de-Gaulle. Selain itu, Paris merupakan wilayah strategis di Eropa dimana

letaknya berdekatan dengan berbagai kota di penjuru Eropa. Sekitar 17 juta orang

Eropa tinggal di wilayah yang kurang dari dua jam perjalanan dari Paris.

Selanjutnya, 310 juta orang bisa terbang ke Paris kira-kira dalam waktu yang

bersamaan. Selain itu, pemerintah Perancis begitu bersemangat menarik Disney

untuk membuka taman bermainnya di sana dengan menawarkan berbagai insentif

yang totalnya mencapai 1 miliar dollar. Hal itu dilakukan oleh pemerintah

Perancis karena dengan dibukanya proyek ini, akan dapat membuka 30.000

lapangan pekerjaan bagi masyarakat Perancis.

4

Page 8: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

Analisis StrategiUntuk Menganalisa strategi apa yang layak digunakan disney untuk bisa

beradaptasi dan meraih kesuksesan di pasar eropa perlu dilakukan beberapa

analisis. Tools yang kami gunakan adalah PEST dam CAGE untuk

mengidentifikasi hal-hal apa yang menjadi tantangan dan memerlukan perhatian

khusus sebelum sebuah perusahaan memeutuskan untuk masuk ke luar negeri.

PESTSetelah mengetahui kondisi internal organisasi, maka tahap selanjutnya adalah

analisa kondisi eksternal. Salah satu bentuk analisa yang umum digunakan adalah

Analisa PEST. Analisis PEST (Politic, Economy, Social, Technology) adalah

suatu teknik dalam manajemen strategis yang digunakan untuk melihat faktor-

faktor lingkungan luar secara makro yang berpengaruh terhadap suatu hal. Seperti

analisa yang dilakukan oleh Walt Disney Company ketika mencoba untuk

melakukan ekspansi taman hiburan keempatnya di Benua Eropa karena produk

Walt Disney Company seperti program hiburan dan pernak-perniknya telah

dikenal orang Eropa.

Setelah secara instan sukses dengan Disneyland yang ada di Tokyo maka Disney

hendak mencoba melakukan strategi yang sama yaitu melakukan ekspansi ke

benua yang berbeda untuk memperbesar jangkauan pasarnya. Paris, sebagai

negara sebagai tingkat tujuan wisata besar, menjadi incaran Disney untuk

membangun taman hiburan. Untuk itulah dibutuhkan analisa faktor lingkungan

luar secara makro untuk mendukung keputusan tersebut.

1. Politik

Faktor  politik  meliputi  kebijakan  pemerintah,  masalah-masalah hukum,

serta mencakup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana

perusahaan melakukan kegiatan.

Walt Disney Company mendapat sambutan yang baik dari pemerintah saat

memasuki Paris. Dengan tujuan memajukan kota Marne-la-VallŽe dan

menyediakan 30.000 lapangan kerja baru maka kebijakan pemerintah pun

mendukung Walt Disney Company sepenuhnya dengan memberikan pinjaman

5

Page 9: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

bungan rendah dan membantu menyiapkan infrastruktur transportasi untuk

mempermudah pengunjung menuju taman hiburan.

2. Ekonomi

Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembelian

dari pelanggan dan mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan. Taman

hiburan dengan luas 4.500 hektar ini berada 32 kilometer sebelah timur dari

kota Paris memberikan kedekatan dengan daerah metropolitan dan ruang untuk

ekspansi seperti populasi tinggi di Paris (lebih dari 10 juta penduduk) dan

Eropa (lebih dari 330 juta penduduk) menjadikan pilihan untuk mendapatkan

pasar yang besar. Didukung dengan tujuan tempat pariwisata yang banyak di

daerah sekitarnya menjadikan tempat ini cukup strategis didatangi pengunjung.

3. Sosial

Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan dari

pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.

Pola liburan Eropa terlihat kondusif bagi kunjungan. Pekerja Eropa menerima

waktu liburan yang lebih jika dibandingkan dengan pekerja AS dan di samping

liburan musim panas mereka, keluarga Eropa sering mengambil liburan pendek

sepanjang tahun.

4. Teknologi

Pada era global seperti sekarang ini, eksistensi  dan perkembangan teknologi

mempengaruhi banyak bidang kehidupan masyarakat, termasuk dalam dunia

bisnis. Perencana strategi yang efektif meneliti lingkungan untuk mencari

perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi bahan baku, operasi, dan

produk serta jasa perusahaan, karena perubahan teknologi dapat

mememberikan peluang besar untuk meningkatkan hasil, tujuan, atau

mengancam kedudukan perusahaan.

Sebagai daerah yang dikenal sebagai tempat wisata favorit, Paris memberikan

kemudahan bagi pengunjungnya berupa alat transpotasi yang mengagumkan.

Lokasi ini berada di dekat dua bandara internasional, Harles de Gaulle dan

Orly, sedangkan perencanaan untuk memperpanjang RER (jaringan komuter

rel ekspres) akan memungkinkan pengunjung untuk mencapai taman hiburan

dari pusat Paris dalam 40 menit dan melalui TGV (kereta api Prancis

6

Page 10: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

berkecepatan tinggi) yang memungkinkan dibangunnya stasiun tersendiri di

theme park hiburan, serta dijadwalkan pembukaan link rel langsung dari

Inggris (yang berlangsung Mei 1994) melalui Selat Inggris akan

memungkinkan ada pengunjung potensial tambahan yang tak terhitung

jumlahnya.

CAGESebuah perusahaan yang berusaha memasuki pasar baru harus menghadapi

ketidakpastian pasar (market uncertainy). Misalnya periklanan, target group dan

penentuan harga. Biasanya ketidakpastian pasar ini datang dari perusahaan asing

yang tidak familiar dengan kondisi pasar lokal, yang dimana kondisi pasarnya

sangat berbeda. Bagaimanapun juga perbedaan antara dua negara bisa dijelaskan

dengan empat dimensi dasar, yaitu cultural, administrative, geography dan

economics Dengan menggunakan “CAGE framework‟, diharapkan bisa

membantu analisis kami untuk mengidentifikasi dan menguji dampak dari

perbedaan-perbedaan diantara industri di negara berbeda.

1. Cultural Distance

Kultur memiliki dampak yang signifikan terhadap daur hidup theme park.

Pertama, bahasa merupakan kendala utama di Euro Disneyland. Pada masa itu

masih belum banyak penduduk lokal prancis tidak berbicara dalam bahasa inggris,

jadi seperti dengan Tokyo Disneyland, bahasa yang digunakan di Euro

Disneyland harus menggunakan bahasa inggris dan bahasa prancis.

Kaum intelektual Prancis memiliki sikap antagonis terhadap budaya populer

Amerika, dan hal itu didukung oleh rasa nasionalisme yang tinggi. Hal ini perlu

diperhatikan karena mereka bisa menggerakkan masssa untuk memboikot Euro

Disneyland.

Selain itu perlunya adaptasi “American” attraction berdasarkan hasil riset pasar

yang dilakukan sebelumnya. Aturan area bebas alkohol perlu diperlonggar diarea

tertentu karena sebagian besar penduduk Prancis makan dengan minuman yang

beralkohol.

7

Page 11: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

2. Administrative Distance

Euro Disneyland dibangun atas kerja sama dengan pemerintah Prancis, namun

Disney harus berhadapan dengan perbedaan bahasa dan peraturan

legalisasi/hukum yang berbeda dangan Prancis. Integrasi ini mungkin cukup sulit

dan membutuhkan tenaga yang lebih besar. Salah satunya adalah pengintegrasian

manajemen resiko dengan lingkungan lokal Prancis. Salah satu cara untuk

berintegasi, pertama mencampurkan dua insurance law system yang berbeda.

Berdasarkan hukum Prancis, sebuah kontrak sepuluh tahun pemilik/kontraktor

polis asuransi yang meliputi kerusakan properti dan klaim pihak ketiga yang

berasal dari cacat yang terkait dengan industri dibutuhkan. Walt Disney akan

punya preferensi untuk membeli sebuah kontrak tiga tahun seperti yang

diperbolehkan oleh standar Amerika, tapi hal tersebut tidak bisa dilakukan jika

mereka masih membangun di negara lain (Burgoney, 2007).

Dengan adanya Disneyland sendiri, pemerintah prancis mungkin akan membuat

beberapa barrier untuk melindungi taman lokal. Untuk mengatasi masalah ini

Disneyland bisa bernegosiasi dengan pemerintah secara langsung atau Disneyland

sendiri harus cukup atraktif bersaing dengan theme park Prancis

3. Geographic Distance

Suksesnya theme park ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satunya dalah

kondisi geografis. Faktor geografis terdiri dari lokasi, besarnya pasar dan kondisi

transportasi. Euro Disneyland terletak di daerah Prancis yang memiliki populasi

lebih dari 10 Juta, 16 juta penduduk pada radius 160 km dari lokasi theme park;

radius 320 ada 41 juta orang dan dengan radius 480 km ada 109 juta orang.

Dengan adanya jarak dari konsumsi pasar biasanya berhubungan dengan kondis

ilokal transportasi. Di sisi lain kota yang memiliki theme park harus memiliki

aksesbilitas yang nyaman ke kota lain, dan Paris memiliki jaringan transportasi

yang spektakuler yang bisa mengakses pangsa pasar ini. (Burgoney, 2007)

4. Economics Distance

Pembangunan ekonomi regional mempengaruhi kapasitas konsumsi dari

pengunjung. Theme park adalah proyek investasi yang tinggi. Biasanya kota yang

8

Page 12: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

sudah well-develop memiliki kapsitas untuk memenuhi investasi jenis tersebut.

Pemerintah lokal perlu berkonsentrasi investasi dengan pendapatan finansial yang

terbatas atau memikat investor asing untuk berinvestasi pada Proyek Euro

Disneyland. Pada beberpa dekade terkahir, Prancis maupun benua eropa

mengalami resesi yang cukup panjang, dan hal ini merupkan pertanda buruk bagi

Disney sendiri untuk kelanjutan proyek Euro Disneyland apa lagi dengan harga

tiket yang cukup mahal.

9

Page 13: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

Masalah-Masalah Euro Disneyland

Banyak perusahaan berlomba-lomba untuk bisa melakukan ekspansi bisnis

mereka ke luar negeri dengan berbagai alasan, misalnya potensi pasar yang lebih

besar, penghematan cost dengan menggunakan tenaga kerja atau material yang

lebih murah, yang kemudian diharapkan mampu meningkatkan revenuenya.

Disney merupakan salah satu perusahaan yang mencoba peruntungan mereka dan

membuka bisnis di luar negeri. Kesuksesan pembukaan Disneyland Tokyo,

mendorong Disney untuk membuka bisnis baru di negara lain, khususnya di

Eropa. Kemudia Disney mewujudkan keinginannya untuk melakukan ekspansi

dan membuka theme park baru di Paris. Namun sayangnya pembukaan

Disneyland Paris justru tidak menuai sukses seperti yang diharapkan.

Dalam pembuatan Disneyland Paris, para eksekutif perusahaan ingin

menerapkan desain Disneyland Florida (Amerika) di Paris. Para eksekutif

perusahaan ingin Disneyland Paris mengikuti filosofi Amerika sehingga mereka

tidak melakukan investigasi menyeluruh terhadap semua aspek pemerintahan di

Eropa. Hal ini kemudian memunculkan banyak masalah untuk Disney. Kegagalan

untuk melakukan penelitian terhadap lingkungan yang mereka pilih untuk

pembangunan Disneyland harus membuat para eksekutif dan visionaris

perusahaan membangun theme park Amerikanya di tanah dengan sedikit

pengetahuan mengenai realitas praktis terhadap lingkuang, keuangan, budaya dari

tempat yang mereka pilih. Disney dianggap terlalu ambisus untuk

mengembangkan theme park. Sebelum pembangunannya pun, sudah banyak

penolakan yang dilakukan oleh warga dan tokoh lokal, bahkan salah seorang

intelektual Paris menyatakan bahwa pembangunan Disneyland merupakan bentuk

serangan terhadap budaya Perancis, dan menyebutnya “Cultural Chernobyl”.

Meski pada mulanya menghadapi banyak kritik dan protes dari warga lokal,

pada 12 April 1992 Disneyland Paris resmi dibuka, dengan atraksi yang sama

seperti dengan theme park Disney lain Florida, California, dan Jepang. Para

eksekutif EuroDisneyland berharap mampu menarik 11 juta pengunjung per

tahunnya, dengan sebagain besar pengunjung berasal dari Perancis. Eksekutif

10

Page 14: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

Disney yakin bahwa Disneyland Paris akan sukses karena adanya investasi yang

besar, profesionalisme, dan arahan dari pemerintah Perancis. Namun sayangnya,

harapan eksketif harus kandas karena pada kenyataannya Disneyland Paris tidak

sesukses seperti theme park Disney yang lain. Beberapa masalah yang dihadapi

Disneyland Paris antara lain seperti

1. Asumsi yang terlalu optimis

Karena bisa dibilang terlalu ambisius dalam bisnisnya, Disney melakukan

kesalahan pada keputusan strategis, dan keputusan finansial. Dalam

pembangunan perusahaan lebih memilih menggunakan hutang, padahal

suku bunga mulai naik, sehingga cukup memberatkan perusahaan. Disney

juga dianggap terlalu yakin dapat merubah budaya orang Eropa, padahal

merubah budaya yang sudah lama mengakar sangat sulit dilakukan.

2. Budget-breaker

Disney ingin membuat theme park sesempurna mungkin, sehingga CEO,

Michael Eisner, seringkali memerintahkan adanya perubahan pada desain,

atraksi, konstruksi tanpa memikirkan biaya yang harus dikeluarkan

sehingga seringkali Disnye harus mengeluarkan biaya melebihi dari

budget yang sebelumnya sudah ditentukan.

3. Resesi Eropa

Eksekutif dan penasihat Disney gagal melihat bahwa akan ada resesi yang

melanda Eropa. Resesi menyebabkan penghasilan warga Eropa berkurang,

sehingga mereka berpikir dua kali untuk mengunjungi Disneyland yang

relatif mahal.

4. Operational Error

- Kebijakan Disney yang melarang adanya alkohol di park, padahal di

Perancis, anggur biasa disajikan saat makan siang, dan sudah

merupakan bagian dari budaya Perancis

- Kesalahan prediksi Disney bahwa hari Senin seharusnya sepi

pengunjung, sedangkan hari Jumat akan ramai, sehingga

pengalokasian sudah disusun sesuai dengan keramaian, pada

kenyataannya di Paris justru pada hari Senin lah yang ramai dikunjungi

pengunjung/tamu.

11

Page 15: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

- Adanya bencana pada sarapan hotel, menurut Disney orang Perancis

tidak suka sarapan, padahal kenyataannya, justru banyak orang Paris

berkunjung untuk sarapan di restoran. Restoran yang berkapasitas 350

kursi harus melayani 2500 sarapan. Permasalahan menu pun terjadi,

Disney mengira orang Perancis akan lebih memilih tipikal sarapan ala

Perancis yaitu croissant dan kopi, sehingga Disney menyesuaikan

dengan selera orang Perancis. Namun di luar dugaan justru pengunjung

lebih meminati menu sarapan ala Amerika.

- Permasalahan staffing karena Disney berusaha menerapkan teamwork

seperti yang ada di Amerika dan Jepang, namun justru ini mendorong

1000 karyawan (10% dari total karyawan) mengundurkan diri pada

minggu ke-9.

5. Pengunjung tidak tinggal lama

Salah satu masalah utama Disneyland Paris adalah pengunjung tidak tinggal

dalam waktu lama. Meski mampu meraih hampir 9 juta pengunjung per

tahunnya, sebagian besar pengunjung hanya tinggal selama 1-2 hari, padahal

ekspektasi perusahaan, pengunjung akan tinggal selama 4-5 hari. Hal ini

terjadi karena orang Eropa masih menganggap bahwa theme park hanya

sebagai tempat kunjungan sehari dan bukan merupakan tempat untuk

memperpanjang liburan. Padahal Disney sudah melakukan investasi besar-

besaran untuk hotel. Sebagian besar hotel kosong.

6. Pengunjung kebanyakan orang Perancis

Pada awal pembangunan, Disney yakin Paris merupakan lokasi yang tepat,

karena merupakan salah satu kota yang paling terkenal dan banyak

dikunjungi wisatawan, dan juga dianggap sebagai ibukota budaya, dan gaya

di Eropa, sehingga diharapkan mampu menarik wisatawan dari Eropa

maupun dari non Eropa, namun ternyata justru 40% pengunjung merupakan

warga Perancis sendiri, dan sisanya orang Amerika yang tinggal di Eropa

atau orang Jepang yang berlibur ke Eropa. Sebagai akibat terus

berkurangnya pengunjung, pada akhir tahun 1994, Disney menderita

kerugian menjadi $2 milyar dollar.

12

Page 16: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

Kesimpulan

13

Page 17: DISNEY Prefinal Majik 003

Euro Disney: From Dream to Nightmare, 1987-94

Referensi

Burgoney, Lyn. (2007). Walt Disney Company Disneyland Venture

Grant, Robert M. (2010). Contemporary Strategy Analysis.7th ed. John Wiley &

Son Ltd.

Grant, Robert M. (2007). Case to Accompany Contemporary Strategy Analysis.5th

ed. John Wiley & Son Ltd.

--------

http://finance.yahoo.com/q/pr?s=dis

http://www.forbes.com/companies/walt-disney/

http://en.wikipedia.org/wiki/The_Walt_Disney_Company

http://thewaltdisneycompany.com/about-disney/disney-around-the-world

http://thewaltdisneycompany.com/about-disney/disney-history

http://thewaltdisneycompany.com/about-disney/company-overview

http://en.wikipedia.org/wiki/Disneyland

http://www.missionstatements.com/fortune_500_mission_statements.html

http://en.wikipedia.org/wiki/Disneyland_Paris

14