dislokalisasi kelompok 4 new.doc
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
1/28
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangB. Tujuan
B. I Tujuan Umum
Dengan dibuatnya makalah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami
penyakit pada sistem muskuloskeletal kususnya pada pasien anak dengan .
B. II Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui perkembangan sususnan muskuloskeletal.2. Mahasiswa dapat mengetahui struktur tulang otot .3. Mahasiswa dapat mengetahui fisiologi tulang.4. Mahasiswa dapat mengetahui potensial aksi.5. Mahasiswa dapat mengetahui listrik dan otot rangka.6. Mahasiswa dapat mengetahui energi dan kehidupan.7. Mahasiswa dapat mengetahui nutrisi tulang.8. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi/ pathway kelainan congenital : CTEV.9.
Mahasiswa dapat mengetahui farmakologi kelianan congenital CTEV: suplemendan implikasi keperawatannya.
10.Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan CTEV.11.Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak dengan CTEV.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
2/28
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERKEMBANGAN SUSUNAN MUSCULOSKELETALSistem Rangka
Sistem rangka berasal dari lapisan embrionik mesoderm paraksial serta sel-sel
krista neuralis (neural crest). Pada akhir dari minggu ketiga, mesoderm paraksial akan
tersegmentasi menjadi semacam balok-balok yang disebut somit. Setiap somit akan
timbul berpasangan, ventral dan dorsal. Bagian ventral disebutsclerotome, sedang
bagian dorsal adalah gabungan dari myotome dan dermatome, disebut dermomyotome.
Bagian myotome akan membentuk myoblas sedang dermatome akan membentuk dermis.
Sel-sel dari mesoderm akan membentuk jaringan mesenkim. Selain berasal dari
mesoderm, jaringan mesenkim juga berasal dari sel-sel neural crestyang bermigrasi,
seperti jaringan mesenkim di daerah kepala. Migrasi sel-sel neural crestdiatur oleh gen
Homeobox (Hox).
Histogenesis Tulang dan Kartilago
a) KartilagoPertama kali muncul pada embrio yang berumur lima minggu. Pertumbuhannya dimulai
dengan kondensasi dari mesenkim yang menghasilkan pusat kondrifikasi
(chondrification centre). Sel-sel mesenkim ini kemudian berproliferasi serta
berdiferensiasi menjadi chondroblast. Chondroblastselanjutnya mensekresikan serat-
serat kolagen dan substansi dasar matirks. Chondroblastyang dikelilingi sekretnya ini
disebut dengan chondrocyte. Chondrocyte akan terus menerus mengeluarkan matrikssehingga chondrocyte yang berdekatan akan saling mendorong. Lewat peristiwa ini,
yang disebut pertumbuhan interstitial, kartilago akan bertambah panjang.
Sel-sel mesenkim yang letaknya di perifer akan berdiferensiasi menjadifibroblast.
Fibroblastakan membuat suatu jaringan ikat kolagen yang padat,perichondrium. Lewat
mekanisme yang mirip dengan pertumbuhan
interstitial, osteoblastdiperichondrium akan memperlebar diameter
(pertumbuhan ke arah perifer) dari kartilago, yang disebut pertumbuhan
aposisional.
b) Tulang
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
3/28
3
Pertumbuhan tulang bisa berlangsung dengan dua cara, masing-masing dengan sel asal
yang berbeda.Intramembranous ossification berasal dari sel mesenkim sedangkan
intracartilaginous (endochondral) ossificationberasal dari kartilago.
c) Intramembranous OssificationOsifikasi ini biasanya terjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi pada sel-sel
mesenkim dan berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel mesenkim
itu sendiri. Sel-sel mesenkim yang telah berkondensasi berdiferensiasi menjadi
osteoblastdan mulai mensekresikan matriks dan substansi interselular. Osteoblast yang
dikelilingi oleh matriks
menjadi osteocyte.
Osteoblast juga banyak yang terdapat di perifer tulang. Osteoblast ini membuat lapisan-
lapisan yang menebalkan permukaan tulang. Oleh karena pertumbuhan yang lebih
banyak berlangsung di perifer serta aktifitas dari osteoclast, bagian tengah tulang akan
berongga. Pada rongga ini sel-sel mesenkim akan berdiferensiasi menjadi sumsum tulang
(bone marrow).
Intracartilaginous
a)
Ossification
Osifikasi
jenis ini berlangsung pada tulang-tulang rawan yang telah terbentuk sebelumnya.
Artinya, tulang rawan yang terbentuk ada sebagian yang
akan menjadi tulang. Pada tingkat seluler, berarti sel-sel kartilago akan
berubah menjadi osteoblast lalu osteocyte. Pada osifikasi ini juga dikenal
pusat osifikasi primer (primary center of ossification) di diafisis serta pusat
osifikasi sekunder (secondary ossification center) di epifisis.
Pada diafisis, sel-sel kartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi, kalsifikasi matriks
serta kematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami vaskularisasi
sehingga sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblast. Perichondrium sekarang
disebut periosteum.
Pemanjangan
tulang berlangsung hanya pada perbatasan antara diafisis dan epifisis (lempeng epifisis).
Hal ini dikarenakan hanya sel-sel kartilago di bagian inilah yang mampu berproliferasi.
Mendekati diafisis, sel-sel ini mengalami hipertropi dan matriksnya akan mengalami
kalsifikasi.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
4/28
4
Osifikasi
pertama kali terjadi di diafisis, yaitu pusat osifikasi primer, pada akhir masa
embrionik. Pada waktu lahir, sebagian besar diafisis telah mengalami osifikasi, sedang
epifisis masih berupa kartilago. Osifikasi
sekunder baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi. Karena osifikasi dari dua
arah, dari epifisis dan diafisis, hanya daerah di
tengah-tengah kedua daerah itulah (lempeng epifisis) yang masih berupa
kartilago.Kartilago ini akan terus berproliferasi yang dibarengi dengan osifikasi. Saat
seluruh lempeng epifisis telang mengalami
osifikasi, berarti masa pertumbuhan tulang telah berhenti.
b) Perkembangan SendiSendi mulai terbentuk pada minggu keenam dan pada akhir dari minggu
kedelapan, sendi yang terbentuk sudah seperti sendi orang dewasa. Pada manusia,
terdapat tiga jenis sendi, berdasarkan materi penyusunnya, yaitu
1. Sendi fibrosa (fibrous joints), co: sutura di kranium2. Sendi kartilago (cartilaginous joints), co: simfisis pubis3. Sendi sinovial (synovial joints), co: sendi lutut
c)
Perkembangan Tulang AksialTulang aksial terdiri dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang
rusuk dan tulang dada.
d) Perkembangan Tulang Belakang (Vertebrae)Pada fase-fase awal pertumbuhan,sclerotomebisa ditemukan di tiga tempat,
yaitu di sekitar notokord, di sekitar tabung neural dan di dinding tubuh. Setiap segmen
sclerotome tersusun atas sel-sel kompak pada kaudal dan sel-sel renggang pada
kranialnya.
Sclerotome yang berada di sekitar tabung neural akan menjadi lengkung vertebral
sedangkan yang berada di dinding tubuh akan menjadi badan costal (costal processes).
Bagian kaudal dan kranial dari dua segmensclerotome yang berdekatan di sekitar
notokord kemudian akan bersatu membentuk satu badan primitif yang disebut centrum.
Centrum ini nantinya akan menjadi satu segmen vertebrae. Daerah di antara dua centrum
disebut intervertebral disc.
Selama pembentukan centrum ini, notokord berdegenerasi karena terdesak oleh centrum
yang sedang berkembang. Notokord kemudian akan berkembang menjadigelatinous
centre yaitu nucleus pulposus. Nucleus ini kemudianmakan dikelilingi oleh serat-serat
anulus fibrosus.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
5/28
5
e) Perkembangan Tulang Rusuk (Ribs)Tulang rusuk berasal dari prosesus costal mesenkim (mesenchymal costal
processus) dari vertebrae thoracic. Badan ini akan menjadi kartilago selama masa
embrionik dan mengalami osifikasi pada masa janin. Tempat bersatunya badan costal
dan vertebrae ini nantinya akan digantikan sendi costovertebral, yang termasuk sendi
sinovial.
f) Perkembangan Tulang Dada (Sternum)Sepasang batang yang berasal dari mesenkim, sternal bars, berkembang pada
ventrolateral dinding tubuh. Kondrofikasi kedua batang ini berlangsung selama mereka
bergerak ke arah medial, untuk kemudian bersatu membentuk sternum (manubrium,
sternebrae, dan xiphoid process. Pusat osifikasi akan muncul sebelum bayi lahir, kecuali
di xiphoid process.
g) Perkembangan Tulang Tengkorak (Cranium)Tulang tengkorak (cranium) berkembang dari jaringan mesenkim di sekitar otak
primitif. Cranium terdiri dari neurocranium (melapisi otak) dan viscerocranium (tulang-
tulang wajah).
h) Cartilaginous Neurocranium (Chondrocranium)Pada awalnya, chondrocranium hanya terdiri dari kartilago pada bagian basal
cranium. Karena endochondral ossification yang terjadi, chondrocranium menyusun
tulang-tulang di bagian basal cranium. Proses osifikasi ini khas karena punya urutan
yang pasti, dari tulang occipitale, process of sphenoid, dan tulang ethmoid.
i) Membranous NeurocraniumIntramembranous ossification berlangsung pada jaringan mesenkim di sisi lateral
dan atas dari otak, calvaria. Selama janin, calvaria ini dipisahkan oleh sendi fibrosa yang
disebut sutura. Titik dimana ada dua atau lebih sutura bertemu disebut dengan fontanelle.
Sifat dari tulang dan sutura yang renggang berfungsi untuk mendukung proses
kelahiran bayi. Pada proses kelahiran, calvaria mampu mengalami perubahan bentuk
yang disebut molding. Contoh dari efek molding adalah tulang frontal akan menjadi
pipih, satu tulang occipital akan berada di atas yang lain, dll. Beberapa hari setelah
kelahiran, tulang-tulang ini akan kembali pada posisi awalnya.
j) Cartilaginous Viscerocranium
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
6/28
6
Viscerocranium
berasal dari keempat lengkung faring, terutama kedua lengkung faring pertama:
1. Lengkung Faring pertama menjadi,dua tulang telinga tengah, malleus dan incus2. Lengkung Faring kedua menjadi stapes dan styloid process di tulang temporal.3. Lengkung Faring ketiga bagian dorsal menjadigreater horn of
hyoid bone
4. Lengkung Faring keempat dan keenam bergabung dan membentuk kartilago dilaring, kecuali di epiglotis
k) Membranous NeurocraniumIntramembranous ossification di viscerocranium berlangsung pada tonjolan
maxillary di lengkung faring pertama yang nantinya akan membentuksquamus
temporal, maxillary danzygomatic bones.
l) Perkembangan Cranium paska kelahiranSutura yang terdapat di calvaria memungkinkan terjadinya pertambahan besar
calvaria. Hal ini sangat penting mengingat otak bayi akan mengalami pembesaran
sampai dewasa, terutama pada dua tahun pertama. Calvaria akan terus membesar sampai
sekitar umur 16 tahun. Tahun-tahun berikutnya, calvaria hanya akan bertambah besar
sedikit. Pembesaran sedikit ini dikarenakan adanya penebalan.
Pertumbuhan tulang pun berlangsung pada wajah dan gigi. Perubahan wajah
terutama akan makin terlihat setelah tumbuhnya gigi permanen sekunder. Regio forntal
dan facial akan mengalami pelebaran, terutama karena membesarnya sinus paranasal.
m) Perkembangan Tulang ApendikularTulang apendikular terdiri dari tulang tungkai sertapectoral dan pelvic girdles.
Pertumbuhan dimulai pada minggu kelima dengan kondensasi dari mesenkim. Padaminggu keenam, mesenkim yang telah berkondensasi membentukhyaline cartilage bone
models. Osifikasi di tulang-tulang panjang berlangsung mulai minggu kedelapan masa
embrionik dan berlangsung di diafisis. Pada usia 12 minggu, pusat osifikasi primer sudah
terlihat di hampir semua tulang tungkai. Tulang yang paling pertama mengalami
osifikasi adalah clavicula, yang dilanjutkan denganfemora. Sedangkan osifikasi
sekunder yang berlangsung di epifisis pertama kali terlihat di lutut.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
7/28
7
B. Struktur tulang otot
TULANG
Tulang adalah penyangga tubuh dan terdiri atas kolagen, suatu protein yang besisi
kalsum fosfat dan ka mineral yang memberikan kekuatan untuk menyangga seluruh organ tubuh.
Kombinasi antara kolagen dan kalsium menjadikan tulang kuat dan fleksibel untuk menahan
tekanan akibat aktivitas manusia. Lebih dari 99 persen kalsium tubuh terletak pada tulang dan
gigi. Dan satu persen sisanya terdapat pada darah.
Ada dua tipe tulang yaitu :
1. CorticalPadat dan kuat. Merupakan bagian paling luar pada tulang.
2. TrabecularBagian dalam tulang, berongga, dan membentuk struktur secara keseluruhan Sepanjang
manusia hidup, tulang terus mengalami perkembangan dan perbaikan. Proses yang
dilakukan tulang adalah resorption dan formation. Selama resorption, sel tulang lama
akan mengalami kerusakan dan digantikan oleh sel-sel khusus yang disebut osteoclasts.
Pada proses bone formation, jaringan tulang baru akan menggantikan sel-sel tulang lama.
Sel yang melakukan proses ini adalah osteoblasts. Osteoclasts dan osteoblasts selama
proses perbaikan tulang membutuhkan berbagai hormon dan vitamin, yaitu:
Calcitonin
Parathyroid vitamin C hormon estrogen (pada perempuan) hormon testosteron (pada lelaki)
STRUKTUR TULANG
http://www.anneahira.com/perempuan/index.htmhttp://www.anneahira.com/tanaman-obat/patah-tulang.htmhttp://www.anneahira.com/tanaman-obat/patah-tulang.htmhttp://www.anneahira.com/perempuan/index.htm -
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
8/28
8
Tulang merupakan kerangka tubuh yang menyebabkan tubuh dapat berdiri tegak, Tempat
melekatnya otot-otot sehingga memungkinkan jalannya pembuluh darah, tempat sumsum tulang
dan syaraf yang melindungi jaringan lunak, juga tulang merupakan organ yang dibutuhkan
manusia untuk mengangkat dan membawa barang-barang yang berat. Intinya tulang adalah
organ yang kita butuhkan untuk melakukan aktifits seharihari. Sehingga kita tidak dapat
membayangkan bagaimana terganggunya kita bila ada kerusakan yang terjadi pada tulang kita.
Dari keterangan di atas, ada 4 fungsi utama jaringan tulang :
Fungsi mekanik, sebagai penyokong tubuh dan tempat melekat jaringan otot untukpergerakan. Otot merupakan alat gerak aktif, sedangkan tulang merupakan alat gerak
pasif.
Fungsi Protektif, Melindungi berbagai alat vital dalam tubuh dan juga sumsum tulang. Fungsi Metabolik, Sebagai cadangan dan tempat metabolisme berbagai mineral yang
penting seperti kalsium dan phospat.
Fungsi Hemopetik, berlangsungnya proses pembentukan dan perkembangan sel darah.KOMPOSISI TULANG
Tulang terdiri dari 2 bahan:
Matrikyang kaya mineral (70%) = Bone (Tulang yang sudah matang) Bahan-bahan organik(30%) yang terdiri dari:
Sel (2%) :
- Sel Osteoblast : yang membuat matrik (bahan) tulang / sel pembentuk tulang- Sel Osteocyte : mempertahankan matrik tulang- Sel Osteoclast : yang menyerap osteoid (95%) (resorbsi) bahan tulang (matrik) /
sel yang menyerap tulang.
Osteoid (98%) : Matrik (bahan) tulang yang mengandung sedikit mineral
(osteoid=tulang muda)
LAPISAN TULANG
a. Periosteum
http://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/lb_horiz.jpg -
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
9/28
9
Periosteum merupakan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum mengandung
osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah.
Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan
berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusak.
b. Tulang kompak(Compact Bone)
Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang
ini teksturnya halus dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan
lebih banyak mengandung kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat)
sehingga tulang menjadi padat dan kuat.
Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengan anak-anak maupun bayi. Bayi dan anak-anak memiliki
tulang yang lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur. Tulang
kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
c. Tulang Spongiosa (Spongy Bone)
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. Sesuai
dengan namanya tulang spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga tersebut diisi
oleh sumsum merah yang dapat memproduksi sel-sel darah. Tulang spongiosa
terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)
http://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/ei_0061.gifhttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/illu_compact_spongy_bone.jpghttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/ei_0061.gifhttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/illu_compact_spongy_bone.jpg -
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
10/28
10
Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah
sumsum tulang. Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum
tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian
tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena
berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh
JENIS TULANG
a. Tulang rawan (kartilago)
gambar:penampang melintang tulang rawan.jpg
Bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel- sel rawan yang dapat menghasilkan
matriks berupa kondrin. Pada anakanak jaringan tulang rawan banyak mengandung matriks.
Pada orang dewasa tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat , misalnya cuping hidung,
cuping telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi- sendi tulang, antar ruas tulang
belakang, pada cakra epifis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan
polisakarida yang disebut kondrin. Tulang rawan ada tiga tipe yaitu: hialin, elastik dan serat.
1) Tulang Rawan HialinMatriksnya memiiki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat.
Terdapat pada saluran pernapasan dan ujung tulang rusuk. Tulang rawan hialin bening
seperti kaca.
2) Tulang Rawan Elastik
http://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Penampang_melintang_tulang_rawan.jpghttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/bonemarrow.gifhttp://www.crayonpedia.org/mw/Berkas:Penampang_melintang_tulang_rawan.jpghttp://www.rumahilmuindonesia.net/belajarbiologi/wp-content/uploads/2008/09/bonemarrow.gif -
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
11/28
11
Susunan polikandrium, matriks , sel dan lacuna tulang rawan elastic sama dengan tulang
rawan hialin. Akan tetapi serat kolagen tulang rawan elastic tidak tersebar dan nyata
seperti pada tulang rawan hialin. Bentuk seratserat elastic bergelombang . tulang rawan
elastic terdapat pada epiglottis dan bagian luar telinga.
3) Tulang Rawan Fibrosa (Fibrokartilago) / SeratMatriksnya mengandung serabut kolagen kasar dan tidak teratur; terletak di perlekatan
ligamen, sambungan tulang belakang, dan simfisis pubis. Sifat khas dari tulang rawan ini
adalah lakunalakunanya bulat atau bulat telur dan berisi sel sel (kondrosit).
b. Tulang (osteon)
gambar:Perkembangan sel - seltulang.jpg
Bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.tersusun dari bagian bagian
sebagai berikut:
Ostreoprogenator, merupakan sel khusus yaitu derivate mesenkima yang memilikipotensi mitosis yang mampu berdiferensiasi menjadi osteoblas terdapat dibagian luar
membrane ( periosteum)
Osteoblas merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit. Osteosit merupakan selsel tulang dewasa. Osteoklas merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat disekitar
permukaan tulang . fungsi osteoklas untuk perkembangan, pemeliharaan , perawatan dan
perbaikan tulang.
FUNGSI TULANG
Berdasarkan bentuk, tulang rangka dibagi dalam tiga bentuk utama, yaitu tulang pipa,
tulang pendek, dan tulang pipih. Setiap tulang tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
12/28
12
Tulang pipa
Tulang pipa adalah tulang yang memiliki bentuk seperti pipa.
Tulang ini memiliki bentuk utama seperti tabung dan berongga. Rongga pada tulang pipa
berisi sumsum kuning. Sumsum kuning ini banyak mengandung lemak. Sumsum kuning
dapat berfungsi sebagai cadangan makanan. Pada ujung-ujung tulang pipa yang
mengembung, di dalamnya terdapat rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah.
Sumsum merah ini berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah.
Tulang pendek
Tulang ini memiliki ukuran tulang yang pendek. Di dalamnya hanya terdapat rongga-
rongga kecil berisi sumsum merah. Tulang-tulang yang termasuk tulang pendek antara
lain tulang belakang, tulang pergelangan tangan, dan tulang pergelangan kaki. Tulang iniberbentuk pipih. Sama halnya dengan tulang pendek, tulang pipih berfungsi
sebagatempat pembentukan sel-sel darah. Hal ini disebabkan dalam tulang pipih terdapat
rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah. Tulang yang termasuk ke dalam tulang
pipih, antara lain tulang rusuk, tulang dada, dan tulang tengkorak kepala.
Tulang pipihTulang ini berbentuk pipih. Sama halnya dengan tulang pendek, tulang pipih berfungsi
sebagai tempat pembentukan sel-sel darah. Hal ini disebabkan dalam tulang pipih
terdapat rongga-rongga kecil yang berisi sumsum merah. Tulang yang termasuk ke
dalam tulang pipih, antara lain tulang rusuk, tulang dada, dan tulang tengkorak kepala.
http://2.bp.blogspot.com/_qi9P6IsGvaE/SqE8NMGeN2I/AAAAAAAAAH8/0rks62-uIRU/s1600-h/dd.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_qi9P6IsGvaE/SqE8NmUtG-I/AAAAAAAAAIE/8_5w2gE-wFM/s1600-h/ss.JPGhttp://2.bp.blogspot.com/_qi9P6IsGvaE/SqE8NMGeN2I/AAAAAAAAAH8/0rks62-uIRU/s1600-h/dd.JPGhttp://3.bp.blogspot.com/_qi9P6IsGvaE/SqE8NmUtG-I/AAAAAAAAAIE/8_5w2gE-wFM/s1600-h/ss.JPG -
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
13/28
13
PEMBENTUKAN TULANG
Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi. Osifikasi pertama
kali terjadi di diafisis, yaitu pusat osifikasi primer, pada akhir masa embrionik. Pada
waktu lahir, sebagian besar diafisis telah mengalami osifikasi, sedang epifisis masih
berupa kartilago. Osifikasi sekunder baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia
bayi. Karena osifikasi dari dua arah, dari epifisis dan diafisis, hanya daerah di tengah-
tengah kedua daerah itulah (lempeng epifisis) yang masih berupa kartilago. Kartilago ini
akan terus berproliferasi yang dibarengi dengan osifikasi. Saat seluruh lempeng epifisis
telang mengalami osifikasi, berarti masa pertumbuhan tulang telah berhenti.
Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti
tulang rawan yang berkembang menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan
disisipi dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti
kalsium dan menyimpannya pada jaringan tersebut. Osifikasi atau yang disebut dengan
proses pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan
berlangsung sampai dewasa. Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah
osifikasi, bila daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk
osteoblas, bila tidak mengandung pembuluh darah akan membentuk kondroblas.
Pembentukan tulang rawan terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago).Mula-mula pembuluh darah menembus perichondrium di bagian tengah batang tulang
rawan, merangsang sel-sel perichondrium berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan
membentuk suatu lapisan tulang kompakta, perichondrium berubah menjadi periosteum.
Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam tulang rawan di daerah diafisis yang
disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan membesar kemudian pecah
sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur didepositkan, dengan
demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan menyebabkan kematian
pada sel-sel tulang rawan ini.
Kemudian akan terjadi degenerasi (kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan
dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur) bersamaan dengan masuknya pembuluh
darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga untuk sumsum tulang.
Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga
terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih
tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi
dan satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.
Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus
membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,
dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
14/28
14
Pada pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan
oleh osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan
osteoblas di periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.
Osifikasi ini biasanya terjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi pada
sel-sel mesenkim dan berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel
mesenkim itu sendiri. Sel-sel mesenkim yang telah berkondensasi berdiferensiasi
menjadi osteoblast dan mulai mensekresikan matriks dan substansi interselular.
Osteoblast yang dikelilingi oleh matriks menjadi osteocyte.
Pada diafisis, sel-sel kartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi, kalsifikasi
matriks serta kematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami
vaskularisasi sehingga sel-sel kartilago akan berubah menjadi osteoblast. Perichondrium
pun sekarang disebut periosteum.
Pemanjangan tulang berlangsung hanya pada perbatasan antara diafisis dan
epifisis (lempeng epifisis). Hal ini dikarenakan hanya sel-sel kartilago di bagian inilah
yang mampu berproliferasi. Mendekati diafisis, sel-sel ini mengalami hipertropi dan
matriksnya akan mengalami kalsifikasi.
B. OTOT
Sistem Otot Skelet
Otot skelet (otot lurik) berperan dalam gerakan tubuh, postur dan fungsi produksi panas.
Otot dihubungkan oleh tendon (tali jaringan ikat fibrus) atau aponeurosis (lembaran jaringan ikat
fibrus yang lebar dan pipih) ke tulang, jaringan ikat, atau kulit. Kontraksi otot meyebabkan dua
titik perlekatan mendekat satu sama lain. Otot bervariasi ukuran dan bentuknya bergantung
aktivitas yang dibutuhkan. Otot akan berkembang dan terpelihara bila digunakan secara aktif.
Proses penuaan dan disuse menyebabkan kehilangan fungsi otot sehingga jaringan otot
kontraktil akan diganti oleh jaringan fibrotik.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
15/28
15
Otot tubuh tersusun oleh kelompok sel otot yang paralel (fasikuli) yang terbungkus
dalam jaringan fibrus dinamakan epimisium atau fasia. Semakin banyak fasikuli yang terdapat
dalam otot semakin rinci gerakan yang ditimbulkan. Kecepatan kontraksi otot berbeda beda.
Mioglobulin merupakan pigmen protein yang serupa dengan hemoglobin yang terdapat dalam
otot lurik. Mioglobin bermanfaat sebagai transpor oksigen untuk memenuhi kebutuhan
metabolik sel dari kapiler darah ke mitokondria sel otot. Otot mengandung sejumlah besar
mioglobulin (otot merah) yang ternyata berkontraksi lebih lambat dan lebih kuat (misal otot
pernafasan dan postur). Otot yang sedikit mengandung mioglobulin (otot putih) berkontraksi
cepat dan dalam waktu yang lama (misal otot ekstraokuler di mata). Kebanyakan otot tubuh
mengandung baik serat otot merah mupun serat otot putih.
Tiap sel otot (serabut otot) mengandung miofibril, yang pada gilirannya tersusun atas
sekelompok sarkomer, yang merupakan unit kontraktil otot skelet yang sebenarnya. Komponen
sarkomer dikenal sebagai aktin. Filamen tebal tersusun terutama oleh protein miosin. Kontraksi
otot skelet. Kontraksi otot diakibatkan oleh kontraksi masing masing komponen sarkomer.
Kontraksi sarkomer disebabkan oleh interaksi antara miosin dalam filamen tebal dan aktin
dalam filamen tipis yang saling mendekat dengan adanya peningkatan lokal kadar ion kalsium.
Filamen tebal dan tipis saling meluncur satu sama lain. Ketika kadar kalsium dalam sarkomer
menurun, filamen miosin dan aktin berhenti berinteraksi dan sarkomer kembali ke panjang
istirahat awalnya (relaksasi). Aktin dan miosin tidak dapat berinteraksi bila tak ada kalsium.
Serabut otot akan berkontraksi sebagai respon terhadap rangsangan listrik. Bila terangsang, sel
otot akan membangkitkan suatu potensial aksi dengan cara serupa dengan yang terlihat pada sel
saraf. Potensial aksi ini akan menjalar sepanjang membran sel dan mengakibatkan pelepasan ion
kalsium ke dalam sel otot yang sebelumnya tersimpan dalam organel khusus yang dinamakan
retikulum sarkoplasmikum. Adalah kalsium yang memungkinkan interaksi interaksi antara aktin
dan miosin dalam sarkomer. Segera setelah membran sel mengalami depolarisasi, membran ini
akan kembali ke tegangan membran istirahat. Kalsiun dengan cepat diambil dari sarkomer oleh
reakumulasi aktif dalam retikulum sarkoplasmikum dan otot kembali relaks.
Depolarisasi sel otot normalnya terjadi sebagai respon terhadap rangsangan yag dibawa
oleh sel saraf. Komunikasi antara sel saraf dan sel otot terjadi pada motor end plate. Neuron
yang mengatur aktifitas sel otot skelet dinamakan lower motor neuron. Neuron ini berasal dari
kornu anterior korda spinalis.
Jenisjenis kontraksi otot. Kontraksi serabut otot dapat menghasilkan kontraksi isotonik
maupun isometrik. Pada kontraksi isometrik, panjang otot tetap konstan tetapi tenaga yang
dihasilkan oleh otot meningkat; contohnya bila kita mendorong dinding yang tak dapat
digerakkan. Kontraksi isotonik, sebaliknya ditandai dengan pemendekan otot tanpa peningkatan
tegangan dalam otot; contohnya adalah fleksi lengan atas. Pada aktifitas normal, kebanyakan
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
16/28
16
gerakan otot adalah kombinasi kontraksi isotonik dan isometrik. Misalnya ketika berjalan,
kontraksi isotonik menyebabkan pemendekan tungkai, kekakuan tungkai akan mendorong lantai.
JENIS-JENIS OTOT
a. Otot rangkaOtot rangka menghasilkan gerak pada kerangka. Otot ini seringkali disebut otot voluntar
karena otot ini dapat diatur sesuai dengan kehendak, tetapi ada beberapa dari kegiatan
otot tersebut yang otomatis. Contohnya, diaphragma biasa otomatis, tetapi dapat
dipengaruhi oleh kemauan (misalnya sewaktu menarik napas panjang). Otot rangka
menyebabkan gerak dengan memendek; artinya otot ini selalu menarik dan tidak pernah
mendorong. Susunan dan bentuk otot berbeda-beda. Beberapa otot melekat melalui
tendon yang berupa lembaran, yakni aponeurosis (perluasan berupa serabut). Otot lain
berbentuk serong (oblique), menyerupai kumparan (fusiform), ulir (spiral), segi empat
(quadrate), atau mirip ambin (straplike). Kesatuan struktural otot ialah serabut otot;
kesatuan fungsional yang terdiri dari neuron motorik dan serabut otot yang
dipengaruhinya, disebut kesatuan motorik. Jumlah serabut otot dalam satu kesatuan
motorik bervariasai dari satu sampai beberapa ratus. Jumlah ini bervariasi sesuai dengan
besarnya otot dan fungsinya. Kesatuan motorik yang besar, yakni bilamana satu neuronmempersarafi beberapa ratus serabut otot, dijumpai pada otot batang tubuh dan paha
yang besar, sedangkan pada mata dan tangan yang kecil dan menghendaki gerakan yang
cermat, kesatuan motorik terdiri dari beberapa serabut otot saja. Gerak terjadi karena
diaktifkanya sejumlah kesatuan motorik yang makin bertambah. Agonis atau pergerakan
utama adalah otot terpenting yang diaktifkan pada gerak tubuh; otot ini berkonsentrasi
secara aktif untuk menghasilkan gerak yang dikehendaki. Antagonis melawan kegiatan
agonis, sewaktu agonis berkontraksi, antagonisnya berangsur berelaksasi sehingga
dihasilkan gerak yang rata.
Sinergis menghalangi terjadinya gerak pada sendi penyelang (interventing joint), jika
agonis melewati daripada satu sendi; otot sinergis melengkapi kegiatan otot agonis.
Otot pemantap (fiksator) menetapkan bagian proksimal extremitas sewaktu terjadi gerak
di bagian distal. Satu otot tertentu pada berbagai kondisi yang berbeda dapat berlaku
sebagai agonis, antagonis, sinergis, fiksator. Sebuah otot rangka paling sedikit
mempunyai dua tempat melekat, biasanya pada tulang. Tetapi, beberapa otot melekat
pada kulit (misalnya otot wajah). Otot melekat pada mukosa ( misalnya otot lingua
intrinsik). Satu-dua otot melekat pada fascia. Otot lain membentuk pita sirkular
(misalnya musculus sphincter ani externus). Umumnya otot dilukis sebagai memiliki
tempat asal (origo) dan tempat lekat (insertio); tetapi beberapa otot dapat beraksi dalam
dua arah pada keadaan yang berbeda. Karena itu, sebaiknya digunakan istilah perlekatan
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
17/28
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
18/28
18
C. Fisiologi tulangDiantara karakteristik yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah
kemampuan mempertahankan postur tubuhnya yang bisa tegak dan bergerak yang diatur olehsistem muskuloskeletal. Sistem muskuloskeletal tersebut bekerja membuat gerakan dan
tindakan yang harmoni sehingga manusia menjadi seorang yang bebas dan mandiri. Sistem
muskuloskeletal terdiri dari tulang/kerangka, otot, tulang rawan (cartilago), ligamen, tendon,
fascia, bursae dan persendian. Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari
serabut-serabut dan protein yang diperkeras dengan kalsium, magnesium fosfat, dan
karbonat. Bahan bahan tersebut berasal dari embrio hyalin tulang rawan melalui osteogenesis
kemudian menjadi tulang, proses ini oleh sel-sel yang disebut osteoblast. Terdapat 206 tulang
di tubuh yang diklasifikasikan menurut panjang, pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai
dengan bentuknya. Permukaan tulang bagian luar yang keras disebut Periosteum, terbentuk
dari jaringan pengikat fibrosa. Kualitas kerasnya tulang merupakan hasil deposit kalsium.
Periosteum mengandung pembuluh darah yang memberikan suplai oksigen dan nutrisi ke sel
tulang. Rongga tulang bagian dalam diisi dengan sumsum kuning dan sumsum merah.
Sumsum tulang merah adalah tempat hematopolesis yang memproduksi sel darah putih dan
merah (RBCs; WBCs) serta platelet.
Fungsi tulang adalah sebagai ber ikut, yaitu :
1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh
2. Melindungi organorgan tubuh (contoh tengkorak melindungi otak)
3. Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan bergerak)
4. Merupakan gudang untuk menyimpan mineral (contoh kalsium)
5. Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum tulang)
Menur ut bentuknya tulang dibagi 4 (empat), yaitu :
1. Tulang panjang (tulang paha ,tulang lengan atas ) terdiri dari bagian tengah dan
bagian tepi (epifise). Bagian tengah terdiri dari tulang padat; bagian epifise dari tulang
karang (cancellous atau trabecular),trabecular memberi tenaga kepada tulang ketika
menurun bobotnya
2. Tulang pendek(carpals) bentuknya tidak tetap dan didalamnya terdiri dari tulang
karang ,bagian luar terdiri dari tulang padat.
3. Tulang ceper (adalah tulang tengkorak) terdiri dari dua tulang karang di sebelah
dalam dan tulang padat di sebelah luar.
4. Bentuk yang tidak beraturan (vertebrae) sama seperti tulang pendek
Jaringan tulang adalah jaringan ikat penyokong dengan matriks yang padat. Matriks tulang
terutama terdiri dari kristal hidroksi apatit.
Sel-sel dalam tu lang:
- Osteosit: terletak dalam lakuna. Merupakan sel tulang terbanyak.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
19/28
19
- Osteoblast: mensintesa matriks tulang melalui proses osteogenesis.
- Osteoclast: melarutkan matriks tulang melalui proses osteolisis.
- Sel osteoprogenitor: sel awal, berdiferensiasi menjadi osteoblast.
Tulang padat (kompak) dan tul ang spongiosa
- Unit fungsional dasar dari sebuah tulang padat adalah osteon, yang terdiri atas osteosit
yang tersusun rapi sekeliling canalis centralis.
- Lamella adalah lapisan-lapisan matriks tulang yang telah mengalami kalsifikasi.
- Kanalikuli di dalam dan antar lamella menghubungkan kedua lakuna.
- Tulang spongiosa terdiri atas trabekula yang berbentuk khas menyerupai jala.
- Tulang padat berada pada bagian tulang di mana tekanan datang dari arah yang
terbatas, misal sepanjang diafisis tulang panjang.
- Tulang spongiosa berada pada bagian di mana tekanan sedikit atau datang dari
berbagai arah, misal pada bagian epifisis tulang panjang.
Periosteum dan endosteum
- Bagian luar tulang ditutup oleh periosteum.
- Bagian dalam, termasuk pada struktur tulang spongiosa ditutupi endosteum
D. Nutrisi tulang1. Protein
Tulang memiliki "kesibukan" yang luar biasa. Tanpa Anda disadari, tulang mengalami
keropos, dan "memperbaikinya" sendiri dengan asupan nutrisi yang ada. Salah satu
nutrisi pembentuk tulang adalah protein. Sebanyak 22 persen tulang terbentuk dari
protein. Untuk itu, pastikan asupan protein Anda terpenuhi agar tulang tetap dalam
keadaan kuat. Anda bisa mengonsumsi protein hewani atau nabati, tapi ingat jangan
sampai mengonsumsi protein berlebihan.
2. Potasium
Potasium ditemukan hampir diseluruh buah dan sayur. Penelitian menunjukkan orang
yang banyak mengonsumsi makanan yang mengandung potasium memiliki tulang yang
lebih kuat. Anda bisa mendapatkan potasium pada buah pisang, tomat dan jeruk.
Kebutuhan potasium per hari adalah 4.700 mg.
3. Vitamin K
Zat pembentuk tulang seperti protein GLA dan osteocalcin membutuhkan vitamin K
untuk membentuk tulang. Jika Anda kekurangan vitamin K, risiko patah tulang bisamencapai 30 persen. Anda bisa mendapatkan vitamin K dari brokoli, bayam dan sayuran
hijau lainnya.
4. Vitamin B12
Pada 2008, penelitian menunjukkan orang yang kekurangan vitamin B12, mengalami
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
20/28
20
keropos tulang yang cukup mengkhawatirkan. Vitamin ini dapat ditemukan pada ikan
dan daging dan produk susu rendah lemak.
5. Magnesium
Wanita yang mengalami osteoporosis, banyak juga yang kadar magnesiumnya rendah.Jika Anda tidak memiliki cukup magnesium, tulang akan lebih rapuh dan rentan terhadap
patah tulang. Asupan magnesium per hari adalah 400 mg. Anda bisa mendapatkannya
dengan mengonsumsi bayam, gandum, atau kacang-kacangan.
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
21/28
21
E. Patofisiologi Luksasi, Subluksasi, Dislokasi Sendi Bahu, Strain, SprainE.1. Dislokasi
Definisi DislokasiBeberapa Pengertian Dislokasi:
Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secaraanatomis ( tulang lepas dari sendi ) ( Brunner & Suddarth ).
Keluarnya ( bercerainya ) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatukedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000).
Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi. ( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138).
Jadi dislokasi adalah terlepasnya sebuah sendi dari tempat yang seharusnya. Dislokasi ini
dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang
dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi).
Etiologi DislokasiDislokasi disebabkan oleh :
Cedera olah ragaOlah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley.
Pemain basket dan keeper pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada
tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga. Benturan keras pada sendi saatkecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin Patologis : terjadinya tearligament dan kapsul articuler yang merupakan
komponen vital penghubung tulang.
Klasifikasi DislokasiDislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Dislokasi congenital :Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
b. Dislokasi patologik :
http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://3.bp.blogspot.com/_MjLFrlB47RE/TQwJWPtRSJI/AAAAAAAAAEg/cwWcgE_cY2Q/s1600/dislokasi_hip_kongenital.jpghttp://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/ -
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
22/28
22
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi,
atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.
c. Dislokasi traumatic :Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress
berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami
pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan
tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi,
ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
Dislokasi AkutUmumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan
pembengkakan di sekitar sendi.
Dislokasi Kronik Dislokasi Berulang
Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-
ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibanya, sendi itu akan mudah
mengalami dislokasi kembali. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan
patello femoral joint.
Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur
yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena
kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.
Patofisiologi Dislokasi Luksasi Jika permukaan sendi tak saling berhubungan Subluksasi Jika permukaan sendi masih ada hubungan
Dislokasi bahu dicirikan oleh lesi dari labrum, kapsul, otot, dan tulang. Labrum biasa
avulsi dari pelek, ini disebut lesi the bankart dan merupakan penyebab paling umum dari
dislokasi berulang. Sebuah dislokasi bahu dapat mencakup berbagai tingkat pecah atau
peregangan dari kapsul dari glenoid. Fraktur tepi glenoid atau pecahnya kapsul off
kepala humerus terjadi sesekali. Kelalaian yang berlebihan kapsul dapat mengikuti
diulang cedera. Tidak ada lesi berotot utama yang terkait dengan dislokasi. Sebuah lesi
kurus dihasilkan oleh impaksi atau kompresi dari kepala humerus posterior terhadap tepi
anterior glenoid pada saat dislokasi. Ini disebut Hill-Sachs (hermodson) lesi kepala
humerus, dan ini paling sering dikaitkan dengan dislokasi berulang.
Diagnosis Dislokasi Anamnesis
Ada trauma Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi
pada dislokasi anterior sendi bahu.
Ada rasa sendi keluar. Bila trauma minimal hal ini dapat terjadi pada dislokasi rekuren atau
habitual.
http://nursingbegin.com/askep-tumor/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/askep-tumor/ -
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
23/28
23
Pemeriksaan klinis. Deformitas
terdapat kelainan bentuk misalnya hilangnya tonjolan tulang normal,
misalnya deltoid yang rata pada dislokasi bahu, Perubahan panjang
ekstremitas, Kedudukan yang khas pada dislokasi tertentu, misalnya
dislokasi posterior sendi panggul kedudukan sendi panggul endorotasi,
fleksi dan abduksi.
Nyeri Funtio laesa gerak terbatas.
Pemeriksaan radiologisUntuk memastikan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur, pada
dislokasi lama pemeriksaan radiologis lebih penting oleh karena nyeri dan
spasme otot telah menghilang.
Penatalaksanaan DislokasiSendi yang terkena harus diimobilisasi saat pasien dipindahkan.
Tindakan reposisi :
1. Reposisi segera.
2. Dislokasi sendi kecil dapat direposisi ditempat kejadian tanpa anasthesi, misalnya
dislokasi siku, dislokasi bahu dan dislokasi jari.
3. Dislokasi bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan anasthesi lokal
dan obatobat penenang misalnya Valium. Jangan dipilih cara reposisi yang
traumatis yang bila dilakukan tanpa relaksasi maksimal dapat menimbulkan fraktur.
Dislokasi sendi dasar misalnya dislokasi sendi panggul memerlukan anasthesi umum.
Dislokasi setelah reposisi, sendi diimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips ata traksi dan
dijaga agar tetap dalamposisi stabil, beberapa hari beberapa minggu setelah reduksi
gerakan aktif lembut tiga sampai empat kali sehari dapat mengembalikan kisaran sendi,
sendi tetap disangga saat latihan.
E.4. Strain
Definisi Strain Strain adalah tarikan otot akibat penggunaan berlebihan,peregangan berlebihan,atau
stress yang berlebihan.
Strain adalah robekan mikroskopis tidak komplit dengan perdarahan ke dalamjaringan.(Smeltzer Suzame, KMB Brunner dan Suddarth)
Strain adalah bentuk cidera berupa penguluran atau kerobekan pada strukturmuskulotendinous (otot atau tendon).
Etiologi strain
http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/http://nursingbegin.com/fraktur-patah-tulang/ -
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
24/28
24
Pada strain akut :
Ketika otot keluar dan berkontraksi secara mendadak
Pada strain kronis :
Terjadi secara berkala oleh karena penggunaaan yang berlebihan/tekanan berulang-
ulang,menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon).
Derajat strain Derajat I/Mild Strain (Ringan)
Cidera akibat penggunaan yang berlebihan pada penguluran unit muskulotendinous yang
ringan berupa stretching/kerobekan ringan pada otot/ligament.
Tanda-tandanya: Nyeri lokal, meningkat apabila bergerak/bila ada beban pada otot,
adanya spasme otot ringan, bengkak, gangguan kekuatan otot, fungsi yang sangat
ringan.
Derajat II/Medorate Strain (Ringan)Yaitu adanya cidera pada unit muskulotendinous akibat kontraksi/pengukur yang
berlebihan. Gejala yang timbul: nyeri local, meningkat apabila bergerak/apabila ada
tekanan otot, spasme otot sedang, bengkak.
Derajat III/Strain Severe (Berat)Yaitu adanya tekanan/penguluran mendadak yang cukup berat. Berupa robekan
penuh pada otot dan ligament yang menghasilkan ketidakstabilan sendi. Gejala : nyeri
yang berat, adanya stabilitas, spasme kuat, bengkak, tenderness, gangguan fungsi otot.
Penatalaksanaan StrainIstirahat
Akan mencegah cidera tambah dan mempercepat penyembuhan
Meninggikan bagian yang sakit,tujuannya peninggian akan mengontrol pembengkakan.
Pemberian kompres dingin
Kompres dingin basah atau kering diberikan secara intermioten 20-48 jam pertama yang
akan mengurangi perdarahan edema dan ketidaknyamanan.
E.5. Sprain
Definisi SprainSprain ialah meregangnya daerah jaringan lunak sendi dan terjadi kerusakan jaringan
lunak sendi (simpai sendi, ligamen, tendon) . Sprain terjadi akibat strain.
Jika permukaan sendi tak saling berhubungan dislokasi
Jika permukaan sendi masih ada hubungan subluksasi
Etiologi Sprain-
jatuh atau terpeleset- berlari- angkat barbell- kecelakaan- kesalahan gerak badan yang menyentak, sehingga persendian bergerak melebihi
radius gerak normal
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
25/28
25
Derajat SprainBerdasarkan berat ringannya cedera Giam & Teh (1992: 195) membagi sprain menjadi
tiga tingkatan, yaitu:
a) Sprain Tingkat I
Pada cedera ini terdapat sedikit hematoma dalam ligamentum dan hanya beberapa
serabut yang putus. Cedera menimbulkan rasa nyeri tekan, pembengkatan dan rasa sakit
pada daerah tersebut.
b) Sprain Tingkat II
Pada cedera ini lebih banyak serabut dari ligamentum yang putus, tetapi lebih separuh
serabut ligamentum yang utuh. Cedera menimbulkan rasa sakit, nyeri tekan,
pembengkakan, efusi, (cairan yang keluar) dan biasanya tidak dapat menggerakkan
persendian tersebut.
c) Sprain Tingkat III
Pada cedera ini seluruh ligamentum putus, sehinnga kedua ujungya terpisah. Persendian
yang bersangkutan merasa sangat sakit, terdapat darah dalam persendian, pembekakan,
tidak dapat bergerak seperti biasa, dan terdapat gerakangerakan yang abnormal.
Penatalaksanaan SprainIntervensi RICE :
REST :Periode perawatan kritis dilakukan selama 2448 jam pertama setelah terjadinyainjury
ICE : Selama 48 jam pertama setelah injury, kompres es diberikan selama 15-20 menitsetiap 34 jam,
COMPRESSION :Daerah yang sakit dibalut dengan balutan kompresi elastic untukmeminimalkan efusi, menyangga daerah tersebut, dan memberikan rasa nyaman
ELEVATION : Ekstremitas yang mengalami cedera ditinggikan sampai setinggi jantunguntuk mengontrol pembengkakan dan memungkinkan istirahat.
F. Asuhan keperawatan pada anak dengan luksasi, subluksasi, dislokalisasi sendibahu, strain, sprain
Kasus:
An Ari ( 5 tahun) di bawa ke IGD karena jatuh dari pohon mangga. Anak Ari mengeluh nyeri 6
pada bahu kanan dan kiri, sendi bahu kanan tidak dapat digerakkkan tampak ada deformitas
pada ekstremitas atas. Dari hasil pemeriksaan didapatkan dislokasi pada bahu kanan dan strain
pada bahu kiri.
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: Kerusakan Mobilitas fisik Gangguan Muskuloskeletal
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
26/28
26
Anak Ari mengeluhnyeri 6 pada bahu
kanan dan kiri.
DO:
sendi bahu kanantidak dapat
digerakkkan
tampak adadeformitas pada
ekstremitas atas.
Dari hasilpemeriksaan
didapatkan dislokasi
pada bahu kanan dan
strain pada bahu kiri.
Nyeri
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan Gangguan Muskuloskeletal, nyeri denganditandai Anak Ari mengeluh nyeri 6 pada bahu kanan dan kiri,sendi bahu kanan tidakdapat digerakkkan, tampak ada deformitas pada ekstremitas atas, dari hasil pemeriksaan
didapatkan dislokasi pada bahu kanan dan strain pada bahu kiri.
INTERVENSI
No.
Dp
Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi Rasional
1 Kerusakan mobilitasfisik dapat teratasi
setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 14 x 24 jam
dengan kriteria hasil:
Nyeri berkurang1-3
Sendi bahukanan dapat
digerakkan.
1.
Monitor skalanyeri pasien
2. Ajarkan teknikrelaksasi
1.
Pasien dengankerusakan
mobilitas fisik
mengalami nyeri
karena adanya
dislokasi dan
strain sehingga
perlu di monitor
skala nyeri.
2. Pasien dengankerusakan
mobilitas fisik
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
27/28
27
3. Beri kompres espada pasien.
4. Kolaborasitindakan operasi
5. Kolaborasipemberian
analgetik
6. Kolaborasipemberian kalsium
mengalami nyeri
dikarenakan
adanya otot-otot
yang tegang
sehingga diberikan
teknik relaksasi
agar otot-otot yang
tegang dapat
menjadi rileks.
3. Pasien merasakannyeri sehingga
perlu dikurangi
dengan memberi
kompres es.
4. Pasien mengalamideformitas pada
tulang, sehingga
perlu tindakan
bedah untukmengembalikan
bentuk normal
tulang.
5. Pasien dengankerusakan
mobilitas fisik
mengalami nyeri
sehingga diberi
analgetik untuk
mengatasi nyeri
pasien.
6. Pasienmemerlukan
tambahan kalsium
untuk
mempercepat
pemulihan
pengembalian
bentuk normal
-
7/28/2019 Dislokalisasi Kelompok 4 New.doc
28/28
tulang pada pasien