dislipid dan obat batuk

30
A. Dislipidemia Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein, termasuk defisiensi lipoprotein dan produksinya yang berlebih. Hal ini dapat meningkatkan kolestrol total, LDL (Low DensityLipoprotein), dan trigliserida, serta penurunan HDL (High Density Lipoprotein). a) Etiologi Secara umum penyebab hiperlipidemia adalah faktor genetik, mengkonsumsi makanan tinggi lemak dan kolesterol, konsumsi alkohol, konsumsi makanan berkalori tinggi, penyakit lain dan pengaruh obat-obatan. Berdasarkan penyebabnya, secara umum kondisi hiperlipidemia dibagi menjadi hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia sekunder. Hiperlipidemia Primer Merupakan gangguan metabolisme lipid yang diakibatkan oleh faktor genetik yaitu kelainan gen tunggal yang diwarisi (monogenik) atau kombinasi faktor genetik dan lingkungan sehingga terjadi kelainan (poligenik) pada komponen genetik yang mengatur transfor lipoprotein seperti reseptor, apolipoprotein, enzim dan transpor protein. Hiperlipidemia Sekunder Merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti penyakit dan obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia : Diabetes melitus,

Upload: putri-nur-handayani

Post on 08-Apr-2016

54 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

landasan teori dilipidemia dan obat batuk

TRANSCRIPT

Page 1: Dislipid Dan Obat Batuk

A. Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipoprotein, termasuk defisiensi

lipoprotein dan produksinya yang berlebih. Hal ini dapat meningkatkan kolestrol total,

LDL (Low DensityLipoprotein), dan trigliserida, serta penurunan HDL (High Density

Lipoprotein).

a) Etiologi

Secara umum penyebab hiperlipidemia adalah faktor genetik, mengkonsumsi

makanan tinggi lemak dan kolesterol, konsumsi alkohol, konsumsi makanan berkalori

tinggi, penyakit lain dan pengaruh obat-obatan. Berdasarkan penyebabnya, secara umum

kondisi hiperlipidemia dibagi menjadi hiperlipidemia primer dan hiperlipidemia

sekunder.

Hiperlipidemia Primer

Merupakan gangguan metabolisme lipid yang diakibatkan oleh faktor genetik

yaitu kelainan gen tunggal yang diwarisi (monogenik) atau kombinasi faktor

genetik dan lingkungan sehingga terjadi kelainan (poligenik) pada komponen

genetik yang mengatur transfor lipoprotein seperti reseptor, apolipoprotein, enzim

dan transpor protein.

Hiperlipidemia Sekunder

Merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti penyakit dan

obat-obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidemia : Diabetes melitus,

hipotiroidisme, sindrom nefrotik, gangguan hati dan obesitas.

b) Klasifikasi

Ada juga klasifikasi berdasarkan konsentrasi lipoprotein, plasma kolesterol dan

plasma trigliserida yang pertama kali diusulkan oleh Fredrickson pada tahun 1967, yang

kemudian diperbaiki menjadi klasifikasi WHO tahun 1970, diantaranya :

a. Tipe I

Tipe I, sangat jarang, dikarakteristik dengan tingginya kilomikron dan trigliserida di

dalam darah. Tipe ini merupakan penyakit genetik karena kekurangan enzim

Page 2: Dislipid Dan Obat Batuk

lipoprotein lipase atau apo C-II yang merupakan kofaktor untuk aktivitas enzim LPL,

sehingga menyebabkan ketidakmampuan pembersihan kilomikron dan VLDL

trigliserida dari darah secara efektif.

b. Tipe II

Tipe ini ditandai dengan peningkatan LDL yang dapat merupakan kondisi awal

(primer) ataupun kelanjutan (sekunder) dari kondisi hiperlipidemia lainnya.

Hiperlipoprotein primer disebabkan oleh beberapa kondisi genetik, sedangkan

hiperlipoprotein sekunder dapat disebabkan oleh endokrinopati (hipotiroid,

hipopituitari, diabetes melitus) dan biasanya dapat pulih dengan terapi hormon.

Tipe II terdiri atas 2 tipe yaitu hiperlipidemia tipe IIa dan Iib

1. Tipe IIa, ditandai dengan tingginya kadar LDL di dalam darah tapi kadar

VLDLnya normal. Tipe ini dapat disebabkan beberapa kondisi genetik yaitu

hiperkolesterol familial, defective apolipoprotein B familial, hiperkolesterolemia

poligenik.

2. Tipe IIb, ditandai dengan tingginya kadar LDL dan VLDL, kolesterol dan

trigliserida dalam darah. Tipe ini disebut kombinasi hiperlipidemia familial.

Penyakit ini disebabkan karena meningkatnya produksi hepatik Apo B

(merupakan protein utama pada LDL dan VLDL). Xanthoma pada tipe ini jarang

terjadi, tetapi tipe ini ditandai dengan predisposisi CAD (Coronary Artery

Disease) prematur.

c. Tipe III

Karakteristiknya yaitu meningkatnya kadar IDL dan VLDL remnant. Tipe ini terkait

dengan abnormalitas pada Apo E (merupakan petanda pengenalan oleh reseptor-

reseptor sel hati untuk menghilangkan kilomikron remnant) dan ketidaksempurnaan

konversi VLDL dalam plasma dan terjadi peningkatan kadar IDL. Kondisi ini dapat

pula terjadi pada hipotiroidisme. Gangguan ini terjadi lebih awal pada pria

dibandingkan pada wanita. Abnormalitas pada toleransi glukosa dan hiperurikemia

dapat terjadi.

Page 3: Dislipid Dan Obat Batuk

d. Tipe IV

Karakteristiknya yaitu peningkatan kadar trigliserida plasma yang terkandung di

dalam VLDL dan kemungkinan akan berkembang menjadi aterosklerosis. Kondisi

berhubungan dengan abnormalitas toleransi glukosa ( resisten insulin) dan obesitas.

Kadar kolesterol total normal atau meningkat sedangkan kadar HDL rendah.

e. Tipe V

Karakteristiknya terjadi peningkatan kadar VLDL dan kilomikron sehingga dapat

disebut sebagai hipertrigliseridemia. Kadar lipoproteinlipase umumnya normal. Tipe

ini merupakan gangguan yang jarang terjadi. Penyebabnya terkadang dipengaruhi

faktor keluarga, terkait dengan ketidaksempurnaan pembersihan trigliserida eksogen

maupun endogen yang tidak sempurna dapat dan ancaman resiko pankreatitis seumur

hidup. Pada beberapa pasien dapat diakibatkan alkohol dan diabetes.

c) Manifestasi Klinik

Hiperlipidemia atau hiperlipoproteinemia merupakan suatu kondisi, bukan

merupakan suatu penyakit sehingga tidak ada gejala-gejala klinisnya. Manifestasi klinik

dapat terllihat setelah pemeriksaan klinik di laboratorium. Pada tahap lebih lanjut,

beberapa simptom yang mungkin timbul antara lain: terjadinya pengendapan lemak pada

otot dan kulit (xanthoma). Pada kondisi kadar trigliserida yang sangat tinggi (800 mg/dl

atau lebih) dapat menyebabkan pembengkakan hati dan limpa serta simptom pankreatitis

seperti sakit perut.

d) Diagnosis

Pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan

trigliserida direkomendasikan untuk dilakukan mulai usia lebih dari 20 tahun dan

minimal sekali dalam 5 tahun. Pengukuran ini sebaiknya dilakukan setelah pasien

berpuasa 12 jam atau lebih, karena jumlah trigliserida dapat meningkat pada individu

yang tidak berpuasa. Parameter lain yang bisa dijadikan acuan untuk diagnosis adalah

Apo A-1, Apo B, Lp (a), Small-Dense LDL, Ox-LDL. Saat ini pemeriksaan profil lemak

Page 4: Dislipid Dan Obat Batuk

tidak hanya cukup dengan pemeriksaan kolesterol dan trigliserida saja. Penambahan

pemeriksaan Apo A-1, Apo B dan rasio Apo B / Apo A-1 merupakan suatu keharusan

dalam pemeriksaan profil lemak seseorang yang berkaitan dengan gangguan metabolisme

lemak. Apo A-1 dan Apo B merupakan parameter yang lebih stabil dibandingkan dengan

lemaknya sendiri karena kandungan lemak maupun lipoprotein, densitas dan ukurannya

selalu akan berubah. Lemak dan lipoprotein akan dipengaruhi oleh umur dan diet,

Sedangkan Apo A-1 dan Apo B tetap akan konstan. Pemeriksaan lipid pertama-tama

dilakukan dengan pemeriksaan kadar kolesterol total, trigliserida, dan standing plasma

yaitu keadaan fisis setelah plasma disimpan dalam lemari es selama semalam.

Setelah diketahui ketidaknormalam lipid, komponen utama yang harus dievaluasi

adalah sejarah (usia, jenis kelamin, jika wanita, siklus menstruasi dan perubahan

estrogen). Jika sejarah lengkap dan pemeriksaan fisik sudah dilakukan, harus

diperhitungkan juga:

• Ada atau tidaknya faktor resiko penyakit kardiovaskuler dan penyakit

kardiovaskuler pada pasien.

• Sejarah keluarga adanya penyakit dini kardiovaskuler atau kelainan lipid.

• Ada atau tidaknya penyebab sekunder hiperlipidemia, termasuk pengobatan

yang sedang dijalani.

• Ada atau tidaknya nyeri abdomen, sejarah pankreatitis, penyakit ginjal/hati,

penyakit pembuluh darah perifer, aneurisme aorta abdomen, atau penyakit

pembuluh otak (stroke, iskemia).

e) Mekanisme Penyakit

Ketika ada asuapan lemak eksogen dari makanan akan diabsorpsi di usus halus.

Kemudian akan di bentuk oleh sel epitel intestinal menjadi kilomikron yang selanjutnya

akanmenuju hepar. Lipid yang terbawa lebih dari 80% adalah trigliserida. Setelah

mengikat lemak makanan kilomikron akan masuk ke sirkulasi untuk dipecah menjadi

energi dan resintesis sertasisanya akan diubah menjadi kolesterol. Orang dengan

metabolisme cepat dan normal pemasukan lemaknya hanya sedikit maka kolesterol di

sintesis dan digunakan pada organekstrahepatik, sebaliknya banyak kolesterol dibawa

Page 5: Dislipid Dan Obat Batuk

oleh LDL untuk di katabolisme di liver.Adanya kolesterol yang berlebih akan diikat oleh

asam empedu untuk dibuang melalui feses.

Selain pemasukan dari lemak eksogen ada juga lemak endogen yang di hasilkan

oleh tubuh yaitu trigliserida pada jaringan adipose. Trigliserida akan diangkut oleh VLDL

(Very Low Density Lipoprotein) dari hepar ke jaringan. VLDL akan diubah menjadi IDL

(Intermediate DensityLipoprotein) oleh lipoprotein lipase. IDL akan di hidrolisis oleh

hepatic lipase sehingga sebagiantrigliserida akan diubah menjadi LDL yang akan

dimetabolisme di hepar dan jaringan perifer. LDL (Low Density Lipoprotein) berfungsi

mengangkut kolesterol dari hepar ke jaringan dan memiliki afinitas tinggi terhadap

reseptor di membran sel. Adanya LDL yang berlebih merupakan faktor resiko terjadi

aterosklerosis. Awalnya partikel LDL yang ada dalam sirkulasi terjebak di dalam intima.

LDL ini akan mengalami oksidasi dan kemudian dipindahkan oleh reseptor scavenger

khusus pada makrofag dan gel-gel yang lain. Karena tidak ada pengendalianatas

pembentukan reseptor maka ester-ester kolesterol kemudian akan terakumulasi di dalam

gel sehingga membentuk gel busa. Sel gelbusa akan membentuk bercak perlemakan yang

bisa menyebabkan kerusakan pada endotelium.

f) Pengobatan

Penanganan non farmarmakologi

Perubahan Gaya Hidup merupakan penanganan utama Dislipidemia. Perubahan

gaya hidup meliputi terapi nutrisi medik, aktivitas fisik serta beberapa upaya lain seperti

berhenti merokok, menurunkan berat badan bagi yang gemuk dan mengurangi asupan

alkohol.

Terapi nutrisi medic pada dasarnya adalah pembatasan jumlah kalori dan jumlah

lemak. Pasien dengan kadar kolesterol LDL atau kolesterol total yang tinggi dianjurkan

untuk mengurangi asupan lemak jenuh dan meningkatkan asupan lemak tidak jenuh

rantai tunggal dan ganda (mono unsaturated fatty acid = MUFA dan poly unsaturated

fatty acid = PUFA). Pada pasiendengan kadar trigliserida yang tinggi perlu dikurangi

asupan karbohidrat, alkohol dan lemak.

Page 6: Dislipid Dan Obat Batuk

Dari beberapa penelitian diketahui bahwa latihan fisik dapat meningkatkan kadar

HDL dan Apo AI, menurunkan resistensi insulin, meningkatkan sensitivitas dan

meningkatkan keseragaman fisik, menurunkan trigliserida dan LDL, dan menurunkan

berat badan. Setiap melakukan latihan jasmani perlu diikuti 3 tahap :

a. Pemanasan dengan peregangan selama 5-10 menit

b. Aerobik sampai denyut jantung sasaran yaitu 70-85 % dari denyut jantung

c. maximal ( 220 - umur ) selama 20-30 menit .

d. Pendinginan dengan menurunkan intensitas secara perlahan - lahan, selama

e. 5-10 menit. Frekwensi latihan sebaiknya 4-5 x/minggu dengan lama latihan

f. seperti diutarakan diatas. Dapat juga dilakukan 2-3x/ minggu dengan lama

g. latihan 45-60 menit dalam tahap aerobic

Aktivitas fisik pada prinsipnya pasien dianjurkan untuk meningkatkan aktivitas

fisik sesuai dengan kondisi dan kemampuannya. Semua jenis aktivitas fisik bermanfaat,

seperti jalan kaki, naik sepeda, berenang, dll. Penting sekali diperhatikan agar jenis

olahraga disesuaikan dengankemampuan dan kesenangan pasien, selain itu agar

dilakukan secara terus menerus. The American Heart Association menyatakan bahwa

Terapi Nutrisi Medik maksimal dapat menurunkan kadar LDL kolesterol sebesar 15

sampai 25 mg/dl. Jadi, bila kadar LDL kolesterol mengalami peningkatan lebih dari 25

mg/dl diatas kadar sasaran terapi, hendaklah diputuskan untuk menambahkan terapi

farmakologik terutama terhadap pasien dengan risiko tinggi (pasien DM dgn riwayat

infark miokard sebelumnya atau dengan kadar LDL kolesterol tinggi (diatas 130 mg/dl).

Penanganan farmakologi

Bila terapi Non Farmakologi tidak berhasil maka kita dapat memberikan

bermacam-macam obat antilipemika, tergantung dari jenis hiperlipidemia yang terjadi.

Beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan adalah kemampuan dari pada obat obat

tersebut dalam mempengaruhi KHDL, Trigliserida, Fibrinogen, KLDL, dan juga

diperhatikan pengaruh atau efek samping dari pada obat-obat tersebut.

Page 7: Dislipid Dan Obat Batuk

Berdasarkan jenis lipid yang diturunkan kadar plasmanya, obat antihiperlipidemia dapat

digolongkan menjadi :

• Antihiperkolesterolemia : Resin (kolestiramin, kolestipol), Niacin, Neomisin sulfat,

Probukol, Fibrat, Lovastatin, Dekstrotiroksin.

• Antihipertrigliserida : Fibrat (Klofibrat, Gemfibrozil, Fenofibrat, Bezafibrat), Niacin,

Fish Oil.

1) Kolestiramin

Kolestiramin adalah suatu anion ammonium kuartener penukar resin dengan inti

stiren. Gugus klorida kolestiramin dapat ditukar dengan anion lainnya, seperti garam

empedu dan lain-lain.

Mekanisme kerja : Karena kolestiramin tidak diserap, maka setelah pemberian

peroral, kolestiramin akan mengikat garam empedu di dalam usus halus dan siap

diekskresikan ke dalam feces, sehingga ekskresi garam empedu meningkat 10 kali

lipat (1-2 g/hari). Ekskresi garam dan asam empedu menurunkan kadar asam empedu

yang kembali ke hepar, yang berfungsi menghambat enzim 7a-hidroksilase yang

mengkonversi kolesterol menjadi asam empedu, sehingga kolesterol banyak dipecah

oleh hepar. Akibat meningkatnya katabolisme kolesterol di dalam hepatosit ini,

enzim-hidroksi-metilglutaril-CoA-reduktase (HMG CoA reduktase) yang mensintesa

kolesterol terangsang pula, tetapi pada keadaan normal sintesa kolesterol ini lebih

lambat dibanding pemecahannya, sehingga kolesterol dalam plasma dan jaringan lain

ditarik ke dalam hepar. Dengan demikian kolestiramin mampu memobilisasi

kolesterol dan menurunkan kadar LDL sebagai efek sekunder dari aktifnya pula

reseptor LDL hepatosit karena mobilisasi kolesterol oleh hepar akan merangsang

pembentukan reseptor LDL lebih banyak lagi oleh hepatosit itu sendiri.

Indikasi klinis : merupakan obat pilihan tipe IIa hiperkolesterolemia; menunmkan

sampai 25% kadar kolesterol plasma dan menghilangkan santomata. Jika

dikombinasikan dengan niacin, efeknya makin kuat. Sayang efeknya untuk tipe IIa

Page 8: Dislipid Dan Obat Batuk

yang homozigot sedikit sekali, karena tipe ini tidak memiliki reseptor LDL. Jangan

diberikan pada tipe IV dan V, karena makin meningkatkan VLDL.

Efek samping : konstipasi yang dapat diatasi dengan pemberian laksansia, flaws

yang dapat dicegah dengan banyak minum dan makanan berserat, hipokloremik

metabolik asidosis, peningkatan ringan alkali fosfatase dan transaminase,

pembentukan batu empedu tetapi tidak signifikan, steatore karena meningkatnya

buangan asam lemak rantai panjang, hilangnya penyerapan vitamin A, D, Kepada

dosis tinggi (30 g/hari).

Interaksi obat : dapat mengganggu penyerapan digitoksin, fenobarbital, klorotiazid,

fenilbutazon, warfarin, asam flufenamat, asam mefenamat dan tetrasiklin. Dianjurkan

obat-obat ini diberikan 1 jam sebelum atau 4-6 jam sesudah pemberian kolestiramin.

Dosis : 16 - 32 g/hari dibagi dalam 4 dosis sebelum makan. Biaya perhari cukup

mahal.

2) Inhibitor Kompetitif Reduktase HMG-CoA

Senyawa inhibitor kompetitif reduktase HMG-CoA merupakan analog struktural dari

HMG-CoA (3-hydroxy-3-methylglutaryl-coenzyme A). Kelompok statin yang

digunakan secara luas antara lain lovastatin, simvastatin, dan pravastatin.

Atorvastatin, cerivastatin dan fluvastatin merupakan obat yang serupa (Cerivastatin

ditarik dari peredaran di Amerika sekitar Agustus 2001). Secara umum statin bekerja

dengan memperlambat produksi kolesterol dan meningkatkan kemampuan hati untuk

mengeluarkan kolesterol dari dalam darah.

Mekanisme Kerja : Reduktase HMG-CoA merupakan perantara langkah awal

biosintesis sterol. Statin menginhibisi reduktase HMG-CoA dengan membentuk

sejenis asam mevalonat cincin terbuka. Inhibisi ini meyebabkan sintesis kolesterol

terhambat, sehingga meningkatkan ekspresi reseptor LDL dan menurunkan degradasi

reseptor LDL. Efek tersebut meningkatkan baik kecepatan katabolisme fraksional

Page 9: Dislipid Dan Obat Batuk

LDL maupun ekstraksi precursor LDL oleh hati (VLDL sisa), sehingga mengurangi

simpanan LDL plasma. Oleh karena ekstraksi lintas pertama oleh hati dari obat

tersebut besar, maka efek utamanya terjadi di hati.

Penggunaan Terapi dan Dosis : Penghambat reduktase HMG-CoA bermanfaat pada

penggunaan secara tunggal maupun bersama dengan resin pengikat asam empedu

atau niasin untuk pengobatan gangguan yang melibatkan peningkatan kadar LDL

plasma. Penggunaan pada anak dibatasi hanya untuk mereka dengan

hiperkolesterolemia familial homozigot dan pasien khusus dengan

hiperkolesterolemia familial heterozigot. Sesuai dengan mekanisme kerjanya dan

karena pola biosintesis kolesterol aktif pada sore hari, maka penghambat reduktase

sebaiknya diberikan pada malam hari apabila menggunakan dosis tunggal satu kali

sehari. Absorpsi pada umumnya (kecuali pravastatin) ditingkatkan dengan

penggunaannya bersama dengan makanan. Dosis harian lovastatin bervariasi dari 10

mg hingga 80 mg. Pravastatin hampir sekuat lovastatin, berdasar suatu massa, sampai

dosis maksimum yang dianjurkan sebesar 40 mg sehari. Simvastatin dua kali lebih

kuat dan diberikan dalam dosis sebesar 5-80 mg sehari. Kekuatan fluvastatin diduga

sekitar separuh dari lovastatin, berdasar massa, dan diberikan dalam dosis sebesar 10-

40 mg sehari. Atorvastatin merupakan agen yang paling efektif untuk pengobatan

hiperkolesterolemia parah. Atorvastatin diberikan dalam dosis sebesar 5-80 mg

sehari. Aktivitas penurun trigliserida-nya juga lebih besar daripada penghambat

reduktase lainnya, sehingga agen tersebut lebih bermanfaat untuk pengobatan pasien

dengan peningkatan trigliserida yang sedang. Statin seringkali menjadi pilihan utama

terapi penurunan LDL yang memiliki resiko PJK terkait dengan aktivitasnya dalam

memperbaiki fungsi endotel, destabilisasi plaque, dan antiinflamasi pada

atherosclerosis.

Efek Samping, Kontraindikasi dan Toksisitas : Statin bekerja mempengaruhi

mekanisme kerja hati, karena itu dapat mempengaruhi fisiologis normalnya.

Peningkatan aktivitas aminotransferase serum (sampai tiga kali kadar normal) terjadi

pada beberapa pasien yang menerima penghambat reduktase. Peningkatan tersebut

Page 10: Dislipid Dan Obat Batuk

seringkali tidak teratur sehingga dapat mengganggu pada pengukuran laboratorium.

Dengan adanya aktivitas ini, maka perlu diperhatikan adanya kemungkinan

hepatotoksik pada penggunaan jangka panjang. Pasien dengan hepatotoksisitas dapat

mengalami penurunan LDL yang mendadak, malaise, dan anoreksia. Dosis

penghambat reduktase dapat diturunkan pada pasien dengan penyakit hati parenkimal.

Secara umum, aktivitas aminotransferase diukur pada garis batas dalam jangka waktu

1-2 bulan, dan kemudian setiap 6 bulan selama terapi. Perlu diperhatikan timbulnya

Myopathy yang ditandai dengan nyeri otot lengan serta kelelahan (intense myalgia)

atau urin yang berwarna kecoklatan. Hal ini perlu ditindaklanjuti segera dengan

pemeriksaan ke dokter. Selain itu biasanya pemberian statin dapat menyebabkan

nyeri perut, konstipasi serta nyeri abdominal dan kram. Wanita hamil, sedang

menyusui, atau yang berencana untuk hamil sebaiknya tidak diberikan statin.

Kontraindikasi juga berlaku bagi penderita gangguan hati kronis.

3) Gemfibrozil

Obat ini juga merupakan derivat asam fibrat dengan mekanisme kerja yang mirip

klofibrat. Peningkatan bersihan VLDL dan penghambatan sintesa VLDL dalam hepar

dapat menurunkan kadarTG sampai 50%. Efek ini timbul karena menurunnya kadar

asam lemak bebas dan meningkatnya aktifitas enzim LPL. Pembentukan LDL

dicegah dan bersihannya ditingkatkan. Selain itu gemfibrozil juga dapat

meningkatkan HDL yang penting pada proteksi timbulnya PJK. Obat ini mudah

diserap oleh saluran cerna dan diekskresikan ke dalam urin secara utuh. Masa

paruhnya sekitar 1,5 jam. Dosis yang dianjurkan sekitar 1200 mg/hari dibagi dalam 2

dosis.

Indikasi klinis : Sebaiknya obat ini diberikan bila ditemui hipertrigliseridemia berat,

peninggian VLDL seperti untuk tipe III, IV dan V hiperlipoproteinemia. Obat ini

dapat juga menurunkan LDL kolesterol pada hiperkolesterolemia.

Efek samping : sama dengan klofibrat.

Page 11: Dislipid Dan Obat Batuk

4) Fenofibrat

Fenofibrat merupakan prodrug dan tidak mempunyai efek antilipemik hingga

dihidrolosis oleh jaringan dan plasma esterase sehingga menjadi bentuk aktif yaitu

asam fenofibrat. Fenofibrat mempunyai efek menurunkan kolesterol total, LDL,

VLDL, trigliserida dan Apo B, serta menaikkan kadar HDL , Apo A-I dan Apo A-II.

Mekanisme Kerja : Mekanisme kerja Fenofibrat belum diketahui secara pasti tetapi

diduga memiliki aktivitas :

Meningkatkan pengeluaran partikel yang kaya akan trigeliserida.

Aktivasi lipoprotein lipase, menurunkan produksi Apo C-III yang merupakan

inhibitor lipoprotein lipase. seta meningkatkan lipolysis.

Aktivasi reseptor (peroxisome proliferator actvated receptor α) yang

menginduksi sintesis HDL.

Penggunaan Terapi dan Dosis : Fenofibrat memiliki dua bentuk sedian yaitu

fenofibrat micronized dan nonmicronized. 67 mg fenofibrat micronized bioekivalen

dengan 100 mg fenofibrat nonmicronized. Dosis fenofibrat micronized adalah 1 kali

sehari 200 mg sedangkan fenofibrat nonmicronized adalah 3 kali sehari 100 mg.

Fenofibrat juga dapat menurunkan kadar asam urat, pada orang sehat dan penderita

hiperurikemia fenofibrat bekerja dengan meningkatkan ekskresi asam urat. Fenofibrat

kontraindikasi untuk penderita dengan kerusakan dan kelainan pada fungsi ginjal,

serta penderita yang hipersensitif terhadap obat ini.

Efek samping penggunaan fenofibrat antara lain :

kelainan fungsi hati ( meningkatkan AST/SGOT dan ALT/SGPT )

gangguan pada saluran pernafasan.

sakit pada perut, sakit punggung, sakit kepala, diare, konstipasi, peningkatan

pengeluaran kreatinin.

Page 12: Dislipid Dan Obat Batuk

Toksisitas: Pada penggunaan yang berlebih dapat menyebabkan efek toksisitas,

diantaranya dapat menyebabkan prankreatitis, selain itu dapat menyebabkan

penurunan jumlah hemoglobin, hematokrit dan leukosit sehingga dapat menyebabkan

trobositopenia dan agranulositosis.

Terapi Kombinasi

Walaupun terapi awal dimulai dengan satu jenis obat, tetapi pemberian kombinasi

sangat memuaskan dengan penurunan LDL>15% dan TG > 30%, terutama untuk tipe IIa

yang heterozigot. Niasin dan kolestiramin sangat efektif pada hiperkolesterolemia

familial (tipe IIb) dengan penurunan LDL sampai 55%. Penderita yang tidak tahan

dengan niasin dapat diganti dengan kombinasi neomisin dan kolestiramin. Kombinasi

HMD CoA reduktase mevinolin dengan kolestiramin sangat efektif untuk tipe IIa, tapi

efek kombinasi ini masih terus diteliti. Niasin dan klofibrat atau gemfibrozil sangat

efektif untuk hiperlipoproteinemia tipe IV dan V.

Pada kasus dysbetalipoproteinemia dengan kelainan konversi VLDL ke LDL dan

tertimbunnya VLDL yang aterogenik sebaiknya hanya diberikan klofibrat atau

gemfibrozil saja. Adapun beberapa kombinasi yang sering digunakan dalam pengobatan

hiperlipidemia adalah sebagai berikut :

- Turunan Fibric Acid & Resin Pengikat Asam Empedu

Kombinasi tersebut kadang-kadang berguna untuk mengobati pasien dengan

hiperlipidemia gabungan familial yang tidak tahan dengan niacin. Namun, kombinasi

tersebut dapat meningkatkan risiko kolelitiasis.

- Penghambat Reduktase HMG-COA & Resin Pengikat Asam Empedu

Penghambat reduktase HMG-CoA bekerja dengan resin pengikat asam empedu secara

sinergis yang khusus. Kombinasi tersebut bermanfaat untuk pengobatan

hiperkolesterolemia familial tetapi tidak dapat mengendalikan kadar VLDL pada

beberapa pasien dengan hiperlipidemia gabungan familial. Pravastatin, cervastatin,

atorvastatin dan fluvastatin diberikan paling sedikit satu jam sebelum atau empat jam

setelah resin untuk memastikan absorpsinya.

- Niacin & Resin Pengikat Asam Empedu

Page 13: Dislipid Dan Obat Batuk

Kombinasi tersebut secara efektif mengendalikan kadar VLDL selama terapi resin pada

hiperlipidemia gabungan familial atau pada gangguan lain yang melibatkan peningkatan

kadar VLDL maupun LDL. Apabila kadar VLDL dan LDL keduanya meningkat pada

awalnya, maka dosis niacin serendah 1-3 g/hari diduga cukup untuk pengobatan yang

dikombinasi dengan suatu resin

B. Batuk

Batuk adalah suatu refleks fisiologi protektif yang bermanfaat untuk mengeluarkan

dan membersihkan saluran pernafasan dari dahak, debu, zat-zat perangsang asing yang

dihirup, partikel-partikel asing dan unsur-unsur infeksi. Orang sehat hampir tidak batuk

sama sekali berkat mekanisme pembersihan dari bulu getar di dinding bronchi, yang

berfungsi untuk menggerakkan dahak keluar dari paru-paru menuju batang tenggorok.

Cillia ini membantu untuk menghindarkna masuknya zat-zat asing ke saluran nafas (Tjay,

2007).

a) Klasifikasi

Batuk dapat dibedakan menjadi dua, yakni batuk produktif (dengan dahak) dan batuk

non-produktif (kering) (Tjay, 2007).

1) Batuk produktif merupakan suatu mekanisme perlindungan dengan fungsi

mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu,dsb) dan dahak dari batang tenggorok.

2) Batuk non-produktif bersifat “kering” tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk rejan

(pertussis, kinkhoest), atau juga karena pengeluarannya memang tidak mungkin, seperti

pada tumor.

b) Penyebab

Penyebab utama penyakit batuk dalam pernafasan, antara lain (Susanti, 2009) :

1) Mikroorganisme pathogen yang mampu bertahan terhadap fagositos.

2) Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan atau kematian makrofag yang

menelannya, sehingga menghambat pembersihan dan merangsang reaksi jaringan.

3) Partikel-partikel organik yang merangsang respon imun.

4) Kelebihan beban sistem akibat paparan terus-menerus terhadap debu respirasi berkadar

tinggi yang memupuk di sekitar saluran nafas terminal.

Page 14: Dislipid Dan Obat Batuk

c) Gejala

Gangguan pada saluran pernafasan, ditandai dengan gejala yaitu (Susanti, 2009) :

1. Gejala lokal, seperti:

- Batuk; Batuk merupakan gejala yang paling umum akibat penyakit pernafasan.

Batuk bisa bersifat kering maupun basah tergantung dari pada produk sekret.

- Sesak nafas

- Pengeluaran dahak

- Nyeri dada

- Batuk darah.

2. Gejala umum

Gejala-gejala yang disebut diatas bersifat setempat. Beberapa penyakit memberi juga

gejala umum, seperti suhu badan meninggi, pusing dan mabuk kepala, tidak mau

makan, rasa lesu/lemah, keringat dingin dan sebagainya

d) Mekanisme kerja

Debu, aerosol dan gas iritan kuat menyebabkan refleks batuk-batuk atau spasme laring

(penghentian bernapas). Kalau zat-zat ini menembus kedalam paru-paru, dapat terjadi

bronchitis toxic, edema paru-paru atau pneumonitis. Para pekerja menjadi toleran terhadap

paparan iritan berkadar rendah dengan meningkatkan sekresi mucus, suatu mekanisme

yang khas pada bronchitis dan terlihat pada perokok tembakau (Susanti, 2009).

Ekspektoran ialah obat yang dapat merangsang pengeluaran dahak dari saluran napas

(ekspektorasi). Penggunaan ekspektoran didasarkan pengalaman empiris. Mekanisme

kerjanya berdasarkan stimulasi mukosa lambung dan selanjutnya secara refleks

merangsang sekresi kelenjar saluran napas lewat N. vagus sehingga menurunkan viskositas

dan mempermudah pengeluaran dahak. Obat yang termasuk golongan ini ialah gliseril

guaiakolat. Untuk gliseril guaiakolat, penggunaan obat ini hanya didasarkan tradisi dan

kesan subyektif pasien dan dokter. Efek samping yang mungkin timbul dengan dosis besar,

berupa ngantuk, mual dan muntah. Gliseril guaikolat tersedia dalam bentuk sirup 100 mg/5

ml. Dosis dewasa yang dianjurkan 2-4 kali 200-400 mg sehari. Sirup ipeka dan kalium

yodida sebaiknya tidak digunakan sebagai ekspektorans karena tidak jelas kebutuhannya

dan dapat menyebabkan efek samping yang serius (Susanti, 2009).

Page 15: Dislipid Dan Obat Batuk

Mukolitika ialah obat yang dapat mengencerkan sekret saluran napas dengan jalan

memecah benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida dari sputum. Contoh

mukolitika ialah bromheksin, ambroksol dan asetilsistein.

e) Peengobatan

Terapi non farmakologi

Tindakan penting adalah terutama berhenti merokok guna menghindarkan perangsang

lebih lanjut dari saluran napas. Disamping itu dapat dilakukan inhalasi uap air (mendidih)

yang dihirup guna memperbanyak sekret yang diproduksi ditenggorok. Metode ini efektif

dan murah, terutama batuk “dalam” , artinya bila rangsangan batuk timbulnya dari pangkal

tenggorok. Seringkali minum banyak air juga dapat menghasilkan efek yang sama (Tjay,

2007).

Terapi farmakologi

Pengobatan farmakologi pada batuk pertama hendaknya ditujukan pada mencari dan

mengobati penyebabnya (terapi kausal), seperti antibiotik terhadap infeksi kuman dari

saluran pernafasan, misalnya:

1) Pneumonia; bagi orang dewasa pneumonia dapat ditanggulangi dengan doksisiklin

selama 7 hari (permulaan 200 mg, lalu 1 dd 100 mg), bagi wanita hamil dan menyusui

amoksisilin 3 dd 500 mg selama 7 hari atau eritromisin 4 dd 500 mg selama 7 hari.

Anak-anak dapat diberikan amoksisilin 30mg/kg selama 7 hari, bila terdapat kontra-

indikasi : azitromisin 1 dd 10mg/ kg selama 3 hari.

2) Batuk rejan; sebenarnya pada hakikatnya batuk rejan hanya dapat diobati dengan

antibiotika bila dilingkungan dekat terdapat bayi atau wanita hamil, jadi untuk prevensi

penularan infeksi sekunder. Dalam hal ini diberikan pada anak-anak azitromisin 1dd

10mg/ kg selama 3 hari, dewasa 1 dd500mg selama 3 hari, wanita hamil dan menyusui

eritromisin 4 dd 500mg selama 7 hari. Dalam kasus parah obat pilihan utama pada

anak-anak adalah noskapin (2-4 dd 7,5-15 mg tergantung usia) dan untuk dewasa

noskapin 3-4 dd 15-30 mg atau kodein 3-4 dd 10-20 mg.

Page 16: Dislipid Dan Obat Batuk

3) Kodein, noskapin, dan d-metorfan; ketiga antibiotik tersebut boleh digunakan selama

kehamilan dan laktasi, begitu pula mukolitika, amonium klorida dan sirup ipekak. Bagi

oksolamin dan mesna belum tersedia cukup data mengenai keamanannya.

Pentoksiverin tidak boleh digunakan selama laktasi, karena mencapai air susu ibu dan

dapat mengakibatkan sesak napas pada bayi.

Obat batuk untuk batuk berdahak:

Ekspektoransia

Obat-obat kelompok ini diduga bekerja merangsang sekresi cairan saluran nafas

dengan demikian mempermudah pengeluaran dahak. Contoh:

a. Gliseril guaiakolat

- Kegunaan : Mengencerkan lendir saluran nafas.

- Hal yang harus diperhatikan : Hati-hati atau minta saran dokter untuk

penggunaan bagi anak dibawah 2 tahun dan ibu hamil.

- Aturan pemakaian : Dewasa: 1-2 tablet (100-200 mg) setiap 6 jam atau 8

jam. Anak 2-6 tahun : ½ tablet (50 mg) setiap 8 jam. 6-12 tahun: ½ -1

tablet (50-100 mg) setiap 8 jam.

b. Amonium klorida

- Cara kerja obat : Efek ekspektoran diduga berdasarkan peningkatan cairan

disaluran napas dengan refleks melalui rangsangan selapit lendir saluran

cerna. Amonium klorida merupakan salah satu komponen obat batuk hitam.

- Hal yang harus diperhatikan : Tidak dianjurkan digunakan pada penderita

penyakit hati, ginjal dan jantung kronik, karena dapat mengganggu

keseimbangan kimia darah yang mempengaruhi ekskresi obat. Pemberian

dosis 5 gram pada penderia ini dapat membahayakan, dan akan timbul

gejala antara lain: Rasa mual, muntah, haus, sakit kepala, hiperventilasi.

- Aturan pemakaian : Dewasa: 300 mg setiap 4 jam.

c. Bromheksin

- Kegunaan obat : Mengencerkan lendir saluran nafas.

Page 17: Dislipid Dan Obat Batuk

- Hal yang harus diperhatikan : Konsultasikan kedokter atau apoteker untuk

penderita tukak lambung dan wanita hamil 3 bulan pertama.

- Efek samping : Rasa mual, diare dan perut kembung ringan.

- Aturan Pemakaian : Dewasa : 1 tablet (8 mg) diminum 3x sehari (setiap 8

jam). Anak diatas 10 tahun : 1 tablet (8 mg diminum 3x sehari (setiap 8

jam). 5-10 tahun : ½ tablet (4 mg) diminum 2x sehari (setiap 8 jam).

d. Kombinasi Bromheksin dengan Gliseril Guaiakolat

- Kegunaan obat : Mengencerkan lendir saluran napas.

- Hal yang harus diperhatikan : Konsultasikan ke dokter atau apoteker bagi

anak di bawah 2 tahun, penderita tukak lambung, dan bagi ibu hamil.

- Efek samping : Rasa mual, diare, kembung ringan.

Obat batuk kering

1. Antitussiva

Bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan

ambang rangsang batuk. Contoh antitussiva :

a. Dekstrometorfan HBr

- Cara kerja obat : Dekstrometorfan HBr adalah obat penekan batuk yang

cukup efektif, kecuali pada batuk yang mendadak dan berat.

- Hal yang perlu diperhatikan : Jangan digunakan pada batuk kronik akibat

rokok, asma, atau emfisema, karena akan menekan batuk dan berakibat

penghambatan pengeluaran dahak. Penderita penyakit hati sebaiknya tidak

menggunakan obat ini. Jangan menggunakan obat ini bersama obat-obat

penekan susunan saraf pusat.

- Efek samping : biasanya ringan dan jarang terjadi, antara lain seperti: Mual

dan pusing. Efek sentral dan depresi pernafasan hanya terjadi pada dosis

sangat besar.

- Aturan pemakaian : Dewasa : 10 –20 mg, 3 kali sehari. Anak : 5 –10 mg,

3 kali sehari.

b. Dipenhidramin HCl

Page 18: Dislipid Dan Obat Batuk

- Cara kerja obat : Dipenhidramin mempunyai fungsi sebagai antitussiva

yang menyebabkan kantuk. Selain itu juga sebagai antihistamin, sehingga

sesuai untuk batuk yang disebabkan oleh alergi.

- Hal yang harus diperhatikan : Obat ini dapat menyebabkan kantuk. Jika

menggunakan obat ini, diharapkan tidak sedang mengemudikan kendaraan

atau menjalankan mesin. Harap jangan digunakan bersama obat influenza

yang mengandung antihistamin. Agar dikonsultasikan dengan dokter atau

unit pelayanan kesehatan terlebih dahulu apabila digunakan pada penderita

asma (karena dapat mengurangi sekresi dan mengentalkan dahak), wanita

hamil maupun menyusui dan anak berusia kurand dari 6 tahun.

- Aturan pemakaian: Dewasa : 1-2 kapsul (25 –50 mg), setiap 8 jam.

Anak : ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam.

Page 19: Dislipid Dan Obat Batuk

Daftar Pustaka

Greenspan FS. and DG. Gardner. 2004. Basic and Clinical Endocrinology. 7th Ed.

McGrawHill. San Fransisco.

NCEP-ATP III (2001). Executive Summary of The Third Report of The National

Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation,

And Treatment of High Blood Cholesterol In Adults (Adult Treatment Panel III).

JAMA 285, 2486–2497.

Richard, Helms et al. 2006. Textbook of therapeutics drug and disease management

eight edition. Lippikcott Williams & Wilkins USA.

Susanti, Dewi dkk. 2009. Batuk. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Tierney , Lawrence M, Stephen J. McPhee dan Maxine A. Papakis. 2005. Current

Medical Diagnosis and Treatment, 44th Ed. Lange Medical Books/McGraw Hill.

New York.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. Obat-obat Penting : Khasiat, Penggunaan

dan Efek-efek Sampingnya Edisi Ke VI. Elex Media Komputindo. Jakarta.