disiplin belajar siswa full day school di sdit al …
TRANSCRIPT
DISIPLIN BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL DI SDIT AL FURQON
SLAWI
Skripsi
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Nama : Alfi Nilma Afriani
NIM : 2014820158
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
i
UNVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR Skripsi Agustus 2018 Alfi Nilma Afriani (2014820158) DISIPLIN BELAJAR SISWA FULL DAY SCHOOL DI SDIT AL FURQON SLAWI xiv + 86 hal, 8 tabel, 4 gambar, 14 lampiran
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya sistem pembelajaran full day school yaitu pembelajaran satu harian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedisiplinan belajar siswa Kelas V di SDIT Al Furqon Slawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan subjek penelitian yaitu kepala sekolah, wali kelas, siswa kelas V yang masing-masing kelas dua siswa,serta orang tua siswa. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Untuk menguji keabsahan data digunakan uji kredibilitas dengan triangulasi data. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar siswa sudah baik, dibuktikan dengan hasil observasi peneliti yaitu dengan adanya sistem full day school membuat tingkat disiplin belajar siswa meningkat yaitu ketaatan siswa pada tata tertib, masuk kelas tepat waktu, sholat duha dan zuhur berjama’ah. Peningkatan disiplin belajar siswa selain di dukung dari faktor internal atau dari diri siswa tersebut tetapi juga didukung dari faktor eksternal yaitu dari luar seperti ingkungan, lingkungan sekolah berupaya meningkatkan disiplin siswa dengan adanya tata tertib siswa, guru yang profesional dalam arti yang dapat memberikan contoh atau teladan yang baik, meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran agar siswa merasa betah dan tidak bosan belajar disekolah. Upaya guru dalam menanamkan kedisiplinan belajar siswa antara lain: (1) memberi keteladanan kepada siswa, (2) melaksanakan peraturan kelas, (3) memberi nasihat dan peringatan kepada siswa yang melanggar, dan (4) memberi hukuman atau sanksi kepada siswa yang melanggar. Kendala dalam menanamkan kedisiplinan belajar salah satunya yaitu siswa mengulangi pelanggaran yang sama walaupun sudah diingatkan. Kata kunci: disiplin, belajar, faktor disiplin belajar
Daftar Pustaka 27 (2002-2017)
ii
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku
yang selalu memberikan kekuatan ketika aku mulai putus
asa, adik-adiku yang selalu mebuatku ceria dan terus
semangat, teman-temanku seperjuangan yang telah
membantuku dalam menyelesaikan skripsi ini.
vii
MOTTO
Hidup adalah tentang pelajaran dan perjuangan Kegagalan terjadi karena terlalu banyak berencana
Tetapi sedikit berfikir “So keep on praying, thingking, and the last try.”
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, penulis panjatkan ke hadirat
Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta ummatnya yang selalu
melaksanakan ajaranya.
Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini tentu masih
banyak kekurangan dan kelemahanya, untuk itu penulis menyampaikan
permohonan kritik dan saran dalam rangka menyempurnakan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada:
1. Prof. Dr. Syaiful Bakhri, S.H, M.H, Rektor Universitas Muhammadiyah
Jakarta yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba
ilmu di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
ix
2. Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk mengikuti Studi di Fakultas Ilmu Pendidikan.
3. Azmi Al Bahij, M.Pd., M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Jakarta yang telah memberikan dorongan dan arahan kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
4. Dr. Andi Ahmad Gunadi, M.Pd., pembimbing skripsi yang telah
mangarahkan dan meluruskan jalan pikiran penulis dalam menyusun
skripsi.
5. Abu Hasan Sadili, S.Ag, kepala sekolah SDIT Al-Furqon Slawi yang telah
memberikan izin untuk melaksanakan penelitian dalam rangka
penyusunan skripsi.
6. M. Andriyanto wali kelas 5A dan Lia Marlianti, S.Pd wali kelas 5B yang
telah memberikan izin dan membantu untuk melakukan penelitian
dikelas 5A dan 5B.
7. Orang tua penulis, adik, dan keluarga yang telah banyak memberikan
semangat baik moril maupun material dalam melanjutkan studi di
Universitas Muhammadiyah Jakarta serta menyelesaikan studi tepat
waktu.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang
telah membantu dan mendukung serta menyemangati penulis dalam
rangka penyelesaian studi dan penyusunan skripsi ini.
x
Demikian dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas, penulis
berdoa semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan pahala yang
berlipat dari Allah SWT. Amin.
Jakarta, 20 Agustus 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
ABSTAK ........................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. iv
FAKTA INTEGRITAS .................................................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ................. vi
PERSEMBAHAN ........................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................... 1
B. Fokus Masalah .............................................................. 7
C. Rumusan Masalah ........................................................ 7
D. Tujuan Penelitian .......................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ........................................................ 8
BAB II. TINJUAN PUSTAKA ......................................................... 9
A. Kajian Teori ................................................................. 9
B. Kerangka Berpikir ........................................................ 38
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 40
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................... 40
B. Metode Penelitian ........................................................ 41
C. Desain Penelitian ......................................................... 42
D. Subjek Data ................................................................. 43
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 43
F. Teknik Analisis Data .................................................... 50
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 54
A. Deskripsi Data ............................................................. 54
xii
B. Hasil Analisis Data ....................................................... 55
C. Interpretasi Hasil Penelitian ......................................... 66
BAB V. PENUTUP ......................................................................... 87
A. Kesimpulan ................................................................. 87
B. Saran ........................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................ 93
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................... 143
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ........................................................... 40
Tabel 3.2 Lembar Observasi Disiplin Belajar Siswa ..................... 44
Tabel 3.3 Lembar Observasi Disiplin Guru ................................... 44
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ........................ 47
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara Guru Kelas ................................ 47
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara Siswa ........................................ 48
Tabel 3.7 Pedoman Wawancara Orang Tua Siswa ....................... 49
Tabel 4.1 Pengembangan Karakter pada Mata Pelajaran ............ 66
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Gedung SDIT Al Furqon Slawi .................................. 56
Gambar 4.2 Kata-Kata Motivasi ................................................... 57
Gambar 4.3 Lingkungan SDIT Al Furqon ..................................... 57
Gambar 4.4 Kegiatan Sholat Duha ............................................... 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Identitas Sekolah ....................................................... 93
Lampiran 2 Hasil Observasi Disiplin Belajar Siswa ....................... 99
Lampiran 3 Hasil Observasi Disiplin Guru .................................... 103
Lampiran 4 Hasil Wawancara ........................................................ 107
Lampiran 5 Catatan Lapangan ..................................................... 130
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian ............................................. 135
Lampiran 7 Surat Permohonan Bimbingan .................................. 137
Lampiran 8 Berita Acara ............................................................... 138
Lampiran 9 Kartu Bimbingan ........................................................ 139
Lampiran 10 Kartu Menyaksikan Sidang ...................................... 140
Lampiran 11 Surat Permohonan Penelitian .................................. 141
Lampiran 12 Surat Balasan Penelitian ......................................... 142
Lampiran 13 Riwayat Hidup Penulis .............................................. 143
Lampiran 14 Kartu Bimbingan Paska Sidang Skripsi .................... 143
1
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan instrumen strategis dan media yang paling
efektif untuk mewujudkan kehidupan yang berkualitas dan sejahtera baik
secara lahir maupun batin. Melalui pendidikanlah sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas dapat dicetak, begitu juga bangsa dan negara
yang unggul, pada dasarnya akan ditentukan oleh kualitas warganya.
Tanpa pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Pendidikan adalah proses memberikan pengaruh dan kebiasaan tingkah
laku, pikiran, dan perasaan peserta didik. Pemerintah Indonesia terus
melakukan kebijakan khususnya kebijakan yang menyangkut
peningkatan mutu, pemerataan, relevansi, dan efisiensi sistem
pendidikan nasional yaitu yang tertuang pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 3 dan kemudian diikuti dengan diberlakukannya kurikulum 2004
untuk setiap jenjang pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menerangkan pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap,
2
2
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Dalam surat Al-Alaq dijelaskan bahwa:
{ الذي 3{ اقزأ وربك الأكزم }2{ خلق الإنسان هن علق }1ربك الذي خلق }اقزأ باسن
{5{ علن الإنسان هالن يعلن }4علن ابالقلن }
Artinya :”Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan tuhanmu lah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahui.
Pendidikan tidak dapat terlepas dari proses belajar mengajar
karena tujuan pendidikan dapat tercapai dengan proses belajar
mengajar, maka harus mengikuti belajar pembelajaran di suatu lembaga
pendidikan seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK. Pendidikan
Sekolah Dasar harus senantiasa dikaitkan dengan pendidikan dasar,
karena Sekolah Dasar merupakan bagian dari sistem (subordinasi)
pendidikan dasar. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem
pendidikan nasional. Pendidikan dasar merupakan pendidikan yang
lamanya sembilan tahun yang diselenggarakan selama enam tahun di
Sekolah Dasar (SD) dan tiga tahun di Sekolah Menengah Pertama
(SMP).
Kementrian pendidikan dan kebudayaan merumuskan nilai-nilai
karakter atau pilar-pilar pendidikan karakter bangsa yang harus dibangun
melalui proses pembelajaran yang mencangkup 18 karakter yaitu,
religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
3
3
prestasi, bersahabat, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
sosial dan tanggung jawab. Indonesia selalu berusaha meningkatkan
mutu pendidikan, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melontarkan
wacana sistem full day school bagi lembaga pendidikan banyak menuai
tanggapan, komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
berpendapat, bahwa sistem full day school harus dilihat secara
komprehensif. Di perkotaan mungkin dapat diterapkan, tetapi
diperdesaan sistem ini mungkin belum dikatakan perlu.
Full day school sendiri merupakan satu istilah dari proses
pembelajaran yang dilaksanakan secara penuh, aktifitas anak lebih
banyak dilakukan di sekolah dari pada di rumah. Meskipun begitu,
proses pembelajaran yang lebih lama di sekolah tidak hanya
berlangsung di dalam kelas, karena konsep awal dibentuknya sistem full
day school ini bukan menambah materi ajar dan jam pelajaran yang
sudah ditetapkan oleh Depdiknas seperti yang ada dalam kurikulum
tersebut, melainkan tambahan jam sekolah digunakan untuk pengayaan
materi ajar yang disampaikan dengan metode pembelajaran yang kreatif
dan menyenangkan untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan, menyelesaikan tugas dengan bimbingan guru, pembinaan
mental, jiwa dan moral anak. Dengan kata lain konsep dasar dari full day
school ini adalah integrated curriculum dan integrated activity. Prinsipnya
model pengembangan sekolah Full Day yang dikembangkan oleh daerah
maupun perorangan (yayasan) dicetuskan sebagai upaya untuk
meningkatkan akses masyarakat, khususnya siswa dari keluarga miskin
4
4
atau kurang mampu terhadap pendidikan yang berkualitas dalam rangka
penuntasan wajib belajar sembilan tahun.
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al-Furqon melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan sejak pukul 07.15-
15.15. kegiatan belajar yang dilaksanakan dalam sistem ini yaitu
pembelajaran formal atau intra di dalam kelas sampai dengan setengah
hari, dan setelah sholat dzuhur dilaksanakan pembelajaran agama ,
karena pembelajaran di SDIT Al Furqon ini memadukan antara kurikulum
yang diberikan pemerintah dengan kurikulum JSIT, sistem full day school
yang ada di sekolah ini adalah kebijakan dari yayasan.
Kegiatan seperti ekstrakulikuler yang menyenangkan dan dapat
membentuk karakter, kepribadian, serta mengembangkan potensi siswa
dilaksanakan pada hari sabtu, karena SDIT Al Furqon masih
memberlakukan sekolah enam hari. Dengan demikian siswa dapat
terhindar dari pengaruh-pengaruh negatif yang ada diluar lingkungan
sekolah, seperti tawuran, merokok, narkoba, dan sebagainya. Kegiatan-
kegiatan di sekolah, menjadikan siswa dapat meningkatkan
kedisiplinannya, disiplin adalah upaya ke arah perbaikan perilaku
seseorang, agar secara langsung mereka mematuhi segala peraturan
yang telah disampaikan. Jika seseorang tidak memiliki kedisiplinan maka
mereka cenderung dalam hal apapun tidak memiliki rasa tanggung jawab
dan tidak merasa terikat pada kode etik yang telah diterapkan sehingga
menjadi tidak baik.
5
5
Mendikbud Muhadjir Effendy mengatakan bahwa kondisi ideal
pendidikan di Indonesia adalah ketika dua aspek pemdidikan bagi siswa
terpenuhi, dua aspek tersebut adalah pendidikan karakter dan
pengetahuan umum, guna memenuhi pendidikan karakter tersebut
kemendikbud akan mengkaji penerapan sistem belajar dengan full day
school. Dengan kata lain tujuan full day school dari kemendikbud yaitu
untuk meningkatkan aspek pendidikan karakter. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 19 ayat 1 menyebutkan, “proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreatifitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan
fisik, serta psikologi bagi peserta didik”.
Disiplin dilatar belakangi oleh rasa yakin terhadap nilai-nilai, serta
kesadaran akan kedudukan diri dan tujuan yang hendak dicapai. Adanya
kesadaran dan keyakinan itulah yang membuat seseorang sanggup
untuk menghayati aturan-aturan yang berlaku. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa disiplin merupakan kualitas psikologi yang timbul dari
serangkaian kesadaran. Disiplin dapat diterapkan melalui peraturan, tata
tertib, ataupun perjanjian, peraturan ini ditujukan untuk ditaati jadi jika
ada seseorang yang melanggarnya, ia akan mendapatkan sanksi atau
hukuman dari peraturan yang sudah disepakati.
6
6
Berdasarkan uraian di atas dengan adanya tujuan full day school
dari mendikbud, sistem full day school yang diterapkan di SDIT Al
Furqon Slawi dengan kebijakan yayasan Al Furqon memiliki tujuan yang
hampir sama karena dengan adanya tujuan dari pemerintah tentang
pendidikan karakter akan meningkatkan disiplin siswa karena melalui
kegiatan pendidikan karakter siswa dilatih bertindak sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku. Maka peneliti akan melaksanakan
penelitian dengan judul “Disiplin Belajar Siswa Full Day School di SDIT
Al Furqon Slawi”.
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang akan menjadi
fokus masalah sebagai berikut:
1. Sistem full day school yang ada di SDIT Al Furqon Slawi
2. Disiplin Belajar Siswa SDIT Al Furqon Slawi
3. Full day school meningkatkan disiplin belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan fokus masalah di atas, maka peneliti
menetapkan rumusan masalah sebagai berikut:
Apakah full day school berpengaruh terhadap disiplin belajar siswa?
D. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mempunyai tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui implementasi full day school
7
7
2. Mengetahui tingkat kedisiplinan siswa dalam belajar
3. Mengetahui full day school dapat mempengaruhi kedisiplinan belajar
siswa.
4. Meningkatkan kedisiplinan siswa dalam belajar.
E. Manfaat Penelitian
Secara garis besar, manfaat penelitian ini terdiri atas dua hal
yaitu: manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. Manfaat secara teoritis
a. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan
keilmuan di dunia pendidikan untuk bekal mengajar secara
langsung di masyarakat dan sebagai syarat dalam memperoleh
gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
b. Bagi sekolah
Hasil dari penelitian diharapkan mampu sekolah dalam
rangka memperbaiki proses belajar mengajar, dapat menjadi
motivasi guru-guru untuk lebih giat dalam mengajar untuk
kejadian peserta didiknya menjadi anak yang mempunyai disiplin
belajar.
2. Secara praktis
a. Bagi siswa
8
8
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi
kepada peserta didik agar senantiasa mempunyai keyakinan dan
kemampuan untuk berdisiplin dalam belajar.
b. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
upaya memperbaiki kualitas belajar mengajar para guru agar para
siswa dapat dengan mudah selalu mengikuti proses pembelajaran
dengan baik dan menyenangkan.
c. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti
tentang pengaruh Full Day School terhadap disiplin belajar siswa.
9
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Full Day School
a. Pengertian Full Day School
Menurut Hisyam dalam Asmani (2017:17) full day school
lahir pada awal tahun 1980an di Amerika Serikat yang diterapkan
untuk sekolah Taman Kanak-Kanak, yang akhirnya melebar ke
jenjang sekolah dasar hingga menegah atas. Menurut ringkasan
penelitian bahwa sebagian siswa yang mengambil program full
day menunjukan keunggulan akademik lebih baik. Jika di
Indonesia sebagian besar masih menggunakan sistem half day
(pembelajaran setengah hari) atau yang biasa kita sebut sekolah
reguler dengan waktu belajar mulai dari pagi hingga siang hari
saja.
Menurut Baharudin dalam Aminah (2016:32), kata full day
school berasal dari bahasa Inggris. Full artinya penuh, Day artinya
hari, sedangkan School artinya sekolah. Jadi pengertian full day
school adalah sekolah sepanjang hari atau proses belajar
mengajar yang dilakukan mulai pukul 06.45-15.00 dengan durasi
istirahat setiap dua jam sekali. Dengan demikian, sekolah dapat
mengatur jadwal pelajaran dengan leluasa, disesuaikan dengan
bobot mata pelajaran dan ditambah dengan pendalaman materi.
10
10
Hal ini diutamakan dalam Full Day School adalah pengaturan
jadwal mata pelajaran dan pendalaman.
Menurut Rizky (2015:26) full day school adalah sebuah
sistem yang dilakukan secara sadar untuk mengatur adanya
tindak belajar yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi
dengan cara yang menyenangkan sehingga peserta didik tidak
merasa takut dan bosan walau mereka belajar seharian. Full day
school diterapkan oleh sekolah yang diharapkan memberikan
pembelajaran yang bermutu, membentuk akhlak peserta didik
yang lebih baik, serta prestasi yang didapatkan lebih maksimal
Basuki dalam Baharudin (2009:227) berpendapat bahwa,
sekolah full day school sebagian waktunya digunakan untuk
program pelajaran yang suasananya informal, tidak kaku,
menyenangkan bagi dan membutuhkan kreativitas dan inovasi
dari guru. Berdasarkan ada hasil penelitian yang menyatakan
bahwa belajar efektif bagi anak itu hanya 3-4 jam sehari (hanya
dalam suasana formal) dan 7-8 jam sehari (dalam suasana
informal).
Menurut Asmani (2017:19) Full Day School merupakan
model sekolah umum yang memadukan sistem pengajaran islam
secara intensif, yaitu dengan memberi tambahan waktu khusus
untuk pendalaman keagamaan siswa, biasanya jam tambahan
tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat zuhur sampai
11
11
sholat Ashar sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul
07.00 WIB pulang pada pukul 15.15WIB.
Sehudin dalam Setiyarini (2014:238) kembali mengatakan
bahwa garis-garis besar program full day school adalah sebagai
berikut:
1. Membentuk sikap yang Islami
a. Pembentukan sikap yang Islami
1) pengetahuan dasar tentang Iman, Islam dan Ihsan.
2) Pengetahuan dasar tentang akhlak terpuji dan tercela.
3) Kecintaan kepada Allah dan Rosulnya
4) Kebanggaan kepada Islam dan semangat
memperjuangkan.
b. Pembiasaan berbudaya Islam
1) Gemar beribadah
2) Gemar belajar
3) Disiplin
4) Mandiri
5) Hidup bersih dan sehat
6) Adab-adab Islam.
2. Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan
1. Pengetahuan materi-materi pokok program pendidikan
2. Mengetahui dan terampil dalam beribadah sehari-hari.
3. Mengetahui dan terampil baca dan tulis Al Qur'an.
12
12
4. Memahami secara sederhana isi kandungan amaliyah
sehari-hari.
b. Tujuan Full Day School
Menurut Rizky (2015:26) adanya sekolah dengan sistem
full day school menjadi. jawaban atas segala problem masyarakat
tentang berbagai penyimpangan yang banyak dilakukan remaja
sekarang. Hal inilah yang menjadi motivasi para orang tua untuk
mencari sekolah formal sekaligus mampu memberikan kegiatan-
kegiatan positif (informal) pada anak.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa tujuan sistem
pendidikan full day school adalah untuk memberikan dasar yang
kuat untuk mengembangkan dan meningkatkan
kecerdasan/inteligensi Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ),
Spiritual Quotient (SQ) dengan berbagai inovasi yang efektif dan
aktual. Kurikulumnya didesain untuk menjangkau masing-masing
bagian dari perkembangan ini yakni untuk mengembangkan
kreatifitas yang mencakup integritas dan kondisi tiga ranah yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
c. Prinsip Dasar Manajemen Full Day school
Menurut Asmani (2017:68) sistem full day school memiliki
prinsip-prinsip dasar manajemen sebagai brikut:
1) Struktur Organisasi yang Profesional
Full day school membutuhkan legitimasi kelembagaan
yang kuat. Oleh karena itu, struktur organisasi di susun secara
13
13
rapi dan lengkap. Lalu, diisi oleh tenaga-tenaga ahli yang
terampil dan profesional sesuai bidangnya.
2) Kurikulum yang Visioner dan Kompertitif
Full day school mempunyai kurikulum yang mampu
menjangkau masa depan yang jauh, mampu memberikan
gambaran utuh tentang fenomena modernisasi dan globalisasi,
internalisasi nilai agama, moral, dan sosial, serta mampu
mendinamisasi potensi dan mengembangkan Life Skill yang
memadai dan kompetitif.
3) Metodologi Mengajar
Guru sebagai pihak yang langsung berinteraksi dengan
anak didik mempunyai peran signifikan dalam proses transfer
ilmu pengetahuan, moral, dan sosial. Disinilah pentingnya
metodologi pengajaran yang inspiratif, dinamis, dan
kontekstual.
4) Kerja Sama dan Evaluasi
Kerja sama dibedakan menjadi dua yaitu, kerja sama
dalam aspek internal dan eksternal, dimana kerja sama dengan
anggota disekolah ataupun lembaga lain mempunyai peran
penting dalam memajukan lembaga, semakin banyak kerja
sama akan semakin maju lembaganya. Dalam melaksanakan
semua itu, evaluasi sangat penting sebagai wahana dalam
melakukan introjeksi, retrospeksi, dan proyeksi ke depan. Dari
14
14
evaluasi akan kelihatan mana program yang efektif, gagal, dan
menyusun program ke depan yang lebih efektif.
5) Inovasi
Dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi,
Management pengelolaan full day school harus menjadikan
inovasi sebagai jantung dinamika organisasi. Inovasi lahir dari
keluasan pikiran dan cakrawala pemikiran yang jauh ke depan.
d. Keunggulan Full Day School
Menurut Asmani (2017:31-48) Sebagai sebuah terobosan
progresif dalam dunia pendidikan, full day school menarik banyak
orang tua yang mempunyai mobilitas tinggi atau orang tua yang
menyadari tantangan zaman yang semakin berat dimana peran
orang tua sudah tidak dominan lagi dalam pendidikan anak. Daya
tarik full day school tidak lepas dari berbagai keungggula dan
keistimewaannya.
1.) Optimalisasi Pemanfaatan Waktu
Belajar sepanjang hari adalah bukti peghargaan tinggi
terhadap waktu, itulah keunggulan utama sistem full day
school. Memanfaatkan waktu berarti menggunakan waktu
untuk hal-hal yang bermanfaat dan tidak membiarkanya tanpa
makna. Full day school mendidik anak secara langsung
bagaimana mengisi waktu dengan hal-hal yang bermanfaat
untuk masa depan. Ada waktu belajar, istirahat, olahraga,
bergaul dengan teman, refreshing, latihan pengembangan
15
15
bakat , eksperimentasi, berorganisasi, dan lainnya yang positif
dan visioner.
2.) Intensif Menggali dan Mengembangkan Bakat
Dengan alokasi waktu yang sangat luas, waktu untuk
menggali dan mengembangkan anak akan terbuka lebar.
Kegiatan sore hari bisa dimaksimalkan untuk melatih keahlian
dan kecakapan nak dalam semua bidang. Program terencana,
terukur, dan sistematis sangat dibutuhkan untuk
menyukseskan pengembangan bakat. Full day school jangan
hanya diisi dengan tenaga pendidik yang mengisi pelajaran
kognitif saja, tetapi harus dilengkapi dengan tenaga pendidik
yang menguasai aspek psikomotor dan Life skill.
3.) Menanamkan Pentingnya Proses
Seseorang hebat, besar, dan berbakat memerlukan
proses yang panjang, berliku, dan penuh tantangan. Semua
proses dilalui dengan kerja keras, kesabaran tinggi, disiplin,
dan konsistensi dalam melakukan hal terbaik, full day school
yang memakan waktu panjang dari pagi hingga sore
mengajarkan kepada siswa bahwa keuunggulan, prestasi, dan
kehebatan harus dilalui dengan kerja keras, waktu yang lama,
proses yang melelahkan, dan konsistensi pada jalan yang
benar.
4.) Fokus dalam Belajar
16
16
Dengan model seperti ini, konsentrasi dan fokus belajar
siswa terbentuk dengan sendirinya. Fokus dalam satu bidang
membuat seseorang mampu menguasai sepenuhnya bidang
yang menjadi fokus dan ia menjadi pakar hebat dibidangnya.
Fokus adalah kekuatan dahsyat yang mampu menembus
belenggu kebodohan yang menyelimuti dan menguasai
seseorang.
5.) Memaksimalkan Potensi
Tujuan memaksimalkan potensi ini tidak lain adalah
supaya siswa mampu mengeluarkan kemampuan terbaiknya
sepanjang masa.
6.) Mengembangkan Kreativitas
Menurut Nashori dan Mucharam dalam Asmani
(2017:42) individu yang kreatif memiliki proses-proses dan
tahapan-tahapan dalam berfikir kreatif. Full day school
mempunyai fungsi strategis untuk mengembangkan kreativitas
siswa sehingga kader-kader bangsa ini mampu menjadi kreatif
yang tampil sebagai menang dalam percaturan global.
7.) Anak Terkontrol dengan Baik
Melihat pergaulan sekarang begitu bebas, full day school
bisa menjadi solusi terbaik bagi pengembangan Intelektual
dan moralitas anak, orang tua anak yang sibuk diluar rumah,
kalangan pendidik yang risau terhadap minimnya waktu
belajar, dan masyarakat luas yang cemas terhadap serangan
17
17
budaya luar. Disinilah full day school sebagai solusi dalam
mengontrol siswa, para guru dapat mengawasi, mengarakhan,
dan membimbing pergaulan dan kegiatan anak.
e. Kelemahan Full Day School
Menurut Asmani (2017:49) selain ada keunggulan, Full Day
School juga mempunyai kelemahan yaitu:
1.) Minimnya Sosialisasi
Kelemahan terbesar yaitu ada pada waktu sosialisasi
anak dan kebebasan anak yang sangat minim. Dengan waktu
sekolah dari pagi hingga sore, anak kembali ke rumah pada
hari menjelang malam, tentu kondisi tubuh sangat letih karena
seharian berada di sekolah, hal ini membuat anak malas
berinteraksi dengan lingkungannya. Keadaan seperti ini aka
menyebabkan anak kehilangan kehidupan sosialnya seperti
tidak mempunyai teman dirumah dan hanya teman satu
sekolah yang dapat ia temui.
2.) Minimnya Kebebasan
Menurut Taufiqurrochman dalam Asmani (2017:50)
kebebasan adalah dunia anak tak bisa lepas dari permainan.
Anak perlu bersosialisai dengan tema-teman sebayanya yang
berada di kampung atau dilingkungan rumah, anak juga perlu
sering bertatap muka, berinteraksi, dan bercanda tawa
18
18
dengan kedua orang tuanya. Dari hari kehari mereka hanya
bertemu dengan orang-orang yang sama seperti wali kelas,
beberapa guru, dan teman sekelas, kehidupan mereka sudah
terjadwal secara teratur bagaikan mesin. Mereka harus tunduk
pada aturan-aturanyang mengikat atas nama “pendidikan”.
3.) Egoisme
Perasaan sombong dan tinggi hati rentan terjadi pada
anak Yat disekolahkan di full day school, karena dengan
keseharianya dia tidak pernah bergaul dengan orang luar
dalam arti orang tua dan masyarakat, ini menjadikan anak
lebih sombong. Kelemahan full day school di atas menjadi
fakta bahwa full day school memiliki sisi kerugian, Solusi dari
kelemahan di atas untuk meminimalisasi kelemahan tersebut
yaitu dengan pendidikan inkuiri, pendidikan sosial, dan
pendidikan emosional.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah
full day school adalah sekolah sepanjang hari yang dimulai pukul
06.45-15.00 dengan menggunakan sistem pembelajaran yang
memadukan dengan kurikulum sekolah umum dengan kurikulum
pendidikan islam reguler. Proses belajar mengajar dalam suasana
yang menyenangkan, belajar sambil bermain, dan sekolah yang di
dalamnya terdapat berbagai macam ekstrakulikuler. Full day school
mempunyai tujuan untuk memberikan dasar yang kuat untuk
mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan/inteligensi Quotient
19
19
(IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ) dengan
berbagai inovasi yang efektif dan aktual, dan juga mempunyai
keunggulan yaitu optimalisasi pemanfaatan waktu, intensif menggali
dan mengembangkan bakat, menanamkan pentingnya proses, fokus
dalam belajar, memaksimalkan potensi, mengembangkan kreativitas,
siswa terkontrol dengan baik, tetapi ada juga kelemahanya yaitu
Minimnya Sosialisasi, Minimnya Kebebasan, Egoisme. Selain itu
dalam full day school terdapat prinsip-prinsip dasar manajemen
yaitu:
1. Struktur organisasi yang profesional.
2. Kurikulum yang visioner dan kompertitatif.
3. Metodologi mengajar.
4. Kerja sama dan evaluasi.
5. Inovasi
2. Disiplin Belajar Siswa
a. Pengertian Disiplin
Menurut Wijaya (2011: 78) disiplin adalah tindakan yang
menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
dan peraturan. Menurut Yaumi (2014: 92) secara sederhana,
disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Yaumi (2014:93) ciri orang disiplin adalah orang yang memiliki
tujuan hidup yang jelas, konsisten untuk melakukannya, dan
mewujudkan dalam bentuk kegiatan rutinitas.
20
20
Beberapa ciri yang melambangkan karakter disiplin adalah
:
1. Menetapkan tujuan dan melakukan apa yang
diperlukan dalam memprolehnya.
2. Mengontrol diri sehingga dorongan tidak
memengaruhi keseluruhan tujuan.
3. Menggambarkan apa yang akan terjadi jika telah
mencapai tujuan.
4. Menghindari orang-orang yang mungkin akan
mengalihkan perhatian dari apa yang ingin dicapai.
5. Menetapkan rutinitas yang dapat membantu
mengontrol perilaku.
Menurut Stevenson dalam Yaumi (2014:92), disiplin adalah
pengontrolan diri untuk mendorong dan mengarahkan seluruh
daya dan upaya dalam menghasilkan sesuatu tanpa ada yang
menyuruh untuk melakukan. Adapun pengertian disiplin menurut
Danim (2011:137) merupakan padanan kata discipline, yang
bermakna tatanan tertentu yang mencerminkan ketertiban,
termasuk dalam istilah disiplin adalah ketaatan mengikuti
prosedur.
Menurut Imron (2011:172) menyatakan bahwa disiplin
adalah suatu keadaan tertib dimana seseorang yang tergabung
dalam suatu organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang
telah ada dengan rasa senang hati. Good’s dalam Imron
21
21
(2011:172) dalam Dictionary of Education mengartikan disiplin
sebagai berikut:
1) Proses atau hasil pengarahan atau pengendalian keinginan,
dorongan atau kepentingan guna mencapai maksud untuk
mencapai tindakan yang lebih afektif.
2) Mencari tindakan terpilih dnegan ulet, aktif dan diarajkan
sendiri meskipun menghadapi rintangan.
3) Pengendalian perilaku secara langsung dan otoriter dengan
hukuman atau hadiah.
4) Pengekangan dorongan dengan cara yang tak nyaman dan
bahkan menyakitkan.
Menurut Fadillah dan Khorida (2013:192) disiplin dapat
dilakukan dan diajarkan pada siswa dengan cara membuat
beberapa peraturan yang harus ditaati. Peraturan tersebut
dibiasakan dan dilakukan secara terus menerus sehingga disiplin
akan melekat pada diri siswa setiap kehidupanya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Tartila dalam Alma dkk (2010:83) dimana
disiplin akan membentuk karakter seseorang untuk:
1) Memiliki akhlak yang mulia
Memiliki atau menunjukan ciri-ciri karakter dengan akhlak
mulia, seperti keberanian, kedermawanan atau kehormatan.
2) Memiliki pemahaman diri sendiri
Dapat diidefinisikan sebagai memiliki kesadaran diri,
pengaturan diri, dan motivasi. Ini berarti kita menyadari
22
22
perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri
sendiri, dan mengatur emosi dengan baik dalam diri kita dan
dalam hubungan.
3) Menghargai diri sendiri
Bertindak sesuai dengan etika dan nilai epribadian yang jelas.
4) Bertanggung jawab
Kemampuan bertindak tanpa arahan dan wewenang yang
lebih tinggi namun juga bertanggung jawab terhadap tindakan
tersebut.
5) Kecakapan belajar mandiri
Strategi yang membantu kita untuk belajar secara lebih efisien
dalam hal pengaturan waktu, membaca buku teks,
pengendalian stress, kemampuan meneliti, kemampuan
mengingat, menjalani tes, dan mencatat.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin
adalah tindakan yang menunjukan perilaku yang berupa
kesadaraan diri untuk tertib dan patuh dalam mengikuti peraturan
yang berlaku.
b. Tujuan disiplin
Disiplin pada dasarnya bertujuan untuk membentuk tingkah
laku anak agar sesuai dengan keinginan masyarakat, dan
menghindari tingkah laku yang tidak diinginkan. Menurut
Mathsuroh dalam Alma (2010:166) tujuan disiplin yaitu:
23
23
1) Jangka pendek: Mengubah perilaku seseorang agar terlatih
dan terkendali, dengan mengajarkan bentuk-bentuk perilaku
yang pantas dan tidak pantas, atau yang masih asing baginya
2) Jangka panjang: Perkembangan pengendalian diri dan
pengarahan diri secara optimal.
c. Pengertian Belajar
Belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki
pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk
mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai
kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk
mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai
sebelumnya. Syah (2011:87) menyatakan bahwa belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan.
Menurut Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Menurut Siregar (2015:3) belajar merupakan sebuah proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung
seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan)
hingga liang lahat. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
24
24
belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah aku dalam
dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan
yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilah
(psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif).
Gagne dalam Slameto (2010:13) memberikan dua definisi,
yaitu :
1) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam
pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
2) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan
yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan pula bahwa segala sesuatu yang
dipelajari manusia dapat dibagi menjadi lima kategori, yang
disebut “ The domain of learning” yaitu :
1) Keterampilan motoris (motor skill)
Dalam hal ini perlu ordinasi dari berbagai gerakan
badan,misalnya melempar bola, bola tenis, mengemudi mobil,
mengetik huruf R.M, dan sebagainya
2) Informasi verbal
Orang dapat menjelaskan segala sesuatu dengan
berbicara, menulis, menggambar. Dalam hal ini dimengerti
bahwa untuk mengatakan sesuatu ini perlu intelegensi
3) Kemampuan intelektual
25
25
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar
dengan menggunakan simbol-simbol. Kemampuan belajar
cara inilah yang disebut “kemampuan intelektual”, misalnya
membedakan huruf m dan n, menyebut tanaman yang sejenis.
4) Strategi kognitif
Merupakan organisasi keterampilan yang integral
(internal organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat
dan berpikir. Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan
intelektual, karena ditunjukan ke dunia luar, dan tidak dapat
dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta memerlukan
perbaikan-perbaikan secara terus menurus.
5) Sikap
Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-
ulangan, [[tidak tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan
verbal seperti halnya domain yang lain. Sikap ini penting
dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini belajar tak akan
berhasil dengan baik.
Menurut Burton dalam Susanto (2013:3) belajar dapat
diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dengan individu lain, dan individu
dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu
berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Kingsley dalam
Djamarah (2013:127), learning si The process By which behavior
26
26
(The broader sense) si originated bor Changed throught practice
bor Training. yaitu belajar adalah proses dimana tingkah laku
(dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau
latihan. Menurut Syah (2015:64) belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi/teri pelajaran.
Menurut Djamarah (2015:38) dalam belajar seseorang
tidak akan dapat menghindari diri Daiei suatu situasi. Situasi akan
menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka
belajar. Berikut berapa aktivitas dalam belajar:
1. Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang
yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas, ketika seorang guru
menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau
mahasiswa diharuskan mendengarkan apa yang guru(dosen)
sampaikan.
2. Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek.
Dalam pendidikan, aktivitas memandang termasuk dalam
kategori aktivitas belajar. Di kelas seorang pelajar memandang
papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja guru di tulis.
3. Meraba, membau, dan mencicipi/mengecap adalah indra
manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan
belajar. Tentu saja aktivitasnya harus disadari oleh suatu
tujuan.
27
27
4. Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan dari aktivitas belajar. Mencatat yang termasuk
sebagai aktivitas belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang
menyadari kebutuhan dan tujuannya, serta menggunakan
seperangkat tertentu agar catatan itu nantinya berguna bagi
pencapaian tujuan belajar.
5. Membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan
selama belajar di sekolah atau diperguruan tinggi. Kalau belajar
adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca
adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan.
6. Membuat ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi, hal ini
dapat membantu dalam mengingat atau mencari kembali materi
dalam buku untuk masa-masa yang akan datang.
7. Mengamati tabel-tabel, diagram, dan bagan-bagan adalah
dalam rangka memperjelas penjelasan yang penulis uraikan.
8. Menyusun paper atau kertas kerja, jika seseorang ingin
membuat Paper bukan harus mempermasalahkan judul, tetapi
yang harus dipermasalahkan adalah masalahnya.
9. Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar, tidak ada
seorang pun yang tidak pernah berfikir dalam belajar.
Perbuatan mengingat jelas sekali terlihat ketika seseorang
sedang menghafal bahan pelajaran, berupa dalil, kaidah,
pengertian, rumus, dan sebagainya.
28
28
10. Berfikir, dengan berfikir orang memperoleh penemuan baru,
setidaknya orang menjadi tahu tentang hubungan antara
sesuatu.
11. Latihan atau praktek adalah konsep belajar yang menghendaki
adanya penyatuan usaha mendapatkan kesan-kesan dengan
cara berbuat.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah sebuah proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Sikap
disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh
sifat yang teguh dalam memegang prinsip, tekun dalam usaha
maupun belajar, pantang mundur dalam kebenaran. Disiplin saat
penting dan berpengaruh dalam kehidupan, baik dalam kehidupan
pribadi, masyarakat, bangsa dan negara.
d. Pengertian disiplin belajar siswa
1. Pengertian Disiplin Belajar
Disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku yang
berupa kesadaraan diri untuk tertib dan patuh dalam mengikuti
peraturan yang berlaku secara suka rela. Belajar adalah
sebuah proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
29
29
dengan lingkungan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan
untuk mengasah ranah kognitif, afektif, psikomotorik melalui
belajar.
Sulistiyowati Dalam Nugroho (2012:20) mengemukakan
bahwa agar seorang siswa dapat belajar dengan baik, maka ia
harus bersikap disiplin, terutama kedisiplinan belajar dalam
halal sebagai berikut:
a. Kedisiplinan dalam menepati jadwal pelajaran Apabila siswa
memiliki jadwal kegiatan belajar, ia harus menepati jadwal
yang telah dibuatnya. Dalam hal ini jauh sebelumnya sudah
diperintah membuat jadwal belajar sesuai jadwal pelajaran.
b. Kedisiplinan dalam mengatasi godaan yang akan menunda
waktu belajar Apabila seorang siswa sudah tiba waktunya
untuk belajar, kemudian diajak bermain oleh temannya,
maka siswa tersebut harus dapat menolak ajakan temannya
tadi secara halus supaya tidak tersinggung.
c. Kedisiplinan terhadap diri sendiri Siswa dapat menumbuhkan
semangat belajarnya sendiri baik di rumah maupun di
sekolah. Tanpa harus diingatkan, seorang anak seharusnya
sadar akan kewajibannya sebagai seorang pelajar yaitu
belajar. Selain itu, mereka juga senantiasa akan mematuhi
segala peraturan yang ada tanpa adanya suatu paksaan.
30
30
d. Kedisiplinan dalam menjaga kondisi fisik Untuk menjaga
kondisi fisik agar selalu sehat dapat dilakukan dengan cara
makan-makanan yang bergizi seimbang, istirahat yang
teratur dan berolahraga secara teratur. Kedisiplinan dalam
menjaga kondisi fisik sangat penting karena hal tersebut
akan sangat mempengaruhi aktivitas sehari hari. Contohnya
ketika berangkat sekolah hendaknya sarapan terlebih dahulu
supaya dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
Menurut Ardiansyah (2015:40) disiplin belajar adalah
pengendalian diri siswa terhadap bentuk-bentuk aturan baik
yang tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh
siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar serta
bentuk kesadaran akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pelajar, baik disiplin di rumah, di sekolah dengan tidak
melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses
belajarnya. Jadi disiplin belajar harus timbul dalam diri
seseorang dengan bersungguh-sungguh dalam belajar
sehingga ia mampu bertinteraksi dengan lingkngannya dengan
baik. Menurut Alma dkk (2010:131) Bentuk disiplin belajar di
sekolah antara lain: disiplin berpakaian, disiplin waktu, disiplin
belajar, dan disiplin mentaati peraturan sekolah. Sekolah
mempunyai aturan-aturan dan tata tertib yang wajib untuk
dilaksanakan anak, misalnya peraturan mengenai pengunaan
seragam, jadwal, jam belajar, dan jam istirahat. Selain itu, juga
31
31
peraturan mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan
sewaktu anak berada di dalam kelas atau di luar kelas.
Menurut Imron (2011:172) disiplin belajar bisa diartikan
suatu sikap yang taat dan patuh terhadap suatu peraturan yang
berlaku selama mengikuti proses belajar mengajar. Tanpa
adanya peraturan maka tidak akan tercapailah suatu
kedisiplinan, dengan adanya suatu peraturan akan melatih
seseorang untuk disiplin dalam segala hal, dan dengan sikap
yang selalu disiplin membuat seseorang berhasil dengan apa
yang seseorang tersebut impikan. Itulah sebabnya kedisiplinan
adalah modal utama suatu keberhasilan. Ali Imron (2011: 172)
menyatakan ada tiga macam kedisiplinan siswa dalam belajar.
Pertama, kedisiplinan belajar yang dibangun berdasarkan
konsep otoritarian. Konsep ini menyebutkan siswa di sekolah
dikatakan mempunyai kedisiplinan yang tinggi ketika siswa mau
duduk tenang dan memperhatikan penjelasan guru. Siswa
diharuskan mengiyakan saja terhadap apa yang dikehendaki
guru dan tidak boleh membantah sehingga siswa takut dan
terpaksa mengikuti apa yang diingini oleh guru. Kedua,
kedisiplinan belajar yang dibangun berdasarkan konsep
permissive. Siswa harus diberi kebebasan seluas-luasnya di
dalam kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah
dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada siswa sehingga
siswa bebas berbuat apa saja sepanjang hal tersebut menurut
32
32
mereka baik. Ketiga, kedisiplinan belajar yang dibangun
berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau
kebebasan yang bertanggung jawab. Maksudnya adalah
kedisiplinan yang memberikan kebebasan seluasluasnya
kepada peserta didik untuk berbuat apa saja, tetapi konsekuesi
dari perbuatan itu merupakan tanggung jawab siswa.
Tujuan disiplin belajar siswa disiplin belajar merupakan
karakter yang sangat penting dan perlu dibangun terutama bagi
peserta didik. Dengan adanya sikap tersebut, akan menjadikan
siswa belajar lebih maju, belajar lebih baik di sekolah, di rumah
dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin, maka seluruh guru
dan staf yang ada di sekolah memberikan contoh dan mamapu
bersikap disiplin dengan baik.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa disiplin belajar adalah tindakan yang menunjukan
perilaku yang berupa kesadaran diri untuk tertib dan patuh
dalam mengikuti peraturan yang berlaku dalam berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar disekolah.
2. Faktor- faktor yang mempengaruhi disiplin belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya disiplin belajar
yaitu, dapat berasal dari diri sendiri (faktor internal) dan dapat
berasal dari luar (faktor eksternal).
1. Faktor internal
a. Intelegensi
33
33
Menurut Slameto (2010:56) intelegensi adalah
kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan
untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi
yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif
mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.
Prabu (1986) dalam Djamarah (2011:190) mengatakan
dalam mottonya bahwa: “Didiklah anak sesuai taraf
umurnya. Pendidikan berhasil karena menyelami jiwa anak
didiknya.
b. Minat
Menurut Slameto (2015:57) minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya. Muhajir dalam
Prasetyono (2008:65) menyatakan bahwa minat adalah
kecenderungan efektif (perasaan, emosi) seseorang untuk
membentuk aktivitas. Dari sini dapat dilihat bahwa minat itu
melibatkan kondisi psikis (kejiwaan) seseorang.
c. Bakat
Hartono dalam Djamarah (2011:196) mengatakan
bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang
34
34
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau
latihan. Menurut Hilgard dalam Slameto (2015:57) bakat
atau aptitude adalah “The xapacity do Learn” dengan kata
lain bakat adalah kemampuan untuk belajar.
d. Motivasi
Nasution dalam Djamarah (2011:200) mengatakan
motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Menurut Bahri
(2011:200) motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk belajar.
2. Faktor eksternal
a. Faktor keluarga
Menurut Djamarah (2011:201) siswa yang belajar
akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang
tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini
mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor lingkungan
35
35
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh ini terjadi
karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin
belajar siswa adalah sebuah proses tingkah laku individu berupa
kesadaran diri untuk tertib dan patuh dalam mengikuti peraturan
yang berlaku dalam belajar secara sukarela sehingga menjadi
kebutuhan untuk dirinya sendiri, melalui interaksi dengan lingkungan
untuk mengasah ranah kognitif, afektif, psikomotorik melalui belajar.
Adapun faktor-fakto yang mempengaruhi disiplin belajar dibedakan
menjadi dua faktor internal yaitu intelegensi, minat, bakat, motivasi
sedangkan faktor eksternal yaitu faktor keluarga, sekolah dan
lingkungan.
B. Kerangka Berfikir
Full Day school adalah sekolah sepanjang hari yang dimulai pukul
06.45-15.00 dengan menggunakan sistem pembelajaran yang
memadukan dengan kurikulum sekolah umum dengan urukulum
madrasah ibtidaiyah dengan pendidikan islam reguler. Proses belajar
mengajar dalam suasana yang menyenangkan, belajar sambil bermain,
dan sekolah yang di dalamnya terdapat berbagai macam ekstrakulikuler.
Disiplin belajar adalah sebuah proses tingkah laku individu berupa
kesadaran diri untuk tertib dan patuh dalam mengikuti peraturan yang
berlaku dalam belajar secara suka rela sehingga menjadi kebutuhan
untuk dirinya sendiri, melalui interaksi dengan lingkungan untuk
36
36
mengasah ranah kognitif, afektif, psikomotorik melalui belajar. Siswa
adalah seseorang yang mengembangkan potensi dirinya dengan
bantuan pendidik melalui proses pemblajaran secara optimal. Dengan
sistem pembelajaran dan alokasi waktu yang berbeda dari sekolah pada
umumnya, maka diduga terdapat pengaruh kedisiplinan belajar dalam
sistem full day school.
37
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan SDIT Al-Furqon yang berada di jalan
Jend. Gatot Subroto No. 17, Slawi Kabupaten Tegal Jawa Tengah.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan februari sampai dengan
bulan Maret.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No
Jenis Penelitian
Bulan
Apr Mei Nov Des Jan Feb Mar Apr Juli Agst
1 Penetapan judul proposal
2 Konsultasi Bimbingan
3 Penyusuan Instrumen
4 Bimbingan Skripsi
4 Pengambilan Data
5 Pengelolaan Data
6 Analisis Data
7 Sidang Skripsi
38
38
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif,
dengan menggunakan metode study kasus (Case Study), menurut
Syaodih (2010:60) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif
bersifat induktif yang berarti peneliti membiarkan permasalahan-
permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk interpretasi.
Peneliti bermaksud untuk mencermati masalah tentang pengaruh sistem
full day school terhadap disiplin belajar siswa dan penanaman
kedisiplinan belajar di SDIT Al Furqon secara mendalam.
Kualitatif deskriptif tersebut adalah salah satu metode yang
digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian
pada suatu saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa lain
“Descripptive” yang berarti uraian. Menurut Mukhtar (2013:20) penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek penelitian pada
suatu periode tertentu. Penelitian kualitatif deskriptif berusaha
mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan
gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Menurut Moleong (2010:6) Penelitian kualitatif dilakukan guna
mendapatkan pemahaman tentang apa yang dialami ole peneliti yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang diamali oleh
39
39
subyek penelitian, misalkan: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,
secara holistic dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.
C. Desain Penelitian
Menurut Bungin (2013:69) berdasarkan pengalaman dalam
melakukan berbagai penelitian kualitatif, maka format desai penelitian
kualitatif terdiri dari tiga model, yaitu format deskriptif, format verifikatif,
dan format grounded theory. Format desain kualitatif deskriptif pada
umumnya dilakukan pada penelitian dalam bentuk studi kasus. Format
kualitatif deskriptif studi kasus tidak memiliki ciri seperti air (menyebar di
permukaan), tetapi memusatkan diri pada suatu unit tertentu dari
berbagai fenomena.
Dari ciri yang demikian memungkinkan studi ini dapat amat
mendalam dan demikian bahwa kedalam data yang menjadi
pertimbangan dalam penelitian model ini. Kualitatif deskriptif menganut
paham Fenomologis dan Postpositivisme. Ciri lain dari deskriptif kualitatif
studi kasus merupakan penelitian eksplorasi dan memainkan peranan
yang amat penting dalam menciptakan hipotesis atau pemahaman orang
tentang sebagai variabel sosial.
D. Subjek Data Penelitian
Arikunto (2005: 88) menyatakan bahwa subjek penelitian adalah
benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian yang
dipermasalahkan melekat. Subjek penelitian merupakan sesuatu yang
40
40
sangat penting kedudukannya di dalam sebuah penelitian. Oleh karena
itu, subjek harus ditata sebelum peneliti siap untuk mengumpulkan data.
Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wali kelas, dan empat
siswa kelas V SDIT Al Furqon Slawi serta orang tua siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan observasi, dokumentasi, wawancara, dan
triangulasi
1) Observasi
Nasution dalam Sugiyono (2016:226) menyatakan bahwa
observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data ini dikumpulkan dan
sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga
benda-benda yang sangat kecil (proton dan elekton) maupun yang
sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian tersebut
adalah observasi deskriptif , yang dilakukan oleh peneliti pada saat
memasuki situasi social tertentu sebagai obyek penelitian. Pada tahap
inipeneliti belum membawa masalah yang akan diteliti, maka peneliti
melakukan penjelajahan umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi
terhadap semua yang dilihat, didengar, dan, dirasakan. Semua data
direkam, oleh karena itu hasil dari observasi tersebut disimpulkan
dalam keadaan yang belum tertata. Observasi tahap ini sering disebut
41
41
sebagai grand tour observation. Dalam penelitian ini aktivitas siswa
yang akan diamati yaitu pengaruh Full Day School terhadap disiplin
belajar belajar. Penelitian tersebut adalah dengan observasi yang
dilakukan sebelum terjun langsung ke lapangan.
Tabel 3.2. Lembar observasi tentang disiplin belajar siswa SDIT Al
Furqon Slawi
No Indikator Aspek yang diamati
1. Ketepatan waktu
1. Masuk kelas selambat-lambatnya lima menit sebelum pelajaran dimulai.
2. Siswa melaksanakan sholat duha tepat pada waktunya.
3. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktunya.
Menaati peraturan
1. Menaati tata tertib yang ada di sekolah. 2. Tidak membolos saat pembelajaran berlangsung 3. Siswa absen hanya karena sakit atau ada
keperluan yang sangat penting atau mendadak. 4. Menggunakan seragam sesuai dengan peraturan.
3. Kewajiban siswa
1. taat pada peraturan sekolah. 2. mengikuti pembelajaran dikelas dengan baik. 3. menggunakan dan membawa peralatan sekolah untuk belajar.
4. Hak siswa 1. mengikuti pembelajaran selama tidak melanggar peraturan.
2. mendapat perlakuan yang sama antara siswa satu dengan yang lainya
Tabel 3.3
Lembar Observasi Tentang Disiplin Guru SDIT Al Furqon Slawi
No Indikator Aspek yang diamati
1. Ketepatan waktu
1. Hadir di sekolah 10 menit sebelum mengajar.
2. Mengikuti upacara bendera apabila mengajar jam pertama.
3. Apabila terlambat harus melapor pada guru piket.
2. Menaati peraturan
4. Mengikuti upacara bendera apabila mengajar jam pertama.
5. Memberikan tugas atau bahan pelajaran untuk siswa apabila
42
42
6. Menggunakan waktu tatap muka (minimal 5 menit) untuk pembinaan akhlak.
7. Menghindari hukuman fisik. 8. Memberikan sanksi kepada siswa yang
melanggar peraturan.
3. Kewajiban siswa
9. Memberikan tugas atau bahan pelajaran untuk siswa apabila berhalangan hadir.
10. Mempersiapkan alat dan bahan pelajaran secara teratur.
11. Mengkondisikan siswa saat akan belajar. 12. Memperhatikan kelas mengenai 9K 13. Tidak boleh menggunakan waktu istirahat
untuk ulangan atau kegiatan 14. Berseragam rapih 15. Menaati tata tertib guru
2) Wawancara
Sugiyono (2016:231) wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menentukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.
Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang
diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi.
Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara
semiterstruktur jenis wawancara tersebut sudah termasuk dalam
kategori in-dept interview, dimana dalam pelaksanaanya lebih bebas.
Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan
permasalahan secara lebih terbuka, dimana fihak yang diajak
wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Dalam melakukan
43
43
wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukakan oleh informan. Wawancara yaitu pengumpulan data
dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan maksud
memperoleh data yang akan dipertanggung jawabkan dalam penelitian
dan disajikan secara keseluruan.
Table 3.4 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Sekolah
No Aspek Indikator Pertanyaan
1.
Full Day School
Sitem Full Day School
1. Menurut bapak apa itu Full Day School?
2. Apakah sistem Full Day School yang ada di SDIT Al Furqon merupakan sistem dari pemerintah atau dari yayasan ?
Pelaksanaan Full Day School
3. Sejak kapan sistem Full Day School dilaksanakan di SDIT Al Furqon?
4. Bagaimana proses berjalannya sistem Full Day School di SDIT Al Furqon ?
5. Seberapa efektif pemberlakuan Full Day School bagi guru dan siswa?
Kendala pelaksanaan Full Day School
6. Apa yang menjadi penghambat berjalannya sistem Full Day School?
Disiplin siswa 7. Apakah selama ini sistem
Full Day School
mempengaruhi disiplin
belajar siswa
44
44
Table 3.5 Pedoman Wawancara Guru Kelas
No Indikator Pertanyaan
1.
Sistem Full Day School
1.Bagaimana menurut bapak tentang sistem Full Day School yang ada di SDIT Al Furqon ?
2.Apakah sistem Full Day School memberatkan guru ?
Disiplin Belajar siswa
1.Bagaimana cara bapak memaksimalkan pembelajaran dikelas?
2.Bagaimana menurut bapak tentang disiplin belajar siswa dengan adanya sistem Full Day School
8. Apa saja yang menjadi penghambat siswa
dalam melaksanakan pembelajaran dengan
sistem Full Day School menurut bapak?
9. Bagaimana cara bapak untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa ?
10. Adakah sanksi atau hukuman bagi
siswa yang tidak menaati tata tertib sekolah
? jika ada apa sanksinya?
Table 3.6 Pedoman Wawancara Siswa Kelas V SDIT Al Furqon Slawi
No Indikator Pertanyaan
1.
Ketepatan Waktu 1. Pukul berapa kamu berangkat ke sekolah
?
2. Pernahkah kamu terlambat masuk kelas ?
3. Pukul berapa kamu pulang sekolah ?
45
45
Menaati Peraturan
4. Apakah kamu tau di sekolah ada tata
tertib ?
5. Apasaja contohnya peraturan yang ada
ditata tertib yang kamu ketahui ?
6. Pernah atau tidak kamu melanggar tata
tertib ?
7. Apa yang kamu lakukan jika melihat
teman kamu melanggar tata tertib
disekolah ?
8. Apabila kamu melanggar peraturan
sekolah, hukuman apa yang diberikan
guru ?
9. Bagaimana cara kamu mengerjakan
tugas yang diberikan guru pada saat
pembelajaran dikelas ?
10. Setelah pembelajaran selesai apakah
kamu langsung pulang atau bermain dulu
bersama teman-teman.
Table 3.7 Pedoman Wawancara Guru Kelas
No. Pertanyaan
1. 1.Ibu orang tua dari siapa dan anaknya kelas berapa bu ? 2.Apa alasan ibu menyekolahkan anaknya di SDIT Al Furqon
Slawi ? 3. Bagaimana dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan
ibu? Apakah ibu tidak merasa keberatan? 4.Bagaimana tingkat disiplin belajar anak ibu setelah
bersekolah di SDIT Al Furqon dengan sistem full day school ini
5. Bagaimana menurut ibu tentang sistem full day school yang diterapkan di SDIT Al Furqon Slawi ?
46
46
3) Dokumentasi
Sugiyono (2016:240) menyatakan bahwa dokumentasi bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumentasl dari
seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar
hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya
karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Hasil penelitian dari observasi dan wawancara, akan lebikredibel/
dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa
kecil, sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi.
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui penanggalan
tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan
harian, kegiatan belajar dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang kegiatan siswa.
4) Triangulasi
Sugiyono (2016:241) dalam teknik pengumpulan data, triangulasi
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber
data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data
dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data
47
47
yang sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas
data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber
data. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi dengan metode dengan teknik pengumpulan data, yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Melalui teknik triangulasi
diharapkan akan lebih meningkatkan kekuatan data bila dibandingkan
dengan satu pendekatan.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kuaitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di
lapangan. Dalam hal ini Nasution dalam sugiyono (2016:245)
menyatakan “Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, sebelum terjun ke lapangan ,dan berlangsung terus sampai
penulisan hasil penelitian” Analisis data kualitatif menurut Sugiyono
(2016: 9) adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah
sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triagulasi (gabungan), analisi sdata bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
kualitatif lebih menekankan makna dan pada generaslisasi.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa langkah awal
dari analisis data adalah analisis data yang dimulai dengan melakukan
wawancara mendalam dengan informan, yaitu seseorang yang benar-
benar memahami dan mengetahui situasi obyek penelitian. Setelah
48
48
melakukan wawancara, analisis data dimulai dengan membuat transkrip
hasil wawancara, dengan cara memutar kembali rekaman hasil
wawancara, mendengarkan dengan seksama, kemudian menuliskan
kata-kata yang didengar sesuai dengan apa yang ada direkaman
tersebut. Setelah peneliti menulis hasil wawancara tersebut kedalam
transkrip, selanjutnya peneliti harus membaca secara cermat untuk
kemudian dilakukan reduksi data. Peneliti membuat reduksi data dengan
cara membuat abstraksi, yaitu mengambil dan mencatat informasi-
informasi yang bermanfaat sesuai dengan konteks penelitian atau
mengabaikan kata- kata yang tidak perlu sehingga didapatkan inti
kalimatnya saja, tetapi bahasanya sesuai dengan bahasa informan.
Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data dalam penelitian ini
adalah:
a) Reduksi Data
Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari
suatu data yang berasal dari lapangan, sehingga data yang telah
direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil
pengamatan. Dalam proses reduksi data ini, peneliti dapat melakukan
pilihan-pilihan terhadap data yang hendak dikode, mana yang
dibuang, mana yang merupakan ringkasan, cerita-cerita apa yang
sedang berkembang. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
49
49
tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa
sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi
b) Display Data
Display data merupakan proses menampilkan data secara
sederhana dalam bentuk kata-kata, kalimat naratif, table, matrik dan
grafik dengan maksud agar data yang telah dikumpulkan dikuasai oleh
peneliti sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan yang tepat.
c) Verifikasi dan Simpulan
Sejak awal pengumpulan data peneliti harus membuat simpulan
sementara. Dalam tahap akhir, simpulan-simpulan tersebut harus
dicek kembali (diverifikasi) pada catatan yang telah dibuat oleh peneliti
dan selanjutnya kearah simpulan yang mantap. Penarikan simpulan
bisa jadi diawali dengan simpulan tentative yang masih perlu
disempurnakan. Setelah data masuk terus menerus dianalisis dan
diverifikasi tentang kebenarannya, akhirnya didapat simpulan akhir
lebih bermakna dan lebih jelas. Simpulan adalah intisari dari temuan
penelitian yang menggambarkan pendapat-pendapat terakhir yang
berdasarkan pada uraian-uraian sebelumnya. Simpulan akhir yang
dibuat harus relevan dengan fokus penelitian, tujuan penelitian dan
temuan penelitian yang sudah dilakukan pembahasan.
50
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SDIT Al Furqon yang berada di jalan
Jend. Gatot Subroto No. 17, Slawi Kabupaten Tegal Jawa Tengah. SDIT
Al Furqon termasuk sekolah rintisan karena baru berdiri tahun 2011
jumlah siswa saat ini adalah 334 dengan jumlah rombongan 13 kelas
dan baru meluluskan dua angkatan, sedangkan jumlah guru 18 orang.
Dari dua angkatan ini dengan kurikulum yang yayasan terapkan, lulusan
pertama untuk tingkat kecamatan slawi SDIT Al Furqon mendapatkan
peringkat empat. Setelah mendapatkan peringkat empat ini SDIT Al
Furqon mendapat pengakuan baik dari pemerintah dan masyarakat,
pihak sekolah terus memperbaiki sehingga lulusan ke dua mendapatkan
peringkat dua.
Sekolah ini menerapkan sistem full day school yang dikelola oleh
yayasan bukan berarti berbeda dengan sekolah yang dibawah naungan
pemerintah tetapi pihak sekolah melengkapi konsep yang diberikan oleh
pemerintah yang diberlakukan secara umum dengan sistem full day
school. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah kepala sekolah, guru
kelas V, empat siswa kelas V dua siswa dan kelas VI dua siswa, serta
orang tua siswa.
B. Hasil Analisis Data
1. Lingkungan SDIT Al Furqon
51
51
Pada saat peneliti melakukan observasi di lingkungan sekolah,
sekolah ini didirikan oleh yayasan Al Furqon Slawi, didirikan pada
tahun 2011 dan mempunyai gedung yang sampai saat ini sudah
termasuk bagus dan layak sekali untuk pembelajaran walaupun
masih dikatakan sekolah rintisan karena baru meluluskan dua
angkatan. Peneliti merasakan suasana keagamaan yang kental
karena semua siswa dan guru perempuan menggunakan jilbab dan
pakaian islami sedangkan siswa dan guru laki-laki menggunakan
pakaian sopan. Sekolah ini dekat dengan TK Al Furqon dan masjid Al
Furqon sehingga menambah suasana menjadi lebih ramai tetapi tidak
mengurangi suasana keagamaan di lingkungan sekolah. Memiliki
lahan yang luas membuat sekolah ini terlihat sangat cocok untuk
melakukan kegiatan outdor seperti olahraga dan kegiatan lainya ,
sehingga membuat siswa merasa bebas melaksanakan olahraga
karena lahan yang luas dan rindang karena banyak pohon. Sekolah
ini juga masih dekat dengan lahan persawahan yang berada
dibelakang sekolah. Dengan lahan yang luas tidak berarti pihak
sekolah lengah akan kebersihan dibuktikan dengan hasil observasi
yang peneliti lakukan “setiap hari peneliti melihat ada tukang kebun
yang membersihkan halaman sekolah pada pagi hari seperti
menyapu, mengepel ruang guru dan menyiram tanaman yang ada di
lingkungan sekolah, sedangkan pada kelas-kelas, siswa melakukan
piket kelas sesuai jadwal piket yang sudah ditentukan. Disediakanya
tempat sampah organik dan anorganik di setiap depan kelas
52
52
membuat siswa selalu membuang sampah pada tempatnya dan
dapat membedakan jenis-jenis sampah”.
Gambar 4.1 Gedung SDIT Al Furqon Slawi
Lingkungan SDIT Al Furqon terlihat bersih dan sejuk karena
hampir tidak ada sampah berserakan terbukti karena disediakanya
tempat sampah didepan kelas masing-masing. Selain disediakan
tempat sampah sekolah ini disetiap jalan untuk menuju kelas terdapat
kata-kata motivasi sebagai pengingat, dan siswa akan termotivasi
setelah membacanya serta tetap menjalankan kedisiplinan, tetapi
sangat disayangkan sekolah ini berada di dekat jalan raya sehingga
sedikit mengganggu pembelajaran tetapi hanya jika ada kendaraan
bermuatan besar seperti truk, tronton, bus dll. Untuk keamanan
disekolah ini sangat aman karena ada dua satpam yang menjaga
didepan agar siswa juga tidak bermain hingga ke jalan raya.
Gambar 4.2
53
53
Lorong kelas-kelas siswa yang diisi dengan kata-kata motivasi
Gambar 4.3 Halaman SDIT Al furqon dilihat dari atas
2. Sistem Full Day School SDIT Al Furqon
Sekolah ini didirikan tahun 2011 dan masih dapat dikatakan
sekolah rintisan karena baru meluluskan dua angkatan. Sekolah ini
memiliki sistem pembelajaran yaitu full day school yang dikelola oleh
yayasan Al Furqon, bukan berarti sekolah ini berbeda dengan
sekolah lain akan tetapi, pihak sekolah melengkapi sistem full day
school yang diberikan pemerintah dengan menambahkan jam
madrasah atau dapat disebut juga dengan TPQ (Taman Pendidikan
AlQur’an) untuk kelas satu, dua, tiga. Sedangkan kelas empat, lima,
54
54
enam yaitu Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA). Hal tersebut
didukung oleh hasil wawancara dengan kepala sekolah, yaitu sebagai
berikut:
“Sistem full day school di SDIT Al Furqon ini adalah kebijakan
dari yayasan, bukan berbeda dengan sekolah lain tetapi lebih
memaksimalkan sistem full day school yang diberikan oleh
pemerintah dan kami memadukan antara kurikulum 2013 dengan
kurikulum JSIT”. Lihat lampiran 4. Hal 106
Selain wawancara dengan kepala sekolah hal ini di buktikan
pula dengan hasil wawancara wali kelas V, berikut hasil
wawancaranya:
“Ya, FDS atau Full Day School yang ada di SDIT Al Furqon itu,
dimana yang namanya kurikulum kita memadukan dua kurikulum
yang pertama kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang secara umum
mata pelajaranya adalah yang diterapkan di dinas, kemudian kita
padukan dengan kurikulum JSIT sehingga nanti bobot jam pelajaran
setiap harinya bertambah, karena pembelajaran Full Day School
berbeda dengan SD negri pada umumnya karena SDIT Al Furqon itu
pembelajaran dari pagi hingga sore bahkan untuk kelas lima dan
enam mengikuti kegiatan Boarding School yang intinya adalah untuk
menyiapkan anak-anak untuk ujian nasional dan juga menyiapkan
anak-anak mengikuti ajang lomba akademik maupun non akademik
sekecamatan Slawi. Jadi sistemnya itu memadukan atau
55
55
mengintrogasikan antara kurikulum dinas dengan kurikulum JSIT
yang berkembang.” Lihat di lampiran 4, Hal 111
Sistem full day school di sekolah ini sama dengan full day
school pada umumnya yaitu masuk pukul 07.15-15.15, bahkan di
sekolah ini terdapat program Boarding School yang dilakukan oleh
kelas 6 yang bertujuan untuk mempersiapkan ujian nasional, setelah
siswa mengikuti semua kegiatan tersebut siswa akan mendapatkan
bebrapa ijazah atau sertifikat disamping ijazah seperti SD Negeri
yang lainnya. Dengan adanya kegiatan pendidikan agama setelah
pendidikan reguler biasanya siswa akan memiliki ilmu umum dan ilmu
agama. Hambatan dari sistem full day school ini adalah sarana dan
prasarana yang belum lengkap tetapi sedang dalam proses
melengkapi sarana dan prasarana yang masih dianggap belum ada
tetapi sangat dibutuhkan.
Sistem full day school di SDIT Al Furqon ini pembelajaranya
dimulai pukul 07.30 tetapi siswa masuk pukul 07.15 untuk
melaksanakan jam nol, untuk kelas rendah jam nolnya muroja’ah
yaitu menghafal surat-surat pendek, untuk kelas empat dan lima
english club dan arabic club yaitu “one day two vocabe”. Dan untuk
kelas 6 yaitu tambahan mata pelajaran untuk mempersiapkan ujian
nasional. Sistem ini sudah terbukti baik karena dari dua lulusan yang
sudah lulus dalam ujian nasional angkatan pertama mendapatkan
peringkat ke empat sekecamatan Slawi, dan angkatan ke dua naik
menjadi peringkat ke dua sekecamatan Slawi, sehingga walaupun
56
56
masih dikatakan sekolah rintisan mutu pendidikanya tidak kalah
dengan sekolah-sekolah lainnya. Untuk disiplin belajar dengan
adanya sistem ini menurut pihak sekolah mengalami peningkatan
secara individual, perihal tersebut didukung oleh hasil wawancara
dengan wali kelas V, yaitu sebagai berikut:
“Sebagai guru kita memang harus dituntut tanggung jawabnya
sebelum kita melaksanakan pembelajaran dikelas, dan ada beberapa
metode, beberapa administrasi yang harus diajarkan kepada siswa,
artinya untuk memaksimalkan pembelajaran dikelas kami terlebih
dahulu menyiapkan administrasi, diantaranya RPP, silabus, promes,
prota, dan yang paling penting adalah itu metode pembelajaran yang
disiapkan dengan SK, KD yang ada sehingga potensi anak yang dari
latar belakang berbeda bisa kita maksimalkan dengan mencari
metode yang sejalan, metode yang selaras dengan kebutuhan anak
masing-masing. Adapun untuk memaksimalkan pembelajaran kami
sebelum KBM istilah kami ada jam nol diantaranya untuk menggugah
minat belajar siswa dari pagi hingga sore, kemudian untuk siswa
rendah ada literasi seperti murojaah, mengulang hafalan surat-surat
pendek, dan doa-doa yang sudah diajarkan. Untuk kelas empat dan
lima diadakan English Club dan Arabic Club yang mana anak-anak
setiap hari diajarkan, dimana istilah kami “one day two vocabe” satu
hari dua kata atau dua mufrodat untuk bahasa arab dan untuk kelas
enam jam nol untuk persiapan ujian nasional sehingga dengan
seperti itu seorang guru dapat melihat potensi anak dalam
57
57
memaksimalkan pembelajaran yang ada dikelas”. Lihat dilampiran
4,hal 112
3. Disiplin Belajar Siswa
Pembelajaran di SDIT Al Furqon dimulai pukul 07.30 hingga
pukul 15.15 tetapi siswa melakukan jam nol mulai pukul 07.15.
pembelajaran dimulai pukul 07.30 dikarenakan jangkauan wilayah
rumah siswa siswi yang bersekolah di sini dari berbagai wilayah yang
berbeda kecamatan, seperti kecamatan margasari yang kurang lebih
jaraknya ada 10 km untuk sampai ke sekolah, kecamatan balapulang,
kecamatan lebaksiu, dan paling jauh kecamatan jatibarang, yang
tidak dekat dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai
ke sekolah. Dengan adanya jam nol yang termasuk tidak wajib untuk
kelas satu sampai lima tetapi tidak membuat siswa melalaikanya
malah membuat siswa lebih semangat untuk mengikutinya dan anak
menjadi lebih disiplin. Pembelajaran di sekolah ini yaitu dimulai pukul
07.15 yaitu dilaksanakan 15 menit untuk literasi untuk kelas satu
sampai lima dan jam nol setelah itu dilanjut dua jam pembelajaran,
setelah itu sholat duha berjamaah, pembelajaran jam ke tiga hingga
sholat zuhur, makan siang bersama yang sudah disediakan sekolah,
setelah itu dilanjutkan pembelajaran agama sesuai dengan kurikulum
JSIT hingga pukul 15.30. hal tersebut didukung oleh hasil wawancara
dengan wali kelas V, yaitu sebagai berikut:
“Dengan adanya sistem FDS memang pembelajaran itu
dimulai agak siang karena jumlah siswa kita rata-rata bukan hanya
58
58
dari kecamatan slawi, areanya dari kecamatan margasari,
balapulang, dukuhwaru sampai jatibarang, adiwerna. sehingga kita
memulainya itu pukul 07.30 namun tetap anak diusahakan jam 07.15
sudah sampai disekolah diantaranya untuk literasi yaitu untuk kelas
rendah muroja’ah kelas empat dan lima english club dan arabic club
serta jam nol untuk kelas enam untuk mempersiapkan ujian nasional,
artinya dengan adanya sistem FDS di SDIT Al Furqon ini tentunya
anak itu memiliki disiplin belajar yang cukup karena mereka sudah
disiapkan waktunya sedemikian rupa dan dengan adanya tata tertib
anak semakin disiplin dalam belajar, dan dengan ada jadwal
pelajaran anak dapat mengatur waktunya dengan baik”. Dapat dilihat
pada lampir 4, hal 113
Gambar 4.4 Kegiatan Sholat Duha di Masjid Al Furqon
SDIT Al Furqon mempunyai tata tertib untuk siswa yang harus
ditaati, jika siswa melanggar tata tertib akan dikenakan sanksi atau
hukuman yaitu sanksi yang mendidik contohnya jika tidak mengikuti
jam nol siswa harus memfotocopy atau menghafal apa yang menjadi
59
59
materi pada saat siswa itu tidak mengikuti jam nol tersebut. Tidak
hanya tata tertib siswa yang ada di sekolah ini tetapi, ada pula tata
tertib untuk guru yang sama halnya dengan siswa jika melanggar
akan dikenakan sanksi, diadakannya tata tertib untuk guru agar guru
dapat memberikan contoh perilaku taat kepada peraturan tata tertib,
dan memberikan contoh yang baik agar dapat dicontoh oleh semua
siswa, karena lebih banyak siswa akan melihat gurunya terlebih
dahulu untuk melakukan sesuatu. Jika gurunya saja tidak taat pada
peraturan pasti siswanya akan mengikutinya. Hal ini di dukung
dengan wawancara wali kelas V, yaitu sebagai berikut:
“Alhamdulillah kita mengeluarkan aturan yang tidak hanya
untuk siswa saja tetapi untuk seorang guru, jadi ada tata tertib untuk
guru dan tata tertib untuk siswa, tata tertib siswa sudah dipasang di
setiap kelas dan tata tertib guru ada diruang guru”, dapat dilihat pada
lampiran 4, hal 115
Disiplin belajar siswa meningkat dengan adanya sistem
pembelajaran full day school selain didukung dengan sistem ini
didukung dengan perilaku guru yang mencontohkan hal-hal yang baik
dan patut untuk dicontoh. Dengan adanya tata tertib pasti ada sanksi
atau hukuman untuk setiap siswa yang melanggar, hukuman tersebut
berupa hukuman yang mendidik. Hal ini dibuktikan dengan hasil
wawancara dengan wali kelas dan siswa kelas V, sebagai berikut:
“sanksi itu sesuai dengan kriteria pelanggaran yang dilakukan
misalnya untuk sanksi yang ringan biasanya anak cukup ditegur,
60
60
dinasehati, kemudian ada sanksi yang berat kita perluyang namanya
home visit yaitu kita mendatangi rumah orang tua santri barangkali
masalah itu muncul dari keluarga agar kami lebih intens dan tertuju
dalam menghadapi masalah yang ada, artinya tidak sepihak hanya
seorang guru yang dapat menyelesaikan masalah tetapi kami juga
ingin bekerja sama dengan wali murid karena mendidik anak harus
ada introgasi antara guru dan wali murid”, dilihat pada lampiran 4, hal
116
Wawancara dengan siswa, sebagai berikut:
“Kalo murid tidak membawa buku maka akan dihukum,
dihukumnya itu tidak menggunakan fisik tetapi dihukum secara
mendidik, agar mereka sadar”, dilihat pada lampiran 4, hal 117
Siswa tidak hanya melakukan disiplin semata-mata hanya di
sekolah karena ada tata tertib, tetapi sikap disiplin terbawa hingga
diluar lingkungan sekolah yaitu ketika dirumah siswa menjadi lebih
rajin sholat, membantu pekerjaan orang tua, dan melakukan hal-hal
sosial lainya. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara orang tua
siswa, yaitu sebagai berikut:
“Alhamdulillah anak saya sekarang sudah dapat mengkontrol
waktunya sendiri seperti kapan dia harus belajar, harus sholat,
bermain dengan temanya, dan kapan ia harus membantu orang
tuanya. Ya.. walaupun terkadang ya mbak anak-anak mah masih
suka lupa sama yang harus dia kerjakan”, dapat dilihat pada lampiran
4, hal 128
61
61
C. Interprestasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui
obeservasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai pengaruh full day
school terhadap disiplin belajar siswa pada tanggal 26 Agustus 2018
dengan melakukan catatan lapangan yaitu sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran sitem full day school
Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Furqon Slawi menerapkan
perencanaan yang matang dalam pembelajaran yang salah satu
tujuannya adalah untuk membentuk perilaku yang disiplin.
Berdasarkan hasil observasi bahwa program yang ada dalam sistem
full day school, yaitu didasarkan oleh visi dan misi sekolah. Dimana
visi sekolah yaitu terbentuknya generasi yang berakhlakul karimah,
berkualitas, unggul dalam IPTEK dan cinta akan kelestarian
lingkungan hidup, sedangkan salah satu misinya dari lima poin yaitu
membangun watak dan kepribadian peserta didik yang cerdas
intelektual, spiritual, dan emosional. Hal itu sesuai dengan penuturan
Kepala Sekolah bahwa dalam sistem full day school, sekolah
mengembangkan disiplin belajar siswa sesuai dengan visi dan misi
sekolah, dan tujuannya.
Berdasarkan pengamatan dan analisis dokumen bahwa untuk
mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan sekolah sebelumnya,
ada beberapa perencanaan program dalam pengembangan
pembelajaran disekolah yaitu (1) penyusunan kalender akademik, (2)
pengondisian, (3) prota dan promes, (4) mengembangkan silabus dan
62
62
RPP, dan (5) metode pembelajaran, (6) pengintegrasian
pengembangan karakter dalam kurikulum yang didalamnya terdapat
karakter disiplin belajar siswa.
1) Penyusunan Kalender Akademik
Kalender akademik disusun oleh sekolah diawal semester
sebelum tahun ajaran baru dimulai, yang berpedoman dan
mengikuti kalender pendidikan nasional pada setiap tahun ajaran.
Kalender akademik berisi pengaturan waktu sebagai acuan
kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun ajaran sehingga
terlihat jumlah minggu efektif, hari efektif dan perkiraan libur. Hal
itu mempermudah dalam penyusunan program-program sekolah
termasuk program pengembangan karakter mingguan, bulanan,
dan program tahunan.
2) Pengondisian Lingkungan Sekolah
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa pengondisian yang
dilakukan sekolah yaitu menciptakan kondisi sekolah yang kondusif
dengan menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Ada
pun sarana dan prasarana yang ada dan disediakan sekolah yaitu
sebagai berikut.
a. Menyediakan masjid untuk tempat melaksanakan ibadah rangka
meningkatkan karakter religius, jujur dan disiplin.
b. Menyediakan toilet yang bersih dan banyak dalam rangka
meningkatkan disiplin menjaga kebersihan.
63
63
c. Menyediakan poster kata-kata bijak yang dipajang di gantung
disetiap atas lorong untukmberjalan di depan kelas dan di dalam
kelas dalam rangka meningkatkan gemar membaca.
d. Menyediakan sarana infak di ruang kepala sekolah dan di setiap
kelas dalam rangka meningkatkan kepedulian pada sosial.
e. Menyediakan tempat pembuangan sampah yang memenuhi
standar dalam rangka meningkatkan disiplin peduli lingkungan
dan tanggung jawab.
f. Menyediakan tata tertib disekolah dalam rangka meningkatkan
disiplin belajar siswa dan bertanggung jawab.
g. Menyediakan perpustakaan sekolah yang nyaman dan
perpustakaan kelas dalam rangka meningkatkan gemar
membaca siswa.
Kepala sekolah mengatakan bahwa sarana dan prasarana
sudah dipersiapkan untuk mendukung peningkatan disiplin belajar
siswa, diantaranya tempat wudhu, kamar mandi yang dipisahkan
antara anak laki-laki dan perempuan, masjid, CCTV untuk
memantau kegiatan siswa, serta penyediaan tempat sampah di
setiap ruang kelas dan setiap sudut, Selain itu untuk mendukung
semua kegiatan yang ada di sekolah dalam rangka meningkatkan
disiplin belajar siswa diberlakukanya peraturan sekolah yaitu tata
tertib guru, tata tertib siswa, tata tertib perpustakaan.
3) Mengembangkan Silabus dan RPP
64
64
Silabus dan RPP disusun oleh sekolah di awal tahun ajaran baru
untuk program dalam satu semester. Silabus dan RPP yang
dikembangkan oleh sekolah disusun oleh setiap guru yaitu guru kelas
maupun guru bidang studi dan menjadi pegangan bagi setiap guru
dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan
lapangan untuk setiap Kompetensi Dasar. Berdasarkan analisis
dokumen yang ada bahwa di dalam silabus tersusun atas SK, KD,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Sedangkan RPP tersebut
tersusun atas SK, KD, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber belajar,
dan penilaian. Selain itu juga sudah tertuang nilai disiplin apa yang
hendak dikembangkan pada siswa setelah mengikuti pembelajaran
tersebut.
4) Pengintegrasian Pengembangan Karakter dalam Kurikulum
Berdasarkan hasil observasi dan analisis dokumen bahwa
kurikulum sekolah mengacu pada kurikulum nasional yang diperkaya
dengan kurikulum Depag dan kurikulum JSIT. Kurikulum senantiasa
disesuaikan dengan kalender akademik dan perkembangan dalam
dunia pendidikan tanpa mengubah patokan-patokan yang menjadi pilar
utama dan ciri khasnya. Selain proses pelaksanaan pembelajaran
secara langsung dalam pengajaran di kelas, dihantarkan pula
penanaman dasardasar nilai keislaman kepada siswa yang
dikembangkan oleh seluruh komponen yang ada di lingkungan sekolah.
65
65
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa peningkatan disiplin
belajar siswa dapat dilihat dari pengembangan karakter siswa yang ada
di SDIT Al Furqon Slawi. Berikut adalah tabel pengembangan karakter
dari mata pelajaran.
Tabel 4.1
Pengembangan karakter dari mata pelajaran
Mata Pelajaran Nilai Karakter
Pendidikan Agama Islam
Religius, jujur, santun, disiplin, bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin tahu, percaya diri, menghargai keberagaman, kerja keras, peduli
Tahsin Religius, tanggung jawab, mandiri, jujur
Tahfizul Quran Religius, kerja keras, tanggung jawab, mandiri, jujur
Hadist Religius, kerja keras, tanggung jawab
PKN Nasionalis, patuh pada aturan sosial, demokratis, jujur, menghargai keberagaman, sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain, disiplin waktu.
Bahasa Indonesia Berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab, ingin tahu, santun, nasionalis Berpikir logis, kritis, jujur, kerja keras, ingin tahu, mandiri, percaya diri
IPA Rasa ingin tahu, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya hidup sehat, percaya diri, menghargai keberagaman, disiplin.
IPS
Nasionalis, menghargai keberagaman, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, peduli sosial dan lingkungan, jujur, kerja keras.
SBK Kreatif, disiplin
Penjaskes Disiplin
Bahasa Arab Religius, rasa ingin tahu
Bahasa Inggris Rasa ingin tahu
TIK Rasa ingin tahu, mandiri, disiplin, kreatif
66
66
Aktifitas belajar yang menerapkan sistem full day school di SDIT
Al Furqon Slawi berlaku untuk semua kelas dari kelas I hingga kelas VI.
Pelaksanaan program full day school dalam mengembangkan karakter
terutama disiplin belajar siswa yaitu melalui:
1. Kerjasama Seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan
Setiap warga sekolah (guru dan tenaga kependidikan) ikut
berpartisipasi aktif dalam melaksanakan peningkatan disiplin di
lingkungan sekolah yaitu mengawasi dan mengontrol tentang disiplin
belajar siswa disamping mereka juga harus memberikan contoh
teladan dalam kehidupan keseharian di lingkungan sekolah maupun di
luar lingkungan sekolah. Untuk di dalam kelas melibatkan semua
ustadz/ustazah yang mengajar sedangkan ketika berada di luar kelas
dan lingkungan sekolah melibatkan kepala sekolah, seluruh
ustadz/ustazah, laboran, pustakawan, satpam, cleaning service dan
petugas catering sekolah. Setiap warga sekolah mempunyai peran
masing-masing dan persepsi yang sama dalam mendukung
keterlaksanaan pengembangan karakter siswa. Kepala sekolah
mengatakan bahwa setiap minggu yaitu hari Sabtu setelah siswa
pulang, diadakan pertemuan yang diikuti oleh seluruh ustadz/ustazah
yang dipimpin kepala sekolah kecuali apabila kepala sekolah
berhalangan untuk hadir maka diwakilkan oleh waka bidang kurikulum
atau kesiswaan. Dalam pertemuan itu dalam rangka mengontrol
67
67
pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah termasuk tentang
disiplin belajar siswa.
Keterlibatan tenaga kependidikan lainnya dalam mengawasi
dan mengontrol tentang disiplin belajar siswa, diantaranya satpam
mengawasi siswa yang datang terlambat; cleaning service menegur
siswa yang kurang disiplin ketika berada di wc; petugas catering
sekolah mengajarkan siswa untuk budaya antri ketika mengambil
snack sekolah.
2. Membangun Komunikasi dan Kerja Sama dengan Orang Tua Siswa
Untuk mendukung keberhasilan disiplin terhadap siswa, pihak
sekolah melakukan pengawasan yang ketat terhadap siswa dan
bekerja sama dengan orang tua siswa. Bentuk kerjasama tersebut
mulai dari orang tua siswa menjemput siswa di halaman sekolah untuk
menghindari kejadian yang tidak diinginkan pada siswa ketika selesai
belajar di sekolah karena setelah pulang sekolah pengawasan secara
langsung tidak dapat dilakukan lagi oleh guru. Selain waktu belajar
siswa lebih banyak di rumah dibandingkan di sekolah sehingga pihak
sekolah memberikan pengarahan kepada orang tua siswa untuk ikut
terlibat memberikan pengawasan terhadap disiplin belajar siswa ketika
berada di rumah. Contohnyaketika siswa melanggar tata tertib sekolah
yang sudah dalam jangkauan pelanggaran berat seperti membolos
makan pihak sekolah akan melakukan home visit ke rumah orang tua
siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib.
3. Menjalin Hubungan Harmonis antara Guru dan Siswa
68
68
Hubungan interaksi antara ustadz/ustazah dan siswa begitu
harmonis. Ini nampak dari sikap ustadz/ustazah terhadap siswa pada
waktu mengajar dapat menarik perhatian siswa melalui model dan
metode pembelajaran yang menyenangkan serta tidak menggunakan
kata-kata yang kurang baik terhadap siswa. Sekolah mempunyai
ruang guru, tetapi terkadang pada waktu jam istirahat ustadz/ustazah
tetap berada di kelas untuk mengawasi dan mengontrol aktivitas siswa
seperti makan siang, sholat, dan cara bermain sesama siswa.
Pengawasan mudah dilakukan oleh ustadz/ustazah karena satu kelas
siswa hanya ada paling banyak 25 siswa. Perlakuan ustadz/ustazah
yang lemah lembut, bersikap terbuka, toleran dan simpati terhadap
siswa membuat siswa merasa nyaman dan tidak canggung kepada
ustadz/ustazahnya, misalnya: siswa sangat kritis dan tidak malu untuk
bertanya apabila materi pembelajaran belum siswa pahami; siswa
tidak malu untuk sharing dengan ustadz/ustazah apabila ada keluh
kesah yang dialami siswa. Hal itu sesuai yang diungkapkan oleh wali
kelas VB bahwa semua ustadz/ustazah tetap mengawasi siswa ketika
jam istirahat, mulai makan bersama dan shalat berjamaah sehingga
dengan rutinitas yang selalu dilakukan bersamasama menjadikan
hubungan dengan siswa sangat dekat
2. Bentuk Pelanggaran disiplin Belajar Di Kelas
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan
pada siswa SDIT Al Furqon Slawi sebelum dilaksanakan penelitian,
terdapat beberapa permasalahan mengenai kedisiplinan.
69
69
Permasalahan tersebut antara lain: (1) siswa datang terlambat, (2)
tidak membawa buku pelajaran dan alat sekolah, (3) tidak
menyelesaikan tugas tepat waktu, (4) tidak memperhatikan pelajaran.
Tetapi yang melanggar peraturan ini hanya sebagian kecil siswa yang
ada.
Berdasarkan data tersebut di atas, peneliti mengumpulkan data
yang berkaitan dengan kedisiplinan belajar siswa. Peneliti melihat
kedisiplinan belajar siswa dalam enam aspek kedisiplinan belajar yang
tercantum dalam tata tertib sekolah. Keenam aspek yang dimaksud
yaitu masuk sekolah, kewajiban siswa selama mengikuti pelajaran,
larangan siswa selama mengikuti pelajaran, cara berpakaian/seragam,
hak sebagai siswa, dan les privat. Berdasarkan keenam aspek
tersebut, terjadi pelanggaran kedisiplinan belajar pada tiga aspek.
Pertama, aspek kewajiban siswa selama mengikuti pelajaran. Aspek
ini meliputi taat kepada guru, memperhatikan saat pelajaran,
membawa perlengkapan sekolah, tidak membuat suara gaduh. Dari
observasi yang saya lakukan sebagian besar siswa sudah mematuhi
aturan yang berlaku di kelas tetapi masih ada beberapa siswa yang
masih melanggar aturan yang diberlakukan. Pelanggaran yang
dilakukan ialah siswa tidak memperhatikan saat pelajaran
berlangsung.
Kedua, larangan siswa selama mengikuti pelajaran. Aspek ini
meliputi keluar masuk kelas saat pelajaran berlangsung, mengganggu
siswa lain, membaca materi dari mata pelajaran lain, dan mencontek
70
70
pada saat test pelajaran. Pada aspek ini, sebagian besar siswa sudah
mengikuti aturan yang berlaku. Namun demikian, masih ada beberapa
siswa yang melanggar larangan yang diterapkan selama pelajaran
berlangsung antara lain siswa keluar tanpa ijin untuk ke kamar mandi.
Ketiga, cara berpakaian/seragam. Aspek ini meliputi menggunakan
seragam sekolah lengkap, pakaian olahraga sesuai dengan
ketentuan, panjang rok di bawah lutut. Selama berada di sekolah, tata
cara berpakaian siswa termasuk mengikuti peraturan yang diterapkan
di sekolah. Hampir semua siswa, mematuhi aturan yang berlaku.
Berdasarkan uraian di atas diketahui terjadi beberapa
pelanggaran. Pelangaran tersebut antara lain; tidak memperhatikan
saat pelajaran berlangsung, membuat suara gaduh, keluar masuk
kelas tanpa ijin, mengganggu siswa lain, berjalan-jalan saat pelajaran
berlangsung, membaca materiyang tidak sesuai dengan pelajaran
yang sedang berlangsung, memakai jilbab selain warna putih,
menggunakan sepatu selain warna hitam, dan melepas sepatu saat
pelajaran berlangsung, dengan adanya berbagai macam karakter
anak, guru dikelas mencoba untuk membuat siswa tetap tertib dalam
melaksanakan pembelajaran dengan cara menegur siswa yang tidak
memperhatikan pembelajaran dan pelanggaran yang lainya di kelas,
dan selalu memberikan contoh yang baik agar siswa dapat mencontoh
perilaku yang positif dari seorang guru.
3. Upaya Penanaman Disiplin Belajar Siswa
71
71
Upaya penanaman disiplin belajar siswa ini dengan
memberikan keteladanan kepada siswa oleh guru dengan selalu hadir
5 menit sebelum mengajar. Guru juga mempersiapkan alat dan bahan
pelajaran secara teratur sehingga proses belajar mengajar dapat
berjalan lancar. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar
untuk jam pertama, guru selalu menanyakan apakah sudah berdoa
atau belum, sebagai bentuk pengajaran akhlak kepada siswa. Guru
juga menanyakan tentang kesiapan siswa dalam memulai aktivitas
belajar. Selain itu, guru juga memberikan contoh membuang sampah,
dan membersihkan papan tulis.
Adanya peraturan kelas menjadi usaha untuk menciptakan
kedisiplinan belajar di kelas V. Peraturan kelas tersebut berisi tata
tertib yang wajib ditaati siswa selama berada di dalam kelas. Tata
tertib tersebut yaitu:
A. Tata tertib Umum:
1) Siswa datang di sekolah 15 menit lebih awal untuk literasi.
2) Siswa berpakaian bersih, rapi, sopan sesuai jadwal.
3) Siswa mengikuti semua kegiatan yang dilaksanakan di sekolah.
4) Siswa selalu berbicara yang sopan.
5) Siswa selalu menjalin kerukunan dengan siapapun.
6) Siswa wajib mengerjakan tugas yang diberikan.
B. Tata Tertib Khusus:
1) Membawa buku untuk pembelajaran sesuai jadwal.
2) Tidak membuang sampah sembarangan..
72
72
3) Duduk di kursi yang ditentukan.
4) Tidak diperkenankan berjalan-jalan.
5) Tidak ramai (berbicara diluar hal sekolah).
6) Mengikuti sholat duha.
7) Tidak mengganggu teman.
8) Tidak makan saat jam pembelajaran.
9) Tidak membawa mainan (bermain).
10) Siswa yang melanggar tata tertib selama pelajaran
berlangsung, belajar sendiri di luar ruang kelas, atau berdiri
didepan kelas.
11) Mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru dengan
tertib.
SDIT Al Furqon Slawi, selain memiliki tata tertib kelas juga memiliki
beberapa aturan tata tertib yang wajib dilaksanakan oleh seluruh siswa.
Tata tertib SD Negeri I Parangtritis sebagai berikut.
A. Hal Masuk Sekolah
1) Semua murid harus masuk kelas selambat-lambatnya 5 menit
sebelum pelajaran dimulai
2) Siswa mengikuti literasi 15 menit sebelum pembelajaran dimulai.
3) Murid yang terlambat harus melapor dahulu kepada guru piket
4) Murid absen:
a) Hanya karena sakit atau keperluan yang sangat penting.
b) Pada waktu masuk harus membawa surat-surat keterangan yang
diperlukan.
73
73
5) Murid tidak boleh meninggalkan kelas/sekolah selama pelajaran
berlangsung.
6) Murid diperbolehkan meninggalkan sekolah, apabila ada keperluan
yang sangat penting dan mendadak.
B. Kewajiban Murid
1) Taat kepada guru-guru dan kepala sekolah
2) Ikut bertanggung jawab atas kebersihan, keamanan, ketertiban
kelas/sekolah pada umumnya.
3) Ikut bertanggung jawabatas pemeliharaan gedung, halaman, dan
inventaris kelas/sekolah.
4) Membantu kelancaran pelajaran, baik di kelas maupun diluar kelas.
5) Ikut menjaga nama baik sekolah pada umumnya baik di dalam
maupun diluar sekolah.
6) Menghormati guru dan saling menghargai antar sesama teman.
7) Wajib membawa perlengkapan sekolah pada umumnya.
8) Wajib menjalankan tata tertib sekolah yang telah ditentukan.
C. Larangan Murid
1) Meninggalkan kelas/sekolah selama pelajaran berlangsung, kecuali
seijin guru piket/kepala sekolah.
2) Memakai perhiasan yang berlebihan.
3) Tidak berdandan sesuai dengan kepribadian pelajar.
4) Merokok di dalam maupun di luar sekolah.
74
74
5) Menggangu jalannya pelajaran baik terhadap kelasnya maupun kelas
lain.
6) Mencontek pada saat test pelajaran berlangsung.
7) Berada dalam kelas waktu jam istirahat, kecuali ada kepentingan
yang harus dikerjakan.
8) Berkelahi dan main hakim sendiri, jika ada persoalan antar teman.
9) Memelihara kuku panjang dan memakai alat kosmetik.
10) Menjadi perkumpulan anak-anak nakal.
D. Hal Pakaian
1) Setiap murid wajib menggunakan seragam sekolah lengkap sesuai
ketentuan sekolah.
2) Pakaian olah raga sesuai dnegan ketentuan.
3) Panjang rok arus dibawah lutut.
E. Hak-Hak Murid
1) Murid berhak mengikuti pelajaran selama tidak melanggar ketentuan
sekolah.
2) Murid berhak meminjam buku di perpustakaan sekolah dengan
mentaati peraturan yang berlaku.
3) Murid berhak mendapat perlakuan yang sama antara murid yang satu
dengan yang lainnya.
Selain tata tertib yang dibuat untuk siswa, guru juga memiliki tata tertib
yang perlu diperhatikan selama mengajar. Tata tertib tersebut diuraikan
sebagai berikut.
1) Berpakaian seragam/rapi sesuai dnegan ketentuan yang ditetapkan.
75
75
2) Bersikap dan berperilaku sebagai pendidik
3) Berkewajiban mempersiapkan administrasi pengajaran alat-alat dan
bahan pelajaran dan mengadakan ulangan secara teratur.
4) Diwajibkan hadir di sekolah sepuluh menit sebelum mengajar
5) Diwajibkan mengikuti upacara bendera (setiap hari senin) bagi guru yang
mengajar jam pertama, guru tetap dan pegawai.
6) Wajib mengikuti rapat-rapat yang diselenggarakan sekolah.
7) Wajib lapor pada guru piket bila terlambat.
8) Memberitahukan kepada kepala sekolah atau guru piket bila berhalangan
hadir dan memberikan tugas atau bahan pelajaran untuk siswa.
9) Diwajibkan menandatangani daftar hadir dan mengisi agenda kelas.
10) Mengkondisikan/menertibkan siswa saat akan belajar.
11) Diwajibkan melapor kepada kepala sekolah/guru piket jika akan
menlaksanakan kegiatan diluar sekolah.
12) Selain mengajar, juga memperhatikan situasi kelas mengenai 9K dan
membantu menegakkan tata tertib siswa.
13) Tidak diperbolehkan menyuruh siswa menulis daftar nilai.
14) Tidak diperbolehkan mengurangi jam pelajaran sehingga siswa istirahat,
gati pelajaran atau pulang sebelum waktunya.
15) Tidak boleh memulangkan siswa tanpa seijin guru piket atau kepala
sekolah.
16) Tidak diperbolehkan menggunakan waktu istirahat untuk ulangan atau
kegiatan lain di dalam kelas
76
76
17) Memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar tata tertib yang
bersifat mendidik dan hindari hukuman secara fisik yang berlebihan.
18) Tidak diperbolehkan merokok di dalam kelas/tatap muka.
19) Guru agar menggunakan waktu tatap muka (minimal 5 menit) untuk
melakukan pembinaan akhlak terhadap para siswa.
20) Menjaga kerahasiaan jabatan.
21) Wajib menjaga citra guru, sekolah dan citra pendidik pada umumnya.
Dengan adanya tata tertib anak semakin memperbaiki disiplin
belajarnya, disiplin belajar siswa SDIT Al Furqon Slawi semakin meningkat
dengan adanya sistem full day school. Hanya memang masih ada beberapa
siswa yang masih melanggar tata tertib yang berlaku. Upaya dalam
menanamkan kedisiplinan belajar ini juga dilakukan oleh siswa sendiri.
Usaha dilakukan dengan memberi peringatan kepada siswa yang melanggar,
memberi nasehat siswa yang melanggar, dan melaporkan kepada guru
apabila dinilai sudah keterlaluan, dan guru akan melakukan home visit untuk
mengkonsultasikanya dengan orang tua wali siswa agar terjalin hubungan
yang baik, dan tidak salah untuk memberikan sanksi atau hukuman kepada
siswa tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh, guru sering memberikan sanksi
kepada siswa yang melanggar peraturan yang dibuat. Sanksi tersebut adalah
berupa sanksi yang mendidik agar anak tidak akan melakukan pelanggaran
lagi seperti dengan meminta siswa untuk belajar sendiri di luar kelas atau
membuang sampah. Dapat pula dengan membersihkan sampah yang ada di
kelas. Menurut guru, pemberian hukuman atau sanksi tersebut dapat
77
77
membuat anak menyadari kesalahan yang diperbuat. Hal yang terpenting
menurut guru adalah sanksi yang diberikan adalah sanksi yang bisa
mendidik siswa. Bukan sanksi yang merugikan siswa, misalnya dibiarkan
saja atau dijemur di lapangan upacara. Anak bisa menyadari kesalahannya.
Namun pada kenyataannya, masih ada siswa yang melanggar meski sudah
diperingatkan baik oleh guru maupun siswa yang lain.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa beberapa pelanggaran
yang berkaitan dengan kedisiplinan belajar. Pelanggaran yang terjadi
sebagai berikut; (a) tidak memperhatikan saat pelajaran berlangsung, (b)
membuat suara gaduh, (c) mengganggu siswa lain, (d) berjalan-jalan saat
pelajaran berlangsung, (e) membaca materi lain saat pelajaran, (f)
menggunakan sepatu selain warna hitam, dan (g) melepas sepatu saat
pelajaran berlangsung. Temuan ini sesuai dengan pendapat Aqib (2011:117)
yang menyebutkan beberapa masalah kedisiplinan di kelas atau sekolah
antara lain: (a) membuat suara gaduh, (b) mengganggu siswa, (c) tidak rapi,
(d) tidak memperhatikan, (e) membaca materi lain, dan (f) melakukan hal
lain. Pelanggaran tersebut terjadi karena beberapa faktor, diantaranya
adalah (a) guru lebih banyak membicarakan hal di luar materi pelajaran, (b)
siswa lebih senang menceritakan pengalaman mereka, membuat rencana
bermain bersama teman yang lain, membicarakan mainan baru, (c) guru
fokus dalam menulis di papan tulis sambil menjelaskan materi pelajaran, (d)
siswa yang tidak membawa perlengkapan sekolah meminjam milik siswa
lain, (e) guru sibuk mengoreksi pekerjaan siswa, (f) siswa yang melanggar
namun tidak ditegur atau diberi sanksi.
78
78
Johnson (2009: 171) yang menyebutkan beberapa karakteristik teknik
kedisiplinan belajar yang berhasil dan efektif, diantaranya adalah dengan
mencontohkan perilaku yang guru harapkan dari murid-murid. Selain itu,
perilaku yang dilakukan oleh guru tersebut sesuai dengan tata terib guru
selama mengajar. Peraturan tersebut antara lain; (1) bersikap dan
berperilaku sebagai pendidik, (2) berkewajiban mempersiapkan administrasi
pengajaran alat-alat dan bahan pelajaran dan mengadakan ulangan secara
teratur, (3) hadir di sekolah sepuluh menit sebelum mengajar, dan (4)
memperhatikan situasi kelas mengenai 9K dan membantu menegakkan tata
tertib siswa. Berdasarkan hasil penelitian, guru melakukan beberapa hal
dalam upaya menanamkan kedisiplinan belajar kepada siswa. Hal-hal yang
dilakukan yaitu; (1) melaksanakan peraturan kelas, (2) memberi hukuman,
(3) memberi penghargaan, (4) konsisten.
Dengan adanya sistem full day school di SDIT Al Furqon orang tua
sudah mempercayakan sekolah ini untuk mendidik anaknya karena anak
dapat memanfaatkan waktunya dengan belajar hal-hal yang positif, dan
menurut wawancara yang saya lakukan kepada orang tua siswa yaitu orang
tua merasa senang karena anaknya lebih disiplin dalam belajar, dalam
mengontrol waktunya, kapan harus belajar, sholat, dan bermain bersama
temanya. Jadi orang tua tidak merasa keberatan harus menanggung biaya
yang lebih besar dari siswa yang sekolah pada sekolah negeri pada
umumnya, karena melihat anaknya lebih baik dari mulai sikap, perilaku, dan
disiplinya dalam belajar lebih baik dari pada siswa yang bersekolah di SD
79
79
negeri, walaupun itu semua tergantung kepada individu siswa tersebut,
disiplin belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal yaitu diri sendiri dan
eksternal yaitu faktor lingkungan, sekolah termasuk faktor eksternal sehingga
dengan sistem full day school ini membuat siswa dapat memanfaatkan
waktunya dengan hal-hal yang positif. Maka dari itu orang tua lebih
mempercayakan anaknya untuk bersekolah di SD dengan sistem full day
school karena tidak akan banyak terpengaruh oleh lingkungan rumah dan
teman sebayanya. Karena lingkungan rumah rawan dengan kejadian-
kejadian yang tidak baik seperti, narkoba, tawuran, dan hal-hal negatif lainya.
80
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem full day school di SDIT Al Furqon adalah sistem dari kebijakan
yayasan Al Furqon, dengan memadukan sistem dari pemerintah atau
kurikulum dari pemerintah dengan kurikulum JSIT. Sistem pembelajaran
yang memadukan pelajaran umum dengan pelajaran agama. Penerapan
sistem ini diterapkan dari mulai awal berdirinya SDIT AlFurqon pada tahun
2011, dan sudah meluluskan dua angkatan dengan prestasi angkatan
pertama meraih peringkat 4 sekecamatan Slawi untuk hasil ujian nasional,
dan peringkat kedua sekecamatan Slawi untuk angkatan kedua. Sarana
dan prasarana di SDIT Al Furqon masih dalam tahapan terus
mengembangkan agar lebih lengkap lagi.
2. Kedisiplinan belajar SDIT Al Furqon Slawi sudah sangat baik dengan
adanya sistem ful day school. Hal ini terlihat dari profesionalisme guru
dalam menyiapkan administrasi pembelajaran, adanya tata tertib untuk
guru dan siswa yang berlaku di SDIT Al Furqon Slawi, dan sistem
pembelajaran full day school yang mengharuskan siswa mengikuti
pembelajaran mulai pukul 07.15-15.15 sehingga membuat siswa lebih
disiplin dalam proses belajar yaitu mulai dari literasi, pembelajaran dikelas,
sholat duha, sholat dzuhur berjama’ah, makan siang, dilanjutkan dengan
81
81
pembelajaran agama untuk kelas rendah disebut TPQ dan dan bahkan
melaksanakan boarding school.
3. Guru melakukan beberapa upaya untuk menanamkan kedisiplinan belajar
kepada siswa, antara lain; (1) memberi keteladanan kepada siswa, (2)
melaksanakan peraturan kelas, (3) memberi nasehat dan peringatan
kepada siswa yang melanggar, dan (4) memberi hukuman atau sanksi
kepada siswa yang melanggar. Dengan adanya tata tertib untuk guru dan
siswa tidak hanya membuat siswa menjadi lebih disiplin tetapi guru juga
harus lebih disiplin agar dapat memberikan contoh yang baik kepada
siswa, karena siswa biasanya memberikan alasan yang sama jika guru
tidak memberikan contoh yang baik. Upaya dalam meningkatkan disiplin
belajar siswa juga dirasakan oleh orang tua siswa karena, merasa
anaknya lebih dapat memanfaatkan waktu dengan baik, membantu orang
tua, rajin beribadah, mudah dalam bersosialisasi dengan orang lain, dan
yang paling penting disiplin dalam waktu untuk mengatur semua kegiatan
yang sudah menjadi kewajiban siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti memberikan saran
kepada:
1. Bagi sekolah, diharapkan dapat mengelola dan mengembangkan
sumber belajar, bahan ajar, serta sarana dan prasarana untuk
keberlangsungan belajar mengajar di kelas maupun di lingkungan
sekolah agar lebih baik lagi, agar dapat menjadi salah sekolah favorit di
kecamatan Slawi.
82
82
2. Bagi siswa, diharapkan untuk selalu melakukan hal yang positif dan
jangan mudah terpengaruh dan merasa iri dengan teman yang
bersekolah di sekolah dasar pada umumnya yang pulang lebih cepat,
serta tetap mematuhi tata tertib yang sudah ada di setiap kelas.
3. Bagi guru, diharapkan selalu memperhatikan siswa secara individu dan
dapat meningkatkan disiplin belajar siswa melalui hal-hal yang menarik
dan membuat anak patuh akan peruturan sehingga terbiasa untuk hidup
disiplin dalam segala hal.
4. Bagi peneliti lainnya, diharapkan dapat meneliti variabel-variabel bebas
lainya yang berkontribusi terhadap peningkatan disiplin belajar siswa.
83
83
DAFTAR PUSTAKA
Imron, Ali, 2011 , Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, Bumi Aksara, Jakarta
Alma, Bukhori dik, 2010, Pembelajaran Studi Sosial, Alfabeta, Bandung Aminah, S. 2016. Perbedaan Disiplin Belajar Siswa Kelas V Sekolah Umum Di
Sekolah Dasar Negeri Pengasinan III Dengan Sekolah Full Day School Di Sekolah Dasar Islam Amanah Bangsa Bekasi. Skripsi Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Program Sarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta ( tidak dipublikasikan).
Asmani, Jamal Ma’mur. 2017 . Full Day School Konsep Manajemen & Quality
Control. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Pradigma Baru. PT
Remaja Rosdakarya. Bandung. Arikunto, Suharsimi, 2005, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. Baharudin. 2009. Pendidikan & Psikologi Perkembangan. Ar-Ruzz Media.
Yogyakarta. Djamarah,Syaiful Bahri. 2015. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Johnson, LouAnne, 2009, Pengajaran yang Kreatif Dan Menarik Cara
Membangkitkan Minat Siswa Melalui PemikiranAlih Bahasa, Dani Dharyani PT. Macanan Jaya Cemerlang, Jakarta.
Muhammad Fadlillah dan Lilif Mualififatu Khorida, 2013, Pendidikan Karakter
Anak Usia Dinii, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta. Moleong, Lexy J, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya,
Bandung. Margono.S. 2010 . Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Nugraha, Wahyu Ardian, 2012, Hubungan Kedisiplinan Belajar Di Sekolah Dan
Di Rumah Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Se-Gugus I Sumberagung Jetis Bantul Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
84
84
Prasetyono, Dwi Sunar. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca Pada
Anak Sejenak Dini. Think Jogjakarta. Jogjakarta. Slameto. 2010 . Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka
Cipta. Jakarta. Susanto, Ahmad. 2015. teori belajar & pembelajaran disekolah dasar. PT
Remaja Rosdakarya. Jakarta. Sugiyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja
Rosdakarya. Bandung. Syah, Muhibbin 2011, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Remaja
Rosdakarya, Bandung: Tatang, S. 2016. Supervisi Pendidikan. CV Pustaka Setia. Bandung. Yaumi, Muhammad. Pendidikan karakter landasan, pilar & implementasi. Wantah J, Maria, 2005, Pengembangan Disiplin Dan Pembentukan Moral Pada Anak Usia Dini, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. Azizah Afni Rizky, 2015, Problematika Pembelajaran System Full Day School
Siswa Kelas 1 SDIT Al-Irsyad Tegal, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 5/20/2015, Http://Eprints.Walisongo.Ac.Id/5206/1/113911078.Pdf, di akses 15 Januari 2018, jam 15.01.
Amar Ma’ruf, 2015, Full Day School Dalam Membentuk Akhlaq Siswa Di Smp
Ta’mirul Islam Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran Vol 13/X/02.2.1/T/2015, http://Eprints.Ums.Ac.Id/42187/1/Naskah%20publikasi.Pdf, diakses 16 Januari 2018, jam 15.01.
Hadijah, 2015, Meningkatkan Disiplin Belajar Siswa Dengan Menggunakan
Reward Sticker Pictured Studi Terhadap Kelas II SDN Pisangan 03 Legoso Ciputat Timur Tanggerang Selatan, Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 15/XI/02.5.7/T/2016 http://Eprints.Uin.syarifhidayatullah.Ac.Id/25712/1/Naskahpublikasi.Pdf, di akses 16 Januari 2018, jam 15.01.
85
85
Ardiansyah, 2013, Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar Siswa Kelas Xii Jurusan Administrasi Pekantoran Di Smk Nu 01 Kendal Tahun Pelajaran 2012/2013, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, vol 4, No 6 2015, http://lib.unnes.ac.id/19237/1/7101408269.pdf , diakses 5 Februari 2018, jam 07.30.
Prasetyono, 2013, Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas V Sd Negeri I Parangtritis,
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol 6 No 6 2013, http://lib.unnes.ac.id/19237/1/7101408269.pdf, diakses 10 Februari 2018, jam 13.00
86
86
Lampiran 1
IDENTITAS SEKOLAH
Nama Sekolah : SD IT AL FURQON SLAWI
Nama Kepala Sekolah : ABU HASAN SADILI, S.Ag
Nomor Identitas Sekolah (NIS) : -
Nomor Statistik Sekolah (NSS) : -
Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) : 69757480
Alamat Sekolah : Jln. Jend. Gatot Subroto No. 17
Slawi Kulon
Kecamatan : Slawi
Kabupaten / Kota *) : Tegal
Propinsi : Jawa Tengah
Kode Pos : 52419
Telepon : 0283 4561093
E-mail : [email protected]
Status Sekolah : Swasta
Nama Yayasan : Al Furqon Slawi
Tahun Pendirian Sekolah : 2011
PROFIL SEKOLAH
87
87
A. DATA SEKOLAH
1. Jumlah Siswa
Jenis
Kelamin
Kelas Jumlah
I II III IV V VI
Laki-laki 41 44 28 22 17 12 164
Perempuan 32 26 24 18 7 9 116
Jumlah 73 70 52 40 24 21 280
2. Jumlah Rombongan Belajar
Kelas Jumlah RB
I 3
II 2
III 2
IV 2
V 2
VI 1
Total 11
88
88
3. Jumlah Guru Berdasarkan Kualifikasi
Kualifikasi Jumlah
Doktor (S-3) -
Magister (S-2) -
Sarjana (S-1) 18
Sarjana Muda (D-III) -
Diploma II (D-II) -
Diploma I (D-I) -
SLTA -
Total 18
4. Jumlah Guru Berdasarkan Status
Kualifikasi Jumlah
Guru Tetap Yayasan 18
Guru Negeri (PNS) -
Guru Tidak Tetap
(Honorer)
-
Total 18
89
89
VISI , MISI DAN TUJUAN SDIT AL FURQON
A. Visi Sekolah
“Terbentuknya generasi yang berakhlakul karimah, berkualitas, unggul
dalam IPTEK dan cinta akan kelestarian lingkungan hidup”
B. Misi Sekolah
1. Membangun watak dan kepribadian peserta didik yang cerdas
intelektual, cerdas spiritual, dan cerdas emosional.
2. Mengajarkan baca, tulis, dan hitung serta berpikir logis, kreatif, inovatif
dan menerapkan dalam berbagai kegiatan.
3. Melaksanakan bimbingan dan pembelajaran berbasis IT.
4. Membiasakan siswa mengoperasikan komputer
5. Menciptakan suasana sekolah yang kondusif, nyaman, indah, dan
bersih.
C. Tujuan Sekolah Dasar Islam Terpadu Al Furqon
Berdasarkan visi dan misi sekolah, maka tujuan yang hendak dicapai
sampai tahun 2017/2018 adalah sebagai berikut :
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kecerdasan intelektual,
kecerdasan spiritual, dan kecerdasan emosional.
2. Lulusan yang unggul sebagai generasi yang memilki kemampuan ilmu
pengetahuan dan teknologi IPTEK yang tinggi.
90
90
Data Siswa SDIT Al Furqon
No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Kelas IA 15 10 25
2. Kelas IB 15 10 25
3. Kelas IA 14 11 25
4. Kelas IIA 12 13 25
5. Kelas IIB 15 10 25
6. Kelas IIC 13 11 24
7. Kelas IIIA 22 14 36
8. Kelas IIIB 23 12 35
9. Kelas IVA 15 10 25
10. Kelas IVB 14 12 26
11. Kelas VA 11 9 20
12. Kelas VB 10 10 20
13. Kelas VI 17 6 23
91
91
DA
TA
TE
NA
GA
PE
ND
IDIK
92
92
Lampiran 2
Lembar observasi
Format Observasi Disiplin Belajar Siswa
Sekolah : SDIT Al Furqon Slawi
Hari/tanggal : Rabu, 22 September 2018
Waktu : 07.00 – 15.30
No Aspek Yang
Diamati
Kemunculan Komentar
Ada Tidak
Ada
1. Datang kesekolah
tepat waktu
√ Hanya ada beberapa
siswa yang terlambat
2. Menggunakan atribut
sekolah dengan
lengkap
√ Ada beberapa siswa
yang tidak lengkap
menggunakan atribut
3. Memberi keterangan
saat tidak masuk
sekolah (surat izin
atau yang lain)
√ Siswa harus
menggunakan surat
izin jika tidak masuk
sekolah
4. Melaksanakan piket
kelas
√ Mengerjakan sesuai
jadwal piket,Kelas
selalu dalam keadaan
bersih
5. Mengikuti √ Semua siswa
93
93
pembelajaran dari
awal sampai akhir
mengikuti
pembelajaran
6. Mengikuti kegiatan
sholat berjamaah
√ Ada beberapa siswa
yang tidak berjamaah
7. Mengikuti kegiatan
MDA
√ Semua mengikuti
8. Mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler
√ Dilaksanakan pada
hari Sabtu
9. Melaksanakan tata
tertib
√ Hanya ada beberapa
siswa yang
melanggar
10. Membawa buku tulis
dan buku yang akan
digunakan untuk
pembelajaran
√ Siswa membawa
perlengkapan sendiri-
sendiri walaupun
masih ada beberapa
yang meminjam
punya teman
11. Membuang sampah
pada tempatnya
√ Di dalam kelas
ataupun diluar kelas
terlihat bersih.
12. Semangat saat akan
memulai pembelajaran
√ Terlihat semuanya
semangat pada saat
pembelajaran
94
94
13. Memperhatikan
penjelasan materi
√ Memperhatikan tetapi
ada dua siswa laki-
laki yang masih suka
mengobrol
14. Mencatat penjelasan
materi
√ Mencatat hal hal
yang dianggap
penting
15. Mengajukan pendapat
atau menjawab
pertanyaan dari guru.
√ Selalu bertanya
ketika masih belum
mengerti
16. Menanyakan hal-hal
yang belum dipaham
√ Selalu
17. Memperhatikan tugas
yang diberikan guru
√ Hanya ada beberapa
yang belum bisa
konsentrasi penuh
saat pembelajaran
18. Mencatat tugas yang
diberikan
√ Terdapat buku
catatan khusus untuk
mencatat tugas guru
19. Mengingatkan teman
yang melanggar tata
tertib
√ Masih kurangnya
perhatian siswa
terhadap siswa lainya
tetapi tidak sedikit
95
95
pula yang
mengingatkan
20. Mengikuti
pembelajaran dari
awal hingga akhir
√ Siswa mengikuti
pembelajaran dari
awal hingga akhir
96
96
Lampiran 3
Lembar observasi
Format Observasi Disiplin Guru
Sekolah : SDIT Al Furqon Slawi
Hari/tanggal : Rabu, 22 September 2018
Waktu : 07.00 – 15.30
Berilah tanda cek list (√ ) pada salah satu kolom yang tersedia pada kolom ya
atau tidak
No. Aspek Yang Diamati Pernyataan Keterangan
YA TIDAK
1. Hadir di sekolah 10 menit
sebelum
mengajar.
√ Guru difasilitasi dengan
finger print dan absen
tertulis agar sesuai
2. Mengikuti upacara
bendera apabila mengajar
jam pertama.
√ Guru yang megajar jam
pertama selalu mengikuti
upacara bendera
3. Apabila terlambat harus
melapor pada guru piket.
√ Terdapat jadwal guru
piket setiap hari
4. Memberikan tugas atau
bahan pelajaran untuk
siswa apabila berhalangan
√ Memberikan tugas
kepada guru piket jika
berhalangan hadir
97
97
hadir.
5. Mempersiapkan alat dan
bahan pelajaran secara
teratur.
√ Selalu mempersiapkan
alat dan bahan sebelum
pembelajaran dimulai
6. Menggunakan waktu tatap
muka (minimal 5 menit)
untuk pembinaan akhlak.
√ Tidak ada pembinaan
akhlak tetapi terdapat
literasi atau jam nol 15
menit sebelum
pembelajaran
7. Mengkondisikan siswa
saat akan belajar.
√ Guru dapat
mengkondisikan kelas
dengan baik
8. Memperhatikan kelas
mengenai 9K
√ Selalu memperhatikan
9K
9. Memberikan sanksi
kepada siswa yang
melanggar peraturan.
√ Memberikan sanksi yang
mendidik sesuai apa
yang peraturan yang
dilanggar
10. Menghindari hukuman
fisik.
√ Tidak pernah
menggunakan hukuman
fisik
11. Tidak boleh mengurangi
jam pelajaran.
√ Selalu menggunakan
waktu pembelajaran
secara tepat
98
98
12. Tidak boleh memulangkan
siswa tanpa izin guru piket.
√ Memulangkan siswa jika
ada alasan tertentu
seperti sakit dll
13. Tidak boleh menggunakan
waktu istirahat untuk
ulangan atau kegiatan lain.
√ Menggunakan waktu
sesuai jadwal pelajaran
14. Berseragam rapih √ Selalu menggunakan
seragam yang sudah
ditentukan
15. Menaati tata tertib guru √ Selalu menaati tata tertib
walaupun terkadang ada
yang melanggarnya
dengan alasan tertentu
99
99
Lampiran 4
Wawancara 1
Subjek penelitian: Kepala sekolah SDIT Al Furqon Slawi
Hari, Tanggal: Selasa, 28 Agustus 2018
Tempat: Ruang Kepala Sekolah
Pukul: 09.30 WIB
Peneliti: “Sistem Full Day School yang ada disekolah ini merupakan sistem dari
pemerintah atau dari yayasan pak ?”
Kepala sekolah: “Sistem Full Day School di SDIT Al Furqon ini adalah kebijakan
dari yayasan, bukan berbeda dengan sekolah lain tetapi lebih
memaksimalkan sistem Full Day School yang diberikan oleh
pemerintah dan kami memadukan antara kurikulum 2013
dengan kurikulum JSIT”.
Peneliti: “Bagaimana proses berjalannya sistem Full Day School di SDIT Al
Furqon?”
Kepala sekolah: “Sistem Full Day School disini Alhamdulillah berjalan dengan
lancar karena adanya dukungan dari orang tua wali murid
yang sangat mendukung dengan adanya sistem ini disekolah
kami, karena orang tua sekarang lebih mempercayakan
putra-putrinya disekolahkan di sekolah yang mengajarkan
dua ilmu sekaligus yaitu ilmu umum dan ilmu agama, dan
dipercaya juga karena anaknya dapat memanfaatkan waktu
dengan hal hal yang positif dari pada memanfaatkanya
100
100
dengan bermain bebas dengan temanya diluar lingkungan
sekolah”
Peneliti: “Seberapa efektif pemberlakuan Full Day School bagi siswa dan guru?”
Kepala sekolah: “Keefektifan Full Day School di SDIT Al Furqon ini berjalan
dengan baik sejak pertama kali dibangun yaitu tahun 2011
dan selalu mengalami peningkatan dari sarana prasarana,
profesional guru, sistem pembelajarannya dan yang lainya,
alhamdulillah sistem ini sangat di dukung oleh orang tua
siswa karena orang tua lebih mempercayakan sekolah kami
untuk mendidik anaknya, karena mungkin ada 70% orang
tua bekerja hingga sore jadi lebih baik anaknya dititipkan
disekolah dari pada diluar lingkungan sekolah, anak juga
dapat memaksimalkan waktunya dan memanfaatkan waktu
untuk lebih banyak belajar, mengikuti kegiatan yang positif.
Sedangkan untuk guru, karena disekolah memiliki visi dan
misi salah satunya mendidik dengan keteladanan jadi guru
memberikan contoh disekolah yang akhirnya dirumah juga
terbawa, dan ada beberapa guru yang merasa senang
bergabung di SDIT Al Furqon ini karena maknawiyah,
amaliyahnya lebih terjaga, merasa mendapat keuntunganya
seperti itu merasa terpacu meningkatkan ibadhnya dengan
adanya sistem Full Day School disini.”
Peneliti: “Apa yang menjadi penghambat berjalannya sistem Full Day School
menurut bapak?”
101
101
Kepala sekolah: “InsyaAllah sekarang cenderungnya trennya adalah orang tua
itu lebih memilih dan percaya lembaga pendidikan yang
memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama, dan
dengan kepercayaan masyarakat hambatan menurut saya
itu tidak terlalu banyak dan tidak terlalu berarti karena
hambatan itu hanya lahir kalau tidak mendapat dukungan
dari orang tua siswa, ataupun tidak mendapatkan dukungan
dari pemerintah, dan Alhamdulilah pemerintah daerah
kabupaten Tegal khususnya memberikan ruang yang luas
untuk mengembangkan sekolah swasta.”
Peneliti: “Apakah selama ini sistem Full Day School mempengaruhi disiplin
belajar siswa disekolah?”
Kepala sekolah: “Untuk siswa kami Alhamdulillah banyak sekali orang tua siswa
yang memberikan apresiasi dengan cara kerja, cara
pengelolaan sekolah kami karena menurut mereka anak
setelah pulang dari sekolah itu kemudian banyak hal yang
membedakan antara siswa yang mengikuti sistem Full Day
School dengan siswa sebaya, seangkatan yang sekolah di SD
negeri diantaranya yang sering disampaikan oleh wali murid
adalah disiplin dalam sholat, mau mengerjakan hal hal sosial,
mau membantu orang tua, kemudian melakukan hal-hal yang
dapat dicontoh oleh siswa lainya.
102
102
Peneliti: “Bagaimana pendapat bapak dengan sistem Full Day School yang
diadakan oleh pemerintah?”
Kepala sekolah: “Jadi menurut saya untuk Full Day School bisa menjadi
alternatif kurikulum yang akan datang, kalo beberapa pekan
kemaren atau beberapa waktu yang kemarin Full Day School
menjadi topik pembahasan didunia pendidikan menurut saya
selaku pelaku pendidikan yang mengelola pendidikan Full Day
School itu sangat baik, dan ini sudah mewabah, sudah
menjadi tren dan menjadi pilihan utama orang tua dalam
menyekolahkan anaknya, insyaAllah seperti itu dan mungkin
kedepannya sekolah semacam ini akan terus bertambah dan
berkembang lebih baik lagi.”
103
103
Wawancara 2
Subjek peneliti : Guru kelas 5 (bapak Andri)
Hari, Tanggal : Jum’at, 31 Agustus 2018
Tempat : di dalam ruang kelas
Waktu : 09.30
Peneliti : “Bagaimana menurut bapak tentang sistem Full Day School yang ada
di SDIT Al Furqon?”
Guru : “ Ya, FDS atau Full Day School yang ada di SDIT Al Furqon itu, dimana
yang namanya kurikulum kita memadukan dua kurikulum yang
pertama kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang secara umum mata
pelajaranya adalah yang diterapkan di dinas, kemudian kita padukan
dengan kurikulum JSIT sehingga nanti bobot jam pelajaran setiap
harinya bertambah, karena pembelajaran Full Day School berbeda
dengan SD negri pada umumnya karena SDIT Al Furqon itu
pembelajaran dari pagi hingga sore bahkan untuk kelas lima dan
enam mengikuti kegiatan Boarding School yang intinya adalah untuk
menyiapkan anak-anak untuk ujian nasional dan juga menyiapkan
anak-anak mengikuti ajang lomba akademik maupun non akademik
sekecamatan Slawi. Jadi sistemnya itu memadukan atau
mengintrogasikan antara kurikulum dinas dengan kurikulum JSIT yang
berkembang.”
Peneliti : “Apakah sistem Full Day School memberatkan guru?”
Guru : “kalo dikatakan memberatkan, selama saya mengajar disini tidak merasa
keberatan karena memang dari awal perekrutan guru baru kita ada
104
104
istilahnya seleksi dimana tahapan-tahapan seleksi mulai dari
microteaching kemudian BTQ (Baca Tulis Qur’an), dan wawancara.
Mungkin pada poin wawancara itu ada beberapa yang ditanyakan
kaitanya dengan kesediaan dan prioritas seorang guru sebelum
bergabung diyayasan Al Furqon jadi, kami sebagai guru terutama
tenaga pendidik yayasan Al Furqon dengan sistem FDS ini tidak
merasa keberatan karena kami jalan degan enjoy, dan jalani dengan
senang hati, dan jalani dengan ikhlas, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan
kerja tangkas.”
Peneliti : “Bagaimana cara bapak memaksimalkan pembelajaran dikelas?’
Guru : “Sebagai guru kita memang harus dituntut tanggung jawabnya sebelum
kita melaksanakan pembelajaran dikelas, dan ada beberapa metode,
beberapa administrasi yang harus diajarkan kepada siswa, artinya
untuk memaksimalkanpembelajaran dikelas kami terlebih dahulu
menyiapkan administrasi, diantaranya RPP, silabus, promes, prota,
dan yang paling penting adalah itu metode pembelajaran yang
disiapkan dengan SK, KD yang ada sehingga potensi anak yang dari
latar belakang berbeda bisa kita maksimalkan dengan mencari
metode yang sejalan, metode yang selaras dengan kebutuhan anak
masing-masing. Adapun untuk memaksimalkan pembelajaran kami
sebelum KBM istilah kami ada jam nol diantaranya untuk menggugah
minat belajar siswa dari pagi hingga sore, kemudian untuk siswa
rendah ada literasi seperti murojaah, mengulang hafalan surat-surat
pendek, dan doa-doa yang sudah diajarkan. Untuk kelas empat dan
105
105
lima diadakan English Club dan Arabic Club yang mana anak-anak
setiap hari diajarkan, dimana istilah kami “one day two vocabe” satu
hari dua kata atau dua mufrodat untuk bahasa arab dan untuk kelas
enam jam nol untuk persiapan ujian nasional sehingga dengan seperti
itu seorang guru dapat melihat potensi anak dalam memaksimalkan
pembelajaran yang ada dikelas.
Peneliti : “Bagaimana menurut bapak tentang disiplin belajar siswa dengan
adanya sistem Full Day School?”
Guru : “Dengan adanya sistem FDS memang pembelajaran itu dimulai agak
siang karena jumlah siswa kita rata-rata bukan hanya dari kecamatan
slawi, areanya dari kecamatan margasari, balapulang, dukuhwaru
sampai jatibarang, adiwerna. sehingga kita memulainya itu pukul
07.30 namun tetap anak diusahakan jam 07.15 sudah sampai
disekolah diantaranya untuk literasi yaitu untuk kelas rendah
muroja’ah kelas empat dan lima english club dan arabic club serta jam
nol untuk kelas enam untuk mempersiapkan ujian nasional, artinya
dengan adanya sistem FDS di SDIT Al Furqon ini tentunya anak itu
memiliki disiplin belajar yang cukup karena mereka sudah disiapkan
waktunya sedemikian rupa dan dengan adanya tata tertib anak
semakin disiplin dalam belajar, dan dengan ada jadwal pelajaran anak
dapat mengatur waktunya dengan baik”.
Peneliti : “Apa yang menjadi penghambat siswa dalam melaksanakan
pembelajaran dengan sistem Full Dy School?”
106
106
Guru : “kalo dikatakan penghambat pasti semua program ada yang suka ada
yang tidak, namun sekarang prosentasi antara yang minat dan yang
tidak itu sangat jauh, artinya kalo mereka dari awal tau bahwa SDIT Al
Furqon pembelajarannya dengan sistem Full Day School dan mereka
mau mendaftarkan anaknya berarti mereka sudah tau resikonya,
karena kebanyakan jumlah siswa disini dari kalangan menengah ke
atas yang dimana orang tua bekerja sampai sore sehingga mereka
menitipkan anaknya disekolah karena lebih dipercaya dan bisa di didik
dengan maksimal. Karena kalo di SD negeri pembelajaran sampai
siang sehingga sorenya anak-anak tidak ada kegiatan, jika disini
pembelajara sampai sore bahkan ada boarding school sehingga anak
dapat memanfaatkan waktunya dengan baik, sehingga tidak ada
hambatan karena pembelajaran kami laksanakan dengan pembelajaran
yang menyenangkan, kreatif atau yang disebut dengan PAIKEM.
Peneliti : “Bagaimana cara bapak sebagai guru kelas untuk meningkatkan
disiplin belajar siswa?”
Guru : “ Siswa zaman sekarang dengan zaman dahulu memang berbeda,
zaman sekarang anak lebih aktif, lebih kritis sehingga seorang guru
tidak hanya bisa menjadi pengajar dan pendidik tetapi lebih dapat
menjadi fasilitator. Artinya ketika guru bisa memberikan contoh, bisa
memberikan teladan, maka secara tidak langsung siswa itu akan
mencontoh kita, tetapi kalo hanya mengajar, memberikan ilmu,
mentransfer ilmu kadang-kadang siswa tidak dapat kita harapkan
107
107
dengan yang kita inginkan, artinya untuk meningkatkan disiplin belajar
siswa pembelajaran harus dimulai dari keteladanan seorang guru.
Peneliti : “Adakah tata tertib yang berlaku untuk siswa dan guru di SDIT Al
Furqo ini?”
Guru : “ Alhamdulillah kita mengeluarkan aturan yang tidak hanya untuk siswa
saja tetapi untuk seorang guru, jadi ada tatatertib untuk guru dan tata
tertib untuk siswa.
Peneliti : “Adakah sanksi atau hukuman untuk siswa yang melanggar tata
tertib?”
Guru : “sanksi itu sesuai dengan kriteria pelanggaran yang dilakukan misalnya
untuk sanksi yang ringan biasanya anak cukup ditegur, dinasehati,
kemudian ada sanksi yang berat kita perluyang namanya home visit
yaitu kita mendatangi rumah orang tua santri barangkali masalah itu
muncul dari keluarga agar kami lebih intens dan tertuju dalam
menghadapi masalah yang ada, artinya tidak sepihak hanya seorang
guru yang dapat menyelesaikan masalah tetapi kami juga ingin
bekerja sama dengan wali murid karena mendidika anak harus ada
introgasi antara guru dan wali murid.
108
108
Wawancara 3
Subjek peneliti : Siswa (Fadlan)
Hari, Tanggal : Jum’at, 31 Agustus 2018
Tempat : di dalam ruang kelas
Waktu : 09.30
Peneliti : “Pukul berapa kamu berangkat sekolah?”
Siswa : “saya berangkat ke sekolah pukul 06.30”
Peneliti : “Pernahkah kamu terlambat ke sekolah?”
Siswa : “Semenjak kelas enam saya belum pernah terlambat ke sekolah”
Peneliti : “Apakah kamu tau disekolah ada tata tertib?”
Siswa : “iya tau, ada untuk siswa dan guru”
Peneliti : “Apa saja contoh peraturan yang kamu ketahui ditata tertib siswa?”
Siswa : “Kalo murid tidak membawa buku maka akan dihukum, dihukumnya itu
tidak menggunakan fisik tetapi dihukum secara mendidik, agar mereka
sadar.
Peneliti : “Apakah kamu pernah melanggar tata tertib?”
Siswa : “Pernah, contohnya tidak membawa buku”
Peneliti : “Jika kamu melanggartata tertib, hukuman apa yang diberikan oleh
guru?”
Siswa : “disuruh berdiri didepan kelas, disuruh menulis sambil berdiri”
Peneliti : “ apa yang kamu lakukan jika melihat teman melanggar tata tertib?”
Siswa : “saya menasehati agar tidak mengulanginya lagi”
Peneliti : “Jam berapa kamu pulang sekolah?”
Siswa : “Saya pulang pukul 16.00 kadang pukul 16.30”
109
109
Peneliti : “bagaimana cara kamu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
mengerjakan sendiri atau ribut bertanya kepada teman?”
Siswa : “Cara yang pertama kalo guru sedang berbicara itu harus
mendengarkan, atau memperhatikan dengan baik, kata-kata yang
penting ditulis dibuku atau digaris bawahi agar bisa mengingat apa
yang diajarkan guru”
Peneliti : “Selama berada di sekolah kamu selalu mengikuti pembelajaran dari
awal hingga selesai atau tidak?”
Siswa : “Saya selalu mengikuti, tetapi terkadang saya tidak mengikuti sholat
duha.
Peneliti : “setelah pembelajaran selesai apakah kamu langsung pulang atau
bermain dulu bersama teman?”
Siswa : “Kadang saya main dulu, saya pulang naik angkutan umum”
Peneliti : “Apakah dirumah kamu selalu membantu orang tua?”
Siswa : “ iya saya terkadang membantu mamah “
110
110
Wawancara 4
Subjek peneliti : Siswa (Nella)
Hari, Tanggal : Jum’at, 31 Agustus 2018
Tempat : di dalam ruang kelas
Waktu : 09.30
Peneliti : “Pukul berapa kamu berangkat sekolah?”
Siswa : “Pukul setengah tujuh”
Peneliti : “Pernahkah kamu terlambat ke sekolah?”
Siswa : “ Pernah, karena siap-siapnya kelamaan”
Peneliti : “Apakah kamu tau disekolah ada tata tertib?”
Siswa : “ iya tau”
Peneliti : “Apasaja contoh peraturan yang kamu ketahui ditata tertib siswa?”
Siswa : “ Tidak boleh membeli jajan diluar sekolah, dan jika terlambat mengikuti
jam nol disuruh menunggu diluar kelas.”
Peneliti : “pernah atau tidak kamu melanggar tata tertib?”
Siswa : “Pernah, karena tidak membawa buku.”
Peneliti : “Jika kamu melanggartata tertib, hukuman apa yang diberikan oleh
guru?”
Siswa : “kalo terlambat masuk sekolah tidak boleh mengikuti jam nol, kalau
tidak membawa soal Qurdis disuruh memfotocopy.”
Peneliti : “ apa yang kamu lakukan jika melihat teman melanggar tata tertib?”
Siswa : “Mengingatkan agar tidak melakukan lagi.”
Peneliti : “Jam berapa kamu pulang sekolah?”
Siswa : “ jam setengah 4 atau jam 4.”
111
111
Peneliti : “bagaimana cara kamu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
mengerjakan sendiri atau ribut bertanya kepada teman?”
Siswa : “ Mendengarkan penjelasan guru, lalu mencatat perkataan yang penting
yang dikatakan guru, mengerjakan sendiri tugas yang dibeikan guru.”
Peneliti : “Selama berada di sekolah kamu selalu mengikuti pembelajaran dari
awal hingga selesai atau tidak?”
Siswa : “ iya selalu mengikuti dari awal sampai akhir.”
Peneliti : “setelah pembelajaran selesai apakah kamu langsung pulang atau
bermain dulu bersama teman?”
Siswa : “biasanya saya menunggu teman untuk pulang bersama.”
Peneliti : “Apakah dirumah kamu selalu membantu orang tua?”
Siswa : “ iya membantu ibu menyapu lantai.”
Wawancara 5
Subjek peneliti : Siswa (Ivana)
Hari, Tanggal : Senin, 27 Agustus 2018
Tempat : di depan rumah Ivana
Waktu : 13.00
Peneliti : “Pukul berapa kamu berangkat sekolah?”
Siswa : “Pukul 07.30”
Peneliti : “Pernahkah kamu terlambat ke sekolah?”
Siswa : “ Pernah, karena bangunya kesiangan.”
Peneliti : “Apakah kamu tau disekolah ada tata tertib?”
Siswa : “Iya tau.”
112
112
Peneliti : “Apasaja contoh peraturan yang kamu ketahui ditata tertib siswa?”
Siswa : “Jika membuang sampah pada tempatnya, harus membawa buku.”
Peneliti : “pernah atau tidak kamu melanggar tata tertib?”
Siswa : “Pernah, karena tidak membawa buku.”
Peneliti : “Jika kamu melanggartata tertib, hukuman apa yang diberikan oleh
guru?”
Siswa : “Disuruh tanda tangan jurnal.”
Peneliti : “ apa yang kamu lakukan jika melihat teman melanggar tata tertib?”
Siswa : “mengingatkan agar tidak melakukanya lagi.”
Peneliti : “Jam berapa kamu pulang sekolah?”
Siswa : “Jam 4”
Peneliti : “Bagaimana cara kamu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
mengerjakan sendiri atau ribut bertanya kepada teman?”
Siswa : “Dengan berkelompok sama teman-teman.”
Peneliti : “Selama berada di sekolah kamu selalu mengikuti pembelajaran dari
awal hingga selesai atau tidak?”
Siswa : “iya mengikuti dari awal sampai akhir.”
Peneliti : “setelah pembelajaran selesai apakah kamu langsung pulang atau
bermain dulu bersama teman?”
Siswa : “Saya langsung pulang.”
Peneliti : “Apakah dirumah kamu selalu membantu orang tua?”
Siswa : “iya saya membantu mamah menyapu, dan memasak.”
113
113
Wawancara 6
Subjek peneliti : Siswa (Akbar)
Hari, Tanggal : Jum’at, 31 Agustus 2018
Tempat : di dalam ruang kelas
Waktu : 09.30
Peneliti : “Pukul berapa kamu berangkat sekolah?”
Siswa : “setengah tujuh”
Peneliti : “Pernahkah kamu terlambat ke sekolah?”
Siswa : “tidak pernah”
Peneliti : “Apakah kamu tau disekolah ada tata tertib?”
Siswa : “iya tau”
Peneliti : “Apasaja contoh peraturan yang kamu ketahui ditata tertib siswa?”
Siswa : “tidak boleh membungan sampah sembarangan.”
Peneliti : “pernah atau tidak kamu melanggar tata tertib?”
Siswa : “tidak pernah”
Peneliti : “Jika kamu melanggartata tertib, hukuman apa yang diberikan oleh
guru?”
Siswa : “menyapu kelas, kalor enggan berdiri didepan kelas.”
Peneliti : “ apa yang kamu lakukan jika melihat teman melanggar tata tertib?”
Siswa : “mengingatinya agar tidak mengulangi.”
Peneliti : “Jam berapa kamu pulang sekolah?”
Siswa : “ jam setengah empat kadang jam empat”
Peneliti : “bagaimana cara kamu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
mengerjakan sendiri atau ribut bertanya kepada teman?”
114
114
Siswa : “menanyakan lagi kepada guru yang tidak paham.”
Peneliti : “Selama berada di sekolah kamu selalu mengikuti pembelajaran dari
awal hingga selesai atau tidak?”
Siswa : “iya mengikuti”
Peneliti : “setelah pembelajaran selesai apakah kamu langsung pulang atau
bermain dulu bersama teman?”
Siswa : “saya langsung pulang.”
Peneliti : “Apakah dirumah kamu selalu membantu orang tua?”
Siswa : “ ya membantu, menyapu, mengepel”
115
115
Wawancara 7
Subjek peneliti : Orang tua siswa (ibu Laeli)
Hari, Tanggal : Senin, 27 Agustus 2018
Tempat : di depan rumah Ivana
Waktu : 14.00
Peneliti : “ ibu Laeli orang tua dari siapa dan kelas berapa anaknya?”
Orang tua : “ saya orang tua dari Ivan, kelas V sekarang.”
Peneliti : “ Apa alasan ibu menyekolahkan anak ibu di SDIT Al Furqon Slawi ?”
Orang tua: “ Alasan saya itu selain karena saya dan ayah Ivan bekerja hingga
jam 3 sore jadi saya lebih yakin untuk menyekolahkan anak saya ke
SD yang sistemnya full day school agar anak saya dapat
memanfaatkan waktunya dengan baik tidak bermain sembarangan,
karena kita juga harus berhati-hati terhadap lingkungan dirumah, jadi
lebih aman jika anak saya berada disekolah untuk belajar”
Peneliti : “ Bagaimana dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan ibu?
Apakah ibu tidak merasa keberatan ?”
Orang tua : “ Saya tidak merasa keberatan karena anak saya mendapatkan
fasilitas dan pembelajaran yang jauh lebih baik dari pada di SD negeri
pada umumny.”
Peneliti :”Bagaimana tingkat disiplin belajar anak ibu setelah bersekolah di SDIT
Al Furqon dengan sistem full day school ini?”
Orang tua : “Alhamdulillah anak saya sekarang sudah dapat mengkontrol
waktunya sendiri seperti kapan dia harus belajar, harus sholat,
bermain dengan temanya, dan kapan ia harus membantu orang
116
116
tuanya. Ya.. walaupun terkadang ya mbak anak-anak mah masih suka
lupa sama yang harus dia kerjakan.
Peneliti : “Bagaimana menurut ibu tentang sistem full day school yang
diterapkan di SDIT Al Furqon Slawi ?
Orang tua: ”Menurut saya sudah baik ya karena pihak sekolah juga selalu
bekerjasama dengan orang tua tentang anak kami semua sehingga
dapat terjalin dengan baik antara pihak sekolah, siswa, dan orang tua,
seperti melakukan home visit, ada juga boarding school, dan
pembelajaran di sekolah juga baik dengan pelajaran umum dan
agamanya, serta dengan sarana dan prasarana yang sudah cukup
lengkap anak menjadi lebih giat untuk berangkat sekolah.”
117
117
Lampiran 5
CATATAN LAPANGAN 1
Catatan Lapangan Hasil Observasi Full Day School
Hari, Tanggal : 25 Februari 2018
Tempat : SDIT Al Furqon Slawi
Waktu : 07.00-16.00
Hasil :
Hari ini saya melakukan pengamatan mengenai tentang program full day
school yang ada di SDIT Al Furqon Slawi, adanya sistem ini yaitu dari
kebijakan yayasan Al Furqon pada tahun 2011 karena sekolah ini merupakan
sekolah rintisan yang memadukan antara kurikulum yang diberikan oleh Depag
dengan kurikulum JSIT yaitu pembelajaran agama, peneliti mengamati bahwa
sistem ini adalah sistem belajar seharian dalam arti masuk sekolah pukul 07.30
dan pulang sekolah pukul 15.30, tetapi di SDIT Al Furqon melakukan literasi
untuk kelas satu sampai lima dan jam nol untuk kelas enam yang dilaksanakan
pukul 07.15 sehingga, walaupun masuk sekolah pukul 07.30 siswa harus
datang pukul 07.15 untuk melaksanakan program literasi dan jam nol. Program
literasi untuk kelas satu sampai tiga yaitu muroja’ah atau menghafal surat-surat
pendek Al Qur’an, kelas empat da lima yaitu arabic club dan english club yaitu
menghafal atau yang biasa disebut “one day two vocabe”. Sedangkan untuk
jam nol kelas enam yaitu tambahan materi pelajaran untuk mempersiapkan
ujian nasional. Dalam mendukung pembelajaran sekolah menyediakan sarana
dan prasarana yang cukup lengkap agar siswa merasa nyaman dan semangat
dalam belajar, selain sarana prasarana tenaga pendidik juga harus profesional,
118
118
guru yang mengajar sebelum masuk ada beberapa tes seperti tes hafalan Al
Qur’an, tes wawancara dan yang lainya sehingga guru dapat memberikan
contoh yang baik kepada siswanya. Pembelajaran dimulai pukul 07.30 dengan
memakai kurikulum dari pemerintah yaitu kurikulum 2013 hingga pukul 12.00
tetapi pada pukul 09.00 semua siswa diarahkan untuk sholat duha, dilanjutkan
dengan sholat zuhur dan makan siang bersama, setelah makan siang
pembelajaran dilanjutkan pukul 13.00 dengan kurikulum JSIT yaitu
pembelajaran agama, untuk kelas rendah dapat disebut dengan TPQ dan kelas
tinggi MDA. Dalam pembelajaran dikelas V guru selalu melakukan apersepsi
sebagai penguatan yaitu seperti menanyakan kesiapan siswa untuk belajar dan
menanyakan materi yang sebelumnya, guru dapat menguasai kelas dengan
baik sehingga siswa dapat fokus dengan materi yang sedang diajarkan,
sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar hingga selesai.
Refleksi :
- Pelaksanaan sistem full day school dengan memadukan kurikulum 2013
dengan kurikulum JSIT
- Pembelajaran dilakukan sesuai sistem full day school
119
119
CATATAN LAPANGAN 2
Catatan Lapangan Hasil Observasi Disiplin Belajar Siswa
Hari, Tanggal : 25 – 31 Februari 2018
Tempat : SDIT Al Furqon Slawi
Waktu : 07.00-16.00
Hasil :
Hari ini saya mengamati tentang disiplin belajar siswa di SDIT Al Furqon Slawi
terutama kelas V, dengan adanya tata tertib siswa yang dibuat oleh pihak
sekolah membuat siswa merasa ada kewajiban dan larangan selama berada
disekolah, dan tata tertib dikelas. Hal ini adalah upaya sekolah untuk
meningkatkan disiplin belajar siswa, selama di lingkungan sekolah peneliti
melakukan pengamatan dikelas V selama dikelas siswa menaati tata tertib
kelas tetapi hanya ada beberapa siswa yang melanggar, contohnya seperti
tidak memperhatikan penjelasan guru, dan saat mengerjakan tugas
bekerjasama dengan temanya tetapi sembari berkeliling untuk mengganggu
siswa lainya. Upaya guru dalam menyikapinya yang pertama siswa diberikan
peringatan agar tidak mengulanginya, jika masih mengulangi guru akan
memberikan hukum sesuai peraturan yang dilanggar, dan mendidik tidak
berupa hukuman fisik, dan jika masih terus mengulang dari pihak sekolah dan
guru akan melakukan home visit untuk membicarakannya dengan pihak orang
tua.
Tetapi selama pengamatan satu Minggu, siswa dikelas V sudah baik dalam
menaati peraturan dilihat dari berjalanya pembelajaran yang tertib hingga
selesai pembelajaran, dari mulai berangkat sekolah pukul 07.15 untuk
120
120
melakukan litersi, selanjutnya pembelajaran jam pertama hingga pukul 09.00,
melakukan sholat duha terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan istirahat dan
dilanjutkan pembelajaran hingga waktu zuhur untuk sholat zuhur, dan makan
siang setelah itu dilanjutkan dengan pembelajaran kurikulum JSIT. tetapi masih
ada beberapa siswa yang terkadang melanggar tata tertib, tetapi pada tahapan
peringatan siswa tersebut tidak mengulanginya kembali dalam beberapa waktu
ke depan. Upaya peningkatan disiplin belajar siswa tidak hanya dari tata tertib
siswa tetapi juga dibuatnya tata tertib untuk guru karena guru harus
mencontohkan perilaku disiplin agar siswa dapat mencohnya.
Refleksi :
- Tata tertib adalah upaya untuk meningkatkan disiplin belajar siswa.
- Guru memberikan contoh disiplin kepada siswa
121
121
CATATAN LAPANGAN 3
Catatan Lapangan Hasil Observasi Disiplin Guru
Hari, Tanggal : 25 – 31 Februari 2018
Tempat : SDIT Al Furqon Slawi
Waktu : 07.00-16.00
Hasil :
Saya melakukan pengamatan terhadap disiplin guru-guru yang ada di
SDIT Al Furqon, dengan adanya tata tertib guru membuat guru merasa
mempunya tanggung jawab saat menjalankan tugasnya sebagai pendidik. Guru
berangkat kesekolah 10 menit sebelum program literasi dimulai yaitu pukul
07.00 harus sudah disekolah, guru selalu melakukan absen dengan
menggunakan absen finger print dan absen tertulis agar dua-duanya sesuai
dan tidak ada yang berbuat kecurangan. Saat guru terlambat atau tidak dapat
masuk sekolah untuk mengajar, guru selalu menghubungi guru piket untuk
menyerahkan tugas untuk siswanya untuk menggantikan mengamati
pembelajaran dikelas yang ditinggalkan. Guru memakai seragam yang rapih
dan sesuai dengan hari yang sudah ditentukan, selain rapih guru menggunakan
seragam yang tidak ketat. Baik guru perempuan atau laki-laki berpenampilan
menarik agar siswa dapat dilihat siswa dengan baik, menyiapkan bahan ajar
sebelum pembelajaran dimulai, seperti RPP, prota, promes, media dan yang
lainya sehingga pembelajan berjalan sesuai tujuan pembelajaran.
Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian
122
122
Wawancara wali kelas V bapak Andri diruang kelas
Wawancara siswa kelas V di ruang kelas
123
123
foto Tata tertib siswa selama berada disekolah
Kata-kata motivasi di lorong kelas
Kegiatan sholat duha pada pukul 09.00
124
124
Kegiatan belajar Mengajar dikelas
125
125
Lampiran 7
126
126
Lampiran 8
127
127
Lampiran 9
128
128
Lampiran 10
129
129
Lampiran 11
130
130
Lampiran 12
131
131
Lampiran 13
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Alfi Nilma Afriani
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 14 Agustus 1996
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sawo 3 No 31 Rt 04
Rw 03 Desa Kesuben
Kecamatan Lebaksi Kabupaten Tegal Jawa
Tengah 52461
Riwayat Keluarga
1. Orang Tua : a. Ayah : Sodikin, S.Ag
b. Ibu : Dra. Laeli Khasanah
2. Saudara ( Adik ) : Dwi Lisfiana Rahma ( SMA )
Ivana Hafiz Nur Fitria (SD)
Riwayat Pendidikan
1. SDN Kesuben 01, tamat tahun 2009
2. SMP N 1 Slawi, tamat tahun 2010
3. MAN Babakan Lebaksiu Tegal, tamat tahun 2014
4. Diterima diFakultas Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta,
tahun 2014
Riwayat Penghargaan
132
132
1. Juara 3 Lomba Nyanyi Lagu Nasional Tingkat Kabupaten Tegal, tahun
2007.
2. Juara 3 Lomba SEMPOA Aritmatika Tingkat Kabupaten Tegal, Tahun
2008.
133
133
Lampiran 14 Kartu Bimbingan Pasca Sidang